36
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kompetensi Dosen a. Definisi kompetensi dosen 1) Kompetensi Kompetensi secara umum berasal dari bahasa Inggris Competence yang mengandung arti the ability to do some thing, yaitu kemampuan untuk mengerjakan sesuatu (Samani, 2004 ; Samani, 2006 dalam Trianto, 2010). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011). Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu (Majid, 2009). Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugasnya dibidang tertentu. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kompetensi …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kompetensi Dosen

a. Definisi kompetensi dosen

1) Kompetensi

Kompetensi secara umum berasal dari bahasa Inggris Competence

yang mengandung arti the ability to do some thing, yaitu kemampuan untuk

mengerjakan sesuatu (Samani, 2004 ; Samani, 2006 dalam Trianto, 2010).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Himpunan

Peraturan Perundang-undangan, 2011).

Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung

jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

melaksanakan tugas-tugas dalam bidang tertentu (Majid, 2009).

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku

yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugasnya dibidang

tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2) Dosen

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 37 tahun 2009 pasal

1 tentang dosen menyatakan bahwa : dosen adalah pendidik profesional dan

ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan

menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Himpunan Peraturan

Perundang-undangan, 2011).

Dosen adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu

pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Dosen adalah orang yang

berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya

dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas (Djamarah,

2010).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dosen adalah tenaga

pendidik yang mempunyai tugas utama mentransformasikan,

mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni kepada peserta didik melalui pendidikan.

Kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran

dosen sebagai agen pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mutu pendidikan nasional (Himpunan Peraturan Perundang-undangan,

2011).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 45

mengemukakan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi

kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat

bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional, sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

14 Tahun 2005 Pasal 60, dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dosen

berkewajiban (Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011) :

1) Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat.

2) Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan

mengevaluasi hasil pembelajaran.

3) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan

jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar

belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran.

5) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode

etik, serta nilai-nilai agama dan etika.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

6) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

3) Kompetensi dosen

Kompetensi dosen adalah seperangkat kemampuan pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh

dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik melalui bidang pendidikan (Djamarah, 2010 ;

Majid, 2009 ; Trianto, 2010 ; Himpunan Peraturan perundang-undangan,

2011).

Kompetensi dosen merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran

maka dosen dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan metode dan strategi

yang cocok untuk kondisi peserta didiknya, memilih dan menentukan sebuah

metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Menurut

Budiada (2012) seorang dosen yang memiliki kompetensi yang memadai,

tentunya akan berpengaruh positif terhadap potensi peserta didik.

b. Macam-macam kompetensi dosen

Seiring dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dosen, yaitu meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

(Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011).

1) Kompetensi Pedagogik

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam

Himpunan Peraturan Perundang-undangan (2011) menyatakan bahwa

kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi

yang dimilikinya, yaitu meliputi :

a) Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik

Dosen memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan peserta

didik, sehingga mengetahui dengan benar pendekatan yang tepat untuk

dilakukan pada peserta didiknya. Dosen dapat membimbing peserta

didik melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami peserta didik.

Selain itu, dosen memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar

belakang pribadi anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-

problem yang dihadapi peserta didik serta menentukan solusi dan

pendekatan yang tepat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b) Kemampuan mengelola pembelajaran

Dalam mengelola program belajar mengajar, tugas seorang dosen

(Sunhaji, 2009) :

(1) Merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran atau indikator

pencapaian, tujuan inilah yang dapat dijadikan ukuran atau

patokan tentang sejauh mana kegiatan belajar mengajar itu akan

dibawa. Tujuan pembelajaran ini adalah rumusan tingkah laku

yang diharapkan dari peserta didik setelah selesai proses belajar

mengajar, atau merupakan hasil belajar mahasiswa yang

diharapkan.

(2) Mengenal dan dapat menggunakan desain instruksional. Seorang

dosen sebelum mengajar membuat persiapan secara tertulis dalam

bentuk kurikulum atau silabus dan prencanaan pembelajaran

sebagai persiapan mengajar.

(3) Melaksanakan program belajar mengajar.

Dalam kegiatan ini, dosen berturut-turut melakukan kegiatan pre-

tes, menyampaikan materi pelajaran, mengadakan prost-tes, dan

mengadakan remedial.

(4) Merencanakan dan melaksanakan program remedial. Suatu proses

belajar mengajar yang ideal mengandung dua macam kegiatan

yakni pengayaan mahasiswa yang sudah berhasil menguasai suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

satuan pelajaran di satu pihak dan perbaikan bagi yang belum

berhasil di pihak lain.

c) Kemampuan merancang pembelajaran secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang luas bagi peserta

didik untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya sehingga

dapat dilatih dan dikembangkan serta kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

d) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran, dosen menggunakan

teknologi sebagai media. Menyediakan bahan belajar dan

mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.

Membiasakan peserta didik berinteraksi dengan menggunakan

teknologi.

e) Kemampuan mengevaluasi dan menilai peserta didik. Dosen

memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang

dilakukan meliputi perencanaan, respon peserta didik, hasil belajar

peserta didik, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi,

dosen harus mampu merencanakan penilaian yang tepat, melakukan

pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara

akurat. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengetahui prestasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

belajar mahasiswa dalam kelas dan menentukan tingkat atau rangking

tertentu untuk menilai kemajuan hasil belajarnya.

2) Kompetensi kepribadian

Dosen sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki

karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari

sosok seorang dosen akan memberikan teladan yang baik terhadap anak

didik maupun masyarakatnya, sehingga dosen akan tampil sebagai sosok

yang patut “digugu” (ditaati nasehat atau ucapan atau perintahnya) dan

“ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya). Kepribadian dosen merupakan

faktor terpenting bagi keberhasilan belajar peserta didik. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

mengemukakan bahwa kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta

menjadi teladan peserta didik (Himpunan Peraturan Perundang-undangan,

2011). Sedangkan Surya, (2003) menyebut kompetensi kepribadian ini

sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang dosen

yang diperlukan agar dapat menjadi dosen yang baik.

a) Mampu bertindak secara konsisten yang sesuai dengan norma

agama, hukum ,sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b) Mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa arif, jujur, berwibawa, dan berakhlak mulia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

c) Mempunyai rasa bangga menjadi dosen, dapat bekerja mandiri,

mempunyai etos kerja, rasa percaya diri, dan tanggung jawab yang

tinggi.

d) Mampu bersikap dan berprilaku yang disegani.

e) Mampu menjunjung tinggi kode etik profesi dosen.

3) Kompetensi Sosial

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan dosen untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar. Kompetensi sosial dosen tersebut meliputi (Himpunan

Peraturan Perundang-undangan, 2011) :

a) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat.

Dalam menggunakan ketiga alat komunikasi ini, dosen dapat

memberikan teladan yang baik. Artinya komunikasi yang dibangun

berisi hal-hal yang positif seperti memotivasi, menasehati, memberi

arahan dan sejenisnya, bukan hal-hal yang negatif seperti marah,

mencela, menjelekkan, membuka aib orang lain, memfitnah dan hal-

hal yang dilarang agama yang dapat membuat ketidakharmonisan

sosial (Setiawati, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

b) Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional.

Teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat,

misalnya hand phone, face book, e-mail, twitter dan lain-lain. Seorang

dosen harus memanfaatkan teknologi ini untuk kepentingan

pembelajaran, bermasyarakat dan berorganisasi dengan banyak orang.

Kecepatan di era globalisasi ini, dibutuhkan ketangkasan dan

kepiawaian seorang dosen dalam menggunakan teknologi informasi

dan komunikasi yang sudah membanjiri kehidupan pribadi manusia.

Oleh sebab itu, belajar dan mengikuti perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi sangat penting bagi dosen untuk menambah

wawasan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menggunakannya

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang dan kebutuhannya

(Setiawati, 2011).

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan bergaul secara

santun dengan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

mengemukakan bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan

dosen dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran yang diampunya

(Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011). Sebagaimana tugas

dosen pada umumnya bahwa dosen dituntut untuk mempelajari materi

pelajaran yang akan di ajarkannya kepada peserta didik. Dengan modal

menguasai bahan, maka dosen akan dapat menyampaikan materi secara

dinamis. Yang dimaksud menguasai bahan dalam hal ini tidak hanya

menguasai bahan bidang studi yang akan diajarkannya yang tercantum

dalam kurikulum atau silabus, namun juga dituntut menguasai bahan

pengayaan atau penunjang bidang studi tersebut (Sunhaji, 2009).

Ke empat kompetensi tersebut terintregrasi dalam kinerja dosen artinya

bahwa dalam diri dosen harus terdapat semua kompetensi yang

dipersyaratkan. Jika ada satu kompetensi yang kurang, maka dosen belum

dapat dikatakan sebagai dosen yang profesional (Mustika, Ridho dan

Wahidmuri, 2010).

Adapun indikator kompetensi dosen dalam penelitian ini adalah

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi profesional.

c. Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen

Persepsi merupakan suatu proses diterimanya rangsangan melalui

penginderaan selanjutnya seseorang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-

pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

keseluruhan gambaran yang berarti (Bruce, Kotler, Norman, Philip,

Shawchuck, and Wrenn, 2010 ; Sunaryo, 2002).

Seorang dosen yang akan melakukan kegiatan pembelajaran harus

memiliki kompetensi dosen yaitu kompetensi padagogik, kepribadian,

social, dan profesional. Semua kompetensi dosen tersebut harus dilakukan

dengan optimal saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, baik itu didalam

kelas maupun diluar kelas. Jika kompetensi dosen dapat terlaksana dengan

optimal, maka mahasiswa akan mengikuti proses belajar mengajar dengan

aktif. Dengan demikian, bila persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen

baik, maka mahasiswa juga akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

baik atau ikut berpartisipasi aktif sehingga prestasi belajar yang dicapai akan

meningkat.

Persepsi mahasiswa tentang kompetensi dosen adalah kesanggupan

atau kemampuan seorang dosen dalam menyampaikan ilmu pengetahuan

kepada peserta didik dalam lingkup kegiatan belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi dosen

Kompetensi dosen dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan mengadopsi

pendapat Sutermeister (1976) faktor yang mempengaruhi kerja karyawan, maka

kompetensi dosen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

internal adalah faktor dari dalam diri individu dosen meliputi: latar belakang

pendidikan, pengalaman mengajar dosen, etos kerja dosen. Sedangkan faktor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

eksternal adalah faktor dari luar meliputi faktor situasioner yaitu: iklim dan

kebijakan organisasi, lingkungan kerja, sarana dan prasarana, gaji, lingkungan

sosial dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan

mempengaruhi kompetensi dosen dalam mengajar (Budiada, 2012).

2. Motivasi Belajar

a. Definisi

Motivasi adalah dorongan, hasrat dan keinginan seseorang untuk berbuat

sesuatu dalam rangka mencapai suatu tujuan (Sobur, 2010 ; Uno, 2011).

Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi.

Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri.

Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita.

Sementara motivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita

(Uno, 2011).

Belajar merupakan suatu proses usaha dimana aspek organisme dan

tingkah laku pribadi seseorang mengalami perubahan sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto

(2003) dalam Hamdani, 2011. ; Gage (1984) dalam Sagala, 2011 ; Sardiman,

2010).

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar

sebaik mungkin (Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak atau

dorongan dari luar maupun dari dalam diri seseorang untuk mengadakan

perubahan tingkah laku dan kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki dapat tercapai. Hal itu mempunyai peranan besar dalam

keberhasilan belajar seseorang.

Motivasi belajar merupakan hasrat untuk belajar dari seseorang individu.

Seorang mahasiswa dapat belajar secara lebih efesien apabila berusaha untuk

belajar secara maksimal. Artinya mahasiswa memotivasi dirinya sendiri.

Motivasi belajar dapat dibangkitkan, ditingkatkan, dan dipelihara oleh

kondisi-kondisi luar, seperti penyajian pelajaran oleh dosen dengan media

bervariasi, metode yang tepat, komunikasi yang dinamis, dan sebagainya

(Hamdani, 2011).

Adapun unsur-unsur yang dijadikan indikator motivasi belajar dalam

penelitian ini adalah (Ridwan, 2006) :

1) Tekun dalam belajar

2) Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar

3) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

4) Keinginan untuk berprestasi lebih baik dalam belajar

5) Mandiri dalam belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Fungsi motivasi yang berkenaan dengan proses belajar mengajar, sebagai

berikut (Hamdani, 2011) :

1) Fungsi penggerak dalam motivasi

Penggerak motivasi untuk mahasiswa dapat dilakukan melalui

berbagai cara, antara lain :

a) Metode penemuan (Burner)

Metode ini dimaksudkan agar mahasiswa memberi stimulan terhadap

dirinya sendiri sehingga dapat melakukan fungsi penggerak

motivasinya.

b) Motivasi kompetensi (Robert White)

Motivasi kompetensi menggerakkan tindakan-tindakan, seperti

menyelidiki, memerhatikan, berbicara, penalaran, dan memanipulasi.

c) Belajar terpogram (Bert Kersh)

Kelompok belajar secara terbimbing berisi serangkaian pertanyaan dan

jawaban, yang disusun secara bertahap sampai pada penyelesaian

masalah.

d) Prosedur brainstorming (Torrance)

Prosedur ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu memproduksi ide-

ide yang berbobot tinggi, melalui diskusi dan kritik. Istilah lain dari

prosedur adalah urun pendapat. Keuntungan prosedur adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menghasilkan ide-ide lebih banyak dibandingkan dengan cara lain,

seperti penghargaan, janji atau hadiah.

2) Fungsi harapan

Cara-cara yang dapat dilaksanakan untuk memenuhi fungsi harapan

adalah :

a) Merumuskan tujuan instruksional sekhusus mungkin

Tujuan-tujuannya spesifik, operasional, dan dapat diamati akan lebih

mendorong mahasiswa untuk mencapainya. Dalam hubungan ini telah

terkandung harapan-harapan yang yang di inginkan mahasiswa.

b) Tujuan instruksional hendaknya terbagi atas tiga kategori, yaitu tujuan

instruksional yang langsung, intermediate, dan jangka panjang.

c) Perubahan-perubahan harapan

Harapan adalah produk dari pengalaman masa lampa. Keberhasilan atau

kegagalan pada masa lampau merupakan unsur utama untuk meramalkan

keberhasilan dan kegagalan yang mungkin terjadi pada masa yang akan

datang.

d) Tingkat aspirasi

Tingkat aspirasi dimaksudkan sebagai pembangkit motivasi dengan

berpedoman bahwa keberhasilan masa lampau mengondisikan

mahasiswa untuk menambah harapan-harapan mereka. Sedangkan

kegagalan masa lampau menyebabkan mahasiswa memperendah

harapannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Macam-macam motivasi belajar

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Muhibbin, 2011) :

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik mahasiswa adalah perasaan

menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya

untuk kehidupan masa depan mahasiswa yang bersangkutan.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang dating dari luar

individu mahasiswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan

belajar. Pujian dan hadiah, peraturan/tata tertib sekolah, suri teladan

orang tua, dosen, dan seterusnya merupakan contoh-contoh konktret

motivasi ekstrinsik yang dapat menolong mahasiswa untuk belajar.

Kekurangan atau ketidakadaan motivasi, akan menyebabkan kurang

bersemangatnya mahasiswa dalam melakukan proses belajar materi-

materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.

d. Peranan Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang

belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar (Uno,

2011) :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1) Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak

yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

2) Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang

dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati

manfaatnya bagi anak.

3) Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila

seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia

tidak tahan lama belajar.

e. Teknik-teknik motivasi

Keberhasilan belajar pada dasarnya terletak pada tangan mahasiswa sendiri,

dan factor motivasi belajar memegang peranan penting di dalam menciptakan

efektivitas kegiatan belajar mengajar. Dosen harus memotivasi mahasiswa agar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mereka aktif belajar, terlibat, dan berperan serta dalam setiap pelaksanaan

proses belajar mengajar dikelas. Beberapa teknik atau pendekatan untuk

memotivasi mahasiswa agar memiliki gairah dalam belajar, sebagai berikut

(Hamdani, 2011) :

1) Berikan pada mahasiswa rasa puas untuk keberhasilan lebih lanjut

2) Ciptakanlah suasana kelas yang menyenangkan

3) Aturlah tempat duduk mahasiswa yang bervariasi

4) Pakailah metode penyampaian yang bervariasi sesuai dengan materi

yang disajikan

5) Kembangkan pengertian para mahasiswa secara wajar

6) Berikan komentar terhadap pekerjaan mahasiswa

3. Prestasi Belajar

a. Definisi

Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai mahasiswa

dari aktivitas kegiatan belajar dimana penilaiannya diwujudkan dalam

bentuk nilai atau angka yang disertai dengan perubahan tingkah laku

mahasiswa dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sifat) dan

psikomotor (keterampilan) (Blom dalam Arikunto, 2003 ; Hamdani, 2011 ;

Surya, 2004).

Prestasi belajar mahasiswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang

berupa angka atau simbol huruf sebagai bukti sejauh mana mahasiswa dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menyerap atau menerima materi pelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah

diberikan oleh dosen selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar

mahasiswa dapat diketahui setelah diadakan tes atau evaluasi. Hasil dari

evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya

prestasi belajar mahasiswa (Hamdani, 2011 ; Agustina dan Hamdu, 2011).

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Sunaryo, (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar dapat di kelompokkan menjadi :

1) Faktor internal atau endogen

Faktor ini berasal dari dalam diri individu terdiri dari:

a) Faktor fisiologis:

(1) Kematangan fisik

Fisik yang sudah matang atau siap untuk belajar akan

memperlancar proses belajar atau sebaliknya.

(2) Keadaan indra

Keadaan indra yang sehat atau normal, terutama penglihatan dan

pendengaran akan memperlancar dan mendukung proses belajar.

(3) Keadaan kesehatan

Kondisi badan yang tidak sehat termasuk kecacatan ataupun

kelemahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b) Faktor psikologis

(1) Motivasi

Belajar yang dilandasi motivasi yang kuat dan berasal dari dalam

diri individu akan memperlancar proses belajar begitupun

sebaliknya.

(2) Emosi

Emosi adalah suatu keadaan perasaan yang telah melampaui

batas sehingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya

mungkin terganggu (Walgito, (1989) dalam Sunaryo, 2004).

Sebagai contoh: ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan.

(3) Sikap

Dalam diri mahasiswa harus ada sikap yang positif (menerima)

kepada sesama atau kepada dosennya. Sikap positif ini akan

menggerakkannya untuk belajar. Adapun mahasiswa yang

sikapnya negatif (menolak) kepada sesama mahasiswa dan

dosennya tidak akan mempunyai kemauan untuk belajar

(Hamdani, 2011).

(4) Minat

Bahan pelajaran yang menarik minat akan mempermudah individu

untuk mempelajari dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

(5) Bakat

Seseorang yang tidak berbakat pada bidang tertentu, apabila

memasuki jurusan atau mengikuti pelajaran yang tidak sesuai

bakatnya akan menimbulkan hambatan dalam proses belajar atau

sebaliknya.

(6) Kecerdasan

Diantara berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar, faktor

kecerdasan sangat besar pengaruhnya dalam proses dan kemajuan

belajar individu. Apabila individu memiliki intelijensi rendah,

sulit memperoleh hasil belajar yang baik.

(7) Kreativitas

Individu yang memiliki kreativitas ada usaha untuk memperbaiki

kegagalan sehingga akan merasa aman bila menghadapi pelajaran.

2) Faktor eksternal atau eksogen

Faktor ini berasal dari luar individu, yang terdiri dari (Hamdani, 2011) :

a) Keadaan keluarga atau orang tua

Orang tua yang mampu mendidik dengan baik, mampu

berkomunikasi dengan baik, penuh perhatian terhadap anak, tahu

kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak, berpengaruh besar

terhadap keberhasilan belajar anak tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

b) Keadaan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat

penting dalam menentukan keberhasilan belajar mahasiswa. Oleh

karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong

mahasiswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara

penyajian pelajaran, hubungan dosen dengan mahasiswa, alat-alat

pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara dosen dan mahasiswa

yang kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

c) Lingkungan masyarakat

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

hasil belajar mahasiswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.

Lingkungan masyarakat ini meliputi kegiatan mahasiswa dalam

masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan dalam masyarakat.

c. Penilaian prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan Estu Utomo

Boyolali

1) Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali menggunakan sistem

penilaian gabungan antara PAN dan PAP. Penilaian Acuan Normatif

(PAN) untuk menilai kedudukan mahasiswa didalam kelas. Penilaian

Acuan Patokan (PAP) untuk mengukur penguasaan mahasiswa pada tiap

mata kuliah.

2) Penilaian dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis, tes lisan, maupun tes

perbuatan (keterampilan) dan tes sikap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan tes harian (formatif),

ujian tengah semester (semi sumatif atau mid semester), ujian akhir

semester (sumatif) dan penilaian tugas akhir.

a) Tes harian (formatif)

Tes ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan, kesulitan, atau

hambatan yang dihadapi oleh peserta didik dan dosen dalam

melaksanakan proses belajar mengajar.

b) Ujian tengah semester (semi sumatif atau mid semester)

Ujian tengah semester ini diadakan setelah kurang lebih delapan

minggu tatap muka.bentuk ujian tengah semester ini dapat berupa

suatu tes atau penilaian partisipasi dalam kelas.

c) Ujian akhir semester (sumatif)

Ujian akhir semester ini merupakan alat terpenting untuk

mengevaluasi keberhasilan mahasiswa, termasuk keberhasilan

pengajarnya dalam satu semester.

d) Penilaian tugas akhir

Aspek yang dinilai mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan

sikap.

4) Keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap mata kuliah menggunakan

PAN (Penilaian Acuan Normatif) berdasar nilai rata-rata (mean),

standart deviasi (SD), dan PAP (Penilaian Acuan Patokan) atau

gabungan keduanya yang merupakan nilai kumulatif dari nilai tes harian,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

nilai ujian tengah semester, nilai ujian akhir semester dan penilaian tugas

lainnya.

Tabel 2.1. Standar Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Akademi Estu Utomo Boyolali

LAMBANG BOBOT KETERANGAN KELULUSAN

A 4 Baik sekali Lulus

B 3 Baik Lulus

C 2 Cukup Lulus

D 1 Kurang Tidak lulus

E 0 Kurang sekali Tidak lulus

(Sumber : AKBID Estu Utomo Boyolali)

d. Standar nilai Indeks Prestasi (IP) mahasiswa di Akademi Kebidanan Estu

Utomo Boyolali.

Tabel 2.2. Standar Nilai Indeks Prestasi (IP) Mahasiswa

Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

NO PREDIKAT INDEKS PRESTASI

1. Dengan Pujian 3,50 – 4,00

2. Sangat Memuaskan 3,00 – 3,49

3. Memuaskan 2,00 – 2,99

4. Kurang 1,00 – 1,99

5. Kurang Sekali/Gagal 0,00 – 0,99

(Sumber : AKBID Estu Utomo Boyolali)

Untuk dapat melanjutkan ke semester berikutnya, mahasiswa harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

1) Lulus 60 % dari jumlah SKS yang diambil pada semester yang lalu.

2) IP (Indeks Prestasi) dari mata kuliah yang lulus harus ≥ 2.00

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

4. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan)

1. Deskripsi mata kuliah

Mata kuliah ini memberikan kemampuan pada mahasiswa untuk

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal dengan bantuan,

didasari konsep-konsep sikap dan ketrampilan serta hasil evidence based

dalam praktik antenatal yang menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dengan pokok-pokok konsep terjadinya kehamilan, adaptasi fisiologi dan

psikologi ibu hamil, faktor yang mempengaruhi ibu hamil, kebutuhan ibu

hamil, asuhan ibu hamil pada kunjungan awal dan ulang, deteksi terhadap

komplikasi ibu dan janin serta pendokumentasiannya.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan I

(Kehamilan), antara lain :

1) Menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan

2) Menjelaskan proses adaptasi, fisiologi dan psikologi dalam kehamilan

3) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

4) Mengidentifikasi kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap

perkembangannya

5) Melaksanakan asuhan kehamilan

6) Melaksanakan deteksi dini terhadap komplikasi ibu dan janin

7) Melakukan dokumentasi asuhan kehamilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Penelitian Relevan

1. Arini, SKN, (2011) dengan judul Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi

Belajar Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas Ii Sma Negeri 99 Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh tingkat intekegensi

dan motivasi belajar secara parsial maupun bersama terhadap prestasi akademik

siswa SMA. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang

bersifat pengaruh berganda,Subjek dalam penelitian ini adalah 180 siswa-siswi

kelas XI SMA Negeri.. Pengujian hipotesis menggunakan teknik regresi

berganda (multiple regression). Hasil penelitian : ada pengaruh secara signifikan

dari tingkat intelegensi dan motivasi belajar baik secara parsial maupun bersama

terhadap prestasi akademik.

2. Choosri, C and Intharaksa, U (2011) dengan judul Relationship between

Motivation and Students’ English Learning Achievement: A study of the Second

– year vocational certificate level Hatyai Technical College Students. Tujuan

penelitian ini adalahuntuk mengetahui tingkat motivasi pada siswa dengan

prestasi tinggi dan rendah, untuk mengetahui perbedaan dan kesamaan dalam

motivasi siswa dengan prestasi tinggi dan rendah dan untuk menganalisis

hubungan antara motivasi dan prestasi siswa. Subyek penelitian adalah 140 siswa

SMK program teknologi elektronik dan program pembangunan gedung, Hatyai

Technical College pada semester I Tahun Akademik 2010. Teknik pengumpulan

data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Teknik analisis data

menggunakan t-test dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

perbedaan yang signifikan antara kelompok motivasi berprestasi tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar. Terdapat hubungan yang signifikan antara

motivasi dan prestasi belajar bahasa Inggris.

3. Hamdu, G, dan Agustina, L, (2011) dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar

Siswa Terhadap Pestasi Belajar Ipa Di Sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap

Siswa Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya).

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan level dari pengaruh motivasi

siswa terhadap prestasi belajar IPA. Metode penelitian kuantitatif. Sampel

sebanyak 26 orang siswa. Pengujian hipotesis menggunakan uji normalitas, uji

korelasi dan Uji Koefisien Determinasi. Hasil penelitian : diperoleh koefisien

korelasi (r) sebesar 0,693 artinya motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa

memiliki pengaruh yang signifikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA”.

4. Nababan, W, (2007) dengan judul Pengaruh Pengembangan Profesionalisme

Dan Kinerja Dosen Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Di FKIP Universitas

HKBP Nonmensen Pemantangsiantar. Tujuan penelitian sejauh mana pengaruh

pengembangan profesionalisme dan kinerja dosen terhadap prestasi belajar

mahasiswa. Sampel sejumlah 175 orang diambil menggunakan teknik stratified

random sampling. Uji statistik menggunakan cronbahc alpha dengan bantuan

komputer. Hasil penelitian : ada pengaruh antara pengembangan profesionalisme

dan kinerja dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa di FKIP Universitas

HKBP Nonmensen Pemantangsiantar sebesar 61,60%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Rahman, T, (2006) dengan judul Hubungan Persepsi Siswa Tentang

Keterampilan Mengajar Guru Dan Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Sejarah

Siswa Man Sp.Langkat Hulu. Metode yang digunakan adalah metode penelitian

korelasional. Sampel dalam penelitian 114 orang diambil menggunakan teknik

proporsional random sampling. Hasil penelitian terdapat hubungan yang positif

antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar

secara bersama-sama dengan hasil belajar sejarah, melalui koefisien korelasi

ganda Ry.12=0,578.

6. Setiawan, R, (2010) dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Kemampuan Dosen,

Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik Mahasiswa, Serta Lingkungan Belajar

Terhadap Semangat Belajar Mahasiswa Di Departemen Matakuliah Umum

Universitas Kristen Petra. Tujuan penelitian Mengungkapkan semangat belajar

mahasiswa Universitas Kristen Petra di kelas Mata Kuliah Umum,

mengungkapkan motivasi belajar mahasiswa pada kelas Mata Kuliah Umum, dan

mengungkapkan dampak kemampuan dosen di kelas terhadap semangat belajar

mahasiswa Departemen Matakuliah Umum Universitas Kristen Petra. Metode

penelitian korelasional berbentuk hubungan kausal. Sampel penelitian 200

mahasiswa dengan menggunakan random sampling. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor kemampuan di kelas, motivasi ekstrinsik dan

intrinsik, dan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang signifikan secara

simultan terhadap minat belajar siswa. Hasilnya tidak juga membuktikan bahwa

faktor kemampuan di kelas, motivasi ekstrinsik dan intrinsik, dan lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

belajar berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat belajar siswa di

Kursus Umum Departemen Universitas Kristen Petra Surabaya. Faktor dominan

terhadap semangat belajar siswa di Umum Program Departemen Universitas

Kristen Petra Surabaya adalah siswa motivasi ekstrinsik.

7. Setiawati, L, (2011) dengan judul Pengaruh Kompetensi Sosial Guru IPS

Terhadap Motivasi Dan Prestasi Belajar Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di MTs Negeri Lawang Malang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi

sosial guru IPS terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi

sosial guru IPS terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) serta untuk mengetahui pengaruh kompetensi

sosial terhadap motivasi belajar pada mata pelajaran yang tidak diminati siswa di

MTs Negeri Lawang. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian korelasional. Pengumpulan data menggunakan

angket/kuesioner dan juga dokumentasi. Uji statistik menggunakan uji regresi

linier sederhana. Hasil penelitian : ada pengaruh signifikan antara kompetensi

sosial guru ips terhadap motivasi dan prestasi belajar belajar siswa kelas viii pada

mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di mts negeri lawang malang.

8. Shih, CC and Gamon, J (2001), dengan judul Web-Based Learning:

Relationships Among Student Motivation, Attitude, Learning Styles, And

Achievement. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

motivasi siswa, sikap, dan gaya belajar mempengaruhi prestasi dalam program

berbasis web. Populasi dalam penelitian adalah siswa yang mengambil dua mata

kuliah biologi pengantar, Zoologi dan Biologi pada Fakultas Pertanian. Teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner secara online. Teknik analisis data t-

tes, korelasi Pearson, dan regresi. Tingkat alpha didirikan apriori pada tingkat .05

dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedan yang signifikan motivasi belajar, sikap dan prestasi belajar ditinjau

dari perilaku belajar. Ada hubungan antara prestasi siswa dengan, motivasi sikap

dan perilaku belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar

berpengaruh terhadap prestasi belajar sedangkan varaibel sikap dan perilaku

belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar.

9. Warmala (2013) dengan judul Teacher Competence And The Academic

Achievement Of Sixth Grade Students In Uganda. Tujuan penelitian ini adalah

untuk meneliti pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa kelas

enam di Uganda. Penelitian ini merupakan suravei dari 5.148 catatan siswa kelas

enam yang terdaftar di sekolah dasar di Uganda. Teknik pengambilan sampel

menggunakan proportional sampling untuk mendapatkan jumlah sekolah di

masing-masing daerah dan ukuran sekolah kemudian digunakan simple random

sampling untuk menentukan jumlah sampel siswa kelas enam. Teknik analisis

menggunakan regresi linier berganda dengan berdasarkan enam wilayah

geografis di Uganda yaitu timur, barat, selatan, utara, barat daya, dan timur laut.

Hasil penelitian menunjukkan prestasi siswa tinggi akademik dalam membaca

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dan berhitung secara bermakna dipengaruhi oleh dengan kompetensi guru yang

tinggi.

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh kompetensi dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata

kuliah Askeb I (Kehamilan)

Kompetensi dosen adalah seperangkat kemampuan pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik melalui bidang pendidikan (Djamarah, 2005 ; Majid, 2009 ;

Trianto, 2010 ; Himpunan Peraturan Perundang-undangan, 2011).

Dalam kegiatan belajar mengajar, kompetensi dosen berperan sangat

penting dalam mencapai keberhasilan belajar mahasiswa. Kompetensi yang

dimiliki dosen menurut tersebut, diharapkan mahasiswa dapat menerima,

menguasai, dan lebih mengembangkan bahan pelajaran serta dapat berpartisipasi

aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga prestasi belajar mahasiswa pun

akan meningkat. Adapun kompetensi dosen yang dimaksud adalah menurut

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 yaitu meliputi

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional (Himpunan

Peraturan Perundang-undangan, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Jika kompetensi dosen tersebut dapat di terapkan dengan optimal

khususnya pada perkuliahan Askeb I (kehamilan), maka mahasiswa akan ikut

berperan atau berpartisipasi aktif dalam mengikuti perkuliahan dan pada

akhirnya, mahasiswa akan mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Hal Ini

menunjukkan bahwa jika seorang dosen memiliki kompetensi yang optimal,

maka hasilnya dapat tercermin dari peningkatan prestasi belajar yang diraih

mahasiswanya.

2. Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah

Askeb I (Kehamilan)

Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan

belajar yang didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar

sebaik mungkin (Clayton Alderfer dalam Nashar, 2004).

Jika motivasi belajar yang dimiliki mahasiswa tinggi maka proses belajar

akan lebih baik sehingga prestasi belajarnya juga akan baik atau memuaskan

begitupun sebaliknya. Ini bearti Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar mahasiswa khususnya pada mata kuliah Askeb I (kehamilan).

Adapun dorongan yang berasal dari dalam maupun luar diri mahasiswa

dalam belajar adalah tekun dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan

belajar, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, keinginan untuk

berprestasi dalam belajar dan mandiri dalam belajar (Ridwan, 2006).

3. Pengaruh kompetensi dosen dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa pada mata kuliah Askeb I (Kehamilan)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada mata kuliah Askeb I

(kehamilan), kompetensi dosen dan motivasi mahasiswa sangat berperan dalam

mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Seorang dosen yang memiliki

kemampuan optimal dalam mengajar dan dapat menerapkannya kepada

mahasiswa, akan mendorong mahasiswa untuk belajar dan berpartisipasi aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga prestasi belajar mahasiswa

juga akan meningkat.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi baik itu dari diri sendiri

ataupun dari luar, akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa terutama pada

mata kuliah Askeb I (kehamilan).

Prestasi belajar merupakan adanya perubahan tingkah laku mahasiswa

dalam ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sifat) dan psikomotor

(keterampilan) yang disertai dengan adanya hasil belajar yang diperoleh

mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar dipengaruhi

oleh faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal meliputi faktor

fisiologis (keadaan fisik) dan faktor psikologis (motivasi, emosi, minat, bakat,

sikap, dan kreatifitas). Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan keluarga

atau orang tua, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Penilaiannya

diwujudkan dalam bentuk nilai atau angka dan hasil belajar dapat diketahui dari

indeks prestasi mahasiswa melalui ujian tengah semester (semi sumatif atau mid

semester) pada mata kuliah Askeb I (kehamilan). Dari penjelasan diatas,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

menunjukkan bahwa kompetensi dosen dan motivasi belajar secara bersama-

sama berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir

penelitian :

PRESTASI

BELAJAR

MAHASISWA (Y)

MOTIVASI BELAJAR

(X2) :

1. Tekun dalam belajar

2. Ulet dalam

menghadapi kesulitan

3. Minat dan ketajaman

perhatian

4. Keinginan untuk

berprestasi

5. Mandiri dalam belajar

Faktor yang

mempengaruhi prestasi

belajar :

1. Faktor internal

a. Fisiologis

(keadaan fisik)

b. Psikologis

(motivasi, emosi,

minat, bakat,

sikap, kreativitas)

2. Faktor eksternal

a. Keadaan keluarga

atau orang tua

b. Keadaan sekolah

c. Lingkungan

masyarakat

1. Kompetensi Pedagogik

a. Kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik

b. Kemampuan mengelola

pembelajaran

c. Kemampuan merancang

pembelajaran

d. Pemanfaatan teknologi

pembelajaran

e. Kemampuan mengevaluasi

dan menilai prestasi peserta

didik 2. Kompetensi Kepribadian

a. Kemampuan bertindak

secara konsisten

b. Kemampuan menampilkan

diri sebagai pribadi yang

baik

c. Mempunyai rasa bangga

menjadi dosen

d. Kemampuan menjadi teladan

bagi peserta didik

3. Kompetensi Sosial

a. Kemampuan berkomunikasi

b. Kemampuan menggunakan

teknologi komunikasi dan

informasi

c. Kemampuan bergaul secara

efektif dengan peserta didik

4. Kompetensi Profesional

a. Kemampuan menguasai

materi

KOMPETENSI

DOSEN (X1)

Faktor yang mempengaruhi kompetensi dosen :

1. Faktor internal :

a. Latar belakang pendidikan dosen

b. Pengalaman mengajar

c. Etos kerja dosen

2. Faktor eksternal :

a. Iklim dan kebijakan organisasi

b. Lingkungan kerja

c. Sarana dan prasarana

d. Gaji

e. Lingkungan sosial

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Keterangan : = Diteliti

= Tidak Diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir pengaruh kompetensi dosen dan motivasi belajar

terhadap prestasi belajar mahasiswa

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh positif kompetensi dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa

pada mata kuliah Askeb I (Kehamilan).

2. Ada pengaruh motivasi belajar positif terhadap prestasi belajar mahasiswa pada

mata kuliah Askeb I (Kehamilan).

3. Ada pengaruh positif antara kompetensi dosen dan motivasi belajar secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Askeb I

(Kehamilan).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user