Upload
vokhanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Anggaran
1. Anggaran
Definisi anggaran ada bermacam-macam tetapi mempunyai karakterisrik
yang hampir mirip, berikut salah satu definisi anggaran dari berbagai macam
definisi anggaran yang ada. Agus Ahyari (2002:8) ”Anggaran perusahaan
merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di
dalam jangka waktu yang dinyatakan didalam unit kuantitatif (moneter).”
Berdasarkan pengertian tersebut, beberapa hal yang tercakup di dalam
pengertian anggaran perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan secara formal, berarti didalam penentuan tentang segala
sesuatu yang akan dilaksanakan perusahaan dilakukan secara formal,
yang dihasilkan dengan pertemuan resmi didalam perusahaan serta
dinyatakan dalam bentuk tertulis.
b. Seluruh kegiatan perusahaan, maksudnya ialah anggaran perusahaan
yang disusun akan mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Secara
kronologis dapat disebutkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama
dalam perusahaan, yaitu kegiatan sebelum produksi, kegiatan
produksi dan kegiatan sesudah produksi.
c. Dalam jangka waktu tertentu, maksudnya anggaran perusahaan yang
disusun bukannya tidak terbatas waktu, melainkan disusun untuk
dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. Berapa lamanya jangka
waktu ini akan sangat bergantung pada kebutuhan perusahaan dan
kesepakatan yang ada didalam perusahaan yang bersangkutan.
Periodesasi yang dipergunakan oleh perusahaan adalah berbeda-
beda, umumnya untuk anggaran jangka pendek adalah satu tahun,
meskipun tidak tertutup panjang periodesasi yang berbeda bagi
perusahaan-perusahaan yang lain.
d. Dinyatakan dalam unit moneter, maksudnya adalah kegiatan beraneka
ragam dalam suatu perusahaan harus disusun dalam bentuk
perencanaan, oleh karena itu perlu dipergunakan satu unit yang sama
agar dapat dicapai kemudahan penyusunan serta dapat dilakukan
perbandingan. Satuan unit yang berbeda-beda didalam satu anggaran
akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan analisis anggaran
tersebut. Satuan moneter merupakan satuan yang dapat digunakan
sebagai pengukur kegiatan yang beraneka ragam.
Menurut Mulyadi (2001:488) ”anggaran merupakan suatu rencana kerja
yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter
standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun.
Anggaran mengharuskan manajemen untuk merencanakan kegiatan di
masa yang akan datang untuk mengembangkan arah keseluruhan organisasi,
melihat kemungkinan timbulnya masalah, dan untuk pengembangan
kebijakan masa yang akan datang (Hansen dan Mowen, 2004: 714).
2. Karakteristik Anggaran
Menurut Supriyono ( 2001 : 83 ) anggaran mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
d. Usulan anggaran direview dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
e. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
f. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Dari karakteristik anggaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa
anggaran merupakan rencana manajemen yang mendasarkan asumsi bahwa
langkah-langkah positif akan diambil oleh penyusun anggaran agar realisasi
kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
B. Tujuan, Manfaat dan Kelemahan Anggaran
1. Tujuan Anggaran
Anggaran disusun karena memiliki tujuan dan manfaat. Berikut tujuan
anggaran menurut Sukarno (2000 : 147) :
a. Menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
b. Mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pijak terkait, sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
c. Menyediakan rencana terinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang
jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
d. Mengkoordinasikan cara atau metode yang akn ditmpuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
e. Menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
Penjelasan mengenai tujuan anggaran dapat dilihat sebagai berikut:
pernyataan harapan manajemen dapat dilihat dengan target kinerja melalui
anggaran yang disusun, harapan manajemen dapat tercapai dengan
menggunakan anggaran sebagai alat untuk mengkomunikasikan sasaran atau
harapan manajemen, anggaran memaksa manajemen untuk merencanakan
dengan cara yang komprehensif dan koheren, koordinasi merupakan fungsi
utama anggaran yang menyatakan dengan tegas tentang keseimbangan yang
layak dalam pemanfaatan sumber daya, kinerja karyawan yang sesungguhnya
bisa dibandingkan dengan kinerja yang dianggarkan yang berarti jika terdapat
perbedaan yang signifikan antara kinerja yang dianggarkan dan realisasinya
dapat segera diidentifikasi dan selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah
perbaikan.
2. Manfaat Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa manfaat. Manfaat anggaran menurut
Supiyono (2001 : 83) yaitu :
a. Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggungjawaban dalam jangka pendek.
b. Membantu mengkoordinasikan rencana jangka pendek. c. Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
pertanggungjawaban. d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawabn yang dipimpinnya.
e. Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat pertanggungjawaban dan para manajernya.
f. Alat pendidikan para manajer.
Penjelasan mengenai manfaat anggaran dapat dilihat sebagai berikut :
anggaran sebagai alat perencanaan jangka pendek dan merupakan
kesanggupan manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan
program atau bagian dari program dalam jangka pendek, anggaran sebagai
alat mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit yang ada di
dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras ke arah pencapaian tujuan,
dalam penyusunan anggaran berbagai unit dan tingkatan organisasi
berkomunikasi dan berperan serta dalam proses anggaran, anggaran yang
penyusunannya mengikutsertakan peran serta para pelaksana dapat digunnkan
untuk memotivasi mereka di dalam melaksanakan rencana dan mencapai
tujuan dan sekaligus untuk mengukur prestasi mereka, anggaran sebagai alat
pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan
komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta di dalam penyusunan
anggaran tersebut, dan anggaran juga sebagai alat untuk mendidik manajer
mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat
pertanggungjawabannya.
3. Kelemahan Anggaran
Banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, akan tetapi
masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Kelemahan-
kelemahan anggaran menurut Supriyono (2000) antara lain:
a. Estimasi dan proyeksi tidak tepat.
b. Kondisi dan asumsi berubah.
c. Tidak ada kerja sama dan koordinasi.
d. Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen.
Kelemahan anggaran ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
ketidaktepatan estimasi anggaran mengakibatkan manfaat perencanaan tidak
dapat tercapai, kondisi dan asumsi yang mendasari anggaran berubah maka
perencanaan dan anggaran harus dikoreksi, anggaran berfungsi sebagai alat
manajemen hanya jika semua pihak terutama manajer bekerja sama secara
terkoordinasi dan berusaha mencapai tujuan, anggaran tidak dapat dan tidak
dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajemen dan pertimbangan
manajemen.
C. Fungsi, Jenis dan Proses Penyusunan Anggaran
1. Fungsi Anggaran
Anggaran hanyalah suatu alat dan bagaimanapun baiknya suatu
anggaran tidak akan berfungsi dengan baik apabila yang menggunakannya
tersebut tidak menggunakannya dengan baik. Nafarin (2004 : 12)
mengemukakan bahwa ” Anggaran sebagai alat manajemen dalam
melaksanakan fungsinya mencapai fungsi yang sama dengan manajemen
meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan”. Berikut
pengertian dari berbagai fungsi tersebut:
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang berisi
gambaran yang lebih nyata / jelas dalam unit uang.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam
mencapai tujuan (laba). Jadi, Anggaran penting untuk
menyelaraskan (koordinasi) setiap kegiatan, seperti bagian
pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian keuangan.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controlling).
Pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan
pekerjaan dengan cara:
1) Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika
ada penyimpangan yang merugikan).
2. Jenis Anggaran
Dalam suatu perusahaan, paket anggaran yang lengkap terdiri atas
beberapa elemen atau jenis anggaran. Paket anggaran yang lengkap tersebut
dinamakan juga anggaran induk. Anggaran induk adalah suatu jaringan kerja
yang berisi berbagai macam anggaran yang terpisah namun saling
berhubungan dan saling bergantung satu sama lain. Menurut Supriyono (2001
: 87) anggaran induk terdiri atas tiga bagian penting sebagai berikut:
a. Anggaran operasi. Anggaran ini menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen anggaran operasi meliputi anggaran pendapatan, biaya dan laba.
b. Anggaran kas. Anggaran ini menunjukkan prakiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran.
c. Anggaran pengeluaran modal. Anggaran ini menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran.
d. Anggaran neraca. Anggaran ini menunjukkan rencana aktiva, utang, dan modal perusahaan.
Anggaran operasi biasanya berisi dua bagian penting yang terdiri atas:
anggaran program yang berisi estimasi rencana pendapatan dan biaya
program-program utama suatu organisasi, dan anggaran pertanggungjawaban
yang menentukan rencana kewajiban yang akan dilaksanakan oleh setiap
pusat pertanggungjawaban. Anggaran kas digunakan oleh manajer keuangan
untuk menyusun rencana kas dan menjamin bahwa kas dalam tahun anggaran
cukup, tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Anggaran pengeluaran modal
pada dasarnya merupakan daftar rencana yang telah disetujui oleh manajemen
puncak mengenai proyek pemilikan fasilitas dan peralatan baru beserta
taksiran biaya setiap proyek dan saat pengeluaran modal tersebut akan
dilakukan dalam tahun anggaran. Anggaran neraca menunjukkan aktiva,
utang, dan modal pada akhir perode akhir periode akuntansi anggaran.
3. Proses Penyusunan Anggaran
Suatu anggaran disusun untuk mencoba menjawab dan memperkirakan
apa-apa saja yang akan terjadi di masa yang akan datang. Hal ini merupakan
bagian dari fungsi perencanaan, karena merupakan proyeksi ke depan dan
dijabarkan dalam bentuk angka-angka. Penyusunan anggaran membutuhkan
proses persiapan yang matang, tajam, dan teliti.
Penyusunan anggaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat
menggunakan metode yang lazim digunakan. Pilihan metode ini sangat
tergantung pada kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang
bersangkutan. Menurut Harahap (2001 : 83) ”Proses penyusunan anggaran
adalah tahap kegiatan yang dilakukan dalam anggaran sehingga tersusun dan
menjadi pegangan manajemen dalam kegiatan operasionalnya”.
Penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan biasanya dikoordinasi
oleh satu lembaga yang bertugas menyusun anggaran yang dinamakan
Komite Anggaran, Komite Anggaran beranggotakan manajer divisi dan
manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-fungsi poko kegiatan suatu
perusahaan dan memberikan arahan kerja penyusunan anggaran.
Komite Anggaran pada umumnya berada langsung dibawah direksi.
Penyebab yang utama adalah karena baik dalam penyusunannya maupun
dalam pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai
bagian. Penempatan Komite Anggaran secara langsung dibawahnya akan
menjadikan anggaran yang tersusun nantinya akan memperoleh dukungan
secara penuh dari semua bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga
anggaran benar-benar akan merupakan alat bagi manajemen untuk
menggerakkan serta mengarahkan kegiatan-kegiatan seluruh bagian.
Proses penyusunan anggaran menurut Harahap (2001 : 83) dapat dilihat
dari sudut pandang berikut :
a. Ditinjau dari siapa yang membuatnya Ditinjau dari siapa yang membuatnya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara:
1) Ototiter atau Top down Dalam metode ini anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh
pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki keahlian cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya.
2) Demokrasi atau Bottom up Dalam metode ini anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai keatasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya di masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses lama dan berlarut.
3) Campuran atau top down dan bottom up Metode ini adalah campuran dari kedua metode diatas. Disini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi, ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.
b. Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran Ditinjau dari segi mana memulai menyusun anggaran, proses penyusunan anggaran terdiri dari:
1) A Priori Dalam metode ini dalam menyusun anggaran dimulai dari penetapan angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian. Keuntungan metode ini adalah: karena laba ditetapkan terlebih dahulu maka bagian lain yang terlibat dalam penciptaan laba ini diharapkan akan termotivasi untuk mencapai laba yang ditetapkan. Kerugian metode ini adalah : cara ini seolah tidak memperdulikan bagian-bagian yang lain, sehingga dapat menimbulkan sikap apatis, stress, frustasi.
2) A Posteriori Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan
rencana kegiatan seperti penjualan atau produksi. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan,
pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggarannya dan laba yang diharapkan dan setelah semua diperhitungkan maka akan dapat diketahui angka laba. Keuntungan metode ini adalah : anggaran menjadi lebih akurat, karena semua bagian terlibat. Biisanya bagian-bagian inilah yang lebih tahu batas kemampuan mereka. Kerugiannya mungkin dalam prosesnya yang lebih lama dan mungkin tidak memenuhi keiginan pemilik.
3) Pragmatis Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman
masa lalu. Penetapan anggaran ini dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang dihitung secara ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Metode ini lebih realistis jika kita lihat pengalaman yang lalu tetapi kurang melihat peluang masa datang.
D. Anggaran Biaya Produksi
1. Biaya Produksi
Setiap perusahaan tanpa melihat sifat kegiatannya apakah perusahaan
atau non perusahaan selalu mempunyai keterkaitan dengan biaya. Dalam
proses produksinya, perusahaan akan mengeluarkan biaya – biaya dari mulai
pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya – biaya
secara umum dapat diklasifikasikan menurut fungsinya yaitu biaya produksi
dan biaya non produksi. Biaya produksi hanya terdapat dalam perusahaan
industri, karena kegiatan perusahaan industri bersifat lebih luas yaitu
mencakup semua fungsi usaha produksi, pemasaran dan administrasi.
Nafarin (2004:383) mengemukakan biaya produksi sebagai berikut : ”
Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode sekarang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
ditambah dengan persediaan barang dalam proses awal.”
2. Unsur – unsur Biaya Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat unsur – unsur produksi
yang menjadi biaya produksi. Terdapat tiga komponen di dalam unsur biaya
produksi yaitu:
1) Bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu komponen utama di dalam
pembentukan produk. Ketiadaan bahan baku akan menimbulkan
terhentinya proses produksi.
2) Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan asalah satu dari tiga
komponen pembentuk harga pokok produksi disamping biaya bahan
baku dan biaya overhead pabrik. Pelaksanaan proses produksi di
dalam suatu perusahaan akan dipisahkan adanya pengertian tenaga
kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Hal ini perlu untuk
mendapatkan perhatian karena tidak seluruh tenaga kerja yang ada di
dalam perusahaan akan dapat dikategorikan ke dalam tenaga kerja
langsung.
3) Overhead
Biaya overhead merupakan komponen yang ketiga di dalam
pembentukan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead ini terdiri dari beraneka
ragam jenisnya. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam
membebankan masing – masing biaya ini ke dalam perhitungan
harga pokok produksi. Kesulitan untuk membebankan biaya
overhead pabrik ke dalam masing – masing produk perusahaan ini
juga disebabkan karena sebagian besar dari biaya overhead ini
merupakan biaya yang tidak berhubungan langsung dengan produk
perusahaan. Beberapa jenis biaya yang termasuk di dalam biaya
overhead pabrik ini antara lain:
a) Bahan Pembantu
Bahan pembantu diperlukan untuk menyelesaikan proses
produksi sehingga produk perusahaan dapat mempunyai
kualitas yang baik diperlukan bahan pembantu. Besarnya
kebutuhan bahan pembantu ini akan bergantung pada jumlah
dan jenis produk akhir yang memerlukannya yang diproses
dalam suatu tahun anggaran.
b) Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tenaga kerja tidak langsung akan berfungsi melancarkan
pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Tenaga
kerja tidak langsunng terlibat langsung di dalam penyelesaian
produk sehingga kehadirannya di dalam pabrik sangat
diperlukan. Contoh tenaga kerja tidak langsung antara lain para
pengawas, tenaga administrasi pabrik, tenaga pemeliharaan
pabrik, dan sebagainya.
c) Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik
Gedung pabrik yang digunakan untuk proses produksi akan
memerlukan biaya pemeliharaan sehingga gedung tersebtu
dapat dipergunakan dengan baik dan dalam jangka waktu yang
panjang.
d) Biaya Reparasi dan Perbaikan Mesin
Mesin dan peralatan mesin yang ada di dalam perusahaan perlu
dipelihara dengan baik. Pemeliharaan dapat dibagi atas dua
yaitu pencegahan dan perbaikan kerusakan.
e) Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan juga termasuk di dalam perhitungan biaya
produksi. Penyusutan dapat berupa penyusutan gedung pabrik,
biaya penyusutan mesin dan peralatan produksi.
f) Biaya – biaya lain yang juga termasuk dalam overhead adalah
biaya asuransi gedung dan peralatan produksi, biaya listrik dan
biaya bahan bakar.
3. Anggaran Biaya Produksi
Pengertian anggaran biaya produksi menurut Munandar (2001: 95)
”Anggaran produksi adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah unit barang yang akan diproduksikan oleh perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang kualitas barang yang akan diproduksikan, jumlah barang yang akan diproduksikan, serta waktu produksi tersebut akan dilakukan.”
Berdasarkan pengertian tersebut, anggaran biaya produksi adalah
suatu perencanaan biaya yang akan dikeluarkan dalam proses produksi.
4. Jenis – jenis Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi meliputi :
1) Anggaran Bahan baku
Anggaran bahan baku harus dibuat untuk menunjukkan
seberapa banyak bahan yang akan diperlukan dalam produksi dan
berapa banyak bahan yang harus dibeli. Pembelian akan tergantung
pada perkiraan penggunaan bahan baku dan juga tingkat
persediaan. Rumus untuk perhitungan pembelian ini menurut Shim,
Shegel (2001:57) sebagai berikut :
Anggaran bahan baku biasanya disertai dengan penghitungan
perkiraan pembayaran kas atas bahan.
2) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Persyaratan produksi merupakan titik awal untuk menyusun
anggaran tenaga kerja langsung. Menurut Shim, Shegel (2001:57)
untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja langsung maka dapat
dihitung sebagai berikut :
Untuk menghitung total biaya tenaga kerja langsung yang
dianggarkan dapat dihitung sebagai berikut :
Pembelian dalam unit = Penggunaan + Unit persediaan bahan akhir yang diinginkan – Unit persediaan awal.
Volume produksi yang diharapkan x jumlah jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu unit.
Jumlah jam tenaga kerja langsung x biaya tenaga kerja langsung per jam.
3) Anggaran Biaya Overhead
Anggaran ini merencanakan secara lebih terperinci mengenai
beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan
datang. Menurut Menurut Shim, Shegel (2001:58) anggaran biaya
overhead dapat dihitung dengan cara :
s
Contoh laporan biaya produksi untuk perusahaan manufaktur terdapat dalam
tabel 2.1 berikut ini
Tabel 2.1 PT. Brawi Mfg
Laporan Biaya Produksi
Data Produksi (dalam unit): -Barang Dalam Proses-Awal xxx -Ditambahkan kedalam Proses xxx Masuk Kedalam Proses -Produk Selesai xxx -Barang Dalam Proses –Akhir xxx Keluar Proses xxx Akumulasi Biaya Produksi -Biaya Bahan Baku xxx -Biaya Tenaga Kerja xxx -Biaya Overhead Pabrik xxx Total Biaya Produksi xxx Alokasi Biaya Produksi -Alokasi Untuk Barang Dalam Proses-Akhir xxx Bahan Baku xxx Tenaga Kerja xxx Overhead Pabrik xxx -Alokasi Untuk Barang Jadi xxx
Sumber : Witjaksono, 2006
Total biaya overhead yang dianggarkan - Penyusutan
Dari contoh laporan biaya produksi diatas, laporan biaya produksi terdiri
atas 3 bagian yaitu :
a. Bagian pertama berisi informasi data produksi yang sekaligus aporan
arus fisik. Perlu dipahami bahwa pengertian unit dalam bagian ini
berarti unit ekuivalensi.
b. Bagian kedua berisi informasi total akumulasi biaya yang menjadi
tanggung jawab manajer departemen produksi yang bersangkutan.
c. Bagian ketiga berisi informasi bagaimana total biaya didistribusikan
menjadi nilai dari barang dalam proses dan produk jadi.
E. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian
Anggaran merupakan salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat
pengendalian bagi manajer, karena anggaran yang disusun dengan baik akan
mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengendalian terhadap
biaya produksi sangat dibutuhkan untuk menilai apakah setiap kegiatan
perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengendalian berarti
melakukan evaluasi atau menilai pelaksanaan pekerjaan, dengan cara
membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) dan melakukan tindakan
perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan).
Pada perusahaan industri, pengendalian diarahkan pada unsur – unsur biaya
produksi yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya produksi tidak langsung (biaya overhead). Pengendalian terhadap biaya
produksi ini diharapkan dapat mencegah atau mengurangi pemborosan biaya yang
telah terjadi di periode sebelumnya.
Alat yang tepat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi pengendalian
terhadap biaya produksi adalah berdasarkan perencanaan yang teliti yang disusun
dalam bentuk anggaran. Anggaran ini diharapkan dapat membantu manajemen
untuk mengetahui apakah biaya yang sebenarnya sesuai di atas atau dibawah
anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian melalui anggaran biaya
produksi dapat juga dilakukan dengan adanya biaya standar.
Menurut Simamora (2000 : 636) ” Biaya standar adalah ukuran yang
ditentukan sebelumnya secara tepat mengenai berapa biaya seharusnya dalam
kondisi tertentu”.
Langkah – langkah yang diambil dalam menetapkan biaya standar adalah:
1. Melakukan inventarisasi dari pengalaman – pengalaman yang akan
datang. Dalam hal ini berarti harus diteliti biaya yang sesungguhnya
terjadi di masa lalu.
2. Menanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini
perlu diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan
akan secara otomatis dapat mempengaruhi rencana biaya pada masa
yang akan datang.
3. Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan
ini adalah merupakan pekerjaan yang paling sulit. Hal ini
dikarenakan perubahan harga yang merupakan salah satu faktor
ekstern perusahaan.
Standar akan menjadi dasar dalam melakukan perbandingan dengan realisasi
untuk mengetahui penyimpangan (varians). Penyimpangan yang terjadi dapat
dianalisis dengan cara membandingkan anggaran biaya produksi dengan
realisasinya pada perusahaan.
Anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian dapat dicapai dengan
cara:
1. Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi
2. Menyusun sebelum dilaksanakannya kegiatan perusahaan
3. Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan
menghitung penyimpangan (varians)
4. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut
untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut
5. Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan
memperbaiki serta menyempurnakan anggaran berikutnya
Penggunaan anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian dapat
dikatakan baik dan efektif apabila maksud yang dicita-citakan dalam penggunaan
anggaran ini dapat tecapai, yaitu tercapainya target produksi yang sesuai dengan
yang sudah dianggarkan sebelumnya. Setiap pos yang terdapat di dalam anggaran
biaya produksi ini harus dicapai targetnya dengan menggunakan sumber daya
yang dibutuhkan dan mengusahakannya semaksimal mungkin.
F. Penyimpangan Biaya Produksi
Penyimpangan biaya produksi dapat terjadi karena adanya perbedaan yang
terdapat antara biaya yang terealisasi dengan anggaran yang ditetapkan
sebelumnya. Penyimpangan ini dapat bersifat menguntungkan atau merugikan
perusahaan. Setiap penyimpangan yang terjadi pada unsur-unsur biaya produksi
seperti: bahan baku langsung, biaya upah langsunng dan biaya overhead, baik
yang menguntungkan maupun merugikan perlu diselidiki dan dianalisis. Analisis
ini perlu untuk meneliti dimana penyimpangan itu terjadi, apa penyebabnya dan
siapa saja yang bertanggung jawab atas penyimpangan terseebut. Hasil analisis ini
juga dapat digunakan pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan
perbaikan dan sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan – keputusan
yang relevan.
Penyimpangan antara anggaran dan realisasi disebut varians. Menurut
Welsch et.al (2000:498) dalam mengevaluasi varians untuk mengetahui penyebab
terjadinya, kemungkinan berikut perlu untuk diperimbangkan, yaitu:
1. Varians tersebut tidaklah material atau signifikan 2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya dan data yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.
3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Varians jenis ini harus diidentifikasi
4. Varians yang berasal dari faktor yang tidak dapat dikendalikan 5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian
utama dan harus diselidiki secara teliti. Dengan kata lain, manajer harus memberikan perhatian khusus kepada varians yang ”membutuhkan penjelasan”. Ini adalah perkecualian yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki varians untuk
menentukan sebab yang mendasarinya. Ada beberapa pendekatan utama menurut
Welsch et.al (2000:498) :
1. Pertemuan dengan manaer pusat tanggung jawab dan penyelia dan karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang terlibat.
2. Analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas, keefektifan penyeliaan dan keadaan umum lainnya.
3. Pengamatan langsung. 4. Penyelidikan di tempat oleh manajer lini 5. P enyelidikan oleh kelompok staf. 6. Pemeriksaan intern. 7. Penelitian khusus. 8. Analisis varians. Analisis varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data untuk
mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu varians. Analisis varians
mempunyai aplikasi yang sangat luas. Menurut Welsch et. Al (2000:498) analisis
varians sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut:
1. Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap dasar.
2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar 3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba
Dalam menilai penyimpangan anggaran biaya produksi dan realisasi
dilakukan analisis varians terhadap masing – masing unsur biaya produksi yaitu
bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Penyimpangan biaya produksi menurut Witjaksono (2006:142) dapat terbagi
atas :
1. Penyimpangan biaya bahan baku, terdri dari :
a. Analisis satu selisih dengan rumus perhitungannya :
(Kuantitas Aktual x Harga Aktual) – (Kuantitas Standar x
Harga Standar)
b. Analisis dua selisih, terdiri atas :
1) Selisih bahan
(Kuantitas Aktual x Harga Standar) – (Kuantitas Standar
x Harga Standar)
2) Selisih harga
(Kuantitas Aktual x Harga Aktual) – (Kuantitas Aktual x
Harga Standar)
2. Penyimpangan tenaga kerja, terdiri dari :
a. Analisis satu selisih, dengan rumus perhitungannya:
(Jam Kerja Aktual x Upah Aktual) – (Jam Kerja Standar x
Upah Standar)
b. Analisis Dua Selisih terdiri atas :
1) Selisih Jam Kerja
(Jam Aktual x Upah Standar) – (Jam Standar x Upah
Standar)
2) Selisih Upah
(Jam Aktual x Upah Aktual) – (Jam Aktual x Upah
Standar)
3. Penyimpangan biaya tidak langsung, terdiri dari :
a. Analisis satu selisih, terdiri dari:
1) Selisih biaya tidak langsung variabel
(Biaya Overhead Variabel Aktual – Biaya Overhead
Variabel Standar)
2) Selisih biaya tidak langsung tetap
(Biaya Overhead Tetap Aktual – Biaya Overhead Tetap
Standar)
Menurut Harahap (2001:101), penyimpangan realisasi dari anggaran dapat
disebabkan oleh :
1. Kesalahan budget
2. Kesalahan pencatatan
3. Kesalahan operasi
Analisa penyimpangan (varians) dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui prestasi pusat pertanggungjawaban
2. Mengetahui siapa yang akan diberikan penghargaan atau sanksi
3. Bahan pengalaman untuk perbaikan operasi selanjutnya
4. Melihat pos – pos biaya yang perlu mendapat perhatian
5. Menjadi ”early warning system” atas manajemen biaya dan hasil
6. Bahan kemungkinan revisi budget
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan tinjauan penelitian terdahulu, Fortuna melakukan penelitian
dengan metode deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada tahun 2005 PT.Tolan Tiga Indonesia-Kerasaan Estate terdapat adanya
perbedaan yang signifikan terhadap salah satu unsur anggaran biaya produksi
yaitu biaya umum, sedangkan pada tahun 2006 tidak ada perbedaan yang
signifikan pada anggaran biaya produksi, dan perusahaan menggunakan metode
bottom up dalam menyusun anggaran biaya produksi. Kemudian Merda
melakukan penelitian dengan metode deskriptif, hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia-Medan telah terjadi peningkatan
persentase penyimpangan biaya produksi yang menguntungkan dari tahun 2003 ke
tahun 2004, kemudian perusahaan menggunakan metode top down dalam
menyusun anggaran biaya produksi. Berikut tabel ringkasan penelitian terdahulu
yang terdapat dalam tabel 2.2
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang digunakan Hasil Penelitian
Fortuna Panca S.P
2007
Analisis Penggunaan Anggaran Biaya Produksi Dalam Mengevaluasi Kinerja Bagian Produksi Pada PT. TOLAN TIGA INDONESIA – KERASAAN ESTATE
Metode Deskriptif Metode Komparatif
Terdapat adanya perbedaan yang signifikan terhadap salah satu unsur anggaran biaya produksi yaitu biaya umum, sedangkan pada tahun 2006 tidak ada perbedaan yang signifikan pada anggaran biaya produksi Ditinjau dari mekanisme proses penyusunan anggaran pada PT. TOLAN Tiga Indonesia-Kerasaan Estate telah menggunakan pola bottom up.
Merda Listana L.
2007
Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia- Medan
Metode Deskriptif
Terjadi peningkatan persentase penyimpangan biaya produksi yang menguntungkan dari tahun 2003 ke tahun 2004, Mekanisme proses penyusunan anggaran menggunakan top down,
Sumber : Penulis, 2011