16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional 1. Pengertian Manajemen Operasional Manajemen Operasi dan Produksi dalam arti luas adalah keputusan untuk menentukan jenis barang atau jasa yang dihasilkan, sumber daya yang diperlukan, serta teknologi yang akan digunakan sebelum barang atau jasa tersebut berada ditangan konsumen. Fahmi (2016) mengemukakan bahwa Manajemen produksi adalah ilmu yang menggali bagaimana manajemen operasional dapatmenggunakan pengetahuan dan seninya untuk membimbing dan mengelola orang – orang untuk mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Griffin & Ebert (2015) manajemen operasional adalah sistem dan pengawasan terhadap pengolahan sumber daya yang bernilai dan berguna bagi konsumen.Menurut assauri (2016), manajemen operasi adalah pengelolaan bagian organisasi yang bertanggung jawab atas produksi barang atau jasa.Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2015) Manajemen operasi (Operation Management-OM) adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa, yang mengubah input menjadi output(produk). Berdasarkan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa manajemen operasional adalah kegiatan untuk merencanakan, memantau dan membimbing produksi barang atau jasa yang berharga dan bermanfaat bagi konsumen. 2. Ruang Lingkup Manajemen Operasional Manajemen operasi terdiri dari beberapa kegiatan yang dimulai dari perencanaan produksi, penyediaan bahan baku, uang, tenaga kerja, mesin dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Operasional

1. Pengertian Manajemen Operasional

Manajemen Operasi dan Produksi dalam arti luas adalah keputusan untuk

menentukan jenis barang atau jasa yang dihasilkan, sumber daya yang

diperlukan, serta teknologi yang akan digunakan sebelum barang atau jasa

tersebut berada ditangan konsumen. Fahmi (2016) mengemukakan bahwa

Manajemen produksi adalah ilmu yang menggali bagaimana manajemen

operasional dapatmenggunakan pengetahuan dan seninya untuk membimbing

dan mengelola orang – orang untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Menurut Griffin & Ebert (2015) manajemen operasional adalah sistem dan

pengawasan terhadap pengolahan sumber daya yang bernilai dan berguna bagi

konsumen.Menurut assauri (2016), manajemen operasi adalah pengelolaan

bagian organisasi yang bertanggung jawab atas produksi barang atau

jasa.Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2015) Manajemen operasi

(Operation Management-OM) adalah serangkaian kegiatan yang menghasilkan

nilai dalam bentuk barang dan jasa, yang mengubah input menjadi

output(produk).

Berdasarkan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa manajemen

operasional adalah kegiatan untuk merencanakan, memantau dan membimbing

produksi barang atau jasa yang berharga dan bermanfaat bagi konsumen.

2. Ruang Lingkup Manajemen Operasional

Manajemen operasi terdiri dari beberapa kegiatan yang dimulai dari

perencanaan produksi, penyediaan bahan baku, uang, tenaga kerja, mesin dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

8

diakhiri dengan adanya barang hasil produksi. Uang digunakan untuk

menyediakan bahan baku, tenaga kerja, dan mesin. Dengan adanya tenaga kerja

dan mesin dapat mengolah bahan bahan baku tersebut. Bahan bahan yang sudah

selesai diolah lalu siap dipasarkan.Manajemen operasi hanya mengurusi

pengolahan sumber daya yang disediakan.Penjualan dan pengadaan tenaga kerja

bukan bagian dari manajemen operasi.

Ruang lingkup manajemen operasional meliputi :

a) Perencanaan sistem produksi, meliputiperencanaan produk, perencanaan

standar produksi, dan perencanaan lokasi pabrik.

b) Sistem pengendalian produksi yang terdiri dari proses produksi, bahan baku,

dan pengendalian mutu.

c) Sistem informasi produksi yang terdiri dari produksi berdasarkan pesanan

B. Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Pada dasarnya semua perusahaan yang melakukan proses produksi

akanmelakukan perencanaan persediaan untuk kelangsungan proses produksi

dalamjangka panjang maupun jangka pendek. Dengan bahan baku yang aman

dan dapat menjamin proses produksi, sebuah industridiharapkan dapat

mengoptimalkan produknya sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan dan

kebutuhan konsumen. Selain itu, penyediaanbahan baku yang cukup dan

memadai diharapkan akan mendorong kegiatan produksi dalam jangka pendek

maupun jangka panjang,sehingga tidak terjadi kekurangan bahan baku yang

menyebabkan keterlambatan proses produksi dan merugikan kepentingan

perusahaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

9

Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang pengertian

persediaan untuk memudahkan pemahaman.

a) Menurut Stevenson & Chuong (2014) Persediaan adalah stock atau

simpanan barang yang disimpan perusahaan.

b) Menurut Sofyan Assauri (2016) mengartikan persedian adalah suatu stock

atau simpanan barang.

c) Menurut Heizer dan Render (2015) Persediaan menentukan keseimbangan

antara investasi dalam persediaan dan layanan pelanggan.

Dari penjelasan diatas bisa diartikan bahwa persediaan adalah sekumpulan

barang yang disimpan untuk produksi atau akan dijual kembali pada jangka

waktu atau periode tertentu.

2. Jenis Jenis Persediaan

Heizer dan Render (2015) mengemukakan bahwa persediaan terdiri dari 3

jenis, yaitu :

a) Persediaan bahan mentah (Raw Material Inventory) adalah bahan yang sudah

dibeli tetapi belum diolah.

b) Persediaan barang dalam proses (Work In Process Inventory) adalah

komponen atau bahan baku yang telah melewati beberapa proses perubahan

tetapi belum selesai.

c) Persediaan MRO (Maintenance, Repairing, Operating Inventory) adalah

persediaan yang khususdigunakan untuk memelihara dan memperbaiki

peralatan tertentu yang tidak diketahui, sehingga persediaan merupakan funsi

dari rencana pemeliharaan dan perbaikan.

Menurut Sudana (2011) terdiri dari 4 macam, diantaranya sebagai berikut :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

10

a) Bahan baku (Raw Materials), yaitu bahan bahan yang dibeli dari pemasok

(supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan

dihasilkan perusahaan.

b) Bahan setengah jadi (Work in Process), yaitu bahan yang sudah diolah

menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah – langkah lanjutan

agar menjadi produk jadi.

c) Barang jadi (Finished Goods), yaitu barang jadi yang telah diproses, siap

untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikan ke lokasi –

lokasi pemasaran.

3. Fungsi Persediaan

Secara umum peran persediaan pada perusahaan adalah dapat memperlancar

proses produksi yang dilakukan secara berkesinambungansetiap harinya. Dengan

adanya persediaan maka proses produksi tidak akan terhambat. Menurut

Stevenson dan Chuong (2014) fungsi persediaan yang paling penting adalah untuk

memenuhi permintaan pelanggan yang diharapkan, menyederhanakan proses

produksi, bertindak sebagai penolong terhadap kehabisan persediaan, memperoleh

keuntungan yang optimal dalam pesanan, dan mencegah fluktuasi. Sedangkan

menurut Heizer & Render (2015) persediaan dapat memiliki beberapa fungsi

diantarnya sebagai berikut :

a) Memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang

diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan.

b) Memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.

c) Mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam

jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.

d) Menghindari inflasi dan kenaikan harga.

4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

11

Dalam melangsungkan usahanya agar tetap lancar, maka setiap perusahaan

perlu adanya persediaan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

persediaan bahan baku dan bahan penolong adalah :

a) Volume atau kuantitas yang dibutuhkan, semakin banyak jumlah bahan baku

yang dibutuhkan, maka akan semakin tinggi tingkat persediaan bahan baku.

b) Volume produksi yang direncanakan, yaitu ditentukan oleh penjualan dan

ramalan penjualan. Semakin tinggi volume produksi yang direncanakan

berarti semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan, sehingga

mengakibatkan tingginya tingkat persediaan bahan baku.

c) Kesinambungan produksi tidakakan berhenti, diperlukan tingkat persediaan

bahan baku yang tinggi dan sebaliknya.

d) Sifat bahan baku penolong adalah cepat rusak atau tahan lama. Bahan yang

tidak tahan lama tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yanglama,

sehingga jika bahan baku yang dibutuhkan tergolong barang yang tidak tahan

lama maka penyimpanan dalam jumlah besar tidak diperlukan.

5. Biaya – Biaya Dalam Persediaan

Biaya persediaan adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya

persediaan. Menurut Abdurrahman dan Badrus Sholeh (2019) biaya yang sering

digunakan dalam pengelolaan persediaan, yaitu :

a) Biaya penyimpanan (Holding Cost) adalah biaya yang berkaitan dengan

penyimpanan persediaan untuk jangka waktu tertentu, seperti biaya asuransi,

biaya tambahan staf, dan biaya bunga.

b) Biaya pemesanan (Ordering Cost) adalah biaya yang meliputi biaya

persediaan, formulir, proses pemesanan, dan biaya tenaga untuk melakukan

pemesanan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

12

c) Biaya Pemasangan (Setup Cost) adalah meliputi biaya pemasangan mesin,

seperti biaya waktu dan tenaga kerja untuk membersihkan dan mengganti

peralatan.

Sedangkan menurut Stevenson & Chuong (2014) terdapat tiga biaya pokok

yang berkaitan dengan persediaan, yaitu :

a) Biaya penyimpanan (holding/carrying)

Biaya penyimpananadalah biaya untuk menyimpan sebuah barang

dalam persediaan untuk jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Biaya ini

termasuk bunga, asuransi, pajak (di beberapa negara), penyusutan, kerusakan,

pemborosan, kebusukan, pencurian, dan biaya penyimpanan (pemanasan,

penerangan, sewa, keamanan).

b) Biaya pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan adalah biaya untuk pemesanan dan penerimaan

persediaan. Biaya ini bervariasi dengan penempatan pesanan yang

sebenarnya. Selain biaya transportasi, biaya tersebut meliputi penentuan

berapa banyak yang dibutuhkan, pembuatan faktur, pengecekan kualitas dan

kuantitas barang pada saat kedatangan, dan memindahkan barang ke

penyimpanan sementara.

c) Biaya kekurangan (shortage costs)

Biaya kekurangan adalah biaya yang timbul ketika permintaan melebihi

penawaran. Biasanya merupakan keuntungan yang belum direalisasikan

perunit.

C. Pengendalian Persediaan

1. Pengertian Pengendalian Persediaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

13

Pengendalian persediaan bagian dari manajemen operasional. Didalam

pengendalian persediaan harus memiliki teknik untuk menghitung tingkat

persediaan yang optimal. Apabila pengendalian persediaan tidak direncanakan

maka akan terjadi pemborosan dan pengadaan persediaan tidak akan efektif.

Menurut Herjanto (2013 : 238), Pengendalian persediaan adalah serangkaian

kebijakan pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan yang harus

disimpan, kapan harus melakukan pemesanan untuk menambah persediaan, dan

seberapa besar pemesanan yang harus diadakan. Sedangkan menurut Heizer dan

Render (2015) pengendalian persediaan adalah catatan persediaan yang harus

diverifikasi melalui audit yang berkelanjutan. Audit semacam ini disebut

perhitungan berkala.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian

persediaan adalah kegiatan perencanaan yang dirancang untuk memantau dan

mengendalikan persediaan perusahaan, seperti menghitung tingkat persediaan

yang optimal dan menentukan jumlah persediaan yang harus dimiliki,

meningkatkan persediaan pada waktu yang tepat dab berapa banyak pembelian

kembali yang diperlukan untuk mencapai kelancaran produksi.

2. Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Agus Ristono (2013) tujuan pengendalian persediaan diantaranya

:

a) Untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.

b) Untuk menjaga kelangsunganproduksi, proses produksi dihentikan karena

kekurangan bahan baku atau keterlambatan pengiriman.

c) Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

14

3. Model Pengendalian Persediaan

a. Anggaran

Menurut Rudianto (2009:2) berpendapat bahwa anggaran adalah

rencana kerja masa depan yang dilaksanakan secara kauntitatif, formal dan

sistematis. Anggaran produksi disusun karena dapat digunakan untuk alat

perencanaan, koordunasi dan monitoring. Dengan adanya anggaran, kegiatan

perusahaan direncanakan. Fungsi anggaran adalah :

1) Alat perencana, yaitu sebagai rencana kerja, yang menjadi pedoman bagi

anggota untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam jangka

waktu tertentu.

2) Alat pengendalian, yaitu sebagai alat untuk mengevaluasi apakah

kegiatan setiap bagian organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang

direncanakan.

3) Peramalan Penjualan, Peramalan volume penjualan merupakan proyeksi

atau perkiraan permintaan konsumen pada masa mendatang. Peramalan

penjualan digunakan untuk memahami gambaran penjualanakan datang,

sehingga perlu dilakukan peramalan penjualan terlebih dahulu untuk

menentukan anggaran produksi.

b. Anggaran Produksi

Setelah mengetahui peramalan penjualan selanjutnya menentukan

anggaran produksinya. Anggaran produksi merupakan rencana jumlah

produksi yang akan diproduksi pada waktu mendatang, meliputi, waktu, dan

jumlah yang akan diproduksi.

c. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

15

Anggaran kebutuhan bahan baku digunakan sebagai alat perencanaan

dan pengendalian bahan baku untuk menghindari ketidaktepatan penggunaan

persediaan bahan baku,dan membuat proses produksi dapat berjalan dengan

lancar.

d. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Setelah anggaran kebutuhan bahan baku diketahui, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan anggaran pembelian bahan baku. Melalui

anggaran pengadaan bahan baku, dapat mengetahui secara jelas jumlah bahan

baku yang harus dibeli untuk memenuhi kebutuhan produksi. Didalam

penelitian ini untuk anggaran pembelian bahan baku menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ).

e. Economic Order Quantity (EOQ)

Menurut Heizer dan Render (2015) Economic Order Quantity (EOQ)

adalah teknik pengendalian persediaan yang meminimalkan total biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan. Teknik ini didasarkan pada beberapa

asumsi :

1) Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.

2) Waktu tunggu, yaituwaktu dari menempatkan pesanan sampai menerima

pesanan adalah konstan.

3) Penerimaan persediaan bersifat cepat dan lengkap.

4) Tidak ada diskon kuantitas.

5) Biaya variabel lainnya untuk menyiapkan atau menempatkan pesanan

(biaya pemasangan) dan biaya pemeliharaan dari waktu ke waktu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

16

6) Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan)sepenuhnya dapat

dihindari, jika pesanan dilakukan pada waktu yang tepat dapat

diselesaikan sepenuhnya.

Setiap model persediaan digunakan untuk meminimalkan biaya,

termasuk biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.Oleh karena itu, jika

meminimalkanbiaya pemesanan dan biaya penyimpanansama dengan

meminimalkan total biaya. Variabel yang digunakan untuk menentukan

pesanan yang optimal berdasarkan metode EOQ sebagai berikut :

Q = Jumlah unit per pesanan

D = jumlah bahan baku dalam satu periode

S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

h = harga penyimpanan per unit

Biaya pemesanan pertahun

x biaya pesanan per tahun

Biaya penyimpanan tahunan

x biaya penyimpanan per unit

Jumlah Pesanan optimal, ditentukan ketika biaya pemesanan tahunan sama

dengan biaya penyimpanan tahunan, yaitu :

x h

Jadi perhitungan model Economic Order Quantity (EOQ) dapat

dirumuskan dengan :

EOQ =

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

17

f. Safety Stock / Persediaan Pengaman

Menurut Agus Ristono (2013) persediaan pengaman (Safety Stock)

adalah persediaan yang dimiliki untuk antisipasi ketidak pastian permintaan

dan penyediaan, apabila persediaan pengaman (Safety Stock) tidak mampu

mencukupi ketidak pastian permintaan tersebut, maka akan terjadi

kekurangan persediaan (stockout). Faktor – faktor yang menentukan jumlah

persediaan pengaman adalah:

1) Rata – rata penggunaan bahan baku

2) Faktor waktu

3) Biaya penggunaan

Persediaan pengaman digunakan dalam keadaan darurat seperti bahan

dipasaran kosong, kecelakaan pada alat transportasi, bencana alam , dan lain

lain. Persediaan pengaman termasuk aset tidak lancar karena bersifat

permanen. Faktor - faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan

pengaman (safety stock) adalah :

1) Keterlambatan pengiriman dari pemasok (supplier)

2) Besar pembelian bahan baku

3) Kesulitan bahan baku yang dibutuhkan

4) Hubungan antara biaya penyimpanan (carrying cost) dengan biaya

kekurangan persediaan (stockout cost), apabila biaya kekurangan

persediaan (stockout cost) lebih besar daripada biaya penyimpanan

(carrying cost) maka diperlukan safety stock yang besar.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

18

Menurut Heizer dan Render (2015) untuk menghitung besarnya

persediaan pengaman menggunakan rumus sebagai berikut

Keterangan :

Z= Nilai standar deviasi yang berhubungan dengan tingkat kemungkinan

pelayanan

= Standar deviasi

√L = Standar deviasi lead time

g. Re-Order Point / Titik pemesanan kembali

Setelah menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk

menghitung jumlah pesanan yang optimal, langkah selanjutnya adalah

memperhitungkan titik pemesanan kembali (Re-Order Point). Jika Economic

Order Quantity (EOQ) memperhitungkan jumlah pesanan yang optimal, Re-

Order Point (ROP) memperhitungkan kapan harus memulai pesanan. Dengan

cara ini, perusahaan dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk

melakukan pemesanan ulang bahan baku agar produksi tidak kehabisan

stok(stock out).

Menurut Agus Ristono (2013), titik pemesanan kembaliRe-Order Point

(ROP) adalah ketika perusahaan atau manajer produksi harus membeli bahan

lagi. Hal ini dilakukan karena pesanan bahan baku tidak selalu bisa langsung

dikirim, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama. Sedangkan menurut

Heizer dan Render (2015) titik pemesanan ulangadalah ketika persediaan

mencapai tingkat tersebut, harus dilakukan pemesanan ulang dan pemesanan

ulang menggunakan rumus berikut:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

19

ROP = d.L +

Keterangan :

ROP = Titik Pemesanan kembali

D = Permintaan Per Hari

L = Waktu Tunggu

Z = Nilai standar deviasi yang berhubungan dengan tingkat

kemungkinan pelayanan

= standar deviasi

√L = Standar deviasi lead time

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

20

D. Penelitian Terdahulu

1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gerald Marvin Kansil, Arazzi Hasan Jan,

dan Jessy J Pondangpada tahun 2019 dengan judul “Analisis Pengendalian Bahan

Baku Ikan dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada Restoran

D’Fish Mega Mas Manado”. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah total biaya

persediaan yang dihitung dengan metode EOQ adalah sebesar Rp.1.796.533

dulunya Rp. 4.553.160 sehingga diketahui penghematan pada menggunaan

metode EOQ adalah sebesar Rp. 2.756.627. Jumlah pembelian bahan baku utama

yang awalnya 7996 Kg dan jumlah pembelian optimal berdasarkan metode EOQ

adalah 773 kg.

2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Richard Joshua Najoan, Indrie D

Palendeng, dan Jacky S.B Sumarauw pada tahun 2019 dengan judul “Analisis

Pengendalian Persediaan Semen Menggunakan Metode EOQ Pada Toko Sulindo

Bangunan”. Hasil dari penelitian adalah total biaya yang menggunakan metode

EOQ pada semen tigaroda Rp. 1.242.273, semen conch Rp. 13.705.550, semen

Tonasa Rp. 6.269.115. Frekuensi pembelian dengan menggunakan metode EOQ

adalah semen Tosana sebanyak 13 kali dalam setahun, semen tigaroda 11 kali

dalam setahun, dan semen Conch sebanyak 11 kali dalam setahun. Titik

pemesanan kembali menggunakan metode EOQ yaitu semen Tonasa 13 sak,

semen Tigaroda 2 sak, semen conch 24 sak.

3. Menurut penelitian Abdurrahman Ahmad pada tahun 2018 dengan judul “Analisis

Pengendalian Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Economic Order

QuantityPada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Dody Bakery”. Hasil penelitian

menunjukan bahwametode yang diterapkan oleh UKM metode EOQ memiliki

hasil yang optimal dan ekonomis, hal ini dibuktikan dari frekuensi pembelian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

21

dengan metode EOQ lebih sedikit yaitu 9 kali dan biaya persediaan lebih sedikit

yaitu Rp. 1.992.492.

4. Menurut penelitian Harly I Usulangi, Arrazi Hasan Jan, dan Ferdinand Tumewu

pada tahun 2019 dengan judul “ Analisis Economic Order Quantity (EOQ)

Pengendalian Bahan Baku Kopi pada PT. Fortuna Inti Alam”. Hasil dari

penelitian volume pembelian bahan baku yang optimal dengan metode EOQ pada

tahun 2016 sebesar 5.852,22 kg pada tahun 2017 sebesar5.844 kg, frekuensi

pemesanan pada tahun 2016 sebanyak 9 kali pada tahun 2017 sebanyak 10 kali.

Persediaan pengaman tahun 2016 adalah 5.237,05 kg pada tahun 2017 sebanyak

7.020,76 kg. Total biaya yang dihitung dengan metode EOQ adalah pada tahun

2016 sebesar Rp. 26.920.245 pada tahun 2017 sebesar Rp. 28.633.885

5. Menurut penelitian Atdri Rakian pada tahun2015 dengan judul “Analisin

Pengendalian Bahan Baku Tepung Terigu Menggunakan Metode EOQ Pada

Pabrik Mie Musbar Pekanbaru”. Hasil dari penelitian adalah pemebelian bahan

baku yang optimal menggunakan metode EOQ sebesar 987,3956 karung

perpesanan. Persediaan pengaman menurut metode EOQ adalah 70 karung. Titik

pemesanan kembali adalah saat persediaan tinggal 95 karung digudang. Total

biaya yang dikeluarkan menurut EOQ adalah Rp. 410.9

E. Kerangka Pemikiran

Untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasional atau

sering disebut kegiatan produksi. Didalam kegiatan produksi perlu adanya pengendalian

persediaan bahan baku untuk mengurangi gangguan pada proses produksi. Untuk

memenuhi permintaan konsumen diperlukan perhitungan, sehingga melakukan

pengadaan persediaan bahan baku sesuai kebutuhan. Hal ini untuk menghindari

kerugian yang diakibatkan oleh kelebihan atau kemungkinan kekurangan bahan baku

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Operasional

22

yang digunakan dalam kegiatan produksi. Dari kegiatan operasional hal yang harus

dilakukan adalah menghitung volume penjualan atau rencana penjualan untuk

menentukan berapa banyak yang harus di produksi. Setelah itu menghitung anggaran

produksi, mengetahui rencana penggunaan bahan baku,kemudian menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ) untuk menentukan persediaan bahan baku yang

optimal dengan biaya terendah. Selain itu, untuk menjaga persediaan perlu dilakukan

perhitungansafety stockatau persediaan pengaman, kemudian menghitung Re-Order

Point atau titik pembelian kembali, jika jumlah bahan baku berada dititik ini maka harus

melakukan pembelian bahan baku kembali. Semua hal tersebut menjadikan kegiatan

produksi berjalan lancar.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Ramalan Penjualan

Ramalan kebutuhan bahan

baku

Persediaan bahan baku :

EOQ

Safety Stock

Re-Order Point

Kelancaran Produksi