25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memilki 3 kebutuhan dasar berdasarkan jenisnya yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan yang harus terpenuhi untuk kelangsungan hidup dan bermasyarakat. Salah satu kebutuhan primer yang terus berkembang dan menjadikan nilai tambah dalam lowongan pekerjaan bagi masyarakat tingkat bawah dan menjadikan penambahan kemajuan dalam sektor ekonomi. Peranan Desain Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak produk Indonesia kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain produk yang baik. Hal itu terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari produk negara lain. Komunitas Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain dan cenderung untuk mengadopsi desain yang sudah ada dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan teknis tentang desain. Produk dibuat berdasar pesanan, didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan lebih memilih menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri. situasi ini menyebabkan produk Indonesia mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya. Kondisi seperti ini juga tidak membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada masa yang akan datang. 1 | Desain Produk

Makalah Manajemen Operasional

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManusia memilki 3 kebutuhan dasar berdasarkan jenisnya yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer manusia adalah kebutuhan yang harus terpenuhi untuk kelangsungan hidup dan bermasyarakat. Salah satu kebutuhan primer yang terus berkembang dan menjadikan nilai tambah dalam lowongan pekerjaan bagi masyarakat tingkat bawah dan menjadikan penambahan kemajuan dalam sektor ekonomi.Peranan Desain Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak produk Indonesia kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain produk yang baik. Hal itu terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari produk negara lain. Komunitas Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain dan cenderung untuk mengadopsi desain yang sudah ada dikarenakan terbatasnya pemahaman dan pengetahuan teknis tentang desain. Produk dibuat berdasar pesanan, didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan lebih memilih menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri. situasi ini menyebabkan produk Indonesia mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya. Kondisi seperti ini juga tidak membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada masa yang akan datang.Oleh karena itu, inilah saatnya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya desain kepada komunitas industri di Indonesia agar produk Indonesia mempunyai keunggulan dan kemampuan untuk bersaing dipasar dunia. Desain Produk, atau dalam bahasa keilmuan disebut juga Desain Produk Industri, adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya. Sebagai contoh : desainer produk mendesain kursi tidak hanya agar kursi tersebut tampak bagus, tetapi juga agar nyaman diduduki dan mudah untuk diproduksi.Istilah "Desain Produk Industri" atau "Industrial Design" muncul pertama pada awal abad 20 sebagai pendeskripsian dari proses pendahuluan secara kreatif yang dilakukan oleh artis individu terhadap barang-barang yang diproduksi secara massal.Untuk mengatasi rumitnya sebuah proses produksi massal, desainer produk bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat untuk menghasilkan, mengembangkan, dan memanufaktur produk. Profesi tersebut diantaranya adalah ahli marketing, mekanik, teknisi desain manufaktur dan programmer software. Bersama dengan spesialis ilmu faktor manusia, desainer produk menyelenggarakan tes daya guna produk untuk meyakinkan bahwa sebuah produk dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan penggunanya, dan seringkali mereka mengatur ulang komponen-komponen atau bagian-bagiannya untuk membuat produk-produk lebih efisien untuk diproduksi dan mudah untuk dirakit, diperbaiki dan di daur ulang.Dalam menghadapi persaingan yang makin tajam, seorang produsen tidak boleh terpaku oleh bentuk produk yang menawarkan manfaat dasarnya saja. Persaingan sekarang ini pada umumnya terjadi pada tingkat produk tambahan yang meliputi tambahan jasa, kemasan dan manfaat yang akan membedakannya dari produk pesaing sebagaimana diungkapkan Levit dalam Kotler (2000 : 449).Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang dimulai dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan (opportunity) di pasar, dan berakhir dengan produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Dalam seri tulisan ini, produk yag akan dibahas akan diberi batasan sebagai berikut : hasil rekayasa (engineered), diskrit, dan mempunyai bentuk fisik. Indonesia memiliki berbagai kegiatan usaha mulai dari mikro hingga besar yang memproduksi produk pakaian, baik untuk pasar lokal maupun luar negeri. Usaha konveksi memberikan nilai karya dan memberi berbagai keuntungan bagi Indonesia yaitu dapat menyerap tenaga kerja, berbagi dalam melengkapi nilai sosial masyarakat desa pulo kalibata, memenuhi kebutuhan nasional sehingga mengurangi impor, dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Kebutuhan yang semakin meningkat ini, tentunya juga memerlukan sarana dan prasarana dalam pendistribusiannya. Karena tidak semua orang dapat membuat sendiri sandang yang mereka butuhkan, ada kalanya orang harus berpergian jauh untuk dapat membeli sandang yang dibutuhkannya untuk menambah kepusan dan etika dan estetika bermasyarakat. Maka dibentuklah berbagai usaha yang menhasilkan produk sandang, seperti pakaian. Perusahaan konveksi merupakan jenis usaha dalam pembuatan pakaian atau kebutuhan sandang secara massal. Dalam pengerjaannya, konveksi membutuhkan pekerja yang sangat banyak dengan menggunakan mesin-mesin besar. Perbedaan jenis usaha konveksi ini dengan usaha garment adalah dilihat dari jenis produk yang dihasilkan. Konveksi menghasilkan produk jahitan mulai dari bahan mentah, setengah jadi, hingga produk jadi. Macam pengerjaan konveksi meliputi pengerjaan pakaian kemeja, t-shirt, kaus kaki, dasi, dan lain sebagainya. Sedangkan Garment memproduksi bahan mentah, bahan baku yang dipergunakan untuk produksi usaha konveksi.1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana desain yang baik itu?2. Bagaimana desain yang baik bisa meningkatkan keuanggulan bersaing?3. Bagaimana desain yang baik bisa meningkatkan umur produk?1.3 Tujuan 1. Menjelaskan suatu sistem pengembangan produk2. Menjelaskan bagaimana mengeimplementasikan persaingan berdasarkan waktu3. Menjelaskan bagaimana produk dan jasa didefinisikan4. Mempersiapkan dokuman yang dibutuhkan untuk produksi5. Menjelaskan partisipasi pelanggan dalam perancangan dan produk jasa

BAB IIKAJIAN TEORI2.1 Landasan TeoriSalah satu usaha yang tak pernah lesu dan selalu bisa bertahan dari berbagai kondisi ekonomi bangsa adalah usaha konveksi, karena merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Usaha konveksi ada beraneka ragam, misalnya usaha konveksi pakaian anak-anak, konveksi tas dan dompet, usaha konveksi berupa pembuatan topi, kerudung, kaos gaul, dan sebagainya. Usaha konveksi mirip dengan industri garment, namun menurut pendapat beberapa pengusaha, usaha konveksi sedikit berbeda dengan usaha garment. Pada usaha garment (contohnya pakaian kantoran) masing-masing kelompok kerja mengerjakan sub bagian tertentu. Ada tim kerja yang khusus membuat kerahnya, ada yang khusus mengukur dan memotong kain, ada bagian yang spesial menjahit (merakit), dan ada kelompok yang bertugas pada bagian akhir (merapikan / menyeterika). Sedangkan pada usaha konveksi, setiap orang (tim) bertugasmenyelesaikan secara menyeluruh yang disebut dengan istilah CMT (Cutting, Making, Trimming) yaitu mulai dari memotong/ mengukur, membuat, dan merapikan.

Setiap barang dan jasa yang masuk dalam fase perkenalan, dapat didefinisikan, yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa produk atau jasa itu digunakan. Perusahaan mendesain suatu produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti warna, bentuk dan ukurannya yang dapat diterima oleh pasar.Gambaran teknis (engineering drawing) merupakan dimensi dan toleransi atas bahan baku yang dibeli atau bahan baku yang diproduksi yang dapat dipergunakan sebagai komponen didalam proses produksi. Gambaran ini merupakan standar kualitas atau mutu bahan baku yang menjadi komponen yang akan dipakai dalam proses produksi.Kartu stok (Bill of Materials = BOM) merupakan daftar dari tiap-tiap komponen dengan uraiannya, jumlahnya dan berapa kebutuhan yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang. BOM merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan hasil desain produk dan menjadi dasar bagi manajer produksi untuk melaksanakan proses produksi, sehingga proses produksi dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan desain yang ditentukan dalam pengembangan produk.Suatu produk yang telah didesain untuk memproduksinya membutuhkan dokumen seperti berikut ini:1. Gambaran teknis assembling (assembly drawing), yang merupakan cara pengelolahan suatu produk. Gambaran teknis biasanya merupakan gambaran tiga dimensi, berupa gambaran isometrik (yang menggambarkan setiap komponen dan cara penggabungannya).2. Urutan penggabungan komponen (chart assembling), merupakan bentuk skematik bagaimana suatu produk di-assembling, dibeli komponennya atau dikombinasikan, serta alur tiap komponen sesuai dengan subassembling yang ada untuk menghasilkan suatu produk akhir.3. Daftar alir komponen (route sheet), merupakan aturan operasional untuk mengassembling dan inspeksi kebutuhan untuk memproduksi suatu komponen dengan bahan baku yang spesifik berdasarkan bill of materials.4. Order (work order) adalah instruksi untuk membuat sejumlah item produk dan bagian-bagiannya yang dilengkapi dengan skedul pembuatannya.5. Pembertahuan perubahan teknik (engineering change notice), merupakan koreksi teknik akibat modifikasi dari gambaran teknik atau bill of materials.6. Sistem perencanaan produk (configuration management), merupakan sistem dari perencanaan produk dan perubahan komponen yang secara akurat dikenali dan dikendalikan secara akuntabilitas atas perubahan pemeliharaannya.2.2 Strategi Produk dengan Keunggulan BersaingStrategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan (benchmarking) yang ditetapkan perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan ke dalam sistem manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan membuat desain produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional.Sebagai contoh; strategi Toyota yaitu merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain produk mobil A di dalam industrinya dilakukan secara cepat, di mana desain produk mobil A sudah harus mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian ditindaklanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga. Maksudnya bahwa produk berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya tiga tahun, sesudah itu sudah harus ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru.

2.3 Analisis Produk Berdasarkan NilaiManajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk. Analisis produk berdasarkan nilai (product by value analysis) mengurutkan produk secara menurun berdasarkan kontribusi dollar individu masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis ini juga mengurutkan kontribusi dollar tahunan total dari suatu produk. Kontribusi rendah perunit dari satu produk tertentu mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar penjualan perusahaan.Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi yang mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin meliputi penambahan arus kas (sebagai contoh, peningkatan kontribusi dengan meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya), peningkatan total penerimaan dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai selalu menginginkan produk baru dan produk lebih baik yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka.Langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk baru terdiri atas lima langkah berikut ini:1. Pencarian gagasan2. Seleksi produk3. Desain produk pendahuluan4. Pengujian (testing)5. Desain akhir (final)

Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap desain akhir bersangkutan dengan penetapan standar-standar dan prosedur-prosedur pelayanan. Sebagai contoh, dalam kasus sebuah bank, standar waktu tunggu untuk berbagai tipe pelayanan bank dapat ditentukan.Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya berbagai hambatan, di antaranya:1. Kurangnya gagasan (idea) pengembangan produk baru yang baik2. Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya persaingan dan berbagai produk substitusi3. Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan Pemerintah. Sebagai contoh, perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk4. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal; karena untuk dapat menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan sejumlah besar gagasan produk baru. Dan dari sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke pasar sebagai produk5. Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen6. Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah produk baru secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka.

BAB IIIPROFIL DAN PEMBAHASAN3.1 Profil PerusahaanPemilik: Heru IskandarAlamat: Jl. Janti Barat Blok C dlm 1 no 4 MalangTahun Berdiri: 1991

Rizky Garment berdiri pada tahun 1991. Pada saat berdirinya perusahaan Rizky Garment belum menggunakan namanya seperti saat ini. Setelah anak pertama lahir pada tahun 1992, maka Perusahaan Garment tersebut di beri nama Rizky, sesuai dengan nama anak pertamanya Rizky Fajrilia. Dengan nama itu, Pemilik Perushaan mengharapkan Perusahaannya ini akan mendatangkan rejeki yang barokah bagi pemiliknya dan keluarganya..Awal beroperasi, Rizky Garment hanya mempunyai pegawai sebanyak 2 orang, mereka berkerja di dalam rumah pemilik dengan mesin kecil seadanya. Karena baru merintis, maka Rizky Garment hanya menerima pesanan kecil-kecilan.Tahun 1993 Rizky Garment makin berkembang, karena mendapat order tetap rutin setiap hari dengan jumlah setidaknya 25 potong pakaian. Maka pegawai Rizky Garment bertambah menjadi 6 orang dan lokasi pindah ke gudang samping rumah pemilik yang berlokasi di Janti, Malang.Tahun 1995 Rizky Garment berpindah lokasi ke pabrik konveksi, yang notabene lokasinya lebih luas. Jumlah pegawai saat itu 12 orang. Rizky Garment makin banyak mendapat order, seperti pesanan partai besar dari Pasar Turi Surabaya.Tahun 2000 Rizky Garment mulai memproduksi merk sendiri yaitu, Al-Falaq (baju koko/muslim). Saat ini (2013) Rizky Garment mempunyai pegawai sebanyak 3 orang. Sekarang Rizky Garment menggunkan sistem sub. Jadi order akan dikerjakan oleh sub-sub atau konveksi lain yang lebih kecil. Saat ini Rizky Garment juga memproduksi hem, seragam, dan juga Medical Aparel.

3.2 PembahasanKonveksi merupakan bisnis pembuatan busana atau bahan lain yang membutuhkan jahitan. Berbagai kebutuhan manusia didapatkan dari pembelian produk konveksi, diantaranya busana dan aksesorisnya, tas, taplak meja, sprei dan bed cover, celemek, serta perlengkapan bayi. Karena banyaknya produk yang dihasilkan dari konveksi, maka banyak pula peluang untuk membangun bisnis di bidang itu. Biasanyab bisnis konveksi memiliki spesifikasi sendiri-sendiri. Ada yang khusus bergerak dalam pembuatan celana jeans, jilbab, busana muslim, baju koko, seragam sekolah, sampai tas dan perlengkapan lainnya. Spesifikasi ini memudahkan pebisnis untuk menjalankan sebuah bisnis konveksi agar tetap lancar dan semakin berkembang.Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan kepada bapak Heru Iskandar, Pemilik Rizky Garmen, dapat kami tarik banyak hal mengenai manajemen operasi terutama di bidang desain produknya.1. Dalam membuat suatu produk, Pihak Rizky Garment akan melakukan survey pasar terlebih dahulu sebelum meluncurkan produk terbaru mereka. Produk berupa pakaian merupakan barang yang dinamis karena desain yang sedang ramai di pasaran bisa bertahan lama ataupun hanya sebentar saja. Oleh karena itu Rizky garment melakukan survey terlebih dahulu untuk melihat desain seperti apa yang sedang booming sehingga mereka akan meluncurkan produk yang sesuai dengan tren masyarakat kala itu.2. Suatu perusahaan yang focus pada satu jenis perusahaan saja akan menghasilkan suatu produk yang lebih bagus daripada perusahaan yang memiliki banyak produk dalam sekali produksi atau produksi yang secara menyeluruh tetapi dilakukan bersamaan. Seperti yang dilakukan pihak rizky garment, mereka sanggup produksi 150 potong kemeja dalam waktu yang sama dengan produsen lain yang melakukan produksi 50 potong kemeja saat mereka melakukan produksi secara menyeluruh tanpa bantuan agen produksi secara tidak focus.3. Menurut Bapak Heru, Desain yang baik adalah desain yang sesuai permintaan pasar. Beliau berpendapat bahwa desain yang laku lah yang baik karena desain yang banyak diminati oleh masyarakatlah yang dianggap bagus oleh masyarakat. Sebaliknya desain yang tidak laku di masyarakat, bukan berarti desain tersebut jelek, hanya saja pasar saat itu belum menerima desain tersebut atau mungkin desain tersebut telat dikeluarkan sehingga pasar tidak menerimanya. Solusi untuk desain tersebut adalah dengan menawarkan di suatu komunitas dan membuatnya menjadi suatu seragam.4. Desain yang baik bisa meningkatkan kualitas suatu produk, hal ini disebabkan desain suatu produk dirancang untuk waktu yang lama kecuali memang sengaja dibuat untuk waktu singkat(dalam hal ini pakaian medis). Produk yang memiliki desain bagus pasti akan dibuat dengan bahan yang berkualitas dan membuat nyaman dipakai oleh konsumen.

BAB IVKESIMPULANSetelah berbagai produk dan jasa dirancang, spesifikasi-spesifikasinya harus diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa. Desain proses fisik untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses. Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, derajat otomatisasi, macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya. Desain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan.Dalam bidang garmen, desain produksi merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut laku atau tidaknya produk yang dibuat. Desain yang disukai masyarakatlah yang paling baik dalam bidang konveksi dan garmen. Mengikuti tren dan mengamati perkembangan jaman merupakan hal yang esensial untuk produksi.

Daftar Pustaka

http://vercomfo.blogspot.com/2012/03/perancangan-produk-design-product.html http://wiki.unnes.ac.id/articles/p/e/r/Perusahaan_konveksi.html http://nananghariyono.blogspot.com/2013/01/sem-3-man-operasional-makalah-desain.html

Lampiran WawancaraWawancara dilakukan kepada Bapak Heru Iskandar selaku Pemilik Rizky Garment1. Apa saja jenis produk dari perusahaan konveksi yang bapak produksi?Produk kami bermacam-macam, ada baju muslim pria, kaos, kemeja dan lain-lain. Sebagian besar produk kami khusus untuk pria, tetapi yang spesialis untuk produksi tengahan, jadi tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Untuk produk tersebut saya bisa menerima karena harganya terjangkau dengan biaya jahitnya. 2. Mengapa memutuskan jenis produk khusus untuk pria?Sebagian besar konveksi kalau mau produksi macam-macam model itu tidak mudah untuk menyediakan armadanya. Biasanya kalau untuk konveksi,kami lebih mengutamakan efisiensi waktu dan ongkos. Kalau fokus kemeja berarti khusus kemeja saja yang dikerjakan dengan mengambil desain terbaru. Jadi kalau sudah spesialis di satu macam produk saja, biaya untuk produksi bisa dikurangi. Biasanya untuk memproduksi itu seperti ini, kalau kita tidak pernah produksi model terbaru, kita hanya membuat desainnya dulu. Kita coba untuk membuatnya, pegawai belajar sehari sampai dua hari itu baru bisa. Kalau quantitynya banyak misalkan dalam satu bulan perharinya 100 totalnya 3000 tidak ada masalah. Kalau jumlahnya cuma 50,sudah belajar bisa kemudian belajar lagi dari awal itu pasti ada pembuangan, penghapusan dan pemborosan. Jadi kalau memang pekerjaannya seperti itu dari awal seperti itu, minggu depan mulai awal lagi kecepatannya bertambah kalau kita model terbaru lagi belajar lagi. Satu jam paling cepat, kadang satu hari atau satu minggu.Jadi dispesialiskan lebih baik, tapi untuk yang spesialis yang seperti itu kita ada channel tertentu kita harus menghubungi pabrik yang lebih besar, kita sub data jahitnya kita tinggal menyediakan armadanya. Jadi setiap hari kita bisa menyelesaikan berapa misalkan seratus, duaratus atau produksi sendiri seperti saya.

3. Mengapa hanya fokus pada kemeja pria saja kok tidak di jaket atau jas? Karena di bidang saya, saya menguasai kemeja. Sebenarnya bisa mengembangkan ke yang lain, misalkan ke celana. Tetapi saya tetap focus di kemeja,karena kemeja kebesaran sedikit saja terpakai tetapi kalau celana kebesaran 2cm saja rugi. Jadi menurut saya lebih gampang laku di baju terutama kemeja. Jaket kami juga bisa tapi tidak utamakan, jadi ini tidak khusus untuk satu item (kaos hem) itu tidak. Seperti jaket, rompi, seragam pakai rok, yang simpel-simpel saja saya kerjakan. Untuk biaya produksi tidak terlalu tinggi tidak terlalu sulit saya kerjakan4. Siapa yang mendesain? Apakah ada bagian sendiri?Macam-macam biasanya orang-orang atau satu kelompok ingin membuat seragam. Biasanya mereka membawa sendiri desain yang mereka inginkan. Mereka mau pesan baju satu setel atau atasan sendiri atau model seperti ini. Biasanya yang mereka bawa berupa gambar bukan contoh bajunya seperti foto atau gambar dari internet. Kemudian saya menawarkan warna dan jenis kainnya (biasa, katun, semi katun dan lain-lain) macam-macam. Kalau mereka mencari kainnya sendiri biasanya lebih mahal. Konsumen biasanya tidak tahu tempat-tempat distributor. Makanya saya tawarkan katalog saya (ada 25 katalog).5. Bagaimana agar penawaran sesuai dengan permintaan pasar?Biasanya saat ada seorang tokoh yang lagi trend, atau artis yang lagi booming dengan memakai baju yang menjadi khasnya, desainnya akan saya ingat-ingat lalu saya produksi. Kadang kita harus spekulasi dalam membuat desain walaupun terkadang yang menurut saya bagus tidak diterima oleh pasar. Dalam mengeluarkan desain yang baru, kita beresiko memproduksi dengan motif terbaru saat pasar belum menerimanya. Oleh karena itu produksinya tidak terlalu banyak. Tetapi kalau kita meniru desain lain, kita sudah kalah satu langkah karena mereka sudah menjual tapi kita baru saja memproduksi. Kalau pasar tidak menerima berarti tidak laku. Jadi kelemahannya meniru itu, hanya saja kan memang saat produk laku dipasaran kalau memang di pasaran masanya masih ada, itu yang menjadi kesempatan buat saya.6. Bagaimana dengan desain produk-produk yang gagal?Kalau tidak laku kita coba tawarkan ke banyak tempat. Biasanya kalau kurang diterima oleh pasar kita tawarkan ke jamaah tahlil untuk seragam karena bisa menyesuaikan biasanya jemaah tahlil itu bisa 40an. Selalu habis biasanya sisa satu atau dua.7. Apakah desainnya banyak?Seri seperti kain distributor konveksi minimal satu seri (lebar 1,5 meter dan panjang 100-105 meter. Satu seri ada 5 macam warna, itu harus dibeli semua. Jadi kalau beli sekitar 520, jadi jika ada 1 kain yang jelek itu tidak boleh ditukar. Itu satu seri warrna (satu artikel).8. Berapa pesanan maksimal minimal?Jika memesannya hanya sedikit tidak saya layani. Jadi saya sodorkan barang saya yang jadi. Jadi harus seri kalau toko kan ukurannya beda X, M, L. Kadang 5 warna saya jadikan 6 warna saya bagi 2 dua. Jadi yang 3 warna saya serikan sendiri-sendiri. Biasanya orang membeli satu lusin 12 (XL, M, L) dibagi ukuran saja sudah 4, diambil 3 warna cuma satu-satu, jadi rata. Kalau pengambilannya kecil untuk toko-toko yang kecil. Kalau untuk distributor pengambilannya banyak. Satu kodi ada 6 macam bisa masuk semua ukurannya. Mereka pesennya 6 seri jadi sekitar 120 potong. 9. Menurut Bapak desain yang bagus itu seperti apa?Desain yang bagus adalah produksi yang lagi ngetrend. Memang kalau kemeja itu tidak ada perubahan kecuali kemeja perempuan. Kalau kemeja perempuan mau di model apapun mesti bisa, kalau kemeja pria sampai kapanpun tetap saja seperti ini.10. Lebih banyak yang memesan lengan panjang atau pendek?Untuk yang saat ini banyak yang suka lengan pendek, lebih simple pendek dan sat bekerja juga diperbolehkan pendek. Pendek itu tidak gerah, dulu Malang tahun 80an dingin. Tetapi sekarang hampir disetiap rumah sudah dipasangi AC. Mungkin itu dari evolusi sehingga cara pemakaian bajupun berubah. Dulu kalau musim-musim seperti sekarang jaket itu penting tetapi sekarang jaket sudah tidak laku lagi kecuali untuk malam. Jadi untuk kemeja, baju itu menyesuaikan. 11. Apakah desain yang baik bisa meningkatkan keunggulan bersaing (memperpanjang umur produknya)?Bisa. Kalau desain baik, bisa diterima oleh pasar otomatis orang ingin untuk membeli. Jika dipakai enak, orang-orang mesti tanya ini merknya apa sih. Seperti kalian kalau merknya tidak terkenal, banyak yang tidak suka. Mungkin ini merknya POLO yang lagi trend di anak muda. Jadi orang Indonesia itu saya nilai dari dulu banyak yang membeli merk tidak membeli mutunya.Menurut saya harga tidak harus mahal, kalau pinter-pinter milih, cari merk yang tidak terkenal, bisa memilih bahannya, bisa milih modelnya. Kita mengeluarkan uang yang sedikit dapet bahan yang bagus model yang bagus. Tetapi konsumen sini ikut-ikutan. Kalau merk punya saya ini dikirim ke departemen store (Matahari, Ramayana. Gajah Mada, Laroso, Tunjungan Plaza). Kalau sudah masuk sana harganya bisa 200.000 minimal 180.000an saya jual disini 60.000. saya jual segini karena harga pokoknya memang segini. Jadi seperti ini orang punya merk. Ada kain, lalu sya pesan yang seperti kain X. Ukuran Mnya sekian, Lnya sekian, XLnya sekian. Kain tidak bisa misalkan saya hitung habisnya 90 yard kainnya 100. Saya beli 90 yad itu tidak boleh harus diambil 100. Brarti kan sisa 90 yad. 10 yad harus saya jadikan baju supaya tidak terbuang. Harusnya tidak ada merknya, itu merk orang lain saya pasang disitu tetapi tidak boleh di jual show di counter gitu. Bisa-bisa kan dikomplain penjualnya dengan harga murah padahal kan mereka punya kode-kode tersendiri. Jadi saya jual dirumah saya sendiri. Tapi apabila ada sisa produksi ada yang berminat. Kalau saya produksi seperti ini tidak nutut saya jual 60, mesti ada keuntungan saya berapa, ini saya jual sekitar 90an. Apabila pesanan kontinyu kita bisa menekan harga dan cara pekerjaan saya ke tukang saya bagi. Kerah itu khusus orang yang mengerjakan kerah. Saku khusus saku saja. Badan khusus badan (spesialis). Kalau mereka sudah spesialis lebih baik. Biasanya kalau campur baur itu kalau dikirim ke pasar-pasar besar (barang kodian). Orang satu mengerjakan satu baju. itu jelas tidak akan maksimal dan tidak bagus. Jadi kalau seperti itu bisa diadu produksinya. Orang satu mengerjakan satu baju semua nanti diadu yang spesialis dengan orang yang tadi. Orang tadi bisa mengerjakan 50 perhari tetapi spesialis bisa 150 dan kualitasnya bahkan lebih bagus. Kalau memang pekerjaannya setiap jam, detik, hari itu terus itu tidak akan meleset. Dan kita bisa menekan harganya. 12. Tentang desain produk yang bapak ketahui.Desain produk itu gini, kalau kita mau membuat produk yang baru kemungkinan nanti disukai dan booming. Kita harus tau kondisi pada umumnya dimasyarakat (yang lagi disukai apa). Justru baju yang seperti dipakai Jokowi (yang tidak disangka) malah itu yang lagi disukai oleh masyarakat. Jadi desainer buat seperti itu tetapi tidak kotak-kotak seperti jokowi. Kita bisa membaca situasi yang bagus. Tetapi desainer konveksi itu umum. Jika produksi satu jadi produksi sekitar 10.000 ke seluruh indonesia. Kalau desainer tunggal produksi paling banyak itu 5. Tetapi satu baju bisa 2 juta. Untungnya satu baju Cuma 2 juta kalau 5 yaa 10 juta. Tetapi kalau baju ini satu baju untungnya Cuma 5000. Tetapi kalau produksinya 10.000. kan produksi banyak dengan quantity sedikit harganya jauh. Kalau disini mengambil quantitynya. Kalau di desain-desain (fashion) mengambil di harganya.

9 | Desain Produk