40
15 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen Operasional Kegiatan utama suatu perusahaan manufaktur adalah membuat atau menciptakan suatu barang (produk) dengan mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian dijual kepada konsumen. Kegiatan ini memerlukan suatu sistem untuk merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan mengontrol faktor-faktor produksi seperti mesin, uang, bahan baku, bahan pembantu, dan manusia. Sistem yang seperti ini disebut manajemen operasional. Manajemen operasional menurut Haizer dan Render (2015) adalah serangkaian kegiatan menciptakan nilai pada suatu barang dan jasa melalui pengubahan dari masukan menjadi keluaran. Manahan P. Tampubolon (2004) menyebutkan bahwa manajemen operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan, berupa barang atau jasa atau layanan. Assauri (2008) juga menerangkan tentang manajemen operasional atau produksi merupakan kegiatan untuk mengatur menggunakan sumber daya manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana secara efektif dan efisien untuk

1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

15

1BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Manajemen Operasional

Kegiatan utama suatu perusahaan manufaktur adalah membuat atau

menciptakan suatu barang (produk) dengan mengubah bahan baku menjadi

barang setengah jadi atau barang jadi untuk kemudian dijual kepada

konsumen. Kegiatan ini memerlukan suatu sistem untuk merencanakan,

mengatur, melaksanakan, dan mengontrol faktor-faktor produksi seperti

mesin, uang, bahan baku, bahan pembantu, dan manusia. Sistem yang

seperti ini disebut manajemen operasional.

Manajemen operasional menurut Haizer dan Render (2015) adalah

serangkaian kegiatan menciptakan nilai pada suatu barang dan jasa melalui

pengubahan dari masukan menjadi keluaran.

Manahan P. Tampubolon (2004) menyebutkan bahwa manajemen

operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi,

dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal, dan

manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang

diinginkan, berupa barang atau jasa atau layanan. Assauri (2008) juga

menerangkan tentang manajemen operasional atau produksi merupakan

kegiatan untuk mengatur menggunakan sumber daya manusia, sumber

daya alat, dan sumber daya dana secara efektif dan efisien untuk

Page 2: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

16

menciptakan dan memberikan nilai tambah atas kegunaan barang atau

jasa.

2.1.2 Sepuluh Keputusan Manajemen Operasional

Keputusan operasi (operations decisions) adalah keputusan efektif

yang dibuat oleh manajer dalam sepuluh wilayah manajemen operasional

yang memungkinkan perusahaan untuk dapat melakukan diferensiasi,

biaya rendah, dan respons yang cepat. (Heizer dan Render, 2015). Berikut

sepuluh keputusan manajemen operasional yang mendukung misi dan

penerapan strategi:

1. Perancangan barang dan jasa. Perancangan barang dan jasa

berhubungan dengan kualitas produk dan sumber daya manusia.

Keputusan ini menentukan sebagian besar proses transformasi bahan

baku yang akan dilakukan sehingga juga sangat mempengaruhi

kualitas akhir produk, sehingga perlu memasukkan unsur kualitas atau

mutu (misalnya kualitas desain produk). Keputusan ini juga

menentukan jumlah SDM yang dibutuhkan untuk membuat produk.

2. Kualitas. Penentuan mutu atau kualitas harus dilaksanakan pada saat

perancangan produk dan perancangan proses dan kapasitas.

Ekspektasi pelanggan terhadap kualitas harus ditetapkan, peraturan

dan prosedur dibakukan untuk mengidentifikasi serta mencapai

standar kualitas tersebut.

3. Perancangan proses dan kapasitas. Keputusan proses dan kapasitas

yang diambil dibuat setelah perancangan barang dan jasa selesai.

Perancangan proses dan kapasitas berhubungan dengan mutu dan

Page 3: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

17

SDM, dimana kualitas proses dan produk yang dihasilkan sangat

menentukan minat konsumen terhadap produk dan model proses itu

sendiri secara langsung menentukan jumlah SDM yang dibutuhkan.

Keputusan perancangan proses dan kapasitas ini juga menentukan

tingkat persediaan dan ketersediaan produk, penjadwalan, dan

pemeliharaan.

4. Pemilihan lokasi. Keputusan lokasi perusahaan berkaitan dengan

manajemen rantai pasok (supply chain), dimana faktor yang

berpengaruh antara lain transportasi dan jaringan distribusi.

5. Perancangan tata letak. Keputusan ini dibuat setelah melaksanakan

perancangan proses dan kapasitas. Perancangan tata letak berpengaruh

terhadap SDM, persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.

6. Sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan. Manusia merupakan

bagian yang mahal dari keseluruhan rancang sistem. Faktor ini

meliputi keselamatan, kesehatan, job description, lingkungan kerja,

dan upah.

7. Manajemen rantai pasokan. Rantai pasok dipengaruhi oleh kualitas

dan pemilihan lokasi perusahaan. Keputusan ini menjelaskan apa yang

harus dibuat dan apa yang harus dibeli.

8. Persediaan. Keputusan persediaan dipengaruhi oleh perancangan

proses dan kapasitas, SDM, dan perancangan tata letak.

9. Penjadwalan. Jadwal produksi yang harus dikerjakan dipengaruhi oleh

perancangan proses dan kapasitas, SDM, dan tata letak perusahaan.

Page 4: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

18

10. Pemeliharaan. Keputusan harus dibuat agar perusahaan dapat berjalan

pada tingkat kehandalan dan stabilitas yang diinginkan. Keputusan ini

berkaitan dengan menjaga mutu atau kualitas.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa persediaan

memiliki peranan yang signifikan dalam manajemen operasional. Tiga dari

sembilan keputusan manajemen operasional secara langsung dipengaruhi

dan mempengaruhi keputusan persediaan itu sendiri. Tiga keputusan

manajemen operasional yang dimaksud yaitu perancangan proses dan

kapasitas, perancanaan tata letak, dan SDM. Pengaruh dari persediaan

tidak berhenti pada tiga keputusan tersebut, namun dengan mempengaruhi

tiga keputusan tersebut berarti secara tidak langsung persediaan juga

memberikan pengaruh terhadap penentuan keputusan-keputusan

manajemen operasional yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa

persediaan merupakan keputusan yang penting dan dengan demikian dapat

dijadikan alat bersaing. Jika perusahaan mampu membuat keputusan yang

tepat dalam hal persediaan (bersama faktor-faktor lainnya), maka

perusahaan akan mampu melakukan diferensiasi, biaya rendah, dan

respons yang cepat, dengan kata lain perusahaan akan mampu bersaing di

pasar (Heizer dan Render, 2015).

2.1.3 Persediaan (Inventory)

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan jasa ataupun

perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya

persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa

perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan

Page 5: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

19

pelanggannya. Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan, bagian-

bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat

dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk

yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau

langganan setiap waktu (Freddy Rangkuti, 1998).

Pengertian lain yang hampir sama mengenai persediaan adalah

sejumlah bahan-bahan yang disediakan dan bahan-bahan untuk proses

produksi perusahaan serta barang jadi atau produk yang disediakan untuk

memenuhi permintaan pelanggan (Assauri, 2008).

Haming dan Nurnajamudin (2012) mendefinisikan persediaan

sebagai sumberdaya ekonomi yang berwujud dan perlu diadakan dan

dipelihara untuk menunjang proses produksi, meliputi bahan baku, produk

jadi, komponen rakitan, bahan pembantu, dan barang dalam proses.

Definisi-definisi persediaan tersebut menunjukkan bahwa persediaan

adalah suatu hal yang penting, karena persediaan menunjang proses

produksi dan akan terus dibutuhkan setiap waktu. Persediaan dapat berupa

bahan mentah atau bahan baku (raw material), bahan setengah jadi (WIP)

yang pada beberapa model proses produksi merupakan hasil dari separuh

proses pengolahan bahan mentah, barang jadi (finished goods), komponen

rakitan, dan bahan pembantu lainnya.

2.1.4 Tujuan Persediaan

Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja (aktiva lancar)

dan merupakan investasi yang sangat berarti pada banyak perusahaan

Page 6: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

20

(Sjahrial, 2007). Tujuan perusahaan perlu mengadakan persediaan adalah

sebagai berikut (Assauri, 2008):

1. Menghilangkan resiko keterlambatan barang atau bahan yang

dibutuhkan oleh perusahaan.

2. Menghilangkan resiko kualitas bahan yang dipesan sehingga bahan

tersebut harus dikembalikan.

3. Menjaga stok bahan-bahan yang bersifat musiman.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan dimana keinginan

pelanggan bisa tetap terus terpenuhi.

2.1.5 Fungsi Persediaan

Freddy Rangkuti (2004;15-16) menyebutkan fungsi-fungsi

persediaan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Decoupling

Persediaan memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan

pelanggan tanpa tergantung pada suplier, dimana terkadang supplier

tidak selalu bisa menyediakan bahan baku tersebut, sehingga resiko

gangguan proses produksi dapat dikurangi.

2. Fungsi Economic Lot Sizing

Persediaan berfungsi mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi

dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu

mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan

pembelian, biaya pengangkutan lebih murah, dan sebagainya) karena

Page 7: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

21

perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar,

dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya

persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan, dan

sebagainya).

3. Fungsi Antisipasi

Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan, terutama

jika perusahaan sering menghadapi ketidakpastian waktu

pengiriman, permintaan yang fluktuatif, atau resiko lainnya. Dalam

hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut

persediaan pengaman (safety stock).

Disamping tiga poin tersebut, Handiguna (2009: 95) menambahkan

beberapa fungsi persediaan sebagai kesimpulan dari beberapa literatur,

yaitu:

1. Stok tersumbat (congestion stock)

Persediaan dari produk yang diproduksi berkaitan dengan adanya

batasan kapasitas produksi, dimana banyak produk yang diproduksi

pada peralatan produksi yang sama khususnya jika biaya pemesanan

produksinya relatif besar.

2. Stok pengamanan

Jumlah persediaan secara rata-rata harus mampu untuk memenuhi

permintaan dan distribusi yang tak tentu dalam jangka waktu

pendek.

Page 8: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

22

3. Fungsi pipeline

Persediaan mampu meredam ketersediaan produk yang berada dalam

perjalanan, yakni produk yang masih ada pada alat angkutan seperti

truk.

Heizer dan Render (2015: 533) juga menjelaskan fungsi persediaan

menjadi empat poin sebagai rangkuman dari enam poin yang diutarakan

pada buku versi terdahulunya (2001; 314), yaitu:

1. Memberikan ketersediaan barang untuk dapat memenuhi permintaan

pelanggan yang diantisipasi dan menghindarkan perusahaan dari

kegagalan akibat fluktuasi permintaan.

2. Memisahkan beberapa tahapan dalam proses produksi.

3. Mengambil keuntungan dari potongan harga akibat jumlah

pembelian yang besar.

4. Menghindari inflasi harga material.

2.1.6 Jenis dan Tipe Persediaan

Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Setiap jenisnya

memiliki karakteristik dan status yang berbeda-beda. Jenis-jenis

persediaan dibedakan sebagai berikut (Assauri, 2008):

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Stock)

Persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam

proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam

ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan penghasil bahan baku

yang dibutuhkan.

Page 9: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

23

2. Persediaan Bagian Produk (Purchased Part Stock)

Persediaan barang-barang yang terdiri dari part atau bagian yang

diterima dari supplier atau perusahaan lain yang secara langsung

dapat dirakit (assembling) dengan produk utama perusahaan atau

part lain tanpa memerlukan pengolahan terlebih dahulu.

3. Persediaan Bahan Pembantu atau Pelengkap (Supplies Stock)

Persediaan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi

untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan

dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi bukan merupakan bagian

atau komponen dari barang jadi.

4. Persediaan Barang Setengah Jadi (Work in Process Stock)

Persediaan barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu

pabrik sebagai hasil dari pengolahan dan menjadi suatu bentuk, tapi

masih memerlukan proses lebih lanjut untuk dapat menjadi barang

jadi (finished goods).

5. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Stock)

Barang atau produk yang telah selesai diproses dalam pabrik dan

siap untuk dijual kepada konsumen.

2.1.7 Faktor-faktor Persediaan

Besar kecilnya persediaan yang di miliki perusahaan menurut

Riyanto (2001) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan

terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat

menghambat jalannya proses produksi.

Page 10: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

24

2. Volume produksi atau penjualan yang direncanakan, dimana volume

produksi juga sangat tergantung pada volume penjualan yang

direncanakan.

3. Besarnya pembelian persediaan setiap kali pemesanan untuk

mendapatkan biaya pembelian minimum.

4. Estimasi tentang fluktuasi harga persediaan di waktu yang akan

datang.

5. Peraturan pemerintah yang terkait dengan persediaan tersebut.

6. Harga pembelian persediaan.

7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang.

8. Umur dan kualitas persediaan.

Tidak jauh berbeda dengan Riyanto, Ahyari (2003) menyebutkan

faktor-faktor berikut ini mempengaruhi kebijakan persediaan dan

semuanya saling berhubungan, yaitu:

1. Perkiraan pemakaian bahan baku

Sebelum perusahaan mengadakan pembelian persediaan, maka

manajemen perusahaan harus melakukan penyusunan perkiraan

permintaan atau pemakaian. Hal ini dapat dilakukan dengan

melakukan perencanaan produksi dan penjualan. Jumlah persediaan

yang dibeli dapat diperthitungkan dengan cara menambahkan jumlah

kebutuhan selama periode produksi ditambah jumlah persediaan

akhir yang direncanakan dan dikurangi dengan persediaan awal

periode.

Page 11: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

25

2. Harga bahan baku

Harga persediaan merupakan salah satu faktor penentu utama

seberapa besar dana yang harus disediakan oleh perusahaan bila

perusahaan akan mengadakan persediaan dalam jumlah tertentu. Hal

ini akan mempengaruhi biaya modal atau nilai investasi yang

tersimpan dalam persediaan tersebut.

3. Biaya-biaya persediaan

Terdapat tiga macam biaya yang dikenal dalam persediaan, yaitu

biaya penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya tetap persediaan.

Besarnya biaya penyimpanan dan biaya pemesanan dipengaruhi oleh

besarnya jumlah unit yang disimpan dan frekuensi pembelian

persediaan. Sedangkan biaya tetap persediaan tidak dipengaruhi oleh

kedua faktor tersebut (hingga titik atau batas tertentu).

4. Kebijakan pembelanjaan

Besarnya persediaan dapat dipengaruhi oleh seberapa besar dana

yang dapat digunakan untuk investasi di dalam persedian bahan

baku. Selain itu kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan

juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membiayai

seluruh kebutuhan akan persediaan.

5. Pemakaian bahan

Perusahaan harus menganalisa perkiraan pemakaian persediaan

dengan pemakaian sebenarnya secara teratur, sehingga perusahaan

dapat mengetahui apakah metode perkiraan yang selama ini

dilakukan telah sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Page 12: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

26

6. Waktu tunggu (lead time)

Tenggang waktu antara waktu pemesanan dan waktu barang diterima

oleh perusahaan harus diperhitungkan dalam melakukan pembelian

persediaan. Jika perusahaan tidak memperhitungkan waktu tunggu,

perusahaan akan beresiko mengalami kehabisan persediaan. Namun

sebaliknya, jika perhitungan dilakukan secara berlebihan, maka akan

terjadi resiko penumpukan barang.

7. Model pembelian persediaan

Model pembelian akan sangat mempengaruhi besarnya persediaan

yang dibeli. Pemilihan model pembelian yang digunakan oleh suatu

perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari jenis

persediaan tersebut, sehingga menghasilkan jumlah pembelian

optimal yang berbeda pula.

8. Persediaan pengaman (safety stock)

Persediaan pengaman digunakan perusahaan jika terjadi kekurangan

persediaan atau keterlambatan datangnya persediaan yang dipesan.

Nilai persediaan pengaman adalah tetap selama periode yang

diperhitungkan.

9. Pembelian kembali (reorder point)

Pembelian kembali adalah titik yang ditentukan perusahaan untuk

melakukan pembelian persediaan sehingga pesanan persediaan

tersebut dapat diterima perusahaan tepat waktu.

Page 13: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

27

2.1.8 Masalah Umum Persediaan

Persediaan merupakan faktor esensial dalam menunjang kegiatan

operasi perusahaan terutama perusahaan manufaktur. Persediaan

membutuhkan tempat penyimpanan dan biasanya jumlah persediaan yang

diadakan oleh perusahaan disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar persediaan maka semakin besar pula biaya

penyimpanannya. Ada dua masalah umum yang dihadapi perusahaan

dalam mengelola persediaan, yaitu (Nasution, 2008:116):

a. Masalah kuantitatif, yaitu masalah yang berkaitan dengan penentuan

kebijakan persediaan, antara lain:

Jumlah barang yang akan dipesan.

Waktu pemesanan harus dilakukan.

Jumlah persediaan pengaman.

Pemilihan metode pengendalian persediaan yang tepat.

b. Masalah kualitatif, yaitu masalah yang berkaitan dengan sistem

pengoperasian persediaan yang menentukan kelancaran pengelolaan

sistem persediaan, antara lain:

Jenis barang yang dimiliki.

Letak barang tersebut berada.

Jumlah barang yang dipesan.

Siapa saja yang menjadi pemasok masing-masing jenis barang.

2.1.9 Manajemen Persediaan

Pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan dalam

proses operasi perusahaan sesuai dengan apa yang direncanakan baik

Page 14: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

28

waktu, jumlah, dan biayanya. Jumlah bahan baku yang terlalu banyak

dapat menimbulkan biaya yang cukup besar, sedangkan jika jumlah bahan

baku terlalu sedikit maka akan dapat mengganggu proses produksi di

dalam perusahaan. Oleh sebab itu jumlah persediaan perlu diatur dan

dianalisis dengan baik sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan perusahaan

(Assauri, 2008: 176).

Manajemen persediaan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh

setiap perusahaan yang mempunyai persediaan. Perusahaan harus mampu

untuk menentukan jumlah persediaan yang disimpan, jumlah persediaan

yang harus dipesan, serta kapan persediaan harus diisi kembali (Lestari,

2012: 8)

Manajemen persediaan dalam suatu perusahaan bertujuan untuk

(Ristono, 2008):

1. Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen

dengan cepat (memuaskan konsumen)

2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan

tidak mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan

terhentinya proses produksi, hal ini dapat terjadi karena:

a. Kemungkinan barang (bahan baku dan penolong) menjadi

langka sehingga sulit untuk diperoleh

b. Kemungkinan supplier telambat mengirimkan barang yang

dipesan.

3. Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan

dan laba perusahaan

Page 15: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

29

4. Menjaga agar ongkos pesan barang tidak terlalu besar karena

peemesanan yang terlalu sering

5. Menjaga agar biaya penyimpanan tidak terlalu besar karena

persediaan yang terlalu besar atau menumpuk.

2.1.10 Biaya Persediaan

Biaya yang menyangkut pada kegiatan pengendalian persediaan

dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap yang dimaksud adalah harga dari persediaan itu sendiri karena

harga persediaan tersebut relatif tidak berubah. Sedangkan biaya variabel

dalam persediaan terdiri dari (Haming, 2012):

1. Biaya pemesanan (ordering cost)

Biaya pemesanan meliputi biaya-biaya untuk melakukan pemesanan

(misalnya biaya telepon, biaya internet, biaya kirim surat, dan

sebagainya), biaya pengiriman, biaya penerimaan, dan biaya

pemeriksaan pemesanan. Jika perusahaan melakukan pemesanan

dalam jumlah yang kecil maka frekuensi pemesanan akan menjadi

tinggi. Namun semakin besar jumlah pesanan, maka frekuensi

pemesanan akan semakin berkurang. Keadaan tersebut dapat

menyebabkan perhitungan titik keseimbangan antara frekuensi

dengan jumlah pemesanan yang dapat berpengaruh terhadap besar

kecilnya biaya pemesanan.

2. Biaya penyimpanan (storage/holding/carrying cost)

Biaya penyimpanan merupakan biaya persediaan yang muncul akibat

adanya aktivitas penyimpanan persediaan. Biaya penyimpanan

Page 16: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

30

umumnya terdiri dari biaya sewa gudang, biaya penerangan, dan

biaya perawatan.

Pada literatur lain Arman Hakim (2008) menyebutkan bahwa biaya

persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya

penyimpanan, dan biaya kekurangan persediaan. Biaya-biaya tersebut akan

dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Biaya Pembelian (Purchasing Cost = Pc)

Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli

barang. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang

yang dibeli dengan harga satuan barang. Biaya pembelian menjadi

faktor yang penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada

ukuran pembelian. Situasi ini akan diistilahkan sebagai quantity

discount atau price break dimana harga barang per-unit akan turun

bila jumlah barang yang dibeli meningkat pada titik tertentu. Pada

kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak

dimasukkan ke dalam total biaya pembelian untuk periode tertentu

(misalnya satu tahun) konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi

tingkat jumlah barang optimal yang harus dipesan.

2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)

Biaya pengadaan dibedakan menjadi dua jenis sesuai asal usul

barang, yaitu biaya pemesanan bila barang yang diperlukan

diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan bila barang

diperoleh dengan memproduksi sendiri. Kedua biaya ini memiliki

peran yang sama, yaitu pengadaan, sehingga dalam sistem

Page 17: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

31

persediaan biaya tersebut sering disebut sebagai biaya pengadaan

(procurement cost). Berikut adalah penjelasan masing-masing biaya

tersebut:

a. Biaya pemesanan (Ordering Cost = Oc)

Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul

untuk mendatangkan barang dari luar perusahaan. Biaya ini

meliputi biaya untuk menentukan pemasok, pengetikan

pesanan, pengiriman pesanan, biaya pengangkutan, biaya

penerimaan, dan sebagainya. Biaya ini diasumsikan konstan

untuk setiap kali melakukan pesanan.

b. Biaya Pembuatan (Setup Cost = Sco)

Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang ditimbulkan

untuk persiapan produksi barang. Biaya ini biasanya timbul di

dalam pabrik yang meliputi biaya penyusunan peralatan

produksi, ongkos menyetel mesin, ongkos mempersiapkan

gambar benda kerja, dan sebagainya.

3. Biaya Penyimpanan (Holding/Carrying Cost = Hc)

Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat

penyimpanan barang. Biaya ini meliputi:

a. Biaya memiliki persediaan (biaya modal)

Penumpukan barang di gudang dapat berarti penumpukan

modal, dimana modal perusahaan mempunyai biaya (expense)

yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Oleh karena itu,

biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan harus

Page 18: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

32

diperhitungkan dalam biaya persediaan. Biaya memiliki

persediaan diukur sebagai persentasi nilai persediaan untuk

periode tertentu.

b. Biaya gudang

Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan

sehingga timbul biaya gudang. Bila gudang dan peraltannya

disewa maka biaya gudan merupakan biaya sewa, sedangkan

bila perusahaan mempunyai gudang sendiri maka biaya

gudang diambil dari biaya depresiasi atau penyusutan gudang.

c. Biaya kerusakan dan penyusutan

Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan

penyusutan karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya

berkurang karena hilang. Biaya kerusakan dan penyusutan

biasanya diukur dari pengalaman sesuai dengan persentasenya.

d. Biaya kadaluarsa (obsolence)

Barang yang disimpan dapat mengalami penurunan nilai

karena perubahan teknologi dan model seperti barang-barang

elektronik. Biaya kadaluarsa biasanya diukur dengan besarnya

penurunan nilai jual dari barang tersebut.

e. Biaya asuransi

Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga hal-hal

yang tidak diinginkan, seperti kebakaran. Biaya asuransi

tergantung pada jenis barang yang diasuransikan dan

perjanjian yang dilakukan dengan perusahaan asuransi.

Page 19: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

33

f. Biaya administrasi dan pemindahan

Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan

barang yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan

barang maupun penyimpanannya dan biaya untuk

memindahkan barang dari dan ke dalam tempat penyimpanan,

termasuk upah buruh dan peralatan handling.

Dalam manajemen persediaan, terutama yang berhubungan dengan

masalah kuantitatif, biaya simpan per-unit diasumsikan linier

terhadap jumlah barang yang disimpan (misalnya Rp/unit/tahun).

4. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage cost = Sc)

Biaya ini kadang-kadang disebut juga biaya kesempatan (oportunity

cost). Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan,

maka akan terjadi keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan

menimbulkan kerugian karena proses produksi akan terganggu dan

perusahaan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan

atau mungkin kehilangan konsumen karena kecewa, sehingga

konsumen beralih ke produk lain. Biaya kekurangan persediaan

dapat diukur dari:

a. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi

Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak

dapat memenuhi permintaan atau kerugian akibat terhentinya

proses produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya penalty

Page 20: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

34

(p) atau hukuman kerugian bagi perusahaan dengan satuan

perhitungan misalnya Rp/unit.

b. Waktu pemenuhan

Lamanya gudang kosong sama dengan lamanya proses

produksi terhenti atau dengan kata lain perusahaan tidak

mendapatkan keuntungan dari penjualan, sehingga waktu

menganggur tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang.

Biaya waktu pemenuhan diukur bedasarkan waktu yang

diperlukan untuk memenuhi gudang dengan satuan misalnya

Rp/unit.

c. Biaya pengadaan darurat

Agar konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan

pengadaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya yang

lebih besar dari pengadaan normal. Kelebihan biaya ini dapat

dijadikan ukuran untuk menentukan biaya kekurangan

persediaan dengan satuan misalnya Rp/unit.

2.1.11 Economic Order Quantity (EOQ)

Economic Order Quantity adalah suatu metode pengendalian

persediaan yang paling populer sejak dipublikasikan oleh Ford W. Harris

pada tahun 1915, bahkan organisasi dan perusahaan pada masa kini pun

masih menggunakan metode tersebut. Metode ini merupakan dasar dari

berbagai pengembangan metode-metode persediaan. Heizer dan Render

(2015:561) menyebutkan bahwa metode EOQ adalah salah satu teknik

pengendalian persediaan yang sederhana untuk permintaan-permintaan

Page 21: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

35

produk yang bersifat independen (permintaan suatu produk yang tidak

terpengaruh oleh permintaan produk lain). Tujuan metode pengendalian

persediaan ini adalah untuk menentukan jumlah barang atau bahan baku

(Q) setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga biaya total persediaan dapat

diminimalkan. Sejalan dengan pandangan Bambang Riyanto (2001:78)

bahwa Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang

dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai

jumlah pembelian yang optimal.

Gambar 2.1

Penggunaan Persediaan dalam Waktu Tertentu

Sumber: Heizer dan Render (2015)

Metode EOQ tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan

asumsi-asumsi sebagai berikut (Zulian Yamit, 2005):

1. Kebutuhan bahan baku dapat ditentukan, relatif tetap, dan terus

menerus.

2. Tenggang waktu pemesanan dapat dilakukan dan relatif tetap.

Page 22: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

36

3. Tidak diperkenankan adanya kekurangan persediaan, artinya setelah

kebutuhan dan tenggang waktu dapat ditentukan secara pasti berarti

kekurangan persediaan dapat dihindari.

4. Pemesanan datang sekaligus dan akan menambah persediaan.

5. Struktur biaya tidak berubah. Biaya pemesanan atau persiapan sama

tanpa terpengaruh jumlah yang dipesan. Biaya simpan adalah

berdasarkan fungsi linier terhadap rata-rata persediaan, dan harga

beli atau biaya pembelian per unti adalah konstan (tidak ada

potongan atau quantity discount).

6. Kapasitas gudang dan modal cukup untuk menampung dan membeli

pesanan.

7. Pembelian yang dilakukan adalah untuk satu jenis barang.

Pada literatur yang lain, Heizer dan Render (2015) juga membahas

tentang asumsi-asumsi yang digunakan dalam mengaplikasikan konsep

EOQ, yaitu:

1. Jumlah permintaan diketahui, cukup konstan dan independen.

2. Adanya waktu tunggu yang diketahui dan bersifat konstan.

3. Setiap pesanan diterima segera dan langsung selesai seluruhnya.

4. Tidak ada diskon kuantitas.

5. Biaya variabel hanya terdiri dari biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan persediaan dalam waktu tertentu.

6. Kehabisan persediaan dapat sepenuhnya dihindari.

Adapun keuntunganan yang dimiliki metode Economic Order

Quantity (EOQ) adalah sebagai berikut:

Page 23: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

37

1. Metode EOQ memperhitungkan safety stock sehingga persediaan

bahan baku untuk proses produksi tetap terjamin.

2. Penggunaan metode EOQ akan memperkecil frekuensi pemesanan

yang diamati, sehingga biaya pemesanan (atau biaya penyiapan)

menjadi lebih kecil.

3. Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah

memiliki standar tertentu.

Di sisi lain, terdapat pula kelemahan pada metode EOQ tersebut,

yaitu:

1. Pada metode EOQ biaya penyimpanan bahan baku akan lebih besar,

karena ada sejumlah bahan baku yang harus disimpan selama

beberapa periode tertentu, sebelum akhirnya bahan baku tersebut

digunakan.

2. Penjualan harus diasumsikan atau dapat diketahui.

3. Pemakaian bahan baku harus terjadi sepanjang tahun.

4. Persediaan harus dapat segera diperoleh (sesuai lead time yang di

gunakan dan bersifat tetap).

Lebih lanjut Heizer dan Render (2015) menjabarkan langkah-

langkah dalam mencari jumlah pemesanan yang dapat meminimalkan

biaya sebagai berikut:

1. Mengembangkan sebuah persamaan untuk biaya pemesanan.

2. Mengembangkan sebuah persamaan untuk biaya penyimpanan.

3. Menentukan biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan.

4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimal.

Page 24: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

38

Berdasar pada asumsi dan langkah-langkah yang sudah dijabarkan

diatas, maka perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Heizer dan

Render, 2015):

Keterangan:

= Optimum order size atau jumlah unit yang dipesan

D = Jumlah permintaan (per tahun)

S = Biaya pemesanan (per pemesanan)

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

Penggunaan konsep EOQ untuk mengendalikan persediaan memang

dapat membantu perusahaan untuk menentukan jumlah pemesanan

persediaan yang tepat, namun pada kenyataannya permintaan (demand)

tetap saja bersifat tidak pasti sehingga kemungkinan perusahaan

mengalami kehabisan stok masih tetap ada. Metode yang paling cocok

untuk mengurangi resiko kehabisan stok dengan menggunakan konsep

EOQ ini adalah dengan mengadakan jumlah persediaan tertentu yang

digunakan sebagai persediaan cadangan atau pengaman (safety stock).

Penggunaan safety stock ini dilakukan dengan menghitung jumlah

persediaan pengaman berdasarkan standar deviasi permintaan bahan baku,

tingkat pelayanan (yang ditentukan perusahaan), dan waktu tunggu

kedatangan pesanan atau Lead Time. Perhitungan safety stock secara

matematis ditunjukkan dengan rumus berikut:

Page 25: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

39

dimana:

√∑( )

dan

Keterangan:

= Safety Stock atau persediaan pengaman

= nilai tabel service level

= Standar deviasi

D = Jumlah permintaan (per tahun)

= Rata-rata permintaan per bulan

= Jumlah bulan dalam periode hitung

Frekuensi pembelian optimal (F) juga dapat diketahui setelah jumlah

unit optimal (QEOQ) ditemukan dan jumlah permintaan (D) per periode

diketahui, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

F = Frekuensi pembelian optimal dalam satu periode produksi

D = Jumlah permintaan (per tahun)

= Optimum order size atau jumlah unit yang dipesan

Page 26: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

40

Titik pesan kembali atau reorder point dalam konsep EOQ

merupakan titik (jumlah persediaan) dimana perusahaan harus melakukan

pemesanan persediaan dengan memperhitungkan jumlah permintaan (d)

selama waktu tunggu pesanan datang atau Lead Time (L) ditambah dengan

jumlah safety stock (SS), atau dapat dituliskan sebagai berikut:

Keterangan:

= Reorder Point atau titik pesan kembali

= Safety Stock atau persediaan pengaman

= Rata-rata permintaan per hari

= Lead Time atau waktu tenggang pesanan

Total biaya persediaan bahan baku dalam metode ini dihitung

dengan menjumlahkan biaya pemesanan per tahun dengan biaya

penyimpanan per tahun, atau dapat disajikan dengan rumus sebagai

berikut:

[

] [

]

Keterangan:

= Total Biaya Persediaan dengan metode EOQ

S = Biaya pemesanan (per pemesanan)

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

= Jumlah pemesanan per tahun

Page 27: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

41

= Rata-rata persediaan

Pada beberapa kasus, metode EOQ digunakan bersamaan dengan

penggunaan safety stock (SS) atau persediaan pengaman. Jika demikian,

maka perhitungan biaya persediaan akan menjadi sedikit berbeda, yaitu

ada perhitungan jumlah SS pada variabel biaya penyimpanan, sehingga

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

[

] [(

) ]

Keterangan:

= Total Biaya Persediaan dengan metode EOQ

S = Biaya pemesanan (per unit per tahun)

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

= Jumlah pemesanan per tahun

= Rata-rata persediaan

= Safety Stock atau persediaan pengaman

2.1.12 Periodic Order Quantity (POQ)

Metode POQ merupakan salah satu metode dalam pengendalian

persediaan bahan baku yang bertujuan menghemat total biaya persediaan

dengan menekankan pada efektifitas frekuensi pemesanan bahan baku.

Metode POQ merupakan salah satu pengembangan dari metode EOQ,

yaitu dengan mentransformasikan kuantitas pesanan menjadi frekuensi

pemesanan yang optimal (Divianto, 2011). Keunggulan metode ini sama

Page 28: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

42

dengan metode EOQ, namun terdapat kesulitan yang unik pada metode ini,

yaitu terdapat kemungkinan bahwa diskontinuitas pemesanan kebutuhan

bersih terdistribusi sedemikian rupa sehingga interval pemesanan yang

telah ditentukan sebelumnya menjadi tidak berlaku lagi. Hal ini dapat

terjadi jika besarnya kebutuhan bersih adalah nol saat interval pemesanan

telah terlewati.

Perhitungan frekuensi pemesanan dengan metode POQ secara umum

menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana:

Keterangan:

= Frekuensi pemesanan bahan baku

n = Periode waktu (hari/ minggu/ bulan)

= Economic Order Interval

= Optimum order size atau jumlah unit yang dipesan

= Permintaan rata-rata bahan baku per bulan

S = Biaya pemesanan (per tahun)

Page 29: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

43

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

Seperti halnya metode EOQ, metode POQ juga menggunakan safety

stock untuk meredam resiko kehabisan stok jika terjadi masalah.

Perhitungan nilai safety stock pada metode POQ tidak jauh berbeda

dengan metode EOQ, yaitu nilai EOI diperhitungkan dengan

menambahnkannya pada faktor waktu tunggu atau Lead Time (L). Rumus

yang digunakan dalam perhitungan safety stock dengan metode POQ

adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Safety Stock atau persediaan pengaman

= nilai tabel service level

= Standar deviasi

= Economic Order Interval

= Lead Time atau waktu tenggang pesanan

Metode POQ sedikit berbeda dengan EOQ, dimana terdapat

perhitungan khusus untuk menentukan tingkat persediaan maksimum

(Imax) dengan tujuan agar persediaan mampu memenuhi kebutuhan

produksi selama waktu periode (POQ) dan waktu tunggu (L). Rumus yang

digunakan untuk perhitungan persediaan maksimum adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

Page 30: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

44

= Tingkat persediaan maksimum

= Safety Stock atau persediaan pengaman

= Permintaan rata-rata bahan baku per bulan

= Economic Order Interval

= Lead Time atau waktu tenggang pesanan

Average Inventory Level ( ) atau rata-rata persediaan

diperhitungkan dalam metode ini dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

= Average Inventory Level

= Safety Stock atau persediaan pengaman

= Permintaan rata-rata bahan baku per bulan

= Economic Order Interval

Sedangkan untuk menghitung kuantitas pemesanan bahan baku

dengan menggunakan metode POQ yaitu dengan menghitung rata-rata

permintaan bahan baku perhorizon waktu dibagi dengan frekuensi

pemesanan POQ. Rumus matematis dari perhitungan tersebut adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

= Kuantitas pesanan dengan metode POQ

= Tingkat persediaan maksimum

Page 31: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

45

= Average Inventory Level

Total biaya persediaan bahan baku juga dihitung dalam metode POQ

ini dengan menjumlahkan biaya pemesanan per tahun dengan biaya

penyimpanan per tahun, atau dapat disajikan dengan rumus sebagai

berikut:

[ ] [(∑

) ]

Keterangan:

= Total Biaya Persediaan dengan metode POQ

= Frekuensi pemesanan bahan baku

S = Biaya pemesanan (per tahun)

= Rata-rata persediaan

= Safety Stock atau persediaan pengaman

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

2.1.13 Min-Max Stock Level

Konsep tingkat persediaan minimum dan maksimum merupakan

konsep pengendalian persediaan yang sederhana dan paling mudah

diaplikasikan. Konsep ini tidak menggunakan dasar perhitungan berkala

tetap, melainkan dapat dilakukan setiap waktu, dengan konsep titik

pemesanan kembali atau reorder point (Indrajit, 2005). Metode Min-Max

mengoptimalkan persediaan dengan menentukan jumlah maksimum dan

jumlah minimum persediaan yang menentukan kapan pemesanan kembali

(reorder) harus dilakukan. Jika persediaan sudah mencapai jumlah

Page 32: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

46

minimum maka segera dilakukan pembelian barang hingga jumlah barang

mencapai persediaan maksimum. Jika barang dalam persediaan dipakai

secara terus menerus maka suatu saat persediaan tersebut akan mencapai

tingkat minimum lagi, sehingga dilakukan pembelian kembali, demikian

seterusnya (Subagyo, 2000). Konsep Min-Max dirumuskan sebagai

berikut:

dimana:

dengan:

Keterangan:

= Jumlah yang perlu dipesan untuk pengisian

persediaan kembali

= Tingkat persediaan maksimum

= Tingkat persediaan minimum

= Permintaan rata-rata bahan baku per bulan

= Lead Time atau waktu tenggang pesanan

= Safety Stock atau persediaan pengaman

D = Jumlah permintaan (per tahun)

= Jumlah bulan dalam periode hitung

Page 33: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

47

Konsep Min-Max diatas menunjukkan secara teoritis tingkat

persediaan akan selalu berada pada siklus yang konstan dan selalu berada

diatas nilai safety stock, sehingga perhitungan tingkat persediaan rata-rata

(Average Inventory Level) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

= Tingkat persediaan rata-rata (Average Inventory

Level)

= Jumlah yang perlu dipesan untuk pengisian

persediaan kembali

= Safety Stock atau persediaan pengaman dengan

metode Min-Max

Jika seluruh faktor persediaan dalam metode persediaan Min-Max

sudah diketahui, maka perhitungan biaya persediaan dengan metode

tersebut dapat dilakukan menggunakan rumus berikut:

[

] *(∑ ) +

Keterangan:

= Total Biaya Persediaan dengan metode Min-Max

D = Jumlah permintaan (per tahun)

= Jumlah yang perlu dipesan untuk pengisian

persediaan kembali

S = Biaya pemesanan (per pesan)

Page 34: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

48

H = Biaya penyimpanan (per unit per tahun)

2.2 Penelitian Terdahulu

2.2.1 Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku Crude Oil yang

Optimal Pada PT. PSE

Penelitian ini dilakukan oleh Siti Nur Fadillah, et al., dengan judul

“Metode Pengendalian Persediaan Bahan Baku Crude Oil yang Optimal

Pada PT. PSE” pada tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui metode apa yang paling mampu mengoptimalkan inventory

bahan baku Crude Oil. Metode-metode inventory bahan baku yang

dibandingkan dalam penelitian tersebut adalah metode Economic Order

Quantity (EOQ), metode Economic Order Interval (EOI), dan metode

Min-Max.

Peneliti membandingkan ketiga metode tersebut dengan

menggunakan asumsi-asumsi yang mampu memberikan input seimbang

untuk ketiga metode tersebut. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa

Fixed Order Size System (EOQ) merupakan metode yang paling baik

dengan melakukan pesanan sebesar 2770 mT setiap pesanan dan dengan

biaya persediaan untuk 36 bulan sebesar Rp 4.371.019.395,00. Sebagai

perbandingan, biaya yang timbul dari perhitungan dengan metode EOI

adalah Rp 4.544.761.614,00 dan metode Min-Max adalah Rp.

110.176.283.884,00.

Page 35: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

49

2.2.2 Pengendalian Persediaan Pozzolan di PT. Semen Padang

Penelitian ini dilakukan oleh P. Fithri, et al., dengan judul

“Pengendalian Persediaan Pozzolan di PT. Semen Padang” pada tahun

2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan metode

Economic Order Quantity (EOQ), metode Periodic Order Quantity (POQ)

dan metode aktual pengendalian persediaan yang sudah diterapkan PT.

Semen Padang (Min-Max). Peneliti ingin mengetahui metode mana yang

lebih mampu menghasilkan biaya persediaan bahan baku pozzolan paling

kecil. Peneliti juga melakukan peramalan kebutuhan bahan baku untuk

tahun 2014.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kebutuhan bahan baku

pozzolan pada tahun berikutnya (2014) adalah lebih banyak dari tahun-

tahun sebelumnya yaitu dengan total pemakaian sebanyak 1.135.355,77

ton dan metode pengendalian persediaan yang lebih mampu menghasilkan

biaya persediaan paling minimum adalah metode POQ dengan biaya

sebesar Rp 1.775.179.959,61. Sebagai perbandingan, biaya yang

ditimbulkan oleh metode EOQ adalah sebesar Rp 1.777.645.170,20 dan

metode Min-Max adalah sebesar Rp 3.287.620.918,97.

2.2.3 Pengendalian Bahan Baku Vulkanisir Ban (Studi Kasus: PT. Gunung

Pulo Sari)

Penelitian ini dilakukan oleh D. Meilani, et al. dengan judul

“Pengendalian Bahan Baku Vulkanisir Ban (Studi Kasus: PT. Gunung

Pulo Sari)” pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan agar perusahaan

mampu menentukan tingkat safety stock dan reorder point yang optimal,

Page 36: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

50

dan biaya minimum dengan menggunakan metode dinamis. Peneliti

membandingkan tiga metode dinamis pengendalian persediaan, yaitu

metode Silver Meal, metode Least Unit Cost (LUC), dan metode Periodic

Order Quantity (POQ).

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ketiga metode tersebut

menghasilkan biaya persediaan yang sama, yaitu Rp 133.991.672,00. Hasil

perhitungan safety stock yang di dapat adalah sebesar 18 unit dengan level

reorder point 93 unit. Pada Penelitian tersebut peneliti tidak menyebutkan

berapa tepatnya biaya yang timbul dari pengendalian persediaan metode

aktual perusahaan, namun peneliti hanya menyebutkan bahwa PT. Gunung

Pulo Sari hanya menggunakan perkiraan pemilik untuk melakukan

pengendalian persediaan.

2.2.4 Analisis Pengelolaan dan Pengendalian Persediaan BBM Pada SPBU

PT. Manasri Usman

Penelitian ini dilakukan oleh Jonathan dengan judul “Analisis

Pengelolaan dan Pengendalian Persediaan BBM Pada SPBU PT. Manasri

Usman” pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengelolaan dan pengendalian persediaan pada SPBU PT. Manasri Usman

dengan membandingkan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan

metode Min-Max. Peneliti menggunakan metode peramalan Moving

Average, Weighted Moving Average, Exponential Smoothing, Exponential

Smoothing with Trend, dan Linear Regression untuk meramalkan

permintaan konsumen pada periode berikutnya.

Page 37: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

51

Hasil dari Penelitian ini adalah bahwa metode peramalan yang

terbaik dengan MAD dan MSE terkecil adalah metode Linear Regression

dan metode pengendalian persediaan yang terbaik adalah metode Min-Max

karena menghasilkan biaya total terkecil.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis Hasil Penelitian

1. Metode

Pengendalian

Persediaan

Bahan Baku

Crude Oil

yang Optimal

Pada PT. PSE

(Oleh Siti Nur

Fadillah, et

al., 2008)

Kuantitas

pesanan

Demand

Total cost

Ordering cost

Holding cost

Lead time

Service Level

EOQ

EOI

Min-

Max

Fixed Order Size

System (EOQ)

menghasilkan total

biaya persediaan

yang paling rendah,

di ikuti oleh metode

EOI, dan metode

Min-Max

menghasilkan biaya

yang paling besar.

2. Pengendalian

Persediaan

Pozzolan di

PT. Semen

Padang (Oleh

P. Fithri, et

al., 2014)

Kuantitas

pesanan

Demand

Total cost

Ordering cost

Holding cost

Lead time

Service Level

EOQ

POQ

Min-Max

Metode EOQ dan

metode POQ

memberikan total

biaya yang relatif

sama dan jika

dibandingkan

dengan metode

aktual perusahaan

(Min-Max) metode

EOQ dan POQ

memberikan total

biaya yang lebih

rendah, namun

kedua metode

tersebut

menyebabkan terlalu

seringnya melakukan

pemesanan

(Purchase Order)

yaitu pemesanan

Page 38: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

52

Lanjutan Tabel 2.1

No Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis Hasil Penelitian

dilakukan setiap

hari.

3. Pengendalian

Bahan Baku

Vulkanisir

Ban (Studi

Kasus: PT.

Gunung Pulo

Sari) (Oleh D.

Meilani, et al.,

2013)

Kuantitas

pesanan

Demand

Total cost

Ordering cost

Holding cost

Lead time

Service Level

Silver

Meal

Least

Unit

Cost

(LUC)

POQ

Tiga metode yang

diperbandingkan

mampu memberikan

total biaya

persediaan yang

sama dan biaya

tersebut lebih rendah

jika dibandingkan

dengan metode

pengendalian

persediaan aktual

perusahaan

(perkiraan pemilik).

4. Analisis

Pengelolaan

dan

Pengendalian

Persediaan

BBM Pada

SPBU PT.

Manasri

Usman (Oleh

Jonathan,

2015)

Kuantitas

pesanan

Demand

Total cost

Ordering cost

Holding cost

Lead time

Service Level

EOQ

Min-

Max

Hasil dari penelitian

ini menunjukkan

bahwa metode

pengendalian

persediaan yang

terpilih adalah

metode Min-Max

karena menghasilkan

biaya total terkecil.

Sumber: data diolah, 2016

2.3 Kerangka Pemikiran

Uma Sekaran (2007) mengatakan bahwa kerangka pemikiran adalah

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai

faktor yang telah di identifikasi sebagai masalah yang penting.

Biaya merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan

dalam setiap kegiatan perusahaan, terutama dalam kegiatan produksi.

Page 39: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

53

Berbagai cara mungkin sudah dilakukan oleh perusahaan agar dalam

menjalankan kegiatan produksinya perusahaan tidak mengalami

pemborosan biaya akibat kurang tepatnya metode yang digunakan. Metode

pengendalian persediaan yang digunakan perusahaan merupakan bagian

yang sangat riskan akan terjadinya pemborosan, dimana jika metode yang

digunakan kurang tepat maka biaya yang timbul pasti akan lebih tinggi.

Penelitian ini akan membandingkan empat metode pengendalian

persediaan (metode aktual perusahaan, metode EOQ, metode POQ, dan

metode Min-Max) dengan mengolah data historis penggunaan bahan baku

plastik Perum Jasa Tirta I. Hasil yang muncul akan digunakan untuk

menilai metode manakah yang lebih mampu menghasilkan biaya total

persediaan minimum jika digunakan dalam kondisi perusahaan yang

sekarang.

Page 40: 1BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Manajemen ...repository.ub.ac.id/3044/3/BAB II.pdf · operasional atau manajemen produksi adalah manajemen proses konversi, dengan

54

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Sumber: Data diolah, 2016

Pengendalian Persediaan Bahan Baku Cup

120 ml Perum Jasa Tirta I Malang

Data Pengendalian

Persediaan Bahan Baku

dan Biaya Persediaan

Landasan Teori:

Haizer dan Render

(2015)

Manahan P.

Tampubolon (2004)

Assauri (2008)

Freddy Rangkuti

(2004)

Hamming dan

Nurnajamudin (2012)

Sjahrial (2007)

Handiguna (2009)

Bambang Riyanto

(2001)

Ahyari (2003)

Nasution (2008)

Ristono (2008)

Arman Hakim (2008)

Divianto (2011)

Subagyo (2000)

Penelitian Terdahulu:

Siti Nur Fadillah, et

al., (2008)

P. Fithri, et al.,

(2014)

D. Meilani, et al.,

(2013)

Jonathan (2015)

Metode EOQ, POQ, dan

Min-Max

Hasil dan Kesimpulan