Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar pada Siswa
1. Pengertian Motivasi Belajar Pada Siswa
Menurut Sadirman (2012) motivasi belajar adalah keseluruan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi belajar adalah sesuatu perubahan
energi yang terdapat pada diri siswa yang mendorong siswa ingin melakukan hal
yang ingin dicapai, sesuatu yang membuat siswa tersebut tetap ingin melakukannya
dan menyelesaikan tugas-tugas akademik (Woolfolk, 2008). Menurut Nashar (2004)
Motivasi Belajar adalah dorongan eksternal dan internal yang menyebabkan
seseorang (individu) bertindak dan berbuat mencapai tujuan, sehingga perubahan
tingkah laku pada diri siswa diharapkan terjadi. Motivasi belajar adalah suatu
perubahan tenaga di dalam diri seseorang pribadi yang ditandai dengan timbulnya
reaksi untuk mencapai tujuan (Donald dalam Nashar, 2004). Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat
yang bertujuan untuk mencapai prestasi belajar sebaik mungkin.
Berdasarkan uraian di atas, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
14
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
2. Ciri-ciri Motivasi Belajar
Seperti yang dikemukakan oleh Sadirman (2012) bahwa ketika siswa
memiliki motivasi belajar yang tinggi maka akan terjadi perubahan energi yang ada
pada diri siswa, sehingga akan berdampak pada perasaan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan dan keinginan.
Dari penjelasan di atas Sadirman (2012) mengemukakan bahwa motivasi
belajar memiliki lima ciri-ciri, yakni:
a. Ketekunan dalam belajar yaitu ketekunan siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar di kelas dan kehadiran siswa.
Contoh : Untuk memahami pelajaran, saya sempatkan belajar di rumah.
b. Ulet dalam menghadapi kesulitan yaitu meliputi sikap terhadap kesulitan dan
usaha mengatasi kesulitan.
Contoh : Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika mengalami kesulitan
dalam belajar.
c. Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar yaitu kebiasaan siswa dalam
mengikuti pelajaran dan semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Contoh : Saya menyimak penjelasan guru dari awal sampai akhir pelajaran.
d. Berprestasi dalam belajar yaitu meliputi keinginan siswa untuk berprestasi
dan kualifikasi hasil.
15
Contoh : Saya mempunyai keyakinan dapat mencapai nilai yang terbaik dalam
mencapai hasil belajar.
e. Mandiri dalam belajar yaitu mandiri dalam menyelesaikan tugas/PR dan
menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran.
Contoh : Saya dapat menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain.
Menurut Uno (2011) Ciri-ciri Motivasi belajar terbagi menjadi enam ciri yaitu:
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
Contoh : Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar adalah keinginan saya
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Contoh : Saya merasa perlu untuk mempelajari kembali materi yang
diberikan guru
c. Adanya harapan dan cita-cita di masa depan
Contoh : Saya belajar dengan giat untuk menjadi juara kelas
d. Adanya penghargaan dalam belajar
Contoh : Mendapat hadiah berupa tambahan nilai membuat saya semangat
dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
Contoh : guru selalu memberikan ice breaking di sela-sela pembelajaran
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang
siswa untuk belajar dengan baik.
Contoh : lokasi kelas saya jauh dari jalan raya sehingga, dalam belajar bisa
berkonsentrasi dengan penuh.
16
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dari motivasi
belajar meliputi; ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat
dan ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, mandiri dalam
belajar adanya hasrat kenginan dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan
kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita di masa depan, adanya
penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya
lingkungan belajar yang kondusif.
Peneliti menggunakan ciri-ciri dari Sadirman, (2012) Pertimbangan ini
diambil karena ciri-ciri motivasi belajar yang dikemukakan oleh Sadirman lebih
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Dibandingkan dengan ciri motivasi belajar
menurut Uno (2011) yang memaparkan enam ciri motivasi belajar, ada ciri adanya
harapan dan cita-cita di masa depan, sedangkan penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini bersifat tidak bisa menjangkau pada batas waktu yang lama dan tidak
bisa dijangkau oleh pemberian perlakuan berupa mendengarkan musik dalam
kaitannya untuk meningkatkan motivasi. Selain itu pada ciri adanya penghargaan juga
tidak bisa untuk menaikkan motivasi belajar dengan perlakuan berupa mendengarkan
musik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) motivasi belajar siswa dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan belajar, kondisi
jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam
17
belajar, upaya guru dalam memberdayakan. Semua faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa akan dibahas secara rinci dibawah ini.
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang
hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat
belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan, kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan,
perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi, di dalam kemampuan belajar ini,
sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf
perkembangan berfikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang
berfikir secara operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan
kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa mempunyai motivasi belajar yang
tinggi biasanya akan memperoleh kesuksesan yang lebih.
c. Kondisi jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Kondisi siswa
mempengaruhi motivasi belajarnya. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar,
mengantuk atau kondisi emosional seperti marah-marah akan mengganggu
konsentrasi atau perhatian belajar siswa.
18
d. Kondisi Lingkungan kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri
siswa. Lingkungan siswa pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga,
sekolah atau kelas dan masyarakat. Motivasi belajar siswa sangat ditentukan
oleh lingkungan belajar siswa, siswa akan termotivasi selama belajar jika
lingkungan belajar memberikan rangsangan sehingga siswa tertarik untuk
belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila guru dapat mengelola kelas dengan
baik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, salah satunya dengan
memberikan background musik dalam pembelajaran untuk menarik perhatian
siswa agar termotivasi dalam belajar, memutar musik di kelas akan membantu
meningkatkan kegembiraan siswa dalam belajar sehingga dapat menjadi
pembangkit motivasi belajar siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif.
Selain itu memutar musik pada saat pelajaran mampu memusatkan perhatian
siswa lebih lama daripada tanpa musik (Brewer, 1995), selain itu menurut
Bieger, Ohrmann & Wiegel (2004) mendengarkan background musik di kelas
memiliki pengaruh yang positif terhadap pembelajaran di kelas, efek
positifnya adalah background musik dapat meningkatkan mood dan semangat
belajar.
Lebih lanjut menurut pendapat Brewer, (1995) Background musik
dapat memberikan suasana yang bersahabat dan membantu mempersiapkan
belajar dan memotivasi belajar siswa, selain itu mendengarkan musik di kelas
dapat memberikan energi untuk meningkatkan perhatian dan memberikan
19
ketenangan. Memutar musik jazz di kelas membantu meningkatkan iklim
kelas secara positif. Hal ini membantu memotivasi belajar siswa dan
membantu meningkatkan konsentrasi siswa. Musik jazz yang diperdengarkan
di kelas telah digunakan untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih baik,
meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan konsentrasi dan membuat iklim
kelas yang kondusif untuk belajar (Lewis, 2002). Selain itu, menurut
Anderson, (dalam Lewis 2002) musik menciptakan iklim yang berkesan dan
menyenangkan yang kondusif untuk belajar, sehingga siswa termotivasi untuk
belajar.
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar mengajar tidak stabil kadang lemah, bahkan kadang tidak
sama sekali. Unsur dinamis pada siswa terkait kondisi siswa yang memiliki
perhatian, kemauan dan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat
pengalaman hidup yang diberikan oleh lingkungan siswa.
f. Upaya Guru dalam membelajarkan siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri
dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, dan mengatur tata tertib di kelas
atau sekolah.
g. Mood
20
Dalam belajar mood sangat dibutuhkan untuk menunjang terjadinya proses
pembelajaran motivasi belajar sangat ditentukan oleh mood siswa, siswa akan
termotivasi selama belajar jika suasana dalam belajar diberi rangsangan
seperti mendengarkan musik sehingga mood siswa menjadi positif, suasana
positif dari mendengarkan musik dapat merangsang pikiran dalam belajar,
memberikan stimulus pada otak sehingga rasa kebosanan menurun (Mulyati,
2004).
Menurut De Poter (2003) dengan menggunakan pembelajaran yang
inovatif salah satunya dengan memutar musik ketika pembelajaran sedang
berlangsung akan mengubah suasana hati, mengubah keadaan mental siswa
dan akan mendukung lingkungan belajar siswa, mendengarkan musik di kelas
membantu siswa tetap rileks dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dalam mengikuti pelajaran. Dengan mendengarkan musik sebagai musik latar
di kelas akan mengubah susasana hati, dan membuat belajar lebih fokus
sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivias. Selanjutnya
Lawrence (2001), mengungkapkan bahwa dengan mendengarkan musik jazz
di kelas dapat meningkatkan motivasi belajar yang dapat mengakibatkan
keseluruhan kesediaan untuk belajar, produktif.
Siswa yang mendengarkan musik antara 2 hingga 3 jam dalam sehari
dapat meningkatkan kreativitas, motivasi belajar serta meningkatkan
konsentrasi dan daya ingat, memutar musik jazz di kelas bisa membantu siswa
fokus pada tugas yang ada, bisa menenangkan saraf, membangkitkan motivasi
21
belajar, atau menciptakan perasaan seperti kesedihan atau kebahagiaan, musik
bisa membuat belajar lebih fokus dan efektif (North dalam Miranda & Claes,
2009).
Suryabrata (2006) menyatakan bahwa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar yakni faktor eksternal yang dibagi menjadi dua: faktor sosial dan
faktor non sosial, faktor internal yang dibagi menjadi dua: faktor fisiologis dan faktor
psikologis.
a. Faktor Eksternal
Faktor dari luar individu yang terbagi menjadi dua: faktor sosial meliputi
faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung dan faktor
non sosial meliputi.
1) Keadaan udara mempengaruhi proses belajar siswa. Apabila udara terlalu
lembab atau kering kurang membantu siswa dalam belajar.
2) Suhu udara, keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar
siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik, Cuaca yang
terang benderang dengan cuaca yang mendung akan berbeda bagi siswa
untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu siswa untuk
lebih nyaman dalam belajar.
3) Tempat belajar atau ruangan kelas juga mempengaruhi belajar siswa,
dengan lingkungkan yang kondusif akan mempengaruhi belajar siswa.
22
b. Faktor Internal
Faktor dari dalam diri individu yang terbagi menjadi dua: faktor fisiologis
meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis dan faktor
psikologis meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar ialah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan
belajar, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur
dinamis dalam belajar, upaya guru memberdayakan, faktor eksternal meliputi,
keadaan udara, suhu udara, cuaca, tempat belajar, sedangkan faktor internal meliputi,
fisiologis dan psikologis. Dalam penelitian ini, peneliti memilih salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu kondisi lingkungan kelas dan
mood sebagai variabel bebas yang kemudian diturunkan menjadi variabel perlakuan
yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, pertimbangan ini diambil
karena menurut De Porter & Hernacki (2001) bahwa suasana kelas yang mendukung
proses belajar mengajar dapat didesain secara menyenangkan, serta ditambahkan
perangkat-perangkat pendukung seperti, tumbuhan, aroma, dan musik. Pertimbangan
selanjutnya karena menurut Hallam, Price, & Katsarou, (2002) mendengarkan musik
dapat menyebabkan peningkatan gairah siswa yang dapat menghasilkan suasana hati
yang positif sehingga meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu menurut
McGovern, (2000) mendengarkan musik di kelas semakin menstimulasi siswa.
Rasyid (2010) mengemukakan beberapa manfaat dari mendengarkan musik di
antaranya : (1) Dengan mendengarkan musik, suasana ruang batin seseorang dapat
23
dipengaruhi, baik suasana bahagia atau sedih, bergantung pada pendengar itu sendiri,
mendengarkan musik dapat memberikan semangat pada jiwa yang lelah, resah dan
lesu. Mendengarkan musik dapat memberikan rasa santai dan nyaman atau
memberikan penyegaran pada pendengarnya dengan mendengarkan musik, segala
pikiran tersebut bisa segar kembali; (2) mendengarkan musik dapat menyembuhkan
depresi, karena terbukti dapat menurunkan denyut jantung, hal ini membantu
menenangkan dan merangsang otak yang terkait ke aktifitas emosi; (3) musik
berfungsi sebagai alat terapi kesehatan, ketika seseorang mendengarkan musik,
gelombang listrik yang ada di otak dapat diperlambat atau dipercepat dan pada saat
yang sama kinerja sistem tubuh pun mengalami perubahan. Musik mampu mengatur
hormon-hormon yang mempengaruhi stress seseorang serta mampu meningkatkan
daya ingat; (4) musik dan kesehatan memiliki kaitan erat dan tidak diragukan bahwa
dengan mendengarkan musik kesukaan, maka pendengar akan mampu terbawa
kedalam suasana hati yang baik dalam waktu yang singkat; (5) musik memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia dan mendegah hilangnya daya
ingat; (6) musik diyakini sapat meningkatkan motivasi seseorang.
De Porter & Hernacki., (2001) mengemukakan bahwa musik memiliki
manfaat dalam proses belajar, yaitu : (1) meningkatkan semangat atau motivasi; (2)
merangsang pengalaman; (3) menumbuhkan relaksasi; (4) meningkatkan fokus; (5)
membina hubungan; (6) menentukan tema hari itu; (7) memberi inspirasi; (8)
bersenang-senang. Gunawan (2007) menyatakan bahwa musik merupakan satu teknik
pembelajaran yang bagus, dan dapat membantu meningkatkan hasil pembelajaran
24
yang maksimal, musik dapat membantu membawa otak dalam kondisi alfa, suatu
kondisi yang baik untuk proses belajar. Selain itu menurut Giles (dalam Hall, 1952)
bahwa dengan memutar musik di kelas dapat mengurangi tingat stress siswa,
memunculkan suasana yang lebih santai, dan motivasi siswa untuk belajar.
Lebih lanjut Adriano & Dipaola (2010) menyatakan bahwa siswa yang
mendengarkan musik jazz ketika menyelesaikan tugas akademik, dapat membantu
siswa tetap fokus pada tugas dan membuat siswa bersemangat ketika belajar.
Memutar musik jazz bisa membantu siswa fokus pada tugas yang ada, bisa
menenangkan saraf, membangkitkan motivasi belajar, atau menciptakan perasaan
seperti kesedihan atau kebahagiaan, musik jazz bisa membuat belajar lebih fokus dan
efektif. Selain itu, musik menciptakan iklim yang berkesan dan menyenangkan yang
kondusif untuk belajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar (Anderson, dalam
Lewis 2002). Dalam penelitian ini metode mendengarkan musik akan di
perdengarkan di kelas ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, metode
mendengarkan musik jazz sebagai metode untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
25
B. Mendengarkan Musik Jazz
1. Pengertian Mendengarkan Musik Jazz
Dari segi kata, mendengarkan musik terdiri dari dua kata yakni mendengarkan
dan musik. Menurut Subyantoro & Hartono (2003) mendengarkan adalah peristiwa
tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada
waktu dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut dan kegiatan tersebut
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar. Menurut
Mulyanto (2008) Musik jazz merupakan perpaduan antara teknik dan peralatan musik
Eropa, khususnya Perancis dengan irama bangsa Negro asal Afrika Barat.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia musik adalah ilmu atau seni menyusun
nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk
menghasilkan komposisi atau suara yang mempunyai kesinambungan, nada atau
suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan
keharmonisan. Sedangkan Jamalus & Busroh (1991) menyatakan bahwa musik
adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk konsep pemikiran yang bulat,
dalam wujud nada-nada yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai
suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain
dalam lingkungan sehingga mampu dimengerti dan dinikmati.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa mendengarkan musik
adalah suatu kegiatan merasakan bunyi nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan yang dihasilkan oleh alat musik.
26
Selama setengah abad lebih, berbagai penelitian menunjukkan bahwa
pemberian musik terbukti efektif dalam membantu rehabilitas gangguan fisik,
peningkatan motivasi, memberikan dorongan emosional, karena itu pemberian musik
terus berkembang, baik di rumah sakit, klinik, sekolah-sekolah, lembaga kesehatan,
pusat kesehatan mental (Djohan, 2006).
Jazz merupakan salah satu jenis musik yang berasal dari masyarakat kulit
hitam di Amerika Serikat. Jazz adalah jenis musik yang mempunyai tingkat
kerumitan harmoni dan improvisasi yang tinggi (Mulyanto, 2008). Musik jazz
pertama kali muncul pada awal abad ke 20 dengan akar-akar dari musik Afrika dan
Eropa. Menurut Swed (2013) musik jazz disebut sebagai musik afro-amerik, berasal
dari kulit hitam, karakter dari musik jazz dibentuk oleh feel ritmik yang disebut
swing, dan dipengaruhi oleh blues. Selanjutnya menurut Rasyid, (2010) musik jazz
memiliki berbagai jenis aliran, yakni:
a. Ragtime
Perkembangan awal musik jazz adalah lahirnya jenis rigtime, tokoh yang
mempopuleri adalah Scott Joplin, rigtime dimainkan hanya dengan piano.
Rigtime menjadi titik awal perkembangan jazz, rigtime bersukat 2/4.
b. New Orleans
New Orleans jazz muncul dalam scene musik jazz selama dua dekade pertama
di abad 20, dianggap sebagai suatu style jazz pertama. Musik new orleans jazz
berkembang meliputi pemain trumpet dan cornet, seperti Joe Oliver dan Louis
Armstrong, ditampilkan sebagai suatu gaya yang berorientasi terhadap
27
ensemble, dengan pemain trombone dan clarinet. Sekso rhythm berkembang
menjadi suatu banjo ensemble, drum tuba atau bass dan piano. Secara
keseluruhan, dalam new orleans jazz adalah untuk menitik beratkan suatu
ensemble daripada solo, tanda sukat juga berubah dari 4/4 manjadi 2/4.
c. Dixieland
Dixieland adalah sebuah style yang dapat dianggap sebagai suatu varian dari
jazz klasik dan jazz New Orleans. Akar asli dari dixieland sebagai bentuk
musikal bersumber dari scene musik Chicago pada tahun 1920-an. Pionir dari
dixieland style meliputi gitaris Eddie Condon, saxophonist Bud Freeman, dan
trumpeter Jimmy McPartland. Gaya dixieland melibatkan improvisasi kolektif
dalam chorus pertama, dengan para musisi masuk solo bersama riffing dari
alat musik tiup, diikuti oleh closing ensemble, biasanya drummer memainkan
4-bar tag yang diakhiri oleh keseluruhan band
d. Chicago style
Chicago dikarakteristikkan dengan aransement yang inovatif dan harmonis
dan teknik pemainnya yang tinggi, aliran ini menekankan inventive player.
Chicago style dan new Orleans memiliki kesamaan dalam hal instrument yang
digunakan, tanda sukat 4/4 berubah menjadi 2/4. Tokoh utamanya antara lain
Benny Goodman, Bud Freeman, Edie Condon dan Gene Krupa.
c. Swing
Tahun 1930 menjadi awal swing, swing menghilangkan penggunaan musik
gesek dan aransemen yang lebih sederhana dengan menggunakan alat musik
28
tiup dan improvisasi melodi. Swing juga dapat dikategorikan sebagai four beat
jazz karena setiap ketukan dalam sukat 4/4 dan akor balok yaitu akor dengan
banyak not yang bergerak secara paralel. Dalam swing, gitar, kontra bas, dan
piano berfungsi sebagai pemegang tempo. Improvisasi oleh solis umumnya
lebih melodis dan liris. Barber & Barber (2005), menyatakan bahwa dengan
mendengarkan musik swing dapat berpikir kreatif dan latihan ekspresi diri
yang positif.
d. Bebop
Bebop berkembang pada tahun 1940, musik jazz dengan aliran bebop masih
mengandalkan improviasai, dalam bebop soloist bebas mengeksplorasi kord
selama masih dalam sturukur kord yang ada, frase yang asimetrik, katakter
dari musik bebop tempo cepat yaitu 138 BPM, ketika tempo musik cepat
maka akan merubah gelombang otak menjadi alpha sehingga merubah dapat
mood seseorang dan membuat orang yang mendengarkan menjadi
bersemangat sehingga motivasi meningkat (Hurless, 2013).
e. Hard bop
Hard bop adalah perkembangan selanjutnya dari bebop yang menggabungkan
pengaruh rhythm dan blues, terutama pada permainan saksofon dan piano,
hard bop mulai berkembang pada pertengahan 1950 sebagai respon atas aliran
cool jazz yang tengah digemari.
29
f. Free jazz
Musik free jazz merupakan perubahan dari musik yang memiliki karakter
yang compulsive, berkembang pada tahun 1950 sampai tahun 1960, musik
free jazz sering menahan dan mengayun tanpa aturan dan sering
menggunakan accelerando dan ritardando sehingga bentuk rhythmnya seperti
gelombang.
g. Fusion
Musik jazz fusion adalah cabang dari jazz mainstream yang dicampur di
dalamnya, fusion mengkombinasikan kebiasan-kebiasaan dan energi musik
rock dengan harmonisasi yang sempurna dan kebebasan improvisasi jazz,
pemakaian rhythm yang lebih kaku pada fusion akan sedikit menggoyang
perasaan.
Dalam penelitian ini musik jazz dipilih karena peranan irama dalam jazz,
menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh terhadap fisik seseorang secara
amat kuat. Hendro (2009) mengemukakan bahwa jazz merupakan salah satu genre
musik yang berasal dari blues dan dipengaruhi musik klasik, nuansa harmoni musik
klasik memberi inspirasi terhadap pola-pola harmoni melodi jazz. Musik jazz
dibentuk dari beberapa elemen, yaitu melodi, harmoni dan ritme (Szwed, 2013). Style
jazz tidak hanya Marching Band, namun berkembang membentuk style lain seperti
Ragtime, Boggie Woogie, Swing, Bebop, Fusion, Jazz Rock, Jazzy, Foxtort, Samba
dan Bossanova (dalam Heart, 2013).
30
Dalam penelitian ini musik jazz yang dipilih adalah bebop, alasan mengapa
peneliti memilih aliran bebop karena hasil penelitian dari Hurless dkk, (2013) dengan
judul “Music genre preference and tempo alter alpha and beta waves in human non-
musicians” dapat memperkuat mengapa peneliti memilih musik jazz bebop sebagai
metode untuk meningkatkan motivasi belajar. Dari hasil penelitian tersebut diketahui
dengan mendengarkan musik jazz dengan aliran bebop dapat membuat perubahan
gelombang otak menjadi gelombang otak alpha, dalam kondisi tersebut membuat
orang relaks tetapi tetap dalam kondisi waspada.
C. Cara Mendengarkan Musik Jazz
Banyak cara mendengarkan musik yang dapat dilakuakan untuk membantu
proses pembelajaran di kelas yaitu memutar musik sebagai pembuka, musik sebagai
pembatas waktu, musik untuk memperbaiki mood, musik untuk meningkatkan
semangat, musik latar, musik untuk relaksasi, musik untuk membantu dan
mengarahkan visualisasi, musik untuk membantu diskusi, musik untuk memperkuat
tema, musik untuk penutup (Gunawan, 2007). Dalam penelitian ini musik jazz
digunakan sebagai background musik diperdengarkan di kelas pada saat
pembelajaran sedang berlangsung, musik diputar di pagi hari dengan volume yang
sangat rendah sehingga ketika guru sedang menjelaskan tidak mengganggu
konsentrasi siswa (Anderson, dalam Lewis 2000).
Menurut Gunawan (2007) ada 13 cara mendengarkan musik untuk membantu
proses pembelajaran, yaitu :
a. Musik diperdengarkan sebagai pembukaan
31
Musik dapat dinggunakan untuk membangun semangat pada awal pelajaran.
Dengan membangun semangat pada awal pelajaran, dapat membuat murid
termotivasi dalam belajar. Mendengarkan musik juga akan membangun
suasana kelas yang menyenangkan ketika diputar di awal pelajaran.
b. Musik sebagai pembatas waktu
Musik sebagai pembatas waktu, dapat digunakan ketika pengajar memberi
perintah mengerjakan soal. Selama musik diputar itulah waktu untuk murid
mengerjakan suatu soal. Musik sebagai pembatas waktu juga dapat digunakan
pengajar sebagai waktu untuk murid berpindah tempat ketika akan bekerja
dalam kelompok
c. Musik untuk memperbaiki dan meningkatkan mood
Ketika terjadi keributan dalam kelas, pengajar dapat membuat suasana kelas
kembali kondusif, salah satunya dengan memutar musik di kelas. Ketika
musik mulai diputar di kelas siswa dapat kembali fokus pada materi pelajaran
yang ada dan memperbaiki mood yang negatif. Mood merupakan suatu
bentuk keadaan emosional, munculnya berbeda dari emosi karena cenderung
tidak spesifik, tidak intens, dan tidak selalu muncul oleh stimulus atau
kejadian tertentu (Robbins, & Judge 2008).
Menurut Thayer (dalam Halgin & Whitbourne, 2010) bahwa suasana
hati merupakan perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens dan yang
terjadi karena situasi dan kondisi yang sedang dialami. Suasana hati bisa
datang kapan saja, orang satu jam sebelumnya bisa tertawa, bercanda, dan
32
sangat antusias untuk berbicara kemudian menjadi pendiam sepanjang hari
tanpa alasan yang jelas atau ada masalah lain yang mempengaruhi suasana
hati.
d. Musik untuk membangkitkan semangat dan energi
Mendengarkan musik dapat membangkitkan semangat belajar dan dapat
memotivasi siswa. Dengan memutar musik di kelas siswa akan kembali
bersemangat untuk menerima materi pelajaran.
e. Musik untuk relaksasi
Ketika siswa akan diberi tugas, mendengarkan musik dapat digunakan sebagai
relaksasi. Musik untuk relaksasi sebaiknya menggunakan musik yang
temponya lambat.
f. Musik untuk membantu dan mengarahkan visualisasi
Untuk memudahkan visualisasi dalam pembelajaran, musik dapat digunakan
sebagai musik latar belakang, memutar musik latar belakang dapat membantu
proses relaksasi, membantu anak dalam melakuakan visualisasi dan dapat
memotivasi belajar siswa.
g. Musik untuk membantu diskusi
Memutar musik baik diperdengarkan ketika siswa diberi tugas untuk
berdiskusi. Mendengarkan musik ketika berdiskusi dapat membuat siswa
lebih percaya diri.
33
h. Musik untuk memperkuat tema
Saat sedang mengajarkan suatu tema di kelas, mendengarkan musik yang
sesuai dengan tema tersebut baik diperdengarkan . Musik yang berasal dari
tema film adalah yang paling mudah digunakan.
i. Musik untuk konser aktif
Guru membacakan informasi kepada murid dengan cara yang dramatis dan
penuh emosi sambil memainkan musik yang aktif. Saat memberikan materi
tersebut guru mengikuti irama musik, cepat atau lambat, keras atau lembut,
nada tinggi atau rendah.
j. Musik untuk konser pasif
Pada konser pasif, siswa diminta untuk fokus dengan musik yang
diperdengarkan, bukan dengan informasi yang dibacakan oleh guru. Sebelum
guru membacakan informasi, murid harus berada dalam kondisi rileks namun
waspada.
k. Musik untuk konser kombinasi
Musik untuk konser kombinasi digunakan saat proses pembelajaran
kolaborasi, konser kombinasi merupakan suatu teknik baru dalam
pembelajaran.
l. Musik menemani kegiatan fisik untuk membantu sinkronisasi otak
Mendengarkan musik dapat digunakan sebagai brain gym. Mendengarkan
musik sebagai brain gym dapat digunakan ketika guru selesai mengajar.
34
Sebagai contoh, musik dapat dinyalakan ketika guru memberi perintah pada
murid untuk permainan tangan sederhana yang melatih konsentrasi.
m. Musik untuk penutup
Mendengarkan musik untuk penutup digunakan ketika proses pembelajaran
telah benar-benar selesai. Musik yang dapat diperdengarkan adalah musik
dengan tempo cepat dan semangat. Hal ini akan menghilangkan kejenuhan
pada siswa ketika keluar kelas, sehingga siswa merasa kembali fresh setelah
proses pembelajaran.
Dari uraian di atas, disimpulkan bahwa terdapat tiga belas metode untuk
mendengarkan musik ketika pembelajaran yakni, musik diperdengarkan sebagai
pembukaan, musik sebagai pembatas waktu, musik untuk memperbaiki dan
meningkatkan mood, musik untuk membangkitkan semangat dan energi, musik untuk
relaksasi, musik untuk membantu dan mengarahkan visualisasi, musik untuk
membantu diskusi, musik untuk konser aktif, musik untuk konser pasif, musik untuk
konser kombinasi, musik menemani kegiatan fisik untuk membantu sinkronisasi otak,
musik untuk penutup, di dalam penelitian ini mendengarkan musik yang dipilih
adalah musik untuk membantu dan mengarahkan visualisasi, musik diperdengarkan
sebagai pembukaan, musik untuk memperbaiki dan meningkatkan mood, dan musik
membangkitkan semangat dan energi. Siswa akan diperdengarkan musik jazz pada
saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Sebelum memulai pembelajaran
penyaji akan memberitau ketika proses pembelajaran berlangsung akan di iringi
musik latar dan proses pembelajaran di kelas tetap berjalan seperti biasa.
35
Pertimbangan memakai musik jazz untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa di dasarkan karena dengan mendengarkan musik jazz sebagai musik latar atau
background musik dapat meningkatkan keberhasilan akademis, meningkatkan kinerja
siswa dalam membaca dan pemahaman tes, serta dapat meningkatkan motivasi
belajar (Hall, 1952). Dengan mendengarkan background musik ketika pembelajaran
di kelas akan memiliki manfaat yang positif untuk siswa. Lebih lanjut mendengarkan
background musik di kelas akan memberikan pengaruh untuk mengurangi kecemasan
dan stres, meningkatkan kinerja siswa pada tugas (Giles, 1991).
Metode mendengarkan musik jazz dipakai sebagai variabel perlakuan yang
digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan pendapat Lewis (2002)
mendengarkan musik jazz mendorong pembelajaran pada siswa, memutar musik jazz
di kelas membantu meningkatkan iklim kelas secara positif, dengan mendengarkan
musik jazz ketika pembelajaran di kelas dapat menciptakan sikap yang positif
terhadap belajar, memberikan simulasi pada otak sehingga kebosanan dalam belajar
menurun, memotivasi belajar siswa dan membantu meningkatkan konsentrasi siswa.
Alasan Menurut Dinsmore (dalam White 2007) dengan mendengarkan musik
sebagai musik latar di kelas akan mengubah susasana hati, dan membuat belajar lebih
fokus sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivias. Selanjutnya
Lawrence (2001), mengungkapkan bahwa dengan mendengarkan musik jazz di kelas
dapat meningkatkan motivasi belajar yang dapat mengakibatkan keseluruhan
kesediaan untuk belajar, produktif.
36
Dari apa yang dikemukakan tersebut disimpulkan bahwa ketika siswa
mempunyai motivasi belajar yang rendah dan diberikan perilakuan mendengarkan
musik jazz di kelas ketika pembelajaran berlangsung, maka diharapkan siswa akan
lebih fokus, kebosanan menurun, mengubah suasana hati menjadi positif,
meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan motivasi belajar sehingga akan
membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.
D. Pengaruh Mendengarkan Musik Jazz terhadap Motivasi
Belajar Siswa
Menurut Hallam (2010) mendengarkan musik dapat memberikan dampak
yang positif terhadap kesehatan dan kenyamanan, secara umum mendengarkan musik
dapat mempengaruhi gairah fisiologis yaitu dengan mengubah mood. Suasana positif
dari mendengarkan musik dapat merangsang pikiran dalam belajar, memberikan
simulasi pada otak sehingga rasa kebosanan menurun (Mulyati, 2004). Lebih lanjut
menurut Haake (2006) mendengarkan musik memiliki efek yang kuat pada suasana
hati seseorang, dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kenyamanan,
membuat rileks dan semangat.
Mendengarkan musik adalah pilihan yang strategis untuk memberikan
motivasi di otak dan tubuh ketika sedang belajar (Kotsopoulou & Hallam 2004).
Dengan mendengarkan musik secara tidak sadar membantu pendengarnya untuk
memproses informasi dengan cepat (Hallam, 2006). Dari penelitian Sloboda (2001)
37
ditemukan bahwa musik berkaitan erat dengan perubahan mood (suasana hati) dan
dapat menghasilkan ketenangan bagi pendengarnya, selain itu musik dapat mengatasi
kebosanan, meningkatkan konsentrasi, memperkuat ingatan, meningkatkan semangat.
Lebih lanjut menurut Thompson (dalam Sheck & Schubert, 2009) dengan
memberikan stimulus yang menyenangkan seperti mendengarkan musik dapat
mendorong mood yang positif dan meningkatkan gairah sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
Menurut De Poter (2003) dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif
salah satunya dengan memutar musik ketika pembelajaran sedang berlangsung akan
mengubah suasana hati, mengubah keadaan mental siswa dan akan mendukung
lingkungan belajar siswa, mendengarkan musik di kelas membantu siswa tetap rileks
dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa
yang mendengarkan musik antara 2 hingga 3 jam dalam sehari dapat meningkatkan
kreativitas, motivasi belajar serta meningkatkan konsentrasi dan daya ingat (North
dalam Miranda & Claes, 2009). Hasil penelitian Fatimah (2016) menyatakan bahwa
siswa yang mendengarkan musik selama 3 jam dalam sehari memiliki motivasi
belajar yang tinggi, sedangkan siswa yang mendengarkan musik selama 2 jam
memiliki motivasi belajar sedang, dengan intensitas mendengarkan musik, seseorang
bisa menumbuhkan mood yang baik untuk mendorong motivasi belajar maupun
menunjang pada waktu belajar karena siswa menilai terdapat efek rangsangan yang
berbeda ketika menyelesaikan tugas akademik.
38
Mendengarkan musik memberikan dampak yang positif terhadap proses
belajar, musik diyakini mampu membawa respon yang berbeda terhadap perilaku
manusia. Penelitian yang dilakukan sebelumnya pengaruh tempo terhadap aktivitas
otak menujukkan hasil bahwa tempo memiliki potensi untuk mengubah aktivitas otak
dan telah terbukti mempengaruhi perilaku, seperti kinerja kognitif, gairah dan
meningkatkan motivasi belajar (Husain dkk, 2002).
Saat guru memutar lagu di kelas akan mempengaruhi mood menjadi positif
sehingga dapat meningkatkan gairah dan akibatnya meningkatkan motivasi belajar
siswa (McGovern, 2000). Memutar musik di pagi hari, saat siswa memasuki kelas
akan membantu mengatur mood. Selain itu musik juga membantu para siswa
terbangun dan penuh perhatian (McGovern, 2000. Mendengarkan musik dapat
mengubah susasana hati dan sangat dibutuhkan dalam lingkungan belajar, musik
yang diputar pada pagi hari dapat merubah mood menjadi positif, sehingga musik
dapat merangsang pikiran dalam belajar, memberikan simulasi pada otak sehingga
rasa bosan dalam belajar menurun dan meningkatkan motivasi belajar siswa, selain
itu musik bisa menyebabkan kesediaan keseluruhan untuk belajar dan bekerja,
menghasilkan nilai bagus, dan menjadi produktif (Chafin, et al. dalam Dharmawan,
2015)
Disimpulkan bahwa ketika siswa memiliki motivasi belajar yang rendah dan
diberikan perilakuan mendengarkan musik yang penuh harmoni dan keindahan, maka
diharapkan siswa akan merasa nyaman, tenang dan menurunkan tingkat kebosanan
sehingga berpengaruh secara emosional yaitu dengan mengubah mood pada siswa
39
yang memiliki motivasi belajar rendah dan akhirnya akan membantu meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Dinamika proses peningkatan motivasi belajar pada siswa akibat dari
perlakuan mendengarkan musik jazz dapat dilihat pada skema/ gambar berikut :
Gambar 1
Bagan proses mendengarkan musik jazz terhadap peningkatan motivasi belajar siswa
Mengacu pada pendapat Lewis, (2002) mendengarkan musik jazz mendorong
pembelajaran pada siswa, memutar musik jazz di kelas membantu meningkatkan
iklim kelas secara positif, dengan mendengarkan musik jazz ketika pembelajaran di
Telinga
Otak
Mood
Motivasi belajar siswa meningkat
Aktivitas Mendengarkan Musik Jazz
40
kelas dapat menciptakan sikap yang positif terhadap belajar, memberikan simulasi
pada otak sehingga kebosanan dalam belajar menurun, memotivasi belajar siswa dan
membantu meningkatkan konsentrasi siswa. Musik jazz yang diperdengarkan di kelas
telah digunakan untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih baik untuk
memotivasi belajar dan meningkatkan konsentrasi.
Mendengarkan musik di kelas semakin menstimulasi siswa (McGovern,
2000). Mendengarkan musik jazz dapat meningkatkan gairah siswa yang bisa
menghasilkan suasana hati yang positif dan meningkatkan motivasi belajar siswa
untuk menyelesaikan tugas yang ditugaskan, menciptakan suasana belajar yang
menarik seperti mendengarkan musik di kelas dapat membantu siswa merasa
disambut berpartisipasi dalam pengalaman belajar, yang mengarah pada sikap yang
hebat, meningkatkan gairah dan motivasi belajar, hal ini dapat membantu memotivasi
dan mempersiapkan siswa belajar tugas baru (Hallam, Price, & Katsarou, 2002).
Musik jazz bisa membantu siswa fokus pada tugas yang ada, bisa
menenangkan saraf, membangkitkan motivasi belajar, atau menciptakan perasaan
seperti kesedihan atau kebahagiaan, musik jazz bisa membuat belajar lebih fokus dan
efektif. Selain itu, musik menciptakan iklim yang berkesan dan menyenangkan yang
kondusif untuk belajar, sehingga siswa termotivasi untuk belajar (Anderson, dalam
Lewis 2002).
Disimpulkan bahwa mendengarkan musik jazz ketika pembelajaran di kelas
dapat memberikan dampak positif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
41
Berdasarkan hal di atas maka peneliti ingin mengetahui apakah pemberian musik jazz
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
E. Hipotesis
Berdasarkan kajian di atas dan hasil penelitian sebelumnya maka hipotesis
dalam penelitian ini :
1. Ada perbedaan tingkat motivasi belajar siswa antara kelompok siswa yang
diberikan perlakuan mendengarkan musik jazz (kelompok eksperimen)
dengan kelompok siswa yang tidak diberikan perlakuan mendengarkan musik
jazz (kelompok kontrol). Siswa yang mendapatkan perlakuan mendengarkan
musik jazz memiliki tingkat motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang tidak mendapatkan perlakuan mendengarkan musik jazz.
2. Ada perbedaan motivasi belajar siswa pada kelompok eksperimen antara
sebelum pemberian perlakuan dengan setelah pemberian perlakuan. Setelah
pemberian perlakuan motivasi belajar siswa lebih tinggi daripada sebelum
perlakuan.