Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tugas Akhir Mahasiswa
Karya tulis Ilmiah adalah sebuahkarya untuk menghasilkan ilmu
pengetahuan alias sesuatu yang bisa dipertanggung jawabkan dengan cara
ilmiah dan dikerjakan menurut aturan alias tata tutorial tertentu yang telah
diakui dengan cara luas oleh para pakar sebagai metode ilmiah (Soedjono,
1992).
Skripsi adalah sebuahkarya tulis ilmiah, berupa paparan tulisan hasil
penelitian yang mengulas sebuahpersoalan dalam bidang ilmu tertentu
dengan memakai kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut.
Tugas Akhir (TA) adalah hasil tertulis dari pelaksanaan sebuah
penelitian, yang dibangun untuk pembagian persoalan tertentu dengan
menggunkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bidang ilmu tersebut.
B. Keterlambatan
Masa studi S.1 diberi waktu paling lama 14 semester dengan beban
studi maksimal 160 SKS. Secara praktis, beban studi tersebut dapat
diselesaikan selama 9 semester, sebagaimana deskripsi di atas, dengan
wisuda di semester 10. Dengan demikian mahasiswa yang menyelesaikan
studi lebih dari semester 10 dapat dikategorikan mahasiswa dengan
problem ‘keterlambatan studi’.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
Definisi problem keterlambatan studi tersebut diperkuat dengan
Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi yang mengatur S1 dengan beban studi 144 SKS (Pasal
17) dan masa usia studi 4-5 tahun.Isi Permendikbud tersebut dapat
dipahami bahwa mahasiswa S1 yang masa studinya lebih dari 5 tahun,
dapat dikatakan terlambat.
a. Problem Studi di Perguruan Tinggi.
Tujuan belajar di perguruan tinggi adalah untuk memantapkan
mahasiswa menjadi seorang pekerja di kemudian hari yang lebih
terampil dan profesional. Untuk memberikan keleluasaan dan
fleksibilitas beban dan aktivitas kuliah, maka diberlakukan sistem
kredit semester (SKS). Lama belajar di perguruan tinggi untuk
program S-1 dan D-IV adalah antara 8 semester (4 tahun) hingga 14
semester (7 tahun) dengan beban studi 144-160 SKS. Aturan baru
tentang lama belajar di perguruan tinggi untuk program S-1 dan D-IV
adalah 4-5 tahun.
Mahasiswa yang kurang cepat beradaptasi dengan atmosfer
perguruan tinggi sering merasa kurang siap menghadapi tugas-tugas
akademiknya (sehingga dianggap sebagai beban atau masalah yang
sangat berat), yang bisa berakibat pada perolehan skor rendah (atau
bahkan tidak lulus) pada satu atau beberapa mata kuliah. Masalah-
masalah lainnya yang dapat dipersepsikan amat beragam, antara lain:
mata kuliah tertentu dianggap asing, susah memahami literatur, lambat
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
menyelesaikan tugas, menyusun makalah tidak sempurna, berbicara di
kelas ditertawakan temannya. Efeknya bisa tidak kerasan kuliah di
suatu program studi (prodi) dan ingin pindah ke lain prodi, lulus tidak
tepat waktu (lebih dari 5 tahun), lulus tidak cumlaude, lulus dengan IP
pas-pasan, ataupun lulus tapi tidak segera mendapat pekerjaan. Dalam
aturan baru, masa studi di perguruan tinggi (S-1 dan DIV) dibatasi
paling lama 5 tahun. Walaupun masih banyak mendapat respons
negatif dari berbagai perguruan tinggi. Terutama dari perguruan tinggi
swasta.
b. Strategi Studi di Perguruan Tinggi.
Menghadapi rangkaian masalah studi di perguruan tinggi,
mahasiswa memerlukan strategi tertentu agar dapat mengatur waktu,
dana, tenaga, kegiatan, fasilitas, dan penyelesaian studinya. Strategi
tersebut dilandasi dengan semangat, tekun dan giat belajar agar dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Satu strategi kuliah
yang dapat diaplikasikan oleh mahasiswa adalah sistem belajar
“MURDER” dari buku The Complete Problem Solver oleh Bob
Nelson. Istilah tersebut dijabarkan dalam beberapa kata yakni: Mood-
Understand-Recall-DigestExpand-Review.Setiap mahasiswa harus
menciptakan perasaan senang (mood) setiap kali menerima materi
kuliah. Setiap catatan perlu diberi tanda pada kalimat atau kata yang
tidak dapat dipahami, lalu dicari jawaban dan penjelasannya melalui
sumber-sumber lain untuk meningkatkan pemahaman (understand).
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
Materi yang telah dipelajari perlu diulang (recall) secara
kontinu, baik dengan cara membuat rangkuman dengan kata-kata
sendiri ataupun menggunakan kata kunci dari setiap kalimat yang
panjang. Rangkuman yang telah dibuat perlu ditelaah kembali (digest)
dan apabila kurang jelas bisa mencari penjelasan lebih lanjut dari
dosen atau sumber lainnya atau berdiskusi dengan teman. Materi yang
telah dipelajari perlu dikembangkan (expand) dan diterapkan dalam
kehidupan diri sendiri. Lalu didiskusikan dengan teman atau dosen
berdasarkan catatan dan atau materi yang dipelajari sebelumnya.
Materi-materi yang telah dipelajari harus dipelajari kembali
(review) dan jangan pernah bosan untuk mengulang materi yang sudah
dibaca agar semakin mudah diingat dan dipahami. Strategi lainnya
yang berdampak pada pencapaian prestasi akademik bagi mahasiswa
dalam proses belajarnya adalah:
(1) Jadwal perlu disusun dengan cermat dalam melakukan setiap
kegiatan, agar tidak membuang-buang waktu.
(2) Setiap mahasiswa harus belajar untuk membuat tujuan kegiatan
akademik dan menjalankan tujuan tersebut dengan strategi tepat.
(3) Kegiatan pembelajaran harus ditempatkan sebagai prioritas utama,
baru untuk kegiatan yang lain.
(4) Mahasiswa harus menghadiri setiap kegiatan kuliah dari awal
hingga akhir.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
(5) Tiap mahasiswa harus dapat meluangkan waktu untuk belajar
secara efektif dengan mendalami materi yang telah dipelajari dan
mempelajari ulang, secara mandiri atau kelompok.
(6) Membina hubungan dengan pembimbing akademik dengan
komunikasi rutin yang efektif akan membantu memperlancar
proses pembelajaran.
(7) Setiap dosen memiliki sifat, sikap dan karakter, yang berbeda
dengan dosen yang lain, dan mahasiswa perlu memahami
dosennya masing-masing.
(8) Mahasiswa perlu memahami dan mematuhi peraturan dan
kebijakan perguruan tinggi.
(9) Sarana dan prasarana kampus disediakan untuk mendukung proses
dan pelayanan kegiatan akademik, untuk itu mahasiswa perlu
memahami ketersediaannya, dan dapat memanfaatkannya secara
optimal.
(10) Kegiatan nonakademik sangat berperan dalam mengembangkan
bakat dan kepribadian. Kegiatan nonakademik disediakan untuk
mahasiswa guna mempersiapkan peran sosialnya di masyarakat.
Peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat, kurang
lebih sama dengan peran warga yang lainnya di masyarakat.
c. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Kuliah.
Tokoh (Dimyati Mahmud, Rooijakers, Ngalim
Purwanto),mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
prestasi belajar siswa secara umum dapat dibagi dua yakni faktor
internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri. Faktor ini meliputi biologi, fisiologi dan
psikologi. Faktor biologi berupa bakat, minat, dan kecerdasan
yang diturunkan secara genetik dari orang tuanya dan sifatnya
relatif permanen. Faktor fisiologi berupa kondisi fisik dan
pancaindra. Sedangkan faktor psikologi mencangkup:
(a) need for achievement yaitu kebutuhan atau dorongan atau
motif untuk berprestasi,
(b) interest yakni minat terhadap sesuatu, dan
(c) capability, berupa bakat dan kecerdasan seperti kemampuan
memusatkan perhatian pada materi perkuliahan yang berlangsung,
tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan
menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan mereproduksi dan
kemampuan menggeneralisasi.
Ada empat modal utama yang mempengaruhi keberhasilan
studi di perguruan tinggi, yaitu: citacita, minat, percaya diri dan
kebebasan jiwa. Setiap mahasiswa yang belajar di Perguruan
Tinggi harus didukung oleh cita-cita tertentu, sehingga ia tahu
tujuan yang harus dicapai dan tahu untuk apa ia belajar. Seorang
mahasiswa harus mempunyai minat tinggi terhadap setiap mata
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
kuliah yang diikuti, agar ia merasa senang dalam mengikuti
perkuliahan sehingga dapat berkonsentrasi dan memperkecil
kegagalan. Mahasiswa harus memiliki rasa percaya diri bahwa ia
tidak berbeda dengan teman-temannya, sehingga tidak minder. Di
samping itu mahasiswa juga harus memiliki kebebasan jiwa, yang
memungkinkan dia terbebas dari pengaruh sentimen danemosi,
dan tetap memiliki sikap ilmiah dan dapat berpikir kritis.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
mahasiswa. Faktor ini meliputi:
(a) lingkungan alam dan sosial baik itu lingkungan
keluargakampus maupun masyarakat.
(b) instrumentasi yang berupa kurikulum, dosen, sarana dan
fasilitas serta administrasi.
Faktor dominan di lingkungan kampus adalah dosen, mahasiswa
dan pegawai. Mahasiswa harus bisa menjaga dan membina
hubungan baik dengan dosen. Hubungan ini akan menambah
kualitas interaksi akademik dalam upaya menambah dan
memperdalam wawasan dan pengetahuan baik dalam bidang
akademik maupun nonakademik. Dosen dapat berperan sebagai
pejabat struktural, pembimbing akademik, pembimbing
kemahasiswaan, pembimbing kegiatan praktek lapangan dan
sebagai pengajar. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menyesuaikan
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
diri dengan setiap peran dari dosen tersebut demi keberhasilan
kuliahnya. Keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaan merupakan
sarana pendukung untuk membina hubungan sosial mahasiswa
dengan mahasiswa. Sejak mulai menjadi mahasiswa baru,
mahasiswa sudah dapat melibatkan diri dalam setiap kegiatan
kemahasiswaan.
Dimulai dengan kegiatan orientasi pengenalan kampus,
hingga kegiatan ekstra kurikuler serta kegiatan-kegiatan di luar
kampus, kesemuanya untuk menambah horizon pengalaman
mahasiswa. Pemilihan jenis kegiatan nonakademik bisa
berpengaruh (positif-negatif) terhadap studi.Sebagian mahasiswa
berhasil membagi waktu dengan kegiatan kuliah, sebagian lain
terganggu kuliahnya.
Namun, ada juga mahasiswa yang tidak mendapatkan
sesuatu dari beraktivitas dalam kegiatan kemahasiswaan. Sebelum
menentukan pilihan kegiatan tersebut, mahasiswa harus terlebih
dahulu memahami tujuan untuk aktif, bisa didasarkan pada minat
dan bakat atau karena tujuan untuk mengembangkan diri dalam
bidang organisasi. Mahasiswa harus terlebih dahulu memahami
segala konsekuensi ke depan baik dari segi waktu, biaya atau
pengaruhnya terhadap tugas kuliah. Mahasiswa akan sering
berinteraksi dengan masyarakat baik di dalam maupun di luar
kampus. Di kampus ada pegawai administrasi sebagai pihak yang
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
berperan dalam memperlancar prosedurprosedur akademik, juga
warga kampus lainnya seperti pedagang.
Masyarakat di luar kampus seperti di lingkungan tempat
tinggal menjadi bagian yang sering membantu kelancaran studi di
perguruan tinggi. Pemilihan tempat kos atau asrama hendaknya
yang strategis dilihat dari kondusif tidaknya terhadap kegiatan
belajar. Mahasiswa dapat berinteraksi secara luas dengan
masyarakat selama menunjang pada program perkuliahan dan
membantu dalam pengembangan diri mahasiswa.
C. Intelegensi
1. Pengertian intelegensi
Intelegensi adalah “kemampuan yang dibawa sejak lahir yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu”
(Purwanto, 2010). Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam
situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi dan mempelajarinya dengan cepat” (Slameto, 2010).
Intelegensi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat
intelegensi tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai
tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu, siswa yang memiliki
tingkat intelegensi tinggi belum tentu berhasil. Hal ini dikarenakan
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Jika faktor lain itu bersifat
menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajarnya, akibatnya
siswa gagal dalam belajarnya.
Tu’u (2004) menyatakan bahwa intelegensi siswa dalam belajar
dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu hasil belajar dan
kemampuan mengerjakan soal. Hasil belajar merupakan salah satu
tolak ukur keberhasilan siswa. Tinggi rendahnya kecerdasan siswa
sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa yang
pandai biasanya akan mendapat nilai yang baik sedangkan siswa yang
kurang pandai akan mendapat nilai yang rendah dan tidak stabil.
Kemampuan mengerjakan soal akan terealisasi setelah belajar.
Kecakapan ini dapat dilihat dari kemampuan siswa mengerjakan soal–
soal yang diberikan guru baik pada saat ulangan harian, tugas maupun
ulangan semester. Siswa yang mempunyai bakat pada suatu mata
pelajaran biasanya mampu mengerjakan soal dengan baik dan tidak
merasa kesulitan dan sebaliknya siswa yang kurang berbakat pada
suatu mata pelajaran akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal–soal yang diberikan.
Menurut Dalyono (2004) intelegensi adalah kemampuan yang
bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap sesuatu situasi
atau masalah, yang meliputi berbagai jenis kemampuan psikis seperti:
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
abstrak, berpikir mekanis, matematis, memahami, mengingat,
berbahasa, dan sebagainya. Intelegensi juga dapat diartikan sebagai
kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang
berbuat sesuatu dengan cara tertentu (M Ngalim Purwanto, 2004).
2. IQ (Intelligence Quotient)
Istilah IQ diperkenalkan pertama kalinya pada tahun 1912 oleh
seorang ahli psikologi berkebangsaan Jerman bernama William Stern
(Gould 1981). Kemudian ketika Lewis Madison Terman, seorang ahli
psikologi berkebangsaan Amerika di Universitas Stanford,
menerbitkan revisi tes Binet di tahun 1916, istilah IQ mulai digunakan
secara resmi.
Desmita dalam buku Psikologi Perkembangan menjelaskan
bahwa IQ adalah kemampuan berfikir secara abstrak, memecahkan
masalah dengan menggunakan simbol-simbol verbal dan kemampuan
untukbelajar dari dan menyesuaikan diri dengan pengalaman-
pengalaman hidup sehari-hari. Salah satu yang sering digunakan untuk
menyatakan tinggi rendahnya tingkat intelegensi adalah
menterjemahkan hasil intelegensi ke dalam angka yang dapat menjadi
petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang bila
dibandingkan secara relatif terhadap suatu norma.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi
Purwanto, N. M. (2004) menegaskan bahwa ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi intelegensi yang mengakibatkan terjadinya
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
perbedaan antara intelegensi seseorang dengan yang lain. Adapun
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang, di
antaranya:
1) Pembawaan: pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri
yang dibawa sejak lahir batas kesanggupan kita, yakni dapat
tindaknya seseorang memecahkan suatu soal, pertama-tama
ditentukan oleh pembawaan kita.
2) Kematangan: Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan, Tiap organ (fisik dan psikis)
dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan
menjalankan fungsinya masing-masing.
3) Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri
seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
4) Minat dan pembawaan yang khas: minat mengarahkan pembuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dan dorongan bagi
pembawaan itu. Dorongan-dorongan (motif-motif) yang
mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
5) Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih
metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah
masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode juga
bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
4. Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi Belajar
TerhadapPrestasiAkademik Siswa
Prestasi akademik menurut Suryabrata (2006) adalah hasil belajar
terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang
mana disekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam
bentuk angka atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka atau
simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui
sejauhmana prestasi akademik yang telah dicapai. Dengan demikian,
prestasi akademik disekolah merupakan bentuk lain dari besarnya
penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa
dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut.
Seseorang tidak dapat memiliki prestasi akademik begitu saja tanpa
ada hal yang mendorongnya untuk menunjukkan hasil belajar yang
memuaskan.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi akademik
seseorang, Azwar (2004) secara umum menjelaskan ada dua faktor
yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik
dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik
umum seperti penglihatan dan pendengaran. Faktor psikologis
menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat,
intelegensi, sikap dan kesehatan mental. Faktor eksternal meliputi
faktor fisik dan faktor sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi tempat
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi
lingkungan belajar.Faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan
pengaruh budaya. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi
akademik seseorang adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ).
Menurut Syah (2006) tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna,
semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin
besar peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya
untuk memperoleh sukses. Hal yang sama juga diungkap oleh Ekowati
(2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara
intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa. David Wechsler
(dalam Azwar, 2004) mendefinisikan intelegensi adalah kumpulan atau
totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,
berfikir secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan
efektif, dari definisi tersebut nampak adanya pengaruh yang signifikan
antara intelegensi terhadap prestasi akademik. Salah satu faktor lain
yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang adalah motivasi
belajarnya.
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa
motivasi mempengaruhi prestasi akademik seseorang. Tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi
akademik seorang anak didik. Hal ini juga didukung oleh penelitian
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
Purnomowati (2006) yang memperoleh thitung untuk variabel motivasi
belajar sebesar 4,951 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, yang berarti
bahwa variabel motivasi belajar berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi akademik siswa. Definisi motivasi belajar menurut
Djamarah (2002) adalah suatu perubahan tingkah laku dalam diri
seseorang yang menimbulkan proses belajar individu yang berinteraksi
langsung dengan objek belajar. Dari penjelasan tersebut, nampak pula
adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar seseorang
terhadap prestasi akademik seseorang, oleh sebab itu maka upaya
peningkatan prestasi akademik seseorang tidak bisa lepas dari upaya
peningkatan motivasi belajarnya.
D. Pengertian bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Dengan kata lain bakat merupakan
kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Santrock (2008) menyatakan ada tiga (3) kriteria yang menjadi ciri
siswa berbakat yaitu dewasa lebih dini, belajar menuruti kemauan sendiri
dan semangat untuk menguasai.
E. Minat
1. Pengertian Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Dimana kegiatan yang dimiliki
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang. (Oemar Hamalik, 2003) menyatakan belajar dengan minat
akan mendorong siswa belajar lebih baik dari pada belajar tanpa minat.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tersebut
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik
baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah
dipelajari dan disimpan, karena minat akan menambah kegiatan
belajar.
F. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-
faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah
laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2009).Sarwono
(2000) mengungkapkan bahwa motivasi manunjuk pada proses
gerakan termasuk situasi yang mendorong seseorang berbuat sesuatu
yang timbul dari dalam individu.
Motivasi berasal dri kata motif yang memiliki makna daya
penggerak yang akan menjadi aktif jika disertai dengan kebutuhan
yang akan terpenuhi (Setiawati, 2008).Motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal
(Hasibuan, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat pengertian maotivasi
mahasiswa mengerjakan tugas akhir yaitu suatu penggera yang berasal
dari proses yang mendorong mahasiswa untuk mengerjakan tugas
akhir.
2. Tujuan Motivasi
Sunaryo (2002) mengemukakan bahwa tujuan dari motivasi
adalah untuk meningkatkan moral dan kepuasan kerja, meningkatkan
kerja, meningkatkan kedisiplinan, menciptakan suasana yang kondusif,
hubungan kerja yang baik dan mempertinggi rasa tanggung jawab
perawat terhadap tugas-tugasnya.
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2010).
3. Indikator Motivasi
Indikator motivasi dapat diklarifikasikan sebagai berikut
(Hamzah, 2011) :
a) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
d) Adanya penghargaan dalam bekerja
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Menurut Sardiman (2005) bahwa ciri-ciri seorang pelajar yang
memiliki motivasi tinggi adalah sebagai berikut ini:
a) Tekun dalam menghadapi tugas, dapat bekerja terus menerus
dalam waktu yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai.
b) Ulet menghadapi kesulitan, tidak lekas putus asa.
c) Lebih senang bekerja mandiri.
d) Tidak cepat bosan mengerjakan tugas-tugas yang berulang-ulang
sehingga ia menjadi siswa yang kreatif.
e) Dapat memperhatikan pendapat, kalau sudah yakin akan sesuatu.
f) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
g) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4. Teori Motivasi
Munculnya teori motivasi modern dilandasi oleh perilaku
kebutuhan, penguatan, kesadaran, karakterisitk pekerjaan, dan
perasaan atau emosi (Asmuji, 2012), yaitu sebagai berikut:
a) Teori Motivasi Kebutuhan
Teori motivasi kebutuhan muncul didasarkan bahwa individu
dalam hidupnya ingin memenuhi kebutuhannya, baik fisiologi,
maupun psikologis secara baik atau cukup. Kebutuhan diartikan
sebagai kekurangan fisiologis atau psikologis yang mendorong
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
timbulnya perilaaku (Asmuji, 2012). Beberapa teori kebutuhan
motivasi yang terkenal antara lain sebagai berikut:
1) Teori motivasi Maslow
Teori ini dikemukakan oleh Abraham H. Maslow. Teori
ini didasarkan pada teori holistik dinamis yang mencangkup
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih
sayang, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi. Oleh
karena itu, teori motivasi ini dikenal dengan “Teori
Kebutuhan”.
Teori ini didasarkan pada hierarki kebutuhan mulai dari
yang paling dasar menuju kebutuhan yang lebih tinggi
tingkatannya. Artinya, seseorang akan memenuhi kebutuhan
tingkat pertama dulu sebelum mereka memenuhi kebutuhan
tingkat kedua dan seterusnya.
2) Teori kebutuhan McClelland
Teori McClelland ini dkenal juga dengan teori kebutuhan
untuk mencapai prestasi yang dikemukakan oleh David
McClelland. Teori ini menyatakan bahwa seseorang
mempunyai motivasi yang berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Teori ini berfokus
pada tiga kebutuhan, yaitu kebutuhan akan prestasi (npow-need
for Power), dan kebutuhan akan kelompok pertemanan/afiliasi
(naff-need for Affiliation).
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
Menurut McClelland, karakteristik orang yang
berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum,
yaitu (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas
dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi
ketika kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka
sendiri, bukan karena faktor-faktor lain, seperti keberuntungan
atau kemujuran; (3) menginginkan umpan balik tentang
keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan
mereka yang berprestasi rendah.
3) Teori motivasi Herzberg
Teori ini sering dikenal dengan teori dua faktor, yaitu
faktor motivasional dengan faktor hygiene atau pemeliharaan.
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg. Berdasarkan
teori ini, yang dimaksud faktor motivasional adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang berprestasi yang sifatnya
intrinsik atau bersumber dari dalam dirinya, antara lain
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan
bertumbuh, kemajuan dalam karier, dan pengakuan orang lain.
Adapun, yang dimaksud dengan faktor hygiene atau
pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik,
yang bersumber dari luar diri, yang turut menentukan perilaku
seseorang dalam kehidupan seseorang, antara lain status
seseorang dalam kehidupan seseorang, antara lain status
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu
dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan
sekerjanya, sistem administrasi dalam organisasi, dan sistem
imbalan yang berlaku.
4) Teori ERG dari Clyton Alderfer
Teori ERG ini dikemukakan oleh Clyton
Alderfer.Akronim ERG dalam teori Alderfer merupakan huruf-
huruf pertama dari tiga istilah, yaitu E = Existense (kebutuhan
akan eksistensi); R = Relatedness (kebutuhan untuk
berhubungan dengan pihak lain); dan G = Growth (kebutuhan
akan pertumbuhan). Secara konseptual, terdapat persamaan
antara teori atau model yang dikemukakan oleh Maslow dan
Alderfer. Existense dapat dikatakan identik dengan hierarki
pertama (physiological needs) dan kedua (safety needs) dalam
teori Maslow; Relatedness identik dengan hierarki kebutuhan
ketiga (love needs) dan keempat (esteen needs) menurut
konsep Maslow dan Growth mengandung makna sama dengan
self actualization menurut Maslow; dan teori Alderfer
menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu
diusahakan pemuasannya secara serentak.
b) Teori penguatan
Thorndike dan Skinner berpendapat bahwa perilaku individu
dikendalikan oleh konsekuensinya. Individu akan mengulangi
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
perilaku yang diikuti oleh konsekuensi yang mendukung dan
menghindari perilaku yang mengakibatkan konsekuensi yang tidak
mendukung. Artinya, seseorang yang dapat melakukan pekerjaan
secara maksimal sampai akhirnya mengalami kepuasan kerja dapat
menjadi motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik lagi. Bahkan, penghargaan dari organisasi juga dapat
mempengaruhi motivasi individu dalam kinerjanya.
c) Teori keadilan
Teori keadilan mengemukakan bahwa individu dalam
organisasi akan cenderung membandingkan antara segala sesuatu
yang diberikan kepada organisasi dan penghargaan yang dia terima
dengan yang diterima individu lain dalam pekerjaan dan tanggung
jawab yang sama. Individu akan mempunyai motivasi tinggi jika
penghargaan yang dia terima atas pekerjaan dan tanggung
jawabnya dirasa memenuhi keadilan.
5. Jenis Motivasi
Menurut purwanto (2010), jenis-jenis motivasi terdiri dari:
a) Motivasi Intrinsik
Berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari perilaku
yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
b) Motivasi Ektrinsik
Berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari orang lain atau
lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ektrinsik
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
penuh dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak tercapai
kebutuhan.
G. Pengertian kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan memberi respon atau bereaksi. Kesiapan
itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga hubungannya dengan
kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan.
H. Lingkungan keluarga
Asbullah (2009), mengemukakan bahwa “Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga
inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga
dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar kehidupan anak
adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang banyak di terima oleh
anak adalah dalam keluarga’’.
I. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat
dapat menguntungkan terhadap perkembangan kepribadiannya. Mass
media termasuk didalamnya adalah radio, TV, bioskop, surat kabar,
majalah, buku-buku, komik dan lainlain. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh yang baik pula terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,
teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
J. Lingkungan kampus
a. Pengertian lingkungan kampus
Lingkungan secara sempit diartikan sebagai alam sekitar di luar
diri manusia/individu. Sedangkan secara luas, lingkungan mencakup
segala material dan stimulus di dalam dan di luar individu, baik yang
bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural. Secara fisiologis,
lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh. Secara psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulus yang
diterima oleh individu mulai sejak dalam konsensi, kelahiran sampai
kematian. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap
stimulus, interaksi, dan kondisi, dalam hubungannya dengan perlakuan
ataupun karya orang lain (Dalyono, 2006).
Mariyana, dkk. (2013) mengatakan bahwa lingkungan adalah
suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan danperkembangan seseorang. Menurut Sratain (ahli
psikologi Amerika) dalamHasbulloh (2009) yang dimaksud dengan
lingkungan (environment) meliputikondisi dan alam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkahlaku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau lift prosess.
Hamalik, (2001) menyatakan bahwa lingkungan adalah sesuatu
yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu
kepada individu.Slameto, (2003) menyatakan lingkungan yang baik
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
34
perlu diusahakan agardapat memberi pengaruh yang positif terhadap
individu sehingga dapat belajardengan sebaik-baiknya.
Dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu
yang ada di dalam ataupun di luar individu baik yang bersifat
fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural yang berpengaruh tertentu
terhadap individu. Lingkungan kampus terdiri dari dua suku kata yaitu,
lingkungan dan kampus. Kampus sendiri memiliki arti yang sama
dengan sekolah, menurut Suwarno (2008) sekolah adalah lembaga
pendidikan yang secara resmi menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran secara sistematis, berencana, sengaja,dan terarah.
Menurut Ginting (2003) kampus adalah lingkungan sosial dan
lingkungan pendidikan. Hastuti, dkk. (2010) mengatakan bahwa
pengertian lingkungan kampus adalah lingkungan tempat mahasiswa
menjalani proses belajar dan melakukan aktivitas. Berdasarkan
penjelasan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan
kampus merupakan tempat seorang mahasiswa dalam menjalankan
kegiatan-kegiatan pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
perubahan sikap, dan keterampilan hidup baik di dalam kelas maupun
di luar kelas dengan mengikuti dan menaati peraturan dalam
sistematika pendidikan yang telah ditetapkan.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
35
b. Indikator Lingkungan Kampus
Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
pengaruh lingkungan kampus terhadap motivasi belajar menurut
Hastuti, dkk. (2010) yaitu:
a. Ukuran kelas
b. Tata letak kampus
c. Kebersihan kampus
d. Fasilitas internet
e. Fasilitas perpustakaan
f. Suhu udara
g. Tingkat kebisingan
h. Hubungan antar mahasiswa
i. Hubungan mahasiswa dengan dosen
Indikator ini merupakan tolak ukur yang nantinya akan
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan
kampus terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dari indikator yang
disebutkan di atas maka dapatdisimpulkan bahwa keadaan gedung
kampus yang kurang memenuhi syarat jugamenghambat proses
belajar mengajar, misalnya tempat sekeliling kampus
ramaisehingga menimbulkan kebisingan, maka akan mengganggu
konsentrasi belajar.
Selain itu juga ruangan kelas yang pengap karena ventilasi
kurang sehingga sirkulasi udara tidak lancar. Keadaan kelas yang
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
36
tidak sesuai dengan jumlah penghuninya menyebabkan ruangan
kelas terasa sempit, dan akhirnya situasi belajar tidak berjalan
dengan baik. Kampus yang mempunyai gedung dan ruang belajar
yang memadai, cukup memiliki alat-alat perlengkapan belajar
ditambah dengan keterampilan dosen dalam menggunakan alat-alat
tersebut akan memberikan semangat dan dorongan kepada
mahasiswa untuk belajar.
Hubungan antara dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa
dengan mahasiswa juga harus terjalin dengan baik, sehingga
lingkungan kampus yang kondusif akan tercipta. Lingkungan
kampus yang kondusif akan menimbulkan motivasi belajar
mahasiswa.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
37
K. KERANGKA TEORI
Gambar: 2.1 kerangka teori
(Slameto, 2010)
L. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.2 kerangka konsep
(Slameto, 2010)
Faktor Eksternal :
1. Intelegensi
2. Bakat
3. Minat
4. Motivasi
5. Kepuasan
Faktor Internal :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan kampus
3. Lingkungan
masyarakat
KETERLAMBATAN
TUGAS AKHIR
1. Intelegensi
2. Motivasi
3. Lingkungan kampus
KETERLAMBATAN
TUGAS AKHIR
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
38
M. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas dapat dirumuskan
suatu Hipotesis penelitian ini yaitu :
Ha : Terdapat pengaruh intelegensi, motivasi, dan lingkungan kampus
terhadapketerlambatan mengerjakan tugas akhir pada mahasiswa
keperawatan S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Ho : Tidak terdapat pengaruh intelegensi, motivasi, dan lingkungan
kampus terhadap keterlambatan mengerjakan tugas akhir pada mahasiswa
keperawatan S1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
PENGARUH INTELEGENSI MOTIVASI..., Wariska Priyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018