Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pada penelitian di PT. Sari Malalugis menerapkan metode variable costing
dalam penentuan harga pokok produksinya memperoleh hasil bahwa
perhitungan harga pokok produksi perusahaan dengan perhitungan harga
pokok produksi perusahaan dengan menggunakan metode variable costing
terdapat selisih harga. Perhitungan harga jual produk perusahaan dengan
perhitungan harga pokok jual hasil evaluasi, maka dapat dilihat bahwa harga
jual masing-masing produk ikan segar beku menurut perusahaan lebih tinggi
harganya dibanding dengan harga jual masing-masing produk dengan metode
variable costing. Hasil penelitian dari (Djumali, Sondaleh dan Mawikere,
2014)
Pada penelitian di CV. Minahasa Mantap Perkasa dengan menggunakan
metode full costing dalam menentukan harga jual produksinya memperoleh
hasil bahwa perhitungan harga pokok produksi terdapat selisih harga jual
perunit antara perusahaan dengan teori yang disebabkan karena perbedaan
pengalokasian biaya dan penentuan markup antara perusahaan dengan teori.
Hasil penelitian dari (Setiadi, Saerang dan Runtu, 2014)
Penelitian pada usaha peternakan lele pak Jay di Sukabumi II Palembang
pada laporan harga pokok produksi belum dapat menunjukan harga pokok
produksi yang sesuai dengan pengumpulan biaya produksinya. Bahwa
perhitungan harga pokok produksi usaha lele yang tepat dapat diketahui harga
6
pokok penjualan yang memadai dan analisis yang berdampak pada laba yang
diinginkan perusahaa. Hasil penelitian dari (Hendrich, 2013).
Penelitian pada UKM tahu putih XX Pekanbaru menerapkan metode full
coting dan variable costing. Pengaruh harga pokok produksi dengan metode
perusahaan terhadap harga jual perpotong tahu dan susu kedelai
menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan
metode full costing dan variable costing. Meskipun keuntungan yang didapat
dengan metode full costing lebih rendah dari metode variable costing, tetapi
metode full costing merefleksikan semua sumberdaya yang digunakan. Hasil
penelitian dari (Anita dan Susanti, 2016).
Penelitian pada UD. The Sweetets Cookie Manado menerapkan metode full
costing dalam pentuan perhitungan harga pokok produksinya. Menggunakan
metode variable costing di perolehan harga pokok produksi lebih rendah
dibandingkan dengan menggunakan metode full costing . perbedaan utama
terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Jadi sebaiknya perusahaan
menggunakan metode variable costing karena dalam variable coting dihitung
semua biaya yang hanya berkaitan dalam proses produksi. Hasil penelitian
(Salindeho, 2015).
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Akuntansi Biaya
A. Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan, pengalokasian,
pelaporan dan analisis terhadap beberapa macam biaya yang
7
berhubungan dengan aktivitas atau kegiatan suatu perusahaan untuk
menghasilkan barang atau jasa (Kholmi dan Yuningsih, 2009).
Sedangkan menurut Horngren, et al. (2006) akuntansi biaya yaitu
mengukur, menganalisi, dan melaporkan informasi keuangan dan non
keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan
sumberdaya dalam organisasi.
Menurut Mulyadi (2012) akuntansi biaya adalah proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan
penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran
terhadapnya. Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, penyajian
dan pernafsiran informasi biaya adalah tergantung kepada siapa proses
tersebut ditujukan. Proses akuntansi biaya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan luar perusahaan. Dalam hal tersebut proses akuntansi biaya
harus memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan hal ini
akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan.
Proses akuntansi biaya juga dapat ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam perusahaan. Dalam hal ini proses akuntansi biaya
harus memperhatikan karakteristik akuntansi manajemen. Dengan hal
ini akuntansi biaya juga merupakan bagian dari akuntansi manajemen.
Akuntansi biaya tidak hanya menyajikan perhitungan biaya
persediaan dan harga pokok penjualan dalam penyajian laporan laba
rugi, akan tetapi akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan
perangkat akuntansi untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian,
8
perbaikan kualitas dan efisiensi. Dalam hal tersebut, pengumpulan,
penyajian dan analisis informasi dalam kaitannya dengan biaya serta
manfaat dalam membantu manajemen dalam mencapai tugas-tugas
(Carter dan Usry, 2006) sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana serta anggaran operasi dalam
keadaan yang bersaing dan ekonomis. Hal penting dari
perencanaan adalah potensi untuk memotivasi manusia (sumber
daya manusia) untuk berkinerja secara konsisten dengan awal
tujuan perusahaan.
2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan
pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki
kualitas.
3. Mengendalikan kualitas fisik dari persediaan dan menentukan
biaya setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan
penetapan harga dan evaluasi kinerja dari suatu produk.
4. Menentukan biaya (penentu harga pokok produk atau jasa) dan laba
perusahaan untuk suatu periode akuntansi atau untuk periode lain
yang lebih pendek. Hal tersebut termasuk menentukan nilai
persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan
pelaporan eksternal.
5. Memilih diantara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau
jangka panjang yang dapat mengubah pendapatan atau biaya
(menaikkan pendapatan atau menurunkan biaya).
9
B. Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2012) bahwa akuntansi biaya memiliki tiga
tujuan pokok, yaitu penentuan kos produk, pengendalian biaya dan
pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentu kos
produk, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas
biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang
dikumpulkan dan disajikan merupakan biaya yang sudah terjadi dimasa
lalu. Umumnya akuntansi biaya untuk penentu kos produk. Hal ini
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh
karena itu, untuk melayani pihak luar tersebut, akuntansi untuk penentu
kos produk yaitu pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Disamping
itu, penentu kos produk untuk memenuhi kebutuhan manajemen
penentu kos produk untuk memenuhi kebutuhan manajemen tidak
selalu terikat dengan prinsip akuntansi.
Pengendalian biaya harus didahului dengan penentuan biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Jika biaya
yang seharusnya sudah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk
memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan
biaya yang seharusnya tersebut. Akuntansi biaya selanjutnya
melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya
dengan biaya seharusnya dan penyajian informasi mengenai penyebab
terjadinya selisih tersebut. Dari analisis penyimpangan dan penyebab
tersebut manajemen akan dapat mempertimbangkan tindakan koreksi,
10
jika hal ini diperlukan. Dari analisi ini juga managemen puncak akan
dapat mengadakan penilaian prestasi dan manajer di bawahnya.
Akuntansi biaya untuk tujuan pengendalian biaya ini lebih ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pihak dalam perusahaan.
Pengambilan keputusan khusus menyangkut masa yang akan
datang, oleh karena itu informasi yang akurat atau relevan dengan
pengambilan keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi
yang akan datang. Akuntansi biaya dalam pengambilan khusus
menyajikan biaya masa yang akan datang. Informasi biaya ini tidak di
dalam catatan akuntansi biaya, merupakan sebuah hasil dari sebuah
perkiraan atau prediksi. Karena keputusan khusus akuntansi biaya untuk
memenuhi tujuan pengambilan kepuusan adalah bagian dari akuntansi
manajemen (Mulyadi, 2012).
C. Pengertian Biaya
Menurut Mulyadi (2012) biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
Biaya (cost) merupakan pengorbanan sumber daya ekonomi
perusahaan yang digunakan untuk memperoleh barang atau jasa. Nilai
pengorbanan sumberdaya untuk memperoleh suatu barang atau jasa
didasarkan pada harga perolehan suatu barang atau jasa. Dimana semua
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa tersebut dan
barang siap untuk digunakan dalam aktivitas (operasi) perusahaan
11
(Kholmi dan Yuningsih, 2009). Sedangkan menurut Mulyadi (2012)
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan
uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada empat unsur pokok dalam devinisi biaya diatas
yaitu:
1) Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2) Diukur dalam satuan uang
3) Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4) Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
D. Pengglongan Biaya
Menurut Mulyadi (2012) dalam akuntansi biaya, biaya
digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan
biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang akan dicapai dengan
penggolongan terebut.
Biaya dapat digolongkan menurut:
1. Penggolongan Biaya Menurut Objek Pengeluaran
Menurut Mulyadi (2012) dalam cara penggolongan ini,
nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya.
Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka
semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut
“biaya bahan bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek
pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya
12
merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya
depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna.
2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan.
Menurut Mulyadi (2012) dalam perusahaan manufaktur,
ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pmasaran, dan
fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan
ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji
karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian., baik yang
langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi.
b. Biaya Pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya
misalnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan-bagian
yang melaksanakan kgiatanpemasaran.
13
c. Biaya Administrasi dan Umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan,
akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya
pemeriksaan akunta.
3. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu
yang Dibiayai.
Menurut Mulyadi (2012) Sesuatu yang dibiayai dapat
berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan
sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua
golongan:
a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika
sesuatu tersebut yang dibiaya tidak ada, maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi. Dengan dmikian biaya langsung akan
lebih mudah di identifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
b. Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead
14
pabrik. Biaya ini tidak mudah di identifikasi dengan produk
tertentu. Dalam hubungan dengan departemen, biaya
tidaklangsung adalah biaya yang terjadi disuatu departemen,
tetapi manfaatnya dinikmatin oleh lebih dari satu perusahaan.
Contohnya adalah biaya yang terjadi di departemen
pembangkit tenaga listrik. Biaya ini dinikmati oleh
departemen-departemen lain dalam perusahaan, baik utuk
oenerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipmen
yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik,
biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya Departemen
Pembangkit Tenaga Listrik merupakan biaya tidak langsung
departemen.
4. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungan
dengan Perusahaan Volume Aktivitas
Menurut Mulyadi (2012) dalam hubungan dengan perusahaan
volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:
a. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.
15
b. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya
semivariabel mengandung unsur biaya variabel.
c. Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertntu.
d. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji
direktur produksi.
5. Penggolongan Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Menurut Mulyadi (2012) Atas dasar jangka waktu manfaatnya,
biaya dapat dibagi menjadi dua: pengeluaran modal dan
penggeluaran pendapatan
a. Pengeluaran modal merupakan biaya yang mempunyai
manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode
akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini
pada saat terjadinya di bebankan sebagai kos aktiva, dan
dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaat
dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh
untuk pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian
16
aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk
promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan
pengembangan suatu produk. Karena pengeluaran untuk
keperluan tersebut biasanya melibatkan jumlah yang besar dan
memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, maka pada saat
pengeluaran tersebut dilakukan, pengorbanan tersebut
diperlakukan sebagai pengeluaran modal dan dicatat sebagai
kos aktiva (misalnya pada kos aktiva tetap atau beban yang
ditangguhkan).
b. Pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran
pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan
dengan pendapatan yang dipeoleh dari pengeluaran biaya
tersebut. Contoh pengeluaran pendapatan antara lain adalah
biaya iklan dan biaya tenaga kerja.
2.2.2 Harga Pokok Produksi
a. Perngertian Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2012) harga pokok adalah sama dengan
pengertian biaya dalam arti luas, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk
memperoleh laba.
17
Sedangkan menurut Horngren, et al. (2006) yaitu ada tiga istilah
umum digunakan ketika menjelaskan biaya manufaktur adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Dalam informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka
waktu tertentu terdapat beberapa manfaat bagi manajemen perusahaan
yaitu:
1. Menentukan harga jual produk
2. Menentukan realisasi harga pokok produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan jadi dan produk dalam proses
yang disajikan dalam neraca.
b. Unsur Harga Pokok Produksi
Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009) unsur harga pokok
produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut sebagai biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan bakuadalah bahan yang sebagian besar membentuk
produk setengah jadi (barang jadi) atau menjadi bagian dari wujud
suatu produk yang dapat ditelusuri ke produk tersebut. Dan biaya bahan
ini dapat langsung di bebankan ke produk. Contoh: kayu (misalnya jati,
kamper, meranti, dll) merupakan bahan baku langsung dari produk
meubel. Suatu produk setengah jadi (barang jadi) dapa dibuat lebih dari
satu bahan baku langsung.
18
Sedangkan menurut Halim (1997) biaya bahan baku adalah bahan
yang secara menyeluruh membentuk produk selesai dan dapat
diidentifikaikan secara langsung kepada produk yang bersangkutan.
Bahan baku yang di proses dalam perusahaan manufaktur dapat
diperoleh dari pembeliaan lokal, impor atau hasil pengolaan sendiri.
Didalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli, tetapi biaya-biaya yang
berkaitan dengan perolehan bahan baku tersebut. Untuk dapat diperoleh
gambaran unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok bahan yang
dibeli, maka dibahas terlebih dahulu megenai sistem pembelian bahan
baku.
- Sistem Pembelian Bahan Baku
Transaksi pembelian bahan baku terdiri dari prosedur
permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur
permintaan barang digudang dan prosedur pencatatan utang.
- Prosedur Permintaan Pembelian Bahan Baku
Permintaan pembelian bahan baku dilakukan apabila
persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai tingkat
minimum, sehingga dilakukan pemesanan kembali, bagian gudang
membuka surat permintaan pembelian untuk dikirim ke bagian
pembelian.
19
- Prosedur untuk Pembelian Bahan Baku
Pembagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar
surat permintaan dari bagian gudang. Untuk pemilihan pemasok,
pertama-tama bagian pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada pemasok yang berisi permintaan
informasi harga dan syarat-syarat pembelian dianggap baik (dalam
hal harga, kualitas dan pelayanan), bagian pembelian membuat
surat order pembelian bahan baku untuk dikirim kepada pemasok
yang dipilih, bila memungkinkan dibuat kontrak perjanjian
pembelian bahan baku dalam jangka waktu yang telah disepakati
dengan pihak pemasok, terutama pada bahan baku yang langkah
atau sulit diperoleh.
- Prosedur Permintaan Bahan Baku
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan
sesuai kepada perusahaan sesuai dengan surat order pembelian
yang diterimanya. Bagian penerimaan yang bertugas menerima
barang, melakukan pengecekan kualitas, jumlah, spesifikasi bahan
yang sesuai dengan order pembelian. Apabila bahan baku diterima,
bagian penerima membuat laporan penerimaan barang dan laporan
tersebut dikirimkan kepada bagian akuntansi.
- Prosedur Pencatatan Penerimaan Bahan Baku di Bagian Gudang
Bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima
dari pemasok kepada bagian gudang. Bagian gudang menyimpan
20
bahan baku tersebut dan mencatat bahan baku yang diterima dalam
kartu gudang. Kartu gudang ini digunakan oleh bagian gudang
dengan mencatat mutasi tiap-tiap jenis barang digudang. Bagian
gudang selain mencatat dalam kartu gudang juga mencatat barang
dalam kartu barang, umumnya ditempelkan pada tempat
penyimpanan masing-masing jenis barang.
- Proedur Pencatatan Utang yang Timbul dari Pembelian Bahan
Baku
Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari
pemasok. Bagian pembelian memberikan tanda tangan di atas
faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur dapat
dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat yang telah
ditentukan oleh peusahaan yang telah disepakati oleh pihak
pemasok. Faktur pembelian yang telah ditanda tangani oleh bagian
pembeli tersebut diserahkan kepada bagian akuntansi. Dalam
transaksi pembelian bahan baku, bagian akuntansi memeriksa
ketelitian perhitungan dalam faktur pembelian dan mencocokannya
dengan informasi dalam tembuan surat order pembelian yang
diterima dari bagian pembelian dan laporan penerimaan barang
yang diterima dari bagian penerimaan bahan baku.
- Penentu Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli
Harga pokok bahan baku meliputi harga faktur pembelian
ditambah biaya-biaya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan
21
baku dikurangi dengan potongan pembelian (bila ada) sampai
bahan baku siap diproses.
- Biaya Angkut Pembelian
Untuk biaya angkut bahan yang dibeli ditanggung oleh
pemasok tidak menambah harga perolehan bahan baku, sedangkan
yang ditanggung pembeli menambah harga perolehan bahan baku
yang dibeli. Seringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan
mengeluarkan biaya angkut untuk berbagai jenis bahan baku yang
dibeli, sehingga menimbulkan masalah mengenai pengalokasian
biaya angkut tersebut ke masing-masing jenis bahan baku yang
diangkut.
2. Biaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang mengubah bahan baku
menjadi produk setengah jadi atau menjadikan jasa kepada pelanggan.
Tenaga kerja merupakan tenaga fisik atau mental yang dikeluarkan
tenaga kerja (karyawan) untuk mengola bahan baku menjadi produk.
Tenaga kerja dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang
diproduksi, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur
kuantitas karyawan yang digerakkan dalam memproduksi suatu produk
atau jasa.
Menurut Riwayadi (2014) biaya tenaga kerja adalah tenaga kerja
yang terlibat secara langsung dalam pembuatan barang jadi dan
22
pembayaran upah berdasarkan unit yang dihasilkan atau berdasarkan
jam kerja.
Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009) ada beberapa
pengoolongan dalam biaya tenaka kerja yaitu:
- Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
Dalam perusahan manufaktur penggolongan aktivitas tenaga kerja
dapat dikelompokkan sebagi berikut:
a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi
perusahaan.
b. Penggolongan mnurut kegiatan departemen-departemen dalam
perusahaan.
- Penggolongan Menurut Fungsi Pokok dalam Organisasi
Perusahaan
Berdasarkan fungsi pokok dalam organisasi perusahaan
manufaktur terdapat tiga fungsi yaitu produksi, pemasaran, dan
administrasi. Oleh karena itu, tenaga kerja dikelompokkan ke
tenaga kerja pabrik dan tenaga kerja non pabrik, yang bertujuan
untuk membedakan biaya tenaga kerja masuk unsur harga pokok
produk dan tenaga kerja non pabrik yang merupakan unsur biaya
usaha (beban operasi).
- Penggolongan Menurut Kegiatan Departemen yang ada dalam
Perusahaan
23
Penggolongan biaya tenaga kerja menurut departemen,
untuk memudahkan perencanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban kepala departemen atas pelaksanaan kerja
karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi dalam departemen
yang bersangkutan.
Pembahasan biaya tenaga kerja ini difokuskan pada biaya
tenaga kerja pada departemen produksi yang merupakan salah satu
unsur biaya yang membentuh harga pokok produk. Pembahasan
lain berkaitan dengan biaya tenaga kerja, meliputi:
1. Pengawasan biaya tenaga kerja
2. Penentuan besarnya tenaga kerja
3. Beban-beban atas gaji dan upah tenaga kerja
4. Akuntansi biaya tenaga kerja.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung atau semua biaya
produksi tak langsung.
Contoh:
- Biaya bahan baku tidak langsung
- Upah tak langsung
- Beban listrik dan air pabrik
- Beban telepon pabrik beban sewa gedung pabrik
- Beban reparasi dan pemeliharaan mesin kendaraan pabrik
24
- Beban pajak bumi dan bangunan pabrik
- Beban asuransi pabrik
- Beban penyusutan bangunan, mesin, dan peralatan pabrik
Menurut Siregar et al. (2013) biaya overhead pabrik terdiri atas
semua biaya yang tidak dapat ditelusuri langsung kepesanan dan
bukan merupakan biaya biaya pemasaran serta administrasi dan
umum.
Biaya overhead pabrik dapat dibebankan kepada barang jadi
dengan dua cara yaitu dengan biaya sesungguhnya dan biaya taksiran.
Penggunaan biaya sesungguhnya memang sesuai dengan standart
akuntansi, akan tetapi pada banyak hal sulit dilakukan, hal ini
dilakukan karena sulit menentukan pembebenannya kepada barang
jadi. Pada umumnya cara kedua yang paling banyak dilakukan karena
mudah dilaksanakan. Biaya taksiran dihitung dngan cara menaksir
tingkat produksi dalam satu periode kemudian menaksir jumlah biaya
akan dikeluarkan pada tingkat produksi tersebut. Biaya taksiran dibagi
kapasitas produksi didapatkan tarif biaya overhead yang dapat
digunakan untuk membebankan biaya overhead pada sejumlah barang.
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik menurut Sifatnya
a. Biaya bahan penolong. Bahan yang tidak atau diakui menjadi
sebagian kecil membentuk produk setengah jadi atau produk
jadi.
25
b. Biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya yang berupa suku
cadang, biaya bahan habis pakai, biaya untuk perbaikan dan
pemeliharaan aktiva tetap yang digunakan untuk kegiatan
produksi misalnya: mesin, kendaraan, bangunan dan lain-lain.
c. Biaya tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja pabrik yang
upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada
produk atau pesanan tertentu, misalnya karyawan yang
bekerja dalam departemen pembantu sperti departemen
pembangkit listrik, bengkel, dan departemen gudang. Pada
departemen produk misalnya, administrasi, mandor dan
manajer produksi dan lain-lain.
d. Biaya yang timbul akibat penilaian aktiva tetap pabrik
misalnya: beban penyusutan, emplasemen pabrik.
e. Biaya yang terjadi akibat berlalunya waktu, misalnya biaya
asuransi gudang dan gedung pabrik, asuransi kendaraan,
asuransi karyawan, dan lain-lain.
2. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik menurut Perilaku Biaya
Menurut Mulyadi (2012) biaya overhead pabrik dalam
hubungan dengan perubahan volume aktivitas produksi. Biaya
overhead pabrik dapat menjadi tiga golongan yaitu biaya
overhead pabrik tetap, variabel dan semi variabel.
- Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya yang secara total
tidak berubah selama aktivitas produksi masih dalam relevant
26
range tententu dan belum full capacity. Contoh, beban
penyusutan (misal gedung, mesin, kendaraan pabrik dengan
menggunakan metode penyusutan garis lurus), gaji mandor,
beban asuransi.
- Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya secara total
mengalami perubahan yang sebanding dengan perubahan
volume aktivitas produksi, dan secara perunit biaya tetap.
Contohnya biaya bahan baku langsung dan baiay tenaga kerja
langsung.
- Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya secara total
mengalami perubahan yang tidak proporsional dengan
perubahan volume aktivitas produksi. Contohnya beban
reparasi dan pemeliharaan (misalnya mesin, gedung,
kendaraan pabrik), beban listrik dan air
3. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Berdasarkan Departemen
Ditinjau dari hubungan dengan departemen yang ada
didalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan
menjadi dua, biaya langsung departemen dan biaya overhead
tidak langsung departemen. Biaya langsung departemen adalah
jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung
dibebankan kepada depaetemen yang bersangkutan. Contoh,
mandor departemen komponen, maka gaji mandor langsung
dibebankan pada departemen komponen. Sedangkan biaya
27
overhead tidak langsung departemen adalah jenis biaya overhead
pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu
departemen. Contoh, beban penyusutan, beban reparasi dan
pemeliharaan, beban listrik, asuransi gedung pabrik yang
beberapa digunakan oleh beberapa departemen produksi.
c. Metode Penentu Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2012) metode penentu kos produksi adalah cara
memperhitungkan unsu-unsur biaya kedalam kos produksi. Dalam
memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi, terdapat dua
pendekatan yaitu full costing dan variable costing.
1. full costing
full costing merupakan metode penentu kos produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam kos produksi,
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrikbaik yang berprilaku variabel maupun tetap.
Dengan demikian kos produksi menurut metode full costing terdiri dari
unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku XXX
Biaya tenaga kerja langsung XXX
Biaya overhead pabrik variable XXX
Biaya overhead pabrik tetap XXX
Harga pokok produksi XXX
28
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri
dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya biaya tenaga kerja
langsung, Biaya overhead pabrik variable, Biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum).
2. Variable Costing
Menurut Mulyadi, (2012) Variable Costing merupakan metode
penentuan kos produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi
yang berperilaku variable ke dalam kos produksi, yang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik variable. Dengan demikian kos produksi menurut metode
Variable Costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku XXX
Biaya tenaga kerja langsung XXX
Biaya overhead pabrik variable XXX
Harga pokok produksi XXX
Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan Variable Costing
terdiri dari unsur kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variable) ditambah
dengan biaya nonproduksi variable (biaya pemasaran variable dan
biaya administrasi dan umum variable) dan biaya tetap (biaya
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan
umum tetap).