30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah salah satu gangguan sensori persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata (Keliat, 2005). Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien member persepsi atau pendapat tentang lingkungannya tanpa ada ojek atau rangsangan yang nyata (Direja, 2011). Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Kusumawati & Hartono, 2010). Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometris, gambar kartun, dan gambar atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan atau menakutkan (Stuart, 2007). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu penangkapan rangsang oleh panca indera tanpa ada rangsangan yang nyata dari luar. Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Halusinasi adalah salah satu gangguan sensori persepsi yang dialami

oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulus nyata

(Keliat, 2005).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien

member persepsi atau pendapat tentang lingkungannya tanpa ada ojek atau

rangsangan yang nyata (Direja, 2011).

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan

rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien

memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau

rangsangan yang nyata (Kusumawati & Hartono, 2010).

Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk

pancaran cahaya, gambaran geometris, gambar kartun, dan gambar atau

panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang

menyenangkan atau menakutkan (Stuart, 2007).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

halusinasi adalah suatu penangkapan rangsang oleh panca indera tanpa

ada rangsangan yang nyata dari luar.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

B. Penyebab

1. Faktor Predisposisi menurut Yosep (2011) :

a. Faktor Perkembangan

Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol

emosi dan keharmonisasian keluarga menyebabkan klien tidak mampu

mandiri sejak kecil, mudah frustasi dan hilang percaya diri.

b. Faktor Sosiologi

Seseorang yang merasa tidak diterima di lingkungannya sejak bayi akan

membekas diingatannya sampai dewasa dan ia akan merasa disingkirkan

kesepian dan tidak percaya pada lingkungannya.

c. Faktor Biokimia

Adanya stress yang berlebihan yang di alami oleh seseorang maka

didalam tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat

halusinogenik neurokimia buffofenom dan dimetytranfenase sehingga

terjadi keseimbangan acetrycolin & Dofamine.

d. Faktor Psikologis

Tipe kepribadian yang lemah dan tidak bertanggung jawab akan mudah

terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif, klien lebih memilih

kesenangan sesaat & lari dari alam nyata menuju alam khayal.

e. Faktor Genetik dan Pola Asuh

Hasil studi menunjukan bahwa factor keluarga menunjukan hubungan

yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

2. Faktor Presipitasi

faktor – faktor penyebab dari halusinasi menurut Stuart (2007) adalah

sebagai berikut :

1. Faktor presipitasi

a. Biologis

Gangguan dalam berkomunikasi dan putaran baik otak , yang

mengatur proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu

masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidak mampuan untuk

secara selektif menanggapi Stimulus.

b. Stress Lingkungan

Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor

lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber Koping

Sumber koping individual harus dikaji dengan pemahaman tentang

pengaruh gangguan otak pada perilaku.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

C. Proses Terjadinya Masalah

Halusinasi berkembang melalui empat fase, menurut Direja (2011), yaitu

sebagai berikut:

1. Fase pertama

Disebut juga sebagai fase Comforting yaitu fase yang

menyenangkan. Pada tahap ini masuk dalam golongn nonpsikotik.

Karakteristik: klien mengalami stres, cemas perasaan perpisahan, rasa

bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien

mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini

hanya menolong sementara.

Perilaku klien: tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,

menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respons verbal

yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

2. Fase kedua

Disebut dengan fase Condemming atau ansietas berat yaitu

halusinasi menjadi menjijikan, termasuk dalam psikotik ringan.

Karakteristik: pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan, kecemasan

meningkat, melamun, dan berfikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan

ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap

dapat mengontrolnya.

Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom

seperti peningkatan denyut jantung

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

3. Fase ketiga

Adalah fase Controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman

sensori menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.

Karakteristik: bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai

dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap

halusinasinya.

Perilaku klien: kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian

hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tandi fisik berupa klien

berkeringat, tremor dan tidak mampu mematuhi perintah.

4. Fase keempat

Adalah fase Conquering atau panik yaitu klien lebur dengan

halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat.

Karakteristik: halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah,

dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang control,

dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di

lingkungan.

Perilaku klien: perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,

perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau kakatonik, tidak mampu

merespons terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berespons lebih

dari satu orang.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

D. Rentang respon

Gambar 2.1 rentang respon

Adaptif maladaptif

a. Pikiran logis b. Persepsi akurat c. Emosi konsisten

dengan pengalaman

d. Perilaku cocok e. Hubungan sosial

harmonis

a. Kadang-kadang proses pikir terganggu

b. Ilusi c. Emosi berlebihan

d. Perilaku yang tidak biasa

e. Menarik diri

a. Waham b. Halusinasi c. Kerusakan proses

emosi d. Perilaku tidak

terorganisasi e. Isolasi sosial

Predisposisi yang meliputi faktor perkembangan yaitu tugas

perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya kontrol dan

kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,

mudah frustasi, hilang percaya diri, hilang percaya diri dan rentan terhadap

stres, selain itu faktor sosiokultural, faktor biokimia, faktor psikologis, dan

faktor genetik dan pola asuh juga berpengaruh terhadap klien. Selain itu

ada faktor prespitasi yang meliputi perilaku, yang dibangun atas bio-psiko-

spiritual sehingga halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi fisik yaitu

halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan

yang luar biasa, penggunaan obat-obatan,demam hingga delirium,

intoksitasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama,

selain itu uga dimensi emosional, dimensi intelektual, dimensi sosial dan

dimensi spiritual (Yosep, 2011).

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

Awitan Skizofrenia dapat muncul tiba-tiba atau bertahap, tetapi

kebanyakan klien mengalami perkembangan tanda dan gejala yang lambat

dan bertahap, misal menarik diri dari masyarakat, perilaku yang tidak

lazim, kehilangan minat, dan sering kali tidak mengabaikan higiene.

Gejala Skizofrenia biasanya ditegakkan ketika individu mulai

memperlihatkan gejala positif yang lebih aktif seperti waham, halusinasi,

gangguan pikiran (Direja, 2011).

E. Tanda dan gajala

1. Manifestasi klinis

Tanda-tanda halusinasi penglihatan meliputi : stimulus visual

dalam bentuk kilatan atau cahaya, gambar atau bayangan yang rumit dan

kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan (Kusumawati,

2010).

Tanda dari halusinasi penglihatan, menurut Keliat (2005) yaitu :

menunjuk-nunjuk kearah tertentu, ketakutan pada objek yang tidak jelas,

melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu

atau monster.

Tanda dari halusinasi penglihatan menurut Yosep (2011) yaitu :

melihat seseorang yang sudah meninggal, melihat makhluk tertentu,

melihat bayangan, melihat hantu atau sesuaru yang menakutkan, cahaya,

monster yang memasuki perawat, tatapan mata pada tempat tertentu, dan

ketakutan pada objek tertentu.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

2. Pemeriksaan penunjang

Dengan perkembangan teknik pencitraan noninvasive, seperti CT

Scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Positron Emission

Tomography (PET) dalam 25 tahun terakhir, para ilmuan mampu meneliti

struktur otak dan akofitas otak indifidu Skizofrenia. Peneliti menunjukan

penderita Skizofrenia memiliki jaringan otak yang lebih sedikit, hal ini

menunjukan suatu kegagalan perkembangan atau kahilangan jaringan

selanjutnya (Videback, 2008).

Untuk mengetahui struktur otak, jenis alat yang dapat digunakan

yaitu Elektroencephalogram (EEG), CT scan, Single Photon Emission

Computed Thomography (SPECT), Magnetic Resonance Imaging (MRI)

(Direja, 2011).

Pemeriksaan Magnetik Resonance Imaging (MRI), Positif

Emission Tomography (PET), dan Tomografi terkomputerisasi (CT) telah

memperlihatkan abnormalitas dalam simetrisitas, kepadatan jaringan,

atrofi sebagian serebral dan pelebaran ventrikel serebral lateral didalam

otak penderita Skizofrenia (Stuart, 2007).

F. Penatalaksanaan

1. Psikofarmakologi

Terapi termasuk identifikasi kondisi medis umum atau medis

tertentu yang terlibat. Pada saat tersebut, terapi diarahkan kepada kondisi

yang mendasari dan pengendalian perilaku pasien dengan segera.

Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk menilai pasien secara

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

menyeluruh dan untuk memastikan keamanan pasien. Obat anti psikotik

atau perilaku agresif dengan segera dan jangka pendek, walaupun

Benzodiasepin dapat juga berguna untuk mengendalikan agitasi dan

kecemasan.

Pemakaian anti depresan dalam pengobatan gangguan depresif

pasca psikotik dari Skizofrenia telah dilaporkan dalam beberapa

penelitian. Kira-kira setengah dari penelitian telah melaporkan adanya efek

dari hilangnya gejala depresif. Medikasi anti depresan kemungkinan

menghilangkan gejala depresif pada beberapa pasien, teapi hasil campuran

dari beberapa penelitian mencerminkan ketidakmampuan sekarang ini

untuk membedakan pasien mana yang akan berespon dan pasien mana

yang tidak berespon terhadap anti depresan.

Obat-obatan antipsikotik konvensional (seperti Klorpromazin,

Flufenazin, Haloperidol, Loksapin, Prefenazin, Trifluoperazin, Tiotiksen,

dan Tioridaksin) terbukti mengurangi gejala positif Skizofrenia dan secara

signifikan menurunkan risiko relaps simtomatik dan dirawat inap pulang.

Namun, efek samping neurologis yang serius menyebabkan obat ini sulit

ditoleransi oleh banyak pasien Skizofrenia.

Kelompok obat-obatan antipsikotik terbaru (seperti Klozapin,

Risperidon, Olanzapin, Quetiapin, Ziprasidon) telah menunjukan

efektifitas yang dapat dibandingkan atau lebih baik untuk mengatasi gejala

Skizofrenia yang secara signifikan menurunkan risiko gangguan

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

neurologis yang merugikan. Obat-obat ini terutama efektif dalam

mengatasi gejala negative Skizofrenia (Stuart, 2007)

G. Proses keperawatan

Proses keperawatan menurut Yosep (2011) antara lain yang perlu dikaji

adalah:

1. Pengkajian keperawatan masalah gangguan jiwa

a. Identitas pasien

Perawat yang merawat pasien melakukan perkenalan dan kontak

dengan pasien tentang nama perawat, nama pasien dengan inisial L/P,

umur, tanggal pengkajian, alamat lengkap.

b. Alasan masuk

Pengkajian alasan masuk yaitu apa yang menyebabkan pasien ke

rumah sakit. Apa yang dilakukan keluarga mengatasi masalah dan

bagaimana hasilnya.

c. Faktor predisposisi

1) Faktor predisposisi

Apakah pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu. Apakah

pernah melakukan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari

lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga atau tindakan

kriminal.

2) Faktor presipitasi

Faktor yang dianggap menyebabkan pasien sakit jiwa atau

menyebabkan pasien mengalami kekambuhan.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

d. Pengkajian fisik

Ukur dan observasi Tanda-tanda vital dan kaji lebih lanjut sistem

dan fungsi organ, jelaskan sesuai dengan keluhan yang ada.

e. Psikososial menurut Yosep (2011)

1) Genogram

Genogram adalah gambaran susunan keluarga yang dapat

menggambarkan hubungan pasien dengan keluarga.

2) Konsep diri

a) Citra diri

Citra diri adalah tanggapan tentang fungsi tubuh dan bentuk

tubuh pada pasien.

b) Identitas diri

Identitas diri adalah status pasien sebelum dirawat.

c) Peran diri

Peran diri adalah tugas atau peran yang diemban dalam

keluarga, kemampuan pasien dalam melaksanakan tugas.

d) Ideal diri

Ideal diri adalah harapan tentang tubuh, posisi, status, tugas

atau peran terhadap lingkugan.

e) Harga diri

Harga diri adalah perasaan hubungan pasien dengan orang lain,

penghargaan orang lain terhadap pasien.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

f) Hubungan sosial

Hubungan sosial pada pasien adalah tentang siapa orang

terdekat dalam hidupnya, tempat mengadu, dan minta bantuan.

g) Spiritual

Nilai keyakinan dan ibadah adalah kepercayaan yang dianut

pasien saat ini dan ketaatan menjalankan ibadah.

f. Status mental

1) Penampilan

Penampilan adalah kemampuan pasien untuk merawat Personal

hygine.

2) Pembicaraan

Komunikasi yang terjadi selama wawancara apakah cepat, keras,

lambat, tidak mampu memulai pembicaraan, inkoherensi, gagap,

membisu dan apatis.

3) Aktifitas motorik

Aktifitas motorik meliputi lesu,tegang, gelisah, agitasi, TIK ,

grimasen, Tremor (jari-jari yang tampak gemetar pasien Kompulsif

(kegiatan yang dilakukan berulang-ulang).

4) Alam perasaan

Alam perasaan adalah hal-hal yang sedang dirasakan pasien seperti

perasaan, sedih, putus asa, ketakutan, gembira.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

5) Afek

Afek yang terjadi selama wawancara, apakah datar (saat dilakukan

wawancara pasien tidak menunjukkan perubahan roman muka atau

ekspresi wajah), tumpul (pasien hanya akan bereaksi atau memberi

respon jika diberikan stimulus yang kuat), labil (emosi pasien cepat

berubah) dan tidak sesuai (emosi yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan stimulus yang ada).

6) Interaksi selama wawancara

Interaksi selama wawancara adalah perhatian pasien terhadap

pengkaji yang meliputi bermusuhan, kontak mata kurang, tidak

koopertif, defensife, dan mudah tersinggung.

7) Persepsi

Persepsi adalah perasaan yang hanya dirasakan oleh pasien tetapi

tidak dirasakan oleh orang lain, seperti halusinasi pendengaran,

halusinasi penglihatan, halusinasi perabaan, halusinasi pengecapan

dan halusinasi penghidu.

8) Proses / Arus pikir

Proses / Arus pikir adalah cara pandang pasien pada dirinya dan

orang lain misalnya, sirkumstansial (pembicaraan yang berbelit-

belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan), flight of ideas

(pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik lainnya),

tangensial (pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada

tujuan), blocking (pembicaraan yang berhenti secara tiba-tiba tanpa

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

gangguan enternal kemudian melanjutkan pembicaraan lagi) ,

reeming (pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun

dan kemudian berhenti dan pasien tidak dapat melanjutkan

pembicaraan lagi), kehilangan asosiasi dan perseverasi

(pembicaraan yang diulang-ulang berali-kali).

9) Isi pikir

Isi pikir adalah suatu hal yang ada di pikiran pasien apakah

terdapat gangguan seperti obsesi (pikiran yang selalu muncul

walaupun pasien berusaha menghilangkannya), depersonalisasi

(perasaan pasien yang asing terhadap dirinya sendiri, orang atau

lingkungannya), phobia (ketakutan yang pathologis), ide yang

terkait (keyainan pasien terhadap kejadian yang terjadi

dilingkungannya), hipokondria (keyakinan terhadap adanya

gangguan organ dalam tubuhnya yang sebenarnya tidak ada),

pikiran magis (keyakinan pasien tentang kemampuannya

melakukan hal-hal yang mustahil, diluar kemampuannya), waham

agama (keyakinan pasien terhadap agama secara berlebihan),

nihilistik (pasien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau

sudah meninggal), somatik (pasien mempunyai keyakinan tentang

tubuhnya dikatakan secara berulang yang tidak sesuai kenyataan),

sisip pikir, kebesaran (pasien mempunyai keyakinan tentang

tubuhnya yang berlebihan dan dikatakan serta ditampilkan dalam

bentuk perilaku secara berulang), siar pikir (pasien yakin orang

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

lain mengetahui apa yang dia pikirkan), curiga (pasien mempunyai

keyakinan bahwa seseorang yang berusaha merugikan yang

disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan),

dan kontrol pikir (pasien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan

dari luar).

10) Tingkat kesadaran

Adanya kebingungan dari dalam diri pasien, Sedasi (mengatakan

bahwa dia merasa melayang-layang), Stupor (gangguan motorik

seperti kekakuan, gerakan yang diulang-ulang), disorientasi waktu,

tempat dan orang.

11) Memori

Apakah ada gangguan daya ingat jangka panjang (tidak dapat

mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan), gangguan

daya ingat jangka pendek (tidak dapat mengingat kejadian yang

terjadi dalam seminggu terakhir), gangguan daya ingat saat ini

(tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi) dan

konfabulasi (pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan

memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan

daya ingatnya).

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Kemampuan pasien untuk mudah dialihkan (perhatian pasien

mudah berganti dari satu objek ke objek yang lain), tidak mampu

berkonsentrasi (pasien selalu meminta agar pertanyaan diulang

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

atau tidak dapat menjelaskan kembali pembicaraannya) dan tidak

mampu berhitung (tidak dapat melakukan penambahan atau

pengurangan pada benda-benda yang nyata).

13) Kemampuan penilaian

Apakah pasien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan

(dapat mengambil keputusan yang sederhana) dan gangguan

kemampuan penilaian bermakna.

14) Daya tilik diri

Adalah kesadaran pasien tentang keadaannya dan penyakitnya.

g. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Makan

Kemampuan dalam menyiapkan makanan, makan dan

memberihkan alat-alat makan dan minum.

2) BAB/BAK

Kemampuan pasien dalam mengontrol buang air besar atau buang

air kecil ditempat sesuai serta membersihkan diri.

3) Mandi

Kemampuan pasien mandi, sikat gigi dan cuci rambut.

4) Berpakaian / berhias

Kemampuan mengambil, memilih, memakai pakaian.

5) Istirahat dan tidur

Kemampuan untuk tidur. (tidur siang lamanya, tidur malam

lamanya dan aktivitas sebelum/setelah tidur).

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

6) Penggunaan obat

Frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian diawasi

7) Pemeliharaan Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk perawatan

lanjutan setelah pulang.

8) Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan, menjaga kerapian rumah, mencuci

pakaian dan mengatur keuangan (mandiri, dengan bantuan minimal

atau dengan bantuan total).

9) Kegiatan di luar rumah

Belanja keperluan rumah, transportasi dan kegiatan lain

h. Mekanisme koping

1) Koping adaptif

Bicara dengan orang lain, mampu menyelesaikan masalah, teknik

relaksasi, aktifitas konstruktif dan olah raga.

2) Koping maladaptif

Minum alkohol, reaksi lambat/berlebihan, bekerja berlebihan,

menghindar, mencederai diri, dan lain-lain.

3) Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah dengan dukungan kelompok, masalah berhubungan

dengan lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, ekonomi,

pelayanan kesehatan dan masalah lainnya.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

2. Diagnosa keperawatan

a. Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan Effect

Gangguan sensori persepsi : halusinasi Core problem

Isolasi sosial : menarik diri Causa

(Direja, 2011)

b. Masalah keperawatan

1) Gangguan sensori persepsi: halusinasi penglihatan

2) Resiko perilaku kekerasan

3) Isolasi sosial : menarik diri

c. Rumusan diagnosa keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan

3. Fokus Intervensi

a. Tindakan keperawatan untuk pasien

1) Tujuan tindakan untuk pasien meliputi :

a) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya

b) Pasien dapat mengontrol halusinasinya

c) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

2) Tindakan keperawatan

a) Membantu pasien mengenali halusinasi

Dapat melakukan dengan berdiskusi dengan pasien tentang isi

halusinasi (apa yang didengar / dilihat), waktu terjadi

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang

menyebabkan halusinasi muncul dan perasaan pasien saat

halusinasi muncul.

b) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara :

(1) Menghardik halusinasi

Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan

cara menghardik, meminta pasien memperagakan ulang,

memantau penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku

pasien.

(2) Bercakap-cakap dengan orang lain

Untuk mengonrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-

cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap

dengan orang lain maka terjadi distraksi ; fokus perhatian

pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan yang

dilakukan dengan orang lain tersebut.

(3) Melakukan aktifitas yang terjadwal

Untuk mengurangi risiko halusinasi muncul lagi adalah

dengan menyibukkan diri dengan aktifitas yang teratur.

Dapat dilakukan dengan cara : menjelaskan pentingnya

aktifitas yang teratur untuk mengatasi halusinasi,

mendiskusikan aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien,

melatih pasien melakukan aktifitas, menyusun jadwal

aktifitas sehari-hari sesuai dengan aktifitas yang telah

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

dilatih, memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan

memberikan penguatan terhadap perilaku pasien yang

positif.

(4) Menggunakan obat secara teratur

Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga harus

dilatih menggunakan obat secara teratur sesuai dengan

program. Tindakan keperawatan agar pasien patuh

menggunakan obat : jelaskan pentingnya penggunaan obat

pada gangguan jiwa, jelaskan bila obat tidak digunakan

sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan

cara mendapatkan obat/berobat, jelaskan cara menggunakan

obat dengan prinsip 5 benar (benar obat, benar pasien,

benar cara, benar waktu, benar dosis).

(5) Terapi aktivitas kelompok : stimulasi persepsi, halusinasi

b. Tindakan keperawatan kepada keluarga

1) Tujuan untuk keluarga adalah :

Keluarga dapat merawat pasien di rumah dan menjadi sistem

pendukung yang efektif untuk pasien.

2) Tindakan keperawatan

a) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat

pasien

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

b) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga meliputi :

pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami oleh

pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi

c) Berikan kesempatan keluarga untuk memperagakan cara

merawat pasien dengan halusinasi

d) Buat perencanaan pulang dengan keluarga

H. Rencana Tindakan Keperawatan

1. Gangguan sensori perspsi : halusinasi

Tujuan Umum : klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak

terjadi halusinasi.

Tujuan khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengenal halusinasi

c. Klien dapat mengontrol halusinasi

d. Klien dapat memilih cara mengatasi seperti yang telah didiskusikan

e. Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi

f. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip

komunikasi terapeutik

b. Sapa klien dengan ramah

c. Perkenalkan diri dengan sopan

d. Tanyakan nama lengkap klien

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

e. Jelaskan tujuan pertemuan

f. Jujur dan tepat janji

g. Tunjukan sikap empati

h. Beri perhatian kepada klien

i. Observasi tingkah laku keterkaitan dengan halusinasi

j. Bantu klien mengenal halusinasi

k. Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi

l. Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi

halusinasi

m. Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.

n. Diskusikan cara lain untuk memutuskan mengontrol halusinasi

o. Bantu klien melatih cara memutus halusinasi

p. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dilatih

q. Ajarkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi

r. Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang gejala

halusinasi yang dialami

s. Cara yang dapat dilakukan klien untuk memutuskan halusinasi

t. Cara merawat halusinasi dirumah , beri kegiatan , jangan biarkan sendiri.

u. Beri reinforcement karena sudah berinteraksi

v. Diskusikan dengan klien keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat

obat.

w. Anjurkan klien minta obat sendiri pada perawat dan merasakan

manfaat.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

x. Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat , efek

samping obat.

y. Bantu klien minum obat.

(Yosep, 2011)

3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan Umum : Klien tidak melakukan kekerasan

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama

perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

2) Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien

3) Utamakan pemberian pujian yang realitas

c. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri

sendiri dan keluarga

Tindakan:

1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke

rumah

d. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan

yang dimiliki

Tindakan :

1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan.

2) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.

3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan

Tindakan :

1) Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan

2) Beri pujian atas keberhasilan klien

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

(Yosep, 2011)

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

4. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan umum : Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan

Tujuan khusus :

a. Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

b. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya

c. Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

d. Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

Tindakan :

a. Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang

lain dan lingkungan

b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :

1) Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya

2) Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif

3) Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting

4) Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien

5) Merencanakan yang dapat pasien lakukan

c. Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :

1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya

2) Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara

penyelesian masalah

3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih

baik

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

(Yosep, 2011)

5. Isolasi Sosial.

Tum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.

Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Hasil : Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada

kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab

salam, klien mau duduk berhadapan dengan perawat, mau mengutarakan

masalah yang dihadapi.

Intervensi :

a. Sapa Klien dengan ramah.

b. Perkenalkan diri dengan sopan.

c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.

d. Jelaskan tujuan pertemuan kepada klien.

e. Jujur dan menepati janji.

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Tuk 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang

berasal dari diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-

tandanya.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab

menarik diri.

c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-

tandanya.

d. Beri pujian kepada klien tentang ungkapan perasaannya.

Tuk 3 : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang

lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Hasil : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan

orang lain misalnya banyak teman, tidak sendiri, dan 33emb diskusi. Klien

dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

misalnya sendiri, tidak memiliki teman, dan sepi.

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain.

b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

c. Diskusikan dengan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak

berhubungan dengan orang lain.

d. Beri pujian positif tentang kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan

dengan orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

Tuk 4 : Klien dapat berhubungan 34ember secara bertahap.

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan

orang lain (klien-perawat)

Intervensi :

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain.

b. Ajarkan klien berkenalan antara :

1) Klien-perawat

2) Klien-perawat-perawat lain

3) Klien-perawat-klien lain

c. Beri pujian positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.

d. Bantu klien untuk mengevaluasi keuntungan berhubungan dengan orang

lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

e. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Tuk 5 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-perawat lain).

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan

orang lain (klien perawat lain).

Intervensi :

a. Beri kesempatan klien untuk berkenalan dengan seorang perawat.

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan bila berhubungan dengan

orang lain.

c. Beri pujian positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

Tuk 6 : Klien dapat berhubungan dengan orang lain (klien-kelompok

perawat/klien lain).

Kriteria Hasil : Klien dapat mendemonstrasikan berhubungan dengan

orang lain (klien-perawat-klien lain).

Intervensi :

a. Beri kesempatan klien untuk berhubungan dengan orang lain (klien-

kelompok perawat/klien lain).

b. Beri pujian positif atas kemampuan klien berhubungan dengan orang

lain (klien-kelompok perawat/klien lain).

c. Motivasi klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Tuk 7 : Klien dapat memberdayakan 35ember pendukung atau keluarga

mampu mengungkapkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan

orang lain.

Kriteria Hasil : Keluarga dapat menjelaskan perasaannya, cara merawat

klien menarik diri, mendemonstrasikan perawatan klien menarik diri,

berpartisipasi dalam perawatan klien.

Intervensi :

a. Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.

b. Diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri, penyebab

menarik diri, dan cara menghadapi klien menarik diri.

c. Dorong keluarga untuk 35 ember dorongan kepada klien untuk

berhubungan dengan orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UMPrepository.ump.ac.id/1861/4/AZHAR HANIF WIDADI BAB II.pdf · 2017. 5. 9. · Halusinasi penglihatan adalah stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran

d. Anjurkan anggota keluarga secara rutin atau bergantian untuk

menjenguk klien di rumah sakit, minimal 1 minggu sekali.

e. Beri pujian positif atas hal yang telah dicapai keluarga.

Asuhan Keperawatan Pada..., AZHARHANIF WIDADI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014