10

Click here to load reader

BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ini belum ada refererensinya ya. Wah, tinjauan pustakanya berubah total ya dibanding sebelumnya.Karena rada aneh kalau subbabnya Preeklampsia, terus habis tu Neonatus. Dengan mempertimbangkan apa yang sudah kamu tulis di sini, saya sarankan gini aja deh subbabnya: Definisi Preeklampsia, Klasifikasi Preeklampsia, Etiologi dan Faktor Risiko Preeklampsia, Patofisiologi Preeklampsia, Komplikasi Preeklampsia A. Definisi Preeklampsia nempel batas kiri

Angka kematian ibu di Indonesia adalah 4,5 permil, tertinggi di antara negara-

negara ASEAN. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah preeklampsia-

eklampsia, dan bersama infeksi dan perdarahan, diperkirakan mencakup 75-80% dari

seluruh kematian ibu.

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan,

setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat

timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik. Biasanya tanda-tanda

preeklampsia timbul dalam urutan: pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti

edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Preeklampsia merupakan penyebab

terbanyak kedua kematian ibu dan terjadi pada 5-7% wanita hamil di seluruh dunia.

Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk

menegakkan diagnosis preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau

lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau lebih.

Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan

diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka

5

Page 2: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

6

diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali

dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan

tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan

kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada

kehamilan biasa, sehingga tidak banyak berarti untuk menentukan diagnosis

preeklampsia. Kenaikan berat badan setengah kilogram setiap minggu beberapa kali

perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya preeklampsia.

Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/l

dalam air kencing 24 jam, atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1

g/l atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream

yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul

lebih lambat daripada hipertensi dan kenaikan berat badan, karena itu harus dianggap

sebagai tanda yang cukup serius.

B. Klasifikasi Preeklampsia

Preeklampsia dibagi menjadi golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan

berat bila satu atau lebih tanda/gejala di bawah ini ditemukan:

1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau

lebih,

2. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4+ pada pemeriksaan kualitatif,

3. Oliguria, yaitu air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam,

4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium,

Page 3: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

7

5. Edema paru-paru atau sianosis.

Dan dapat dikatakan preeklampsia ringan bila terdapat ciri-ciri berikut:

1. Kenaikan tekanan darah sistole 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg;

diastole 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg

2. Proteinuria : didapatkannya protein di dalam pemeriksaan urin (air seni)

3. Edema (penimbunan cairan) pada betis, perut, punggung, wajah atau tangan

C. Faktor Resiko

Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk menderita

preeklampsia. Faktor yang signifikan terdapat pada predisposisi genetik. Risiko

preeklampsia untuk wanita yang ibu atau saudaranya pernah mengalami preeklampsia

meningkat 2-3 kali lipat. Faktor risiko yang penting selanjutnya adalah penyakit

kronis, seperti hipertensi kronis, diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Kondisi-

kondisi tersebut dapat berhubungan dengan berkurangnya aliran darah plasenta, yang

dapat memicu preeklampsia.

D. Etiologi Preeklampsia

Etiologi timbulnya preklampsia masih belum diketahui secara pasti. ini agak

bertentangan gak dengan paragraf sebelumnya? Di sini disebut faktor pemicu tidak

diketahui pasti, di paragraf sebelumnya faktor risikonya disebutin. Risiko kan mirip

pemicu Teori timbulnya preeklampsia harus dapat menjelaskan beberapa hal, yaitu

sebab meningkatnya frekuensi pada primigravida, bertambahnya frekuensi dengan

bertambahnya usia kehamilan, terjadinya perbaikan dengan kematian janin

intrauterin, sebab timbulnya tanda-tanda preeklampsia. Salah satu teori yang

Page 4: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

8

menyatakan bahwa aliran darah ibu ke plasenta yang tidak adekuat akibat gangguan

perkembangan arteri spiralis pada bantalan uteroplasenta menyebabkan terjadinya

preeklampsia. Pada trimester ketiga kehamilan normal, dinding muskuloelastis arteri

spiralis secara perlahan digantikan oleh bahan fibrinosa, sehingga dapat berdilatasi

menjadi sinusoid vaskular yang lebar. Pada preeklampsia dan eklampsia, dinding

muskuloelastik tersebut dipertahankan sehingga lumennya tetap sempit. Hal ini

mengakibatkan:

1. Hipoperfusi plasenta dengan peningkatan predisposisi terjadinya infark. nempel

batas kiri

2. Berkurangnya pelepasan vasodilator oleh trofoblas; seperti prostasiklin,

prostaglandin E2, dan NO, yang pada kehamilan normal akan melawan efek renin-

angiotensin yang berefek meningkatkan tekanan darah.

3. Produksi substansi tromboplastik oleh plasenta yang iskemik, seperti faktor

jaringan dan tromboksan, yang mungkin mengakibatkan terjadinya

kepanjangannya dulu (DIC).

Paragraf ini dan paragraf sebelumnya kan sama-sama tentang patofis PE. Dua-

duanya kan tentang hipoperfusi plasenta. Bisa gak digabungkan dan ditulis ulang,

agar memuat kedua isi paragraf ini

E. Patofisiologi Preeklampsia

Secara garis besar, pemahaman mengenai preeklampsia terbagi menjadi dua

proses, yaitu predisposisi plasenta terhadap hipoksia, diikuti dengan pelepasan faktor

Page 5: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

9

terlarut yang mengakibatkan berbagai macam hal, seperti kerusakan sel endotel,

perubahan reaktivitas vaskular, endoteliosis glomerular, penurunan volume

intravaskular, inflamasi, dan sebagainya. Adanya perubahan-perubahan tersebut

menyebabkan terjadinya perubahan aliran darah di uterus, koriodesidua dan plasenta.

Hal ini adalah patofisiologi yang terpenting pada perkembangan preeklampsia, dan

merupakan faktor yang menentukan hasil akhir kehamilan. Hipoperfusi plasenta pada

akhirnya akan menimbulkan:

1. Iskemia uteroplasenta, menyebabkan ketidakseimbangan antara massa

plasenta yang meningkat dengan aliran perfusi darah sirkulasi yang berkurang.

nempel batas kiri halaman

2. Rangsangan produksi renin di uteroplasenta akibat hipoperfusi uterus, yang

mengakibatkan vasokonstriksi vaskular daerah itu. Renin juga meningkatkan

kepekaan vaskular terhadap zat-zat vasokonstriktor lain (angiotensin, aldosteron),

sehingga terjadi tonus pembuluh darah yang lebih tinggi.

3. Penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke janin, yang dapat mengakibatkan

gangguan pertumbuhan janin dan hipoksia, hingga kematian janin.

4. Perubahan sistemik yang terjadi pada preeklampsia berat

5. Perubahan kardiovaskular.

6. Kematian janin dan dapat pula menyebaban kematian neonatus.

F. Komplikasi Preeklampsia

Preeklampsia dapat memunculkan sejumlah komplikasi fatal pada ibu maupun

janinnya, di antaranya sindrom HELLP (hemolytic anemia, elevated liver enzymes,

Page 6: BAB II Tinjauan Pustaka Preeklampsia Rahmawan

10

dan low platelet count), edema paru, perdarahan, solusio plasenta, eklampsia, bahkan

kematian. Selain itu, preeklampsia juga menginduksi kelahiran preterm (prematur),

gawat janin, dan mortalitas pada bayi

Janin

Preeklampsia dan eklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin

yang disebabkan oleh menurunya perfusi uteroplasenta, hipovolemia, vasospasme,

dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Saya gabung kalimatnya

Dampak preeklampsia pada janin adalah:

1. Intrauterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion

2. Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung akibat IUGR,

prematuritas, oligohidramnion, dan solusio plasenta.