Upload
amad-onew-bbj
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
1/10
4.1. Minyak Goreng Bekas (Minyak Jelantah)
Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari dua atau
tiga kali penggorengan, dan dikategorikan sebagai limbah karena dapat merusak
lingkungan dan dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Sebuah penelitian
menyimpulkan bahwa orang-orang yang memasak dan mengonsumsi makanan
yang digoreng dengan minyak jelantah lebih berisiko mengidap tekanan darah
tinggi dibandingkan dengan mereka yang sering mengganti minyak gorengnya
untuk memasak.
Menurut Julianus (2006 bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak
jelantah mengandung senyawa-senyawa bersi!at karsinogenik, yang terjadi selama
proses penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang
berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia karena mengandung senyawa-
senyawa karsinogen dan akibat selanjutnya dapat mengurangi ke"erdasan generasi
berikutnya. #enggunaan minyak jelantah yang sudah berulang kali mengandung
$at radikal bebas yang bersi!at karsinogenik seperti peroksida, epioksida, dan lain-
lain. #ada per"obaan terhadap binatang, konsumsi makanan yang kaya akan gugus
peroksida menimbulkan kanker usus.
2.2. Komposisi dan Kandungan Minyak Goreng Bekas (Minyak Jelantah)
Menurut Mahreni (20%0, minyak goreng bekas adalah minyak makan
nabati yang telah digunakan untuk menggoreng dan biasanya dibuang setelah
warna minyak berubah menjadi "oklat tua. #roses pemanasan selama minyak
digunakan merubah si!at !isika-kimia minyak. #emanasan dapat memper"epat
&
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
2/10
'
hidrolisis trigliserida dan meningkatkan kandungan asam lemak bebas () di
dalam minyak.
*andungan ) dan air di dalam minyak bekas berdampak negati!
terhadap reaksi transesteri!ikasi, karena metil ester dan gliserol menjadi susah
untuk dipisahkan. Minyak goreng bekas lebih kental dibandingkan dengan
minyak segar disebabkan oleh pembentukan dimer dan polimer asam dan
gliserid di dalam minyak goreng bekas karena pemanasan sewaktu digunakan.
+erat molekul dan angka iodin menurun sementara berat jenis dan angka
penyabunan semakin tinggi. #erbedaan komposisi asam di dalam minyak segar
dan minyak goreng bekas dapat dilihat pada abel %. abel % menunjukkan
bahwa kandungan hampir semua asam yang ada di dalam minyak goreng bekas
lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam minyak goreng segar (Mahreni, 20%0.
abel %. *omposisi )sam emak di alam Minyak +unga Matahari, Minyak*edelai dan Minyak +ekas)sam emak Minyak +unga Matahari Minyak *edelai Minyak +ekas
auri" (%2/0 - - ,'Myristi" (%&/0 0,06 0,01 0,%#almiti" (%6/0 ',6 %0,1 ,
#almitolei" (%6/0 0,%& 0,%0 0,22Seari" (%/0 3,6% 3,66 3,'4lei" (%/0 3&,21 23,' 30,1%
inolei" (%/3 '&,1 '3,6 '&,3'inoneli" (%/3 0,01 6,& 0,21
)ra"hidi" (20/0 0,2' 0,31 0,2
5idolei" (20/% 0,%3 0,22 0,%+aheni" (22/0 0,6 0,&' 0,6%
(Mahreni, 20%0
abel 2. Mutu minyak jelantah#arameter Mutu
*adar )ir ( %,2&%2*adar *otoran ( 3,211
+ilangan #eroksida (mg 42 7 %00 g 0,0%6+ilangan )sam %,0031
(a 4de, 200
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
3/10
2.3 Reaksi steri!ikasi
Menurut )ndika (2001 esteri!ikasi merupakan reaksi antara asam lemak
bebas dengan alkohol sehingga membentuk ester dan melepaskan molekul air.
8eaksi esteri!ikasi dapat terjadi dengan bantuan katalis asam, seperti 92S4& atau
9:l. *atalis yang umum digunakan dalam tahap ini adalah 92S4& pekat (' ,
dimana reaksi esteri!ikasi akan berlangsung baik dalam kondisi asam. #enggunaan
katalis asam yang mengandung sul!at seperti 92S4& dapat mengundang
pertanyaan tentang kandungan sul!at dalam produk biodiesel. )kan tetapi hal ini
tidak akan terjadi, karena ion sul!at tersebut akan berikatan dengan ion sodium
dalam larutan basa selama reaksi transesteri!ikasi berlangsung membentuk sodium
sul!at. Sodium sul!at ini merupakan garam larut dalam air dan akan hilang pada
proses pen"u"ian (Julianus, 2006. ebih lanjut Julianus (2006 mengatakan
bahwa pada tahap esteri!ikasi membutuhkan pengadukan dan pemanasan pada
temperatur 30-&0 o:, selama %-2 jam guna untuk memper"epat laju reaksi. #roses
yang terjadi dalam reaksi esteri!ikasi dapat dilihat pada gambar berikut /
5ambar %. 8eaksi ;steri!ikasi
()ndika, 2001
2.4 Reaksi "ransesteri!ikasi
Se"ara kimia, transesteri!ikasi (juga disebut alkoholisis berarti mengambil
molekul trigliserida atau kompleks asam lemak, menetralisir asam lemak bebas,
menghilangkan gliserol, dan membentuk alkil ester. 8eaksi ini dapat dilihat pada
5ambar 2. *atalis biasanya digunakan untuk memperbesar laju reaksi dan
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
4/10
1
rendemen. Se"ara teoritis, reaksi transesteri!ikasi adalah reaksi kesetimbangan.
alam reaksi ini sejumlah besar alkohol digunakan untuk mengarahkan reaksi
ekuilibrium ke kanan dan memproduksi metil ester, produk akhir yang diinginkan,
dalam jumlah tinggi (Mahreni, 20%0.
8eaksi transesteri!ikasi dengan katalis basa biasanya menggunakan logam
alkali alkoksida,
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
5/10
2.# Biodiesel
Menurut )ndika (2001 biodiesel dide!inisikan sebagai bahan bakar mesin
diesel yang berasal dari sumber lipida alami terbarukan. Se"ara kimiawi, biodiesel
adalah monoalkil ester dari rantai panjang asam lemak yang berasal dari bahan
baku yang dapat diperbarui, seperti minyak nabati atau lemak hewani, untuk
digunakan dalam mesin diesel. +iodiesel umumnya berupa metil ester atau etil
ester, yang mana kedua substansi tersebut adalah senyawa yang relati!
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
6/10
%3
stabil, "air pada suhu ruang (titik leleh antara &-%=:, non-korosi!, dan titik
didihnya rendah. alam beberapa penggunaan, metil ester lebih banyak disukai
daripada etil ester karena lebih ekonomis, >iskositasnya lebih rendah serta
penggunaan ulang (recovery metanolnya dapat menggunakan suhu rendah.
Julianus (2006 mende!inisikan biodiesel sebagai bahan bakar subtitusi
untuk mesin diesel yang dapat diperbaharui. #embuatannya se"ara kimia
dengan "ara men"ampurkan minyak atau lemak nabati dengan alkohol seperti
metanol atau etanol dan ditambahkan katalis asam atau basa. i ?ndonesia,
produksi biodiesel harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh
pemerintah melalui S
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
7/10
%&
tahap (esteri!ikasi-transesteri!ikasi. 8eaksi satu tahap (transesteri!ikasi dipakai
apabila minyak nabati memiliki nilai ) di bawah %, sedangkan minyak yang
memiliki nilai ) di atas %, seperti minyak goreng bekas, sebaiknya
menggunakan proses dua tahap (esteri!ikasi-transesteri!ikasi. Minyak yang
mengandung asam lemak bebas lebih dari % akan membentuk !ormasi emulsi
sabun yang menyulitkan pada saat pemisahan biodiesel.
Minyak goreng bekas merupakan minyak yang kadar asam lemak
bebasnya meningkat akibat dari proses pemanasan yang terus menerus, sehingga
proses pembuatan biodiesel dari minyak goreng bekas biasanya dilakukan melalui
dua tahap proses yaitu esteri!ikasi dan transesteri!ikasi. Menurut Julianus (2006,
tahap esteri!ikasi diperlukan untuk mengesteri!ikasi asam lemak bebas ()
dalam minyak bekas agar jumlahnya tidak terlalu banyak. )sam lemak bebas yang
terlalu banyak akan membentuk banyak sabun sehingga akan mengurangi
produksi biodiesel. *onsentrasi asam lemak bebas yang terlalu tinggi akan
mempersulit pemisahan gliserol dari produknya. Selanjutnya menurut Julianus
(2006, makin tinggi suhu reaksi (60 : maka semakin besar kon>ersi minyak ᵒ
goreng bekas dan metanol menjadi metil ester yang dihasilkan, sedangkan jumlah
gliserol dan sabun yang terbentuk semakin berkurang.
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
8/10
2.$ Gliserol
5liserol adalah senyawa golongan alkohol polihidrat dengan tiga buah
gugus hidroksil dalam satu molekul (alkohol tri>alen. 8umus kimia gliserol
adalah :394 dengan nama kimia %,2,3-propanatriol. +erat molekul gliserol
3
sebesar 2,%0 dengan massa jenis %,23 g7"m . 5liserol bersi!at mudah larut dalam
air, dapat meningkatkan >iskositas larutan, mengikat air, merupakan "airan dengan
rasa pahit-manis yang mempunyai kelarutan tinggi, yaitu sebesar 1% g7%00 g air
pada suhu 2'0=: ()ndika, 2001.
5ambar &. 8umus Struktur 5liserol
()nas, 20%%
)ndika (2001 mengatakan bahwa gliserol banyak terdapat di alam
sebagai ester asam lemak pada minyak atau lemak. ?stilah BgliserolB diaplikasikan
hanya pada bahan "ampuran kimia murni %,2,3-propanatriol, sedangkan istilah
BgliserinB diaplikasikan pada produk komersial yang umumnya mengandung lebih
dari ' gliserol setelah proses pemurnian.
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
9/10
abel &. Si!at !isik gliserol#arameter
8/19/2019 Bab II Tinjauan Pustaka3323313
10/10
memenuhi standar. 5liserol hasil samping produksi biodiesel belum dapat
diman!aatkan, baik dalam bidang !armasi maupun makanan sebagaimana
la$imnya gliserol paling banyak digunakan. Jumlah gliserol yang dihasilkan dari
setiap produksi biodiesel kurang lebih %0 dari total produksi biodiesel.
Menurut penelitian ?salmi (200, warna crude glyserol dari pembuatan
biodiesel dari minyak goreng bekas jauh lebih gelap dibandingkan dengan gliserol
murni. imana crude glyserol mempunyai warna "oklat kehitaman, sedangkan
gliserol murni bening (tidak berwarna. Carna gelap ini disebabkan terdapatnya
sisa reaktan yang tidak bereaksi yaitu minyak goreng bekas yang juga mempunyai
warna "oklat kehitaman. Menurut )nas (20%%, bahan dominan yang terkandung
dalam gliserol hasil samping produksi biodiesel jarak pagar adalah sisa methanol
yang tidak bereaksi dan sabun sebagai hasil reaksi antara asam lemak bebas
dengan katalis basa yang digunakan selama proses transesteri!ikasi.