32
9 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Lansia 1. Pengertian lansia Lansia adalah tahapan dimana individu ada pada usia tertentu, yang dikategorikan sebagai berikut: lansia awal (young old) antara 65 sampai 74 tahun, lansia pertengahan (middle old) antara 75 sampai 84 tahun dan lansia akhir ( oldold) 85 tahun atau lebih (Miller, 2012). 2. Klasifikasi Lansia Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Nugroho (2006), lanjut usia meliputi: a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun b. Usia lanjut (eldery) antara 60-74 tahun c. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun 3. Tipe Lansia Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati,sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

  • Upload
    vudang

  • View
    229

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Lansia

1. Pengertian lansia

Lansia adalah tahapan dimana individu ada pada usia tertentu, yang

dikategorikan sebagai berikut: lansia awal (young old) antara 65 sampai

74 tahun, lansia pertengahan (middle old) antara 75 sampai 84 tahun dan

lansia akhir ( oldold) 85 tahun atau lebih (Miller, 2012).

2. Klasifikasi Lansia

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Nugroho

(2006), lanjut usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun

b. Usia lanjut (eldery) antara 60-74 tahun

c. Usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun

d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun

3. Tipe Lansia

Menurut Maryam (2008), beberapa tipe lansia bergantung pada

karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial dan

ekonominya. Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Tipe arif bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman menyesuaikan diri dengan

perubahan jaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati,sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi

panutan.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

10

b. Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru dan selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi

undangan

c. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik

dan banyak menuntut

d. Tipe pasrah

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama dan

melakukan pekerjaan apa saja

e. Tipe bingung

Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder,

menyesal, pasif dan acuh tidak acuh

4. Kemunduran Fisik Yang Sering Ditemukan Pada Lansia

Menurut Padila (2013), menjadi tua ditandai oleh kemunduran

biologis yang terlihat sebagai gejala – gejala kemunduran fisik, antara

lain :

a. Kulit mengendur dan wajah mulai keriput serta garis –garis yang

menetap

b. Rambut kepala mulai memutih atau beruban

c. Gigi mulai lepas ( ompong )

d. Pendengaran atau penglihatan mulai berkurang

e. Mudah lelah dan mudah jatuh

f. Mudah terserang penyakit

g. Nafsu makan menurun

h. Penciuman mulai berkurang

i. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

j. Pola tidur berubah

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

11

5. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya meliputi perubahan

dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya sistem

pernafasan, neurologi, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem

pengaturan tubuh, muskolosketal, gastrointestinal, urogenital, endokrin,

dan integumen (Padila, 2013).

a. Perubahan pada sistem muskuloskeletal

Perubahan pada sistem muskuloskeletal meliputi penurunan

kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ukuran

oto mengecil dan penurunan massa otot lebih banyak terjadi pada

ekstremitas bawah, sel otot yang mati digantikan oleh jaringan ikat

dan lemak, kekuatan atau jumlah daya yang dihasilkan oleh otot

menurun dengan bertambahnya usia, kekuatan otot ekstremitas

bawah berkurang sebesar 40% antara usia 30 – 80 tahun (Padila,

2013).

Perubahan sistem muskuloskeletal menurut Pudjiastuti &

Utomo, 2003:

1) Jaringan penghubung (kolagen dan elastin)

Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit,

tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat mengalami

perubahan bentangan cross linking yang tidak

teratur.Bentangan yang tidak teratur dan hubungan penurunan

hubungan tarikan linier pada jaringan kolagen merupakan

salah satu alas an penuruna mobilitas pada jaringan

tubuh.Setelah kolagen mencapai puncak fungsi dan daya

mekaniknya karena penuaan, tensile streght dan kekakuan dari

kolagen menurun menyebabkan fleksibilitas pada lansia

sehingga menimbulkan nyeri, penurunan kemampuan untuk

meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

12

berdiri, jongkok, dan berjalan, dan hambatan dalam melakukan

aktivitas sehari-hari.

2) Kartilago

Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan

mengalami granulasi sehingga permukaan sendi menjadi rata.

Kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan

degenerasi cenderung kearah progresif. Fungsi kartilago

menjadi tidak efektif dan rentan terhadap gesekan. Perubahan

tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan.

Akibat perubahan itu sendi mudah mengalami peradangan,

kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak, dan terganggunya

aktivitas sehari-hari.

3) Tulang

Berkurangnya kepadatan tulang menyebabkan jumlah

tulang spongiosa berkurang dan tulang kompakta menjadi tipis.

Perubahan lain terjadi penurunan estrogen sehingga produksi

osteoklas tidak terkendali, penurunan penyerapan calsium

sehingga tulang menjadi keropos. Berkurangnya jaringan dan

ukuran tulang secara keseluruhan menyebabkan kekuatan dan

kekakuan tulang menurun. Dampak berkurangnya kepadatan

tulang mengakibatkan osteoporosis, dan timbul nyeri,

deformitas, dan fraktur.

4) Otot

Perubahan morfologis otot terjadi penurunan jumlah

serabut otot, atrofi beberapa serabut otot dan fibril menjadi

tidak teratur, dan hipertropi pada beberapa serabut otot yang

lain, berkurangnya 30% masa otot, peningkatan jaringan

lemak dan penghubung, degenerasi myofibril. Dampak

perubahan morfologis tersebut penurunan kekuatan otot,

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

13

penurunan fleksibilitas, peningkatan waktu reaksi, dan

penurunan kemampuan fungsional otot.

Kekuatan, ketahanan dan koordinasi otot akan

mengalami penurunan. Kekuatan otot akan menurun secara

bertahap, dan pada usia 80 tahun penurunan kekuatan otot

sekitar 30%-50%, terutama terjadi pada ekstremitas bawah

(Miller, 2012).

5) Sendi

Jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, dan

fasia mengalami penurunan elastisitas dan daya lentur. Terjadi

degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada kartilago dan kapsul

sendi. Sendi kehilangan fleksibilitasnya sehingga terjadi

penurunan luas gerak sendi. Kelainan akibat perubahan sendi,

antara lain; osteoarthritis, arthritis rheumatoid, Gout, dan

pseudogout. Kelainan tersebut menimbulkan gangguan berupa

bengkak, nyeri, kekauan sendi, keterbatasan ruang gerak sendi,

gangguan jalan, dan keterbatasan aktivitas.

b. Perubahan pada system neurologi

Perubahan yang terjadi pada sistem neurology meliputi berat

otak menurun, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat dalam

respond an waktu berfikir, berkurangnya penglihatan, hilangnya

pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitive

terhadap peubahan suhu dengan redahnya ketahanan terhadap

dingin, kurang sensitive terhadap sentuhan (Padila, 2013).

1) Otak

Proses penuaan otak kehilangan 100.000 neuron / tahun.

Terjadi penebalan atropi cerebral (berat otak menurun 10%)

antara usia 30-70 tahun. Tonjolan dendrite dineuron hilang

disusul membengkaknya batang dendrit dan batang sel. Secara

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

14

progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel. Berbagai

perubahan degenerative ini meningkat pada individu lebih dari

60 tahun dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan

integritas, input sensorik menurun menyebabkan gangguan

kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin, posisi sendi).

Tampilan sesori motorik untuk menghasilkan ketepatan

melambat (Stanley, 2006).

2) Saraf Otonom

Pusat pengendalian saraf otonom adalah hipotalamus.

Beberapa hal terjadinya gangguan otonom pada usia lanjut

adalah penurunan asetolikolin, atekolamin, dopamine,

noradrenalin. Perubahan pada “neurotransmisi” pada ganglion

otonom berupa penurunan pembentukan asetil-kolin yang

disebabkan penurunan enzim utama kolin-asetilase. Terdapat

perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan

jumlah reseptor kolin.

Hal ini menyebabkan predisposisi terjadinya hipotensi

postural, regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas atau

dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi serebral rusak

sehingga mudah terjatuh (Stanley, 2006).

3) Sistem Saraf Perifer

a) Saraf aferen

Lansia terjadi penurunan fungsi dari saraf aferen,

sehingga terjadi penurunan penyampaian informasi sensorik

dari organ luar yang terkena ransangan.

b) Saraf eferen

Lansia sering mengalami gangguan persepsi sensorik, hal

tersebut dikarenakan terjadinya penurunan fungsi saraf

eferen pada sistem saraf perifer.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

15

4) Medulla spinalis

Medulla spinalis pada lansia terjadi penurunan fungsi,

sehingga mempengaruhi pergerakan otot dan sendi di mana

lansia menjadi sulit untuk menggerakkan otot dan sendinya

secara maksimal.

B. Keseimbangan Tubuh Lansia

1. Definisi Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat

gravitasi atas dasar dukungan, biasanya ketika dalam posisi tegak.

Keseimbangan terbagi menjadi 2 yaitu statis dan dinamis (Abrahamova

& Hlavacka, 2008). Keseimbangan dapat diartikan juga sebagai

kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi (center of gravity)

atas dasar dukungan bidang tumpu (base of support) (Mauk, 2010).

2. Mekanisme Keseimbangan Postural

Mekanisme keseimbangan postural yaitu visual, vestibular,

proprioceptive. Pada lansia mengalami perubahan struktur mata yaitu

atropi dan hialinisasi pada muskulus siliaris yang dapat meningkatkan

amplitudo akomodasi. Hal ini dapat meningkatkan ambang batas visual

sehingga dapat mematahkan impuls afferen yang kemudian dapat

menurunkan visual manula, dan pada akhirnya akan mempengaruhi

keseimbangan postural. Terjadi perubahan lapang pandang, penurunan

tajam penglihatan, sensitivitas penglihatan kontras akibat berkurangnya

persepsi kontur dan jarak. Penurunan tajam penglihatan terjadi akibat

katarak, degenerasi makuler, dan penglihatan perifer menghilang

(Gunarto, 2005). Reseptor visual ini memberikan informasi tentang

orientasi mata dan posisi tubuh atau kepala terhadap kondisi lingkungan

di sekitarnya. Gangguan keseimbangan akan tampak lebih jelas lagi jika

impuls afferen untuk visual ditiadakan, misalnya pada saat mata

tertutup, maka kehilangan ayunan tubuh (sway) menjadi berlebihan

(Suhartono, 2005).

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

16

Sistem vestibular meliputi organ-organ di dalam telinga bagian

dalam. Proses degeneratif di dalam otolit sistem vestibuler dapat

menyebabkan vertigo posisisonal dan ketidakseimbangan waktu

berjalan (Gunarto, 2005). Organ vestibular memberikan informasi ke

CNS tentang posisi dan gerakan kepala serta pandangan mata melalui

reseptor makula dan krista ampularis yang terdapat di telinga dalam

(Suhartono, 2005). Gangguan fungsi vestibular dapat menyebabkan

vertigo atau gangguan keseimbangan.

Susunan proprioseptif ini memberikan informasi ke CNS tentang

posisi tubuh terhadap kondisi di sekitarnya (eksternal) dan posisi antara

segmen badan badan itu sendiri (internal) melalui reseptor-reseptor

yang ada dalam sendi, tendon, otot, ligamentum dan kulit seluruh tubuh

terutama yang ada pada kolumna vertebralis dan tungkai. Informasi itu

dapat berupa tekanan, posisi sendi, tegangan, panjang, dan kontraksi

otot (Suhartono, 2005). Manula mengalami penurunan proprioseptif

(Pudjiastuti, 2003). Hal ini dapat meningkatkan ambang batas rangsang

muscle spindle, sehingga dapat mematahkan umpan balik afferen dan

secara berurutan dapat mengubah kewaspadaan tentang posisi tubuh

keadaan ini dapat menimbulkan gangguan keseimbangan postural

(Suhartono, 2005).

3. Pengelompokan Keseimbangan

Keseimbangan dikelompokkan dalam dua tipe yaitu keseimbangan

statis yang berperan mempertahankan posisi tubuh pada saat tidak

bergerak atau berubah. Contohnya pada saat berdiri dengan bertumpu

pada satu kaki, berdiri di atas papan keseimbangan dan keseimbangan

dinamis yang menggambarkan kemampuan mempertahankan

keseimbangan dimana tubuh selalu bergererak atau berubah, contohnya

keseimbangan pada saat berjalan. Keseimbangan dinamis melibatkan

kemampuan kontrol tubuh karena tubuh bergerak dalam ruang ( Howe

et al., 2008).

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

17

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keseimbangan

Keseimbangan dipengaruhi oleh banyak faktor dibawah ini adalah

faktor yang mempengaruhi keseimbangan pada tubuh manusia yaitu :

a. Kekuatan otot (Muscle Strenght)

adalah kemampuan otot atau group otot menghasilkan

tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis

maupun secara statis. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot

yang maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang dapat

berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka

keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik

seperti berjalan, lari, bekerja ke kantor, dan lain sebagainya (Taylor,

2004).

b. Penyakit Tulang

Kondisi kesehatan tulang sangat mempengaruhi tingkat

keseimbangan lansia, lansia yang mempunyai penyakit osteoporosis,

rematoid artitis dan inflamasi tulang sulit untuk menjaga

keseimbangan postural (Perry & Potter, 2004).

c. Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Center of gravity merupakan titik gravitasi yang terdapat pada

semua benda baik benda hidup maupun mati, titik pusat gravitasi

terdapat pada titik tengah benda tersebut, fungsi dari Center of

gravity adalah untuk mendistribusikan massa benda secara merata,

pada manusia beban tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh

dalam keadaan seimbang. Tetapi jika terjadi perubahan postur tubuh

maka titik pusat gravitasi pun berubah, maka akan menyebabkan

gangguan keseimbangan (Unstable). Titik pusat gravitasi selalu

berpindah secara otomatis sesuai dengan arah atau perubahan berat

jika center of gravity terletak di dalam dan tepat ditengah maka

tubuh akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka akan terjadi

keadaan unstable. Pada manusia pusat gravitasi saat berdiri tegak

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

18

terdapat pada 1 inchi di depan vertebrae Sacrum 2 (Bishop & Hay,

2009).

d. Garis Gravitasi (Line of Gravity – LOG)

Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner yang

berada vertikal melalui pusat gravitasi. Derajat stabilitas tubuh

ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi

dengan base of support (bidang tumpu).

e. Bidang Tumpu (Base of Support)

Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh yang

berhubungan dengan permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi

tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang.

Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu.

Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Semakin

dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh

makin tinggi (Wen Chang Yi et al, 2009).

5. Penyebab Gangguan Keseimbangan

Penyebab gangguan keseimbangan adalah disebabkan oleh infeksi

virus, bakteri, kegemukan, trauma kepala (Head Injury), gangguan

sirkulasi darah yang mempengaruhi telinga bagian dalam atau otak,

faktor usia, dan gangguan vestibular pada bagian tepi yaitu gangguan

pada labyrinth, gangguan vestibular pada bagian tengah yaitu sebuah

problem pada otak dan saraf yang menghubungkannya.

6. Gangguan Keseimbangan

Gangguan keseimbangan yang terjadi pada lansia disebabkan oleh

adanya perubahan perubahan sistem neurologis atau saraf pusat, sistem

sensoris terutama sistem visual, propioseptif dan perubahan pada sistem

vestibuler serta sistem musculoskeletal (Miller, 2004). Keseimbangan

lansia dapat dipengaruhi oleh faktor internal (usia, jenis kelamin,

pekerjaan, riwayat jatuh, aktivitas fisik, status nutrisi, hipotensi

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

19

ortostatik dan takut jatuh ) dan faktor eksternal (lingkungan dan

penggunaan alas kaki) (Achmanagara, 2012).

7. Pengukuran Keseimbangan Tubuh

Alat ukur tes keseimbangan postural sebagai berikut :

a. TUGT (Time Up and Go Test)

Mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan

gangguan keseimbangan.

Alat yang dibutuhkan : Kursi dengan sandaran dan penyangga

lengan, stopwatch, dinding.

Waktu tes: 10 detik – 3 menit.

Prosedur tes :

Posisi awal pasien duduk bersandar pada kursi dengan lengan

berada pada penyangga lengan kursi. Pasien mengenakan alas kaki

yang biasa dipakai. Pada saat fisioterapis memberi aba-aba “mulai”

pasien berdiri dari kursi, boleh menggunakan tangan untuk

mendorong berdiri jika pasien menghendaki. Pasien terus berjalan

sesuai dengan kemampuannya menempuh jarak 3 meter menuju ke

dinding, kemudian berbalik tanpa menyentuh dinding dan berjalan

kembali menuju kursi. Sesampainya di depan kursi pasien berbalik

dan duduk kembali bersandar. Waktu dihitung sejak aba-aba “mulai”

hingga pasien duduk bersandar kembali.

Pasien tidak diperbolehkan mencoba atau berlatih lebih dulu,

stopwatch mulai menghitung setelah pemberian aba-aba mulai dan

berhenti menghitung saat subyek kembali pada posisi awal atau

duduk. Bila kurang dari 10 detik, maka subjek dikatakan normal.

Bila kurang dari 20 detik, maka dapat dikatakan baik. Subjek dapat

berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan. Namun bila lebih dari

30 detik, maka subjek dikatakan memiliki problem dalam berjalan

dan membutuhkan bantuan saat berjalan. Sedangkan pada subjek

yang lebih lama dari 40 detik harus mendapat pengawasan yang

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

20

optimal karena sangat beresiko untuk jatuh (Shumway, 2000).

Keterbatasan tidak sensitive terhadap gangguan keseimbangan

ringan-sedang.

b. The stand on one leg test

Manula dipersilahkan berdiri dengan menggunakan 1 kaki

dengan mata tertutup atau terbuka selama <1 menit. Tangan tidak

berpegangan. Jika <10 detik, berarti terjadi defisit keseimbangan.

Jika 10-30 detik harus diperhatikan / diwaspadai. Jika > 30 detik

maka dikatakan aman. Keterbatasan hanya dilakukan pada saat

keseimbangan statis.

c. The sharpened Romberg

Manula dipersilahkan untuk melakukan 6 macam tugas,

dimana tingkat kesulitannya semakin meningkat dari tugas 1 ke

tugas 6. Pertama, berdiri dengan kedua kaki dengan mata terbuka

selama 10 detik. Kedua, berdiri dengan kedua kaki dengan mata

tertutup selama 10 detik. Ketiga, berdiri dengan posisi kaki semi-

tandem dengan mata terbuka selama 10 detik. Keempat, berdiri

dengan posisi kaki semi-tandem dengan mata tertutup selama 10

detik. Kelima, berdiri dengan posisi kaki full-tandem dengan mata

terbuka selama 10 detik. Keenam, berdiri dengan dengan posisi kaki

full-tandem dengan mata tertutup selama 10 detik.

d. Berg Balance scale (BBS)

1). Pengertian Tindakan Berg Balance Scale

Tes klinis yang banyak digunakan untuk mengukur

kemampuan keseimbangan statis dan dinamis seseorang yang

terdiri dari 14 perintah yang dinilai dengan menggunakan skala

ordinal (Langley & Mackintosh, 2007).

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

21

2). Tujuan

Untuk mengukur keseimbangan baik secara statis maupun

dinamis pada lansia dan menentukan risiko jatuh pada lansia

(rendah, sedang, atau tinggi)

3). Interpretasi hasil

Rentang nilai 0-4, dimana 0 berarti lansia tidak mampu

melakukan dan 4 berarti lansia mampu melakukan tanpa

bantuan. Skor maksimum adalah 56. Dengan hasil untuk nilai

0-20 resiko jatuh tinggi dan perlu menggunakan alat bantu

jalan berupa kursi roda, nilai 21-40 resiko jatuh sedang dan

perlu menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat kruk dan

walker dan nilai 41-56 resiko jatuh rendah dan tidak

memerlukan alat bantu.

4). Alat dan bahan yang digunakan

a). Stopwatch atau jam tangan

b). Penggaris atau penanda dengan penanda 5 cm, 12,5 cm, dan

25 cm

c). Kursi dengan penyangga lengan dan kursi tanpa penyangga

lengan.

d). Objek untuk diambil dari lantai

e). Blok injakan kaki (step tool)

f). Form penilaian Berg balance scale waktu tes dilakukan 15

– 20 menit.

5). Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran ini

a). Hitung tanda-tanda vital untuk mengetahui tekanan darah.

Apabila tekanan darah tinggi tidak boleh dilakukan

penilaian Berg Balance Scale

b). Tanyakan apakah lansia merasa pusing. Apabila lansia

merasa pusing, penilaian ini tidak bisa dilakukan.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

22

c). Tes dilakukan pada lingkungan yang aman. Klien harus

sadar dan mampu mengerti perintah yang diberikan. Tes

bisa dihentikan jika lansia merasa pusing atau tidak kuat

d). Prinsip tindakan ini dimulai dari gerakan yang paling

mudah.

e). Dokumentasikan nama, tanggal, waktu, jam dan respon

lansia

Para peneliti menyatakan bahwa Berg balance scale adalah alat yang

terbaik untuk memprediksi resiko jatuh pada lansia (Vincent, 2007).

Indikator Berg Balance Scale berdasar Canadian centre for activity

and aging tahun 2007 adalah sebagai berikut :

1) Duduk ke berdiri

Instruksi: tolong berdiri, cobalah untuk tidak menggunakan

tangan sebagai sokongan

4: mampu berdiri tanpa menggunakan tangan

3 : mampu untuk berdiri namun menggunakan bantuan tangan

2 : mampu berdiri menggunakan tangan setelah beberapa kali

mencoba

1 : membutuhkan bantuan minimal untuk berdiri

0 : membutuhkan bantuan sedang atau maksimal untuk berdiri

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

23

2) Berdiri tanpa bantuan

Instruksi: berdirilah selama dua menit tanpa berpegangan

4 : mampu berdiri selama dua menit

3 : mampu berdiri selama dua menit dengan pengawasan

2 : mampu berdiri selama 30 detik tanpa bantuan

1 : membutuhkan beberapa kali untuk mencoba berdiri selama

30 detik tanpa bantuan

0 : tidak mampu berdiri selama 30 detik tanpa bantuan

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

24

3) Duduk tanpa sandaran punggung tetapi kaki sebagai tumpuan di

lantai

Instruksi: duduklah sambil melipat tangan Anda selama dua

menit

4 : mampu duduk dengan aman selama dua menit

3 : mampu duduk selama dua menit di bawah pengawasan

2 : mampu duduk selama 30 detik

1 : mampu duduk selama 10 detik

0 : tidak mampu duduk tanpa bantuan selama 10 detik

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

25

4) Berdiri ke duduk

Instruksi: silahkan duduk

4 : duduk dengan aman dengan pengguanaan minimal tangan

3 : duduk menggunakan bantuan tangan

2 : menggunakan bantuan bagian belakan kaki untuk turun

1 : duduk mandiri tapi tidak mampu mengontrol pada saat dari

berdiri ke duduk

0 : membutuhkan bantuan untuk duduk

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

26

5) Berpindah

Instruksi: buatlah kursi bersebelahan. Minta klien untuk

berpindah ke kursi yang memiliki penyangga tangan kemudian

ke arah kursi yang tidak memiliki penyangga tangan

4 : mampu berpindah dengan sedikit penggunaan tangan

3 : mampu berpindah dengan bantuan tangan

2 : mampu berpindah dengan isyarat verbal atau pengawasan

1 : membutuhkan seseorang untuk membantu

0 : membutuhkan dua orang untuk membantu atau mengawasi

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

27

6) Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup

Instruksi: tutup mata Anda dan berdiri selama 10 detik

4 : mampu berdiri selama 10 detik dengan aman

3 : mampu berdiri selama 10 detik dengan pengawasan

2 : mampu berdiri selama 3 detik

1 : tidak mampu menahan mata agar tetap tertutup tetapi tetap

berdiri dengan aman

0 : membutuhkan bantuan agar tidak jatuh

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

28

7) Berdiri tanpa bantuan dengan dua kaki rapat

Instruksi: rapatkan kaki Anda dan berdirilah tanpa berpegangan

4 : mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit

3 : mampu merapatkan kaki dan berdiri satu menit dengan

pengawasan

2 : mampu merapatkan kaki tetapi tidak dapat bertahan selama

30 detik

1 : membutuhkan bantuan untuk mencapai posisi yang

diperintahkan tetapi mampu berdiri selama 15 detik

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

29

0 : membutuhkan bantuan untuk mencapai posisi dan tidak dapat

bertahan selama 15detik

8) Meraih ke depan dengan mengulurkan tangan ketika berdiri

Instruksi: letakkan tangan 90 derajat. Regangkan jari Anda dan

raihlah semampu Anda (penguji meletakkan penggaris untuk

mengukur jarak antara jari dengan tubuh)

4 : mencapai 25 cm (10 inchi)

3 : mencapai 12 cm (5 inchi)

2 : mencapai 5 cm (2 inchi)

1 : dapat meraih tapi memerlukan pengawasan

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

30

0 : kehilangan keseimbangan ketika mencoba/memerlukan

bantuan

9) Mengambil objek dari lantai dari posisi berdiri

Instruksi: Ambilah sepatu/sandal di depan kaki Anda

4 : mampu mengambil dengan mudah dan aman

3 : mampu mengambil tetapi membutuhkan pengawasan

2 : tidak mampu mengambil tetapi meraih 2-5 cm dari benda dan

dapat menjaga keseimbangan

1 : tidak mampu mengambil dan memerlukan pengawasan

ketika mencoba

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

31

0 : tidak dapat mencoba/membutuhkan bantuan untuk mencegah

hilangnya keseimbangan atau terjatuh

10) Melihat ke belakang melewati bahu kanan dan kiri ketika berdiri

Instruksi: tengoklah ke belakang melewati bahu kiri. Lakukan

kembali ke arah kanan

4 : melihat ke belakang dari kedua sisi

3 : melihat ke belakang hanya dari satu sisi

2 : hanya mampu melihat ke samping tetapi dapat menjaga

keseimbangan

1 : membutuhkan pengawasan ketika menengok

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

32

0 : membutuhkan bantuan untuk mencegah ketidakseimbangan

atau terjatuh

11) Berputar 360 derajat

Instruksi: berputarlah satu lingkaran penuh, kemudian ulangi

lagi dengan arah yang berlawanan

4 : mampu berputar 360 derajat dengan aman selama 4 detik

atau kurang

3 : mampu berputar 360 derajat hanya dari satu sisi selama

empat detik atau kurang

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

33

2 : mampu berputar 360 derajat, tetapi dengan gerakan yang

lambat

1 : membutuhkan pengawasan atau isyarat verbal

0 : membutuhkan bantuan untuk berputar

12) Menempatkan kaki secara bergantian pada sebuah pijakan ketika

berdiri tanpa bantuan

Instruksi: tempatkan secara bergantian setiap kaki pada sebuah

pijakan. Lanjutkan sampai setiap kaki menyentuh pijakan

selama 4 kali.

4 : mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 pijakan dalam 20

detik

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

34

3 : mampu berdiri mandiri dan melakukan 8 kali pijakan > 20

detik

2 : mampu melakukan 4 pijakan tanpa bantuan

1 : mampu melakukan >2 pijakan dengan bantuan minimal

0 : membutuhkan bantuan untuk mencegah jatuh/tidak mampu

melakukan

13) Berdiri tanpa bantuan satu kaki di depan kaki lainnya

Instruksi: tempatkan langsung satu kaki di depan kaki lainnya.

Jika merasa tidak bisa, cobalah melangkah sejauh yang Anda

bisa

4 : mampu menempatkan kedua kaki (tandem) dan menahan

selama 30 detik

3 : mampu memajukan kaki dan menahan selama 30 detik

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

35

2 : mampu membuat langkah kecil dan menahan selama 30 detik

1 : membutuhkan bantuan untuk melangkah dan mampu

menahan selama 15 detik

0 : kehilangan keseimbangan ketika melangkah atau berdiri

14) Berdiri dengan satu kaki

Instruksi: berdirilah dengan satu kaki semampu Anda tanpa

berpegangan

4 : mampu mengangkat kaki dan menahan >10 detik

3 : mampu mengangkat kaki dan menahan 5-10 detik

2 : mampu mengangkat kaki dan menahan >3 detik

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

36

1 : mencoba untuk mengangkat kaki, tidak dapat bertahan

selama 3 detik tetapi dapat berdiri mandiri

0 : tidak mampu mencoba

Rentang nilai BBS

0 – 20 Resiko jatuh tinggi dan perlu menggunakan alat bantu

jalan berupa kursi roda.

21 – 40 Resiko jatuh sedang dan perlu menggunakan alat bantu

jalan seperti tongkat, kruk, dan walker.

41 – 56 Resiko jatuh rendah dan tidak memerlukan alat bantu.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

37

C. Jatuh Pada Lansia

1. Definisi Jatuh

Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang

sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja yang

merupakan masalah fisik yang sering dialami lansia akibat proses

penuaan dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan

kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut berasal dari penyebab

yang spesifik berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami

jatuh (Stanley, 2006 ; Pudjiastuti, 2003).

2. Faktor Resiko Jatuh

Faktor risiko jatuh pada lansia terdiri dari faktor intrinsik (host dan

aktivitas) dan faktor ekstrinsik (lingkungan dan obat-obatan) :

a. Faktor instrinsik

Adalah variabel-variabel yang menentukan mengapa seseorang

dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang

sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2006). Faktor intrinsik tersebut

antara lain adalah gangguan muskuloskeletal misalnya menyebabkan

gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah,

kekakuan sendi, sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba-

tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan

gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat dan

pusing (Lumbantobing, 2004).

b. Faktor ekstrinsik

Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang

tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai

yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau

tergeletak dibawah, tempat tidur atau wc yang rendah atau jongkok,

obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan (Darmojo,

2004).

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

38

3. Pencegahan

Pencegahan jatuh pada lansia di rumah sakit dan panti (Miller, 2012)

a. Identifikasi lansia yang berisiko jatuh

Selama pengkajian awal, identifikasi resiko jatuh (seperti;

obat-obatan, riwayat jatuh, kerusakan kognitif, penurunan fungsi

penglihatan, gangguan mobilisasi, lansia yang berumur 75 tahun atau

lebih). Kaji dan dokumentasikan faktor risiko jatuh. Kaji kembali

resiko jatuh secara regular untuk mengantisipasi (misalnya tiap

shift, setiap hari, saat terjadi perubahan fungsi dan status kesehatan

lansia). Gunakan kode warna (misalnya menggunakan stiker

berwarna terang, menggunakan pita atau gelang berwarna pada

lengan lansia yang berisiko jatuh, atau meletakkan tanda tersebut di

tempat tidur atau di pintu kamar) yang mengindikasikan lansia

berisiko jatuh dan sedang mengikuti program pencegahan jatuh.

b. Beri pendidikan kesehatan pada petugas, lansia, dan keluarga.

Instruksikan pada lansia dan keluarga tentang program

pencegahan jatuh menggunakan brosur yang berisi informasi tentang

cara pencegahan jatuh dan cara memperoleh bantuan jika terjadi

jatuh pada lansia. Berikan pelatihan dan pendidikan kesehatan

tentang program pencegahan jatuh, faktor risiko jatuh pada lansia,

terutama faktor- faktor tersebut berpengaruh terhadap petugas

(misalnya pemasangan restraints, penggunaan sepatu).

c. Intervensi pada semua lansia yang berisiko jatuh

Orientasikan lansia terhadap lingkungan. Memberitahukan

lansia untuk memencet bel atau memanggil perawat jika

membutuhkan pertolongan. Pastikan posisi tempat tidur lansia

rendah. Dokumentasikan intervensi pencegahan jatuh pada status

lansia. Proses implementasi dengan memberikan perhatian khusus

pada lansia yang berisiko jatuh dan melakukan program pencegahan

jatuh.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

39

D. Kerangka Teori

Skema 2.1

Sumber referensi:

Pudjiastuti (2003), Miller (2004), Stanley (2006), Langley & Mackintoch (2007),

Padila (2013)

Lansia mengalami

proses degenerative

Gangguan Keseimbangan

(Miller, 2004)

Perubahan akibat penuaan yang

mempengaruhi keseimbangan tubuh (

Miller, 2004) :

1. Perubahan sistem saraf pusat

/Neurologi

2. Perubahan sistem

muskuloskeletal

3. Perubahan sistem sensori

Perubahan fisiologi pada seluruh

organ tubuh lansia yaitu : sistem

kardiovaskuler, muskuloskeletal,

neurologi, respiratori,

gastrointestinal, endokrin,

integument, genetourinari, dan

sistem sensori (Padila, 2013).

Pengukuran keseimbangan

tubuh Berg Balance Scale

(Langley & Mackintoch, 2007)

Resiko jatuh

(Stanley, 2006 & Pudjiastuti, 2003)

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/168/jtptunimus-gdl-idafaridak... · kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot, ... jongkok,

40

E. Kerangka Konsep

Prosedur tindakan dalam form Berg Balance Scale :

Tabel 2.1

Sumber : Canadian centre for activity and aging (2007)

Tabel 2.1

Sumber : Langley & Mackintoch (2007)

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini

adalah keseimbangan tubuh pada lansia.

Keseimbangan tubuh lansia :

1. Duduk ke berdiri

2. Berdiri tanpa bantuan

3. Duduk tanpa sandaran punggung tetapi kaki sebagai

tumpuan di lantai

4. Berdiri ke duduk

5. Berpindah

6. Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup

7. Berdiri tanpa bantuan dengan dua kaki rapat

8. Meraih ke depan dengan mengulurkan tangan ketika

berdiri

9. Mengambil objek dari lantai dari posisi berdiri

10. Melihat ke belakang melewati bahu kanan dan kiri ketika

11. Berdiri Berputar 360 derajat

12. Menempatkan kaki secara bergantian pada sebuah

pijakan ketika beridiri tanpa bantuan

13. Berdiri tanpa bantuan satu kaki di depan kaki lainnya

14. Berdiri dengan satu kaki