BAB II ( Tinjauan Umum )

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdffd123

Citation preview

B A B II

B A B II

TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Semen Tonasa

PT. Semen Tonasa mempunyai empat unit pabrik masing-masing yaitu : Semen Tonasa Unit I, II, III, dan IV. Pabrik Semen Tonasa I terletak di desa Tonasa Kecamatan Balocci Kabupaten Pangkep, mulai berproduksi sejak tahun 1968 dengan kapasitas 110.000 ton/tahun. Pelaksanaan survey dilaksanakan pada tahun 1960 oleh Bank Industrialisasi Negara (Bapindo) dengan Biro Industrialisasi Departemen Perindustrian dan Pertambangan (Dirjen Industri Kimia Dasar). Atas dasar hasil survey tersebut maka tanggal 13 Juni 1960 ditandatangani kontrak antara Tenko Expo Cekoslowakia dan di ikuti pelaksanaan survey yang mendalam mengenai letak deposite bahan baku pabrik. Mengingat akan kebutuhan Semen Tonasa untuk pembangunan di wilayah Indonesia Timur yang semakin berat bila dibandingkan dengan produksi semen pabrik unit I yang sangat terbatas, maka dirintislah usaha untuk membangun pabrik Semen Tonasa unit II. Tahap I dimulai tanggal 19 April 1975, dengan dilakukan suatu studi kelayakan oleh Team Dyckerhoff Semen Work Ag dari Jerman Barat. Dari hasil studi tersebut di dapat kesimpulan bahwa pembangunan pabrik Semen Tonasa unit II memenuhi syarat. Pabrik ini terletak di desa biring Ere, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep mulai berproduksi sejak tahun 1979 dengan kapasitas 590.000 ton / tahun. Peresmian pabrik ini dilakukan oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.

Pabrik Semen Tonasa unit III terletak pada areal yang sama dengan pabrik Semen Tonasa unit II dan mulai berproduksi pada tahun 1985, dengan kapasitas produksi 590.000 ton / tahun. Bentuk badan hukum berdasarkan Kepres No. 54 tahun 1971 dengan merubah status perusahaan dari proyek semen Tonasa menjadi perusahaan umum Semen Tonasa. Tapi atas dasar Kepres No. 1 tahun 1975 berubah lagi statusnya dari perusahaan umum menjadi PT. Semen Tonasa ( Persero ). Status ini mulai berlaku sesuai Akta Notaris H. Babasa Dg. Lolo tanggal 9 januari 1976. Pabrik Semen Tonasa unit IV terletak berdampingan dengan Tonasa unit II, dan unit III mulai berproduksi pada tahun 1996 dengan kapasitas 2.300.000 ton / tahun. Pembangunan dilakukan dengan swakelola yang mana Analisa Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL) bekerja bersama dengan Universitas Hasanuddin. Selain itu dilakukan pengadaan PTG ( Boiler Turbin Generator ) untuk kebutuhan generator listrik sendiri dengan kapasitas 2 x 25 MW.

2.2 Geografi

2.2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administratif wilayah penambangan dan areal pabrik PT. Semen Tonasa unit II, III, dan IV terletak di Biringere, desa Mangilu, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.

Posisi geografis daerah penambangan PT. Semen Tonasa berada pada koordinat 119 o 36 55 Bujur Timur sampai pada 119 o 38 00 Bujur Timur dan 04o 46 54 Lintang Selatan sampai 04 o 47 34 Lintang Selatan. Secara umum daerah ini merupakan dataran rendah, perbukitan bergelombang dan perbukitan Karst dengan elevasi berkisar 20 m 500 m dari permukan laut.

Lokasi pabrik terletak 64 Km ke arah utara kota Makassar kemudian dari Bungoro ke jalan poros utama lokasi pabrik dengan jarak 10 km kearah timur. Kondisi jalan untuk mencapai lokasi tersebut umumnya beraspal, sehingga dapat di tempuh dengan berbagai jenis kendaraan bermotor dalam waktu tempuh 1,5 jam dari Makassar. Kemudian dari lokasi pabrik menuju lokasi penambangan berjarak 1 1,5 km ke arah Timur dilalui dengan menggunakan jalan tambang. Lokasi penambangan batugamping di lakukan di dua lokasi yaitu quarry A terletak di sebelah utara lokasi pabrik, sedangkan quarry B terletak di sebelah timur lokasi pabrik (Lihat gambar 2.1 ).

Saat ini PT. Semen Tonasa melakukan penambangan batugamping pada quarry B yang dibagi dalam 8 wilayah kerja yaitu quarry B1, B2, B3 , B4 , B5 , B6, B7, dan B8 untuk kebutuhan crusher II, III dan IV.

Gambar 2.1

Peta Lokasi PT Semen Tonasa

( Sumber, Litbang )

2.2.2 Iklim dan Curah Hujan

Seperti halnya daerah-daerah di Indonesia, daerah Pangkep dan sekitarnya juga tergolong beriklim tropis dimana setiap tahunnya dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Suhu udara permukaan menunjukkan angka yang bervariasi, antara 280 32 0 C. Curah hujan di kawasan pabrik Semen Tonasa diukur sendiri oleh Seksi Perencanaan dan Persiapan Tambang ( PPT ) PT. Semen Tonasa. Data curah hujan tahun 1999 2003 (Tabel 2.2) menunjukkan bahwa musim hujan hanya terjadi dari bulan Oktober Maret, Sedangkan musim kemarau terjadi dari bulan April September. Dari data tersebut terlihat bahwa curah hujan tahunan tertinggi terjadi pada bulan januari 2001 yaitu 972,04 mm dengan hari hujan 26 hari.

2.2.3 Vegetasi

Pada lokasi penambangan batugamping dan tanah liat terdapat jenis tumbuhtumbuhan tropis mulai dari semak-semak hingga pohon-pohon yang berdiameter cukup besar seperti pohon jambu mente, pohon mangga, pohon asam, dan beberapa tumbuhan kayu jenis lainnya yang tumbuh subur di sekitar daerah lokasi pertambangan.

Tabel 2.1

Data Curah Hujan Dan Hari Hujan di Plant Site

PT. Semen Tonasa ( Persero ) Biring Ere

Tahun 1999 2003

Tahun

Bulan19992000200120022003

CHHHCHHHCHHHCHHHCHHH

Januari530,8713723,3425972,0426328,5816468,1514

Februari708,7515583,0714694,6220290,128114,815

Maret544,991258,674423,2518417,839179,428

April0051,637423,961369,71291,465

Mei58,45334,019110,4810143,51631,831

Juni114,5498,881095,58550163,571

Juli0025,47365,5750-00

Agustus000,3510,3210-0-

September109,87200000-0-

Oktober119,594147,248268,5710259,7480-

November358,8120356,5115438,01874,8410-

Desember644,8116242,2111487,23110-912,1920

Sumber : Balai Penelitian dan Pengembangan PT. Semen Tonasa

Keterangan :

CH : Curah hujan ( mm )

HH : Hari hujan

2.3 Kondisi Geologi

Geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bumi dan gejala-gejala yang terdapat di atas muka bumi dan di dalam permukaan bumi serta menyelidiki tentang lapisan batuan yang ada di dalam kerak bumi. Secara umum sifat-sifat kenampakan yang di cirikan oleh batugamping menyerupai bentuk kerucut dengan ketinggian berkisar antara 65 500 meter, di atas permukaan air laut, kompak, keras, berfosil berwarna abu-abu dan putih, ketebalan batugamping diperkirakan 135 meter. Sedangkan kenampakan topografi yang tersusun oleh tanah liat (clay) relative mendatar di antara perbukitan batugamping yang merupakan endapan alluvial, ketebalan kira-kira antara 3 - 7 meter. Endapan ini berwarna kemerah-merahan dan sifat lunak, plastis dan lembab. Daerah ini di jadikan sebagai daerah perkampungan bagi penduduk setempat untuk areal pertanian.

2.4 Satuan Morfologi Daerah Tonasa

Kondisi morfologi di PT. Semen Tonasa II, III, IV ditunjukkan oleh keadaan morfologi yang terdiri atas dua satuan morfologi, yaitu :

a. Satuan Morfologi Dataran Rendah

Satuan morfologi ini merupakan satuan dataran rendah yang relatif bergelombang. Batuan pembentukan dataran ini berupa endapan sungai dan lempung. Sungai yang mengalir adalah sungai Pangkajene dengan satu anak sungainya. Pada sisi sungai terdapat tebing dengan ketinggian 2 sampai 4 meter dan pada sisi yang lain relatif landai.

b. Satuan Morfologi Perbukitan Karst

Satuan Morfologi ini terdiri atas Batugamping dengan ciri-ciri morfologi karst seperti gua, lubang, rekahan, sungai bawah tanah. Ketinggian satuan ini berkisar antara 65 500 meter dari permukaan laut. Umumnya batugamping daerah ini bersifat keras dan kompak, sehingga satuan ini terdiri atas dinding perbukitan curam dan tegak.

2.5 Stratigrafi

Stratigrafi daerah ini dapat dibagi menjadi 3 satuan batuan yaitu ; Satuan batugamping, lempung dan endapan sungai

a. Satuan batugamping

Satuan ini umumnya dicirikan oleh batugamping yang tidak berlapis, kristalin, keras dan kompak, umumnya berwarna abu-abu kekuningan hingga kuning kecoklatan. Fosil yang dikandung adalah foraminifera besar seperti Alvenolina sp, Nummulites sp, Disciciclina sp dan Biplanispira sp yang berumur Eosen Miosen bawah oleh ( Soekamto 1973 ).

b.Satuan Lempung

Satuan ini umumnya di cirikan oleh batuan berwarna coklat kemerahan dan bersifat pasiran. Penyebarannya terletak pada dataran rendah dan menyebar luas hingga ke lokasi persawahan.

c. Satuan Endapan Sungai

Satuan ini merupakan hasil pengendapan sungai Pangkajene, terdiri dari lempung pasiran, kerikil bongkahan andesit, kwarsit dan skiss mika.

2.6 Sifat fisik dan Keadaan Batugamping

Sifat fisik dan keadaan batuan khususnya batugamping dapat di jelaskan sebagai berikut :

2.6.1 Sifat fisik batugamping :

a. Warna

:Putih, putih kecoklatan, dan putih keabuan

b. Kilap

:Kaca, dan tanah

c. Goresan

:Putih sampai putih keabuan

d. Bidang belahan: Tidak teratur

e. Pecahan

:Uneven

f. Kekerasan:2,7 3,4 skala mohs

g. Berat jenis :2,387 Ton / m 3h. Sisipan

:Kalsit, clay stone, dan clay sand

i. Tenacity

:Keras, kompak, sebagian berongga

2.6.2 Keadaan Batugamping

Batugamping dengan kekerasan yang relative tinggi, umumnya berwarna putih bersih hampir tidak mengandung clay ( tanah liat ) maupun kalsit yang tidak mengkilat.

Batugamping dengan kekerasan sedang banyak mempunyai rekahan atau rongga-rongga aktivitas binatang laut yang mengandung sisipan clay sebagian berwarna kecoklatan dan putih keabuan.

Batugamping dengan kekerasan lunak umumnya dalam keadaan lapuk dan mempunyai struktur berongga yang bervariasi

2.7 Kegiatan Penambangan Batugamping

2.7.1 Perintisan ( Pioneering )

Perintisan adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk meratakan, membuat jalan untuk dilalui oleh alat-alat mekanis, serta penyediaan lokasi penambangan agar memudahkan dalam pengambilan material. Pekerjaan perintisan dilakukan oleh Seksi Perintisan dan Perencanaan Tambang.

Setelah pekerjaan perintisan selesai dilaksanakan, maka pekerjaan diserahkan kepada Seksi Penambangan untuk melanjutkan pekerjaan produksi.

2.7.2 Pembongkaran ( Loosening )

Pembongkaran adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan bahan galian dari endapan induknya. Untuk melakukan pembongkaran diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan dikerjakan. Pemilihan alat-alat tersebut tergantung pada faktor teknis dan ekonomis.

Ditinjau dari sifat fisik material pembongkaran endapan batuan ada yang lunak dan ada yang keras. Untuk pembongkaran endapan batuan yang keras dan massive dapat dilakukan dengan peledakan. Peledakan adalah serangkaian pekerjaan terhadap batuan untuk membebaskan batuan dari induknya menjadi fragmen-fragmen dengan ukuran yang dikehendaki dengan menggunakan bahan peledak.

2.7.3 Pemuatan ( Loading )

Pemuatan adalah serangkaian kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil atau memuat material hasil ledakan ke alat angkut untuk Selanjutnya diangkut ketempat penampungan (stock yard).

Kegiatan pemuatan quarry B dilakukan dengan menggunakan Whell Loader Type Komatsu WA-600-1 dengan kapasitas bucket 5,4 m 3, dan Loading Shovel Type Komatsu PC-1000-1 dengan kapasitas bucket 6,1 m3.

Pengangkutan ( Hauling )

Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut endapan material hasil ledakan dari front penambangan ketempat penampungan stock yard atau ketempat pengolahan lebih lanjut. Pada kegiatan pengangkutan material hasil peledakan di quarry B dilakukan dengan alat angkut dump truck HD 465 dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi.

2.7.4 Pengangkutan ( Hauling )

Pengangkutan adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk mengangkut endapan material hasil ledakan dari front penambangan ketempat penampungan stock yard atau ketempat pengolahan lebih lanjut.

Pada kegiatan pengangkutan material hasil peledakan di quarry B dilakukan dengan alat angkut dump truck Komatsu HD 465 dapat digunakan sesuai kebutuhan produksi.

Gambar 2.2

Kegiatan Penambangan Batugamping

PAGE 2 - 12