24
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN ADDENDUM KONTRAK 2.1 Pengertian Kontrak Dan Addendum Kontrak Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkomst (perjanjian). Pengertian perjanjian atau kontrak diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH Perdata berbunyi : "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih". Sedangkan menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah "Perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. "Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian, adalah "Suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum." Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) yang kemudian diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) bahwa mengenai hukum perjanjian diatur dalam Buku III tentang Perikatan, dimana hal tersebut mengatur dan memuat tentang hukum kekayaan yang mengenai hak-hak dan kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau pihak-pihak tertentu. Sedangkan menurut teori ilmu hukum, hukum perjanjian digolongkan kedalam hukum tentang diri seseorang dan hukum kekayaan karena hal ini merupakan perpaduan antara kecakapan seseorang untuk bertindak 24

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

24

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN

ADDENDUM KONTRAK

2.1 Pengertian Kontrak Dan Addendum Kontrak

Istilah kontrak berasal dari bahasa Inggris, yaitu contracts. Sedangkan

dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkomst (perjanjian). Pengertian

perjanjian atau kontrak diatur Pasal 1313 KUH Perdata. Pasal 1313 KUH Perdata

berbunyi : "Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih

mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih". Sedangkan menurut doktrin

(teori lama) yang disebut perjanjian adalah "Perbuatan hukum berdasarkan kata

sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. "Menurut teori baru yang

dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian, adalah "Suatu

hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk

menimbulkan akibat hukum."

Dalam Burgerlijk Wetboek (BW) yang kemudian diterjemahkan oleh R.

Subekti dan R. Tjitrosudibio menjadi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPer) bahwa mengenai hukum perjanjian diatur dalam Buku III tentang

Perikatan, dimana hal tersebut mengatur dan memuat tentang hukum kekayaan

yang mengenai hak-hak dan kewajiban yang berlaku terhadap orang-orang atau

pihak-pihak tertentu. Sedangkan menurut teori ilmu hukum, hukum perjanjian

digolongkan kedalam hukum tentang diri seseorang dan hukum kekayaan karena

hal ini merupakan perpaduan antara kecakapan seseorang untuk bertindak

24

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

25

sertaberhubungan dengan hal-hal yang diatur dalam suatu perjanjian yang dapat

berupa sesuatu yang dinilai dengan uang.

Istilah hukum perjanjian atau kontrak merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris yaitu contract law, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan

istilah overeenscomsrecht.1 Suatu perjanjian adalah "suatu peristiwa dimana

seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji

untuk melaksanakan sesuatu hal".2 Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan

antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Dengan demikian perjanjian

itu menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam

bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Perikatan adalah suatu

perhubungan hukum anatara dua orang atau dua pihak, berdasarkan yang mana

pihak yang satu berhak menunutut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan pihak

yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Maka hubungan hukum

antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan

perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan hukum adalah hubungan

yang menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum disebabkan karena timbulnya

hak dan kewajiban, dimana hak merupakan suatu kenikmatan, sedangkan

kewajiban merupakan beban.

Keberadaan suatu perjanjian atau yang saat ini lazim dikenal sebagai

kontrak, tidak terlepas dari terpenuhinya syarat-syarat mengenai sahnya

1Salim H.S, 2004, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak. Cet. II, Sinar

Grafika, Jakarta, h. 3. 2R. Subekti, 1990, Hukum Perjanjian. Cet. XII, PT. Intermasa, Jakarta, (selanjutnya

disebut R. Subekti II), h. 1.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

26

suatuperjanjian/kontrak seperti yang tercantum dalam Pasal 1320 KUHPer, antara

lain sebagai berikut:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

Syarat utama untuk dapat melakukan kontrak adalah adanya kesepakatan.

Dalam menentukan kapan terjadinya kata sepakat maka menurut Sudikno

Mertokusumo3 dan R. Setiawan

4 menyebutkan ada tiga teori, yaitu : teori

kehendak (wilstheori), teori pernyataan (verklaringstheori) dan teori

kepercayaan (vertrouwenstheori). Sedangkan R. Soetojo Prawirohamidjojo5

menyebutkan ada lima teori, yaitu : wilstheorie, verklaringstheori,

vertrouwenstheori, Gevaarzettingstheorie, Dan Theori Van Opstal.

a. Wilstheori

Menurut teori ini, pada hakekatnya yang menyebabkan terjadinya

perjanjian (kata sepakat) adalah kehendak. Suatu penerapan konsekuen

dari teori ialah bahwa kalau terjadi perbedaan atau pertentangan antara

pernyataan dan kehendaknya, maka tidak terjadi perjanjian. Teori ini akan

menghadapi kesulitan apabilatidak ada persesuaian antara kehendak

dengan pernyataan.

b. Verklaringstheori

Menurut teori ini dasar dari perjanjian itu tidak terletak pada kehendak,

akan tetapi terletak pada pernyataan yang diberikan oleh pihak-pihak.

3Sudikno Mertokusumo, 1990, Derden werking dan Schadenvergoeding. Penataran

Regional Perikatan II Dewan Kerjasama Ilmu Hukum Belanda dengan Indonesia Proyek Hukum

Perdata, Denpasar Bali (selanjutnya disebut Sudikno Mertokusumo I), h. 9-10. 4R. Setiawan, 1979, Pokok - Pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung, h. 49.

5R Soetojo Prawirohamidjojo, dan Martalena Pohan,1984, Hukum Perikatan. PT. Bina

Ilmu, Surabaya, h. 125.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

27

Salmond, seperti dikutip J. Satrio6 mengatakan bahwa kehendak seseorang

baru nyata bagi pihak lain kalau kehendak tersebut dinyatakan

(diutarakan). Jadi perlu adanya pernyataan kehendak. Pernyataan

kehendak harus merupakan pernyataan bahwa ia menghendaki timbulnya

hubungan hukum.7 Menurut teori ini, dasar dari perjanjian itu tidak

terletak pada kehendak, akan tetapi terletak pada pernyataan yang

diberikan oleh pihak-pihak.

c. Vertrouwenstheorip

Menurut teori ini, hanya pernyataan yang pada umumnya dianggap layak

(redelijk wijze) dapat diterima oleh acceptant,bahwa pernyataan tersebut

dapat diterima sebagai dasar dari suatu perjanjian.

d. Gevaarzettingstheori

Teori ini menentukan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas akibat-

akibatnya, apabila ia mengadakan kemungkinan yang berbahaya (kurang

hati-hati, onzorgvuldigheid).8

e. Theorie Van Opstal

Menurut Opstal, dasar dari perjanjian adalah adanya kepercayaan dengan

cara-cara yang dapat diperhitungkan terhadap partij yang lain, bahwa

kehendaknya itu memang ditujukan untuk menciptakan perjanjian.9 Ada

keberatan terhadap teori-teori tersebut di atas. Dengan tetap

6J. Satrio, 1992, Hukum Perjanjian. P.T. Aditya Bakti, Bandung, h. 129

7Aloysius R. Entah, 2007, Klausula Eksonerasi dalam Perjanjian Baku Pengangkutan

Darat, Surya Pena Gemilang, Malang, h. 28. 8Ibid, h. 29

9Ibid.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

28

mempertahankan teori kehendak dicoba untuk mengatasi keberat-

keberatannya.10

Pertama dengan menganggap tidak terjadi perjanjian

apabila pernyataan tidak sesuai dengan kehendak, tetapi pihak lawan

berhak atas ganti rugi, karena ia dapat atau boleh mengharapkan terjadinya

perjanjian. Kedua, pada asasnya orang berpegangan pada asas ajaran

kehendak, tetapi tidak diharapkan secara ketat, yaitu dengan menganggap

kehendak itu ada dalam hal-hal khusus. Persoalan yang lain yang

berhubungan dengan terjadinya perjanjian atau kata sepakat adalah

mengenai saat dan tempat terjadinya perjanjian. R. Prawirohanidjojo11

menyebutkan beberapa teori, yaitu :

a. Teori Ucapan

Menurut teori ini perjanjian terjadi pada saat orang yang menerima

penawaran telah menyiapkan surat jawaban bahwa ia telah menyetujui

penawaran tersebut.12

Kelemahan teori ini adalah bahwa sulit untuk

menentukan saat terjadinya persetujuan dan selain itu jawabannya

setiap saat masih dapat diubah.

b. Teori Pengiriman

Menurut beberapa sarjana, terjadinya perjanjian adalah pada saat

pengiriman surat jawaban diterangkan selanjutnya bahwa dengan

dikirimkannya surat tersebut si pengirim kehilangan kekuasaan atas

surat tersebut.

10

Sudikno Mertokusumo. Op.Cit, h. 10 11

R. Soetojo Prawirohamidjojo, Op. Cit., h. 126-127 12

Aloysius R. Entah, Op.Cit, h. 30.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

29

c. Teori Pengetahuan

Teori ini mengemukakan bahwa perjanjian terjadi setelah orang yang

menawarkan mengetahui bahwa penawarannya disetujui.

d. Teori Penerimaan

Menurut teori ini, perjanjian terjadi pada saat diterimanya surat

jawaban penerimaan penawaran oleh orang yang menawarkan.

e. Pitlo

Mengemukakan teori yang kelima, yaitu bahwa saat terjadinya

perjanjian adalah apabila si pengirim surat secara patut dapat menduga

bahwa pihak yang menawarkan telah mengetahui isi suratnya.

Dengan dipenuhinya kata sepakat dan diikuti dengan 3 (tiga) syarat

sahnya perjanjian lainnya, maka suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat

secara hukum bagi para pihak yang membuatnya. Dalam hal tidak

terpenuhinya unsur pertama (kesepakatan) dan unsur kedua (kecakapan) maka

kontrak atau perjanjian tersebut dapat dibatalkan. Sedangkan apabila tidak

terpenuhinya unsur ketiga (suatu hal tertentu) dan unsur keempat (suatu sebab

yang halal) maka kontrak atau perjanjian tersebut adalah batal demi hukum.

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

Menurut pasal 1329 KUHPerdata "setiap orang adalah cakap untuk membuat

perikatan-perikatan jika oleh undang-undang tidak dinyatakan tidak cakap".

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

30

Pasal 1330 KUHPerdata menyatakan" tidak cakap untuk membuat

persetujuan-persetujuan adalah13

1. Orang-orang belum dewasa

2. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan

Maksud belum dewasa menurut pasal 1330 KUHPerdata adalah

mereka yang belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan

sebelumnya belum kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkannya sebelum

umur mereka genap 21 (dua puluh satu) tahun maka mereka tidak kembali lagi

dalam kedudukan belum dewasa. Menurut pasal 433 KUHPerdata, orang-

orang yang diletakan dibawah pengampuan adalah setiap orang dewasa yang

selalu berada dalam keadaan dungu, sakit otak atau mata gelap dan boros.

Dalam hal ini pembentuk undang-undang memandang bahwa yang

bersangkutan tidak mampu menyadari tanggung jawabnya dan karena itu tidak

cakap bertindak untuk mengadakan perjanjian. Apabila seorang yang belum

dewasa dan mereka yang diletakan di bawah pengampuan itu mengadakan

perjanjian, maka yang mewakilinya masing-masing adalah orang tua atau

pengampuannya.

3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

13

Mariam Daras Badralzaman, dkk, 2001, Kompilasi Hukum Perikatan. PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, h. 78.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

31

Selain itu adapun unsur-unsur yang tercantum dalam hukum

perjanjian/kontrak dapat dikemukakan sebagai berikut:14

1. Adanya kaidah hukum

Kaidah dalam hukum perjanjian dapat terbagi menjadi dua macam, yakni

tertulis dan tidak tertulis. Kaidah hukum perjanjian tertulis adalah kaidah-

kaidah hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan,

traktat, dan yurisprudensi. Sedangkan kaidah hukum perjanjian tidak

tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, dan hidup

dalam masyarakat, seperti: jual beli lepas, jual beli tahunan, dan lain

sebagainya. Konsep-konsep hukum ini berasal dari hukum adat.

2. Subyek hukum

Istilah lain dari subjek hukum adalah rechtperson. Rechtperson diartikan

sebagai pendukung hak dan kewajiban. Dalam hal ini yang menjadi subjek

hukum dalam hukum kontrak adalah kreditur dan debitur. Kreditur adalah

orang yang berpiutang, sedangkan debitur adalah orang yang berutang.

3. Adanya Prestasi

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan kewajiban debitur.

Suatu prestasi umumnya terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

a. memberikan sesuatu;

b. berbuat sesuatu;

c. tidak berbuat sesuatu.

14

Salim HS, Op.Cit, h. 4.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

32

4. Kata sepakat

Di dalam Pasal 1320 KUHPer ditentukan empat syarat sahnya perjanjian

seperti dimaksud diatas, dimana salah satunya adalah kata sepakat

(konsensus). Kesepakatan ialah persesuaian pernyataan kehendak antara

para pihak.

5. Akibat hukum

Setiap Perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan

akibathukum. Akibat hukum adalah timbulnya hak dan kewajiban.

Pengertian Amandemen dan Addendum Kontrak

Pengertian Amandemen adalah perubahan resmi dokumen resmi atau

catatan tertentu, terutama untuk memperbagusnya. Perubahan ini dapat berupa

penambahan atau juga penghapusan catatan yang salah, tidak sesuai lagi. Kata ini

umumnya digunakan untuk merujuk kepada perubahan pada konstitusi sebuah

negara (amandemen konstitusional). Konstitusional merupakan prinsip-prinsip

dasar politik serta hukum yang mencakup struktur, prosedur serta

kewenangan/hak serta kewajiban. Karena itu, konstitusional sangat berhubungan

erat dengan amandemen karena bertujuan untuk memperbaiki suatu

catatan/dokumen penting suatu negara yang mencangkup bentuk, struktur,

prosedur, agar lebih baik dari sebelumnya.

Addendum adalah istilah dalam kontrak atau surat perjanjian yang berarti

tambahan klausula atau pasal yang secara fisik terpisah dari perjanjian pokoknya

namun secara hukum melekat pada perjanjian pokok itu.15

15

http://id.wikipedia.org/wiki. Diakses pada tanggal 25 September 2012

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

33

Adendum dan Amandemen dalam istilah kontrak adalah dua buah kata

yang berpadanan. Kedua kata berarti adanya sebuah perubahan atau penambahan

atau pengurangan. Namun, Adendum biasanya digunakan dalam istilah perubahan

pada suatu perikatan atau perjanjian atau kontrak, sedangkan Amandemen

biasanya digunakan untuk perubahan suatu undang-undang atau dasar hukum

tertulis.

Dengan demikian, dapat dikatakan adendum dan amandemen secara

substantif tidak berbeda, hanya pemakaian kedua kata tersebut lebih lazim

digunakan di salah satu topik, yaitu adendum pada suatu perikatan perjanjian atau

kontrak, sedangkan amandemen pada domain undang-undang atau dasar hukum

tertulis.

2.2 Asas-asas Dalam Kontrak

Dalam hukum kontrak terdapat 5 (lima) asas yang dikenal menurut ilmu

hukum perdata. Kelima asas itu antara lain adalah:

1. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract)

Asas kebebasan berkontrak yang dapat dianalisis dari ketentuan Pasal

1338 ayat (1) KUHPerdata, yang berbunyi: "Semua perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya".

Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada

para pihak untuk :

a. Membuat atau tidak membuat perjanjian

b. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun

c. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

34

d. Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan.

Latar belakang lahirnya asas kebebasan berkontrak adalah adanya

paham individualisme yang secara embrional lahir dalam zaman Yunani, yang

diteruskan oleh kaum Epicuristen dan berkembang pesat dalam zaman

renaissancemelalui antara lain ajaran-ajaran Hugo de Grecht, Thomas

Hobbes, John Locke dan J.J. Rosseau.16

Menurut paham individualisme, setiap

orang bebas untuk memperoleh apa saja yang dikehendakinya. Dalam hukum

kontrak asas ini diwujudkan dalam "kebebasan berkontrak". Teori leisbet fair

in menganggap bahwa the invisible hand akan menjamin kelangsungan

jalannya persaingan bebas.17

Karena pemerintah sama sekali tidak boleh

mengadakan intervensi didalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Paham

individualisme memberikan peluang yang luas kepada golongan kuat ekonomi

untuk menguasai golongan lemah ekonomi. Pihak yang kuat menentukan

kedudukan pihak yang lemah. Pihak yang lemah berada dalam cengkeraman

pihak yang kuat seperti yang diungkap dalam exploitation de homme par

l'homme.

Pada akhir abad ke-19, akibat desakan paham etis dan sosialis, paham

individualisme mulai pudar. Paham ini tidak mencerminkan keadilan.

Masyarakat menginginkan pihak yang lemah lebih banyak mendapat

perlindungan. Oleh karena itu, kehendak bebas tidak lagi diberi arti mutlak,

akan tetapi diberi arti relatif dikaitkan selalu dengan kepentingan

umum.Pengaturan substansi kontrak tidak semata-mata dibiarkan kepada para

16

Salim H.S, Op. Cit, h. 3 17

Op. Cit. h. 9

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

35

pihak namun perlu juga diawasi. Pemerintah sebagai pengemban kepentingan

umum menjaga keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan

masyarakat. Melalui penerobosan hukum kontrak oleh pemerintah maka

terjadi pergeseran hukum kontrak ke bidang hukum publik. Oleh karena itu,

melalui intervensi pemerintah inilah terjadi pemasyarakatan

(vermastchappelijking) hukum kontrak/perjanjian.

2. Asas konsensualisme (concsensualism)

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1)

KUHPerdata. Pada pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya

perjanjian adalah adanya kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini

merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak

diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya kesepakatan kedua

belah pihak. Kesepakatan adalah persesuaian antara kehendak dan pernyataan

yang dibuat oleh kedua belah pihak. Asas konsensualisme muncul diilhami

dari hukum Romawi dan hukum Jerman. Didalam hukum Jerman tidak

dikenal istilah asas konsensualisme, tetapi lebih dikenal dengan sebutan

perjanjian riil dan perjanjian formal. Perjanjian riil adalah suatu perjanjian

yang dibuat dan dilaksanakan secara nyata (dalam hukum adat disebut secara

kontan). Sedangkan perjanjian formal adalah suatu perjanjian yang telah

ditentukan bentuknya, yaitu tertulis (baik berupa akta otentik maupun akta

bawah tangan). Dalam hukum Romawi dikenal istilah contractus verbis literis

dan contractus innominat. Yang artinya bahwa terjadinya perjanjianapabila

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

36

memenuhi bentuk yang telah ditetapkan. Asas konsensualisme yang dikenal

dalam KUHPerdata adalah berkaitan dengan bentuk perjanjian.

3. Asas Kepastian hukum (pacta sunt servanda)

Asas kepastian hukum atau disebut juga dengan asas pacta sunt

servanda merupakan asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas

pacta sunt servanda merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus

menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana

layaknya sebuah undang-undang. Hakim atau pihak ketiga tidak boleh

melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak.

Asas pacta sunt servanda dapat disimpulkan dalam Pasal 1338 ayat(l)

KUHPerdata. Asas ini pada mulanya dikenal dalam hukum gereja. Dalam

hukum gereja itu disebutkan bahwa terjadinya suatu perjanjian bila ada

kesepakatan antar pihak yang melakukannya dan dikuatkan dengan sumpah.

Hal ini mengandung makna bahwa setiap perjanjian yang diadakan oleh kedua

pihak merupakan perbuatan yang sakral dan dikaitkan dengan unsur

keagamaan. Namun, dalam perkembangan selanjutnya asas pacta sunt

servanda diberi arti sebagai pactum, yang berarti sepakat yang tidak perlu

dikuatkan dengan sumpah dan tindakan formalitas lainnya.

4. Asas Itikad Baik (goodfaith)

Asas itikad baik yang tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3)

KUHPerdata yang berbunyi: "Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad

baik." Asas ini merupakan asas bahwa para pihak harus melaksanakan

substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

37

maupun kemauan baik dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi dua

macam, yakni itikad baik nisbi dan itikad baik mutlak. Pada itikad yang

pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang nyata dari

subjek. Pada itikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan keadilan

serta dibuat ukuran yang obyektif untuk menilai keadaan (penilaian tidak

memihak) menurut norma-norma yang objektif.

5. Asas Kepribadian (personality)

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang

yang akan melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan

perseorangan saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340

KUHPerdata. Pasal 1315 KUHPerdata menegaskan: "Pada umumnya

seseorang tidak dapat mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk

dirinya sendiri". Inti ketentuan ini sudah jelas bahwa untuk mengadakan suatu

perjanjian, orang tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri. Pasal 1340

KUHPerdata berbunyi: "Perjanjian hanya berlaku antara pihak yang

membuatnya." Hal ini mengandung maksud bahwa perjanjian yang dibuat

oleh para pihak hanya berlaku bagi mereka yang membuatnya. Namun

demikian, ketentuan itu terdapat pengecualiannya sebagaimana diintrodusir

dalam Pasal 1317 KUHPerdata yang menyatakan: "Dapat pula perjanjian

diadakan untuk kepentingan pihak ketiga, bila suatu perjanjian yang dibuat

untuk diri sendiri, atau suatu pemberian kepada orang lain, mengandung suatu

syarat semacam itu." Pasal ini mengkonstruksikan bahwa seseorang dapat

mengadakan perjanjian/kontrak untuk kepentingan pihak ketiga, dengan

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

38

adanya suatu syarat yang ditentukan. Sedangkan di dalam Pasal 1318

KUHPerdata, tidak hanya mengatur perjanjian untuk diri sendiri, melainkan

juga untuk kepentingan ahli warisnya dan untuk orang-orang yang

memperoleh hak daripadanya. Jika dibandingkan kedua pasal itu maka Pasal

1317 KUHPerdata mengatur tentang perjanjian untuk pihak ketiga, sedangkan

dalam Pasal 1318 KUHPerdata untuk kepentingan dirinya sendiri, ahli

warisnya dan orang-orang yang memperoleh hak dari yang membuatnya.

Dengan demikian, Pasal 1317 KUHPerdata mengatur tentang

pengecualiannya, sedangkan Pasal 1318 KUHPerdata memiliki ruang lingkup

yang luas.

2.3 Bentuk dan Jenis Kontrak

a. Bentuk Kontrak

Bentuk kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tertulis

dan lisan. Perjanjian tertulis adalah suatu perjanjian ynag dibuat oleh para

pihak dalam bentuk tulisan. Adapun perjanjian lisan adalah perjanjian

yang dibuat oleh para pihak dalam wujud lisan (cukup kesepakatan para

pihak).

Ada dua bentuk perjanjian tertulis, yaitu yang dibuat dibuat dalam

bentuk akta di bawah tangan dan akta autentik. Akta dibawah tangan

merupakan akta yang dibuat oleh para pihak. Akta ini dapat dibagi

menjadi tiga jenis yaitu :

1. Akta dibawah tangan dimana para pihak menandatangani kontrak itu

diatas materai (tanpa keterlibatan pejabat umum).

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

39

2. Akta dibawah tangan yang didaftar oleh notaris/pejabat yang

berwenang.

3. Akta dibawah tangan dan dilegalisasi oleh notaris/pejabat

yangberwenang.18

Di dalam hukum kontrak Amerika, kontrak menurut bentuknya

dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Informal contract, yaitu kontrak yang dibuat dalam bentuk lazim atau

informal

2. Formal contract, yaitu perjanjian yang memerlukan bentuk atau cara-

cara tertentu. Formal contract dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Contracts under seal yaitu kontrak dalam bentuk akta autentik.

b. Recognizance yaitu pengakuan di muka siding pengadilan.

c. Negotiable instrument yaitu berita acara negosiasi.

b. Jenis Kontrak

Para ahli dibidang kontrak tidak memiliki kesatuan pandang

tentang pembagian kontrak. Ada ahli yang mengkajinya dari sumber

hukumnya, namanya, bentuknya, aspek kewajibannya, maupun aspek

larangannya. Adapun jenis kontrak didasarkan pada yang tersebut yaitu:

18

Hikmahanto Juwana, 2001, Perancangan Kontrak Modul 1 sampai dengan IV. Sekolah

Tinggi Ilmu Hukum, Jakarta, h. 1.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

40

1. Kontrak menurut sumbernya

Sudikno Mertokusumo menggolongkan kontrak dari sumber

hukumnya menjadi lima macam yaitu :

a. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga seperti halnya

perkawinan.

b. Perjanjian yang bersumber dari kebendaan yaitu yang berhubungan

dengan peralihan hukum benda misalnya peralihan hak milik.

c. Perjanjian obligator yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban

d. Perjanjian yang bersumber dari hukum acara.

e. Perjanjian yang bersumber dari hukum publik.19

2. Kontrak menurut namanya

Penggolongan ini didasarkan pada nama perjanjian yang

tercantum dalam Pasal 1319 KUHPerdata dimana hanya disebutkan

dua macam kontrak yaitu kontrak nominaat (bernama) dan kontrak

innominaat (tidak bernama). Kontrak nominaat adalah kontrak yang

dikenal dalam KUHPerdata dimana yang termasuk didalamnya

adalahjual beli, tukar-menukar, sewa-menyewa, persekutuan perdata,

hibah,penitipan barang, pinjam pakai, pinjam-meminjam, pemberian

kuasa, penanggungan utang, perdamaian dan lain-lain. Adapun kontrak

innominaat adalah kontrak yang timul, tumbuh dan berkembang dalam

masyarakat. Jenis kontrak ini belum dikenal dalam KUHPerdata.

19

Sudikno Mertokusumo, 1987, Rangkuman Kuliah Hukum Perdata, Fakultas

Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, (selanjutnya disebut Sudikno

Mertokusumo II), h. 11.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

41

Yang termasuk kontrak innominaat adalah leasing, beli sewa,

franchise, kontrak rahim, joint venture, kontrak karya, keagenan dan

lain-lain. Namun disamping itu menurut Vollmar terdapat kontrak

jenis ketiga diantara kontrak bernama dan kontrak tidak bernama yaitu

kontrak campuran.20

Kontrak campuran yaitu kontrak yang tidak hanya

meliputi oleh ajaran umum tentang perjanjian sebagaimana yang

terdapat pada title I, II, dan IV, karena kekhilafan, title IV yang tidak

disebut oleh Pasal 1355 KUHPerdata, tetapi terdapat juga ketentuan-

ketentuan khusus yang untuk sebagian menyimpang dari ketentuan

umum.

3. Kontrak menurut hak dan kewajiban para pihak

Disebut dengan kontrak timbal balik dimana merupakan

perjanjian-perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban

pokok pada kedua belah pihak seperti pada jual beli dan sewa-

menyewa. Kontrak timbal balik ini dibagi menjadi dua macam yaitu

timbal balik tidak sempurna dan kontrak sepihak.

a. Kontrak timbal balik tidak sempurna

Kontrak ini senantiasa menimbulkan suatu kewajiban-kewajiban

pokok satu pihak sedangkan pihak lainnya wajib melakukan

sesuatu. Disini tampak adanya prestasi-prestasi yang satu sama

lainnya saling seimbang.

20

Vollmar 1984, Pengantar Studi Hukum Perdata Jilid II. diterjemahkan oleh I.S

Adiwimarta, Rajawali Pers, Jakarta, h. 144-146.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

42

b. Kontrak sepihak

Kontrak ini merupakan perjanjian yang selalu timbul kewajiban-

kewajiban hanya bagi satu pihak saja.21

4. Kontrak menurut larangannya

Penggolongan semacam ini merupakan penggolongan

perjanjian dari aspek tidak diperkenankannya para pihak untuk

membuat perjanjian yang bertentangan dengan Undang-undang,

kesusilaan dan ketertiban umum. Hal ini disebabkan perjanjian itu

mengandung praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Perjanjian yang dilarang ini menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha

Tidak Sehat dibagi menjadi 13 (tiga belas) yaitu perjanjian monopoli,

perjanjian penetapan harga, perjanjian dengan harga yang berbeda,

perjanjian dengan harga dibawah harga pasar, perjanjian yang memuat

persyaratan, perjanjian pembagian wilayah, perjanjian pemboikotan,

perjanjian kartel, perjanjian trust, perjanjian oligopsoni, perjanjian

integrasi vertikal, perjanjian tertutup, perjanjian dengan pihak luar

negeri.

21

Ibid, h. 130

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

43

2.4 Fungsi Kontrak

Fungsi kontrak dibedakan menjadi dua macam yaitu fungsi yuridis dan

fungsi ekonomis. Fungsi yuridis kontrak adalah memberikan kepastian

hukumbagi para pihak sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan sumber

daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.

Mark Zimmerman mengemukakan pandangan orang Barat tentang fungsi kontrak

bahwa:

Bagi orang-orang Barat, kontrak adalah dokumen hukum yang mengatur

hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari para pihak yang membuatnya.

Apabila terjadi perselisihan mengenai pelaksanaan perjanjian diantara para

pihak, dokumen hukum itu akan dirujuk untuk penyelesaian itu. Apabila

perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan mudah melalui perundingan

diantara para pihak sendiri, mereka kan menyelesaikan melalui proses

litigasi di pengadilan. Isi kontrak itu yang akan dijadikan dasar oleh hakim

untuk menyelesaikan pertingkaian itu.22

Di samping itu, kontrak berfungsi untuk mengamankan transaksi bisnis.23

Suatu kontrak dalam bisnis sangatlah penting, karena dari kontrak itu paling tidak

dapat diketahui:

1. Perikatan apa yang dilakukan, kapan, dan dimana kontrak tersebut dilakukan.

2. Siapa saja yang saling mengikatkan diri dalam kontrak tersebut.

3. Hak dan kewajiban para pihak, apa yang harus, apa yang boleh, dan apa yang

tidak boleh dilakukan oleh para pihak.

4. Syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.

22

Sutan Remmy Sjahdeini, 1995, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang

Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Indonesia, Institut Bankir Indonesia,

Jakarta, h. 131-132. 23

Abdullah, 2006, Peranan Notaris Dalam Pembuatan Kontrak Bisnis, Makalah :

Workshop Pengembangan Unit Revenue Generating, Fakultas Hukum, TPSDP, BATCH III,

Mataram, h. 1-2.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

44

5. Cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan dan domisili hukum

yang dipilih dan bila terjadi perselisihan antara para pihak.

6. Kapan berakhirnya kontrak atau hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan

berakhirnya kontrak tersebut.

7. Sebagai alat kontrol bagi para pihak, apakah masing-masing pihak telah

menuaikan kewajiban atau prestasinya atau belum ataukah malah telah

melakukan suatu wanprestasi.

8. Sebagai alat bukti bagi para pihak apabila dikemudian hari terjadi perselisihan

di antara mereka, misalnya apabila salah satu pihak wanprestasi.

Fungsi yang utama dari kontrak adalah fungsi yuridis. Fungsi yuridis dari

kontrak adalah

1. Mengatur hak dan ke waj iban para pihak

2. Menggunakan transaksi bisnis

3. Mengatur tentang pola penyelesaian sengketa yang timbul antara kedua belah

pihak

2.5 Jasa Pemborongan

Sebagaimana diketahui bahwa jasa pemborongan termasuk dalam ruang

lingkup jasa konstruksi. Jasa konstruksi sebagaimana terkandung dalam Undang-

undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi, merupakan salah satu

kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan

penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan

pembangunan nasional. Pengertian dari istilah-istilah yang dipergunakan pada jasa

konstruksi adalah sebagai berikut:

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

45

1. Jasa konstruksi menurut Pasal 1 butir 2 Undang-undang Nomor 18 Tahun

1999 Tentang Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan

pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan

layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan

perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup

pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan

masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan

atau bentuk fisik lain (Pasal 1 butir 3);

3. Pengguna jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas

atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi

(Pasal 1 butir 4);

4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya

menyediakan layanan jasa konstruksi (Pasal 1 butir 5);

5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur

hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam

penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (Pasal 1 butir 5);

Pada Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa

Konstruksi dijelaskan mengenai kontrak kerja konstruksi. Kontrak kerja

konstruksi sekurang-kurangnya harus mencakup uraian mengenai:

1. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;

2. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang lingkup

kerja, nilai pekerjaan, dan batasan waktu pelaksanaan;

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

46

3. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang jangka

waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab

penyedia jasa;

4. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan

kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.

5. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh hasil

pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan yang

diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan

imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi.

6. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna jasa

dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi;

7. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal salah

satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan;

8. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara

penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan;

9. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang

pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat

dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;

10. Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang kejadian

yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang menimbulkan

kerugian bagi salah satu pihak.

11. Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban penyedia

jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan;

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK DAN … II.pdf · antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan. Perjanjian adalah sumber perikatan. Hubungan

47

12. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak

dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan sosial;

13. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan

ketentuan tentang lingkungan.