25
BAB III ANALISIS EKSPLORASI TEKNIK PADA GRAN JOTA KARYA FRANCISCO TARREGA Pembahasan dalam bab ini adalah untuk memperoleh jawaban dari ketiga rumusan masalah yang telah dijabarkan pada bab pertama. Setelah menelusuri keberadaan Gran Jota karya Francisco Tarrega sebagai bagian dari repertoar gitar klasik, tahap selanjutnya adalah penulis menjabarkan teknik-teknik gitar klasik yang diterapkan oleh Francisco Tarrega pada karya Gran Jota. Untuk analisis berikutnya penulis akan membahas tentang usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi kesulitan teknis pada beberapa bagian yang sulit sebagai contoh atau panduan untuk menawarkan anjuran teknis guna mengatasi tantangan yang terdapat dalam Gran Jota karya Francisco Tarrega. 3.1. Gran Jota karya Francisco Tarrega Sebagai Repertoar Gitar Klasik 1

BAB III

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III

BAB III

ANALISIS EKSPLORASI TEKNIK PADA GRAN JOTA

KARYA FRANCISCO TARREGA

Pembahasan dalam bab ini adalah untuk memperoleh jawaban dari ketiga rumusan

masalah yang telah dijabarkan pada bab pertama. Setelah menelusuri keberadaan Gran Jota

karya Francisco Tarrega sebagai bagian dari repertoar gitar klasik, tahap selanjutnya adalah

penulis menjabarkan teknik-teknik gitar klasik yang diterapkan oleh Francisco Tarrega pada

karya Gran Jota. Untuk analisis berikutnya penulis akan membahas tentang usaha-usaha yang

telah dilakukan untuk mengatasi kesulitan teknis pada beberapa bagian yang sulit sebagai contoh

atau panduan untuk menawarkan anjuran teknis guna mengatasi tantangan yang terdapat dalam

Gran Jota karya Francisco Tarrega.

3.1. Gran Jota karya Francisco Tarrega Sebagai Repertoar Gitar Klasik

Sampai saat ini, karya-karya dari Francisco Tarrega telah banyak dijadikan sebagai acuan

para komponis-komponis dalam membuat karya untuk musik gitar. Teknik-teknik baru yang

telah dikembangkan oleh Tarrega menjadi awal dari perkembangan komposisi pada gitar klasik,

penambahan teknik yang dapat memperkaya warna suara dari gitar klasik telah banyak

digunakan hingga saat ini. Gran Jota karya Francisco Tarrega adalah salah satu karya yang

paling dikenal di kalangan gitaris klasik di seluruh dunia saat ini sebagai salah satu karya yang

menampilkan berbagai macam teknik dan keragaman warna suara pada permainan gitar klasik.

1

Page 2: BAB III

Karya ini adalah salah satu masterpiece dari Francisco Tarrega yang menggunakan teknik-teknik

yang belum pernah ditemukan dalam komposisi gitar sebelumnya. Karena kekayaan teknik yang

terdapat dalam Gran Jota, sehingga karya ini menjadi sangat terkenal dan mendapat tempat di

kalangan para gitaris profesional sebagai repertoar yang wajib dimainkan.

Oleh karena kedudukannya di dunia gitar klasik dan telah menjadi bagian yang penting

dari perkembangan teknik permainan gitar, maka Gran Jota layak dipilih sebagai karya utama

dari resital ini.

2

Page 3: BAB III

3.2. Karakteristik Umum Program dan Hambatan yang Dihadapi

3.2.1. Karakteristik Umum Program

Program terdiri dari tiga sesi, diselingi dengan waktu istirahat selama 5 menit. Program

resital ini tersusun atas dua karya pada sesi pertama , dua karya pada sesi kedua dan dua karya

pada sesi ketiga. Dari enam karya yang dimainkan pada resital ini, semua bagian disusun

berdasarkan urutan waktu dari penciptaan masing-masing karya, yakni dari masa barok sampai

ke masa modern.

Karya barok yang dipilih adalah Sonata in D Minor karya Domenico Scarlatti (1685 –

1757), karya ini diciptakan untuk harpsikor yang kemudian diadaptasikan menjadi karya untuk

instrumen gitar klasik. Karya ini memiliki melodi yang agak rumit sehingga membutuhkan

interpretasi yang baik agar karya ini dapat dimengerti oleh para audiens. Untuk karya berikutnya

penulis akan menampilkan karya dari masa klasik Danza Espanola no.5 karya Enrique Granados

(1867 – 1916) yang ditranskrip oleh Miguel Llobet.

Karya berikutnya yang akan ditampilkan adalah Variations on a Theme of Magic Flute

Op. 9 karya Fernando Sor (1778 – 1839), karya ini merupakan penutup dari sesi pertama. Karya

ini berupa bentuk tema dan variasi yang membutuhkan tingkat keterampilan yang cukup tinggi

untuk memainkannya.

Sesi kedua akan diawali dengan lagu utama dari resital ini yaitu Gran Jota karya

Francisco Tarrega (1852 – 1909). Karya ini memiliki banyak variasi yang menampilkan berbagai

3

Page 4: BAB III

macam warna suara dari gitar klasik dan membutuhkan teknik yang tinggi untuk dapat

memainkannya dengan baik, karya ini berdurasi sekitar 10 menit. Karya berikutnya akan

menampilkan karya dari masa modern, yakni Amelia karya Jubing Kristianto. Karya ini

merupakan karya yang cukup ringan, dibawakan untuk mencarikan suasana karena karya

bernuansa lembut dan romantis. Untuk karya terakhir, akan menampilkan sebuah karya modern

dari gitaris dan komponis Amerika, Andrew York yang berjudul Sunburst. Karya ini

mengandung unsur jazz dan dimainkan dengan tempo yang cepat, diharapkan karya ini dapat

menjadi klimaks dari program resital ini.

3.2.2. Tantangan dan Hambatan

Dalam mempersiapkan Resital Tugas Akhir, penulis menjumpai beberapa aspek yang

berpengaruh pada hasil akhir dari resital ini. Dengan dukungan dan bantuan dari dosen

pembimbing dan teman-teman mahasiswa dari Jurusan Musik yang berupa dukungan moril

maupun bantuan dalam bentuk tenaga dan jasa, penulis banyak mendapat kemudahan dalam

mempersiapkan Resital Tugas Akhir ini.

Dalam hal penggarapan karya, penulis menemukan beberapa hambatan dan tantangan

dari beberapa repertoar. Dari enam karya yang dimainkan, ada dua karya yang membutuhkan

tingkat keterampilan yang tinggi. Pada karya Gran Jota, penulis banyak menemukan teknik-

teknik baru yang sulit untuk dimainkan, seperti teknik fagot, tambora dan tabalet. Ketepatan

tangan kanan dalam memetik, memukul, dan meredam senar sangat dibutuhkan dalam karya ini,

selain jari tangan kiri yang juga harus fleksibel dalam memainkan tangga nada, harmonik dan

4

Page 5: BAB III

slur cepat serta posisi yang sulit di beberapa bagian. Karya Fernando Sor yaitu Variations on a

Theme of Magic Flute Op. 9 juga merupakan karya yang sulit dalam hal teknik dan interpretasi

dalam memainkan setiap variasi yang ada, sehingga penulis harus berlatih ekstra agar dapat

memainkannya dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan.

3.3 Deskripsi Eksplorasi Teknis Pada Gran Jota Karya Francisco Tarrega

3.3.1. Bentuk Musikal Gran Jota Karya Francisco Tarrega

Christine Ammer (2004) dalam bukunya The Facts in File Dictionary of Music menulis

Jota atau dibaca adalah nama dari sebuah tarian tradisional (tarian ini biasanya

menggunakan metrum 3/4 atau 3/8) yang berasal dari provinsi Aragon di bagian timur laut

Spanyol. Jota ditampilkan oleh sepasang pria dan wanita yang diiringi dengan gitar atau

kastanyet. Beberapa komposer tertarik dan akhirnya menulis karya dengan inspirasi dari tarian

ini. Diantaranya adalah Franz Lizst yang menggunakan Jota dalam karyanya Rhapsodie

Espagnole (“Spanish Rhapsody”) no. 16, Mikhail Glinka yang juga menulis overture orkestra

yang berjudul Jota Aragonesa dan Francisco Tarrega yang menerapkan teknik-teknik baru dalam

permainan gitar pada karyanya Gran Jota.

Pada Gran Jota yang dimainkan dalam resital ini terdapat teknik-teknik baru yang

diterapkan oleh Francisco Tarrega. Karya ini memiliki bagian introduksi dan lagu utama yang

divariasikan dengan berbagai macam teknik dan warna suara. Pada bagian introduksi, Tarrega

5

Page 6: BAB III

menggunakan nada dasar A minor yang kemudian pada lagu utama dirubah menjadi tonalitas A

mayor hingga akhir karya.

3.3.2. Deskripsi Eksplorasi Teknis Gran Jota Karya Francisco Tarrega

3.3.2.1. Bagian Introduksi

Pada birama 1 sampai 10 terdapat 3 teknik utama, yakni rasgueado, blok akord,

glissando dan slur. Akord dimainkan dengan rasguedo kemudian melodi awal dimainkan dengan

glissando ke melodi berikutnya dengan slur, seperti contoh musik 1 di bawah ini.

Contoh musik 1

Pada birama 12 sampai 18 terdapat akord yang dimainkan secara bersamaan dengan bas yang

dimainkan dengan ibu jari (p). seperti terlihat pada contoh musik 2.

Contoh musik 2

6

Page 7: BAB III

Dalam birama 21 terdapat teknik arpeggio dan teknik mano izquierda solo yaitu teknik slur yang

dimainkan dengan cepat tanpa dipetik oleh jari kanan. Lihat contoh musik 3 di bawah ini.

Contoh musik 3

Selanjutnya pada birama 23 sampai 29 terdapat tangga nada kromatis dan melodi yang

dimainkan dengan teknik slur, kemudian dilanjutkan dengan arpeggio. Seperti terlihat pada

contoh musik 4 di bawah ini.

Contoh musik 4

7

Page 8: BAB III

3.3.2.2. Bagian Lagu Utama

Pada birama 39 sampai 46 terdapat teknik arpeggio yang dilanjutkan dengan teknik slur

cepat dimainkan mundur pada senar 1 dan 2. Lihat contoh musik 5.

Contoh musik 5

Pada birama 55 sampai 68 terdapat teknik Lloro yaitu efek vibrasi yang diciptakan

dengan menyeret senar dari nada rendah ke nada yang lebih tinggi dengan menggunakan jari

tangan kiri. Teknik juga sering disebut crying effect atau efek menangis (Yamaha Classic Guitar

Course 3, 1978: 18). Lihat contoh musik 6 di bawah ini.

Contoh musik 6

8

Page 9: BAB III

Dalam birama 80 sampai 87 terdapat teknik arpeggio dengan posisi yang berbeda dan

dimainkan dengan cepat, seperti contoh musik 7 di bawah ini.

Contoh musik 7

Pada birama 116 sampai 122 terdapat teknik arpeggio dan permainan melodi yang cepat

dengan menggunakan teknik slur, seperti tampak pada contoh musik 8 di bawah ini.

Contoh musik 8

9

Page 10: BAB III

Pada birama 123 sampai 134 terdapat teknik fagot yaitu menempelkan bagian sisi kanan

dari telapak tangan kanan di senar dengan lembut diantara bridge dan lubang suara dari gitar,

kemudian senar dipetik dengan ibu jari (pulgar). Teknik ini menciptakan efek suara dari

instrumen fagot (Yamaha Classic Guitar Course 3, 1978: 17). Lihat contoh musik 9.

Contoh musik 9

Pada birama 143 sampai 160 terdapat teknik tambora yaitu memukul senar dengan

menggunakan sisi luar dari ibu jari tangan kanan di dekat bridge untuk menciptakan efek suara

dari bas drum. Bila disertai dengan melodi, ujung kuku dari ibu jari digunakan untuk memukul

senar yang membawakan melodi (Yamaha Classic Guitar Course 3, 1978: 19). Lihat contoh

musik 10.

Contoh musik 10

10

Page 11: BAB III

Pada birama 161 sampai 177 terdapat teknik harmonik yang disertai dengan akord,

seperti terlihat pada contoh musik 11 di bawah ini.

Contoh musik 11

11

Page 12: BAB III

Pada birama 196 sampai 206 terdapat teknik sollozo yaitu efek suara tersedu-sedu yang

diciptakan dengan memainkan glissando yang cepat dari nada tinggi ke nada yang lebih rendah

(Yamaha Classic Guitar Course 3, 1978: 18). Lihat contoh musik 12.

Contoh musik 12

Pada birama 216 sampai 223 terdapat teknik slur yang dimainkan dengan sangat cepat

dengan posisi yang berubah-ubah dan jarak fret yang jauh, seperti terlihat pada contoh musik 13.

Contoh musik 13

12

Page 13: BAB III

Pada birama 258 – 274 terdapat teknik arpeggio yang dimainkan dengan cepat dan nada

bas sebagai pembawa melodi, seperti tampak pada contoh musik 13 di bawah ini.

Contoh musik 13

Pada birama 276 sampai 293 terdapat teknik clarinete yang dimainkan dengan cara

menempelkan jari kelingking tangan kanan pada bridge dan memetik senar dengan vibrasi

13

Page 14: BAB III

menggunakan jari telunjuk tangan kanan dekat pada bridge. Teknik ini dapat menciptakan efek

suara klarinet dan oboe (Yamaha Classic Guitar Course 3, 1978: 17). Lihat contoh musik 14.

Contoh musik 14

Pada birama 293 sampai 324 terdapat teknik tabalet yaitu efek suara snare drum yang

diciptakan dengan cara melipat senar 5 dan 6 pada fret 9, melodi pengiring dapat juga

ditambahkan (Yamaha Classic Guitar Course 3, 1978: 19). Lihat contoh musik 15 di bawah ini.

Contoh musik 15

14

Page 15: BAB III

Pada birama 333 sampai 347 terdapat teknik tremolo yang dimainkan dengan cepat yang

merupakan jembatan menuju ke bagian akhir dari karya ini. Lihat contoh musik 16.

Contoh musik 16

15

Page 16: BAB III

16

Page 17: BAB III

3. DESKRIPSI EKSPLORASI TEKNIS BAGIAN KEDUA

4. DESKRIPSI EKSPLORASI TEKNIS BAGIAN KETIGA

D. BEBERAPA BAGIAN YANG SULIT

1. BAGIAN PERTAMA

2. BAGIAN KEDUA

3. BAGIAN KETIGA

E. UPAYA MENGATASI TANTANGAN TEKNIS PADA BAGIAN-BAGIAN YANG

SULIT

17

Page 18: BAB III

BAB IV

INTERPRETASI MUSIK DALAM GRAN JOTA

KARYA FRANCISCO TARREGA

4.1. Pengertian Interpretasi

Interpretasi adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang penyanyi, instrumentalis

atau konduktor untuk menerjemahkan, menafsirkan dan memainkan suatu komposisi musik.

Idealnya, seorang performer harus bisa mengungkapkan penghayatan yang sedekat mungkin

terhadap suatu karya sesuai dengan maksud dan keinginan dari komponis (The Facts On File

Dictionary Of Music, 2004: 194).

Menurut Simbolon (1997: 70-71) dalam musik Romantik, notasi musik sudah dilakukan

dengan cara perskriptif, yaitu notasi yang ditulis dimaksudkan untuk dimainkan. Dalam hal ini,

semua unsur yang mempunyai fungsi dalam musik sedapat mungkin telah dinotasikan, seperti

dinamik, tempo, lamanya tiap nada dibunyikan dan tinggi rendahnya nada-nada yang dimainkan.

Tetapi, meskipun telah dituliskan secara lengkap, pada saat membawakan musik tersebut

terdapat juga kebebasan yang tidak banyak diatur dengan tanda-tanda dalam partitur. Karena

dimaksudkan untuk dimainkan, maka perlu mencari suatu cara kerja (cara berlatih) yang baik

sesuai untuk diri sendiri, sebab keberhasilan seseorang dalam membawakan suatu komposisi

adalah munguasai kebiasaan untuk berlatih dengan efisien, selain mendapat bimbingan dari

seorang guru.

18

Page 19: BAB III

4.2. Interpretasi pada Gran Jota karya Francisco Tarrega

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

GLOSARIUM

LAMPIRAN

19