4
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tahapan Penelitian Metodologi yang diuraikan di bawah ini meliputi pendekatan dan proses tata kerja dari rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi tahapan, yaitu kegiatan laboratorium dan kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan meliputi pengambilan sampel ampas pembuatan sagu(lokasi) dan kegiatan laboratorium yang dilakukan meliputi, ekstraksi pati dari ampas sagu, pembuatan edible film, karakterisasi edible film, dan pengaplikasian edible film ke buah-buahan. Tahapan kegiatan ini disajikan pada bagan berikut 3.2. Metode Penelitian 1. Ekstraksi Pati dari ampas sisa pembuatan sagu Ampas sagu dikeringkan dan diblender hingga halus. Kemudian direndam dengan air semalaman. Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memperoleh campuran pati dan air. Campuran diendapkan dan Ekstraksi pati dari a Pembuatan edible film Karakterisasi edible f Pengaplikasian edible film ke buah-buahan

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

knkho

Citation preview

Page 1: BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tahapan Penelitian

Metodologi yang diuraikan di bawah ini meliputi pendekatan dan proses tata kerja dari rangkaian kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi tahapan, yaitu kegiatan laboratorium dan kegiatan lapangan. Kegiatan lapangan meliputi pengambilan sampel ampas pembuatan sagu(lokasi) dan kegiatan laboratorium yang dilakukan meliputi, ekstraksi pati dari ampas sagu, pembuatan edible film, karakterisasi edible film, dan pengaplikasian edible film ke buah-buahan. Tahapan kegiatan ini disajikan pada bagan berikut

3.2. Metode Penelitian

1. Ekstraksi Pati dari ampas sisa pembuatan sagu

Ampas sagu dikeringkan dan diblender hingga halus. Kemudian direndam dengan air semalaman. Selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memperoleh campuran pati dan air. Campuran diendapkan dan dipisahkan dari airnya. Pati yang diperoleh kemudian di keringkan.

2. pembuatan edible film

Pembuatan larutan edible film berdasarkan metode yang telah dilakukan oleh Santoso et al., 2004). Pembuatan suspensi pati sagu 2% dan 3% dan dipanaskan pada suhu 65ºC sambil ditambahkan gliserol 50% (v/b pati), asam stearat 1% dan 1,5% dan CMC 1% dan 1,5% dari berat suspensi pati sagu. Pengadukan terus dilakukan sampai larutan tercampur dan membentuk gel. Larutan dicetak pada plastik mika yang dilapisi kaca preparat berukuran 7x2 cm. Volume gel tiap cetakan sebanyak 6 mL. Cetakan dimasukkan dalam oven suhu 50ºC selama 24 jam.

Ekstraksi pati dari ampas sagu

Pembuatan edible film

Karakterisasi edible film

Pengaplikasian edible film ke buah-buahan

Page 2: BAB III

3. Karakterisasi edible film

Analisis sifat fisik dan mekanis edible film meliputi kecerahan (menggunakan chromameter), pengukuran ketebalan (menggunakan micrometer sekrup), pengukuran kekuatan tarik (menggunakan texture analyzer), pengukuran perpanjangan (menggunakan texture analyzer), pengukuran higroskopisitas (Lindriati et al., 2007) dan pengukuran laju transmisi uap air (water vapor transmission rate/WVTR) (Lindriati et al., 2007).

Pengukuran kecerahan (Metode Kolorimetri)

Penentuan kecerahan (L) dilakukan dengan 3 kali pengukuran tiap sampel menggunakan chromameter.

Pengukuran Ketebalan (Lindriati et al., 2007) Uji ketebalan dilakukan dengan cara mengukur ketebalan film menggunakan micrometer sekrup dengan 3 kali pengukuran tiap sampel dan diambil rata-ratanya.

Pengukuran Kekuatan Tarik/Tensile Strength Potongan film dengan ukuran panjang 2 cm dan lebar 1 cm disimpan dalam desikator berisi silica gel selama 24 jam. Selanjutnya film diukur kekuatan tariknya dengan menggunakan texture analyzer. Kuat tarik dihitung dengan rumus gaya kuat tarik (kgf) / luas contoh (m2).

Pengukuran Perpanjangan/Elongation Potongan film berukuran panjang 2 cm dan lebar 1 cm disimpan dalam desikator berisi silica gel selama 24 jam. Selanjutnya film diukur perpanjangannya menggunakan texture analyzer. %elongasi adalah persentase dari selisih antara berat akhir dengan berat awal dibagi berat awal.

Pengukuran Higroskopisitas (Lindriati et al., 2007). Uji higroskopisitas dilakukan dengan cara menimbang film sebagai berat awal, lalu disimpan pada oven suhu 25 0C selama 24 jam. Film kemudian ditimbang beratnya. Higroskopisitas adalah persentase dari selisih antara berat akhir dengan berat awal dibagi berat awal.

Pengukuran Kecepatan Transfer Uap Air/Water Vapor Transmission Rate(Lindriati et al., 2007). Cawan berisi 10 gram silica gel ditutup dengan film yang akan diuji. Permukaan antara cawan dengan film dilapisi lilin dan permukaan luar film diikat dengan isolasi plastik sehingga cawan tertutup rapat. Cawan dimasukkan dalam desikator berisi larutan NaCl 40%. Desikator ini disimpan di oven pada suhu 25 ºC. Setiap 24 jam selama 5 hari cawan ditimbang. Berat cawan kemudian dibuat grafiknya dan ditentukan slope-nya. Kecepatan perubahan berat film (slope) tiap satuan luas area film merupakan nilai WVTR-nya. WVTR = Slope/Luas Area Film

Page 3: BAB III

4. pengaplikasian edible film ke buah-buahan

Edible film yang yang terbaik berdasarkan hasil uji karakterisasi, kemudian diaplikasikan pada buah-buahan. Adapun buah yang digunakan ialah buah tomat. Buah tomat dicelupkan ke dalam larutan edible film. Kemudian dikeringkan dengan suhu ruan 25 0C.