Upload
adita-dita
View
215
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fzvxvsdgsd
Citation preview
BAB III
ILUSTRASI KASUS
3.1 Identitas Penderita
Nama : An. A
Tanggal lahir : 14 Juli 2005
Usia : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama ayah : Bp. Y
Pekerjaan Ayah : PNS
Nama Ibu : Ny. H
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Surakarta
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2016
No. RM : 01 33 XX XX
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit penderita
merasakan badannya panas. Panas dirasakan sumer-sumer, sejak malam hari
(± jam 19.00 WIB), hingga esok harinya panas tidak turun. Tidak menggigil,
sakit kepala (+). Kemudian oleh ibu penderita diberi obat penurun panas dan
panas mulai berkurang. Sehari kemudian, penderita mengeluhkan panas tinggi
lagi, mual, muntah 3x isi makanan dan cairan namun sudah berkurang, dan
penderita susah makan. Mencret (-), gusi berdarah (+) sedikit bila menggosok
gigi, mimisan (-), batuk (-), pilek (-), sakit tenggorok (-). Kemudian oleh
orang tuanya dibawa ke RSDM
15
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat imunisasi : (+) lengkap
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Riwayat sakit demam berdarah : tetangga disekitar rumah
Riwayat Imunisasi
Jenis I II III IV
BCG 2 bulan - - -
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan -
POLIO 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan
Hepatitis 3 bulan 4 bulan 9 bulan -
Campak 9 bulan - - -
3.3 Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : tampak pucat, gelisah, apatis, gizi kesan baik Berat badan : 35 kg Tinggi badan : 117 cm
16
Tanda vitalTekanan darah : 100/70 mmHgNadi : 98 x/menit, regular, teraba lemah, simetrisLaju Pernapasan : 22 x/menit, tipe torakoabdominalSuhu : 38,0 0C
Kulit : warna sawo matang, lembab, kelainan kulit(-) uji tourniquet (+)
Kepala : bentuk mesochepal, rambut hitam sukar dicabut Mata : conjunctiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), air
mata (+/+), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), bulat, di tengah, mata cekung (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-) Mulut : bibir pucat (+), sianosis (-), mukosa basah (+), gusi
berdarah (+) sedikit. Telinga : secret (-), mastoid pain (-), tragus pain (-) Tenggorok : uvula di tengah, mukosa faring hiperemis (-), tosil
T1-T1 Leher : kelenjar getah bening tidak membesar Thorax
Bentuk : normochestCorInspeksi : ictus cordis tidak tampakPalpasi : ictus cordis tidak kuat angkatPerkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextraKiri atas : SIC II linea parasternalis sinistraKanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextraKiri bawah : SIC V linea medioclavicularis sinistraAuskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
Batas paru hepar : SIC VI dextra
Batas paru lambung : SIC VII sinistra
Redup relative : batas paru hepar Redup absolute : hepar
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan RBK (-/-), RBH (-/-), wheezing (-/-)
17
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi : peristaltic (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (+), hepar teraba 2 cm di bawah arcus costa dextra, lien tidak teraba, turgor kulit baik
Ekstremitas Akral dingin Oedema
--
- -
Sianosis ujung jari Capillary refill time < 2 detik
- -
- -
3.4 Perhitungan Status Gizi
Secara Klinis
Nafsu makan : kurang
Kepala : rambut jagung (-), susah dicabut (+)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : bibir kering dan pecah-pecah (-)
Ekstremitas : piting oedem (-)
Status gizi secara klinis : gizi kesan baik
Secara Antropometri
IMT = 1SD = Normal (-2SD sampai dengan 1SD)
U
Status gizi secara antropometri : gizi baik
18
- -
- -
3.5 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Darah
Hb : 17,2 g/dL
Eritrosit : 5,93 juta/mm3
Hct : 45,0 %
Leukosit : 3.800/mm3
Trombosit : 77.000/mm3
Golongan darah : B
3.6 Diagnosis Kerja
DHF grade II
3.7 Diagnosis Banding
DHF grade II
Demam thypoid
Idiopatic thrombositopenia purpura
3.8 Penatalaksanaan
Rawat Inap
Infuse Nacl 0,9%
Cairan maintenance yang normal per jam dapat dihitung atas dasar
berikut rumus(setara dengan rumus Holliday-Segar):
a. 4 ml / kg / jam untuk 10 kg berat badan pertama
b. + 2 ml / kg / jam untuk 10 kg berat badan berikutnya
c. + 1 ml / kg / jam untuk kg berat badan selanjutnya
Maintenance :
4ml x 10kg = 40 cc
2ml x 10kg = 20 cc
1ml x 5kg = 5 cc +
Total = 65 cc/jam x 20tetes (makro)
= 1300 tetes/jam
= 21-22 tetes/menit
Jadi kebutuhan cairan dalam 24 jam adalah:
19
65cc x 24jam = 1560 ml
Paracetamol Tablet 500mg
Dosis 10-15mg/KgBB dosis sekali minum, diminum jika Tᴼax
>38ᴼC
(10-15mg) x 35kg = 350-525mg
3.9 Penulisan Resep
R/ Infus Nacl 0,9% fl No.III
Cum :
Infuse Set (macro) No.I
IV Catheter no.26G No. I
∫ imm
R/ Paracetamol tab mg 500 No.X
∫ 3 dd tab I prn demam
Pro : An. A
Umur : 10 tahun
3.9 Prognosa
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanam : dubia ad bonam
3.10 Pembahasan20
Cairan infus Nacl 0,9%
KandunganSetiap liter larutan mengandung :
Natrium Klorida (NaCl) 9,0 g Air untuk injeksi ad. 1.000 ml Osmolaritas : 308 mOsm/l Setara dengan ion-ion : Na⁺ : 154 mEq/l Cl⁻ : 154 mEq/l
Cara kerja obatMerupakan garam yang berperan penting dalam memelihara tekanan osmosis darah dan jaringan
IndikasiUntuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi Cara pemberian
Pemberian diberikan melalui Intravena (IV) Kecepatan alir yang dianjurkan 2,5 ml/kg BB/jam atau 60 tetes/70 kg
BB/menit atau 180 ml/70 kg BB/jam atau disesuaikan dengan kondisi penderita.
Kontra indikasi : Hipernatremia, Asidosis, Hipokalemia. Efek samping
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau cara pemberiannya, termasuk timbulnya panas, infeksi pada tempat penyuntikan, thrombosis vena atau flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.
Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap penderita.
Peringatan
Hati-hati bila diberikan kepada penderita gagal jantung kongestif, gangguan fungsi ginjal, hipoproteinemia, udem perifer atau pulmonary.
Hati-hati bila diberikan kepada anak-anak dan penderita usia lanjut, pada kasusu hipertensi dan toksemia pada kehamilan.
Untuk pemberian jangka panjang sebaiknya lakukan uji laboratorium secara periodik untuk memonitor serum ionogram, keseimbangan asam basa dan cairan.
Hindari pemberian yang berlebihan untuk mencegah terjadinya hipokalemia.
Paracetamol
21
Derivat para amino fenol metabolit fenasetein dengan efek anti piretik (aminobezen)
Farmakodinamik Parasetamol merupakan penghambat COX-1 dan COX-2 yang lemah di jaringan perifer dan hampir tidak memiliki efek anti-inflamasi/anti-radang. Hambatan biosintesis Prostaglandin (PG) hanya terjadi bila lingkungan yang rendah kadar peroksid seperti di hipotalamus sedangkan lokasi inflamasi biasanya mengandung banyak peroksid yang dihasilkan leukosit, hal ini lah yang menjelaskan efek antiinflamasi parasetamol tidak ada. Studi terbaru menduga parasetamol juga menghambat COX-3 di Susunan Saraf Pusat yang menjelaskan cara kerjanya sebagai anti piretik.Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam ½-1 jam dan waktu paruh (t ½) sekitar 2 jam. Obat tersebar ke seluruh cairan tubuh. Terikat 20-50% pada protein plasma. Metabolisme: di hati Glucuronide conjugates (60%); sulfuric acid conjugates (35%). Ekskresi: ginjal dalam bentuk terkonjugasi dan sebagai parasetamol (3%).
Farmakokinetik Absorpsi : diberikan peroral, absorpsi bergantung pada kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit.Distribusi : Asetaminofen sedikit terikat dengan protein plasmaMetabolisme : dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida, yang secara farmakologi tidak efektif.Ekskresi : diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak berubah.
Indikasi
o Analgesik/antinyeri (nyeri ringan-sedang : sakit kepala, mialgia, nyeri postpartum, dll)
o Analgesik pada yang kontraindikasi dengan aspirin (ulkus peptikum, hipersensitivitas aspirin, anak dengan demam).
o Antipiretik/antidemam Kontraindikasi : (-) Efek samping
o Pada dosis terapi, kadang-kadang timbul peningkatan enzim hati tanpa ikterus (keadaan ini reversible bila obat dihentikan).
o Pada dosis yang lebih besar, dapat timbul pusing, mudah terangsang, dan disorientasi.
o Pemakaian dosis tunggal 10-15 gram, bisa berakibat fatal, kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas yang berat dengan nekrosis lobulus sentral, kadang-kadang berhubungan dengan nekrosis tubulus ginjal akut.
o Reaksi alergi o Gejala dini kerusakan hati meliputi mual, muntah, diare, dan nyeri
abdomen.22
Dosis Pada anak : 10-15mg/kgBB/kali tiap 4 jam (maks. 5 dosis/24 jam)Dosis dewasa : 300 mg-1 g/kali, maks 4 g/hari (maks 2 g/hari untuk alkoholik)Sediaan : tab 500mg, sirup 120mg/5ml
Interaksi obat : (-)
23
24