29
BAB III ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: TEKNIK-TEKNIK DASAR 1. Tehnik-tehnik Cross-sectional a. Common-Size Statemens : membandingkan laporan keuangan perusahaan yang berbeda ukurannya berdasarkan persentase tertentu. Analisis Common Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau dari total aktiva (untuk neraca). Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang muncul. Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan diupayakan untuk diperbaiki. Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan- 1

Bab III Alk Minggu 4

  • Upload
    ranaayu

  • View
    224

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab III Alk Minggu 4

BAB III ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: TEKNIK-TEKNIK DASAR

1. Tehnik-tehnik Cross-sectional

a. Common-Size Statemens : membandingkan laporan keuangan perusahaan

yang berbeda ukurannya berdasarkan persentase tertentu. Analisis Common

Size adalah analisis dengan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa

periode (untuk mencari trend-trend tertentu). Analisis common size disusun

dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan

neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba-rugi) atau

dari total aktiva (untuk neraca).

Analisis common size perusahaan dianalisa dengan melihat trend yang

muncul.

Analisis common size perusahaan selanjutnya dibandingkan dengan analisis

common size industri untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Untuk kekuatan akan diupayakan untuk dipertahankan sedang kelemahan

diupayakan untuk diperbaiki. Laporan dengan prosentase per komponen

menunjukan prosentase dari total aktiva yang telah diinvestasikan dalam

masing-masing jenis aktiva. Dengan mempelajari laporandengan prosentase

ini dan memperbandingkan dengan rata-rata industri sebagai keseluruhan dari

perusahaan yang sejenis, akan dapat diketahui apakah investasi kita dalam

suatu aktiva melebihi batas-batas yang umum berlaku (over investment) atau

justru masih terlalu kecil (under investment), dengan demikian untuk periode

berikutnya kita dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang perlu,

agar investasi kita dalam suatu aktiva tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.

Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan

modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan

pada aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang

merupakan sumber pokok pembelanjaan perusahaan, juga akan menunjukan

seberapa jauh perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh

kredit dari pihak luar, karena dari itu juga dapat diduga/diketahui berapa

besarnya margin of safety yang dimiliki oleh para kreditur. Prosentase per

komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan prosentase per

komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari

tahun ketahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan (trend of

relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara absolut.

Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi

1

Page 2: Bab III Alk Minggu 4

perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya

perubahan dalam data absolut. Laporan dalam prosentase per komponen

dalam hubungannya dengan laporan rugi-laba menunjukan jumlah atau

prosentase dari penjualan netto atau net sales yang diserap tiap -tiap individu

biaya dan prosentase yang masih tersedia untuk income. Oleh karena itu

Common Size percentage analysis banyak digunakan oleh perusahaan

dalamhubungannya dengan income statement, karena adanya hubungan yang

erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi, sedang untuk neraca

tidak banyak digunakan. Dalam laporan prosentase per komponen (Common

Size statement) semua komponenatau pos dihitung prosentasenya dari jumlah

totalnya, tetapi untuk lebih meningkatkanatau menaikan mutu atau kualitas

data maka masing-masing pos atau komponen tersebut tidak hanya prosentase

dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase dari masing-masing

komponen terhadap sub totalnya, misalnya komponen aktiva lancar

dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar,

komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya

b. Analisis rasio keuangan terdiri dari 7 tekhnik yaitu:

Posisi kas : semakin tinggi posisi kas maka semakin tinggi pula

sumberdaya uang yang tersedia di perusahaan

Liquiditas : kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka

pendek (semakin tinggi tasio liquiditas maka semakin tinggi posisi

liquiditas)

Modal kerja/arus kas : semakin tinggi rasionya, semakin besar

modal kerja atau arus kas yang dihasilkan perusahaan dalam

operasinya.

Struktur modal : semakin tinggi rasionya maka semakin tinggi pula

aset yang di danai bukan dari pemegang saham.

Debt Sevice Coverage : kemampuan perusahaan untuk membayar

bunga kepada pemberi modal (semakin ginggi rasionya maka semakin

tinggi pula kemampuan perusahaan membayarkan bunga ke pada

pihak luar.

Profitability : kemampuan perusahaan mendapatkan hasil/laba bersih

setelah dikeluarkan biaya.

Turnover : rasio ini menunjukkan berapa kali di back up oleh total

harta

2

Page 3: Bab III Alk Minggu 4

2. Teknik-teknik time series

a. trend statements : memilih tahun tertentu sebagai tahun dasar dan

menyatakan nilai tahun berikutnya relatif terhadap tahun dasar, berdasarkan

kesepakatan, bahwa tahun dasar diberi nilai 100. Analisis trend merupakan

suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau

peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan

baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak

dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari

hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang

terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan

tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan

adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh

serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Analisis trend

juga dapat diartikan sebagai analisis laporan keuangan yang biasanya

dinyatakan dalam presentase terterntu. Dalam analisis trend perbandingan

analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal atau

dinamis. Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang

digunakan biasanya hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan

karena jika lebih dari tiga periode, akan mengalami kesulitan untuk

menganalisanya lebih cepat. Data keuangan yang digunakan untuk

mengadakan analisis trend dengan presentase adalah data yang paling awal.

Kemudian data tersebut dibandingkan dengan data selanjutnya. Artinya data

paling awal dianggap sebagai tahun dasar sebagai awal perhitungan. Data

awal tahun yang dianalisis dianggap data normal diantara tahun yang akan

dianalisis

b. Analisis rasio keuangan : tekhnik lain yang digunakan dalam rasio

keuangan.

c. Ukuran variabilitas : rasio tertinggi dikurang rasio terendah dibagi

rasio keuangan rata-rata

3. Menggabungkan Laporan Keuangan dengan Informasi Laporan non

Keuangan.

a. informasi pasar produksi

b. informasi pasar modal

3

Page 4: Bab III Alk Minggu 4

BAB VI Analisis Cross-Sectional Terhadap Informasi Laporan Keuangan.

Analisis cross-sectional digunakan untuk:

o Penilaian merger atau akusisi

o Penilaian kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif

o Prediksi keuangan dan

o Keputusan kebijakan publik mengenai kelebihan laba pajak.

Kriteria yang digunakan untuk memilih perbandingan

1) Kesamaan pada sisi penawaran

2) Kesamaan pada sisi permintaan

3) Kesamaan dalam atribut pasar modal

4) Kesamaan dalam kepemilikan legal

Pemilihan yang Aggregate pada Analisis Cross-Sectional

1) Menggunakan ukuran central tendency misalnya median,

ataupun mean;

2) Menggunakan central tendency dan ukuran dispersi

misalnya media dan interquartile range, mean dan standar deviasi;

3) Menggunakan prcentile atau fractile dari distribusi rasio

dan

4) Menggunakan ranking dan rasio masing-masing

perusahaan.

Masalah ketersediaan data pada analisis Cross-Sectional

Banyak masalah yang muncul dari pengumpulan data antara lain:

a. Ketidaktersediaan data

1) entity yang dimiliki oleh perusahaan multiactivity

menyediakan laporan keuangan yang terbatas;

2) entity tidak melaporkan informasi laporan keuangannya ke

publik;

3) entity dimiliki perusahaan asing yang menyediakan laporan

keuangan terbatas.

b. Periode pelaporan yang tidak sinkron

c. Metode akuntansi yang tidak seragam

4

Page 5: Bab III Alk Minggu 4

Informasi Line-of-Business (LOB)

A. Insentif dari Perusahaan terhadap Pengungkapan Data LOB

B. Implikasi Perubahan Struktural dan Organisational

Perbandingan-perbandingan Rasio-rasio Keuangan Suatu Industri

Jika distribusi current ratio masing-masing industri sama, maka akan ada sedikit

penyelidikan yang terpisah terhadap deviasi current ratio perusahaan dari rata-rata

industrinya.

Perbandingan Rasio-rasio Keuangan Internasional

1) Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi yang diadopsi masing-

masing negara;

2) Perbedaan aturan-aturan perpajakan yang diadopsi masing-

masing negara

3) Perbedaan-perbedaan dalam pendanaan, operasi dan

pengaturan bisnis lainnya pada masing-masing negara;

4) Perbedaan-perbedaan dalam kultur, institusional dan

lingkungan politik masing-masing negara.

BAB VII Analisis Time-Series Terhadap Informasi Laporan Keuangan

o Pentingnya analisis time series adalah untuk :

Permalan

non peramalan (Mengevaluasi kinerja manajemen,

Meneliti dugaan manajemen melakukan manipulasi earning, Merancang suatu

komponen Profit Sharing terhadap program kompensasi eksekutif, eputusan-

keputusan manajemen atas alternatif metode-metode akuntansi, Dugaan

kelebihan profit dilakukan dan menjelaskan sumber-sumber earning yang

dilaporkan, Proses di mana kegiatan bisnis terganggu oleh bencana)

o isu analisis keuangan data time series

- perubahan structural

- perubahan metode akuntansi

- masalah-masalah pengelompokan

akuntansi

o pendekatan analisis time series

beberapa pendekatan yang dapat digunakan yaitu:

1. ekonomik terdiri dari :

analisis faktor kasual (4 kelompok penting dari keputusan manajemen

5

Page 6: Bab III Alk Minggu 4

yang dapat mempengaruhi time series 1) Mix of business Decision,

keputusan pendanaan, keputusan operasi perusahaan, dan keputusan

laporan keuangan), seasonality, Analisis Ex Post Versus Analisis Ex

Ante ( memahami apa yang terjadi dan meramalkan apa yang akan

terjadi)

2. visual dan

3. statistic.

o Manajemen Earning, Perataan (Smoothing) dan

Big Bath

Daerah-daerah yang potensi terhadap Investasi

Manajemen

Keabsahan dan Keputusan Perundag-undangan

Big Bath

SUBRAMANYAM

Pelaporan dan analisis laporan keuangan meliputi

a. lingkungan pelaporan keuangan

(laboran keuangan wajib : laboran keuangan, pengumuman laba, dan laboran

wajib lanilla seperti laboran Proxy. Adapun beberapa factor yang

mempengaruhi laboran keuangan wajib: prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum, manager, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan, sumber

informasi alternatif,

b. sifat dan tujuan akuntansi

keuangan (kualitas informasi yang diinginkan, prinsip-prinsip akuntansi yang

penting: akuntansi akrual, biaya historis dan penilaian wajar, materialitas,

konservatisme. Relevansi dan keterbatasan akuntasi misalanya keterbatasan

informasi laboran keuangan misalnya berhubungan dengan maslah tepat

waktu, frekuensi, orientasi ke masa depan)

c. akrual fondasi akuntansi

keuangan : akuntansi akrual memang tidak sempurna banyak aturan yang

berubah-ubah tetapi maíz lebih baik dari pada arus kas, meskipun begitu

akrual berguna dan penting bagi analisis laboran keuangan. Tetapi arus kas

juga tidak kalah penting.

d. Konsep laba : laba ekonomi, laba

permanen, laba operasi. Laba ekonomi mencakup tidak hanay arus kas

6

Page 7: Bab III Alk Minggu 4

Semarang, tetapi juga perubahan atas arus kas mendatang. Laba akuntansi

mempunyai standar akuntansi, mekanisme pengaturan dan insentif manajer.

Adapaun beberapa perbedaan dari keduanya ini terletak pada konsep laba

alternatif, biaya historis, basis transaksi, konservatisme, manjemen laba.

e. Akuntansi penilaian wajar :

konsep teknik penilaian nilai wajar adalah sedekat mungkin dengan harga

pasar. Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah tanggal

pengukurannya, transaksi hipotesis, transaksi berurutan, pengukuran dengan

dasar pasar, harga keluaran. Pengadopsaian akuntansi penilaian wajar

mempunyai implikasi yang berarti bagi analisis laporan keuangan antara lain

merefleksikan informasi sekarang, kriteria pengukuran yang konsisten,

komparabilitas, tidak ada bias konservatif, lebih bermanfaat dalam analisis

ekuitas. Meskipun masih terdapat kelemahan-kelemahan seperti rentan dengan

manupilasi.

f. Pengantar analisis akuntansi:

kebutuhan akan analisis akuntansi disebabkan oleh 2 hal yaitu akuntansi

akrual memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkann akativitas usaha

pada waktu yang lebih tepat. Yang kedua, dibuat untuk berbagai jenis

pemakaian dan kebutuhan akan informasi.

Analisis Cross-Sectional Terhadap Informasi Laporan

Keuangan.Data laporan keuangan sering digunakan dalam model perbandingan, seperti:

a.       Aplikasi cross-sectional: perbandingan antara satu entitas dengan entitas lain

pada titik waktu yang sama

b.      Aplikasi time-series: perbandingan dari satu entitas pada titik waktu yang

berbeda.

Analisis cross-sectional digunakan di banyak area, misalnya:

1.      Analisis penilaian untuk merger atau akuisisi di mana laporan keuangan

perusahaan lain digunakan untuk membuat kesimpulan tentang undervaluation

atau overvaluation dari target perusahaan atau divisi

2.      Evaluasi kinerja manajemen dan kompensasi eksekutif di mana satu input

adalah profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tolok ukur perusahaan

yang beroperasi dalam lingkungan kompetitif yang sama

7

Page 8: Bab III Alk Minggu 4

3.      Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model berbasis perusahaan dalam

satu industri

4.      Keputusan kebijakan publik tentang kelebihan laba pajak perundang-undangan

di mana satu input adalah profitabilitas perusahaan dalam satu industri

dibandingkan dengan perusahaan dalam industri lain.

Kriteria yang Digunakan Untuk Memilih Perbandingan

Banyak konteks keputusan menggunakan analisis cross-sectional untuk

membandingkan entitas yang "serupa" setidaknya dalam satu atribut. Pendekatan-

pendekatan alternatif untuk mendefinisikan entitas "serupa" diilustrasikan sebagai

berikut:

1.      Kesamaan pada sisi penawaran. Perusahaan dapat dikelompokkan atas dasar

kesamaan kepemilikan bahan baku, proses produksi yang serupa, jaringan

distribusi yang mirip, dan sebagainya. Sisi penawaran ini fokus digunakan

dalam skema Enterprise Standard Industrial Classification (SIC) untuk

mendefinisikan industri; faktor utama yang dipertimbangkan adalah "fisik atau

teknologi struktur" dan "homogenitas produksi." Skema The Enterprise SIC

bertujuan untuk mengelompokkan seluruh perusahaan menjadi dua -, tiga-, dan

empat digit industri.

2.      Kesamaan pada sisi permintaan. Pendekatan ini menekankan "serupa" dalam hal

produk akhir dan kesamaan persepsi pelanggan terhadap produk substitusi.

Walaupun fokus perbandingan sisi permintaan biasanya adalah pada level

produk, perbandingan dapat dibuat antara perusahaan yang memproduksi

produk serupa. Perbandingan dapat memiliki perspektif jangka pendek atau

perspektif jangka panjang.

3.      Kesamaan pada atribut pasar modal. Dari perspektif investasi, saham yang

memiliki atribut yang sama seperti risiko, rasio price-to-earnings, atau

kapitalisasi pasar mungkin menarik.

4.      Kesamaan dalam kepemilikan hukum. Manajerial perlu menggunakan analisis

cross-sectional dalam mengalokasikan sumber daya antara anak perusahaan

yang berbeda (atau jalur bisnis). Anak perusahaan tersebut mungkin sangat

beragam dalam karakteristik sisi penawaran dan sisi permintaan karakteristik.

Pilihan-pilihan Agregasi Pada Analisis Cross-Sectional

8

Page 9: Bab III Alk Minggu 4

Ketika membandingkan rasio perusahaan, para analis memiliki berbagai pilihan

tentang bagaimana untuk menggabungkan rasio dari perusahaan-perusahaan:

1.      Menggunakan satu ringkasan ukuran tendensi sentral, misalnya, median, rata-

rata tertimbang, atau nilai rata-rata tertimbang

2.      Menggunakan kedua ukuran tendensi sentral dan ukuran dispersi, misalnya,

median dan kisaran interkuartil (.75 persentil - .25 persentil) atau rata-rata dan

deviasi standar

3.      Menggunakan ukuran seperti ringkasan atau fractiles persentil dari distribusi

rasio

4.      Menggunakan peringkat dan rasio dari setiap perusahaan.

Masalah Ketersediaan Data Dalam Analisis Cross-Sectional

A.    Ketidaktersediaan Data

1.     Sebuah masalah yang sering dihadapi adalah bahwa data tidak tersedia untuk

entitas yang menarik. Alasan ketidaktersediaan termasuk:

2.     Entitas adalah preusan milik pribadi dan tidak mengumumkan informasi laporan

keuangan.

3.     Entitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan asing yang menyediakan

pengungkapan keuangan yang terbatas.

Data Berkenaan Dengan Perusahaan yang Dimiliki Secara Pribadi

Beberapa perusahaan milik pribadi berukuran relatif besar. Di beberapa industri,

perusahaan milik peibadi memegang saham pasar utama. Faktor yang meningkatkan

pentingnya perusahaan menjadi milik pribadi adalah fenomena “going private”.

Sebagian dari perusahaan milik pribadi secara sukarela menerbitkan laporan

keuangan. Motivasi untuk pengungkapan sukarela seperti itu bisa sangat beragam.

Misalnya, perusahaan milik pribadi mungkin akan melakukan perluasan melalui

waralaba, dan setiap calon waralaba dapat menggunakan laporan keuangan yang

dipublikasikan dalam aplikasi pinjaman ke bank-bank, perusahaan asuransi, dan

sebagainya. Motivasi lain yakni bahwa perusahaan milik pribadi merencanakan isu

publik dan berusaha untuk membangun hubungan yang berkelanjutan dengan analis

sekuritas.

B.     Periode Pelaporan yang Tidak Sinkron

9

Page 10: Bab III Alk Minggu 4

Ada banyak keragaman di seluruh perusahaan dalam tahun fiskal periode pelaporan.

Tidak semua perusahaan menggunakan cutoff akhir bulan untuk tahun fiskal mereka,

dan tidak semua memiliki jumlah yang sama dalam hari kalender di setiap tahun

fiskal. Ketika perusahaan tidak dapat dibandingkan akhir tahun fiskalnya, masalah

dapat muncul dalam membuat kesimpulan mengenai profitabilitas relatif atau ukuran

perusahaan relatif. Dalam beberapa kasus, penyesuaian dapat dilakukan dengan

menempatkan perusahaan dalam tahun fiskal noncomparable ke periode pelaporan

comparable. Kkk

C.    Ketidakseragaman Dalam Metode Akuntansi   

Dalam banyak perusahaan, keragaman dalam pilihan metode akuntansi akan

dijumpai. Ketidakseragaman metode akuntansi di perusahaan tidak selalu berarti

bahwa laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan-berbasis rasio. Namun, jika

seorang analis memutuskan bahwa keseragaman metode akuntansi merupakan yang

diinginkan, maka salah satu dari beberapa pilihan berikut dapat diadopsi:

1.      Membatasi sampel hanya perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi

seragam

2.      Menggunakan informasi yang disediakan perusahaan untuk menyesuaikan

angka-angka yang dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif

3.      Menggunakan approximating techniques untuk menyesuaikan angka-angka

yang dilaporkan kepada mereka menggunakan metode alternatif.

Dalam beberapa konteks keputusan, ketidakseragaman dalam pilihan metode

akuntansi tidak akan menimbulkan masalah.

Informasi Lini Bisnis (Line-Of-Business)

Pentingnya perusahaan multiactivity berarti bahwa analisis cross-sectional

perusahaan dalam industri-industri tertentu akan sering menggunakan informasi  line-

of-business (LOB) yang disajikan dalam laporan tahunan dan interim.

A.    Insentif Perusahaan untuk Mengungkapkan Data Line-of-Business

Argumen yang diberikan untuk investor yang biasanya menuntut data LOB berkaitan

dengan penilaian risiko, return, dan prospek pertumbuhan dari masing-masing

aktivitas individual. Jika aktivitas individual berbeda dalam aspek-aspek ini, data

LOB secara potensial dapat menyoroti fakta ini. Tanpa mengabaikan argumen ini,

banyak perusahaan multiactivity menyediakan pengungkapan LOB yang terbatas

10

Page 11: Bab III Alk Minggu 4

sebelum dimandatkan oleh badan pengatur. Badan pengatur biasanya telah

mengizinkan perusahaan multiactivity dalam kebijaksanaan menyajikan data LOB.

B.     Struktural dan Implikasi Perubahan Organiational

Bila menggunakan data LOB, penting untuk mengenali faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan. Hal ini termasuk akuisisi, divestasi,

perubahan organisasi, dan perubahan dalam sistem pelaporan internal.

Perbandingan Industri Dari Rasio Keuangan

A.    Definisi Industri

Tidak ada satu definisi "industri" yang secara universal diterima. Pendekatan

alternatif mencakup fokus pada satu atau lebih dari atribut berikut:

-          Kesamaan dalam penggunaan bahan baku

-          Kesamaan dalam proses produksi

-          Kesamaan dalam produk akhir seperti yang dirasakan oleh konsumen

-          Kesamaan dalam kelompok konsumen akhir

B.     Sumber Informasi tentang Perusahaan dalam Industri

Beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam menentukan perusahaan

yang akan disertakan dalam industri:

1.      Diterbitkan coding atau klasifikasi perusahaan ke industri individual.

2.      Perusahaan yang disebutkan oleh para analis sekuritas dan sumber-sumber lain

bersaing di pasar yang sama.

3.      Hasil dari sebuah proyek di mana perusahaan dikelompokkan ke dalam industri

berdasarkan kesamaan empiris mereka. Teknik seperti analisis faktor dan

analisis cluster dapat digunakan untuk menentukan pengelompokan perusahaan

yang relevan.

C.    Bukti Dari Perbedaan Industri

Basis data yang paling komprehensif dari perusahaan-perusahaan AS adalah rekaman

Compustat, yang berfokus pada sisi penawaran serupa dalam pengertian

operasionalisasi industri. 12 rasio keuangan terdiri dari:

1.      Kas dan surat berharga / total aset, (C + MS) / TA

2.      Aktiva lancar / kewajiban lancar, CA / CL

3.      Arus kas dari operasi / penjualan, CFO / S

4.      Kewajiban jangka panjang / modal pemegang saham, LTL / SE

11

Page 12: Bab III Alk Minggu 4

5.      Pendapatan operasional / pembayaran bunga, IO / INA

6.      Laba bersih / ekuitas, NI / SE

7.      Penjualan / total aktiva, S / TA

8.      Penjualan / piutang, S / AR

9.      Harga pokok penjualan / persediaan, roda gigi / INV

10.  Harga-ke-rasio pendapatan , PE

11.  Pembayaran dividen, DIV.PAY

12.  Total aset, TA ($ juta)

Perbandingan internasional Terhadap Rasio Keuangan

Dalam banyak situasi, para analis memberi perhatian pada perbandingan laporan

keuangan perusahaan dari berbagai negara. Masalah yang timbul dalam perbandingan

internasional terhadap rasio keuangan meliputi

1.      Perbedaan dalam serangkaian prinsip akuntansi yang diterapkan dalam masing-

masing negara

2.      Perbedaan dalam peraturan perpajakan yang diadopsi di setiap negara dan

dalam hubungan antara prinsip akuntansi yang digunakan untuk pajak dan

untuk pelaporan keuangan

3.      Perbedaan dalam pendanaan, operasi, dan pengaturan bisnis lainnya di setiap

negara

4.      Perbedaan dalam budaya, kelembagaan, dan lingkungan politik di setiap negara.

Beberapa Komentar Umum

1.      Studi kecil telah menyajikan bukti-bukti empiris yang berkaitan dengan

homogenitas perusahaan diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang

berbeda. Sudarsanam dan Taffler (1984) memeriksa sampel dari 250

perusahaan Inggris yang masing-masing diklasifikasikan ke dalam salah satu

dari 14 kode dari sistem (London) Stock Exchange Industrial Classification

(SEIC). Penelitian tersebut merupakan isu penting dari homogenitas perusahaan

diklasifikasikan ke dalam kelompok industri yang berbeda. Mengadopsi

pendekatan yang dapat diperluas menggunakan skema pengkodean industri

alternatif, tambahan variabel independen, dan teknik-teknik klasifikasi selain

analisis diskriminan.

2.      Banyak penulis telah berusaha untuk menjelaskan perbedaan dalam ukuran

profitabilitas akuntansi baik dengan asumsi kepastian atau asumsi pasar yang

sempurna. Dalam asumsi kepastian, Stigler (1963) menghipotesiskan bahwa

12

Page 13: Bab III Alk Minggu 4

perbedaan dalam tingkat return akuntansi dapat dijelaskan oleh perbedaan

dalam risiko bisnis. Bowman (1980) meneliti korelasi antara rata-rata return on

equity (ROE) dan varians dari ROE untuk 387 perusahaan dari 11 industri di

periode 1972-1976. Marsh dan Swanson (1984) menguji kembali isu-isu ini

dalam 13 industri selama periode 1963-1981. Weiss (1971) mensurvei lebih

dari 30 penelitian dari era 1950-an dan 1960-an; banyak laporan yang

signifikan (walaupun kecil) yakni hubungan positif antara profitabilitas dan

konsentrasi industri. Ravenscraft (1983) melaporkan bahwa "variabel-variabel

yang paling penting merupakan pengaruh positif dari pemanfaatan kapasitas

lebih tinggi dan pertumbuhan industri, dengan pengaruh positif pangsa pasar".

3.      Faktor-faktor penentu profitabilitas antar industri dan antar perusahaan juga

menjadi fokus penelitian dalam strategi bisnis dan literatur pemasaran. Buzzell,

Gale, dan Sultan (1975) menguji basis data PIM (profit impact of market

strategies), yang meliputi informasi profitabilitas pada setiap "unit bisnis"

perusahaan. Saat ini, belum ada teori yang berkembang dengan baik mengenai

bagaimana variabel seperti periklanan, struktur biaya, pangsa pasar, dan

kualitas produk mempengaruhi profitabilitas.

4.      Adanya perbedaan yang cukup besar dalam leverage keuangan industri diukur

dengan kewajiban jangka panjang-pada rasio ekuitas pemegang saham

dibuktikan oleh Bowen, Daley, dan Huber (1982) dan Bradley, Jarrel, dan Kim

(1984). Penjelasan untuk perbedaan ini meliputi:

-          Pajak dan Biaya Kepailitan

-          Sinyal Manajerial

-          Kunci Kepribadian

Sedikit kemajuan telah dicapai dalam pengujian validitas deskriptif  dan penjelasan

lain. Myers (1984) menemukan bahwa pengguna laporan keuangan memiliki sedikit

teori yang dapat diandalkan untuk menjelaskan perbedaan cross-sectional perusahaan

di dalam struktur modal mereka atau rasio kepentingan.

Analisis Time-Series Terhadap Informasi Laporan

KeuanganBab ini membahas masalah yang berkaitan dengan penjelasan perilaku sepanjang

waktu dari financial series seperti laba, penjualan, dan return to equity. Topik ini

penting karena peramalan memiliki peranan penting dalam konteks pengambilan

keputusan, seperti model penilaian ekuitas digunakan dalam keputusan investasi dan

13

Page 14: Bab III Alk Minggu 4

pendekatan penilaian digunakan dalam keputusan akuisisi. Ramalan berdasarkan

analisis time-series merupakan sumber data yang penting dalam pengambilan

keputusan. Analisis time-series juga penting dalam evaluasi lanjutan dari ramalan dan

dalam revisi dari model yang digunakan dalam peramalan.

Analisis time-series juga penting dalam berbagai konteks non-peramalan

seperti:

1.      Evaluasi kinerja manajemen dimana yang menjadi perhatian penting adalah

persentase perubahan laba yang disebabkan karena faktor-faktor berorientasi

non-perusahaan.

2.      Menguji dugaan bahwa manajemen “memanipulasi” laba untuk menghindari

pelanggaran persyaratan hutang dalam perjanjian pinjaman bank.

3.      Mendesain komponen “profit sharing” dari rencana kompensasi eksekutif

dimana perhatian utama adalah sharing risiko antara manajemen dengan pihak-

pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan.

4.      Keputusan manajemen dalam metode akuntansi alternatif dimana faktor penting

adalah variabiliats time-series dalam laba yang dilaporkan.

5.      Litigasi dimana dugaan kelebihan laba dibuat dan perhatian utama adalah

menjelaskan sumber laba yang dilaporkan.

6.      Litigasi dimana operasi bisnis diganggu oleh kebakaran atau pemogokan dan

estimasi laba harus dibuat yang terjadi “secara normal”.

Masalah-masalah dalam Menganalisis Data Keuangan Time-Series

A.    Masalah perubahan struktural

Suatu time-series bersifat statis ketika properti statistik (seperti mean dan varian)

pasti konstan sepanjang waktu. Perubahan struktural bisa menyebabkan asumsi ini

menjadi validitas yang dipertanyakan. Perubahan struktural bisa dihasilkan dari

faktor-faktor seperti: (1) perubahan karena deregulasi pemerintah, (2) perubahan

dalam kompetisi, baik dari produk lain atau dari perusahaan baru, (3) pengembangan

teknologi yang secara substansial mengubah hubungan biaya-volume-laba, (4)

akuisisi atau divestitures.

Ada dua pertimbangan yang mengimbangi ketika perubahan struktural. Untuk

efisiensi estimasi, diperlukan ukuran sampel yang besar. Dalam time-series, ini

berarti kembali ke periode waktu yang lama. Analisis visual akan sering

mengidentifikasi kemungkinan masalah perubahan struktural. Analisis statistik bisa

14

Page 15: Bab III Alk Minggu 4

digunakan untuk menguji secara formal persamaan varian subperiode dari seri yang

diuji.  

 

B.     Perubahan metode akuntansi

Periode waktu yang digunakan dalam model data akuntansi time-series biasanya

memiliki rentang dari 10 sampai 50 tahun untuk data tahunan dan 5 sampai 15 tahun

untuk data interim. Perubahan akuntansi yang dimaksud disini adalah perubahan

sukarela atau diwajibkan oleh badan regulator. Opsi yang tersedia dalam analisis

time-series ketika terjadi perubahan akuntansi adalah sebagai berikut:

1.      Opsi satu: jangan membuat suatu penyesuaian pada asumsi bahwa perubahan

bersifat immaterial atau bahwa perubahan tersebut merupakan suatu respon

tepat oleh manajemen terhadap perubahan dalam lingkungan bisnis yang

melandasi.

2.      Opsi dua: menyimpan semua pengamatan dalam time-series, namun membuat

penyesuaian sehingga suatu kumpulan aturan akuntansi secara konsisten

digunakan pada time-series.

3.      Opsi tiga: hanya menguji pengamatan dalam time-series yang berasal dari

metode akuntansi yang sama. Opsi ini bisa dihasilkan hanya satu tahun

pengamatan jika terdapat perubahan berulang yang diwajibkan oleh badan

regulator atau secara sukarela dibuat oleh manajemen.

C.    Masalah klasifikasi akuntansi

Perusahaan memiliki fleksibelitas yang bisa dipertimbangkan pada waktu dari

beberapa kejadian dan dalam klasifikasi yang digunakan untuk menyajikan kejadian

tersebut dalam laporan keuangan. Seorang analis mungkin berharap mengadopsi

bentuk yang berbeda dari waktu atau klasifikasi kejadian dari yang disajikan dalam

laporan keuangan.

D.    Perlakuan pengamatan ekstrem

Alat-alat time-series terdiri dari stationarity, differencing, submartingales,

martingales, random walk, fungsi autokorelasi, dan variasi sampel dan identifikasi

model. Alat-alat ini bisa sangat sensitif pada pengamatan ekstrem yang bisa terjadi

dengan financial series seperti laba bersih dan laba bersih pada ekuitas pemegang

saham. Secara empiris, pengamatan ekstrim lebih mungkin menjadi negatif daripada

positif.

15

Page 16: Bab III Alk Minggu 4

Pendekatan-pendekatan Analisis Time-Series

Paling tidak ada tiga pendekatan untuk menganalisis data time-series yang bisa

digunakan:

1.      Ekonomi. Ini bisa melibatkan hipotesis ex ante mengenai bentuk sistematis

yang diharapkan dalam data time-series dan analisis ex post faktor-faktor

kausal  yang melandasi perilaku time-series.

2.      Visual. Ini melibatkan plotting data dan selanjutnya mengkaji secara visual plot

untuk suatu bentuk sistematis.

3.      Statistical. Ini melibatkan penggunaan alat statistik  seperti suatu

autokorelagram untuk mendeteksi bentuk sistematis dalam data.

Suatu segmen yang cukup besar dari literature bermaksud untuk mengidentifikasi

bentuk statistikal sistematis dalam data keuangan time-series. Bentuk sistematis ini

kemudian dimodel dan bisa dieksploitasi untuk tujuan peramalan. Percobaan kecil

dibuat untuk memberikan suatu rasionalitas ekonomi untuk model statistik yang diuji.

Analisis Ekonomi dari Data Time-Series

A.    Analisis Faktor Kausal

Empat kategori penting keputusan manajemen yang bisa mempengaruhi time-series

dari angka-angka laporan keuangan yang dilaporkan adalah: (1) keputusan gabungan

bisnis, (2) keputusan pendanaan, (3) keputusan operasional, dan (4) keputusan

pelaporan keuangan. Percobaan dalam laporan tahunan untuk mengukur secara detail

dampak relatif dari setiap faktor-faktor terdahulu (dan kemungkinan lain) adalah

jarang.

B.     Seasonality

Ketidakpahaman mengenai faktor-faktor yang melandasi angka-angka laporan

keuangan yang dilaporkan, bisa mempermudah penarikan kesimpulan dari angka-

angka tersebut. Sebagai ilustrasi, asumsikan seorang analis mengamati bukti kuat dari

bentuk musiman dalam laba interim yang dilaporkan dan penjualan perusahaan.

Kemungkinan sumber-sumber dari bentuk musiman ini adalah: (1) pengaruh tanggal

kejadian, (2) pengaruh cuaca, dan (3) pengaruh siklus pelaporan. Dua teori

perhitungan laba bersih interim dengan seasonality yang berlawanan adalah teori

integral dan teori terpisah. Pada teori integral, setiap periode interim diperlakukan

sebagai suatu bagian integral dari tahun fiskal. Ramalan dibuat pada awal tahun fiskal

16

Page 17: Bab III Alk Minggu 4

dan biaya-biaya dialokasikan berdasarkan prediksi (atau aktual) penjualan setiap

periode interim. Pada teori terpisah, setiap periode interim diperlakukan sebagai

periode pelaporan independen. Pengeluaran yang dikeluarkan selama periode interim

dicatat sebagai biaya periode tersebut.

C.    Analisis ex post versus analisis ex ante

Ketika mencoba mengikuti faktor-faktor, sangat berguna untuk membedakan antara

analisis ex post (memahami apa yang terjadi) dengan analisis ex ante (meramalkan

apa yang akan terjadi). Ketika analis menghadapi ketidakpastian mengenai

bagaimana faktor-faktor kausal berinteraksi, secara khusus nilai aktual faktor-faktor

kausal akan tersedia dalam analisis ex post. Sebaliknya, nilai aktual dari faktor-faktor

kausal tidak akan tersedia dalam konteks ex ante.

Manajemen Laba, Perataan, dan Big Bath

Perspektif umum dalam laporan keuangan adalah perilaku manajamen “mengelola”

atau “meratakan” laba yang dilaporkan pada suatu waktu. Pada satu tingkatan,

laporan ini sulit untuk diungkapkan, namun pada tingkatan lain laporan manajemen

laba atau perataan laba lebih mudah diketahui.

A.    Area intervensi manajemen potensial

Terdapat banyak area dimana manajemen bisa secara sengaja menyajikan secara

salah waktu, jumlah, atau maksud dari transaksi atau kejadian dalam laporan

keuangan. Misalnya yang berhubungan dengan penjualan (waktu faktur, pesanan

palsu, penurunan mutu produk), dan berhubungan dengan biaya (membagi faktur,

mencatat pemabayaran dimuka sebagai biaya). Manajemen juga bisa menggunakan

transaksi substantive untuk mempengaruhi angka-angka laporan keuangan yang

dilaporkan, misalnya biaya riset dan pengembangan atau anggaran eksplorasi.

B.     Keputusan hukum dan regulator

Terdapat area abu-abu antara manajemen laba yang ekstrim (melalui praktik bisnis)

dan manipulasi laba (melalui cooking the book/paper entrepreneurialism). Suatu

analisis yudisial dan keputusan regulator adalah salah satu cara untuk memperoleh

wawasan dalam praktik, yang beberapa pihak melihat sebagai bagian luar dari area

abu-abu dan dalam area cooking the books.

17

Page 18: Bab III Alk Minggu 4

C.    Big Bath

Satu fenomena yang berhubungan dengan manajemen laba disebut dalam beberapa

label seperti big bath, clean sweep, clearing the decks, dan housekeeping. Tema yang

melandasinya adalah pada saat manajemen menghadapi tahun kerugian, langkah

tambahan diambil untuk menambah magnitude kerugian. Hasilnya adalah penurunan

besar pada laba yang dilaporkan dan diharapkan suatu peningkatan laba yang akan

dilaporkan pada tahun berikutnya.

Beberapa Komentar Umum

1.      Literatur mengenai manipulasi laba atau perataan laba keduanya besar dan

tersebar dalam beberapa publikasi. Literatur ini termasuk: (a) artikel dalam

koran keuangan (“Slick Accounting Ploys Help Many Companies Improve

Their Income: By Proper or Improper Means, They “Manage” Earnings for the

Desired Effect”; “Manipulating Profits: How It’s Done”), (b) studi kasus

individu yang menguji akun-akun keuangan perusahaan selama periode

pengujian, (c) studi riset empiris yang menguji banyak sampel perusahaan yang

menguji hipotesis dimana manajemen mencoba untuk meratakan laba yang

dilaporkan.

Beragam motivasi dari perilaku manipulasi laba atau perataan laba telah diungkapkan

misalnya: (1) untuk mempromosikan suatu persepsi ekstenal bahwa perusahaan

memiliki risiko yang rendah, (2) untuk menyampaikan informasi yang relevan dengan

prediksi laba masa depan, (3) untuk memelihara kepuasan hubungan industrial, (4)

untuk meminimalkan pajak, (5) untuk mempromosikan suatu persepsi eksternal

mengenai kompentensi manajemen, dan (6) untuk meningkatkan pembayaran

kompensasi manajemen.  

18

Page 19: Bab III Alk Minggu 4

19