Upload
vodung
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kota Surabaya
3.1.1 Sejarah Perkembangan dan Fungsi Kota Surabaya
a. Sejarah Perkembangan Kota Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia
sekaligus menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Kota
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Sejarah
Kota Surabaya kental dengan nilai kepahlawanan. Sejak awal berdirinya, kota
ini memiliki sejarah panjang yang terkait dengan nilai-nilai kepahlawanan
(heroism), dimana nilai kepahlawanan (heroism) terdiri dari tiga unsur yaitu
berani, korban, benar. Istilah Surabaya terdiri dari kata sura (berani) dan baya
(bahaya), yang kemudian secara harfiah diartikan sebagai berani menghadapi
bahaya yang datang. Nilai kepahlawanan tersebut salah satunya dalam
peristiwa pertempuran antara Raden Wijaya dan Pasukan Mongol pimpinan
Kubilai Khan di tahun 1293. Begitu bersejarahnya pertempuran tersebut
sehingga, tanggalnya diabadikan menjadi tanggal berdirinya Kota Surabaya,
yaitu 31 Mei.
Heroisme masyarakat Kota Surabaya paling tergambar dalam
pertempuran 10 November 1945. Arek-arek Suroboyo, sebutan untuk orang
Surabaya, dengan berbekal bambu runcing berani melawan pasukan sekutu
yang memiliki persenjataan canggih. Puluhan ribu warga meninggal membela
43
tanah air. Peristiwa heroik ini kemudian diabadikan sebagai peringatan Hari
Pahlawan. Sehingga membuat Surabaya dilabeli sebagai Kota Pahlawan.33
Surabaya menjadi pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan
di kawasan Timur pulau Jawa dan sekitarnya. Hal ini membawa dampak pada
proses bertemunya berbagai etnis dengan mayoritas suku Jawa (60%),
Madura (7,5%), Tionghoa (20%), Arab, Moor, Persia (5%), sisanya adalah
suku Bugis, Makasar, Batak, Melayu serta para ekspatriat yang tinggal di
daerah Surabaya Barat seperti Tionghoa, Korea, dan Jepang.34
Gambar 2. Jumlah etnis yang ada di Kota Surabaya
Secara geografis Surabaya memang diciptakan sebagai kota dagang
dan pelabuhan. Surabaya merupakan pelabuhan gerbang utama Kerajaan
Majapahit. Letaknya yang dipesisir utara Pulau Jawa membuatnya
berkembang menjadi sebuah pelabuhan penting di zaman Majapahit pada
33
Antara Jatim. 2013. http://www.antarajatim.com/lihat/berita/120908/jelajah-bangunan-
bersejarah-di-surabaya. Diakses pada tanggal 26 April 2015. Pukul 18.37 WIB 34
Septina Alrianingrum. 2010. Cagar Budaya Surabaya Kota Pahlawan Sebagai Sumber Belajar
(Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri
Surabaya). Tesis. Program Studi Pendidikan Sejarah. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
60%
7%
20%
5% 8%
Chart Title
jawa
madura
tionghoa
arab
melayu, bugis, makasardan batak
44
abad ke - 14. Berlanjut pada masa kolonial, letak geografisnya yang sangat
strategis membuat pemerintah Kolonial Belanda pada abad ke - 19,
memposisikannya sebagai pelabuhan utama yang berperan sebagai collecting
centers dari rangkaian terakhir kegiatan pengumpulan hasil produksi
perkebunan di ujung Timur Pulau Jawa, yang ada di daerah pedalaman untuk
diekspor ke Eropa.
A. Julukan Kota Surabaya
Kota Surabaya merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Julukan
yang paling terkenal adalah Kota Pahlawan karena keberanian arek – arek
Surabaya dalam berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan pada akhir
Perang Dunia II. Kini, Kota Surabaya adalah kota budaya, pendidikan,
pariwisata, maritim, industri, dan perdagangan yang mengalami
perkembangan pesat. Kota Surabaya juga memiliki masyarakat yang multi
etnis, perguruan-perguruan tinggi terkemuka, obyek-obyek pariwisata yang
menarik, pelabuhan laut, kawasan industri, dan pusat-pusat perbelanjaan.
Kota Surabaya telah menjalin kerjasama “Sister City” dengan tiga kota di
dunia, yaitu Busan (Korea Selatan), Kochi (Jepang), dan Seattle (USA).35
B. Visi Misi Kota Surabaya 2011-2015
Visi
Menuju Surabaya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan yang Cerdas,
Manusiawi, Bermartabat, dan Berwawasan Lingkungan. Terwujudnya
Kota Surabaya sebagai pusat perdagangan dan jasa yang cerdas dalam
35
Profil Kota Surabaya.
http://www.yipd.or.id/files/Best_Practice/pengelolaan_sampah_kota_surabaya.pdf. Diakses pada
tanggal 03 April 2016. Pukul 09.44 WIB
45
merespon semua peluang dan tuntutan global, didukung oleh kepedulian
tinggi dalam mewujudkan struktur pemerintahan dan kemasyarakatan yang
demokratis, bermartabat dalam tatanan lingkungan yang sehat dan
manusiawi.
Misi
a. Membangun kehidupan kota yang lebih cerdas melalui peningkatan
sumber daya manusia yang didukung oleh peningkatan kualitas
intelektual, mental spiritual, keterampilan, serta kesehatan warga
secara terpadu dan berkelanjutan,
b. Menghadirkan suasana kota yang menusiawi melalui peningkatan
aksesibilitas, kapasitas, dan kualitas pelayanan publik, reformasi
birokrasi, serta pemanfaatan sumber daya kota untuk sebesar-besarnya
mendukung kesejahteraan warga,
c. Mewujudkan peri kehidupan warga yang bermartabat melalui
pembangunan ekonomi bisnis komunitas yang mnegutamakan
perluasan akses ekonomi demi mendukung peningkatan daya cipta
serta kreativitas segenap warga Kota Surabaya dalam upaya penguatan
struktur ekonomi lokal yang mampu bersaing di kawasan regional dan
internasional.
Menjadikan Kota Surabaya semakin layak huni melalui pembangunan
infrastruktur fisik dan sosial secara merata yang berwawasan lingkungan.36
36
Visi Misi Kota Surabaya. www.indonesianchm.or.id/index.php?option=com. Pdf (online).
Diakses pada tanggal 22 April 2016. Pukul 12.35 WIB.
46
C. Demografi Kota Surabaya
Jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 Orang di Tahun
2012. Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi strategis
Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya
selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi jujugan bagi
orang dari berbagai daerah.37
D. Letak Geografis Kota Surabaya
Kota Surabaya mempunyai luas wilayah 33.306,30 Ha dan berada
pada ketinggian 3 – 6 meter di atas permukaan air laut (dataran rendah),
kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di daerah Lidah &
Gayungan dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan air laut. Kota
Surabaya terletak diantara 07°9′ - 07°21′ Lintang Selatan dan 112°36′ -
112°54′ Bujur Timur dengan batas wilayah sebagai berikut:38
a. Batas Utara : Selat Madura
b. Batas Selatan : Kabupaten Sidoarjo
c. Batas Timur : Selat Madura
d. Batas Barat : Kabupaten Gresik
37
Profil Kota Surabaya. http://dispendukcapil.surabaya.go.id/ Diakses pada tanggal 15 April 2016.
Pukul 19.34 WIB 38
Profil Kota Surabaya. http://www.surabaya.go.id/profilkota/index.ph?id=1. Diakses pada
tanggal 15April 2016. Pukul 18.14 WIB
47
Gambar 3. Peta Kota Surabaya
Kota Surabaya terdiri dari 31 Kecamatan yaitu Genteng, Bubutan,
Tegalsari, Simokerto, Tambaksari, Gubeng, Krembangan, Semampir, Pabean
Cantikan, Wonokromo, Sawahan, Tandes, Karangpilang, Wonocolo, Rungkut,
Sukolilo, Kenjeran, Benowo, Lakarsantri, Mulyorejo, Tenggilis Menjoyo, Gunung
Anyar, Jambangan, Gayungan, Wiyung, Dukuh Pakis, Asem Rowo, Suko
Manunggal, Bulak, Pakal, Sambi Kerep serta 163 Kelurahan.39
Gambar 4. Kecamatan yang ada di Kota Surabaya
39
Profil Kota Surabaya. http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jatim/surabaya.pdf. Diakses
pada tanggal 15 April 2016. Pukul 18.54 WIB
48
Gambar 5. Kelurahan yang ada di Kota Surabaya
Temperatur Kota Surabaya cukup panas, yaitu rata-rata antara 22,6° -
34,1°, dengan tekanan udara rata – rata antara 1005,2 – 1013,9 milibar dan
kelembapan antara 42% - 97%. Kecepatan angin rata-rata perjam mencapai 12-23
km, curah hujan rata – rata antara 120-190 mm. Jenis tanah yang terdapat di
Wilayah Kota Surabaya terdiri atas jenis Tanah Alluvial dan Grumosol, ada jenis
tanah Alluvial terdiri atas 3 karakteristik yaitu Alluvial Hidromorf, Alluvial
Kelabu Tua dan Alluvial Kelabu.
Berdasarkan letak Topografi Kota Surabaya meliputi:
a. Kota Pantai
b. Dataran rendah antara 3 – 6 m diatas permukaan laut
c. Daerah berbukit, di Surabaya bagian selatan 20 – 30 m di atas permukaan
laut.
Struktur dan pemanfaatan ruang wilayah Kota Surabaya tersusun atas
ruang darat, laut, dan udara yang direncanakan secara terpadu dan terintegrasi
dalam satu kesatuan sistem ruang tersebut. Tata ruang dibagi menjadi dua, yaitu
kawasan budidaya dan kawasan lindung.
49
E. Fungsi Kota Surabaya
Kota Surabaya mempunyai fungsi dominan sebagai pusat komersial,
finansial, perdagangan, informasi, administrasi, sosial, dan kesehatan. Khusus
di Kota Surabaya, tingginya nilai lahan sebagai akibat pertumbuhan sektor
bisnis yang cukup pesat mengakibatkan terjadinya mutasi penggunaan lahan
yang cukup berarti dari sektor petanian ke sektor-sektor lainnya yang lebih
menguntungkan, seperti sarana pemukiman, perdagangan, perkantoran,
pariwisata, dan lain-lain. Hal ini membawa permasalahan yang cukup
kompleks sehingga perencanaan di bidang sumber daya lahan dan
pengelolaan sumber daya hayati sering mengalami pergeseran.
3.1.2 Suku Bangsa
Kota Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya.
Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan
Eropa. Etnis Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak,
Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya
membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota
Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli
dan orang Madura.
3.1.3 Agama
Agama Islam ialah agama yang terutama di Kota Surabaya. Kota
Surabaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam yang paling
awal di tanah Jawa. Salah satunya Masjid Ampel yang dibina pada abad ke-
15 oleh Sunan Ampel, salah satu perintis walisongo. Terdapat juga penganut
Islam Syiah pada jumlah yang sebagian besar di wilayah Kota Surabaya.
50
Agama-agama lain yang dianut oleh masyarakat Kota Surabaya termasuk
agama Kristian, Katolik, Hinduisme, dan Buddhisme.40
Kerukunan umat beragama di Kota Surabaya untuk saling
menghormati, menghargai dan saling menolong sesamanya cukuplah besar,
hal ini bisa dilihat dari bangunan Masjid Al-Akbar yang merupakan masjid
terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid Istiqlal, Jakarta, selain itu juga
berdiri Gereja Bethany yang merupakan salah satu gereja terbesar di
Indonesia, dan gedung Graha Bethany di daerah Nginden, Surabaya yang
merupakan salah satu gedung gereja terbesar di Asia Tenggara.
Tidak hanya itu saja, di Kota Surabaya juga banyak terdapat yayasan-
yayasan sosial berazaskan agama, yang bekerja sama dalam berbagai kegiatan
bakti sosial. Bahkan ada satu wadah Kerukunan Umat Beragama di Surabaya
yang sering Exist dalam menyikapi suatu problem sosial manusia agar tidak
mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang
akan merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia pada umumnya serta
masyarakat Jawa Timur khususnya. Agama lainnya adalah agama Yahudi.
Umumnya mereka adalah imigran Yahudi dari Baghdad & Yahudi asal
Belanda. Hal ini semakin diperjelas dengan adanya makam khusus orang
Yahudi di daerah Kembang Kuning, Surabaya.41
40
Kota Surabaya. https://ms.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya#Agama. Diakses pada tanggal 10
April 2016. Pukul 13.44 WIB 41
Kota Surabaya. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya#Agama. Diakses pada tanggal 10
April 2016. Pukul 13.52 WIB
51
3.1.4 Bahasa
Surabaya memiliki logat bahasa Jawa yang khas dengan istilah "Boso
Suroboyoan". Logat ini dipengaruhi oleh bagian timur provinsi Jawa Timur
dituturkan di daerah Surabaya dan sekitarnya. Boso Suroboyoan terkenal
kerana sifat egalitarian, terus-terang, dan tidak membedakan ragam tingkat
bahasa seperti bahasa Jawa baku pada umumnya. Masyarakat Surabaya juga
dikenali kerana sifat fanatik dan bangga terhadap bahasa mereka. Dampak
peradaban yang maju dan banyaknya pendatang yang datang ke Surabaya,
secara tidak langsung telah mencampuradukkan bahasa Suroboyo, Jawa
Ngoko dan Madura, sehingga diperkirakan banyak kosakata asli bahasa
Suroboyo yang sudah punah.42
3.1.5 Kebudayaan
Masyarakat Surabaya yang heterogen tersebut mendorong tingkah
laku dan ucapan orang Surabaya terkesan lugas,urakan/kurang sopan dan
kasar. Budaya ini justru menjadikan masyarakat Kota Surabaya memiliki
karakter khas seperti, bersikap lapang dada, lugas, tidak terlalu dengki,
dinamis, energik serta tidak mudah sakit hati; lebih bersifat terbuka, jujur,
ramah, tidak begitu membedakan tingkat-tingkat stratifikasi sosial dalam
masyarakat; dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
free man (orang berjiwa bebas) dengan profesi sebagai pedagang kecil,
pengrajin, pengusaha, pertukangan dan sektor ekonomi informal lainnya.
Kesan free man ini mendorong pola kehidupan Surabaya menjadi dinamis
42
Kota Surabaya. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya#bahasa. Diakses pada tanggal 10
April 2016. Pukul 14.12 WIB
52
dan menunjukkan perjuangan heterogenitas masyarakatnya dalam
mempertahankan akulturasi budaya, sosial dan ekonomi.43
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya akan budaya. Budaya
daerah, tradisi, dan gaya hidup yang berbeda di setiap daerah merupakan daya
tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung. Budaya daerah ini antara
lain kesenian, pakaian adat, upacara adat, gaya hidup, dan kepercayaan.
Budaya Surabaya yang terkenal antara lain Undukan Doro, Musik Patrol dan
Manten Pegon. Salah satu upaya Pemerintah Kota Surabaya untuk
melestarikan budaya Kota Surabaya adalah dengan pemilihan Cak dan Ning
Surabaya, yaitu duta budaya Kota Surabaya.
3.2 Perkembangan Industri di Kota Surabaya
Kota Surabaya merupakan salah satu pintu gerbang perdagangan
utama di wilayah Indonesia Timur. Sektor primer, sekunder, dan tersier di
kota ini sangat mendukung untuk semakin memperkokoh sebutan Surabaya
sebagai kota perdagangan dan ekonomi. Pembangunan gedung dan fasilitas
perekonomian modern merupakan kesiapan Surabaya sebagai bagian dari
kegiatan ekonomi dunia secara transparan dan kompetitif. Kota Surabaya
telah memposisikan diri sebagai pusat konsentrasi industri. Kehadiran
berbagai industri yang meliputi industri logam dasar, kimia dasar, tekstil,
industri makanan dan minuman.
Kota Surabaya merupakan kota yang kondusif dalam iklim usaha dan
perdagangan serta didukung oleh sarana prasarana yang memadai. Ini
43
Septina Alrianingrum. 2010. Cagar Budaya Surabaya Kota Pahlawan Sebagai Sumber Belajar
(Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri
Surabaya). Tesis. Program Studi Pendidikan Sejarah. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
53
ditunjukan dari sektor utama penopang perekonomian Surabaya seperti sector
Perdagangan, Hotel dan Restoran mengkontribusi sebesar 38,96% dan
merupakan sektor yang menyumbang Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) paling besar dibandingkan dengan sektor yang lain. Kota Surabaya
dengan penduduk lebih kurang sebanyak 2,9 juta jiwa merupakan pasar dan
potensi ekonomi yang potensial. Sektor lain penopang ekonomi Kota
Surabaya terdiri sektor Industri Pengolahan dengan kontribusi sebesar
27,21%, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 3,29%, sektor Kontruksi
sebesar 6,68%, sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,40%, Sektor
Pertambangan dan Penggalian (0,01%), sedangkan Sektor Pertanian hanya
(0,07%).
Perkembangan yang terjadi dalam sektor-sektor penggerak
perekonomian kota tidak terlepas dari adanya dukungan masyarakat yang
kondusif serta dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surabaya. Pertumbuhan
ekonomi Surabaya tahun 2010 sebesar 6,73% masih lebih tinggi
dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (6,67%) dan
Nasional (6,1%). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja ekonomi diKota
Surabaya membaik di tengah isu gejolak ekonomi global. Selain itu, dampak
positif sebagai kota perdagangan terbesar kedua setelah DKI Jakarta, daya
beli masyarakat di sini cukup tertolong dengan adanya persaingan antar
usaha, sehingga masyarakatnya dapat mengkonsumsi barang atau jasa yang
lebih murah dibandingkan dengan daerah lainnya.44
44 Pembangunan Perekonomian. Surabaya Kota Perdagangan dan Industri.
http://dinkominfo.surabaya.go.id. Diakses pada tanggal 12 April 2016. Pukul 19.30 WIB
54
Surabaya memiliki beberapa sentra bisnis yang bisa dijadikan jujugan
investasi. Di kawasan Surabaya Pusat, berjejer gedung-gedung perkantoran
yang bisa dimanfaatkan ruangnya bagi pelaku bisnis. Pusat bisnis yang ada
itu misalnya di Surabaya pusat, ada Wisma BII, Plasa BRI, Plasa Mandiri,
Graha Warna Warni, Wisma Dharmala, dan lain sebagainya.
Pusat Kota Surabaya ini, bisa ditemui berbagai macam kantor bisnis.
Diantaranya perbankan, valas dan bursa modal, jasa telekomunikasi,
pengangkutan, ekspor impor, pariwisata, dan lain sebagainya. Tak
ketinggalan, di kawasan tengah kota juga terbuka luas peluang bisnis jasa
yang luas.
Kota Surabaya Timur, perkembangan bisnis juga cukup bagus. Sebuah
mall mewah, berdiri disana dan menjadi pusat perbelanjaan yang ramai.
Sepanjang jalan Kertajaya (menuju arah ITS), berkembang pesat bisnis
kuliner dan tempat makan. Perkantoran, di Kota Surabaya bagian Timur tidak
terlalu banyak, hanya ada bisnis perbankan di kawasan Kertajaya, Mulyosari
dan sekitar Sukolilo. Selain itu, bisnis yang juga banyak dijumpai di kawasan
ini adalah penginapan, rumah kost dan jasa hiburan serta telekomunikasi.
Kawasan Surabaya Barat juga mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Ditandai dengan berdirinya beberapa sentra bisnis baru daerah HR
Muhammad, kawasan perkantoran dan bisnis di Graha Family dan pusat
perbelanjaan Supermall Pakuwon, maupun apartemen-apartemen dan
perumahan baru. Kini Surabaya Barat menjadi wilayah modern dan sangat
ramai.
55
Sejumlah kawasan telah menjadi pusat kuliner yang menjadi tempat
santai di kala malam hari; seperti G-Walk di kawasan Citra Land, dan
kawasan sepanjang Graha Family. Surabaya Barat kini menjadi sebuah area
baru yang sangat prospek. Bukan hanya pusat bisnis dan perbelanjaan, kini
disana juga berdiri Universitas Negeri Surabaya yang megah dan dilengkapi
arena olahraga masyarakat, tempat berenang, dan lain sebagainya. Akses ke
Surabaya Barat sangat mudah dan menjadi wilayah yang menarik banyak
orang untuk mengunjunginya.
Kawasan Surabaya Utara, yang lebih dekat dengan kawasan
pelabuhan Tanjung Perak, banyak berdiri kantor-kantor yang bergerak di
bidang pengangkutan barang, ekspor-impor dan agen perjalanan wisata. Di
kawasan ini, sejak lama telah berlangsung transaksi perdagangan dan
sekaligus tempat bongkar muat barang antar Negara dan antar pulau. Bahkan
kini Tanjung Perak semakin sibuk dan Pemerintah Kota Surabaya berencana
mengembangkan wilayah pelabuhan kearah Kali Lamong. Ini dilakukan guna
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat untuk tempat bongkar-muat dan
arus barang yang masuk dan keluar melalui Surabaya.
Kawasan Surabaya Selatan, pertumbuhan bisnis juga terus
berkembang. Jika dahulu sentra bisnis bagian selatan hanya berpusat di
Wonokromo, maka kini terus mengarah ke selatan. Sepanjang Jalan Ahmad
Yani bertumbuhan pusat bisnis; seperti Royal Plaza, Graha Pena, dan
sebagainya. Kini pun di bagian selatan Kota Surabaya, tepatnya di Waru
sebuah sentra bisnis baru muncul, dengan dibukanya CITO.
56
Pusat bisnis baru ini juga melengkapi pusat bisnis yang sudah ada,
Graha Pena dan Graha Pangeran disamping dibangunnya apatemen-
apartemen di kawasan Surabaya Selatan. Perkembangan, bisnis di Kota
Surabaya Selatan lebih mengarah pada edukasi, ini ditandai dengan
pembangunan apartemen metropolis, yang dikhususkan bagi pelajar dan
mahasiswa serta Universitas Pelita Harapan dan DBL Arena yang
dimanfaatkan untuk kegiatan kompetisi bola basket para siswa SMA dan
sederajat. Bisnis lain yang mungkin dikembangkan adalah teknologi
informasi dan media yang selama ini masih terus berkembang.
3.3 Profil Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir merupakan salah satu dari
kelurahan dan kecamatan dari Kota Surabaya. Kelurahan Ampel Kecamatan
Semampir lebih tepatnya berada di Surabaya bagian utara. Dimana kelurahan
ini sangat dekat perbatasan Kota Surabaya dan Pulau Madura.
Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir ini sebelah utara berbatasan
dengan Kelurahan Ujung Kecamatan Semampir, sebelah Timur berbatasan
dengan Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir dan Kelurahan
Simolawang, Kecamatan Simokerto, sebelah selatan berbatasan dengan
Kelurahan Nyamplungan Kecamatan Pabean Cantikan sedangkan sebelah barat
berbatasan dengan Kelurahan Nyamplungan Kecamatan Pabean. Berikut bagan
batasan wilayah Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Surabaya:
57
Gambar 6. Batas wilayah Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Kota Surabaya
Sumber Data: Monografi Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Kota Surabaya Tahun 2013
Dari batas wilayah Kelurahan Ampel dapat dilihat bahwa Kelurahan
Ampel Kecamatan Semampir sangat luas. Luas wilayah dari Kelurahan Ampel
Kecamatan Semampir secara keseluruhan 29 ha. Luas wilayah Kelurahan
Ampel ini dibagi menjadi beberapa wilayah diantaranya andalah wilayah
perkantoran, perumahan, industri, perdagangan, dan fasilitas umum. Luas
wilayah perkantoran adalah 5 ha, perumahan atau pemukiman warga
Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir ini seluas 2,5 ha. Luas wilayah
industri 5 ha. Luas wilayah perdagangan seluas 5 ha. Sedangan luas dari
wilayah fasilitas umum 10 ha. Dan 5 ha merupakan tanah lain-lain berupa
tanah kosong dan taman. Berikut ini adalah data luas wilayah Kelurahan
Ampel Kecamatan Semampir:
Utara: Kelurahan
Ujung Kecamatan
Semampir
Kelurahan Ampel
Kecamatan
Semampir
Timur: Kelurahan
Sidotopo Kecamatan
Semampir
Barat: Kelurahan
Nyamplungan
Kecamatan Pabea
Selatan: Kelurahan
Nyamplungan Kecamatan
Pabean Cantikan
58
Tabel 2. Luas wilayah kelurahan ampel kecamatan semampir Kota
Surabaya
Luas wilayah Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir Kota Surabaya (29 ha)
Pemukiman
2,5 ha
Perkantoran
5 ha
Perdagangan
2 ha
Perindustrian
5 ha
Fasilitas
umum
10 ha
Lain-lain
5 ha
Sumber data : Monografi Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Kota Surabaya Tahun 2013
Dengan luas wilayah Kelurahan Ampel yang begitu luas maka
sebanding dengan jumlah penduduk dari Kelurahan Ampel ini. Jumlah
penduduk dari Kelurahan Ampel Kecamtan Semampir pada tahun 2014 adalah
21.873 dengan penduduk laki-laki berjumlah 10.863 dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 11.010 orang. Jadi perbandingan antara penduduk yang
berjenis laki- laki dan perempuan sangat tipis. Jika di prosentasikan maka
perbandingannya hanya 0,67 %. Jumlah perempuan lebih banyak 147 orang
dibanding laki-laki. Jumlah keluarga juga dapat dilihat dari jumlah kartu
keluarga laki-laki sejumlah 3.506 KK dan 2.022 KK perempuan. Jadi jika di
total jumlah keseluruhan KK sebanyak 5.528 KK. Berikut rincian jumlah
penduduk menurut KK:
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
A. Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Jumlah
Seluruhnya
Satuan
Laki-Laki Perempuan
1. Jumlah Penduduk 10.863 11.010 21.873 Orang
B. Jumlah Keluarga KK Laki-
Laki
KK
Perempuan
Jumlah Total Satuan
1. Jumlah Kepala
Keluarga
3.506 2.022 5.528 KK
Sumber data: Monografi Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Kota Surabaya. Bulan Mei Tahun 2014
59
Luasnya wilayah dan banyaknya penduduk Kelurahan Ampel
Kecamatan Semampir menjadikan Kelurahan Ampel terbagai menjadi sub
pemerintahan. Diantaranya adalah pemerintahan rukun warga (RW) dan
pemerintahan rukun tetangga (RT). Kelurahan Ampel terdiri dari 17 RW
dengan total penduduk terbanyak yang berada di RW 05 sebanyak 2557 orang
dan jumlah penduduk terkecil berada di RW 17 sebanyak 514 orang.
Dari jumlah penduduk yang terbagi-bagi dalam RW. Peneliti
menemukan bahwa dalam jumlah sebanyak itu terdapat beberapa etnis atau
keturunan yang bertempat tinggal di Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir.
Bukan hanya sebagai warga negara Indonesia (WNI) namun juga terdapat
warga negara asing (WNA). Berikut rinciannya:
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis
No Etnis
Jumlah penduduk
WNI WNA Jumlah
penduduk L P L P
1. Indonesia 4328 4378 0 0 8706
2. Cina 7 19 5 2 33
3. Arab 6483 6587 4 2 13050
4. India 4 5 2 1 12
Jumlah 10822 10963 11 5 21801
Sumber data: Data Penduduk Kelurahan Ampel Kecamatan Semampir
Surabaya Tahun 2013
60
Tingginya jumlah penduduk yang berada di Kelurahan Ampel
Kecamatan Semampir juga tidak menjadikan seluruh penduduknya menganut
agama islam. Akan tetapi ada beberapa agama yang dianut oleh penduduk
Ampel.45
1.3 Sejarah Kampung Arab Kota Surabaya
Dulu pertama kali Sunan Ampel datang pada abad ke-15 M, beliau
membangun Masjid Ampel sebagai pusat sosial dan pendidikan, bagian dari
misi penyebaran Islam. Pada saat santri beliau sudah mulai banyak, mereka
membuat pemukiman yang sekarang dikenal sebagai Kampung Ampel di
sekitar masjid antara lain Ampel Maghfur, Ampel Kembang, Ampel Lonceng
dan lain sebagainya.
Mengikuti pemukiman tersebut, para santri juga lambat laun
menciptakan setra ekonomi dengan komoditasnya yang berkaitan dengan
Masjid Ampel seperti wewangian, busana muslim, kitab, dan lain-lain, yang
kita kenal sebagai Ampel Suci atau Pasar Gubah.
Sejarah terbentuknya kampung Arab di Kota Surabaya yaitu adanya
jalur perdagangan antar para pedagang dari mancanegara. Karena kondisi di
Yaman pada saat itu sedang dirundung kemiskinan dan peperangan, maka
orang-orang Arab di Yaman tersebut bermigrasi ke wilayah-wilayah yang
bisa memakmurkan kehidupan mereka seperti, Indonesia, Malaysia,
Singapura, India dan lain sebagainya.
45
N. Indahyati, 2014, http://digilib.uinsby.ac.id/514/3/Bab%203.pdf ( diakses pada tanggal 09
Maret 2016, pukul : 18:44 WIB).
61
Berbicara soal Arab, orang-orang ini punya kebiasaan ketika tiba di
suatu tempat baru, mereka akan mencari atau mendirikan masjid. Begitu juga
sama dengan pendatang Arab di Kota Surabaya yang masuk pada abad ke-16
M melalui jalur darat dari Arah Batavia, kala itu belum ada akses laut. Pada
saat mereka masuk ke Kota Surabaya, mereka mencari lokasi yang paling
dekat dengan Masjid, yaitu Masjid Ampel.
Akhirnya mereka merasa cocok karena antara perkara reliji (adanya
Masjid) dan faktor ekonomi (pasar Gubah), maka mereka membentuk
komunitas di dekat Masjid Ampel. Kampung Arab pertama adalah Ketapang
Besar sebelum akhirnya merambah ke KH. Mas Mansyur terbatas sampai
Petukangan.
Abad ke-17 M, komunitas Belanda mulai menguatkan posisi mereka
lewat perdagangan dan ekonomi. Salah satu caranya adalah dengan kontrol
kelompok masyarakat berdasarkan kelas sosial yaitu, Eropa ( kelas 1), Timur
jauh yaitu Arab, India, Cina (kelas 2) dan pribumi (kelas 3). Kampung Arab
Kota Surabaya kala itu dipetakan dalam batasan langgar Bafadhal (selatan),
Petukangan (utara), Kalimas (barat), dan sungai Pegirian (timur).46
Berbicara mengenai kampung Arab Ampel tak bisa terlepas dengan
komunitas Arab yang menghuni kawasan utara surabaya. Kampung Ampel
merupakan kawasan yang dihuni oleh berbagai suku bangsa dalam kurun
waktu beratus tahun. Realitanya kampung Ampel merupakan wujud
pembauran antar suku bangsa, etnik, bahasa, budaya dalam kurun waktu yang
46
Basundoro,Purnaman. 2009. Dua Kota Tiga Zaman Surabaya dan Malang. Yogyakarta: Ombak.
Hal. 35
62
cukup lama. Pembauran antar suku bangsa ini di akibatkan karena faktor
ekonomi, politik, dan agama yang lambat laun akhirnya bisa menerima semua
perbedaan yang ada disetiap suku-sukunya.
Kampung Ampel yang secara adminstratif terletak di Kecamatan
Semampir, oleh warga Kota Surabaya dikenal sebagai kampung Arab, karena
sebagian besar warganya beretnis Arab. Etnis lain yang juga menghuni
kampung Ampel antara lain etnis Jawa, Madura, Cina, Pakistan, dan India.
Tidak ada data yang menunjukkan perincian jumlah penduduk berdasarkan
perbedaan etnis, namun secara kasar dapat dikatakan bahwa etnis Arab
merupakan mayoritas, diikuti etnis Jawa dan Madura. Kampung Arab yang
masih termasuk dalam wilayah Ampel, sudah pasti perlu ditelusuri. Notabene
penduduk di sini adalah orang Arab, biarpun bukan berasal dari Arab Saudi,
melainkan keturunan bangsa Yaman yang disebut Hadromi. Uniknya, gaya
rumah-rumah disini masih asli peninggalan zaman Sunan Ampel.
Kota Surabaya, jumlah penduduk keturunan Arab diperkirakan
mencapai ratusan ribu orang. Umumnya mereka adalah pedagang dan
sebagian kecil ulama. Para pedagang keturunan Arab itu berasal dari
Hadramaut, daerah di Yaman Selatan, sebagai pedagang sekaligus
menyebarkan Islam. Kota Surabaya mereka mendiami wilayah padat di Kota
Bawah, kawasan yang dibatasi Kalimas (sebelah Barat), Sungai Pegirian
(Timur), Kembang Jepun (Selatan), dan selat Madura (Utara). Aktivitas
perdagangan yang digeluti keturunan Arab dilakukan di sekitar Masjid Sunan
Ampel, kerena hal ini tidak bisa dilepaskan dari pengaruh ketokohan Sunan
63
Ampel. Sebab utama masyarakat mendirikan toko karena banyaknya peziarah
yang datang ke makam Sunan Ampel.
Selama berada di bawah pendudukan Belanda, kampung Arab
Surabaya seperti halnya wilayah lainnya, mendapatkan nama-nama jalan
bentukan pemerintah Kolonial tersebut. Tak jarang, nama-nama jalan yang
digunakan merupakan nama tokoh terkenal yang mendiami wilayah tersebut.
Berikut nama-nama jalan di wilayah K.H. Mansyur – Ampel – Panggung –
Nyamplungan – hingga Sasak selama masa penjajahan Belanda:47
Tabel 5. Nama Jalan Di Kampung Ampel
NAMA SEKARANG NAMA DULU
Jl. Ampel Asahan Ampel Asahan
Jl. Ampel Belakang Ampel Belakang
Jl. Ampel Belumbang Ampel Bloembang
Jl. Ampel Cempaka Ampel Tjempaka
Jl. Ampel Culik Ampel Tjoelik
Jl. Ampel Kidul Ampel Goebah Kidoel
Jl. Ampel Kembang Ampel Kembang
Jl. Ampel Kenjeran Ampel Kendjeran
Jl. Ampel Kenongo Ampel Kenongo
Jl. Ampel Kesumba Ampel Kesoemba
Jl. Ampel Kesumba Pasar Ampel Kesoemba Pasar
Jl. Ampel Keresan Ampel Kresan
Jl. Ampel Lor Ampel Goebah Loer
47
http://arabische-kamp.com/kampung-arab-surabaya-dulu-sekarang/ Diakses pada tanggal 26
April 2016. Pukul 19.30 WIB
64
Jl. Ampel Lonceng Kampong Lontjeng
Jl. Ampel Maghfur Ampel Megapoor
Jl. Ampel Masjid Ampel Mastjid
Jl. Ampel Pacar Sirihstraat
Jl. Ampel Pande Ampel Mentega
Jl. Ampel Sawahan Ampel Sawahan
Jl. Ampel Suci Ampel Martabak
Jl. Ampel Tebasan Ampel Tebasan
Jl. Ampel Wirai Ampel Wirai I, II
Jl. Kalimas Hilir Gedung Banger
Jl. Kalimas Madya I Pasarsteeg
Jl. Kalimas Madya II Kampong Baroe Anwar
Jl. Kalimas Madya III Kampong Baroe Bangilan
Jl. Kalimas Madya IV Kampong Baroe Gemoek
Jl. Kalimas Udik I Maleische Steeg / Moorensteeg
/ Kampong Baroe Sawahan
Jl. Kalimas Udik II Maleische Dwarsvoorstraat
Jl. Kalimas Udik IV Gang Baagil
Jl. Ketapang I Ketapang Proten
Jl. Ketapang II Ketapang Ardiguno
Jl. Ketapang III Ketapang Besar
Jl. Ketapang IV Ketapang Ketjil
Jl. KH Mansyur Kampementstraat
Jl. Pabean Tinstraat
Jl. Pabean Kulon Pabean Koelon
65
Jl. Pabean Sayangan Pabean Sajangan
Jl. Panggung Smokkelsteeg / zie Panggoeng
Jl. Pegirian Pegirian
Jl. Sultan Iskandar Muda Pekoelen / Danakarya
Jl. Sasak Sasak
Gambar 7. Peta Kampung Arab Kota Surabaya