Upload
trinhkhanh
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
39
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT. BANK SINARMAS dahulu bernama PT. BANK SHINTA INDONESIA
(“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1989, berdasarkan Akta No.52 tanggal 18 Agustus
1989 dari Buniarti Tjandra, S.H., notaris di Jakarta dan telah diubah dengan Akta No.91
tanggal 16 September 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini telah mendapat
pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No.C2-9142.HT.01.01-TH.89 tanggal 27 September 1989. Anggaran Dasar Perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No.6 tanggal 21
Desember 2006 dari Triphosa Lily Ekadewi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai
peningkatam modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan. Perusahan
ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. W7-09455.HT.01.04.TH.2007 tanggal 28 Agustus 2007.
Kantor pusat Perusahaan beralamat di Plaza BII Tower 1, Jln. M.H. Thamrin
No.51, Jakarta. Perusahaan memiliki 1 kantor cabang utama, 36 kantor cabang, 16
kantor cabang pembantu dan 1 kantor Kas di Indonesia. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran
Dasar, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan adalah untuk menjalankan usaha di
bidang perbankan. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16
Februari 1990, sesuai dengan izin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 156/KMK.013/1990 tanggal 16 Februari
1990. Sesuai dengan surat keputusan BANK INDONESIA No.27/156/KEP/DIR tanggal
22 Maret 1995, Perusahaan memperoleh peningkatan status menjadi Bank Devisa. Pada
39
40
tanggal 26 Januari 2007, Perusahaan berganti nama menjadi PT. BANK SINARMAS.
Perubahan nama telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Perusahaan yang didokumentasikan dalam Akta No.1 tanggal 21 November 2006 dari
Triphosa Lily Ekadewi, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran dasar tersebut
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan Surat Keputusannya No. W7-03960.HT.01.04-TH.2006 tanggal 20
Desember 2006. Persetujuan nama tersebut juga telah mendapat peresetuuan dari BANK
INDONESIA berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.9/4/KEP.GBI/2007
tanggal 22 Januari tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT. BANK SHINTA
INDONESIA menjadi Izin Usaha atas nama PT. BANK SINARMAS.
Sejak tahun 2005, Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Sinar
Mas. Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2007, berdasarkan Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 29 Oktober 2007 yang didokumentasikan
dalam Akta No.15 tanggal 29 Januari 2008 dari Umar Saili, S.H., notaris di Jakarta,
adalah sebagai berikut:
Komisaris Utama : Johny Josephus Lumintang
Komisaris Independen : Wimpie Rianto
Komisaris Independen : Antonius Chandra Satya Napitupulu
Direktur Utama : Tjendrawati Widjaja
Direktur : Hadi Christianto Wijaya
Direktur : Heru Agus Wuryanto
Direktur : Dani
Direktur : Salis Teguh Hartono
41
Direktur Kepatuhan Perusahaan adalah Salis Teguh Hartono, yang
penunjukannya telah mnedapatkan persetujuan BANK INDONESIA melalui Surat
No.9/154/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 8 Oktober 2007. Sesuai dengan Lampiran 1 Surat
Edaran BANK INDONESIA No.5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang
“Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum”. Perusahaan telah
membentuk Komite Manajemen Risiko Bank yang diketuai oleh Direktur Kepatuhan.
Satuan Kerja Manajemen Risiko Perusahaan terdiri dari emapt orang dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris dan direksi sebesar Rp 2.605.000
ribu tahun 2007 dan 2.337.223 ribu tahun 2006. Jumlah rata-rata karywan Perusahaan
(tidak diaudit) adalah 520 karyawan untuk tahun 2007 dan 282 untuk tahun 2006.
Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan PT. BANK SINARMAS pada
tanggal 28 Maret 2008 serta bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.
42
3.2 Struktur Organisasi PT. Bank Sinarmas
Credit ApprovalCommittee
GENERAL MEETING OF SHAREHOLDER
BOARD OF COMMISSIONERSKomite Audit
Komite Pemantau Resiko
BOARD OF DIRECTOR
PRESIDENT DIRECTOR
Credit & Marketing DirectorHR & GADirector
CompliaceDirector
Operat ionDirector
Financial Planning &Bud
geting
Corporate Secre
tary &
Corporate Legal
Risk M
anagem
ent
SKAI
Com
pliance
Hum
an Resou
rces
Risk ManagementCommittee
Credit PolicyCommittee
ALCO
HumanResourcesCommittee
InformationTechnologyCommittee
General A
ffair
Branch & Netw
ork Manage
men
t
Training C
entre
Fixed Asset Managem
ent
Persone
l & R
ecruitm
ent
Loan Recovery
Main Branches
Main Branches
Main Branches
Main Branches
Com
mercial Credit
Consum
er Credit
ATM
Electronic Channel
Contact C
enter
Electronic Bankin
g Managem
ent O
ffice
Loan Administration
Accoun
ting
Operation
System E
ngineering
Software E
ngineering
ITS
Financial Intitution
Regiona
l 3
Regional Ja
karta
Regiona
l 2
Regiona
l 1
Business &
Product
Deve
lopment
Comm
ercial &
Consum
er Credit
E-Banking
Operation
IT
Treasury
KCU Th
amrin
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
(Sumber: Annual Report PT. Bank Sinarmas 2007)
42
43
Direktur Operasional (Direktorat IV)
IT Group Head
Adm
inis
tratio
n S
taff
Network Adm.& SecurityDept. Head
Dat
a C
ente
r Sta
ff
Sta
ff
Helpdesk& BASect.Head
PA
BX
Sta
ff
ITProcedure& PolicySect.Head
IT Administration& Procurement
Dept. Head
System Engineering &ITS Division Head
MIS
& D
evel
oper
Sec
t. H
eadTechniacal
Support,PABX &
DataCenter
Sect. Head
System Adm. &Support Dept.
Head
Use
r Man
agem
ent
Sec
t. H
ead
Bus
ines
s A
naly
st S
taff
Cha
nge
Man
agem
ent
Offi
cer
Helpdesk& BADept.Head
SecuritySect.Head
NetworkAdm. Sect.
Head
System &Database
Sect.Head
Tech
. Sup
port
Staf
f
Sta
ff
Sta
ff
Sta
ff
Pro
ject
Man
agem
ent
Offi
cer (
PM
O)
Hel
pdes
k S
taff
Pro
cure
men
t St
aff
Sta
ff
MIS
Sta
ff
Dev
elop
er S
taff
Core BankingDept. Head
Del
iver
y C
hann
elD
ept.
Hea
dD
eliv
ery
Cha
nnel
Sec
t. H
ead
Sta
ff
Sup
port
App
licat
ion
Sec
t. H
ead
Sta
ff
Mul
timed
ia D
esig
n S
ect.
Hea
dW
eb M
aste
r Sta
ff
Mul
timed
ia D
esig
nS
taff
Soft EngineeringDivision Head
Gambar 3.2 Struktur Organisasi
(Sumber: Dokumentasi Divisi TI PT. Bank Sinarmas 2007)
43
44
3.2.1 Job Description
1. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan Peraturan
Perundangan, maka tugas dan tanggung jawab Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan
yang dilakukan oleh Direksi serta memberi harapan terhadap Direksi.
b. Dewan Komisaris bertanggung jawab mengawasi kinerja dan kepatuhan Direksi
terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku sesuai prinsip-prinsip
GCG (Good Corporate Governance).
c. Dewan Komisaris juga wajib melakukan evaluasi dan audit terhadap pelaksanaan
kebijakan strategis Bank.
d. Komisaris PT Bank Sinarmas memiliki tata tertib yang mengikat dan wajib ditaati
oleh Dewan Komisaris.
i. Rekomendasi Dewan Komisaris
Rekomendasi Dewan Komisaris terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi sebagai berikut:
a. Dalam melaksanakan tata kelola perusahaan hendaknya mengacu pada peraturan
perundang-undagan yang berlaku.
b. Merumuskan dan melaksanakan Standard Operating Procedures yang sesuai untuk
menjamin kepatuhan (Compliance).
c. Melaksanakan review mengenai profilrisiko bank termasuk evaluasi beberapa
kategori risiko antara lain risiko hukum, risiko kepatuhan, risiko kredit, risiko pasar,
risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko strategis.
45
2. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan Peraturan Perundangan,
maka tugas dan tanggung jawab Komisaris adalah sebagai berikut:
a. Direksi wajib melakukan tata kelola Bank sesuai Anggaran Dasar Perusahaan,
Peraturan Perundangan Lain dan prinsip-prinsip GCG.
b. Direksi bertanggung jawab terhadap pengawasan internal, pemantauan, dan
pengelolaan risiko-risiko perbankan, mengelola dan mengembangkan Sumber Daya
Manusia.
c. Direksi wajib melaporkan kinerja Bank secara keseluruhan dalam Rapat Umum
Pemegang saham.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Komite pemantau risiko mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab
untuk:
a. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan
pelaksanaan kebijakan.
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen ris iko
dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.
i. Program Kerja Komite Pemantau Risiko dan Realisasinya
Program kerja Komite Pemantau Risiko yanitu mengevaluasi konsistensi dan
kecukupaa antara kebijakan manajemen risiko dan implementasinya serta implementasi
dari kebijakan tersebut. Hasil dari evaluasi dan pemantauan yang dilakukan akan
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
46
Dalam rangka merealisasikan program kerja tersebut, Komite Pemantau Risiko
melakukan hubungan kerja dengan unit-unit lain dalam organisasi, antara lain:
1. Hubungan dengan Dewan Komisaris
Komite Pemantau Risiko memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas
hasil evaluasi terhadap kesesuaian antara pelaksanaan dan kebijakan manajemen
risiko, serta atas hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan terhadap
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko.
2. Hubungan dengan Direksi
Komite Pemantau Risiko secara tidak langsung memberikan rekomendasi kepada
Direksi melalui Dewan Komisaris atas hasil pemantauan dan evaluasi yang
dilakukan terhadap kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko.
3. Hubungan dengan Komite Manajemen Risiko
Komite Pemantau Risiko berwenang untuk melakukan pemantauan dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko, serta memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil pemantauan dan evalusi tersebut.
4. Hubungan dengan Satuan Kerja Manajemen Risiko
Komite Pemantau Risiko Berwenang untuk melakukan pemantauan dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko, serta
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil pemantauan dan
evaluasi tersebut.
Program kerja tersebut telah direalisasikan dengan cara:
a. Dilaksanakannya rapat rutin dan sewaktu-waktu bila diperlukan.
47
b. Komite Pemantau Risiko telah melakukan pemantauan dan evaluasi
kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko serta pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko.
c. Telah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris agar manajemen
mengambil tindakan penyelesaian terhadap permasalahan bank, dan
melakukan upaya agar mengetahui ketentuan yang berlaku.
4. Kepala Grup TI
i. Fungsi Kepala Grup TI
a. Melakukan fungsi perencanaan (planning), pengawasan (monitioring and control),
dan penilaian terhadap kegiatan yang berada di Divisi TI secara keseluruhan.
b. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait bila terjadi hal-hal yang berkaitan
dengan fungsi masing-masing bagian.
c. Membuat perencanaan jadwal, proposal project dan anggaran tahunan untuk TI.
d. Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk pengembangan TI.
e. Menyampaikan informasi terhadap masalah yang bersifat kritis.
f. Mengajukan, menyusun, mengubah perencanaan dasar, strategis, jangka panjang,
operasional yang berhubungan dengan TI.
g. Memberikan dukungan pemberian jasa TI kepada satuan kerja pengguna untuk
mencapai target bisnis bank secara responsif dan tepat waktu.
h. Memastikan setiap informasi yang dimiliki oleh satuan kerja pengguna TI
mendapatkan perlindungan yang baik terhadap semua gangguan yang dapat
menyebabkan kerugian akibat bocornya data/informasi penting.
48
i. Memastikan kecukupan dan efektifitas kebijakan dan prosedur TI serta penerapan
manajemen risiko untuk mengidentifikasi, mengukur, menilai dan mengawas i
risiko TI.
j. Memberikan kepada Direksi laporan pelaksanaan TI secara periodik dan jika
diperlukan dapat mengusulkan tindakan untuk mengatasi kelemahan TI yang telah
ditemukan.
k. Menilai kinerja dari pelayanan TI di Bank, contohnya persentase berapa lama
system mati (downtown error), pelanggaran keamanan, perkembangan proyek,
penerapan perjanjian tingkat layanan (Service Level Agreement – SLA) antara
satuan kerja TI dan satuan pengguna atau pihak penyedia jasa TI.
ii. Wewenang Kepala Grup TI
a. Membuat keputusan untuk kejadian/peristiwa yang bersifat penting atau ad hoc.
b. Merumuskan kebijakan, rencana dan anggaran TI.
c. Mengusulkan pelatiuhan terhadap karyawan TI kepada Direksi.
d. Mengajukan mutasi, rotasi staff TI ke unit kerja/divisi lain yang dirasa perlu dan
baik bagi perkembangna staff tersebut.
e. Mengajukan promosi untuk staff TI yang dirasa berprestasi dan berkompeten
terhadap pekerjaannya.
f. Melakukan negosiasi atas kerjasama dan pembelian produk hardware/software.
g. Menentukan, menyetujui, dan menolak pembelian atas spesifikasi produk tertentu.
h. Menyetujui atau menolak permintaan cuti staff TI.
i. Mengeluarkan dan tatau menyetujui surat teguran/peringatan terhadap karyawan di
unit kerja TI sesuai dengan ketentuan dari Divisi HRD.
j. Memberikan pengharagaan kepada staff yang berada di TI.
49
k. Memberikan teguran kepada staff yang dinilai tidak bertanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya.
l. Menunjuk karyawan di bawahnya langsung untuk menyelesaikan masalah.
m. Turut memnerika input kepada atasan langsung atas penilaian karayawan
dibawahnya langsung secara objektif.
iii. Tanggung jawab Kepala Grup TI
a. Bertanggung jawab atas penilaian yang objektif terhadap prestasi kerja karyawan
dibawah divisinya untuk kemudian melaporkan hasil penilaian tersebut kepada
Direksi.
b. Bertanggung jawab terhadap perencanaan Divisi TI (IT Plan), strategis (strategic
plan), dan penganggaran (budgeting).
c. Bertanggung jawab terhadap pengalokasian budget supaya sesuai dengan IT Plan.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan Unit Kerja TI, yang disesuaikan denga
business plan perusahaan.
e. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
f. Bertanggung jawab atas hasil (dokumen/jasa) akhir yang dihasilkan oleh Divisi TI.
g. Bertanggung jawab atas semua penerapan kebijakan TI dan rencana yang
ditetapkan oleh Direksi.
h. Bertanggung jawab untuk memastikan terdapatnya pengawasan yang memadai
dalam setiap pengembangan atau modifikasi sistem.
i. Bertanggung jawab untuk memastikan tindakan yang tepat telah dilakukan untuk
memperbaiki temuan audit baik dari audit intern maupun audit ekstern berdasarkan
laporan pemeriksanan Bank Indonesia.
50
j. Bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan sumber daya manusia baik
dalam penyelengaraan TI maupun dalam penerapan manajemen risiko.
k. Bertanggung jawab memastikan bahwa kontrak tertulis antara Bank dengan pihak
penyedia jasa TI sesuai dengan kebutuhan PT Bank Sinarmas dan kerjasama antar
kedua belah pihak.
5. Kepala Divisi Sistem Engineering
i. Fungsi Kepala Divisi S istem Engineering dan ITS (Information Technology
Services)
a. Melakukan fungsi perencanaan (planning), pengawasan (monitioring and control),
dan penilaian atas unit kerja yang berada di bawah unit kerja System Engineering ,
sesuai perencanaan Divisi TI.
b. Melakukan koordinasi dengan Kepala Divisi Software Engineering bila terjadi hal-
hal yang berkaitan dengan pemindahan data dan atau Aplikasi dari Server
Development ke Server Production demikian pula sebaliknya.
c. Menyusun pembentukan, mengawasi pelaksanaan, dan mengusulkan perubahan
guidelines, framework yang digunakan untuk pedoman kerja.
d. Melakukan fungsi kontrol dan pengembangan terhadap infrastruktur dan
memberikan laporan ke atasan langsung.
e. Merekomendasikan hardware maupun software baru yang telah dipelajari untuk
menunjang dan mempermudah kelancaran kinerja perusahaan kepada atasan
langsung.
f. Menjaga dan merahasiakan informasi sensitif dan kerahasiaan data yang berada di
lingkup TI.
51
g. Menyampaikan informasi terhadap masalah yang bersifat kritis dan laporan
progress pekerjaan kepada Atasan langsung.
ii. Wewenang Kepala Divisi System Engineering dan ITS
a. Membuat keputusan yang berhubungan dengan network dan sistem yang bersifat ad
hoc Dimana Atasan langsung tidak berada di tempat/tidak bisa dihubungi.
b. Memberikan persetujuan/penolakan serta menentukan hak akses untuk user yang
ingin mengakses ruang server sesuai dengan prosedur yang berlaku.
c. Memberikan persetujuan penggantian password pada seluruh server secara berkala
bila dirasa perlu.
d. Merekomendasikan teguran secara tertulis terhadap staff dibawahnya ke Atasan
langsung.
e. Mengajukan dan merekomendasikan training/pelatihan staff di bagiannya kepada
atasan langsung.
f. Menyetujui atau menolak permintaan cuti staff di bawahnya.
g. Memberi teguran kepada staff yang dinilai tidak bertanggung jawab dalam
menjalankan tugasnya.
h. Memberikan penghargaan kepada staff yang berada di bawahnya.
i. Menunjuk karyawan di bawahnya langsung (tidak bersifat cross function) untuk
melakukan penyelesaian masalah.
j. Turut memberikan input kepda atasan langsung atas penilaian karyawan di
bawahnya langsung secara objektif.
52
iii. Tanggung Jawab Kepala Divisi Sistem Engineering dan ITS
a. Bertanggung jawab atas penilaian yang objektif terhadap prestasi kerja karyawan di
bawah divisinya untuk kemudian melaporkan hasil penilaian tersebut kepada atasan
langsung.
b. Bertanggung jawab terhadap kinerja infrastruktur perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas keamanan yang berhubungan dengan divisinya, keadaan
fisik server, manajemen keamanan server dan keamanan jaringan.
d. Bertanggung jawab terhadap seluruh penggunaan server dan bandwith network di
perusahaan.
e. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
f. Bertanggung jawab atas hasil (dokumen /jasa) akhir dari bagiannya.
6. Kepala Divisi Software Engineering
i. Fungsi Kepala Divisi Software Engineering
a. Melakukan fungsi perencanaan (Planning), pengawasan (monitioring and control),
dan penilaian terhadap kegiatan atas unit kerja yang berada di bawah unit kerja
Software Engineering secara keseluruhan.
b. Melakukan fungsi kontrol terhadap kegiatan Divisi Software Engineering secara
kesuluruhan, meliputi:
1. Mengontrol keamanan data dan informasi confidential dari perusahaan, di
dalam divisi, aplikasi, dan sistem yang berada di dalamnya.
2. Melakukan proses kontrol dan reporting untuk progress pekerjaan dan hasil
pekerjaan dari seluruh staff dan project, baik ke Atasan langsung maupun ke
internal divisi.
53
c. Melakukan koordinasi dengan Kepala Divisi Sistem Engineering bila tejadi hal-hal
yang berkaitan dengan pemindahan data, permasalahan network dan atau Aplikasi
dari Server Development ke Server Production demikian pula sebaliknya.
d. Menyusun pembentukan, mengawasi pelaksanaan, dan mengusulkan perubahan
guidelines, framework yang digunakan untuk pedoman kerja.
e. Menyampaikan informasi terhadap masalah yang bersifat kritis dan laporan
progress pekerjaan kepada Atasan langsung.
ii. Wewenang Kepala Divisi Software Engineering
a. Mengajukan rekomendasi training/pelatihan staff di bagiannya kepada Atasan
langsung
b. Menyetujui atau menolak permintaan cuti staff di bawahnya.
c. Memberi teguran kepada staff yang dinilai tidak bertanggung jawab dalam
menjalankan tuagsnya.
d. Memberikan penghargaan kepada staff yang berada di bawahnya.
e. Merekomendasikan teguran secara tertulis terhadap staff dibawahnya ke Atasan
langsung.
f. Menunjuk karyawan dibawahnya langsung (tidak bersifat cross function) untuk
melakukan penyelesaian masalah.
g. Turut memberikan input kepda atasan langsung atas penilaian karyawan di
bawahnya langsung secara objektif.
iii. Tanggung Jawab Kepala Divisi Software Engineering
a. Bertanggung jawab atas penilaian yang objektif terhadap prestasi kerja karyawan
di bawah divisinya untuk kemudian melaporkan hasil penilaian tersebut kepada
Atasan langsung.
54
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja Operasional secara keseluruhan
yang berkaitan dengan pengembangan sistem, solusi masalah sistem, database,
desain dan website/portal.
c. Bertanggung jawab atas hasil pembentukan tim, platform dan bahasa
pemrograman yang akan digunakan dalam suatu project.
d. Bertanggung jawab atas pelaksanaan keamanan data dan aplikasi baik yang sedan g
dikembangkan ataupun yang sudah diimplementasikan.
e. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
f. Bertanggung jawab atas hasil (dokumen /jasa) akhir dari bagiannya.
3.2.2 Hubungan antara Komite TI (IT Committee) dengan Divisi TI
Dalam struktur organisasi PT. BANK SINARMAS digambarkan ada
Information Technology Committee dan Information Technology Division, dimana
hubungan keduanya adalah IT Committee merumuskan keputusan-keputusan yang
sifatnya penting untuk mendapatkan persetujuan. IT Committee memiliki kekuasaan
(power) daripada masing-masing Divisi TI karena keputusan yang dibuat oleh IT
Committee adalah keputusan yang lebih besar (makro) karena mengarah ke strategi,
sedangkan Divisi IT keputusan-keputusannya ke arah pelaksana bagi divisi-divis i
pendukung untuk penyelenggaraan berbasis TI. Maksudnya divisi-divisi pendukung
di sini adalah sebagai “pembantu” divisi-divisi yang sebagai ujung tombak seperti
bagian marketing, bagian E-Channel.
55
3.2.3 Satuan Kerja Manajemen Risiko
Dalam melaksanakan fungsinya, Satuan Kerja Manajemen Risiko
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan bekerja secara independen
terhadap satuan kerja operasional dan terhadap satuan kerja yang melaksanakan
fungsi pengendalian intern. Adapun wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja
Manajemen Risiko meliputi:
1. Pemantauan pelaksanaan strategi manajemen risiko yang telah disetujui Direksi.
2. Pemantauan posisi risiko secara keseluruhan (composite), per jenis risiko dan per
jenis aktivitas fungsional serta melakukan stress testing.
3. Kaji ulang secara berkala terhadap proses manajemen risiko.
4. Pengkajian usulan aktivitas dan atau produk baru.
5. Evaluasi terhadap akurasi dan model validitas data yang digunakan untuk mengukur
risiko.
6. Memberikan rekomendasi kepada satuan kerja operasional (risk tasking unit) dan
atau kepada Komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang dimiliki.
7. Menyusun dan menyampaikan laporan profil/komposisi risiko kepada Direktur
Utama dan Komite Manajemen.
3.2.3.1 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern
Seiring dengan perkembangan Bank yang semakin pesat, disertai dengan
semakin kompleksnya usaha Bank yang mengakibatkan peningkatan eksposure risiko
Bank, maka manajemen menyadari bahwa Good Corporate Governance menjadi
penting untuk saat ini dan di masa-masa yang akan datang mengingat risiko dan
tantanagan yang dihadapi Bank semakin meningkat. Good Corporate Governance harus
56
dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders
dan meningkatan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai
yang beralku secara umum pada industri perbankan. Dalam rangka melaksanakan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut, maka Bank berupaya untuk
menerapkan risiko secara efektif yang mencakup:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam rangka penerapan manajemen risiko, bank telah menetapkan wewenang dan
tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan.
Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Menyetujui dan mengevaluasi kebijakan manajemen risiko.
b. Mengevaluasi tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko.
c. Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Diresi yang terkait dengan transaksi
yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
Direksi memiliki tugas dan tangung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan kaji ulang terhadap metodologi penilaian risiko, kecukupan
implementasi SIM dan kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
b. Menyediakan sumber daya yang berkualitas untuk menyelesaikan tugas
pengelolaan risiko yang efektif.
c. Merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu ketrampilan sumer daya
manusia pengelola risiko secara berkala dan berkelanjutan.
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit
Bank telah memiliki kebijakan, prosedur, dan limit-limit risiko yang memuat:
a. Penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan.
b. Penerapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manejemen risiko.
57
c. Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas
d. Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan limit secara berkala.
e. Dokumentasi prosedur dan penetapan limit secar memadai.
3. Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko
serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko telah
diupayakan terhadap seluruh faktor-faktor risiko (risk factor) yang bersifat material.
4. Sistem Pengendalian Intern Yang Menyeluruh
Bank melaksanakan sistem pengendalian intern secara efektif terhadap
pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional pada seluruh jenjenag organisasi yang
diupayakan untuk daapt mendeteksi kelemahan dan penyimpangan yang terjadi.
Dalam rangka mengelola Bank secara efektif dan efisien, serta sebagai dasar
kegiatan operasional yang sehat dan aman, Bank telah menrapkan suatu Sistem
Pengendalian Intern (SPI).
Agar penerapannya dapat dilakukan secara efektif, maka SPI tersebut telah
dituangkan dalam suatu pedoman yang ditetapkan oleh Komisaris dan Direks i
dalam Surat Keputusan No.0020001.095 tanggal 15 Desember 2004 perihal
Pedoman Sistem Pengendalian Intern.
Pedoman tersebut menjadi acuan bagi seluruh jajaran Bank dalam
melakukan aktivitas operasional sehari-hari.
3.3 Manajemen Risiko PT. Bank Sinarmas
Pengembangan manajemen risiko di PT Bank Sinarmas senantiasa
berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan manajemen risiko
58
bagi Bank Umum. PT Bank Sinarmas menerapkan manajemen risiko dengan
menjaga keseimbangan antara tuntutan bisnis dengan risiko yang terkait. Dengan
kebijakan manajemen risiko yang berfungsi baik dan efektif, maka Satuan Kerja
Manajemen Risiko akan menjadi mitra bisnis strategis bagi unit-unit usaha tersebut
dan akan memberikan hasil yang optimal bagi Perusahaan.
Sebagai bagian dari proses yang terus berjalan untuk mencapai standar
terbaik internasional di bidang pengelolaan risiko, PT Bank Sinarmas senatiasa
mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan
pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat membrikan
informasi secara dini dan mengambil langkah-langkah perbaikan untuk
meminimalkan risiko. Kerangka pengelolaan risiko ini dituangkan dalam bentuk
kebijakan, prosedur, limit transaksi dan kewenangan serta berbagai perangkat
pengelolaan risiko lainnya.
3.3.1 Pendefinisian Risiko dan Metode Dalam PT. Bank Sinarmas
a. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan
(counter party) dalam memenuhi kewajibannya, yang timbul dari aktivitas
fungsional perusahaan seperti pengkreditan (penyediaan dana), treasury, investasi
dan pembiayaan perdagangan (trade finance).
Kredit merupakan salah satu sumber utama pendapatan Bank sehingga
portfolio kredit ahrus dikelola dengan baik, seperti penetapan kebijakan, penetuan
limit kredit, identifikasi risiko sedini mungkin, serta pemantauan dan pengendalian
59
risiko kredit. Pengelolaan kredit dilaukan untuk memastikan bahwa profil risiko
berada dalam kisaran yang dapat diterima.
b. Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko kerugian dari portfolio yang dimiliki oleh
perusahaan karena adanya pergerakan variabel pasar seperti tingkat suku bunga,
nilai tukar termasuk kedua turunan dari kedua risiko tersebut (risk intrumen
derivatif).
Pengelolaan risiko pasar diantaranya dilakukan mengenai rapat ALCO
(Asset and Liability Commitee). Pada forum ini akan dianalisa pergerakan harga
dari portfolio investasi Bank, agar dapat diambil tindakan sedini mungkin jika ada
indikasi yang merugikan. Likuiditas termasuk dalam pengelolaan asset dan
liability. Langkah pengelolaan likuiditas antara lain dengan menempatkan
kelebihan dana pada asset yang likuid (secondary reserve), monitor terhadapa
maturity gap dan melakukan proyeksi cash flow, serta melakukan investasi secara
prudent sehingga tingkat jredit bermasalah yang tidak likuid dapat ditekan.
Langkah terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan restrukturisasi
terhadap kredit bermasalah sehingga dana cash inflow yang mengalir masuk dapat
lebih ditingkatkan.
c. Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan karena
ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan
manusia,kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Bank.
60
Bertambahnya jaringan kantor dan tenaga kerja memperbesar potensi risiko
operasional yang harus dihadapi Bank. Apabila tidak dikelola dengan baik dapat
mengakibatkan terjadinya kerugian, yaitu kepercayaan nasabah dan kerugian
finansial. Kesadaran kana pengelolaan risiko operasional telah disadari oleh
seluruh lapisan jabatan melalui fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya yang
didukung dengan teknologi informasi on-line dan diwujudkan dalam satu sistem
pengendalian intern, Selain itu adanya pelatihan-pelatihan secara berkala
dimaksudkan untuk meminimalisasi terjadinya risiko operasional.
d. Risiko Hukum
Risiko hukum erat kaitannya dengan kemungkinan timbulnya tuntutan
hukum terhdap Bank sebagai akibat lemahnya keranga hukum, kuran g
memadainya bukti-bukti transaksi dan sempitnya cakupan kewajiban yang
tercakup dalam kontrak. Karenanya, Bank senantiasa memastikan bahwa sehala
kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak terkait didasarkan pada aturan
kerjasama yang dapat melindungi Bank di muka umum.
e. Risiko Reputasi
Dalam rangka antisipasi risiko reputasi dan untuk meningkatkan layanan
kepada nasabah, bank membentuk unit kerja yang secara khusus menangani
pengaduan dari nasabah, yaitu Customer Care PT Bank Sinarmas. Selain itu,
Perusahaan juga berupaya menignkatkan sarana publikasi, baik melalui media
massa maupun saran publikasi lainnya.
f. Risiko Strategis
Risiko ini terkait dengan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT). Upaya
untuk mengurangi timbulnya risiko strategis adalah dengan menetapkan dan
61
melaksanakan strategi Perusahaan secara matang dan baik, serta disesuaikan
dengan respon eksternal.
g. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan merupaan risiko yang disebabkan karena Bank tidak
mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lain yang berlaku. Untuk mengurangi risiko tersebut, Bank berupaya
memaksimalkan efektivitas pengendalian intern, antara lain dengan adanya
Internal Control yang ditempatkan di cabang-cabang dan bertanggung jawab
langsung ke kantor pusat, bukan kepada pemimpin cabang/unit dimana mereka
ditempatkan.
h. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Perusahaan
tidak memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Risiko
likuiditas ini dapat dibedakan atas risiko likuiditas pasar dimana Perusahaan tidak
mampu melakukan offsetting posisi tertentu yang dimilikinya dengan harga pasar
karena kondisi pasar yang tidak memadai, dan risiko likuiditas pendanaan dimana
Perusahaan tidak mampu mencairkan assetnya atau memperoleh pendanaan dari
sumber dana lain.
Perusahaan juga menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aktiva
likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah, dan menjaga agar
kelebihan jumlah kewajiban yang jatuh tempo pada setiap periode berada dalam
tingkat yang terkendali. Selain itu, ditetapkan pula jumlah pagu kas cabang.
Penetapan pagu kas cabang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya berupa
penarikan dana pihak ketiga, sekaligus menjaga kondisi kas cabang agar tidak idle.
62
Fungsi pengelolaan risiko likuiditas dilakukan oleh Divisi Tresuri dam
ALCO (Asset Liability Committee).
3.3.2 Profil Risiko Dalam PT. Bank Sinarmas
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Bank melakukan penilaian risiko
yang disusun dalam sebuah laporan profil risiko. Laporan Profil Risiko menilai 8
(delapan) jenis risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategis, dan risiko kepatuhan.
Penilaian profil risiko ditentukan dengan menggabungkan hasil penilaian eksposur
risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inherent risk) dan kecukupan sistem
pengendalian risiko (risk control system) yang disebut dengan risiko komposit.
3.3.3 Asset and Liability Committe (ALCO)
ALCO mengadakan pertemuan secara bulanan untuk mengevaluasi
pengelolaan neraca Bank dan implementasi strategi dan tujuan ALM. Komite ini
menetapkan suku bunga aktiva produktif dan pasiva, serta mengelola portfolio
investasi Bank. ALCO senantiasa melakukan monitoring terhadap suku bunga,
jangka waktu kredit dan pendanaan serta risiko yang melekat. Pemberitahuan rapat
dikirimkan dan notulen rapat didokumentasikan. Pertemuan luar biasa bisa
diselenggarakan melalui Ketua, apabila diperlukan.
Komite ini diketuai oleh Direktur Utama dan beranggotakan Direktur Kredit
dan Marketing. Direktur Operasional, serta kepala unit bisnis lainnya yang
ditunjuk, yaitu dari Treasury dan FI, Akunting serta Satuan Kerja Manajemen
Risiko.
63
3.3.4 Komite Manajemen Risiko PT. Bank Sinarmas
Komite ini dibentuk untuk menerapkan kerangka manajemen risiko yang efektif
dan memastikan dilakukannya pengawasan risiko melalui penetapan toleransi risiko,
batasan dan strategi pengelolaan risiko secara menyeluruh. Anggota Komite ini terdiri
dari Direktur Kepatuhan selaku Ketua, Direktur Operasional, Direktur Kredit dan
Marketing, dan seluruh Kepala unit bisnis serta eksekutif bisnis lainnya yang ditunjuk.
3.3.5 Komite Pemantau Risiko
Komite pemantau risiko bertindak mewakili Dewan Komisaris dan berfungsi
untu mengevaluasi konsistensi dan kecukupan antara kebijakan manajemen risiko dan
implementasinya serta implementasi dari kebijakan tersebut. Hingga saat ini Komite
Pemantau Risiko bekerja dengan Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
3.3.6 Sertifikasi Manajemen Risiko
Sertifikasi oleh Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) dan Bank
Indonesia untuk karyawan telah berjalan dengan lancar. Hingga saat ini semua anggota
Direksi dan Dewan Komisaris telah memperoleh sertifikasi BSMR.
3.3.7 Prinsip Mengenal Nasabah
Dalam menjalankan usaha, PT. Bank Sinarmas menghadapi berbagai risiko
usaha dan untuk mengurangi risiko usaha tersebut PT. Bank Sinarmas menerapkan
prinsip kehati-hatian. Salah satu prinsipnya adalah melalui penerapan Know Your
Customer & Anti Money Laundring (KYC & AML).
64
Kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip KYC
& AML merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan dan prosedur Bank
secara keseluruhan dengan memasukan unsur-unsur yang meliputi pengawasan oleh
pengurus Bank, pendelegasian wewenang, pemisahan tugas dan tanggung jawab, sistem
pengawasan intern dan pelatihan karyawan.
Efektivitas penerapan prinsip KYC & AML di PT. Bank Sinarmas dipantau oleh
Unit Kerja Pengenalan Nasabah (UKPN) di dalam Satuan Kerja Kepatuhan. UKPN
bertanggung jawab kepada Compliance Department Head – selaku Pejabat Pengenalan
Nasabah (PJPN) yang ditunjuk oleh Direksi dan sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia, mekanisme tanggung jawab PJPN ini berada langsung di bawah Direktur
Kepatuhan.
3.4 Manajemen Risiko TI PT. Bank Sinarmas
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala Divisi TI, saat ini dalam
PT. Bank Sinarmas sudah menerapkan Manajemen Risiko dimana Manajemen Resiko
yang ada mengatasi risiko-risiko di Bank termasuk resiko TI. Tetapi belum ada staf yang
khusus yang menangani Manajemen Risiko TI. Divisi TI juga tidak melakukan
pencatatan atas risiko-risiko TI yang pernah terjadi setiap tahunnya.
3.4.1 Risiko-Risiko TI dalam PT. Bank Sinarmas
Risiko-risiko TI adalah segala jenis atau segala bentuk ancaman pada aset TI
yang mengganggu proses bisnis perusahaan. Risiko sering diartikan sebagai akibat
negatif dari sebuah kejadian maupun keputusan yang kita ambil dalam kehidupan sehari-
hari. Bahkan dalam kenyataan tidak satupun keputusan atau kejadian yang tidak
65
memiliki resiko. Misalnya, Apakah sebuah data center harus kita tempatkan di lantai
dasar atau di lantai 5? Bagaimana dengan banjir jika harus diletakan di lantai dasar?
Bagaimana pula dengan gempa jika harus diletakkan di lantai 5? Dari contoh sederhana
itu,apapun keputusannya, risiko akan terjadi.
Risiko-risiko TI dalam PT. Bank Sinarmas dikelompokkan ke dalam risiko-
risiko perbankan seperti risiko operasional, risiko strategis, risiko reputasi, risiko
kepatuhan/legal.
Bank wajib memiliki pendekatan manajemen risiko yang terpadu (terintegrasi)
untuk dapat melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
secara efektif. Risiko terkait teknologi wajib dikaji ulang bersamaan dengan risiko-risiko
lainnya yang dimiliki Bank untuk menentukan risk profile bank secara keseluruhan.
Adapun risiko terkait penyelenggaraan TI yang utama adalah:
i) Risiko Operasional
Risiko operasional melekat di setiap produk dan layanan yang disediakan Bank.
Penggunaan TI dapat menimbulkan terjadinya risiko operasional yang disebabkan
oleh antara lain ketidakcukupan/ketidaksesuaian desain, implementasi, pemeliharaan
sistem atau komputer dan perlengkapannya, metode pengamanan, testing dan standar
internal audit serta penggunaan jasa pihak lain dalam penyelenggaraan TI.
ii) Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan dapat timbul bila Bank tidak memiliki sistem yang dapat
memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku bagi Bank seperti
kerahasiaan data nasabah. Risiko kepatuhan dapat berdampak buruk terhadap reputasi
serta citra Bank, juga berdampak pada kesempatan berusaha dan kemungkinan
ekspansi.
66
iii)Risiko Hukum
Bank menghadapi risiko hukum yang disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan
peraturan perundangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sah suatu kontrak.
iv) Risiko Reputasi
Opini publik yang negatif dapat timbul antara lain karena kegagalan sistem yang
mendukung produk, kasus yang ada pada produk Bank dan ketidakmampuan Bank
memberikan dukungan layanan nasabah pada saat terjadi kegagalan sistem
(downtime). Opini negatif ini dapat menurunkan kemampuan Bank memelihara
loyalitas nasabah dan keberhasilan produk dan layanan Bank.
Hal penting yang membangun keseluruhan konsep risiko dan juga menjadi hal
penting dalam pemahaman serta implementasi Manajemen Risiko TI dalam sebuah
perusahaan adalah ancaman dan konsekuensi. Lebih jauh lagi, ancaman dapat
dijabarkan lagi ke dalam beberapa komponen penting dalam bentuk informas i
maupun data sebagai berikut:
a) Likelihood (kemunginan terjadi) dari ancaman.
b) Threat Event atau kejadian dari ancaman.
c) Threat Source atau sumber ancaman.
d) Threat Category atau kategori ancaman.
67
3.5 Visi dan Misi Perusahaan
Sesuai dengan yang tertulis dalam Annual Report PT. Bank Sinarmas,Visi dan
Misi yang dimiliki oleh PT. Bank Sinarmas adalah sebagai berikut:
1. Visi Perusahaan
Menjadi Bank terkemuka bagi peminjaman usaha kecil, menengah, dan mitra
terpercaya dalam pengembangan usaha.
2. Misi Perusahaan adalah:
a. Melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan dalam rangka memperluas
basis nasabah kecil dan menengah.
b. Memperluas jaringan cabang dengan fokus pada sentra-sentra usaha kecil dan
menengah (UKM).
c. Memperkuat kemampuan Teknologi Informasi dan Sumber Daya Manusia dalam
rangka memberikan layanan terbaik.
d. Membudayakan sistem manajemen risiko sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan
Good Corporate Governance.
68
3.6 Spesifikasi Server PT. Bank Sinarmas
Tabel 3.1 Spesifikasi Server
Function X-Link Monitoring
Power (BTU) 3990 BTU/hour (at 240 VAC)
Power Supply Redundant
Power 2 x 1000 Watt
Devices Model HP DL380G5
S/N SGH72666T5
Number Of CPU 2 @ dual core
Clock Speed 3 Ghz
Memory 4Gb
Disk 2x146 Gb
OS Window 2003
Aplication Card Mgmt XLink
69
Aset PT. Bank Sinarmas yang lainnya selain server yang terdapat di kantor
cabang utama Thamrin adalah:
Tabel 3.2 Aset selain server
Nama
Peralatan
Berat
(Kg)
Keterangan
Juniper 2300 2 Firewall dan Router Komunikasi
Switch 2 Devices Pengaturan Jaringan Kabel
Client ke Server
Patch Panel 1 Jaringan dari Client ke R.Server
BCM 400 30 Mesin PABX
LSAVoice+LSA
PABX
1 Device Pengaturan Jaringan Kabel
Telepon (Telkom, Outlet Client, PABX)
OTB 2 Modem + OTB – Icon : Fiber
Space Jarak antara peralatan, untuk menjaga
suhu agar tidak terlalu overheat
70
3.7 Topologi Jaringan PT. BANK SINARMAS
Gambar 3.3 Topologi PT. Bank Sinarmas
(Sumber: Dokumentasi Divisi TI Bank Sinarmas)
71
3.8 Prosedur yang Sedang Berjalan (Rich Picture)
3.8.1 Prosedur Bagian Customer Service
Prosedur yang berjalan pada PT. Bank Sinarmas pada bagian Customer Service
adalah:
Gambar 3.4 Rich Picture Customer Service PT Bank Sinarmas
Keterangan untuk transaksi yang dapat dilakukan oleh Customer Service
kepada Nasabah adalah pendataan atau perubahan info nasabah, pembukaan tabungan,
penutupan tabungan, pembukaan giro, penutupan giro, permintaan dan penyerahan cek,
penempatan deposito, dan pencairan deposito.
Proses bisnis yang ada pada PT. Bank Sinarmas adalah pertama nasabah datang
ke bank. Kemudian dilayani oleh bagian Customer Service untuk pendataan atau
perubahan info nasabah, pembukaan tabungan, penutupan tabungan, pembukaan giro,
penutupan giro, permintaan dan penyerahan cek, penempatan deposito, dan pencairan
deposito. Setelah nasabah dilayani, lalu Customer Service menginput data nasabah dan
transaksi yang dilakukan lalu dicetak jika nasabah melakukan pembukaan/penutupan
rekening.
72
3.8.2 Prosedur Bagian Teller
Prosedur yang berjalan pada PT. Bank Sinarmas pada bagian Teller adalah:
Nasabah
/ta rik tunai, se tor tunai, pemindahbukuan,
penjualan atau pembelian BankNotes,
transfer SKN, transfer RTGS, pembelian travel cheque,
penjua lan travel cheque, pencairan deposito,
setor atau tarik kelebihan uang atau kekurangan uang,
inkaso valas, setor atau ta rik tunai via Fokus Group.
Komputer
/Datang
Teller
/Menerimauang
[SELESAI]
Teller
/MenyimpanUang ke brangkas Bank
/Menngentry dan meny impan data
Printer
/Mencetak transaksi
Gambar 3.5 Rich Picture Teller PT. Bank Sinarmas
72
73
Keterangan untuk transaksi yang dapat dilakukan oleh Teller adalah tarik tunai,
setor tunai, pemindahbukuan, penjualan atau pembelian BankNotes, transfer SKN,
transfer RTGS, pembelian travel cheque, penjualan travel cheque, pencairan deposito,
setor atau tarik kelebihan uang atau kekurangan uang, inkaso valas, setor atau tarik tunai
via Fokus Group.
Nasabah datang ke Bank untuk melakukan transaksi yang diinginkan.
Kemudian nasabah akan dilayani oleh staf Teller yang ada, jika nasabah menyetor uang,
Teller menerima uang dari nasabah, kemudian Teller memasukkan uang ke brangkas,
lalu data-data transaksi yang telah dilakukan oleh nasabah tersebut dimasukkan dan
disimpan ke dalam komputer Teller, lalu menyimpannya ke dalam server Bank.
Kemudian Teller mencetak pada buku nasabah, jika nasabah melakukan transaksi yang
berhubungan dengan buku tabungan.
74
3.8.3 Prosedur Bagian Pengadaan Barang
Gambar 3.6 Rich Picture Bagian Pengadaan Barang Divisi TI PT. Bank Sinarmas
74
75
Proses bisnis pada bagian TI pengadaan barang (Staff IT Procurement) dalam
pembelian barang di PT Bank Sinarmas adalah dimulai dari user / requester meminta
barang yang dibutuhkan dengan membuat Memo Permintaan dan diberikan kepada
Dept. Head IT Adm & Procurement untuk dianalisa dan disetujui. Kemudian Dept. Head
IT Adm & Procurement memberikan hasil analisa untuk dirundingkan kembali dan
meminta persetujuan kepada Group Head IT. Lalu Group Head IT menyerahkan Memo
Permintaan kepada Staff IT Procurement. Lalu Staff IT Procurement membuat Memo
Persetujuan kepada Operation Director untuk ditandatangani. Lalu Staff IT Procurement
membuat PO (Purchase Order) untuk diserahkan kepada vendor yang telah ditentukan.
Lalu vendor membuat invoice dan mengirim barang ke Bank dan diterima oleh IT
Administrator. Staff IT Procurement menyerahkan invoice kepada bagian purchasing
dan diberikan kepada bagian accounting untuk dicatat ke dalam jurnal.
Kemudian barang diserahkan kepada bagian inventory lalu diserahkan kepada
penerima barang dari inventory (Receiver Inventory) dan diserahkan kepada user yang
meminta barang tersebut.