32
Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Karena itu penelitian ini menggunakan metode yang menggambarkan prosedur pengumpulan data kualitatif, dan prosedur pengumpulan data kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah pengembangan model kursus keterampilan kreatif untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development), dengan menggunakan analisis data secara gabungan yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Menurut Borg dan Gall (2003: 569) research and development merupakan penelitian yang digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru yang mesti dilakukan pengujian lapangan secara sistematis, dievaluasi, diperbaiki sampai menemukan kriteria keefektifan tertentu. Produk dan prosedur baru dalam pendidikan, menurut Borg dan Gall tidak semata-mata berupa wujud material tetapi juga mencakup keseluruhan termasuk proses atau prosedur seperti metode, pendekatan dan strategi dan pengorganisasian pembelajaran. Penelitian dengan menggunakan R&D bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil- hasil pendidikan dan untuk menemukan pengetahuan-pengatahuan baru melalui basic research. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan- pernyataan khusus tentang masalah-masalah bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Pendekatan penelitian dan pengembangan, menurut Borg dan Gall (2003: 570) ada sepuluh langkah kegiatan yang perlu ditempuh yaitu: (1) survey terbatas dan pengumpulan informasi (research and information collection), (2) melakukan perencanaan (planning), (3) mengembangkan rancangan model produk awal (develop preliminary form of product), (4) melakukan ujicoba produk awal

BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

  • Upload
    hangoc

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan

pendekatan kuantitatif. Karena itu penelitian ini menggunakan metode yang

menggambarkan prosedur pengumpulan data kualitatif, dan prosedur

pengumpulan data kuantitatif. Fokus penelitian ini adalah pengembangan model

kursus keterampilan kreatif untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (research

and development), dengan menggunakan analisis data secara gabungan yakni

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Menurut Borg dan Gall (2003: 569) research and development merupakan

penelitian yang digunakan untuk merancang produk dan prosedur baru yang mesti

dilakukan pengujian lapangan secara sistematis, dievaluasi, diperbaiki sampai

menemukan kriteria keefektifan tertentu. Produk dan prosedur baru dalam

pendidikan, menurut Borg dan Gall tidak semata-mata berupa wujud material

tetapi juga mencakup keseluruhan termasuk proses atau prosedur seperti metode,

pendekatan dan strategi dan pengorganisasian pembelajaran. Penelitian dengan

menggunakan R&D bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-

hasil pendidikan dan untuk menemukan pengetahuan-pengatahuan baru melalui

basic research. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan-

pernyataan khusus tentang masalah-masalah bersifat praktis melalui ‘applied

research’, yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan.

Pendekatan penelitian dan pengembangan, menurut Borg dan Gall (2003:

570) ada sepuluh langkah kegiatan yang perlu ditempuh yaitu: (1) survey terbatas

dan pengumpulan informasi (research and information collection), (2) melakukan

perencanaan (planning), (3) mengembangkan rancangan model produk awal

(develop preliminary form of product), (4) melakukan ujicoba produk awal

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

91

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(preliminary field testing), (5) menyempurnakan (main product revision), (6)

melakukan uji lapangan produk utama (main field testing), (7) memperbaiki

kembali hasil uji lapangan (operational product revision), (8) melakukan ujicoba

kembali (operational field testing), (9) menyempurnakan model untuk

mengembangkan model akhir (final product revision), dan (10) diseminasi dan

sosialisasi model (dissemination and distribution).

Penelitian dan pengembangan pembelajaran kursus yang tergolong pada

kajian bidang pendidikan nonformal, khususnya model juga merupakan

interpretasi atas fenomena yang terjadi dalam praktis penyelenggaraan

pembelajaran kursus, karena melalui model dapat dirumuskan serangkaian

kegiatan yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang untuk

memperbaiki dan meningkatkan kemampuan yang dikembangkan dalam

penyelenggaraan program tersebut. Pengembangan model pembelajaran kursus

keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk meningkatkan kreativitas

peserta didik didasari oleh dua pertimbangan. Pertama melalui pengembangan ini

diharapkan dapat memberikan gambaran tentang yang utuh mengenai penerapan

kursus keterampilan kreatif dalam pengelolaan pembelajaran kursus yang

diharapkan dapat terjadi perubahan kearah yang diinginkan, yakni mampu

meningkatkan kreativitas peserta didik; dan Kedua melalui pengembangan model

kursus ini pula diharapkan dapat menyajikan data dan informasi yang

dikumpulkan, kemudian diolah ke dalam bentuk model dan gambaran yang

mudah untuk dipahami serta di diseminasikan/digunakan di tempat yang lain.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan model

pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik, secara umum ditempuh melalui dua tahap

kegiatan, yaitu tahap studi eksplorasi (studi pendahuluan) dan tahap

pengembangan model.

Tahap pertama studi pendahuluan dimaksudkan untuk memperoleh

gambaran tentang permasalahan dan daya dukung serta sumber-sumber yang

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

92

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkenaan dengan kegiatan pengelolaan pembelajaran kursus yang terjadi di

lapangan.

Tahap yang kedua kegiatan pengembangan model, yaitu penyusunan

konseptual model pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana

muslim untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Konseptual model disusun

berdasarkan hasil studi pendahuluan dan studi kepustakaan serta studi

dokumentasi yang diujicobakan dalam kancah lapangan dengan kuasi eksperimen.

Melalui kegiatan uji coba di lapangan dengan kuasi eksperimen, diberikan

perlakuan, dilakukan pengamatan intensip akan ditemukan dan diperoleh

gambaran tentang peningkatan kreativitas peserta didik. Temuan yang diperoleh

melalui uji coba lapangan akan menjadi bahan yang dapat digunakan untuk

merevisi konseptual model, sehingga model tersebut dapat terapkan menjadi

model empirik yang layak untuk diimplementasikan dan didesiminasikan secara

luas.

Pengembangan model pembelajaran kursus keterampilan kreatif

pembuatan busana muslim untuk meningkatkan kreativitas peserta didik ini

meliputi, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

pembelajaran, dan pendampingan pasca pembelajaran, agar peserta didik

meningkat kreativitas peserta didik.

Penelitian dan pengembangan model pembelajaran kursus keterampilan

kreatif pembuatan busana muslim untuk meningkatkan kreativitas peserta didik ini

mengacu pada penggunaan desain kuasi eksperimen melalui pendekatan pretest

dan posttest. Desain kuasi eksperimen dilaksanakan pada tahapan uji lapangan

dari model pembelajaran yang dikembangkan. Uji lapangan model pembelajaran

dikenakan hanya pada kelompok perlakuan yang ditentukan, serta pengumpulan

dan analisis data hasil uji lapangan didesain dengan teknik-teknik analisis

kuantitatif agar terlihat pengaruh implementasi model. Sedangkan untuk

memvalidasi dan menyempurnakan model yang dikembangkan dilakukan

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

93

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan pengumpulan dan analisis data digunakan teknik-teknik analisis

kualitatif.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan suatu model

pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik. Dalam implementasinya penelitian ini

merupakan rangkaian kegiatan ujicoba untuk menghasilkan model akhir sebagai

model yang direkomendasikan. Oleh karena itu dalam implementasi atau uji

lapangan model, metode yang relevan digunakan adalah metode kuasi eksperimen

melalui desain pretest dan posttest terhadap kelompok ujicoba yang dikenai

perlakuan (treatment).

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten

Bandung. Tepatnya di LKP Mulia Solokanjeruk Kabupaten Bandung. Pemilihan

dan penetapan lokasi ini berdasarkan pertimbangan: 1) kebutuhan untuk

pengembangan model; 2) sarana dan prasarana LKP yang refresentatif; 3) kriteria

pendidik atau instruktur di LKP Mulia yang lebih kreatif dan inovatif dan 4)

berkembangnya perusahaan home industry yang membutuhkan tenaga kerja

kreatif.

2. Populasi.

Populasi menurut Spradley dalam Sugiyono (2008) dinamakan “social

situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place),

pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Sebenarnya objek penelitian kualitatif, juga bukan semata-mata pada situasi sosial

yang terdiri atas tiga elemen tersebut, tetapi juga bisa berupa peristiwa alam,

tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan dan sejenisnya. Populasi dalam penelitian

ini terdiri dari pengelola 3 orang, instruktur 6 orang dan peserta didik 120 orang.

Adapun penyebaran subyek penelitiannya secara rinci dapat dilihat pada

tabel 3.1 sebagai berikut :

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

94

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jumlah Penyebaran Subjek Penelitian

Nama Kelompok Belajar Pengelola Instruktur Peserta didik

Mulia I 1 2 36

Mulia II 1 2 41

Mulia III 1 2 43

JUMLAH 3 6 120

Sumber: Data Pengelola, 2013

3. Cara menentukan besarnya sampel

Besarnya sampel menurut Lincoln dan Guba (Sugiyono, 2008: 219) tidak

dapat ditentukan sebelumnya. Sampel ditentukan secara purposive dimana ciri-ciri

khususnya adalah bersifat sementara, menggelinding seperti bola salju,

disesuaikan dengan kebutuhan, dipilih sampai jenuh. Caranya: Peneliti memilih

orang tertentu yang dipertimbangkan yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu,.

peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang dipertimbangkan akan

memberikan data lebih lengkap. Praktek seperti inilah yang dinamakan snowball

sampling. Untuk kelompok eksperimen pada tahap ujicoba terbatas sampel yang

diambil sebanyak 20 orang peserta didik dan pada ujicoba skala luas sampel yang

diambil sebanyak 37 orang peserta didik. Sedangkan pada kelompok kontrol

sebanyak 32 orang peserta didik sehingga total sampel dalam penelitian ini

sebanyak 89 orang.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

dan sanwball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan Snowball Sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi

besar. Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data yang sedikit tersebut

belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi

yang dapat digunakan sebagai sumber data.

Dengan demikian jumlah sampel sumber data akan menjadi besar, seperti

bola salju yang menggelinding, lama-lama menjadi besar. Penentuan sampel

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

95

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menggunakan teknik “Non Probability Sampling” yaitu melalui

“Sampling Purposive”. Melalui teknik ini tidak memberi peluang yang sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik

penentuan dilakukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 61-68).

dalam hal ini pertimbangannya adalah : penganggur atau belum memiliki

keterampilan, pekerjaan dan penghasilan, usia produktif 16 tahun s.d. 44 tahun,

dan tergolong miskin, memiliki motivasi yang tinggi untuk memiliki keterampilan

dan tambahan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. Desain Penelitian

Langkah-langkah dalam rencana penelitian, meliputi perumusan tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut, penyusunan desain atau langkah-

langkah penelitian, dan pengujian dalam lingkup terbatas. Penetapan jenis kursus

berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan. Analisis hasil identifikasi kebutuhan

jenis kursus keterampilan kreatif yang akan dilaksanakan adalah pembuatan

busana muslim. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pengelola dalam

menyelenggarakan program kursus keterampilan kreatif sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan

Menetapkan tujuan dari kursus keterampilan kreatif. Adapun tujuan dari kursus

keterampilan kreatif busana muslim adalah peserta didik memiliki keterampilan

kreatif membuat busana muslim, memiliki pekerjaan atau usaha busana muslim,

dan memiliki penghasilan.

2. Rekruitmen Sasaran Program Kursus Keterampilan Kreatif

Peserta didik yang menjadi calon peserta didik diutamakan mereka yang memiliki

dorongan kuat atau motivasi untuk memiliki keterampilan pekerjaan dan

penghasilan baik dari hasil bekerja atau berusaha. Mereka sebagai peserta didik

harus memiliki kriteria penganggur atau belum memiliki keterampilan, pekerjaan

dan penghasilan, usia produktif 16 tahun s.d. 44 tahun, dan tergolong miskin.

Mereka yang miskin dan menganggur memiliki dorongan yang kuat untuk

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

96

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi kebutuhan hidupnya, atau mempertahankan existensi hidupnya.;

bersedia mengikuti kegiatan kursus keterampilan kreatif.

3. Rekruitmen Instruktur

Instruktur yang dipilih untuk kursus keterampilan kreatif harus memiliki

kompetensi dibidangnya dan diutamakan pengusaha busana muslim. Instruktur

harus memiliki kepribadian kreatif seperti senang dengan ide-ide baru, mampu

membuat model-model baru dalam pembuatan busana muslim, memiliki daya

juang yang kuat (semangat ulet dan pantang menyerah) serta memiliki tanggung

jawab yang tinggi terhadap suatu pekerjaan. Instruktur yang memiliki kepribadian

kreatif dapat dijadikan model bagi peserta didik tentang sikap-sikap kreatif yang

harus dimiliki peserta didik. Instruktur adalah para pendidik professional yang

berasal dari pengusaha yang memiliki pribadi kreatif dan sikap wirausaha.

Instruktur Penyelenggara harus bermitra dengan pengusaha dalam kepentingan

instruktur. Tugas instruktur adalah membimbing, mengarahkan para peserta didik

untuk terjadinya kegiatan pembelajaran yang merangsang kreativitas. Tugas para

instruktur yang utama adalah memfasilitasi, membimbing dan membina para

peserta didik menuju pada kemandirian belajar. Instruktur berupaya untuk

menjadi fasilitator dalam menguasai berbagai kompetensi yang diharapkan dalam

kegiatan kursus keterampilan kreatif ini yaitu insan kreatif yang mampu

menghasilkan produk kreatif. Para pendidik yang dipilih sebaiknya mereka yang

memiliki sikap kreatif dan berasal dari pengusaha kerudung dan konveksi.

Perekrutan Tenaga Pendidik yang memenuhi kriteria dan kompeten di bidangnya.

Untuk instruktur desain, produksi dan pemasaran sebaiknya pengusaha yang

memiliki pribadi kreatif dan berpengalaman dalam usaha busana muslim.

Pendidik atau instruktur kursus terdiri dari pendidik kewirausahaan berasal dari

pengusaha, Ahli model/perancang (pengusaha busana muslim), Ahli menyulam

(Pengusaha Busana Muslim atau Memiliki Pengalaman Kerja Menyulam di

Perusahaan Garmen), Ahli membuat kerudung pengusaha konveksi), Ahli

pola/sablon (Pengusaha konveksi), Ahli pembukuan usaha (pengusaha kerudung),

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

97

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ahli Pemasaran (Pengusaha), Kewirausahaan, Keselamatan Kerja dan Etika Kerja

(Sarjana PLS).

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian menggunakan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Prosedur Penelitian dan Pengembangan (Research and Development).

Borg dan Gall (2003: 624) yang mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan

atau disingkat R & D berawal dari industry-based development model, yang

digunakan sebagai prosedur untuk merancang dan mengembangkan suatu produk

yang berkualitas.

Pada awalnya penelitian dan pengembangan dilakukan di kalangan

industry untuk menghasilkan produk-produk yang mempunyai nilai jual di pasar.

Kemudian penelitian pengembangan juga sangat tepat jika dilakukan untuk

penelitian pendidikan. Prosedur penelitian dan pengembangan (R&D) menurut

Borg &Gall (2003: 626) terdapat sepuluh langkah yang harus dilakukan. Adapun

sepuluh langkah dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi meliputi: tinjauan pustaka, observasi

kelas, dan persiapan laporan.

2. Perencanaan mendefinisikan keterampilan, merumuskan tujuan, menentukan

urutan kegiatan, dan uji kelayakan skala kecil.

3. Mengembangan bentuk model awal meliputi: menyusun konsep model.

4. Melakukan ujicoba terbatas 3 kelompok, menggunakan 6-12 subyek.

Wawancara, pengamatan dan kuesioner data yang dikumpulkan dan dianalisis

untuk penyempurnaan model.

5. Merevisi model awal seperti yang disarankan oleh pendahuluan hasil tes

lapangan.

6. Melakukan pengujian model dalam 4 kelompok dengan 30 – 100 subyek.

Hasilnya dievaluasi sehubungan dengan tujuan dan tentu saja dibandingkan

dengan data kelompok control.

7. Revisi produk seperti yang disarankan oleh lapangan utama hasil test.

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

98

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Melakukan uji coba lapangan secara dengan melibatkan dan subyek yang lebih

banyak dari langkah ke-6. Wawancara, pengamatan dan kuesioner data yang

dikumpulkan dianalisis.

9. Revisi produk akhir seperti yang disarankan oleh operasional hasil tes

lapangan.

10. Diseminasi dan penyebaran kepada berbagai pihak pada pertemuan ilmiah dan

jurnal.

Dalam pengembangan pendidikan disebut Research and Development

muncul sebagai strategi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Lebih khusus dikemukakan bahwa dalam bidang pendidikan, research and

development adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan

memvalidasi produk pendidikan, menemukan produk pendidikan serta

menemukan pengetahuan baru melalui ”basic research” (Borg dan gall, 2003:

624). Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk memberikan perubahan-

perubahan pendidikan guna meningkatkan dampak-dampak positif yang potensial

dari temuan-temuan penelitian dalam memecahkan permasalahan pendidikan dan

digunakan untuk meningkatkan kinerja praktik-praktik pendidikan, antara lain

melalui pengembangan pembelajaran kursus. Langkah-langkah Penelitian dan

Pengembangan menurut Borg dan Gall (2003: 626) terdiri dari:

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting)

meliputi penilaian kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil atau

studi pendahuluan, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.

a. Analisis Potensi dan Masalah

Kecamatan Solokan Jeruk menyimpan potensi yang besar untuk

dikembangkan. Jumlah penduduk yang banyak menjadi potensi disamping potensi

untuk mengembangkan produk, juga menjadi salah satu target pasar dari produk

kreatif yang dihasilkan oleh masyarakat Solokan Jeruk sendiri. Potensi yang

lainnya yang bisa dilihat adalah sumber bahan baku yang banyak karena

Kecamatan Solokan Jeruk dan Rancaekek terletak di Kabupaten Bandung.

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

99

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kabupaten Bandung merupakan sentra industri bahan baku tekstil dan bahan baku

yang lainnya sehingga bahan baku bisa diperoleh dengan mudah. Kemudahan

dalm memperoleh bahan baku ini akan menghemat seeking cost terhadap bahan

baku sehingga harga produk bisa ditekan.

Potensi yang lain adalah di Kecamatan Solokan Jeruk sudah ada industri

kecil yang memproduksi kerudung dan mukena yang bisa dikembangkan untuk

menjadi pendapatan asli penduduk yaitu penghasil kerudung yang ada di Desa

Padamukti.

Masalah yang dihadapi adalah motivasi masyarakat yang masih rendah

untuk berkembang. Hal ini karena daerah ini masih termasuk masyarakat yang

semi agraris dimana sikap-sikap manusia agraris masih melekat di dalam diri

masyarakat. Masalah yang dihadapi adalah sikap masyarakat yang masih tidak

termotivasi untuk berkembang dan melakukan inovasi-inovasi. Hal ini disebabkan

karena tidak adanya lembaga yang menggerakkan masyarakat untuk menjadi

masyarakat kreatif.

b. Pengumpulan data dan informasi.

Mengumpulkan data menganai potensi-potensi yang dapat mendukung

kegiatan Model Kursus Keterampilan Kreatif untuk meningkatkan Masyarakat

kreatif. Mengumpulkan data mengenai masalah-masalah yang harus dipecahkan

melalui model Kursus Keterampilan Kreatif (selanjutnya ditulis KKK) Melihat

situasi yang terjadi atau yang ada di lapangan. Melalui kegiatan ini akan digali

berbagai fakta dan fenomena yang berkaitan dengan; (1) gambaran umum tentang

kondisi kehidupan (sosial ekonomi); (2) model kursus atau pembelajaran KKK

yang pernah dilaksanakan oleh pihak pemerintah (dinas/instansi teknis) atau

lembaga atau organisasi kemasyarakan yang terkait dengan upaya pemberdayaan

ekonomi masyarakat; dan (3 mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dalam

rangka menyusun rancangan konseptual model tersebut di desa yang terkait

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

100

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan upaya meningkatkan tingkat kreativitasnya dengan pengimplementasian

pendekatan partisipatif dan kolaboratif berbasis sumber daya, kelembagaan, dan

potensi lokal. (4) menyusun langkah-langkah, strategi pendekatan, pemanfaatan

sumber belajar yang tersedia dan/atau disediakan, serta pemberdayaan

masyarakat terpadu, baik secara perorangan maupun kelompok. Selain

penelusuran terhadap hasil-hasil penelitian yang terkait, pada studi lapangan ini

juga dilakukan kajian kepustakaan yang berhubungan dengan model

pemberdayaan masyarakat.

Studi pendahuluan dan eksplorasi pengembangan model kursus

keterampilan kreatif dilakukan untuk mengetahui dan mendalami model-model

kursus keterampilan kreatif yang akan dikenai pengembangan terhadap model

kursus keterampilan kreatif yang meliputi: (1) penyiapan instruktur/fasilitator; (2)

perencanaan kursus keterampilan kreatif; (3) Pelaksanaan kegiatan kursus

keterampilan kreatif; (4) peranan instruktur dalam mengelola kegiatan kursus; (5)

evaluasi terhadap peserta kursus dan program kursus selama kegiatan kursus

dilaksanakan; (6) saling belajar antara sesama peserta kursus; (7) penguasaan

materi kursus dan kursus; (8) praktek berbasiskan potensi industry; (9)

penyimpulan dan evaluasi secara keseluruhan program kursus keterampilan

kreatif. Metode yang digunakan untuk memperoleh data tersebut adalah dengan

metode angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Secara skematis

langkah-langkah studi pendahuluan dan eksplorasi di lapangan dapat dijelaskan

dalam tabel 3.2 dibawah ini.

Tabel 3.2

Langkah-langkah Studi Pendahuluan

No Langkah-langkah

kegiatan

Interaksi edukatif Alat yang

digunakan

1. Melakukan eksplorasi

terhadap persiapan

pembelajaran kursus

keterampilan kreatif

Melakukan dialog dengan

penyelenggara,

pengamatan terhadap

persiapan kursus dan studi

dokumentasi terhadap

materi belajar, data

- Lembar isian

aktivitas kursus

- Lembar isian

aktivitas

instruktur.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

101

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instruktur dan kondisi

kursus.

2. Mendalami peta

konsep peserta belajar

tentang program

kursus keterampilan

kreatif.

Melakukan dialog untuk

mengungkap berbagai

pemahaman peserta didik

kursus dan para instruktur

tentang pengembangan

model kursus keterampilan

kreatif.

- Alat rekaman

gambar dan suara

- Panduan umum

wawancara

3. Melakukan pemetaan

tentang konsep

pembelajaran kursus

Instruktur melakukan

pemetaan ulang tentang

hakekat pembelajaran pada

kursus keterampilan

kreatif yang dipahami oleh

peserta didik kursus.

- Panduan umum

observasi

- Panduan umum

studi dokumentasi

4. Melakukan konstruksi

ulang tentang konsep

pengembangan kursus

keterampilan kreatif

berdasarkan harapan

peserta didik kursus

Instruktur melakukan

pemetaan ulang tentang

hakekat kegiatan kursus

yang diinginkan oleh

peserta didik kursus

melalui usulan untuk

menyelaraskan

pemahaman peserta didik

kursus dan instruktur.

5. Merencanakan

pengembangan model

kursus keterampilan

kreatif

Merumuskan rencana

pengembangan model

kursus keterampilan

kreatif berbasiskan potensi

industry

Kegiatan tahap pertama studi pendahuluan dilaksanakan secara kualitatif

dengan prosedur sebagai berikut :

1. Studi eksplorasi (exploration study), yaitu kegiatan awal berupa studi

penjajagan antara lain melalui kajian pustaka tentang konsep dan model

pembelajaran, konsep program kursus, dan konsep keterampilan kreatif.

Selanjutnya dilakukan pengkajian terhadap hasil penelitian dan laporan-laporan

serta data sekunder yang relevan dan mendukung program kursus,

pengumpulan dan pengkajian data sekunder, laporan dan dokumen-dokumen

tentang penyelenggaraan pengelolaan pembelajaran kursus dan melakukan

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

102

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan terhadap pengelolaan dan kegiatan pelaksanaan pembelajaran

kursus. Melalui kegiatan studi eksplorasi ini akan digali berbagai data dan

informasi serta gejala yang berada di lapangan sehingga dapat dilakukan

refleksi tentang situasi yang terjadi dalam pengelolaan pembelajaran kursus.

Gambaran data dan informasi yang digali melalui studi eksplorasi antara lain

berkaitan dengan (a) program dan permasalahan pengelolaan pembelajaran

kursus di Kabupaten Bandung khususnya di lokasi penelitian, yaitu di

Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung (b) model pengelolaan

pembelajaran kursus; (c) kegiatan pembelajaran kursus yang diselenggarakan

kelompok-kelompok belajar di lokasi penelitian. (e) gambaran tentang

kemampuan awal peserta didik dalam menguasai kompetensi program kursus.

Berdasarkan data dan informasi hasil studi eksplorasi disusunlah desain

penelitian, yang kemudian setelah diseminarkan dan mendapat masukan dan

saran dari para pembimbing, desain awal tersebut diperbaiki seperlunya.

Selanjutnya berdasarkan permasalahan yang akan diteliti serta data yang

diperlukan dalam penelitian dikembangkan instrument penelitian. Instrumen

penelitian yang dikembangkan terdiri atas tes dan non tes. Instrumen tes

meliputi tes kompetensi kursus tingkat dasar dan tes kompetensi kursus mahir

yang diperuntukan bagi peserta didik program kursus. Instrumen dalam bentuk

non tes terdiri atas pedoman wawancara untuk pengelola, pedoman wawancara

untuk instruktur kursus dan pedoman wawancara untuk peserta didik.

Penelitian dalam bentuk pedoman observasi dikembangkan untuk pengamatan

terhadap kegiatan pembelajaran kursus yang sedang diselenggarakan kelompok

belajar kursus di lokasi penelitian.

2. Penyusunan konseptual model; pada tahap ini kegiatan yang ditempuh

antara lain meliputi penyusunan draft model, yang terdiri atas kegiatan

merancang konseptual model pembelajaran kursus keterampilan kreatif

pembuatan busana muslim untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.

Kegiatan tersebut berdasarkan hasil kajian teoritik, kondisi obyektif lapangan,

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

103

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil-hasil kajian penelitian terdahulu yang relevan, dan kebijakan tentang

pelaksanaan program kursus. Selanjutnya melakukan analisis kesenjangan

antara kompetensi peserta didik kursus dengan standar kompetensi program

kursus, dan mendeskripsikan model pembelajaran kursus keterampilan kreatif

pembuatan busana muslim untuk meningkatkan kreativitas peserta didik

berdasarkan masukan dari para praktisi dan pakar/pembimbing dalam menguji

kelayakan model yang dikembangkan.

3. Verifikasi konseptual model, terhadap konseptual model yang telah disusun

kemudian dilakukan verifikasi melalui kegiatan validasi model, dengan

maksud untuk menyempurnakan konseptual model yang telah disusun.

Validasi konseptual model tersebut dilakukan melalui tukar pendapat, diskusi

kelompok terfokus (focus group discussion) dengan para ahli pendididikan

non formal khususnya ahli program kursus (pembimbing), nara sumber ahli,

dan praktisi di lapangan, pengelola, penyelenggara, peserta didik dan

masyarakat sekitar, dan lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan program

kursus. Di samping itu untuk penyempurnaan model pada tahap ini dilakukan

pula pemeriksaan silang (cross cek) terhadap fakta-fakta temuan studi lain (fact

finding) yang terkait dan relevan dengan penelitian yang sedang

dikembangkan. Berdasarkan validasi tersebut dilakukan revisi konseptual

model seperlunya untuk kemudian siap dilakukan uji coba secara terbatas.

4. Uji coba model secara terbatas, terdiri atas kegiatan uji coba model

pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik kepada peserta didik pada tiga

kelompok belajar kursus yang ada LKP Mulia 1 di Kabupaten Bandung, yang

berjumlah 20 orang peserta didik yang berdomisili di Kecamatan Solokanjeruk.

Setelah dilakukan uji coba model secara terbatas, kemudian dilakukan diskusi,

refleksi dan deskripsi tentang hasil uji coba, sehingga dari hasilnya dan

berdasarkan pertimbangan dari pakar dan praktisi di lapangan diketahui

kekurangan dari model tersebut, untuk kemudian dirumuskan tentang upaya

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

104

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memperbaikinya sehingga dapat dilakukan revisi penyempurnaan model

yang dikembangkan, agar siap diimplementasikan dalam uji lapangan secara

empirik melalui implementasi model dan studi eksperimen.

5. Implementasi Model (uji lapangan). Dilaksanakan terhadap peserta didik

kelompok belajar kursus yang menjadi subyek treatment, yaitu pada kelompok

belajar kursus Mulia II dengan jumlah sampel peserta didik sebanyak 37 orang

pada kelompok treatment dan kelompok kontrol dengan sampel sebanyak 32

orang yang ada di LKP Mulia III Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten

Bandung. Uji lapangan dilakukan melalui strategi kuasi eksperimen. Adapun

kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan uji kemampuan awal

(pretest) tentang kursus keterampilan kreatif pada kelompok treatment dan

kelompok kontrol. Selanjutnya melaksanakan proses pembelajaran pada

kelompok treatment dengan menerapkan model pembelajaran kursus

keterampilan kreatif yang dikembangkan.

Metode Exsperimen dilakukan pada saat ujicoba model, dan pada saat

melakukan pengujian untuk melihat efektivitas model. Dalam suatu

eksperimen peneliti ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu

kelompok dalam kondisi yang dikontrol secara ketat. Dalam disain eksperimen

terdapat kelompok yang disebut kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang

sengaja dipengaruhi oleh variabel tertentu. Disamping itu pula ada pula

kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak dipengaruhi oleh variabel

tersebut. Adanya kelompok kontrol dimaksud menjadi pembanding hingga

manakah terjadi perubahan akibat variabel-variabel eksperimen tersebut.

Adapun pola ideal disain eksperimen menurut Sudjana (1987: 47) yaitu:

Sebelum Sesudah

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

105

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelompok

eksperimen X1 X2

Sesudah-Sebelum

b = X2 – X1

Kelompok

Kontrol X1’ X2’

b’ = X2’-X1’

b = perbedaan

Sumber: Sudjana (1987: 47)

Item yang ditest dalam percobaan atau eksperimen adalah apakah yang

diakibatkan oleh variabel-variabel eksperimen, ini dapat diduga apabila perbedaan

antara b dan b’ cukup signifikan.

Penelitian ini merupakan bagian dari praktek di bidang pendidikan

khususnya pendidikan luar sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan

masyarakat yang kreatif baik dalam bentuk wawasan atau pemikiran kreatif

maupun dalam penciptaan produk kreatif dengan menggunakan model

pengembangan kursus keterampilan kreatif. Penelitian dan pengembangan

sebagaimana diungkapkan oleh Borg & Gall (2003: 624) bahwa …is a process

used to develop and validate educational product, penelitian dan pengembangan

adalah susuatu proses yang daigunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi

produk suatu bidang pendidikan.

Implementasinya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen di beri

pretest, selanjutnya kelompok eksperimen di beri perlakuan melalui model

pembelajaran kursus keterampilan kreatif sedangkan kelompok kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah selesai dilakukan post test pada

kelompok kontrol dan eksperimen. Hasilnya dibandingkan : antara hasil pre test

dan post test pada kelompok eksperimen dan kontrol, perbedaan signifikan antara

hasil post test dan pretest menunjukkan keberartian hasil belajar. Bila skor rata-

rata kelompok eksperimen lebih tinggi dan signifikan berarti, penggunaan

pembelajaran keterampilan kreatif berpengaruh terhadap kreativitas peserta didik

dan dapat menghasilkan produk kreatif. Sebaliknya, bila skor rata-rata kelompok

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

106

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen lebih kecil, maka penggunaan pembelajaran keterampilan kreatif tidak

berpengaruh terhadap kreativitas peserta didik.

6. Evaluasi Implementasi Model, yaitu menilai keterlaksanaan model melalaui

pengamatan dan menilai hasil pembelajaran kursus keterampilan kreatif yang

dikuasai setelah dilaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model

yang dikembangkan. Evaluasi dilaksanakan melalui test (posttest) untuk

menguji kursus keterampilan kreatif peserta didik.

Kegiatan tahap kedua pada penelitian ini adalah pelaksanaan eksperimen.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan implementasi model yang telah direvisi dengan

menggunakan desain kuasi eksperimen pre-test dan post-test yang dicobakan pada

kelompok tunggal (One-Group Pretest-Posttest Design). Desain eksperimen ini

dilakukan dengan tahapan kegiatan memberikan perlakuan (treatment) tertentu

dengan pengamatan yang intensif. Kemudian dilakukan analisis data hasil pretest

dan hasil pengamatan terhadap kemampuan peserta didik sebelum dilaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang dikembangkan atau

sebelum implementasi model. Selanjutnya analisis data hasil posttest dan hasil

pengamatan terhadap kemampuan warga belajar setelah dilaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang dikembangkan.

Langkah berikutnya adalah membandingkan hasil pre-test dengan hasil post-test

(gain) pada kelompok yang diujicobakan, tanpa menggunakan kelompok kontrol.

Melalui kegiatan eksperimen seperti ini akan ditemukan peningkatan kreatifitas

peserta didik. Dengan demikian akan diperoleh gambaran tentang efektivitas

model pembelajaran kursus keterampilan kreatif pembuatan busana muslim untuk

meningkatkan kreativitas peserta didik.

Setelah prosedur penelitian dan pengembangan tersebut berhasil

dilaksanakan, maka tahap selanjutnya adalah penyusunan model akhir atau

model pembelajaran yang direkomendasikan. Model pembelajaran yang

direkomendasikan disusun menjadi naskah laporan hasil penelitian dan

pengembangan dalam bentuk disertasi.

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

107

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara skematik langkah-langkah dan alur penelitian pengembangan model

yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1

Langkah-langkah dan Alur Penelitian

D. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran Kursus Keterampilan Kreatif

Model adalah abstraksi suatu identitas (Ismadi, 2007) yang dimaknai

sebagai upaya penyederhanaan suatu fenomena alamiah sehingga mudah

dipahami dan dianalisis. Dengan demikian model adalah pola, contoh, acuan,

ragam dari sesuatu hal yang akan dihasilkan sebagai kerangka konseptual.

Sedangkan yang dimaksud dengan model dalam penelitian ini adalah

Fase

Evaluasi

Kajian

Teoritik

Studi Pendahu

luan

Kajian Kebijakan

Empirik

Perumusan Konseptual

model

Validasi

Model Analisis

dan Revisi

Model

Uji Coba Model

Tes

Retest

Review & Penghalu

san

Model

Model

Teoritik

Penetapan Fokus

Kajian

Monitoring

Evaluasi

Pembakuan

Model

Akhir

Fase Studi

Pendahuluan

Fase Studi

Pengembangan Fase

Desiminasi

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

108

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyederhanaan dalam bentuk representatif akurat program kursus keterampilan

kreatif, sebagai proses aktual yang memungkinkan peserta didik bertindak

berdasarkan model yang diujicobakan yaitu model pembelajaran kursus

keterampilan kreatif. Kursus Keterampilan Kreatif (KKK) adalah kegiatan

pemberian keterampilan yang inovatif oleh lembaga pendidikan yang memenuhi

persyaratan kepada masyarakat. Batasan kreatif adalah bentuk keterampilan

produksi atau jasa hasil pengembangan/pembaharuan yang memiliki nilai tambah

ekonomi serta memberikan manfaat besar bagi masyarakat (Direktorat Pembinaan

Kursus dan Kelembagaan, 2009: 2).

2. Kreativitas

Kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah,

membuat dugaan tentang kekurangan masalah, menilai dan menguji dugaan atau

hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan

hasilnya Rhodes (1961) dalam Munandar (1999: 39). empat aspek kreativitas,

yaitu:

a. Aspek Pribadi; ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi

pribadi yang unik dengan lingkungannya.

b. Aspek Pendorong; ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam

perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari

lingkungan.

c. Aspek Proses; ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) dalam

Munanadar (1999) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya

masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan

menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan

akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.

d. Aspek Produk; ditinjau dari produk kreativitas menekankan bahwa apa yang

dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan

bermakna.

3. Peningkatan Kreativitas

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

109

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan kreativitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

peningkatan individu/pribadi kreatif, produk kreatif, dan peserta didik memiliki pekerjaan

dan pendapatan.

4. Industri Kreatif

Industri kreatif adalah suatu karya cipta manusia atau institusi berupa

produk barang atau jasa, konsumsi yang memiliki hasil nilai kultural, seni

(artistik) dan hiburan baik dalam bentuk multimedia, virtual maupun nyata yang

dapat dinikmati oleh pasar atau konsumen, baik secara emotional maupun secara

intelektual.

5. Pendidikan Kecakapan Hidup

Model pelatihan pembelajaran yang dilaksanakan merupakan suatu

kegiatan pendidikan luar sekolah yang peserta pelatihannya adalah pengelola

bisnis pelaku UMKM. Pelatihan ini dirancang berdasarkan kebutuhan, potensi dan

peluang yang ada, model pelatihan pembelajaran life skills ini diharapkan adanya

perubahan individu para pengelola bisnis melalui proses pembelajaran sehingga

dapat meningkatkan taraf hidup warga belajar misalnya adanya manajemen usaha

yang baik, teknologi, dan sebagainya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang diberikan kepada responden berjumlah 39 item pernyataan

dalam bentuk pernyataan tertutup (closed question). Instrumen tersebut

dikembangkan atau dijabarkan dari kisi-kisi instrument. Adapun kisi-kisi

instrument untuk setiap variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kreativitas

Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator No Item Ska

la

Kreativitas

(Rhodes,1

961)

dalam

Munandar

(1999)

Pribadi

(Person)

Psikomotor

Keterampilan menyulam 1

Ord

inal

Keterampilan menjahit 2

Keterampilan membaca trend 3

Keterampilan mendesain 4

Wawasan keterampilan 5

Sikap Percaya Diri 6

Ordinal

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

110

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif Tekun 7

Terbuka dan senang dengan hal-hal baru 8

Mandiri 9

Humoris 10

Berani tampil beda 11

Berani Mengambil Resiko 12

Pendoron

g (Press)

Motivasi

Ekstrinsik

Dukungan Keluarga 13

Ada dorongan semangat 14

Ada upaya kontinyu dalam membimbing 15

Memberi pujian 16

Memberi penghargaan 17

Motivasi

Intrinsik

Keinginan pemenuhan kebutuhan 18,19,20

Keinginan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan 21,22

Proses

(Process)

Persiapan

Menggali ide dan gagasan baru dari

peserta untuk menciptakan pola/desain

baru 23

Ord

inal

Menggali ide dan gagasan baru dari

peserta untuk memodifikasi produk 24

Inkubasi

Analisa Kebutuhan Pasar utk Desain Baru 25

Analisa Modifikasi Produk (Desain,

penambahan aksesoris,Bahan) 26

Iluminasi

Menyampaikan ide yang ditemukan

(Desain baru) 27

Menyampaikan ide yang ditemukan

(modifikasi produk) 28

Aplikasi Membuat sendiri rancangan pola baru 29

Membuat sendiri rancangan modifikasi 30

Verifikasi Penilaian rancangan produk baru 31

Penilaian rancangan modifikasi produk 32

Produk

(Product)

Produk

Kreatif

Baru/Berbeda dari Produk yang ada 33 Ord

inal

Lebih bagus /lebih trend 34,37-39

Praktis 36

Nyaman 35

Data penelitian ini diklasifikasikan kedalam lima kategori (kategori sangat

kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif dan tidak kreatif). Tujuan dari

pengkategorisasian ini adalah untuk memudahkan peneliti dalam

menginterpretasikan data yang tepat. Berikut merupakan langkah-langkah yang

dilakukan dalam mencari kategori yaitu sebagai berikut (Sudjana, 2005 : 47) :

Page 22: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

111

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Rentang data = Nilai terbesar – Nilai Terkecil

2. Mencari interval = Rentang data : banyak kategori

3. Penentuan kategori

Pengkategorian ini menggunakan skor ideal, sehingga nilai terbesar

diperoleh dari : skor ideal terbesar (5) x jumlah pertanyaan. Sedangkan nilai

terkecil diperoleh dari : skor ideal terkecil (1) x jumlah pertanyaan.

Kategori Kreativitas

Nilai Terbesar :1 x 39 = 39

Nilai Terkecil :5 x 39 = 195

Interval :195 – 39 = 156

Panjang Kelas :156/5 = 31,2 31

Maka aturan kategorisasi kreativitas adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4

Standar Pengukuran Kreativitas

Kategori Rentang Skor

Tidak Kreatif 39 - 69

Kurang Kreatif 70 - 100

Cukup Kreatif 101 - 131

Kreatif 132 - 162

Sangat Kreatif 163 - 193

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kesahihan

dari instrument peneliltian. Dengan kata lain, validitas dimaksudkann untuk

menguji apakah penelitian benar-benar diyakini dapat mengukur apa yang ingin

diukurdalam penelitian.

Terdapat beberapa cara untuk mengukur validitas instrument penelitian,

salah satu diantaranya dengan melakukan analisis korelasi antara skor butir (X)

dengan skor total (Y). bila korelasi menghasilkan r dibawah 0,03, maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid. (Sugiyono, 2009: 178).

Page 23: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

112

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun proses penghitungan korelasi itu dengan menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment. Selanjutnya dengan menggunakan software SPSS vesi

15 data dari hasil jawaban responden uji coba dapat diolah sehingga menghasilkan

koefisien korelasi (3). Adapun hasil perhitungan terhadap item-item kuisioner

disajikan dalam tabel-tabel berikut.

Tabel 3.5

Uji Validitas Instrumen Dimensi Pribadi

No

Item

Validitas

Minimal

Validitas

Hitung Keterangan

1 0,3 0,808 Valid

2 0,3 0,446 Valid

3 0,3 0,645 Valid

4 0,3 0,437 Valid

5 0,3 0,649 Valid

6 0,3 0,491 Valid

7 0,3 0,491 Valid

8 0,3 0,354 Valid

9 0,3 0,754 Valid

10 0,3 0,758 Valid

11 0,3 0,786 Valid

12 0,3 0,758 Valid

Tabel 3.6

Uji Validitas Instrumen Dimensi Pendorong

No

Item

Validitas

Minimal

Validitas

Hitung Keterangan

13 0,3 0,710 Valid

14 0,3 0,790 Valid

15 0,3 0,858 Valid

16 0,3 0,799 Valid

17 0,3 0,833 Valid

18 0,3 0,524 Valid

19 0,3 0,569 Valid

20 0,3 0,832 Valid

21 0,3 0,758 Valid

22 0,3 0,536 Valid

Page 24: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

113

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Uji Validitas Instrumen Dimensi Proses

No

Item

Validitas

Minimal

Validitas

Hitung Keterangan

23 0,3 0,608 Valid

24 0,3 0,697 Valid

25 0,3 0,672 Valid

26 0,3 0,621 Valid

27 0,3 0,793 Valid

28 0,3 0,815 Valid

29 0,3 0,529 Valid

30 0,3 0,789 Valid

31 0,3 0,872 Valid

32 0,3 0,658 Valid

Tabel 3.8

Uji Validitas Instrumen Dimensi Produk

No Item Validitas Minimal Validitas Hitung Keterangan

33 0,3 0,625 Valid

34 0,3 0,718 Valid

35 0,3 0,674 Valid

No Item Validitas Minimal Validitas Hitung Keterangan

36 0,3 0,765 Valid

37 0,3 0,849 Valid

38 0,3 0,710 Valid

39 0,3 0,649 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan mempergunakan uji korelasi

tergambar bahwa semua item, nilai korelasinya di atas 0,300 sehingga semua item

tersebut bersifat valid dan dapat dipergunakan untuk instrumen penelitian.

2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepercayaan suatu

alat ukur atau instrument penelitian. Suatu instrument penelitian dikatakan

memiliki nilai reliabilitas yang tinggi apabila instrument tersebut memberikan

hasil yang tetap, konsisten reliable, meskipun dipergunakan pada saat yang

Page 25: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

114

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlainan. Dengan kata lain, instrument penelitian yang tidak reliable dapat

menghasilkan data yang bias. Tentu saja apabila hal ini terjadi maka hasil

penelitian tidak memiliki nilai akurasi.

Metode yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas atau keandalan item

pernyataan pada penelitian ini adalah dengan mempergunakan uji Alpha

Chronbach dengan perhitungannya dibantu oleh software SPSS versi 12 dan

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.9

Uji Relibilitas Instrumen Variabel Kreativitas

Dimensi Reliabilitas Minimal Reliabilitas Hitung Keterangan

Pribadi 0,600 0,855 Reliabel

Pendorong 0,600 0,899 Reliabel

Proses 0,600 0,877 Reliabel

Produk 0,600 0,814 Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan metode

tersebut menunjukkan hasil yang reliable. Karena menurut Burhan N., Gunawan

Masduki (2000: 132) menyatakan bahwa variable diaktakan reliable bila harga

indeks reliabilitas yang diperleh minimal 0,600.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara (interview),

pengamatan (observation), angket (quesionnary), dan dokumentasi

(documentation). Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

beberapa instrumen yakni peneliti sebagai instrumen kunci, format observasi,

format catatan lapangan, daftar wawancara, dan data dokumentasi. Wawancara

dilakukan secara sistematis, sedangkan pengamatan dilakukan secara langsung,

dan angket menggunakan adalah angket tertutup.

Menurut Usman, H. dan Akbar, P.S. (1995:21) menggambarkan teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

Page 26: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

115

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2.

Teknik Pengumpulan Data

Page 27: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

116

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

1. Pada tahap awal atau studi eksplorasi, data yang diperoleh dianalisis dengan

teknik analisis kualitatif dan persentase melalui pengembangan tabel dan

gambar. Keseluruhan proses analisis tersebut mengacu pendapat Milles dan

Huberman (1994) dalam Sugiyono (2009), yaitu dengan cara (1) data

collection, yaitu kategorisasi dan kodifikasi data untuk rnempermudah

interpretasi dan verifikasi, (2) data reduction, yaitu dengan mencermati simpul-

simpul data dan informasi yang menjadi fokus kajian, (3) data display dan

TEKNIK

PENGUMPULAN

DATA

SISTEMATIS

TIDAKSISTEMATIS

LANGSUNG

TIDAK LANGSUNG

TERBUKA

TERTUTUP

TERCETAK

TERGAMBAR

DOKUMENTASI

DOKUMENTASI

ANGKET

PENGAMATAN

WAWANCARA

Sumber; Usman, H. dan Akbar, P.S. (1995: 21)

Page 28: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

117

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

klasifikasi data dalam bentuk tabel atau gambar sebingga memperlihatkan

kaitan, hubungan atau paduan dari hal-hal yang dikaji dan (4) conclusion :

drawing and verifying terhadap data dan informasi yang diperoleh. Pada saat

dilakukan pengumpulan data kualitatif digunakan dengan teknik saturasi

(kecukupan data) dan triangulasi. Tujuannya adalah untuk menguji apakah

model yang diajukan layak diimplementasikan di lapangan dan menjaga

keobjektifan temuan. Selain itu juga untuk merefleksikan dan melakukan

interpretasi atas dasar acuan teori serta memberikan penguatan terhadap proses

pemagangan. Untuk menjaga validitas, reliabilitas dan objektifitas temuan

dilakukan melalui pengujian credibility (validitas internal), transferability

(validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan corfirmability

(objektifitas). Credibility (kepercayaan) dilakukan agar hasil-hasil temuan

dapat dicapai kebenarannya oleh peneliti untuk data dan informasi ganda atau

yang memi1iki penafsiran berbeda. Penarikan keabsahan data dan informasi

melalui upaya (1) activies increasing the probality that credible finding will be

produced, (2) persistent observasion, (3) triangulation, (4) peer debiefing, (5)

referential adequacy, (6) negative case analysis dan (7) member checks.

Gambar 3.3

Model Interaktif Analisis Data Kualitatif

Data

CollectingData Display

Data

reduction

Data

Conclusion

Sumber: Miles dan Huberman (1994) dalam Sugiyono (2009)

Page 29: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

118

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Transferability (validitas ekstemal) dilakukan untuk mengkaji sejauhmana hasil

penelitian dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi berbeda.

Transferability ditempuh peneliti dengan mencari dan mengumpulkan

kejadian-kejadian empiris, yaitu model-model faktual dalam penyelenggaraan

magang, baik yang dilakukan oleh Penilik PLS, Parnong Belajar pada Sanggar

Kegiatan Belajar maupun lembaga swadaya masyarakat.

3. Dependability (reliabilitas atau ketergantungan) yaitu upaya untuk melihat

sejauhmana hasil penelitian atau model magang yang dikembangkan memiliki

tingkat keandalannya. Semakin sama hasil pengulangan dari model yang

diujicobakan pada kondisi dan setting tertentu, maka model tersebut dinyatakan

memiliki dependability.

4. Comfirmability (derajat keyakinan) ditempuh untuk melihat kebenaran data

yang diperoleh melalui audit trail. Audit trail dilakukan dengan (1)

pemeriksaan terhadap semua catatan lapangan, laporan dan dokumen, (2) hasil

analisis data, baik berupa hasil pengolahan data, rangkuman, tabel, garnbar dan

konsep-konsep dan (3) catatan mengenai proses penelitian.

5. Untuk menafsirkan data penelitian dari kuisioner variabel kreativitas maka

digunakan skala penilaian variabel dengan cara mencari presentase, penulis

berpedoman kepada pendapat yang dikemukakan Champion (1985:302), yaitu :

P = Jumlah Skor Hasil Penelitian x 100%

Jumlah Skor Jawaban Ideal

Jumlah presentase tangagapan responden tersebut kemudian ditafsirkan dan

dinilai. Deskripsi hasil penelitian dalam penelitian ini akan diintrepretasikan

berdasarkan pendapat Arikunto (1996: 244), pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.10

Skala Penilaian Variabel

Nilaia Prosentase Kriteria Penilaian

76% - 100% Baik

56% - 75% Cukup Baik/Sedang

Page 30: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

119

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40% - 55% Kurang Baik

< 40% Tidak Baik

6. Pengujian efektifitas model dilakukan dengan quasi-experimental melalui

ujicoba dalam kancah lapangan. Data yang diperoleh dari hasil angket adalah

data dalam bentuk ordinal sehingga data tersebut peneliti ubah menjadi data

dalam bentuk interval melalui Method of Successive Interval (MSI). Dengan

Tahapan-tahapan tersebut menurut Harun Al-Rasyid (1993: 131) yaitu:

a. Menentukan frekuensi setiap respon

b. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan

jumlah sampel

c. Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga

diperoleh proporsi kumulatif

d. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap

menyebar mengikuti sebaran normal baku

e. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon dengan rumus :

)2

zexp(

2

1)z(f

2

f. Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan

mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil

sehingga diperoleh transformedscale value (TSV).

7. Untuk melihat efektivitas pelaksanaan Kursus Keterampilan Kreatif berbasis

potensi industri dalam meningkatkan kreativitas maka digunakan metode

statistik parametrik uji t untuk dua sampel independen yaitu kreativitas

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji T independen ini memiliki

asumsi/syarat yang mesti dipenuhi, yaitu :

a. Datanya berdistribusi normal

b. Kedua kelompok data independen (bebas)

c. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan

hanya 2 kelompok)

Page 31: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

120

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara perhitungan manual ada dua formula (rumus) uji T independen, yaitu uji

T yang variannya sama dan uji T yang variannya tidak sama.

Untuk varian sama menggunakan formulasi berikut :

√( )

Keterangan :

Xa = rata-rata kelompok kontrol

Xb = rata-rata kelompok eksperimen

Sp = Standar Deviasi gabungan

Sa = Standar deviasi kelompok a

Sb = Standar deviasi kelompok b

na = banyaknya sampel di kelompok a

nb = banyaknya sampel di kelompok b

DF = na + nb -2

Sedangkan untuk varian yang tidak sama menggunakan formulasi berikut :

√(

)

Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya tidak sama itu

berbeda dengan yang di atas (DF= Na + Nb -2), tetapi menggunakan rumus :

⌊(

)

⌊(

)

(

)

Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunakan rumus :

Page 32: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/12346/6/D_PLS_0808349_Chapter3.pdf92 Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta

121

Asep Mulyana, 2014 Pengembangan Model Kursus Keterampilan Kreatif Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Di Lkp Mulia Kecamatan Solokanjeruk Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dfa = na - 1 dan Dfb = nb – 1

Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P <= α, berarti

variannya berbeda