Upload
buinhi
View
231
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
51
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2013), metode penelitian kuanitatif merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono
(2009) penelitian kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan angka-angka data
analisis mengunakan statistik. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi,
yaitu pengamatan dan pengambilan sampel langsung dari lokasi pengamatan.
Parameter yang diukur dari penelitian adalah Indeks Keanekaragaman (H’) dari
Shannon-Wienner dan Indeks Nilai Penting (INP).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian serangga dilaksanakan pada Bulan Desember 2016-Februari 2017
di Blok Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani. Serangga diidentifikasi di
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium
Ekologi dan Diversitas Hewan Universitas Brawijaya.
52
3.3 Populasi dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh serangga yang ada di Blok
Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah serangga yang tertangkap dalam Pitfall
trap di Blok Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS). Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus
besar sampel eksperimental dari Freeder dimana (t-1) (r-1) ≥ 15, t adalah jumlah
kelompok perlakuan dan r adalah jumlah setiap kelompok perlakuan. Penelitian
ini menggunakan 3 stasiun sehingga t=3, (3-1) (r-1 ≥ 15, r ≥ 9. (Montogomery,
2001).
3.3.3 Ukuran Sampel
Total sampling pada penelitian ini adalah jenis serangga yang ada di Blok
Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS).
3.3.4 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya
sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,
dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel
yang representatif (Margono, 2004). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah adalah simple random sampling, yaitu cara
53
Stasiun 1
Plot penelitian
pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan rancangan acak
lengkap tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi tersebut.
Lokasi penelitian dibagi manjadi 3 stasiun. Luas masing-masing stasiun
adalah 100x100 m2 dan dibagi menjadi 25 plot disetiap stasiun yang memiliki
jarak 5 meter antar plot. Selanjutnya 25 plot diacak untuk menentukan 9 plot yang
dijadikan sampel. Sehingga jumlah plot yang dipasang perangkap jebak pitfall
trap adalah 27 plot. Penentuan plot dilakukan secara acak (simple random
sampling) karena setiap plot memiliki peluang yang sama untuk terambil tanpa
melihat variasi yang ada. Berikut merupakan gambaran stasiun:
1 A B C D E
2
3
4
5
Gambar 1. Denah stasiun I
100 meter
100 m
20 meter
3A
2B
1C
2E
3D 3E
4C
5B 5D
54
Stasiun 2
Plot penelitian
Stasiun 3
1 A B C D E
2
3
4
5
Plot Penelitian
1 A B C D E
2
3
4
5
Gambar 2. Denah stasiun II
Gambar 3. Denah stasiun III
100 meter
20 meter
100 m
2A 2B
1D
3C 3D
4C 4A
5B 5E
100 meter
20
meter
100 m 3A
1B
3B
2C 2D
1E
5D 5A
2B
55
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
- Alat pengamatan (Pitfall
traps)
- Termohigrometer
- Anemometer
- Termometer tanah
- Soil tester
- Lux meter
- Tali raffia
- Gunting
- Kaca pembesar
- Botol flakon
- Kertas label
- Plastik
- Kamera
- Alat tulis
- Buku identifikasi
- Tisu
56
3.4.2 Bahan
- Aquades
- Formalin 2 %
- Deterjen
- Air gula
3.5 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian adalah sebagai
berikut:
3.5.1 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian yaitu
di hutan hujan tropis Ranu Pani Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS).
3.5.2 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel
Berdasarkan hasil observasi, maka lokasi pengambilan sampel di Blok
Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru masing-masing dilakukan dengan menggunakan garis transek sepanjang
100 x 100 meter sebanyak tiga stasiun, setiap stasiun berisi 9 perangkap jebak
Pitfall traps. Sehingga total perangkap jebak adalah 27.
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk menangkap serangga.
2. Menentukan stasiun
57
Penentuan stasiun dilakukan pada masing-masing stasiun di daerah penelitian
yaitu dengan menentukan luas area penelitian yaitu 100 x 100 meter. Setiap
transek dibuat plot dengan ukuran 25 x 25 cm (Suin, 2012). Dalam satu stasiun
terdapat 25 plot, dari jumlah plot tersebut ditentukan 9 plot dalam satu stasiun
yang akan dijadikan untuk pengambilan sampel serangga.
3. Pengambilan sampel serangga dengan menggunakan metode nisbi (Untung,
2006). Pengambilan sampel dengan metode nisbi dilakukan menggunakan alat
perangkap jebak (Pitfall trap). Menurut Suin (2012), perangkap jebak pitfall
trap merupakan perangkap jebak yang sangat sederhana yang hanya berupa
bejana yang ditanam ditanah. Permukaan bejana dibuat data dengan tanah,
perangkap dibuat atap agar air hujan tidak masuk dalam bejana. Jarak antar
perangkap minimal 5 meter. Pitfall trap terbuat dari bejana yang berisi air
deterjen, air gula, dan formalin 2% dengan perbandingan 1:2:1. Pemasangan
perangkap dilakukan dengan selang waktu ±24 jam.
Gambar 4. Alat perangkap Jebak Pitfall trap
A
B
D
C
58
Keterangan gambar
A : Bejana/Gelas
B : Larutan formalin, deterjen, dan air gula (1/3 gelas)
C : Permukaan tanah
D : Atap perangkap jebak
4. Mengukur faktor lingkungan di Blok Puyer hutan hujan tropis Ranu Pani
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) meliputi faktor
biotik dan abiotik. Pengukuran faktor lingkungan dilakukan saat melakukan
pengambilan sampel yaitu sebanyak tiga kali pengukuran.
Tabel 1. Variabel Faktor Lingkungan Abiotik
No. Variabel Satuan Alat
1. Suhu udara oC Termohigrometer
2. Kelembaban udara % Termohigrometer
3. Suhu Tanah oC Termometer tanah
4. pH tanah - soil tester
5. Kelembaban tanah % soil tester.
6. Kecepatan Angin - Anemometer
7. Intensitas cahaya - Lux meter
5. Mengambil alat Pitfall trap dari permukaan tanah kemudian melakukan
pengambilan pada serangga yang terjebak dalam bejana setelah dilakukan
pemasangan 24 jam, pengambilan dilakukan selama 3x24 jam. Kemudian
memasukkan hasil tangkapan serangga kedalam botol flakon yang telah
disediakan.
6. Mengidentifikasi serangga yang diperoleh di hutan hujan tropis Ranu Pani
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan
menggunakan buku identifikasi.
7. Hasil identifikasi dimasukkan kedalam tabel identifikasi.
59
Tabel 2. Tabel Identifikasi Serangga Permukaan Tanah
No Family Genus Species Jalur Transek
Stasiun 1 Stasiun II Stasiun III
1
2
3
4
6
7
Jumlah Individu
8. Melakukan analisis data.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Identifikasi Serangga
Identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Universitas
Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Ekologi dan Diversitas Universitas
Brawijaya. Identifikasi bertujuan untuk memperoleh data informasi secara
objektif melalui proses pengamatan langsung terhadap Serangga permukaan tanah
yang ditemukan. Teknik identifikasi yang dilakukan meliputi :
1. Pengambilan serangga yang terjebak di alat jebak pitfall trap.
2. Menyortir serangga yang terdapat di masing-masing plot.
3. Menghitung jumlah jenis serangga yang terdapat di masing-masing plot.
4. Melakukan identifikasi serangga di Laboratorium dengan memotong bagian
morfologi serangga meliputi sayap, sungut, kaki, dan kepala.
5. Mengidentifikasi serangga dengan menggunakan buku identifikasi serangga
Borror, Suin, dan Kunci Determinasi Serangga Kanisius.
60
3.6.2 Analisis Data
3.6.2.1 Indeks Keanekaragaman
Menurut Southwood (1978) dalam (Suheriyanto, 2013), indeks keanekaragaman
dirumuskan sebagai berikut:
atau
Keterangan rumus :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon Wiener
Pi = Proporsi jenis ke I di dalam sampel total
ni = Jumlah individu dari seluruh jenis
N = Jumlah total individu dari seluruh jenis
Menurut Fitriana (2006), indeks keanekaragaman dapat dinilai dengan nilai Hˈ:
0<Hˈ< 1,0 = keanekaragaman rendah
1,0 < H’ < 3,322 = keanekaragaman sedang
H’ > 3,322 = keanekaragaman tinggi.
3.6.2.2 Indeks Nilai Penting (INP)
Persentase atau besarnya pengaruh yang diberikan suatu jenis serangga
terhadap komunitasnya dapat ditentukan dengan menghitung indeks nilai penting.
Menurut Sugianto (1994) dalam (Suheriyanto, 2013), indeks nilai penting
duirumuskan sebagai berikut :
61
1. Frekuensi (F)
Frekuensi dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan rumus :
Fi = Frekuensi relatif untuk jenis ke i
Ji = Jumlah plot yang terdapat jenis ke i
K = Jumlah total plot yang dibuat
2. Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif dirumuskan sebagai berikut :
x 100%
Keterangan rumus :
Fr = Frekuensi relatif jenis ke i
Fi = Frekuensi untuk jenis ke i
ƩF = Jumlah total frekuensi untuk semua jenis
3. Kelimpahan( K)
Kelimpahan dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan rumus :
K = Kelimpahan jenis untuk jenis ke i
ni = Jumlah total individu jenis ke i
A = Luas total daerah yang disampling
62
4. Kelimpahan relatif (Kr)
Kelimpahan relatif dirumuskan sebagai berikut :
x 100%
Keterangan rumus :
Kr = Kelimpahan relatif jenis ke i
Ki = Kelimpahanuntuk jenis ke i
ƩK = Jumlah Kelimpahan semua jenis
5. Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting (INP) dirumuskan sebagai berikut :
INP = Fr + Kr
Keterangan rumus :
INP = Indeks nilai penting
Fr = Frekuensi relatif
Kr = Kelimpahan relatif