Upload
duongminh
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen murni sesungguhnya (True
Experimental Research) dengan menggunakan metode The post test Only Control
Group Design. Hal ini dapat dibuktikan dengan dipakai rancangan posttest dengan
kelompok kontrol (The post test Only Control Group Design). Randomisasi
dilakukan pada penelitian untuk menentukan kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol. Tahap akhir penelitian, sampel dilakukan penilaian terhadap
penyembuhan luka sayat yang dilakukan setiap hari secara makroskopik.
Berdasarkan permasalahannya, rancangan penelitian yang digunakan
adalah rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini terdapat 5 perlakuan (3
perlakuan uji dan 2 perlakuan kontrol) dan perlakuan diulang 5 kali. Berikut
denah RAL pada tabel 3.1:
A1(4) A5(1) A3(4) A4(2) A4(4)
A2(3) A5(3) A5(5) A4(1) A3(1)
A4(3) A2(5) A1(3) A3(4) A1(5)
A3(5) A5(4) A2(1) A3(3) A2(2)
A5(2) A1(1) A4(4) A1(2) A3(3)
Tabel 3.1 Denah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
36
Keterangan: A1-A5 adalah perlakuan, (1)-(5) adalah ulangan
Pembagian kelompoknya adalah sebagai berikut:
Kelompok A1 : Kelompok kontrol positif dengan pemberian betadine
Kelompok A2 : Kelompok kontrol negatif tanpa pemberian perlakuan
Kelompok A3 : Kelompok perlakuan menggunakan ekstrak daun cengkeh 10%
Kelompok A4 : Kelompok perlakuan menggunakan ekstrak daun cengkeh 15%
Kelompok A5 : Kelompok perlakuan menggunakan ekstrak daun cengkeh 20%
Rancangan Penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL). Ciri-ciri rancangan jenis ini adalah dilakukan di laboratorium dimana
lingkungan laboratorium tersebut dianggap homogen. Rancangan ini merupakan
rancangan yang perlakuannya diletakkan dan dilakukan secara acak pada setiap
percobaan, hal ini berarti seluruh unit percobaan memiliki peluang yang sama
untuk menerima perlakuan. Penelitian diperlukan suatu ulangan dalam perlakuan
dikarenakan dibutuhkan derajat ketelitian terhadap suatu penelitian dengan jumlah
ulangan yang dianggap cukup baik apabila memenuhi syarat berikut:
Keterangan
r : Replikasi (jumlah ulangan)
t : Treatment (jumlah perlakuan)
(t-1) (r-1) ≥ 15
(5-1) (r-1) ≥ 15
4 (r-1) ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
4r ≥ 19
r ≥ 4,75 atau dibulatkan r ≥ 5
Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah pengulangan yang diperlukan
adalah sebanyak 5 kali.
(t-1) (r-1) ≥ 15
37
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas
Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 5-18 April
2017.
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung ataupun pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota
kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana,
1996). Populasi dalam penelitian ini adalah semua tikus putih (Rattus norvegicus),
dengan berat badan rata-rata 180-300 gram dan berumur 2-3 bulan. Penelitian ini
mengunakan hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) karena memiliki struktur
kulit dan homeostatis yang serupa dengan manusia (Ratih, 2009).
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian subyek/ objek dari populasi yang diteliti. Sampel
keseluruhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih
(Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 5 kelompok dan tiap kelompok terdiri
dari 5 ekor tikus putih.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling (acak sederhana), yaitu cara pengambilan sampel dari unit anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
38
Peneliti menggunakan 25 ekor tikus yang dibagi dalam 5 kelompok yaitu 2
kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan ekstrak daun cengkeh dengan
konsentrasi 10%, 15% dan 20%.
3.4 Jenis Variabel
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah berbagai konsentrasi ekstrak daun cengkeh (Syzygium
aromaticum).
3.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
penyembuhan luka sayat.
3.4.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis
tikus, berat badan, pakan tikus, dan suhu lingkungan (suhu ruang) serta kandang.
3.5 Definisi Operasional Variabel
1. Konsentrasi ekstrak daun cengkeh adalah angka banding volume zat terlarut
terhadap volume zat pelarut atau larutan yang dinyatakan secara khusus.
39
Pelarut yang digunakan dalam ekstrak daun cengkeh dengan menggunakan
pelarut etanol 96%.
2. Penyembuhan luka sayat merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis
karena merupakan suatu kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi saling
berkesinambungan. Penyembuhan luka sayat waktu yang diperlukan untuk
penyembuhan mulai dari hari pertama dilakukan pembuatan luka sampai
dengan kulit kembali seperti semula, dengan melalui 3 fase sebagai berikut:
Fase inflamasi adanya eritema dan edema jaringan sekitar luka
Fase proliferasi adanya granulasi jaringan pada luka
Fase maturasi adanya jaringan parut dan luka kering
3. Jenis tikus pada penelitian ini yang digunakan adalah tikus putih dari spesies
Rattus norvegicus.
4. Berat badan tikus merupakan berat badan rata-rata dari tikus yang akan
digunakan dalam penelitian yaitu berat badan rata-rata adalah 180-300 gram.
5. Umur tikus merupakan umur rata-rata dari tikus yang akan digunakan dalam
penelitian yaitu tikus berumur rata-rata 2-3 bulan.
6. Jenis pakan adalah suatu yang bisa dimakan sebagai sumber energi yang
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Pakan yang digunakan dari jenis BR-1.
7. Jenis minum adalah cairan yang dibutuhkan untuk membantu proses
metabolisme tubuh. Jenis minuman yang digunakan adalah air mineral.
8. Alas adalah suatu bahan yang terbuat serbuk kayu yang berfungsi untuk
menghangatkan tubuh tikus.
40
9. Jenis kandang tikus adalah suatu tempat yang digunakan untuk memelihara
tikus. Kandang yang digunakan berasal dari nampan plastik yang yang ditutup
dengan kawat berlubang, jumlah tikus harus sesuai dan tidak terlalu banyak
karena bila tikus berdesak-desakan dapat menyebabkan suhu badan meningkat
di atas normal sehingga dapat mengakibatkan hipertermia.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi setelah eksperimen (posttest) yaitu teknik
pengambilan data secara langsung dengan prosedur berencana yang melibatkan
kegiatan melihat dan mencatat aktivitas atau kegiatan tertentu. Observasi
dilakukan di laboratorium terhadap obyek perlakuan yaitu variabel terikat yang
diberi perlakuan, baik perlakuan kontrol maupun perlakuan ekstrak daun cengkeh
konsentrasi 10%, 15% dan 20%, kemudian data yang diperoleh diaplikasikan ke
dalam bentuk tabel. Observasi dilakukan terhadap kecepatan penyembuhan luka
sayat yang ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Rata-rata penyembuhan luka sayat (dalam hari) pada tikus putih
(Rattus norvegicus) akibat pemberian berbagai konsentrasi ekstrak daun
cengkeh (Syzygium aromaticum)
No Perlakuan Ulangan ke- Total Rerata
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
41
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap pengamatan.
3.7.1 Tahap Persiapan
1. Menyiapkan alat yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun alat yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Handscoon : 2 pasang
2) Sarung tangan : 2 pasang
3) Gunting : 2 buah
4) Blender : 1 buah
5) Timbangan analitik : 1 buah
6) Oven : 1 buah
7) Corong Buchner : 1 buah
8) Erlenmeyer 1000 ml : 4 buah
9) Rotaty Evaporator : 1 buah
10) Silet cukur : 2 buah
11) Silet golt : 2 buah
12) Kamera : 1 buah
13) Pipet tetes : 3 buah
14) Penggaris : 1 buah
15) Kandang : 5 buah
16) Masker : 1 pack
17) Botol flakon : 3 buah
42
18) Spatula : 1 buah
19) Beaker glass 1000 ml : 1 buah
20) Kertas saring : 1 lembar
21) Vacum : 1 buah
22) Alumunium foil : 1 lembar
2. Menyiapkan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Daun cengkeh : 800 gram
2) Tikus Putih : 25 ekor
3) Alkohol 70% : 500 ml
4) Pakan : 8 kg
5) Air mineral : 1 galon
6) Etanol 96% : 2 liter
7) Kertas label : 1 lembar
8) Aquades : 5 liter
9) Betadine 10% : 30 ml
3.7.2 Tahap Pelaksanaan
1. Pembuatan Serbuk Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) lihat lampiran 1
1) Mengambil bagian tanaman yang digunakan untuk pembuatan ekstrak
adalah daun cengkeh (Syzygium aromaticum)
2) Memilih masing-masing daun yang bagus berwarna hijau tua
3) Mencuci daun cengkeh sebanyak 800 gram dengan air untuk
menghilangkan debu dan kotoran lain.
43
4) Meniriskan daun, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari langsung,
tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan ekstrak yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan lebih lama atau dioven pada suhu 40
sampai kadar airnya hilang. Menghaluskan daun yang sudah kering dengan
menggunakan blender sampai menjadi serbuk halus, kemudian disimpan
dalam erlemenyer 1000 ml.
2. Pembuatan Ekstrak dari serbuk Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum) dengan
pelarut etanol
1) Merendam serbuk daun cengkeh (Syzygium aromaticum) yang sudah halus
direndam dalam etanol 96% secukupnya. Sebanyak 800 g serbuk daun
cengkeh dibagi menjadi empat yaitu masing-masing sebanyak 200 g
direndam dalam 500 ml etanol 96%. Kemudian menutup erlenmeyer
dengan alumunium foil.
2) Menyimpan dalam lemari bahan selama 24 jam, untuk proses maserasi.
3) Menyaring ekstrak menggunakan corong buchner dan kertas saring yang
kemudian diambil filtratnya.
4) Filtrat dievaporasi dengan menggunakan rotary evaporator. Hasil
evaporasi dimasukkan dalam oven pada suhu 40 hingga diperoleh
ekstrak kental.
5) Mengencerkan ekstrak secara berseri dengan pelarut aquades sehingga
didapat konsentrasi ekstrak 10%, 15%, dan 20%. Perhitungan pembuatan
konsentrasi ekstrak daun cengkeh menggunakan rumus sebagai berikut:
N1 . V1 = N2 . V2
44
Keterangan: N1 = Konsentrasi awal
V1 = Volume yang dicari
N2 = Konsentrasi yang diinginkan
V2 = Volume yang diinginkan
Konsentrasi 10% didapatkan dari:
N1 . V1 = N2 . V2
100. V1 = 10. 20
V1 = 200/100
= 2 ml
Jadi, 2 ml ekstrak + 18 ml aquadest
Konsentrasi 15% didapatkan dari:
N1 . V1 = N2 . V2
100. V1 = 15. 20
V1 = 300/100
= 3 ml
Jadi, 3 ml ekstrak + 17 ml aquadest
Konsentrasi 20% didapatkan dari:
N1 . V1 = N2 . V2
100. V1 = 20. 20
V1 = 400/100
= 4 ml
Jadi, 4 ml ekstrak + 16 ml aquadest
3. Aklimatisasi (pengkodisian) Tikus Putih
Tahapan aklimatisasi atau pengkondisian tikus putih dimulai dengan
menyiapkan 25 ekor tikus putih jantan, yang dibagi secara acak menjadi 5
45
kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, kemudian tikus
putih jantan ditempatkan pada kandang dan diaklimasi selama 3 hari untuk
pengkondisian habitat dan agar tikus tidak stres, rutin diberi makan dan minum
serta pengantian alas agar kandang tetap bersih.
4. Penyayatan Tikus Putih (Rattus norvegicus)
1) Membagi tikus menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok disebut
kelompok A1, A2, A3, A4, A5 yang sesuai dengan matrik penelitian.
2) Menempatkan didalam kandang yang berbeda dengan memberikan makan
dan minum.
3) Mencukur bulu tikus menggunakan silet cukur tepatnya di daerah
punggung dan kulit diolesi dengan alkohol.
4) Melakukan perlakuan pada punggung tikus putih dengan membuat sayatan
dengan panjang ± 2 cm dengan kedalaman ± 2 mm menggunakan silet
golt yang tajam.
5) Mengambil ekstrak daun cengkeh secukupnya dengan kadar konsentrasi
yang berbeda yaitu 10%, 15%, 20% dengan menggunakan pipet tetes yang
steril.
6) Meneteskan ekstrak daun cengkeh sebanyak 3 tetes pada setiap tikus putih
dengan konsentrasi 10%, 15%, 20% dan betadine (kontrol) pada bagian
punggung tikus yang mengalami luka sayat setiap harinya.
7) Mengamati hasil yang diperoleh dengan cara melihat panjang luka sayat
yang telah diberi berbagai konsentrasi ekstrak daun cengkeh.
8) Melakukan perlakuan yang berikan sampai luka sayat dinyatakan sembuh.
46
3.7.3 Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada hari berikutnya mendokumentasikan kondisi
luka sayat. Dilakukan setiap hari pagi jam 09.00 WIB. Pengkajian luka yaitu
sebagai berikut:
Mengamati panjang luka dan mengamati secara makroskopis dari tiap
perlakuan yaitu pengamatan dilakukan dengan melihat morfologi dari
penyembuhan luka mulai dari pertama dilakukan pembuatan luka sampai luka
sembuh dengan melihat 3 fase sebagai berikut:
Fase inflamasi adanya eritema dan edema jaringan sekitar luka
Fase proliferasi adanya granulasi jaringan pada luka
Fase maturasi adanya jaringan parut dan luka kering
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji
normalitas yang berfungsi untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal, dan uji homogenitas yang berfungsi untuk mengetahui
apakah varian datanya homogen, maka data yang diperoleh di uji dahulu dengan
normalitas (Liliefors) dan uji homogenitas (Barlett) dan diteruskan dengan uji One
Way Anova yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh
dari perlakuan yang diberikan lihat lampiran 4.