Upload
duongliem
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
keefektifan produk tersebut. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa
program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C (Tunagrahita).
3.2 Definisi Operasional Variabel
Menurut Gantina Komalasari Assesmen merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Hal tersebut dilakukan untuk mendapat gambaran berbagai kondisi
individu dan lingkungannya sebagai dasar pengembangan program layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan.
Tohorin, (2007) mengemukakan bahwa “Program bimbingan dan konseling
merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu.”Rancangan atau terancang kegiatan tersebut disusun secara
sistematis, terorganisasi, dan terkoordinasi dalam jangka waktu tertentu. Pelayanan
bimbingan di Sekolah merupakan usaha mambantu peserta didik dalam
45
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta
perencaaan pengembangan karir.
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini
diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh
Sugiyono, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan media yang akan
dikembangkan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan secara umum
oleh Sugiyono (2011), terdapat sepuluh langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Potensi dan masalah (ditujukan melalui data empirik yang dapat diperoleh
berdasarkan penelitian orang lain, atau laporan kegiatan perorangan atau
instansi tertentu yang masih up to date),
2. Mengumpulkan informasi (digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut),
3. Desain produk (diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya),
4. Validasi desain (kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan
lebih efektif dari yang lama atau tidak),
5. Perbaikan desain (memberbaiki kelemahan desain),
6. Uji coba produk (membuat prototipe yang selanjutnya diujicoba pada
sampel terbatas),
46
7. Revisi produk (berdasarkan saran-saran dari hasil ujicoba produk),
8. Uji coba produk (diujicoba dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas),
9. Revisi produk (perbaikan apabila ada kekurangan dan kelemahan).
10. Pembuatan produk masal.
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan langkah 1-5. Berdasarkan
langkah-langkah diatas maka peneliti dalam penelitian pengembangan ini akan
diaplikasikan dengan asesmen bimbingan dan konseling Gantina Komalasari dan
buku tentang anak berkebutuhan khusus Tunagrahita.
Keterangan :
1. Potensi dan masalah
Indikator keberhasilan pada langkah pertama ini adalah terlaksananya
wawancara dengan wali kelas SMPLB C tentang masalah-masalah apa yang
biasanya dihadapi oleh siswa SMPLB C dan perlunya bimbingan dan
konseling untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.
2. Pengumpulan data
Disini pengngumpulan data menggunakan asesmen dan tehnik yang dipakai
adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Indikator keberhasilan
pada langkah kedua ini adalah menggabungkan hasil wawancara, observasi
dan studi dokumentasi tentang masalah siswa SMPLB C Tunagtahita Bawen.
47
3. Desain produk
Indikator keberhasilan pada langkah ketiga ini adalah merancang layanan
bimbingan dan konseling yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan masalah
yang dihadapi oleh siswa SMPLB C Tunagrahita ringan.
4. Validitas desain
Indukator keberhasilan pada langkah keempat adalah uji validasi melalui
review terhadap program layanan bimbingan dan konseling yang diterapkan
untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa SMPLB C
Tunagrahita yang berkaitan dengan bina diri.
a. Uji validasi model melalui review oleh dosen program studi BK,
guru BK, guru wali kelas, Siswa SMPLB C (Tunagrahita)
b. Menganalisis hasil uji validasi
c. Mendeskripsikan hasil uji validasi
5. Revisi desain/Perbaikan desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan
para ahli lainnya, maka akan diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang
bertugas untuk memperbaiki desain adalah peneliti yang mampu
menghasilkan produk tersebut.
48
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang di inginkan pada penelitian ini peneliti
menggunakan tehnik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan
dokumentasi sebagai berikut :
a. Tehnik Wawancara
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data salah
satunya adalah teknik pengumpulan data wawancara. Menurut Esterberg
dalam Sugiyono (2011) “wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam satu topic tertentu”. Sejalan dengan yang telah
dikemukakan oleh Syaodih (2007) “wawancara adalah untuk memperoleh
data dari individu dilaksanakan secara individual” Berdasarkan yang
dikemukakan diatas wawancara adalah komunikasi tanya jawab dalam satu
topik untuk menemukan informasi. Pada penelitian ini wawancara yang
dilakukakan menggunakan wawancara tak tersturuktur. Menurut Sugiyono
(2011) “wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan”. Berdasarkan yang telah dikemukakan diatas wawancara tak
terstruktur adalah wawancara yang bebas berupa pertanyaan pada garis besar
permasalahan yang ada di penelitian ini saja.
49
1. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
Penelitian ini menggunakan penggumpulan data dengan tehnik
wawancara dengan menggunaka teori IG.A.K Wardani (2008) adapun
menggunakan aspek dan indicator yang akan diukur sebagai berikut:
Table 3.1 Kisi-Kisi Wawancara
Aspek Indikator Deskripsi
Analisis
Peserta didik
Pemahaman guru
Terhadap peserta
didik
1. Latar belakang peserta didik
2. Tahu masalah apa saja yang
dialami peserta didik
3. Kebutuhan peserta didik
untuk hidup efektif.
Pemahaman
program layanan
bimbingan dan
konseling
4. Seberapa tahu guru wali
kelas tahu tentang bimbingan
dan konseling
5. Perlukahlayananbimbingand
ankonselinguntuksiswa
SMPLB C Tunagrahita
Ringan.
Analisis
Lingkungan
Pemahaman guru
tentang lingkungan
yang ada di sekitar
peserta didik
1. Lingkungan yang bagaimana
yang baik untuk siswa
tunagrahita
2. Apakah lingkungan yang
sekarang sudah baik untuk
siswa tunagrahita.
50
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Wawancara Orangtua Siswa SMPLB C Tunagrahita
Ringan
Aspek Indikator Deskripsi
Analisis peserta
didik
Pemahaman orang tua
terhadap peserta didik
1. Seperti apa peserta
didik dimata orangtua
2. Ganguan seperti apa
yang dialami
pesertadidik
3. Apa yang disukai
peserta didik
4. Harapan orangtua
terhadap peserta didik
Analisis lingkungan
peserta didik
Pemahaman orang tua
terhadap lingkungan
peserta didik
1. Lingkungan seperti apa
yang baik untuk peserta
didik menurut orang tua
2. Bagaiman hubungan
peserta didik dengan
masyarakat sekitar
3. Harapan orang tua
terhadap peserta didik
di lingkungan sekitar
b. Tehnik Observasi
Dalam penggunaan observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument pertimbangan
kemudian format disususnberisi item-item tentang gejadian atau tingkahlaku yang
digambarkan. Arikunto (Sugiyono, 2006).
Penelitian ini menggunakan tehnik penggumpulan data dengan observasi
dengan menggunakan teori IG.K Wardani (2008) adapun aspek dan indicator
yang akan di observasi anatara lain:
51
Tabel 3.5 : Kisi-Kiai Observasi
No Aspek Indikator
1. Siswa SMPLB C (Tunagrahita
Ringan)
1. Keseharian siswa di sekolah.
2. Pada saat siswa menerima
pelajaran.
3. Cara siswa menerima pelajaran.
2. Guru SMPLB C (Tunagrahita
Ringan)
1. Metode pembelajaran
2. Pendekatan guru terhadap siswa
SMPLB C (Tunagrahita Ringan)
3. Cara guru membantu mengatasi
masalah yang dihadapi siswa
SMPLB C (Tunagrahita Ringan).
3. Lingkungan Sekolah 1. Tempat belajar.
2. Sarana dan prasarana.
c. Teknik Dokumentasi
Pada penelitian ini peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data
dokumentasi. Menurut Sugiyono (2013) “dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang”. Sejalan dengan yang
dikatakan oleh Arikunto (1997)
52
1. Program pengembangan diri anak tunagrahita
2. Daftar siswa SMPLB C Tunagrahita ringan
3. Foto yang diambil padasaat peneliti melakukan penelitian
3.4.1 Uji Ahli
a. Desain Uji Ahli
Desain uji ahli dimaksudkan untuk menguji program layanan
bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita Bawen yang di
pergunakan untuk menetapkan akseptabilitas program layanan bimbingan
dan konseling tersebut. Penilaian dari ahli adalah uji coba pertama yang
dilakukan setelah program layanan bimbingan dan konseling itu dibuat.
Tujuannya untuk mengetahui kekurangan pada program secara teoritis
ilmiah.
b. Subjek Uji Ahli
Subjek uji ahli produk pengembangan dipilih satu orang ahli yaitu ahli
dalam bimbingan dan konseling. Penentuan ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa ahli tersebut memiliki pompetensi professional dalam bidangnya dan
memenuhi kriteria ahli bimbingan konseling adalah : 1) Dosen bimbingan dan
konseling S1 atau program pasca sarjana, 2) telah menjadi dosen minimal 5
tahun, 3) aktif dalam pemberdayaan konselor baik tingkat regional maupun
nasional.
53
c. Jenis Data
Data yang diperoleh pada uji ahli meliputi penilaian akseptabilitas dari
ahli terhadap protipe program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa
SMPLB C Tunagrahita Bawen. Data yang diperoleh bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui skala penilaian yang diberikan
pada masing-masing ahli dan data kuantitatif diperoleh dari saran, komentar
atau kritik yang tertulis dalam angket maupun hasil wawancara dengan ahli.
Data-data yang diperoleh baik data kualitatif dan kuantitatif akan digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi dan menyempurnakan program
layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita ringan.
d. Instrumen
Instrumen menggunakan data yang digunakan adalah menggunakan
skala penilaian aksepbilitas. Aspek-aspek tersebut meliputi :
1) Kegunaan
Aspek kegunaan mengacu pada seberapa besar program layanan
bimbingan dan konseling yang dikembangkan member manfaat pada siswa
maupun pada konselor/guru BK. Beberapa indicator kegunaan program
pelatihan ini sebagai berikut: (1) pemakai, mengacu pada pentingnya serta
manfaat program layanan bimbingan dan konseling ini pada konselor/guru
BK dan siswa tunagrahita.
54
2) Kelayakan
Untuk mengetahui seberapa besar kepraktisan dan keefektifan program
layanan bimbingan konseling untuk siswa SMPLB C. Indikator menunjuk
pada : (1) kepraktisan program bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB
C Tunagrahita yang mengacu pada intervensi, (2) keefektifan biaya, waktu
dan tenaga. Indicator ini mengacu pada perbandingan antara biaya dan waktu
yang diperlukan.
3) Ketepatan
Mengacu pada seberapa besar program bimbingan dan konseling
membantu siswa SMPLB C Tunagrahita. Dalam setiap pertanyaan pada skala
tersebut mempunyai gradasi berupa skala 1-4 yang memiliki makna sebagi
berikut :
1 = tidak jelas/tidak tepat/tidak praktis/tidak relevan/tidak perlu/tidak
berfaedah/kurang penting.
2 = kurang jelas/kurang tepat/kurang praktis/kurang relevan/kurang
perlu/kurang berfaedah/kurang penting.
3 = jelas/tepat/praktis/relevan/berfaedah/penting.
4 = sangat jelas/sangat tepat/sangat praktis/sangat relevan/sangat
perlu/sanggat berfaedah/sangat penting.
Selain penilaian ahli dalam bentuk data kuantitatif, juga diperlukan penelitian
dalam bentuk kualitatif. Untuk itu, dalam skala penilaian tersedia komentar
55
dan saran dari ahli. Adapun prosedur untuk penilaian ahli adalah sebagai
berikut :
1) Pengembangan menghubungi subjek ahli dan meminta kesediaannya
untuk menjadi penilai program layanan bimbingan dan konseling untuk
siswa SMPLB C Tunagrahita.
2) Sebjek ahli diberi kesempatan untuk membaca, menganalisis dan
mempelajari isi program.
3) Pengembangan menemui subjek pada waktu yang telah ditentukan untuk
mengambil hasil penilaian, sekaligus melakukan diskusi langsung dengan
ahli.
e. Tehnik Analisis Data
Tehnik analisis data yang digunakan dalam penilaian program layanan
bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C Tunagrahita dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif. Dan berupa komentar, saran dan kritik
dianalisis secara kualitatif. Data secara kualitatif ini dipaparkan apa adanya
sebagai bahan pertimbangan untuk revisi dan penyempurnaan program.
Penganalisisan data kuantitatif dilakukan dengan pengukuran tendensi
sentral tehnik mode (modus). Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan
hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu
data atau keadaan atau fenomena sehingga mudah dipahami. Dengan kata lain
statistic diskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala atau persoalan.
Penarikan kesimpulan pada statistik diskriptif (jika ada) hanya ditunjukan
56
pada kumpulan data yang ada. Mode (modus) adalah tehnik penjelasan
kelompok berdasarkan fenomena, nilai yang sering muncul dalam kelompok
atau kecenderungan data berpusat (Sugiyo, 2006).
1. Uji Lapangan (Uji Kelompok Kecil)
a) Desain Uji Kelompok Kecil
Dalam uji coba kelompok kecil yang dilakukan oleh pengguna
(guru BK) desain yang digunakan adalah deskriptif.
b) Subjek
Yang menjadi subjek dalam uji kelompok kecil adalah satu orang
konselor/guru pembimbing. Penentuan konselor/guru pembimbing
dalam tahap ini didasarkan pada kriteria : (1) konselor sekolah
menengah pertama, (2) telah menjadi konselor/guru BK minimal 5
tahun, (3) pendidikan minimal S1 BK sehingga dapat member
masukan kepada peneliti dan membantu peneliti sebagai fasilitator
pengembangan, (4) aktif dalam kajian-kajian dan kegiatan bimbingan
dan konseling, (5) mempunyai referensi positif terhadap peningkatan
program layanan bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C
Tunagrahita.
c) Jenis Data
Data yang diperoleh dari dari uji kelompok kecil (guru BK)
terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Adapun yang dinilai oleh
subjek uji coba penggunaan produk adalah kebertrimaan dan
57
kemudahan program. Kebertrimaan dan kemudahan program itu
ditunjukan dari tiga aspek yaitu kegunaan, kelayakan, dan ketepatan
dengan tingkat pemahaman calon pengguna, apakah secara
keseliruhan kegunaan program layanan tersebut telah memenuhi
kriteria yang diharapkan sehingga dapat digunakan oleh calon
pengguna.
d) Intrumen
Dalam uji coba kelompok kecil ini instrumen yang digunakan
dengan menggunakan angket penilaian dan diskusi langung. Penilaian
pada tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebertrimaan
program layanan bimbingan dan konseling dilihat dari aspek
kegunaan, kelayakan, dan ketepatan. Prosedur pelaksanaan uji coba
kelompok kecil adalah :
1. Pengembang memberikan program yang telah direvisi dan skala
penilaian program kepada konselor/guru pembimbing yang telah
bersedia menjadi penilai program.
2. Konselor/guru pembimbing diberi kesempatan untuk mempelajari
program layanan bimbingan dan konseling.
3. Konselor/guru pembimbing diminta untuk mengisi skala penilaian
program penelitian. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan
pengembang melakukan diskusi dengan konselor untuk
mengetahui tingkat pemahaman konselor tentang pelatihan
58
tersebut, memberikan penjelasan singkat tentang program layanan
bimbingan dan konseling untuk siswa SMPLB C
TUNAGRAHITA. Berikutnya
c) Analisis Data
Analisis data untuk uji kelompok kecil juga menggunakan teknik
analisis data yang sama seperti analisis data uji ahli.
3.5 Revisi Produk
Tujuan dari revisi terhadap program adalah untuk menentukan apakah
program layanan bimbingan dan konseling sudah sesuai dengan apa yang
siswa SMPLB C Tunagrahita butuhkan. Agar dapat bersedia sepenuhnya
untuk menggunakan program layanan bimbingan dan konselig yang harus
menyelesaikan dan diuji dengan saksama dalam segala hal. Penggunaan
utama data ini adalah untuk menentukan apakah program layanan bimbingan
dan konseling ini sudah sesuai.