21
28 Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan pada peserta didik Departemen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia yang beralamat di Jalan Setiabudi no.229 Bandung, Jawa Barat. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang tersiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2012, hlm. 80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 83). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2009, hlm. 124). Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 183) bahwa “sampling purposive dilakukan dengan mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetpai didasarkan atad tujuan tertentu. Teknik biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel besar dan jauh. Teknik ini sangat efektif digunakan dalam penelitian ini karena sampel yang diambil hanya pada peserta didik angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2013/2014, dan jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 49 orang untuk kelas eksperimen dan 50 orang untuk kelas kontrol. B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimental, Sugiyono (2011, hlm. 77) mengemukakan bahwa “desain ini

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

28 Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peserta didik Departemen Pendidikan Teknik

Elektro Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan

Indonesia yang beralamat di Jalan Setiabudi no.229 Bandung, Jawa Barat.

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang tersiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,2012, hlm. 80).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik angkatan 2013

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 83). Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik

sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono,2009, hlm. 124). Sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm.

183) bahwa “sampling purposive dilakukan dengan mengambil subyek bukan

didasarkan atas strata, random, atau daerah tetpai didasarkan atad tujuan tertentu.

Teknik biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan

keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel

besar dan jauh.

Teknik ini sangat efektif digunakan dalam penelitian ini karena sampel

yang diambil hanya pada peserta didik angkatan 2013 Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2013/2014, dan jumlah

sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 49 orang untuk kelas

eksperimen dan 50 orang untuk kelas kontrol.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi

Experimental, Sugiyono (2011, hlm. 77) mengemukakan bahwa “desain ini

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

29

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-

experimental design karena pada kenyataannya mendapatkan kontrol digunakan

untuk penelitian.”

Desain menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design.

“Desain penelitian ini memiliki kesamaan dengan pretest-posttest control group

design, hanya saja dalam desain ini kelompok kontrol tidak dipilih secara

random.” (Sugiyono, 2012, hlm. 79). Subyek penelitian dibagi menjadi dua

kelompok atau kelas. Satu kelas digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu

kelas lagi digunakan sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang

akan diberikan pembelajaran dengan menggunakan media video, sedangkan kelas

kontrol adalah kelas yang akan menggunakan pembelajaran secara konvensional.

Masing-masing kelas akan diberikan perlakuan (treatment), sebelum diberikan

treatment kedua kelas akan diberikan tes awal (pretest) (O1), tes ini dilakukan

untuk mengukur pengetahuan awal peserta didik. Kemudian diberikan perlakuan

(treatment) berupa media video tutorial pada kelas eksperiment. Selanjutnya akan

diberikan tes akhir (posttest) (O2) setelah diberikan perlakuan berbeda pada

masing-masing kelompok atau kelas.

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Treatment Postest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 - O2

Keterangan:

O1 : tes awal (pre-test)

O2 : tes akhir (post-test)

X : Perlakuan pada kelompok (menggunakan media video)

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 60) “variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

30

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”. Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel

bebasnya adalah penggunaan video sebagai media pembelajaran.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya

adalah peningkatan hasil belajar siswa pada materi komponen elektronika

D. Definisi Operasional

Definisi operasional ini dimaksudkan sebagai penegasan istilah dalam

batasan ruang lingkup penelitian, sehingga tidak mmenimbulkan penafsiran lain.

1. Implementasi

Implementasi secara harfiah dapat dikatakan penerapan. Menurut beberapa ahli

penerapan adalah suatu perbuatan mempaktekakkan atau melakukan suatu teori,

metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Media pembelajaran interaktif

Arsyad (2007, hlm. 33) mengelompokkan media interaktif kedalam kelompok

media teknologi mutakhir. Media interaktif adalah suatu sistem penyampaian

pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pegendalian

komputer kepada penonton (peserta didik) yang tidak hanya mendengar dan

melihat video, tapi memberikan respon yang aktif (Arsyad, 2007, hlm. 36).

3. Praktikum

“Praktikum adalah kegiatan melakukan praktek percobaan atau eksperimen.

Praktikum dapat dilakukan oleh siswa ataupun siapapun, secara individual

maupun berkelompok” (Sutrisno, 2009, hlm. 48). Praktikum memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dan

mengaplikasikan teori/materi yang sudah diberikan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

31

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

“Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan,

tempat kerja, lingkungan kerjaa, serta cara melakukan pekerjaan.” (Daryanto,

2007, hlm. 20). Keselamtan kerja bertujuan untuk melindungi tenaga kerja atas

hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan, serta memelihara sumber

produksi yang digunakan.

E. Prosedur Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap persiapan penelitian :

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Melakukan studi pendahuluan melalui pengamatan terhadap proses

pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan pada mata kulian

keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di Universitas Pendidikan

Indonesia Jurusan pendidikan Teknik Elektro. Dalam studi pendahuluan juga

dilakukan pengamatan terhadap kurikulum yang berlaku.

b. Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai

permasalahan yang diteliti.

c. Melakukan pembuatan media pembelajaran, dalam hal ini membuat video

rekaman yang akan digunakan sebagai media pembelajaran dan melakukan

uji ahli atau expert judgement terhadap video pembelajaran untuk menguukur

kualitas video.

d. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan sekenario pembelajaran

keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan media video.

e. Melakukan penentuan sampel penelitian.

f. Menentukan dan menyusun instrument penelitian yaitu berupa instrumen

media, instrumen tes, dan instrument observasi.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian

h. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian keudian divalidasi untuk

menentukan instrumen yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

32

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur pemahaman awal peserta

didik sebelum diberi perlakuan (treatment).

b. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen yaitu dengan memberikan

media video tutorial pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran

dalam penelitian.

c. Selama proses perlakuan (treatment) berlangsung, observer mengamati

keterlaksanaan pembelajaran dan melihat aktivitas peserta didik selama

melaksanakan pembelajaran, dengan lembar observasi yang telah disediakan

oleh peneliti

d. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pemahaman peserta didik

setelah diberikan perlakuan (treatment).

e. Memberikan angket respon terhadap siswa untuk mengetahui pendapat siswa

terhadap media video.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Mengolah dan menganalisis hasil data pre-test dan post-test.

b. Mengolah dan menganalisis hasil data observasi (data afektif dan

psikomotorik).

c. Menganalisis hasil penelitian (data kelas eksperimen dan kelas kontrol).

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

e. Memberikan saran-saran terhadap kekurangan yang menjadi hambatan dalam

melaksanaan pembelajaran.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

33

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap Pelaksanaan

Gambar 3.1 Alur Penelitia

Tahap Pendahuluan Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Penyusunan Instrumen Penelitian

Penentuan Materi dan Sampel

Penyusunan Skenario

Analisis & Uji Coba Instrumen

Pengolahan Data

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Pre Test

Penggunaan Video Sebagai Media

Pembelajaran

(Treatment)

Observasi Ranah Afektif

dan Psikomotor

Post tes

Pembelajaran secara konvensional

Observasi Ranah Afektif

dan Psikomotor

Pre Test

Post tes

Tahap akhir

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

34

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur nilai variabel yang diteliti dan mengumpulkan data-data selama

penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengukuran yang digunakan yaitu berupa

instrumen tes (pre-test dan post-test) untuk mengukur ranah kognitif dan

instrumen non-tes (observasi,pengamatan,dll) untuk mengukur ranah afektif dan

psikomotorik.

1. Instrumen Tes

Pengambilan data untuk instrumen tes ini munggunakan tes hasil belajar

yaitu memberikan pre-test (tes awal sebelum mendapat perlakuan) dan post-test

(tes akhir setelah mendapat perlakuan). Lembar soal pre-test dan post-test yang

diberikan dari bank soal sudah teruji validitas dan reabilitasnya.

Sebelum instrumen tes digunakan terlebih dahulu dilakukan pengujian

soal agar data yang diperoleh baik dan dapat membuktikan hipotesis yang

diajukan. Arikunto (2010, hlm. 211) mengemukakan instrumen yang baik harus

memenuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel.

a. Analisis Validitas

“Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang

hendak diukur” (Arikunto, 2012, hlm. 73). Validitas suatu instrument atau tes

mempermasalahkan apakah tes atau instrument tersebut benar-benar mengukur

apa yang hendak diukur.

Sugiyono (2010, hlm. 172) menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid

bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.” Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, artinya

berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur.

Untuk mengetahui mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan

rumus point biserial correlation :

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

35

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Surapranata,2006, hlm. 61)

Keterangan persamaan:

rpbis : Koefisien korelasi point biserial

Mp : Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item yang dicari

korelasinya dengan tes

Mt : Mean Skor Total

St : Standar deviasi skor total

p : proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut

(𝑝 =𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎)

q : Proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

Kemudian hasil perolehan rpbis dibandingkan dengan rtabel pada n = 30 dan

taraf signifikansi = 5%. Apabila rhitung > rtabel, maka item soal dinyatakan valid.

Dan apabila rhitung < rtabel, maka item soal dinyatakan tidak valid.

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai

validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

r≥ 0,90

0,70 ≤ r < 0,90

0,40 ≤ r < 0,70

0,20 ≤ r < 0,40

r < 0,20

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat Rendah

(Abdurahman,2011, hlm. 40)

rpbis =Mp − Mt

St√

p

q

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

36

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Reabilitas

Reabilitas merupakan salah satu syarat penting bagi suatu perangkat tes,

“reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen

tersebut sudah baik” (Arikunto, 1998:170).

Sugiyono (2012:172) menambahkan bahwa “hasil penelitian yang reliabel,

bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.”

Reabilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan persamaan

Kuder-Richardson (K-R.20):

(Surapranata, 2006:114)

Keterangan persamaan:

r11 : reabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subyek yang menjawab item denganbenar

q : proporsi subyek yag menjawab item dengan salah (q=1-p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya item

S2 : standar deviasi dari tes (akar varians)

Selanjutnya harga r11 dibandingkan dengan rtabel pada n = 30 dan taraf

signifikansi = 5%. Apabila r11 > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan

sebaliknya apabila r11 < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel

3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Koefisian Korelasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

r ≥ 0,90

0,70 ≤ r < 0,90

0,40 ≤ r < 0,70

0,20 ≤ r < 0,40

Sangat Tinggi

Tinggi

Cikup

Rendah

r11 = (n

n − 1) (

S2 − Σpq

S2 )

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

37

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r < 0,20 Sangat Rendah

(Abdurahman,2011, hlm. 41)

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran yaitu tibgkat seberapa sukar/sulit soal yang telah dibuat.

“Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.

Semakin besar indeks tingkat kesukaran (yang diperoleh dari hasil perhitungan).

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar.” (Arikunto, 2012:207). Taraf kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui

taraf kesukaran soal.

Taraf kesukaran soal dapat diketahui dengan menggunakan persamaan

berikut ini:

P =B

JS

(Arikunto, 2012, hlm. 223)

Keterangan persamaan:

P : indeks kesukaran

B : jumlah siswa yang menjawab butir soal dengan benar

JS : jumlah seluruh siswa

Klarifikasi indeks kesukaran ditunjukan pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4 Klarifikasi Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Kesukaran Kriteria

0,00 – 0,30

0,31 – 0,70

0,71 – 1,00

Soal Sukar

Soal Sedang

Soal Mudah

(Arikunto, 2012, hlm. 225)

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

38

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan

siswa yang pintar dan siswa yang tidak pintar. Arikunto (2012:211)

mengungkapkan “daya pembeda soal adalah kemampuan sola untuk membedakan

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan

rendah). Daya pembeda dapat dituliskan sebagai indesk diskriminasi (D).

D =BA

JA−

BB

JB

(Arikunto, 2012, hlm. 228)

Keterangan persamaan:

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Klarifikasi daya pembeda dapat ditunjukan pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Klarifikasi Indeks Daya Penbeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

d < 0,20

0,2 ≤ d < 0,40

0,41 ≤ d < 0,70

d ≥ 0,71

Negatif

Jelek (poor)

Cukup (satisfactory)

Baik (good)

Baik Sekali (excellent)

Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2010, hlm. 218)

Daya pembeda bernilai negatif sebaiknya dibuang saja.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

39

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Observasi

Menurut Arifin (2009, hlm. 153) “observasi adalah suatu proses

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif dan rasional

mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

melakukan situasi buatan”. “Dalam pembelajaran, evaluasi dapat digunakan untuk

menilai prilaku peserta didik, proses kerja, gejala alam” (Sugiyono, 2011, hlm.

121).Berdasarkan pertimbangan beberapa pendapat ahli di atas, dalam penelitian

ini instrumen observasi digunakan untuk menilai ranah afektif dan ranah

psikomotor peserta didik.

a. Ranah Afektif

Ranah afektif yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sikap. Kriteria penilaian

pada ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Afektif

Aspek yang diukur Skala Skor Kriteria

Disiplin, Komunikatif, Rasa ingin tahu,

Kerja keras, Tanggung jawab

86< N ≤100 Baik Sekali

75< N ≤85 Baik

56< N ≤74 Cukup

N ≤ 55 Kurang

Sedangkan instrumen untuk ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Intrumen Penilaian Afektif

No. Nama Siswa

Aspek Jumlah

Skor Kriteria

Disiplin Komunikatif Rasa Ingin Tahu

Kerja Keras

Tanggung Jawab

Untuk menghitung hasil pengukuran pada ranah afektif masing-masing

siswa menggunakan persamaan berikut:

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

40

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2012, hlm. 198)

Selanjutnya dihitung rata-rata nilai masing-masing aspek yang diukur

dengan persamaan berikut:

b. Ranah Psikomotorik

Ranah afektif yaitu hal-hal yang berkaitan dengan perilaku. Kriteria

penilaian pada ranah psikomotorik dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Psikomotor

Aspek yang diukur SkalaSkor Kriteria

Keselamatan Kerja, kerapihan alat,

prosedur kerja, kesehatan kerja.

90 – 100 BaikSekali

80 – 89 Baik

75 – 79 Cukup

60 – 74 Kurang

0 – 59 Kurang sekali

Sedangkan instrumen untuk ranah afektif dapat dilihat pada tabel 3.9

berikut:

Tabel 3.9 Instrumen Penilaian Psikomotorik

N = Jumlah Skor Keseluruhan

Jumlah Aspek Yang Dinilai

N̅ = Jumlah Skor Aspek

Jumlah Siswa

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

41

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghitung hasil pengukuran pada ranah afektif masing-masing

siswa menggunakan persamaan berikut:

(Arikunto, 2012, hlm. 198)

Selanjutnya dihitung rata-rata nilai masing-masing aspek yang diukur

dengan persamaan berikut:

G. Teknik Pengumpulam Data

Setelah memperoleh data dari hasil penelitian, ang perlu dilkukan yaitu

pengumpulan data yang kemudia di analisis. Dalam penelitian ini beberapa teknik

yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik pengumpulan data berupa tes, merupakan alat atau prosedur yang

digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan

cara dan aturan – aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2010, hlm. 53).

Penelitian ini menggunakan tes berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda.

Tes dilaksanakan pada saat pre-test dan post-test. Pre-test atau test awal

diberikan dengan tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian.

Sementara post-test atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat

perubahan atau peningkatan pemahaman materi subyek penelitian setelah

menggunakan video sebagai media pembelajaran.

2. Observasi, menurut Arifin (2009, hlm. 153) “observasi adalah suatu proses

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, obyektif dan rasional

mengenai beberapa fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun

dalam melakukan situasi buatan”. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

observasi atau pengamatan untuk mengukur kemampuan afektif dan

psikomotorik seubjek penelitian.

3. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010, hlm. 199). Peneliti membuat

N = Jumlah Skor Keseluruhan

Jumlah Aspek Yang Dinilai

N̅ = Jumlah Skor Aspek

Jumlah Siswa

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

42

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

format kuesioner dengan pertanyaan penutup, format kuesioner digunakan

sebagai data pendukung menngenai pelaksanaan pembelajaran. Selain itu

untuk memperoleh tanggapan peserta didik terhadap penggunaan media

pembelajaran.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau

sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2010, hlm. 207). Data dalam penelitian ini

berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik

statistik.

1. Data Skor Tes

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur penguasaan

pemahaman peserta didik mengenai materi yang diberikan. Skor tes diperoleh dari

hasil pre-test dan post-test. Pengolahan data dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Penilaian hasil tes

Penilaian hasil tes dengan memberikan skor nilai 1 (satu) untuk jawaban yang

benar dan skor 0 (nol) untuk jawaban yang salah, untuk soal yang kosong atau

tidak diisi diberikan skor 0 (nol) juga. Nilai keseluruhan yang diperoleh dihitung

dari keseluruhan jawaban yang bena dan diubah menjadi nilai angka dengan

ketentuan sebagai berikut :

N = ΣB

ΣS x 100

(Arifin,2009, hlm. 229)

Keterangan :

N : nilai siswa

ΣB : jumlah soal benar

ΣS : jumlah soal keseluruhan

Dari hasil pemeriksaan pre-test dan post-test masing-masing diperoleh

kriteria sebagai berikut :

Skor terbesar (Xmax)

Skor terkecil (Xmin)

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

43

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai rata-rata ( x)

2. Gain Ternormalisasi

Gain dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunakan video sebagai media pembelajaran. Adapun perhitungan gain

menggunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Kriteria Skor Gain Ternormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≥ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake,1999)

3. Uji Normalitas Data

Uji normalisasi bertujuan mengetahui sebaran distribusi data yang

diperoleh. Hal ini berkaitan dengan sampel yang diambil. Melalui uji normalitas

peneliti bisa mengetahui apakah sampel yang diambil mewakili populasi atau

tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan

persamaan chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2007:79), uji normalitas data

dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang

terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar

(A).

𝐺𝑎𝑖𝑛 =skor 𝑝𝑜𝑠𝑡 𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡

skor maksimal ideal − skor 𝑝𝑟𝑒 𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

44

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva Distribusi Data yang Akan

Diuji Normalitasnya (Sugiyono, 2011:80)

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

berikut:

a. Menentukan rentang skor (r)

Rentang (r) = data terbesar-data terkecil

(Sudjana, 2005, hlm. 47)

b. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturgess

yaitu: k = 1+ (3.3) log n

(Sudjana, 2005, hlm. 47)

Keterangan:

k : banyaknya kelas interval yang dicari

n : banyaknya data

c. Menentuhkan panjang kelas interval.

p =rentang

banyak kelas

(Sudjana, 2005, hlm. 47)

c. Membuat tabel distribusi frekuensi.

Tabel 3.11 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fi xi xi² fi . xi

fi . xi²

Keterangan:

fi : frekuensi atau jumlah data hasil observasi

xi : nilai tengah

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

45

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menghitung nilai mean (rata-rata) nilai dari distribusi frekuensi.

x = ∑ fiXi

∑ fi

(Sudjana, 2005, hlm. 70)

Keterangan:

x : rata-rata nilai

Xi : tanda kelas interval

fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Σ fi : jumlah frekuensi

ΣfiXi : jumlah dari hasil perkalian fi dan Xi

e. Menghitung simpangan baku atau Standar Deviasi (SD).

𝑆 =√𝐹𝑖 [𝑋𝑖 − x]²

𝑛 − 1

(Sudjana, 2005, hlm. 93)

f. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh).

g. Menghitung harga chi-kuadrat ( χ2).

Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung

harga-harga (fo – fh) dan (fo− fh)2

fh dan menjumlahkannya. Harga

(fo− fh)2

fh

merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

Tabel 3.12 Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi-

Kuadrat ( χ2)

Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2 (𝐟𝐨 − 𝐟𝐡)𝟐

𝐟𝐡

h. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel

ketentuan, jika:

1) Taraf signifikasi 5%

2) Derajat kebebasan (dk = k-1)

3) χ2 hitung ≤ χ2 tabel maka data terdistribusi normal

χ2 hitung > χ2 tabel maka terdistribusi tidak normal

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

46

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Uji Homogenitas Data

Setelah dilakukan uji normalitas dan data menunjukan distribusi normal,

maka pengolahan data dilanjutkan pada uji homogenitas. Arikunto (2010, hlm.

364) mengungkapkan bahwa “pengujian homogenitas sangat penting apabila

peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya”. Uji

homogenitas pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Barlet.

Tahap-tahap yang dilakukan pengolahan data uji homogenitas yaitu

sebagai berikut:

a. Membuat tabel skor dari dua kelompok data

b. Menghitung varians tiap sampel (Si2)

c. Menghitung nilai F

(Sugiyono, 2011, hlm. 197)

d. Bandingkan F hitung dengan nilai F

tabel untuk kesalahan 5% dengan derajat

kebebasan pembilang (dkpembilang) = nvarians terbesar – 1 dan derajat kebebasan

penyebut (dkpenyebut) = nvarians terkecil – 1, dengan kriteria pengujian sebagai

berikut:

Jika F hitung ≥ F

tabel, berarti tidak homogen

Jika F hitung < F

tabel, berarti homogen

5. Uji Hipotesis Menggunakan Uji-t

Hipotesis dapat diartikan asusmsi atau dugaan sementara yang harus diuji

kebenarannya. Sugiyono (2011, hlm. 64) menyatakan bahwa, “hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.”

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil belajar

siswa yaitu data gain ternomalisasi. Sudjana (2005, hlm. 238) menyatakan “untuk

sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan

uji-t tes atau uji persamaan dua rata-rata.

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t yaitu untuk

mengetahui hubungan perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata tes awal, tes akhir,

𝐹 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

47

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah

pengujian uji-t (Sugiyono, 2011, hlm. 196) adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Mencari nilai t

2

2

2

1

2

1

21

n

S

n

S

xxt

Keterangan:

1X

= nilai rata – rata kelompok eksperimen

2X

= nilai rata – rata kelompok kontrol

S1 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok eksperimen

S2 = simpangan baku (standard deviasi) kelompok kontrol

n1 = jumlah responden kelompok eksperimen

n2 = jumlah responden kelompok kontrol

Langkah 2 : Menentukan derajat kebebasan

dk = n1 + n2 – 2

Langkah 3 : Menentukan nilai distribusi t menggunakan tabel (ttabel)

Untuk menentukan ttabel menggunakan taraf signifikansi 0,05

atau berarti taraf kepercayaan sebesar 95%. Setelah didapat

nilai thitung dan ttabel maka ditarik kesimpulan dengan kriteria

sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima

Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan H1 ditolak

6. Pengukuran respon peserta didik

Pengukuran respon siswa merasa perlu dilakukan oleh peneliti dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan dan antusias belajar siswa standar

kompetensi elektronika analog dan digital dasar dengan menggunakan video

sebagai media pembelajaran.

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala Likert.

Sugiyono (2010:172) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel …repository.upi.edu/21901/6/S_TE_0807808_Chapter3.pdf · PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH

48

Indra Kusuma, 2015 IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA PEMAHAMAN PROSEDUR KESELAMATAN KERJA PEMBUATAN BOX PADA MATA KULIAH PRAKTEK BENGKEL DAN KESELAMATAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena sosial”. Instrumen penelitian dibuat dalam bentuk checklist dengan

menggunakan analisis kuantitatif pada hasil jawaban yang diperoleh dengan

ketentuan skor seperti pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Analisis Kuantitatif pada skala sikap

Skala Sikap Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu – Ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1