13
Fatimah, Sayyidah. 2014 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKATERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre-Experiment. Desain penelitian yang hanya melibatkan satu kelompok saja, tanpa adanya kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan ini adalah one group pretest- postest design. Dalam desain penelitian ini pretest dilakukan sebelum perlakuan, dan postest dilakukan setelah perlakuan. Pengaruh yang diberikan adalah perlakuan berupa pendekatan pembelajaran Brain Based Learning terhadap peningkatanketerampilan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII pada materi tekanan. Desain tersebut digambarkan padaTabel 3.1. Tabel 3.1Tabel One Group Pretest Posttest Design Kelompok Pre-test Treatment Post-test Eksperimen O X O Keterangan : O = Tesketerampilanberpikirkritis X =Perlakuan dengan menggunakan pendekatan Brain Based Learning Diberikannya pretest pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada materi tekanan, kemudian dalam pembelajaran siswa diberikan pendekatan pembelajaran (treatment) selama tiga pertemuan dengan pendekatan Brain Based Learning. Setelah medapatkan treatment siswa diberikan postest dengan instrumen yang sama seperti pretest. B. Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

Fatimah, Sayyidah. 2014 PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN FISIKATERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre-Experiment. Desain

penelitian yang hanya melibatkan satu kelompok saja, tanpa adanya kelompok

kontrol. Desain penelitian yang digunakan ini adalah one group pretest-

postest design. Dalam desain penelitian ini pretest dilakukan sebelum

perlakuan, dan postest dilakukan setelah perlakuan. Pengaruh yang diberikan

adalah perlakuan berupa pendekatan pembelajaran Brain Based Learning

terhadap peningkatanketerampilan berpikir kritis siswa SMP kelas VIII pada

materi tekanan. Desain tersebut digambarkan padaTabel 3.1.

Tabel 3.1Tabel One Group Pretest Posttest Design

Kelompok Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen O X O

Keterangan :

O = Tesketerampilanberpikirkritis

X =Perlakuan dengan menggunakan pendekatan Brain Based

Learning

Diberikannya pretest pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa pada materi tekanan, kemudian dalam pembelajaran siswa diberikan

pendekatan pembelajaran (treatment) selama tiga pertemuan dengan

pendekatan Brain Based Learning. Setelah medapatkan treatment siswa

diberikan postest dengan instrumen yang sama seperti pretest.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

20

Populasi penelitian ini adalah seluruhsiswakelasVIII pada salah satu SMP

Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, dari kesebelas kelas tersebut

dipilih salah satu kelas sebagai sampel. Penentuan sampel disini

menggunakan teknik purposive sample. Pengambilan sampel dengan cara

tersebut berdasarkan tujuan atau pertimbangan bahwa pemilihan kelas

penelitian berdasarkan rekomendasi dari guru mata pelajaran fisika.

C. Definisi Operasional

1. Pendekatan brain based learning merupakan prinsip pembelajaran yang

mengoptimalkan fungsi otak dengan menciptakan lingkungan belajar

yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa jenuh di dalam

pembelajarannya. Keterlaksanaan kegiatan pendekatan brain based

learning diukur menggunakan lembar observasi dengan melihat

persentase keterlaksanaan. Lembar observasi diisi oleh observer pada saat

pembelajaran di kelas berlangsung.

2. Berpikir kritis adalah kemampuan seseorang untuk menentukan apa yang

harus diyakini atau tidak dan apa yang harus dilakukan atau tidak. Pada

penelitian ini, keterampilan berpikir kritis diukur dengan soal

keterampilan berpikir kritis yang berbentuk essai. Peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa diukur dari hasil pretest dan posttest.

Peningkatan keterampilan berpikir kritis dicari dengan menghitung nilai

N-gain.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap perencanaan

a. Melakukan studi literatur. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan

berbagai informasi terkait keterampilan berpikir kritis dan pendekatan

brain based learning.

b. Penyusunan proposal penelitian.

c. Seminar proposal.

d. Revisi proposal.

e. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

f. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

21

g. Menyusun rencana pembelajaran dan instrumen penelitian.

h. Melakukan judgement instrumen (tes) keterampilan berpikir kritis

kepada dua orang dosen fisika. Instrumen digunakan untuk pre-test

dan post-test

i. Melakukan judgement Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

LKS.

j. Merevisi instrumen penelitian.

k. Mengujicobakan instrumen penelitian

l. Analisi statistik dan revisi soal yang dibuat apabila terdapat

kekurangan atau kesalahan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan sampel penelitian yang terdiri dari satu kelas

b. Pelaksanaan pretest

c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan Brain Based

Learning

d. Pelaksanaan posttest

3. Tahap Akhir

a. Mengolah hasil pretest, posttest, lembar skalasikap dan lembar

observasi.

b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian

c. Menarik kesimpulan

d. Menyusun laporan hasil penelitian

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

22

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh

data yang dibutuhkan pada penelitian, maka dipergunakan instrumen tes dan

instrumen non-tes. Instrumen tesberupates keterampilan berpikir kritis.

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Revisi

instrumen

Studi literatur:

Pendekatan brain based learning

dan keterampilan berpikir kritis

Pembuatan perangkat pembelajaran dan

instrumen:

1. Soal tes keterampilan berpikir

kritis

2. Lembar Observasi

3. Lembar Skala Sikap

Judgement instrumen dan

perangkat pembelajaran

Uji coba dan analisis instrumen serta

perangkat pembelajaran

Pretest

KBM dengan

menggunakan

pendekatan Brain

Based Learning

Posttest

Pengolahan

dan analis data

Kesimpulan

Tahap

Persiapan

Tahap

Pelaksanaan

Tahap Akhir

Observasi

keterlaksanaan

pendekatan brain

based learing

Pengisian lembar

skala sikap siswa

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

23

Sementara instrumen non-tes berupa lembar observasi dan lembar skala

sikap.

1. InstrumenTes

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa diberikan tes

sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttest dengan mengunakan soal

keterampilan berpikir kritis yang sama. Soal ini disusun oleh peneliti

sendiri dan sudah hasil judgment. Tujuan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal berpikir kritis siswasebelumditerapkanpembelajaran

sedangkan posttest untuk melihat pengaruh keterampilan berpikir kritis

setelah diterapkan pembelajaran menggunakan pendekatan brain based

learning.

Tes diberikan dalam bentuk essaisupaya dapat melihat sejauh mana

kemampuan berpikir kritis siswa. Proses keterampilan berpikir kritis

peserta didik dilihat dari setiap langkah-langkah penyelesaian dalam

menjawab tes. Sesuai dengan apa yang dinyatakan Ennis (2001) dalam

menyusun tes lebih baik dengan menggunakan pertanyaan terbuka,

karena lebih mudah diadaptasi oleh diri sendiri dan lebih komprehensif

dalam menilai keterampilan, pengetahuan atau kompetensi yang ingin

diukur. Begitupun dengan Bialin (2002 dalam Hafsah, 2012) salah satu

peneliti dibidang berpikir kritis juga menganjurkan agar tes berpikir kritis

dibuat dalam bentuk essai.

Rubrik penskoran tes esai mengacu pada rubric penskoran menurut

Stiggins (1994) yang diuraikan padaTabel 3.2.

Tabel 3.2 Pedoman Pemberian Skor Soal Esai Berpikir Kritis

Skor IndikatorPenilaian

5 Jawaban yang diberikan jelas, fokus, dan akurat. Hubungan antara

jawaban soal tergambar jelas.

3 Jawaban yang diberikan jelas dan cukup fokus, namun kurang lengkap.

Keterkaitan antara jawaban dengan soal kurang akurat.

1

Jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan apa yang dimaksudkan

dalam soal, berisi informasi yang tidak akurat, atau menunjukan

kurangnya penguasaan terhadap materi. Poin-poin yang diberikan tidak

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

24

jelas, tidak memberikan contoh yang mendukung.

0 Tidak ada jawaban

Soal uraian yang telah dibuat berdasarkan indikator keterampilan

berpikir kritis ini sebelumnya dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran dari instrumen tersebut, agar instrumen

tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian ini, yakni untuk

mengukur keterampilan berpikir kritis.

a. Validitas instrumen penelitian

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat

ketepatan/keabsahan sebuah instrumen (Arikunto, 2011). Suatu

instrumen dikatakan valid jika alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Validitas sebuah tes dilakukan dengan penilaian oleh ahli (Expert

judgement) dibidangnya.

b. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan suatu tes.

Sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang

ajeg/konsisten. Menurut Suharsimi Arikunto (2011: 100), reliabilitas

instrumen dalam bentuk uraian dapat menggunakan rumus alpha

sebagai berikut:

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas yang dicari

n = jumlah butir soal

= varians skor total

∑ = jumlah varians skor tiap butir soal

Interpretasi derajat reliabilitas menurut Guilford (Suherman, 1990:

177 dalam Prasetyani), yaitu:

. . . . . (3.1) (

)(

)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

25

Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

c. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak mendorong siswa untuk

mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu

sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak

mempunyai semangat untuk mengerjakannya.Bilangan yang

menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks

kesukaran (dificullty index). Menurut Arikunto (2011), besarnya

indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran ini

menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran

0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks

1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari

(indeks kesukaran) adalah sebagai berikut.

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan

benar

. . . . . . . . . . . . (3.2)

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

26

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut Arikunto (2011), indeks kesukaran sering diklasifikasikan

dalamTabel 3.5.

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilaip Interpretasi

P < 0.3 Sukar

0.3 P 0.7 Sedang

P > 0.7 Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Bagi suatu soal yang dapat dijawab benar

oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang

berkemampuan rendah, artinya soal itu tidak baik, karena tidak

mempunyai daya pembeda. Demikian pula apabila semua siswa baik

siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan

rendah tidak dapat menjawab dengan benar, soal tersebut tidak baik

juga, karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah

soal yang dapat dijawab benar oleh siswa berkemampuan tinggi

saja.Seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok atas (kelompok siswa berkemampuan tinggi) dan kelompok

bawah (kelompok siswa berkemampuan rendah). Jika seluruh

kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedangkan

seluruh kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut

mempunyai D paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya, jika semua

kelompok atas menjawab salah, tetapi semua kelompok bawah

menjawab benar, maka nilai D -1,00. Akan tetapi, jika siswa

kelompok atas dan siswa kelompok bawah sama-sama menjawab

benar atau sama-sama menjawab salah, maka soal tersebut

mempunyai nilai D 0,00. Hal ini dikarenakan soal tidak mempunyai

daya pembeda sama sekali.Menurut Suharsimi Arikunto (2011: 213),

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

27

daya pembeda dapat ditentukan dengan nilai indeks diskriminasi

sebagai berikut.

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Menurut Suharsimi Arikunto (2011: 218), daya pembeda dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

NilaiDP Interpretasi

Bertandanegative SangatBuruk

DP < 0.20 Buruk

0.20 < DP < 0.40 Cukup

0.41 < DP < 0.70 Baik

0.70 < DP < 1.00 BaikSekali

Setelah tes butir soal tersebut diujicobakan, maka tes tersebut

diberikan saat pretes dan postest, hal ini dilakukan untuk melihat

apakah ada pengaruh setelah diberikan materi dengan perlakuan

pembelajaran pendekatan Brain Based Learning.Berikut ini adalah

Tabel 3.7 yang memuat hasil dari analisis uji coba dan judgement.

. . . . . (3.3)

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

28

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis

2. IntrumenNon Tes

a. Lembar Observasi

Lembar observasi ditujukan untuk mengetahui persentase

keterlaksanaan pendekatan brain based learning sesuai dengan

RPP yang telah disusun. Lembar observasi diisi oleh observer saat

pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

No.

Soal

Daya Pembeda Taraf Kemudahan Reliabilitas

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Skor Interpretasi

1 0.4 cukup 0.56 Sedang

0.70 tinggi

2 0.8 Baik sekali 0.52 Sedang

3 0.8 Baik sekali 0.7 Mudah

4 0.67 baik 0.61 Sedang

5 0.93 Baik sekali 0.43 Sedang

6 0.533 baik 0.59 Sedang

7 0.87 Baik sekali 0.56 sedang

8 0.87 Baik sekali 0.59 sedang

9 0.8 Baik sekali 0.47 sedang

10 0.8 Baik sekali 0.68 sedang

11 0.8 Baik sekali 0.44 sedang

12 0.67 baik 0.64 sedang

13 0.33 cukup 0.49 sedang

14 0.53 baik 0.52 sedang

15 0.67 baik 0.51 sedang

16 0.67 baik 0.45 sedang

17 0.67 baik 0.61 sedang

18 0.4 cukup 0.72 mudah

19 0.4 cukup 0.773 mudah

20 0.47 baik 0.32 sedang

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

29

b. Skala Sikap

SkalaSikapdigunakanuntukmengumpulkaninformasitentangtangga

pansiswaterhadappembelajaran yang terbagi kedalam duajenis

pernyataan positif dan pernyataan negatif.Skalasikap yang dibuat

menggunakan skala likert, yang terdiri dari empat pilihan jawaban

yaitu: SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju) dan STS

(Sangat tidak setuju).

F. Teknik Pengolahan Data

1. Peningkatan keterampilan berpikir kritis

Peningkatan keterampilan berpikir kritis dilakukan berdasarkan

peningkatan skor dari hasil pretest ke posttest siswa kemudian

dilanjutkan dengan analisis gain yang dinormalisasi. Persamaan yang

digunakan dalam menghitung N-gain menggunakan rumus sebagai

berikut:

Kriteria klasifikasi indeks N-gain disajikan selangkapnya dalam

Tabel3.8.

Tabel 3.7 Kategori Skor N-Gain yang Dinormalisasi

2. Keterlaksanaan Pendekatan Brain Based Learning

Lembar observasi disusun berdasarkan kegiatan-kegiatan pembelajaran

yang menerapkan pendekatan brain based learning. Keterlaksanaan

kegiatan pembelajaran dalam lembar observer ini disertai pilihan

kategori “terlaksana“ dan “tidak terlaksana”. Untuk kategori

“terlaksana” dilihat juga kategori kualitas keterlaksanaannya yang

Indeks N-Gain Kriteria

Tinggi

Sedang

Rendah

... (3.4)

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

30

terdiri dari kategori KB (KurangBaik), B (Baik), dan BS (BaikSekali).

Dalam menentukan keterlaksanaan pembelajaran yang memiliki

kriteria KB (Kurang Baik) jika sedikit (±0%-30%) siswa yang

merespon, keterlaksanaan dengan kriteria B (Baik) jika hanya

sebagian (±30%-70%) siswa merespon, sementara untuk

keterlaksanaan dengan kriteria BS (Baik Sekali) jika hamper semua

(±70%-100%) siswa merespon. Data yang diperoleh dari hasil

observasi digunakan sebagai data pendukung yang menggambarkan

suasana pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan Brain

Based Learning. Data tersebut dianalisis dengan menghitung

persentase keterlaksanaan ( ) yang menggunakan rumus sebagai

berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

K (Keterlaksanaan) % Kriteria

0 Tak satu kegiatan pun terlaksana

0<K<25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana

25<K<50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

50 Setengah kegiatan terlaksana

50<K<75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

75<K<100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

100 Seluruh kegiatan terlaksana

3. Respon Skala Sikap

Analisis data dari skala sikap bertujuan untuk mengetahui respon siswa

terhadap penerapan pembelajaran brain based learning. Skala sikap

yang dibuat memuat pernyataan yang memiliki empat pilihan jawaban

SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak setuju) dan STS (Sangat

Tidak Setuju). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam

persentase. Hasil persentase ini bisa mengetahui tanggapan siswa

terhadap pembelajaran. Data yang diperoleh dari skala sikap diolah

. . . (3.5)

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain ...repository.upi.edu/15143/6/S_FIS_0901980Chapter3.pdf · Negeri di kota Bandung sebanyak sebelas kelas, ... penelitian

31

dengan cara menghitung jumlah seluruh siswa yang memilih poin-poin

yang tersedia, kemudian jumlah tersebut diubah kedalam bentuk

persentase dengan cara sebagai berikut:

Keterangan:

R = Persentase responden yang menjawab

P = Jumlah responden yang memilih masing-masing poin-poin

yang tersedia

F = Jumlahseluruhresponden

Tabel 3.9 Kriteria Persentase Respon Skala Sikap

K (Keterlaksanaan) % Kriteria

0 Tak seorangpun

0<R<25 Sebagian kecil

25<R<50 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

50<R<75 Sebagian besar

75<R<100 Hampir seluruhnya

100 Seluruhnya

. . . . . . . . . . . (3.6)