29
39 BAB III Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi deskriptif. Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam situasi. Tujuan deskriptif adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran, 2007, p158-159) Horizon waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan peneliti (Sekaran 2007, p177). Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis dan Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T1 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan Stand Vorm Sahabat Cross Section

BAB III Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00468-mn bab 3.pdf · aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang,

Embed Size (px)

Citation preview

39

BAB III

Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi deskriptif.

Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk

menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam situasi. Tujuan deskriptif

adalah memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan

aspek-aspek yang relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang,

organisasi, orientasi industri, atau lainnya (Sekaran, 2007, p158-159)

Horizon waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Sebuah studi dapat

dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode

harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan peneliti

(Sekaran 2007, p177).

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Tujuan Penelitian Desain Penelitian

Jenis dan Metode

Penelitian

Unit Analisis Time Horizon

T1 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan

Stand Vorm Sahabat

Cross Section

40

T2 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan

Stand Vorm Sahabat

Cross Section

T3 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan

Stand Vorm Sahabat

Cross Section

T4 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan

Stand Vorm Sahabat

Cross Section

T5 Deskriptif-Asosiatif Individu karyawan

Stand Vorm Sahabat

Cross Section

Sumber: Pengolahan Data 2011

Keterangan :

• T1 : Menganalisis Faktor-faktor yang menentukan lingkungan bisnis di percetakan Stand Vorm Sahabat

• T2 : Menganalisis Faktor-faktor yang menentukan kepemimpinan di percetakan Stand Vorm

• T3 : Menganalisis pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi di percetakan Stand Vorm Sahabat

• T4 : Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di percetakan Stand Vorm Sahabat

• T5 : Menganalisis pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja perusahaan

3.2 Operasional Variabel

Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variable

yang sedang diteliti. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p182) memberikan

pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur variable. Dengan kata lain, definisi operasional adalah

semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur sebuah variabel.

41

Definisi operasional juga memungkinkan sebuah konsep yang bersifat abstrak

dijadikan suatu operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan

pengukuran (sarwono, 2006, p27).

Skala pengukuran pada penelitian ini adalah skala interval. Menurut

Indriantoro dan Supomo (1999, p99) skala interval merupakan skala pengukuran

yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak contruct yang diukur. Skala interval

dapat dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5 atau angka 1 sampai dengan 7.

Skala pengukuran ini menggunakan konsep jarak atau interval yang sama karena

skala ini tidak menggunakan angka 0 (nol) sebagai titik awal perhitungan. Nilai skala

interval bukan angka absolute. Berikut merupakan tabel operasional variabel dari

penelitian ini :

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala

Pengukuran

Lingkungan

Bisnis

Biaya Bisnis

- Biaya gaji dan bonus

karyawan

- Biaya bahan baku

operasionalisasi perusahaan

Interval

Likert

Ketersedia-

an Tenaga

- Staf manajerial mengatur

pembagian kerja dan posisi

42

Kerja masing-masing karyawan.

- Tenaga ahli dalam menjaga

mesin-mesin dan kelistrikan.

- Operator mesin yang

berkualitas.

- staf desain melakukan

pekerjaan dengan baik,

sehingga` desain dapat di

aplikasikan dengan mudah.

Interval Likert

Tingkat

Persaingan

- Adanya penurunan

permintaan jasa

- Tidak ada / berkurangnya

waktu lembur

Interval

Likert

Dinamisme

Pasar

- Permintaan atau perubahan

spesifikasi yang belum

pernah dilakukan

sebelumnya

- Penggunaan mesin baru

yang lebih canggih dari

mesin sebelumnya

Interval

Likert

Kepemimpin

-an

Pengaruh

dan

Kekuasaan

- kemampuan memberikan

pengarahan dan koordinasi

kepada karyawan dalam

mencapai tujuan perusahaan

Interval

Likert

43

- Pengarahan memberikan

solusi positif pada masalah

pekerjaan

- Kepemimpinan pemilik dapat

diterima

- Tidak ada tekanan atas

kepemimpinan

Strategi

Operasi

Kualitas

- Menurunkan tingkat

kecacatan produk dan jasa

- Pelatihan karyawan pada

bidangnya masing-masing.

- Komitmen karyawan untuk

selalu menghasilkan produk

yang berkualitas.

Interval Likert

Kinerja

Perusahaan

Kemampuan

Kerja

perusahaan

- Motivasi karyawan untuk

mencapai target perusahaan

- Lingkungan kerja yang

kondusif

- Kesejahteraan karyawan

Interval Likert

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011

44

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Menurut Istijanto (2005, p36), jenis dan sumber data dilakukan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian. Pengumpulan data dibagi

atas dua macam, yaitu:

1. Data Primer, ialah data yang langsung didapatkan dari sumber yang

bersangkutan dan belum dikelola oleh orang lain. Dalam penelitian ini, data

didapatkan secara langsung dengan melakukan penyebaran kuesioner, dimana

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner akan dijawab langsung

oleh pemilik dan karyawan percetakan Sahabat.

2. Data sekunder, ialah data yang didapatkan tidak secara langsung dari sumber

yang bersangkutan, dan mungkin juga telah dikelola oleh orang lain. Data ini

dipergunakan untuk menunjang landasan teori yang akan dipergunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari data ekternal

dan internal seperti : studi kepustakaan, internet, dan data dari percetakan

Sahabat.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Analisis kuantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam

bentuk angka. Penggunaan angka memudahkan penginterpretasian hasil secara

objektif.

45

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Tujuan

Penelitian

Data Jenis Data Sumber Data

T1 Pemilik dan Karyawan

Percetakan Sahabat

Kuantitatif Data Primer dari

Kuesioner

T2 Pemilik dan Karyawan

Percetakan Sahabat

Kuantitatif Data Primer dari

Kuesioner

T3 Pemilik dan Karyawan

Percetakan Sahabat

Kuantitatif Data Primer dari

Kuesioner

T4 Pemilik dan Karyawan

Percetakan Sahabat

Kuantitatif Data Primer dari

Kuesioner

T5 Pemilik dan Karyawan

Percetakan Sahabat

Kuantitatif Data Primer dari

Kuesioner

Sumber: Pengolahan Data 2011

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data digunakan penulis untuk merealisasikan

penelitian ini, diantaranya :

46

a. Observasi. Pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan.

Melalui observasi penulis dapat memperoleh pandangan-pandangan realita

mengenai bisnis finishing percetakan dan berbagai latar belakang guna

menunjang penelitian ini.

b. Survei Literatur. Merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap

karya publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang minat

khusus bagi peneliti (Sekaran, p82)

c. Wawancara. Suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan

menggunakan format tanya jawab yang terencana. Peneliti mewawancara

secara langsung Bapak Andreas, selaku pemilik percetakan Sahabat.

d. Kuesioner. merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung

melalui angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab

atau direspon oleh responden. Kuesioner dibagikan kepada pemilik dan

karyawan selaku pemegang kepentingan yang dapat mempengaruhi kinerja

pada Stand Form Sahabat.

3.5 Populasi dan Sampel

Elemen adalah unit dimana data yang diperlukan akan dikumpulkan.

(Kuncoro, 2003, p103)

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang,

objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau

menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003, p103)

47

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi dan anggota sampel

disebut dengan subyek. (Indriantoro dan Supomo, 1999, p116)

Populasi dari penelitian ini adalah sumber daya manusia pada Stand Vorm

Sahabat yakni, pemilik dan seluruh karyawan percetakan Sahabat yang berjumlah 41

orang, sehingga penelitian ini menggunakan keseluruhan dari populasi.

3.6 Metode Analisis Data

Analisis merupakan tindakan mengolah data hingga menjadi informasi yang

bermanfaat dalam menjawab masalah statistic. Dalam desain riset atau penelitian,

perlu direncanakan dengan baik alat analisis yang akan diterapkan untuk

menganalisis data. Setelah kuesioener disebarkan dan dikumpulkan kembali, tahap

selanjutnya adalah mengolah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.

Tabel 3.4

Metode Analisis Data

Metode Analisis

Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Teknik Analisis

T1 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

T2 Deskriptif-Asosiatif Analisis Faktor

T3 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis

T4 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis

T5 Deskriptif-Asosiatif Path Analysis

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011

48

3.6.1 Skala Likert

Menurut Riduwan (2007, p20) skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel

dijabarkan lagi menjadi indicator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-

indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen

yang berupa pertanyaan atau pernyataaan yang perlu dijawab oleh responden.

Skala Likert pada umumnya menggunakan lima angka untuk menentukan

point. Bobot dan kategori pengukuran atas tanggapan responden dapat diuraikan

dalam tabel berikut dibawah ini.

Tabel 3.5

Skala Likert

Kategori Point

Sangat Setuju (ss) 5

Setuju (s) 4

Ragu-Ragu (r) 3

Tidak Setuju (ts) 2

Sangat Tidak Setuju (sts) 1

Sumber: Riduwan (2007, p20)

49

Sedangkan nilai dan kategori batas penelitian dapat dilihat dengan memperhitungkan:

• Nilai terendah : 1, yaitu jika jawaban responden adalah “sangat tidak setuju”.

• Nilai tertinggi : 5, yaitu jika jawaban responden adalah “sangat setuju”.

Besar interval dapat ditentukan sebagai berikut:

Interval

= = = 0.80

Berdasarkan interval diatas, maka batas-batas penelitian terhadap aspek-aspek

yang akan dievaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 3.6

Nilai dan kategori Batas Penelitian

Nilai Kategori

0,99-1,79 Sangat Tidak Setuju

1,80-2,60 Tidak Setuju

2,61-3,41 Ragu-Ragu

3,42-4,22 Setuju

4,23-5,03 Sangat Setuju

Sumber : Hasil pengolahan data 2011

3.6.2 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Riduwan dan Engkos Ahmad Kuncoro menyatakan bahwa mentransformasi

data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi sebagian dari syarat

analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval.

50

Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI (Method of

Succesive Interval).

Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut :

• Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan.

• Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5

yang disebut frekuensi.

• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dari hasilnya disebut

roporsi.

• Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara

berurutan perkolom.

• Gunakan tabel distribusi normal, itung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif

yang diperoleh.

• Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dengan

menggunakan tabel tinggi densitas).

• Tentukan nilai sala dengan menggunakan rumus :

NS =

• Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+(NSmin)]

(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2007, p:30)

51

3.6.3 Uji Validitas

Salah satu instrument yang sering dipakai dalam penelitian ilmiah adalah

kuesioner. Bila data hasil kuesioner itu telah terkumpul, peneliti melakukan uji

validitas dan reabilitas, karena itu merupakan dua syarat penting yang berlaku pada

sebuah kuesioner.

Menurut Riduwan (2004, p109-p110), menjelaskan bahwa validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur,

dimana alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika setiap butir-butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999, p181-182), menjelaskan bahwa

validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena

itu, jika kata sinonim dari reabilitas yang paling tepat adalah konsistensi, maka esensi

dari validitas adalah akurasi. Suatu instrument pengukur dikatakan valid jika

instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur.

R-hitung = ∑ ∑ . ∑

.∑ ∑ . .∑ ∑

Dimana:

R hitung = Koefisien Korelasi

∑Xi = Jumlah Skor Item

∑Yi = Jumlah Skor Total (seluruh item)

N = Jumlah responden

52

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus :

t-hitung = √

Dimana:

t = nilai t-hitung

r = Koefiesien Korelasi hasil r-hitung

n = Jumlah responden

Distrbusi (Tabel t) untuk α=0.05 dan derajat kebebasan (dk=n-2)

Kaidah keputusan : jika t-hitung > t-tabel berarti valid dan sebaliknya

Jika t-hitung < t-tabel berarti tidak valid.

Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut

:

1. Menentukan nilai r tabel

Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 41 respoden, maka df=n-2=42-

2=40. Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar 0,316

2. Mencari r hasil

Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software spss 16.0.

disisni r hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom corrected item – total

correlation dari tampilan software SPSS 16.0

3. Mengampil Keputusan

Dasar pengambilan keputusan :

• Jika r hasil positif, dan r hasil > r tabel maka butir tersebut valid

53

• Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel maka butir tersebut tidak valid

Jika ada instrumen pertanyaan yang tidak valid, maka instrumen pertanyaan

tersebut dibuang lalu diuji kembali hingga pertanyaan bisa dinyatakan semua

valid dan selanjutnya dapat dilakukan uji reliabilitas.

3.6.4 Uji Reliabilitas

Reliable artinya konsisten atau stabil. Pengujian reliabilitas instrument dapat

dilakukan secara eksternal maupun internal. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana

suatu skala dapat memberikan hasil yang konsisten jika pengukuran diulang

(dilakukan beberapa kali). Reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara

berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Sedangkan suatu angket dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk

menghitung validitas alat ukur digunakan Person Product Moment sebagai berikut:

rb = ∑ ∑ . ∑

.∑ ∑ . .∑ ∑

Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

a) Menentukan nilai r tabel

54

Pada software SPSS, metode ini dilakukan dengan metode cronbach’s alpha

dimana suatu kuesioner dianggap reliabel apabila Cronbach’s alpha > dari 0.5

b) Mencari r hasil

Disini r hasil merupakan angka Alpha dari tampilan software SPSS.

c) Mengambil keputusan

Dasar pengambilan keputusan :

• Jika r alpha positif, dan r alpha > r tabel maka butir tersebut reliabel

• Jika r alpha tidak positih, dan r alpha < r tabel maka butir tersebut

tidak reliabel

Menurut Triton, tingkat reliabilitas dengan metode cronbach’s alpha diukur

dengan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan

menjadi lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan alpha

dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

Tabel 3.7

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Tingkat Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

0.00 s/d 0.20 Kurang Reliabel

>0.20 s/d 0.40 Agak Reliabel

>0.40 s/d 0.60 Cukup Reliabel

>0.60 s/d 0.80 Reliabel

>0.80 s/d 1.00 Sangat Reliabel

Sumber : Triton 2006

55

3.6.5 Analisis Faktor

Analisis faktor dipergunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel

teramati dengan variabel laten setiap konstruk. Analisis faktor dipakai untuk melihat

apakah variabel yang teramati memang dapat mengukur variabel laten yang

bersangkutan serta untuk melihat kelayakan indikator-indikator dalam membentuk

masaing-masing konstruknya melalui uji validitas da reliabilitas.

Analisis faktor (factor analysis) termasuk pada interdependence technique,

yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel independen. Proses analisis

faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-

variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau

beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari variabel awal.

Pada dasarnya, tujuan faktor analisis adalah

• Data Summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel

dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar variabel (dalam

pengertian SPSS adalah kolom), analisis tersebut dinamakan R factor

analysis. Namun jika korelasi antar responden atau sampel (dalam pengertian

SPSS adalah baris), analisis disebut Q Factor Analysis atau Cluster Analysis.

• Data Reduction. Setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuat

sebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah

variabel tertentu.

56

Oleh karena prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi-

asumsi akan terkait dengan metode statistik korelasi:

• Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat,

misalnya diatas 0,5

• Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap

variabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi

parsial diberikan lewat Anti-Image Correlation.

• Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel), yang diukur

dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy

(MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan di antara

paling sedikit beberapa variabel.

Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, langkah selanjutnya adala

melakukan proses analisis faktor. Proses tersebut meliputi:

• Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.

• Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan, menggunakan Bartlett Test

of Sphericity serta Measure Sampling Adequacy (MSA)

• Melakukan proses Factor Rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah

terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam

faktor tertentu.

57

Beberapa metode rotasi:

o Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 90°. Proses rotasi dengan

metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi Quartimax,

Varimax, dan Equimax.

o Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus

90°. Proses rotasi dengan metode Oblique masih bisa dibedakan

menjadi Oblimin, Promax, Orthoblique, dan lainnya.

• Interpretasi atas faktor yang telah telah terbentuk, khususnya memberi nama

atas faktor yang terbentuk yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel

anggota tersebut

• Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk

telah valid.

3.6.6 Analisis Regresi

Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, regresi merupakan suatu

proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi

dimasa yang akan dating berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki

agar kesalahan data diperkecil. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha

memprediksi perubahan. Jadi regresi mengemukakan tentang keingintahuan apa yang

terjadi dimasa depan untuk memberikan sumbangan menentukan keputusan yang

teraik.

58

Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan

atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila Variabel bebas (X) diketahui.

3.6.7 Path Analysis (Analisis Jalur)

Metode yang akan berguna dalam menguji besarnya kontribusi yang ditujukan

oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kasual antar variabel X1

dan X2 terhadap Y. Teknik Path Analysis yang dikembangkan oleh Sewal Wright

pada tahun 1934, sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi

beberapa intepretasi akibat yang ditimbulkan. Lebih lanjut, Path analysis memiliki

kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain, regresi berganda merupakan

bentuk khusus dari analisis jalur. Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat

(causing modeling). Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur

memungkinkan penggunanya dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan

sebab-akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel. Asumsi dasar model ini adalah

beberapa variabel yang sebenarnya mempunyai hubungan yang sangat dekat antara

satu dengan yang lainnya (Sarwono, 2006, p1-p2)

Manfaat lain dari Path analysis adalah:

• Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau

permasalahan yang diteliti

• Prediksi nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas, dan prediksi ini

bersifat kualitatif

59

• Pengujian model, menggunakan teori trimming, baik untuk uji reliabilitas

konsep yang sudah ada maupun uji pengembangan konsep baru.

• Analisis Path (model Trimming)

Model Trimming

Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu

model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen

yang koefisien jalurnya tidak signifikan. (Kuncoro, 2008, p127)

Cara menghitung model trimming yaitu menghitung ulang koefisen jalur

tanpa menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.

Berdasarkan Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro ada beberapa langkah

pengujian path analysis yaitu sebagai berikut :

1.Merumuskan hipotesis dalam persamaan struktural

Persamaan struktural untuk diagram jalur yaitu :

2.Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi regresi

sebaiknya melalui tahapan sebagai berikut :

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

60

Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan

oleh variabel eksogen (X).

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung

koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan persamaan regresi

sederhana : : Y= a+ + .

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang

distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset

dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan dinilai rata-rata = 0 dan

standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient)

digunakan dalam menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel

bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat

(endogen).

Koefisien path ditunjukkan dengan output yang dinamakan Coefficient yang

dinyatakan sebagai Standarized Coefficient atau dikenal dengan nama Beta. Jika ada

diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen

dengan variabel endogen, makan koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien

relasi r sederhana.

3. Menghitung koefisien jalur secara simultan

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

Ha : pyx1 =……..=pyxk≠0≥

H0 : pyx2 =……..=pyxkk=0

61

a. Kaidah pengujian secara signifikan secara manual: menggunakan tabel F

Keterangan :

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen

Hipotesis :

Jika F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya signifikan

dan jika F hitung ≤dari F tabel, maka Ho diterima yang artinya tidak signifikan.

Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Carilah nilai F tabel menggunakan Tabel F dengan rumus :

Cara mencari F tabel : nilai (dk=k) atau v1disebut nilai pembilang

nilai (dk=n-k-1) atau v2 dsebut nilai penyebut

Kaidah pengujian signifikasi : program SPSS

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

[0.05≥Sig], maka ho diterima dan Ho ditolak, artinya tidak signifikan.

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

[0.05≥Sig], maka ho ditolak dan Ho diterima, artinya tidak signifikan.

62

4. Menghitung koefisien jalur secara individu

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan

rumus :

Statistik seρ , diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi

setelah data ordinal ditransformal ke interval.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan analisis jalur bandingan antara nilai

probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut :

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

sig atau [0.05≥Sig], maka Ho diterima dengan Ha, ditolak, artinya tidak

signifikan.

Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas

sig atau [0.05≥Sig], maka Ho ditolan dengan Ha, diterima, artinya tidak

signifikan.

Tabel 3.8

Kategori Hubungan Pengaruh Variabel Dalam Path Analysis

Kategori Hubungan Pengaruh Variabel

0.05 – 0.09 Lemah

0.10-0.29 Sedang

63

0.30 keatas Kuat

Sumber : Engkos Achmad Kuncoro

3.8 Rancangan Uji Hipotesis

Merumuskan hipotesis merupakan proses merumuskan suatu penyebab yang

belum terbukti mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang dibuat dengan

dasar kerangka teori atau model analisis. Kadang-kadang hipotesis merupakan

jawaban dan pertanyaan penelitian. Oleh karena itu, bentuk hipotesis sebaiknya

bersifat netral dan didasarkan asumsi. Berikut ini merupakan model pengembangan

hipotesis menurut Eddy Soeryanto Soegoto

Sumber : Eddy Soeryanto Soegoto

Gambar 3.1

Model Pengembangan Hipotesis

Model pengembangan hipotesis didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu

landasan teori dan model analisis yang kita gunakan. Dari kedua elemen tersebut kita

dapat menentukan komponen-komponen apa saja dalam riset pemasaran yang ada,

Landasan Teori Model Analisis

Komponen Dalam

Riset Pemasaran

Pertanyaan

Penelitian

Hipotesis

64

kemudian menyususn pertanyaan penelitian, dan pada akhirnya mengembangkan

hipotesis. (Eddy Soeryanto Soegoto, 2007, 32-33)

Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang

mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau

pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan atau

asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemunkinan bisa

salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji

terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi.

Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif.

Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat

dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang

diuji.

Variabel yang akan diuji adalah lingkungan bisnis (X1), kepemimpinan (X2),

strategi operasi (X), kinerja karyawan (Z)

• Ho diterima jika tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

independen dan dependen ( Pvalue > 0.05 ).

• Ha diterima jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ( Pvalue <

0.05 ).

65

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

o Untuk T-3

Ho = Ada pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi di

percetakan Stand Vorm Sahabat.

Ha = Tidak ada pengaruh lingkungan bisnis terhadap strategi operasi

di percetakan Stand Vorm Sahabat.

o Untuk T-4

Ho = Ada pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di

percetakan Stand Vorm Sahabat.

Ha = Tidak ada pengaruh kepemimpinan terhadap strategi operasi di

percetakan Stand Vorm Sahabat.

o Untuk T-5

Ho = Ada pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara

simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja

perusahaan.

Ha = Tidak ada pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan secara

simultan terhadap strategi operasi dan dampaknya pada kinerja

perusahaan.

66

Dasar Pengambilan Keputusan :

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau [0.05≤sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan

• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig

atau [0.05≥sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan

3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Unit analisis dalam penelitian ini adalah Percetakan Stand Vorm Sahabat yang

berlokasi dijalan Fajar no 40, Jelambar. Unit analisis ini dipilih karena perusahaan ini

sangat jarang dilakukan penelitian, sehingga penulis merasa tertantang untuk

memberikan masukan atau saran yang berharga melalui penelitiannya. Penelitian ini

membahas tentang: pengaruh lingkungan bisnis dan kepemimpinan terhadap strategi

bisnis dan dampaknya terhadap kinerja karyawan.

Rancangan implikasi penelitian ini yaitu dengan menyebarkan kuesioner

kepada seluruh karyawan dan hasilnya akan dilakukan pengolahan dan analisis data

dengan menggunakan deskriptif analisis untuk memperoleh bagaimana respon dari

karyawan terhadap masing-masing variabel penelitian. Tujuannya adalah untuk

memberikan masukan bagi pihak pemilik dalam rangka meningkatkan kinerja

perusahaan.

Selanjutnya dilakukan uji asumsi menggunakan analisis jalur. Untuk

menganalisis Pengaruh Lingkungan Bisnis dan kepemimpinan terhadap Strategi

67

Operasi dan dampaknya pada Kinerja Perusahaan, maka dibagi menjadi 2 bagian,

yaitu sub struktur 1 (menghitung Lingkungan Bisnis dan Kepemimpinan terhadap

Strategi Operasi) guna melihat apakah terdapat pengaruh antara Lingkungan Bisnis

maupun Kepemimpinan terhadap Strategi Operasi, dan pada sub struktur 2

(menghitung Lingkungan Bisnis, Kepemimpinan, dan Strategi Operasi terhadap

Kinerja Perusahaan) guna melihat pengaruh simultan antara ketiga variabel tersebut

terhadap kinerja perusahaan, setelah itu dari kedua sub struktur dihitung total

pengaruh terhadap Kinerja Perusahaan guna melihat persentase pengaruh yang

akhirnya dapat disimpulkan bagaimana dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan.