21
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40 BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab III ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besar telah dibahas pada bab I. Bahasan mengenai bab III ini yang terkait metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu: A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jl. Sukarasa No. 136 Citeureup Cimahi Utara, berdekatan dengan SLBN Cimahi dan STKIP Pasundan dan berdampingan dengan lahan perkebunan masyarakat dan rumah masyarakat. Lokasi sekolah berada di lingkungan pemukiman penduduk, walaupun bukan pemukiman padat penduduk. Lokasi sekolah juga berada di atas dataran tanah miring sehingga lokasi bangunan di sekolah itu menanjak atau berundak-undak. Kondisi sosial-ekonomi orang tua peserta didik sangat heterogen dengan latar belakang sebagai pegawai negeri sipil, wirausahawan, pedagang, dan pegawai swasta. 2. Populasi Penelitian Populasi penelitian merupakan peserta didik yang terdaftar secara administratif dalam kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 3 Cimahi. SMK Negeri 3 Cimahi dalam penentuan populasi penelitian berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Secara demografi, SMK Negeri 3 Cimahi berada di Kota Cimahi yang merupakan pemisah antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung Barat, yang secara tidak langsung memungkinkan menghadirkan pengaruh terhadap pola fikir peserta didik. b. Kondisi sosial-ekonomi orang tua peserta didik sangat heterogen yang berasal dari perkotaan, daerah antara kota dan desa, maupun dari pedesaan.

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab III ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode

penelitian yang secara garis besar telah dibahas pada bab I. Bahasan mengenai bab

III ini yang terkait metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu:

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jl.

Sukarasa No. 136 Citeureup – Cimahi Utara, berdekatan dengan SLBN

Cimahi dan STKIP Pasundan dan berdampingan dengan lahan perkebunan

masyarakat dan rumah masyarakat. Lokasi sekolah berada di lingkungan

pemukiman penduduk, walaupun bukan pemukiman padat penduduk. Lokasi

sekolah juga berada di atas dataran tanah miring sehingga lokasi bangunan di

sekolah itu menanjak atau berundak-undak. Kondisi sosial-ekonomi orang tua

peserta didik sangat heterogen dengan latar belakang sebagai pegawai negeri

sipil, wirausahawan, pedagang, dan pegawai swasta.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan peserta didik yang terdaftar secara

administratif dalam kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 3 Cimahi. SMK

Negeri 3 Cimahi dalam penentuan populasi penelitian berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut:

a. Secara demografi, SMK Negeri 3 Cimahi berada di Kota Cimahi yang

merupakan pemisah antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung

Barat, yang secara tidak langsung memungkinkan menghadirkan pengaruh

terhadap pola fikir peserta didik.

b. Kondisi sosial-ekonomi orang tua peserta didik sangat heterogen yang

berasal dari perkotaan, daerah antara kota dan desa, maupun dari pedesaan.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

41

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dunia kerja perhotelan yang memberikan tuntutan bagi orang-orang yang

terlibat didalamnya memiliki daya tarik fisik yang baik, penampilan yang

baik, serta mampu berkomunikasi yang bagus meliputi komunikasi verbal

maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam

terbentuknya konsep diri. Seperti Setiawan (2008, hlm. 11) membagi

empat kategori faktor yang dapat mampengaruhi terbentuknya konsep diri,

yakni usia, lingkungan sosial, kompetensi, dan aktualisasi diri.

3. Sampel Penelitian

Dalam populasi peserta didik di sekolah tersebut, peserta didik kelas X-XI

Jurusan Perhotelan (usia 15-17 tahun) tahun ajaran 2014/2015 akan diambil

sebagai sampel. Sampel dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu

(Arikunto, 2002, hlm.113). Sampling jenuh dipilih sebagai penentuan sampel

yaitu semua populasi dilibatkan untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono

(2001, hlm.61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan gambaran profil umum yang benar-benar menggambarkan

kondisi yang sebenarnya.

Banyak partisipan yang terlibat dalam kegiatan berjumlah 143 peserta

didik, yang merupakan jurusan perhotelan baik kelas X maupun kelas XI

dengan total Lima (5) kelas.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan untuk meneliti konsep diri pada peserta didik

kelas X-XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2014/2015

adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Houser (2009, hlm. 43) penelitian

kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang didasarkan pada pengukuran dan

kuantifikasi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui profil konsep diri peserta

didik, yang dilakukan melalui pencatatan dan penganalisisan data dari hasil

penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, yang diawali

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

42

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pengumpulan data, pengolahan dan penafsiran data sampai penyajian

hasilnya.

Metode Deskriptif digunakan untuk menjelaskan profil umum konsep diri

pada peserta didik, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian

deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada

variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Tujuan

akhir penelitian ini adalah tersusunnya model program hipotetik untuk

meningkatkan konsep diri.

C. Definisi Operasional Variabel

1. Konsep Diri

Konsep diri yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian

konsep diri dari Burns (1993, hlm. 87) yang mengungkapkan bahwa konsep diri

merupakan persepsi, konsep-konsep, dan evaluasi individu mengenai dirinya

sendiri, termasuk gambaran dari orang lain terhadap dirinya yang dia rasakan serta

gambaran tentang pribadi yang diinginkan dan dipelihara dari suatu pengalaman

lingkungan yang dievaluasikan secara pribadi. Lebih lanjut Burns (1993, hlm.81)

menyebutkan ada tiga dimensi konsep diri, yaitu: diri yang dikognisikan (diri

dasar), diri sosial (diri yang lain), dan diri ideal. Adapun secara rinci akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Diri dasar adalah persepsi individu mengenai dirinya (image) secara apa

adanya, kemampuannya, statusnya, dan peranannya.

b. Diri sosial adalah apa yang diyakini individu berdasarkan bagaimana

pandangan orang lain terhadap dirinya.

c. Diri ideal adalah semacam pribadi yang diharapkan oleh individu

tersebut.

Kemudian menurut Hurlock (1996, hlm. 233) konsep diri meliputi tiga

komponen, yaitu: perceptual, conceptual, dan attitudinal.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

43

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Komponen perceptual yaitu gambaran diri seseorang yang berkaitan

dengan tampilan fisiknya, termasuk daya tarik atau kesan yang

dimilikinya bagi orang lain. Oleh Hurlock komponen perceptual ini

juga disebut sebagai konsep diri fisik (physical self-concept).

b. Komponen conceptual yang disebutnya juga sebagai konsep diri psikis

(psychological self-concept), merupakan gambaran ciri khas seseorang

atas dirinya, kemampuan juga ketidak mampuannya, latar belakang atau

asal-usulnya serta masa depannya.

c. Komponen attitudinal adalah perasaan-perasaan seseorang terhadap

dirinya sendiri, sikap terhadap statusnya, kehormatan, rasa harga diri,

rasa kebanggaan, rasa malu, dan sejenisnya.

Kesimpulan bahwa konsep diri yaitu penilaian peserta didik terhadap

dirinya, penilaian peserta didik terhadap dirinya yang didasarkan dari pandangan

orang lain, serta diri yang ideal menurut pandangan dirinya meliputi perceptual

(yang berkaitan dengan fisik), conceptual (yang berkaitan dengan psikologis), dan

attitudinal (yang berkaitan dengan sikap). Peserta didik yang dimaksud yaitu

kelas X-XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Cimahi Jurusan

Perhotelan.

Secara operasional, konsep diri positif dalam penelitian ini adalah respon

peserta didik terhadap pernyataan tertulis yang dituangkan dalam bentuk

instrumen konsep diri yang terdiri dari dimensi dan aspek sebagai berikut:

a. Diri dasar adalah persepsi individu berdasar pada penilaian dirinya

dengan aspek dan indikatornya adalah:

1) Perceptual: persepsi diri terhadap fisik dan persepsi diri terhadap

daya tarik fisiknya.

2) Conceptual: persepsi diri terhadap kemampuan diri, persepsi diri

terhadap ketidakmampuan diri, persepsi diri atas kekhasan diri, dan

persepsi diri terhadap masa depan dirinya.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

44

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Attitudinal: perasan tentang diri, sikap terhadap status diri, sikap

terhadap keberhargan diri, sikap terhadap kebanggaan diri, dan sikap

terhadap keterhinaan diri.

b. Diri sosial adalah persepsi individu berdasar pada penilaian orang lain,

dengan aspek dan indikatornya adalah:

1) Perceptual: persepsi orang lain terhadap fisik dan persepsi orang

lain terhadap daya tarik fisiknya.

2) Conceptual: persepsi orang lain terhadap kemampuan diri, persepsi

orang lain terhadap ketidakmampuan diri, persepsi orang lain atas

kekhasan diri, dan persepsi orang lain terhadap masa depan dirinya.

3) Attitudinal: perasan diri berdasarkan pendapat orang lain, sikap

orang lain terhadap status diri, sikap orang lain terhadap keberhargan

diri, sikap orang lain terhadap kebanggaan diri, dan sikap orang lain

terhadap keterhinaan diri.

c. Diri ideal adalah diri yang ideal yang diharapkan oleh dirinya sendiri,

dengan aspek dan indikatornya adalah:

1) Perceptual: persepsi diri terhadap fisik dan persepsi diri terhadap

daya tarik fisiknya.

2) Conceptual: persepsi diri terhadap kemampuan diri, persepsi diri

terhadap ketidakmampuan diri, persepsi diri atas kekhasan diri, dan

persepsi diri terhadap masa depan dirinya.

3) Attitudinal: perasan tentang diri, sikap terhadap status diri, sikap

terhadap keberhargan diri, sikap terhadap kebanggaan diri, dan sikap

terhadap keterhinaan diri.

2. Teknik Modeling

Teknik modeling merupakan salah satu komponen teori kognitif sosial yang

dikembangkan oleh Albert Bandura. Teknik modeling pada umumnya mengacu

pada perubahan kognitif, perilaku, dan afektif dengan cara mengamati satu bahkan

lebih dari satu model. Bandura (1999, hlm. 160) mengungkapkan bahwa

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

45

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

modeling adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan individu melalui

pengamatan pada individu lainnya, dengan demikian individu mampu meniru,

mengidentifikasi, belajar mengamati, dan seolah-olah mengalami sendiri. Erford

at al (2010, hlm. 71) menambahkan bahwa modeling sebagai suatu proses

mengamati pada model yang dilakukan individu dimana pada akhirnya terjadi

peniruan sikap yang diharapkan pada individu. Bandura (1977, hlm. 22)

menerangkan asusmi teknik modeling adalah sebagian besar perilaku individu dan

keterampilan kognitifnya dipelajari melalui pengamatan melalui model, dari

mengamati individu lain mengenai suatu bentuk gagasan tentang bagaimana

perilaku baru dilakukan dan kemudian kode informasi akan berfungsi sebagai

suatu panduan untuk bertindak. Bandura (1977, hlm. 24) dan Erford at al (2010,

hlm. 71) menjelaskan ada empat tahapan yang penting dan perlu diperhatikan,

yaitu attention, retention, reproduction, dan motivated dan reinforcement.

Teknik modeling yang dimaksudkan merupakan bentuk kegiatan

pengamatan, meniru, dan memodifikasi pola perilaku dari hasil mengamati satu

atau lebih dari satu model, baik yang bersifat langsung (live modeling) maupun

secara simbolik (symbolic modeling) yang pada akhirnya memunculkan tingkah

laku baru yang diharapkan dan lebih baik. Stimulus yang ditimbulkan dari model

dapat menjadi kekuatan mental, yang dapat dituangkan secara nyata dan akan

terus direpetisi. Sehingga membuat individu yang terlibat dan melakukan

modeling terhadap model dapat mentransformasikan apa yang didapat akan

menjadikan konsep diri yang positif dan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Tahapan yang dikembangkan peneliti untuk meningkatkan konsep diri

positif peserta didik kelas XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3 Cimahi

dilaksanakan berdasar pada hasil analisis kebutuhan permasalahan konsep diri

yang diungkap dengan menggunakan instrumen konsep diri. Maka dirumuskanlah

rancangan seperti pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Tahapan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Konsep Diri

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

46

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Tahapan Kegiatan konselor

1 Attention Konseli harus memfokuskan perhatian pada model dan apa

yang ditampilkan model. Untuk itu ada beberapa hal yang

perlu dilakukan konselor:

a. Pengkondisian konseli untuk mengikuti kegiatan,

konselor melakukan pengecekan kehadiran serta

mengisyaratkan penyediaan berbagai hal yang

diperlukan.

b. Menjelaskan kegiatan mulai dari tujuan, manfaat,

serta hal-hal yang akan didapatkan oleh peserta

setelah mengikuti kegiatan.

c. Melakukan permainan pengkondisian.

d. Mengarahkan peserta didik untuk menstimulasi apa

saja yang didapat atau menjadi perhatiannya pada

saat nanti kegiatannya berlangsung, konseli

diarahkan untuk mengingat dan mencatat jika

diperlukan.

2 Retention Pada tahap ini dilakukan live modeling maupun symbolic

modeling. Pada tahap ini konseli diarahkan untuk

mengamati modeling, yang selanjutnya mengambil suatu

perkataan, sifat, perilaku pada model untuk dijadikan suatu

simbol bagi masing-masing konseli. Dari hasil simbolisasi

tersebut konseli melakukan refleksi diri sesuai arahan

konselor dan memilah hal positif yang ada pada model yang

dapat ditiru.

3 Reproduction Konseli harus mampu mengembangkan perilaku yang

dimodelkan. Hasil pembelajaran melalui observasi pada

tahap retention disimpulkan dan para konseli diarahkan

untuk melakukan relfeksi diri, mana sajakah yang dapat

diaplikasikan dalam perilakunya yang baru dari hasil

observasi di tahap retention tersebut yang tentunya dapat

mereduksi konsep diri negatif dan menjadikannya suatu

konsep diri yang positif.

4 Motivated &

Reinforcement

Pada tahap terahir ini konselor mengarahkan konseli untuk

mulai menerapkan hasil dari prilaku yang diadopsi dari

model, baik dari live modeling maupun symbolic modeling.

Simulasi masih dalam kegiatan kelompok, dan konselor

membeikan membakar motivasi para konseli untuk mampu

dan percaya dirinya mampu melakukan perubahan yang

positif. Penguatan-penguatan positif dapat diberikan oleh

konselor dan juga konseli saling memberikan penguatan

dan juga motivasi.

3. Bimbingan Kelompok

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

47

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bimbingan kelompok merupakan bagian dari strategi bimbingan dan

konseling yang memungkinkan beberapa peserta didik (konseli) dengan bersama-

sama melalui dinamika kelompok mendapatkan berbagai hal dengan membahas

suatu topik atau persoalan yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam

kehidupan sehari-hari baik yang bersifat pribadi-sosial, akademik, dan karir.

Peserta didik yang merupakan peserta didik akan berperan sebagai anggota

kelompok yang akan bersama-sama membahas pokok bahasan konsep diri, baik

itu konsep diri positif maupun konsep diri negatif, mulai dari persepsi diri masing-

masing, mendeskripsikan ciri-ciri dari masing-masing bentuk konsep diri positif

dan konsep diri negatif, serta penyelesaian masalah yang memungkinkan dapat

diambil oleh setiap anggota sampai pada memperoleh suatu pengalaman baru

yang dapat mengembangkan dan meningkatkan konsep diri positif.

Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat ditempuh melalui empat tahapan,

yaitu tahap pembentukan kelompok (forming stage), tahap transisi (storming

stage), tahap pembentukan norma (norming stage), tahap kerja (performing

stage), dan terakhir adalah tahap pengakhiran (termination stage). Kemudian

dijabarkan dalam bentuk program dengan struktur program yaitu: 1) rasional; 2)

deskripsi kebutuhan; 3) tujuan; 4) prosedur dan tahap pelaksanaan; 5) asumsi dan

penelitian terdahulu; 6) rencana oprasional; 7) pengembangan satuan layanan; dan

8) evaluasi.

D. Instrumen Pengumpulan Data

1. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Pengumpulan data menggunakan angket yang dipergunakan untuk

memperoleh profil konsep diri peserta didik. Instrumen dikembangkan

berdasarkan DOV. Responden hanya perlu memilih pernyataan yang telah

disediakan. Kisi-kisi instrumen angket konsep diri disajikan dalam tabel 3.2 di

bawah ini.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 3 Cimahi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

48

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Dimensi Aspek Indikator Butir Item

Jumlah (+) (-)

1 Diri

dasar

1.1.Perceptual Persepsi diri terhadap

fisik 1 2 2

Persepsi diri terhadap

daya tarik fisiknya 3 4 2

1.2.Conceptual Persepsi diri terhadap

kemampuan diri

5, 6, 7,

8 - 4

Persepsi diri terhadap

ketidakmampuan diri -

9, 10,

11, 12 4

Persepsi diri atas ke

khasan diri 13 14 2

Persepsi diri terhadap

masa depan dirinya 15 16 2

1.3.Attitudinal Sikap tentang diri 17 18 2

Sikap terhadap status

diri 19 20 2

Sikap terhadap

keberhargaan diri 21 22 2

Sikap terhadap

kebanggaan diri 23 24 2

Sikap terhadap

keterhinaan diri 25 26 2

2 Diri

sosial

2.1. Perceptual Persepsi orang lain

terhadap fisik dirinya 27 28 2

Persepsi orang lain

terhadap daya tarik

fisiknya

29 30 2

2.2.Conceptual Persepsi orang lain

terhadap kemampuan

dirinya

31, 32,

33, 34 - 4

Persepsi orang lain

terhadap

ketidakmampuan

dirinya

- 35, 36,

37, 38 4

Persepsi orang lain

atas ke khasan dirinya 39 40 2

Persepsi orang lain

terhadap masa depan

dirinya

41 42 2

2.3.Attitudinal Sikap diri berdasarkan

pendapat orang lain 43 44 2

Sikap orang lain 45 46 2

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

49

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap status diri

Sikap orang lain

terhadap keberhargaan

diri

47 48 2

Sikap orang lain

terhadap kebanggaan

diri

49 50 2

Sikap orang lain

terhadap keterhinaan

diri

51 52 2

3 Diri

ideal

3.1.Perceptual Persepsi diri terhadap

fisik yang ideal 53 54 2

Persepsi diri terhadap

daya tarik fisiknya

yang ideal

55 56 2

3.2.Conceptual Persepsi diri terhadap

kemampuan diri yang

ideal

57, 58,

59, 60 - 4

Persepsi diri terhadap

ketidakmampuan diri

yang ideal

- 61, 62,

63, 64 4

Persepsi diri atas ke

khasan diri yang ideal 65 66 2

Persepsi diri terhadap

masa depan dirinya

yang ideal

67 68 2

3.3.Attitudinal Sikap tentang diri

yang ideal 69 70 2

Sikap terhadap status

diri yang ideal 71 72 2

Sikap terhadap

keberhargaan diri yang

ideal

73 74 2

Sikap terhadap

kebanggaan diri yang

ideal

75 76 2

Sikap terhadap

keterhinaan diri yang

ideal

77 78 2

Jumlah 78

2. Pengembangan Instrumen

a. Uji Validitas

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

50

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suatu instumen dapat dikatakan valid manakala dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam uji validitas ini, akan dilakukan uji

validitas konstruk dan kemudian validitas item. Menurut Sugiyono (2001, hlm.

352) validitas konstruk yaitu menggunakan pendapat (judgement expert). Dengan

kata lain, instrumen yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen

dikonsultasikan kepada ahli mengenai pendapatnya terhadap instrumen yang telah

disusun sebelum dilakukan uji coba instrumen. Sedangkan validitas item, menurut

Arikunto (2002, hlm. 90) validitas item adalah sebuah item dikatakan valid

apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.

1) Uji Validitas Konstruk

Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui kelayakan

instumen di tinjau berdasarkan konstruk, isi, dan bahasa. Apabila terdapat

butir pernyataan yang dianggap tidak sesuai, memiliki kesamaan maksud,

atau kerancuan dalam bahasa, maka butir pernyataan akan di buang, di

revisi, atau di ganti dengan butir pernyataan yang sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan penelitian.

Hasil uji kelayakan yang telah dilakukan, maka diperolehlah

seperti yang tercantum pada tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3

Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgement Expert)

Kesimpulan Nomor Item Jumlah

Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19,

21, 23, 25, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,

42, 44, 45, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 60,

61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73, 74,

75, 76, 77, 78.

59

Revisi 9, 11, 18, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 43, 46,

48, 50, 55, 59, 68

19

Buang - -

2) Uji Validitas Item

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

51

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji validitas item dilakukan setelah instrumen di uji cobakan.

Pengujian ini melibatkan keseluruhan item instrumen yang terdapat pada

angket konsep diri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui setiap item

pernyataan yang digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.

Uji validitas item yang dilakukan adalah dengan mengkorelasikan

antara skor item dengan skor total, maka untuk itu uji validitas item ini

dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi biserial. Teknik korelasi

biserial merupakan salah satu bentuk korelasi dari Pearson yang digunakan

dalam situasi khusus, yaitu untuk mengkorelasikan satu peubah prediktor

yang bersifat dikhotomus dengan satu peubah kriteria yang berskala

interval atau rasio, seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), benar-

salah, kawin-tidak kawin (Furqon, 2009, hlm. 107).

Koefisien korelasi biserial titik dinotasikan dengan rpbis, dalam

menguji item soal yang dibuat, maka penyusun mengunakan rumus

korelasi biserial menurut Furqon (2009, hlm. 108), dan rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =𝑌�̅� − 𝑌�̅�

𝑆𝑡√

𝑝

𝑞

Dimana:

rpbis = koefisien korelasi biserial titik

𝑌�̅� = rata-rata kelompok p (kelompok kesatu)

𝑌�̅� = rata-rata seluruh subjek

St = simpangan baku untuk seluruh subjek

p = proporsi subjek kelompok kesatu

q = proporsi subjek kelompok kedua (1-p)

Kemudian setelah didapat nilai koefisien biserial titik, langkah

selanjutnya adalah:

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

52

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Mencari nilai t hitung dengan rumus (Sudjana, 2001: 377)

𝑡 = 𝑟√𝑛 − 2

√1 − 𝑟2

b) Menentukan tingkat kesalahan (𝛼 = 0,05) dengan derajat

kebebasan (dk = n-2)

c) Membandingkan t hitung dengan t tabel, jika t hitung > t tabel maka

valid, jika t hitung > t tabel maka tidak valid.

Tabel 3.4

Pengolahan Data Untuk Menguji Validitas Item

No Responden Jenis

Kelamin

Item No

01 02

1 R1 Perempuan 1 1

2 R2 Laki-laki 1 0

3 R3 Perempuan 1 1

4 R4 Perempuan 0 1

5 R5 Laki-laki 1 1

6 R6 Laki-laki 1 1

7 R7 Laki-laki 1 1

8 R8 Laki-laki 1 1

9 R9 Laki-laki 1 1

10 R10 Laki-laki 1 1

11 R11 Laki-laki 1 1

12 R12 Laki-laki 1 0

13 R13 Perempuan 1 1

14 R14 Perempuan 0 1

15 R15 Perempuan 1 1

16 R16 Perempuan 0 0

17 R17 Perempuan 1 1

18 R18 Perempuan 1 0

19 R19 Perempuan 0 1

20 R20 Perempuan 1 1

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

53

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Responden Jenis

Kelamin

Item No

01 02

21 R21 Perempuan 1 0

22 R22 Perempuan 1 1

23 R23 Perempuan 1 1

24 R24 Perempuan 0 0

25 R25 Laki-laki 0 1

26 R26 Laki-laki 1 0

27 R27 Perempuan 0 1

28 R28 Perempuan 0 1

29 R29 Perempuan 1 1

30 R30 Laki-laki 1 1

31 R31 Laki-laki 1 0

Jumlah 23 23

p 0,767 0,767

q 0,233 0,233

Yp 60,522 60,522

Yt 56,581

St 16,161

Dengan memasukan kedalam rumus koefisien korelasi biserial titik

maka akan diperoleh data sebagai berikut:

𝑟1𝑝𝑏𝑖𝑠 =60,522 − 56,581

16,161√

0,767

0,233

𝑟1𝑝𝑏𝑖𝑠 = 0,420

Selanjutnya nilai koefisien korelasi biserial titik yang telah didapat

dimasukan kedalam rumus:

𝑡 = 0,420√78 − 2

√1 − (0,420)2

𝑡 = 4,038

Hasil pengujian terhadap instrumen konsep diri yang terdiri dari 78

item didapatkan 74 item dinyatakan valid setelah thitung dibandingkan

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

54

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan ttabel yang diketahui sebesar 1,699. Berikut hasil uji validitas item

pada tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Item

No thitung Ket. No thitung Ket. No thitung Ket.

1 4,038 valid 27 3,003 valid 53 2,781 valid

2 4,038 valid 28 3,003 valid 54 6,801 valid

3 5,035 valid 29 6,673 valid 55 7,376 valid

4 5,035 valid 30 6,673 valid 56 7,804 valid

5 4,151 valid 31 6,673 valid 57 4,473 valid

6 4,151 valid 32 3,948 valid 58 4,473 valid

7 7,000 valid 33 7,376 valid 59 9,248 valid

8 3,911 valid 34 -0,375 tdk valid 60 0,879 tdk valid

9 3,911 valid 35 2,329 valid 61 7,376 valid

10 3,301 valid 36 8,081 valid 62 3,251 valid

11 4,281 valid 37 4,121 valid 63 4,038 valid

12 -0,637 tdk valid 38 4,121 valid 64 4,020 valid

13 3,583 valid 39 10,581 valid 65 5,128 valid

14 10,305 valid 40 3,524 valid 66 5,128 valid

15 10,585 valid 41 3,414 valid 67 2,605 valid

16 4,780 valid 42 3,404 valid 68 6,410 valid

17 5,181 valid 43 3,404 valid 69 3,543 valid

18 4,771 valid 44 3,404 valid 70 7,376 valid

19 8,416 valid 45 4,694 valid 71 6,410 valid

20 7,820 valid 46 3,354 valid 72 4,780 valid

21 5,841 valid 47 2,480 valid 73 4,415 valid

22 11,825 valid 48 3,821 valid 74 7,376 valid

23 4,762 valid 49 9,036 valid 75 7,099 valid

24 4,260 valid 50 8,957 valid 76 11,167 valid

25 -0,933 tdk valid 51 4,979 valid 77 7,665 valid

26 6,915 valid 52 7,765 valid 78 7,665 valid

Valid 74 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,

32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,

46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,

59, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72,

73, 74, 75, 76, 77, 78.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

55

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No thitung Ket. No thitung Ket. No thitung Ket.

Tidak Valid 4 12, 25, 34, 60

b. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2001: 364) mengatakan bahwa pengertian reliabilitas adalah

serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila

pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.

Dengan kata lain bahwa uji reliabilitas adalah tingkat keajegan atau konsistensi

suatu alat tes, yaitu sejauh mana alat tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor

yang ajeg, relatif tidak menunjukan perubahan walau diteskan pada situasi dan

waktu yang berbeda.

Dalam instumen untuk mengungkap konsep diri menggunakan pola

jawaban yang bersifat dikhotomus, yakni iya-tidak. Maka reliabilitas instrumen

akan menggunakan teknik uji belah dua (Split-Half Reliability). Pengujian ini

dilakukan dengan dengan langkah kerja sebagai berikut:

1) Membagi pernyataan-pernyataan menjadi dua, belahan pertama (skor item

ganjil) dan belahan kedua (skor item genap).

2) Skor item pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.

3) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan

kedua, dengan menggunakan rumus product moment.

4) Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dengan

dengan rumus spearman brown (Sugiyono, 2001, hlm. 122).

𝑟 =2𝑟𝑥𝑦

1 + 𝑟𝑥𝑦

Dimana:

r = Reliabilitas untuk seluruh instrument

rxy = Korelasi product moment

Tabel 3.6

Nilai Responden Berdasarkan Soal Ganjil dan Soal Genap

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

56

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Responden Jenis

Kelamin

Ganjil

Genap

1 R1 Perempuan 34 30

2 R2 Laki-laki 32 33

3 R3 Perempuan 35 36

4 R4 Perempuan 26 29

5 R5 Laki-laki 34 33

6 R6 Laki-laki 32 33

7 R7 Laki-laki 34 33

8 R8 Laki-laki 32 32

9 R9 Laki-laki 34 34

10 R10 Laki-laki 30 29

11 R11 Laki-laki 35 30

12 R12 Laki-laki 34 33

13 R13 Perempuan 28 24

14 R14 Perempuan 34 35

15 R15 Perempuan 14 15

16 R16 Perempuan 12 11

17 R17 Perempuan 36 33

18 R18 Perempuan 38 36

19 R19 Perempuan 18 13

20 R20 Perempuan 35 33

21 R21 Perempuan 29 34

22 R22 Perempuan 35 35

23 R23 Perempuan 19 16

24 R24 Perempuan 24 26

25 R25 Laki-laki 33 29

26 R26 Laki-laki 11 10

27 R27 Perempuan 13 16

28 R28 Perempuan 21 20

29 R29 Perempuan 23 26

30 R30 Laki-laki 35 32

31 R31 Laki-laki 37 38

Jumlah 887 867

Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan

kedua, dengan menggunakan rumus product moment, maka diketahui nilai rxy

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

57

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebesar 0,95. Setelah itu dimasukan kedalam rumus spearman brown untuk

mendapatkan nilai reliabilitas keseluruhan.

𝑟 =2 (0,95)

1+0,95 = 0,98

Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas, secara keseluruhan instrumen

konsep diri memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,98 yang berarti memiliki

derajat keterandalan sangat tinggi.

E. Teknik Analisis Data

1. Penyekoran Data

Pengukuran item-item konsep diri diukur dengan mengggunakan skala ya

dan tidak. Angket yang dibuat berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan

negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Arti jawaban “Ya” yaitu

untuk jawaban pernyataan yang sesuai dengan peserta didik sedang arti jawaban

“Tidak” yaitu jawaban penyataan yang tidak sesuai dengan peserta didik, sesuai

tabel 3.7 di bawah ini.

Tabel 3.7

Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri

Pada setiap item akan memiliki pola skor 0-1 dengan bobot tertentu:

a. Pada pernyataan positif, untuk pilihan jawaban Ya memiliki skor satu (1)

dan nol (0) untuk pilihan tidak.

Pernyataan

Skor Alternatif

Respon

YA TIDAK

Positif (+) 1 0

Negatif (-) 0 1

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

58

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pada pernyataan negatif, untuk pilihan jawaban Ya memiliki skor nol (0)

dan satu (1) untuk pilihan tidak.

2. Pengelompokan Data

Pengelompokan data yang dimaksudkan adalah mengenai profil

konsep diri peserta didik kelas X-XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3

Cimahi, dengan menganalisis hasil pengolahan data kedalam dua kategori,

konsep diri positif dan konsep diri negatif. Untuk mengetahui dua kategori

dari variabel konsep diri, pengelompokkan data menggunakan proses

perhitungan dengan kriteria sebagai berikut :

X ideal = Jumlah Item x Nilai Maksimal

2

= 74 x 1 = 37

2

Keterangan :

X ideal = Rata-rata ideal

Jumlah item = Jumlah item keseluruhan

Nilai Maksimal = Nilai maksimal pada jawaban responden

Tabel 3.8

Kriteria Pengelompokkan Data Konsep Diri

Rentang Skor Kategori

X > X id ≤ 74 Positif

0 < X ≤ X id Negatif

38-74 Positif

0-37 Negatif

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

59

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun pengelompokan berdasarkan kriteria rentang pencapaian skor

seperti dijelaskan pada tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9

Kriteria Rentang Skor Konsep Diri

Rentang

Skor Kriteria Interpretasi

38-74 Tinggi

(Positif)

Peserta didik sudah paham akan dirinya sendiri, memiliki

pengetahuan, penilaian, dan pengharapan tentang diri

secara positif baik mengenai diri dasar, diri sosial, dan diri

ideal yang masing masingnya mencakup penilaian fisik,

psikis, dan sikap. Sehingga akan memiliki karakteristik

sikap optimis, penuh keyakinan dan percaya diri,

mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi

dan merasa bangga serta puas dengan diri dan

kehidupannya, mampu mengambil dan memandang secara

positif baik itu suatu kegagalan ataupun kekecewaan yang

dialaminya, serta menanggapi secara positif apresiasi dari

lingkungan yang diterimanya.

0-37 Rendah

(Negatif)

Peserta didik belum paham akan dirinya sendiri, atau

memiliki pengetahuan, penilaian, dan pengharapan

mengenai diri dasar, diri sosial, dan diri ideal yang masing

masingnya mencakup penilaian fisik, psikis, dan sikap.

Sehingga akan menunjukan karakteristik sikap tidak

mampu menerima keadaan dirinya, merasa rendah diri serta

menimbulkan efek yang kurang baik bagi pengembangan

dirinya. Hal ini dikarenakan sikap pesimistis yang ada pada

dirinya yang memandang bahwa suatu tantangan bukan

sebagai kesempatan, melainkan suatu halangan, sehingga

dalam berbagai kesempatan yang ada akan lebih cepat

menyerah dan mencari aman atau tergantung pada orang

lain.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Penyusunan proposal dilanjutkan dengan konsultasi proposal kepada

dosen yang diakhiri dengan mengajukan persetujuan kepada dewan

skripsi, ketua jurusan, dan dosen pembimbing.

b. Mengajukan SK pembimbing skripsi pada tingkat fakultas

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/24117/6/S_PPB_0901730_Chapter3.pdf · maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam terbentuknya

60

Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Selanjutnya mengajukan permohonan izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai

berikut:

a. Pengkajian teori dan melaksanakan bimbingan skripsi kepada Pembimbing

I dan II.

b. Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan instrumen yang dilanjutkan

dengan tahap pengujian instrumen.

c. Menyeleksi instrumen berdasarkan tingkat validitas dan reliabelnya

instrumen.

d. Pengumpulan data melalui penyebaran instrumen.

3. Tahap Akhir

Pada tahap akhir dilakukan pengolahan data dan menganalisis data yang

sesuai dengan rumusan masalah kemudian pembuatan program hipotetik teknik

modeling untuk meningkatkan konsep diri positif.