Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab III ini merupakan penjabaran lebih rinci tentang metode
penelitian yang secara garis besar telah dibahas pada bab I. Bahasan mengenai bab
III ini yang terkait metode penelitian memuat beberapa komponen, yaitu:
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 3 Cimahi yang beralamat di Jl.
Sukarasa No. 136 Citeureup – Cimahi Utara, berdekatan dengan SLBN
Cimahi dan STKIP Pasundan dan berdampingan dengan lahan perkebunan
masyarakat dan rumah masyarakat. Lokasi sekolah berada di lingkungan
pemukiman penduduk, walaupun bukan pemukiman padat penduduk. Lokasi
sekolah juga berada di atas dataran tanah miring sehingga lokasi bangunan di
sekolah itu menanjak atau berundak-undak. Kondisi sosial-ekonomi orang tua
peserta didik sangat heterogen dengan latar belakang sebagai pegawai negeri
sipil, wirausahawan, pedagang, dan pegawai swasta.
2. Populasi Penelitian
Populasi penelitian merupakan peserta didik yang terdaftar secara
administratif dalam kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 3 Cimahi. SMK
Negeri 3 Cimahi dalam penentuan populasi penelitian berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
a. Secara demografi, SMK Negeri 3 Cimahi berada di Kota Cimahi yang
merupakan pemisah antara Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung
Barat, yang secara tidak langsung memungkinkan menghadirkan pengaruh
terhadap pola fikir peserta didik.
b. Kondisi sosial-ekonomi orang tua peserta didik sangat heterogen yang
berasal dari perkotaan, daerah antara kota dan desa, maupun dari pedesaan.
41
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Dunia kerja perhotelan yang memberikan tuntutan bagi orang-orang yang
terlibat didalamnya memiliki daya tarik fisik yang baik, penampilan yang
baik, serta mampu berkomunikasi yang bagus meliputi komunikasi verbal
maupun non verbal. Hal ini memungkinkan berpengaruh dalam
terbentuknya konsep diri. Seperti Setiawan (2008, hlm. 11) membagi
empat kategori faktor yang dapat mampengaruhi terbentuknya konsep diri,
yakni usia, lingkungan sosial, kompetensi, dan aktualisasi diri.
3. Sampel Penelitian
Dalam populasi peserta didik di sekolah tersebut, peserta didik kelas X-XI
Jurusan Perhotelan (usia 15-17 tahun) tahun ajaran 2014/2015 akan diambil
sebagai sampel. Sampel dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu
(Arikunto, 2002, hlm.113). Sampling jenuh dipilih sebagai penentuan sampel
yaitu semua populasi dilibatkan untuk menjadi sampel. Menurut Sugiyono
(2001, hlm.61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran profil umum yang benar-benar menggambarkan
kondisi yang sebenarnya.
Banyak partisipan yang terlibat dalam kegiatan berjumlah 143 peserta
didik, yang merupakan jurusan perhotelan baik kelas X maupun kelas XI
dengan total Lima (5) kelas.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan untuk meneliti konsep diri pada peserta didik
kelas X-XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3 Cimahi tahun ajaran 2014/2015
adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Houser (2009, hlm. 43) penelitian
kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang didasarkan pada pengukuran dan
kuantifikasi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui profil konsep diri peserta
didik, yang dilakukan melalui pencatatan dan penganalisisan data dari hasil
penelitian dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik, yang diawali
42
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan pengumpulan data, pengolahan dan penafsiran data sampai penyajian
hasilnya.
Metode Deskriptif digunakan untuk menjelaskan profil umum konsep diri
pada peserta didik, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada. Penelitian
deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Tujuan
akhir penelitian ini adalah tersusunnya model program hipotetik untuk
meningkatkan konsep diri.
C. Definisi Operasional Variabel
1. Konsep Diri
Konsep diri yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada pengertian
konsep diri dari Burns (1993, hlm. 87) yang mengungkapkan bahwa konsep diri
merupakan persepsi, konsep-konsep, dan evaluasi individu mengenai dirinya
sendiri, termasuk gambaran dari orang lain terhadap dirinya yang dia rasakan serta
gambaran tentang pribadi yang diinginkan dan dipelihara dari suatu pengalaman
lingkungan yang dievaluasikan secara pribadi. Lebih lanjut Burns (1993, hlm.81)
menyebutkan ada tiga dimensi konsep diri, yaitu: diri yang dikognisikan (diri
dasar), diri sosial (diri yang lain), dan diri ideal. Adapun secara rinci akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Diri dasar adalah persepsi individu mengenai dirinya (image) secara apa
adanya, kemampuannya, statusnya, dan peranannya.
b. Diri sosial adalah apa yang diyakini individu berdasarkan bagaimana
pandangan orang lain terhadap dirinya.
c. Diri ideal adalah semacam pribadi yang diharapkan oleh individu
tersebut.
Kemudian menurut Hurlock (1996, hlm. 233) konsep diri meliputi tiga
komponen, yaitu: perceptual, conceptual, dan attitudinal.
43
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Komponen perceptual yaitu gambaran diri seseorang yang berkaitan
dengan tampilan fisiknya, termasuk daya tarik atau kesan yang
dimilikinya bagi orang lain. Oleh Hurlock komponen perceptual ini
juga disebut sebagai konsep diri fisik (physical self-concept).
b. Komponen conceptual yang disebutnya juga sebagai konsep diri psikis
(psychological self-concept), merupakan gambaran ciri khas seseorang
atas dirinya, kemampuan juga ketidak mampuannya, latar belakang atau
asal-usulnya serta masa depannya.
c. Komponen attitudinal adalah perasaan-perasaan seseorang terhadap
dirinya sendiri, sikap terhadap statusnya, kehormatan, rasa harga diri,
rasa kebanggaan, rasa malu, dan sejenisnya.
Kesimpulan bahwa konsep diri yaitu penilaian peserta didik terhadap
dirinya, penilaian peserta didik terhadap dirinya yang didasarkan dari pandangan
orang lain, serta diri yang ideal menurut pandangan dirinya meliputi perceptual
(yang berkaitan dengan fisik), conceptual (yang berkaitan dengan psikologis), dan
attitudinal (yang berkaitan dengan sikap). Peserta didik yang dimaksud yaitu
kelas X-XI Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Cimahi Jurusan
Perhotelan.
Secara operasional, konsep diri positif dalam penelitian ini adalah respon
peserta didik terhadap pernyataan tertulis yang dituangkan dalam bentuk
instrumen konsep diri yang terdiri dari dimensi dan aspek sebagai berikut:
a. Diri dasar adalah persepsi individu berdasar pada penilaian dirinya
dengan aspek dan indikatornya adalah:
1) Perceptual: persepsi diri terhadap fisik dan persepsi diri terhadap
daya tarik fisiknya.
2) Conceptual: persepsi diri terhadap kemampuan diri, persepsi diri
terhadap ketidakmampuan diri, persepsi diri atas kekhasan diri, dan
persepsi diri terhadap masa depan dirinya.
44
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Attitudinal: perasan tentang diri, sikap terhadap status diri, sikap
terhadap keberhargan diri, sikap terhadap kebanggaan diri, dan sikap
terhadap keterhinaan diri.
b. Diri sosial adalah persepsi individu berdasar pada penilaian orang lain,
dengan aspek dan indikatornya adalah:
1) Perceptual: persepsi orang lain terhadap fisik dan persepsi orang
lain terhadap daya tarik fisiknya.
2) Conceptual: persepsi orang lain terhadap kemampuan diri, persepsi
orang lain terhadap ketidakmampuan diri, persepsi orang lain atas
kekhasan diri, dan persepsi orang lain terhadap masa depan dirinya.
3) Attitudinal: perasan diri berdasarkan pendapat orang lain, sikap
orang lain terhadap status diri, sikap orang lain terhadap keberhargan
diri, sikap orang lain terhadap kebanggaan diri, dan sikap orang lain
terhadap keterhinaan diri.
c. Diri ideal adalah diri yang ideal yang diharapkan oleh dirinya sendiri,
dengan aspek dan indikatornya adalah:
1) Perceptual: persepsi diri terhadap fisik dan persepsi diri terhadap
daya tarik fisiknya.
2) Conceptual: persepsi diri terhadap kemampuan diri, persepsi diri
terhadap ketidakmampuan diri, persepsi diri atas kekhasan diri, dan
persepsi diri terhadap masa depan dirinya.
3) Attitudinal: perasan tentang diri, sikap terhadap status diri, sikap
terhadap keberhargan diri, sikap terhadap kebanggaan diri, dan sikap
terhadap keterhinaan diri.
2. Teknik Modeling
Teknik modeling merupakan salah satu komponen teori kognitif sosial yang
dikembangkan oleh Albert Bandura. Teknik modeling pada umumnya mengacu
pada perubahan kognitif, perilaku, dan afektif dengan cara mengamati satu bahkan
lebih dari satu model. Bandura (1999, hlm. 160) mengungkapkan bahwa
45
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
modeling adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan individu melalui
pengamatan pada individu lainnya, dengan demikian individu mampu meniru,
mengidentifikasi, belajar mengamati, dan seolah-olah mengalami sendiri. Erford
at al (2010, hlm. 71) menambahkan bahwa modeling sebagai suatu proses
mengamati pada model yang dilakukan individu dimana pada akhirnya terjadi
peniruan sikap yang diharapkan pada individu. Bandura (1977, hlm. 22)
menerangkan asusmi teknik modeling adalah sebagian besar perilaku individu dan
keterampilan kognitifnya dipelajari melalui pengamatan melalui model, dari
mengamati individu lain mengenai suatu bentuk gagasan tentang bagaimana
perilaku baru dilakukan dan kemudian kode informasi akan berfungsi sebagai
suatu panduan untuk bertindak. Bandura (1977, hlm. 24) dan Erford at al (2010,
hlm. 71) menjelaskan ada empat tahapan yang penting dan perlu diperhatikan,
yaitu attention, retention, reproduction, dan motivated dan reinforcement.
Teknik modeling yang dimaksudkan merupakan bentuk kegiatan
pengamatan, meniru, dan memodifikasi pola perilaku dari hasil mengamati satu
atau lebih dari satu model, baik yang bersifat langsung (live modeling) maupun
secara simbolik (symbolic modeling) yang pada akhirnya memunculkan tingkah
laku baru yang diharapkan dan lebih baik. Stimulus yang ditimbulkan dari model
dapat menjadi kekuatan mental, yang dapat dituangkan secara nyata dan akan
terus direpetisi. Sehingga membuat individu yang terlibat dan melakukan
modeling terhadap model dapat mentransformasikan apa yang didapat akan
menjadikan konsep diri yang positif dan jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tahapan yang dikembangkan peneliti untuk meningkatkan konsep diri
positif peserta didik kelas XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3 Cimahi
dilaksanakan berdasar pada hasil analisis kebutuhan permasalahan konsep diri
yang diungkap dengan menggunakan instrumen konsep diri. Maka dirumuskanlah
rancangan seperti pada tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1
Tahapan Teknik Modeling untuk Meningkatkan Konsep Diri
46
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Tahapan Kegiatan konselor
1 Attention Konseli harus memfokuskan perhatian pada model dan apa
yang ditampilkan model. Untuk itu ada beberapa hal yang
perlu dilakukan konselor:
a. Pengkondisian konseli untuk mengikuti kegiatan,
konselor melakukan pengecekan kehadiran serta
mengisyaratkan penyediaan berbagai hal yang
diperlukan.
b. Menjelaskan kegiatan mulai dari tujuan, manfaat,
serta hal-hal yang akan didapatkan oleh peserta
setelah mengikuti kegiatan.
c. Melakukan permainan pengkondisian.
d. Mengarahkan peserta didik untuk menstimulasi apa
saja yang didapat atau menjadi perhatiannya pada
saat nanti kegiatannya berlangsung, konseli
diarahkan untuk mengingat dan mencatat jika
diperlukan.
2 Retention Pada tahap ini dilakukan live modeling maupun symbolic
modeling. Pada tahap ini konseli diarahkan untuk
mengamati modeling, yang selanjutnya mengambil suatu
perkataan, sifat, perilaku pada model untuk dijadikan suatu
simbol bagi masing-masing konseli. Dari hasil simbolisasi
tersebut konseli melakukan refleksi diri sesuai arahan
konselor dan memilah hal positif yang ada pada model yang
dapat ditiru.
3 Reproduction Konseli harus mampu mengembangkan perilaku yang
dimodelkan. Hasil pembelajaran melalui observasi pada
tahap retention disimpulkan dan para konseli diarahkan
untuk melakukan relfeksi diri, mana sajakah yang dapat
diaplikasikan dalam perilakunya yang baru dari hasil
observasi di tahap retention tersebut yang tentunya dapat
mereduksi konsep diri negatif dan menjadikannya suatu
konsep diri yang positif.
4 Motivated &
Reinforcement
Pada tahap terahir ini konselor mengarahkan konseli untuk
mulai menerapkan hasil dari prilaku yang diadopsi dari
model, baik dari live modeling maupun symbolic modeling.
Simulasi masih dalam kegiatan kelompok, dan konselor
membeikan membakar motivasi para konseli untuk mampu
dan percaya dirinya mampu melakukan perubahan yang
positif. Penguatan-penguatan positif dapat diberikan oleh
konselor dan juga konseli saling memberikan penguatan
dan juga motivasi.
3. Bimbingan Kelompok
47
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bimbingan kelompok merupakan bagian dari strategi bimbingan dan
konseling yang memungkinkan beberapa peserta didik (konseli) dengan bersama-
sama melalui dinamika kelompok mendapatkan berbagai hal dengan membahas
suatu topik atau persoalan yang berguna untuk menunjang pemahaman dalam
kehidupan sehari-hari baik yang bersifat pribadi-sosial, akademik, dan karir.
Peserta didik yang merupakan peserta didik akan berperan sebagai anggota
kelompok yang akan bersama-sama membahas pokok bahasan konsep diri, baik
itu konsep diri positif maupun konsep diri negatif, mulai dari persepsi diri masing-
masing, mendeskripsikan ciri-ciri dari masing-masing bentuk konsep diri positif
dan konsep diri negatif, serta penyelesaian masalah yang memungkinkan dapat
diambil oleh setiap anggota sampai pada memperoleh suatu pengalaman baru
yang dapat mengembangkan dan meningkatkan konsep diri positif.
Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat ditempuh melalui empat tahapan,
yaitu tahap pembentukan kelompok (forming stage), tahap transisi (storming
stage), tahap pembentukan norma (norming stage), tahap kerja (performing
stage), dan terakhir adalah tahap pengakhiran (termination stage). Kemudian
dijabarkan dalam bentuk program dengan struktur program yaitu: 1) rasional; 2)
deskripsi kebutuhan; 3) tujuan; 4) prosedur dan tahap pelaksanaan; 5) asumsi dan
penelitian terdahulu; 6) rencana oprasional; 7) pengembangan satuan layanan; dan
8) evaluasi.
D. Instrumen Pengumpulan Data
1. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen
Pengumpulan data menggunakan angket yang dipergunakan untuk
memperoleh profil konsep diri peserta didik. Instrumen dikembangkan
berdasarkan DOV. Responden hanya perlu memilih pernyataan yang telah
disediakan. Kisi-kisi instrumen angket konsep diri disajikan dalam tabel 3.2 di
bawah ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri Peserta Didik Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 3 Cimahi
48
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Dimensi Aspek Indikator Butir Item
Jumlah (+) (-)
1 Diri
dasar
1.1.Perceptual Persepsi diri terhadap
fisik 1 2 2
Persepsi diri terhadap
daya tarik fisiknya 3 4 2
1.2.Conceptual Persepsi diri terhadap
kemampuan diri
5, 6, 7,
8 - 4
Persepsi diri terhadap
ketidakmampuan diri -
9, 10,
11, 12 4
Persepsi diri atas ke
khasan diri 13 14 2
Persepsi diri terhadap
masa depan dirinya 15 16 2
1.3.Attitudinal Sikap tentang diri 17 18 2
Sikap terhadap status
diri 19 20 2
Sikap terhadap
keberhargaan diri 21 22 2
Sikap terhadap
kebanggaan diri 23 24 2
Sikap terhadap
keterhinaan diri 25 26 2
2 Diri
sosial
2.1. Perceptual Persepsi orang lain
terhadap fisik dirinya 27 28 2
Persepsi orang lain
terhadap daya tarik
fisiknya
29 30 2
2.2.Conceptual Persepsi orang lain
terhadap kemampuan
dirinya
31, 32,
33, 34 - 4
Persepsi orang lain
terhadap
ketidakmampuan
dirinya
- 35, 36,
37, 38 4
Persepsi orang lain
atas ke khasan dirinya 39 40 2
Persepsi orang lain
terhadap masa depan
dirinya
41 42 2
2.3.Attitudinal Sikap diri berdasarkan
pendapat orang lain 43 44 2
Sikap orang lain 45 46 2
49
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap status diri
Sikap orang lain
terhadap keberhargaan
diri
47 48 2
Sikap orang lain
terhadap kebanggaan
diri
49 50 2
Sikap orang lain
terhadap keterhinaan
diri
51 52 2
3 Diri
ideal
3.1.Perceptual Persepsi diri terhadap
fisik yang ideal 53 54 2
Persepsi diri terhadap
daya tarik fisiknya
yang ideal
55 56 2
3.2.Conceptual Persepsi diri terhadap
kemampuan diri yang
ideal
57, 58,
59, 60 - 4
Persepsi diri terhadap
ketidakmampuan diri
yang ideal
- 61, 62,
63, 64 4
Persepsi diri atas ke
khasan diri yang ideal 65 66 2
Persepsi diri terhadap
masa depan dirinya
yang ideal
67 68 2
3.3.Attitudinal Sikap tentang diri
yang ideal 69 70 2
Sikap terhadap status
diri yang ideal 71 72 2
Sikap terhadap
keberhargaan diri yang
ideal
73 74 2
Sikap terhadap
kebanggaan diri yang
ideal
75 76 2
Sikap terhadap
keterhinaan diri yang
ideal
77 78 2
Jumlah 78
2. Pengembangan Instrumen
a. Uji Validitas
50
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suatu instumen dapat dikatakan valid manakala dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam uji validitas ini, akan dilakukan uji
validitas konstruk dan kemudian validitas item. Menurut Sugiyono (2001, hlm.
352) validitas konstruk yaitu menggunakan pendapat (judgement expert). Dengan
kata lain, instrumen yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen
dikonsultasikan kepada ahli mengenai pendapatnya terhadap instrumen yang telah
disusun sebelum dilakukan uji coba instrumen. Sedangkan validitas item, menurut
Arikunto (2002, hlm. 90) validitas item adalah sebuah item dikatakan valid
apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
1) Uji Validitas Konstruk
Uji kelayakan instrumen bertujuan untuk mengetahui kelayakan
instumen di tinjau berdasarkan konstruk, isi, dan bahasa. Apabila terdapat
butir pernyataan yang dianggap tidak sesuai, memiliki kesamaan maksud,
atau kerancuan dalam bahasa, maka butir pernyataan akan di buang, di
revisi, atau di ganti dengan butir pernyataan yang sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan penelitian.
Hasil uji kelayakan yang telah dilakukan, maka diperolehlah
seperti yang tercantum pada tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3
Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgement Expert)
Kesimpulan Nomor Item Jumlah
Memadai 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19,
21, 23, 25, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41,
42, 44, 45, 47, 49, 51, 52, 53, 54, 56, 57, 58, 60,
61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73, 74,
75, 76, 77, 78.
59
Revisi 9, 11, 18, 20, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 43, 46,
48, 50, 55, 59, 68
19
Buang - -
2) Uji Validitas Item
51
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas item dilakukan setelah instrumen di uji cobakan.
Pengujian ini melibatkan keseluruhan item instrumen yang terdapat pada
angket konsep diri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui setiap item
pernyataan yang digunakan merupakan bagian dari kelompok yang diukur.
Uji validitas item yang dilakukan adalah dengan mengkorelasikan
antara skor item dengan skor total, maka untuk itu uji validitas item ini
dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi biserial. Teknik korelasi
biserial merupakan salah satu bentuk korelasi dari Pearson yang digunakan
dalam situasi khusus, yaitu untuk mengkorelasikan satu peubah prediktor
yang bersifat dikhotomus dengan satu peubah kriteria yang berskala
interval atau rasio, seperti jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), benar-
salah, kawin-tidak kawin (Furqon, 2009, hlm. 107).
Koefisien korelasi biserial titik dinotasikan dengan rpbis, dalam
menguji item soal yang dibuat, maka penyusun mengunakan rumus
korelasi biserial menurut Furqon (2009, hlm. 108), dan rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
𝑟𝑝𝑏𝑖𝑠 =𝑌�̅� − 𝑌�̅�
𝑆𝑡√
𝑝
𝑞
Dimana:
rpbis = koefisien korelasi biserial titik
𝑌�̅� = rata-rata kelompok p (kelompok kesatu)
𝑌�̅� = rata-rata seluruh subjek
St = simpangan baku untuk seluruh subjek
p = proporsi subjek kelompok kesatu
q = proporsi subjek kelompok kedua (1-p)
Kemudian setelah didapat nilai koefisien biserial titik, langkah
selanjutnya adalah:
52
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Mencari nilai t hitung dengan rumus (Sudjana, 2001: 377)
𝑡 = 𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
b) Menentukan tingkat kesalahan (𝛼 = 0,05) dengan derajat
kebebasan (dk = n-2)
c) Membandingkan t hitung dengan t tabel, jika t hitung > t tabel maka
valid, jika t hitung > t tabel maka tidak valid.
Tabel 3.4
Pengolahan Data Untuk Menguji Validitas Item
No Responden Jenis
Kelamin
Item No
01 02
1 R1 Perempuan 1 1
2 R2 Laki-laki 1 0
3 R3 Perempuan 1 1
4 R4 Perempuan 0 1
5 R5 Laki-laki 1 1
6 R6 Laki-laki 1 1
7 R7 Laki-laki 1 1
8 R8 Laki-laki 1 1
9 R9 Laki-laki 1 1
10 R10 Laki-laki 1 1
11 R11 Laki-laki 1 1
12 R12 Laki-laki 1 0
13 R13 Perempuan 1 1
14 R14 Perempuan 0 1
15 R15 Perempuan 1 1
16 R16 Perempuan 0 0
17 R17 Perempuan 1 1
18 R18 Perempuan 1 0
19 R19 Perempuan 0 1
20 R20 Perempuan 1 1
53
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Responden Jenis
Kelamin
Item No
01 02
21 R21 Perempuan 1 0
22 R22 Perempuan 1 1
23 R23 Perempuan 1 1
24 R24 Perempuan 0 0
25 R25 Laki-laki 0 1
26 R26 Laki-laki 1 0
27 R27 Perempuan 0 1
28 R28 Perempuan 0 1
29 R29 Perempuan 1 1
30 R30 Laki-laki 1 1
31 R31 Laki-laki 1 0
Jumlah 23 23
p 0,767 0,767
q 0,233 0,233
Yp 60,522 60,522
Yt 56,581
St 16,161
Dengan memasukan kedalam rumus koefisien korelasi biserial titik
maka akan diperoleh data sebagai berikut:
𝑟1𝑝𝑏𝑖𝑠 =60,522 − 56,581
16,161√
0,767
0,233
𝑟1𝑝𝑏𝑖𝑠 = 0,420
Selanjutnya nilai koefisien korelasi biserial titik yang telah didapat
dimasukan kedalam rumus:
𝑡 = 0,420√78 − 2
√1 − (0,420)2
𝑡 = 4,038
Hasil pengujian terhadap instrumen konsep diri yang terdiri dari 78
item didapatkan 74 item dinyatakan valid setelah thitung dibandingkan
54
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan ttabel yang diketahui sebesar 1,699. Berikut hasil uji validitas item
pada tabel 3.5 di bawah ini.
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Item
No thitung Ket. No thitung Ket. No thitung Ket.
1 4,038 valid 27 3,003 valid 53 2,781 valid
2 4,038 valid 28 3,003 valid 54 6,801 valid
3 5,035 valid 29 6,673 valid 55 7,376 valid
4 5,035 valid 30 6,673 valid 56 7,804 valid
5 4,151 valid 31 6,673 valid 57 4,473 valid
6 4,151 valid 32 3,948 valid 58 4,473 valid
7 7,000 valid 33 7,376 valid 59 9,248 valid
8 3,911 valid 34 -0,375 tdk valid 60 0,879 tdk valid
9 3,911 valid 35 2,329 valid 61 7,376 valid
10 3,301 valid 36 8,081 valid 62 3,251 valid
11 4,281 valid 37 4,121 valid 63 4,038 valid
12 -0,637 tdk valid 38 4,121 valid 64 4,020 valid
13 3,583 valid 39 10,581 valid 65 5,128 valid
14 10,305 valid 40 3,524 valid 66 5,128 valid
15 10,585 valid 41 3,414 valid 67 2,605 valid
16 4,780 valid 42 3,404 valid 68 6,410 valid
17 5,181 valid 43 3,404 valid 69 3,543 valid
18 4,771 valid 44 3,404 valid 70 7,376 valid
19 8,416 valid 45 4,694 valid 71 6,410 valid
20 7,820 valid 46 3,354 valid 72 4,780 valid
21 5,841 valid 47 2,480 valid 73 4,415 valid
22 11,825 valid 48 3,821 valid 74 7,376 valid
23 4,762 valid 49 9,036 valid 75 7,099 valid
24 4,260 valid 50 8,957 valid 76 11,167 valid
25 -0,933 tdk valid 51 4,979 valid 77 7,665 valid
26 6,915 valid 52 7,765 valid 78 7,665 valid
Valid 74 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,
32, 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45,
46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,
59, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72,
73, 74, 75, 76, 77, 78.
55
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No thitung Ket. No thitung Ket. No thitung Ket.
Tidak Valid 4 12, 25, 34, 60
b. Uji Reliabilitas
Sugiyono (2001: 364) mengatakan bahwa pengertian reliabilitas adalah
serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila
pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang.
Dengan kata lain bahwa uji reliabilitas adalah tingkat keajegan atau konsistensi
suatu alat tes, yaitu sejauh mana alat tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor
yang ajeg, relatif tidak menunjukan perubahan walau diteskan pada situasi dan
waktu yang berbeda.
Dalam instumen untuk mengungkap konsep diri menggunakan pola
jawaban yang bersifat dikhotomus, yakni iya-tidak. Maka reliabilitas instrumen
akan menggunakan teknik uji belah dua (Split-Half Reliability). Pengujian ini
dilakukan dengan dengan langkah kerja sebagai berikut:
1) Membagi pernyataan-pernyataan menjadi dua, belahan pertama (skor item
ganjil) dan belahan kedua (skor item genap).
2) Skor item pada tiap belahan dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.
3) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan
kedua, dengan menggunakan rumus product moment.
4) Mencari reliabilitas untuk keseluruhan pertanyaan atau pernyataan dengan
dengan rumus spearman brown (Sugiyono, 2001, hlm. 122).
𝑟 =2𝑟𝑥𝑦
1 + 𝑟𝑥𝑦
Dimana:
r = Reliabilitas untuk seluruh instrument
rxy = Korelasi product moment
Tabel 3.6
Nilai Responden Berdasarkan Soal Ganjil dan Soal Genap
56
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Responden Jenis
Kelamin
∑
Ganjil
∑
Genap
1 R1 Perempuan 34 30
2 R2 Laki-laki 32 33
3 R3 Perempuan 35 36
4 R4 Perempuan 26 29
5 R5 Laki-laki 34 33
6 R6 Laki-laki 32 33
7 R7 Laki-laki 34 33
8 R8 Laki-laki 32 32
9 R9 Laki-laki 34 34
10 R10 Laki-laki 30 29
11 R11 Laki-laki 35 30
12 R12 Laki-laki 34 33
13 R13 Perempuan 28 24
14 R14 Perempuan 34 35
15 R15 Perempuan 14 15
16 R16 Perempuan 12 11
17 R17 Perempuan 36 33
18 R18 Perempuan 38 36
19 R19 Perempuan 18 13
20 R20 Perempuan 35 33
21 R21 Perempuan 29 34
22 R22 Perempuan 35 35
23 R23 Perempuan 19 16
24 R24 Perempuan 24 26
25 R25 Laki-laki 33 29
26 R26 Laki-laki 11 10
27 R27 Perempuan 13 16
28 R28 Perempuan 21 20
29 R29 Perempuan 23 26
30 R30 Laki-laki 35 32
31 R31 Laki-laki 37 38
Jumlah 887 867
Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan
kedua, dengan menggunakan rumus product moment, maka diketahui nilai rxy
57
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebesar 0,95. Setelah itu dimasukan kedalam rumus spearman brown untuk
mendapatkan nilai reliabilitas keseluruhan.
𝑟 =2 (0,95)
1+0,95 = 0,98
Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas, secara keseluruhan instrumen
konsep diri memperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,98 yang berarti memiliki
derajat keterandalan sangat tinggi.
E. Teknik Analisis Data
1. Penyekoran Data
Pengukuran item-item konsep diri diukur dengan mengggunakan skala ya
dan tidak. Angket yang dibuat berbentuk pernyataan yang bersifat positif dan
negatif dengan alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Arti jawaban “Ya” yaitu
untuk jawaban pernyataan yang sesuai dengan peserta didik sedang arti jawaban
“Tidak” yaitu jawaban penyataan yang tidak sesuai dengan peserta didik, sesuai
tabel 3.7 di bawah ini.
Tabel 3.7
Alternatif Jawaban Angket Konsep Diri
Pada setiap item akan memiliki pola skor 0-1 dengan bobot tertentu:
a. Pada pernyataan positif, untuk pilihan jawaban Ya memiliki skor satu (1)
dan nol (0) untuk pilihan tidak.
Pernyataan
Skor Alternatif
Respon
YA TIDAK
Positif (+) 1 0
Negatif (-) 0 1
58
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pada pernyataan negatif, untuk pilihan jawaban Ya memiliki skor nol (0)
dan satu (1) untuk pilihan tidak.
2. Pengelompokan Data
Pengelompokan data yang dimaksudkan adalah mengenai profil
konsep diri peserta didik kelas X-XI Jurusan Perhotelan di SMK Negeri 3
Cimahi, dengan menganalisis hasil pengolahan data kedalam dua kategori,
konsep diri positif dan konsep diri negatif. Untuk mengetahui dua kategori
dari variabel konsep diri, pengelompokkan data menggunakan proses
perhitungan dengan kriteria sebagai berikut :
X ideal = Jumlah Item x Nilai Maksimal
2
= 74 x 1 = 37
2
Keterangan :
X ideal = Rata-rata ideal
Jumlah item = Jumlah item keseluruhan
Nilai Maksimal = Nilai maksimal pada jawaban responden
Tabel 3.8
Kriteria Pengelompokkan Data Konsep Diri
Rentang Skor Kategori
X > X id ≤ 74 Positif
0 < X ≤ X id Negatif
38-74 Positif
0-37 Negatif
59
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun pengelompokan berdasarkan kriteria rentang pencapaian skor
seperti dijelaskan pada tabel 3.9 di bawah ini.
Tabel 3.9
Kriteria Rentang Skor Konsep Diri
Rentang
Skor Kriteria Interpretasi
38-74 Tinggi
(Positif)
Peserta didik sudah paham akan dirinya sendiri, memiliki
pengetahuan, penilaian, dan pengharapan tentang diri
secara positif baik mengenai diri dasar, diri sosial, dan diri
ideal yang masing masingnya mencakup penilaian fisik,
psikis, dan sikap. Sehingga akan memiliki karakteristik
sikap optimis, penuh keyakinan dan percaya diri,
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi
dan merasa bangga serta puas dengan diri dan
kehidupannya, mampu mengambil dan memandang secara
positif baik itu suatu kegagalan ataupun kekecewaan yang
dialaminya, serta menanggapi secara positif apresiasi dari
lingkungan yang diterimanya.
0-37 Rendah
(Negatif)
Peserta didik belum paham akan dirinya sendiri, atau
memiliki pengetahuan, penilaian, dan pengharapan
mengenai diri dasar, diri sosial, dan diri ideal yang masing
masingnya mencakup penilaian fisik, psikis, dan sikap.
Sehingga akan menunjukan karakteristik sikap tidak
mampu menerima keadaan dirinya, merasa rendah diri serta
menimbulkan efek yang kurang baik bagi pengembangan
dirinya. Hal ini dikarenakan sikap pesimistis yang ada pada
dirinya yang memandang bahwa suatu tantangan bukan
sebagai kesempatan, melainkan suatu halangan, sehingga
dalam berbagai kesempatan yang ada akan lebih cepat
menyerah dan mencari aman atau tergantung pada orang
lain.
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Penyusunan proposal dilanjutkan dengan konsultasi proposal kepada
dosen yang diakhiri dengan mengajukan persetujuan kepada dewan
skripsi, ketua jurusan, dan dosen pembimbing.
b. Mengajukan SK pembimbing skripsi pada tingkat fakultas
60
Yusef Abdul Aziz, 2016 PROGRAM HIPOTETIK BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Selanjutnya mengajukan permohonan izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai
berikut:
a. Pengkajian teori dan melaksanakan bimbingan skripsi kepada Pembimbing
I dan II.
b. Penyusunan kisi-kisi dan pengembangan instrumen yang dilanjutkan
dengan tahap pengujian instrumen.
c. Menyeleksi instrumen berdasarkan tingkat validitas dan reliabelnya
instrumen.
d. Pengumpulan data melalui penyebaran instrumen.
3. Tahap Akhir
Pada tahap akhir dilakukan pengolahan data dan menganalisis data yang
sesuai dengan rumusan masalah kemudian pembuatan program hipotetik teknik
modeling untuk meningkatkan konsep diri positif.