Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33
BAB III
METODE PENELTIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih dalam penyusunan skripsi ini adalah
penelitian tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan, Promosi, Kesadaran Merek,
dan Religiusitas terhadap Keputusan Menabung pada Produk Tabungan BSM
Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kelapa Dua
Kota Depok. Adapun pemilihan perusahaan ini sebagai objek penelitian
adalah karena di dalam perusahaan tersebut terdapat unit pengamatan yang
relevan dengan materi penulisan.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain
(Sugiyono, 2016). Sedangkan menurut Arikunto (2013) populasi adalah
keseluruhan dari objek penelitian. Jadi, yang dimaksud populasi adalah individu
yang memiliki sifat yang sama walaupun persentase keamanan itu sedikit,
atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek
penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah nasabah yang menabung di PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kelapa Dua Kota Depok.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah
34
nasabah yang menabung di Bank Syariah Mandiri. Non probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meluputi sampling insidental.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive
sampling, yaitu teknik penentu sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu (sugiyono, 2015). Mengingat populasi yang diteliti tidak diketahui
dengan pasti maka dari itu menentukan sampel penelitian dari populasi dapat
menggunakan rumus Riduwan dan Akdon (2013) dalam Tajudin (2017) sebagai
berikut:
𝑛 = (((𝑍𝑎/2) 𝜎)
𝑒 ) 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
Za/2 = nilai dari tabel distribusi normal atas tingkat keyakinan 95% = 1,96
𝜎 = standar deviasi 25%
𝑒 = standar error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)
Maka dari perhitungan rumus diperoleh:
𝑛 = (((1,96)( 0,25))
0,05) 2 = 96,04
Berdasarkn hasil perhitungan diatas jumlah sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 96,04 untuk lebih mudah maka dibulatkan menjadi
100 responden. Jadi penelitian ini menggunakan 100 responden untuk dijadikan
sampel penelitian.
35
3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang berupa kuesioner dari PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu
Kelapa Dua Kota Depok. Menurut Sarwono (2006) Data primer adalah data yang
diperoleh dari responden melalui kuesioner atau data hasil wawancara dengan
narasumber.
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik penyebaran kuesioner, menyebarkan daftar pertanyaan
kepada nasabah yang menabung di PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Kelapa Dua Kota Depok yang menjadi responden dalam penelitian.
Menrut Sugiyono (2012) dalam penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul. Kegiatan dari analisis data yaitu mengelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Setelah data
terkumpul, langkah berikutnya dalam penelitian ini adalah dengan melukan
pengolahan data. Mengolah data tentunya memiliki sebuah tujuannya yaitu
untuk menarik kesimpulan data yang telah dikumpulkan. Metode pengolahan
data didalam penelitian ini menggunakan software SPSS (Statiscal Package for
Sosial Science) versi 23. Tentunya di dalam kegiatan pengolahan data memiliki
beberap tahapan yang harus dipenuhi/dilaksanakan. Beberapa tahapan-
tahapannya yaitu sebagai berikut:
a. Editing yaitu proses yang dilakukan setelah semua data terkumpul untuk
melihat jawaban dari kuesioner yang telah terisi atau belum terisi.
36
b. Coding yaitu proses pemberian kode tertentu terhadap aneka ragam kuesioner
yang serupa. Penelitian membuat serta menggunakan kode dalam kuesioner
sebagai berikut:
1) SS = Sangat Setuju
2) ST = Setuju
3) N = Netral
4) TS = Tidak Setuju
5) STS= Sangat Tidak Setuju
c. Tabulasi yaitu proses pengelompokan data atas semua jawaban-jawaban
dengan teliti dan teratur, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud
dalam bentuk tabel yang berguna dan berdasarkan tabel untuk mendapatkan
hubungan antara variabel-variabel yang ada.
d. Scoring
Skala Likert (Method of Summated Rating), Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau kelompok tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2011). Fenomena sosial ini disebut variabel
penelitian yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban dari
setiap instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif yang berupa kata-kata antara lain: sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju, selalu, sering,
kadang-kadang, tidak pernah. Proses yang berupa pemberian skor pada
jawaban kuesioner, dalam penelitian ini menggunakan skala 5 tingkat (skala
likert) yaitu sebagai berikut:
1) SS = Sangat Setuju diberi Skor 5
2) ST = Setuju diberi Skor 4
3) N = Netral diberi Skor 3
4) TS = Tidak Setuju diberi Skor 2
5) STS= Sangat Tidak Setuju diberi Skor 1
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan
obyek. Jadi dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap-tiap
responden. Selain metode kuesioner, juga digunakan metode wawancara untuk
37
mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner yang tersebar. Wawancara juga
digunakan untuk memperluas cakrawala penelitian tentang data-data lain yang
tidak terformulasi dalam kuesioner, namun memiliki implikasi strategis bagi
perusahaan, sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu
wawancara juga digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui
kuesioner.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah konstruk yang sifatnya telah diberi angka
(kuantitatif) atau juga dapat diartikan variabel adalah konsep yang mempunyai
bermacam-macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat
berubah-ubah nilainya (Siregar, 2017). Terdapat dua jenis variabel dalam
penelitian ini yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen
(terikat). Variabel independen (bebas) pada penelitian ini yaitu Kualitas
Pelayanan, Promosi, Kesadaran Merek, dan Religiuitas, sedangkan variabel
dependen (terikat) yaitu Keputusan Menabung pada produk tabungan BSM di
PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kelapa Dua Kota Depok.
3.5 Oprasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian akan dilakukan dengan pengujian terhadap Pengaruh
Kualitas Pelayanan, Promosi, Kesadaran Merek, dan Religiuitas Terhadap
Keputusan Menabung Pada Produk Tabungan BSM Studi Kasus PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kelapa Dua Kota Depok. Berikut
definisi variabel yang digunakan dalam penelitian.
1. Variable Independen
Variabel independen (bebas) yang dilambangkan dengan (X)
menurut Sugiyono (2013) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
38
Variabel independen (bebas) yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio
profitabilitas yang terdiri dari sebagai berikut:
1) Kualitas Pelayanan (X1)
Menurut Assauri (2007) kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai
penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau
layanan secara menyeluruh. Kualitas layanan merupakan suatu proses
evaluasi menyeluruh pelanggan mengenai kesempurnaan kinerja layanan.
Pelayanan yang baik akan memberikan dampak positif bagi setiap anggota
maupun calon anggota sehingga dapat menarik minat anggota untuk
menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Adapun indikator kualitas
pelayanan Berwujud (tangible), Kehandalan (reliability), Ketanggapan
(responsiveness), Jaminan (assurance), dan Empati (empathy).
2) Promosi (X2)
Promosi Menurut Kasmir (2014) adalah sarana yang paling ampuh
untuk menarik dan mempertahankan konsumennya. Secara garis besar
keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan sebagai indikator
yaitu Periklanan (Advertising), Promosi penjualan (Sales Promotion),
Publisitas (Publicity), dan Penjualan pribadi (Personal Selling).
3) Kesadaran Merek (X3)
Aaker (2010) dalam Uslu dkk (2013) mendefinisikan kesadaran merek
(brand awareness) sebagai kemampuan yang dimiliki oleh pembeli
potensial untuk mengenali dan mengingat bahwa merek adalah anggota dari
kategori produk tertentu. Adapun indikator kesadaran merek menurut
Durianto dkk (2004) dalam Tajudin (2017) adalah tidak menyadari merek
(Brand Unaware), pengenalan merek (Brand Recognition), pengingatan
kembali terhadap merek (Brand Recall), dan puncak pemikiran (Top of
Mind).
4) Religiusitas (X4)
Religiusitas menurut Glock dan Stark dalam Sari (2012) adalah tingkat
konsepsi seseorang terhadap agama dan tingkat komitmen sesorang
terhadap agamanya. Tingkat konseptualisasi adalah tingkat pengetahuan
39
sesorang terhadap agamanya, sedangkan yang dimaksud dengan tingkat
komitmen adalah sesuatu hal yang perlu dipahami secara menyeluruh,
sehingga terdapat berbagai cara bagi individu untuk menjadi religius.
Adapun indikator religiusitas antara lain ideological dimension, intelektual
involvement, ritual dimension, consequention dimension, dan Experimental
Involvement.
2. Variable Dependen
Variabel dependen (terikat) yang dilambangkan dengan (Y) menurut
Sugiyono (2013) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel dependen (terikat) yang digunakan pada
penelitian ini adalah keputusan menabung pada produk tabungan BSM di PT.
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Kelapa Dua Kota Depok.
Menurut Kotler (2002) Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong
(2012) konsumen akan melalui lima tahap dalam pengambilan keputusan
pembelian. Adapun indikator pengambilan keputusan antara lain pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku setelah pembelian.
3.5.1 Definisi Oprasional Variabel
Menurut Sugiono (2004) definisi operasional variabel merupakan suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti untuk
menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu oprasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel dalam penelitian
ini disajikan pada tabel 3.1 sebagai berikut:
40
Tabel 3.1 Definisi Oprasional dan Indikator
No Variabel
penelitian
Definisi Oprasional Indikator No item
kuesioner
Referensi
kuesioner
1. Keputusan
Menabung
(Y)
Menurut Kotler dan
Amstrong (2012)
dalam Tajudin dan
Mulazid (2017),
“Consumer buyer
behavior refers to
the buying behavior
of final consumers-
individuals and
households that buy
goods and services
for personal
consumption.”
Pengertian tersebut
dapat diartikan
bahwa keputusan
pembelian mengacu
pada pembelian
akhir atau kesan dari
konsumen tersebut,
baik individual,
maupun rumah
tangga yang
membeli barang dan
jasa untuk konsumsi
pribadi.
Menetapkan
pilihan pada
produk
tabungan
32 Widowati
(2018) dan
dikembang
kan sendiri. Keyakinan
nasabah pada
produk
33
Kesediaan
nasabah untuk
berkorban
34,35
Penggunaan
produk secara
berulang
36,37
41
Tabel 3.1 Definisi Oprasional dan Indikator (lanjutan)
No Variabel
penelitian
Definisi Oprasional Indikator No item
kuesioner
Referensi
kuesioner
2. Kualitas
pelayanan
(X1)
Menurut Assauri (2007)
kualitas pelayanan dapat
diartikan sebagai
penilaian pelanggan atas
keunggulan atau
keistimewaan suatu
produk atau layanan
secara menyeluruh.
Berwujud 1, 2 Yogiarto
(2015)
Kehandalan 3, Rahmawati
(2016) Ketanggapan 4,
Jaminan 5,6
Empati
7,8
3. Promosi
(X2)
Menurut Kasmir (2014)
promosi adalah sarana
yang paling ampuh untuk
menarik dan
mempertahankan
konsumennya.
Periklanan 9 Rahmawati
(2016) Promosi
penjualan
10,11
Publisitas 12 dikembangkan
sendiri no 12
dan 13
Penjualan
pribadi
13
4. Kesadaran
merek
(X3)
Aaker (2010) dalam Uslu
dkk (2013)
mendefinisikan kesadaran
merek (brand awareness)
sebagai kemampuan yang
dimiliki oleh pembeli
potensial untuk mengenali
dan mengingat bahwa
merek adalah anggota dari
kategori produk tertentu.
Tidak
menyadari
merek
14,15 Tajudin (2017)
dan
dikembangkan
sendiri no 14
dan 16
Pengenalan
merek
16,17
Pengingatan
kembali
terhadap
merek
18,19
Puncak
pemikiran
20,21
42
Tabel 3.1 Definisi Oprasional dan Indikator (lanjutan)
Sumber: data diolah
3.6 Teknis Analisis Data
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut bias dipahami dan bermanfaat
No Variabel
penelitian
Definisi Oprasional Indikator No item
kuesioner
Referensi
kuesioner
5. Religiusitas
(X4)
Religiusitas menurut
Glock dan Stark dalam
Sari (2012) adalah
tingkat konsepsi
seseorang terhadap
agama dan tingkat
komitmen sesorang
terhadap agamanya.
Tingkat
konseptualisasi adalah
tingkat pengetahuan
sesorang terhadap
agamanya, sedangkan
yang dimaksud dengan
tingkat komitmen
adalah sesuatu hal yang
perlu dipahami secara
menyeluruh, sehingga
terdapat berbagai cara
bagi individu untuk
menjadi religius.
Ideologis
(keyakinan)
22,23 Rahmawati
(2016) dan
dikembangk
an sendiri
no 25,28,29
Ritualistik
(praktik)
24,25
Eksperensial
(pengalaman)
26
Intelektual
(pengetahuan)
27,28,29
Konsekuensi
(pengamalan)
30,31
43
untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian.
Atau definisi lain dari analisis data yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bias
dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan
analisis data kuantitatif yang merupakan metode analisis dengan angka-angka
yang dapat dihitung maupun diukur. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk
memperkirakan besar kecilnya pengaruh secara kuantitatif dari perubahan satu
atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan alat analisis statistik.
Teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam didalam sebuah penelitian. Dalam melakukan sebuah analisis, penelitian
ini menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Ada beberapa bentuk yang digunakan dalam melakukan analisis data
pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menujukan tingkat
keandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Validitas digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel (Sugiyono, 2008). Uji validitas dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk tingkat signifikansi
5 persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid,
demikian pula sebaliknya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat diandalkan (Sugiyono, 2010). Uji reliabilitas instrumen
dapat dilihat dari besarnya nilai Cronbach alpha digunakan untuk mengetahui
44
reliabilitas konsisten interitem atau menguji kekonsistenan responden dalam
merespon seluruh item. Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel
dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih besar dari 0,60
(Ghaozali, 2005). Tidak konsisten dapat terjadi karena perbedaan persepsi
responden atau responden kurang mengerti dalam menjawab item-item
pertanyaan. Analisis digunakan dengan menggunakan uji statistik data yang
dikumpulkan dengan menggunakan program SPSS untuk menguji realibilitas
dan validitas sesuai dengan instrumen penelitian.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
Menurut Ghozali (2013) dalam model regresi linier ada beberapa
asumsi yang harus dipenuhi agar hasil estimasi efisien, yaitu tidak terjadi
penyimpangan dan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan nyata.
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Menurut Suliyanto (2008) uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah residual yang telah distandarisasi normal atau tidak. Nilai residual
dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual tersebut sebagian besar
mendekati nilai rata-ratanya sehingga residual tersebut berdistribusi normal.
Jika asumsi dilewat atau dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan
statistik parametrik tidak dapat digunakan. Deteksi normalitas dilakukan
dengan melihat grafik normal Probalility Plot. Dasar pengambilan
keputusannya adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan jika
data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak diketahui arah garis diagonal
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
45
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah variable dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (Ghozali, 2013).
Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel
ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasi antar sesamanya sama dengan nol.
Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance
inflantion factor (VIF). Jika variabel bebas saling berkolerasi, maka variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi
antar sesamanya sama dengan nol. Deteksi untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinearitas dalam model regresi penelitian ini dapat dilakukan
dengan cara melihat nilai variance inflation factor (VIF), dan nilai tolerance.
Gejala multikolinearitas tidak terjadi apabila bilai VIF tidak lebih besar dari 10
serta nilai tolerance kurang dari 0,10 (Ghozali, 2011).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisisnya adalah (Ghozali, 2011):
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
46
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi ada korelasi antar variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel pengganggu periode sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin Watson (Suyonto, 2010) adalah sebagai berikut:
1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2).
2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau
-2 ≤ DW ≤ +2.
3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW di atas +2 atau DW > +2.
3.6.3 Uji Hipotesis
3.6.3.1 Uji t (Uji Parsial)
Uji signifikasi Individual atau uji statistik t pada dasarnya
menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen
secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Cara melakukan uji
t adalah sebagai berikut (Ghazali, 2013):
a. Quick look: apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih
dan derajat kepercayaan sebesar 5 persen, maka H0 yang menyatakan
bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut).
Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa sutu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel
dependen.
b. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila
nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu varibel
independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Dimana t
tabel > t hitung, H0 diterima. Dan jika t tabel < t hitung, maka Ha di terima,
begitupun jika sig > α (0,05), maka H0 di terima Ha ditolak dan juga sig < α
(0,05), maka H0 di tolak Ha diterima.
47
3.6.3.2 Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
hipotesis digunakan statistic F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut (Ghozali, 2013):
a. Quick look: bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka H0 dapat di tolak pada
derajat kepercayaan 5 persen dengan kata lain kita menerima hipoteis
alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara
serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila
nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel maka H0 ditolak dan
menerima Ha. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan
probability sebesar 5 persen (α=0,05). Jika sig > α (0,05), maka H0 diterima
Ha ditolak. Jika sig > α (0,05), maka H0 ditolak Ha diterima.
3.6.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda, yang mengandung makna bahwa jika menggunakan dua atau lebih
variabel independen dalam satu model regresi (Priyatno, 2012). Analisis
regresi digunakan untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel
atau lebih atau mendapatkan pengaruh antara variabel prediktor terhadap
variabel kriteriumnya. Regresi merupakan alat analisis statistik yang dapat
membantu peneliti untuk melakukan prediksi atas variabel terikat dengan
mengetahui kondisi variabel bebas.
Persamaan umum regresi yang menggunakan lebih dari dua variabel
independen adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
48
Keterangan:
Y = Variabel Dependen (Keputusan Menabung)
a = Konstanta/nilai Y jika X = 0
X1 = Variabel Indepnden (kualitas pelayanan)
X2 = Variabel Indepnden (promosi)
X3 = Variabel Indepnden (kesadaran merek)
X4 = Variabel Indepnden (religiuitas)
b1 = Koefisien regresi variabel independen 1 (kualitas pelayanan)
b2 = Koefisien regresi variabel independen 2 (promosi)
b3 = Koefisien regresi variabel independen 3 (kesadaran merek)
b4 = Koefisien regresi variabel independen 4 (religiuitas)
e = error
3.6.3.4 Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Angka yang menunjukkan proporsi variabel
dependen yang dijelaskan oleh variabel independen R2 menunjukkan seberapa
jauh kesesuaian persamaan regresi tersebut dengan data. Semakin besar R2nya,
berarti semakin besar proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel
independen. Semakin besar R2 semakin baik begitu pula sebaliknya (Priyatno,
2012).