17
29 Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Skema one group pre-test post-test design ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 3.1 Desain penelitian one group pre-test post-test design Pretest Treatment Postest T 1 X T 2 Keterangan : T 1 : Tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan. T 2 : Tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuan. X : Perlakuan (treatment) yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada penelitian ini, pre-test dan post-test dilaksanakan pada setiap pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol 3 hal yang mempengaruhi validitas internal. Validitas internal menunjukkan sejauh mana varabel eksternal dikontrol oleh penelitian dalam eksperimen ( Sukmadinata, 2012:197). Tiga hal yang mempengaruhi validitas internal tersebut adalah history, maturation, dan experimental mortality. History berhubungan dengan semua hal yang dilakukan oleh subjek pada kelas/kelompok eksperimen. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh pada proses dan hasil dari eksperimen. Maturation berhubungan dengan perkembangan, pengetahuan yang bertambah, serta kematangan kelompok eksperimen yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Sedangkan experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

29 Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test

design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja

yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau

kelompok kontrol. Skema one group pre-test post-test design ditunjukkan sebagai

berikut :

Tabel 3.1

Desain penelitian one group pre-test post-test design

Pretest Treatment Postest

T1 X T2

Keterangan :

T1 : Tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan.

T2 : Tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuan.

X : Perlakuan (treatment) yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing

Pada penelitian ini, pre-test dan post-test dilaksanakan pada setiap

pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol 3 hal yang mempengaruhi

validitas internal. Validitas internal menunjukkan sejauh mana varabel eksternal

dikontrol oleh penelitian dalam eksperimen ( Sukmadinata, 2012:197). Tiga hal

yang mempengaruhi validitas internal tersebut adalah history, maturation, dan

experimental mortality. History berhubungan dengan semua hal yang dilakukan

oleh subjek pada kelas/kelompok eksperimen. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh

pada proses dan hasil dari eksperimen. Maturation berhubungan dengan

perkembangan, pengetahuan yang bertambah, serta kematangan kelompok

eksperimen yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Sedangkan experimental

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

30

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mortality berhubungan dengan adanya kemungkinan pengurangan jumlah anggota

kelompok eksperimen.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

di Ciamis. Sampelnya terdiri-dari 34 orang siswa-siswa kelas XI IPA 2 yang

berdasarkan teknik pengambilan sampel termasuk ke dalam jenis sampel

bertujuan atau purposive sample

3.3 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut ;

Tahap Persiapan Penelitian

1. Telaah kompetensi mata pelajaran fisika SMA

2. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

3. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat

penelitian akan dilaksanakan.

4. Studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas,

wawancara dengan guru dan siswa, yang dilakukan untuk mengetahui

kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.

5. Perumusan masalah penelitian.

6. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian

mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing.

7. Telaah kurikulum Fisika SMA dan penentuan materi pembelajaran yang

dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.

8. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian

9. Membuat instrumen penelitian

10. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat

kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk

pre-test dan post-test

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

31

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dengan :

1. Melakukan pre-test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan

setiap pertemuan.

2. Kelas eksperimen tersebut dikenakan perlakuan (treatment), yaitu dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk tiga kali

pertemuan.

3. Melakukan post-test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan

setiap pertemuan.

4. Membandingkan antara hasil pre-test dan post-test untuk menentukan

besar perbedaan yang timbul. Jika terdapat perbedaan, maka perbedaan itu

tidak lain disebabkan oleh pengaruh dari perlakuan (treatment) yang

diberikan.

Tahap Akhir

1. Mengolah data hasil penelitian.

2. Melakukan pembahasan hasil penelitian.

3. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh.

4. Menyampaikan laporan hasil penelitian.

Alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

32

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah

Telaah kurikulum Studi pendahuluan Studi literatur

Masalah

Penyusunan instrumen

pembelajaran

Uji coba instrumen

Pre-test pertemuan ke-1

(T1)

Pre-test pertemuan ke-2

(T2)

Pre-test pertemuan ke-3

(T3)

Post-test pertemuan ke-1 Post-test pertemuan ke-2 Post-test pertemuan ke-3

Analisis data penelitian

Kesimpulan Gambar 3.1

Alur Penelitian

Penyampaian sub

pokok bahasan :

elastisitas

Penyampaian sub

pokok bahasan :

Hukum Hooke

Penyampaian sub

pokok bahasan :

rangkaian pegas

Penerapan model

pembelajaran

inkuiri terbimbing

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

33

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2006 : 160). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

tes aspek kognitif serta lembar observasi

1. Tes hasil belajar ranah kognitif

Tes hasil belajar ranah kognitif digunakan sebagai instrumen untuk

mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Tes tersebut dibuat dalam bentuk

pilihan ganda (multiplechoice) berdasarkan indikator – indikator pembelajaran

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar aspek kognitif

yang diukur meliputi jenjang memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis

(C4). Penskoran yang digunakan adalah penskoran tanpa hukuman atau denda,

artinya banyaknya skor yang diperoleh dihitung dari banyaknya jawaban yang

benar. Dengan kata lain penskoran dilakukan dengan cara menghitung selisih dari

jumlah butir soal yang dijawab benar dengan yang dijawab salah.

2. Rubrik sebagai pedoman penskoran ranah afektif dan psikomotor

John Mueller (2008) mendefinisikan rubrik sebagai skala penilaian yang

digunakan untuk menilai kinerja siswa berdasarkan kriteria kerja tertentu.

Sedangkan Lawrence P. Creedon (2011) menyatakan bahwa rubrik berhubungan

dengan assesmen dan evaluasi, yang tidak bersifat subjektif maupun kompetitif,

sebagaimana dikemukakannya bahwa:

Rubrics are neither subjective nor competitive. In using rubrics teacher

subjective judgment is kept to a minimum and quotas are not used in

controlling the number or percent of grades that can be awarded in a given

category. Individual competence and mastery are the determinants.

Diane Ebert M (2011) menjelaskan bahwa rubrik (atau “alat penskoran”)

merupakan cara dalam menjelaskan kriteria penilaian (atau “ standar penilaian” )

berdasarkan hasil yang diharapkan dan kinerja siswa. rubrik biasanya digunakan

untuk menilai tugas-tugas tertulis maupun presentasi; akan tetapi rubrik juga dapat

digunakan untuk menilai atau mengukur berbagai macam kinerja siswa. Diane

juga menyatakan bahwa pada setiap rubrik terkandung satu set kriteria penskoran

serta nilai yang diasosiasikan dengan kriteria tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, maka rubrik dapat diartikan sebagai suatu

alat penskoran yang disusun berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dapat

digunakan untuk mengukur tugas-tugas tertulis, persentasi maupun kinerja siswa.

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

34

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini rubrik akan digunakan dalam mengukur profil afektif

serta psikomotor siswa. jenis rubrik yang digunakan dalam penelitian ini termasuk

pada jenis rubrik analitik. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai

berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik

analitik dapat dianalisa kelemahan serta kelebihan siswa terletak pada kriteria

yang mana (Puji Iryanti, 2004:13).

Proses penyusunan rubrik penilaian ranah afektif dan psikomotor siswa

pada penelitian ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pengembangan

rubrik yang dikemukakan oleh Diane Ebert May yang terdiri dari menyusun

tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menentukan kriteria-kriteria yang

sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyusun performance standars atau standar

yang ingin dicapai untuk masing-masing tujuan pembelajaran, membedakan

kategori-kategori penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disusun, dan

mengurutkan atau memberikan skor untuk masing-masing kategori.

1. Menyusun tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Tujuan pembelajaran pada ranah afektif dan psikomotor pada penelitian ini

didasarkan pada fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA/MA

dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) serta hakikat pembelajaran

IPA yaitu:

Memupuk sikap ilmiah yang mencakup; jujur dan obyektif terhadap

data, terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti

tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dan dapat bekerja sama

dengan orang lain;

Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis

melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,

mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan,

serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.

2. Menentukan kriteria-kriteria yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pada bab 2 telah dijelaskan mengenai kategori-kategori pada ranah afektif dan

psikomotor. Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran pada ranah afektif dan

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

35

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psikomotor yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, maka kriteria-kriteria

yang akan diujur pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ranah afektif :

penerimaan terhadap fenomena : menunjukkan keseriusan

dalam pembelajaran.

tanggapan terhadap fenomena : kerjasama dalam kelompok.

penilaian : mengakui kebenaran.

organisasi : mempertimbangkan data yang diperoleh.

Ranah psikomotor :

Imitasi : menyusun alat dan bahan sesuai dengan petunjuk.

manipulasi : menggunakan alat ukur

presisi : ketelitian dalam menggunakan alat ukur dan

menuliskan data yang diperoleh.

3. Membedakan kategori-kategori penilaian berdasarkan kriteria-kriteria

yang telah disusun.

Ranah afektif

Tabel 3.2 Aspek yang dinilai pada rubrik penilaian afektif

No. Aspek/

kriteria

yang dinilai

Rubrik Penilaian Afektif

1.

Keseriusan

terhadap

pembelajara

n

Siswa melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh dan

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru

Siswa melakukan percobaan dengan baik tapi tidak

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru

Siswa tidak melakukan percobaan tapi siswa masih

memperhatikan guru

2.

Kerjasama

dalam

kelompok

Siswa melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh dan

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru

Siswa melakukan percobaan dengan baik tapi tidak

memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru

Siswa tidak melakukan percobaan tapi siswa masih

memperhatikan guru

3. Mempertim

bangkan

data yang

Siswa dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh

sampai didapatkan keputusan untuk kembali mengambil data,

jika data yang diperolehnya kurang bagus

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

36

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh

Siswa dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh,

tetapi tidak kembali mengambil data jika data yang diperolehnya

kurang bagus

Siswa tidak dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh

sehingga memperoleh data seadanya

4. Mengakui

kebenaran

Siswa mau mengakui kebenaran dan mau mengubah pendapatnya

jika tidak sesuai dengan fakta

Siswa mengakui kebenaran tetapi tidak mau mengubah

pendapatnya

Siswa tidak mau mengakui kebenaran dan tidak mau mengubah

pendapatnya.

Ranah psikomotor

Tabel 3.3 Aspek yang dinilai pada rubrik penilaian psikomotorik

No.

Aspek/ kriteria yang

dinilai

Rubrik Penilaian Psikomotorik

1. Menggunakan

alat ukur

Siswa mampu menggunakan alat ukur dengan baik dan benar

Siswa mampu menggunakan alat ukur dengan baik tetapi belum

benar

Siswa belum mampu menggunakan alat ukur dengan baik

2.

Menyusun alat

sesuai

petunjuk

Siswa mampu menyusun alat sesuai petunjuk sampai diperoleh

rangkaian yang benar dan tepat (arus dapat mengalir pada

rangkaian)

Siswa mampu menyusun alat sesuai petunjuk sampai diperoleh

rangkaian yang benar tetapi belum tepat (tidak ada arus yang

mengalir dalam rangkaian)

Siswa belum mampu menyusun alat sesuai petunjuk

3.

Ketelitian

dalam

menggunakan

alat ukur

Siswa memperhatikan skala alat ukur, batas alat ukur dan satuan

yang digunakan dengan baik dan benar, sehingga melakukan

pengamatan sampai berkali-kali

Siswa memperhatikan skala alat ukur tetapi tidak memperhatikan

batas alat ukur, tapi siswa melakukan pengamatan lebih dari satu

kali

Siswa tidak memperhatikan skala alat ukur dan satuannya

sehingga hanya melakukan pengamatan satu kali

4.

Menuliskan

data yang

diperoleh

Siswa mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel dengan

baik dan benar sehingga mudah dibaca oleh orang lain

Siswa mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel dengan

baik dan benar tetapi tidak dapat terbaca oleh orang lain

Siswa belum mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel

Lanjutan Tabel 3.2

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

37

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengurutkan atau memberikan skor untuk masing-masing kategori.

Pemberikan skor untuk masing-masing kategori menggunakan skala 1-3

dan untuk lebih lengkapnya terdapat di lampiran B.2.

3. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas yang terjadi

dalam proses pembelajaran, dalam hal ini aktivitas yang diukur adalah

aktivitas keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

3.5 Teknik Analisis Instrumen Penelitian

Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui baik buruknya

suatu perangkat tes yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembeda.

a. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2008:168). Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan

dengan menentukan koefisien korelasi biserial. Validitas soal dapat dihitung

dengan menggunakan perumusan :

𝑟𝑥𝑦 =𝑁Σ(𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)

√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2}{𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}

(Arikunto, 2008:72)

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y

X = skor siswa pada butir yang diuji validitasnya

Y = skor total yang diperoleh siswa

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

38

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal

b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama

ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu

pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan

menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan

reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda rumus K-R 20. Reliabilitas tes

dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

𝑟11 = (𝑛

𝑛 − 1) (

𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞

𝑆2)

Keterangan :

r11 = reliabilitas secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq = jumlah hasil perkalian anatara p dan q

n = banyak item

S = standar deviasi dari tes (akar varians)

Nilai rxy Kriteria

0,80-1,00 Sangat Kuat

0,60-0,79 Kuat

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah

0,00-0,19 Sangat Rendah

(Sugiyono, 2010:213)

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

39

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi KriteriaReliabilitas

0,81 r 1,00 Sangat tinggi

0,61 r 0,80 Tinggi

0,41 r 0,60 Cukup

0,21 r 0,40 Rendah

0,00 r 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2008:75)

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan

sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 1999: 207). Tingkat kesukaran dihitung

dengan menggunakan persamaan :

Keterangan :

P = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran (TK) Butir Soal

Nilai TK Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2008:210)

d. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa

yang tidak pandai (berkemampuan rendah) ( Arikunto, 2003: 211). Daya pembeda

butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:

BA

B

B

A

A PPJ

B

J

BD

JS

BP

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

40

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

D = Daya pembeda butir soal

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda(DP) Butir Soal

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen

Uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian merupakan instrumen yang layak untuk mengukur

aspek kognitif siswa. Tingkat kelayakan instrumen tersebut ditunjukkan pada nilai

validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan relliabilitas.

Instrumen yang diujicobakan berjumlah 40 soal pilihan ganda. Uji coba

instrumen dilakukan di SMA populasi penelitian. Instrumen ini diujicobakan di

kelas XI IPA 1 sesuai dengan rekomendasi guru Fisika kelas XI di sekolah

tersebut.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa tidak semua instrumen penelitian

dapat digunakan. Soal yang akan digunakan dalam penelitian adalah soal yang

Nilai DP Daya Pembeda

Negatif Soal Dibuang

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2008:212)

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

41

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai validitasnya dan daya pembedanya minimal termasuk dalam kategori cukup.

Daya pembeda soal menunjukkan kemampuan item soal untuk membedakan

kelompok siswa yang memiliki nilai tinggi dan kelompok siswa yang memiliki

nilai rendah. Sedangkan validitas soal menunjukkan keabsahan item soal dalam

mengukur kemampuan siswa berdasarkan indikator. Oleh karena itu, kategori

validitas dan daya pembeda soal yang cukup representatif adalah kategori cukup.

Jumlah soal yang tidak memenuhi syarat adalah 10 butir soal yaitu soal

nomor 9, 15, 16, 17, 23, 32, 34, 35, dan 39. Sedangkan soal yang akan digunakan

dalam penelitian berjumlah 30 butir teridiri dari 11 butir soal untuk seri

pembelajaran ke-1, 9 butir soal untuk seri pembelajaran ke-2, dan 9 butir soal

untuk seri pembelajaran ke-3.

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil uji coba instrumen.

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Uji Coba

No.

Soal

Validitas Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Nilai rxy Ket. Indeks

DP Ket.

Nilai

TK Ket.

1 0,45 Cukup 0,75 Baik Sekali 0,40 Sedang

2 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,37 Sedang

3 0,25 Rendah -0,13 Soal Dibuang 0,97 Mudah

4 0,45 Cukup 0,63 Baik 0,50 Sedang

5 0,56 Cukup 0,25 Cukup 0,37 Sedang

6 0,44 Cukup 0,25 Cukup 0,43 Sedang

7 0,53 Cukup 0,38 Cukup 0,33 Sedang

8 0,48 Cukup 0,63 Baik 0,37 Sedang

9 0,26 Rendah -0,25 Soal Dibuang 0,67 Sedang

10 0,47 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang

11 0,51 Cukup 0,25 Cukup 0,60 Sedang

12 0,58 Cukup 0,25 Cukup 0,57 Sedang

13 0,58 Cukup 0,25 Cukup 0,67 Sedang

14 0,56 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang

15 0,07 Sangat Rendah 0,13 Jelek 0,13 Sukar

16 0,20 Rendah -0,38 Soal Dibuang 0,50 Sedang

17 0,19 Sangat rendah 0,38 Cukup 0,47 Sedang

18 0,55 Cukup 0,25 Cukup 0,53 Sedang

19 0,43 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang

20 0,41 Cukup 0,38 Cukup 0,60 Sedang

21 0,47 Cukup 0,27 Cukup 0,43 Sedang

22 0,42 Cukup 0,50 Baik 0,40 Sedang

23 0,15 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,33 Sedang

Page 14: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

42

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No.

Soal

Validitas

Soal Daya Pembeda

Tingkat

Kesukar

an

No. Soal Validit

as Soal

Daya

Pembeda

25 0,44 Cukup 0,27 Cukup 0,40 Sedang

26 0,45 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang

27 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,43 Sedang

28 0,42 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang

29 0,46 Cukup 0,27 Cukup 0,43 Sedang

30 0,51 Cukup 0,25 Cukup 0,60 Sedang

31 0,44 Cukup 0,50 Baik 0,57 Sedang

32 0,24 Rendah 0,25 Cukup 0,60 Sedang

33 0,61 Tinggi /Kuat 0,25 Cukup 0,50 Sedang

34 0,21 Rendah 0,13 Jelek 0,53 Sedang

35 0,19 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,37 Sedang

36 0,42 Cukup 0,25 Cukup 0,53 Sedang

37 0,41 Cukup 0,25 Cukup 0,30 Mudah

38 0,52 Cukup 0,38 Cukup 0,27 Sukar

39 0,17 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,50 Sedang

40 0,45 Cukup 0,38 Cukup 0,47 Sedang

3.7 Teknik Pegolahan Data

1. Hasil Belajar Aspek Kognitif

Data yang diperoleh untuk mengukur aspek kognitif siswa diperoleh

dari tes awal sebelum pembelajaran dan tes akhir setelah semua

pembelajaran dilaksanakan. Pengolahan data hasil belajar aspek kognitif

akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

Pedoman penskoran

Pemberian skor untuk pilihan ganda dihitung dengan metode

Right Only menggunakan rumus berikut:

S = ∑ R

dengan :

S = Skor siswa

R = Jawaban siswa yang benar

Perhitungan Skor Gain dan Gain yang Dinormalisasi

Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif terlihat

secara kuantitatif melalui skor gain ternormalisasi. Tahap awal

menghitung gain ternormalisasi adalah menghitung gain skor

Lanjutan Tabel 3.8

Page 15: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

43

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal/pretest dan skor tes akhir/ postest pada setiap seri pembelajaran.

Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes

akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai

efek dari treatment (Panggabean, 1996). Rumus yang digunakan untuk

menghitung nilai gain adalah:

f iG S S

Keterangan :

G = gain

Sf = skor tes

Si = skor tes akhir

Keunggulan/tingkat efektivitas pendekatan pembelajaran yang

digunakan dalam meningkatkan hasil belajar, akan ditinjau dari

perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ;

< 𝑔 >=(%𝑆𝑓 − %𝑆𝑖)

(100% − %𝑆𝑖)

Keterangan : <g> = gain ternormalisasi

Sf = rata-rata skor post-test

Si = rata-rata skor pre-test

Tabel 3.9 Interpretasi Gain Skor Ternormalisasi

Nilai gain ternormalisasi <g> Kriteria

0,7 Tinggi

0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

2. Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor

Ranah afektif dan psikomotor siswa diukur dengan menggunakan

pedoman observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan

pada setiap pertemuan Skor yang diperoleh siswa pada aspek afektif dan

psikomotor kemudian dihitung dengan menggunakan rumus:

(Hake, 1999)

Page 16: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

44

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

%100ideal maksimalskor

rata-rataskor IPK

(Luhut P Panggabean, dalam Wida, 2007:35)

Adapun kriteria kategori tafsiran IPK dapat dilihat pada di bawah ini:

Tabel 3.10 Kategori Tafsiran IPK untuk Ranah Psikomotor

No. Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1 0,00-29,00 Tidak terampil

2 30,00-54,00 Kurang terampil

3 55,00-74,00 Cukup terampil

4 75,00-89,00 Terampil

5 90,00-100,00 Sangat terampil

Tabel 3.11 Kategori Tafsiran IPK untuk Ranah Afektif

No. Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1 0,00-29,00 Sangat negatif

2 30,00-54,00 Negatif

3 55,00-74,00 Netral

4 75,00-89,00 Positif

5 90,00-100,00 Sangat positif

3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Pemantauan terhadap keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan ketika

menganalisis hasil pengkatan hasil belajar siswa di kelas sampel.

Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengolah data

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” atau yang “ditandai ceklis” yang

telah diisi oleh observer pada Lembar Observasi Guru.

b. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎× 100%

Budiarti (Dewi 2011)

Page 17: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel ...repository.upi.edu/2165/6/S_FIS_060167_CHAPTER3.pdfPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri

45

Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menafsirkan atau menentukan kategori Keterlaksanaan model

(KM) pembelajaran berdasarkan tabel 3.11 mengenai

keterlaksanaan model pembelajaran.

Tabel 3.12 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

No. % Kategori

Keterlaksanaan Model Kriteria

1 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana

2 0 < KM < 25 Sebagian kecil terlaksana

3 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

4 KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana

5 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana

6 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

7 KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

Budiarti (Dewi 2011)