Upload
trinhtuyen
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
29 Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test
design, yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja
yang dinamakan kelompok eksperimen tanpa ada kelompok pembanding atau
kelompok kontrol. Skema one group pre-test post-test design ditunjukkan sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Desain penelitian one group pre-test post-test design
Pretest Treatment Postest
T1 X T2
Keterangan :
T1 : Tes awal (pre-test) sebelum perlakuan diberikan.
T2 : Tes akhir (post-test) setelah diberikan perlakuan.
X : Perlakuan (treatment) yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing
Pada penelitian ini, pre-test dan post-test dilaksanakan pada setiap
pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mengontrol 3 hal yang mempengaruhi
validitas internal. Validitas internal menunjukkan sejauh mana varabel eksternal
dikontrol oleh penelitian dalam eksperimen ( Sukmadinata, 2012:197). Tiga hal
yang mempengaruhi validitas internal tersebut adalah history, maturation, dan
experimental mortality. History berhubungan dengan semua hal yang dilakukan
oleh subjek pada kelas/kelompok eksperimen. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh
pada proses dan hasil dari eksperimen. Maturation berhubungan dengan
perkembangan, pengetahuan yang bertambah, serta kematangan kelompok
eksperimen yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen. Sedangkan experimental
30
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mortality berhubungan dengan adanya kemungkinan pengurangan jumlah anggota
kelompok eksperimen.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri
di Ciamis. Sampelnya terdiri-dari 34 orang siswa-siswa kelas XI IPA 2 yang
berdasarkan teknik pengambilan sampel termasuk ke dalam jenis sampel
bertujuan atau purposive sample
3.3 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian adalah sebagai berikut ;
Tahap Persiapan Penelitian
1. Telaah kompetensi mata pelajaran fisika SMA
2. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian
3. Mengurus surat izin penelitian dan menghubungi pihak sekolah tempat
penelitian akan dilaksanakan.
4. Studi pendahuluan, meliputi pengamatan langsung pembelajaran di kelas,
wawancara dengan guru dan siswa, yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi kelas, kondisi siswa dan pembelajaran yang biasa dilaksanakan.
5. Perumusan masalah penelitian.
6. Studi literatur terhadap jurnal, buku, artikel dan laporan penelitian
mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing.
7. Telaah kurikulum Fisika SMA dan penentuan materi pembelajaran yang
dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian.
8. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian
9. Membuat instrumen penelitian
10. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat
kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk
pre-test dan post-test
31
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dengan :
1. Melakukan pre-test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan
setiap pertemuan.
2. Kelas eksperimen tersebut dikenakan perlakuan (treatment), yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk tiga kali
pertemuan.
3. Melakukan post-test sebanyak tiga kali sesuai bahasan yang dilakukan
setiap pertemuan.
4. Membandingkan antara hasil pre-test dan post-test untuk menentukan
besar perbedaan yang timbul. Jika terdapat perbedaan, maka perbedaan itu
tidak lain disebabkan oleh pengaruh dari perlakuan (treatment) yang
diberikan.
Tahap Akhir
1. Mengolah data hasil penelitian.
2. Melakukan pembahasan hasil penelitian.
3. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh.
4. Menyampaikan laporan hasil penelitian.
Alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
32
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
Telaah kurikulum Studi pendahuluan Studi literatur
Masalah
Penyusunan instrumen
pembelajaran
Uji coba instrumen
Pre-test pertemuan ke-1
(T1)
Pre-test pertemuan ke-2
(T2)
Pre-test pertemuan ke-3
(T3)
Post-test pertemuan ke-1 Post-test pertemuan ke-2 Post-test pertemuan ke-3
Analisis data penelitian
Kesimpulan Gambar 3.1
Alur Penelitian
Penyampaian sub
pokok bahasan :
elastisitas
Penyampaian sub
pokok bahasan :
Hukum Hooke
Penyampaian sub
pokok bahasan :
rangkaian pegas
Penerapan model
pembelajaran
inkuiri terbimbing
33
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2006 : 160). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
tes aspek kognitif serta lembar observasi
1. Tes hasil belajar ranah kognitif
Tes hasil belajar ranah kognitif digunakan sebagai instrumen untuk
mengukur hasil belajar ranah kognitif siswa. Tes tersebut dibuat dalam bentuk
pilihan ganda (multiplechoice) berdasarkan indikator – indikator pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil belajar aspek kognitif
yang diukur meliputi jenjang memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis
(C4). Penskoran yang digunakan adalah penskoran tanpa hukuman atau denda,
artinya banyaknya skor yang diperoleh dihitung dari banyaknya jawaban yang
benar. Dengan kata lain penskoran dilakukan dengan cara menghitung selisih dari
jumlah butir soal yang dijawab benar dengan yang dijawab salah.
2. Rubrik sebagai pedoman penskoran ranah afektif dan psikomotor
John Mueller (2008) mendefinisikan rubrik sebagai skala penilaian yang
digunakan untuk menilai kinerja siswa berdasarkan kriteria kerja tertentu.
Sedangkan Lawrence P. Creedon (2011) menyatakan bahwa rubrik berhubungan
dengan assesmen dan evaluasi, yang tidak bersifat subjektif maupun kompetitif,
sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Rubrics are neither subjective nor competitive. In using rubrics teacher
subjective judgment is kept to a minimum and quotas are not used in
controlling the number or percent of grades that can be awarded in a given
category. Individual competence and mastery are the determinants.
Diane Ebert M (2011) menjelaskan bahwa rubrik (atau “alat penskoran”)
merupakan cara dalam menjelaskan kriteria penilaian (atau “ standar penilaian” )
berdasarkan hasil yang diharapkan dan kinerja siswa. rubrik biasanya digunakan
untuk menilai tugas-tugas tertulis maupun presentasi; akan tetapi rubrik juga dapat
digunakan untuk menilai atau mengukur berbagai macam kinerja siswa. Diane
juga menyatakan bahwa pada setiap rubrik terkandung satu set kriteria penskoran
serta nilai yang diasosiasikan dengan kriteria tersebut.
Berdasarkan paparan di atas, maka rubrik dapat diartikan sebagai suatu
alat penskoran yang disusun berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang dapat
digunakan untuk mengukur tugas-tugas tertulis, persentasi maupun kinerja siswa.
34
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini rubrik akan digunakan dalam mengukur profil afektif
serta psikomotor siswa. jenis rubrik yang digunakan dalam penelitian ini termasuk
pada jenis rubrik analitik. Rubrik analitik adalah pedoman untuk menilai
berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan. Dengan menggunakan rubrik
analitik dapat dianalisa kelemahan serta kelebihan siswa terletak pada kriteria
yang mana (Puji Iryanti, 2004:13).
Proses penyusunan rubrik penilaian ranah afektif dan psikomotor siswa
pada penelitian ini dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah pengembangan
rubrik yang dikemukakan oleh Diane Ebert May yang terdiri dari menyusun
tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, menentukan kriteria-kriteria yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran, menyusun performance standars atau standar
yang ingin dicapai untuk masing-masing tujuan pembelajaran, membedakan
kategori-kategori penilaian berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disusun, dan
mengurutkan atau memberikan skor untuk masing-masing kategori.
1. Menyusun tujuan-tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Tujuan pembelajaran pada ranah afektif dan psikomotor pada penelitian ini
didasarkan pada fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di tingkat SMA/MA
dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) serta hakikat pembelajaran
IPA yaitu:
Memupuk sikap ilmiah yang mencakup; jujur dan obyektif terhadap
data, terbuka dalam menerima pendapat berdasarkan bukti-bukti
tertentu, kritis terhadap pernyataan ilmiah, dan dapat bekerja sama
dengan orang lain;
Memberi pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis
melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan,
mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan,
serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
2. Menentukan kriteria-kriteria yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pada bab 2 telah dijelaskan mengenai kategori-kategori pada ranah afektif dan
psikomotor. Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran pada ranah afektif dan
35
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
psikomotor yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, maka kriteria-kriteria
yang akan diujur pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ranah afektif :
penerimaan terhadap fenomena : menunjukkan keseriusan
dalam pembelajaran.
tanggapan terhadap fenomena : kerjasama dalam kelompok.
penilaian : mengakui kebenaran.
organisasi : mempertimbangkan data yang diperoleh.
Ranah psikomotor :
Imitasi : menyusun alat dan bahan sesuai dengan petunjuk.
manipulasi : menggunakan alat ukur
presisi : ketelitian dalam menggunakan alat ukur dan
menuliskan data yang diperoleh.
3. Membedakan kategori-kategori penilaian berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah disusun.
Ranah afektif
Tabel 3.2 Aspek yang dinilai pada rubrik penilaian afektif
No. Aspek/
kriteria
yang dinilai
Rubrik Penilaian Afektif
1.
Keseriusan
terhadap
pembelajara
n
Siswa melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh dan
memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru
Siswa melakukan percobaan dengan baik tapi tidak
memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru
Siswa tidak melakukan percobaan tapi siswa masih
memperhatikan guru
2.
Kerjasama
dalam
kelompok
Siswa melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh dan
memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru
Siswa melakukan percobaan dengan baik tapi tidak
memperhatikan apa yang dibicarakan oleh guru
Siswa tidak melakukan percobaan tapi siswa masih
memperhatikan guru
3. Mempertim
bangkan
data yang
Siswa dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh
sampai didapatkan keputusan untuk kembali mengambil data,
jika data yang diperolehnya kurang bagus
36
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh
Siswa dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh,
tetapi tidak kembali mengambil data jika data yang diperolehnya
kurang bagus
Siswa tidak dapat menimbang baik-buruknya data yang diperoleh
sehingga memperoleh data seadanya
4. Mengakui
kebenaran
Siswa mau mengakui kebenaran dan mau mengubah pendapatnya
jika tidak sesuai dengan fakta
Siswa mengakui kebenaran tetapi tidak mau mengubah
pendapatnya
Siswa tidak mau mengakui kebenaran dan tidak mau mengubah
pendapatnya.
Ranah psikomotor
Tabel 3.3 Aspek yang dinilai pada rubrik penilaian psikomotorik
No.
Aspek/ kriteria yang
dinilai
Rubrik Penilaian Psikomotorik
1. Menggunakan
alat ukur
Siswa mampu menggunakan alat ukur dengan baik dan benar
Siswa mampu menggunakan alat ukur dengan baik tetapi belum
benar
Siswa belum mampu menggunakan alat ukur dengan baik
2.
Menyusun alat
sesuai
petunjuk
Siswa mampu menyusun alat sesuai petunjuk sampai diperoleh
rangkaian yang benar dan tepat (arus dapat mengalir pada
rangkaian)
Siswa mampu menyusun alat sesuai petunjuk sampai diperoleh
rangkaian yang benar tetapi belum tepat (tidak ada arus yang
mengalir dalam rangkaian)
Siswa belum mampu menyusun alat sesuai petunjuk
3.
Ketelitian
dalam
menggunakan
alat ukur
Siswa memperhatikan skala alat ukur, batas alat ukur dan satuan
yang digunakan dengan baik dan benar, sehingga melakukan
pengamatan sampai berkali-kali
Siswa memperhatikan skala alat ukur tetapi tidak memperhatikan
batas alat ukur, tapi siswa melakukan pengamatan lebih dari satu
kali
Siswa tidak memperhatikan skala alat ukur dan satuannya
sehingga hanya melakukan pengamatan satu kali
4.
Menuliskan
data yang
diperoleh
Siswa mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel dengan
baik dan benar sehingga mudah dibaca oleh orang lain
Siswa mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel dengan
baik dan benar tetapi tidak dapat terbaca oleh orang lain
Siswa belum mampu menuliskan data yang diperoleh dalam tabel
Lanjutan Tabel 3.2
37
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Mengurutkan atau memberikan skor untuk masing-masing kategori.
Pemberikan skor untuk masing-masing kategori menggunakan skala 1-3
dan untuk lebih lengkapnya terdapat di lampiran B.2.
3. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas yang terjadi
dalam proses pembelajaran, dalam hal ini aktivitas yang diukur adalah
aktivitas keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
3.5 Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui baik buruknya
suatu perangkat tes yang terdiri dari uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya pembeda.
a. Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2008:168). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan
dengan menentukan koefisien korelasi biserial. Validitas soal dapat dihitung
dengan menggunakan perumusan :
𝑟𝑥𝑦 =𝑁Σ(𝑋𝑌) − (Σ𝑋)(Σ𝑌)
√{𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2}{𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2}
(Arikunto, 2008:72)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
X = skor siswa pada butir yang diuji validitasnya
Y = skor total yang diperoleh siswa
38
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Klasifikasi Validitas Butir Soal
b. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama
ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu
pengukuran ke pengukuran lainnya. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan
menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda rumus K-R 20. Reliabilitas tes
dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:
𝑟11 = (𝑛
𝑛 − 1) (
𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑆2)
Keterangan :
r11 = reliabilitas secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = jumlah hasil perkalian anatara p dan q
n = banyak item
S = standar deviasi dari tes (akar varians)
Nilai rxy Kriteria
0,80-1,00 Sangat Kuat
0,60-0,79 Kuat
0,40-0,59 Cukup
0,20-0,39 Rendah
0,00-0,19 Sangat Rendah
(Sugiyono, 2010:213)
39
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi KriteriaReliabilitas
0,81 r 1,00 Sangat tinggi
0,61 r 0,80 Tinggi
0,41 r 0,60 Cukup
0,21 r 0,40 Rendah
0,00 r 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2008:75)
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 1999: 207). Tingkat kesukaran dihitung
dengan menggunakan persamaan :
Keterangan :
P = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran (TK) Butir Soal
Nilai TK Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2008:210)
d. Daya Pembeda
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa
yang tidak pandai (berkemampuan rendah) ( Arikunto, 2003: 211). Daya pembeda
butir soal dihitung dengan menggunakan perumusan:
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
JS
BP
40
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
D = Daya pembeda butir soal
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda(DP) Butir Soal
3.6 Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian merupakan instrumen yang layak untuk mengukur
aspek kognitif siswa. Tingkat kelayakan instrumen tersebut ditunjukkan pada nilai
validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan relliabilitas.
Instrumen yang diujicobakan berjumlah 40 soal pilihan ganda. Uji coba
instrumen dilakukan di SMA populasi penelitian. Instrumen ini diujicobakan di
kelas XI IPA 1 sesuai dengan rekomendasi guru Fisika kelas XI di sekolah
tersebut.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa tidak semua instrumen penelitian
dapat digunakan. Soal yang akan digunakan dalam penelitian adalah soal yang
Nilai DP Daya Pembeda
Negatif Soal Dibuang
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2008:212)
41
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai validitasnya dan daya pembedanya minimal termasuk dalam kategori cukup.
Daya pembeda soal menunjukkan kemampuan item soal untuk membedakan
kelompok siswa yang memiliki nilai tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
nilai rendah. Sedangkan validitas soal menunjukkan keabsahan item soal dalam
mengukur kemampuan siswa berdasarkan indikator. Oleh karena itu, kategori
validitas dan daya pembeda soal yang cukup representatif adalah kategori cukup.
Jumlah soal yang tidak memenuhi syarat adalah 10 butir soal yaitu soal
nomor 9, 15, 16, 17, 23, 32, 34, 35, dan 39. Sedangkan soal yang akan digunakan
dalam penelitian berjumlah 30 butir teridiri dari 11 butir soal untuk seri
pembelajaran ke-1, 9 butir soal untuk seri pembelajaran ke-2, dan 9 butir soal
untuk seri pembelajaran ke-3.
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil uji coba instrumen.
Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Uji Coba
No.
Soal
Validitas Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
Nilai rxy Ket. Indeks
DP Ket.
Nilai
TK Ket.
1 0,45 Cukup 0,75 Baik Sekali 0,40 Sedang
2 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,37 Sedang
3 0,25 Rendah -0,13 Soal Dibuang 0,97 Mudah
4 0,45 Cukup 0,63 Baik 0,50 Sedang
5 0,56 Cukup 0,25 Cukup 0,37 Sedang
6 0,44 Cukup 0,25 Cukup 0,43 Sedang
7 0,53 Cukup 0,38 Cukup 0,33 Sedang
8 0,48 Cukup 0,63 Baik 0,37 Sedang
9 0,26 Rendah -0,25 Soal Dibuang 0,67 Sedang
10 0,47 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang
11 0,51 Cukup 0,25 Cukup 0,60 Sedang
12 0,58 Cukup 0,25 Cukup 0,57 Sedang
13 0,58 Cukup 0,25 Cukup 0,67 Sedang
14 0,56 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang
15 0,07 Sangat Rendah 0,13 Jelek 0,13 Sukar
16 0,20 Rendah -0,38 Soal Dibuang 0,50 Sedang
17 0,19 Sangat rendah 0,38 Cukup 0,47 Sedang
18 0,55 Cukup 0,25 Cukup 0,53 Sedang
19 0,43 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang
20 0,41 Cukup 0,38 Cukup 0,60 Sedang
21 0,47 Cukup 0,27 Cukup 0,43 Sedang
22 0,42 Cukup 0,50 Baik 0,40 Sedang
23 0,15 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,33 Sedang
42
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Soal
Validitas
Soal Daya Pembeda
Tingkat
Kesukar
an
No. Soal Validit
as Soal
Daya
Pembeda
25 0,44 Cukup 0,27 Cukup 0,40 Sedang
26 0,45 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang
27 0,48 Cukup 0,25 Cukup 0,43 Sedang
28 0,42 Cukup 0,25 Cukup 0,50 Sedang
29 0,46 Cukup 0,27 Cukup 0,43 Sedang
30 0,51 Cukup 0,25 Cukup 0,60 Sedang
31 0,44 Cukup 0,50 Baik 0,57 Sedang
32 0,24 Rendah 0,25 Cukup 0,60 Sedang
33 0,61 Tinggi /Kuat 0,25 Cukup 0,50 Sedang
34 0,21 Rendah 0,13 Jelek 0,53 Sedang
35 0,19 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,37 Sedang
36 0,42 Cukup 0,25 Cukup 0,53 Sedang
37 0,41 Cukup 0,25 Cukup 0,30 Mudah
38 0,52 Cukup 0,38 Cukup 0,27 Sukar
39 0,17 Sangat rendah 0,13 Jelek 0,50 Sedang
40 0,45 Cukup 0,38 Cukup 0,47 Sedang
3.7 Teknik Pegolahan Data
1. Hasil Belajar Aspek Kognitif
Data yang diperoleh untuk mengukur aspek kognitif siswa diperoleh
dari tes awal sebelum pembelajaran dan tes akhir setelah semua
pembelajaran dilaksanakan. Pengolahan data hasil belajar aspek kognitif
akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
Pedoman penskoran
Pemberian skor untuk pilihan ganda dihitung dengan metode
Right Only menggunakan rumus berikut:
S = ∑ R
dengan :
S = Skor siswa
R = Jawaban siswa yang benar
Perhitungan Skor Gain dan Gain yang Dinormalisasi
Peningkatan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif terlihat
secara kuantitatif melalui skor gain ternormalisasi. Tahap awal
menghitung gain ternormalisasi adalah menghitung gain skor
Lanjutan Tabel 3.8
43
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
awal/pretest dan skor tes akhir/ postest pada setiap seri pembelajaran.
Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes
akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai
efek dari treatment (Panggabean, 1996). Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai gain adalah:
f iG S S
Keterangan :
G = gain
Sf = skor tes
Si = skor tes akhir
Keunggulan/tingkat efektivitas pendekatan pembelajaran yang
digunakan dalam meningkatkan hasil belajar, akan ditinjau dari
perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ;
< 𝑔 >=(%𝑆𝑓 − %𝑆𝑖)
(100% − %𝑆𝑖)
Keterangan : <g> = gain ternormalisasi
Sf = rata-rata skor post-test
Si = rata-rata skor pre-test
Tabel 3.9 Interpretasi Gain Skor Ternormalisasi
Nilai gain ternormalisasi <g> Kriteria
0,7 Tinggi
0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang
< 0,3 Rendah
2. Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotor
Ranah afektif dan psikomotor siswa diukur dengan menggunakan
pedoman observasi sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan
pada setiap pertemuan Skor yang diperoleh siswa pada aspek afektif dan
psikomotor kemudian dihitung dengan menggunakan rumus:
(Hake, 1999)
44
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
%100ideal maksimalskor
rata-rataskor IPK
(Luhut P Panggabean, dalam Wida, 2007:35)
Adapun kriteria kategori tafsiran IPK dapat dilihat pada di bawah ini:
Tabel 3.10 Kategori Tafsiran IPK untuk Ranah Psikomotor
No. Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 0,00-29,00 Tidak terampil
2 30,00-54,00 Kurang terampil
3 55,00-74,00 Cukup terampil
4 75,00-89,00 Terampil
5 90,00-100,00 Sangat terampil
Tabel 3.11 Kategori Tafsiran IPK untuk Ranah Afektif
No. Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 0,00-29,00 Sangat negatif
2 30,00-54,00 Negatif
3 55,00-74,00 Netral
4 75,00-89,00 Positif
5 90,00-100,00 Sangat positif
3. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran
Pemantauan terhadap keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan ketika
menganalisis hasil pengkatan hasil belajar siswa di kelas sampel.
Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengolah data
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah jawaban “ya” atau yang “ditandai ceklis” yang
telah diisi oleh observer pada Lembar Observasi Guru.
b. Melakukan perhitungan persentase keterlaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
% 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎× 100%
Budiarti (Dewi 2011)
45
Rahmi Nurfaidah R, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Menafsirkan atau menentukan kategori Keterlaksanaan model
(KM) pembelajaran berdasarkan tabel 3.11 mengenai
keterlaksanaan model pembelajaran.
Tabel 3.12 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran
No. % Kategori
Keterlaksanaan Model Kriteria
1 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana
2 0 < KM < 25 Sebagian kecil terlaksana
3 25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
4 KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
5 50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
6 75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
7 KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
Budiarti (Dewi 2011)