Upload
suherman-afandy
View
52
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Ekonomi
Citation preview
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
1/27
BAB II
PEMBAHASAN
34. Pengangguran Tersembunyi Sebagai Potensi Tabungan
Konsep pengangguran tersembunyi diperkenalkan ke dalam teori keterbelakangan oleh
Roenstein-Rodan dan kemudian dirinci oleh Ragner Nurkse. Dalam arti sempit konsep ini berarti
bahwa dengan teknik dan sumber produktif tertentuproduktivitas marginal buruh di sector
peranian Negara terbelakang adalah nol. Oleh karena itu ada kemungkinan untuk mengalihkan
kelebihan tenaga buruh dari sector pertanian tanpa mengurangi output total pertanian.
Pengangguran seperti ini ditemui pada bidang pertanian yang terlalu banyak buruh bekerja
sebagai akibat langkanya kesempatan kerja lain yang bersifat pengganti atau pelengkap.
Adapun keterbatasan dari konsep ini yaitu :
1. Kecendrungan berkonsumsi tidaklah konstan2. Masalah pengumpulan dan pembagian surplus makanan3. Surplus barang yang dapat dipasarkan tidak meningkat4. Sulit mengarahkan penganggur tersembunyi5. Mustahil mendapatkan pekerjaan tanpa pembayaran upah6. Hanya berhasil dinegara totaliter7. Masalah inflasi dan neraca pembayaran8. Buruh tak terdidik tidak mungkin menaikkan output modal9. Asumsi tidak realitas tentang netralitas teknologi10.Dampak pertumbuhan oepnduduk pada pembentukan modal11.Tidak dapat ditetapkan pada kegiatan poduktif langsung12.Kemerosotan produksi
Dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa keberadaan pengangguran tersembunyi
sebagai potensi tabungan yang tersembunyi dan karena itu sebagai sumber pembentukan
modal dinegara terbelakang padat penduduk dipenuhi dengan sejumlah kesulitan dan sedikit
sekali arti praktis bagi negara yang memilih demokrasi sebagai jalan hidupnya. Kita lalu dapat
berkesimpulan bahwa sebenarnya sedikit saja atau malah tidak ada sama sekali didalam
fenomena yang dilukiskan sebagai penganggur tersembunyi sebagai penganggur terselubungatau pengangguran yang sepanjang gejala itu masalah sosial asli, tidak akan diperhitungkan
didalam penelaahan menyeluruh dan mendalam mengenai produktivitas rendah tenaga buruh
yang dipekerjakan penyebabnya, rentang persoalannya, dan kemungkinan jalan keluarnya.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
2/27
36. Kebijaksanaan Moneter Dalam Pembangunan Ekonomi
Kebijakan moneter adalah suatu usaha pemerintah dalam mengendalikan keadaan ekonomi
makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan
inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Kebijakan moneter pada dasarnya
merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan pemerataan pembangunan) dan
keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi
makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untukmemulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan
oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan
kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang. Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu tetapi tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi
bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Bank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat
diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy, adalah suatu kebijakan dalam rangkamenambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy, adalah suatu kebijakan dalamrangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight
money policy).
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
3/27
Pelaksanaan Kebijakan Moneter di Indonesia
Kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam mewujudkan stabilitas ekonomi
makro terdiri dari kerangka strategis dan kerangka operasional. Kerangka strategis umumnya
terkait dengan pencapaian tujuan akhir kebijakan moneter (stabilitas harga, pertumbuhan
ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja) serta strategi untuk mencapainya (exchange Rate
targeting, monetary targeting, Inflation targeting, implicit but not explicit anchor)(Warjiyo dan
Solikin, 2004). Kerangka operasional kebijakan moneter terdiri dari instrumen, sasaran-
operasional, dan sasaran-antara yang digunakan untuk mencapai sasaran akhir. Sasaran-antara
diperlukan karena adanya time lagantara pelaksanaan kebijakan moneter dengan hasil
pencapaian sasaran akhir, sehingga untuk meninjau keefektifan suatu kebijakan makadiperlukan adanya kebijakan yang dapat dilihat dengan segera. Untuk mencapai sasaran antara
ini, diperlukan adanya sasaran operasional agar proses transmisi dapat berjalan sesuai rencana.
Kriteria dari sasaran-operasional ini adalah memiliki kestabilan hubungan dengan sasaran
antara, dapat dikendalikan oleh bank sentral, dan informasi tersedia lebih awal dari pada
sasaran-antara. Sedangkan instrumen moneter merupakan instrumen yang dimiliki bank sentral
yang dapat mempengaruhi sasaran operasional yang telah ditetapkan.
Indikator kebijakan moneter dilakukan dengan berbagai pertimbangan sebagai berikut:
1. Dalam merumuskan kebijakan moneter, Bank Indonesia akan selalu melakukan analisis dan
mempertimbangkan berbagai indikator ekonomi, khususnya prakiraan inflasi, pertumbuhan
ekonomi, besaran-besaran moneter dan perkembangan sektor ekonomi dan keuangan secara
keseluruhan.
2. Demikian pula, Bank Indonesia akan selalu dan terus memperhatikan langkah-langkah
kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah. Langkah-langkah koordinasi kebijakan yang
selama ini telah berlangsung baik akan terus diperkuat dan ditingkatkan.
3. Analisis dan prakiraan berbagai variabel ekonomi tersebut dipertimbangkan untuk
mengarahkan agar prakiraan inflasi ke depan sejalan dengan kisaran sasaran inflasi yang telah
ditetapkan.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
4/27
38. Keuangan Defisit Sebagai Piranti Pembangunan Ekonomi
Keuangan defisit diartikan sebagai setiap pengeluaran negara yang melebihi penerimaan.
Dinegara maju, keuangan defisit dipergunakan untuk menggambarkan suatu selisihpembelanjaan yang sengaja diciptakan antara penerimaan dan pengeluaran negara atau defisit
anggaran, metode pembelanjaan dengan sejenis pinjaman yang mengakibatkan tambahan
netto pada pengeluaran nasional atau pengeluaran agregat.
Peranan Keuangan Defisit
Keuangan defisit merupakan metode paling mujarab bagi peningkatan pembangunan ekonomi
dinegara terbelakang. Sifat dasar perekonomian negara terbelakang biasanya sedemikian rupa
sehingga sehingga investasi swasta yang cukup besar tidak bisa muncul akibat berbagai faktor
sosial, ekonomi dan kelembagaan. Oleh karena itu tanggungjawab memperbesar laju investasi
netto berpindah ke pundak pemerintah. Dengan memperhitungkan kurangnya sumber-sumber
yang cukup untuk membiayai investasi negara, pemerintah harus menempuh metode keuangan
defisit. Keuangan defisit dapat dipergunakan untuk mengembangkan overhead sosial dan
ekonomi seperti pembangunan jalan raya, jalan kereta api, proyek-proyek tenaga, sekolah,
ruamh sakit, dan sebagainya. Keuangan defisit juga dapat berakibat buruk karena diakui ebagai
piranti pembangunan ekonomi, namun demikian bukan pula suatu rahmat yang tak
mengandung dampak buruk. Ia mengandung bahaya-bahaya tertentu. Bahaya itu terkandung
pada inflasionernya. Apabila keuangan defisit bergabung dengan keuangan inflasioner ia akan
mengalahkan tujuannya sendiri. Adapun kebijaksanaan yang harus diambil sehingga keuangan
defisit menghasilkan pembentukan modal tanpa menimbulkan kenaikan harga inflasioner,
yaitu:
1. Laju pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan sektor uang3. Kenaikan pinjaman dan pajak4. Pengendalian upah dan harga5. Penciptaan surplus dan impor6.
Peningkatan penawaran barang
7. Kenaikan dalam modal saham, laba yang tidak dibagi, dan surplus8. Semangat untuk berkorban
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
5/27
40. Pertumbuhan Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk di dunia tidak dapat terelakkan lagi karena sebagai salah satu
ciri dari makhluk hidup adalah berkembang biak. Setiap tahunnya sekitar 80 juta orang terlahir
di dunia dan 97% manusia yang baru terlahir tersebut berasal dari Negara ketiga yang notabene
Negara berkembang. Pertambahan penduduk tidak cumin masalah jumlah tetapi merambah
juga masalah pembangunan, kualitas hidup dan kesejahteraan manusia. Ledakan penduduk
tersebut menimbulkan pertanyaan yang kompleks, sejauh manakah masalah kependudukan di
banyak Negara dunia ketiga itu menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang mereka
dalam meraih tujuan-tujuan pembangunan, tidak saja bagi generasi yang ada sekarang ini,
tetapi juga bagi generasi-generasi yang akan datang? Sebaliknya, bagaimana pembangunan
dapat mempengaruhi pertumbuhan penduduk?
Ada beberapa pertanyaan yang mungkin harus terjawab mengenai pertambahan penduduk.
1. Mampukah Negara-negara dunia ketiga meningkatkan taraf hidup penduduknya ditengah sedemikian tingginya laju pertumbuhan penduduk, baik yang ada pada saat ini
maupun proyeksinya untuk masa-masa yang akan datang?
2. Apa yang harus dilakukan oeleh Negara-negara berkembang untuk mengatasi ledakanpertambahan angkatan kerjanya yang begitu besar di masa-masa mendatang ?
3. Apa sajakah implikasi dari tingginya laju pertumbuhan penduduk di Negara-negaramiskin terhadap peluang mereka untuk meringankan penderitaan penduduknya yang
diakibatkan oleh kemiskinan absolut?
4. Berdasarkan perkiraan pertumbuhan penduduk, apakah Negara-negara berkembangmampu memperluas dan meningkatkan kualitas kesehatan serta sistem pendidikan
yang ada sehingga setiap orang setidaknya memiliki kesempatan untuk mendapatkan
layanan kesehatan yang memadai dan juga pendidikan dasar?
5. Seberapa rendahnya taraf hidup sesorang sehingga menjadi faktor penting dalampenentuan jumlah anggota keluarga?
6. Sampai sejauh manakah peningkatan kemakmuran dari Negara-negara maju menjadifaktor yang menghambat Negara-negara miskin dalam upaya mereka mengatasi
lonjakan jumlah penduduk?
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
6/27
Pertumbuhan Penduduk Dunia Sepanjang Sejarah
Lebih dari dua juta tahun keberadaan manusia di bumi, jumlah total penduduk dunia pada
waktu itu masih sangat terbatas. Tatkala manusia mulai membudidayakan bahan pangan
melalui pertanian menetap sekitar 12.000 tahun yang lampau, total jumlah penduduk dunia
diperkirakan tidak lebih dari 5 juta jiwa. Pada 2000 tahun yang lampau, penduduk dunia
bertambah menjadi hamper 250 juta, yang kurang dari seperlima penduduk cina
sekarang.Sesudah tahun pertama masehi hingga revolusi industry pada tahun 1750 jumlah
penduduk mencapai 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750-1950) dunia
mendapat tambahan penghuni sebanyak 1, 7 milliar jiwa. Tapi hanya dalam kurun 4 dekade
penduduk dunia menjadi 5,3 milliar jiwa. Dan pada abad ke 21 ini penduduk dunia telah
mencapai 6, 1 miliar jiwa. Jika digunakan analisis rasio pertambahan penduduk dunia pada300 tahun yang lalu hanya memiliki rasio 0,002 persen. Sampai tahun 1750 rasio meningkat
menjadi 0,3 persen per tahun. Bahkan pada tahun1950 rasio pertambahan penduduk
menjadi 1 persen pertahun. Kenaikan it uterus meningkat hingga mencapai angka 2,35
persen pada tahun 1970an. Pada abad 21 laju pertumbuhan penduduk menurun tetapi
masih termasuk tinggi yakni di kisaran 1,3 persen per tahun.
Struktur Kependudukan Dunia
Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata tergantung dari wilayah geografisnya.
Sebaran per wilayah geografis lebih dari tiga perempat penduduk dunia bertempat tinggal
di wilayah Negara-negara berkembang dan kurang dari seperempatnya di Negara-negara
maju. Hal ini disebabkan karena angka pertumbuhan di Negara-negara berkembang jauh
lebih tinggi dibanding dengan Negara maju. Berikut ini adalah persebaran penduduk dunia
dan prediksi di tahun 2050.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
7/27
Tren tingkat kelahiran dan kematian secara kualitatif dihitung berdasarkan persentase
kenaikandari jumlah penduduk neto per tahun yang bersumber dari pertambahan alami dan
migrasi. Tetapi faktor migrasi disini dikesampingkan sehingga pertambahan penduduk dapat
dirumuskan (Pertambahan penduduk : jumlah natalitas - jumlah mortalitas)
Total Penduduk 2003 : 6,313 miliar
Asia Oceania
Eropa
Afrika
Amerika utara
amerika latin
Total Penduduk tahun 2050 : 9,198 miliar
Asia Oceania
Eropa
Afrika
Amerika Utara
Amerika Latin
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
8/27
Momentum pertumbuhan penduduk tersembunyi dapat dilihat dari piramida penduduk yang
mana piramida penduduk tersebut merupakan struktur kependudukan yang ada di dunia.
Struktur kependudukan ini merupakan salah satu yang melatar belakangi momentum
pertumbuhan penduduk yang tersembunyi selain dipengaruhi juga dengan tingkt kelahiran itu
sendiri mungkin atau tidak diturunkan dalam waktu singkat. Berikut ini merupakan pyramidpenduduk.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
9/27
TRANSISI DEMOGRAFIS
Proses penurunan tingkat fertilitas sampai terciptanya tingkat penggantian penduduk
(replacement) dengan program keluarga berencana.
Tahapan dalam transisi demografis:
a. Negara maju (eropa barat)Terbagi dalam 3 tahapan :
1. Tahapan pertama (sebelum modernisasi) :- Tingkat kelahiran tinggi dan kematian tinggi (dengan tingkat yang hampir sama)- Pertumbuhan penduduk rendah dan lambat.
2. Tahapan kedua (mulai ada modernisasi) :- Tingkat kematian rendah tetapi kelahiran tetap tinggi- pelayanan kesehatan baik, makanan bergizi, pendidikan tinggi.- Usia harapan hidup meningkat dari 40 tahun menjadi >60 tahun .- Pertumbuhan penduduk tinggi.
3. Tahapan ketiga (modernisasi) :- Tingkat kelahiran dapat ditekan sampai serendah tingkat kematian.- Laju pertumbuhan sangat rendah atau bahkan nol.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
10/27
Negara dunia ketiga
- Tingkat pertumbuhan jauh lebih tinggi dari Negara eropa barat sebelum revolusiindustri.
Terbagi dalam 3 tahapan :
1. Tahapan pertama :- Menikah pada usia muda.- Periode subur menjadi panjang.- Laju pertumbuhan penduduk tinggi.
2. Tahapan kedua :- Penggunaan teknologi kesehatan dan pengobatan impor.-
Tingkat kematian turun drastic (lebih cepat dari eropa barat).- Tingkat kelahiran tinggi (lebih dari 2% per tahun).- Pertumbuhan penduduk masih tinggi.
3. Tahapan ketiga- Terbagi dalam 2 pola besar kelompok Negara-negara berkembang, A dan B
Kelompok A (berhasil) : Dengan metode modern dapat menaikkan taraf hidup dan
menurunkan kematian 10 /1000 per tahun dan menurunkan
tingkat kelahiran 20-30/1000 per tahun.
Sudah berada pada tahapan ketiga. Taiwan, Korea Selatan, Kosta Rika, RRC, Kuba, Cili, dan Sri Lanka Tahun 1980-1990an Kolombia, Indonesia, Republik Dominika,
Thailand, Meksiko, Malaysia, Kenya, Afrika Selatan, dan Brasil.
Kelompok B (gagal) : Tidak kunjung teratasinya kemiskinan absolute. Rendahnya taraf hidup. Mewabahnya HIV AIDS. Masih berada pada tahapan kedua. Kawasan Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
11/27
SEBAB-SEBAB TINGGINYA TINGKAT KELAHIRAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG : MODEL
MALTHUS DAN MODEL RUMAH TANGGA
1. Teori Jebakan Populasi MalthusKelemahan-kelemahan Model Malthus
2 alasan pokok kritik terhadap model Malthus :
1. Tidak memperhitungkan begitu besarnya kemajuan teknologi untuk mengimbangiledakan penduduk.
Cth : Tanah yang luasnya tetap bisa memperoleh hasil yang lebih banyak berkat
kemajuan teknologi. Dapat dilihat dengan bergesernya kurva tingkat pertumbuhan
pendapatan agregat (total produk) ke atas, sehingga pada semua tingkat
pendapatan per kapita posisinya secara vertical akan selalu lebih tinggi dari kurva
pertumbuhan penduduk.
2. Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu Negara berkorelasi langsung (positif)dengan tingkat pendapatan per kapita dari Negara yang bersangkutan, maka setiap
kenaikan pendapatan per kapita di suatu Negara masih relatif rendah , maka setiap
kenaikan pendapatan perkapita akan berjalan beriringan dengan kenaikan jumlah
penduduk.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
12/27
1. Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah tangga
Penentuan tingkat fertilitas keluarga atau tingkat permintaan anak merupakan
bentuk pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tersebut, harus diperoleh
dengan mengorbankan barang lain. Efek pendapatan atau efek substitusi juga berlaku.
Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut :
Cd = f (Y, PC, PX, tx), x = 1,., n
Cd = permintaan untuk mempertahankan kehidupan anak
Y = tingkat pendapatan rumah tangga
Pc = pertimbangan harga (manfaat ) anak dibandingkan biaya yg dikorbankan
Px = harga barang-barang lain
tx = besar kecilnya preferensi terhadap barang-barang selain anak
Dalam kondisi yang normal,kita dapat mengharapkan bahwa :
Cd/Y >0 artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga,semakin besar
permintaan anak.
Cd/Pc 0 artinyasemakin tinggi harga-harga relative dari barang-barang lain,
semakin tinggi kuantitas anak yang diminta.
Cd/tx
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
13/27
Pertumbuhan Penduduk Bukanlah Masalah yang Sebenarnya
Kita dapat mengidentifikasikan adanya tiga aliran pemikiran pada kubu argumentasi yang
berkeyakinan bahwa sesungguhnya pertumbuhan penduduk itu itu bukan merupakan inti
persoalan atau masalah sebenarnya :
1. Inti persoalannya bukan pertumbuhan penduduk, melainkan hal-hal atau isu lain2. Perumbuhan penduduk merupakan persoalan rekaan atau masalah palsu yang sengaja
diciptakan oleh badan-badan dan lembaga-lembaga milik negara kaya dan dominan
dengan tujuan menjadikan negara-negara berkembang tetap terbelakang dan
bergantung pada negara maju
3. Bagi kebanyakan negara dan kawasan berkembang, pertumbuhan penduduk justrumerupakan suatu hal yang dibutuhkan atau diinginkan
Masalah Lain di Balik Perumbuhan Penduduk
Banyak diantara kaum cendekiawan dunia berpendapat bahwa masalah inti sebenarnya bukan
dari pertumbuhan penduduknya namun dari beberapa masalah seperti dibawah ini :
Keterbelakangan Penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan Penyebaran penduduk Rendahnya posisi dan status kaum wanita
Pelemparan persoalan palsu secara sengaja
Aliran argumentasi kedua yang menyangkal bahwa pertumbuhan penduduk merupakan
kendala utama pembangunan memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan teori
keterbelakangan-ketergantungan neocolonial. Pada dasarnya argumen ini menyatakan bahwa
gagasan yang menempatkan laju pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga
sebagai masalah utama pembangunan adalah suatu rekayasa negatif yang dilontarkan oleh
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
14/27
negara-negara kaya yang ingin menghambat kemajuan pembangunan negara-negara Dunia
Ketiga dalam rangka mempertahankan status quo internasional yang sangat menguntungkan
mereka.
Pertumbuhan Penduduk itu Perlu
Aliran argumen ketiga yang lebih konvensional mengatakan bahwa pertumbuhan
penduduk itu bukanlah merupakan suatu masalah,melainkan justru merupakan unsur penting
yang akan memacu pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar adalah pasar potensial
yang menjadi sumber permintaan akan berbagai macam barang dan jasa yang kemudian
menggerakan berbagai macam kegiatan ekonomi sehingga menciptakan skala ekonomi
(economics of scale).
Pertumbuhan Penduduk adalah Masalah yang Sebenarnya
Pihak yang mendukung perlunya pembatasan pertumbuhan jumlah penduduk karena
konsekuensi ekonomi, social, dan lingkungan yang negatif biasanya dikaitkan tiga argumen
berikut
Argumentasi Garis Keras : Populasi dan Krisis GlobalArgumen ini mencoba mengaitkan semua penyakit ekonomi dan social dunia
dengan pertambahan penduduk sebagai penyebabnya. Pertambahan penduduk yang
tidak dibatasi dianggap sebagai penyebab utama krisis manusia dewasa ini.
Argumentasi Teoritis : Siklus Populasi-Kemiskinan dan Pentingnya Program KeluargaBerencana
Argument ini berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk secara cepat
menimbulkan konsekuensi ekonomi yang merugikan dan hal itu merupakan masalah
utama yang harus dihadapi negara-negara Dunia Ketiga. Model dasar yang digunakan
para ekonom untuk mendemonstrasikan konsekuensi negative dari cepatnya laju
pertumbuhan dirumuskan :
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
15/27
y-l = (k-l) + t
y = tingkat pertumbuhan GNI
l = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
k = tingkat pertumbuhan stok modal
= elastisitas output dari modal
t = dampak perubahan teknologi
Argumen Empiris : Tujuh Konsekuensi Negatif dari Pertumbuhan Penduduk yang PesatMenurut hasil penelitian empiris terakhir, segenap konsekuensi negative yang
potensial dari pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dipilah-
pilah menjadi tujuh kategori, yakni dampak-dampaknya terhadap pertumbuhan
ekonomi; kemiskinan dan ketimpangan pendapatan; pendidikan; kesehatan;
ketersediaan bahan pangan; lingkungan hidup serta migrasi internasional
1. Pertumbuhan Ekonomi2. Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan3. Pendidikan4. Kesehatan5. Ketersediaan Bahan Pangan6. Lingkungan Hidup7. Migrasi Internasional
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
16/27
0
50,000,000
100,000,000
150,000,000
200,000,000
250,000,000
1971 1980 1990 1995 2000
Pertumbuhan Penduduk Tahun
1971,1980,1990,1995,2000
1971
1980
1990
1995
2000
0
50
100
150
200
1971 1980 1990 1994 1997 1998 1999
Angka kematian bayi tahun
1971,1980,1994,1997,1998,1999
1971
1980
1990
1994
1997
1998
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
17/27
Beberapa pendekatan kebijakan
Baik negara berkembang maupun negara maju keduanya mempunyai tujuan, baik itu tujuan
bersama yaitu tujuan global maupun tujuan masing-masing negara. Tujuan yang kemudian
dibagi dalam tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu perlu adanya rumusan
kebijakan yang paling sesuai terutama kebijakan umum. Karena dalam hal ini ada tiga pelaku
pelaksana kebijakan, maka kita membagi ke dalam tiga pendekatan kebijakan, yaitu:
1. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara berkembang untukmempengaruhi dan mengendalikan pertumbuhan serta persebaran penduduk
2. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju untuk mengurangikonsumsi umber daya yang berlebihan dan pemerataan distribusi atas keuntungan
kemajuan perekonomian global
3. Kebijakan-kebijakan khusus dan umum dari negara-negara maju dan lembaga-lembagabantuan internasional untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang hendak dicapainegara-negara berkembang.
Dari tiga pokok pendekatan kebijakan yang dirumuskan di atas, kita dapat menguraiakan
masing-masing poin sebagai berikut :
Kebijakan terkait negara-negara berkembang
Pembahasan sebelumnya mengenai variabel-variabel yang menyangkut pertumbuhan
penduduk negara berkembang adalah permitaan akan anak karena berbagai insentif baik
jangka pendek maupun jangka panjang, maka kebijakan yang hendaknya diterapkan adalah
mengenai bagaimana mengubah paradigma yang terlanjur tumbuh dalam masyarakat negara-
negara berkembang. Kebijakan ini nantinya diharapakan juga mampu untuk mengurangi
masalah-masalah konkret dalam masyarakat itu sendiri yang diantaranya yaitu kemiskinan
absolut, ketidakmerataan pendapatan, perluasan kesempatan mengenyam pendidikan. Lalu
unutk kaum wanita utamanya yaitu peningkatan lapangan kerja, serta fasilitas-fasilitas lainnya
yang pokok dalam masyarakat. Masalah-masalah yang ada bukan hanya pada pertumbuhan
penduduk saja, tetapi juga pada taraf hidup masyarakat yang masih harus diperbaiki agar dalam
jangka panjang persoalan-persoalan tentang pertumbuhan penduduk dapat diselesaikan
dengan bertahap.
Disamping kebijakan yang dilakukan dalam jangka panjang, pemerintah negara-negara
berkembang juga dapat mencanangkan kebijakan dalam jangka pendek. Diantaranya yaitu yang
pertama ; mempengaruhi pola pikir masyarakat agar memilih pola keluarga kecil melalui
berbagai media, baik media formal maupun informal. Kedua, melancarkan program keluarga
berencana yang diiringi dengan penyediaan fasilitas yang memadai secara besa-besaran.
Program ini bisa dengan dukungan penuh pemerintah maupun oleh lembaga swadaya
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
18/27
masyarakat. Negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana itu sendiri
diantaranya adalah seperti pada tabel di bawah ini.
Negara-negara yang telah mencanangkan program keluarga berencana.
Ketiga, memanipulasi insentif maupun disinsentif ekonomi. Hal ini bisa dilakukan dengan
dengan memberi reward atau pun hukuman untuk kategori-kategori tertentu, misalnya jaminan
kesehatan, pendidikan, karir, jaminan hari tua ,dan keamanan dari negara pada keluarga kecil
yang hanya mempunyai dua anak, namun akan hangus apabila ada kelahiran anak ke empat.
Negara yang cukup sukses untuk menerapkan program insentif dan disinsentif ini diantaranya
adalah Singapura, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Cina. Namun tingkat fertilitas jusruturun dramatis sehingga pada tahun 2004 mulai diperkenalkan insentif untuk mendongkrak
fertilitas atau kelahiran seperti di Jepang dan Eropa.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
19/27
Keempat, pemerintah mencanangkan kebijakan atau perundang-undangan paksa agar
rakyatnya tidak mempunyai banyak anak dan memberikan sanksi-sanksi tertentu kepada yang
melanggar. Namun kebijakan ini sulit diterima oleh masyarakat karena cenderung mengekan
dan melanggar hak asasi. Hal ini juga menjadi penyebab kegagalan Indira Ghandi dalam pemilu
1977 dengan karena program sterilisasi yang tidak disenangi rakyat. Tarakhir adalah dengankebijakn yang mengangkat martabat, status sosial dan ekonomi serta kebebasan pada wanita
untuk melakukan berbagai kegiatan dan pilihan pada hidupnya. Misalnya dengan penyediaan
kesempatan pendidikan dan perkerjaan yang luas sehingga kaum wanita dapat menunda
perkawinan. Lalu dengan pekerjaannya ia dapat menghidupi keluarganya dan lebih mandiri
serta menurunkan tingkat ketergantungan. Berbagai sumber pendapatan di luar rumah ini
nantinya akan mengubah pola perilaku yang tadinya lebih untuk mementingkan untuk
mengurusi atau menambah jumlah anak, kini beralih dengan menghabiskan banyak waktu
untuk bekerja, sekalipun mempunyai anak, maka yang lebih dipentingkan adalah kualitas anak
tersebut. Seperti pada konferensi PBB yangs ebelumnya lebih menekankan pada programkeluarga berencana, pada konferensi 1994 di Kairo lebih menekankan pada pemberdayaan
perempuan.
Kebijakan terkait negara-negara maju
Kekuatan ekonomi yang tinggi dari negara maju menyebabkan berbagai sumber daya yang
tersedia di dunia kebanyakan terserap oleh konsumsi negara maju. Konsumsi ini tidak hanya
pada produk-produk pangan saja tetapi juga konsumsi energi yang sangat tinggi justru masuk
kepada negara-negara maju seperti minyak bumi, batu bara, nuklir, dan listrik. Konsumsi ini bisa
mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat dari konsumsi negara-negara berkembang. Namun
di sisi lain, imbas dari besarnya konsumsi energi tidak hanya mengurangi jatah konsumsi dari
negara berkembang tetapi juga pada polusi dan efek-efek negatif lainnya yang juga harus
negara-negara berkembang tanggung, misalnya polusi dan sebagainya.
Oleh karena itu, kebijakan yang semestinya diterapkan adalah untuk menyeimbangkan pola
konsumsi antara negara maju dan berkembang, selain itu juga untuk kepedulian dari negara
maju dengan mengurangi konsumsinya untuk mendorong negara-negara berkembang
mencapai proses pembangunannya abik dalam bidang ekonomi maupun sosialnya termasukpengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Selain dengan penyederhanaan pola konsumsi, kebijakan yang lain yaitu dengan keterbukaan
untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi masalah keterbelakangan dan
persebaran penduduknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan liberalisasi keimigrasian, sehingga
memungkinkan mobilisasi penduduk negara-negara berkembang untuk mengadu nasib dan
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
20/27
belajar di negara-negara maju. Hal ini juga diharapkan mampu meningkatkan tingkat ekonomi
penduduk negara berkembang yang berimigrasi ke negara-negara maju. Sehingga disini negara
berkembang akan sedikit teringankan dengan penghematan biaya sosial yang harus dikeluarkan
untuk penduduknya tersebut. Selain itu negara-negara maju juga akan diunungkan dengan
penyediaan tenaga kerja yang murah.
Program-program nagara maju untuk membantu negara berkembang
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara
berkembang keluar dari keterbelakangannya. Namun hal ini harus didasarkan pada niat yang
tulus dari negara maju untuk membantu negara berkembang. Bantuan yang dimaksud tidak
hanya pada bantuan keuangan dari sektor publik dan swasta saja, namun juga hubungan jangka
panjang seperti misalnya dalam perdagangan dan keringanan tarif serta cuaki dan pajak laiinya.
Meningkatkan impor bahan primer yang merupakan andalan dari negara-negara berkembang
juga akan sangat membantu mengangkat perekonomian negara-negara berkembang. Lalu
dengan pembagian yang adil pada sumber daya yang langka.
Kegiatan nyata yang paling penting dari negara maju ada dua, yaitu yang pertama adalah
penyediaan bantuan-bantuan riset untuk mengembangkan metodologi dan teknologi
pengendalian kelahiran. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi berbagai risiko berkenaan
dengan reproduksi. Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan selama bertahun-tahun dan hampir
seluruhnya dibiayai oleh lembaga bantuan internasional, lembaga bantuan swasta dan
lembaga-lembaga bantuan negara maju. Namun dalam pelaksanaanya masih diperlukan banyakperbaikan. Kemudian untuk tindakan yang kedua yaitu dengan memberikan bantuan keuangan
terhadap negara berkembang untuk menjalankan program keluarga berencana, pengembangan
sarana-sarana pendidikan umu, dan kegiatan-kegiatan penelitian guna merumuskan kebijakan
kependudukan nasional yang seefektif mungkin. Program ini juga telah lama dilakukan oleh
negara-negara maju, namun dalam praktiknya dilapangan, dengan penyediaan alat-alat
pendudkung keuarga berencana yang serba canggih belum dapat memenuhi harapan, karena
penduduk tidak dimitivasi sendiri untuk menekan jumlah anggota keluarga mereka secara
sukarela.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
21/27
42. Kewiraswastaan Dalam Pembangunan Ekonomi
Di Indonesia sendiri sudah dirasakan pentingnya wiraswasta yang berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional, walaupun penekanannya lebih diarahkan pada
para pengusaha dengan dilandasi pemikiran bahwa bidang pendidikan dipandang sebagai salah
satu titik sentral dari usaha pemecahan masalah dibidang ekonomi, karena melalui pendidikan
pada hakekatnya watak, kepribadian, tingkah laku dan ciri manusia individu dibentuk. Individu
ini pada akhirnya menentukan watak, kepribadian, tingkah laku dan ciri masyarakat secara
keseluruhan. Atas dasar tersebut (9) Sembilan lembaga besar dinegara ini (CSIS, HIPMI, IPWI,
KANDINKAPERNAS) bekerja sama menentukan tekadnya dengan menyelenggarakan lokakarya
tentang system pendidikan dan pengembangan kewiraswastaan di Indonesia 21-23 Juni 1976.
Lokakarya ini membahas pandangan dunia pemerintah, dunia pendidikan dan dunia usaha yang
mempunyai kesamaan pendapat tentang pentingnya pendidikan dan pengembangan
kewiraswastaan di Indonesia. Lokakarya yang ditunjang banyak kertas kerja lainnya
memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai wiraswasta tentang : pengertian,
peran dan cara pengembangannya, melalui pendidikan formal maupun pedidikan informal.
Banyak hal yang dapat dipahami dari lokakarya ini yang antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut : Untuk menumbuhkan perilaku kewiraswastaan dalam diri setiap orang mulai dari
anak-anak sampai dewasa dalam berbagai posisi yang dimiliki dapat memanfaatkan lembaga
penddikan, pemerintah maupun swasta, lembaga mas-media (TV, Radio, Surat Kabar, Majalah)
dan pemanfaatan perusahaan pemerintah maupun swasta untuk kepentingan magang.
Pembiayaan pendidikan kewiraswastaan menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat
(Lokakarya, 1976 : 166-173). Dalam kenyataan tindak lanjut dari lokakarya ini belum terlaksana
sesuai harapan sehingga kini dimana tantangan era globalisasi makin keras sudah waktunya
pemerintah, dunia pendidikan, dunia usaha dan masyarakat secara aktif dalam posisinya
masing-masing untuk menumbuhkan dan meningkatkan sertamenerapkan perilaku
kewiraswastaan dalam semua kegiatan yang dilakukan. Mengenai peranan dari wiraswasta
dikatakan bahwa tingkat memajukan suatu bangsa disebabkan adanya paling sedikit sebanyak
2% dari jumlah penduduknya yang berkualitas Top Entrepreneur. Bilamana Indonesia ingin
turut mengambil bagian dari persaingan maka sudah sewajarnya Indonesia juga bersiap-siap
dengan tenaga-tenaga wiraswasta (Top -Entrepreneur). Sekurangnya dengan angka persentase
yang sama, yaitu 2% dari jumlah penduduk. Pendidikan kewiraswastaan menjadi lebih sangat
mendesak karena telah memasuki bisnis internasional yang memberikan cukup banyak
tantangan baik secara mental maupun secara ekonomi.
Perilaku kewiraswastaan ini dapat dikembangkan dalam masyarakat melalui 2 (Dua) cara
sebagai berikut :
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
22/27
1. Pengembangan secara tidak langsung (Inderct)
Bahwa dalam negara ini mana telah mulai atau telah terdapat modernisasi serta pertumbuhan
ekonomi, maka masyarakat dituntut mengaami berbagai macam perubahan, baik mengenai
nilai-nilai maupun sikap dan cara hidup dalam masyarakat yang pada gilirannya akan
membentuk secara tidak langsung (Inderct) manusia-manusia yang berorientasikan pada jiwa
wiraswasta.
Ciri-ciri manusia dalam masyarakat yang sedang atau telah mengalami proses modernisasi
antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: Mereka mempunyai kepercayaan pada ilmu
pengetahuan dan ekonomi. Pada mereka terdapat kesediaan menerima ide-ide dan metode-
metode baru dan disamping itu mereka siap sedia untuk menyatakan pendapatnya. Mereka
lebih peka pada faktor waktu, sehingga mereka lebih mempunyai minat pada hal-hal yang
terjadi sekarang maupun yang akan datang dari pada hal-hal yang telah lalu. Mereka telah
menganggap segala hal didunia itu dapat diperhitungkan.
Perubahan-perubahan nilai dan sikap hidup dalam masyarakat tersebut mempunyai pengaruh
pada kehidupan politik, hubungan dalam keluarga, sistem pendidikan, stratifikasi sosial dan
sebagainya yang kesemuanya ini menimbulkan motif atau keinginan pada warga masyarakat
untuk mengadakan perbaikan dalam segala usaha, terististimewa didalam bisnis. Pada tingkat
demikian masyarakat sering disebut The Achieving Society, karena dalam masyarakat itu telah
terdapat kesadaran untuk senantiasa mengadakan perubahan-perubahan kearah kemajuan. Hal
ini tentunya berjalan lamban dan sering kali segala perubahan itu berjalan dengan sendirinya
sehingga perubaha sikap itu tidak disadari sebagai mestinya oleh masing-masing individu.
2. Pengembangan secara langsung (Direct)
Bila manusia harus belajar tentang hal-hal yang baru, seperti kebiasaan, motif, nilai, sikap,
pandangan, dan sebagainya yang baru, maka hal ini lebih mudah diperolehnya dengan cara
yang langsung melalui suatu pendidikan tertentu. Dalam hubungan ini perlu ditekankan, bahwa
motif-motif untuk berusaha pada manusia sudah mulai dibentuk waktu anak-anak.
Berhubungan dengan itu pengaruh langsung dari pendidikan orang tua pada anak-anaknya
adalah sangat menentukan dalam mengembangkan jiwa kewiraswastaan. Jelas disini bahwapendidikan formal, informal maupun dari keluarga mempunyai peran penting dalam
membentuk kepribadian (Personality) tiap individu. Maka telah pada tempatnya bila sistem
pendidikan pengembangan kewiraswastaan harus diserasikan dan saling melengkapi, sehingga
hasilnya dapat menyokong proses pembangunan. Dengan demikian system pendidikan nasional
harus dapat mengembangkan pada para siswa sifat kreatifitas serta tanggung jawab, sikap
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
23/27
demokratis dengan penuh rasa saling hormat menghormati, kecerdasan tinggi disertai budi
pekerti luhur, seperti mencintai bangsa dan sesama manusia.
Dalam merencanakan program pendidikan kewiraswastaan maka tujuan yang akan dicapai
adalah menanamkan karekteristik tertentu menjadi ciri seorang wiraswasta. Tujuh persyaratan
dalam wiraswasta, adalah : Kemauan, keuletan dan ketekunan. Adalah merupakan persyaratan
dasar untuk berhasilnya usaha dibidang apapun. Besar kecilnya tingkat kemauan, keuletan dan
ketekunan seseorang pada hekekatnya ditentukan oleh nilai-nilai yang diperoleh dari
pendidikannya, yang telah dimulai sejak masa kanak-kanak. Jadi hal tersebut merupakan suatu
proses yang panjang dan terus menerus.
Kemampuan dan atau keahlian. Harus dapat diusahakan melalui sarana pengajaran dan atau
latihan.
Kesempatan. Kesempatan untuk menyalurkan gagasan, kemauan, kemampuan tidak kalah
pentingnya. Tanpa adanya kesempatan yang dapat diciptakan sendiri atau diberikan kepadanya
maka mungkin dapat menimbukan frustasi yang akan berakibat sangat berbahaya bagi
lingkungannya. Pemberian kesempatan yang dimaksud disini berupa penerangan, penyuluhan
bimbingan sehingga melalui cara-cara ini sicalon wiraswasta dapat mengadakan pilihan bidang
kegiatan dan cara yang tepat untuk menyalurkan kemauan dan kemampuannya. Keteraturan
dan kecepatan kerja serta ketaatan atau disiplin. Merupakan factor pokok lainnya didalam
usaha menjadi seorang wiraswasta yang dapat diandalkan. Hanya dengan adanya keteraturan
dan kecepatan kerja yang tinggi maka efisiensi dan produktivitas kerja dapat ditingkatkan. Halini berarti perlunya suatu system pengelolaan yang baik dan konsisten. Keberanian mengambil
resiko dan menghadapi ketidakpastian. Keberanian disini hendaknya tidak diartikan sebagai
kenekatan atau petualangan, tetapi hendaknya diartikan sebagai semangat pioneer atau
kepeloporan berdasarkan perhitungan yang seksama, keberanian untuk membuka horizon-
horizon dibidang usaha dan pengambilan keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu resiko
yang sepenuhnya menjadi tanggungan pribadi dan oleh karenya membutuhkan perhitungan
dan pengamatan yang seksama sebelumnya, misalnya dalam menghadapi konjucntur/fluktuasi
perekonomian, politik, bencana alam dan sebagainya.
Kesadaran sosial dan kemerdekaan. Kesadaran sosial dan kemerdekaan yang dimaksudkan
bahwa sebagai manusia yang merupakan makhluk social tidak dapat hidup sendiri, tetapi
senantiasa berhubungan dengan sesamanya dan alam sekitarnya. Kapital atau keuangan atau
modal. Untuk menjadi wiraswasta diperlukan capital atau modal (keuangan) yang didapatkan
dari miliknya sendiri ataupun dari kredit. Dalam mencari keuntungan hendaknya melalui jalan
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
24/27
yang wajar dan halal dan bahkan ada kalanya untuk menjaga kelanggengan usahanya harus
bersedia menghadapi kerugian.
C. Wiraswasta dan Pertumbuhan Masyarakat
Dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sehubungan dengan pertumbuhan ekonomi
yang pesat menunjukkan bahwa faktor manusia sebagai faktor yang paling menonjol disamping
modal dan organisasi usahawan. Pertumbuhan ekonomi dunia tidak hanya membuat timbulnya
interaksi ekonomi yang semakin intensif diantara ekonomi nasional, tetapi juga mengakibatkan
interdependensi yang semakin erat diantara negara-negara bangsa (nation state). Keadaan
seperti ini berarti pertumbuhan ekonomi nasional sangat dipengaruhi oleh ekonomi dunia.
Maka demi kepentingan pembangunan ekonomi nasional semua pihak harus turut serta secara
aktif berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi dunia tersebut. Partisipasi ini tidak akan
memberikan manfaat yang sebanding bila pelaku ekonomi tidak sekuat dan seterampil pelaku-
pelaku asing yang merupakan counterpart mereka maka sangat diperlukan wiraswasta yang
unggul dan berwatak sebagai salah satu perisai untuk menjaga ketahanan ekonomi yang pada
gilirannya penting bagi ketahanan nasional. Pemecahan masalah nasional tersebut memerlukan
kesungguhan pemikiran dan penggarapan yang seksama dan tekun, baik oleh pemerintah
maupun swasta. Dalam rangka pemecahan masalah nasional ini dirasakan adanya kebutuhan
nasional untuk meningkatkan pendidikan dan pengembangan kewiraswastaan Indonesia
sebagai usaha pemenuhan prasyarat pembangunan ekonomi yang pesat serta tuntutan
ketahanan ekonomi masyarakat demi pengukuhan ketahanan nasional (Lokakarya, 1976, : 166-
167). Perilaku kewiraswastaan harus ditumbuhkan dalam semua kelompok umur, dalam
keluarga, sekolah, masyarakat, organisasi-organisasi social, bisnis maupun pemerintah, dalam
berbagai pekerjaan yang berbeda-beda sehingga perilaku kewiraswastaan itu juga ditumbuhkan
melalui pendidikan seumur hidup (long life education). Sosialisasi berlangsung terus dalam
semua kelompok usia dalam berbagai ragam pekerjaan. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban
mengatur segala sesuatunya dalam masyarakat, memberi pelayanan bagi setiap warga yang
berurusan dengan berbagai kegiatan pemerintahan. Pemerintah juga harus bekerja sebagai
seorang wiraswasta. Dalam setiap pekerjaan (bukan hanya pengusaha saja) perilaku
kewiraswastaan membawa pada kemajuan dan kebahagiaan. Semua warga masyarakat harus
sadar damapak globalisasi yang berkesinambungan, persaingan yang super kerasakan terus
meningkat sehingga rasa cinta Negara dan bangsa harus ditumbuhkan.
Hal ini penting karena yang diuntungkan globalisasi adalah konsumen yang mempunyai peluang
memilih berbagai macam produk dengan harga yang lebih murah. Apabila kesadaran tidak
ditumbuhkan maka warga masyarakat tidak akan berpikir untuk kepentingan nasional tetapi
justru merasa bangga karena memakai produk luar negeri. Dalam melakukan semua kegiatan
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
25/27
mereka harus melakukan apa yang terbaik. Semua pihak tidak cukup berpikir tentang apa yang
harus dikerjakan tetapi yang lebih penting adalah menanyakan bagaimana harus
mengerjakannya, supaya setiap pencapaian sesuatu harus dengan hasil terbaik dan biaya
minimal. Kesadaran, rasa tanggung jawab dan keinginan untuk berprestasi dari seluruh
komponen bangsa dapat mengurangi tantangan-tantangan era globaslisasi.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama bagi negara sedang berkembang,
termasuk Indonesia. Pembangunan ekonomi tidak hanya tertumpu pada pertumbuhan
ekonomi saja tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan, keamanan, serta kualitas
sumberdaya termasuk sumberdaya manusia dan lingkungan hidup. Khususnya pertumbuhan
ekonomi, diperlukan kebijakan yang kondusif agar tercapai peningkatan pertumbuhan ekonomi
setiap tahun sesuai dengan yang sudah ditargetkan. Pertumbuhan ekonomi yang sudah
ditargetkan setiap tahunnya mencerminkan kinerja perekonomian pada tahun tersebut
sedangkan kinerja ekonomi itu sendiri sangat tergantung pada kondisi internal maupun
eksternal dari negara yang bersangkutan. Sementara itu, kondisi eksternal sangat terkait
dengan keadaan perekonomian dunia yang semakin mengglobal. Sebagai contoh bahwa kondisi
eksternal Indonesia terkait dengan permasalahan krisis dunia pada saat ini perhatikan dua
kondisi berikut ini yaitu pertama, meningkatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai 60
US$ per barel per Januari 2006. Ke dua, adanya krisis moneter dimana nilai kurs dollar terhadap
rupiah semakin meningkat sampai Rp 9.460,00 per Januari 2006.
Naiknya harga minyak mendorong Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia meninjau
kembali perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia. Laporan ADB pada bulan April 2005
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Timur pada tahun rata-rata 6,7% hingga 7,2%.Nampaknya angka tersebut harus direvisi. Pemerintah dalam asumsi makro APBN 2005
penyesuaian, proyek pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 5,5%, inflasi 7,0%, suku bunga
sertifikat Bank Indonesia (SBI) 8,0%, nilai tukar rupiah Rp 8.900,00 per dollar Amerika Serikat
dan harga minyak sebesar 35 dollar AS per barrel serta produksi minyak sebesar 1,125 juta
barrel per hari. Atas dasar asumsi tersebut, dalam patokan dasar anggaran, subsidi bahan bakar
minyak (BBM) diperkirakan akan naik dari Rp 19 triliun menjadi Rp 60,1 triliun sehingga ada
kenaikan pembayaran subsidi sebesar Rp 41,1 triliun. Hal ini mengakibatkan terjadi
pembengkakan defisit anggaran sekitar 1,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang
mengakibatkan kekurangan pembiayaan cukup signifikan dan sangat membebani keuangannegara. Sementara itu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melonjak pada akhir-akhir ini
akan memperparah krisis ekonomi, yaitu menyebabkan subsidi BBM yang harus dibayar
pemerintah melonjak drastis. Asumsi makro tersebut sudah tidak relevan lagi karena nilai tukar
dan harga minyak dunia sudah sangat jauh berbeda. Untuk itu pemerintah sebaiknya merevisi
asumsi tersebut.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
26/27
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) masih menunjukkan defisit yang kian
membesar, hal ini akibat dari semakin besarnya subsidi yang harus dikeluarkan terutama BBM.
Sementara itu dari sisi penerimaan dari pajak belum menunjukkan hasil yang maksimal
meskipun upaya penarikan pajak dengan memperluas basis pajak telah dilaksanakan. Di sisi lain
kebijakan fiskal yang merupakan salah satu piranti kebijakan pemerintah cenderung mengalamidistorsi dalam implementasinya. Misalnya, fenomena munculnya pengelolaan dana negara
APBN terutama pada Goverment Expenditure menjadi sasaran empuk pengelolaan yang tidak
sesuai aturan.
Berbagai upaya reformasi kebijakan fiskal sering dilakukan agar perekonomian berjalan pada
jalur yang benar. Namun hal ini belum berhasil karena pengaruh kebijakan non ekonomi yang
lebih dominan misalnya saja adanya masalah sosial dan kesehatan serta terjadinya bencana
alam yang tidak dapat diperkirakan. Bermula dari krisis ekonomi tahun 1997 hingga sekarang
berlanjut dengan krisis-krisis lain mengakibatkan perekonomian Indonesia masih sangat sulit
untuk tumbuh positif. Krisis ekonomi ditandai dengan menurunnya permintaan agregat
sehingga kondisi perekonomian menunjukkan adanya ciri-ciri depresi seperti menurunnya daya
beli secara drastis, berkurangnya bahkan hilangnya minat investasi asing, dan meningkatnya
pengangguran di berbagai sektor. Kondisi tersebut diperparah oleh sisi penawaran yang
semakin turun. Bukan saja produksi yang menurun tetapi juga terjadi ketidakkondusifan
berbagai kebijakan yang mengakibatkan daya respon (elastisitas) penawaran sangat lemah.
Kebijakan fiskal dalam perekonomian dituangkan dalam bentuk pos-pos yang tercantum pada
dua sisi yaitu penerimaan dan belanja pemerintah. Fungsi fiskal meliputi tiga aspek penting
yang mencerminkan peran pemerintah dalam perekonomian yaitu sebagai fungsi alokasi,
distribusi, dan stabilisasi. Menurut Romer (1996), secara simultan fungsi fiskal bertujuan untuk
menciptakan kondisi makro ekonomi secara kondusif dalam mencapai pertumbuhan ekonomi,
penciptaan tenaga kerja yang sekaligus menekan jumlah pengangguran, pengendalian tingkat
inflasi, dan mendorong distribusi pendapatan yang semakin merata.
Gambaran APBN di Indonesia tercermin pada pos dalam anggarannya. Sisi penerimaan negara
mencakup semua penerimaan dari pajak dan bukan pajak, sedangkan sisi pengeluaran
pemerintah terdiri dari pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Ada beberapa
alternatif untuk mencapai hal tersebut yaitu dengan mengupayakan penerimaan dalam negeri
dapat ditingkatkan, mengupayakan berkurangnya ketergantungan utang luar negeri, danmenekan pengeluaran negara dengan menerapkan skala prioritas tinggi serta yang sedang
marak pada pemerintahan yang sekarang sedang berjalan adalah dengan pemberantasan
korupsi.
5/24/2018 BAB III Pembahasan Semua Materi
27/27
Defisit anggaran menjadi penting dalam masa krisis sehingga banyak persoalan menjadi
dilematis dalam memilih kebijakan fiskal yang tepat. Defisit ataupun surplus anggaran ini
menjadi isu penting untuk dikaji karena dalam siklus bisnis defisit anggaran menjadi
pembahasan yang cukup serius dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Dari permasalahan
tersebut maka artikel ini akan mengkaji kebijakan fiskal khususnya untuk mengetahui dampakkebijakan defisit anggaran terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.