16
Sekolah Dasar Internasional III-1 BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR YANG DIRENCANAKAN III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta Batas Administratif Kota Surakarta : § Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali § Selatan : Kabupaten Sukoharjo § Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali § Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo 1.1.2 Luas dan Pembagian Wilayah Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha 1 yang terbagi atas lima kecamatan yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Banjarsari, Jebres dan Pasar Kliwon, dan 51 kelurahan. Berdasarkan studi dari tim P3KT (Proyek Pengembangan Program Kota Terpadu), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah mencapai 11.000 – 12.000 ha, atau berkembang hampir 3 kali lipat yang meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta seluas 4.040 ha, sebagian Kabupaten Dati II Sukoharjo (Kecamatan Kartasura, Grogol, 1 Biro Pusat Statistik tahun 2008

BAB III TINJAUAN DATA br - digilib.uns.ac.id/Sekolah... · onal Nas Inte r A B C D E F G H Juml ah ... komersial di daerah perdagangan, ... Materi atau kriteria perancangan yang diatur

  • Upload
    vudiep

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Sekolah Dasar Internasional III-1

BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR

YANG DIRENCANAKAN

III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA

III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta

Batas Administratif Kota Surakarta :

§ Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

§ Selatan : Kabupaten Sukoharjo

§ Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali

§ Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

1.1.2 Luas dan Pembagian Wilayah

Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404

Ha 1yang terbagi atas lima kecamatan yaitu kecamatan Laweyan,

Serengan, Banjarsari, Jebres dan Pasar Kliwon, dan 51 kelurahan.

Berdasarkan studi dari tim P3KT (Proyek Pengembangan Program

Kota Terpadu), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah

mencapai 11.000 – 12.000 ha, atau berkembang hampir 3 kali lipat

yang meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta seluas 4.040 ha,

sebagian Kabupaten Dati II Sukoharjo (Kecamatan Kartasura, Grogol,

1 Biro Pusat Statistik tahun 2008

Sekolah Dasar Internasional III-2

Baki, dan Mojolaban) seluas 3.1668 ha, dan sebagian Kabupaten Dati

II Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 ha.

1.1.3 Geomorfologis dan Klimatologis

- Geografi

Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 1100 – 1110 BT dan

7,60 - 80 LS.

- Topografi

Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata-rata

92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar engan

kemiringan rata-rata 0 – 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang

dengan kemiringan lebih kurang 5%.

- Geologi

Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan

pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan

agak berbatu.

- Klimatologi

Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan

musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan

rata-rata 2.200 mm/tahun. Suhu rata-rata udara 260 C, suhu udara

maksimum 32,30 C dan suhu udara minimum 21,70.

III.1.2 Perkembangan Potensi Dan Fungsi Kota Surakarta

1.2.1. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta (sumber: BPS)

Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun, sedang

perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai

602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada

konsep metropolitan. Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta:

Tahun Wilayah Luas

(Km2)

Jumlah

penduduk (jiwa)

Tk. Kepadatan

(jiwa/Km2)

1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699

1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807

1993 Kotamadya Surakarta 44,040 527.767 11.984

Sekolah Dasar Internasional III-3

§ Kec. Laweyan

§ Kec. Serengan

§ Kec. Pasar kliwon

§ Kec. Jebres

§ Kec. Banjarsari

8,638

3,194

4,815

12,582

14,811

100.407

61.945

82.173

124.980

158.262

11.624

19.394

17.066

9.933

10.685

1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904

2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690

2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524

2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409

Sumber: Biro pusat statistik

1.2.2 Perkembangan Fungsi Kota Surakarta

Wilayah kotamadya Dati II Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat

dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota

pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga

serta sosial budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Dati II Surakarta:

No Fungsi kota Skala pelayanan

1. Pemerintahan Lokal dan Regional

2. Industri Lokal, Regional dan Nasional

3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional

4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional

5. Perdagangan Lokal dan Regional

6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional

Sumber: Perda no. 8/1993 dan pengolahan studio

III.1.3.Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Surakarta

Berdasar SK Walikota Dati II Srakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei

1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah

pengembangan yaitu meliputi :

a. wilayah pengembangan utara

b. wilayah pengembangan barat

c. wilayah pengembangan timur

d. wilayah pengembangan selatan

Sekolah Dasar Internasional III-4

Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai

unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013.

I. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi

6 kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan

Semanggi) seluas 487,52 Ha.

II. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru.

Meliputi 12 kelurahan (Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan

Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan,

Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha.

III. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12

kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,

Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu,

dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.

IV. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8

kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,

Manahan, dan Mangkubumen).

V. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3

kelurahan (Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha.

Peta Satuan Wilayah Pembangunan Daerah Surakarta

Sekolah Dasar Internasional III-5

VI. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3

kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.

VII. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2

kelurahan (Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha.

VIII. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2

kelurahan (Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha.

IX. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2

kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha.

X. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1

kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.

Sedangkan pengembangan fungsi antara lain meliputi :

a. kawasan pengembangan wisata

b. kawasan pengembangan budaya

c. kawasan pengembangan olah raga

d. kawasan pengembangan relokasi industri

e. kawasan pengembangan pendidikan tinggi

f. kawasan pengembangan perbelanjaan

g. kawasan pengembangan perkantoran

h. kawasan pengembangan lingkungan perumahan

yang digambarkan dalam gambar berikut ini :

Pariwisata Pendidikan

Budaya Industri

Sekolah Dasar Internasional III-6

Olah Raga Perumahan

Perdagangan & Jasa Pergudangan

Pusat Administrasi Area Terbuka

FUNGSI KOTA SW

P Wisat

a

Budaya OR Indstri Pend. Dagang Kntor Rm

h

LOKASI

I x Pucang sawit

II x x x Mangkunegaran

Balaikota, kaw komersial

III x x x Kraton, kaw komersial

IV x x Sriwedari, Balekambang,

Manahan

V x Sondakan, Laweyan

VI x x Jajar

VII x Sumber, Banyuanyar

VIII x x x Jurug, UNS, Kaw

komersial

IX x x Kadipiro

X x Mojosongo

a. Rencana Struktur Tata Guna Tanah

Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 – 2013,

adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti

ditunjukkan pada tabel berikut :

Skala Pelayanan Kegiatan

Ters Sekunder Primer

Fungsi / kegiatan (%) SW

P

Ling BW

K

Kota

/lokal

Regi

onal

Nas Inte

r

A B C D E F G H

Juml

ah

(%)

I ü ü ü ü ü 20 10 70 100

II ü ü ü ü ü ü 10 5 5 10 10 60 100

III ü ü ü ü ü ü 15 15 25 45 100

IV ü ü ü ü ü ü 5 15 5 10 65 100

V ü ü ü ü 15 5 10 70 100

VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100

VII ü ü ü 5 5 90 100

VIII ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100

IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100

Sekolah Dasar Internasional III-7

Keterangan :

A = Fungsi Pariwisata

B = Fungsi Kebudayaan

C = Fungsi Olahraga

D = Fungsi Industri

BWK = Bagian Wilayah Kota

Inter = Internasional

E = Fungsi Pendidikan

F = Fungsi Perdagangan

G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran

H = Fungsi Perumahan

b. Penataan Bangunan

1. Penataan Lingkungan dan Bangunan

Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota

Surakarta :

a. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk

bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 4 lantai, yang berfungsi

komersial di daerah perdagangan.

b. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk

bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 8 lantai, yang berfungsi

komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan

c. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk

bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min 9 lantai, yang berfungsi

komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industry

2. Penataan Bangunan Bertingkat Banyak

a. Sangat Potensial

Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumohardjo, Sudirman, Yos Sudarso,

Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan)

b. Potensial

Sepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gadjah Mada, Sutan Syahrir, S.

Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto

c. Cukup Potensial

Sepanjang jalan R.M Said,, Akhmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar,

Ronggowarsito, Kartini, Monginsisdi, Dr. Rajiman (Laweyan), qdi Sucipto,

Dr. Moewardi, dan Brigjend Katamso

X ü ü ü 5 5 90 100

Sekolah Dasar Internasional III-8

d. Kurang Potensial

Sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro,

Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin, Hasanudin, MT.

Haryono, Ir. Sutami dan Kol. Sugiono.

e. Tidak Potensial

Sepanjang Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. Suharso,

Suprapto, Mangunsarkoro, Adi Sumarmo dan Ki Hajar Dewantoro.

3. Penataaan Perpetakan Bangunan Jalan-Jalan Utama

a. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak >5000 m² untuk KB

min 9 lantai.

b. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 2000 - 5000 m²

untuk KB maks 8 lantai

c. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 – 2500 m²

untuk KB maks 4 lantai

d. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 m² untuk KB

maks 2 lantai

4. Penataan Ketinggian Bangunan

Materi atau kriteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian

bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan

utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu :

a. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak

bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan

Angka Luas lantai = 2x Angka Lantai Dasar.

b. Ketinggian bangunan rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat

maksimum 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum

12m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 4x Angka Lantai

Dasar.

c. Ketinggian bangunan sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat

maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36m dan

minimum 24m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 8x Angka

Lantai Dasar.

d. Ketinggian bangunan tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat

minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari

lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 9x Angka Lantai Dasar,

Sekolah Dasar Internasional III-9

maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari

lantai dasar dan Angka Luas Lantai = 20x Angka Lantai Dasar

III.1.4. Kaitan Usia Sekolah dengan Sekolah Internasional

usia sekolah WNA yang berada di Indonesia adalah sama dengan usia

sekolah Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tingkat Taman Kanak -

kanak hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), yaitu usia 5 sampai

dengan 19 tahun, dengan terbagi menjadi:

· 5 — 6 tahun usia setingkat Taman Kanak-kanak.

· 7 — 11 tahun usia setingkat Sekolah Dasar (SD).

· 12 — 14 tahun usia setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

· 15 — 19 tahun usia setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU)

Penduduk Usia Sekolah Kota Surakarta Tahun 2005 (Sumber : Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS )

7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun Jumlah

55,460 28,556 28,556 60,888 173,460

Penduduk Surakarta Menurut Table Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas), BPS )

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 1,283,887 1,262,883 2,546,770

5 - 9 1,551,753 1,486,848 3,038,601

10 - 14 1,734,624 1,588,100 3,322,724

15 - 19 1,523,129 1,383,220 2,906,349

20 - 24 1,286,619 1,295,800 2,582,419

25 - 29 1,241,340 1,328,521 2,569,861

30 - 34 1,177,968 1,304,950 2,482,918

35 - 39 1,251,001 1,352,976 2,603,977

40 - 44 1,191,607 1,223,268 2,414,875

45 - 49 1,068,128 1,021,627 2,089,755

50 - 54 862,162 875,795 1,737,957

55 - 59 617,353 624,095 1,241,448

60 - 64 556,159 586,334 1,142,493

Sekolah Dasar Internasional III-10

65 - 69 397,656 479,337 876,993

70 - 74 312,641 389,977 702,618

75 + 312,697 336,395 649,092

III.2 TINJAUAN SEKOLAH DASAR INTERNASIONAL YANG AKAN

DIRENCANAKAN

III.2.1 Arah Perencanaan

2.1.1 Fungsi

Sekolah Dasar Internasional yang direncanakan merupakan

suatu tempat, bangunan atau lembaga dimana didalamnya

terdapat kegiatan belajar mengajar dengan jenjang dasar

(setelah pra sekolah dan sebelum sekolah menengah) di

Surakarta dengan penekanan pengaplikasian metode student

centered dan fun learning dengan konsep pembelajaran moving

class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional.

2.1.2 Tujuan

Secara garis besar tujuan perencanaan Sekolah adalah sebagai

berikut :

Menciptakan sebuah pengolahaan fisik bangunan Sekolah

Dasar Internasional di Surakarta yang dapat menampung

kegiatan belajar mengajar baik pendidikan formal maupun

kegiatan non-formal yang berbeda dengan sekolah-sekolah

internasional lain di Surakarta ( mengaplikasian metode student

centered dan fun learning dengan penerapan konsep moving

class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional)

III.2.2 Manfaat Perencanaan

2.2.1 Bagi Masyarakat Umum

1. Mampu memberikan alternatif baru bagi warga Surakarta (warga

negara Indonesia maupun warga negara asing) yang ingin

menyekolahkan anaknya di sekolah dasar internasional yang setara

dengan sekolah-sekolah negara maju.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya metode

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan yang didukung

Sekolah Dasar Internasional III-11

dengan penerapan konsep moving class ke dalam fisik bangunan

sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

2.2.2 Bagi Pengguna

1. Meningkatkan tingkat pendidikan melalui pemenuhan fasilitas

yang ada.

2. Meningkatkan motivasi belajar pada siswa dengan metode aktif

dan menyenangkan

III.2.3 Penerapan Arsitektural Dalam Perencanaan Desain

2.3.1 Langgam Arsitektural yang Digunakan

Pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan

penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah

dasar internasional. Dengan penggunaan elemen-elemen pendukung

yang mencerminkan karakter anak pada fasade bangunan. Bangunan

direncanakan dengan menggunakan konsep moving class. Sirkulasi

dibuat efektif namun efisien sehingga mempercepat perpindahan siswa

saat berganti pelajaran.

2.3.2 Konsep Tampilan Fisik Bangunan

1. Secara keseluruhan konsep Perencanaan Sekolah Dasar

Internasional di Surakarta menggunakan konsep pengaplikasian

metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep

moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional,

untuk tampilan bangunan menggunakan elemen pendukung yang

dinding fasade menggunakan bentuk geometri dan huruf alphabet yang

mencerminkan materi belajar yang dipelajari anak SD

2. Interior ruang kelas yang disesuaikan dengan karakteristik

mata pelajaran tersebut dengan bentuk pola meja dan kursi agar

interaksi guru dan siswa dapat terjadi.

Sekolah Dasar Internasional III-12

Interior kelas pendukung konsep moving class :

3. Sirkulasi dibuat efektif sehingga mempercepat perpindahan

siswa saat berganti pelajaran.Dengan didukung interior sirkulasi yang

dibuat menarik (berkelok-kelok) sehingga ssat siswa berjalan saat

pergantian pelajaran siswa lebih refresh dengan adanya interior

menarik seperti adanya ruang komunal (taman ) di tengah-tengah

deretan kelas.

4. Lansekap dan lingkungan sekitar ditata sedemikian rupa

sehingga pengguna merasa nyaman.

III.2.4 Program Perencanaan

4 3

2 1 5

Sekolah Dasar Internasional III-13

Perencanaan dilakukan dengan membuat suatu program kegiatan yang

sesuai untuk diterapkan pada bangunan Sekolah sehingga antara kegiatan

pendidikan berjalan dengan baik. Program perencanaan kegiatan yang

dilakukan antara lain:

2.4.1 Merencanakan Kegiatan Sekolah

Ø Bangunan Utama

Ø Ruang kelas dan laboraturium

§ Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan

belajar mengajar.

Ø Ruang Pamer

§ Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan

pameran hasil Karya siswa

§ Siswa, guru dan seluruh civitas akademika sekolah

dapat melalukan kegiatan melihat hasil karya siswa

yang dipamerkan.

Ø Perpustakaan

§ Kegiatan yang dilakukan adalah membaca.

§ siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan

membaca buku maupun elekronik book.

Pengunjung juga dapat mengakses Internet yang

disediakan dalam perpustakaan digital.

Ø Gedung Olah Raga, lapangan sepak bola dan kolam renang

§ Kegiatan yang dilakukan adalah olah raga.

§ Siswa, guru dan pengelola dapat melakukan

kegiatan berolah raga sesuai dengan jadwal dan

peraturan yang sudah ditetapkan.

2.4.2 Merencanakan Kegiatan Pengelola

Bangunan pengelola

Ø Kegiatan yang dilakukan adalah bekerja sesuai dengan

kepentingan masing-masing.

Ø Seluruh pengurus dan staf melakukan kegiatan sesuai

dengan kepentingannya masing-masing.

III.2.5 Pelaku Kegiatan

Sekolah Dasar Internasional III-14

Pola kegiatan siswa sumber: analisa penulis.

.Pola kegiatan Guru sumber: analisa penulis.

Datang

Istirahat Pulang

Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas

Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.

Datang

Parkir

Istirahat

Pulang

Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas

Melakukan koordinasi dengan sesama guru

dan dengan pengelola.

Parkir

Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas

2.5.1 Siswa

· Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas.

· Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.

2.5.2 Guru atau Tenaga Pengajar

· Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas.

· Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas.

· Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan

pengelola.

2.5.3 Pegawai Sekolah

· Memantau segala kegiatan baik kegiatan umum, kegiatan belajar

mengajar dan aktifitas lain di luar jam sekolah.

· Mengelola kegiatan penunjang dan servis.

· Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain.

Sekolah Dasar Internasional III-15

Pola kegiatan Pengelola. sumber: analisa penulis.

Datang

Parkir

mengelola keg. umum mengelola keg. penunjg mengelola keg. servis

Istirahat

Pulang

Mengadakan kerjasama dengan pihak luar

mengadakan koordinasi antar divisi

Parkir

· Mengadakan koordinasi dengan kepala-kepala divisi/bagian.

III.2.6 Pengaturan waktu

Kegiatan pembelajaran dengan sistem moving class berlangsung

selama 45 menit setiap 1 jam tatap muka dan jeda waktu untuk

perpindahan kelas / ruang adalah 5 menit.

Pengaturan jam setiap hari berlangsung sebagai berikut :

Jam ke Waktu Keterangan

1

Jeda waktu

2

Jeda waktu

3

Jeda waktu

4

Jeda waktu

5

Jeda waktu

6

Jeda waktu

7

Jeda waktu

8

07.00 – 07.45

07.45 – 07.50

07.50 – 08.35

08.35 – 08.40

08.40 – 09.25

09.25 – 09.30

09.30 – 10.15

10.15 – 10.30

10.30 – 11.15

11.15 – 11.20

11.20 – 12.05

12.05 – 12.10

12.10 – 12.55

12.55 – 13.00

13.00 – 13.45

Istirahat

Sekolah Dasar Internasional III-16