124
106 BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP IV.1 Hasil Survei Survei dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner sesuai dengan responden yang telah ditentukan sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non random atau non probability sampling. Dengan metode non random sampling, sampel diambil dari populasi yang sudah ditentukan, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama. Perhitungan jumlah sampel yang akan diambil menggunakan rumus yang didefinisikan oleh Slovin. Dalam pengumpulan data tersebut, ditentukan bahwa populasi yang dipilih diambil dari mahasiswa S1 Universitas Pelita Harapan yang berjumlah kurang lebih 2.566, mahasiswa S2 Bina Nusantara University angkatan 2008 yang berjumlah kurang lebih 75, siswa SLTP Ipeka Sunter yang berjumlah 270, dan penduduk usia produktif di wilayah Jakarta menurut data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008 mencapai kurang lebih 4.56 juta jiwa. Sehingga, dengan menggunakan rumus Slovin tersebut, dapat dihitung minimum jumlah sampel yang diperlukan dengan tingkat kepercayaan 10% adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

106  

BAB IV

ANALISIS DAN KEGIATAN GFP

IV.1 Hasil Survei

Survei dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner sesuai

dengan responden yang telah ditentukan sebelumnya. Pengambilan sampel

dilakukan dengan metode non random atau non probability sampling. Dengan

metode non random sampling, sampel diambil dari populasi yang sudah

ditentukan, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama.

Perhitungan jumlah sampel yang akan diambil menggunakan rumus

yang didefinisikan oleh Slovin. Dalam pengumpulan data tersebut, ditentukan

bahwa populasi yang dipilih diambil dari mahasiswa S1 Universitas Pelita

Harapan yang berjumlah kurang lebih 2.566, mahasiswa S2 Bina Nusantara

University angkatan 2008 yang berjumlah kurang lebih 75, siswa SLTP Ipeka

Sunter yang berjumlah 270, dan penduduk usia produktif di wilayah Jakarta

menurut data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008

mencapai kurang lebih 4.56 juta jiwa. Sehingga, dengan menggunakan rumus

Slovin tersebut, dapat dihitung minimum jumlah sampel yang diperlukan

dengan tingkat kepercayaan 10% adalah sebagai berikut:

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

107  

  

1

2,566 75 270 4,560,000

1 2,566 75 270 4,560,000 0.1

4,562,911

1 45,629.11

99.99781

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dikatakan bahwa jumlah

minimum yang dapat diambil dan digunakan adalah 100 sampel.

Penyebaran kuesioner dilakukan secara online dengan cara

menyebarkan alamat web / link melalui email, facebook message, dan chatting

room. Responden akan dapat mengisi kuesioner yang terdapat pada link

berikut ini:

http://spreadsheets.google.com/viewform?formkey=dFF3dG5lVWQyYW1K

VW1sNEdOaHRtb0E6MA

Selain melalui penyebaran secara online, kuesioner juga disebar secara

offline atau secara tertulis. Responden akan mengisi kuesioner secara

langsung, dan hasilnya akan dikumpulkan kembali.

Kuesioner yang disebarkan memiliki tujuan untuk mengetahui nilai

brand equity yang dimiliki oleh Quickly dan untuk mendapatkan masukan

dari customer mengenai unsur 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang

diharapkan. Beberapa pertanyaan yang tercantum pada kuesioner merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang sudah pernah diajukan pada penelitian-penelitian

sebelumnya yang berupa artikel yang dibuat oleh Jorge Vera Martinez dengan

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

108  

  

judul “Brand Equity Profile and the measurement of its component”.

Kuesioner dilakukan melalui dua tahap, yaitu:

Tahap 1 kuesioner disebar sebelum melakukan kegiatan GFP (30 Juli – 08

Agustus)

Tahap 2 kuesioner disebar setelah melakukan beberapa kegiatan GFP (23

September – 30 September)

Dari setiap hasil kuesioner yang didapat akan dilakukan filtering untuk

mengeluarkan hasil kuesioner yang tidak valid atau tidak lengkap. Berikut

komposisi kuesioner akhir dan penyebaran yang sesungguhnya:

Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data

Tahap Jumlah Responden Terkumpul

Jumlah Responden Layak % Layak Jumlah Sampel

Pengujian % Uji

1 128 115 89.84% 100 78.13% 2 143 126 88.11% 100 69.93%

Setelah data-data ini dilakukan filtering, kemudian akan diubah ke

dalam bentuk-bentuk angka agar bisa diproses ke dalam SPSS untuk

dilakukan pengujian terhadap data-data tersebut. Software aplikasi yang

digunakan dalam kegiatan pengamatan untuk mengetahui nilai ekuitas brand

ini menggunakan SPSS 16.0. Setelah diperoleh hasil pengolahan data dengan

menggunakan SPSS kemudian hasil tersebut akan dirangkum dalam bentuk

tabel-tabel dan dijelaskan secara deskriptif.

Selain itu, profil responden yang mengisi kuesioner ini memiliki

komposisi sebagai berikut:

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

a. J

b. U

Jenis Kelami

Berikut p

Tabel 4

WanPria

Gam

Usia

Berikut p

T

17 T17 - 21 - 25 T

in

profil respon

4.2 Profil Res

nita

mbar 4.1 Kom

profil respon

abel 4.3 Profi

Tahun 20 Tahun 25 Tahun

Tahun

Gambar 4.2 K

48%

Jen

76%

6%

nden berdasa

ponden Berda

posisi Respon

nden berdasa

l Responden B

Komposisi Re

52%

nis Kelam

10%8%

Usia

rkan jenis ke

asarkan Jenis

105 595 4

nden (Jenis Ke

rkan usia:

Berdasarkan U

21 116

152 711

esponden (Usi

%

min

W

Pr

17 Tahu

17 ‐ 20 T

21 ‐ 25 T

25 Tahu

elamin:

Kelamin

52.50% 47.50%

elamin)

Usia

0.50% 8.00%

76.00% 5.50%

a)

Wanita

ria

un

Tahun

Tahun

un

1109 

 

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

IV

c. P

T

V.2 Uji V

peng

kues

terse

anali

apab

sesun

dapa

Pendapatan a

Berikut p

Tabel 4.4 Prof

Rp. 500,Rp. 1,00Rp. 2,00Rp. 3,00

Gambar 4.3

Validitas

Tahapan

gujian terha

ioner. Hal in

ebut sudah

isis. Hasil p

bila terdapat

ngguhnya te

at dikatakan r

23%

23%

atau uang sak

profil respon

fil Responden

000,- sampai0,000,- samp0,000,- samp0,000,-

3 Komposisi R

dan Reli

uji validi

adap butir-b

ni dilakukan

valid dan r

penelitian da

t kesamaan

erjadi pada o

reliabel jika

%

Pendap

ku

nden berdasa

n Berdasarkan

Rp. 1,000,00pai Rp. 2,000,pai Rp. 3,000,

Responden (Pe

abilitas

itas dan re

butir pertan

n untuk meng

reliable unt

ari suatu an

antara data

objek yang s

terdapat kes

23%

31%

atan / u

rkan pendap

n Pendapatan

00,- 47000,- 62000,- 46

45

endapatan ata

eliabilitas m

nyaan yng

getahui apak

tuk digunak

nalisis atau

a yang terku

sedang diam

samaan data

uang sak

Rp1,0

RpRp

RpRp

Rp

patan atau ua

atau Uang Sa

23.50% 31.00% 23.00% 22.50%

au Uang Saku)

merupakan

diajukan

kah pertanya

kan datanya

pengamatan

umpul deng

ati. Sedangk

a dalam jangk

ku

. 500,000,‐ sam000,000,‐

. 1,000,000,‐ sa

. 2,000,000,‐

. 2,000,000,‐ sa

. 3,000,000,‐

. 3,000,000,‐

1

ang saku:

aku

)

suatu pros

dalam sua

aan-pertanya

a dalam sua

n dinilai va

gan data ya

kan suatu ha

ka waktu ya

mpai Rp. 

ampai 

ampai 

110 

 

ses

atu

aan

atu

lid

ang

asil

ang

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

111  

  

berbeda, artinya terdapat suatu tingkat konsistensi terhadap jawaban-jawaban

yang diberikan oleh responden dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan

instrumen atau elemen yang memenuhi standar valid dan reliabel dalam suatu

metode pengumpulan data, dapat diharapkan apabila hasil penelitian yang

diperoleh akan memberikan gambaran sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.

IV.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

Suatu analisa atau pengamatan dimulai dari pengujian validitas dari

masing-masing pertanyaan terlebih dahulu, baru kemudian diikuti dengan uji

reliabilitas. Jika suatu pertanyaan yang diajukan ternyata tidak memenuhi

standar valid, maka pertanyaan tersebut tidak bisa digunakan dalam

pengumpulan data dan harus dikeluarkan dari kuesioner yang akan diajukan.

Uji validitas yang digunakan dalam pengamatan untuk mendapatkan

nilai ekuitas brand dari Quickly ini menggunakan uji validitas construct yang

bertujuan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan yang digunakan

tersebut valid untuk mendukung dan atau mengukur variabel-variabel faktor

yang mempengaruh ekuitas suatu brand. Butir pertanyaan dapat dinyatakan

valid jika memiliki correlated item-total correlation > 0.300, hal ini sesuai

dengan yang dinyatakan oleh Masrun (1979). Dan dapat dikatakan reliabel

jika nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.600 (Santosa dan Ashari, 2005, p251).

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

112  

  

IV.2.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Brand Awareness Hasil pengujian validitas pada faktor brand awareness dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Uji Validitas Item Variabel Brand Awareness

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pert. 1 4.3200 1.796 .601 .366 .537Pert. 2 5.6700 2.365 .467 .224 .702Pert. 3 5.4300 2.066 .542 .314 .615

Dari hasil uji validitas, semua item pada faktor brand awareness yang

ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300, berarti

seluruh item dari faktor brand awareness valid untuk digunakan sebagai data

yang akan diamati atau dianalisis.

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.715 .713 3

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor brand awareness, nilai

Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0.600. Hal ini berarti

seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat pada faktor brand awareness

reliabel untuk diamati atau dianalisis.

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

113  

  

IV.2.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Brand Loyalty

Faktor brand loyalty dipecah menjadi tiga (3) bagian yang masing-

masing akan merefleksikan pengaruhnya sebagai subfaktor dari brand loyalty.

Masing-masing bagian tersebut kemudian akan diberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan tujuannya. Berikut masing-masing bagian tersebut

dan hasil pengujiannya.

a. Behavior Loyalty

Hasil pengujian validitas pada faktor brand loyalty untuk bagian

behavior loyalty dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 Uji Validitas Item Sub Variabel Behavior Loyalty

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pert. 1 4.8700 2.155 .559 .339 .497Pert. 3 5.2400 2.467 .391 .154 .711Pert. 2 4.4300 2.126 .534 .324 .528

Dari hasil uji validitas, semua item pada bagian behavior loyalty

yang ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300,

bearti seluruh item dari bagian behavior loyalty valid untuk digunakan

sebagai data yang akan diamati atau dianalisis.

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

114  

  

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Item Sub Variabel Behavior Loyalty

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.679 .679 3

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor brand loyalty untuk bagian

behavior loyalty, nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari

0.600. Hal ini berarti seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat

pada bagian behavior loyalty reliabel untuk diamati atau dianalisis.

b. Satisfaction

Hasil pengujian validitas pada faktor brand loyalty untuk bagian

satisfaction dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.9 Uji Validitas Item Sub Variabel Satisfaction

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pert. 1 5.3900 2.362 .671 .455 .601Pert. 3 5.4900 2.010 .599 .398 .677Pert. 2 5.8000 2.485 .521 .286 .752

Dari hasil uji validitas, semua item pada bagian satisfaction yang

ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300, bearti

seluruh item dari bagian satisfaction valid untuk digunakan sebagai data

yang akan diamati atau dianalisis.

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

115  

  

Tabel 4.10 Uji Validitas Item Sub Variabel Satisfaction

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.760 .765 3

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor brand loyalty untuk bagian

satisfaction, nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari

0.600. Hal ini berarti seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat

pada bagian satisfaction reliabel untuk diamati atau dianalisis.

c. Over Price

Hasil pengujian validitas pada faktor brand loyalty untuk bagian

over price dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.11 Uji Validitas Item Sub Variabel Over Price

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Pert. 1 2.7200 .668 .441 .194 .a

Pert. 2 2.0100 .818 .441 .194 .a

Dari hasil uji validitas, semua item pada bagian over price yang

ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300, bearti

seluruh item dari bagian over price valid untuk digunakan sebagai data

yang akan diamati atau dianalisis.

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

116  

  

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Item Sub Variabel Over Price

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.610 .612 2

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor brand loyalty untuk bagian

over price, nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0.600.

Hal ini berarti seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat pada

bagian over price reliabel untuk diamati atau dianalisis.

IV.2.1.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Perceived Quality

Faktor perceived quality dipecah menjadi dua (2) bagian yang masing-

masing akan merefleksikan pengaruhnya sebagai subfaktor dari perceived

quality. Masing-masing bagian tersebut kemudian akan diberikan pertanyaan-

pertanyaan terkait dengan tujuannya. Berikut masing-masing bagian tersebut

dan hasil pengujiannya.

a. Quality

Hasil pengujian validitas pada faktor perceived quality untuk

bagian quality dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

117  

  

Tabel 4.13 Uji Validitas Item Sub Variabel Quality

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Pert. 1 6.5600 1.744 .511 .268 .745Pert. 2 6.7100 1.885 .581 .375 .664Pert. 3 6.7100 1.602 .646 .433 .579

Dari hasil uji validitas, semua item pada bagian quality yang

ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300, bearti

seluruh item dari bagian quality valid untuk digunakan sebagai data yang

akan diamati atau dianalisis.

Tabel 4.14 Uji Reliabilitas Item Sub Variabel Quality

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.749 .752 3

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor perceived quality untuk

bagian quality, nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari

0.600. Hal ini berarti seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat

pada bagian quality reliabel untuk diamati atau dianalisis.

b. Use Value

Hasil pengujian validitas pada faktor perceived quality untuk

bagian use value dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

118  

  

Tabel 4.15 Uji Validitas Item Sub Variabel Use Value

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Pert. 1 6.2600 1.689 .466 .235 .535Pert. 2 5.7000 1.727 .497 .257 .503Pert. 3 5.7400 1.386 .424 .182 .616

Dari hasil uji validitas, semua item pada bagian use value yang

ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300, bearti

seluruh item dari bagian use value valid untuk digunakan sebagai data

yang akan diamati atau dianalisis.

Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Item Sub Variabel Use Value

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.644 .657 3

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor perceived quality untuk

bagian use value, nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari

0.600. Hal ini berarti seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat

pada bagian use value reliabel untuk diamati atau dianalisis.

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

119  

  

IV.2.1.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Faktor Brand

Associations

Hasil pengujian validitas pada faktor brand associations dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.17 Uji Validitas Item Variabel Brand Associations

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pert. 1 2.2500 .513 .541 .293 .a Pert. 2 2.9700 1.019 .541 .293 .a

Dari hasil uji validitas, semua item pada faktor brand associations

yang ditanyakan memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0.300,

bearti seluruh item dari faktor brand associations valid untuk digunakan

sebagai data yang akan diamati atau dianalisis.

Tabel 4.18 Uji Reliabilitas Item Variabel Brand Associations

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.676 .703 2

Dari hasil uji reliabilitas untuk faktor brand associations, nilai

Cronbach’s Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0.600. Hal ini berarti

Page 15: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

120  

  

seluruh item atau butir pertanyaan yang terdapat pada faktor brand

associations reliabel untuk diamati atau dianalisis.

IV.3 Analisis Mean Aritmatika Brand Equity

Setelah melakukan serangkaian proses pengujian terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi integritas dari suatu brand equity, maka nilai

perkiraan brand equity di mata masyarakat dapat dinilai. Salah satu cara

pemberian nilai terhadap suatu nilai brand equity adalah dengan

menggunakan metode Mean Aritmatika. Metode ini akan mendapatkan nilai

tengah brand equity melalui pembobotan yang diberikan pada masing-masing

faktor yang terdapat pada hasil kuesioner.

Skala pembobotan yang diberikan sesuai dengan skala Likert yang

digunakan dalam penyusunan kuesioner. Pembobotan akan diberikan dari

nilai 1-5 sesuai dengan level skala Likert yang dipilih oleh responden. Berikut

pemberian bobot yang diberikan:

Tabel 4.19 Skala Pembobotan

Kategori Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Cukup Setuju (C) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Page 16: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

121  

  

Sebelum melakukan analisis mean aritmatika, terlebih dahulu

dilakukan penentuan rentang kelas yang akan digunakan sebagai standar nilai

brand equity.

Penentuan ruang kelas ini menggunakan rumus sebagai berikut:

5 1

5

0.8

Dari hasil di atas, rentang interval untuk masing-masing kelas telah

diketahui. Sehingga kategori penilaian dapat dibuat sebagai berikut:

Gambar 4.4 Rentang Skala Nilai

Dari rentang interval kelas inilah, hasil dari brand equity Quickly akan

diberikan penilaian.

Setelah melakukan perhitungan skala interval kelas, data-data yang

telah melalui proses menghitung nilai rata-rata respon responden terhadap

brand Quickly dengan menggunakan metode mean aritmatika. Berikut hasil

yang diperoleh dari perhitungan untuk masing-masing faktor dari brand

equity:

Sangat Kurang Baik 

Kurang Baik  Biasa (Netral)  Baik Baik 

1.8 

2.6

3.4

4.2 

5

Page 17: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

122  

  

a. Brand awareness

Hasil perhitungan dari faktor brand awareness dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.20 Penilaian dan Bobot Penilaian Brand Awareness

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 2 12 42 33 11 100 2 23 55 17 5 0 100 3 18 42 35 4 1 100 Jumlah 43 109 94 42 12

Total Bobot 43 218 282 168 60 771

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap Quickly kaitannya dengan awareness:

771100 3

2.57

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat brand awareness responden terhadap brand Quickly termasuk

dalam kategori “Kurang Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat

kurang sadar mengenai keberadaan brand Quickly.

Page 18: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

123  

  

b. Brand loyalty

Faktor brand loyalty dibagi menjadi tiga (3) bagian, yaitu:

- Behavior loyalty

Hasil perhitungan dari faktor brand loyalty bagian behavior

loyalty dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.21 Penilaian dan Bobot Penilaian Behavior Loyalty

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 12 49 27 11 1 100 2 7 26 46 18 3 100 3 31 42 20 7 0 100

Jumlah 50 117 93 36 4

Total Bobot 50 234 279 144 20 727

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan brand loyalty

bagian behavior loyalty:

727100 3

2.42

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat behavior loyalty responden terhadap brand Quickly termasuk

dalam kategori “Kurang Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat kurang setia terhadap brand Quickly.

Page 19: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

124  

  

- Satisfaction

Hasil perhitungan dari faktor brand loyalty bagian satisfaction

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.22 Penilaian dan Bobot Penilaian Satisfaction

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 3 23 51 22 1 100 2 10 38 41 10 1 100 3 6 30 44 13 7 100

Jumlah 19 91 136 45 9

Total Bobot 19 182 408 180 45 834

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan brand loyalty

bagian behavior loyalty:

834100 3

2.78

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat satisfaction responden terhadap brand Quickly termasuk

dalam kategori “Biasa (Netral)”. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat sudah cukup puas terhadap brand Quickly.

- Over Price

Hasil perhitungan dari faktor brand loyalty bagian over price

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 20: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

125  

  

Tabel 4.23 Penilaian dan Bobot Penilaian Over Price

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 34 37 23 6 0 100 2 7 29 50 13 1 100

Jumlah 41 66 73 19 1

Total Bobot 41 132 219 76 5 473

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan brand loyalty

bagian over price:

473100 2

2.37

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat over price responden terhadap brand Quickly termasuk dalam

kategori “Kurang Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat

tidak tertarik untuk membayar lebih produk-produk yang ditawarkan

oleh brand Quickly.

Page 21: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

126  

  

c. Perceived quality

Faktor brand loyalty dibagi menjadi dua (2) bagian, yaitu:

- Quality

Hasil perhitungan dari faktor perceived quality bagian quality

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.24 Penilaian dan Bobot Penilaian Quality

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 1 9 44 38 8 100 2 1 9 53 35 2 100 3 1 15 41 41 2 100

Jumlah 3 33 138 114 12

Total Bobot 3 66 414 456 60 999

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan perceived

quality bagian quality:

999100 3

3.33

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat quality yang dirasakan responden terhadap brand Quickly

termasuk dalam kategori “Biasa (Netral)”. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat merasa apabila brand Quickly mempunyai

kualitas yang biasa saja.

Page 22: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

127  

  

- Use value

Hasil perhitungan dari faktor perceived quality bagian use

value dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.25 Penilaian dan Bobot Penilaian Use Value

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 5 39 48 8 0 100 2 0 15 56 28 1 100 3 3 21 42 30 4 100

Jumlah 8 75 146 66 5

Total Bobot 8 150 438 264 25 885

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan perceived

quality bagian use value:

885100 3

2.95

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat use value yang dirasakan responden terhadap brand Quickly

termasuk dalam kategori “Biasa (Netral)”. Hal ini menunjukkan

bahwa masyarakat merasa nilai-nilai yang bermanfaat dari brand

Quickly biasa saja.

Page 23: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

128  

  

d. Brand Associations

Hasil perhitungan dari faktor brand associations dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.26 Penilaian dan Bobot Penilaian Brand Association

Penilaian dan Bobot Penilaian STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5)

Total Bobot 1 2 3 4 5 1 10 17 44 24 5 100 2 16 43 41 0 0 100

Jumlah 26 60 85 24 5

Total Bobot 26 120 255 96 25 522

Dari hasil data di atas, dapat dihitung nilai rata penilaian

responden terhadap brand Quickly kaitannya dengan brand associations:

522100 2

2.61

Dari hasil perhitungan nilai rata-rata tersebut, didapat bahwa

tingkat brand awareness responden terhadap brand Quickly termasuk

dalam kategori “Biasa (Netral)”. Hal ini menunjukkan bahwa keterikatan

masyarakat terhadap brand Quickly biasa saja.

Page 24: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

IV.4 Ana

meng

1. A

s

r

v

H

j

F

d

s

alisis Des

Berdasark

genai Brand

Anda senang

suatu Brand

Dari

responden y

variasi prod

Hasil terban

jika semakin

Food & Bev

diikuti oleh

senang jika

13.

3

skriptif C

kan hasil s

d Preference

g jika sema

d Food & Bev

Gamb

seluruh jum

yaitu sebany

duk yang di

nyak diikuti

n banyak va

verage yaitu

h responden

semakin ba

8.73%

37.75%

ustomer

survey yang

kami menda

akin banyak

verage.

bar 4.5 Variasi

mlah respon

yak 38.73%

itawarkan o

oleh jawab

ariasi produk

u sebanyak 3

n yang men

anyak varias

1.47%

.33%

Variasi 

Preferen

g kami laku

apatkan data

variasi prod

i Produk

nden, yaitu

% sangat setu

leh suatu B

ban responde

k yang dita

37.75%. Set

njawab cuku

si produk ya

38.73%

Produk

nces

ukan terhad

a berikut ini:

duk yang di

sebanyak 2

uju jika sem

Brand Food

en yang me

awarkan oleh

telah itu jum

up setuju b

ang ditawark

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

dap respond

tawarkan ol

04. Mayorit

makin bany

d & Beverag

enjawab setu

h suatu Bra

mlah terbany

bahwa mere

kan oleh sua

t Tidak Setuju

Setuju

p

u

t Setuju

129 

 

den

leh

tas

yak

ge.

uju

nd

yak

eka

atu

Page 25: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

130  

  

Brand Food & Beverage yaitu sebanyak 13.73%. Lalu dilanjutkan dengan

responden yang menjawab tidak setuju dengan Brand Food & Beverage

yang memiliki banyak variasi produk yang ditawarkan, yaitu sebanyak

8.33%. Sedangkan hasil terendah adalah jumlah responden yang

menjawab sangat tidak setuju, yaitu sebanyak 1.47%.

Kesimpulan: Dari hasil analisa ini maka anggota GFP menyarankan agar Quickly

terus melakukan variasi produk agar customer tidak jenuh terhadap pilihan produk

yang ditawarkan. Namun variasi produk yang ada harus didukung oleh marketing

yaitu kegiatan promosi sehingga mendapatkan awareness dari masyarakat. Untuk

menyampaikan product knowledge yang baik kepada customer, diperlukan juga

koordinasi dengan karyawan front-liner untuk menyampaikan produk baru tersebut

kepada customer secara tepat dan jelas.

Page 26: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

2. A

m

r

&

H

s

n

r

l

m

B

y

r

Anda lebih

memiliki lic

Gambar

Dari

responden y

& Beverage

Hasil terban

setuju denga

negeri, yaitu

responden m

license dari

menjawab b

Beverage ya

yaitu seban

responden y

31.86%

Ke

percaya d

ense dari lua

r 4.6 Percaya t

seluruh jum

aitu sebanya

yang memi

nyak diikuti

an Brand Fo

u sebanyak 3

menjawab ti

i luar nege

bahwa merek

ang memilik

nyak 14.12%

yang menjaw

%

14.22%

epercay

dengan prod

ar negeri.

terhadap bran

mlah respon

ak 31.86% le

liki license d

oleh jawab

ood & Beve

30.88%. Sete

dak lebih p

eri. Lalu d

ka sangat pe

ki license da

%. Sedangk

wab sangat ti

4.90%

18.1

30.

aan terhluar n

duk Brand

nd dengan licen

nden, yaitu

ebih setuju b

dari luar neg

ban responde

erage yang m

elah itu,seba

percaya deng

dilanjutkan

ercaya bahw

ari luar nege

kan hasil

dak setuju b

14%

.88%

hadap brnegeri

Food & B

nse dari luar n

sebanyak 2

bahwa produ

geri lebih da

en yang me

memiliki lic

anyak 18.14

gan Brand y

dengan res

wa produk B

eri lebih da

terendah a

bahwa produ

rand dar

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

Beverage ya

negeri

04. Mayorit

uk Brand Fo

apat dipercay

njawab cuk

cense dari lu

% dari juml

yang memili

sponden ya

Brand Food

apat dipercay

adalah juml

uk Brand Fo

ri 

t Tidak Setuju

Setuju

t Setuju

131 

 

ang

tas

od

ya.

kup

uar

lah

iki

ang

&

ya,

lah

od

Page 27: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

132  

  

& Beverage yang memiliki license dari luar negeri lebih dapat dipercaya,

yaitu sebanyak 4.90%.

Kesimpulan: Dari hasil analisa anggota GFP, Brand Quickly yang berasal dari

Taiwan serta disebarkan beberapa negara di dunia seperti Singapore, Malaysia, Saudi

Arabia, Australia, Spanyol, Thailand, Canada, China, Japan, USA, Filipina, Korea,

dan Indonesia dapat menjadi kekuatan (Strength) dari Quickly. Dilihat dari hasil

survei pun, masih banyak masyarakat yang lebih mempercayai produk dengan license

luar negeri daripada brand lokal. Oleh karena itu, faktor brand ini dapat

dimanfaatkan Quickly dengan lebih baik di masa yang akan datang sebagai salah satu

competitive advantage yang dimiliki.

Page 28: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

3. A

d

r

B

k

y

y

s

y

d

L

B

Anda suka d

dimodifikasi

Ga

Dari

responden y

Beverage de

kebutuhan m

yang menjaw

yang bisa d

sebanyak 30

yang menjaw

ditawarkan o

Lalu dilanju

Brand Food

41.67

dengan prod

i (dipilih) se

ambar 4.7 Mod

seluruh jum

yaitu sebany

engan contai

mereka. Has

wab setuju d

dimodifikasi

0.88%. Sete

wab cukup

oleh suatu B

utkan dengan

d & Beverag

0.49%

7%

Prod

duk Food &

suai dengan

difikasi contai

mlah respon

yak 41.67 %

in yang bisa

sil terbanyak

dengan Bran

(dipilih) se

lah itu juml

setuju jika

Brand Food

n responden

ge yang yai

4.41%

22

30.88%

duct Cus

& Beverage d

kebutuhan a

in sesuai deng

nden, yaitu

% sangat suk

a dimodifika

k diikuti ole

nd Food &

suai dengan

lah terbanya

semakin ban

& Beverag

n yang menj

itu sebanyak

.55%

stomizat

dengan cont

anda.

gan kebutuhan

sebanyak 2

ka dengan B

asi (dipilih)

eh hasil surv

Beverage d

n kebutuhan

ak diikuti o

nyak variasi

ge yaitu seba

awab tidak

k 8.33%. Se

tion

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

tain yang bi

n

04. Mayorit

Brand Food

sesuai deng

vey respond

dengan conta

mereka yai

leh respond

i produk ya

anyak 22.55%

setuju deng

edangkan ha

 Tidak Setuju

Setuju

 Setuju

133 

 

isa

tas

&

gan

den

ain

itu

den

ang

%.

gan

asil

Page 29: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

K

c

m

m

t

B

s

Kesimpulan

customer n

memberikan

masing custo

4. P

b

s

terendah ad

Brand Food

sesuai denga

n: Anggota

needs (eksp

n pelayanann

omer yang d

Pelayanan

berhubungan

G

Dari

setengah res

58.33%

alah jumlah

d & Beverag

an kebutuhan

GFP meny

ektasi kons

nya. Hal in

datang ke cou

yang baik

n dengan sua

Gambar 4.8 Pe

seluruh jum

sponden yait

0.49%0

%

h responden

ge dengan co

n mereka, ya

yarankan ba

sumen), Qu

ni berkaitan

unter.

mempenga

atu Brand.

elayanan yang

mlah respon

tu sebanyak

.49%9.31%

Good Se

yang menj

ontain yang b

aitu sebanyak

ahwa seiring

uickly haru

dengan sp

aruhi anda

g baik dan cus

nden, yaitu s

58.33% me

31.37%

ervices

awab sanga

bisa dimodi

k 4.41%.

g dengan be

us terus fle

ecial order

untuk set

tomer loyalty

sebanyak 20

erasa sangat

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

at tidak setu

fikasi (dipili

erkembangn

eksibel dala

dari masin

tia dan ter

04. Lebih d

setuju apab

t Tidak Setuju

Setuju

t Setuju

134 

 

uju

ih)

nya

am

ng-

rus

ari

ila

Page 30: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

135  

  

pelayanan yang baik akan mempengaruhi customer untuk setia dan terus

berhubungan dengan suatu brand. Lalu hasil dilanjutkan dengan

responden yang menjawab setuju bahwa pelayanan yang baik akan

mempengaruhi customer untuk setia dan terus berhubungan dengan suatu

brand, yaitu sebanyak 31.37%. Lalu sebanyak 9.31% responden cukup

setuju bahwa pelayanan yang baik akan mempengaruhi customer untuk

setia dan terus berhubungan dengan suatu brand. Sedangkan sisanya,

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 0,49% dan responden

yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 0.49%.

Kesimpulan: Selain mengedepankan kualitas produknya, Quickly juga harus tetap

memperhatikan kualitas pelayanan (service) yang diberikan kepada para customer.

Pentingnya suatu pelayanan yang baik di mata masyarakat terlihat dari banyaknya

jumlah responden yang menjawab setuju bahwa pelayanan yang baik akan

mempengaruhi mereka untuk setia kepada suatu Brand. Anggota GFP menyarankan

agar Quickly terus menjalankan suatu sistem manajemen yang baik dalam

pengelolahan HR (Human Resource) melalui tahap training, pemberian reward, dan

sebagainya yang dapat memacu semangat mereka untuk terus meningkatkan kualitas

kerjanya.

Page 31: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

5. A

(

k

m

d

k

r

m

m

d

K

2

s

Anda senan

(spesial) den

kebiasaan A

Dari

menyatakan

dengan khu

kesukaan s

responden

memperhatik

menanyakan

dengan resp

Kemudian d

20.59% dan

sebanyak 7.3

26.47%

ng apabila su

ngan sebelu

Anda.

Gambar 4.9 P

hasil surve

cukup setuj

sus (spesial

serta kebia

menyatakan

kan custome

n data priba

ponden yan

diikuti oleh r

terakhir ada

35.

%

18.63%

Spe

uatu brand

umnya mena

Produk yang s

ey terhadap

uju apabila s

) dengan se

asaan mere

n bahwa m

er dengan k

adi, kesukaan

ng menjaw

responden y

alah respond

7.35%

20

26.96%

ecialized

memperhati

anyakan dat

sesuai dengan

p 204 respo

suatu brand

ebelumnya m

ka. Kemud

mereka setuj

khusus (spe

n serta kebia

wab sangat

yang menjaw

den yang men

0.59%

%

d Produc

ikan anda d

ta pribadi, k

n kebiasaan

onden, seba

memperhat

menanyakan

dian, seban

uju apabila

esial) dengan

asaan merek

setuju seb

wab tidak se

njawab sang

ct

Sangat 

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat 

1

dengan khus

kesukaan ser

anyak 26.96

tikan custom

n data priba

nyak 26.47

suatu bra

n sebelumn

ka. Dilanjutk

besar 18.63%

etuju sebany

gat tidak setu

Tidak Setuju

etuju

Setuju

136 

 

sus

rta

6%

mer

adi,

7%

nd

nya

kan

%.

yak

uju

Page 32: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

K

m

m

m

c

c

Kesimpulan

mengenai d

memberikan

maksimal. A

customer-ny

customer ret

6. W

b

4

w

i

n: Sebagaia

diri mereka

n sesuatu yan

Anggota GF

ya berupa na

tention.

Website me

butuhkan me

Gambar 4.1

Dari

44.12% men

website bis

informasi ya

44.12

n besar dar

kepada sua

n lebih baik

FP menyara

ama, tanggal

embuat anda

engenai suat

10 Website me

jumlah resp

nyatakan ba

sa membuat

ang mereka b

1

%

We

ri reponden

tu brand de

k dan memp

ankan agar

l lahir, alam

a lebih mud

tu brand.

emudahkan un

ponden seba

ahwa merek

t mereka l

butuhkan me

.47% 3.43%

18.1

32.8

ebsite Ap

setuju untu

engan tujua

erlakukan c

Quickly m

at, dan e-ma

dah menemu

ntuk mempero

anyak 204 ya

ka sangat se

lebih muda

engenai suat

14%

84%

ppearan

uk memberi

an brand ter

ustomer-nya

meminta info

ail address u

ukan informa

oleh informas

ang ditanyak

etuju dan p

ah menemu

tu brand. Ha

ce

Sangat 

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat 

1

kan informa

rsebut mam

a dengan leb

ormasi kepa

untuk kegiat

asi yang an

si

kan. Sebany

percaya bahw

ukan baraga

asil dilanjutk

Tidak Setuju

Setuju

Setuju

137 

 

asi

mpu

bih

ada

tan

nda

yak

wa

am

kan

Page 33: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

138  

  

oleh responden yang menjawab setuju apabila website bisa membuat

mereka lebih mudah menemukan baragam informasi yang mereka

butuhkan mengenai suatu brand, sebanyak 32.84%. Selanjutnya diikuti

dengan responden yang menjawab cukup setuju sebesar 18.14%. Lalu

sebanyak 3.43% responden tidak setuju. Dan terakhir sebanyak 1.47%

responden menjawab sangat tidak setuju bahwa website bisa membuat

mereka lebih mudah menemukan beragam informasi yang mereka

butuhkan mengenai suatu brand.

Kesimpulan: Seiring dengan perkembangan pengguna internet di Indonesia maka

penggunaan website untuk tujuan pemasaran juga meningkat. Hasil survei juga

menunjukkan bahwa sebagian besar mereka percaya bahwa website dapat menjadi

sarana efektif yang mereka gunakan untuk mendapatkan informasi mengenai suatu

brand. Anggota GFP menyarankan agar Quickly juga memiliki website sehingga

kegiatan branding yang dilakukan dapat semakin efektif. Selain itu dengan website,

masyarakat dapat mengetahui dengan cepat informasi yang dipublikasikan oleh

Quickly. Website juga akan digunakan sebagai sarana interaksi baru dengan customer

sehingga terjalin suatu hubungan yang baik.

Page 34: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

7. A

d

b

3

d

l

m

y

s

d

8

m

Anda lebih

daripada pr

brochure).

Dari

39.71% men

dikemas me

langsung (f

menjawab ti

yg dikemas

secara langs

dengan respo

8.82% respo

menjawab s

16.1

menyukai

romosi mat

Gamba

jumlah resp

nyatakan bah

lalui e-mail

flyer/ broch

idak setuju

melalui e-

sung (flyer/

onden yang

onden tidak

sangat tidak

39.71%

18%

8.82%

E

promosi m

terial yang

ar 4.11 Email p

ponden seba

hwa mereka

daripada pr

hure). Hasil

bahwa mere

mail daripa

brochure), s

menjawab

setuju. Dan

setuju bah

5.39%

2

Email Pro

material yg

diberikan

promotion

anyak 204 ya

a lebih meny

romosi mate

l dilanjutka

eka lebih m

ada promosi

sebanyak 29

setuju sebes

n terakhir se

hwa mereka

29.90%

omotion

dikemas m

secara lan

ang ditanyak

yukai promo

rial yang dib

an oleh res

menyukai pro

material y

9.90%. Selan

sar 16.18%. L

ebanyak 5.39

lebih meny

n

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

melalui e-ma

ngsung (flye

kan. Sebany

osi material

berikan seca

sponden ya

omosi mater

yang diberik

njutnya diiku

Lalu sebany

9% respond

yukai promo

t Tidak Setuju

Setuju

t Setuju

139 

 

ail

er/

yak

yg

ara

ang

rial

kan

uti

yak

den

osi

Page 35: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

140  

  

material yg dikemas melalui e-mail daripada promosi material yang

diberikan secara langsung (flyer/ brochure).

Kesimpulan: Berkaitan juga dengan penggunaan surat elektrik (e-mail) yang

semakin popular maka Quickly mencoba menanyakan kepada respondennya atas

penggunaan promosi dengan e-mail dan penggunaan material promotion langsung

seperti brosur dan flyer. Jawaban antara yang setuju dan tidak setuju hanya berbeda

10%. Anggota GFP menyarankan agar Quickly tetap mempertahankan kedua jenis

promosi baik menggunakan cara langsung ataupun dengan menggunakan jaringan

internet. Hal ini dikarenakan tidak semua dari market Quickly memiliki dan aktif

menggunakan e-mail. Untuk menyeimbangkannya kondisi seperti itu memang

sebaiknya kedua jenis promosi tersebut dilakukan. Promosi yang menggunakan email

pun harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menjadi suatu hal yang menggangu

customer, sehingga email promotion akan dikemas secara sopan, rapi, enak dilihat,

dan tidak mengganggu pemilik email.

Page 36: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

8. A

b

m

p

r

s

d

D

9

s

t

Anda menyu

buy one get

Dari

menyatakan

promosi ya

redemption

19.12% resp

suatu brand

diskon, buy

Dilanjutkan

9.80%. Kem

sebanyak 1.

tidak setuju

69.12

ukai promos

one, redemp

Ga

hasil surve

sangat setu

ang mengun

card, merc

ponden men

mengadaka

one get one

dengan res

mudian diiku

47% dan te

sebanyak 0.4

0.49%1

2%

Lu

si-promosi y

ption card, m

ambar 4.12 Lu

ei terhadap

uju apabila

ntungkan s

chandise dan

nyatakan ba

an promosi-p

e, redemptio

sponden ya

uti oleh res

erakhir adala

49%.

1.47%9.80%

ucky Pro

yang mengu

merchandise

ucky promotion

204 respo

suatu bran

seperti: disk

n sebagainy

ahwa merek

promosi yan

on card, mer

ang menjaw

ponden yan

ah responde

19.12%

omotion

untungkan se

dan sebagai

n

onden. Seba

nd mengada

kon, buy o

ya. Kemud

ka setuju ap

ng menguntu

rchandise da

wab cukup s

ng menjawab

en yang men

n

Sangat 

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat 

1

eperti: disko

inya

anyak 69.12

akan promo

one get on

dian, sebany

pabila apab

ungkan seper

an sebagainy

setuju sebes

b tidak setu

njawab sang

 Tidak Setuju

Setuju

 Setuju

141 

 

on,

2%

si-

ne,

yak

ila

rti:

ya.

sar

uju

gat

Page 37: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

K

p

r

i

d

Kesimpulan

promosi yan

redemption c

ini, Quickly

dan tidak me

9. A

b

s

t

s

m

n: Sebagian

ng dirasa dap

card, pembe

harus tetap

erugikan.

Anda meras

brand dari b

Dari

setengah res

tertentu yan

sesuatu yan

menjawab se

56.37%

besar dari r

pat mengunt

erian mercha

kreatif sehi

sa identitas/

beberapa bra

Gamb

seluruh jum

sponden yai

ng bisa mem

ng penting.

etuju bahwa

0.49%

%

responden m

tungkan kon

andise dan se

ingga promo

ciri khas te

and lainya pe

bar 4.13 Brand

mlah respon

itu sebanyak

mbedakan su

Lalu hasil

a mereka me

1.96% 9.8

Brand I

merasa setuju

nsumen sepe

ebagainya. D

osi dapat me

ertentu yang

enting.

d Identity

nden, yaitu s

k 56.37% m

uatu brand

dilanjutkan

erasa identita

80%

31.37%

dentity

u dengan ad

erti diskon, b

Dalam melak

enarik perhat

g bisa memb

sebanyak 20

merasa ident

dari brand

dengan re

as/ ciri khas

Sanga

Tidak 

Cukup

Setuju

Sanga

1

anya promo

beli 1 gratis

kukan promo

tian pelangg

bedakan sua

04. Lebih d

titas/ ciri kh

lainya adal

sponden ya

s tertentu ya

t Tidak Setuju

Setuju

p

u

t Setuju

142 

 

si-

1,

osi

gan

atu

ari

has

lah

ang

ang

Page 38: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

143  

  

bisa membedakan suatu brand dari brand lainnya penting, yaitu sebanyak

31.37%. Lalu sebanyak 9.80% responden cukup setuju dan merasa

identitas/ ciri khas tertentu yang bisa membedakan suatu brand dari brand

lainnya lainya penting. Sedangkan sisanya, responden yang menjawab

kurang setuju sebanyak 1.96% dan responden yang menjawab sangat

tidak setuju sebanyak 0.49%.

Kesimpulan: Dari hasil survey, sebagian besar customer merasa pentingnya suatu

brand untuk memiliki ciri khas yang bisa membedakan brand tersebut dengan brand

lainnya. Oleh karena itu anggota GFP menyarankan agar Quickly memiliki ciri khas

yang stabil sehingga customer bisa merasa familiar dengan brand Quickly misalnya

dengan pemberian tema untuk suatu kegiatan promosi dan pembuatan prototype

merchandise.

Page 39: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

10. A

F

r

a

P

s

F

j

s

d

s

Anda tertari

Facebook Fa

G

Dari

responden y

apabila prod

Pages. Hasil

setuju apabi

Fan Pages,

jumlah resp

sukai dipro

dengan resp

sukai dipro

16.18%. Se

24.51%

ik apabila p

an Pages.

Gambar 4.14 K

seluruh jum

yaitu sebany

duk yang an

l terbanyak

ila produk y

yaitu seban

ponden menj

mosikan m

onden yang

omosikan m

edangkan h

%

17.65%

Fa

produk yang

Kehadiran Fac

mlah respon

yak 37.75%

nda sukai d

diikuti oleh

yang anda su

nyak 24.51%

njawab sang

melalui Face

menjawab t

memalui Fac

hasil terenda

3.92%

16.18

37.

cebook 

g anda suka

cebook Fans P

nden, yaitu

% cukup se

dipromosikan

h jawaban re

ukai diprom

%. Setelah i

at setuju ap

ebook Fan

tidak setuju

cebook Fan

ah adalah

8%

.75%

Fans Pag

ai dipromos

Page

sebanyak 2

tuju dan m

n memalui F

esponden ya

mosikan mel

itu,sebanyak

pabila produ

Pages. Lal

apabila prod

n Pages, ya

jumlah res

ge

Sanga

Tidak 

Cukup

Setuju

Sanga

1

sikan memal

04. Mayorit

merasa tertar

Facebook F

ang menjaw

alui Facebo

k 17.65% d

uk yang an

lu dilanjutk

duk yang an

aitu sebany

sponden ya

t Tidak Setuju

Setuju

p

u

t Setuju

144 

 

lui

tas

rik

Fan

wab

ok

ari

nda

kan

nda

yak

ang

Page 40: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

145  

  

menjawab sangat tidak setuju apabila produk yang anda sukai

dipromosikan memalui Facebook Fan Pages, yaitu sebanyak 3.92%.

Kesimpulan: Sesuai dengan profil pengguna facebook yang dijelaskan pada bab 4.

Quickly sebaiknya memanfaatkan kondisi tersebut untuk melakukan kegiatan

promosi melalui Facebook Fans Page. Melihat respon yang cukup positif dari awal

pembuatan maka pihak Quickly hanya tinggal melalukan penambahan informasi dan

melakukan maintenance terhadap Quickly Fans Page. Selain itu, anggota GFP juga

menyarankan untuk terus meningkatkan aktifitas komunikasi dengan para fans di

Facebook Fans Page.

Page 41: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

11. A

y

p

r

m

t

t

s

m

k

S

s

Anda akan m

yang lebih t

produk terse

Dari

responden y

membeli sua

tinggi apabi

tersebut. Ha

sangat setuj

minuman de

kualitas bai

Setelah itu,

setuju apabi

31

membeli sua

tinggi apabil

ebut.

Gamba

seluruh jum

yaitu sebany

atu produk m

ila mereka y

asil terbanyak

ju apabila

engan harga

k yang dim

sebanyak 2

ila mereka

1.47%

1.37%

atu produk m

la anda yaki

ar 4.15 Quality

mlah respon

yak 42.16%

makanan ata

yakin denga

k diikuti ole

mereka me

a yang lebih

miliki produ

22.55% dari

membeli su

%2.45%

22.

42.16%

Qua

makanan ata

in dengan k

y and price

nden, yaitu

% menyataka

au minuman

an kualitas b

eh jawaban r

embeli suatu

h tinggi apab

uk tersebut,

i jumlah res

uatu produk

.55%

ality

au minuman

kualitas baik

sebanyak 2

an setuju ap

n dengan har

baik yang di

responden ya

u produk m

bila mereka

yaitu seban

sponden me

k makanan a

Sangat

Tidak S

Cukup

Setuju

Sangat

1

dengan har

yang dimil

04. Mayorit

pabila mere

rga yang leb

imiliki prod

ang menjaw

makanan at

yakin deng

nyak 31.37%

njawab cuk

atau minum

t Tidak Setuju

Setuju

p

u

t Setuju

146 

 

rga

iki

tas

eka

bih

duk

wab

tau

gan

%.

kup

man

Page 42: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

147  

  

dengan harga yang lebih tinggi apabila mereka yakin dengan kualitas baik

yang dimiliki produk tersebut. Lalu dilanjutkan dengan responden yang

menjawab tidak setuju apabila mereka membeli suatu produk makanan

atau minuman dengan harga yang lebih tinggi apabila mereka yakin

dengan kualitas baik yang dimiliki produk tersebut, yaitu sebanyak

2.45%. Sedangkan hasil terendah adalah jumlah responden yang

menjawab sangat tidak setuju apabila mereka membeli suatu produk

makanan atau minuman dengan harga yang lebih tinggi apabila mereka

yakin dengan kualitas baik yang dimiliki produk tersebut, yaitu sebanyak

1.47%.

Kesimpulan: Anggota GFP menyarankan kepada Quickly agar tetap

mempertahankan kualitas demi menjaga brand image dari Quickly sendiri. Walaupun

persaingan di industri Food and Beverage sudah sangat kompetitif dan sebagian dari

mereka bermain di persaingan harga, Quickly tidak perlu mengikutinya. Quickly

hanya perlu menjaga kualitas produk dan rasa yang telah ada sehingga bisa

menciptakan suatu image minuman segar yang sehat, esklusif dan terpercaya. Namun,

Quickly harus dapat menyampaikan pesan dari image tersebut dengan lebih baik lagi

di masa yang akan datang melalui kegiatan-kegiatan marketing mereka.

Page 43: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

 

 

12. L

d

r

m

m

r

u

s

r

u

s

b

Lokasi mem

dan minuma

Dari

responden y

mempengaru

minuman y

responden y

untuk melak

sukai, yaitu

responden m

untuk melak

sukai. Lalu

bahwa lokas

40.6

mpengaruhi A

an yang And

Gambar

seluruh jum

aitu sebanya

uhi mereka

yang mereka

yang menjaw

kukan pemb

sebanyak 36

menjawab cu

kukan pemb

dilanjutkan

si mempeng

0.49%

69%

Anda untuk

a sukai.

4.16 Lokasi m

mlah respon

ak 40.69% m

untuk mela

a sukai. Ha

wab setuju b

belian atas m

6.76%. Sete

ukup setuju

belian atas m

dengan res

garuhi mere

2.45%

19.6

36.7

Loca

melakukan

mempengaruh

nden, yaitu

menyatakan s

akukan pem

asil terbany

bahwa loka

makanan da

lah itu, seba

bahwa loka

makanan da

sponden yan

eka untuk m

1%

6%

ation

pembelian

hi sales

sebanyak 2

sangat setuju

mbelian atas

yak diikuti

asi mempeng

an minuman

anyak 19.61

asi mempeng

an minuman

ng menjawa

melakukan p

Sanga

Tidak 

Cukup

Setuju

Sanga

1

atas makan

04. Mayorit

u bahwa loka

makanan d

oleh jawab

garuhi mere

yang mere

% dari juml

garuhi mere

yang mere

ab tidak setu

pembelian at

t Tidak Setuju

Setuju

p

u

t Setuju

148 

 

nan

tas

asi

dan

ban

eka

eka

lah

eka

eka

uju

tas

Page 44: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

149  

  

makanan dan minuman yang mereka sukai, yaitu sebanyak 2.45%.

Sedangkan hasil terendah adalah jumlah responden yang menjawab

sangat tidak setuju bahwa lokasi mempengaruhi mereka untuk melakukan

pembelian atas makanan dan minuman yang mereka sukai, yaitu

sebanyak 0.49%.

Kesimpulan: Anggota GFP tetap menyarankan kepada pihak manajemen agar tetap

mencari daerah-daerah yang potensial dan strategis untuk dijangkau oleh para

customer-nya. Saat ini Quickly telah berhasil menempati lokasi-lokasi yang cukup

strategis (mal-mal besar di Jakarta). Namun untuk menjangkau sebanyak mungkin

pasar, Quickly tidak boleh puas dengan lokasi-lokasi yang telah ditempati tetapi terus

mencari tempat yang potensial dan mengembangkannya.

Page 45: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

150  

  

IV.5 Sejarah Perusahaan

PT. Lingkar Natura Inti didirikan pada tahun 2000 dengan konsentrasi

bisnis di industri makanan dan minuman. Perusahaan mulai beroperasi saat

menjadi master franchise dari brand minuman asal Taiwan “Quickly”.

Quickly merupakan pelopor minuman bubble tea di Indonesia dan keunikan

minuman ini mengalami masa kejayaan di tahun 2001 dan berhasil bertahan

hingga sekarang. Dalam sejarahnya, PT. Lingkar Natura Inti juga menjadi

master franchise untuk beberapa brand asal luar negeri lainnya seperti Dippin

Dots (USA), Tori-Q (Singapore), dan O’Briens (Ireland).

Brand “Quickly” berasal dari Taiwan dan dipelopori oleh Ms. Nancy

Yang. Pada awalnya, beliau tertarik dengan keunikan minuman dan

melakukan eksplorasi semenjak tahun 1981. Dari ketertarikannya akan

minuman maka beliau pun melakukan kreasi untuk menciptakan beragam

minuman yang menarik. Inilah asal mula dimana beliau mulai

mengembangkan idenya menjadi suatu bisnis baru sehingga Quickly menjadi

bisnis minuman bubble tea yang pertama serta memiliki rantai terbesar yang

mendistribusikan kombinasi tapioca, teh dan susu. Quickly juga berusaha

memberikan kualitas terbaik, menyenangkan, dan memuaskan kepada seluruh

customer diseluruh dunia. Brand “Quickly” secara internasional berada

dibawah Kuai Ke Li Enterprise Co., Ltd., yang juga mengembangkan dan

menjual sistem franchise keseluruh belahan dunia. Hingga kini Quickly telah

tersebar di berbagai negara seperti Singapore, Malaysia, Saudi Arabia,

Page 46: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

151  

  

Australia, Spanyol, Thailand, Canada, China, Japan, USA, Filipina, Korea,

dan Indonesia.

Quickly juga memiliki berbagai produk yang beragam dengan

berbagai variasi rasa. Selain itu Quickly juga berbahan dasar teh dan susu

yang menyehatkan. Ini merupakan salah satu nilai lebih yang dimiliki

Quickly. Seiring dengan perkembangan bisnis di industri makanan dan

minuman yang begitu pesat maka perusahaan yang bergerak dalam industi ini

harus memiliki strategi dan taktik untuk tetap bertahan dan mampu

menghasilkan profit semaksimal mungkin.

Industri makanan dan minuman mengalami perubahan trend dari

waktu ke waktu. Konsumen selalu menginginkan sesuatu yang baru dan

mereka cepat beralih dikarenakan harga makanan dan minuman yang

cenderung murah. Quickly mungkin telah melewati masa kejayaannya, namun

tidak tertutup kemungkinan brand ini akan berjaya lagi. Hal ini dapat terjadi

karena masyarakat kembali mulai memiliki konsiderasi yang tinggi akan

kesehatan dan Quickly memiliki modal tersebut.

Hal yang terpenting adalah bagaimana perusahaan mampu mengolah

manajemennya menjadi suatu team yang kokoh dan solid, memiliki value

yang sama, sehingga memiliki sumber daya manusia yang mampu

menghasilkan produk dan servis terbaik. Selain itu bagaimana menciptakan

suatu sistem yang mampu mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan

perusahaan sebaik mungkin sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh

seluruh market pasar.

Page 47: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

  

  

152 

IV.6 Struktur Organisasi

Berikut ini adalah gambaran struktur organisasi PT. LNI saat ini:

 

Gambar 4.17 Struktur Organisasi PT. LNI saat ini  

Page 48: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

153  

 

IV.7 Manajemen di PT. Lingkar Natura Inti

Suatu perusahaan dapat berkembang apabila didukung oleh

manajemen yang baik karena manajemen yang baik dapat membentuk suatu

perusahaan untuk memiliki kinerja yang efektif, efisien dan fokus dalam

mencapai tujuannya. Pada dasarnya. PT. LNI telah memiliki suatu sistem

manajemen yang dirancang dengan ideal. Namun dalam pelaksanaanya terjadi

pergeseran dari sistem yang menyebabkan sistem manajemen yang telah

dirancang tidak dijalankan dengan optimal. Hal ini dikarenakan oleh beberapa

faktor, yaitu kurangnya sumber daya manusia dan tidak terkontrolnya sistem

manajemen yang telah ditetapkan. Tujuan dari penerapan sistem manajemen

yang tepat adalah untuk menciptakan Quality Management, yaitu suatu sistem

manajemen yang mampu memberikan manfaat dan berkembang secara terus

menerus, berkesinambungan dan dapat memberikan respon sebaik mungkin

terhadap customer needs and expectation. Selain itu, manajemen yang baik

diperlukan value-based management dimana dengan value-based

management, adanya kontrol dari top level management dan middle level

management untuk menjaga shared value yang dimiliki oleh perusahaan.

Shared value ini harus dikomunikasikan, diaplikasikan keseluruh jajaran

manajemen untuk menjadi acuan kerja.

Shared Organization Values merupakan suatu standar yang dimiliki

suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk membentuk suatu sistem yang

pada akhirnya mempengaruhi tingkah laku karyawan secara keseluruhan.

Page 49: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

154  

 

Shared Organization Values secara garis besar dapat mempengaruhi 4 hal

yaitu; Guide Managers’ Decision and Actions, Shape Employee Behavior,

Influence Marketing Effots, dan Build Team Spirit.

1. Guide Managers’ Decision and Actions

Oganization Value harus dijadikan dasar untuk menjalankan setiap

aktifitas diperusahaan dan juga dalam hal penggambilan keputusan.

Karena dengan adanya Organization Value maka seluruh pihak

manajemen memiliki batasan-batasan tertentu dalam mengambil tindakan.

PT. LNI dalam pengambilan keputusan oleh top and middle level

management juga harus mengikuti organization value. Namun bentuk real

dari organization value yang ada hanyalah berupa peraturan. Sebaiknya

seluruh manajemen juga mengatahui visi, misi, dan tujuan perusahaan

sehingga dapat memiliki persamaan karakter dalam menggambil

keputusan dan bertindak.

2. Shape Employee Behavior

Shared Organization Value bermanfaat membentuk bagaimana

sikap atau tingkah laku seluruh manajemen perusahaan baik dari low level

management ke top level management. Diperlukan metode yang tepat

supaya para karyawan mau mengikuti nilai yang ingin diterapkan oleh

perusahan. Metode tersebut harus disesuaikan dengan karyawan. PT. LNI

juga melakukan beberapa metode untuk sosialisasi organization value

yang akan mempengaruhi tingkah laku dari karyawan. Metodenya yang

telah dilakukan antara lain adalah; Training dan Human Resources policy.

Page 50: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

155  

 

Namun dari hasil yang diperoleh, manajemen merasa belum maksimal.

Oleh karena itu GFP member akan memberikan beberapa saran untuk

meningkatkan tingkat keefektifan penyampaian organization value yang

akan mempengaruhi employee behavior.

3. Influence Marketing Efforts

Kegiatan Marketing merupakan kegiatan krusial yang berkaitan

dengan bagaimana suatu perusahaan diketahui dan dikenal oleh pihak lain.

Oleh karena itu setiap kegiatan marketing yang dilakukan harus

mengedepankan value yang dijunjung oleh perusahaan tersebut sehingga

positioning masyarakat terhadap perusahaan kita tepat dan sesuai harapan.

PT. LNI belum sacara maksimal mampu menyampaikan value

yang dimilikinya dalam suatu marketing effort. Hal ini terbukti dengan

belum dapat disampaikannya brand positioning dengan sebaik mungkin

kepada publik misalnya menyebabkan tidak konsistennya promotion

material dan pada akhirnya akan menganggu brand recognition dari

Quickly. Belajar dari top brand di dunia Food and Beverage, Starbucks,

mereka memiliki kesamaan dalam setiap marketing element yang

digunakan seperti warna dominan yang digunakan, logo, dan sebagainya.

4. Build Team Spirit

Seluruh personil di suatu perusahaan tentunya memiliki perbedaan

dalam sikap, cara berpikir dan dengan adanya kesatuan value yang

dimiliki maka akan terjadi kesamaan visi, misi, cara pandang dan tujuan

yang hendak capai oleh perusahaan. Dengan kesamaan yang dimiliki

Page 51: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

156  

 

tersebut maka akan terjadi integritas dalam manajemen perusahaan yang

bisa membentuk kinerja yang maksimal. PT. LNI telah mengusahakan

seluruh karyawannya untuk memiliki team spirit. Kegiatan yang diadakan

antara lain seperti employee gathering dan training. Namun hasilnya

belum maksimal, seringkali beberapa karyawan hanya memperhatikan

kepentingan pribadi dan kurang memahami bahwa dalam satu manajemen

harus bertindak sebagai satu team untuk menghasilkan hasil yang terbaik

untuk kemajuan perusahaan.

PT. LNI sebagai perusahan yang sedang berkembang memerlukan

suatu sistem manajemen strategis, yaitu sistem manajemen yang mampu

mengkombinasikan dan memaksimalkan berbagai fungsi untuk mencapai

tujuan organisasi dengan optimal. Manajemen strategis bemanfaat sebagai

acuan menyeluruh karena akan sangat berkaitan dengan organizational

behavior. Manajemen Startegis ini bersifat fleksibel dimana dapat dibuat

dengan disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Untuk PT. LNI,

ada beberapa langkah yang dilakukan yaitu menentukan misi dan visi,

tujuan, dan strategi saat ini. Untuk mengatahui situasi yang ada dapat

dianalisa dari kondisi internal dan eksternal, yaitu dengan analisa SWOT

(Strength, Weakness, Opportunity, and Threats).

Visi dan misi perusahaan harus disosialisasikan sebaik mungkin

kepada seluruh jajaran manajemen. Oleh karena itu diperlukan metode

komunikasi yang tepat sehingga visi dan misi dapat dipahami sebaik

Page 52: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

157  

 

mungkin oleh semua pihak. Dalam penerapannya ada enam (6) tahapan

penting yang harus dilakukan oleh PT. LNI yaitu:

1. Mengidentifikasi Misi, Tujuan dan Strategi dari Perusahaan

2. Analisis Eksternal

3. Analisis Internal

4. Formulasi Strategi

5. Implementasi Strategi

6. Evaluasi Hasil

 

IV.8 Marketing untuk Brand Quickly

Marketing merupakan ujung tombak dari segala kegiatan di

perusahaan. Pada dasarnya tujuan marketing bermanfaat untuk kegiatan

customer acquisition (untuk menarik customer baru) dan customer retention

(untuk mempertahankan customer yang telah ada). PT. LNI juga memiliki

tujuan marketing untuk mendapatkan customer baru dan mempertahankan

customer yang telah ada. Seiring dengan meningkatnya kompetisi di industri

food and beverage maka diperlukan suatu strategi dan taktik marketing yang

tepat dan kreatif sehingga mampu menjangkau target market-nya. Langkah-

langkah marketing yang biasanya dilakukan oleh PT. LNI antara lain adalah:

- Penyebaran brochure mengenai produk-produk yang ditawarkan.

- Penggunaan poster atau flyer di counter.

- Mengikuti beberapa event tertentu yang dianggap potensial seperti UPH

Festival, Java Jazz Festival, Java Rockin Land, Namarina, dan lain-lain.

Page 53: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

158  

 

- Promosi langsung oleh pihak front liner.

Kegiatan marketing yang seringkali dilakukan pun terkadang

mengalami beberapa masalah dalam pelaksanaanya, seperti:

- Pembuatan artibut marketing yang tidak sesuai jadwal yang seharusnya,

biasanya terlambat dari waktu yang telah ditetapkan.

- Persiapan untuk kegiatan event yang belum maksimal sehingga seringkali

penampilan secara keseluruhan tidak sempurna.

- Pihak front liner yang seringkali enggan untuk melakukan promosi.

Untuk itu harus dilakukan penyempurnaan untuk setiap taktik

marketing yang biasa telah dilaksanakan dan juga menyarankan beberapa

taktik marketing baru yang dianggap sesuai dan tepat untuk menjangkau target

market yang dimiliki Quickly.

Ada beberapa taktik marketing baru yang disarankan oleh anggota

GFP seperti:

- Penggunaan internet untuk promosi (e-promotion) yaitu dengan

menggunakan Facebook Fans Page. Hal ini dilakukan dengan beberapa

konsiderasi dan hasil survey bahwa:

a. Semakin banyak jumlah pengguna internet di Indonesia.

b. Sesuai dengan target market yang dimiliki oleh Quickly yaitu remaja

hingga dewasa maka sangat cocok dengan pengguna jejaring sosial

Facebook.

c. Promosi dengan Facebook dapat di-update dan dilakukan dengan

cepat.

Page 54: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

159  

 

- Modifikasi Standard Operational Procedure yang telah ada dengan

tujuan:

a. Mengefektifkan kinerja operational yang telah ada.

b. Meminimilasi kesalahan yang dapat mempengaruhi kualitas secara

menyeluruh.

IV.8.1 Visi dan Misi

Visi:

Menjadi perusahaan terpercaya dengan menyajikan produk dengan bahan

baku berkualitas dan sesuai dengan customer preference. 

Misi:

- Penerapan quality control yang ketat dan pelaksanaan standart

operational procedure yang baik untuk proses pembuatan produk.

- Selalu mengadaptasi situasi external environment.

- Memberikan shared value dengan cara yang terbaik sehingga mampu

memberikan pengetahuan yang benar bagi para karyawan untuk

menjalankan tugasnya sesuai nilai yang diterapkan oleh perusahaan.

- Membentuk suatu kesatuan sistem yang solid sehingga dapat

membentuk team yang mampu mengadaptasi dan menjalankan

organization value dengan baik.

Page 55: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

160  

 

IV.8.2 SWOT Analysis

Quickly, sebagai brand yang diolah oleh PT. LNI memiliki beberapa

potensi baik dari sisi internal maupun eksternal yang dapat dianalisa dan

kemudian dikembangkan ke dalam suatu strategi yang bermanfaat bagi

kemajuan perusahaan.

A. Strength

1. Produk Quickly yang segar, menggunakan bahan baku yang sehat

dan memiliki menu yang bervariasi.

2. Pihak manajemen memiliki fleksibilitas dan kreativitas yang tinggi

dalam mengadaptasi dan melihat situasi dan kondisi saat ini.

3. Middle Management yang telah memiliki periode kerja yang cukup

lama sehingga sangat mengerti Quickly secara mendalam.

4. Brand Quickly yang sudah berdiri cukup lama sehingga telah

memiliki tingkat brand awareness yang cukup tinggi di masyarakat.

5. Quickly memiliki beberapa counter hampir di seluruh mall terbesar

dan teramai di Jakarta, seperti; Mal Taman Anggrek, Mal Kelapa

Gading 3, Pondok Indah Mal, EX, FX, Senayan City, dan masih

banyak lagi.

6. Harga yang cukup terjangkau dengan kisaran harga Rp. 9,000.-

hingga Rp. 20,000.- yang sesuai dengan target market Quickly.

7. Lisensi resmi dari Taiwan.

Page 56: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

161  

 

B. Weakness

1. Proses pembuatan Quickly melalui tahapan yang cukup panjang dan

sulit. Sehingga karyawan harus mempelajari tahapan yang cukup

kompleks untuk dapat menghasilkan produk tersebut.

2. Tidak seluruh front liner team dapat menjalankan kinerjanya dengan

baik sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang

telah ditetapkan.

3. Visi, misi, dan tujuan perusahaan yang belum dipahami sepenuhnya

oleh karyawan baik mereka yang berada dalam middle level

management maupun lower level management.

4. Koordinasi kerja yang belum efektif dan efisien antar departemen

dalam menjalankan sistem kerja.

5. Belum maksimalnya sistem inventori. Hal ini menyebabkan sering

tidak tersedianya bahan baku yang krusial untuk penjualan produk-

produk favorit yang berakibar seringkali customer merasa kecewa.

C. Opportunity

1. Sedikitnya pemain di bidang Food and Beverage yang mampu

menghasilkan produk serupa untuk dipasarkan karena keterbatasan

bahan baku dan proses pembuatan yang cukup rumit.

2. stereotype masyarakat bahwa brand yang telah dijamin oleh negara

lain (dalam hal ini Taiwan) lebih dapat dipercaya.

Page 57: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

162  

 

3. Adanya pergeseran dalam masyarakat yang mulai memperhatikan

tingkat kesehatan, Quickly yang menggunakan bahan baku tapioca,

teh, dan susu memiliki modal tersebut.

D. Threats

1. Trend dalam dunia bisnis Food and Beverage cukup sering

mengalami perubahan yang signifikan dikarenakan customer selalu

ingin mencoba sesuatu yang baru.

2. Munculnya saingan-saingan baru yang berpotensial merebut pasar

baik dengan meniru produk-produk Quickly atau yang mengikuti

trend-trend baru.

IV.8.3 Five Competitive Forces Framework of Porter

Five competitive forces framework of Porter model adalah analisis dari

teori Porter's five forces merupakan suatu framework untuk mengalisa

industri dan perkembangan strategi bisnis. Berdasarakan pengertian tresebut

maka anggota GFP melakukan analisa Competitive Forces dihasilkan dari 5

kekuatan kompetitif, yaitu:

1. The entry of competitors ( masuknya kompetitor baru ke pasar)

Para pesaing yang ingin masuk ke dalam bisnis Food and Beverage

sebenarnya tidak begitu sulit mengingat biaya yang diperlukan tidak terlalu besar.

Quickly sebagai brand yang diolah oleh PT. LNI memiliki kekuatan brand karena

merupakan brand yang berasal dari Taiwan dan juga merupakan top brand yang

Page 58: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

163  

 

bergerak di bidang ini. Pada dasarnya, pesaing dapat menjual produk serupa

namun lisensi dan bahan bakunya tidak dapat menyamai Quickly. Proses

pembuatannya juga berbeda karena Quickly memiliki Standard Operational

Procedure sendiri yang ketat dan higienis untuk menghasilkan produk terbaik. Hal

yang perlu dilakukan adalah memberikan brand knowledge kepada masyarakat

mengenai kekuatan yang dimiliki oleh Quickly.

2. The bargaining power of buyers (kekuatan Pembeli untuk menawar)

Pada dasarnya setiap pembeli menginginkan produk dengan harga

termurah namun dengan kualitas sebaik mungkin. Hal ini juga terjadi pada produk

Quickly. Harga produk Quickly sebenarnya relatif terjangkau. Berdasarkan survey

yang kami lakukan terhadap 204 responden, sebanyak 96.08 persen responden

menyatakan bahwa harga produk Quickly cukup terjangkau. Hal yang harus

dilakukan Quickly adalah melakukan promosi-promosi yang menarik, beragam

dan dianggap mengguntungkan bagi customer.

Selain itu, Quickly harus terus memperhatikan keinginan konsumen dengan

selalu memberikan pelayanan yang terbaik. Quickly juga harus mempertahankan

image-nya di mata konsumen, sehingga loyalitas konsumen tetap dapat terjaga.

3. The threat of substitutes (hambatan dari produk atau jasa pengganti)

Produk Food and Beverage merupakan produk yang mudah digantikan

oleh produk lainnya. Sebagai contoh, produk-produk pengganti seperti yang

ditawarkan oleh Starbucks, Coffee Bean, Simply, Sour Sally, Baskin Robbins dan

sebagainya merupakan hambatan secara tidak langsung pada produk teh yang

ditawarkan Quickly. Hal yang perlu dilakukan Quickly untuk menghadapi hal ini

Page 59: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

164  

 

adalah dengan melakukan product innovation sehingga customer tidak bosan dan

dapat menemukan berbagai varian minuman di Quickly tanpa harus berpaling ke

brand lain.

4. The rivalry among the existing players (kekuatan dari pemain lama yang telah

dulu ada)

Quickly merupakan pemain terlama di Indonesia untuk produk bubble tea.

Kemudian kehadiran Quickly diikuti oleh beberapa competitor namun beberapa

diantaranya tidak dapat bertahan. Kompetitor terkuat adalah Hop – Hop Bubble

Drink yang masih ada hingga sekarang. Bila diperhatikan dengan seksama

Quickly dan Hop – Hop memiliki varian yang berbeda dari jenis bahan baku yang

digunakan. Quickly mengandalkan sistem “fresh” dimana setiap bahan dasar

pokok berupa teh, susu, dan topping dimasak pada hari yang sama dengan hari

penjualan sedangkan Hop – Hop mengandalkan kepraktisan dengan

menggunakan essence bubuk sebagai bahan baku setiap rasa di produknya.

Dengan menekankan penyampaian yang baik mengenai product dan brand

knowledge, Quickly seharusnya mampu mengatasi kompetitornya. Karena itulah,

anggota GFP turut menyarankan penggunaan strategi marketing yang efektif

untuk mencapai tujuan tersebut.

5. The bargaining power of suppliers (kekuatan pemasok)

Quickly sangant mengandalkan bahan baku dari supplier utamanya yaitu

Quickly pusat di Taiwan. Seluruh bahan baku dasar untuk pembuatan Quickly

berasal dari Taiwan berdasarkan standard procedure yang ditentukan. Oleh

karena itu, PT. LNi harus menjaga hubungan baik dengan Quickly pusat agar

Page 60: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

165  

 

tidak terjadi masalah. Peraturan dan ketentuan yang diberikan oleh Quickly Pusat

di Taiwan juga harus dipatuhi dengan baik karena apabila terjadi masalah bukan

saja bahan baku yang akan terhambat, bahkan izin lisensi Quickly di Indonesia

akan ikut terancam. Untuk bahan baku additional seperti gula, susu cair, buah-

buahan segar dapat diperoleh dari supplier lokal yang menawarkan penawan

terbaik. Sejauh ini, Quickly belum pernah mengalami masalah dengan supply

additional product tersebut.

Dengan menggunakan Porter's competitive forces model, PT. LNI dapat

mendeskripsikan kondisi internal dan eksternal perusahaan dan kemudian merumuskan

strategi bisnis berdasarkan situasi yang ada, memanfaatkan potensi dan meminimalisasi

risiko. Strategi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perkembangan bisnis di masa

yang akan datang.

 

IV.8.4 Segmenting, Targeting, dan Positioning

Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP) merupakan analisa

yang sangat penting untuk mengetahui fokus dan konsentrasi kegiatan

marketing yang akan dilakukan. Dalam marketing, STP merupakan hal yang

sangat penting untuk mengetahui profil customer. Hal ini sangat bermanfaat

untuk membentuk taktik marketing yang sesuai dan dapat diterima oleh

target market-nya.

Segmentasi merupakan pembagian pasar menjadi kelompok –

kelompok tertentu berdasarkan segmen-segmen tertentu. Umumnya

Page 61: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

166  

 

segmentasi dibagi menjadi demografi, psikografik, dan geografi. Segmentasi

demografi berkaitan dengan pengelompokan market berdasarkan jenis

kelamin, usia, ukuran keluarga, pendapatan, pendidikan, kelas sosial, dan

etnik. Segmentasi psikografik merupakan pengelompokan market

berdasarkan gaya hidup. Sedangkan segmentasi geografi merupakan

pengelompokan market berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, faktor

iklim yang berpengaruh, dan standarisasi area pasar. Mengingat pentingnya

segmentasi, maka Quickly juga melakukan segmentasi terhadap market-nya.

Pihak perusahaan mengambil beberapa segmentasi yang dianggap paling

penting dan mudah diketahui yaitu segmentasi demografi.

Berkaitan dengan segmentasi pasar yang dilakukan, awalnya

perusahaan melakukan bauran pemasaran tanpa pembedaan (an

undifferentianted marketing approach). Dalam bauran pemasaran seperti ini,

perusahaan berusaha melayani seluruh pasar dan tidak tidak ada pembedaan

untuk tiap segmen. Pemasaran model ini lebih irit biaya karena membuat

produk satu ukuran untuk semua. Namun, kesulitannya adalah sulit bagi

perusahaan untuk memuaskan semua konsumennya. Oleh karena itu dalam

perkembangannya, selain melakukan bauran pemasaran tanpa pembedaan

(an undifferentianted marketing approach), ada baiknya juga dilakukan

bauran pemasaran dengan perbedaan. Hal ini bermanfaat untuk penerapan

bauran pemasaran yang berbeda dari setiap segmen yang telah diidentifikasi.

Bauran pemasaran seperti ini biasanya mengangkat atau fokus terhadap salah

satu segmen tertentu dalam suatu periode marketing untuk lebih menarik

Page 62: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

167  

 

perhatian segmen market tertentu. Misalnya adanya promosi khusus anak-

anak atau wanita. Dengan cara ini segmen-segmen tertentu akan lebih

merasa diperhatikan secara khusus. Untuk kedepannya, promo dengan

menggunakan bauran pemasaran dengan perbedaan dapat digunakan seperti:

a. Promosi khusus dengan animasi anak-anak untuk produk yang

mengandung susu dan coklat untuk menarik perhatian anak-anak.

b. Promosi dengan desain elegant untuk produk green tea sehat yang lebih

didesikasikan untuk wanita.

Selain melakukan segmentasi, Quickly juga melakukan proses

targeting yang merupakan proses analisis, evaluasi, dan memprioritaskan

segmentasi marketing dengan mempertimbangkan segmen market yang

paling profitable. Proses ini sangat penting untuk penciptaan dan

penyampaian nilai kepada konsumen. Nilai yang diperoleh konsumen sendiri

merupakan suatu implementasi dari kegiatan segmenting, targeting,

positioning yang benar dan juga marketing mix yang tepat.

Setelah melihat dari segmentasi yang ada maka targeting yang sesuai

untuk Quickly adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin: All Gender

b. Usia: 15 tahun – dewasa

c. Pendapatan: kelas menengah bagian bawah (B), menengah bagian atas

(B+), kelas atas bagian bawah (A) , kelas atas bagian atas (A+).

d. Etnik: Seluruh etnik

Page 63: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

168  

 

Sedangkan positioning bisa terbentuk dengan tiga dimensi

differensiasi : konten (what to offer), konteks (how to offer), dan

infrastruktur (enabler). Dalam melakukan positioning, perusahaan harus

memperhatikan kesinambungan dari tiga elemen ini. Untuk Quickly,

penjabaran ketiga elemen penting ini adalah sebagai berikut:

a. Apa yang ditawarkan?

- Produk yang segar dan sehat.

- Minuman dengan rasa yang enak.

- Minuman dengan konsep “Take Away” dan “Fun”.

b. Bagaimana menawarkan kepada customer?

- Design material promosi yang mudah dimengerti dengan nuasa

cool, fun, dan elegant.

- Front Liner (SPG/SPB) yang memiliki kemampuan profesional

dalam pembuatan produk dan melayani customer.

- Memiliki Quality Control yang baik untuk kesuluruhan produk

yang ditawarkan.

c. Faktor yang memungkinkan (enabler):

- Konsistensi diantara nilai yang ingin mereka bagikan dan cara

implementasi nilai tersebut melalui produk dan servis.

- Penampilan dari counter dan staff.

Page 64: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

169  

 

IV.8.5 Marketing Mix

Marketing Mix merupakan strategi bauran pemasaran terdiri dari

empat variabel yang biasa dikenal dengan 4P yaitu; Produk (product), Harga

(price), Promosi (promotion), dan Tempat (place).

1. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh unit

usaha kepada masyarakat. Produk bisa berupa barang, jasa, pengalaman,

events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Untuk

Quickly sendiri, produk yang ditawarkan adalah barang yang secara

deskriptif adalah beragam jenis minuman dan dessert.

Dalam Produknya, Quickly lebih mengedepankan Product

Variation. Quickly memiliki berbagai variasi produk yang dibagi

menjadi beberapa garis besar product lines, yaitu diantara lain:

a. Milk Tea

Merupakan menu andalan dari Quickly, yaitu minuman

dengan kombinasi teh dan susu yang seimbang, sehinggga

menciptakan ciri khas rasa yang unik dan menyegarkan. Menu

andalannya antara lain adalah Taro Pearl Milk dan Jasmine Pearl

Milk Tea.

Page 65: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

170  

 

b. Tea / Fruit Tea & Slush

Minuman teh segar dengan rasa buah bervariasi. Dapat

dihidangkan dalam bentuk liquid maupun slush ice. Menu

andalannya antara lain adalah Peppermint Tea dan Rainbow Slush.

c. Fresh Fruit

Minuman dengan bahan dasar buah-buahan asli dengan

kombinasi berbagai bahan lain yang menjadikannya minuman segar

dan sehat.

d. Jelly Drink Combination

Kombinasi antara teh, susu dan jelly dengan pilihan rasa

yang beragam. Menu andalannya antara lain adalah Tofu Pearl The

dan Guodung Milk Tea.

e. Milk Jelly, Q-Jelly and Guo Dung

Kombinasi jelly yang dibuat dengan campuan susu dan

berbagai topping yang beragam. Menu andalannya antara lain

adalah Taro Milk Jelly, Chocolate Milk Jelly, Green Apple Q-Jelly,

dan Strawberry Guodung.

f. Hot Drink

Selain menyajikan minuman dingin, Quickly juga

menambah variasi terakhirnya dengan minuman hangat. Menu

andalannya antara lain adalah Hot Teh Tarik dan Hot Bitter

Chocolate Milk.

Page 66: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

171  

 

Menurut Fandy Tjiptono (1997:9), konsumen pada dasarnya

melakukan pembelian bukan saja atas barang, namun juga atas nilai dan

manfaat yang ditawarkan. Oleh karena itu Quickly harus dapat

membentuk suatu nilai dan manfaat yang dapat diterima oleh market-

nya. Dalam penawaran suatu produk ada 5 (lima) tingkatan yaitu:

manfaat inti (core benefit), produk dasar (basic product), product yang

diharapkan (expected product), product dengan nilai tambah (augmented

product), potensi product (potential product).

Analisa produk yang ditawarkan oleh Quickly:

a. Manfaat Inti (Core Benefit)

Manfaat inti merupakan manfaat yang sesungguhnya dicari

konsumen ketika mereka membeli. Dalam hal ini manfaat ini yang

dimiliki oleh quickly adalah sebagai take away drink.

b. Produk Dasar (Basic Product)

Produk dasar adalah pengaplikasian dari manfaat yang dicari

konsumen. Sehingga produk dasar Quickly adalah beragam jenis

minuman berbahan baku teh, susu, dan lainnya yang diolah menjadi

berbagai jenis produk yang bervariasi dengan berbagai jenis pilihan

bagi konsumen.

c. Produk yang Diharapkan (Expected Product)

Produk yang diharapkan dari Quickly adalah produk

minuman dengan rasa yang enak, variasi rasa yang sesuai dan

dibuat dari bahan-bahan yang terjamin kualitasnya.

Page 67: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

172  

 

d. Produk dengan Nilai Tambah (Augmented Product)

Produk dengan nilai tambah merupakan bagaimana suatu

produk dapat merepresentasikan dirinya melebihi ekspektasi dari

konsumen. Dalam hal ini Quickly selain memberikan produk

terbaik juga harus mampu memberikan service yang memuaskan

kepada konsumen. Selama ini Quickly masih mengalami beberapa

kekurangan dalam hal pelayanan kepada konsumen dan adanya

beberapa complain dari customer mengenai pelayanan yang

diberikan. Untuk memperbaiki hal ini, maka anggota GFP berusaha

untuk memberikan solusi dengan menggunakan sistem penerimaan

dan training yang lebih baik kepada karyawan baru maupun yang

sudah berkerja.

e. Potensi Produk (Potential Product)

Tujuan terakhir dari semua brand termasuk Quickly dalam

memposisikan produknya adalah agar menjadi Potential Product,

dimana produk tersebut bisa melampaui semua harapan pelanggan

untuk menyenangkan pelanggan dan membedakan penawaran

mereka dari pesaing-pesaingnya.

Untuk mencapai hal ini maka aspek-aspek produk yang

lainnya. Dengan menjadi potential product maka suatu brand sudah

mampu melampaui harapan dari konsumennya sehingga konsumen

mengalami pengalaman yang menyenangkan (favorable customer

experience) dan kepuasan konsumen (customer satisfaction). Untuk

Page 68: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

173  

 

mencapai hal itu, semua produk Quickly harus memaksimalkan

empat (4) kriteria produk diatas dan mendapat respon positif yang

diharapkan dari konsumen.

2. Price

Harga merupakan unsur dari satu-satunya unsur bauran

pemasaran yang menghasilkan pendapatan dimana unsur-unsur lain

membutuhkan biaya. Oleh karena itu, Quickly harus berhati-hati dalam

menentukan tingkat harga, potongan harga, keringanan, periode

pemasaran dan rencana promosi yang dibuat konsumen. Dalam

menetapkan harga ada beberapa pertimbangan penting yang harus

dilakukan terkait dengan cost yang harus dikeluarkan dan bagimana

brand tersbut bisa memposisikan harganya di tengah, dibawah, maupun

di atas harga pasar. Dalam hal harga, Quickly mengedepankan Cost

Recovery Pricing. Dimana Quickly berusaha melakukan covering

terhadap bahan baku, operational cost, dan juga promotional cost. Cost

untuk bahan baku harus juga diperhitungkan dengan sebaik mungkin

mengingat sebagaian besar bahan baku berasal dari Taiwan

membutuhkan biaya yang cukup besar dalam hal import cost. Selain itu

counter Quickly yang tersebar di berbagai mall besar di Jakarta dan juga

beberapa kota besar di Indonesia membutuhkan biaya operational yang

tidak sedikit untuk material delivery dan juga front liner employee yang

bertugas di seluruh counter. Selain itu ditengah persaingan di industri

Page 69: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

174  

 

food and beverage yang cukup besar maka Quickly juga membutuhkan

promotional cost yang dapat mendukung efisiensi kegiatan marketing

sehingga dapat menarik perhatian market.

3. Place

Place berkaitan aspek distribusi yang penting karena terkait

dengan berbagai aktifitas yang dilakukan perusahaan untuk membuat

produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Dalam hal tempat,

Quickly menggunakan metode Direct Sales, dimana terjadinya

penjualan langsung antara pihak front liner (sales promotion boy / girl)

Quickly dengan konsumen di counter. Oleh karena itulah, Quickly perlu

memperhatikan beberapa hal seperti penampilan counter yang

merupakan tempat pertemuan dengan konsumen, karenanya counter

harus dibuat senyaman mungkin. Selain itu juga harus didukung oleh

promotional attribute yang mampu mempresentasikan brand image dari

Quickly. Quickly juga berperan sebagai produsen dan retailer, dalam

artian Quickly memproduksi dan memasarkan produknya sendiri

sehingga langsung sampai ke tangan konsumen. Agar lebih efektif

anggota GFP menyarankan agar pemilihan lokasi melalui tahap survei

dan observasi yang lebih mendalam mengingat beberapa counter

Quickly yang tidak memiliki performa penjualan yang baik.

Dalam perkembangannya, anggota GFP menyarankan agar

Quickly juga melakukan E-Commerce dalam lingkup place-nya. Hal ini

dikarenakan perkembangan penggunaan internet yang cukup pesat

Page 70: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

175  

 

sehingga dengan internet, customer dapat melakukan pemesanan

langsung untuk delivery dan untuk catering. Fungsi E-commerce akan

berjalan maksimal apabila Quickly telah memiliki website yang sudah

dipublikasikan. Dengan adanya E-Commerce, Quickly akan lebih

kompetitif dalam persaingan di industri food and beverage.

4. Promosi

Promosi merupakan bentuk komunikasi pemasaran untuk

mengkomunikasikan produknya kepada pasar sasaran. Dalam promosi

terdapat aktifitas pemasaran yang bertujuan menyebarkan informasi,

mempengaruhi, dan membujuk sehingga perusahaan dapat

meningkatkan pasar sasaran serta konsumen bersedia menerima,

membeli dan loyal terhadap produk yang ditawarkan. Quickly harus

memperhatikan langkah promosinya dengan sebaik mungkin mengingat

persaingan yang sangat kompetitif di dunia industri food and beverage.

Dalam promosi ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan seperti

Individual Communication, Mass Communication, Corporate

Management dan Brand Management.

Dalam hal Promotion, Quickly harus melakukan semua kegiatan

dasar yang menjadi suatu keharusan dalam promosi, yaitu antara lain:

a. Individual Communication

Individual Communication sangat penting mengingat dalam

penjualan produknya, Quickly mengandalkan front liner yang

berhadapan langsung dengan customer. Oleh karena itu sangat

Page 71: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

176  

 

penting bagi perusahaan untuk mampu menyampaikan

organizational value kepada pihak front liner, karena mereka

merupakan ujung tombak perusahaan. Untuk dapat memaksimalkan

organization value tersebut maka Quickly mengadakan training dan

juga penerapan SOP dan KPI untuk memberikan acuan kerja dan

penilaian terhadap kinerja front liner.

b. Mass Communication

Quickly juga menggunakan mass communication untuk

menginformasikan mengenai brand, produk, promosi terbaru, dan

sebagainya. Mass communication bermanfaat untuk memberikan

informasi sehingga bisa diterima oleh khalayak seluas mungkin.

Sebelumnya, Quickly menggunakan brosur dan flyer untuk

menginformasikan sesuatu namun belakangan ini juga mulai

menggunakan Facebook Fans Page. Hal ini untuk mencakup

market yang menggunakan internet yang sedang berkembang dan

juga agar mampu melakukan pembaharuan informasi dengan lebih

cepat.

c. Brand Management

Selain kedua hal diatas, kegiatan promosi juga harus

meliputi brand management , yaitu aplikasi dari teknik marketing

untuk spesifik product, product line, dan brand. Dengan melakukan

brand management maka suatu perusahaan menganggap brand

yang dimilikinya sebagai sebuah janji atas tingkat kualitas yang

Page 72: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

177  

 

dapat diimplementasikan kepada market yang melakukan

pembelian terhadap produk dari brand tersebut secara berulang. Hal

ini secara tidak langsung dapat meningkatkan sales dimana dengan

brand management yang baik akan semakin banyak orang yang

percaya. Terlebih lagi setiap brand yang bergerak dibidang

makanan dan minuman harus mendapat kepercayaan dahulu

sebelum dapat dikonsumsi oleh market.

Untuk dapat menjaga brand yang dimilikinya, Quickly

harus melakukan beberapa hal yaitu:

1. Brand Quickly harus diproteksi dibawah hukum dagang.

2. Brand Quickly mudah disebutkan, diingat, dilafalkan dan

dikenal.

3. Brand Quickly harus menarik, memungkinkan product

positioning untuk dapat bersaing.

4. Nama brand bersifat global dan dapat diterima di semua negara

dimana brand tersebut akan digunakan.

5. Brand dapat lebih unggul dari brand lainnya yang bergerak

dalam industri sejenis.

Semua aspek diatas sangat penting untuk menetukan

performa suatu brand dimata masyarakat. Quickly tentunya telah

melakukan beberapa langkah seperti melakukan proteksi brand-nya

dibawah hukum dagang, menciptakan brand yang mudah

disebutkan, diingat, dilafalkan, dikenal dan bersifat global. Namun

Page 73: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

178  

 

bagi suatu brand agar bisa tetap bersaing, harus tetap memiliki

product positioning yang baik dan menciptakan brand yang unggul

di bidangnya. Quickly harus memiliki strategi marketing yang baik,

konsisten dan terus berkelanjutan.

Secara detail kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh

pihak Quickly adalah sebagai berikut:

1. Special Offer

Seiring dengan observasi yang dilakukan semenjak

bulan Juli 2009. Ada beberapa special offer yang dilakukan

oleh Quickly antara lain adalah:

a. Buy Milk Jelly and get free Thai Iced Tea.

Gambar 4.18 Contoh promosi ke-1

Page 74: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

179  

 

b. Buy Hot The Tarik and Iced Sherbet Lemon Tea with only

Rp. 20,000,- (For Ramadhan Month).

Gambar 4.19 Contoh promosi ke-2

c. Buy Ice Choco Chip Blended get 50% discount for the

second purchase of any drink.

Page 75: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

180  

 

Gambar 4.20 Contoh promosi ke-3

Quickly rutin melakukan berbagai special offer seperti ini

karena dianggap dapat menarik perhatian konsumen. Namun selain

itu, anggota GFP menyarankan program promo yang lebih menarik

dan interaktif seperti:

a. Promo diskon untuk mahasiswa/ siswa sekolah tertentu.

Misalnya: Khusus untuk pemegang kartu mahasiswa Binus,

UPH, dan Tarumanegara dapat diskon 10 % untuk setiap

pembelian di Quickly.

b. Promo untuk pengguna BB. Misalnya: Kirimkan logo Quickly/

Gambar Promo melalui BBM Messenger dan tunjukkan kepada

Page 76: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

181  

 

SPG Quickly untuk mendapatkan free dessert/ discount 25%)

dari tanggal 1-3 November 2009.

2. Leaflets / Posters

Untuk melakukan promosi maka Quickly menggunakan

media seperti poster, leaflets, banner dan sebagainya. Ini

merupakan salah satu media yang tepat untuk dipublikasikan

terkait dengan penjualan Quickly yang berjenis direct selling.

Anggota GFP hanya menyarankan agar promosi-promosi

tersebut juga dimasukkan ke dalam Facebook sehingga

penyebaran promosi menjadi lebih luas (e-commerce).

Selain itu harus ada pembaharuan tema karena Quickly

ingin positioning brand-nya berubah lebih baik (fun and

elegant). Berdasarkan masukan dari direksi, GA, dan anggota

GFP maka tampilan atribut promosi mengalami beberapa

perubahan seperti yang terlihat dibawah ini.

Page 77: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

182  

 

Sebelum perubahan:

Gambar 4.21 Poster promosi sebelum perubahan

Page 78: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

183  

 

Sesudah perubahan:

Gambar 4.22 Poster promosi sesudah perubahan

3. Free Gifts

Quickly juga memberikan free gift berupa produk

Quickly (1 jenis minuman) dengan mengumpulkan stamp

redemption card sebanyak 10 buah. Ini juga merupakan salah

satu strategi customer retention, dimana para customer akan

tertarik untuk mengumpulkan stamp dan melakukan pembelian

secara kontinu atas produk Quickly. Untuk lebih

melengkapinya, pihak manajemen dan anggota GFP ingin

memberikan promo semacam ini:

Page 79: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

184  

 

• Variasi Free Gifts untuk menarik antusiasme masyarakat

seperti pemberian notes, file folder, dan binder. Free Gifts

ini dapat diberikan misalnya saat pembelian Quickly

minimal Rp. 20,000,-.

• Lucky Dip dimana konsumen bisa mendapatkan

kesempatan memperoleh hadiah undian dengan melakukan

pembelanjaan setiap Rp. 30,000,-.

4. Event

Dalam hal promosi, Quickly juga mengikuti beberapa

kegiatan event-event yang potensial di Jakarta. Mengikuti event

dapat memberikan dua (2) manfaat yaitu mendapatkan

penghasilan dan branding. Oleh karena itu maka appeareance

Quickly dalam suatu event sangat penting dan mewakili brand

image yang ingin ditanamkan ke benak penggunjung yang

hadir dalam acara tersebut.

5. Physical Environment

Physical Environment merupakan kemampuan suatu brand

untuk menciptakan suasana pada saat produk dan servis dihadirkan

kepada konsumen. Physical Environment meliputi baik tangible goods

yang dapat membantu mengkomunikasikan produk dan servis dan

intangible experience dari konsumen yang telah ada dan kemampuan

suatu bisnis untuk mempertahankan serta meningkatkan kepuasan

Page 80: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

185  

 

konsumen kepada calon konsumen potensial (potential customers).

Dalam hal ini, Quickly memiliki beberapa Physical Environment

seperti:

1. Counter Appeareance

Counter Appearance sangat penting karena penjualan

Quickly yang menggunakan sistem direct selling menyebabkan

pihak front liner harus bertemu langsung dengan customer-nya.

Oleh karena itu penampilan counter yang bagus akan mampu

menciptakan suasana yang menyenangkan bagi customer. Quickly

telah melakukan perubahan dan konsep baru pada beberapa

counter-nya. Anggota GFP menyarankan agar pembaharuan

counter ini tetap diteruskan pada counter-counter lainnya yang

belum sempat mengalami renovasi. Hal ini dikarenakan, dengan

tema dan konsep yang sama pada seluruh counter Quickly dapat

menciptakan kesan familiar dibenak konsumen.

Page 81: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

186  

 

Gambar 4.23 Quickly counter with previous concept

Gambar 4.24 Quickly counter with new concept

Page 82: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

187  

 

2. Cup and Plastic Bag (Packaging)

Sebagai brand yang menjual minuman maka Quickly juga

harus memiliki packaging yang sesuai dan terlihat unik. Sesuai

standar internasional dari Quickly pusat maka cup minuman

Quickly belum berubah semenjak awal Quickly berdiri dan

beroperasi. Namun Quickly pusat memberikan kebebasan untuk

melakukan re-design pada sealing plastic (tutup cup).

Anggota GFP menyarankan agar sealing plastic dirubah

setiap 3 bulan sekali sehingga menciptakan variasi design pada

quickly beverage cup itu sendiri. Untuk plastik, anggota GFP

menyarankan agar plastic bag diganti dengan paper bag yang

ramah lingkungan sehingga dapat menciptakan image bahwa

Quickly juga ramah lingkungan. Selain itu paper bag lebih mudah

didesign daripada plastic bag.

Gambar 4.25 Beverage cup Quickly (transparant in order showing the variety of color)

Page 83: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

188  

 

3. The Employee’s Uniform

Selain kedua hal diatas, Quickly juga mengusahakan agar

front liner-nya (SPG) yang melakukan direct selling kepada

customer mengenakan pakaian seragam untuk menciptakan

kerapihan dan juga friendly ambience diseluruh counter Quickly

yang ada. Seragam seluruh front liner Quickly sama di seluruh

counter yang ada sesuai dengan standar yang diminta pihak pusat.

Anggota GFP menyarankan adanya perubahan model seragam

untuk menciptakan suasana baru namun seragam baru tetap

membawa nuansa Quickly dengan penggunaan warna yang sama

dengan seragam yang lama.

Gambar 4.26 Quickly Employees Uniform

Page 84: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

189  

 

IV.8.6 Quickly Facebook Fans Page

Facebook merupakan situs jejaring sosial yang sedang popular saat ini.

Dengan bergabung dengan situs ini maka pengguna dapat memilih untuk

bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti sekolah,

tempat kerja, atau wilayah geografis. Jumlah pengguna jejaring sosial ini

hingga bulan Oktober, 2009 adalah sebanyak 290,040,840 di seluruh dunia.

Sedangkan di Indonesia sendiri sebanyak 10,007,700 pengguna dengan

persentase pengguna aktif (online user) sebesar 40.03% (Sumber:

http://www.checkfacebook.com/). Melihat cukup besarnya jumlah pengguna

Facebook, maka Quickly dapat memanfaatkan situasi ini untuk melakukan

kegiatan promosi. Sesuai dengan standar dari Facebook bahwa perusahaan

maupun organisasi apapun dapat membuat fans page sesuai dengan ketentuan

yang telah ditetapkan sehingga mereka dapat melakukan penyebaran

informasi kepada pihak-pihak terkait.

Dengan dasar inilah maka angota GFP menyarankan dan

merealisasikan Fans Page dengan nama QUICKLY JAKARTA semenjak

bulan Agustus 2008. Dari hasil observasi dari bulan Agustus 2008 hingga

Oktober 2008 saja, Quickly Jakarta telah memiliki fans sebanyak 1,531 orang.

Anggota GFP yakin bahwa Quickly akan mendapat keuntungan dengan

memiliki Fans Page, seperti:

Page 85: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

190  

 

1. Update Informasi secara cepat

Dalam marketing dibutuhkan penyampaian informasi yang baik

kepada calon konsumen. Menggunakan facebook dapat membantu

Quickly dalam menyampaikan informasi selengkap mungkin secara

gratis. Di dalam Quickly Facebook Fans Page, Quickly dapat

memberikan informasi seperti sejarah singkat, lokasi counter, produk,

contact number, dan promosi. Dengan adanya hal ini maka seluruh

anggota fans dapat melihatnya di news feed dan highlights (berita-berita

terbaru) mereka.

2. Free Biaya Publikasi/ Iklan

Pembuatan Facebook Fans Page tidak menggunakan biaya

(gratis). Sedangkan apabila kita menggunakan media cetak maupun

elektronik, biaya yang cukup besar harus dikeluarkan. Selain itu apabila

ada kesalahan, publikasi di Facebook bisa langsung dirubah karena

dilakukan oleh pihak internal perusahan sedangkan apabila menggunakan

media seperti majalah, koran, televisi, maupun radio tidak dapat direvisi

dengan cepat.

3. Interaksi Langsung dengan Costumer

Dengan Facebook Fans Page maka pihak admin dari Quickly

dapat langsung memberikan tanggapan atas segala comment yang

biasanya berupa keluhan, pertanyaan, dan masukan. Dengan cara ini

maka pihak manajemen mendapatkan feedback langsung dan

menanggapinya dengan cepat.

Page 86: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

191  

 

4. Customer Acquisition and Customer Retention Activities

Quickly sekaligus dapat melakukan kegiatan customer acquisition

(mendapatkan customer baru) dan customer retention (mempertahankan

customer lama). Hal ini dapat membantu Quickly untuk branding dan

meningkatkan sales dengan berbagai aktifitas yang dilakukan dalam

Facebook Fans Page.

Setelah memiliki Facebook Fans Page, hal yang harus dilakukan

adalah melakukan maintenance atas account Facebook Fans Page ini.

Pihak marketing dan promosi menjadi aidmin (bisa terdiri lebih dari 1

orang) dan mereka bertugas untuk melakukan update informasi dalam

Facebook Fans Page.

Dengan adanya Facebook Fans Page maka Quickly mengharapkan

dapat melakukan kegiatan promosi semaksimal mungkin. Langkah

pertama yang harus dilakukan adalah memperbanyak jumlah fans. Dari

awal mula di-launching (Agustus 2009) hingga October 2009, Quickly

telah berhasil memiliki 1,537 fans. Berikut kami sertakan data-data yang

menggambarkan perkembangan dan efektifitas dari Quickly Jakarta Fans

Page:

Page 87: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

192  

 

Gambar 4.27 Grafik statistik “Page View” pada Agustus 2009

Gambar 4.28 Grafik statistik “Total Interaction” pada Agustus 2009

Page 88: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

193  

 

Gambar 4.29 Grafik “New Fans” bulan Agustus 2009

Gambar 4.30 Grafik Statistik “Page View” pada Oktober 2009

Page 89: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

194  

 

Gambar 4.31 Grafik statistik “Total Interaction” pada Oktober 2009

Gambar 4.32 Grafik “New Fans” bulan Oktober 2009

Page 90: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

195  

 

Berdasarkan enam (6) grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Quickly Jakarta Fans Page mendapat antusiasme yang cukup tinggi sehingga

banyak pihak yang tertarik untuk melihat Quickly Jakarta Fans Page ini.

Hingga Oktober terus saja ada yang tertarik untuk melihat contain dari

Quickly Fans Page ini. Untuk grafik “Total Interaction” selalu terjadi

kenaikan pada titik-titik dimana pihak manajemen melakukan posting

informasi. Ini menunjukan bahwa fans dari Quickly Jakarta Fans Page ini

antusias dalam memberikan feedback. Sedangkan untuk grafik “New Fans”

terlihat bahwa pada awal launching terjadi lonjakan jumlah fans yang tinggi

dan seiring berjalannya waktu masi terus ada pihak yang tertarik untuk

menjadi fans Quickly sehingga total dari fans Quickly Jakarta tetap

bertambah.

Page 91: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

196  

 

Gambar 4.33 Grafik Demografis Fans Quickly Jakarta

Dari hasil analisa dari grafik ini dapat diketahui bahwa:

a. Quickly Fans Page telah mendapatkan 1,497 dari 18 Agustus

hingga 9 Oktober 2009.

b. Fans Quickly terbanyak adalah yang memiliki golongan usia 18 -

24 tahun.

Berdasarkan gender, fans Quickly Fans Page terbagi atas 43% laki-laki

dan 56% perempuan.

Page 92: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

197  

 

IV.9 Sistem HRD di PT. Lingkar Natura Inti

PT. Lingkar Natura Inti (PT. LNI) berdiri di Jakarta pada tahun 2001

dengan konsentrasi bisnis di bidang Food and Beverage dengan brand

utamanya Quickly. Quickly sendiri merupakan brand minuman dari Taiwan

yang awalnya memiliki spesifikasi pada teh. Konsep Quickly mengedapankan

kesegaran dan kecepatan dalam penyajian minuman. Hadir sebagai pemain di

dunia Food and Beverage bukanlah hal yang mudah mengingat tingkat

persaingan yang cukup tinggi dan tuntutan konsumen akan jenis makanan dan

minuman yang bervariasi. Oleh karena itu sebagai salah satu pemain di bidang

Food and Beverage, PT. LNI harus mampu menciptakan kekuatan yang

menjadikannya mampu mempertahankan brand Quickly sehingga tetap

diminati oleh masyarakat.

Front Liner di PT. LNI untuk brand Quickly terdiri dari 3 posisi di

setiap counter, yaitu: Crew Leader, Crew Leader Assistant, dan Sales

Promotion Boy/ Sales Promotion Girl (SPB/ SPG). Pada dasarnya penentuan

ini berdasarkan review performance dan lamanya jangka waktu kerja

semenjak tahun 2001. Namun seiring dengan perkembangannya, para front-

liner tidak berkerja berdasarkan posisi yang mereka miliki. Kinerja dan

tanggung jawab seluruh fron-liner hampir sama dan spesifikasi tiap posisi

belum dipaparkan dengan jelas dan tidak dimengerti oleh front-liner. Oleh

karena itu harus dibuat peraturan yang mendeskripsikan spesifikasi yang harus

Page 93: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

198  

 

dimiliki oleh para front-liner untuk menentukan posisi mereka dalam suatu

team.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, karyawan frontliner Quickly

harus dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan, pemberitahuan

informasi yang menarik dan tepat terhadap pelanggan, dan kejujuran terhadap

perusahaan.

Peserta GFP menyebut permasalahan ini sebagai rendahnya

kompetensi karyawan atau etos kerja karyawan yang tidak tinggi. Hal ini

dapat disebabkan oleh kinerja HRD yang tidak tepat dalam meberikan

pengarahan terhadap karyawan atau proses penerimaan dan pengembangan

karyawan yang tidak berjalan dengan baik. Selain itu, seringkali proses

pembentukan sifat karyawan baru terpengaruhi oleh karyawan-karyawan lama

yang memiliki sikap yang buruk.

Oleh karena itu, selain memperbaiki proses-proses diatas, Quickly juga

harus sesegera mungkin menentukan program-program yang harus diberikan

kepada karyawan mereka. Peserta GFP akan memberikan framework untuk

mengatasi permasalahan ini.

Page 94: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

199  

 

IV.9.1. Employee Management

Pengelolaan sumber daya karyawan merupakan salah satu faktor

penting dalam perkembangan organisasi. Dengan model 5-P yang dijelaskan

oleh Jeffrey A. Mello, organisasi dapat menentukan langkah-langkah secara

bertahap untuk mengatur kegiatan Human Resource (HR) sehingga

mendukung strategi bisnis yang dijalankan oleh organisasi.

Quckly telah mempunyai aktifitas standar meliputi kegiatan HR yaitu

berupa:

‐ Budaya dan nilai-nilai perusahaan

‐ Guideline mengenai job desk karyawan yang cukup detail dan lengkap

‐ Program- program untuk kegiatan karyawan seperti employee gathering,

training, pre-briefing

Aktifitas-aktifitas tersebut ikut mendukung berjalannya kegiatan HR

di dalam organisasi. Namun, untuk lebih mempererat hubungan karyawan

dengan perusahaan sehingga tercapainya kebutuhan-kebutuhan karyawan,

organisasi harus menerapkan beberapa strategi HR baru berdasar pada model

5-P dan model Strategic HRM yang diperjelas oleh Jeffrey A.Mello.

Untuk mencapai itu semua, organisasi harus memulai tidak hanya dari

karyawan pada level bawah, namun organisasi secara keseluruhan harus ikut

berperan aktif. Dengan adanya kesadaran sebagai satu organisasi yang ingin

berkembang, maka, kegiatan yang akan dilakukan akan memberikan dampak

perubahan yang besar dan menuju ke arah yang lebih baik.

Page 95: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

200  

 

Untuk itu, pelaksana GFP mencoba menawarkan kepada organisasi

untuk melakukan langkah-langkah yang sekiranya dapat diaplikasikan di

Quickly sesuai dengan apa yang sudah diamati oleh pelaksana GFP, langkah-

langkah tersebut adalah sebagai berikut:

‐ Membangun, Membentuk, dan Mengkomunikasikan misi, visi, dan nilai-

nilai perusahaan.

‐ Merancang suatu sistem kerja (work system) yang baru dan diperlengkap

dengan implementasi sistem informasi untuk Human Resources (HR).

‐ Staffing (selection, interview, testing, and reference process)

‐ Training framework

‐ Strategic performance and feedback management

‐ Reward system (Compensation)

‐ Turnover management dan Retention strategy

IV.9.1.1. Misi, Visi, dan Nilai-nilai Perusahaan

Visi, misi, dan nilai-nilai yang dimiliki Quickly sudah dijelaskan pada

bagian sebelumnya di bab ini. Hal yang seharusnya dilakukan pihak Quickly

adalah bagaimana caranya membentuk lingkungan kerja yang berjalan

bersama untuk mencapai misi yang telah didefinisikan. Oleh karena itu, setiap

karyawan yang bekerja di dalam Quickly harus mengetahui nilai-nilai yang

dimiliki dan sekaligus menjalankannya. Biasanya nilai-nilai ini dapat

diformasikan melalui tindakan-tindakan board of directors yang menanamkan

Page 96: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

201  

 

visi dan misi mereka di awal pembentukan organisasi. Sehingga, komunikasi

yang baik antar karyawan dalam kapasitas posisinya di perusahaan akan

sangat dibutuhkan.

Untuk memenuhi itu, Anggota GFP menyarankan untuk melakukan

beberapa perubahan dan langkah-langkah strategi baru untuk Human

Resource Management (HRM) di Quickly. Nilai-nilai yang berupa bersama-

sama mengutamakan kualitas kerja, produk, dan servis yang diberikan kepada

customer akan didukung dengan adanya sistem kompensasi atau reward yang

akan men-stimulasi perilaku karyawan terutama karyawan front-line yang

berinteraksi langsung dengan customer.

IV.9.1.2. Work System

Work System merupakan suatu sistem yang menjelaskan apa yang

dilakukan seorang karyawan dan apa yang dibutuhkan olehnya sekaligus

bagaiman masing-masing pekerjaan dalam suatu organisasi saling

bersinggungan. Sistem kerja yang baik adalah suatu sistem yang mampu

memberikan kenyamanan bagi karyawan, menyelesaikan semua tugas yang

dibutuhkan, dan menjaga stabilitas pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.

Quickly saat ini memiliki beberapa kelemahan dalam sistem kerjanya,

beberapa sudah dijelaskan di faktor Weakness dalam diagram SWOT. Hal

penting lainnya yang ikut membuat lemah kekuatan internal Quickly adalah

sistem kerja yang cenderung individual. Tidak hanya terjadi pada karyawan di

Page 97: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

202  

 

kantor, hal ini seringkali terlihat pada karyawan front-liner yang masing-

masing hanya mementingkan kebutuhan sendiri,

Untuk mengatasi ini, anggota GFP merancang suatu sistem kerja baru

yang mungkin dapat diaplikasikan pada Quickly sehingga memberikan

manfaat yang baik. Untuk itu, sebelum merancang suatu sistem kerja, terlebih

dahulu harus mengetahui karakteristik kerja yang ada di Quickly. Secara garis

besar, suatu model yang dibangun oleh J. R. Hackman dan G. R. Oldhain yang

terdapat pada buku karangan Jeffrey A. Mello mengenai Job characteristics

dapat dilihat sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Gambar 4.34 The Job Characteristics Model Sumber: Jeffrey A. Mello (200, p174)

Core Job Dimension 

Critical Psychological States 

Personal and Work Outcomes 

Skill variety Task identity Task significance 

Auotonomy

Feedback 

Experience meaningfulness of the work 

Experience responsibility for outcomes of the work 

Employee Growth Need Strength 

Knowledge of the actual results of the work activities 

High internal work motivation 

High satisfaction with the work 

High‐quality work performance 

Low absenteeism and turnover 

Page 98: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

203  

 

Dari model di atas, dimensi kerja dapat dimanfaatkan untuk

memberikan suatu efek psikologi terhadap karyawan yang dapat menuntun

mereka untuk memberikan atau menghasilkan suatu kinerja dan produktivitas

yang lebih baik.

Sehingga, bertolak dari model di atas, posisi-posisi pada struktur

organisasi di Quickly harus menggambarkan setidaknya salah satu dari

pengelompokan dimensi - dimensi kerja tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk

merancang langkah-langkah strategis yang nantinya akan memberikan

dampak psikologi yang baik bagi karyawan

Rancangan tersebut akan membantu perusahaan untuk berubah dengan

memperhatikan semua dimensi-dimensi tersebut. Perubahan ini nantinya akan

berakhir pada perubahan struktur organisasi yang akan mendukung kegiatan

Quickly sekaligus mendukung visi dan misi menjadi sebuah organisasi yang

fleksibel dalam menghadapi perubahan situasi di masa yang akan datang.

IV.9.1.3. Information System (IS)

Untuk memudahkan kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam

perusahaan, kehadiran teknologi informasi merupakan satu faktor yang tidak

dapat diabaikan. Dengan penggunaan teknologi yang tepat, perusahaan dapat

melakukan beberapa kegiatan menjadi lebih efisien dan efektif dibanding

sebelumnya.

Quickly saat ini menggunakan aplikasi Microsoft Excel berbasis

windows untuk mendukung kegiatan operasional dan juga sistem informasi

Page 99: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

204  

 

HR. Sebelum penggunaan aplikasi Microsoft Excel ini, Quickly pernah

menggunakan aplikasi dengan memanfaatkan outsource yang ternyata tidak

cukup untuk membantu mereka dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan harian

dikarenakan aplikasi tersebut sering mengalami masalah. Sistem informasi

yang dirancang secara in-house di Quickly hingga saat ini memberikan suatu

perubahan yang cukup signifikan dan sekaligus memudahkan para manajer

dalam mengolah data.

Kemudahan yang didapat dari penggunaan aplikasi ini antara lain:

1. Memudahkan proses input data

2. Memudahkan pencarian data

3. Memudahkan mencetak dokumen-dokumen, laporan, dan form

Meskipun aplikasi ini sudah mampu memberikan kemudahan-

kemudahan, namun tidak adanya integrasi informasi terkadang menyebabkan

beberapa kegiatan masih membutuhkan saling ketergantungan data yang

menyebabkan proses harus saling menunggu.

Untuk itu, anggota GFP menawarkan pengembangan sistem supaya

semakin terintegrasi dengan menyiapkan blue print dan aplikasi berbasis web

untuk menangani beberapa masalah yang muncul karena kekurangan dari

fleksibiltas kemampuan aplikasi Microsoft Excel tersebut.

Beberapa aplikasi yang dianjurkan oleh anggota GFP antara lain:

1. Absensi

Aplikasi ini akan menggunakan komputer untuk absensi karyawan.

Saat ini, Quickly masih menggunakan absensi manual. Dengan adanya

Page 100: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

205  

 

aplikasi ini, laporan absensi karyawan akan lebih mudah diproses dan

diatur.

2. Activity Schedule Calendar

Aplikasi ini sudah dikembangkan oleh anggota GFP. Untuk

sekarang, aplikasi ini dapat digunakan untuk mengatur jadwal yang

berkaitan dengan kegiatan marketing. Activity Schedule Calendar ini dapat

dikembangkan di kemudian hari untuk dijadikan suatu aplikasi yang

terintegrasi dengan sistem-sistem lainnya di dalam perusahaan sehingga

akan membantu tidak hanya untuk kegiatan marketing, namun juga

kegiatan lainnya seperti inventori dan alokasi karyawan.

3. Employee Database Maintenance

Employee database maintenance akan berfungsi untuk mengolah

data karyawan. Misalnya untuk mengurusi cuti, kontrak, sistem penilaian,

dan lain-lainnya. Aplikasi ini juga berhubungan dengan sistem absensi.

Sistem informasi merupakan salah satu hal yang harus diimplementasi

untuk mewujudkan perubahan struktur kerja, process, dan seluruh perusahaan

meliputi departemen HR. sehingga Quickly juga perlu untuk memperhatikan

teknologi informasi sebagai faktor yang dapat dijadikan sebagai competitive

advantage di masa yang akan datang untuk menghadapi persaingan yang

semakin ketat.

 

Page 101: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

206  

 

IV.9.1.4. Team

Quickly mempekerjakan lebih dari 100 karyawan front-line. Kesemua

karyawan tersebut dibagi-bagi lagi untuk mengurusi masing-masing counter

yang tersebar di daerah Jakarta. Saat ini, beberapa counter sudah memiliki

satu team leader, sementara itu, beberapa tempat masih belum ada

dikarenakan pertimbangan manajemen yang merasa pembentukan team masih

belum diperlukan untuk saat ini.

Melihat perkembangan situasi yang terjadi saat ini, dimana sistem

kerja individual terbukti kurang mampu menghadapi persaingan, anggota GFP

menyarankan pembentukan team di tiap-tiap counter Quickly dengan tujuan

meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk mentrasformasi satu group menjadi

sebuah team yang efektif, Quickly harus melakukannya secara bertahap dan

terus mengamati perkembangan team ini hingga menjadi suatu team yang

solid dan efektif. Oleh karena itu, anggota GFP menawarkan bentuk team

yang mungkin dapat diaplikasikan ke karyawan-karyawan front-line.

Berikut rancangan strategi yang disusun oleh anggota GFP:

1. Untuk tahap awal, dari setiap counter akan dievaluasi dan kemudian

dipilih karyawan yang paling baik performance-nya baik dari segi sikap

maupun pelayanan.

2. Setelah dipilih, mereka akan diberikan training selama satu minggu.

Training bertujuan untuk memberitahukan aturan-aturan dan job desk baru

mereka sebagai team leader.

Page 102: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

207  

 

3. Masing-masing team leader tersebut kemudian akan ditempatkan di

posisi-posisi counter yang berbeda dari tempat semula sesuai dengan

kesanggupan mereka. Hal ini dilakukan agar tidak terjadinya konflik

kepentingan di tempat lama dikarenakan adanya perubahan status.

4. Di masing-masing counter akan diberikan informasi mengenai peraturan

baru mengenai adanya team leader.

Selain itu, ada beberapa kegiatan atau tugas baru yang juga diajukan

untuk melengkapi kegiatan team di atas, yaitu:

1. Daily Meeting

Setiap pagi, karyawan front-line dan team leader akan

mengadakan rapat singkat. Hal ini untuk menyampaikan hal-hal yang

harus dikerjakan hari itu, mulai dari pembukaan counter, pembersihan

counter, pelayanan kepada customer, hingga kepada penyampaian target

sales.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan komunikasi antara

anggota dan team leader dapat terjalin dengan baik, karena pada rapat ini,

anggota dapat memberikan ide-ide dan pendapat mereka juga mengenai

kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan.

2. Weekly reporting

Team leader harus memberikan laporan baik secara tertulis

maupun lisan terhadap top atau middle management mengenai kinerja

karyawan.

Page 103: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

208  

 

Apabila ada karyawan yang lalai dalam menjalankan tugasnya atau

tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, team leader dapat

menegur terlebih dahulu dan kemudian menyampaikan progress-nya

terhadap top atau middle management.

Setelah pembentukan team dan penambahan tugas-tugas baru, masih

ada beberapa faktor atau element yang harus diperhatikan untuk membentuk

team tersebut menjadi team yang efektif. Sehingga anggota GFP juga turut

menyarankan beberapa inovasi baru di masing-masing faktor tersebut untuk

mendukung pembentukan team ini, yaitu:

1. Reward System

Sistem reward ini akan dijelaskan lebih detail pada penjelasan di

sub-bab mengenai Reward. Secara garis besar, untuk mendukung kegiatan

team agar menjadi lebih bersemangat, perusahaan harus mampu

memberikan suatu penawaran yang memungkinkan feedback positif dari

karyawan front-line. Oleh karena itu, dari setiap counter akan diberikan

target sales, dan apabila target tersebut bisa terpenuhi, satu team tersebut

akan mendapatkan reward yang seimbang sebagai sebuah team. Untuk

sistem reward lainnya akan dijelaskan lebih detail pada sub-bab yang telah

disebutkan sebelumnya.

2. Communication System

Komunikasi antar anggota di dalam team harus terjalin dengan

baik. Masing-masing anggota tidak dibedakan kedudukannya, hanya saja

Page 104: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

209  

 

team leader memiliki kewenangan untuk menegur anggota yang lalai

dalam melakukan tugasnya.

Agar tidak ada rasa canggung antar anggota, semua kegiatan yang

terjadi di counter merupakan kegiatan yang tidak saling bergantung satu

sama lain, melainkan bisa bekerja secara independent. Masing-masing

anggota juga berhak melakukan improvisasi atau diberikan hak penuh

untuk menyampaikan pendapat dan atau melakukan sesuatu dengan tujuan

untuk meningkatkan sales dan membantu counter atau perusahaan secara

keseluruhan.

3. Physical Space

Seiring dengan pembaharuan counter-counter Quickly, keberadaan

karyawan di dalam counter diatur sedemikian rupa, sehingga mereka dapat

berkomunikasi dengan lancar dan juga merasakan keutuhan sebagai satu

team. Mereka memiliki ruang gerak yang cukup leluasa untuk beraktifitas.

4. Organizational Environment

Dengan menumbuhkan semangat bekerja sama sebagai team

misalnya dengan memenuhi target sales dan juga beberapa kegiatan

lainnya, karyawan front-liner dapat termotivasi untuk meningkatkan

kinerja mereka secara kolektif.

5. Organizational Structure

Walaupun bekerja sebagai team, masing-masing karyawan front-

liner tetap memiliki kebebasan sendiri untuk menyampaikan ide dan

keluhan secara langsung kepada pihak top atau middle management.

Page 105: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

210  

 

Anggota GFP mengusulkan komunikasi dalam team tetap berjalan secara

informal, namun team leader mempunyai kewajiban untuk memberikan

laporan setiap minggunya.

6. Organizational Leadership

Team leader akan bertindak sebagai fasilitator, menjadi contoh

bagi anggota team, memberikan teguran pada karyawan yang lalai, dan

sekaligus mengarahkan team untuk mencapai target yang telah ditentukan.

Dengan melengkapi semua faktor di atas, team yang dibentuk akan

terus diperhatikan hingga dapat bergerak sendiri. Hal ini dapat dilakukan oleh

Quickly untuk mengadakan pembaharuan dalam sistem kerja mereka sehingga

nilai-nilai yang berusaha disampaikan oleh direktur utama dapat dipahami dan

dilaksanakan dengan baik.

IV.9.1.5. Staffing

Sesuai rancangan rencana yang diajukan oleh anggota GFP yaitu

melakukan perubahan untuk internal perusahaan, Quickly juga harus berbenah

pada sisi eksternal juga. Salah satu hal yang paling awal yang harus dilakukan

oleh Quickly yang sedang berencana untuk merekrut karyawan baru untuk

mengganti karyawan lama yang memiliki kinerja buruk adalah proses staffing.

Proses kegiatan staffing ini merupakan salah satu proses yang cukup

memakan banyak waktu dan tidak bisa dikatakan mudah. Proses staffing

meliputi tiga (3) tahapan, yaitu selecting, interview, dan testing.

Page 106: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

211  

 

IV.9.1.5.1. Selecting

Proses seleksi terdiri dari dua tahap, yaitu pengujian konsistensi dan

pengujian kelayakan. Pengujian konsistensi ditujukan untuk melihat

konsistensi pelamar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Sedangkan, pengujian kelayakan adalah kesesuaian sikap atau behavior,

keinginan, dan tingkat intelejensi calon karyawan dengan pekerjaan yang akan

diberikan.

Berdasarkan itulah, Quickly akan mencoba untuk mulai

mengembangkan prosedur dalam proses seleksi karyawan terhadap lamaran-

lamaran yang masuk. Quickly akan membedakan lamaran-lamaran yang

mendaftar sebagai calon kerja full-time, part-time, dan magang. Masing-

masing pekerjaan tersebut memiliki kriteria tersendiri, bila memenuhi kriteria

tersebut, berkas lamaran calon pekerja akan diamati dan kemudian akan

disesuaikan dengan pekerjaan yang akan diberikan, dalam hal ini adalah

karyawan front-line (SPG/ SPB). Untuk itu, akan dilakukan screening

terhadap curriculum vitae yang diterima perusahaan, untuk calon karyawan

yang dirasa cocok, akan dipanggil untuk melakukan proses wawancara.

IV.9.1.5.2. Interview

Proses interview merupakan proses paling krusial. Proses ini lebih baik

dilakukan secara tatap muka langsung, karena lebih mudah bagi interviewer

atau pewawancara memahami karakter dari calon karyawan.

Page 107: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

212  

 

Anggota GFP memberikan rancangan strategi dalam proses interview

ini, yaitu:

1. Group interview

Proses interview akan dilakukan secara group atau lebih dari satu

orang interview. Hal ini dimaksudkan agar penilaian yang diberikan dapat

lebih objektif dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih akurat.

2. Semi-structured interview

Pertanyan-pertanyaan yang diajukan bersifat semi structured,

artinya ada beberapa pertanyaan wajib atau standard dan pertanyaan-

pertanyaan spontan dari interviewer. Hal ini ditujukan agar mampu

mendapatkan karyawan sesuai standar yang diinginkan perusahaan dan

juga agar lebih mengenal karakter karyawan dengan fleksibilitas

pertanyaan yang diajukan.

3. Behaviorial Interviewing Strategy

Interview yang dilakukan juga bersifat behavioral interviewing,

artinya pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan yang berakhir dengan

jawaban “ya” atau “tidak”, melainkan memberikan pertanyaan untuk calon

karyawan mengenai cara mereka dalam menangani sesuatu yang berkaitan

dengan pekerjaan mereka. Hal ini ditujukan agar perusahaan dapat

menemukan calon karyawan yang sesuai dengan karakter dan nilai-nilai

yang dimiliki.

Selain ketiga rancangan strategi diatas, calon karyawan wajib

memberikan referensi. Hal ini diperlukan untuk tahap akhir proses seleksi

Page 108: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

213  

 

karyawan untuk melakukan reference-checking untuk mendapatkan informasi-

informasi lain yang tidak disampaikan oleh calon karyawan.

IV.9.1.5.3. Testing

Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dianjurkan anggota GFP.

Pada tahap ini, calon karyawan akan dihadapkan pada test yang disebut

trainability tests. Trainability tests merupakan test untuk mengetahui sikap

dan kemampuan karyawan untuk memahami bagian-bagian penting dalam

pekerjaan mereka.

Test ini akan berlangsung selama dua (2) hari, test ini juga akan

mengajarkan mengenai product knowledge dan contoh kegiatan-kegiatan yang

terjadi di pekerjaan mereka. Setelah melalui tahap ini, karyawan akan

diberikan kontrak selama 3 bulan untuk mengikuti test tahap kedua yang

disebut dengan tahap probation tests atau real work sample test. Pada tahap

ini, karyawan akan diberikan kepada team leader dan melakukan kegiatan

sehari-hari sebagaimana pekerjaan yang harus dilakukan mereka nantinya.

Mereka yang sudah sampai pada tahap ini, berarti juga sudah memasuki tahap

training karyawan baru.

Setelah tiga bulan, karyawan baru tersebut akan di-review ulang

berdasarkan dengan pengamatan langsung dari middle management, laporan

dari team leader, dan masukan dari anggota team lainnya. Apabila

berlangsung baik, maka kontrak karyawan akan diperpanjang dan terjadi

pembaharuan salary.

Page 109: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

214  

 

IV.9.1.6. Training Framework

Karyawan merupakan ujung tombak perusahaan untuk tetap bertahan

di tengah persaingan industri. Oleh karena itu, peningkatan kinerja mutu

karyawan adalah hal mutlak yang harus diperhatikan disamping kesejahteraan

karyawan yang juga merupakan faktor penting. Quickly sendiri saat ini belum

memiliki prosedur training yang jelas, setiap karyawan baru akan diterjunkan

ke lapangan atau counter tanpa pengawasan langsung.

Untuk itu, anggota GFP mengajukan suatu framework yang dapat

digunakan untuk melaksanakan training dengan efektif dan efisien sehingga

dapat menekan cost dan mendapatkan hasil yang paling baik.

Berikut framework yang diajukan oleh anggota GFP:

 

 

 

 

 

 Gambar 4.35 Training and Development Framework: Best Practices Element

Sumber: Jeffrey A. Mello (200, p287)  

Framework ini terdiri dari empat (4) langkah, masing-masing langkah

mempunyai kegiatan-kegiatan yang saling ketergantungan dan mendukung

satu sama lain. Berikut penjelasan dari masing-masing langkah di dalam

framework tersebut:

Plan • Strategic role of T&D • T&D value and administrative policies 

• Establishing T&D needs 

• Building transfer into T&D 

Do • Contens of T&D • T&D methods and approaches 

Check • T&D evaluation strategy 

Act • Sustaining and advancing T&D 

Page 110: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

215  

 

1. Plan

Pada langkah ini, Quickly harus terlebih dahulu mendefinisikan

kebutuhan-kebutuhan mereka terhadap kompetensi karyawan yang

dibutuhkan baik pada tingkat front-liner maupun pada tingkat top atau

middle management. Setelah menetapkan informasi yang dibutuhkan,

rancangan untuk kegiatan training dapat disusun dengan lebih terstruktur.

Dari rancangan kegiatan itu, Quickly harus menentukan aturan-

aturan yang mendukung kegiatan training, misalnya dengan kewajiban

untuk mengikuti training sebagai syarat untuk mendapatkan kenaikan

upah atau jabatan.

2. Do

Tahap ini merupakan tahap untuk menentukan isi dari training

yang akan dilakukan. Banyak cara yang dapat dipilih dalam menentukan

kegiatan apa saja yang akan berjalan pada saat training. Anggota GFP

menyarankan agar Quickly lebih berfokus terhadap pengembangan

training yang berupa increase efficiency at work, pemanfaatan

penggunaan teknologi informasi, dan increased emphasis on team.

Peningkatan efisiensi dalam pekerjaan akan berhubungan langsung

dengan strategi pembentukan team. Sedangkan pemanfaatan teknologi

informasi akan berhubungan dengan kegiatan marketing yang akan dan

sedang dijalankan saat ini.

Page 111: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

216  

 

3. Check

Apabila kegiatan training telah dilakukan, karyawan yang

mengikuti training tersebut harus di-review dan diminta feedback-nya.

Secara umum, training akan memberikan dampak yang positif bagi

karyawan, oleh karena itu, Quickly harus cermat dalam melakukan

evaluasi training. Setiap karyawan akan diberikan tes untuk mengetahui

sejauh mana mereka mengerti dan memahami training yang diikuti oleh

mereka.

Evaluasi ini berupa penilaian yang akan digunakan untuk

menentukan apakah karyawan yang mengikuti training dapat dinyatakan

lulus atau tidak.

4. Act

Training dapat menjadi salah satu solusi untuk jangka pendek,

tetapi biasanya akan gagal untuk mendukung pembelajaran yang terus

berkesinambungan. Oleh karena itu, seluruh kegiatan training akan

senantiasa dimodifikasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kompetensi yang diharapkan.

Demikian framework yang diusulkan oleh anggota GFP. Adapun jenis-

jenis training yang diusulkan untuk Quickly berdasar framework tersebut

antara lain:

Page 112: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

217  

 

a. Training karyawan baru

Training yang diusulkan adalah training yang memiliki jangka

waktu satu (1) minggu. Kegiatan selama satu minggu ini akan dibagi-bagi

menjadi tiga (3) subjek yang akan diberikan selama lima (5) hari, dan hari

terakhir yaitu hari keenam akan digunakan untuk evaluasi. Ketiga subjek

tersebut adalah:

‐ Sejarah perusahaan

‐ Product knowledge

‐ Counter services

b. Training motivasi

Training ini tidak memiliki jangka waktu yang tetap, namun

minimal satu tahun diadakan satu kali. Training ini direncanakan untuk

berdurasi satu atau dua hari dan diikuti oleh semua karyawan. Tujuan dari

training ini adalah untuk memberikan semangat terhadap karyawan

sehingga mereka mampu meningkatkan kinerja mereka.

c. Training teknologi baru

Training ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi baru.

Sehingga, kegiatan ini bergantung terhadap infrastruktur yang disediakan

atau diadopsi oleh Quickly.

d. Training komunikasi dan customer service

Training ini bertujuan untuk melatih karyawan baru dan karyawan

lama yang memilki evaluasi nilai yang masih rendah. Tujuan training ini

adalah memberikan pengetahuan mengenai cara-cara berkomunikasi yang

Page 113: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

218  

 

baik dan juga cara memberikan pelayanan secara professional kepada

customer. Training ini diadakan secara berkala, yaitu setiap setelah proses

penilaian karyawan dilakukan. Berdurasi tiga (3) hari, dimana dua hari

pertama merupakan pemberian materi training dan hari ketiga merupakan

kegiatan praktik yang akan disertai penilaian dari trainer.

e. Pengembangan training

Ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh top atau middle

management, Setiap dua (2) tahun sekali, materi training harus mengalami

modifikasi, sehingga karyawan selalu mendapatkan pengetahuan dan

kompetensi baru. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap perusahaan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan adanya kegiatan training seperti ini, diharapkan Quickly

mampu menjaga kualitas dan konsistensi produk maupun sumber daya

manusia mereka. Selain itu, anggota GFP percaya bila kegiatan training

berjalan dengan baik, disiplin karyawan juga akan menjadi lebih baik lagi, dan

hal ini akan memberikan pengaruh terhadap brand image Quickly yang akan

ikut menjadi baik pula.

IV.9.1.7. Strategic performance and feedback management

Manajemen feedback dan strategi performance bagi karyawan

merupakan hal yang mutlak. Quickly harus secara berkesinambungan untuk

mengevaluasi karyawan dan juga mengadakan komunikasi yang membangun

dengan karyawan untuk mengetahui feedback dari mereka.

Page 114: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

219  

 

Di dalam tahap ini, anggota GFP menyarankan tiga (3) solusi yang

sekiranya dapat membantu Quickly dalam memperbaiki sistem penilaian

mereka:

‐ Strategic performance management system in quickly

Strategi ini digunakan untuk memperjelas sistem yang akan

digunakan oleh Quickly. Anggota GFP menyusun strategi menurut model

di bawah ini:

                      

 Gambar 4.36 Quickly Strategic Performance Management System

 

Link with Training 

Link with Compensation 

Flexible/ Standardized 

Time Periods 

Individual/ Team 

How System Will Be Used • Employee development (Training) • Determine reward and compensation • Enhance motivation (Training) • Facilitate human resource planning 

(Strategic HRD) 

Who Evaluates • Team Leader  • Peers • Self  • Manager 

What to Evaluates • Trait  • Results • Behavior 

How to Evaluates • Relative 

Means of Evaluation • Weight checklist • Objective‐based

Page 115: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

220  

 

‐ Key Performance Indicator

Merupakan indikator atau alat yang digunakan untuk mengukur

kinerja karyawan. Saat ini Quickly sudah menerapkan sistem ini, namun

dalam kenyataannya, pelaksanaannya kurang berjalan dengan baik. Oleh

karena itu, anggota GFP hanya menyarankan untuk penggunaan check list

dan penentuan rentang waktu dilakukannya penilaiaan.

‐ Semester meeting

Ini merupakan event internal perusahaan, di mana setiap setahun

sekali, diadakan pertemuan antara direktur dan manajer dengan team dari

masing-masing counter. Hal ini bertujuan untuk mendengar langsung

keluhan-keluhan dan masukan-masukan dari karyawan front-liner. Selain

itu, dengan adanya kegiatan seperti ini, karyawan akan merasa lebih

diperhatikan dan lebih merasa bersama-sama memiliki perusahaan.

‐ Supervisor Checklist

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, supervisor

checklist ini disebut juga dengan “Red Card”, artinya adalah semua

pelanggaran yang dilakukan karyawan akan ditindaklanjuti dengan keras,

misalnya dengan pemotongan upah atau bahkan pemecatan. Hasil dari

supervisor checklist ini akan dijadikan evaluasi bagi perusahaan untuk

mengetahui tingkah laku karyawan dan menentukan jenis training yang

cocok untuk mereka.

Page 116: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

221  

 

‐ Mistery Shopper

Mistery shopper ini ditujukan untuk mengetahui tingkah laku

karyawan dalam memberikan pelayanan dan pengetahuan mereka

terhadap produk, alur kerja, dan peraturan-peraturan di dalam perusahaan.

Selain itu, sistem ini ditujukan agar karyawan dapat merasa lebih waspada,

karena penilaian terhadap mereka dapat terjadi sewaktu-waktu. Oleh

karenanya, sistem ini diharapkan dapat memberikan nilai positif dalam

perbaikan tingkah laku karyawan frontline selain untuk mendapatkan

evaluasi secara nyata dari pelanggan.

IV.9.1.8. Reward system (Compensation)

Reward system atau Compensation merupakan salah satu kunci strategi

yang penting bagaimana suatu perusahaan mampu menarik perhatian calon

pencari kerja, mempertahankan karyawan, dan meningkatkan motivasi

karyawan agar kinerja mereka semakin optimal dan berada pada level

tertinggi.

Karena itu, Quickly harus mampu membuat karyawan merasa nyaman

bekerja pada perusahaan dan juga merasa dihargai oleh perusahaan. Salah satu

caranya adalah dengan menggunakan sistem penghargaan yang terstruktur dan

efektif.

Saat ini, sistem penghargaan atau kompensasi di Quickly belum terlalu

jelas dan kurang berjalan secara optimal, anggota GFP yang melihat keadaan

ini, menganjurkan beberapa langkah strategi yang harus dilakukan untuk

Page 117: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

222  

 

menunjang sistem ini. Langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu

adalah:

1. Direktur, manajer Quickly, dan beberapa perwakilan dari karyawan kantor

dan front-liners mengadakan rapat untuk membicarakan sistem reward/

penghargaan yang dapat diaplikasikan. Hal ini berfungsi untuk

mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan.

2. Setelah itu, direktur dan manajer bersama-sama merumuskan sistem

penghargaan dan atau kompensasi yang dapat digunakan dan diaplikasikan

pada keadaan saat ini. Bila penghargaan atau kompensasi tersebut telah

dipilih, Quickly harus mulai menentukan aturan-aturan, syarat-syarat, dan

kondisi-kondisi dimana pemberian penghargaan atau kompensasi tersebut

bisa diterima oleh karyawan.

Berikut beberapa prasyarat yang diajukan anggota GFP untuk sistem

penghargaan atau kompensasi yang dapat diaplikasikan di Quickly:

‐ Strategic Reward system

Sistem penghargaan pada Quickly yang dianjurkan adalah

karyawan yang bersangkutan akan memilih sendiri kompensasi yang

ditawarkan oleh perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa asuransi,

tunjangan, dan lain-lain. Sistem ini akan bersifat saling mendukung atau

saling menghilangkan, artinya ada beberapa kompensasi yang tidak dapat

dipilih bersamaan.

Dengan sistem seperti ini, karyawan akan merasa bahwa

perusahaan memperhatikan mereka secara personal. Dengan adanya

Page 118: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

223  

 

perasaan seperti ini, karyawan akan menjadi lebih loyal dan selalu bekerja

pada kondisi terbaik.

‐ Team-based Pay

Team-based pay adalah pemberian penghargaan kepada karyawan

secara kolektif sebagai sebuat team. Hal ini dilakukan untuk memberikan

motivasi kepada karyawan untuk bekerja dan merasa sebagai satu team

yang utuh yang bersama-sama bekerja untuk mencapai target dan

mendapatkan bonus.

Dari perspektif itulah, anggota GFP menyarankan tiga (3) macam

reward yang untuk saat ini bisa diimplementasikan di Quickly, yaitu:

• Target Sales

Team akan diberikan target sales sesuai dengan letak counter

dimana team beraktifitas. Hal ini dikarenakan keramaian tiap tempat

berbeda-beda. Bila team berhasil mencapai target, maka satu team

akan diberikan bonus, dan proses pemberian bonus ini berlangsung

transparan, artinya diketahui semua anggota di dalam team, tidak

hanya team leader.

Dengan adanya kejelasan soal bonus, masing-masing karyawan

tidak merasa dicurangi dan keeratan mereka sebagai sebuah team tetap

terjaga.

Page 119: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

224  

 

• Team of the month

Penghargaan ini diberikan kepada team dengan tingkat disiplin

yang paling baik. Dinilai oleh manajer yang menangani counter

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian penghargaan

ini bukan hanya sales, namun juga tingkat kerapian, disiplin, absensi,

dan pelayanan yang diberikan kepada customer. Sehingga, penilaian

juga bisa berasal dari jumlah complain yang diterima.

• Crystal counter

Penghargaan ini diberikan berkala, kurang lebih tiga (3) bulan

sekali. Team yang dapat menjaga kebersihan counter mereka, akan

mendapatkan penghargaan ini. Penilaian dilakukan oleh para manajer,

direktur jika memungkinkan, dan customer yang mungkin

menyampaikan kesan atau keluhan.

IV.9.1.9. Turnover management dan Retention strategy

Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, perpindahan karyawan

pada suatu perusahaan memiliki dua tipe yaitu involuntary turnover dan

voluntary turnover. Masing-masing tipe tersebut dapat berdampak bagi

perusahaan baik secara positif maupun negatif. Berdasarkan pengetahuan

itulah, manajemen turnover pada perusahaan harus dapat dikontrol sehingga

perusahaan dapat menghindari atau memperkecil dampak negative yang

diterima dan memperbesar dampak positif yang diambil.

Page 120: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

225  

 

Matrix yang disediakan oleh Martin dan Bratol yang dijelaskan oleh

Jeffrey A. Mello dalam bukunya Strategic Human Resources Management

mempermudah perusahaan untuk merumuskan, mengambil, dan membuat

keputusan dalam mengatur proses turnover.

Berikut matrix “the performance-replaceability strategy”:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

Gambar 4.37 The Performance-Replaceability Strategy Sumber: Jeffrey A. Mello (2002) 

Dengan menggunakan matrix ini, diharapkan Quickly mampu

mengontrol proses turnover ini menjadi sesuatu yang functional bagi

perusahaan.

Selain mempunyai manajemen turnover, Quickly juga sudah

selayaknya mempunyai strategi untuk mempertahankan karyawannya. Oleh

karena itu, anggota GFP menyarankan kepada Quickly untuk menerapkan

‐ Kinerja tinggi – susah untuk diganti ‐ Dysfunctional turnover besar ‐ Pertahankan/investasi pada karyawan 

‐ Kinerja tinggi – mudah diganti ‐ Dysfunctional turnover ‐ Pertahankan/investasi pada karyawan 

‐ Kinerja rata‐rata – susah untuk diganti 

‐ Dysfunctional turnover biasa ‐ Pertahankan/sediakan incentive bagi karyawan

‐ Kinerja rata‐rata – mudah diganti ‐ Dysfunctional turnover jika biaya replacement tinggi 

‐ Pertahankan/sediakan incentive 

‐ Kinerja rendah – susah untuk diganti 

‐ Short‐term Dysfunctional/Long‐Term Functional turnover 

‐ Tingkatkan kemampuan/lepas

‐ Kinerja rendah – mudah diganti ‐ Functional turnover ‐ Tingkatkan kemampuan/lepas  

High 

Average 

Low 

Difficult  Easy 

REPLACEABILITY 

PERFORM

ANCE

 

Increase Performance  Develop Backup 

Page 121: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

226  

 

“Three Part Strategy”. Strategi ini sesungguhnya sudah dianjurkan pada tahap-

tahap sebelumnya, yaitu Staffing, Training, Performance Management, dan

Reward System. Three part strategy ini memiliki tiga kategori, yaitu:

1. Selection dan Orientation

Langkah-langkah yang disarankan adalah:

‐ Analisis strategi kerja dengan pengujian konsistensi dan kelayakan

‐ Melakukan behavioral-based interview dan semi-structured interview

‐ Meminta direktur atau senior manajer untuk hadir dalam masa

orientasi kerja, sehingga karyawan baru merasa penting bagi

perusahaan

‐ Meminta team leader dan middle manajer untuk berperan aktif dalam

memberikan bantuan bagi karyawan baru di bulan-bulan pertamanya

‐ Memberikan pengetahuan mengenai proses-proses kerja pada saat

orientasi, sehingga karyawan baru lebih cepat terbiasa dengan

lingkungan kerjanya

2. Training dan Career Management

Langkah-langkah yang disarankan adalah:

‐ Menggunakan framework PDCA sebagai guideline modifikasi

training

‐ Meningkatkan kompetensi karyawan

Page 122: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

227  

 

‐ Memberikan kesempatan karyawan untuk mempelajari hal-hal baru,

seperti: job rotations, self-paced computer-based training, pemberian

kerja-kerja atau tantangan-tantangan baru

‐ Menerapkan sistem penilaian yang menjamin karyawan dengan nilai

yang baik dan konsisten mendapatkan promosi karir

3. Motivation dan Compensation

Langkah-langkah yang disarankan adalah:

‐ Memperjelas Reward System dan Compensation yang ada di Quickly

‐ Kunjungan dari manajer dan direktur (Recognize) kepada karyawan

yang sakit atau mendapat masalah

Demikian beberapa langkah yang dianjurkan sesuai dengan Three part

strategy. Dengan adanya strategi ini, diharapkan karyawan semakin merasa

nyaman dan memiliki etos kerja yang tinggi terhadap perusahaan.

Page 123: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

  

 

228 

IV.10. Proposed Organization Structure

Berikut Struktur organisasi yang dianjurkan oleh anggota GFP:

 Gambar 4.38 Struktur Organisasi PT. LNI yang diajukan

Page 124: BAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Doc/Bab4/Bab 4_10-10.pdfBAB IV ANALISIS DAN KEGIATAN GFP - thesis.binus.ac.id

229  

 

Struktur organisasi di atas akan berperan saling mendukung satu sama

lain. Kekuatan yang paling penting adalah hubungan antar manajer yang

saling mendukung. Namun, yang perlu diingat adalah Quickly harus dapat

mecari sumber daya yang dapat menempati masing-masing posisi dan

melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik.

Struktur ini memecah kerja antara Human Resource Department dan

Operation Department, karena selama ini di Quickly, kedua departemen itu

dipimpin oleh orang yang sama dan hal ini mengakibatkan terjadinya

beberapa bentrokan kepentingan. Dengan adanya pemecahan seperti ini,

penambahan jabatan baru di departemen operasional akan memberikan

dampak signifikan dikarenakan fokus kerja akan lebih terarah. Hal ini lebih

dikhususkan untuk masalah inventori kantor yang seringkali mengalami

kendala karena dengan spesialisasi departemen seperti ini, hal ini akan

ditangani oleh orang-orang tertentu dan proses pelaporan akan lebih lancar.

Hal selanjutnya yang perlu dilakukan Quickly adalah mereka harus

segera mungkin memaksimalkan team performance, karena struktur ini juga

menambahkan beberapa posisi untuk menangani area-area dimana outlet

berada. Dengan adanya posisi ini, diharapkan peningkatan team-performance

dapat dilakukan dengan cepat dan juga masalah rendahnya etos kerja

karyawan frontline dapat ditangani dengan lebih baik dan terarah.