33
74 BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PT. X 4.1 PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan terhadap Laporan Keuangan PT. X. Standar akuntansi merupakan hal penting bagi semua pemakai laporan keuangan dan yang berkepentingan terhadapnya, sehingga mekanisme penyusunan standar harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi dan mengakomodir seluruh keinginan pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi mendominasikan tugas-tugas akuntan, dan standar tersebut menerus berubah dan berkembang serta dikaji terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu petunjuk dari prosedur akuntansi yang berisi pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan penyajian laporan keuangan. Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca laporan laba rugi. Pengakuan memerlukan suatu konsep agar dapat menentukan kapan dan bagaimana repository.unisba.ac.id

BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

74

BAB IV

ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101 TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN PT. X

4.1 PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan terhadap Laporan

Keuangan PT. X.

Standar akuntansi merupakan hal penting bagi semua pemakai laporan

keuangan dan yang berkepentingan terhadapnya, sehingga mekanisme penyusunan

standar harus diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi dan mengakomodir

seluruh keinginan pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar

akuntansi mendominasikan tugas-tugas akuntan, dan standar tersebut menerus

berubah dan berkembang serta dikaji terus menerus sesuai dengan perkembangan

zaman.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu petunjuk

dari prosedur akuntansi yang berisi pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan

penyajian laporan keuangan.

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan pos yang

memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca laporan laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun

dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca laporan laba rugi.

Pengakuan memerlukan suatu konsep agar dapat menentukan kapan dan bagaimana

repository.unisba.ac.id

Page 2: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

75

unsur dalam akuntansi dapat diakui dalam laporan keuangan. Sedangkan pengukuran

adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur

laporan keuangan dalam neraca dan laporan keuangan.56

Pengakuan dan pengukuran laporan keuangan PT. X terdiri atas:

a. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca pada Akhir Periode)

laporan posisi keuangan PT. X tahun 2013 menunjukkan posisi aktiva sebesar

Rp. 33.247 miliar Untuk liabilitas memiliki total sebesar Rp. 21.702 miliar, dan

jumlah modal sebesar Rp. 11.545 miliar

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Selama Periode

Selama tahun 2013, PT. X membukukan laba usaha sebesar Rp. 4.960 miliar,

sedangkan untuk laporan laba rugi komprehensif untuk periode yang berakhir 31

desember 2013 sebesar Rp. 4.543 miliar.

c. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode

Laporan perubahan ekuitas PT. X yang berakhir 31 desember 2013

menunjukkan modal disetor Rp 7.000 miliar, dan saldo laba Rp 4.545 miliar

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi ringkasan kebijakan akuntansi

penting dan informasi penjelasan lain, meliputi umum (sejarah singkat Perusahaan,

maksud dan tujuan), kebijakan akuntansi, kas dan setara kas, piutang usaha, piutang

lain-lain hubungan istimewa, persediaan, pajak dan biaya dibayar di muka, uang

muka, aktiva tetap, penyertaan, aktiva lain-lain, hutang dagang, hutang lain-lain,

56

Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Jakarta, Rajawali Pers, 2008, hlm. 126

repository.unisba.ac.id

Page 3: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

76

hutang pajak, hutang sewa guna usaha, modal disetor, penjualan, beban pokok

penjualan, beban umum dan administrasi, pendapatan (beban) lain-lain, penyelesaian

laporan keuangan.

Untuk pelaporan keuangan PT. X menyajikan atau menyusun laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas selama periode,

laporan arus kas selama periode, dan catatan atas laporan keuangan, untuk pelaporan

keuangan PT. X sudah sesuai dengan PSAK No. 1 (Revisi 2013).

4.2 PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah terhadap

Laporan Keuangan PT. X.

a. Laporan posisi keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

kinerja keuangan dari suatu entitas syariah. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan

umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas

entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan

dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekoNomi serta menunjukkan

pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka. Komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri

dari komponen-komponen berikut ini:

s. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

t. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

repository.unisba.ac.id

Page 4: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

77

u. Laporan perubahan ekuitas selama periode;

v. Laporan arus kas selama periode;

w. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode;

x. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode; dan

y. Catatan atas Laporan Keuangan;

z. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya sebagaimana ditentukan

dalam paragraph 38 dan 39; dan

aa. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan entitas

syariah menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos laporan keuangan atau ketika entitas syariah

mereklasifikasi pos dalam laporan keuangannya.57

PSAK No. 1 dan PSAK No. 101 memiliki kesamaan di dalam komponen

penyajian laporan keuangannya, hanya saja terdapat tambahan komponen di dalam

penyajian laporan keuangan PSAK No. 101, yaitu laporan sumber dan penyaluran

dana zakat selama periode dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan

selama periode.

Apabila entitas syariah belum melaksanakan fungsi sosial secara penuh,

entitas syariah tersebut tetap harus menyajikan komponen laporan keuangan point (e)

dan (f).58

57

Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Penyajian Laporan Keuangan

Syariah, 2009, hlm. 101.1 58

Ibid, hlm. 101.2

repository.unisba.ac.id

Page 5: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

78

Adapun komponen laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode

dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode, jika diterapkan

di dalam PT. X adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat Selama Periode

Zakat

31 DES 2013

417.309.669

Tabel 4.2

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Selama Periode

Pendapatan Non Halal

31 DES 2013

9.047.757

Dengan adanya penambahan kedua laporan tersebut, akan mempengaruhi

terhadap laba/rugi Perusahaan.

4.3 Analisis Komparasi PSAK No. 1 dan PSAK No. 101 terhadap Laporan

Keuangan PT. X.

a. Laporan Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 20013),

tidak terdapat perbedaan antara laporan posisi keuangan PSAK No. 1 dan PSAK No.

repository.unisba.ac.id

Page 6: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

79

Catatan 31 DES 2013

PENJUALAN BERSIH 17 75.899.568.921

BEBAN POKOK PENJUALAN 18 (66.207.182.142)

LABA KOTOR 9.692.386.770

BEBAN USAHA

Beban umum dan administrasi 19 4.731.432.437

JUMLAH BEBAN USAHA (4.731.432.437)

LABA USAHA4.960.954.333

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 27.611.943

Beban lain-lain 444.570.228

Pendapatan (Beban) lain-lain 20 (416.958.285)

LABA BERSIH4.543.996.048

Catatan 31 DES 2013

PENJUALAN BERSIH 17 75.899.568.921

BEBAN POKOK PENJUALAN 18 (66.207.182.142)

LABA KOTOR 9.692.386.770

BEBAN USAHA

Beban umum dan administrasi 19 4.731.432.437

JUMLAH BEBAN USAHA (4.731.432.437)

LABA USAHA4.960.954.333

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Pendapatan lain-lain 18.564.186

Beban lain-lain 861.879.896

Pendapatan (Beban) lain-lain 20 (843.315.710)

LABA BERSIH4.126.689.380

101 dalam subklasifikasi pos yang disajikan, dan diklasifikasikan dengan cara yang

tepat sesuai dengan operasinya.

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Tabel 4.3

Laporan Laba Rugi Komprehensif PSAK NO. 1 PSAK NO. 101

Penyusunan Laporan Laba/Rugi Komprehensif pada PT. Bezaya Elzatta

menggunakan PSAK No.1 (revisi 2013). Perbedaan antara PSAK No. 1 dan PSAK

No. 101 pada laporan ini adalah pada jumlah pendapatan (beban) lain-lain. jumlah

laba bersih perhitungan PSAK No. 1 senilai 4.543.996.048 dan jumlah laba bersih

perhitungan PSAK No. 101 senilai 4.126.689.380.

repository.unisba.ac.id

Page 7: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

80

Modal Disetor Saldo Laba Jumlah Ekuitas

1.700.000.000 1.105.852 1.701.105.852

Setoran modal 5.300.000.000 - 5.300.000.000

Laba bersih tahun 2013 - 4.543.996.048 4.543.996.048

Saldo per 31 Desember 2013 7.000.000.000 4.545.101.901 11.545.101.901

Saldo per 1 januari 2013

Modal Disetor Saldo Laba Jumlah Ekuitas

1.700.000.000 1.105.852 1.701.105.852

Setoran modal 5.300.000.000 - 5.300.000.000

Laba bersih tahun 2013 - 4.543.996.048 4.543.996.048

Saldo per 31 Desember 2013 7.000.000.000 4.545.101.901 11.545.101.901

Saldo per 1 januari 2013

c. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode

Tabel 4.4

Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode

PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian dan pengungkapan Ekuitas pada PT. X menggunakan PSAK No.1

(revisi 2013), penyajian ini pun sesuai dengan PSAK No. 101 (revisi 2014), yakni

mengungkapkan modal disetor per 31 Desember 2013 senilai 7.000.000, saldo laba

per 31 Desember 2013 senilai 4.545.101.901, dan jumlah ekuitas per 31 Desember

2013 senilai 11.545.101.901.

repository.unisba.ac.id

Page 8: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

81

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 31 DES 2013

Laba sebelum (beban) manfaat pajak 4,543,996,048

Penyusutan aktiva tetap 143,957,113

Laba setelah penyesuaian 4,687,953,161

(Kenaikan) penurunan aktiva lancar :Piutang usaha (7,489,585,704) Piutang lain-lain

Hubungan Istimewa (3,344,362,532) Pemegang saham 80,112,084 Lain-lain (23,000,000)

Persediaan (6,924,206,979) Pajak dan biaya di bayar di muka (257,718,449) Uang muka (2,840,688,975) Kenaikan (penurunan) kewajiban :Hutang usaha 11,747,811,631 Hutang lain-lain 3,741,541,364 Hutang pajak 3,379,780,289

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2,757,635,889

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Kenaikan aktiva tetap (424,553,000) Penyertaan (6,075,000,000) Kenaikan aktiva lain-lain (308,255,000)

Arus Kas Bersih Dipergunakan dari Aktivitas Investasi (6,807,808,000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Hutang sewa guna usaha (647,743,000) Setoran modal 5,300,000,000

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 4,652,257,000

KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS BERSIH 602,084,889

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 289,580,073

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 891,664,962

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum (beban) manfaat menjadi kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional :

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 31 DES 2013

Laba sebelum (beban) manfaat pajak 4,543,996,048

Penyusutan aktiva tetap 143,957,113

Laba setelah penyesuaian 4,687,953,161

(Kenaikan) penurunan aktiva lancar :Piutang usaha (7,489,585,704) Piutang lain-lain

Hubungan Istimewa (3,344,362,532) Pemegang saham 80,112,084 Lain-lain (23,000,000)

Persediaan (6,924,206,979) Pajak dan biaya di bayar di muka (257,718,449) Uang muka (2,840,688,975) Kenaikan (penurunan) kewajiban :Hutang usaha 11,747,811,631 Hutang lain-lain 3,741,541,364 Hutang pajak 3,379,780,289

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2,757,635,889

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Kenaikan aktiva tetap (424,553,000) Penyertaan (6,075,000,000) Kenaikan aktiva lain-lain (308,255,000)

Arus Kas Bersih Dipergunakan dari Aktivitas Investasi (6,807,808,000)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Hutang sewa guna usaha (647,743,000) Setoran modal 5,300,000,000

Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 4,652,257,000

KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS BERSIH 602,084,889

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 289,580,073

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 891,664,962

Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum (beban) manfaat menjadi kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasional :

d. Laporan Arus Kas Selama Periode

Tabel 4.5

Laporan Arus Kas Selama Periode PSAK No.1 PSAK No. 101

Laporan arus kas pada PT. X menggunakan PSAK No.1 (revisi 2013), laporan

arus kas ini pun sesuai dengan PSAK No. 101 (revisi 2014), dimana PT. X

menyajikan laporan arus kas yang terdiri atas tiga arus kas, yaitu arus kas dari

aktifitas operasi senilai 2.757.635.889, arus kas dari aktifitas investasi senilai

6.807.808.000, dan arus kas dari aktifitas pendanaan senilai 4.652.257.000.

repository.unisba.ac.id

Page 9: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

82

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Penyajian catatan atas laporan keuangan PT. X yang menggunakan PSAK

No.1 sesuai juga dengan PSAK No. 101 namun terdapat beberapa point perubahan

Nominal dan penambahan catatan atas laporan keuangan.

1. Kebijakan Akuntansi

a) Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Perusahaan telah menerapkan SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI) dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu laporan keuangan tahun

2013 disajikan berdasarkan SAK ETAP.

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara

kas entitas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

periode dari aktivitas operasi investasi dan pendanaan. Setara kas adalah investasi

jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka

pendek bukan untuk tujuan investasi dan lainnya. Investasi umumnya diklasifikasika

sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau

kurang sejak tanggal perolehan. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi

dengan menggunakan metode tidak langsung.

repository.unisba.ac.id

Page 10: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

83

1. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

b) Kas dan Setara Kas

Kas dan Setara Kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu

bisa dicairkan dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka

waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.

Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan

sebagai “Aktiva yang dibatasi penggunaannya” yang dikategorikan sebagai

dimiliki hingga jatuh tempo yaitu pada saat selesai pembatasan

penggunaannya.

c) Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan dalam jumlah bersih setelah dikurangi dengan

penurunan nilai yang dibentuk sebesar estimasi penyisihan piutang tak tertagih.

Penurunan nilai ditentukan dengan memperhatikan antara lain pengalaman, prospek

usaha dan industri, kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas, kemampuan

membayar debitur dan agunan yang dikuasai. Piutang usaha disajikan menurut

piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan piutang pihak ketiga.

d) Persediaan

Persediaan dinyatakan dengan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana

yang lebih rendah. Penilaian persediaan menggunakan metode rata-rata (Average

Method).

repository.unisba.ac.id

Page 11: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

84

Nilai realisasi bersih ditentukan sebesar harga jual dikurangi dengan biaya

untuk menyelesaikan dan menjual. Entitas mengakui kerugian penurunan nilai ketika

nilai realisasi bersih lebih rendah dari pada biaya perolehan dengan membentuk

penyisihan untuk penurunan nilai persediaan.

e) Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan periode penggunaannya

dengan metode garis lurus.

f) Aktiva Tetap

Aktiva tetap disajikan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi

penyusutan dan penurunan nilai. Biaya perolehan meliputi harga beli aktiva tetap

termaksud biaya-biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aktiva ke

lokasi dan kondisi yang siap digunakan serta estimasi awal biaya pembongkaran

aktiva, biaya pemindahan aktiva dan biaya restorasi relokasi. Pajak-pajak yang dapat

dikredikan dan semua diskon dikurangkan dalam menentukan biaya perolehan.

Revaluasi aktiva tetap tidak diperkenankan, kecuali dilakukan berdasarkan ketentuan

pemerintah. Penyusutan dimulai pada saat aktiva tetap tersedia untuk digunakan dan

berhenti ketika aktiva tetap dihapuskan. Penyusutan tidak berhenti ketika saat aktiva

tidak digunakan. Penyusutan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali

memenuhi syarat untuk dikapitalisasi sebagai perolehan suatu aktiva berdasarkan

SAK ETAP.

repository.unisba.ac.id

Page 12: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

85

Jenis Aktiva Umur EkoNomis Tarif

Gedung 20 Tahun 5%

Mesin 8 Tahun 12.5%

Kendaraan 4 Tahun 25%

Peralatan Pabrik 4 Tahun 25%

Peralatan Kantor 4 Tahun 25%

Mebel 4 Tahun 25%

Komputer 4 Tahun 25%

Penyusunan aktiva tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus

(Straight Line Method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekoNomis dengan rincian

sebagai berikut:

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya.

Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan

manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi

dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang sesuai.

Apabila nilai tercatat aktiva lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh

kembali, nilai tercatat aktiva harus diturunkan menjadi nilai sebesar nilai yang dapat

diperoleh kembali, ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai

pakai. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari

kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang timbul dikreditkan

atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.

Biaya bunga dan biaya pinjaman lain seperti diskonto dan keuntungan atau

kerugian selisih kurs, baik secara langsung dan tidak langsung digunakan untuk

mendanai proses pembangunan aktiva tertentu, dikapitalisasi sampai dengan saat

proses pembangunan selesai.

repository.unisba.ac.id

Page 13: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

86

1. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

g) Transaksi Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu sebagai

transaksi hubungan istimewa sebaimana diatur SAK ETAP Bab 28 ”pengungkapan

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa” transaksi dan saldo perusahaan

terhadap pihak hubungan entitas diungkapkan yang meliputi jumlah-jumlah transaksi,

saldo termasuk syarat dan kondisi serta sifat pembayaran dan rincian jaminan yang

diberikan atau diterima. Penyisihan kerugian piutang tidak tertagih terkait jumlah

saldo piutang dan beban yang diakui dalam periode yang berkaitan dengan piutang

ragu-ragu yang jatuh tempo dari pihak hubungan istimewa. Hubungan entitas anak

dan induk diungkapkan baik ada atau tidak terdapat transaksi antara hubungan

istimewa.Kompensasi personil manajemen kunci harus diungkapkan secara total.

Suatu Pihak mempunyai hubungan istimewa dengan entitas jika:

i. Secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, pihak

tersebut:

Mengendalikan, dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama

dengan entitas (termaksud entitas induk, entitas anak dan fellow subsidiaries).

Memiliki kepemilikan di entitas yang memberikan pengaruh signifikan atas

entitas atau

Memiliki pengendalian bersama atas entitas.

ii. Pihak tersebut adalah entitas asosiasi dari entitas.

repository.unisba.ac.id

Page 14: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

87

1. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

iii. Pihak tersebut adalah joint ventures dimana entitas tersebut merupakan venture.

iv. Pihak tersebut adalah personil manajemen kunci entitas atau entitas induk nya.

v. Pihak tersebut adalah keluarga dekat dari setiap orang yang diuraikan dalam (i)

atau (iv).

vi. Pihak tersebut adalah entitas yang dikendalikan,dikendalikan bersama atau

dipengaruhi secara signifikan oleh, atau memiliki hak suara secara signifikan,

secara langsung atau tidak langsung setiap orang yang diuraikan dalam (iv) atau

(v) ; atau

vii. Pihak tersebut adalah program imbalan pascakerja untuk imbalan pekerja entitas

atau setiap entitas yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas tersebut.

h) Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dicatat sebesar nilai wajar atas pembayaran yang diterima secara

bruto, tidak termaksud diskon penjualan dan potongan volume. Jumlah yang menjadi

bagian pihak ketiga seperti pajak pertambahan nilai dikeluarkan dari pendapatan. Jika

terjadi pembayaran tangguh, maka entitas mengakui pendapatan sebesar nilai wajar

yaitu sebagai nilai kini dari seluruh penerimaan masa depan yang ditentukan

berdasarkan tingkat bunga terkait (Imputed Interest Rate). Pendapatan dari penjualan

barang diakui ketika semua kondisi berikut telah terpenuhi, yaitu:

repository.unisba.ac.id

Page 15: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

88

1. Kebijakan Akuntansi (Lanjutan)

i. Risiko dan manfaat signifikan terkait dengan barang tersebut telah dialihkan

kepada pembeli.

ii. Perusahaan tidak mempertahankan atau meneruskan keterlibatan manajerial

sampai kepada tingkat dimana biasanya diasosiasikan dengan kepemilikan

maupun kontrol efektif atas barang yang terjual.

iii. Jumlah Pendapatan dapat diukur dengan handal.

iv. Besar kemungkinan manfaat ekoNomi yang berhubungan dengan transaksi akan

mengalir masuk ke perusahaan dan

v. Biaya yang telah terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat

diukur secara handal.

Beban diakui pada saat terjadinya (Basis Akrual).

i) Sewa

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan

secara substansial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan aktiva. Suatu sewa

diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial

seluruh manfaat dan resiko kepemilikan aktiva. Pembayaran sewa operasi diakui

sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

repository.unisba.ac.id

Page 16: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

89

31 DES 2013 31 DES 2012

Kas dan Bank

Kas

Kas pusat 42.894.872 - Kas kecil 104.632.274 992.849

Bank

PT. Bank Central Asia Tbk. 286.913.515 - PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 452.415.650 283.584.073 PT. Bank Republik Indonesia (Persero) Tbk. 4.808.651 5.003.151

Jumlah Kas dan Setara Kas 891.664.962 289.580.073

Piutang Usaha Hubungan Istimewa31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Bersama Zatta Mulya 7.489.585.704 - PT. Media Indo Permata Elzatta - -

Jumlah Piutang Usaha 7.489.585.704 -

31 DES 2013 31 DES 2012

Kas dan Bank

Kas

Kas pusat 42.894.872 - Kas kecil 104.632.274 992.849

Bank

PT. Bank Central Asia Tbk. 286.913.515 - PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. 452.415.650 283.584.073 PT. Bank Republik Indonesia (Persero) Tbk. 4.808.651 5.003.151

Jumlah Kas dan Setara Kas 891.664.962 289.580.073

Piutang Usaha Hubungan Istimewa31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Bersama Zatta Mulya 7.489.585.704 - PT. Media Indo Permata Elzatta - -

Jumlah Piutang Usaha 7.489.585.704 -

2. Kas dan Setara Kas

Tabel 4.6

Kas dan Setara Kas PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian kas dan setara kas pada PT. X menggunakan PSAK No.1 (revisi

2013), kas dan setara kas ini pun sesuai dengan PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah

kas dan setara kas Perusahaan ini senilai 891.664.965 pada 31 Desember 2013, dan

289.580.073 pada 31 Desember 2012.

3. Piutang Usaha

Tabel 4.7

Piutang Usaha PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian piutang usaha PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013),

piutang usaha ini pun sesuai dengan PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah piutang

usaha Perusahaan senilai 7.489.585.704 pada 31 Desember 2013.

repository.unisba.ac.id

Page 17: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

90

31 DES 2013 31 DES 2012

Barang dalam proses 2.124.900.590 -

Barang jadi 4.799.306.389 -

Jumlah Persediaan 6.924.206.979 -

31 DES 2013 31 DES 2012

Barang dalam proses 2.124.900.590 -

Barang jadi 4.799.306.389 -

Jumlah Persediaan 6.924.206.979 -

4. Piutang Lain-lain Hubungan Istimewa

Tabel 4.8

Puitang Lain-lain Hubungan Istimewa PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian piutang lain-lain hubungan istimewa PT. X menggunakan PSAK

No. 1 (revisi 2013), piutang lain-lain hubungan istimewa ini pun sesuai dengan PSAK

No. 101 (revisi 2014). Jumlah piutang lain-lain hubungan istimewa Perusahaan

senilai 3.367.362.532 pada 31 Desember 2013 dan 80.112.084 pada 31 Desember

2012.

5. Persediaan

Tabel 4.9

Persediaan PSAK No. 1 PSAK No. 101

Berdasarkan hasil penelahaan terhadap kondisi persediaan pada tanggal 31

Desember 2013 dan 2012, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa tidak terjadi

penurunan nilai persediaan oleh karenanya tidak dibuatkan penyisihan atas nilai

persediaan.

repository.unisba.ac.id

Page 18: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

91

31 DES 2013 31 DES 2012

Pajak Dibayar di Muka

PPH Pasal 23 39.274.449 -

Jumlah Pajak Dibayar di Muka 39.274.449 -

Biaya Dibayar di Muka

Sewa dibayar di muka 175.000.000 -

Lain-lain 43.444.000 -

Jumlah Biaya Dibayar di muka 218.444.000 -

Jumlah Pajak dan Biaya Dibayar di Muka 257.718.449 -

31 DES 2013 31 DES 2012

Pajak Dibayar di Muka

PPH Pasal 23 39.274.449 -

Jumlah Pajak Dibayar di Muka 39.274.449 -

Biaya Dibayar di Muka

Sewa dibayar di muka 175.000.000 -

Lain-lain 43.444.000 -

Jumlah Biaya Dibayar di muka 218.444.000 -

Jumlah Pajak dan Biaya Dibayar di Muka 257.718.449 -

Penyajian persediaan PT. Bersama Zatta Jaya Elzatta Hijab Bandung

menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013), persediaan ini sesuai dengan PSAK No.

101 (revisi 2014). Jumlah persediaan Perusahaan pada 31 Desember 2013 senilai

6.924.206.979.

6. Pajak dan Biaya Dibayar di Muka

Tabel 4.10

Pajak dan Biaya Dibayar di Muka PSAK No. 1 PSAK No. 101

Biaya dibayar dimuka dibebankan pada operasi sesuai dengan masa manfaat

masing-masing biaya yang bersangkutan.

Penyajian pajak dan biaya dibayar di muka PT. Bersama Zatta Jaya Elzatta

Hijab Bandung menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013) sesuai pula dengan PSAK

No. 101 (revisi 2014). Jumlah pajak dan biaya dibayar di muka Perusahaan pada 31

Desember 2013 senilai 257.718.449.

repository.unisba.ac.id

Page 19: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

92

31 DES 2013 31 DES 2012

Bpk. Akel 2,274,593,270 456,478,845 Bpk. Jemmy 880,934,850 880,934,850 Pabrik Cimareme 665,000,000 665,000,000 PT. Bersama Zatta Sejahtera 611,997,666 611,997,666 PT. True Blue 600,498,750 - PT. Adiprima 185,696,600 185,696,600 PT. Kahatex 166,550,000 - PT. Dian Jaya Machinary 126,170,000 7,220,000 Rayon Woven 65,000,000 - Lain-lain 106,575,800 35,000,000

Jumlah Uang Muka 5,683,016,936 2,842,327,961

31 DES 2012 Mutasi 31 DES 2013

Debit Kredit

Harga Perolehan

Gedung 1,970,341,000 - - 1,970,341,000 Mesin - 154,050,000 - 154,050,000 Kendaraan - 19,405,000 - 19,405,000 Peralatan pabrik - 7,600,000 - 7,600,000 Peralatan kantor - 70,866,000 - 70,866,000 Mebel - 109,197,000 - 109,197,000 Komputer - 63,435,000 - 63,435,000

Jumlah Aktiva Tetap 1,970,341,000 424,553,000 - 2,394,894,000

Akumulasi Penyusutan

Gedung - - 98,517,050 (98,517,050) Mesin - - 6,353,125 (6,353,125) Kendaraan - - 4,446,979 (4,446,979) Peralatan pabrik - - 791,667 (791,667) Peralatan kantor - - 4,757,417 (4,757,417) Mebel - - 17,112,854 (17,112,854) Komputer - - 11,978,021 (11,978,021)

Jumlah Aktiva Tetap - - 143,957,113 (143,957,113)

Nilai Buku 1,970,341,000 2,250,936,888

31 DES 2012 Mutasi 31 DES 2013

Debit Kredit

Harga Perolehan

Gedung 1,970,341,000 - - 1,970,341,000 Mesin - 154,050,000 - 154,050,000 Kendaraan - 19,405,000 - 19,405,000 Peralatan pabrik - 7,600,000 - 7,600,000 Peralatan kantor - 70,866,000 - 70,866,000 Mebel - 109,197,000 - 109,197,000 Komputer - 63,435,000 - 63,435,000

Jumlah Aktiva Tetap 1,970,341,000 424,553,000 - 2,394,894,000

Akumulasi Penyusutan

Gedung - - 98,517,050 (98,517,050) Mesin - - 6,353,125 (6,353,125) Kendaraan - - 4,446,979 (4,446,979) Peralatan pabrik - - 791,667 (791,667) Peralatan kantor - - 4,757,417 (4,757,417) Mebel - - 17,112,854 (17,112,854) Komputer - - 11,978,021 (11,978,021)

Jumlah Aktiva Tetap - - 143,957,113 (143,957,113)

Nilai Buku 1,970,341,000 2,250,936,888

31 DES 2013 31 DES 2012

Bpk. Akel 2,274,593,270 456,478,845 Bpk. Jemmy 880,934,850 880,934,850 Pabrik Cimareme 665,000,000 665,000,000 PT. Bersama Zatta Sejahtera 611,997,666 611,997,666 PT. True Blue 600,498,750 - PT. Adiprima 185,696,600 185,696,600 PT. Kahatex 166,550,000 - PT. Dian Jaya Machinary 126,170,000 7,220,000 Rayon Woven 65,000,000 - Lain-lain 106,575,800 35,000,000

Jumlah Uang Muka 5,683,016,936 2,842,327,961

7. Uang Muka

Tabel 4.11

Uang Muka PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian uang muka PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013) dan

sesuai pula dengan PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah uang muka pada 31

Desember 2013 senilai 5.683.016.936 dan pada 31 Desember 2012 senilai

2.842.327.961.

8. Aktiva Tetap

Tabel 4.12

Aktiva Tetap PSAK No. 1 PSAK No. 101

repository.unisba.ac.id

Page 20: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

93

31 DES 2013 31 DES 2012

308,255,000 -

308,255,000 -

Biaya renovasi

Jumlah Aktiva Lain-lain

31 DES 2013 31 DES 2012

308,255,000 -

308,255,000 -

Biaya renovasi

Jumlah Aktiva Lain-lain

Penyajian aktiva tetap PT. X menggunakan PSAK No. 1(revisi 2013) sesuai

dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah nilai buku pada Desember

2013 senilai 1.970.241.000 dan pada Desember 2012 senilai 2.250.936.888.

9. Penyertaan

Tabel 4.13

Penyertaan PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian penyertaan PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013) sesuai

dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah penyertaan pada Desember

2013 senilai 6.075.000.000.

10. Aktiva Lain-lain

Tabel 4.14

Aktiva Lain-lain PSAK No. 1 PSAK No. 101

Manajemen perusahaan tidak melihat indikasi terjadinya suatu peristiwa atau

perubahan keadaan yang menyebabkan menurunnya nilai aktiva tetap

perusahaan,sehingga perusahaan tidak melakukan penyisihan penurunan nilai untuk

aktiva tetap pemilikan langsung pada tahun 2012.

repository.unisba.ac.id

Page 21: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

94

31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Multi Laris Jaya Sukses 5,486,672,689 - Bpk. Jemmy 1,680,437,097 - PT. Central Texindo 1,376,791,780 - Bpk. Gilang 591,472,900 - PT. Gramedia 447,381,440 - PT. Sinar Pelita Terang Indah 371,692,280 - PT. Kahatex 359,585,818 - Bpk. Edi 186,093,500 - Bpk. Dedi 124,790,000 - Ibu Dafana (Lia) 109,410,200 - Ibu Imas 92,587,850 - PT. Wijaya Textile 65,000,000 - PT. Gemilang Eka Surya 64,104,250 - CV. Suantex 63,532,446 - Bpk. Ade 52,735,000 - PT. Anugrah Abadi (Ventex) 44,966,625 - Toko Rachmah Collection 41,829,500 - Ibu Emi 41,387,250 - PT. Aneka Jaya Textile 39,150,000 - Ibu Nina Farida 34,340,000 - CV. Bina Insani 29,601,000 - Bpk. Ahmad 27,027,000 - Toko Amanah 16,922,500 - Bpk. Dani 16,889,500 - Ibu Hannani 13,368,000 - Ibu Quilla (Willa) 12,545,000 - Bpk. Munir 10,080,000 - Lain-lain 347,418,006

Jumlah Hutang Usaha 11,747,811,631 -

31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Multi Laris Jaya Sukses 5,486,672,689 - Bpk. Jemmy 1,680,437,097 - PT. Central Texindo 1,376,791,780 - Bpk. Gilang 591,472,900 - PT. Gramedia 447,381,440 - PT. Sinar Pelita Terang Indah 371,692,280 - PT. Kahatex 359,585,818 - Bpk. Edi 186,093,500 - Bpk. Dedi 124,790,000 - Ibu Dafana (Lia) 109,410,200 - Ibu Imas 92,587,850 - PT. Wijaya Textile 65,000,000 - PT. Gemilang Eka Surya 64,104,250 - CV. Suantex 63,532,446 - Bpk. Ade 52,735,000 - PT. Anugrah Abadi (Ventex) 44,966,625 - Toko Rachmah Collection 41,829,500 - Ibu Emi 41,387,250 - PT. Aneka Jaya Textile 39,150,000 - Ibu Nina Farida 34,340,000 - CV. Bina Insani 29,601,000 - Bpk. Ahmad 27,027,000 - Toko Amanah 16,922,500 - Bpk. Dani 16,889,500 - Ibu Hannani 13,368,000 - Ibu Quilla (Willa) 12,545,000 - Bpk. Munir 10,080,000 - Lain-lain 347,418,006

Jumlah Hutang Usaha 11,747,811,631 -

Penyajian aktiva lain-lain PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013)

sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah aktiva lain-lain pada

Desember 2013 senilai 308.255.000.

11. Hutang Dagang

Tabel 4.15

Hutang Dagang PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian hutang dagang PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013)

sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah hutang dagang pada

Desember 2013 senilai 11.747.811.631.

repository.unisba.ac.id

Page 22: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

95

Hubungan Istimewa 31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Bersama Zatta Mulya - 1.894.955.266

Jumlah Hubungan Istimewa - 1.894.955.266

Pemegang Saham

Ny. Elidawati 870.694.130 - Ny. Sukaesih 183.900.000 - Ny. Roshenda 122.600.000 - Ny. Eva 122.600.000 -

Jumlah Pemegang Saham 1.299.794.130 -

Pihak Ketiga

Ibu Ps Wiedayati 1.000.000.000 - Bpk. Adria 437.310.000 - Bpk. Farid Adnan 700.000.000 - Ibu Ratna Suryani 1.500.000.000 -

Jumlah Pihak Ketiga 3.637.310.000 -

Lain-lain

Hutang Lain-lain 500.124.500 - PT. Bersama Dauky Mulya 199.268.000 -

Jumlah Lain-lain 699.392.500 -

Jumlah Hutang Lain-Lain 5.636.496.630 1.894.955.266

31 DES 2013 31 DES 2012

PPN keluaran 3,377,184,367 - PPh Pasal 21 2,595,922 -

Jumlah Hutang Pajak 3,379,780,289 -

Hubungan Istimewa 31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Bersama Zatta Mulya - 1.894.955.266

Jumlah Hubungan Istimewa - 1.894.955.266

Pemegang Saham

Ny. Elidawati 870.694.130 - Ny. Sukaesih 183.900.000 - Ny. Roshenda 122.600.000 - Ny. Eva 122.600.000 -

Jumlah Pemegang Saham 1.299.794.130 -

Pihak Ketiga

Ibu Ps Wiedayati 1.000.000.000 - Bpk. Adria 437.310.000 - Bpk. Farid Adnan 700.000.000 - Ibu Ratna Suryani 1.500.000.000 -

Jumlah Pihak Ketiga 3.637.310.000 -

Lain-lain

Hutang Lain-lain 500.124.500 - PT. Bersama Dauky Mulya 199.268.000 -

Jumlah Lain-lain 699.392.500 -

Jumlah Hutang Lain-Lain 5.636.496.630 1.894.955.266

31 DES 2013 31 DES 2012

PPN keluaran 3,377,184,367 - PPh Pasal 21 2,595,922 -

Jumlah Hutang Pajak 3,379,780,289 -

12. Hutang Lan-lain

Tabel 4.16

Hutang Lain-lain PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian hutang lain-lain PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013)

sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah hutang lain-lain pada

Desember 2013 senilai 5.636.496.630 dan pada Desember 2012 senilai 1.894.955.266

13. Hutang Pajak

Tabel 4.17

Hutang Pajak PSAK No. 1 PSAK No. 101

repository.unisba.ac.id

Page 23: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

96

31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Persada Alam Nusantara 929,900,000 1,586,300,000 PT. Bank Central Asia Finance Tbk. 8,657,000 -

Jumlah Hutang Sewa Guna Usaha 938,557,000 1,586,300,000

31 DES 2013 31 DES 2012

PT. Persada Alam Nusantara 929,900,000 1,586,300,000 PT. Bank Central Asia Finance Tbk. 8,657,000 -

Jumlah Hutang Sewa Guna Usaha 938,557,000 1,586,300,000

Penyajian hutang pajak PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013) sesuai

dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah hutang pajak pada Desember

2013 senilai 3.379.780.289.

14. Hutang Sewa Guna Usaha

Tabel 4.18

Hutang Sewa Guna Usaha PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian hutang sewa guna usaha PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi

2013) sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah hutang pajak

pada 31 Desember 2013 senilai 938.557.000 dan 31 Desember 2012 senilai

1.586.300.000.

15. Modal Disetor

Berdasarkan Akta perubahan Notaris Cahya Suryana, SH, Notaris di kota

Bandung, Nomor 06 tanggal 16 Januari 2013, modal dasar perseroan telah

ditingkatkan yang semula sebesar Rp.6.800.000.000,- atau 68.000 lembar saham,

menjadi Rp.28.000.000.000 atau 28.000 lembar saham, dengan nilai Nominal sebesar

Rp.100.000,- per lembar saham. Dari Modal dasar tersebut telah ditempatkan dan

disetor penuh sebesar Rp.7.000.000.000,- atau 70.000 lembar saham.

repository.unisba.ac.id

Page 24: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

97

31 DES 2013 31 DES 2012

Penjualan 75,899,568,912 -

Penjualan Bersih 75,899,568,912 -

31 DES 2013

Pemakaian Bahan Baku

Pembelian bahan baku 31,566,512,070 Bahan baku tersedia 31,566,512,070 Persediaan akhir bahan baku (2,124,900,590) Bahan baku terpakai 29,441,611,480

Pabrik

Perlengkapan 334,357,720 Contoh (sample ) 9,900,250 Produksi lain-lain 26,686,300 Maklun 12,121,868,621

Jumlah Pabrik 12,492,812,891

Persediaan Barang dalam Proses

Persediaan akhir (4,799,306,389)

Jumlah Persediaan Barang dalam Proses (4,799,306,389)

Persediaan Barang Jadi

Pembelian 29,072,064,160

Jumlah Persediaan Barang Jadi 29,072,064,160

Jumlah Beban Pokok Penjualan 66,207,182,142

31 DES 2013 31 DES 2012

Penjualan 75,899,568,912 -

Penjualan Bersih 75,899,568,912 -

31 DES 2013

Pemakaian Bahan Baku

Pembelian bahan baku 31,566,512,070 Bahan baku tersedia 31,566,512,070 Persediaan akhir bahan baku (2,124,900,590) Bahan baku terpakai 29,441,611,480

Pabrik

Perlengkapan 334,357,720 Contoh (sample ) 9,900,250 Produksi lain-lain 26,686,300 Maklun 12,121,868,621

Jumlah Pabrik 12,492,812,891

Persediaan Barang dalam Proses

Persediaan akhir (4,799,306,389)

Jumlah Persediaan Barang dalam Proses (4,799,306,389)

Persediaan Barang Jadi

Pembelian 29,072,064,160

Jumlah Persediaan Barang Jadi 29,072,064,160

Jumlah Beban Pokok Penjualan 66,207,182,142

Penyajian modal disetor PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013)

sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014).

16. Penjualan

Tabel 4.19

Penjualan PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian penjualan disetor PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi 2013)

sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah penjualan pada 31

Desember 2013 senilai 75.899.568.912.

17. Beban Pokok Penjualan

Tabel 4.20

Beban Pokok Penjualan PSAK No. 1 PSAK No. 101

repository.unisba.ac.id

Page 25: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

98

31 DES 2013

Gaji Karyawan dan tunjangan 3,087,657,414 Peralatan Kantor 1,263,760,652 Penyusutan dan amortisasi 143,957,113 Promosi 72,892,410 Manajemen 66,800,000 Perlengkapan 47,500,850 Transportasi 35,535,599 Alat Tulis Kantor 11,160,900 Lain-lain 2,167,500

Jumlah Umum dan Administrasi 4,731,432,437

31 DES 2013

Gaji Karyawan dan tunjangan 3,087,657,414 Peralatan Kantor 1,263,760,652 Penyusutan dan amortisasi 143,957,113 Promosi 72,892,410 Manajemen 66,800,000 Perlengkapan 47,500,850 Transportasi 35,535,599 Alat Tulis Kantor 11,160,900 Lain-lain 2,167,500

Jumlah Umum dan Administrasi 4,731,432,437

Penyajian beban pokok penjualan disetor PT. X menggunakan PSAK No. 1

(revisi 2013) sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah penjualan

pada 31 Desember 2013 senilai 66.207.182.142

18. Beban Umum dan Administrasi

Tabel 4.21

Beban Umum dan Administrasi PSAK No. 1 PSAK No. 101

Penyajian beban umum dan administrasi PT. X menggunakan PSAK No. 1

(revisi 2013) sesuai dengan penyajian PSAK No. 101 (revisi 2014). Jumlah penjualan

pada 31 Desember 2013 senilai 4.731.432.437.

repository.unisba.ac.id

Page 26: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

99

31 DES 2013

Pendapatan lain-lain

Lain-lain 18,564,186.00

Jumlah pendapatan lain-lain18,564,186.00

Beban lain-lain

Administrasi bank (15,829,959)

Bunga (418,774,920)

Penyisihan piutang tak tertagih (1,935,348)

Zakat (417,309,669)

Lain-lain (8,030,000)

Jumlah (beban) lain-lain (861,879,896)

Pendapatan (beban) lain-lain (843,315,710)

31 DES 2013

Pendapatan lain-lain

Pendapatan bunga 9,047,757

Lain-lain 18,564,186.00

Jumlah pendapatan lain-lain27,611,943.00

Beban lain-lain

Administrasi bank (15,829,959)

Bunga (418,774,920)

Penyisihan piutang tak tertagih (1,935,348)

Lain-lain (8,030,000)

Jumlah (beban) lain-lain (444,570,228)

Pendapatan (beban) lain-lain (416,958,285)

19. Pendapatan (Beban) Lain-lain

Tabel 4.22

Pendapatan (Beban) Lain-lain PSAK NO. 1 PSAK NO. 101

Pada PSAK No. 1 pendapatan lain-lain Perusahaan terdiri atas:

Pendapatan bunga 9.047.757

Lain-lain 18.564.186

Jumlah pendapatan lain-lain 27.611.943

Sedangkan pada PSAK No. 101 pendapatan lain-lain Perusahaan terdiri atas:

Lain-lain 18.564.186

Jumlah pendapatan lain-lain 18.564.186

Di dalam PSAK No. 1 pendapatan (beban) lain-lain terdapat keuntungan dari

pendapatan bunga. Sedangkan di dalam PSAK No. 101 pendapatan bunga merupakan

pendapatan Non halal, oleh karenanya pendapatan ini tidak boleh dijadikan sebagai

pendapatan Perusahaan.

repository.unisba.ac.id

Page 27: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

100

Majelis Ulama Indonesia berpendapat dengan berdasarkan pada dalil dari Al-

Qur’an dan As-Sunnah, serta Kesepakatan para Ulama. Berikut petikan Fatwa MUI

tentang bunga Bank No. 1 Tahun 2004:

Pertama : Pengertian Bunga (Interest) dan Riba

1) Bunga (Interest/fa’idah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi

pinjaman uang (al-qardh) yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa

mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo

waktu, diperhitungkan secara pasti di muka, dan pada umumnya berdasarkan

persentase.

2) Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penangguhan

dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan inilah yang disebut Riba

Nasi’ah.

Kedua: Hukum Bunga (interest)

1) Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada

jaman Rasulullah SAW, yaitu Riba Nasi’ah. Dengan demikian, praktek

pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk Riba, dan Riba Haram

Hukumnya.

2) Praktek penggunaan tersebut hukumnya adalah haram, baik dilakukan oleh

Bank, Asuransi,Pasar Modal, Pegadian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan

lainnya maupun dilakukan oleh individu.

Ketiga: Bermu’amallah dengan lembaga keuangan konvensional

repository.unisba.ac.id

Page 28: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

101

1) Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan syari’ah dan

mudah dijangkau, tidak diperbolehkan melakukan transaksi yang didasarkan

kepada perhitungan bunga.

2) Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan lembaga keuangan syari’ah,

diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional

berdasarkan prinsip dharurat/hajat59

.

Dari petikan Fatwa MUI di atas, pada bagian bermu’amallah dengan lembaga

keuangan konvensional poin pertama menjelaskan bahwa jika suatu wilayah yang

sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan syari’ah dan mudah dijangkau, tidak

diperbolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan bunga.

Pada PSAK No. 1 beban lain-lain Perusahaan terdiri atas:

Administrasi Bank 15.829.959

Bunga 418.774.920

Penyisihan piutang tak tertagih 1.935.348

Lain-lain 8.030.000

Jumlah beban lain-lain 444.570.228

59

Majelis Ulama Indonesia. Fatwa Tentang Bunga (Interest/Fa’idah), Fatwa MUI No. 1 Tahun 2004.

repository.unisba.ac.id

Page 29: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

102

Sedangkan pada PSAK No. 101 beban lain-lain Perusahaan terdiri atas:

Administrasi Bank 15.829.959

Bunga 418.774.920

Penyisihan piutang tak tertagih 1.935.348

Zakat 417.309.669

Lain-lain 8.030.000

Jumlah beban lain-lain 861.879.897

Di dalam PSAK No. 1 beban lain-lain terdri atas administrasi bank, bunga,

penyisihan piutang tak tertagih, dan lain-lain. Sedangkan di dalam PSAK No. 101

terdapat tambahan beban, yakni Perusahaan harus mengeluarkan zakat Perusahaan.

Zakat merupakan hal yang penting dalam perkembangan dikarenakan

memiliki banyak hikmah, yaitu:

1. Menghindari kesenjangan sosial, membersihkan dan mengikis akhlak yang buru

2. Untuk pengembangan potensi umat

3. Menambah pendapatan Negara untuk proyek yang berguna bagi umat

4. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan distribusi harta dan

keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat60

.

Zakat, infaq dan shadaqah merupakan ajaran Islam yang menguatkan

hubungan antar sesama manusia. Ketiga hal tersebut berupaya meratakan

kesejahteraan sosial yang biasanya kerap terjadi kesenjangan dalam tatanan sosial.

Ketiga hal ini sangatlah bermanfaat bagi yang mengeluarkan dan yang

60

Heri sudarsoNo , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah . (Yogyakarta : ekonisia , 2003 ) hal269

repository.unisba.ac.id

Page 30: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

103

menerimannya, sehingga infaq dan sedekah merupakan sunnah yang sangat

dianjurkan sedangkan zakat sesuatu yang wajib dilakukan.

Tabel 4.23

Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat Selama Periode

Zakat

31 DES 2013

417.309.669

Di dalam komponen laporan keuangan PSAK No. 1 (revisi 2013) tidak

menyajikan laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode, penyajian ini

terdapat pada PSAK No. 101 (revisi 2014). Apabila entitas syariah belum

melaksanakan fungsi sosial secara penuh, entitas syariah tersebut tetap harus

menyajikan Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode PT. X tidak

mempunyai penyajian laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode.

Tabel 4.24

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Selama Periode

Pendapatan Non Halal

31 DES 2013

9.047.757

Pada PSAK No. 1, pendapatan bunga menjadi keuntungan bagi Perusahaan

dan juga tidak mencantumkan zakat Perusahaan pada beban lain-lain.

Pada PSAK No. 101, pendapatan bunga harus dimasukkan ke dalam sumber

dan dana kebajikan . Hal ini dikarenakan bunga bank diistilahkan sebagai pendapatan

Non halal, maka harus dijadikan sebagai dana kebajikan bukan menjadi keuntungan

repository.unisba.ac.id

Page 31: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

104

Perusahaan. Zakat wajib dikeluarkan oleh Perusahaan seriap tahunnya, sehingga

termasuk atau harus dicatat di dalam beban lain-lain.

Di dalam komponen laporan keuangan PSAK No. 1 (revisi 2013) tidak

menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode,

penyajian ini terdapat pada PSAK No. 101 (revisi 2014). Apabila entitas syariah

belum melaksanakan fungsi sosial secara penuh, entitas syariah tersebut tetap harus

menyajikan Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode PT. X tidak

mempunyai penyajian laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama

periode.

Catatan atas Laporan Keuangan PT. X menggunakan PSAK No. 1 (revisi

2013), sesuai juga dengan PSAK No. 101 (revisi 2014). PT. X menyajikan catatan

atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

keuangan, sifatnya memberikan penjelasan baik yang bersifat kualitatif maupun

kuantitatif terhadap laporan keuangan, sehingga menghasilkan penyajian yang wajar.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian

sesuai dengan komponen utamanya. Setiap pos dalam Neraca, Laporan Laba Rugi,

Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas harus direferensi silang (cross-

reference) dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan, jika ada.

repository.unisba.ac.id

Page 32: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

105

20. Penyelesaian Laporan Keuangan

Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan

keuangan perusahaan per 31 Desember 2013 yang diselesaikan pada tangga 25 Juni

2014.

Dari hasil analisis di atas menunjukkan bahwa PT. X masih menggunakan

PSAK No. 1 (revisi 2013) dan tidak menggunakan PSAK No. 101. Terdapat

kesamaan pada PSAK No. 1 dan PSAK No. 101, yaitu dalam komponen penyajian

laporan keuangannya, hanya saja pada PSAK No. 101 terdapat penambahan

penyajian laporan keuangan yaitu Perusahaan harus mencantumkan laporan sumber

dan penyaluran dana zakat selama periode dan laporan sumber dan penggunaan dana

kebajikan selama periode, walaupun entitas syariah belum melaksanakan fungsi

sosial secara penuh, entitas syariah tersebut tetap harus menyajikan laporan

keduanya.

PT. X merupakan Perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan dan

penjualan busana muslim. Jika dilihat dari produk yang dihasilkan, dapat dikatakan

bahwa Perusahaan ini bergerak dalam bisnis yang di dalamnya terdapat dakwah yakni

mengajak para muslimah untuk menutup auratnya, namun apakah ekonomi yang

dijalankannya pun tidak bertentangan dengan ekonomi Islam, seperti riba, mengambil

hak orang lain, penipuan dan sebagainya. Karena banyak di era modern ini bisnis-

bisnis yang dilakukan hanya sekedar memperkaya individualismenya sendiri, seperti

aliran ekonomi yang dipergunakan oleh kaum kapitalisme, yang menganut asas

repository.unisba.ac.id

Page 33: BAB IV ANALISIS KOMPARASI PSAK NO. 1 DAN PSAK NO. 101

106

laissez fair, hak kepemilikan orang adalah absolute tanpa batas, terjaminnya

kebebasan memasuki segala macam kegiatan ekonomi dan transaksi menurut

persaingan bebas dan norma-norma individual ditarik dari individualisme dan

utilitarisme, dimana setiap komoditi itu dianggap baik secara moral dan ekonomi

sepanjang itu dijual.

repository.unisba.ac.id