27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan air ada berbagai macam jenis dan fungsi sesuai peruntukannya. Dalam ilmu hidraulika, pengetahuan mengenai berbagai macam jenis bangunan air perlu diketahui sebab pada saat mendesain suatu bangunan air perlu diketahui beberapa perilaku hidraulika air, oleh karenanya sifat tersebut dapat merusak struktur suatu bangunan bila tidak diantisipasi saat awal perencanaan. Maka diperlukan pengamatan pada bangunan air yang telah ada yang dapat dijadikan sebagai contok struktur banguan air yang akan direncanakan kelak. 1.2 TUJUAN Adapun tujuan dari pengamatan bangunan ini adalah mahasiswa mampu mengenal jenis-jenis bangunan air meliputi terjunan, siphon, gorong-gorong, bar screen, dan pintu air. 1.3 RUANG LINGKUP 1. Membuat foto dan gambar teknis banguna air 2. Mengukur dimensi bangunan air 3. Memberi keterangan seperti muka air dan nama bagian-bagian bangunan

BAB IV Bangunan Air

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hasil observasi bangunan air

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bangunan air ada berbagai macam jenis dan fungsi sesuai peruntukannya.

Dalam ilmu hidraulika, pengetahuan mengenai berbagai macam jenis bangunan

air perlu diketahui sebab pada saat mendesain suatu bangunan air perlu diketahui

beberapa perilaku hidraulika air, oleh karenanya sifat tersebut dapat merusak

struktur suatu bangunan bila tidak diantisipasi saat awal perencanaan.

Maka diperlukan pengamatan pada bangunan air yang telah ada yang

dapat dijadikan sebagai contok struktur banguan air yang akan direncanakan

kelak.

1.2 TUJUAN

Adapun tujuan dari pengamatan bangunan ini adalah mahasiswa mampu

mengenal jenis-jenis bangunan air meliputi terjunan, siphon, gorong-gorong, bar

screen, dan pintu air.

1.3 RUANG LINGKUP

1. Membuat foto dan gambar teknis banguna air

2. Mengukur dimensi bangunan air

3. Memberi keterangan seperti muka air dan nama bagian-bagian

bangunan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pintu Air

Pintu air merupakan bangunan penunjang pada suatu bendungan irigasi

dan bendungan pengendali banjir. Pintu air sudah ada sejak jaman dahulu,dimana

jaman dahulu pintu air sangaatlah sederhana. Dengan terjadinya revolusi industri

pada waktu itu maka merupakan awal perkembangan pintu air pada khususnya

dan pada teknologi pada umumnya. Hal ini terlihat dari berbagai macam pintu air

yang digunakan dari pintu air dengan sistem manual sampai dengan pintu air

dengan sistem full otomatis. Pintu air dari jaman dahulu sampai jaman modern ini

sangatlah bermanfaat dan tidak dapat dibayangkan kalau jaman modern ini tidak

diikuti dengan perkembangan dari penggunaan pintu air pada bendungn irigasi

dan bendungan pengendalian banjir. Pada jaman modern sekarang ini air yang

melimpah yang tidak terkendali sesulit apapun sudah dapat diatasi dengan mudah

tanpa harus memperkerjakan banyak orang. Yaitu dengan pintu air pada

bendungan. Pintu air dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan cara

pengoperasianya. Pintu air tiga macam yaitu pintu air dengan pengoperasian

secara manual, pintu air dengan pengoperasian semi otomatis dan pintu air

dengan pengoperasian full otomatis. Penggunaan pintu air secara manual sering

kita jumpai pada pengaturan irigasi pada persawahan dan aliran dengan tekanan

kecil. Untuk penggunaan pintu air semi otomatis banyak digunakan pada

bendungan yang bertekanan tinggi. Sedangkan untuk pintu air full otomatis

digunakan untuk pengedalian banjir pada bangunan pelimpah pada suatu

bendungan bertekanan tinggi (Arjianto, 2004).

2. Bar Screen

Bar screen yang dioperasikan manual harus dibersihkan secara periodic

dengan tangan untuk menghindari adanya penyumbatan pada aliran air

buangan. Jarak antar bar screen biasanya 25 mm hingga 50 mm. tebal bar

creen sendiri biasaya 10 mm hingga 50 mm dan lebarnya 50 mm dengan

kemiringan 30 hingga 75 derajat terhadap arah horizontal (Saefudin, 2007).

3. Gorong-gorong

Gorong-gorong adalah bangunan yang dipakai untuk membawa aliran

air (saluran irigasi atau pembuang) melewati bawah jalan air lainnya (biasanya

saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api yang terbuat baja, polyvinyl

chlorida (PVC) atau dari beton.. Gorong-gorong juga digunakan sebagai

jembatan ukuran kecil, digunakan untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai

bagian drainase ataupun selokan jalan (Saefudin, 2007).

4. Siphon

Bangunan siphon merupakan salah satu bangunan persilangan yang

dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya

terpotong oleh lembah dengan bentang panjang atau terpotong oleh sungai.

Bangunan siphon berupa saluran tertutup untuk menyeberangkan debit dari

sisi hulu ke sisi hilir. Bangunan siphon (berupa saluran tertutup berpenampang

lingkaran atau segi empat) dipasang di bawah dasar sungai, atau bisa juga

dipasang di atas permukaan tanah jika melintasi lembah (cekungan).

Gambar profil memanjang perlintasan sungai

Gambar profil memanjang shipon (Suroso, 2010)

5. Terjunan

Banguan terjun dibangun untuk mengatasi kemiringan medan yang

terlalu curam, sementara kemiringan yang dibutuhkan oleh saluran tergolong

landai. Bangunan terjun biasanya dibangun pada daerah yang kondisi

topografinya memiliki kelerengan yang curam.

Ada 4 bagian dari bangunan terjun, yaitu :

- Bangunan pengontrol, berada di hulu sebelum terjunan, berfungsi

untuk mencegah penurunan muka air yang berlebihan.

- Bagian pembawa, berfungsi sebagai penghubung antara elevasi

bagian atas dengan bagis bawah.

- Peredam energy, berfungsi untuk mengurangi energi yang

dikandung oleh aliran sesudah mengalami terjunan sehingga tidak

berpotensi merusak konstruksi bangunan terjun.

- Perlindungan dasar bagian hilir, berfungsi untuk melindungi dasar

dan dinding saluran dari gerusan air sesudah mengalami terjunan.

Gambar Sketsa Bangunan Terjunan

Gambar Denah Bagian Pengontrol (Suroso, 2010)

BAB III

HASIL PENGAMATAN

Alat dan Bahan:

1. Tali meteran

2. Benang koor / tali raffia

3. Batu

4. Kamera

5. Alat tulis

Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan

1. Mencari lokasi bangunan air yang akan diamati.

- Pintu air dan screen bar : di rumah pompa Jalan Semolo Waru Bahari dan dekat portal masuk asrama ITS.

- Gorong-Gorong : di Jalan Arief Rahman Hakim.

- Terjunan : di pintu air sungai Kalimas dekat Monumen Kapal Selam dan mencari melalui data sekunder.

- Siphon : mencari melalui data sekunder.

2. Mengamati dengan mengambil gambar menggunakan kamera dan mengukur dimensi bangunan air menggunakan meteran.

Hasil gambar dan pengukuran :

- Pintu air dan bar screen :

Rumah pompa Semolo Waru - Jarak antar bar screen : 4 cm- Tebal @ bar screen : 1 cm- Sisi miring : 23 cm dari muka

tanah - tinggi : 17 cm dari muka tanah- Keliling pipa kecil : 105 cm- Keliling pipa besar : 374 cm

Pintu Air Asrama ITS - Lebar pintu air : 144 cm- Tinggi pintu air dari muka tanah

: 100 cm- Diameter putaran pintu : 40 cm- Panjang besi pintu : 196 cm- Tinggi plat pintu air : 73 cm- Tebal plat pintu air : 8 cm

- Gorong-Gorong :

- Lebar gorong-gorong : 234 cm- Tinggi gorong-gorong dari muka

air : 73 cm- Tebal gorong-gorong : 17 cm- Sisi miring gorong-gorong : 48

cm- Kedalaman air : 57 cm

- Terjunan :

Tidak ada pengukuran karena lokasi

tidak memungkinkan dan berbahaya. Namun tetap mencari data terjunan melalui literatur.

- Siphon :

siphon Ligung, Kab. Majalengka.

Tidak ditemukan di kota Surabaya, namun tetap mencari melalui literatur.

3. Membuat gambar teknis dari bangunan air tesebut.

Gambar teknis dicantumkan pada pembahasan.

BAB IV

PEMBAHASAN

1. PINTU AIR dan BAR SCREEN

Kelompok kami melakukan pengamatan pintu air dan bar screen yang

berlokasi di Jalan Semolo Waru Bahari. Pintu air ini dilengkapi dengan rumah

pompa serta bar screen disisi kanan dan kiri rumah pompa tersebut. Berikut

gambar pengamatan pintu air dan bar screen yang berada pada lokasi tersebut :

Rumah Pompa dan Pintu Air

Bar screen disisi kanan dan kiri

Situasi dalam rumah pompa

Adapun pengukuran yang kami lakukan terhadap pintu air ini hanya dapat

dilakukan pengukuran pada profil bar screen dan diameter pipa. Hal ini

dikarenakan selain ukuran pintu air yang tidak dapat dijangkau, pintu air ini juga

terhalangi oleh pagar, sehingga data pengukuran pintu air ini tidak bisa

didapatkan. Berikut data pengukuran yang kami peroleh :

Profil Bar Screen

- Jarak antar bar screen : 4 cm

- Tebal bar screen : 1 cm

- Sudut kemiringan bar screen : 43°, didapat dari pengukuran sisi miring :

23 cm dari muka tanah dan tinggi 17 cm dari muka tanah.

17 23

43°

- Keliling pipa kecil : 105 cm dengan rumus keliling lingkaran ( K =

didapat diameter sebesar 33,4 cm.

- Keliling pipa besar : 374 cm dengan rumus keliling lingkaran ( K =

didapat diameter sebesar 119,1 cm.

Dengan data tersebut, berikut gambar teknis bangunan pintu air dan bar

screen Jalan Semolo Waru Bahari :

Gambar Teknis Rumah Pompa dan Pintu Air Jalan

Gambar Teknis Bar Screen

Detail Kemiringan Bar Screen

Karena pintu air pada lokasi ini tidak dapat diukur, kami mengukur pintu

air di lokasi lain yaitu dekat portal masuk jalan menuju asrama ITS. Berikut

gambar pengamatan pintu air dan bar screen yang berada pada lokasi tersebut :

Gambar Pintu Air Dekat Portal Masuk Asrama ITS

Adapun data pengukuran yang tercatat sebagai berikut :

- Lebar pintu air : 144 cm

- Tinggi pintu air dari muka tanah : 100 cm

- Diameter putaran pintu : 40 cm

- Panjang besi pintu : 196 cm

- Tinggi plat pintu air : 73 cm

- Tebal plat pintu air : 8 cm

Dengan data tersebut, berikut gambar teknis bangunan pintu air dekat

portal masuk jalan menuju asrama ITS :

Gambar Teknis Pintu Air Dekat Portal Masuk Asrama ITS

2. GORONG-GORONG

Kelompok kami melakukan pengamatan gorong-gorong yang terletak di

bawah sepanjang jalan raya Arief Rahman Hakim. Gorong-gorong pada jalan ini

memilki bentuk seperti box culvert. Berikut gambar pengamatan pintu air dan bar

screen yang berada pada lokasi tersebut :

Gambar Gorong-Gorong di Jalan Arief Rahman Hakim

Adapun data pengukuran yang tercatat sebagai berikut :

- Lebar gorong-gorong : 234 cm

- Tinggi gorong-gorong dari muka air : 73 cm

- Tebal gorong-gorong : 17 cm

- Sisi miring gorong-gorong : 48 cm

- Kedalaman air : 57 cm

Dengan data tersebut, berikut gambar teknis gorong-gorong yang berada di

Jalan Arief Rahman Hakim :

Gambar Teknis Gorong-Gorong di Jalan Arief Rahman Hakim

3. TERJUNAN

Banguan terjun dibangun untuk mengatasi kemiringan medan yang terlalu

curam, sementara kemiringan yang dibutuhkan oleh saluran tergolong landai.

Bangunan terjun biasanya dibangun pada daerah yang kondisi topografinya

memiliki kelerengan yang curam.

Ada 4 bagian dari bangunan terjun, yaitu :

- Bangunan pengontrol, berada di hulu sebelum terjunan, berfungsi

untuk mencegah penurunan muka air yang berlebihan.

- Bagian pembawa, berfungsi sebagai penghubung antara elevasi

bagian atas dengan bagis bawah.

- Peredam energy, berfungsi untuk mengurangi energi yang

dikandung oleh aliran sesudah mengalami terjunan sehingga tidak

berpotensi merusak konstruksi bangunan terjun.

- Perlindungan dasar bagian hilir, berfungsi untuk melindungi dasar

dan dinding saluran dari gerusan air sesudah mengalami terjunan.

Gambar Sketsa Bangunan Terjunan

Gambar Denah Bagian Pengontrol (Suroso, 2010)

4. SIPHON

Bangunan siphon merupakan salah satu bangunan persilangan yang

dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya

terpotong oleh lembah dengan bentang panjang atau terpotong oleh sungai.

Bangunan siphon berupa saluran tertutup untuk menyeberangkan debit dari sisi

hulu ke sisi hilir. Bangunan siphon (berupa saluran tertutup berpenampang

lingkaran atau segi empat) dipasang di bawah dasar sungai, atau bisa juga

dipasang di atas permukaan tanah jika melintasi lembah (cekungan).

Gambar profil memanjang perlintasan sungai

Gambar profil memanjang shipon (Suroso, 2010)

BAB V

KESIMPULAN

Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

- Bangunan air memiliki jenis dan fungsi yang berbeda-beda pada setiap

bentuk bangunan. Selain itu bentuk dan ukuran suatu bangunan ditentukan

sesuai kebutuhan yang diperlukan.

- Pengenalan terhadap bentuk bangunan dalam ilmu hidraulika perlu

diketahui bagi para mahasiswa agar mengetahui detai-detail komponen

yang ada pada bangunan air.

DAFTAR PUSTAKA

Arjianto, Agung. 2004. Rancang Bangun Model Mekanisme Buka-Tutup Pintu Air

Otomatis. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Saefudin, Aep. 2007. Bioremediasi di Instalasi Pengolahan Air Limbah di

Bojongsoang. Bandung. Institut teknologi Bandung

Suroso, Agus. 2010. Perencanaan

Bangunan.http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/11026-12-

217834407103.doc