49
BAB IV. DEMOKRASI Rusdi Laili, S.Sos., M. Si

BAB IV Demokrasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu PolitikDemokrasi

Citation preview

Page 1: BAB IV Demokrasi

BAB IV. DEMOKRASI

Rusdi Laili, S.Sos., M. Si

Page 2: BAB IV Demokrasi

Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi• Demokrasi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu :

Demos = RakyatKratos/Kratein = Kekuasaan/berkuasaJadi, demokrasi adalah rakyat berkuasa.

• Berdasarkan UNESCO tahun 1949,Demokrasi adalah deskripsi ideal untuk semua

sistem politik dan organisasi sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh

Namun demokrasi dianggap ambigous atau mempunyai arti dua sekurang-kurangnya

Page 3: BAB IV Demokrasi

• Demokrasi dibagi menjadi 2 aliran, yaitu :1. Demokrasi konstitusionil

Mencita-citakan pemerintah yang terbatas kekuasaannya

Suatu Negara Hukum (Rechtsstaat) yang tunduk pada Rule of Law

Contoh negara : Pakistan, Filipina, Indonesia2. Demokrasi tetapi hakekat dasarnya komunisme

Mencita-citakan pemerintah yang tidak boleh dibatasi kekuasaannya (machtsstaat)

Bersifat totaliter Contah negara : Cina, Korea Utara

Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi

Page 4: BAB IV Demokrasi

• Demokrasi di Indonesia Demokrasi berdasarkan Pancasila Beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas

tersirat dalam UUD 1945 Dalam UUD 1945 menyebut secara eksplisit 2 prinsip yang

menjiwai naskah itu, dan dicantumkan dalam Penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu :a. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum

(Rechtsstaat) dan tidak berdasarkan kukuasaan belaka (Machtsstaat)

b. Sistem Konstitusionil (Hukum Dasar)Tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)

Corak khas demokrasi Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Beberapa Konsep Mengenai Demokrasi

Page 5: BAB IV Demokrasi

DEMOKRASI KONSTITUSIONIL

Pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya

Pemerintah berdasarkan konstitusiPembatasan-pembatasan atas kekuasaan

pemerintah tercantum dalam konstitusi

Constitutional Government = Limited Government / Restrained Government

Page 6: BAB IV Demokrasi

• Pada akhir abad ke-19, demokrasi konstitusionil muncul sebagai suatu program dan sistem poitik yang konkrit, dianggap bahwa pembatasan atas kekuasaan negara sebaiknya diselenggarakan dengan suatu konstitusi tertulis, yang dengan tegas menjamin hak-hak asasi dari warga negara

• Tidak memusatkan kekuasaan pemerintahan dalm tangan satu orang atau satu badan

• Perumusan yuridis dari prinsip ini disebut Rechtsstaat (Negara Hukum) dan Rule of Law

DEMOKRASI KONSTITUSIONIL

Page 7: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil

• Welfare State (Negara Kesejahteraan) / Social Service State

• Pada abad ke-20, sesudah PD II,– Peranan negara tidak hanya terbatas pada

mengurus kepentingan bersama– Negara turut bertanggungjawab atas kesejahteraan

rakyat dan berusaha aktif menaikkan taraf kehidupan warga negaranya

– Demokrasi mencakup segi-segi ekonomi

Page 8: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan1. Sistem demokrasi di Yunani Kuno (abad ke-6

sampai abad ke-3 SM) Demokrasi Langsung yaitu suatu bentuk

pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas

Diselenggarakan secara efektif karena Kondisi sederhana Wilayahnya terbatas Jumlah penduduk sedikit

Hanya berlaku untuk warga negara yang resmi

Page 9: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan2. Sistem Demokrasi Abad Pertengahan

Menghasilkan dokumen penting yaitu Magna Charta (Piagam Besar)

Magna Charta adalah semacam kontrak antara beberapa bangsawan dan Raja John dari Inggris dimana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan menjamin hak dan privileges dari bawahannya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang dan sebagainya

Page 10: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan3. Renaissance (1350-1600) dan Reformasi

Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat kepada kesusasteraan dan kebudayaan Yunani Kuno yang selama Abad Pertengahan telah disisihkan

Reformasi serta perang-perang agama yang menyusul akhirnya menyebabkan manusia berhasil melepaskan diri dari penguasaan Gereja

Muncullah gagasan “Pemisahan antara Gereja dan Negara”

Page 11: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan4. Masa Aufklarung (Abad Pemikiran) dan

Rasionalisme (1650-1800) Aliran pikiran yang ingin memerdekakan pikiran

manusia dari batas-batas yang ditentukan oleh Geraja dan mendasarkan pemikiran atas akal semata-mata

Muncul gagasan monarki absolut Raja absolut menganggap dirinya berhak atas

tahtanya berdasarkan konsep Hak Suci Raja

Page 12: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan4. Masa Aufklarung (Abad Pemikiran) dan

Rasionalisme (1650-1800) Teori rasionalitas memunculkan kontak sosial

Dunia dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam yang mengandung prinsip-prinsip keadilan yang universal atau berlaku untuk semua waktu serta semua manusia

Membuat hukum alam atau Natural Law Hakekat teori kontrak sosial

Usaha untuk mendobrak dasar dari pemerintah absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat

Page 13: BAB IV Demokrasi

Sejarah Perkembangan5. Menurut John Locke, hal-hal politik mencakup hak

atas hidup, atas kebebasan dan haka atas kepemilikan

6. Menurut Montesquieu, ia menyusun sistem yang dapat menjamin hak-hak politik itu atau disebut trias politica

Menimbulkan Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika7. Pada abad ke-19, demokrasi bersifat politis dan

berdasarkan azas kemerdekaan individu, kesamaan hak serta hak pilih untuk semua warga negara

Page 14: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-19

(Negara Hukum Klasik) Terbentuk gagasan Konstitusionalisme

Konstitusionalisme adalah gagasan bahwa pemerintah adalah kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat tetapi tunduk kepada pembatsan yang dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintah itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah

Negara yang menganutnya disebut Constitutional State atau Rechtsstaat

Page 15: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-19

(Negara Hukum Klasik) Unsur-Unsur Rechtsstaat dalam arti

klasik1. Hak-hak manusia2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan

untuk menjamin hak-hak itu (trias politica)

3. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan

4. Peradilan administrasi dalam perselisihan

Page 16: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-19

(Negara Hukum Klasik)Unsur-Unsur Rule of Law dalam arti

klasik1. Supremasi aturan-aturan hukum

Tidak adanya kekuasaan sewenang-wenang

Seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum

2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum

Berlaku untuk semua lapisan masyarakat

3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh UU serta keputusan-keputusan pengadilan

Page 17: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-19

(Negara Hukum Klasik)Muncullah Liberalisme

Pemerintah yang paling sedikit adalah yang paling baik

Negara sebagai Nachtwachterstaat (Negara penjaga malam)1. Ruang geraknya sangat sempit, tidak hanya

dibidang politik namun ekonomi juga2. Kegiatan di bidang ekonomi dikuasai oleh dalil

laissez faire, laissez aller (Pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan warga negara baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi )

3. Negara mempunyai tugas pasif 4. Konsepsi negara hukum adalah sempit

Negara Hukum Klasik

Page 18: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-20 (Rule of Law yang dinamis)

Gagasan Staat-onthouding dan Laissez FairePemerintah dilarang campur tangan

dalam urusan warga negara baik di bidang sosial maupun di bidang ekonomi .

Negara yang menganut disebut Welfare state

Page 19: BAB IV Demokrasi

Demokrasi Konstitusionil Abad Ke-20 (Rule of Law yang dinamis)

Syarat-syarat dasar terselenggaranya pemerintah yang demokratis dibawah Rule of Law :

1. Perlindungan konstitusionil2. Badan kehakiman yang bebas dan

tidak mengikat3. Pemilu yang bebas4. Kebebasan untuk menyatakan

pendapat5. Kebebasan untuk berorganisasi dan

beroposisi6. Pendidikan kewarganegaraan

Page 20: BAB IV Demokrasi

Nilai Demokrasi (Value of Democracy)

1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga

2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah

3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur

4. Membatasi pemkaian kekerasan sampai minimum5. Mengakui serta menganggap wajar adanya

keanekaragaman6. Menjamin tegaknya keadilan

Page 21: BAB IV Demokrasi

Lembaga yang Melaksanakan Nilai Demokrasi

1. Pemerintah yang bertanggungjawab2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili

golongan dna kepentingan dalam masyarakat dan yang dipilih dengan PEMILU yang LUBERJURDIL

3. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik

4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat

5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan mempertahankan keadilan

Page 22: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTAN

Ketika lahir pada tahun 1947 Pakistan terdri atas dua bagian,

1. Pakistan Barat2. Pakistan Timur

Yang satu sama lain terikat karena persamaan agama yaitu agama islam.

Tetapi kedua bagian terpisah secara geografis oleh wilayah India sepanjang 1.600 km dan juga berbeda dalam hal kebudayaan, bahasa, tingkat pendidikan, dan sebagainya.

Page 23: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANTidak lama sesudah tercapainya kemerdekaanPelopor kemerdekaan Mohamad Ali Jinnah

meninggal dan kematiannya pada tahun 1951 disusul dengan terbunuhnya Liaquat Ali Khan.

Meninggalnya kedua pemimpian ini sangat memperngaruhi perkembanagan politik selanjutnya, karena pemimpin-pemimpin lain tidak memiliki kewibawaan di tingkat nasional.

Dengan demikian Pakistan mengalami krisis kepemimpinan dan keadaan instabilitas politik.

Page 24: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANTahun 1956, sesudah konstituante yang dilantik

tahun 1947 dibubarkan dan diganti oleh konstituante yang baru.

Tetapi hal ini tidak dapat mengakhiri instabilitas politik

Tahun 1958 tentara turun tangan dengan membatalkan UUD 1956 yang berdasarkan sistem parlementer dan membubarkan kabinet, serta partai-partai politik.

Pada tahun 1960 diadakan referendum, dimana Ayub Khan dipilih sebagai presiden dengan diberi tugas untuk menyusun undang-undang dasar baru.

Page 25: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANGagasan Ayub Khan dituang dalam satu undang-

undang dasar yang mulai berlaku bulan juni 1962 dan dinamakan Demokrasi Dasar (Basic Democrasy).

Untuk memungkinkan partisipatif dari semua rakyat, disusun suatu system pemilihan bertingkat berdasarkan sistem distrik.

Seluruh Pakistan dibagi dalam 80.000 distrik pemilihan kecil (40.000 di Pakistan Barat dan 40.000 di Pakistan Timur) yang hanya mencakup kira-kira 1000 penduduk.

Page 26: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANDengan system Demokrasi Dasar tanpa partai

ternyata banyak pemimpin partai lama dipilih kembali, demikian pula dewan perwakilan rakyat baru segera menghidupkan partai-partai lama, bahkan presiden Ayub Khan sendiri menggabungkan diri (convensionist) pada muslim league.

Pada tahun 1968 presiden Ayub Khan menyrahkan kekuasaan kepada Jenderal Yahya Khan.presiden baru mnjanjikan akan menghidupkan kembali sitem parlementer dan mengadakan pemilihan akhir tahun 1970.

Page 27: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANSejak tahun 1990 terjadi ketidakstabilan politik di

Pakistan di mana presiden dan perdana menteri berkonflik.

Presiden dengan reserve powernya membubarkan National Assembly yang secara otomatis menggulingkan perdana menteri.

Dari tahun 1990 hingga 1996 , presiden tiga kali membubarkan Dewan Nasional  (National Assembly). Hal ini tiga kali perdana menteri  otomatis

dijatuhkan dan tigakali pula pemilhan umum diselenggarakan pada periode tersebut.

Page 28: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI PAKISTANPerubahan dari system parlementer ke system

presidensil terjadi lagi ketika jenderal Perves Musharraf pada tanggal 12 oktober 1999 melakukan kudeta mengguling perdana  menteri Nawas Sharif.

Pada itu ia mengumumkan dirinya sebgai Chief of executive dan melakukan tugas-tugas sebagai perdana menteri sampai dengan 23 november 2002 dan pada tanggal 20 juni 2001, ia mengklaim dirinya sebgai presiden Pakistan.

Keberlangsungan demokrasi di Pakistan diuji pada masa Jenderal Musharaf.

Page 29: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Masa Republik Indonesia I ( 1945-1959) : Masa Demokrasi Konstitusional

Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 dan 1950

Masa demokrasi  (konstitusional) yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai dan yang karena itu dapat dinamakan Demokrasi Parlementer.

Page 30: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

1. Masa Republik Indonesia I ( 1945-1959) : Masa Demokrasi Konstitusional

Ir. Soekarno sebgai presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 juli yang menentukan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan demikian berdasarkan system parlementer berakhir. 

Page 31: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

2. Masa Republik Indonesia II ( 1959-1965) : Masa Demokrasi Terpimpin

Masa demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional secara formal merupakan landasannya, dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat

Ciri-ciri periode ini ialah dominasi dari presiden terbatasnya partai politik berkembangnya pengaruh komunis meluasnya peranan ABRI sebagai unsure social-politik.

Page 32: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

2. Masa Republik Indonesia II ( 1959-1965) : Masa Demokrasi Terpimpin

Dekrit 5 juli dapat dipandang sebgai suatu usaha mencari jalan keluar kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat.

UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-kurangnya  lima tahun.

Page 33: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

2. Masa Republik Indonesia II ( 1959-1965) : Masa Demokrasi Terpimpin

Akan tetapi ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini ( Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang presiden untuk dipilih kembali) yang ditentukan oleh Undang-Undang Dasar .

Partai politik dan pers yang dianggap menyimpang dari rel revolusi ditutup, tidak dibenarkan, dan dibreidel

Page 34: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

2. Masa Republik Indonesia II ( 1959-1965) : Masa Demokrasi Terpimpin

Politik  mercusuar di bidang hubungan luar negeri dan ekonomi  dalam negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi menjadi bertambah suram. 

G 30 S/PKI telah mengakhiri periode ini dan mebuka peluang untuk dimulainya masa demokrasi Pancasila.

Page 35: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Masa Demokrasi Pancasila yang merupakn demokrasi konstitusional yang menonjolkan system presidensil.

Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila, UUD 1945, serta Ketetapan-Ketetapan MPRS.

Dalam usaha meluruskan kembali penyelewengan trehadap UUD yang telah terjadi dalam Demokrasi Terpimpin, telah diadakan korektif.

Page 36: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Perkembangan lebih lanjut pada masa Republik Indonesia III (yang juga disebut sebgai orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang semakin besar.

Keberhasilan memimpin penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan menggunakan Surat Perintah 11 Maret (Super Semar) memberikan peluang yang besar kepada jenderal Soeharto untuk tampil sebgai tokoh yang paling berpengaruh di Indonesia.

Page 37: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Masa Republik Indonesia III menunjukkan keberhasilan dalam penyelenggraan Pemilu.

Pemilu diadakan secara teratur dan berkesinambungan sehingga selama periode tersebut berhasil diadakan enam kali Pemilu, masing pada tahun 1971, 1977, 1982,1987, 1992, dan 1997.

Page 38: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Namun nilai-nilai demokrasi dalam Pemilu tersebut tidak diberlakukan dalam Pemilu karena tidak ada kebebasan mimilh bagi para pemilih dan tidak ada kesempatan yang sama bagi ketiga organisasi peserta pemilu untuk memenangkan Pemilu.

Setelah fusi 1973 yang menghasilkan dua partai politik di samping golkar, tidak ada perubahan dalam pemilu karena Golkar tetap dipastikan memenangkan pemilu.

Page 39: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Namun nilai-nilai demokrasi dalam Pemilu tersebut Terlepas dari semua itu, pelaksaan Pemilu sebanyak 6 kali telah ,memberikan pendidikan poltik yang penting bagi rakyat Indonesia sehingga rakyat telah terbiasa memberikan suara dan menetukan pilihan dalam Pemilu.

Page 40: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998) : Masa Demokrasi Pancasila

Keberhasilan pemerintah Presiden Soeharto untuk menjadikan Indonesia swasembada beras pada pertengahan dasawarsa 1980-an dan pembangunan ekonomi pada masa-masa stelah itu ternyata tidak dikuti kemampuan unutk memberantas korupsi.

Mundurnya Presiden Soeharto dari kursi Presiden menjadi pertanda dari berakhirnya  masa Republik Indonesia III yang disusul oleh munculnya Republik Indonesia IV. 

Page 41: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

4. Masa Republik Indonesia IV ( 1998-sekarang) : Masa Reformasi

Masa Reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III.

Pengalamn Orde Baru mengajarkan kepada bangsa Indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa kehacuran bagi Negara dan penderitaan rakyat.

Page 42: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

4. Masa Republik Indonesia IV ( 1998-sekarang) : Masa Reformasi

Presiden Habibie yang dilantik sebgai presiden untuk menggantikan  Presiden Soeharto dapat dianggap sebagai Presiden yang akan memulai langkah-langkah demokratisasi dalam Orde Refomasi.

Oleh karena itu, langkah awal yang dilakukan pemerinahan Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting  dalam demokratisasi.

Page 43: BAB IV Demokrasi

PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

4. Masa Republik Indonesia IV ( 1998-sekarang) : Masa Reformasi

Demokratisasi telah behasil membentuk pemerintah Indonesia yang yang demokratis karena nilai-nilai demokrasi yang penting telah diterapkan melalui pelaksanaan peraturan perundangan mulai dari UUD 1945.

Demokrasi di Indonesia telah mempunyai dsar yang kuat untuk berkembang.

Page 44: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

1. Seminar Angkatan Darat II, Agustus 1966

a. Bidang Politik dan Konstitusional Demokrasi Pancasila seperti yang

dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945

Sosialisme Indonesia yang berarti masyarakat adil dan makmur.

Clan revolusioner untuk menyelesaikan revolusi ,

Page 45: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

1. Seminar Angkatan Darat II, Agustus 1966b. Bidang Ekonomi

Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara dan koperasi

Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya

Peranan pemerintah yang bersifat pembina, penunjuk jalan serta pelindung.

Page 46: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

2. Musyawarah Nasional III Persahi : The Rule of Law, Desember 1966

Azas negara hukum Pancasila mengandung prinsip:a. Pengakuan dan perlindungan hak azasi yang

mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.

b. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu kekuasaan/kekuatan lain apapun.

c. Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.

Page 47: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

3. Symposium Hak-hak Azasi Manusia, Juni 1967

Demokrasi Pancasila, dalam arti demokrasi yang bentuk-bentuk penerapannya sesuai dengan kenyataan-kenyataan dan cita-cita yang terdapat dalam masyarakat kita, setelah sebagai akibat rezim Nasakom sangat menderita dan menjadi kabur, lebih memerlukan pembinaan daripada pembatasan sehingga menjadi suatu political culturea yang penuh vitalitas.

Page 48: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

3. Symposium Hak-hak Azasi Manusia, Juni 1967

Berhubung dengan keharusan kita di tahun-tahun mendatang untuk mengembangkan a rapidly expanding economy, maka diperlukan juga secara mutlak pembebasan dinamika yang terdapat dalam masyarakat dari kekuatan-kekuatan yang mendukung Pancasila.

Oleh karena itu diperlukan kebebasan berpolitik sebesar mungkin.

Page 49: BAB IV Demokrasi

BEBERAPA PERUMUSAN MENGENAI DEMOKRASI PANCASILA

3. Symposium Hak-hak Azasi Manusia, Juni 1967

Persoalan hak-hak azasi manusia dalam kehidupan kepartaian untuk tahun-tahun mendatang harus ditinjau dalam rangka keharusan kita untuk mencapai keseimbangan yang wajar di antara 3 hal, yaitu:a. Adanya pemerintah yang mempunyai cukup

kekuasaan dan kewibawaan.b. Adanya kebebasan yang sebesar-besarnya.c. Perlunya untuk membina suatu rapidly expanding

economy.