Upload
satriamarrantiza
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
1/8
MODUL ENDOSKOPI
1. Akalasia :
Akalasia adalah tidak mampunyai bagian distal esophagus untuk relaksasi dan berkurangnya
peristaltik esophagus karena diduga terjadi inkoordinasi neuromuskuler.
Etiologi
Secara histologik ditemukan kelainan berupa degenerasi sel ganglion plexus Auerbach sepanjang
torakal esofagus. Hal ini diduga sebagai penyebab gangguan peristaltik esofagus.
Patofisiologi
Terdapat gangguan peristaltik pada daerah duapertiga bagian bawah esofagus. Tegangan sfingter
bagian bawah lebih tinggi dari normal dan proses relaksasi pada gerakan menelan tidak
sempurna. Akibatnya esofagus bagian bawah mengalami dilatasi hebat dan makanan tertimbun di
bagian bawah esofagus.
Gejala
Biasanya gejala yang ditemukan adalah disfagia, regurgitasi, nyeri di daerah substernal dan
penurunan berat badan.
Diagnosis
iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, gambaran radiologik, esofagoskopi dan
pemeriksaan manometrik.
!emeriksaan radiologik memperlihatkan gelombang peristaltik yang normal hanya
terlihat pada daerah sepertiga proksimal esofagus, tampak dilatasi pada daerah dua pertiga distal
esofagus dengan gambaran peristaltik yang abnormal atau hilang sama sekali serta gambaran
penyempitan di bagian distal esofagus yang menyerupai ekor tikus.
!emeriksaan esofagoskopi tampak pelebaran lumen esofagus dengan bagian distal yang
menyempit, terdapat sisa"sisa makanan dan cairan di bagian proksimal dari daerah penyempitan.
!emeriksaan manometrik yang khas adalah tekanan istirahat badan esofagus meningkat,
tidak terdapat gerakan peristaltik sepanjang esofagus sebagai reaksi proses menelan. Tekanan
sfingter esofagus bagian bawah normal atau meninggi dan tidak terjadi relaksasi sfingter pada
waktu menelan.
Penatalaksanaan
Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik esofagus tidak dapat
dipulihkan kembali.
#
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
2/8
2. BENDA ASING TRAKEO-BRONKIAL
Anatomi dan fisiologi trakeo"bronkial
!atofisiologi benda asing trakeo"bronkial
$
TRAKEA
Bifurkasio
karina
Kartilago
krikoid
%eaksi jaringan trakeo"bronkial akibat benda asing eksogen tergantung dari
karakteristik, ukuran dan bentuk relati&e benda asing.
$. Benda asing metal yang halus dan non obstruktif hanya menyebabkan
kongesti pembuluh darah mukosa ringan.
'. Benda asing metal yang kasar dan obstruktif menimbulkan stop &al&e
type obstruction atau one way &al&e obstruction.
(. Benda asing organic )tumbuh"tumbuhan* menimbulkan reaksi yanglebih cepat dan hebat.
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
3/8
+ejala dan tanda
!emeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis
!enegakkan diagnosis
!enatalaksanaan
'
+ejala
-Batuk tiba"tiba )coughing*
- %asa tercekik )chocking*
- %asa tersumbat )gasping*
- -enahan napas )gagging*
- -endehem
Tanda"tanda
- Tanda dan gejala aspirasi benda asing berkurang
atau menghilang )fase asimptomatik*
- +ejala dan tanda sesuai dengan lokasi
tersangkutnya benda asing )fase komplikasi*
%ujuk ke spesialis THT untuk dilakukan ekstraksi benda asing
Pemeriksaan rai!l!"ik le#er-$!raks
- Benda asing metalfoto polos pa dan lateral
- Benda asing densitas rendahfoto tehnik jaringan
lunak
- Benda asing radiolusenfoto pada akhir inspirasi
ekspirasi- /luoroskopi ' sisi )biplane fluoroscopy*
-
Pemeriksaan en!sk!%i :
- 0aringoskopi
- Bronkoskopi kaku 1 fleksibel
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
4/8
2egawat"daruratan
(
3bstruksi total jalan nafas
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
5/8
&. ATRESIA ESO'AGUS
De(inisi
Athresia 4sophagus adalah perkembangan embrionik abnormal esophagus yang menghasilkan
pembentukan suatu kantong )blind pouch*, atau lumen berkurang tidak memadai yang mecegah
perjalanan makanan 1 sekresi dari faring ke perut.
Atresia berarti buntu, atresia esofagus adalah suatu keadaan tidak adanya lubang atau muara
)buntu*, pada esofagus )5*. !ada sebagian besar kasus atresia esofagus ujung esofagus buntu,
sedangkan pada 6 "$1( kasus lainnya esophagus bagian bawah berhubungan dengan trakea
setinggi karina )disebut sebagai atresia esophagus dengan fistula*. 2elainan lumen
esophagus ini biasanya disertai dengan fistula trakeoesofagus. Atresia esofagus sering disertai
kelainan bawaan lain, seperti kelainan jantung, kelainan gastrointestinal )atresia duodeni
atresiasani*, kelainan tulang )hemi&ertebrata*.
Atresia 4sofagus termasuk kelompok kelainan kongenital terdiri dari gangguan kontuinitas
esofagus dengan atau tanpa hubungan persisten dengan trachea.
2. Pa$!(isi!l!"i
7anin dengan atresia esofagus tidak dapat menelan cairan amnion dengan efektif. !ada janin
dengan atresia esofagus dan T4/ distal, cairan amnion akan mengalir menuju trakea, ke fistula
kemudian menuju usus.
8eonatus dengan atresia esofagus tidak dapat menelan dan menghasilkan banyak air liur.
!neumonia aspirasi dapat terjadi bila terjadi aspirasi susu, atau liur. Apabila terdapat T4/ distal,
paru"paru dapat terpapar asam lambung. 9dara dari trakea juga dapat mengalir ke bawah fistula
ketika bayi menangis, atau menerima &entilasi. Hal ini dapat menyebabkan perforasi gaster akut
yang sering kali mematikan. Trakea juga dipengaruh oleh gangguan embriologenesis padaatresia esofagus. -embran trakea seringkali melebar dengan bentuk , bukan : seperti biasa.
!erubahan ini menyebabkan kelemahan sekunder pada stuktur anteroposterior trakea atau
trakeomalacia. 2elemahan ini akan menyebabkan gejala batuk kering dan dapat terjadi kolaps
parsial pada eksirasi penuh. Sekret sulit untuk dibersihkan dan dapat menjurus ke pneumonia
berulang. Trakea juga dapat kolaps secara parsial ketika makan, setelah manipulasi, atau ketika
terjadi refluks gastroesofagus; yang dapat menjurus ke kegagalan nafas; hipoksia, bahkan apnea.
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
6/8
&. E$i!l!"i
Sampai saat ini belum diketahui =at teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan
Atresia 4sofagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar ' > jika salah satu dari saudara
kandung yang terkena. Atresia 4sofagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi '$,$( dan$? dengan dugaan penyebab genetik.
8amun saat ini, teori tentang tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli
tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik !erdebatan tetang proses embriopatologi masih
terus berlanjut, dan hanya sedikit yang diketahui.
). Klasi(ikasi
Atresia 4sofagus dengan fistula trakheooesophageal distal ) ?@> ogt $$$.gross:* -erupakan
gambaran yang paling sering pada proksimal esofagus, terjadi dilatasi dan penebalan dinding
otot berujung pada mediastinum superior setinggi &etebra thoracal 1. 4sofagus distal
)fistel*, yang mana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea setinggi carina atau
$"' cm diatasnya. 7arak antara esofagus proksimal yang buntu dan fistula trakheooesofageal
distal ber&ariasi mulai dari bagian yang o&erlap hingga yang berjarak jauh .
4sofagus distal dan proksimal benar"benar berakhir tanpa hubungan dengan 4sofagus terisolasi
tanpa fistula ) C>, ogg , +ross A*
segmen esofagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggimediastinum posterior sekitar &etebra thorakalis . 4sofagus distal pendek dan berakhir pada
jarak yang berbeda diatas diagframa.
/istula trakheoesofagus tanpa atresia ),+roos 4*
Terdapat hubungan seperti fistula antara esofagus yang secara anatomi cukup intak dengan
trakhea. Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat tipis1sempit dengan diameter ("D mm dan
umumnya berlokasi pada daerah ser&ikal paling bawah. Biasanya single tapi pernah ditemukan
dua bahkan tiga fistula.
Atresia erofagus dengan fistula trakeo esofagus proksimal )'>. ogt +ross B*.
+ambaran kelainan yang jarang ditemukan namun perlu dibedakan dari jenis terisolasi. /istula
bukan pada ujung distal esofagus tapi berlokasi $"' cm diatas ujung dinding depan esofagus.
Atresia esofagus dengan fistula trakheo esofagus distal dan proksimal ) E $> ogt a, +ross *.
D
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
7/8
!ada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati )misdiagnosa* dan di terapi sebagai atresia
proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran pernapasan berulang, pemeriksaan
yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula dapat dilakukan dan diperbaiki keseluruhan.
*. Gam+aran Klinis
Ada beberapa keadaan yang merupakan gejala dan tanda atresia esofagus, antara lain
-ulut berbuih )gelembung udara dari hidung dan mulut* dan liur selalu meleleh dari mulut
bayi
Sianosis
Batuk dan sesak napas
+ejala pneumonia akibat regurgitasi air ludah dari esofagus yang buntu dan regurgitasi
cairan lambung melalui fistel ke jalan napas
!erut kembung atau membuncit, karena udara melalui fistel masuk kedalam lambung dan
usus
3liguria, karena tidak ada cairan yang masuk
Biasanya juga disertai dengan kelainan bawaan yang lain, seperti kelainan jantung, atresia
rectum atau anus.
,. Dia"n!sis
iagnosa dari atresia esofagus 1 fistula trakheoesofagus bisa ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah
satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan 9S+ prenatal yaitu
polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah
diagnosa pasti tetapi jika ditemukan harus dipikirkan kemungkinan atresia esofagus.
iagnosa Atresia 4sofagus dicurigai pada masa prenatal dengan penemuan gelembung
perut (bubble stomach)yang kecil atau tidak ada pada 9S+ setelah kehamilan $? minggu. Secara
keseluruhan sensifitas dari 9S+ sekitar
7/26/2019 Bab IV Endoskopi
8/8
4sofagus tidak mampu menelan sali&a dan ditandai dengan sali&a yang banyak, dan memerlukan
suction berulang. !ada fase ini tentu sebelumnya makan untuk pertamakali, kateter bore yang
kaku harus dapat melewati mulut hingga esofagus. !ada Atresia 4sofagus, kateter tidak bisa
lewat melebihi "$# cm dari al&eolar paling bawah. %ongent dada dan abdomen memperlihatkan
ujung kateter tertahan. isuperior mediatinum )T'"