13
BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA RAPOTIVI 4.1 Media Rapotivi Rapotivi merupakan sebuah aplikasi android yang dikelola oleh Remotivi. Berkantor pusat di Jakarta Timur, Remotivi merupakan sebuah lembaga studi dan pemantauan media. Cakupan kerjanya meliputi penelitian, advokasi, dan penerbitan. Dibentuk di Jakarta pada 2010, Remotivi merupakan bentuk inisiatif warga yang merespon praktik industri media pasca-Orde Baru yang semakin komersial dan mengabaikan tanggung jawab publiknya. Selain Rapotivi, Remotivi juga membawahi 2 forum lain yakni “Frekuensi Milik Siapa” dan juga “Tifa Foundation”. (www.remotivi.or.id). Dalam websitenya Rapotivi mengemukakan bahwa mereka memiliki tujuan untuk mengadukan tayangan TV tak sehat. Dengan dikelola Remotivi dan disponsori oleh Cipta Media Seluler, Rapotivi dirancang untuk menjembatani aspirasi warga dengan Komisi Penyiaran Indonesia. Rapotivi diharapkan dapat menjadi alat bagi warga untuk menuntut haknya atas tayangan TV yang sehat, benar, dan bermanfaat. (www.rapotivi.org) . Septi Prameswari koordinator seluruh program Rapotivi menuturkan bahwa program Rapotivi tidak hanya mengembangkan aplikasi dan website, lebih dari pada itu Rapotivi juga melakukan kampanye tentang literasi media. Kampanye dilakukan dengan 2 cara yakni secara online dan juga offline. Kampanye online dilakukan pada media media sosial dengan berbagai kreativitas seperti text dan komik. Kampenye offline dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan berbagai Universitas atau Sekolah Tinggi di Indonesia untuk mengadakan diskusi. Pada dasarnya hal utama yang menjadi bahan kampanye Rapotivi yakni Rapotivi ingin mengemukakan bahwa Rapotivi adalah media publik yang

BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

BAB IV

GAMBARAN TENTANG

RAPOTIVI DAN PENGGUNA RAPOTIVI

4.1 Media Rapotivi

Rapotivi merupakan sebuah aplikasi android yang dikelola oleh Remotivi.

Berkantor pusat di Jakarta Timur, Remotivi merupakan sebuah lembaga studi

dan pemantauan media. Cakupan kerjanya meliputi penelitian, advokasi, dan

penerbitan. Dibentuk di Jakarta pada 2010, Remotivi merupakan bentuk

inisiatif warga yang merespon praktik industri media pasca-Orde Baru yang

semakin komersial dan mengabaikan tanggung jawab publiknya. Selain

Rapotivi, Remotivi juga membawahi 2 forum lain yakni “Frekuensi Milik

Siapa” dan juga “Tifa Foundation”. (www.remotivi.or.id).

Dalam websitenya Rapotivi mengemukakan bahwa mereka memiliki

tujuan untuk mengadukan tayangan TV tak sehat. Dengan dikelola Remotivi

dan disponsori oleh Cipta Media Seluler, Rapotivi dirancang untuk

menjembatani aspirasi warga dengan Komisi Penyiaran Indonesia. Rapotivi

diharapkan dapat menjadi alat bagi warga untuk menuntut haknya atas

tayangan TV yang sehat, benar, dan bermanfaat. (www.rapotivi.org) .

Septi Prameswari koordinator seluruh program Rapotivi menuturkan

bahwa program Rapotivi tidak hanya mengembangkan aplikasi dan website,

lebih dari pada itu Rapotivi juga melakukan kampanye tentang literasi media.

Kampanye dilakukan dengan 2 cara yakni secara online dan juga offline.

Kampanye online dilakukan pada media media sosial dengan berbagai

kreativitas seperti text dan komik. Kampenye offline dilakukan dengan

menjalin kerjasama dengan berbagai Universitas atau Sekolah Tinggi di

Indonesia untuk mengadakan diskusi.

Pada dasarnya hal utama yang menjadi bahan kampanye Rapotivi yakni

Rapotivi ingin mengemukakan bahwa Rapotivi adalah media publik yang

Page 2: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

18

dapat digunakan untuk mengadukan tayangan televisi yg merugikan, tak sehat,

tak bermanfaat untuk publik secara luas. Septi juga menuturkan, semangat

awalnya karena melihat bahwa industri pertelevisian abai terhadap

kepentingan publik secara umum. Di sisi lain, publik pun tak menyadari

bahwa hak nya sebagai warga negara yg di mana seharusnya televisi

melakukan fungsinya sebagai jembatan informasi untu publik ternyata tidak

berjalan ideal. Pada intinya, Rapotivi melihat ada hak publik yg terampas,

industri pertelevisian semakin jauh dari tanggung jawabnya dan regulator pun

tidak melindungi kepentingan publik secara penuh. Itulah yg jadi latar

belakang rapotivi dan jadi bahan kampanye Rapotivi

Harapan adanya Rapotivi tentu hadirnya tayangan televisi yg sehat dan

bermanfaat serta mengedepankan kepentingan publik. Hal ini bisa terwujud

jika publik sadar dan menuntut haknya, serta regulator menjalankan

wewenangnya secara maksimal.

Cara kerja Rapotivi adalah menyediakan formulir pengaduan yang

didasarkan pada Undang undang penyiaran yang dapat diisi oleh masyarakat

pengakses media ini. Laporan tersebut yang masuk akan diverivikasi oleh

staff Rapotivi, dan jika lolos, akan diberikan kepada KPI secara berkala.

Rapotivi juga akan senantiasa memperbaharui status laporan yang telah

masuk sehingga penulis dapat memantau perkembangan laporannya. Selain

itu segala laporan yang masuk, dengan bebas akan ditayangkan pada halaman

aplikasi ini. Berikut adalah potongan halaman formulir yang disediakan

Rapotivi (1), halaman status perkembangan laporan masuk (2), dan juga

halaman utama Rapotivi yang berisi laporan – laporan masuk (3).

.

Page 3: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

19

Gambar 1

Halaman Formulir laporan pelanggaran tayangan TV pada aplikasi Rapotivi

Gambar 2

Halaman status aduan tayangan TV pada aplikasi Rapotivi

Page 4: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

20

Gambar 3

Halaman utama pada aplikasi Rapotivi

Secara teknis Rapotivi punya 1 tim verifikator. Tim verifikator, tugasnya

verifikasi aduan yg masuk. Verifikasi dilakukan dalam 2 tahap. Tahap

pertama, verifikator akan melihat terlebih dulu kelengkapan data yang masuk.

Kelengkapan tersebut meliputi judul tayangan, jam tayang, isu yang diadukan,

serta stasiun televisi yang menyiaran. Tahap ini dirasa merupakan tahap yang

paling penting bagi Rapotivi. Rapotivi merekam 11 stasiun televisi (yg ke

depan akan jadi 15 stasiun) selama 24 jam. Adapun kesebalas stasiun televisi

yang dapat direkam oleh Rapotivi sebagai berikut:

(1) TVRI / Televisi

(2) RCTI / Rajawali Citra Televisi Indonesia

(3) SCTV / Surya Citra Televisi Indonesia

(4) Indosiar

(5) MNC TV / Media Nusantara Citra

Page 5: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

21

(6) Trans TV / Televisi Transformasi Indonesia

(7) Trans 7

(8) Metro TV

(9) TV One

(10) ANTV / Andalas Televisi

(11) Global TV

Setelah dinyatakan lolos verifikasi tahap pertama, kemudian akan

dilanjutkan pada verifikasi tahap dua, yakni verifikasi konten. Setiap

tayangan yang diadukan, akan ditinjau kembali apakah benar ada potensi

pelanggaran seperti yang diadukan atau tidak. Jika benar ada, Rapotivi akan

terima aduannya dan diteruskan ke KPI.

Indikator yang digunakan adalah Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar

Program Siaran (P3SPS) yg dikeluarkan oleh KPI. Pedoman ini juga dipakai

KPI untuk memberikan sanksi kepada lembaga penyiaran selama ini. Selain

itu Rapotivi juga menggunakan peraturan atau UU lain yang relevan.

Misalnya untuk mengkaji soal kampanye pemilu di televisi. Hal Ini tidak

diatur dalam P3SPS, tetapi Rapotivi melihat ada potensi pelanggaran karena

Peraturan Komisi Pemilihan Umum tahun 2015 mengatur soal ini, sehingga

laporan tersebut tetap dapat diverifikasi dan diteuskan ke KPI. Terkait apakah

tayangan itu melanggar atau tidak pada akhirnya KPI sebagai regulator yang

menentukan. Berikut adalah potongan pilihan pelanggaran yang diberikan

Rapotivi pada formulir aduan di aplikasi Rapotivi.

Page 6: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

22

Gambar 4

Pilhan pelanggaran sesuai P3SPS

Sejauh ini Rapotivi meneruskan aduan yang masuk melalui rapotivi ke

KPI dengan 2 cara. Pertama via email, metode ini secara otomatis akan

terkirim saat aduan telah lolos verifikasi. Dan kedua, sebulan sekali

dikirimkan kompilasi aduan via pos. Awalnya Rapotivi berharap setiap bulan

bisa audiensi langsung dengan KPI untuk membahas aduan yg masuk ke

rapotivi dan tindak lanjutnya dari KPI. Tapi ternyata kpi kurang membuka

pintunya lebar-lebar sehingga audiensi sulit dilakukan. Sejauh ini, yang

Rapotivi upayakan untuk tindak lanjut aduan rapotivi adalah memantau surat

keputusan kpi tentang sanksi tayangan melalui website KPI. Dari data

Rapotivi, kurang lebih 20% dari aduan yg diteruskan kpi mendapat tindak

lanjut.

Sejak diluncurkan 21 feb 2015, Rapotivi menilai bahwa respon publik

terhadapnya positif. Dalam artian, pengguna dan pengunduh aplikasi diatas

ekspektasi dan target awal Rapotivi. Begitu juga yang memberikan aduan

Page 7: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

23

tayangan via Rapotivi. Kesimpulan Rapotivi terkait hal ini bahwa selama ini

publik sadar kalau tayangan televisi tidak sehat dan mengabaikan hak publik

hanya saja publik tidak tahu hrs mengadukan ke mana dan lewat apa.

Rapotivi juga memiliki sistem Reward atau penghargaan bagi para

pengguna setianya. Bentuk dari penghargaan yang diberikan adalah

pemberian status “guru” dan “kepala sekolah” Rapotivi kepada penulis yang

memiliki intensitas pelaporan yang cukup banyak. Untuk setiap laporan yang

lolos akan diberikan nilai 10 poin, bagi penulis yang telah mengumpulkan

100 poin akan mendapat predikat sebagai “guru tetap”. Akumulasi

selanjutnya berdasarkan standart Rapotivi poin penulis terbanyak akan

mendapat predikat “kepala sekolah”. Bagi penulis atau penggun ayang telah

mendapatkan predikat “guru tetap” dan “kepala sekolah”, Rapotivi

menyediakan souvenir berupa kenang – kenangan yang akan dikirimkan

melalui paket kepada pengguna dimanapun ia berada di Indonesia.

4.2 Pengguna Rapotivi

Dalam pengaplikasiannya, Rapotivi menyediakan kolom nama penulis/

pelapor, nama pelapor tersebut akan tertera pada bagian bawah laporannya.

Hal ini dimanfaatkan penulis untuk mencari sample secara random orang-

orang yang telah melakukan pelaporan pelanggaran televisi melalui Rapotivi.

Berikut beberapa hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis secara online

(chat) dengan para pengguna.

4.2.1 Pengguna I

4.2.1.1 Latar Belakang Pengguna I

Pengguna pertama bernama Dian Sukma Anindhita, laki-laki

asal Kudus ini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dibidang

tekhnologi. Saat penelitian ini dilakukan, Dian berusia 20 tahun.

Latar belakang pendidikannya hingga jenjang SMK, namun karena

intensitasnya yang cukup tinggi dalam memberikan laporan,

Rapotivi telah memberinya penghargaan sebagai kepala sekolah

Page 8: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

24

pertama Rapotivi, dan kepadanya juga telah diberikan kenang-

kenangan.

4.2.1.2 Penilaian terhadap Tayangan Televisi

Menurutnya Televisi sekarang lebih banyak mengarah pada

program bersifat entertain atau hiburan daripada ke arah edukasi

atau pendidikan, dan seringkali menimbulkan lebih banyak terpaan

dampak negatif kepada penontonnya yang dinilai tidak seimbang

dengan terpaan dampak positifnya. Dian memberi contoh di tahun

90an acara MTV (Music Televisi) sangat digemari remaja untuk

melihat klip musik, sekarang acara musik lebih banyak diisi

dengan konten humor dibandingkan musik itu sendiri.

Berdasarkan pelaorpan yang pernah ia lakukan, pelanggaran yang

paling sering adalah kekerasan, dan penayangan privasi seseorang.

“Media di Indonesia harusnya lebih baik, menyiarkan konten

yang mengedukasi masyarakat dan tidak memprovokasi.

Menghadirkan lebih banyak siaran edukasi dibandingkan siaran

hiburan seperti sinetron dll”, ujarnya. Menurutnya masyarakat

Indonesia harus lebih selektif melihat siaran televisi dan jangan

terprovokasi terhadap terpaan konten yang disajikan.

Begitu pula dengan KPI, “ KPI harus tegas dalam memberi

teguran terhadap siaran. Lembaga KPI saat ini adalah ujung

tombak terhadap kualitas siaran itu sendiri. Kalo KPI lembek ya

siaran Televisi menjadi sembarangan”, ujarnya.

4.2.1.3 Mengetahui Rapotivi & Intensitas Pelaporan

Perkenalannya dengan Rapotivi hanya dari ketidaksengajaan

(iseng) menemukan aplikasi ini di googleplay tahun 2015 lalu.

Awalnya hanya coba–coba saja, tetapi lama kelamaan ia mengaku

ketagihan menulis laporan di Rapotivi. Beberapa laporan yang

pernah ditulis : program Katakan Putus ; Sinetron Ganteng–Ganteng

Srigala ; Sinetron Anak Jalanan. Dian mengaku dalam satu hari

Page 9: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

25

biasanya memberikan setidaknya 2 laporan pada Rapotivi. Ia juga

tak tanggung tanggung turut membantu mempromosikan Rapotivi

secara sukarela pada beberapa kesempatan. Ia pun merasa bangga

menjadi penulis dan juga menjadi bagian dari Rapotivi.

4.2.2 Pengguna II

4.2.2.1 Latar Belakang Pengguna II

Pengguna kedua bernama Christhalia Rizky Agatha. Christa

adalah seorang mahasiswi jurusan Penerbitan Politeknik Negri

Media Kreatif. Pembelajaran sehari–harinya berkaitan dengan

bidang jurnalistik dan juga seni jurnalistik. Dari pendidikannya

tersebut Chritsa mengaku bahwa persoalan tentang kualitas tayangan

televisi sering kali ia dengar dalam beberapa kesempatan.

4.2.2.2 Penilaian terhadap Tayangan Televisi

Christa mengaku kesal terhadap tayangan televisi yang

diyakininya dapat merusak moral kedua adiknya yang gemar

menonton televisi. Menurutnya banyak tayangan televisi yang yang

dibuat-buat / direkayasa sehingga tidak sesuai dengan kenyataan

yang wajar dan sebenarnya. “Menurut saya acara tv Indonesia

kurang mendidik, membuat orang yang menontonnya jadi berandai-

andai terlalu jauh. Saya lihat juga tayangan tv mengejar tayang dan

keuntungan tanpa di saring terlebh dahulu. Seharusnya kualitas

tayangan meliputi penelitian terlebih dahlu ke masyarakat umum apa

yg di butuhkan masyarakat, bermanfaat atau tidak, Bermoral atau

tidak, bahasa yang di gunakannya juga, Alur ceritanya harusnya

jangan dibuat2”, ujar Christa.

4.2.2.3 Mengetahui Rapotivi & Intensitas Pelaporan

Perkenalannya dengan media Rapotivi berawal saat ia

menemukan media ini secara tidak sengaja di media internet. Ia

pernah menulis sebanyak 3 kali di media Rapotivi untuk melaporkan

tayangan televisi yang dirasa kurang berkualitas, diantaranya :

Page 10: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

26

Sinetron Anak Jalanan ; Sinetron 7 Manusia Harimau ; dan Variety

Show Dahsyat. Akan tetapi Christa merasa apa yang ia lakukan

dengan melaporkan di Rapotivi masih kurang efektif , pasalnya

meskipun sudah banyak laporan yang masuk tentang satu program

tayangan, namun kenyataanya tayangan / program tersebut masih

terus diproduksi.

Ia sendiri seringkali juga mengkritik tayangan televisi melalui

akun facebook dan blog nya, namun menurutnya cara itu juga tidak

efektif. Christa juga bercerita pengalamnya saat berkesempatan

memberikan kritik terhadap kualitas tayangan televisi pada sebuah

acara seminar kampus yang dihaddiri oleh seorang pekerja media.

Saat ditanya mengenai kualitas tayangan televisi, sang narasumber

menjawab dengan alasan rating.

4.2.3 Pengguna III

4.2.3.1 Latar Belakang Pengguna III

Pengguna ketiga adalah Nofita Kurnia Dewi. Wanita lulusan

fakultas pertanian UGM 2016 ini berdomisiili di Purworejo. Nofita

memiliki ketretarikan untuk bekerja di stasiun televisi, dan beberapa

kali sudah mengajukan lamaran kerja ke stasiun televisi. Menurutnya

bekerja di dunia pertelevisian membuatnya mampu menuangkan

segala kreativitas yang dimiliki, hal ini membuat Nofita tertantang

dengan dunia pertelevisian meskipun latar belakang pendidikannya

dalah seorang sarjana pertanian.

4.2.3.2 Penilaian terhadap Tayangan Televisi

Menurutnya tayangan televisi masih banyak yang bagus

namun sayangnya penempatan tayangan yang bagus justru tidak pada

waktu atau jam jam prime time. Sebaliknya tayangan yang kurang

baik diletakan pada jam jam prime time. Tayangan yang bagus

menurutnya adalah tayangan yang bisa menghibur dan memberikan

manfaat setelah kita menonton, baik informasi, edukasi dan lain

Page 11: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

27

sebagainya. Setidaknya acara televisi yang bagus yakni yang tidak

menampilkan kekerasan atau menebar kebencian. Berikut contoh

acara yang bagus menurut Nofita, sapa indonesia kompas tv; laptop si

unyil trans 7; hitam putih trans 7. Sedangkan tayangan yang kurang

baik adalah tayangan yang menampilkan kekerasan, yang

menampilkan unsur kebencian, dan yang menjadikan kehidupan

pribadi talent sebagai tontonan.

Kebanyakan sinetron dinilai memiliki adegan – adegan yang

kurang layak untuk dipertontonkan seperti, bertengkar, cekcok mulut,

berkelahi dan juga menceritakan kehidupan yang jauh dari realita.

Nofita menilai sebenarnya jika sinetron indonesia dikemas lebih baik

dengan mengurangi adegan-adegan kekerasan, sinetron itu dapat

dinikmati publik sebagai hiburan. Demikian juga dengan infotainment.

Sayangnya infotainment dinilai seringkali memberikan narasi yang

tidak netral dan menyudutkan.

4.2.3.3 Mengetahui Rapotivi & Intensitas Pelaporan

Awal perkenalan dengan Rapotivi dimulai sekitar satu tahun

lalu melalui Twitter, karena merasa pensaran kemudian Nofita Follow

twitter Rapotivi dan beberapa kali membuka websitenya. Setelah

belakangan merasa “gregetan” melihat tayangan televisi yang dinilai

kurang baik dan berisi kekerasan frontal, Nofita baru memutuskan

untuk memberikan laporan. Nofita pernah menulis di Rapotivi

sebanyak 2 kali laporan. Laporan pertama yakni terhadap sinetron

Anak Jalanan, sedangkan laporan kedua adalah Infotainment Fokus

Selebriti.

Aplikasi Rapotivi dinilai efektif untuk menyampaikan

laporan keluhan tayangan televisi karena memiliki akses untuk

diteruskan pada KPI. Nofita sendiri sempat menengok kembali satu

dari dua laporannya, ternyata lolos verifikasi dan statusnya kini sudah

diteruskan ke KPI.

Page 12: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

28

Dari ketiga narsumber diatas, penulis menarik beberapa kesamaan. Pada

umumnya masyarakat Indonesia dalam hal ini masyarakat yang menonton

televisi tidak hanya memanfaatkan teknologi televisi saja, saat ini

perkembangan teknologi komputer, gadget, internet sudah menjadi hal yang

sangat sering menerpa mereka(1). Meskipun demikian, televisi masih menjadi

salah satu media yang sering mereka konsumsi(2). Dalam mengkonsumsi

tayangan televisi ini sebenarnya pemirsa memiliki potensi untuk menilai

terhadap tayangan yang mereka lihat. Potensi penilaian ini selanjutnya

membuat mereka berfikir kritis tentang isi tayangan yang berhubungan dengan

sesuatu yang baik dan yang tidak baik(3).

Media Rapotivi digunakan oleh mereka untuk menyampaikan hasil

pemikiran kritis mereka tentang sesuatu yang tidak baik dari tayangan televisi

(4). Dalam pengaplikasiannya, mereka secara tidak langsung dituntut untuk

mengetahui peraturan negara atau batasan – batasan yang dibuat dan dilegalkan

legal oleh lembaga negara dalam hal ini yang berhubungan dengan

pertelevisian tentang sebuah tayangan yang baik dan benar serta layak

dikonsumsi publik(5). Pada akhirnya pengguna Rapotivi akan kembali

mengevaluasi peran dan guna media ini dalam fungsinya membantu mereka

menyampaikan pendapat kepada lembaga yang independen(6). Seluruh proses

ini menyimpulkan bahwa pemirsa televisi bukan sekedar penonton pasif namun

mereka memiliki kendali terhadap tayangan televisi yang mereka lihat(7).

4.3 Komisi Penyiaran Indonesia

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) merupakan lembaga milik negara yang

mengatur tentang penyiaran publik baik itu televisi maupun radio. Tugas dan

wewenang KPI diatur dalam Undang-undang penyiaran, oleh sebab itu KPI

memiliki kuasa untuk mengatur sistem penyiaran di Indonesia.

KPI memiliki produk yakni seperangkat aturan tentang pedoman penyiaran

televisi yang disebut P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standart

Program Siaran). Aturan ini bersifat mengikat dan memaksa kepada seluruh

Page 13: BAB IV GAMBARAN TENTANG RAPOTIVI DAN PENGGUNA …

29

lembaga penyiaran Indonesia. KPI sendiri berhak untuk memberikan sanksi

kepada lembaga penyiaran yang tidak sesuai dengan standart yang mereka

berikan.

Untuk membantu kinerjanya, KPI memiliki website KPI yang merupakan situs

resmi milikinya. Webiste ini digunakan untuk mengupdate segala kegiatan

KPI, memberikan edukasi tentang literasi media, Formulir aduan tayangan

bermsalah, peraturan tentang penyiaran Indonesia, dan juga tindaklanjut

terhadap televisi atau radio yang memiliki pelanggaran dalam penyiaran.

Fasilitas ini dapat diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan bantuan

teknologi.