181
57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota Madiun merupakan salah satu wilayah pemerintahan Provinsi Jawa Timur bagian barat yang mempunyai letak strategis. Kota Madiun menjadi perlintasan transportasi darat utama antar Provinsi di pulau Jawa, diantaranya dilewati jalur Surabaya Madiun Solo Jakarta, Surabaya Madiun Solo Bandung. Kota Madiun juga merupakan kota transit yang cukup strategis karena menjadi pilihan jalur yang mudah dilalui oleh transportasi bus maupun kereta api serta mendukung daerah hinterland yang mempunyai potensi budaya dan pariwisata yang cukup terkenal. Secara geografis, Kota Madiun terletak pada 111° s.d 112° Bujur Timur dan 7° s.d 8° Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Madiun kurang lebih 33,23 km 2 yang terbagi dalam 3 (tiga) kecamatan dan 27 Kelurahan. Batas wilayah Kota Madiun yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dan Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan, serta sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kota Madiun

1. Gambaran Wilayah

Kota Madiun merupakan salah satu wilayah pemerintahan Provinsi Jawa

Timur bagian barat yang mempunyai letak strategis. Kota Madiun menjadi

perlintasan transportasi darat utama antar Provinsi di pulau Jawa, diantaranya

dilewati jalur Surabaya – Madiun – Solo – Jakarta, Surabaya – Madiun – Solo –

Bandung. Kota Madiun juga merupakan kota transit yang cukup strategis karena

menjadi pilihan jalur yang mudah dilalui oleh transportasi bus maupun kereta api

serta mendukung daerah hinterland yang mempunyai potensi budaya dan

pariwisata yang cukup terkenal.

Secara geografis, Kota Madiun terletak pada 111° s.d 112° Bujur Timur

dan 7° s.d 8° Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Madiun kurang lebih 33,23 km2

yang terbagi dalam 3 (tiga) kecamatan dan 27 Kelurahan. Batas wilayah Kota

Madiun yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Madiun Kabupaten

Madiun, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Geger Kabupaten Madiun,

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun dan

Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan, serta sebelah timur berbatasan dengan

Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

58

Gambar 3. Peta Kota Madiun

Sumber: RPJMD Kota Madiun 2014-2019

Kota Madiun berada pada daratan dengan ketinggian 63 hingga 67 meter

dari permukaan laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut

terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan

air laut terletak di sebelah selatan. Rentang temperatur udara di Kota Madiun

antara 200C hingga 350C.

Ditinjau dari kondisi topografi wilayahnya, Kota Madiun terletak di

lembah sungai Madiun yaitu sekitar 30 km di sebelah selatan pertemuan antara

sungai Madiun dan Sungai Bengawan Solo dan berada pada ketinggian rata-rata

65 m diatas permukaan laut. Keadaan topografi di Kota Madiun di bagian selatan

mempunyai ketinggian 67 m di atas permukaan laut dan di bagian utara 64 m,

sedangkan di bagian tengah ketinggiannya 63 m di atas permukaan laut.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

59

Perbedaan ketinggian antara bagian wilayah yang satu dengan wilayah yang

lainnya sangat kecil dengan kemiringan rata-rata 0-2% atau dapat dikatakan relatif

datar. Kondisi tersebut merupakan potensi besar untuk pengembangan fisik kota.

Berdasarkan aspek geologi, struktur dan karakteristik lahan dan potensi

kandungan di Kota Madiun sebagian besar terdiri dari Aluvium dan jenis

tanahnya termasuk alluvial yang mempunyai kadar mineral dan organisme yang

cukup tinggi. Hal ini disebabkan jenis tanah tersebut merupakan campuran dari

tanah liat dengan pasir halus yang berwarna hitam kelabu dengan daya penahanan

air yang cukup baik dan dapat menyerap air. Kedalaman efektif tanah di Kota

Madiun sebagian besar mempunyai kedalaman di atas 90 cm dengan kemiringan

lahan yang relatif datar maka kondisi lahan di kota ini relatif tidak mengalami

erosi.

Hidrologi Kota Madiun terdiri dari air tanah dan air permukaan tanah.

Sumber air tanah dan air permukaan tanah selain dari dasar tanah dan permukaan

tanah juga berasal dari 2 (dua) sungai yang melewati Kota Madiun yaitu Sungai

Catur dan Sungai Madiun. Selain itu terdapat pula anak-anak Sungai Madiun

yaitu: Sungai Sono dan Sungai Piring yang merupakan saluran irigasi lahan

pertanian di wilayah kota.

Kondisi klimatologis Kota Madiun dipengaruhi oleh faktor keadaan iklim,

kondisi geografis dan perputaran arus udara. Dilihat dari rata-rata curah hujan

yang terjadi sejak 5 (lima) tahun terakhir dapat dikatakan bahwa musim

penghujan di Kota Madiun terjadi antara bulan Desember sampai dengan Mei,

sedangkan kemarau terjadi antara bulan Juni sampai dengan bulan November.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

60

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir curah hujan yang terjadi di Kota

Madiun termasuk kategori menengah yaitu antara 101 – 300 mm/bulan. Kondisi

tersebut dapat mempengaruhi jumlah air di permukaan tanah dan ketersediaan air

di dalam tanah serta sangat potensial untuk kegiatan pertanian.

2. Pengembangan Wilayah

Kota yang secara geografis memiliki nilai strategis sebagai salah satu urat

nadi untuk mendukung perekonomian di Provinsi Jawa Timur yang tumbuh pesat

dari waktu ke waktu, perlu dilakukan penataan kawasan secara berkelanjutan baik

untuk jangka menengah maupun untuk jangka panjang. Pengelolaan kawasan-

kawasan yang dilakukan secara pararel, telah memberi dampak positif terhadap

pertumbuhan perekonomian Kota Madiun. Oleh karena itu, dalam 5 (lima) tahun

kedepan penanganan pengelolaan kawasan potensial tersebut akan dilakukan,

dengan titik fokus pada pengembangan kawasan-kawasan yang selama ini

berkontribusi pada penerimaan pendapatan Pemerintah Kota Madiun. Penyiapan

kawasan-kawasan tertentu dalam kaitannya dengan pertumbuhan Kota Madiun

yang pesat dimasa depan meliputi, antara lain :

a. Kawasan untuk Pengembangan Pertanian

Pengembangan pertanian diarahkan dalam rangka untuk terwujudnya

kedaulatan pangan di Kota Madiun khususnya, mewujudkan kedaulatan

pangan di Provinsi Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.

Pengembangan pertanian yang dimaksud meliputi pengembangan tanaman

padi dan palawija. Dalam 5 (lima) tahun kedepan lahan yang dipertahankan

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

61

untuk lahan persawahan seluas 1.007 Ha yang berada pada Kecamatan

Manguharjo, Kecamatan Taman dan Kecamatan Kartoharjo.

b. Kawasan untuk Pengembangan Perikanan

Pengembangan bidang perikanan terfokus pada pengembangan ikan air

tawar, yaitu ikan lele. Berdasarkan analisis data 5 (lima) tahun yang lalu,

produksi ikan lele telah mencapai produksi rata-rata sekitar 30.874 ton sampai

dengan 32.380 ton per tahun. Hal ini telah memberi kontribusi yang signifikan

terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat

yang belum memiliki pekerjaan tetap. Oleh karena itu, pengelolaan bidang

perikanan akan terus didorong, sehingga diakhir periodesasi RPJMD ini

produksi ikan air tawar dapat ditingkatkan menjadi sekitar 8.500 ton sampai

dengan 10.000 ton.

c. Kawasan untuk Pengembangan Peternakan

Pengembangan peternakan merupakan salah satu bidang yang mempunyai

peluang untuk terus dikembangkan dalam 5 (lima) tahun kedepan. Tujuan dari

pengembangan bidang peternakan adalah agar peningkatan tambahan

pendapatan masyarakat, terutama para petani mengingat jenis ternak yang

diternak dan dikembangkan dari jenis ternak yang terbiasa dipelihara seperti

ternak sapi, kerbau, kambing, ayam dan bebek.

d. Kawasan untuk Pengembangan Perkebunan

Memperhatikan data dan informasi perkembangan bidang urusan

perkebunan periode 5 (lima) tahun yang lalu, maka pengelolaan bidang urusan

perkebunan untuk 5 (lima) tahun kedepan akan menjadi salah satu fokus yang

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

62

akan didorong untuk terus dikembangkan. Terkait dengan hal tersebut, maka

Pemerintah Kota Madiun akan terus mewujudkan bidang ini yang diharapkan

bisa menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat. Oleh karena itu, lahan

yang dipertahankan untuk kegiatan dimaksud relatif cukup luas yaitu 120 Ha

di wilayah Kecamatan Manguharjo, Kecamatan Taman dan Kecamatan

Kartoharjo. Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat terpacu untuk

mengembangkan bidang urusan perkebunan sebagai salah satu alternatif usaha

dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.

e. Kawasan untuk Pengembangan Industri

Bidang urusan industri, merupakan salah satu bidang yang terus

berkembang dari waktu ke waktu. Data dan informasi dalam 5 (lima) tahun

yang lalu menunjukan bahwa bidang urusan industri telah memberi kontribusi

yang relatif cukup signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan daerah. Oleh

karena itu, untuk pengembangan industri kedepan Pemerintahan Kota Madiun

sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah, telah menyiapkan pula lahan untuk bidang urusan industri

seluas 22,7 Ha di Wilayah Kecamatan Manguharjo dan Kecamatan Taman.

f. Kawasan untuk Pengembangan Pariwisata

Pariwisata dalam 5 (lima) tahun yang lalu belum mendapatkan dukungan

sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan, padahal potensi dan

jenis wisata yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Madiun yang dapat

dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan nusantara (wisnus)

maupun wisatawan mancanegara (wisman) perlu terus dikembangkan dalam

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

63

upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Ada beberapa lokasi wisata yang memiliki nilai jual yang dapat terus

dipromosikan, antara lain yaitu kawasan wisata spritual, kawasan wisata

kuliner, kawasan wisata cagar budaya dan kawasan wisata belanja/shoping

centre. Dengan pengembangan potensi kawasan wisata yang dimaksud,

diharapkan memberikan dampak ganda dalam rangka mempercepat

pembangunan Kota Madiun.

g. Kawasan untuk Permukiman

Berdasarkan hasil registrasi data yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil lima tahun terakhir, bahwa sampai

dengan akhir tahun 2013 jumlah penduduk Kota Madiun berjumlah 207.381

jiwa yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan. Sebagai salah satu kota strategis di

Provinsi Jawa Timur yang terus membangun dan berkembang seiring dengan

dinamika masyarakat Madiun dan sekitarnya, maka pertumbuhan penduduk

Kota Madiun dari tahun ke tahun ikut berkembang dengan pesat, sehingga jika

tidak dikendalikan akan menjadi problem tersendiri, terutama masalah yang

terkait dengan ruang lingkup sosial, ekonomi dan politik pada satu sisi. Pada

sisi lain pertumbuhan penduduk juga secara pararel memerlukan tersedianya

lahan yang memadai untuk berbagai aktivitas, seperti perumahan, fasilitas

sosial, fasilitas umum, pasar, rumah sakit dan terminal.

h. Kawasan untuk Pengembangan Aktivitas Lainnya

Untuk memenuhi berbagai aktivitas sebagaimana telah diuraikan pada

huruf a sampai g diatas, Pemerintah Kota Madiun juga telah menyiapkan

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

64

lahan untuk permukiman penduduk dan berbagai aktivitas lainnya terdiri dari

kawasan untuk perdagangan dan jasa, yang meliputi: perdagangan dan jasa

seluas 132,70 ha, jalur perlintasan kereta api seluas 56 km2, kawasan untuk

peningkatan pertahanan dan keamanan seluas 39,37 ha.

3. Visi Misi Kota Madiun

a. Visi

Visi merupakan keadaan masa depan yang diharapkan dan berbagai

upaya yang akan dilakukan melalui program-program pembangunan yang

disalurkan melalui program-program pembangunan yang ditawarkan oleh

Kepala Daerah yang terpilih. Visi dapat juga dimaknai sebagai pernyataan

cita-cita atau keinginan atau impian sebuah kondisi yang ingin dicapai di masa

depan. Kondisi yang dicita-citakan atau diimpikan tersebut adalah kondisi

yang di akhir periode dapat diukur capaiannya melalui berbagai usaha

pembangunan. Visi Kota Madiun yang ingin diwujudkan untuk periode 5

(lima) tahun ke depan menggambarkan tujuan utama penyelenggaraan

pemerintah, yang dapat terwujud melalui upaya pemerintah, ialah:

“TERWUJUDNYA KOTA MADIUN YANG LEBIH MAJU DAN

SEJAHTERA”

Visi tersebut diatas, memiliki makna yang sangat dalam dan mendasar

serta strategis, sebagai landasan bagi seluruh masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan di Kota Madiun pada satu sisi. Disisi lain merupakan target

capaian yang menjadi keinginan dan cita-cita serta impian yang akan

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

65

diwujdukan oleh Walikota dan Wakil Walikota Madiun dalam 5 (lima) tahun

kedepan. Lebih tepatnya, Makna dalam visi tersebut adalah:

- Lebih Maju, menunjukkan bahwa Kota Madiun senantiasa

meningkatkan kualitas pembangunan di segala bidang untuk

mewujudkan diri sebagai daerah yang modern menurut ukuran dan

tuntutan nilai-nilai universal yang tidak menyimpang dan atau

bertentangan dengan nilai-nilai agama, tidak bertentangan dengan adat

istiadat dan tidak berseberangan dengan nilai-nilai budaya dan kearifan

lokal yang berkembang di masyarakat.

- Lebih Sejahtera, bermakna Kota Madiun memiliki kondisi dimana

seluruh kehidupan masyarakat berdimensikan nilai sosial, budaya,

ekonomi, politik yang diarahkan untuk semata-mata pada terwujudnya

masyarakat terpenuhinya segala kebutuhan dasarnya. Sehingga

diharapkan akan memiliki kemampuan individu yang terampil dalam

rangka mendorong terwujudnya daya saing pemerintahan daerah, dan

kemandirian secara sosial ekonomi. Dengan pemahaman makna

tersebut, maka inti dari kesejahteraan adalah kondisi masyarakat yang

relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun material

secara layak dan berkeadilan sesuai dengan perannya dalam

kehidupan.

b. Misi

Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama

yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan daerah.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

66

Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang

akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh karena itu, dengan rumusan

misi yang baik akan dapat membantu memberi gambaran tentang visi yang

ingin dicapai dan menjelaskankan langkah-langkah upaya yang perlu

dilakukan untuk mencapai visi. Rumusan misi menjadi penting untuk

memberikan kerangka berfikir dan kerangka bertindak untuk mencapai tujuan,

sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan

yang akan dilalui untuk mencapai visi yang dimaksud. Upaya untuk

mewujudkan visi tersebut, maka dijabarkan menjadi 4 (empat) misi

pembangunan kota, yaitu:

1) Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat;

2) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan

berwibawa;

3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik;

4) Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat.

4. Makna Lambang

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

67

Berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun

Nomor 4 Tahun 1970:

a. Makna Lambang

1) Perisai sebagai dasar lambang dasar warna hijau tua, bermakna

sebagai penjagaan dan perlindungan, dalam arti luas ialah

pembinaan, keselamatan dan kesejahteraan penduduk dan

pemerintah;

2) Dua Gunung dan Sungai warna baru dan putih, langit cerah warna

kuning serta tanah subur warna hijau muda, bermakna letak Kota

Madiun di daerah yang subur, diatara Gunung Lawu dan Gunung

Wilis dimana mengalir Bengawan Madiun;

3) Fondamen terdiri atas 5 (lima) batu utama warna merah, bermakna

dasar Pemerintah Daerah yang demokratis bersendi pada Pancasila;

4) Tugu warna putih, bermakna persatuan dan pengabdian yang

dijiwai semangat Proklamasi 17 Agustus 1945;

5) Keris Pusaka Tundung Madiun warna hitam, bermakna kejayaan,

kepribadian dan sebagai penolak bahaya.

6) Padi dan Kapas warna kuning emas, setangkai padi terdiri dari atas

17 (tujuh belas) butir, setangkai kapas terdiri dari atas 8 (delapan)

bunga dan 9 (sembilan) daun bermakna kemakmuran dan

kesejahteraan sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945.

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

68

b. Makna Warna

1) Hijau tua dan hijau muda berarti kesuburan, kemakmuran dan

kesejahteraan;

2) Kuning dan kuning emas berarti kebesaran dan kekayaan;

3) Biru berarti ketentraman dan kesetiaan;

4) Putih berarti kesucian;

5) Merah berarti keberanian;

6) Hitam berarti keabadian.

Secara keseluruhan, lambang daerah Kota Madiun adalah Pemerintah

Daerah yang demokratis dengan penuh kesetiaan, keberanian dan kesucian,

sebagai pelindung rakyat, mengabdi dan berjuang atas dasar jiwa proklamasi

17 Agustus 1945 menuju terciptanya masyarakat adil makmur dan sejahtera

berlandaskan Pancasila.

B. Gambaran Umum PG. Rejo Agung Baru

1. Sejarah Perusahaan

PG. Rejo Agung Baru Madiun semula didirikan pada tahun 1894 oleh NV

Handel Mykian Gwan yang kemudian berubah menjadi Oci Tiong Ham Concern

sebagai induk perusahaannya dengan status kepemilikan 100% dipegang swasta.

Berdasarkan keputusan Pengadilan Ekonomi Semarang No. 32/1961 tanggal 10

Juli 1961 Pemerintah RI mengambil alih perusahaan milik Oci Tiong Ham

Concern. Kegiatan produksi tetap berjalan di bawah penguasaan Menteri/Jaksa

Agung.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

69

Tanggal 20 Juli 1963 pengelolaan atas perusahaan eks Oci Tiong Ham

Concern diserahterimakan dari Menteri/Jaksa Agung kepada Menteri Urusan

Pendapatan Pembiayaan dan Pengawasan (P3) yang sekarang dinamakan

departemen keuangan RI. Pada tahun 1964, permerintah RI membentuk suatu

perseroan terbatas yang diberi nama PT. Perusahaan Perkembangan Ekonomi

Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Industri (PT. Rajawali Nusindo) yang

berpusat di Jakarta yang bidang kegiatannya meliputi dua bidang, yaitu:

a. Bidang Komersial, misalnya ekspor impor obat-obatan

b. Bidang industri, yaitu pabrik gula atau industri gula’

Pada tahun 1974, PT PPEN RNI disesuaikan bentuk badan hukumnya

menjadi perusahaan PERSERO menjadi BUMN. Tahun berikutnya dibuat

ketetapan bahwa seluruh saham PG. Rejo Agung Baru Madiun adalah milik PT.

Rajawali Nusantara Indonesia. Bentuk badan hukumnya adalah PG. Rejo Agung

Baru dengan status kepemilikan BUMN. Hingga tahun 1997 terjadi perubahan

terhadap PG. Rejo Agung Baru menjadi PT. Rajawali I Unit PG. Rejo Agung

Baru Madiun.

2. Visi Misi Perusahaan

a. Visi

Visi dari PG Rejo Agung Baru Madiun selama ini adalah:

- Menjadi industri berbasis tebu yang unggul dalam persaingan

global dan berwawasan lingkungan berlandaskan tata kelola

perusahaan yang baik.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

70

b. Misi

Misi untuk mewujudkan visi tersebut, maka dijabarkan menjadi 2 (dua)

misi, yaitu:

- Meningkatkan kinerja terbaik melalui pencapaian produktivitas dan

efektivitas, berorientasi kualitas produk, pelayanan pelanggan

prima serta menjadi perusahaan yang memiliki komitmen tinggi

terhadap kelestarian lingkungan

- Melakukan langkah-langkah inovasi, diversifikasi dan ekspansi

untuk tumbuh berkembang berkelanjutan.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4. Struktur Organisasi PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Bagian SDM & Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

71

PG. Rejo Agung Baru Madiun dipimpin oleh seorang General Manager

yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. General Manager juga

bertanggung jawab dalam memimpin, mengendalikan dan mengarahkan

perusahaan. Selain tugas dan tanggung jawab diatas, tugas seorang General

Manager adalah:

a. Bidang Intern

- Melakukan pengawasan untuk kelancaran produksi agar tidak terjadi

kebocoroan di bidang keuangan;

- Memberi petunjuk dan pengarahan kepada kepala bagian sehingga

tercipta kelancaran dan kedisiplinan kerja yang baik bagi semua

karyawan; dan

- Membuat kebijakan-kebijakan perusahaan untuk menunjang rancangan

kerja yang telah ditetapkan oleh direksi.

b. Bidang Ekstern

- Memanfaatkan dan menggali potensi sumber usaha; dan

- Sebagai sumber bahan informasi yang nantinya dapat memberikan

acuan pada seluruh pengambilan langkah-langkah kebijakan untuk

perusahaan.

c. Bidang Hubungan dan Direksi

- Memberikan laporan yang telah ditetapkan direksi;

- Memberikan usulan/gagasan yang menambah kelancaran produksi;

- Menyampaikan anggaran tiap tahun.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

72

Ketika menjalani beberapa tugasnya, seorang General Manager akan

dibantu oleh beberapa kepala bagian, yaitu:

a. Kepala Bagian Tanaman

Tugas Kepala Bagian Tanaman adalah melaksanakan kebijakan direksi

dan ketentuan Direktur dalam bidang pembudidayaan tebu dan penyediaan

tebu, rencana tebang dan angkut serta kegiatan lain yang menyangkut

penyediaan bahan baku tebu, diantaranya adalah:

1) Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal tanaman;

2) Menyusun rencana kebutuhan awal tanaman untuk waktu yang akan

datang;

3) Menyusun komposisi tanaman mengenai letak, luas, masa tanam dan

jenis tebu, guna mengusahakan peningkatan produksi dan menaikkan

rendemen;

4) Menyusun rencana anggaran belanja dalam bidang tanaman, tebang

dan pengangkutan; dan

5) Membuat laporan berkala maupun incidental mengenai pelaksanaan

pekerjaan tanaman.

Bagian Tanaman bertugas untuk mengkoordinasi, menyusun dan

bertanggung jawab mengenai produksi tanaman tebu, pengukuhan teknisi

tanaman, rencana tebang serta pengangkutannya, dan kegiatan lain yang

berhubungan dengan tebu sebagai bahan baku pabrik gula. Selain itu Kepala

bagian ini juga bertanggung jawab mengawasi beberapa seksi yang ada di

bawahnya, yaitu:

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

73

1) SKK (Sinder Kebun Kepala)

Sinder Kebun Kepala memimpin rayon atau wilayahnya untuk

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Setiap rayon memiliki

beberapa SKW (Sinder Kebun Wilayah). Selain itu, tugas dari SKK

(Sinder Kebun Kepala) adalah:

a) Melakukan koordinasi kegiatan sinder-sinder wilayah (SKW) di

setiap wilayah atau rayonnya, baik secara teknis maupun non

teknis;

b) Menetapkan taksasi produksi pada tebu giling maupun tebu bibit;

dan

c) Membantu mengawasi masalah mengenai kebun yang ada di areal

rayon atau wilayahnya.

2) SKW (Sinder Kepala Wilayah)

Sinder Kebun Wilayah yang ada di PG. Rejo Agung Baru sama seperti

asisten kebun di tempat perkebunan karet dan kelapa sawit. Seluruh

pekerjaan yang bertanggungjawab adalah sinder kebun wilayah.

Merencanakan semua kegiatan pekerjaan baik budidaya, tebang muang

angkut dan biaya yang ada di kebun wilayahnya. Selain itu, tugas dari

SKW (Sinder Kepala Wilayah) adalah:

a) Mengkoordinasikan kegiatan para karyawan yang ada dalam

wilayahnya;

b) Mengelola kebun bibit dan kebun tebu giling; dan

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

74

c) Melakukan pemantauan perkembangan tanaman sejak pendaftaran

area sampai masa tebang.

3) Kasie BST (Kepala Seksi Bina Sarana Tani)

Kepala Seksie Bina Sarana Tani adalah kepala yang mengatur semua

data administrasi kebun mulai dari data curah hujan, data tebang angkut,

kebutuhan bibit, dan data-data tentang budidaya yang ada di kebun serta

kegiatan mekanisasi. Tugas lain dari Kepala Seksie Bina Sarana Tani,

diantaranya adalah:

a) Membuat data laporan tanaman;

b) Mengelola kebun bibit yang meliputi KBP, KBN, KBI, dan KBD;

c) Melakukan percobaan di bidang tanaman;

d) Melakukan pengawasan hama dan penyakit;

e) Melayani kebutuhan bibit, pupuk dan herbisida di kebun tebu

sendiri; dan

f) Pelatihan untuk SDM bagian tanaman.

4) Kasie T & A (Kepala Seksie Tebang dan Angkut)

Kepala Seksie dari semua kegiatan tebang muat dan angkut dari awal

dilaksanakannya kegiatan tebang hingga tebu masuk ke dalam

Emplasemen Pabrik Gula Rejo Agung Baru. Selain itu, tugas dari Kasie.

T & A adalah:

a) Melaksanakan pengawasan kegiatan operasional loko dan lori di

emplasemen;

b) Melaksanakan pengaturan tebang dan angkut;

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

75

c) Melaksanakan kegiatan FIFO (First In First Out); dan

d) Mengatur jalur khusus untuk jalur tertentu.

5) PLPG (Petugas Lapangan Pabrik Gula)

Petugas lapangan di Pabrik Gula Rejo Agung Baru sama dengan

Mandor Kebun di tempat perkebunan karet atau kelapa sawit. Hampir

seluruh pelaksanaan di lapangan merupakan tugas dan tanggung jawab

atas pelaksanaan kegiatan budidaya di lapangan, dan semua hal yang

berhubungan dengan petani ditangani oleh petugas lapangan. Selain itu,

tugas dari PLPG adalah sebagai berikut:

a) Memenuhi jumlah pasokan bahan baku tebu dari wilayah kerja

sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Sinder Kebun Wilayah;

b) Melakukan kegiatan penyuluhan kepada petani; dan

c) Melakukan anjuran penggunaan pupuk dengan jumlah dan dosis

yang dianjurkan sampai dengan kegiatan pembongkaran lahan.

6) PTA (Petugas Tebang Angkut)

Merupakan petugas kegiatan tebang muat dan angkut dari awal

dilaksanakannya penebangan hingga akhir kegiatan tebang muat dan

angkut. Selain itu, tugas dari PTA adalah:

a) Melaksanakan kegiatan penebangan dan pengangkutan tebu;

b) Mengusahakan tercapainya penebangan tebu sesuai rencana; dan

c) Mengawasi hasil mutu tebangan.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

76

b. Kepala Bagian Instalasi

Kepala bagian ini adalah seorang ahli mesin dan bertugas mengatur serta

mengawasi rencana dan pemeliharaan atau perawatan pabrik. Dalam tugasnya,

Kepala Instalasi membawahi beberapa seksie, antara lain:

1) Seksie Gilingan

Mempunyai tugas dalam hal pemeliharaan dan perbaikan di stasiun

gilingan untuk persipan musim giling.

2) Seksie Ketel

Staf ketel bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan ketel

untuk persiapan musim giling.

3) Seksie Listrik

Staf listrik mempunyai tugas dalam hal pemeliharaan dan perbaikan di

stasiun listrik dan powerhouse untuk persiapan musim giling.

4) Seksie Instrumen

Hampir sama dengan yang lainnya, staf instrumen memiliki tugas

pemeliharaan dan perbaikan peralatan otomatisasi dan instrumen pabrik

untuk persiapan musim giling.

5) Seksie Besali dan Bangunan

Tugas dari Staf Besali dan Bangunan adalah mengawasi dan

memonitor pelaksanaan operasional di Besali dalam melayani perbaikan,

modifikasi dan pembuatan sebagian peralatan mesin pabrik dalam rangka

mendukung kegiatan maintenance pabrik.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

77

c. Kepala Bagian Pabrikasi

Kepala bagian ini bertanggung jawab atas pengelolaan tebu sampai

menjadi gula. Adapun Kepala Pabrikasi membawahi beberapa seksie, antara

lain:

1) Seksie Puteran

Tugas dari seksie puteran adalah dalam pemeliharaan dan perbaikan

peralatan dan mesin di St. Puteran dan Pengering untuk mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

2) Seksie Penguapan

Tugas dari seksie penguapan adalah pemeliharaan dan perbaikan

peralatan dan mesin di St. Penguapan dan Kondensasi untuk mencapai

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

3) Seksie Pemurnian

Tugas seksie pemurnian adalah pemeliharaan dan perbaikan peralatan

dan mesin di St. Pemurnian untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah

ditetapkan.

4) Seksie Pemasakan

Tugas seksie pemasakan yaitu dalam hal pemeliharaan dan perbaikan

peralatan dan mesin di St. Masakan dan Pendingin untuk mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

78

d. Kepala Bagian Akuntansi & Keuangan

Kepala bagian ini bertugas untuk memimpin dan bertanggung jawab atas

semua administrasi kantor. Kepala Bagian Akuntansi & Keuangan dalam

melakukan tugasnya dibantu oleh:

1) Staf Akuntansi dan EDP

Tugas dari Staf Akuntansi dan EDP adalah melaksanakan kebijakan

Kabag Akuntansi dan Keuangan dalam bidang akuntasi, keuangan dan

anggaran meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan

dan pengawasan lingkup Akuntansi/Anggaran/EDP untuk mencapai tujuan

dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

2) Staf Administrasi Tebu Rakyat

Melaksanakan kebijakan Kabag Akuntansi dan Keuangan dalam

bidang akuntasi, keuangan dan anggaran meliputi aspek perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan lingkup Administrasi

Tebu Rakyat untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan.

3) Staf Timbangan

Mengkoordinir pelaksanaan penimbangan dan perawatan sarana unit

timbangan dan kelengkapannya.

4) Staf Keuangan

Melaksanakan kebijakan Kabag Akuntansi dan Keuangan dalam

bidang akuntasi, keuangan dan anggaran meliputi aspek perencanaan,

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

79

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan lingkup keuangan

untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

5) Staf Gudang Gula

Merupakan tugas yang melaksanakan kebijakan Kabag Akuntansi dan

Keuangan dalam bidang akuntasi, keuangan dan anggaran meliputi aspek

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan lingkup

Gudang Gula untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan.

6) Staf APK & PKBL

Melaksanakan kebijakan Kabag Akuntansi dan Keuangan dalam

bidang akuntasi, keuangan dan anggaran meliputi aspek perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan lingkup APK untuk

mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

7) Gudang Material

Merupakan tugas yang melaksanakan kebijakan Kabag Akuntansi dan

Keuangan dalam bidang akuntasi, keuangan dan anggaran meliputi aspek

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan lingkup

Gudang Material untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang

telah ditetapkan.

e. Kepala Bagian SDM dan Umum

Tugas Kepala Bagian SDM dan Umum adalah melaksanakan

kebijakansanaan direksi dan ketentuan Direktur di bidang rekrutmen, umum

dan sumber manusia dalam:

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

80

1) Mengkoordinasikan perumusan dan pemberdayaan pegawai (man

power planning), sesuai kebutuhan perusahaan;

2) Mengkoordinasikan perumusan sistem pengadaan, penempatan, dan

pengembangan pegawai;

3) Mengkoordinasikan perumusan sistem dan kebijakan imbal jasa

pegawai dengan mempertimbangkan internal/external equity;

4) Merumuskan pola pengembangan organisasi perusahaan;

5) Menyelenggarakan sistem informasi SDM dalam suatu data base

kepegawaian;

6) Menyelenggarakan kegiatan rapat kerja, kunjungan kerja perjalanan

dinas dan penerimaan tamu perusahaan; dan

7) Menyiapkan laporan kegiatan divisi secara benar dan tepat waktu.

Kepala Bagian SDM dan Umum dalam melakukan tugasnya dibantu oleh:

1) Seksie Pengadaan

Seksie pengadaan melaksanakan kebijakan Kabag SDM & Umum

dalam menjalankan kegiatan pengadaan meliputi aspek perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan serta membina

hubungan industrial yang harmonis di dalam unit usaha.

2) Seksie Umum

Melaksanakan kebijakan Kabag SDM & Umum dalam menjalankan

kegiatan perusahaan yang bersifat umum dan kerumahtanggaan, meliputi

aspek perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan.

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

81

f. Kepala Bagian Quality Control

Tugas dari Kepala Bagian Quality Control adalah mengawasi serta

melaporkan kinerja dari seluruh kegiatan di PG. Rejo Agung Baru pada setiap

bagian kerja serta mengawasi proses produksi yang ada di pabrik baik dari

pengawasan on farm maupun pengawasan off farm. Kepala Bagian Quality

Control dalam melakukan tugasnya dibantu oleh Staf Quality Control.

4. Fasilitas Perusahaan

Pabrik Gula Rejo Agung Baru memberikan beberapa fasilitas diantaranya

adalah:

a. Guest House

Guess House berada di sekitar kawasan perusahaan PG. Rejo Agung

Baru. Fungsi dari guess house ini sebagai tempat tinggal yang disediakan

oleh perusahaan bagi karyawan yang belum menempati rumah dinas yang

telah disediakan oleh perusahaan.

Gambar 5. Guest House PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

82

b. Masjid Al Kautsar

Masjid terletak di seberang PG. Rejo Agung Baru dan disediakan

untuk karyawan atau karyawati bagi yang beragama islam. Masjid Al

Kautsar masih termasuk dalam satu komplek kawasan industri pabrik gula

yang tidak jauh untuk dijangkau. Masjid PG. Rejo Agung tidak hanya

dipergunakan untuk karyawannya saja, melainkan untuk masyarakat yang

hendak beribadah.

Gambar 6. Masjid Al Kautsar PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

c. Poliklinik

Terletak di seberang PG. Rejo Agung Baru yang memiliki fungsi

sebagai tempat berobat bagi karyawan dan karyawati yang ingin

memeriksakan kesehatan mereka. Ada seorang dokter yang siap

membantu karyawan atau karyawati yang sedang berobat di klinik PG.

Rejo Agung dalam menangani berbagai keluhan yang disampaikan. Selain

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

83

itu, poliklinik sebagai tempat rujukan bagi karyawan dan karyawati yang

nantinya dirujuk ke rumah sakit mitra perusahaan.

Gambar 7. Poliklinik PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

d. Koperasi Harapan Jaya

Koperasi ini terletak di seberang PG. Rejo Agung dan berada sebelah

apotek Nusindo Farma. Koperasi ini didirikan agar meningkatkan kualitas

kehidupan karyawan. Kegiatan simpan pinjam bagi anggota koperasi juga

dapat dilakukan di Koperasi Harapan Jaya.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

84

Gambar 8. Koperasi Harapan Jaya PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

e. Rumah Pintar

Rumah pintar digunakan sebagai tempat untuk bersantai di jam

istirahat bagi karyawan atau karyawati bahkan masyarakat diperbolehkan

menggunakan tempat ini. Tidak hanya itu, setiap bulan ada agenda

pelatihan mulai dari pelatihan masak hingga membuat kerajinan.

Gambar 9. Rumah Pintar PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

85

f. Gedung Pertemuan

Graha Rajawali terletak di seberang kantor PG. Rejo Agung Baru.

Adapun fungsi gedung ini adalah sebagai tempat pertemuan ataupun acara

besar yang diselenggarakan oleh PG. Rejo Agung Baru. Selain itu, gedung

ini juga dapat disewa masyarakat untuk membuat acara seperti acara

pernikahan atau acara lainnya.

Gambar 10. Gedung Pertemuan PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

g. Ruang Pertemuan

Ruang pertemuan digunakaan untuk rapat koordinasi antar bagian

maupun sesama bagian. Berada di kawasan kantor PG. Rejo Agung,

seringkali digunakan untuk merencanakan apa yang harus dicapai

kedepannya, masalah yang terjadi dan apa yang menjadi solusi atas

permasalahan tersebut.

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

86

Gambar 11. Ruang Pertemuan PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

h. Lapangan Tenis

Lapangan tenis berada di sekitar wilayah kantor PG. Rejo Agung Baru.

Adapun lapangan tenis ini dimaksudkan agar karyawan atau karyawati

menjadikan tempat ini sebagai sarana olahraga. Tujuan lainnya adalah agar

setiap karyawan dan karyawati perusahaan tetap menjaga kesehatan.

Gambar 12. Lapangan Tenis PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

87

i. Kantin

Kantin di PG. Rejo Agung Baru menyediakan makanan dan minuman

bagi karyawan dan karyawati yang sedang lapar. Kantin ini terletak di

dalam kantor PG. Rejo Agung Baru. Sehingga karyawan tidak perlu repot-

repot keluar terlalu jauh untuk membeli makanan atau minuman.

Gambar 13. Kantin PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Pribadi

j. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditempatkan beberapa wilayah di dalam

pabrik ataupun di sepanjang jalan yg berdekatan dengan kawasan industri

pabrik gula. Adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dibuat membuat

dampak positif bagi setiap karyawan bahkan hingga masyarakat,

mengingat betapa sangat penting adanya Ruang Terbuka Hijau terutama

untuk kawasan industri pabrik gula di Kota Madiun. Ruang Terbuka Hijau

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

88

mampu membuat udara menjadi lebih segar dan nyaman. Sehingga

karyawan yang bekerja di PG. Rejo Agung Baru bisa menghirup udara

yang sehat setiap harinya dan mampu mengurangi menghirup polusi

berlebihan karena adanya optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Gambar 14. RTH di Kawasan PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

89

C. Penyajian Data

1. Strategi Pengembangan PG. Rejo Agung Baru Madiun dalam

Meningkatkan Produktivitas Gula Nasional Melalui Perspektif Good

Corporate Governance

Pabrik Gula Rejo Agung Baru merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang bergerak di bidang agroindustri. Bersamaan dengan PG.

Krebet Baru, PG. Rejo Agung tergabung dalam satu manajemen PT. PG. Rajawali

I dengan kantor direksi yang berpusat di Kota Surabaya yang tergabung dalam

PT. RNI Group. Pabrik Gula Rejo Agung Baru adalah anak perusahaan yang

diberikan wewenang untuk mengelola, mengendalikan dan mengawasi proses

produksi terkait dengan pengolahan gula. Proses produksi setiap pabrik gula

berawal dari sebuah produksi tebu. Sangat berpengaruh produksi tebu terhadap

kelangsungan produksi gula nantinya. Sementara itu, posisi Indonesia dalam

sentra produksi tebu masih kalah jika dibanding dengan negara ASEAN lainnya.

Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan Kepala Bagian

Tanaman berikut ini:

“Jika dilihat secara komprehensif, maka Indonesia masih jauh dari

beberapa negara tetangga kita, bahkan mungkin bisa dikatakan bahwa

pabrik gula di Indonesia memang terbilang banyak. Namun sistem

operasional tidak bisa diwujudkan sesuai harapan yang ada. Sehingga ada

beberapa pabrik gula yang tidak mampu berdiri dan bangkrut karena

operasional nya tidak berjalan dengan baik. Tidak mampu mengatasi

kendala yang ada di tengah persaingan global.” (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Pernyataan dari Kepala Bagian Tanaman tersebut diperkuat lagi dengan

adanya data dari Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian yang menunjukkan

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

90

Indonesia masih berada diposisi ketiga. Berada dibawah beberapa negara ASEAN

seperti Thailand dan Filipina, Indonesia masih unggul hingga berada di posisi

ketiga. Berdasarkan statistik memang produksi tebu Indonesia jauh dibawah

negara Thailand dan tidak jauh dengan negara Filipina. Lebih jelasnya mengenai

produksi tebu negara anggota ASEAN, dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Sentra Produksi Tebu Negara Anggota ASEAN Tahun 2013

No. Negara Produksi (Ton) Persentase (%)

1. Thailand 100,096,000 49.51

2. Filipina 31,874,000 17.77

3. Indonesia 28,700,000 16.05

4. Vietnam 20,131,089 10.19

5. Myanmar 9,650,000 5.54

6. Laos 1,180,000 0.54

7. Kamboja 600,000 0.27

8. Malaysia 213,987 0.13

TOTAL 197,445,067 100

Sumber: Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian, 2016

Dapat disimpulkan bahwa produksi tebu di Indonesia jauh jika

dibandingkan dengan negara Thailand. Produksi tebu di Indonesia hampir 3 (tiga)

kali lipat dari negara Thailand. Sedangkan produksi gula dilakukan setiap tahun

oleh pabrik gula yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia, namun sampai saat

ini produksi pabrik gula Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat

karena tidak sebanding dengan produksi gula yang dihasilkan. Hal tersebut dapat

dilihat melalui tabel 8 yang tersaji berikut ini.

Tabel 8. Kebutuhan dan Produksi Gula Per Wilayah Tahun 2013

No. Pulau Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kebutuhan

GKP (Ton)

Produksi Gula

(Ton)

1. Sumatera 52,909,161 634,909 837,134

2. Jawa 142,757,343 1,610,372 1,483,830

3. Bali dan Nusa

Tenggara

13,757,343 163,957 -

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

91

No. Pulau Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Kebutuhan

GKP (Ton)

Produksi Gula

(Ton)

4. Kalimantan 14,408,239 172,899 -

5. Sulawesi 18,153,457 217,841 69,036

6. Maluku dan Papua 6,442,819 77,316 -

JUMLAH 248,334,139 2,877,294 2,390,000

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2014

Berdasarkan tabel kebutuhan dan produksi gula diatas, dapat disimpulkan

bahwa kebutuhan gula di pulau Jawa menempati posisi pertama, yang artinya

penduduk pulau jawa paling banyak membutuhkan gula sebagai salah satu

kebutuhan bahan pokok rumah tangga. Namun, Pulau Jawa juga tidak mampu

memenuhi semua kebutuhan akan Gula Kristal Putih (GKP), karena produksi di

Pulau Jawa dibawah angka kebutuhan GKP. Sama halnya dengan pulau-pulau lain

yang tidak mampu memenuhi kebutuhan akan gula, bahkan untuk Pulau Bali,

Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua tidak ada Pabrik Gula yang

berdiri di daerah tersebut.

Kebutuhan akan gula diiringi dengan konsumsi masyarakat yang

mengalami dinamika dari tahun ke tahun. Dimana dari hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (Susenas) tersebut, data yang diperoleh hanya data konsumsi

langsung rumah tangga di Indonesia sementara data permintaan dari sektor

industri dan lainnya tidak diuraikan dalam tabel 8. Komoditas gula di Indonesia

51,20% digunakan sebagai bahan makanan dan minuman rumah tangga. Sektor

industri, rumah makan dan jasa menggunakan 46,98% gula di Indonesia dan 1,82

sisanya merupakan perubahan stok atau hal lainnya (Sekretariat Jenderal

Kementrian Pertanian).

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

92

Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya menjadikan beberapa

wilayah di Indonesia memiliki pabrik gula. Sekitar 44 pabrik gula dibawah

naungan BUMN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Banyaknya jumlah

pabrik gula di Indonesia masih belum bisa meningkatkan produktivitas selama

beberapa tahun berturut-turut. Berikut tabel yang menyajikan produktivitas gula

nasional dari pabrik gula yang dikelola BUMN.

Tabel 9. Kontribusi Pabrik Gula Terhadap Produktivitas Gula Tahun 2017

No. Pabrik Gula Produktivitas

(ton/ha)

Persentase

(%)

Peringkat

A. PTPN II

1. PG. Kwalamadu 2.05 0.94 44

B. PTPN VII

2. PG. Bunga Mayang 4.82 2.15 29

3. PG. Cinta Manis 4.67 2.22 26

C. PTPN IX

4. PG. Jatibarang 2.81 1.29 41

5. PG. Pangka 4.06 1.87 33

6. PG. Rendeng 3.91 1.80 36

7. PG. Mojo 3.70 1.70 39

8. PG. Tasikmadu 3.99 1.83 35

D. PTPN X

9. PG. Watoetoelis 5.64 2.59 10

10. PG. Kremboong 4.78 2.20 28

11. PG. Gempolkrep 6.03 2.77 8

12. PG. Djombang Baru 5.48 2.52 13

13. PG. Tjoekir 6.63 3.05 5

14. PG. Lestari 5.05 2.32 23

15. PG. Meritjan 5.62 2.58 11

16. PG. Pesantren Baru 7.09 3.26 3

17. PG. Ngadiredjo 7.54 3.47 1

18. PG. Modjopanggong 6.17 2.84 7

19. PG. Takalar 2.14 0.98 43

20. PG. Bone 3.87 1.78 37

21. PG. Camming 3.85 1.77 38

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

93

No. Pabrik Gula Produktivitas

(ton/ha)

Persentase

(%)

Peringkat

E. PTPN XI

22. PG. Soedhono 4.67 2.15 30

23. PG. Poerwodadie 4.54 2.09 31

24. PG. Redjosarie 5.06 2.33 22

25. PG. Pagottan 5.17 2.38 20

26. PG. Kedawoeng 4.94 2.27 25

27. PG. Wonolangan 5.58 2.56 12

28. PG. Gending 4.80 2.21 27

29. PG. Padjarakan 4.41 2.03 32

30. PG. Djatiroto 5.42 2.49 15

31. PG. Semboro 5.09 2.34 21

32. PG. Wringinanom 5.90 2.71 9

33. PG. Olean 5.40 2.48 16

34. PG. Pandjie 5.47 2.51 14

35. PG. Asembagoes 7.37 3.39 2

36. PG. Pradjekan 5.32 2.45 17

F. PTPN XII

37. PG. Glenmore 2.30 1.06 42

G. PT. RNI (Persero)

38. PG. Krebet Baru I

6.82 3.13 4 PG. Krebet Baru II

39. PG. Rejo Agung Baru 5.28 2.43 18

40. PG. Sindanglaut 5.03 2.31 24

41. PG. Tersana Baru 5.20 2.39 19

42. PG. Jatitujuh 3.70 1.70 40

43. PG. Subang 4.02 1.85 34

44. PG. Candi Baru (PT) 6.18 2.84 6

JUMLAH 217.57 100

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2017

Diantara pabrik gula lainnya, sumbangsih terbesar jatuh kepada PG.

Ngadiredjo yang mencapai 3,47% dari total produktivitas di Indonesia. Kemudian

peringkat kedua diduduki oleh PG. Assembagoes dengan tingkat produktivitas

sebesar 3.39% dari total keseluruhan pabrik gula. Sedangkan PG. Rejo Agung

Baru menempati posisi ke-18 dengan produktivitas sebesar 2.43%. Tingkat

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

94

produktivitas yang bisa dibilang masih rendah, harus ditingkatkan agar mampu

memberikan sumbangsih yang besar terhadap produktivitas gula nasional.

Gula memang merupakan kebutuhan pokok penduduk, fakta ini membawa

konsekuensi kewajiban pemerintah untuk menjamin ketersediaan gula di pasar

domestik. Selain itu, industri gula merupakan sumber penghidupan lebih dari satu

juta petani di Jawa dan mampu menyediakan lapangan pekerjaan lebih dari

setengah juta buruh tani di pedesaan, tertuma di Jawa dan Sumatera. Mengingat

pentingnya komoditi tersebut, maka pemerintah membuat Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035. Dalam dokumen tersebut

terdapat isi yang salah satunya memuat bahwa komoditas gula pasir termasuk di

dalam industri prioritas bersama industri pengolahan ikan, susu, dan tepung.

Dengan menjadikan industri gula yang berbasis tebu menjadi salah satu bagian

dari industri prioritas maka rencana tersebut dilegalkan menjadi Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035.

Terdapat poin penting yang menjelaskan betapa pentingnya merumuskan

sebuah strategi bagi sebuah industri yang termasuk dalam industri prioritas,

industri pendukung, dan industri hulu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015, ada beberapa strategi yang

dirumuskan untuk industri yang ada di Indonesia, salah satunya adalah PG. Rejo

Agung Baru Madiun. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi strategi

pengembangan PG. Rejo Agung Baru Madiun dalam meningkatkan produktivitas

gula nasional melalui perspektif Good Corporate Governance yang mengacu pada

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

95

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 adalah sebagai

berikut.

a. Ketersediaan Bahan Baku (Kualitas, Kuantitas)

Bahan baku merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi dalam

pabrik gula agar operasinal produksi mampu berjalan hingga waktu yang lama.

Selama ini, PG. Rejo Agung Baru Madiun mendapatkan bahan baku dari beberapa

cara, hal ini diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan Kepala Bagian

Tanaman dibawah ini:

“Mungkin semua pabrik gula cara untuk mendapatkan bahan baku hampir

sama dengan disini. PG. Rejo Agung Baru Madiun selama ini

mendapatkan bahan baku dengan menggunakan 3 (tiga) macam cara, ada

yang tebu tanam sendiri, tebu milik rakyat dengan bantuan sistem kredit,

dan tebu rakyat yang dikelola secara mandiri dan tidak memerlukan

bantuan sistem kredit pabrik.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian

Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Penjelasan lebih rinci bagaimana cara PG. Rejo Agung mendapatkan

bahan baku diperkuat dengan data yang diperoleh di Bagian Tanaman. Setidaknya

dapat melakukan 3 (tiga) cara untuk mendapatkan bahan baku agar operasional

pabrik tetap berjalan, diantaranya:

1) Tebu Sendiri (TS)

Tebu ini dihasilkan dari lahan yang dikelola sendiri oleh pabrik. Tebu

ini memiliki kualitas yang lebih baik daripada tebu rakyat. Rendemen bisa

mencapai 8-10%.

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

96

2) Tebu Rakyat Kemitraan (TRK)

Tebu jenis ini merupakan tebu milik rakyat dan pengelola dari tebu

rakyat ini mendapatkan bimbingan. Selain itu, tebu rakyat kemitraan

mendapatkan bantuan kredit dari PG. Rejo Agung Baru Madiun.

3) Tebu Rakyat Mandiri (TRM)

Tebu jenis ini disebut juga tebu rakyat yang pengelolaannya

sepenuhnya dilakukan oleh para petani. Tidak ada intervensi dari pihak

pabrik. Namun tentu saja tebu yang masuk harus memenuhi standar yang

telah ditentukan.

Ketiga cara untuk mendapatkan bahan baku tersebut jika dilihat dari luas

area maka tebu rakyat kemitraan menempati posisi pertama. Jumlah tebu rakyat

kemitraan mendominasi bahan baku yang diperoleh PG. Rejo Agung Baru

Madiun. Data secara lengkap tersaji dalam tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Luas Area Tanaman Tebu Menurut Jenis yang didapatkan (Ha)

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Tebu

Sendiri 2,352.540 2,115.263 1,860.512 2,151.736 1,167.522

2. Tebu

Rakyat

Kemitraan

4,382.458 5,484.157 6,196.188 5,976.029 7,263.724

3. Tebu

Rakyat

Mandiri

1,492.038 2,163.427 2,219.842 772.756 560.984

JUMLAH 8,227.036 9,762.847 10,276.542 8,900.521 8,992.230

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

97

Tampak bahwa tebu rakyat kemitraan paling unggul diantara yang lainnya,

walaupun dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan luas area. Namun,

dengan semakin luasnya area, maka besar pula kemungkinan hasil panen tebu

nantinya. Selanjutnya, bahan baku yang diperoleh dengan melihat aspek produksi

tebu, hasilnya sama dengan sebelumnya, tebu rakyat kemitraan berada diposisi

pertama. Pernyataan tersebut diperkuat dengan data yang tersaji di tabel 11

berikut ini.

Tabel 11. Produksi Tebu Menurut Jenis yang didapatkan (Ku)

No. Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1. Tebu

Sendiri

1,589,849 1,585,487 1,191,381 1,399,809 1,028,773

2. Tebu Rakyat

Kemitraan

3,671,461 4,649,514 4,573,845 4,310,095 5,470,061

3. Tebu Rakyat

Mandiri

1,253,296 1,668,357 1,647,691 614,074 422,160

JUMLAH 6,514,606 7,903,358 7,412,917 6,323,978 6,920,994

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Pada tabel 11, terlihat bahwa terjadi fluktuasi luas lahan dari ketiga

tiganya. Untuk memperkuat data yang sebelumnya tersaji diatas, maka hasil

wawancara peneliti dengan Kepala Bagian Tanaman berikut telah serupa dengan

data di tabel 10 dan tabel 11, yaitu:

“Bisa dikatakan bahwa PG. Rejo Agung mendapatkan banyak pasokan

bahan baku dari TRK (Tebu Rakyat Kemitraan). Kita sudah berupaya

untuk meningkatkan TS (Tebu Sendiri), namun rencana tersebut belum

bisa terealisasi dengan sempurna, semua juga butuh proses kan mbak.

Tidak serta merta kita bisa mewujudkan apa yang kita rencanakan. Baik

TRK (Tebu Rakyat Kemitraan), TS (Tebu Sendiri) ataupun TRM (Tebu

Rakyat Mandiri) kami berupaya untuk tetap menjaga ketersediaan bahan

baku yang notabene sebagai modal utama di pabrik ini dalam pembuatan

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

98

gula pasir.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Jika berdasarkan pada data yang ada maka urutan dari pasokan bahan baku

yang didapatkan adalah TRK (Tebu Rakyat Kemitraan), TS (Tebu Sendiri), dan

TRM (Tebu Rakyat Mandiri). Prosentase cukup jauh antara TRK (Tebu Rakyat

Kemitraan), TS (Tebu Sendiri), dan TRM (Tebu Rakyat Mandiri). Jika dibuat

dalam bentuk diagram berdasarkan hasil rata-rata maka hasilnya adalah sebagai

berikut.

Gambar 15. Diagram Prosentase Bahan Baku yang didapatkan

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah

Luas area pertanian yang menurun selama ini dikarenakan beberapa faktor.

Kita tahu bahwa semakin tahun, lahan perkotaan yang semula sebagai lahan

pertanian akan berubah menjadi sebuah bangunan hunian atau bangunan

pertokoan yang marak terjadi. Pertumbuhan penduduk di Kota Madiun juga

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

99

meningkat dari tahun ke tahun. Berikut perkembangan pertumbuhan penduduk di

Kota Madiun yang tersaji dalam tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Pertumbuhan Penduduk Kota Madiun

No. Kecamatan Tahun/Jiwa

2011 2012 2013 2014 2015

1. Kartoharjo 55,332 55,970 57,090 58,125 59,777

2. Manguharjo 60,804 60,712 62,086 63,007 65,276

3. Taman 85,951 86,575 88,205 89,867 90,195

JUMLAH 202,087 203,257 207,381 210,999 215,248

Sumber: RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019

Bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun tidak menutup kemungkinan

bahwa pembangunan akan terus berjalan, termasuk di Kota Madiun.

Bertambahnya penduduk, membuat konsekuensi baru terjadinya pembangunan

dan harus ada lahan yang dikorbankan. Tabel 13 akan menunjukkan penggunaan

lahan di Kota Madiun selama 5 tahun terakhir, berikut data penggunaan lahan

tersebut.

Tabel 13. Penggunaan Lahan Kota Madiun Tahun 2011-2015

No. Penggunaan

Lahan

Tahun (Ha)

2011 2012 2013 2014 2015

Kawasan Tidak Terbangun

1. Irigasi Teknis 1.098 1.064 1.061 1.055 1.041

2. Perkebunan 215 182 146 146 146

3. Pekarangan/Tegal 100 114 148 148 148

4. Kolam/empang 5 5 5 6 6

Kawasan Terbangun

1. Permukiman

Beserta

Penduduknya

1.905 1.959 1.962 1.968 1.982

Luas Lahan

Keseluruhan

3.323 3.323 3.323 3.323 3.323

Sumber: RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

100

Dapat disimpulkan bahwa kawasan permukiman terus meningkat dari

tahun 2011 sampai 2015. Seiring dengan meningkatnya penggunaan lahan untuk

permukiman, kawasan perkebunan ataupun kawasan lainnya mengalami

penurunan. Penurunan luas area lahan pertanian juga disampaikan oleh Kepala

Bagian Tanaman dari hasil wawancara berikut ini:

“…….kalau dari dulu ya sejarahnya yang didirikan dari pabrik gula ini

kan kaitannya dengan lahan bagus, air cukup. Dengan perkembangan

seperti ini memang kedepan diharapkan kebijakan dari pemerintah juga

harus ada jangan sampai lahan subur menjadi perumahan sehingga

mengurangi lahan pertanian yang ada. Sehingga dengan adanya

perkembangan peduduk yang begitu meningkat juga membuat biaya sewa

lahan ataupun pembebasan lahan menjadi meningkat.” (Bapak Yordan

Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April

2017).

Selain luas area, jika dilihat dari perspektif kuantitas (jumlah) maka dapat

dikatakan penurunan tidak hanya disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk

selama ini. Banyak diantara petani tebu yang berkurang karena beberapa alasan.

Berkurangnya petani akan mempengaruhi ketersediaan bahan baku di PG. Rejo

Agung Baru. Permasalahan tersebut diungkapkan oleh Kepala Bagian Tanaman

berikut ini:

“……yang sering terjadi saat ini petani tebu, terutama petani tebu rakyat

kemitraan dalam masalah perkreditan yang persyaratannya cukup banyak.

Dengan persyaratan tersebut membuat para petani tidak bisa mencairkan

uangnya dengan cepat. Tidak hanya itu saja, petani juga dibebaskan

memilih kemana mereka akan membawa bahan baku. Sehingga ada

persaingan antara pabrik gula di wilayah madiun mengingat jumlah pabrik

gula cukup banyak. Jika kita tidak pintar-pintar memberi pelayanan maka

petani bisa dengan mudahnya dan tidak memasok bahan baku ke pabrik

ini. Pelayanan juga perlu ditekankan di dalam menarik minat petani untuk

memasok bahan baku ke pabrik gula ini mbak.” (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

101

Solusi untuk menarik minat petani agar tetap memasok titik beratnya

mengacu pada pelayanan. Pelayanan yang dimaksud ketika PG. Rejo Agung Baru

memberikan pembinaan terhadap petani binaannya. Adapun tujuan lain dari

pembinaan terhadap petani diungkapkan oleh Kepala Bagian Tanaman berikut ini.

“Kita melakukan koordinasi dalam bentuk pembinaan, karena di pabrik ini

kan punya petugas lapangan yang turun tangan dalam melakukan

pembinaan terhadap petani. Harapannya petani yang dibina agar mampu

bertahan dalam usahanya. Bentuk pelayanan kita terhadap petani seperti

itu mbak. Baik pelayanan dalam bentuk informasi dan sarana produksi

sehingga usaha petani mendapatkan tuntunan atau bimbingan dari pabrik

gula. Mengarahkan petani karena harapannya petani terus berusaha dan

agar setiap petani memiliki sikap konsistensi dalam diri mereka sendiri.

Terus terang bahan baku kita paling besar juga dari petani.” (Bapak

Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun,

19 April 2017).

Berikut beberapa dokumentasi foto pembinaan terhadap petani yang

dilakukan oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

102

Gambar 16. Kegiatan Pembinaan Petani Oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Tidak berhenti sampai disitu, ada permasalahan jika dilihat dari aspek

kuantitas, salah satunya adalah aspek ketenagakerjaan pekerja tebang. Seringkali

pabrik gula memiliki masalah kekurangan pekerja tebangan sehingga harus

mencari pilihan alternatif lainnya. Pernyataan tersebut didasarkan dengan hasil

wawancara terhadap Kepala Bagian Tanaman berikut ini.

“……kemudian pekerja tebangan jika tiba-tiba tidak bisa bekerja juga bisa

mempengaruhi ketersediaan bahan baku. Harusnya dalam satu lahan tebu

dikerjakan oleh 10 orang hingga bisa lebih, namun jika pekerja tebangan

tidak ada maka satu lahan tersebut tidak bisa segera dipanen dan tidak bisa

segera diproduksi di pabrik. Selain itu, tebu jika sudah masanya dipanen,

kalau tidak segera dipanen juga akan mempengaruhi kualitas dari tebu

tersebut.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Adapun dari segi kuantitas sudah dijelaskan apa saja yang menjadi

penyebab yang diperkuat dengan hasil wawancara maupun data yang didapatkan.

Jika dilihat dari cara mendapatkan bahan baku yang berkualitas, Kepala Bagian

Tanaman menjelaskan sebagai berikut.

“Untuk memperoleh bahan baku yang berkualitas jadi kita ini tidak serta

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

103

merta seperti kita ini punya uang beli baju milih yang bagus tapi kita ini di

bagian tanaman ya memang harus diawali dari bibit/benihnya yang benar-

benar berkualitas, bersertifikat. Kemudian nanti kita di budidaya tanaman

itu sendiri harus bagus, dilaksanakan dengan benar. Semua ada SOP nya

termasuk baku teknis untuk perawatan tanaman, kemudian pasca panennya

juga demikian. Jadi ada 3 komponen ya yang kaitannya di bibit, budidaya

dan pasca panen itu yang harus kita laksanakan.” (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Bahan baku yang berkualitas melalui beberapa proses untuk mendapatkan

yang diharapkan. Faktor cuaca juga bisa mempengaruhi kualitas dari tebu yang

dihasilkan Berikut yang disampaikan Kepala Bagian Tanaman terkait yang bisa

menurunkan kualitas tebu.

“…..kaitannya dengan kondisi alam misalnya tebu ini sudah berdiri dan

dikerjakan dengan baik namun terjadi hujan angin yang berturut-turut.

Bisa saja tebu roboh dan mempengaruhi mutu karena intensitas hujan yang

begitu tinggi. Kita juga tidak bisa memprediksi adanya hujan, karena iklim

akhir-akhir ini tidak menentu. Hujan yang terlalu sering mampu

menurunkan kualitas dari tebu itu sendiri. (Bapak Yordan Sofian, Kepala

Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan adanya data yang menyatakan

musim hujan di Kota Madiun selama 5 tahun terakhir.

Tabel 14. Curah Hujan Kota Madiun Tahun 2010-2016

No. Tahun Curah Hujan (mm) Hari Hujan (hh)

1. 2010 3,379 124

2. 2011 1,729 99

3. 2012 1,645 107

4. 2013 1,686 110

5. 2014 1,081 73

6. 2015 1,626 100

7. 2016 1,820 109

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

104

Curah hujan di Kota Madiun tertinggi dterjadi pada tahun 2010 hingga

mencapai 3,379 mm. Akhir-akhir ini kondisi iklim sudah tidak mampu diprediksi

lagi. Jika digambarkan dalam bentuk grafik maka perkembangannya adalah

sebagai berikut.

Gambar 17. Grafik Perkembangan Curah Hujan Kota Madiun

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Madiun

Kondisi iklim yang dapat mempengaruhi kualitas tebu, yang diukur

melalui pada kualitas rendemennya. Semakin tinggi kualitas rendemen, maka

semakin bagus kualitas suatu tebu. Adapun rendemen tebu tersaji dalam grafik

berikut ini.

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

105

Gambar 18. Perkembangan Rendemen Gula Tahun 2012-2016

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah

Menurunnya persentase rendemen dari tahun 2012 sampai 2016, berarti

kualitas juga menurun. Penurunan rendemen tebu bisa diatasi dengan beberapa

cara. Cara tersebut diungkapkan oleh Kepala Bagian Tanaman berikut ini:

“……nah contohnya sekarang ini kita ini juga selalu mengembangkan

varietas-varietas yang mempunyai potensi rendemen yang cukup tinggi

selalu diupayakan. Selain itu varietas yang dikembangkan diupayakan agar

mampu dan cocok di kondisi atau di topografi tertentu. Varietas ini lebih

tepatnya dikembangkan dengan menyesuaikan wilayahnya. Kita juga

sedang mengembangkan wilayah kering bahkan yang terakhir ini kita

menjalin kerjasama dengan beberapa pihak.” (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut, beberapa varietas yang dikembangkan

selama beberapa tahun terakhir. Tabel 15 akan menyajikan varietas apa yang

dikembangkan agar tebu mampu bertahan di wilayah tertentu. Berikut data

varietas tanaman tebu tersebut.

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

106

Tabel 15. Varietas Tebu yang dikembangkan di PG. Rejo Agung Baru

No. Jenis Produksi

(ku/ha)

Rendemen Sifat Dominan

1, PS 881 241-949 1.64-10.22 • Pertumbuhan Cepat

• Potensi rendemen yang

tinggi dengan kategori

kemasakan awal giling

• Wilayah pengembangan

untuk lahan ringan sampai

agak berat

• Pertumbuhan sedang

• Kadar sabut sekitar 13-14%

• Sifat lepas pelepah mudah

2. PS 862 175-883 1.21-10.87 • Respon terhadap pupuk

sangat tinggi

• Memerlukan pengairan yang

cukup

• Masa tanam dari giling awal

(Bulan Mei-Juni)

• Cocok dikembangkan pada

tanah ringan

• Tanaman tegak dan memiliki

potensi rendemen tinggi

3. PS 864 228-1221 0.60-8.35 • Kadar sabut 14-15%

• Tipe kemasakan kelompok

tengah lambat

• Pada lahan berstektur sampai

berat, masih cocok baik

pertumbuhannya

4. PSBM 901 162-704 1.02-9.93 • Toleran terhadap kekeringan

• Sifat kemasakan awal sampai

tengah

• Wilayah pengembangan

lahan berat sampai agak

ringan

5. PS 921 101-1,391 1.9-8.53 • Daya Adaptasi yang cukup

baik terhadap lahan sawah

yang berdrainase kurang baik

• Kemasakan cenderung

tengahan

• Cocok dikembangkan di

daerah yang memiliki

masalah drainase yang

kurang baik.

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

107

No. Jenis Produksi

(ku/ha)

Rendemen Sifat Dominan

6. PS 865 112-804 1.41-9.38 • Kemasakan awal-tengah

• Cocok untuk wilayah

pengembangan lahan ringan

sampai geluhan

7. PSJK 922 150-1400 1-9 • Pertumbuhan cepat

• Tipe kemasakan awal-tengah

• Memiliki kadar sabut 11-

13%

8. VMC 7616 182-1105 0.52-10.02 • Tipe kemasakan awal-tengah

• Pertumbuhan sedang

• Kadar sabut mencapai

15.04%

• Toleran terhadap gangguan

drainasi ≤ 3 hari genangan

dan toleran terhadap

kekeringan.

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah.

Setidaknya ada 8 (delapan) jenis varietas yang dikembangkan di PG. Rejo

Agung dari 20 jenis yang ada di Indonesia. Bahkan ketika musim giling setiap

tahunnya ada target yang harus dicapai. Pernyataan tersebut didapat setelah

mewawancari Kepala Bagian Tanaman berikut ini:

“Jadi untuk memperoleh bahan baku kita tidak menentukan target setiap

harinya, namun target ditentukan dalam satu musim giling. Kita memiliki

target misalnya tahun ini harus mendapatkan bahan baku sebesar

7.541.000 kwintal, yang juga dijadwalkan hari giling hanya 133 hari,

sehingga hasil pembagian tersebut adalah target setiap harinya yang harus

dipenuhi. Selama ini, setiap tahunnya, Alhamdulillah kita mencapai target,

walaupun terkadang ada hari-hari dimana kita tidak mampu mencapai

target. Ketidakmampuan tersebut kita kejar di hari berikutnya dengan

mengarahkan tenaga kerja di bagian tanaman untuk mencari petani yang

mampu memasok bahan baku lebih dari yang sudah disepakati.” (Bapak

Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun,

19 April 2017).

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

108

Berikut data yang menunjukan target dan realisasi produksi di PG. Rejo

Agung Baru yang sesuai dengan pernyataan sebelumnya.

Tabel 16. Target dan Realisasi Produksi Tebu (Ton) Tahun 2012-2016

No. Tahun Target Realisasi Persentase

1. 2012 700,500.8 651,460.6 93%

2. 2013 665,875.5 790,335.8 119%

3. 2014 690,455.7 741,291.7 107%

4. 2015 705,575.4 632,397.8 90%

5. 2016 680,650.6 692,099.4 102%

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah

Bisa dilihat dari tabel 16, bahwa ada beberapa tahun yang belum bisa

mencapai target 100%. Namun, ada yang mampu melebihi target yang telah

ditentukan. Tidak hanya itu, untuk PG. Rejo Agung jika berdasarkan data dan

hasil wawancara kepada Kepala Bagian Tanaman, maka bisa dikatakan masih

tercukupi kebutuhan bahan baku untuk diproduksi. Mengingat di wilayah

karesidenan Madiun terdapat 7 pabrik gula yang dikelola berbagai perusahan

BUMN yang bergerak di bidang agroindustri.

Beberapa pernyataan dari Kepala Bagian Tanaman dan data yang sudah

terlampir membuktikan bahwa sampai sejauh ini PG. Rejo Agung Baru Madiun

memperoleh bahan baku yang sebagian besar merupakan tebu rakyat. Melalui

koordinasi dengan petani tebu, karena sebagian besar bahan baku diperoleh dari

tebu rakyat maka sinergitas antara pegawai pabrik dengan petani terjalin secara

baik. Selain itu berbagai upaya terus dilakukan terkeit dengan penyediaan bahan

baku demi berlangsungnya kegiatan produksi di PG. Rejo Agung.

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

109

b. Pengembangan SDM

Sebuah kegiatan industri, terutama agroindustri pasti memiliki banyak

pegawai untuk menjalankan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Termasuk PG.

Rejo Agung Baru juga memiliki pegawai yang begitu banyak dan dibedakan

menjadi beberapa macam. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian

SDM dan Umum, macam pegawai di PG. Rejo Agung Baru dibedakan

berdasarkan.

“Pegawai atau tenaga kerja di PG. Rejo Agung Baru Madiun ini dibagi

menjadi 2 jenis. Pertama tenaga kerja tetap yang dibagi lagi menjadi

karyawan staf dan karyawan non staf. Sedangkan yang kedua adalah

tenaga kerja tidak tetap. Tenaga kerja tidak tetap dibedakan menjadi 2

(dua) macam yaitu tenaga kerja kampanye dan tenaga kerja borongan.”

(Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 20 April 2017).

Hal tersebut diperkuat juga dengan data yang diberikan oleh bagian SDM

dan Umum terkait dengan jumlah karyawan yang ada di PG. Rejo Agung Baru

Madiun. Tabel 17 akan menunjukkan jumlah karyawan PG. Rejo Agung selama 6

tahun terkahir.

Tabel 17. Jumlah Karyawan Tahun 2011-2016

No. Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Karyawan Staf 44 45 43 40 41 43

2. Karyawan Non Staf 374 342 312 288 263 258

3. PKWT 746 687 674 640 580 503

4. Borong 428 493 491 452 482 476

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya PG.

Rejo Agung mengurangi tenaga kerja yang terlihat dari tabel 17 bahwa dari tahun

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

110

2011 sampai dengan 2016 jumlah tenaga kerja terus menurun. Secara grafis,

jumlah karyawan PG. Rejo Agung dapat dilihat pada gambar 19 berikut ini.

Gambar 19. Perkembangan Tenaga Kerja PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru, diolah.

Berdasarkan grafik tersebut, maka dapat dilihat jumlah tenaga kerja terus

menurun. Dikarenakan setiap tahunnya PG. Rejo Agung Baru tidak serta merta

melihat dari sisi jumlah tenaga kerja, namun dilihat berdasarkan kebutuhan agar

terjadi efisiensi. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Bagian SDM dan Umum

terkait dengan jumlah tenaga kerja yang ada di PG. Rejo Agung Baru:

“…..terkadang kita juga tidak selalu mengutamakan jumlah, tapi lebih ke

kualitas. Karena percuma jika pegawai banyak namun mereka tidak

berkompeten. Akan jauh lebih baik jika memiliki jumlah pegawai yang

tidak terlalu banyak namun berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan oleh

PG. Rejo Agung Baru. Jadi mengapa terkadang kita tidak membutuhkan

pegawai baru, karena dirasa masih bisa ditangani oleh pegawai yang ada.

Kalau situasinya tidak memungkinkan, maka rekrutmen pegawai

dilaksanakan dengan syarat dan ketentuan yang dianjurkan.” (Bapak Ferdy

Widarto, Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun,

20 April 2017).

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

111

Efisiensi perusahaan diawali dengan tenaga kerja di PG. Rejo Agung Baru

Madiun. Hasil wawancara dengan Kepala Bagian SDM dan Umum, membuktikan

bahwa tidak harus berorientasi pada kuantitas, akan jauh lebih penting

berorientasi pada kualitas sumber daya manusia di PG. Rejo Agung Baru.

Berdasarkan pernyataan tersebut, berikut data jumlah pegawai berdasarkan

pendidikan terakhir yang ditempuh.

Gambar 20. Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pendidikan (%)

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah

Berdasarakan grafik pada gambar 20, dapat diketahui bahwa untuk tingkat

pendidikan terakhir paling banyak SMA. Namun tidak serta merta tenaga kerja di

PG. Rejo Agung Baru diukur berdasarkan tingkat pendidikannya saja. Tenaga

kerja juga bisa dilihat dari pengalaman yang dimiliki. Semakin matang usia, maka

semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan. Hal tersebut juga tidak

berbeda dari hasil wawancara dengan Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo

Agung Madiun berikut ini:

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

112

.”….memang tidak semua tenaga kerja di PG. Rejo Agung memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi. Namun, pendidikan yang tinggi tidak

cukup diterapkan disini tanpa adanya pengalaman mbak. Pengalaman

sangat diperlukaan karena biasanya pegawai yang pengalaman ini

mengerti pengambilan keputusan yang bagaimana yang diharapkan.

Memang untuk pegawai yang baru masuk di PG. Rejo Agung setidaknya

mereka memiliki gelar diploma atau sarjana. Namun, banyak diantara

pegawai memiliki latar belakang pendidikan terakhir SMA, namun

pengalaman mereka jauh diatas pegawai yang memiliki gelar sarjana.”

(Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 20 April 2017).

Berikut data yang menunjukkan pegawai PG. Rejo Agung dilihat

berdasarkan usia.

Gambar 21. Tenaga Kerja Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun, diolah

Diagram tersebut menunjukkan bahwa banyak tenaga kerja di PG. Rejo

Agung rata-rata lama bekerja paling banyak pada range ≥ 20 tahun, Hal tersebut

membuktikan bahwa banyak tenaga kerja yang memiliki pengalaman lebih dari 10

tahun. Namun, menurut Kepala Bagian SDM dan Umum, tidak semua pegawai

memiliki kompetensi yang diharapkan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala

Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru:

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

113

“…..belum 100% kompetensi sesuai yang diharapkan. Misalnya saya

sebagai Kabag SDM namun background saya dari akuntansi. Hanya

berdasarkan pada pengalaman, saya bisa menjadi Kabag SDM disini.

Pengalaman juga dibutuhkan tidak selalu harus berpendidikan tinggi.

Karena dengan pengalaman seseorang mampu menganalisis keadaan dan

melihat kondisi terbaik dari sebelumnya. Jika seseorang belum memiliki

pengalaman yang matang, maka analisis yang dilakukan juga masih abu-

abu. Tidak ada pertimbangan alternatif yang dipilih dan hanya berdasar

pada sepengetahuan tanpa merujuk sesuatu yang didapatkan sebelumnya.”

(Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 20 April 2017).

Namun, pihak PG. Rejo Agung telah mengadakan kegiatan pendidikan

dan pelatihan kepada karyawan yang membutuhkannya. Berikut hasil wawancara

dengan Kepala Bagian SDM dan Umum:

“…..diklat sangat membantu para pegawai untuk lebih mengasah skill

mereka. Pembelajaran terus dilakukan melalui diklat salah satunya. Setiap

tahunnya pasti melakukan diklat, entah dari pihak direksi maupun dari

lembaga/pabrik lainnya. Jadi diklat sangat diperlukan untuk

mengembangkan potensi pegawai agar memilki pengetahuan yang baru.”

(Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 20 April 2017).

Pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya data dari Bagian SDM dan

Umum yang tersaji dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 18. Banyaknya Diklat dalam 1 Tahun

No. Tahun Jumlah

1. 2012 20

2. 2013 27

3. 2014 38

4. 2015 31

5. 2016 38

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

114

Berdasarkan tabel dari banyaknya diklat yang diadakan, dapat disimpulkan

bahwa dari tahun ke tahun diklat yang diadakan dan diikuti oleh PG. Rejo Agung

Baru meningkat. Dengan meningkatnya diklat yang diadakan dan diikuti, maka

semakin banyak pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh para

karyawan. Berikut salah satu dokumentasi diklat yang diadakan oleh PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

Gambar 22. Diklat yang diadakan Oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru

c. Kemampuan Penguasaan dan Pengembangan Teknologi

Peralatan mesin yang dipakai di PG. Rejo Agung Baru merupakan

teknologi canggih yang dibutuhkan untuk memproses produksi. Beberapa alat

yang digunakan sudah berumur lama. Peralatan atau mesin yang digunakan dalam

proses produksi didapatkan bahwasanya teknologi yang digunakan merupakan

teknologi lebih modern. Alasannya karena selama proses produksi menggunakan

alat secara merata. Alat-alat yang digunakan selama proses produksi juga berasal

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

115

dari luar negeri. Selain itu, PG. Rejo Agung Baru juga berupaya untuk

meningkatkan pengembangan teknologi yang ada. Sesuai dengan hasil wawancara

dengan Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru berikut ini.

“……jadi kalau untuk masalah kemajuan atau perkembangan teknologi,

kita selalu mengikuti perkembangan yang ada. Ada beberapa pembaruan

dan penggantian untuk mesin yang lama agar proses produksi bisa berjalan

secara efektif. Jika dulu kita memakai mesin uap model lama, kali ini kita

menggantinya dengan turbin uap. Kemudian ada beberapa mesin yang

menggunakan motor listrik yang sudah bervariabel speed. Ada inovasi

yang terjadi karena mesin pabrik juga memerluka perubahan, diantaranya

adalah tahun ini kita sudah memasang sistem hidrolic motor yang

termasuk alat modern untuk digunakan di pabrik gula.” (Bapak Ari

Setyawan, Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei

2017).

Penggunaan teknologi juga terlihat jelas pada proses pengolahan limbah

melalui daur ulang. Digunakan kembali menjadi barang yang multifungsi dan

mampu menekan angka pengeluaran justru mampu meningkatkan pemasukan.

Sesuai dengan hasil wawancara berikut ini, seksie gilingan Bagian Pabrikasi

menjelaskan mengenai teknologi yang digunakan untuk mendaur ulang sebuah

limbah.

“….limbah yang dihasilkan diolah menjadi barang yang berguna dengan

teknologi yang mampu memberi nilai tambah bagi pabrik gula.

Pengolahan tidak hanya dari tebu menjadi gula pasir, namun limbah yang

dihasilkan juga diolah kedalam bentuk yang lebih berguna melui teknologi

dan mesin yang canggih. Teknologi tersebutlah yang menjadikan sebuah

limbah untuk media tanam (pupuk), yang digunakan untuk membantu para

petani dalam proses pembibitan tanaman tebu agar menuai hasil yang

memuaskan. (Bapak Hasfi Maulana, Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi PG.

Rejo Agung Baru Madiun, 13 Mei 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut juga diperkuat dengan adanya data yang

menunjukkan bahwa teknologi mesin yang digunakan di PG. Rejo Agung

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

116

merupakan teknologi yang sudah modern. Baik pemanfaatan teknologi untuk

proses pengolahan dan penanganan limbah menjadi sebuah nilai tambah. Berikut

data yang terlampir dalam tabel 19 tentang kecepatan mesin PG. Rejo Agung

Baru Madiun.

Tabel 19. Kecepatan Mesin

Mesin Kecepatan Putar

I 4107-4130 rpm (Revolutions Per Menit)

II 4138-4188 rpm (Revolutions Per Menit)

III 4193-4195 rpm (Revolutions Per Menit)

IV 4362-4371 rpm (Revolutions Per Menit)

Sumber: Bagian Pabrikasi PG. Rejo Agung Baru Madiun

d. Proses Pengolahan dan Penjaminan Mutu Produk

Proses produksi tentu menggunakan teknologi dan membutuhkan

pengembangan setiap waktu. Ada beberapa proses tahapan yang harus dilewati

untuk mengolah dari tebu menjadi gula pasir. Proses teknologi diperlukan pada

saat melakukan proses produksi tersebut. Berikut hasil wawancara dengan Seksie

Gilingan di Bagian Pabrikasi terkait proses pengolahan gula:

“Ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Secara singkatnya, prosesnya

itu berawal dari tebu. Pertama, tebu kita giling, kita ambil niranya. Nira

tersebut kita pisah dengan kotorannya, dan hanya kita ambil nira yang

jernih. Nira jernih tersebut kita uapkan dan kita ambil airnya dan nanti

akan menjadi nira yang kental. Nah dari nira tersebut kita pakai untuk

dimasak dan dijadikan gula yang proses terakhir adalah pengemasan.”

(Bapak Hasfi Maulana, Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 13 Mei 2017).

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

117

Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa proses pembuatan gula

dilalui beberapa tahap. Secara lebih jelas, proses produksi di PG. Rejo Agung

Baru berdasarkan data dari Bagian Pabrikasi melewati 7 (tujuh) stasiun yaitu:

1) Stasiun Persiapan (Emplasemen)

Pada stasiun ini sebenarnya tujuannya adalah mempersiapkan tebu

yang akan masuk pada penggilingan di stasiun serta menyeleksi kelayakan

tebu dari kebun dan juga memperoleh berat bruto maupun neto tebu. Pada

stasiun ini juga melewati beberapa tahapan lagi yaitu:

a) Pos Gawang, bertujuan untuk mencatat asal tebu (asal, jenis,

pemilik) serta untuk menyeleksi kelayakan tebu yang dilihat dari:

(1) Manis: kadar gula (brix), di dalam tebu harus lebih dari 15%.

(2) Bersih: tebu harus bersih dari daduk (daun), tebu pucukan

bersih dari akar tanah serta tidak menerima tebu lidi (tebu

kecil).

(3) Segar, masa rentang dari tebang sampai masuk produksi kurang

dari 36 jam.

b) Timbangan I

Pada timbangan I yang ditimbang adalah berat truk dan tebu

(bruto). Setelah tebu ditimbang, tebu dipindahkan ke lori da nada

juga yang langsung menuju ke meja tebu. Tebu yang berada di lori

kemudian diangkut ke penampungan dan diatur oleh mandor

menurut datangnya tebu.

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

118

c) Timbangan II

Pada timbangan II, yang ditimbang adalah berat truk (tarra).

Sehingga berat tebu (neto) merupakan hasil pengurangan berat

bruto dengan berat tarra.

2) Stasiun Gilingan

Gula yang ada dalam tebu diambil semaksimal mungkin melalui alat

pendahuluan (Cane Preparation: Cane Cutter dan Unigator) dan alat

penggiling (gilingan) dengan menambah air (imbisisi).

3) Stasiun Pemurnian

Pada stasiun ini tujuannya adalah untuk memperoleh nira bersih dari

zat-zat non gula yang terlarut dalam nira mentah dihilangkan sebanyak

mungkin.

4) Stasiun Penguapan

Nira kental dengan kandungan air 40% (brix 60%) diperoleh dengan

menguapkan sebagian besar air yang terkandung dalam nira encer (brix

13%).

5) Stasiun Kristalisasi

Stasiun ini merupakan stasiun yang bertujuan untuk mengkristalisasi

gula monoklin dibentuk dengan ukuran besar butir 0.8-1.2 mm.

Page 63: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

119

6) Stasiun Puteran

Pada stasiun ini dilakukan penyaringan untuk memisahkan kristal gula

dari cairan (stroop) dilakukan dengan gaya sentrifugal sampai diperoleh

Kristal gula yang bersih.

7) Stasiun Penyelesaian

Tahap terakhir yang merupakan kegiatan mengeringkan gula,

menyeleksi ukuran Kristal (gula normal 0.8-1.2 mm, gula halus dan gula

kerikil) dan pengemasan ½ kg, 1 kg, 5 kg, dan 50 kg.

Beberapa proses pengolahan tersebut, membuktikan bahwa pengolahan

tebu menjadi gula tidak semudah apa yang dibayangkan. Membutuhkan proses

yang panjang dan melewati beberapa tahapan. Tidak cukup sampai disitu saja,

penjaminan mutu juga sangat diupayakan oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Berikut cara penjaminan mutu di PG. Rejo Agung menurut staf Quality Control

berikut ini:

“Dalam proses penjaminan mutu produk kita melakukan analisa setiap

jam. Lebih tepatnya analisa kualitas produk yang diantaranya menghitung

jumlah dengan timbangan yang ada dan kita juga mengambil sample yang

kemudian kita analisa. Dari hasil analisa tersebut, apakah sudah memenuhi

SNI atau belum. Jika dilakukan analisa setiap jamnya ada permasalahan,

maka kita lakukan reject atau dikembalikan untuk diproses ulang. Tidak

hanya dianalisa, namun prosesnya juga ada pemantauan agar tidak ada

yang berada di bawah standar.” (Bapak Nur Cahyadi, Staf Quality Control

PG. Rejo Agung Baru Madiun, 26 April 2017).

Berikut data mengenai mutu produk yang diambil oleh Laboratorium

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia tahun 2015 dan 2016. Berikut hasil

dari tahun 2015 dan 2016 yang tersaji dalam tabel 20 dan tabel 21 berikut ini.

Page 64: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

120

Tabel 20. Laporan Hasil Pengujian Tahun 2015

Parameter Satuan Hasil

Polarisasi (°Z, 20°C) °Z° 99.81

Susut Pengeringan (b/b) % 0.02

Warna Larutan (ICUMSA) IU 145

Warna Kristal CU 6.55

Abu Konduktiviti (b/b) % 0.022

Kotoran Kasar grade 3

Besar Jenis Butir Mm 0.95

Belerang Dioksida (SO₂) mg/kg 2.15

Sumber: Bagian Quality Control PG. Rejo Agung Baru Madiun

Tabel 21. Laporan Hasil Pegujian Tahun 2016

Parameter Satuan Hasil

Polarisasi (°Z, 20°C) °Z° 99.89

Susut Pengeringan (b/b) % 0.03

Warna Larutan (ICUMSA) IU 183

Warna Kristal CU 7.33

Abu Konduktiviti (b/b) % 0.02

Kotoran Kasar grade 3

Besar Jenis Butir Mm 0.83

Belerang Dioksida (SO₂) mg/kg 3.26

Cemaran Logam

• Timbal (Pb)

• Tembaga (Cu)

mg/kg

mg/kg

0.5

0.15

Sumber: Bagian Quality Control PG. Rejo Agung Baru Madiun

Beberapa hasil tersebut menunjukkan bahwa ada yang sudah memenuhi

SNI dan ada satu point yang belum sesuai dengan SNI. Secara keseluruhan mutu

produk terus dipantau karena dari data tersebut menunjukkan bahwa hampir

semua telah memenuhi dengan kualifikasi SNI. Berdasarkan hasil wawancara

dengan Staf Quality Control yang menyatakan bahwa pemantauan juga dimulai

dari bahan baku yang berkualitas agar produk yang dihasilkan juga berkualitas.

Berikut hasil wawancara tersebut:

Page 65: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

121

“……mengacu pada Pergub 17 Tahun 2012 dimana ada standar bahan

baku dimana menyebutkan di dalamnya itu salah satunya adalah tebu

harus MSB (Manis Segar Bersih). Sebenarnya yang harus diperhatikan

adalah tebu tidak boleh lebih dari 12 jam dari mulai ditebang sampai

diolah agar mutu produk juga baik.” (Bapak Nur Cahyadi, Staf Quality

Control PG. Rejo Agung Baru Madiun, 26 April 2017).

Namun, dari pernyataan tersebut terkadang tidak bisa dilakukan secara

benar. Karena pada dasarnya pabrik juga tidak dapat memprediksi apakan tebu

mampu diolah dalam waktu kurang dari 12 jam. Terkadang truk yang membawa

tebu juga harus mengantri karena ada beberapa permasalahan pada mesin

pengolahan. Sehingga terjadi antrian truk tebu, yang mungkin saja tebu tersebut

bisa sampai lebih dari 12 jam, sehingga mutu tebu menurun yang juga akan

mempengaruhi penurunan pada mutu produk gula.

Gambar 23. Antrian Truk Tebu

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Page 66: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

122

Selain itu, ada beberapa analisa yang mampu mengganggu kualitas mutu

produk. Analisa kualitas mutu produk dilihat dari 3 faktor. Berikut data yang

menunjukan mengenai hal-hal yang mengganggu kualitas mutu produk di tahun

2015 dan tahun 2016.

Tabel 22. Analisa Trash PG. Rejo Agung Baru Tahun 2015

No. Kate-

gori

Berat

Tebu (kg)

Daduk Pucuk Sogolan Jumlah

kg % kg % kg % kg %

1. TS 513 10.4 2.03 13 2.53 4.3 0.84 27.7 5.4

2. TS 502 8.7 1.73 4.5 0.9 7 1.39 20.2 4.2

3. TS 518 10.2 1.97 7.7 1.49 6.5 1.25 24.4 4.71

Sumber: Bagian Quality Control PG. Rejo Agung Baru Madiun

Tabel 23. Analisa Trash PG. Rejo Agung Baru Tahun 2016

No. Kate-

gori

Berat

Tebu (kg)

Daduk Pucuk Sogolan Jumlah

kg % kg % kg % kg %

1. TS 512 9 1.76 5.1 1 19.5 3.81 33.6 6.56

2. TRK 502 5.9 1.18 5.7 1.14 14.6 2.91 26.2 5.22

3. TRK 510 8.4 1.65 4.7 0.92 12.8 2.51 25.9 5.08

Sumber: Bagian Quality Control PG. Rejo Agung Baru Madiun

Dari tahun 2015 ke 2016 terjadi peningkatan analisa trash yang mampu

mempengaruhi kualitas mutu produk. Karena pada dasarnya, setiap 1% trash

mampu menurunkan 0.125-0.25% rendemen tebu. Dengan menurunnya rendemen

tebu, hal tersebut juga berdampak pada hasil produk yang kualitasnya tentu juga

menurun.

e. Pengembangan Sistem Logistik

Pada umumnya PG. Rejo Agung Baru Madiun dalam memasarkan produk

gula pasir hingga sampai ke tangan konsumen menerapkan saluran distribusi 3

Page 67: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

123

(tiga) tingkat yang terdiri dari produsen ke pedagang besar, pemborong, pengecer,

dan yang terakhir adalah konsumen. Dalam prakteknya, penjualan gula pasir dari

PG. Rejo Agung Baru Madiun dilakukan oleh pihak kantor pusat PT. Rajawali I

Surabaya. Penjualan dilakukan dengan cara pelelangan yang diselenggarakan di

kantor pusat PT. Rajawali I Surabaya. Sistem pelelangan dilakukan dengan cara

mencari para peserta lelang yang menawar nilai tertinggi diatas nilai minimal

yang telah ditentukan oleh PT. Rajawali I Surabaya. Hasil tersebut didapatkan

ketika peneliti melakukan wawancara dengan Staf Bagian Akuntansi dan

Keuangan berikut ini:

“Sebenarnya penjualan dilakukan oleh pihak Direksi Surabaya (PT.

Rajawali I). Sistem penjualan gula itu dilakukan secara lelang. Hampir

semua sistemnya begitu. Kemudian peserta lelang yang menang, berhak

memasarkan produk yang nantinya bisa hingga sampai dikonsumsi oleh

masyarakat.” (Bapak Sulung, Staf Bagian Akuntansi dan Keuangan, 16

Mei 2017).

Pihak PG. Rejo Agung Baru Madiun hanya menerima surat penerimaan

barang (SPPB) dari PT. Rajawali I. Setelah pihak PT. Rajawali I memberikan

SPPB kepada PG. Rejo Agung Baru Madiun, barang baru dapat diambil sesuai

permintaan dari pemenang lelang. Berkaitan dengan pemenang lelang tersebut

yang berperan sebagai pedagang besar, karena hasil dari pembelian gula pasir oleh

pedagang besar akan dijual kembali kepada pemborong atau bisa langsung ke

masyarakat. Dari penjelasan tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara

berikut ini:

“Alur distribusi sebenarnya kita tidak bisa serta merta ikut campur. Karena

bisa saja pedagang besar langsung ke konsumen, bisa juga melalui

pemborong sebelum sampai ke konsumen. Semua diserahkan langsung

Page 68: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

124

kepada pemenang lelang bagaimana alur gula pasir hingga bisa sampai ke

masyarakat. (Bapak Sulung, Staf Bagian Akuntansi dan Keuangan, 16 Mei

2017).

Sedangkan untuk penyimpanan gula, diletakkan di gudang penyimpanan.

PG. Rejo Agung memiliki beberapa gudang penyimpanan. Dibawah ini terdapat

tabel 24 yang menyajikan beberapa gudang penyimpanan yang ada di PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

Tabel 24. Gudang Penyimpanan PG. Rejo Agung Baru

No. Gudang Kapasitas (ku)

1. A 60,000

2. B 40,000

3. C 20,000

4. D 125,000

5. E 90,000

JUMLAH 335,000

Sumber: Bagian Pabrikasi PG. Rejo Agung Baru Madiun

Dari gudang penyimpanan tersebut, gula juga mempunyai batas maksimal

penyimpanan. Gula yang disimpan terlalu lama tidak baik karena mampu merusak

kualitas dari gula itu sendiri. Serupa dengan hasil wawancara yang dilakukan

kepada Staf Administrasi dan Kuangan PG. Rejo Agung Baru Madiun berikut ini:

“Penyimpanan gula memang memiliki batas maksimal agar gula layak

dikonsumsi masyarakat. Setidaknya, jangka waktu penyimpanan gula itu

antara 1-2 tahun. Cara penyimpanan yang bagus juga nantinya

mempengaruhi dari segi produknya. Sangat disayangkan jika produk tidak

bagus hingga ke tangan masyarakat.” (Bapak Sulung, Staf Bagian

Akuntansi dan Keuangan, 16 Mei 2017).

Dengan proses penyimpanan antara 1-2 tahun, maka dapat dipastikan

bahwa gula pasir yang diterima masyarakat layak untuk dikonsumsi. Sistem

Page 69: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

125

penjualan yang dipegang penuh oleh kantor pusat tidak mempengaruhi stok gula

di Kota Madiun. Akan sangat disayangkan jika terdapat pabrik gula di Kota

Madiun, namun stok gula di Kota Madiun menipis.

f. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Secara umum, semua sarana prasarana yang disediakan pada kawasan

industri PG. Rejo Agung Baru Madiun sudah memadai. Sebenarnya, memadai

atau tidaknya dilihat dari sudah memiliki sarana yang penting atau belum.

Misalnya saja instalasi pengolahan limbah, sangat dibutuhkan bagi suatu industri

untuk memiliki instalasi pengolahan limbah sendiri. Berikut prasarana dan sarana

yang terdapat di PG. Rejo Agung Baru Madiun.

1) Instalasi Pengolahan Limbah (Waste Water Treatment Plant)

Salah satu prasarana yang wajib disediakan oleh perusahaan industri dan

sangat penting untuk kawasan industri adalah instalasi pengelolaan limbah

industri dimana semua limbah cair dari industri ditampung dan diolah sesuai

dengan standar influent yang diijinkan pengelola dan diolah. Jika sesuai dengan

standar kualitas effluent yang ditentukan pemerintah, maka limbah dibuang ke

saluran kota. Instalasi Pengelohan Limbah telah dimiliki oleh PG. Rejo Agung

Baru Madiun. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peniliti

kepada Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi berikut ini.

“…disini kita punya 2 instalasi pengolahan limbah. Fungsi instalasi

pengolahan limbah yang pertama untuk air limbah sendiri. Prosesnya

adalah air limbah nanti masuk ke instalasi pengolahan limbah dan diolah

di denerator. Kemudian, kita memakai bakteri air yang disedimentasi lagi.

Air tersebut kita overflow dan di cek apakah sudah sesuai dengan baku

mutu apa belum. Sedangkan instalasi pengolahan limbah kedua untuk

Page 70: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

126

limbah dari air injeksi/air jatuhan. Air dari injeksi tersebut kita recycle

kembali, sekitar 80% dari kebutuhan air yang ada. Jadi, dapat disimpulkan

kalau tidak banyak air yang keluar melalui saluran kota.” (Bapak Hasfi

Maulana, Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi PG. Rejo Agung Baru

Madiun, 13 Mei 2017).

Dari pernyataan tersebut, bisa diketahui bahwa air limbah yang keluar ke

lingkungan masyarakat tidak terlalu banyak, karena adanya proses recycle yang

hampir 80%. Beberapa limbah yang dihasilkan dan penanganannya oleh PG. Rejo

Agung Baru Madiun diantaranya ada di tabel 25 berikut ini.

Tabel 25. Jenis dan Penanganan Limbah

No. Jenis Limbah Penanganan Limbah

1. Limbah Udara Pengangan limbah udara dengan memasang dust

collector multi cyclone untuk menangkap partikel

debu yang selanjutnya partikel debu tersebut

dicampur dengan air. Hasil akhir menjadi campuran

untuk pupuk organik.

2. Limbah Cair Pengelolaan limbah memakai sistem active sludge

menggunakan bakteri INOLA 121 dari P3GI

Pasuruan. Dan effluent air limbah selalu dibawah

Baku Mutu Limbah Menurut SK Gubernur No.

136/1995.

3. Limbah Padat Ada beberapa manfaat dari limbah padat, yaitu:

- Blotong, limbah tersebut dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik sebagai pupuk organik

yang berfungsi meningkatkan kesehatan dan

kesuburan tanah sekaligus dikomposer pupuk

anorganik.

- Abu ketel, limbah tersebut dapat digunakan

sebagai bahan baku industri particle board.

Sumber: PT. PG. Rajawali I

Selain itu, limbah yang ada juga dimanfaatkan kembali menjadi beberapa

produk yang berguna. Berikut pernyataan dari Kepala Bagian Instalasi mengenai

daur ulang limbah yang mampu dimanfaatkan dan memiliki nilai jual:

Page 71: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

127

“…..sebenarnya pabrik gula yang sehat dilihat dari bagaimana cara recycle

limbah. Dan di kita itu, memanfaatkan kembali limbah dr proses produksi

untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk proses produksi sampai

dijadikan sebagai barang lain yang bermanfaat. Contohnya, dari hasil

perahan tebu itu kan nantinya keluar ampas. Ampas tersebut bisa

digunakan kembali menjadi sesuatu yang berguna. Selain kita

memanfaatkan kembali limbah yng sudah tidak terpakai, ampas

merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan.” (Bapak Ari Setyawan,

Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan adanya data tentang hasil

limbah yang dimanfaatkan kembali menjadi produk sampingan. Berikut tabel 26

tentang data pemanfaatan limbah yang dijadikan produk sampingan oleh PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

Tabel 26. Produk Samping PG. Rejo Agung Baru

No. Produk Manfaat

1. Tetes Sebagai bahan baku penyedap masakan,

alkohol dan lain-lain

2. Blotong Dimanfaatkan sebagai pupuk organk yang

berfungsi untuk meningkatkan kesehatan

dan kesuburan tanah sekaligus dikomposer

pupuk organic

3. Ampas Sebagai bahan bakar ketel, bahan baku

pabrik particle board dan pabrik kertas

Sumber: PT. PG. Rajawali I

2) Tenaga Listrik

Sistem jaringan listrik merupakan alat penerangan dan termasuk dalam

kebutuhan dasar bagi masyarakat. Penyediaan sumber daya atau energi listrik

yang tersedia untuk pelayanan perumahan, industri dan kegiatan lainnya

dilakukan oleh PLN. Pelanggan listrik terbesar di Kota Madiun berada di

Kecamatan Taman yaitu 23,207 tahun 2015.

Page 72: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

128

Tabel 27. Jumlah Pelanggan Listrik di Kota Madiun Tahun 2011-2015

No. Tahun Kecamatan

Manguharjo Taman Kartoharjo

1. 2011 13,273 21,460 14,014

2. 2012 14,463 22,179 14,394

3. 2013 14,587 22,813 14,914

4. 2014 14,617 23,800 23,207

5. 2015 15,274 23,207 13,952

Sumber: Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2016

3) Jalan

Kemajuan ekonomi sebuah wilayah sangat tergantung oleh sistem

transportasi yang mendukung segala aktivitas di dalamnya. Tanpa dukungan

sarana prasarana yang memadai, sistem transportasi tidak akan bisa berjalan

lancar. Salah satu prasarana yang penting untuk memperlancar kegiatan

perekonomian suatu daerah adalah jalan. Jalan raya di Kota Madiun tahun 2015

mencapai 435.70 km yang terbagi atas jalan negara sepanjang 15.98 km, jalan

provinsi 0.58 km, dan jalan kota 419.14 km.

Tabel 28. Panjang Jalan Menurut Pemerintahan Kota Madiun (km)

No. Tahun Jenis Jalan

Jumlah Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota

1. 2011 15.98 0.58 387.94 404.50

2. 2012 15.98 0.58 393.25 409.81

3. 2013 15.98 0.58 403.89 420.45

4. 2014 15.98 0.58 407.68 424.24

5. 2015 15.98 0.58 419.14 435.70

Sumber: Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2016

Page 73: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

129

4) Air Bersih

Seiring dengan berkembangnya industri di Kota Madiun, identik dengan

tingkat kehidupan yang lebih baik. Sehingga diharapkan kemajuan industri

berdampak positif terhadap lingkungan hidup. Air bersih merupakan kebutuhan

essensial bagi masyarakat. Pelanggan air bersih di Kota Madiun pada tahun 2015

sebanyak 37,193 pelanggan. Kelompok pelanggan terbesar adalah rumah tangga

yang mencapai 94.21%. Sedangkan jumlah air yang disalurkan sebesar

81,850,387 m3 dengan nilai pendapatan Rp 28,634,215,520. Berikut adalah

jumlah pelanggan air bersih berdasarkan golongannya.

Tabel 29. Jumlah Pelanggan Air Bersih dan Pemakaian Air Kota Madiun

No. Jenis Pelanggan Pelanggan Air yang disalurkan (m3)

1. Sosial 54 22,532

2. Rumah Tangga 35,041 80,966,610

3. Instasi Pemerintah 221 280,490

4. Niaga 1,261 351,906

5. Industri 4 1,835

6. Khusus 612 227,014

JUMLAH 37,193 81,850,387

Sumber: Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2016

5) Telekomunikasi

Kebutuhan telekomunikasi penduduk Kota Madiun dilayani PT. Telkom

melalui gardu distribusi yang dilanjutkan melalui Sentra Telepon Otomatis untuk

disalurkan kepada pelanggan. Jumlah pelanggan telepon pada tahun 2015

sebanyak 6,882 pelanggan. Jumlah pelanggan terbanyak berasal dari jenis rumah

tangga sebanyak 5,632 pelanggan.

Page 74: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

130

Tabel 30. Penyediaan Jasa Telekomunikasi di Kota Madiun Tahun 2015

No. Jenis Kecamatan

Jumlah Manguharjo Taman Kartoharjo

1. Umum Coin 9 9 6 24

2. Pemerintah 8 9 9 26

3. Rumah Tangga 2,763 1,319 1,550 5,632

4. Bisnis 320 407 351 1,078

6. Wartel 27 49 46 122

Sumber: Kota Madiun Dalam Angka Tahun 2016

6) Permukiman penduduk di kawasan industri

Berdirinya kawasan industri di Kota Madiun merangsang pertumbuhan

permukiman di sekitarnya. Selain penduduk asli daerah setempat banyak warga

baru yang berstatus sebagai pekerja atau karyawan dari perusahaan. Berdasarkan

hal tersebut, bagi karyawan staf disediakan rumah dinas oleh PG. Rejo Agung

Baru. Untuk karyawan non staf tinggal di daerah sekitar yang dekat dengan

perusahaan. Terdapat 3 (tiga) kecamatan di Kota Madiun, dan dari ketiga

kecamatan tersebut yang paling dekat adalah kecamatan Manguharjo. Secara lebih

jelasnya, jumlah rumah tinggal yang ada di Kota Madiun berdasarkan kecamatan

tersaji di tabel 31 berikut ini.

Tabel 31. Prosentase Rumah Tinggal Kota Madiun Tahun 2015

No. Kecamatan Jumlah Rumah Persentase (%)

1. Manguharjo 11,988 27.8

2. Taman 18,216 42.24

3. Kartoharjo 12,920 29.96

JUMLAH 43,124 100

Sumber: RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019, diolah

Page 75: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

131

7) Drainase

Pertumbuhan kota dengan disertai bertambahnya penduduk menimbulkan

dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi. Sehingga berpengaruh besar

terhadap sistem drainase kota. Saluran drainase di Kota Madiun pada umumnya

dalam kondisi baik, namun ada jalan yang belum terfasilitasi saluran drainase.

Tabel 32. Panjang Jalan yang Memiliki Trotoar dan Drainase (km)

Uraian Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

Panjang jalan memiliki trotoar 45,760 48,970 51,960 80,010 81,619

Panjang jalan memiliki drainase 393.25 403,33 407.52 403.33 407.52

Sumber: RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019

g. Peningkatan Investasi dan Kerjasama Industri

Kerjasama dan investasi merupakan salah satu hal yang penting dalam

menjalankan suatu perusahaan. Investasi diperlukan mengingat tanpa investasi

perusahaan akan mengalami keterbatasan dalam kegiatan operasionalnya.

Perkembangan investasi dapat dilihat pada tabel 33 berikut ini.

Tabel 33. Perkembangan Investasi PG. Rejo Agung Baru

Tahun Investasi

2012 26,271,600,000

2013 9,534,000,000

2014 21,888,600,000

2015 29,100,000,000

Sumber: RKAP PT. Rajawali Nusantara Indonesia, 2016

Berdasarkan tabel perkembangan investasi, dapat dilihat bahwa

perkembangan investasi di PG. Rejo Agung Baru Madiun mengalami fluktuasi

Page 76: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

132

dengan jumlah investasi terbesar ada di tahun 2015. Jika dilihat dalam bentuk

grafik, maka akan menjadi seperti berikut ini.

Gambar 24. Grafik Perkembangan Investasi

Sumber: PT. Rajawali Nusantara Indonesia, diolah

Peningkatan investasi akan mempengaruhi pembangunan perusahaan.

Dengan berkembangnya perusahaan, maka perusahaan mampu memproduksi

secara maksimal. Pada tahun 2018 akan terjadi pembangunan hilirisasi di PG.

Rejo Agung untuk memperlancar kegiatan operasional setiap harinya.

Tabel 34. Hilirisasi Gula Lingkungan RNI

No. Pabrik Gula Kapasitas Tahun Pembangunan Investasi

1. PG. Subang 4 MW 2017 US$ 2 juta/MW

2. PG. Jati Tujuh 6 MW 2017 US$ 2 juta/MW

3. PG. Rejo Agung 5 MW 2018 US$ 2 juta/MW

Sumber: PT. Rajawali Nusantara Indonesia

Secara umum, perusahaan harus memiliki dasar industri yang kuat sebagai

industri pendukung. Dengan demikian, hilirisasi merupakan strategi yang tepat

Page 77: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

133

untuk negara-negara yang mempunyai sumber daya alam yang berlimpah dan

dapat menjadikan bahan-bahan mentah sebagai input bagi proses industrialisasi.

Bukan perkara mudah untuk menumbuhkembangkan program hilirisasi industri.

Butuh dana yang besar untuk melakukan hilirisasi dengan tingkat investasi yang

terus meningkat di setiap tahunnya.

Tidak hanya itu, dibutuhkan kerjasama antar berbagai pemangku

kepentingan baik sektor publik, swasta, maupun stakeholder lainnya. Ada

beberapa kerjasama yang dilakukan PG. Rejo Agung Baru dengan beberapa

pihak, misalnya dengan perbankan dan beberapa lembaga penelitian yaitu

Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta dan Pusat Penelitian

Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Sedangkan kerjasama dengan instansi

pemerintah terjadi di tahun 2011 oleh Kementrian Perindustrian terkait revitalisasi

pabrik gula. Selain itu, PG. Rejo Agung Baru juga melakukan kerjasama dengan

PT. KAI terkait pembuatan dan penyempurnaan lori untuk proses sebelum

produksi pengolahan. Hal tersebut diperkuat dengan hasil wawancara berikut ini.

“Ada beberapa kerjasama dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan PG.

Rejo Agung Baru. Misalnya dengan perbankan, lembaga penelitian, PT.

KAI, instansi pemerintah pusat maupun daerah. Tetapi bantuan yang

diterima tidak semuanya setiap tahun. Kerjasama dilakukan dengan baik

dan tentunya dalam pengawasan kantor direksi.” (Bapak Ari Setyawan,

Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Tingkat investasi dan kerjasama jika semakin banyak maka perusahaan

akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengembangan dan menjadikan

industri yang lebih tangguh. Kerjasama diperlukan, mengingat dibutuhkannya

Page 78: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

134

sebuah bantuan dari beberapa pihak agar industri di bidang agro bertahan dan

berdaya saing tinggi.

2. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan

PG. Rejo Agung Baru Madiun dalam Meningkatkan Produktivitas

Gula Nasional Melalui Perspektif Good Corporate Governance.

a. Faktor Internal

1) Kualitas SDM pegawai PG. Rejo Agung Baru Madiun

Jika dilihat dari IPM, Kota Madiun mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Jika dibandingkan dengan kabupaten sekitar, prosentase

pembangunan manusia di Kota Madiun cenderung lebih baik dibandingkan

dengan Kabupaten sekitar maupun tingkat provinsi. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 35 berikut ini.

Tabel 35. Perbandingan IPM Kota Madiun Tahun 2011-2015

No. Kota/Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015

1. Kab. Pacitan 62.03 62.94 63.38 63.81 64.92

2. Kab. Ponorogo 65.28 66.16 67.03 67.4 68.16

3. Kab. Madiun 65.98 67.32 68.07 68.6 69.39

4. Kab. Magetan 68.52 69.56 69.86 70.29 91.39

5. Kab. Ngawi 65.84 66.72 67.25 67.78 68.32

6. Kota Madiun 76.48 77.21 78.41 78.81 79.48

7. Jawa Timur 66.06 66.74 67.55 68.14 68.95

Sumber: RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019

Kemajuan IPM Kota Madiun terlihat dari peningkatan semua

komponen penyusun IPM yang terdiri dari angka harapan hidup, tingkat

pendidikan dan kemampuan daya beli. Kemajuan pembangunan manusia di

Page 79: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

135

Kota Madiun dapat diartikan bahwa capaian pembangunan yang telah

dilaksanakan sudah cukup baik, perlu dipertahankan dan ditingkatkan di masa

yang akan datang.

Seiring dengan meningkatnya IPM Kota Madiun, maka menandakan

bahwa sumber daya manusia di PG. Rejo Agung juga cukup baik. Jika dilihat

berdasarkan tingkat pendidikan, maka sebagian besar pegawai PG. Rejo

Agung Baru sebagian besar lulusan SMA sederajat. Berikut tabel 36 yang

menyajikan data mengenai tingkat pendidikan pegawai PG. Rejo Agung Baru

Madiun.

Tabel 36. Tingkat Pendidikan Pegawai PG. Rejo Agung Baru

No. Tingkat Pendidikan Persentase (%)

1. SD Sederajat 4.91

2. SMP Sederajat 10.18

3. SMA Sederajat 70.88

4. Diploma 3.51

5. Sarjana 10.54

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun

Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai

PG. Rejo Agung Baru memiliki kualitas SDM yang cukup baik, walaupun

tingkat pendidikan terakhir paling banyak berada di tingkat SMA sederajat.

Seiring dengan perkembangan, pegawai yang direkrut telah menempuh gelar

diploma. Jika dinilai berdasarkan tingkat pendidikannya, maka sumberdaya

manusia PG. Rejo Agung Baru masih kurang. Dengan mayoritas tingkat

pendidikannya adalah SMA sederajat, maka terapan ilmu yang diketahui juga

belum sebanyak yang dimiliki oleh para sarjana.

Page 80: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

136

2) Budaya Organisasi PG. Rejo Agung Baru Madiun

Setiap organisasi, baik organisasi pemerintah dan swasta pasti

memiliki budaya yang diyakini secara bersama sebagai identitas organisasi

atau perusahaan. Sama halnya dengan organisasi lain, PG. Rejo Agung juga

memiliki budaya organisasi sendiri. Ada beberapa pemahaman dan cara

berfikir yang dimiliki oleh anggota organisasi. Contohnya adalah budaya

organisasi tentang kedisiplinan. Setiap pegawai dituntut untuk disiplin,

terutama disiplin waktu. Sama halnya dengan PG. Rejo Agung Baru Madiun

juga harus menerapkan kedisiplinan terkait urusan waktu. Berikut hasil

wawancara dengan Kepala Bagian SDM dan Umum terkait kedisiplinan yang

diterapkan di PG. Rejo Agung Baru Madiun.

“Perusahaan memiliki peraturan tersendiri, ya..karena itu setiap

pegawai harus menaati peraturan. Peraturan yang ada harus dijalankan

karena agar setiap pegawai memiliki batasan-batasan dalam bertindak

di lingkungan perusahaan. Misalnya aturan tentang kedisiplinan jam

kerja yaitu masuk kerja jam 07.00 dan pulang jam 16.00, dan setiap

karyawan menggunakan absensi sidik jari. Kan lebih mudah untuk

direkap datanya. Sehingga bisa menjadi bahan evaluasi jika ada yang

terlalu sering datang terlambat dan tanpa konfirmasi. Selain itu jika

ada karyawan yang tidak bekerja selama 1 minggu secara berturut-

turut tanpa izin, maka akan diberika SP 1. Nah itu gambaran bentuk

kedisiplinan disini. (Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan

Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun, 20 April 2017).

Budaya organisasi yang diterapkan dalam suatu organisasi diharapkan

sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi.

Oleh karena itu, kedisiplinan juga diperlukan dalam organisasi, karena disiplin

juga merupakan bagian dari budaya organisasi. Bagaimana setiap karyawan

Page 81: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

137

diajarkan untuk disiplin dalam pekerjaannya agar tidak membuang waktu

yang ada.

Namun dengan adanya absensi karyawan yang menggunakan sidik

jari, membuat tidak optimalnya dalam merekap dan mengevaluasi kehadiran

setiap karyawan. Karena tidak hanya ada satu pintu masuk dalam kantor PG.

Rejo Agung Baru Madiun, hal tersebut yang membuat setiap karyawan lupa

melakukan absensi datang dan pulang. Berikut pernyataan dari Kepala Bagian

SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun.

“…..seringkali karyawan lupa untuk absen menggunakan sidik jari

sebelum bekerja dan sesudah bekerja. Hal tersebutlah yang membuat

hasil rekap tidak bisa maksimal. Untuk mengevaluasi kinerja karyawan

juga sedikit membingungkan karena tidak semua karyawan rajin absen

sebelum dan sesudah bekerja.” (Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian

SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun, 20 April 2017).

Kurang optimalnya sistem absensi membuat kinerja karyawan

dipertanyakan. Percuma jika karyawan telah menerapkan budaya organisasi

tentang kedisiplinan namun sistemnya tidak mendukung. Perlunya untuk

dibenahi kembali sistem yang ada agar budaya organisasi mampu diterapkan

sesuai dengan peraturan perusahaan. Akan tetapi, secara keseluruhan budaya

organisasi yang diterapkan berjalan dengan sangat baik, misalnya tidak ada

batasan dalam menyampaikan pendapat dan tersedianya fasilitas pada setiap

karyawan untuk menyampaikan pemikiran yang dimiliki.

Page 82: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

138

3) Alur Distribusi Produk

Alur pendistribusian produk atau barang yang berupa gula pasir

merupakan alur dengan sistem saluran distribusi tidak langsung. Jika dalam

prakteknya penjualan gula pasir dari PG. Rejo Agung Baru Madiun dilakukan

oleh pihak kantor pusat PT. PG. Rajawali I. Penjualan tersebut dilakukan

dengan cara pelelangan yang diselenggarakan di kantor pusat di Surabaya. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan dari Staff Bagian Akuntansi dan Keuangan

berikut ini.

“Sebenarnya penjualan dilakukan oleh pihak Direksi Surabaya (PT.

Rajawali I). Sistem penjualan gula itu dilakukan secara lelang. Hampir

semua sistemnya begitu. Kemudian peserta lelang yang menang,

berhak memasarkan produk yang nantinya bisa hingga sampai

dikonsumsi oleh masyarakat. Alur distribusi sebenarnya kita tidak bisa

serta merta ikut campur. Karena bisa saja pedagang besar langsung ke

konsumen, bisa juga melalui pemborong sebelum sampai ke

konsumen. Semua diserahkan langsung kepada pemenang lelang

bagaimana alur gula pasir hingga bisa sampai ke masyarakat.” (Bapak

Sulung, Staf Bagian Akuntansi dan Keuangan, 16 Mei 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut, alur distribusi diserahkan

sepenuhnya oleh pihak direksi ataupun kepada pemenang lelang. Pabrik gula

Rejo Agung Baru Madiun hanya memproduksi dan menerima surat perintah

penerimaan barang dari PT. PG. Rajawali I. Setelah pihak direksi PT. PG.

Rajawali I memberikan surat perintah kepada PG. Rejo Agung Baru Madiun

maka barang dapat diambil sesuai permintaan dari pemenang lelang. Alur

distribusi yang tidak langsung memberikan keuntungan, salah satunya adalah

dengan adanya sistem pelelangan dan PG Rejo Agung hanya mengeluarkan

barang jika ada surat perintah dan lebih dimudahkan karena hanya berfokus

Page 83: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

139

pada produksi dan tidak memikirkan sistem distribusi produk ke masyarakat.

Tugas tersebut sudah diserahkan kepada direksi untuk mencari pemenang

lelang dan selebihnya sistematika pendistribusian diserahkan kepada

pemenang lelang untuk sampai ke masyarakat.

4) Kapasitas mesin produksi yang besar

Setiap pabrik gula memiliki kapasitas produksi masing-masing. Pabrik

gula Rejo Agung salah satu pabrik gula yang memiliki kapasitas produksi

besar, yaitu mencapai 6.000 TCD (Ton Cane Per Day). Kapasitas produksi

yang besar tersebut merupakan salah satu keunggulan tersendiri. Karena masih

banyak pabrik gula yang memiliki kapasitas dibawah 6.000 TCD (Ton Cane

Per Day). Berikut penjelasan dari Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung

Baru Madiun.

“…..kapasitas disini memang cukup besar jika dibanding dengan

pabrik lainnya yang ada di sekitaran Madiun. Kapasitas 6000 TCD

mampu memproduksi gula lebih optimal, itupun jika tidak terjadi

permasalahan pada mesinnya ya. Kapasitas yang besar mempermudah

dalam memproduksi gula pasir setiap harinya. Target jauh lebih mudah

dicapai jika kapasitas mesin besar. Namun, untuk saat ini memang

dirasa kapasitas mesin yang 6000 TCD kurang, karena ada pabrik yang

mampu memiliki kapasitas diatas 10,000 TCD.” (Bapak Ari Setyawan,

Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Berdasarkan hal tersebut, kapasitas pabrik gula yang terus diperbaiki

dalam beberapa kurun waktu tertentu, membuktikan bahwa kapasitas mesin

produksi harus mengalami perubahan yang juga mempengaruhi produktivitas.

PG. Rejo Agung memang pabrik gula terbesar di karesidenan Madiun. Berikut

kapasitas pabrik gula yang ada di sekitar wilayah Madiun.

Page 84: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

140

Tabel 37. Kapasitas Pabrik Gula Karesidenan Madiun

No. Pabrik Gula Tempat Kapasitas

1. PG. Soedhono Kab. Ngawi 2,700 TCD

2. PG. Pagotan Kab. Madiun 3,200 TCD

3. PG. Kanigoro Kab. Madiun 1,950 TCD

4. PG. Redjosarie Kab. Madiun 2,650 TCD

5. PG. Poerwodadie Madiun 2,300 TCD

6. PG. Rejo Agung

Baru

Kota Madiun 6,000 TCD

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2017

Kelima pabrik gula lainnya terbukti memiliki kapasitas dibawah PG.

Rejo Agung Baru Madiun. Oleh karena itu, PG. Rejo Agung memiliki potensi

dalam meningkatkan produktivitas gula nasional di masa yang akan datang,

jika mesin produksi benar-benar dimanfaatkan secara optimal. Kapasitas yang

saat ini sudah besar, tidak menutup kemungkinan bahwa mesin pabrik gula

perlu direvitalisasi menjadi lebih besar sehingga produksi gula nasional juga

meningkat.

5) Akses dan persaingan dalam mendapatkan bahan baku

Salah satu faktor untuk menentukan lokasi industri adalah seberapa

dekat jarak lokasi pabrik dengan bahan baku utamanya. Jika jarak tersebut

terlalu jauh untuk dicapai, maka industri tersebut bisa dikatakan tidak efektif.

Pada umumnya, PG. Rejo Agung mendapatkan bahan baku dari para petani

yang berada di beberapa daerah Jawa Timur.

Page 85: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

141

Tabel 38. Pabrik Gula RNI dan Sumber Bahan Baku

No. Pabrik Gula Kapasitas (TCD) Sumber Bahan Baku

1. PG. Krebet Baru 12,000 Malang, Blitar

2. PG. Rejo Agung

Baru 6,000

Madiun, Ngawi,

Magetan, Ponorogo,

Nganjuk, Kediri,

Mojokerto

3. PG. Candi Baru 2,750 Sidoarjo, Mojokerto,

Malang, Kediri

4. PG. Tersana

Baru 2,800

Cirebon, Brebes

5. PG. Sindang

Laut 1,900

Cirebon

6. PG. Madukismo 3,500

Bantul, Gunungkidul,

Sleman, Kulonprogo,

Temanggung, Purworejo,

Kebumen

7. PG. Subang 2,700 Subang

8. PG. Jatitujuh 3,900 Majalengka

Sumber: Outlook RNI, 2017

Bahan baku yang didapat dari berbagai wilayah sudah dipetakan sesuai

dari jarak terdekat dengan lokasi pabrik. Jika dilihat, Jawa Timur menempati

posisi pertama dari provinsi lain di Indonesia untuk luas area tebu. Berikut

luas area perkebunan tebu di Provinsi Jawa.

Tabel 39. Luas Areal Tebu Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2016

No. Provinsi

Jenis Perkebunan

Perkebunan

Rakyat

Perkebunan

Negara

Perkebunan

Swasta

1. DKI. Jakarta - - -

2. Jawa Barat 9,546 12,057 -

3. Banten - - -

4. Jawa Tengah 63,041 560 1,792

5. D.I. Yogyakarta 3,485 - -

6. Jawa Timur 197,440 25,000 407

JUMLAH 273,512 37,617 2,199

Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015

Page 86: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

142

Berdasarkan tabel luas areal tebu di Pulau Jawa, dapat diketahui bahwa

Provinsi Jawa Timur memiliki area perkebunan tebu terluas diantara provinsi

di Pulau Jawa lainnya. Akan tetapi, dengan besarnya luas area perkebunan di

Jawa Timur sebanding dengan jumlah pabrik yang tersebar. Persaingan yang

sangat ketat antara pabrik gula terjadi untuk mendapatkan bahan baku di

wilayah Jawa Timur. Dapat dikatakan bahwa daerah yang memiliki potensial

untuk dijadikan kota agropolitan adalah Provinsi Jawa Timur dan Jawa

Tengah karena dari kedua provinsi tersebut menempati posisi tertinggi

diantara provinsi lainnya.

Namun dengan ketersediaan bahan baku yang begitu melimpah juga

diimbangi dengan banyaknya jumlah pabrik gula. Bahkan pabrik gula di Jawa

Timur telah mendominasi jumlah pabrik gula di Indonesia. Persaingan untuk

mendapatkan bahan baku terjadi antar pabrik gula di Jawa Timur. Karena

bahan baku merupakan faktor penentu untuk produksi, maka tidak heran jika

perebutan untuk memperoleh bahan baku antar pabrik gula terjadi sampai saat

ini. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Kasie. Bina Sarana Tani PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

“Permasalahannya memang dalam mendapatkan bahan baku ya

begitu..harus bersaing dengan pabrik gula lain. Apalagi di Jawa Timur

banyak pabrik gula, jangankan di Jawa Timur, bahkan di wilayah

karesidenan Madiun saja ada 6 pabrik gula yang harus saling bersaing.

Kita bahkan mencoba bagaimana solusinya jika bahan baku tidak

tercapai sesuai target.” (Bapak Panca, Kasie BST PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 21 April 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diketahui untuk mendapatkan

bahan baku membutuhkan strategi agar petani bersedia memberikan tebu

Page 87: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

143

kepada pabrik gula Rejo Agung Baru dan bukan pada pabrik lain. Jika di

wilayah karesidenan Madiun terdapat 6 pabrik gula yang sama, maka dapat

dipastikan jika dalam memperoleh bahan baku, PG. Rejo Agung Baru harus

mendapatkan alternatif bahan baku dari wilayah lain selain Madiun, Ngawi,

Magetan, Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Mojokerto. Tidak menutup

kemungkinan bahwa kelima pabrik gula lainnya mendapatkan bahan baku dari

daerah-daerah tersebut.

6) Kurangnya varietas tanaman tebu yang dikembangkan

Varietas merupakan sekelompok tanaman dari suatu jenis yang

ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman dengan adanya kombinasi

yang dapat membedakan dengan jenis atau spesies yang sama. Pengembangan

varietas dilakukan dengan beberapa alasan. Berikut hasil wawancara dengan

Kasie BST terkait pengembangan varietas.

“……memang selalu dilakukan pengembangan varietas disini.

Beberapa varietas dikembangkan dengan tujuan supaya tanaman tebu

lebih cocok dengan kondisi tanah, pengairan, musim yang terjadi di

wilayah Madiun. Sehingga dari pengembangan tersebut dicari varietas

mana yang paling cocok dengan kondisi yang ada dan tebu dapat

dipanen dengan jumlah yang besar.” (Bapak Panca, Kasie BST PG.

Rejo Agung Baru Madiun, 21 April 2017).

Pengembangan varietas yang dilakukan memiliki maksud untuk

meningkatkan produksi. Jumlah varietas yang dikembangkan harus memiliki

identitas yang membedakan dengan varietas lainnya. Berikut beberapa

varietas tebu yang telah dipakai oleh PG. Rejo Agung Baru.

Page 88: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

144

Tabel 40. Komposisi Varietas PG. Rejo Agung Baru Tahun 2014-2017

No. Tahun Jumlah Varietas Luas (Ha)

1. 2014 8 101,922

2. 2015 6 74,597

3. 2016 6 69,234

4. 2017 6 53,755

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Varietas dari tahun ke tahun mengalami penurunan, sehingga

pengembangan belum optimal dengan jumlah varirtas yang dinilai sangat

rendah. Beberapa pertimbangan mungkin dilakukan karena tidak semua

varietas cocok untuk ditanam di wilayah Madiun. Namun, pengembangan

sampai saat ini masih dilakukan, karena pabrik gula Rejo Agung memiliki

laboratorium khusus untuk mengembangkan varietas maupun media tanam

yang digunakan. Berikut beberapa foto varietas tebu yang dikembangkan di

PG. Rejo Agung Baru maupun di pabrik gula Pulau Jawa lainnya.

Page 89: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

145

Gambar 25. Beberapa Varietas Tebu yang dikembangkan PG. Rejo

Agung Baru Madiun

Sumber: Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun

Beberapa foto tersebut menunjukkan bahwa laboratorium

menggunakan sampel varietas dan melihat perkembangannya sebelum

ditanam pada area pertanian. Sampel hanya ditanam di dalam wadah media

tanam dan diteliti seberapa cocok nantinya varietas tersebut jika ditanam pada

lahan pertanian. Jika memang varietas tersebut sudah dirasa sesuai dengan

keadaan iklim, tanah, pengairan, maka PG. Rejo Agung Madiun menyarankan

kepada para petani yang menjadi mitra kerjanya untuk menggunakan bibit

yang sudah dikembangkan dan sudah teruji di laboratorium tersebut. Sehingga

hasil yang dipanen sesuai dengan apa yang diharapkan, walaupun kondisi

iklim, pengairan tidak menentu, akan tetapi bibit tebu yang sudah diuji mampu

bertahan dan dapat dipanen dengan jumlah yang cukup besar.

Hanya saja berdasarkan data diatas, PG. Rejo Agung Baru hanya

melakukan pengembangan 6-8 varietas dari tahun 2014-2017 dari total

keseluruhan 20 varietas yang dikembangkan di Pulau Jawa. Tidak optimalnya

pengembangan yang dilakukan menjadi salah satu penanda masih lemahnya

penelitian yang dilakukan. Pabrik gula Rejo Agung juga berkesempatan

Page 90: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

146

membuat varietas baru dan tidak perlu untuk melakukan pengembangan pada

varietas yang sudah ditemukan. Tidak hanya itu, jika varietas baru ditemukan

maka varietas tersebut mampu dijadikan contoh untuk wilayah yang

kondisinya hampir sama dengan wilayah Madiun.

b. Faktor Eksternal

1) Dominasi sektor industri di Jawa Timur

Sektor industri memegang peranan penting dalam memajukan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor industri juga memegang peranan

penting di Provinsi Jawa Timur. Tidak hanya itu, hampir 80% Provinsi Jawa

Timur didominasi oleh sektor industri. Agroindustri merupakan perpaduan

antara sektor industri dan sektor pertanian. Jika sektor industri telah

mendominasi pertumbuhan, maka sektor pertanian hanya kecil dari sebuah

diagram. Sektor pertanian menjadi kurang diminati oleh sebagian orang,

sehingga hanya memberi sedikit kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, jika

dibandingkan sektor lainnya. Terlebih lagi, pabrik gula di Jawa Timur cukup

banyak yang berada dibawah pengawasan BUMN. Berikut diagram presentase

sektor yang menjadi unggulan di Provinsi Jawa Timur.

Page 91: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

147

Gambar 26. Diagram Dominasi Sektor di Provinsi Jawa Timur

Sumber: Bappeda Provinsi Jawa Timur

Adanya dominasi pada sektor industri dan tidak seimbangnya dengan

sektor lainnya membuat agroindustri berada diantara kedua sektor. Disatu sisi

sektor industri telah mendominasi, di sisi lain sektor pertanian jauh dari apa

yang diharapkan. Sektor pertanian memang dirasa kurang memuaskan karena

beberapa permasalahan yang timbul pada sektor tersebut. Apalagi, di era

seperti sekarang, industri menjadi tolak ukur ketangguhan suatu negara. Tidak

dapat dipungkiri jika sektor industri merupakan sektor yang mampu

mendominasi di Provinsi Jawa Timur.

2) Kota Madiun merupakan kawasan agropolitan regional

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-

2031, Kota Madiun termasuk di dalam kawasan strategis nasional dalam

Page 92: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

148

kategori kawasan agropolitan regional. Tidak hanya Kota madiun yang

menjadi kawasan agropolitan regional, ada beberapa kabupaten seperti

Kabupaten Madiun, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten

Pacitan, dan beberapa daerah lainnya. Kota Madiun dan beberapa daerah yang

sebelumnya dijelaskan termasuk dalam sistem agropolitan wilis. Dalam

pengembangan sistem agropolitan wilis, Kota Madiun termasuk di dalam

penghasil/pengumpul bahan baku dan pusat koleksi regional karena di Kota

Madiun terdapat industri gula. Dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, Kota

Madiun telah memiliki sarana dan prasarana berupa terminal kargo dan

adanya pengembangan baru untuk jalan tol yang pusat distribusinya berada di

Kota Surabaya.

Gambar 27. Kawasan Strategis Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031

Berdasarkan peta tersebut, seluruh daerah yang termasuk dalam

kawasan agropolitan regional distribusinya berpusat di Pelabuhan Tanjung

Perak Surabaya. Artinya, semua sektor unggulan setiap daerah yang berada di

Page 93: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

149

Jawa Timur akan didistribusikan ke luar pulau bahkan skala internasional

melalui Pelabuhan Tanjung Perak. Kota Madiun yang terdapat industri gula

pusat distribusi produk berada di Kota Surabaya. Tidak dipungkiri bahwa

Kota Madiun merupakan salah satu kota agropolitan yang melakukan kegiatan

pembangunan pertanian.

3) Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dalam rangka untuk

mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan dapat

menambah pengetahuan serta ketrampilan yang pada akhirnya akan

mempengaruhi produktivitas kerja. Pendidikan dan pelatihan untuk pabrik

gula diadakan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP). Beberapa

pelatihan yang diberikan oleh LPP untuk PG. Rejo Agung Baru Madiun

adalah sebagai berikut.

Tabel 41. Program Pelatihan Lembaga Pendidikan Perkebunan

No. Bidang Deskripsi Pelatihan

1. SDM dan

Organisasi

• Pelatihan Peningkatan Kompetensi Staf

Hubungan Antar Karyawan

• Pelatihan Untuk Serikat Kerja

• Pelatihan Peningkatan Etos Kerja Karyawan

• Pelatihan Coaching, Counseling, Monitoring

• Pelatihan Analisis Beban Kerja & Manpower

Planning

• Pelatihan Sdm Untuk Non Manajer Sdm

• Pelatihan Executive Skill

• Taining For Trainers

• Pelatihan Dynamic Leadership

• Training Management

• Pelatihan Career Management

• Value Based Leadership

• Pelatihan TNA

Page 94: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

150

No. Bidang Deskripsi Pelatihan

• Pelatihan Team Building

• Pelatihan Manajemen Konflik

2.

Manajemen

Keuangan dan

Umum

• Manajemen Strategik untuk Senior Manager

• Semiloka Persiapan Menuju IPO dan Corparate

Action

• Kursus Akuntansi Manajemen untuk

Pengambilan Keputusan

• Pelatihan Corporate Finance

• Kursus Manajemen Keuangan untuk Manajer

Non Keuangan

• Akselerasi Kompetensi Calon Kepala TUK

• Pelatihan Analisis Laporan Keuangan

• Pelatihan Satuan Pengawas Intern Kebun

• Pelatihan Perpajakan

• Semloka Menuju Corporate Secretary yang

Efektif

• Kursus Peningkatan Ketrampilan Bisnis &

Organisasi

• Kursus Manajemen Risiko Perusahaan

• Kursus Sertifikasi Asset Appraisal

3. CSR Bina

Lingkungan

• Pelatihan Perkoperasian

• Workshop Penyusunan Program “Corporate

Social Responsibility (CSR)”

• Pelatihan Kewirausahaan untuk Persiapan

Pensiun

• Studi Banding UMKM Mitra Binaan dan

Petugas Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan Badan Usaha Milik Negara

• Pelatihan Pengembangan Bisnis UKM untuk

Para Petugas PKBL dan Mitra Binaan

• Intrapreneurship Development Program untuk

Manajer Perkebunan

4.

Pemasaran dan

Teknologi

informatika

• Workshop Analisis Teknikal

• Pelatihan Innovative, Creative and Critical

Thinking For Agribussiness Product Marketing

• Workshop Initial Public Offering (IPO)

• Benchmark TI

• Penyusunan Master Plan TI

• Pelatihan Audit dan Assessment TI

• Lokarya Riset Pemasaran

5.

Manajemen

Produksi

Tanaman

• Peningkatan Kompetensi Asisten Kebun

• Pelatihan Peningkatan Kompetensi Mandor

Kebun

Page 95: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

151

No. Bidang Deskripsi Pelatihan

• Pelatihan Peningkatan Kompetensi Mandor

Panen Kelapa Sawit

• Kursus Geographical Information System (GIS)

• Kursus Global Positioning System (GPS)

• Kursus Pemberdayaan Kelembagaan Petani

• Kursus Kemitraan untuk Asisten Baru Bidang

Tanaman Tebu

• Pelatihan Petugas Penilai Usaha Perkebunan

6.

Teknologi

Pengolahan dan

Lingkungan

• Kursus Laboran Gula (KLG)

• Pelatihan Operasional Instalasi Pengelohan

Limbah Cair Khusus untuk Operator

• Kursus Operator Kristalisasi

• Kursus Peningkatan Kompetensi Chemiker

Senior

• Kursus Peningkatan Peringkat Proper

• Kursus Pabrikasi Gula Bagi Calon Chemiker

Pabrik Gula

• Operator Kristalisasi

7. Keteknikan

• Kursus Pembekalan Masinis Yunior Pabrik

Gula

• Kursus Gilingan untuk Masinis Pabrik Gula

• Kursus Boiler untuk Masinis Pabrik Gula

• Kursus Mandor/Operator Gilingan Pabrik Gula

• Kursus Mandor/Operator Boiler Pabrik Gula

• Kursus Mandor/Operator Listrik Pabrik Gula

• Kursus Turbin Uap dan Speed Governor untuk

Mandor dan Operator Pabrik Gula

• Kursus Peningkatan Kompetensi Masinis Senior

• Kursus Sistem Proteksi Peralatan Listrik

• Kursus Automatisasi Pabrik Gula

• Kursus Manajemen Proyek Berbasis MS Project

• Kursus Dasar Peralatan Hidrolik untuk Industri

• Kursus Sistem Instrumentasi Pabrik Gula

• Kursus Pembangkit Programmable Logic

Controller (PLC)

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2012

Terdapat 7 bidang pelatihan yang disediakan oleh Lembaga

Pendidikan Perkebunan untuk setiap pabrik gula yang membutuhkan program

pelatihan terhadap karyawannya. Dari seluruh program tersebut, tidak semua

Page 96: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

152

pabrik gula membutuhkannya. Pelatihan diberikan kepada karyawan untuk

dijadikan sebagai penentu kualitas SDM agar nantinya mampu bersaing dan

tetap bertahan di tengah kondisi yang tidak pasti.

4) Kondisi Iklim Yang Tidak Menentu

Akhir-akhir ini, iklim di Indonesia tidak bisa diprediksi dan sering

dilanda hujan berkepanjangan. Salah satunya adalah Kota Madiun dan

sebagian kota yang ada di Jawa Timur. Hal ini dapat membuat kualitas bahan

baku menurun. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tanaman PG.

Rejo Agung Baru Madiun.

“…..namun terjadi hujan angin yang berturut-turut. Bisa saja tebu

roboh dan mempengaruhi mutu karena intensitas hujan yang begitu

tinggi. Kita juga tidak bisa memprediksi adanya hujan, karena iklim

akhir-akhir ini tidak menentu. Hujan yang terlalu sering mampu

menurunkan kualitas dari tebu itu sendiri. (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April

2017).

Kondisi iklim memang tidak mampu diprediksi, sehingga terkadang

hujan deras membuat kualitas tebu menjadi turun. Curah hujan yang tidak

dapat diprediksi hampir terjadi di sebagian kota/kabupaten Provinsi Jawa

Timur. Berikut tabel 42 kondisi iklim di provinsi Jawa Timur beberapa tahun

terakhir bercdasarkan data BPS.

Tabel 42. Keadaan Curah Hujan Bulanan Tahun 2014-2015

No. Bulan Curah Hujan Tahun

2014 (mm)

Curah Hujan Tahun

2015 (mm)

1. Januari 258.77 464.7

2. Februari 247.1 437.4

Page 97: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

153

No. Bulan Curah Hujan Tahun

2014 (mm)

Curah Hujan Tahun

2015 (mm)

3. Maret 455.1 479.8

4. April 273 259.2

5. Mei 104.7 181.6

6. Juni 201.8 -

7. Juli 47.8 1.6

8. Agustus - 17.9

9. September - -

10. Oktober - -

11. November 72.4 52.6

12. Desember 319.6 129.9

Sumber: Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2016

Berdasarkan data dari BPS tersebut, dapat dilihat bahwa dari tahun

2014 ke 2015 mengalami peningkatan yang cukup signifikan mulai dari bulan

Januari sampai dengan Maret. Kondisi iklim yang tidak menentu tersebutlah

yang membuat beberapa kendala terjadi dan mampu mempengaruhi

keberlangsungan proses produksi. Bahkan kondisi iklim tersebut tidak hanya

terjadi di Provinsi Jawa Timur, iklim tidak dapat diprediksi terjadi hampir

terjadi di seluruh provinsi di Indonesia.

5) Teknologi dan peralatan mesin yang dipakai oleh PG. Rejo Agung

Baru Madiun

Teknologi sangat diperlukan dalam setiap industri terutama industri

besar. Beberapa teknologi perlu diperbarui seiring dengan perkembangan

zaman. Tidak terkecuali PG. Rejo Agung Baru juga memerlukan inovasi di

bidang teknologi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Instalasi

berikut ini.

Page 98: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

154

“……jadi kalau untuk masalah kemajuan atau perkembangan

teknologi, kita selalu mengikuti perkembangan yang ada. Ada

beberapa pembaruan dan penggantian untuk mesin yang lama agar

proses produksi bisa berjalan secara efektif. Jika dulu kita memakai

mesin uap model lama, kali ini kita menggantinya dengan turbin uap.

Kemudian ada beberapa mesin yang menggunakan motor listrik yang

sudah bervariabel speed. Ada inovasi yang terjadi karena mesin pabrik

juga memerluka perubahan, diantaranya adalah tahun ini kita sudah

memasang sistem hidrolic motor yang termasuk alat modern untuk

digunakan di pabrik gula.” (Bapak Ari Setyawan, Kepala Bagian

Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Adanya pengembangan teknologi membuat suatu industri berjalan

dengan baik. Beberapa teknologi diciptakan untuk mempermudah manusia

dalam menjalankan sistem operasional perusahaan. Pemanfaatan dan

penggunaan teknologi dalam dunia industri sangat dibutuhkan terutama pada

industri yang memang membutuhkan tenaga mesin untuk mempercepat proses

produksi.

Teknologi yang digunakan merupakan teknologi canggih karena

proses pengolahan tebu menjadi gula tidak bisa dilakukan dengan sistem

manual atau tradisional, sehingga membutuhkan teknologi canggih yang

mampu mempermudah proses produksi. Berikut bebrapa gambar teknologi

yang digunakan oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun

Page 99: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

155

Gambar 28. Peralatan (Mesin) yang digunakan di PG. Rejo Agung Baru

Madiun

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Beberapa mesin yang digunakan oleh pabrik gula Rejo Agung Baru

Madiun hampir sama dengan pabrik gula lainnya. Hanya yang membedakan

pada kapasitas produksi gula setiap harinya. Namun, ada beberapa kelemahan

dalam penggunaan teknologi yang ada di PG. Rejo Agung. Berikut beberapa

kelemahan dari teknologi PG. Rejo Agung Baru Madiun yang disampaikan

oleh Kepala Bagian Instalasi.

“……teknologi dan peralatan pabrik gula hampir seluruhnya yang

tersebar di Indonesia masih didominasi dengan teknologi yang relatif

sudah berumur tua. Optimalisasi kapasitas giling pabrik gula sangat

diperlukan, apalagi yang terkait dengan tingkat teknologi. Untuk PG.

Rejo Agung memliki kapasitas 6000 TCD, dengan optimalisasi yang

tidak akan memaksa pabrik gula berada pada kapasitas tertinggi.”

(Bapak Ari Setyawan, Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru

Madiun, 5 Mei 2017).

Permasalahan dalam pemanfaatan teknologi di PG. Rejo Agung Baru

adalah terkait perawatan. Mengingat umur pabrik gula sudah tua, sehingga

beberapa mesin membutuhkan perawatan bahkan perlu diganti karena tidak

bisa melakukan produksi secara optimal. Berikut pernyataan Kepala Bagian

Instalasi untuk memperkuat pernyataan sebelumnya.

Page 100: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

156

“Kalau permasalahan sebenarnya selama ini itu dimulai dari persiapan

dan perawatan mesin. Sebenarnya kendala bisa dihindari, akan tetapi

ada kesulitan tersendiri untuk menghindarinya. Karena, pabrik gula di

Indonesia memang sebagian besar sudah tua, termasuk juga disini.

Dengan umur pabrik yang tua, maka dibutuhkan beberapa peralatan

mesin yang harus diganti. Untuk alat-alat yang masih bisa diperbaiki,

kendalanya itu terkait alat-alat yang tiap saat bergerak. Ada beberapa

faktor eksternal yang membuat mesin menjadi rusak dan kemudian

harus diperbaiki. Sedangkan waktu untuk perawatan yang kita miliki

berkisar antara 6 bulan untuk menata ulang mesin-mesin dirasa terlalu

singkat. (Bapak Ari Setyawan, Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Tidak mudah mengganti peralatan pabrik gula yang tidak mampu lagi

beroperasi dengan mesin yang baru, karena dibutuhkan dana yang tidak

sedikit. Peralatan pabrik gula diimpor dari negara-negara maju salah satunya

seperti negara Swedia. Bahkan jika membeli peralatan baru, tidak hanya

mengeluarkan biaya untuk membeli peralatannya saja, namun perusahaan juga

harus mengeluarkan dana untuk biaya impor mesin karena jarak yang begitu

jauh. Keterbatasan tersebutlah yang menjadi salah satu permasalahan pada

pabrik gula di Indonesia, termasuk PG. Rejo Agung Baru Madiun. Tidak

heran jika produktivitas gula Indonesia jalan di tempat yang diiringi tren

konsumsi gula masyarakat yang terus meningkat.

6) Persaingan Antar Pabrik Gula Yang Ketat

Indonesia memiliki banyak pabrik gula yang tersebar dalam beberapa

pulau dan provinsi. Beberapa pabrik gula di Indonesia dikelola oleh beberapa

perusahaan yang berbeda. Berikut tabel 43 yang menyajikan daftar pabrik gula

di Indonesia.

Page 101: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

157

Tabel 43. Daftar Pabrik Gula di Indonesia

No. Pengelola Jumlah Pabrik Gula

1. PTPN II 1

1. PTPN VII 2

2. PTPN IX 5

3. PTPN X 10

4. PTPN XI 15

5. PTPN XII 1

6. PTPN XIV 1

5. PT. PG. RAJAWALI I 2

6. PT. PG. RAJAWALI II 4

7. PG. CANDI BARU 1

JUMLAH 42

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2017

Pabrik gula di Indonesia mencapai 42 yang berada dalam status

pemodalan BUMN, selebihnya masih ada beberapa pabrik gula swasta yang

tersebar di seluruh Indonesia. Pulau Jawa merupakan pulau dengan mayoritas

jumlah pabrik gula yang tersebar di beberapa kota/kabupaten. Lebih dari 90%

pabrik gula di Indonesia tersebar di Pulau Jawa. Begitu banyak pabrik gula di

Pulau Jawa, sehingga persaingan mendapatkan bahan baku meningkat. Pada

dasarnya Pulau Jawa merupakan pulau yang subur untuk ditanami tebu yang

merupakan bahan baku utama untuk menngolah menjadi gula. Berikut daftar

pabrik gula yang tersebar berdasarkan provinsi di Pulau Jawa.

Tabel 44. Daftar Pabrik Gula di Pulau Jawa

No. Provinsi Jumlah

1. Jawa Barat 4

2. Jawa Tengah 5

3. Jawa Timur 29

JUMLAH 38

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2017

Page 102: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

158

Berdasarkan tabel daftar pabrik gula diatas, dapat disimpulkan bahwa

lebih dari 70% pabrik gula berada di Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur

memang terdapat pabrik gula yang begitu banyak, sehingga antar pabrik gula

bersaing untuk mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan masing-masing

pabrik gula. Begitu banyaknya persaingan di wilayah karesidenan Madiun

juga menjadi pertimbangan untuk memperebutkan bahan baku yang ada.

Berikut beberapa pabrik gula yang ada di wilayah karesidenan Madiun.

Tabel 45. Daftar Pabrik Gula di Karesidenan Madiun

No. Pabrik Gula Pengelola Tempat

1. PG. Soedhono PTPN XI Kab. Ngawi

2. PG. Pagotan PTPN XI Kab. Madiun

3. PG. Kanigoro PTPN XI Kab. Madiun

4. PG. Redjosarie PTPN XI Kab. Madiun

5. PG. Poerwodadie PTPN XI Madiun

6. PG. Rejo Agung Baru RAJAWALI I Kota Madiun

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan Tahun 2017

Berdasarkan data pada tabel pabrik gula yang ada di karesidenan

Madiun, persaingan untuk mendapatkan bahan baku juga meningkat. Dari

keenam pabrik gula di karesidenan Madiun, PG. Rejo Agung Baru

mendapatkan saingan yang cukup berat. Namun, pabrik gula terbesar

sekaresidenan Madiun adalah PG. Rejo Agung Baru. Pencapaian tersebut

tidak cukup, karena untuk mendapatkan bahan baku perlu bersaing dengan

kelima pabrik gula lainnya. Hal tersebut juga diungkapakan oleh Kepala

Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru berikut ini.

“Tidak hanya itu saja, petani juga dibebaskan memilih kemana mereka

akan membawa bahan baku. Sehingga ada persaingan antara pabrik

Page 103: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

159

gula di wilayah madiun mengingat jumlah pabrik gula cukup banyak.

Petani tidak bisa dituntut untuk selalu mensupply bahan baku ke kita

(PG. Rejo Agung Baru). Petani berhak memilih kemana bahan baku

akan disetor ke pabrik gula yang menurut mereka layak diajak berkerja

sama.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa persaingan antar pabrik gula

di Jawa Timur banyak sekali dikarenakan Provinsi Jawa Timur menduduki

posisi terbanyak atas berdirinya pabrik gula di Indonesia. Sumbangsih terbesar

atas berdirinya pabrik gula dapat dibuktikan bahwa Jawa Timur merupakan

provinsi yang memiliki kesuburun tanah yang tinggi dan alasan-alasan lain

yang menjadi pertimbangan kenapa pabrik gula sebagian besar didirikan di

Jawa Timur.

7) Sikap masyarakat sekitar

Adanya suatu industri yang berdekatan dengan pemukiman warga

membuat beberapa hal atau argumen yang bermacam-macam. Pasti ada

dampak yang ditimbulkan oleh suatu industri jika lokasinya berdekatan

dengan pabrik/industri besar. Berikut hasil wawancara dengan salah satu

warga yang lokasi rumahnya berdekatan dengan pabrik gula Rejo Agung

Baru.

“…..ya kadang mbak, apalagi kalau musim giling polusi sering terjadi,

terutama polusi udara. Beberapa debu berterbangan dibawa angin,

sehingga kadang untuk lewat sekitar pabrik harus lebih berhati-hati.

Karena angin kadang membawa debu sehingga kalau tidak hati-hati

bisa terkena mata. Tidak hanya itu, kadang rumah yang cukup dekat

dengan pabrik jadi lebih kotor karena debu tersebut yang bisa

menempel di lantai rumah.” (Ibu Nur, Masyarakat sekitar, 17 Mei

2017).

Page 104: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

160

Akan tetapi, sampai saat ini tidak ada penolakan keras dari masyarakat

terkait limbah atau polusi yang ditimbulkan dari pabrik gula Rejo Agung Baru

Madiun. Hanya berupa keluhan yang diungkapkan masyarakat seperti hasil

wawancara sebelumnya. Hal tersebut sama halnya dengan apa yang

diungkapkan oleh Lurah di Kelurahan Patihan berikut ini.

“Protes keras masyarakat terkait dengan limbah dan sebagainya belum

ada. Jika ada, mungkin pabrik gula sudah ditutup dan tidak beroperasi

sampai sekarang. Namun, dari dulu sampai sekarang pabrik tersebut

tetap berdiri dan beroperasional. Apa yang disampaikan masyarakat

mungkin hanya sebatas omongan dan tidak sampai pada batas protes

aksi demo. Karena apa, pabrik gula Rejo Agung berhubungan baik

dengan masyarakat. Masyarakat patihan ini selalu dilibatkan dalam

acara-acara yang bersifat sosial. Misalnya kegiatan rutin yang pasti

dilakukan adalah bakti sosial yang dilakukan pada masyarakat yang

kurang mampu di sekitar Patihan ini berupa bantuang uang tunai dan

beberapa bingkisan. Ada lagi kegiatan sosial seperti bazar gula murah

yang diadakan di area pabrik gula, jadi masyarakat sekitar pabrik dan

lainnya dapat menikmati harga gula lebih murah dibanding harga

pasar.” (Bapak Djoko Slamet Hardjana, Lurah Kelurahan Patihan, 23

Mei 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut, pabrik gula melakukan kegiatan

sosial untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang terkena

dampak secara langsung maupun tidak langsung dari PG. Rejo Agung Baru

Madiun. Kegiatan sosial yang diadakan ada berbagai cara dan tidak hanya di

Kelurahan Patihan. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tanaman

terkait kegiatan sosial yang diadakan oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun.

“…..jika untuk lingkungan kita ada beberapa kegiatan, terutama

kegiatan sosial. Tujuannya untuk masyarakat sekitar dan lebih peduli

kepada lingkungan sekitar ya. Ada acara sunat masal yang dilakukan

di beberapa wilayah tidak hanya di Kota Madiun. Bazar gula murah

Page 105: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

161

dan kegiatan bakti sosial yang dilakukan oleh ibu-ibu IIKK. Ada juga

pasar malam menyambut buka giling yang diadakan setiap tahunnya

dengan rangkaian acara yang cukup padat mulai dari jalan santai,

hiburan wayangan di puncak acara. Semua kegiatan tersebut dilakukan

menjelang buka giling pabrik gula dan merupakan kegiatan rutin setiap

tahunnya pasti diadakan untuk masyarakat.” (Bapak Yordan Sofian,

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19 April

2017).

Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara masyarakat sekitar pabrik

dengan pihak PG. Rejo Agung Baru baik-baik saja. Sikap masyarakat juga

tidak menolak keras keberadaan pabrik yang sudah berdiri sangat lama. Sikap

masyarakat juga dipengaruhi dari upaya pabrik gula Rejo Agung yang

menjalin erat hubungannya dengan masyarakat sekitar pabrik maupun

masyarakat Kota Madiun.

8) Ketersediaan sarana dan prasarana bagi industri

Beberapa sarana dan prasarana mampu menunjang dan membantu

keberlangsungan suatu kegiatan. Adapun kelengkapan fasilitas atau

perlengkapan yang menunjang keamanan dan kenyamanan PG. Rejo Agung

Baru Madiun ada beberapa contoh, misalnya kelayakan jalan, instalasi

pengolahan limbah, ketersediaan sumber air, dan sebagainya. Berikut

beberapa utilitas yang ada untuk menunjang kegiatan operasional PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

Tabel 46. Sarana dan Prasarana PG. Rejo Agung Baru

No. Prasarana/Sarana Pengelola

1. Instalasi Pengolah Limbah PG. Rejo Agung Baru

2. Jalan Dinas PU

3. Air Bersih PDAM

4. Telekomunikasi PT. Telkom

Page 106: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

162

No. Prasarana/Sarana Pengelola

5. Tenaga Listrik PT. PLN

6. Drainase Dinas PU

Sumber: Bagian SDM dan Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun

Beberapa sarana dan prasarana tersebut ditujukan untuk memberi

kelancaran bagi industri. Selain untuk menunjang kegiatan industri, sarana

prasarana PG. Rejo Agung Baru juga ditujukan bagi karyawan maupun

stakeholders lainnya untuk memeberi rasa kenyamanan. Berikut hasil

wawanca peneliti dengan Kepala Bagian SDM dan Umum terkait sarana dan

prasarana.

“……iya Bagian SDM dan Umum bertugas untk menyediakan sarana

dan prasarana. Banyak sekali tugasnya mulai dari hubungan yang

terkait dengan PLN, PDAM, Telkom, dan beberapa instansi

pemerintah atau swasta untuk menyediakan sarana dan prasarana.

Sarana dan prasarana harus dijamin ketersediaannya dan

kelayakannya.” (Bapak Ferdy Widarto, Kepala Bagian SDM dan

Umum PG. Rejo Agung Baru Madiun, 20 April 2017).

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa ketersediaan sarana dan

prasarana memadai, diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kinerja.

Apalagi ada beberapa sarana dan prasarana yang bersifat krusial dalam

kegiatan industri. Hingga sampai saat ini, PG. Rejo Agung Baru Madiun

memiliki sarana dan prasarana yang terjamin dan nantinya mampu untuk

meningkatkan kinerja karyawan.

Selain sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh beberapa pihak

dari pemerintah, ada salah satu sarana yang disediakan oleh pabrik gula Rejo

Agung yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah. Setiap pabrik gula dalam

Page 107: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

163

prosesnya akan mengeluarkan limbah padat, cair, dan gas. Tujuan dari

pengolahan air limbah, terutama pada limbah cair adalah untuk

menghilangkan atau menyisihkan kontaminan. Berikut penjelasan dari

karyawan Seksie Gilingan tertkait IPAL di PG. Rejo Agung Baru Madiun.

“….limbah dari PG. Rejo Agung dikeluarkan atau dibuang di Sungai

Sono sesuai dengan izin yang kita punya. Sedangkan kita

memaksimalkan kinerja dari colling tower dengan jumlah sebanyak 3

unit. Untuk pengelolaan limbah cair sendiri, PG. Rejo Agung punya

IPAL dengan kapasitas 90 meter kubik per jam. (Bapak Hasfi

Maulana, Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi PG. Rejo Agung Baru

Madiun, 13 Mei 2017).

Pabrik gula Rejo Agung telah memiliki instalasi pengolahan limbah

sendiri sehingga air limbah yang terbuang tidak tercampur dengan instalasi

pengolah limbah miliki pemerintah. Adanya IPAL pada setiap industri

ditujukan agar mampu mengendalikan lingkungan dan meminimalisir dampak

dari limbah industri. Semakin banyaknya jumlah industri di Indonesia

membuat Pemerintah Pusat yaitu Kementrian Lingkungan Hidup Republik

Indonesia memberikan peran untuk perusahaan dalam pengelolaan lingkungan

terhadap nilai tambah bagi pemeliharaan sumber daya alam, konservasi

energi, dan pengembangan masyarakat. Sehingga Kementrian Lingkungan

Hidup melaksanakan program lingkungan yang dinamakan Proper. Proper

merupakan penilaian kinerja pengelolaan lingkungan terhadap suatu

perusahaan atau industri yang indikatornya sudah ditetapkan dan mampu

diukur sesuai pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan

Hidup.

Page 108: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

164

Beberapa kriteria penilaian untuk kinerja perusahaan terutama dalam

pengelolaan limbah bertujuan agar setiap pelaku usaha dapat

mempertanggungjawabkan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat oleh

pemerintah. Setidaknya, setiap perusahaan mendapatkan kriteria proper warna

biru jika izin usaha atau sanksi lainnya diberikan pada perusahaan yang tidak

mampu menangani pengelolaan limbah dengan baik. Berikut nilai Proper

industri gula di Indonesia berdasarkan kinerja perusahaan dalam mengelola

limbah industri.

Tabel 47. Daftar Peringkat Proper Industri Gula Tahun 2014-2015

No. Proper Jumlah Nama Perusahan

1. Hijau 3 PG. Bungamayang Lampung (PTPN VII), PT.

Indo Lampung , PT. Sweet Indo Lampung

2. Biru 50

PG. Tolangohula Gorontalo, PG. Karang Suwung

(PT. PG Rajawali II), PG. Sindang Laut (PT. PG

Rajawali II), PG. Tersana Baru (PT. PG Rajawali

II), PG. Jatitujuh (PT. PG Rajawali II), PG.

Subang Pasir Bungur (PT. PG Rajawali II), PG.

Tasikmadu (PTPN IX), PG. Jatibarang (PTPN

IX), PT. Industri Gula Nusantara Kab. Brebes,

PG. Gondang Baru (PTPN IX), PG. Rendeng

(PTPN IX), PG.Trangkil (PT. Kebon Agung),

PG. Sragi (PTPN IX), PG. Mojo (PTPN IX), PG.

Pangka (PTPN IX), PG. Pradjekan (PTPN XI),

PG. Panji (PTPN XI), PG. Semboro (PTPN XI),

PG. Tjoekir (PTPN X), PG. Djombang Baru

(PTPN X), PG. Mrican (PTPN X), PG. Ngadirejo

(PTPN X), PG. Kanigoro (PTPN XI), PG.

Pagottan (PTPN XI), PG. Poerwodadie (PTPN

XI), PG. Rejosarie (PTPN XI), PT. PG. Kebon

Agung, PG. Krebet Baru I (PT. PG Rajawali I),

PG. Krebet Baru II (PT. PG Rajawali I), PG.

Gempolkrep (PTPN X), PG. Lestarie (PTPN X),

PG. Soedhono (PTPN XI), PG. Padjarakan

(PTPN XI), PG. Wonolangan (PTPN XI), PG.

Gending (PTPN XI), PG. Toelangan (PTPN X),

Page 109: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

165

No. Proper Jumlah Nama Perusahan

PG. Kremboong (PTPN X), PG. Watoetoelis

(PTPN X), PG. Assembagoes (PTPN XI), PT.

PG. Candi Baru, PG. Olean (PTPN XI), PG.

Wringinenom (PTPN XI), PG. Kedawoeng

(PTPN XI), PG. Mojopanggung (PTPN X), PG.

Pesantren (PTPN X), PG. Rejo Agung Baru (PT.

PG Rajawali I), PG. Jatiroto (PTPN XI), PT.

Gula Putih Mataram, PG. Bone (PTPN XIV),

PG. Camming (PTPN XIV), PG. Takalar (PTPN

XIV)

3. Merah 2 PT. Pemuka Sakti Manis Indah Lampung, PG.

Kwala Madu (PTPN II)

Sumber: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor SK.557/Menlhk-Setjen/2015

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, industri gula dominan berada

pada warna proper biru dan hanya ada 3 industri gula yang mendapatkan

proper hijau. Sedangkan untuk meraih proper emas masih belum ada pabrik

gula yang mendapatkan gelar tersebut. Untuk mendapatkan nilai proper hijau

dibutuhkan kerja keras dan kegigihan untuk berada di kriteria tersebut. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara bersama karyawan Seksie Gilingan

PG. Rejo Agung Baru.

“…..memang sampai saat ini kita masih mendapatkan hasil proper

biru. Kalau proper hijau masih belum, untuk mendapatkan hasil

tersebut membutuhkan dana yang besar. Rencana untuk mengarah

kesana sudah pasti ada namun realistis juga karena dana yang

dipersiapkan tidak sedikit. Dengan dana yang ada dan kebutuhan yang

bermacam-macam, masih harus menunggu untuk membuat program

yang ramah lingkungan sehingga kita bisa mendapatkan proper hijau.”

(Bapak Hasfi Maulana, Seksie Gilingan Bagian Pabrikasi PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 13 Mei 2017).

Pengelolaan dan pengendalian terhadap limbah pada setiap industri

memiliki tingkat prioritas yang berbeda antara satu perusahaan dengan yang

Page 110: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

166

lainnya. Meminimalisir limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

satunya dengan cara recycle. Tidak Semua industri melakukan recycle

terhadap limbah yang ada. Jika setiap industri melakukan recycle secara

maksimal pada limbah, maka keberadaan limbah tidak perlu dikhawatirkan

dan mampu mengurangi jumlah limbah yang ada yang menganggu

masyarakat.

9) Pemanfaatan energi

Penggunaan energi merupakan pemanfaatan sumber daya yang

digunakan oleh manusia untuk melakukan suatu kegiatan dengan tujuan

tertentu. Adanya energi dapat dimanfaatkan untuk proses produksi suatu

industri. Industri gula sebagai salah satu industri yang padat akan kebutuhan

energi dan merupakan industri yang sangat besar ketergantungannya terhadap

ketersediaan energi. Pabrik gula merupakan salah satu dari 10 jenis industri

yang paling banyak menggunakan energi. Pemanfaatan energi seefisien

mungkin dapat mengurangi penggunaan dan penghematan terhadap energi

tanpa mengurangi produktivitas produksi. Peningkatan efisiensi energi pada

produksi gula dapat dibagi menjadi dua sektor yaitu penggunaan energi yang

berupa bahan bakar dan energi listrik. Terkait penggunaan energi berupa

bahan bakar di PG. Rejo Agung Baru Madiun, berikut hasil wawancara

dengan Kepala Bagian Instalasi.

“…..untuk sumber energi yang kaitannya dengan proses pengolahan

tebu, sebelumnya pabrik gula hampir sebagian besar masih ada yang

menggunakan minyak bumi residu IDO (Industrial Diesel Oil). Namun

bahan bakar tersebut mencemari lingkunan, jadi ada beberpa pabrik

Page 111: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

167

gula yang sudah menggunakan bahan bakar dengan energi yang baru.”

(Bapak Ari Setyawan, Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru

Madiun, 5 Mei 2017).

Penggunaan energi IDO (Industrial Diesel Oil) pada pabrik gula yang

berlebihan mampu mencemari lingkungan dan membuat kerusakan

lingkungan karena penggunaan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.

Bahan bakar IDO (Industrial Diesel Oil) digunakan pada ketel uap untuk

membangkitkan tenaga uap yang merupakan tenaga utama pada proses

produksi gula. Penggunaan IDO (Industrial Diesel Oil) menjadi perhatian

karena biaya bahan bakar yang dikeluarkan lebih besar daripada biaya bakar

lainnya. Berikut penjelasan dari Kepala Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru

Madiun terkait penggunaan energi terbarukan.

“Pabrik gula yang sehat, tentunya menggunakan bahan baku yang

benar sehingga dalam prosesnya itu benar. Seharusnya pabrik gula

juga tidak membutuhkan tambahan energi dari luar. Ada energi

terbarukan berupa ampas tebu yang berasal dari hasil perahan tebu

yang sudah diperas. Ampas tebu itu energi terbarukan dan ramah

lingkungan jika dibandingkan dengan IDO. Namun, tidak semua

pabrik gula, termasuk disini kelebihan ampas tebu dalam proses masa

giling. Kualitas dari tebu itu sendiri juga mempengaruhi atas tidak

terpenuhinya ampas tebu yang banyak.” (Bapak Ari Setyawan, Kepala

Bagian Instalasi PG. Rejo Agung Baru Madiun, 5 Mei 2017).

Kekurangan yang dirasakan pabrik gula yang mengggunakan sumber

energi terbarukan yaitu ampas tebu yang tidak mencukupi kebutuhan yang

diperlukan. Perlunya disediakan bahan bakar lain dalam jumlah yang cukup

atau dibuat perencanaan yang baik untuk menghindari terhentinya

penggilingan karena kekeurangan bahan bakar. Penggunaan energi yang

optimal mampu membuat proses produksi lebih produktif dan menekan biaya

Page 112: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

168

untuk penggunaan energi yang berlebihan sehingga tidak mempengaruhi

produktivitas gula.

10) Hubungan dengan Para Petani

Petani adalah mitra kerja yang hubungannya harus tetap dijaga, karena

hubungan yang seperti simbiosis mutualisme harus tetap terjalin dengan baik.

Sebuah hubungan antara mitra kerja jika berakhir begitu saja juga merugikan

pihak pabrik gula karena salah satu mitranya tidak lagi bekerja sama dan

berdampak pada kurangnya bahan baku tebu yang disetor. Berikut hasil

wawancara dengan Kepala Bagian Tanaman untuk memperkuat pernyataan

sebelumnya.

“Karena kita sebagian besar disupply oleh petani atau tebu rakyat

kemitraan, maka kita juga harus memberikan kualitas pelayanan yang

terbaik agar hubungan tetap terjaga antara pabrik gula dan para petani.

Dengan hubungan yang baik, maka dapat dipastikan kalau kerjasama

oleh para petani berjalan tanpa ada suatu hambatan.” (Bapak Yordan

Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun, 19

April 2017).

Upaya tersebut dilakukan agar pabrik gula dapat memperoleh bahan

baku dari para petani tebu. Jika upaya tersebut tidak terpenuhi, maka dapat

dipastikan bahwa pabrik gula akan kekurangan bahan baku dari para petani.

Jika berdasarkan sudut pandang dari seorang petani, maka berikut ini hasil

wawancara dengan salah satu petani tebu di Madiun.

“……sampai saat ini, saya masih mengirimkan tebu ke rejo agung,

bahkan bisa dibilang ya saya selalu mengirimkan tebu saya kesini.

Karena selama ini, tidak ada masalah dengan pabrik gula rejo agung.

Memang ada proses yang tidak bisa cepat dilakukan, karena ada

Page 113: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

169

prosedur yang selama ini harus dilewati. Untuk kenapa saya memilih

disini ya…karena saya bahkan petani tebu lain mengerti kalau pabrik

gula rejo agung, pabrik gula yang paling besar di kawasan Madiun,

sehingga ada jaminannya lah istilahnya.” (Bapak H. Mulyono, Petani

Tebu Magetan, 23 Oktober 2017).

Berikut daftar petani yang tersebar berdasarkan Kota/Kabupaten di

Jawa Timur.

Tabel 48. Jumlah Petani Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

No. Kota/Kabupaten Jumlah Petani Persentase (%)

1. Kabupaten Gresik 4,686 0.71

2. Kabupaten Sidoarjo 7,968 1.20

3. Kabupaten Mojokerto 17,443 2.63

4. Kabupaten Jombang 12,475 1.88

5. Kabupaten Bojonegoro 8,487 1.28

6. Kabupaten Tuban 9,871 1.49

7. Kabupaten Lamongan 21,104 3.18

8. Kabupaten Madiun 11,436 1.72

9. Kabupaten Magetan 42,848 6.46

10. Kabupaten Ngawi 45,962 6.93

11. Kabupaten Ponorogo 3,588 0.54

12. Kabupaten Kediri 96,692 14.57

13. Kabupaten Nganjuk 18,722 2.82

14. Kabupaten Blitar 18,515 2.79

15. Kabupaten Tulungagung 20,815 3.14

16. Kabupaten Trenggalek 1,713 0.26

17. Kabupaten Malang 188,191 28.36

18. Kabupaten Pasuruan 13,412 2.02

19. Kabupaten Probolinggo 18,169 2.74

20. Kabupaten Lumajang 24,342 3.67

21. Kabupaten Bondowoso 19,746 2.98

22. Kabupaten Situbondo 22,901 3.45

23. Kabupaten Jember 25,342 3.82

24. Kabupaten Banyuwangi 1,034 0.16

25. Kabupaten Bangkalan 1,004 0.15

26. Kabupaten Sampang 898 0.14

27. Kabupaten Sumenep 16 0.002

28. Kota Madiun 494 0.07

29. Kota Malang 3,721 0.56

30. Kota Probolinggo 160 0.02

Page 114: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

170

No. Kota/Kabupaten Jumlah Petani Persentase (%)

31. Kota Pasuruan 146 0.02

32. Kota Kediri 758 0.11

33. Kota Batu 91 0.01

34. Kota Mojokerto 895 0.13

JUMLAH 663,645 100

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2015, diolah.

Berdasarkan tabel dari jumlah petani di Provinsi Jawa Timur, dapat

dijelaskan bahwa jumlah petani di Jawa Timur begitu banyak. Banyaknya

jumlah petani tersebut berkaitan dengan ketersediaan bahan baku selama ini.

Karena pada dasarnya setiap pabrik telah bergantung pada para petani untuk

menyediakan bahan baku agar pabrik gula tetap beroperasi. Namun ada

beberapa kendala yang dihadapi oleh para petani, berikut hasil wawancara dari

Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun.

“…….terletak pada sistem perkreditan untuk para petani. Sistem

perkreditan ini biasanya digunakan untuk para petani yang kekurangan

dari segi modal. Tidak semua petani memiliki modal yang begitu

besar. Terkadang juga ada saja hambatan yang didapatkan oleh petani

terkait modal untuk pembibitan, pupuk, dan lain sebagainya. (Bapak

Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung Baru

Madiun, 19 April 2017).

Permodalan yang tidak cukup banyak menjadi hambatan dari setiap

petani untuk melanjutkan bisnisnya. Para petani juga tidak selalu mengalami

keuntungan dalam menjalaskan usahanya. Untuk itu, dibutuhkan modal yang

terus mengalir agar usaha tetap berjalan sehingga dapat menyediakan bahan

baku bagi pabrik gula. Berikut hasil wawancara dengan Kepala Bagian

Tanaman PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Page 115: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

171

“…..sekarang ini, tidak ada perjanjian kesepakatan petani akan

membawa tebunya kemana. Semua dibebaskan dan diserahkan kepada

petani mana yang menurutnya layak. Oleh sebab itu lah kita diminta

untuk memberi pelayanan terbaik. Salah satu dari pelayanan tersebut

adalah membantu memberikan bantuan permodalan untuk para petani.

Kita hanya sebagai penyalur atau perantara, selebihnya ada yang lebih

berhak atas pemberian bantuan permodalan kepada petani, yaitu pihak

perbankan. Kita melakukan kerjasama dengan salah satu bank, yaitu

Bank BRI untuk memberikan kredit kepada para petani yang

membutuhkan modal usaha. Sebagai perantara, kita sudah memberikan

apa yang seharusnya diterima oleh petani. Petani dan pihak bank yang

akan melanjutkan bagaimana proses pencairan perkreditan dapat

dijalankan.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo

Agung Baru Madiun, 19 April 2017).

Adanya bantuan sistem permodalan untuk para petani merupakan suatu

pelayanan pabrik gula terhadap petani agar tetap terjaganya suatu hubungan

baik. Pelayanan terbaiklah yang akan diterima oleh para petani dan mereka

juga akan merasa terbantu dengan adanya bantuan sistem permodalan yang

diberikan oleh pihak bank dengan bantuan pabrik gula Rejo Agung Baru

Madiun.

11) Kebijakan Wilayah

Peraturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menyebutkan bahwa

pabrik gula Rejo Agung Baru Madiun yang berada di Jalan Yos Sudarso

termasuk dalam kawasan cagar budaya, wisata sejarah, dan kawasan strategis

di Kota Madiun. Dalam peraturan RTRW Kota Madiun, telah diakui bahwa

pabrik gula merupakan salah satu tempat yang mampu memberikan edukasi,

sehingga dicantumkan juga bahwa pabrik gula Rejo Agung merupakan

kawasan strategis untuk bisa dilestarikan dan dianggap sebagai salah satu

cagar budaya. Selanjutnya, pabrik gula Rejo Agung juga diaggap mampu

Page 116: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

172

meningkatkan fungsi industri untuk wisata pendidikan dan teknologi.

Kebijakan wilayah di Kota Madiun juga mencantumkan bahwa pabrik gula

Rejo Agung juga menjadi kawasan strategis ekonomi yang merupakan

kawasan industri besar sebagaimana yang dimaksudkan dalam dokumen

RTRW.

Kebijakan wilayah Kota Madiun diturunkan kedalam program

pembangunan utama yang salah satunya adalah pengolahan limbah industri

terpadu yang berada di kawasan industri di Jalan Yos Sudarso. Selain itu,

kebijakan lainnya adalah mengenai penanaman pohon pelindung di sekitar

jalan primer kawasan industri Jalan Yos Sudarso. Adanya program

peningkatan untuk penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan

jalan pejalan kaki dengan pertimbangan utama kenyamanan dan keselamatan

bagi penggunanya khususnya pada kawasan fungsional, yaitu pendidikan,

industri, kesehatan di sekitar Jalan Yos Sudarso juga dicantumkan di dalam

RTRW Kota Madiun. Kebijakan-kebijakan tersebut terkait dengan peraturan

wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Madiun.

Selain dari aturan Rencana Tata Ruang Wilayah yang memberikan

ruang bagi PG. Rejo Agung Baru untuk mendirikan lokasi di kawasan Jalan

Yos Sudarso, dukungan lainnya adalah berasal dari Dinas Pertanian Kota

Madiun terkait dengan kebijakan wilayah yang bersangkutan dengan

kebijakan lahan pertanian di Kota Madiun. Kebijakan tersebut sudah

dipertahankan dari beberapa tahun lalu agar tidak semua lahan di Kota

Madiun beralih menjadi bangunan yang bersifat komersil. Berikut hasil

Page 117: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

173

wawancara dengan Kasie Budidaya Tanaman dan Perkebunan Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Kota Madiun.

“……sampai sejauh ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

berusaha mempertahankan kebijakan wilayah atas lahan pertanian di

Kota Madiun yang setidaknya harus dipenuhi. Lahan pertanian harus

tetap dipertahankan sedikitnya 10% dari luas wilayah di Kota Madiun.

Hingga sampai saat ini kita masih mampu mempertahankan 444 ha

dari luas wilayah Kota Madiun. Hal tersebut tetap kita upayakan agar

nantinya konversi lahan pertanian disini tidak terjadi secara besar-

besaran. Setiap lahan dibagi atau dibatasi dengan penggunaannya dan

porsinya masing-masing.” (Bapak Victorianus B.W.P., Kasie

Budidaya Tanaman dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Kota Madiun, 24 Mei 2017).

Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan

wilayah Kota Madiun mampu mempertahankan lahan pertanian sebesar 444

ha dari total luas Kota Madiun. Luas lahan pertanian di Kota Madiun yang

mencapai 3.323 ha, menandakan bahwa lahan pertanian di Kota Madiun yang

dipertahankan masih sekitar 13% dari total luas wilayah. Memepertahankan

luas lahan pertanian selama 3 tahun terakhir, tidak setiap wilayah berani

melakukannya, apalagi mempertahankan lahan pertanian yang sudah jarang

diminati yang tidak menarik perhatian oleh sebagian masyarakat. Kebutuhan

akan perumahan, pertokoan bahkan tempat hiburan lebih diperhatikan bagi

sebagian masyarakat, tanpa melihat konsekuensi terhadap pembangunan

pertanian yang berpotensi membawa suatu wilayah menjadi kota agropolitan

dan mampu mempertahankan ketahanan pangan.

Page 118: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

174

12) Kurangnya peran antar stakeholders

Peran antar stakeholders sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan

bersama yaitu meningkatkan produktivitas gula nasional untuk menjaga

ketahanan pangan Indonesia. Sinergitas peran sangat dibutuhkan terutama

dalam hal pemberdayaan seluruh stakeholders yang melakukan revitalisasi

industri gula. Adapun stakeholders yang berperan penting dalam memajukan

industri gula yaitu pemerintah pusat maupun daerah, swasta sebagai faktor

pendukung akselerasi pembangunan industri gula nasional, pelaku industri,

akademisi, serta masyarakat sebagai ujung tombak pangsa pasar gula. Pabrik

gula Rejo Agung Baru Madiun memeliki hubungan antar pemangku

kepentingan lainnya seperti pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat.

Berikut hasil wawancara dengan Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung

Baru Madiun.

“……adalah peranan pihak dari luar pabrik gula seperti pemerintah

pusat dan daerah yang berkaitan dengan regulasi. Aturan-aturan terkait

kebijakan perwilayahan atau keijakan mengenai standar produk. Tahun

ini PT. RNI juga melakukan kerjasama di bidang penelitian dengan

UGM. Peran dari akademisi sudah dapat dibuktikan melalui kerjasama

tersebut. Tentunya masyarakat juga membantu berperan dalam upaya

ini.” (Bapak Yordan Sofian, Kepala Bagian Tanaman PG. Rejo Agung

Baru Madiun, 19 April 2017).

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa peran dari stakeholders sudah

memiliki batasan-batasan tersendiri. Termasuk peran dari Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Madiun terkait dengan pemberdayaan terhadap petani

dan berbagai regulasi atau kebijakan yang berhubungan dengan petani tebu

sampai pada mengawasi kondisi pangan terutama stok gula yang ada di

Page 119: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

175

pasaran. Berikut hasil wawancara dengan Kasie Budidaya Tanaman dan

Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun.

“…..perannya tidak secara langsung ya mbak. Karena semua urusan

terkait bahan baku dan lain sebagainya kita serahkan sepenuhnya

kepada pabrik gulanya. Dinas ini hanya berkomunikasi dan membantu

para petani, istilahnya hanya melakukan pemberdayaan pada petani

untuk sosialisasi dan kegiatan bantuan lainnya. Selain itu, kami

berusaha mempertahankan luas lahan yang ditanami tebu oleh petani

selama 3 tahun terakhir. Untuk ketersediaan bahan baku kami tidak

ada intervensi yang bagaimana-bagaimana.” (Bapak Victorianus

B.W.P., Kasie Budidaya Tanaman dan Perkebunan Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, 24 Mei 2017).

Keterbatasan peran dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota

Madiun, membuat kurangnya sinergitas antar stakeholders yang ada. Jika

pemerintah hanya sekedar membuat regulasi tanpa turut campur dengan

pabrik gula maka dirasa sangat kurang. Karena memang tidak semua harus

diintervensi oleh pemerintah. Akan tetapi jika ada proses intervensi secara

bersama-sama maka pabrik gula Rejo Agung mampu berkontribusi untuk

melakukan perubahan terhadap industri gula nasional.

13) Kebijakan Pemerintah

Indonesia pernah mengalami era kejayaan dalam industri gula pada

tahun 1930-an dengan prestasi tertinggi sebagai negara pengekspor gula

sebanyak 2,4 juta ton. Kondisi gula yang saat ini sedang terpuruk dengan

berbagai sektor yang berkaitan dan slaing membutuhkan solusi. Hal ini yang

mengakibatkan kemunduran yang dialami selama 86 tahun belakangan ini.

Salah satu indikasi yang sangat menonjol adalah kecenderungan volume

Page 120: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

176

impor gula yang terus bertambah. Berikut data mengenai impor gula beberapa

tahun terakhir yang dilakukan oleh Indonesia.

Tabel 49. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Gula Indonesia

No. Tahun Impor Gula Hablur

Volume (Ton) Nilai (000 US $)

1. 2006 1,405,942 537,130

2. 2007 2,972,788 1,040,194

3. 2008 983,944 352,385

4. 2009 1,373,546 567,034

5. 2010 1,382,525 803,113

6. 2011 2,371,249 1,638,728

7. 2012 2,769,239 1,634,804

8. 2013 3,344,304 1,730,657

9. 2014 2,965,801 1,328,928

10. 2015 2,637,020 1,079,790

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2015

Berdasarkan data dari tabel perkembangan volume dan nilai impor

gula di Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa selama 10 tahun terakhir

Indonesia mengimpor gula diatas 900.000 ton gula dari negara belahan dunia.

Selama 10 tahun terakhir, Indonesia telah mengimpor gula sebanyak 22 juta

ton. Berikut, grafik trend impor gula dari tahun 1980-2015 yang dilakukan

oleh Indonesia.

Page 121: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

177

Gambar 29. Tren Volume Impor Gula di Indonesia

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia 2015

Pada tren grafik diatas, impor gula di Indonesia terjadi secara besar-

besaran dimulai pada tahun 1995 yang mencapai pertumbuhan 3.479,27% dari

tahun sebelumnya yaitu tahun 1994. Sedangkan pada tahun 2013, impor gula

mencapai 3.344.304 ton yang merupakan volume impor gula terbesar selama

35 tahun terakhir. Namun, impor gula dari tahun 2013 mengalami penurunan

sampai pada 2 tahun berikutnya.

Kebijakan terhadap adanya impor gula yang dilakukan oleh

pemerintah terjadi karena adanya anggapan bahwa produksi gula tidak mampu

memenuhi konsumsi masyarakat atas gula. Akan tetapi, 5 tahun terakhir tidak

diperlukan impor gula karena produksi gula melebihi konsumsi gula untuk

rumah tangga. Berikut proporsi konsumsi rumah tangga terhadap produksi

gula Indonesia selama 5 tahun terakhir.

Page 122: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

178

Tabel 50. Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Produksi Gula Indonesia

No. Tahun

Konsumsi

(Kg/Kapita

/Tahun)

Jumlah

Penduduk

(000 orang)

Permintaan

Rumah

Tangga

(Ton)

Produksi

(Ton)

1. 2011 7.38 241,991 1,786,721 2,267,887

2. 2012 6.48 245,425 1,589,409 2,591,687

3. 2013 6.65 248,818 1,654,196 2,551,026

4. 2014 6.41 252,165 1,616,238 2,579,173

5. 2015 6.18 255,462 1,578,481 2,623,931

Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia, 2015

Berdasarkan tabel konsumsi gula rumah tangga di Indonesia, dapat

dilihat bahwa produksi gula melebihi dari permintaan rumah tangga untuk

gula. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan impor gula yang dikeluarkan

pemerintah membuat polemik tersendiri terhadap harga gula di pasar dalam

negeri. Beberapa peraturan dirasa tidak tepat untuk upaya peningkatan

produktivitas gula dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Adapun bentuk kebijakan atau regulasi yang dibuat oleh pemerintah terkait

dengan industri gula adalah sebagai berikut.

Tabel 51. Perkembangan Kebijakan Pergulaan Nasional

No. Nomor

SK.Keppres/Kepmen Perihal Tujuan

1. Keppres No. 43/1971,

14 Juli 1971

Pengadaan,

penyaluran, dan

pemasaran gula

Menjaga kestabilan

pasokan gula sebagai

bahan pokok

2. Surat Mensekneg No.

B.136/ABN

SEKNEG/3/74, 27

Maret 1974

Penguasaan,

pengawasan,

dan penyaluran

gula pasir non

PNP

Penjelasan mengenai

Keppres No. 43/1971 yang

meliputi gula PNP

3. Inpres No. 9/1975, 22

April 1975

Intensifikasi

tebu rakyat

(TRI)

Peningkatan produksi gula

serta peningkatan petani

tebu

Page 123: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

179

No. Nomor

SK.Keppres/Kepmen Perihal Tujuan

4. Kepmen Perdagangan

dan Koperasi No.

122/Kp/II/81, 12

Maret 1981

Tataniaga gula

pasir dalam

negeri

Menjamin kelancaran

pengadaan dan penyaluran

gula pasir serta

peningkatan pendapatan

petani

5. Kepmenkeu

No.342/KMK.011/19

87

Penetapan harga

gula pasir

produksi dalam

negeri dan

impor

Menjamin stabilitas harga,

devisa, serta kesesuaian

pendapatan petani dan

pabrik

6. UU No. 12/1992 Budidaya

tanaman

Memberikan kebebasan

pada petani untuk memilih

komoditas

7. Inpres No. 5/1998, 21

Januari 1998

Program

pengembangan

tebu rakyat

Pemberian peranan kepada

pelaku bisnis untuk

perdagangan bebas

8. Kepmen perindag

No.25/MPP/Kep/1/19

98

Komoditas yang

diatur tataniaga

impornya

Mendorong efisiensi dan

kelancaran arus barang

9. Kepmenhutbun

No.282/Kpts-IX/1999,

7 Mei 1999

Penetapan harga

provenue gula

pasir produksi

petani

Menghindari kerugian

petani dan mendorong

peningkatan produksi

10. Kepmenperindag

No.363/MPP/Kep/8/

1999, 5 Agustus 1999

Tataniaga impor

gula

Pengurangan beban

anggaran pemerintah

melalui impor gula oleh

produsen

11. Kepmenperindag No.

230/MPP/Kep/6/1999,

5 Juni 1999

Mencabut

Kepmenperinda

g

No.363/MPP/K

ep/8/ 1999

Pembebanan tariff impor

gula untuk melindungi

industri dalam negeri

12. Kepmenkeu

No.324/KMK.01/200

2

Perubahan bea

masuk

Peningkatan efektivitas bea

masuk

13. Kepmenperindag

No.643/MPP/Kep/9/

2002, 23 September

2002

Tataniaga impor

gula

Pembatasan pelaku impor

gula hanya menjadi

importer gula produsen dan

importer gula terdaftar

14. SK

522/MPP/Kep/9/2004

Ketentuan

Impor Gula

Revisi dan mempertegas

esensi Kepmenperindag

No. 643/MPP/Kep/9/2002

Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2013

Page 124: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

180

Beberapa keijakan diatas terutama di tahun 2003/2004 merupakan

pengembangan program akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas

gula nasional. Namun dari kebijakan diatas dengan implementasi dari hasil

impor gula tidak sejalan dengan apa yang diharapkan. Karena impor gula tetap

diberlakukan dengan alasan bahwa pabrik gula yang tersar di Indonesia tidak

mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga untuk konsumsi gula. Justru,

berdasarkan hasil survei dari Statistik Perkebunan Indonesia diperoleh data

yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu memenuhi permintaan gula

masyarakat nasional tanpa harus mengimpor dari negara lain.

Program revitalisasi pabrik gula sudah berjalan lebih dari 10 tahun dan

restrukturisasi merupakan strategi revitalisasi yang menata kembali suatu

organisasi. Akan tetapi, berbagai kebijakan pemerintah terkait kepentingan

produksi pangan sampai dengan pembatasan harga jual gula sangat

menghambat gerak pabrik gula di tengah proses revitalisasi.

3. Perkembangan Produktivitas Gula Nasional

Perkembangan produktivitas gula nasional dapat dilihat melalui beberapa

tahun agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Tidak hanya itu,

produktivitas gula dilihat dari jumlah produksi gula dan luas lahannya.

Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 mengenai

rencana induk suatu industri yang didalamnya juga diperuntukan bagi

agroindustri. Namun, produktivitas gula di Indonesia mengalami fluktuasi dari

tahun ke tahun. Berikut produktivitas gula nasional yang digambarkan dalam

Page 125: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

181

bentuk diagram sebelum ditetapkannya Rencana Induk Pembangunan Industri

Nasional tahun 2015.

Gambar 30. Produktivitas Gula Nasional Tahun 2013

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah.

Gambar 31. Produktivitas Gula Nasional Tahun 2014

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Page 126: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

182

Berdasarkan diagram tersebut, produktivitas dari tahun 2013 ke 2014

menurun dan jumlah pabrik gula yang produktivitasnya dibawah rata-rata

meningkat di tahun 2014. Prosentase produktivitas yang menurun disebabkan oleh

beberapa pabrik gula yang produksinya menurun dan tidak mampu mencapai

target giling dalam setahun. Ketika produktivitas gula nasional dirasa menurun,

maka perlu strategi yang tepat, agar industri gula mulai bangkit untuk

meningkatkan produktivitasnya. Jika pada tahun 2015, muncul Rencana Induk

Pembangunan Industri Nasional, maka seharusnya produktivitas gula nasional

diiringi dengan peningkatan produktivitas. Berikut perkembangan produktivitas

gula nasional yang disajikan dalam bentuk diagram berikut ini.

Gambar 32. Produktivitas Gula Nasional Tahun 2015

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

41,67%

58,33%

Prosentase Produktivitas Tahun 2015

Produktivitas diatas Rata-rata

Produktivitas dibawah Rata-rata

Rata-rata Produktivitas 5.22

Page 127: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

183

Gambar 33. Produktivitas Gula Nasional Tahun 2016

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Gambar 34. Produktivitas Gula Nasional Tahun 2017

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Setelah adanya Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional di Tahun

2015, produktivitas gula di tahun 2015 meningkat dari 2 tahun sebelumnya.

56,52%

43,48%

Prosentase Produktivitas Tahun 2016

Produktivitas diatas Rata-rata

Produktivitas dibawah Rata-rata

Rata-rata produktivitas 4.45

Page 128: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

184

Namun, di tahun berikutnya, produktivitas gula nasional justru menurun.

Kemudian di tahun 2017 meningkat kembali menjadi 4.73 dari 4.45. Jika

digambarkan dalam bentuk grafik, maka produktivitas gula nasional dari tahun

2013-2017 seperti berikut ini.

Gambar 35. Perkembangan Prosentase Produktivitas Gula Nasional

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Gambar 36. Perkembangan Produktivitas Gula Nasional Tahun 2013-2017

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Page 129: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

185

Dari grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa tahun 2015, merupakan

tingkat produktivitas paling tinggi diantara tahun-tahun yang lainnya. Dengan

adanya RIPIN, produktivitas gula nasional masih mengalami fluktuasi yang

diketahui bahwa di tahun 2015 merupakan puncak keberhasilan diantara tahun

sbelum dan sesudah. Jika RIPIN dikeluarkan pada tahun 2015, maka hasil puncak

dari produktivitas di tahun yang sama, belum dikatakan sebagai hasil dari rencana

tersebut. Karena dapat dilihat, di tahun 2016, produktivitas menurun di tahun

2016 dan meningkat kembali di tahun 2017.

Secara umum memang produktivitas gula nasional dari tahun ke tahun

mengalami naik turun. Sedangkan untuk pabrik gula Rejo Agung, jika dilihat dari

posisinya berdasarkan skala nasional, Pulau Jawa, dan di Provinsi Jawa Timur

maka bisa dilihat dalam data berikut ini.

Tabel 52. Peringkat PG. Rejo Agung dalam Skala Nasional, Pulau Jawa, dan

Provinsi Jawa Timur

No. Skala Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

1. Nasional 9 21 17 12 18

2. Pulau Jawa 8 20 17 12 18

3. Provinsi Jawa Timur 8 20 17 12 18

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

Berdasarkan dari tabel peringkat dari skala nasional, Pulau Jawa, dan

Provinsi Jawa Timur, pabrik gula Rejo Agung Baru mengalami peringkat yang

tidak stabil dan cenderung mengalami penurunan. Tahun 2013 merupakan tahun

terbaik dengan posisi peringkat ke 9 dari seluruh pabrik gula yang ada di

Page 130: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

186

Indonesia. Lebih jelas, berikut grafik yang menggambarkan perkembangan posisi

PG. Rejo Agung dari beberapa skala.

Gambar 37. Perkembangan PG. Rejo Agung Baru Berdasarkan Peringkat

Sumber: Lembaga Pendidikan Perkebunan, diolah

C. Pembahasan

1. Strategi Pengembangan PG. Rejo Agung Baru dalam Meningkatkan

Produktivitas Gula Nasional Melalui Perspektif Good Corporate

Governance

Strategi diartikan sebagai rencana yang berskala besar dan berorientasi

kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna

mencapai sasaran perusahaan (Pearce dkk, 1997). Berbicara mengenai strategi

yang berorientasi masa depan dapat diterapkan pada berbagai organisasi, mulai

lembaga publik, organisasi nirlaba, seluruh komunitas di bidang-bidang seperti

kesehatan, transportasi dan seterusnya. Bahkan seluruh lembaga pemerintah telah

merencanakan strategi dalam bentuk dokumen yang dibuat setiap 5 tahun sekali

Page 131: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

187

yang disebut dengan Rencana Strategis. Memang pada hakikatnya, strategi

merupakan cerminan atas sebuah organisasi mengenai bagaimana, kapan, dan

dimana ia harus bertahan dalam persaingan melawan siapa dan untuk maksud apa

(Pearce dkk, 1997).

Dalam meningkatkan produktivitas, komoditas gula yang termasuk dalam

sektor unggulan telah dimuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2015, yang tujuannya bagaimana meningkatkan pembangunan

industri tangguh terutama untuk agroindustri yang berbasis komoditas gula.

Perlunya perencanaan strategi dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas

gula agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk nasional dan

tentunya bersaing dengan negara di belahan dunia lainnya. Menurut data

Sekretariat Jenderal Kementrian Pertanian, Indonesia telah menduduki posisi

ketiga setelah negara Thailand dan Filiphina.

Beberapa industri gula menjadi bagian dari BUMN dengan sistem

pengelolaan yang berorientasi pada keuntungan. Setiap perusahaan yang berada

dibawah BUMN dituntut untuk meningkatkan kinerja setiap karyawannya. Karena

pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan

untuk menilai seberapa produktivitas yang dikerjakan. Kinerja perusahaan

ditentukan dengan pengadaan dan penerapan Good Corporate Governance pada

setiap perusahaan. Pemerintah dalam hal ini Menteri Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) dalam Peraturan Menteri Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan

Usaha Milik Negara mendefinisikan good corporate governance adalah prinsip-

Page 132: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

188

prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme pengelolaan perusahaan

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.

Berdasarkan hal tersebut jika dari posisi negara Indonesia saat ini,

diperlukan pengembangan organisasi pada setiap pemangku kepentingan agar

terlaksananya tata kelola industri yang makmur bersama masyarakat yang ada di

dalamnya. Bahkan mengingat pentingnya pengembangan industri di Indonesia,

pemerintah pusat telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 14 Tahun 2015 yang berisikan pedoman dan apa saja langkah yang harus

diambil agar setiap industri mampu berjaya di dalam negeri bahkan jika bisa

sampai luar negeri. Berdasarkan komparasi tersebutlah maka dari strategi yang

dimuat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015

dan kondisi di lapangan, ditemukan strategi yang telah dilakukan oleh PG. Rejo

Agung Baru Madiun, antara lain:

a. Ketersediaan Bahan Baku (Kualitas, Kuantitas)

Berdasarkan dokumen RPJMD 2014-2019, Kota Madiun termasuk salah

satu kota yang yang karakteristik lahannya sebagian besar terdiri dari aluvium dan

termasuk dalam jenis tanah alluvial yang mempunyai kadar mineral dan

organisme yang cukup tinggi. Keberadaan bahan baku dinilai sangat vital bagi

suatu industri karena sebagai modal awal dalam memproduksi produk. Menurut

Effendi (2009), bahan baku ada tiga kelas yang umum dijumpai dalam proses

industri, yaitu: (1) Pure materials, material yang termasuk sebagai bahan baku di

dalam proses manufacturing yang secara nyata tidak akan kehilangan prosentase

berat/volume pada akhir proses berlangsung; (2) Weight-lossing materials,

Page 133: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

189

material yang sebagai dari berat atau volumenya akan tetap tinggal pada saat akhir

proses produksi berlangsung; (3) Ubiquities, material yang dapat secara mudah

diketemukan pada setiap tempat. Dari ketiga jenis bahan baku yang telah

dikemukakan oleh Effendi (2009), pabrik gula Rejo Agung Baru Madiun

termasuk dalam industri yang menggunakan bahan baku jenis weight-lossing

materials, dimana yang dimaksud adalah bilamana bahan baku kehilangan berat

atau volume secara nyata pada akhir produksi, maka lokasi pabrik dapat dan

seharusnya diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi sumber bahan baku yang

diperoleh.

Termasuk kedalam jenis bahan baku weight-lossing materials telah

membuat pabrik gula Rejo Agung Baru mencari bahan baku dengan jarak yang

dapat ditempuh dengan mudah dan cepat dari jarak lokasi pabrik. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil temuan dilapangan oleh peneliti, PG. Rejo Agung Baru

mendapatkan bahan baku yang berasal dari Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo,

Nganjuk, Kediri, dan Mojokerto. Dari ketujuh sumber bahan baku tersebut,

maksimal waktu dari mulai tebu ditebang sampai digiling tidak boleh lebih dari 24

jam. Sebab menurut Effendi (2009), kriteria tebu yang layak giling adalah: (1)

Bersih, kadar kotoran <5%; (2) Segar, antara tebu ditebang dengan digiling tidak

lebih dari 24 jam; (3) Manis, memiliki potensi rendemen kebun tinggi. Ketiga

kriteria tersebut, merupakan pedoman bagi setiap pabrik gula di Indonesia untuk

menentukan standar kualitas bahan baku, selain memnuhi target dari jumlah

(kuantitas) bahan baku.

Page 134: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

190

Dalam mendapatkan bahan baku untuk produksi, PG. Rejo Agung Baru

menggunakan 3 (tiga) sistem yaitu bahan baku yang ditanam sendiri oleh pabrik,

bahan baku yang berasal dari petani tebu yang termasuk dalam mitra kerjanya,

dan bahan baku dari petani yang mandiri atau dapat dikatakan tanpa ada intervensi

dan binaan dari pabrik. Berdasarkan 3 (tiga) sistem bahan baku yang didapatkan,

PG. Rejo Agung Baru Madiun prosentase sumbangsih tertinggi diraih oleh bahan

baku yang berasal dari petani yang menjadi mitra kerja yang sering disebut

sebagai Tebu Rakyat Kemitraan (TRK). Hampir 64% sumber bahan baku

ditempati oleh sistem Tebu Rakyat Kemitraan (TRK), dan 19% berasal dari tebu

yang ditanam oleh pabrik, serta sisanya dari tebu rakyat mandiri.

Produksi dari bahan baku ditentukan dari luas lahan perkotaan yang bisa

ditanami oleh tebu. Menurut Von Thunen (dalam Sutarto, 2007) produktivitas

suatu jenis tanaman akan berkurang atau menurun dengan bertambahnya jarak

dari pasar dan juga diukur dari segi input pertanian, Faktor yang mempengaruhi

penggunaan lahan pertanian tersebut salah satunya adalah kebijakan pemerintah.

Kebijakan pemerintah Kota Madiun adalah berusaha mempertahankan lahan

pertanian selama 3 tahun berturut-turut. Upaya tersebut membantu para petani

yang berada di sekitar wilayah Madiun dan PG. Rejo Agung Baru dalam

kesempatan untuk memperoleh bahan baku lebih besar. Nantinya, upaya tersebut

diharapkan menjadi bahan pertimbangan oleh kota/kabupaten lainnya untuk bisa

mepertahankan lahan pertanian agar tidak beralih menjadi sebuah bangunan

perumahan atau pertokoan.

Page 135: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

191

Bahkan di kawasan Asia Tenggara dalam pertambahan jumlah penduduk

yang pesat dan kepadatan penduduk yang tinggi telah mengakibatkan tekanan

penduduk terhadap lahan pertanian. Karena menurut teori yang dikemukakan oleh

Von Thunen (dalam Sutarto, 2007), orang yang tinggal dalam suatu wilayah

perkotaan cenderung untuk memilih lahan sebagai tempat tinggalnya sesuai

dengan kondisi ekonomi yang dimilikinya. Memang Kota Madiun mampu

mempertahankan lahan pertanian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut, namun pada

kenyataannya luas lahan pertanian menjadi tergeser dan tergantikan oleh lahan

permukiman, perkantoran maupun pertokoan. Menurut data dari Badan Pusat

Statistik Kota Madiun, perkembangan global telah membuat lahan perkebunan

menurun di tahun 2013. Penurunan tersebut telah dipastikan dengan semakin

meningkatnya kawasan terbangun di Kota Madiun.

Ketersediaan bahan baku dari segi kuantitas pada tahun 2015 tidak dapat

terpenuhi dari target yang ditetapkan. Salah satu cara untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut adalah dengan cara melakukan intensifikasi pembinaan

kepada petani tebu rakyat kemitraan yang menjadi penyetor mayoritas bahan baku

di PG. Rejo Agung Baru Madiun. Sebab, sektor pertanian mempunyai peranan

strategis terutama sebagai penyedia pangan rakyat yang berkontribusi dalam

penyediaan bahan pangan, bahan baku industri dan sebagainya (Peraturan Menteri

Pertanian Republik Indonesia).

Beralih pada segi kualitas, bahan baku yang didapatkan PG. Rejo Agung

Baru Madiun memiliki tingkat kualitas yang bisa dibilang tidak baik. Karena

kualitas tebu dilihat berdasarkan peningkatan dengan bertambahnya umur,

Page 136: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

192

kemudian setelah melewati puncaknya akan mengalami penurunan mutu tebu

(Effendi, 2009). Sejak saat ditebang, tebu cepat mengalami penurunan kualitas

sejak dari kebun sampai ke pabrik, tebu akan mengalami kehilangan berat dan

gula yang terkandung di dalamnya. Jika sebelum ditebang, kemunduran tebu

dapat disebabkan oleh penyakit atau hama, kerusakan karena cuaca dan lain-lain.

Jika membahas masalah kualitas bahan baku, maka tidak akan lepas dari

suatu sistem yang saling terkait antara tanaman, tanah dan iklim. Ketiga faktor

tersebut yang menentukan keberhasilan usaha tani, disamping faktor manajemen

itu sendiri. Dalam menghadapi keadaan iklim, sangat dibutuhkan perhatian

perilaku iklim suatu daerah. Hal ini memerlukan rekomendasi kesesuaian iklim

suatu tempat untuk satu jenis komoditi dalam perencanaan startegis dan perkiraan

curah hujan baik bulanan maupun musim untuk perencanaan taktis dan mampu

digunakan sebagai pedoman bagi industri untuk mengembangkan agroindustri.

Bahkan analisis data iklim secara klimatis memberikan informasi dalam

perencanaan strategis jangka panjang dan dipadu dengan informasi prakiraan

musim sebagi alat bantu dalam perencanaan taktis setiap akan melakukan musim

tanam, sehingga mampu memberikan sumbangan yang besar terhadap pabrik

gula. (Effendi, 2009).

Tanaman tebu dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah

hujan berkisar antara 1.000-1.300 mm per tahun dengan sekurang-kurangnya 3

bulan kering (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010).

Berdasarkan temuan di lapangan yang dimuat oleh Badan Pusat Statistik Kota

Madiun, bahwa rata-rata curah hujan di Kota Madiun 1852 mm dari tahun 2010

Page 137: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

193

sampai dengan 2016. Artinya, curah hujan yang tidak dapat diprediksi

menyebabkan tanaman tebu tidak bisa tumbuh dengan baik dengan alasan

memiliki curah hujan melebihi standar budidaya tebu menurut ketentuan Pusat

Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.

Selain dari kondisi iklim, pemilihan varietas harus memperhatikan sifat-

sifat varietas unggul yaitu memiliki potensi produksi yang tinggi melalui bobot

tebu dan rendemen yang tinggi; memiliki produktivitas yang stabil dan mantap;

memiliki ketahanan yang tinggi untuk keprasan dan kekeringan; serta tahan

terhadap hama dan penyakit (Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,

2010). Pabrik gula Rejo Agung Baru Madiun memiliki 8 (delapan) varietas yang

dikembangkan dan hanya ada 4 (empat) varietas yang tergolong dalam varietas

unggul. Berikut beberapa daftar varietas unggul tebu dalam tabel 53.

Tabel 53. Varietas Unggul Tanaman Tebu

Varietas Sifat

Masak

Produksi

SK. Menteri

Pertanian

Lahan Sawah Lahan Tegalan

Tebu

(ku/ha)

Rend

(%)

Tebu

(ku/ha)

Rend

(%)

PS 865 Awal-

tengah

804 ±

112

9.38 ±

1.41

342/Kpts/SR.

120/3/2008

Kdg

Kencana

Tengah-

lambat

1,125 ±

325

10.99 ±

1.65

992 ±

238

9.51 ±

0.88

334/Kpts/SR.

120/3/2008

PS 864 Tengah-

lambat

1,221 ±

228

8.34 ±

0.60

888 ±

230

9.19 ±

0.64

56/Kpts/SR.

120/1/2004

PS 891 Tengah-

lambat

1,106 ±

271

9.33 ±

1.19

844 ±

329

10.19 ±

1.35

55/Kpts/SR.

120/1/2004

PSBM

901

Awal

Tengah

704 ±

162

9.93 ±

1.02

54/Kpts/SR.

120/1/2004

PS 951 Lambat 1,461 ±

304

9.87 ±

0.86

52/Kpts/SR.

120/1/2004

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2010

Page 138: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

194

Dalam kerangka ekonomi pertanian nasional, gula yang merupakan salah

satu komoditas strategis karena pentingnya komoditas tersebut untuk memenuhi

kebutuhan pokok dan kalori bagi masyarakat maupun industri dan sebagai sumber

pendapatan satu juta petani maupun kehidupan dua juta tenaga kerja yang terlibat

dalam sistem industri tersebut. Menjadi salah satu komoditas strategis

membutuhkan sebuah perencanaan yang matang apalagi menyangkut bahan baku

yang merupakan modal awal bagi sebuah industri. Perencanaan pembangunan

menurut Tjokroamidjojo (1984) sendiri diartikan sebagai suatu pengarahan

penggunaan sumber-sumber pembangunan (termasuk sumber-sumber ekonomi)

yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu berdasarkan keadaan

sosial ekonomi yang lebih baik secara efektif dan efisien. Ketersediaan bahan

baku untuk pabrik gula Rejo Agung Baru juga membutuhkan suatu perencanaan

pembangunan yang melibatkan koordinasi antar stakeholder yang saling sinergis.

Perlunya menentukan pengambilan alternatif yang dianggap alternatif paling baik

dengan apa yang tersedia secara tepat mampu menjadi strategi dari PG. Rejo

Agung Baru Madiun.

Selain dibutuhkannya perencanaan pembangunan pada agroindustri,

dibutuhkan pula perencanaan yang lebih spesifik, yaitu perencanaan strategis yang

menggunakan konsep sistem stakeholder untuk menyeleksi berbagai isu berkaitan

dengan pemilihan pihak-pihak yang terlibat dalam proses perencanaan strategis:

waktunya, alasannya, dan caranya. Tidak hanya PG. Rejo Agung Baru Madiun

yang berperan dalam upaya peningkatan produktivitas gula nasional, melainkan

stakeholder lain juga berkewajiban berperan andil dalam upaya tersebut. Sangat

Page 139: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

195

diperlukan koordinasi antar stakeholder yang sama-sama berperan penting karena

pada dasarnya konsep stakeholder menurut Freeman dalam Susanto dan Tarigan

(2013) adalah kelompok atau individu yang dapat mempengauhi atau dipengaruhi

oleh pencapaian tujuan organisasi. Sedangkan pabrik gula memiliki lingkaran

hubungan dengan stakeholder mulai dari masyarakat, pemerintah, hingga pihak

swasta. Untuk mendukung keberlangsungan dari kemajuan agroindustri

dibutuhkan semua peran terlibat didalamnya, baik yang dapat mempengaruhi dan

dipengaruhi.

Sangat disayangkan pada hasil temuan di lapangan, koordinasi PG. Rejo

Agung Baru Madiun dengan pemerintah, terutama Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan sangat minim. Keterbatasan tersebut didasarkan pada tidak adanya

intervensi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun secara langsung

kepada PG. Rejo Agung Baru. Misalnya contoh di lapangan adalah ketika PG.

Rejo Agung Baru kekurangan bahan baku, sehingga pabrik gula tersebut mencari

pilahan lain untuk memenuhi target pasokan bahan baku. Jika Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Kota Madiun melakukan control terhadap PG. Rejo Agung

Baru akan lebih efisien, sehingga pabrik gula tersebut mendapatkan masukan dan

bagaimana solusi untuk memecahkan masalah kurangnya bahan baku secara

bersama-sama. Namun, koordinasi antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Madiun dengan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesi (APTRI) lebih baik,

karena pemerintah sejauh ini hanya berkoordinasi kepada petani tebu terkait

sosialisasi, pembibitan, pupuk, dan lain sebainya.

Page 140: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

196

Berbeda dengan minimnya peran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Kota Madiun, koordinasi PG. Rejo Agung Baru Madiun dengan Asosiasi Petani

Tebu Rakyat Indonesi (APTRI) sangat maksimal. Integrasi antar kedua

stakeholder tersebut dapat dilihat ketika bahan baku yang disetor memiliki

kualitas dibawah standar, maka APTRI berkewajiban memberikan informasi

kepada anggotanya bahwa bahan baku tebu yang dikirim tidak mampu mencapai

standar yang ditentukan. Koordinasi dari APTRI dan pabrik gula sangat intens,

sehingga intergrasi dari kedua belah pihak juga sampai saat ini terbilang baik.

b. Pengembangan SDM

Pengembangan sumber daya manusia dalam buku Hasibuan (2014)

mengatakan bahwa suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,

konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan jabatan

melalui pendidikan dan pelatihan. Berdasarkaan keadaan di lapangan, PG. Rejo

Agung Baru Madiun berupaya untuk meningkatkan kemampuan karyawannya

melalui pendidikan dan pelatihan. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan,

setiap karyawan mampu meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan

dalam pekerjaan yang sedang dijalankan dan difokuskan untuk jangka panjang.

Bahkan untuk menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas,

memerlukan perencanaan yang menitikberatkan pada faktor produksi manusia

dengan segala kegiatannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Sumber daya

manusia yang ada di PG. Rejo Agung Baru Madiun merupakan investasi sebagai

peranan penting bagi perusahaan agar mampu menjadi industri yang terus

berkembang. Tingkat kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh motivasi

Page 141: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

197

setiap karyawan. Setiap karyawan tidak hanya berbeda dalam kemampuan

melakukan sesuatu tetapi juga berbeda dalam motivasi mereka dalam melakukan

setiap tindakan. Motivasi orang bergantung pada kuat lemahnya motif yang ada

yang berarti suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong

mengaktifkan, menggerakkan dan menyalurkan perilaku kearah tujuan.

Motivasi dari setiap karyawan di PG. Rejo Agung Baru Madiun juga

berbeda-beda. Menurut Werther, William B. dan Devis, Keith (1989) motivasi

dapat ditentukan berdasarkan 2 (dua) faktor, yaitu faktor eksternal berupa

kelayakan upah gaji, kondisi kerja, dan sebagainya. Sedangkan motivasi internal

berasal dari kesesuaian dalam pekerjaan, ketertarikan pekerjaan dan tantangan apa

saja yang ada dalam pekerjaannya.

Setiap karyawan PG. Rejo Agung Baru Madiun akan termotivasi untuk

melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa

tindakan mereka mengarah pada pencapaian yang ingin dicapai. Kuatnya sebuah

motivasi juga akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia PG. Rejo Agung

Baru Madiun untuk meningkatkan produktivitas kinerja sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai. Jadi, proses pengembangan sumber daya manusia

dalam konteks perusahaan sangatlah berpengaruh pada kinerja dan tingkat

produktivitas karyawan.

Menurut Hasibuan (2014) pengembangan karyawan yang mampu

meningkatkan produktivitas kinerja terbagi dalam 2 (dua) macam. Pertama,

pengembangan secara informal yaitu karyawan atas dasar keinginan dan usaha

sendiri melatih dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku

Page 142: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

198

literatur yang terkait dengan pekerjaan yang sedang dijalani. Kedua,

pengembangan secara formal yaitu karyawan ditugaskan perusahaan untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik dilakukan perusahaan maupun yang

dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan. Dari kedua sistem

tersebut, karyawan PG. Rejo Agung Baru Madiun mayoritas melakukan

pengembangan secara formal yaitu pengembangan dengan cara pendidikan dan

pelatihan.

Berdasarkan data maupun kondisi yang ada di lapangan, PG. Rejo Agung

Baru Madiun setiap tahunnya mengirimkan karyawan untuk melakukan diklat

yang diadakan oleh lembaga maupun perusahaan sendiri. Pengembangan

kapasitas karyawan secara informal jarang dilakukan karena tidak adanya niatan

pada setiap karyawan untuk membaca literatur buku dan kegiatan untuk melatih

dan mengembangkan dirinya sendiri. Pengembangan kualitas sumber daya

manusia mayoritas berdasarkan pengembangan formal dengan pendidikan dan

pelatihan yang diadakan setiap tahunnya oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Jika dilihat pada kondisi sebenarnya, pengembangan kualitas sumber daya

manusia secara formal memang melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan

dalam suatu organisasi merupakan proses pengembangan kemampuan kearah

yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan

merupakan bagian dari proses pendidikan, yang tujuannya untuk meningkatkan

kemampuan atau ketrampilan khusus seseorang atau sekelompok orang.

Pendidikan dan pelatihan juga dapat dipandang sebagai salah satu bentuk

investasi, karena itu setiap organisasi yang ingin berkembang, pendidikan dan

Page 143: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

199

pelatihan bagi karyawan harus dijadikan sebuah perhatian. Pengembangan

kualitas sumber daya manusia berdasarkan teori dapat dibedakan seperti berikut

ini.

Tabel 54. Perbedaan Pengembangan Sumber Daya Manusia

No. Karakteristik Pendidikan Pelatihan

1. Pengembangan kemampuan Menyeluruh Spesifik

2. Area kemampuan

(penekanan) Kognitif, efektif Psikomotor

3. Jangka waktu pelaksanaan Panjang Pendek

4. Materi yang diberikan Lebih umum Lebih khusus

5. Penekanan penggunaan

metode belajar mengajar Konventional Inconventional

6. Penghargaan akhir Gelar Sertifikat

Sumber: Pengembangan Sumber Daya Manusia (Notoatmodjo, 2009)

Ada beberapa alasan mengapa pendidikan dan pelatihan dipandang

sebagai suatu bentuk investasi dalam perusahaan. Pertama, sumber daya manusia

atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum

tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan

dalam jabatan tersebut. Kedua, seiring berjalannya kemajuan ilmu dan teknologi

akan mengubah organisasi dalam upaya penambahan ataupun peningkatan

kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut. Ketiga, adanya promosi dalam

organisasi menjadi keharusan apabila organisasi tersebut ingin berkembang dan

hal tersebut merupakan salah satu penghargaan bagi karyawan yang mendapatkan

promosi untuk lebih mampu meningkatkan kualitas dan kemampuannya sendiri.

Keempat, untuk mendapatkan efektivitas dan efisiensi kerja di masa

pembangunan, para karyawan diikutsertakan dalam sebuah pelatihan-pelatihan.

Page 144: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

200

Pendidikan dan pelatihan juga tidak diperuntukkan bagi karyawan saja,

melainkan bagi perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Semakin rutin

pendidikan dan pelatihan diadakan bagi karyawan, organisasi dapat meningkatkan

produktivitas kinerja karyawannya. Dengan meningkatnya produktivitas kinerja

karyawan, maka akan membawa keuntungan bagi organisasi dalam mencapai

target dan tujuan dari organisas tersebut. Oleh karena itu, pabrik gula Rejo Agung

Baru Madiun juga memberikan kesempatan bagi setiap karyawan untuk mengikuti

diklat dengan harapan bahwa nantinya setelah mengikuti diklat, tingkat motivasi,

pengetahuan, cara pandang karyawan lebih terarah dan mampu mencapai tujuan

organisasi dengan baik.

c. Kemampuan Penguasaan dan Pengembangan Teknologi

Teknologi merupakan suatu kesatuan material dan non material sebagai

sumber daya dalam mencapai nilai tertentu. Menurut Departemen Perdagangan

(2008), ada 3 (tiga) modal sumber utama dalam membangun ekonomi yang

meliputi kemampuan sumber daya manusia, teknologi dan hubungan sosial. Basis

teknologi lebih diarahkan untuk upaya kepemilikan kapasitas penguasaan

teknologi dan meningkatkan investasi dalam pembangunan industri. Peningkatan

pada teknologi industri menjadi sebuah perkembangan dan basis kekuatan utama

suatu industri.

Menurut Rosenberg dan Weight (dalam Wiratmo, 2003), menjelaskan

bahwa banyak yang meyakini arah pengembangan teknologi hampir pasti tidak

dapat ditentukan. Hal ini karena beberapa alasan: (1) Para penemu teknologi tidak

dapat meramalkan seberapa jauh perbaikan teknologi di masa depan; (2) Cakupan

Page 145: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

201

aplikasi suatu penemuan teknologi baru tergantung pada perkembangan teknologi

pelengkap yang tidak dapat diprediksi; (3) Penggunaan penemuan teknologi

tersebut di masa depan merupakan bagian yang kompleks suatu sistem yang

saling tergantung yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Karena arah

pengembangan teknologi yang tidak dapat ditentukan, Gavin Wright (dalam

Wiratmo, 2003) menjelaskan bahwa aturan main dalam perubahan teknologi

adalah “bounded rationality”. Ketidakjelasan arah perubahan teknologi

menimbulkan resiko dan berkurangnya riset untuk menemukan teknologi yang

baru.

Dalam mewujudkan sebuah strategi revitalisasi terhadap pabrik gula selalu

berhubungan dengan perubahan struktur dan teknologi agar dalam jangka panjang

lebih diterima oleh lingkungannya. Pemerintah telah lama memberikan sejumlah

dukungan dan proteksi, tetapi sekedar menghilangkan rasa sakit sementara, dan

tidak menyembuhkan penyakit parah pada industri gula. Revitalisasi pabrik gula

milik BUMN dengan perbaikan kapasitas dan teknologi hampir semuanya

berjalan di tempat. Sama seperti kondisi di lapangan terkait dengan

pengembangan teknologi di PG. Rejo Agung Baru Madiun memang sangat tidak

dapat diprediksi. Pemanfaatan teknologi, terutama teknologi dalam sistem

produksi tidak dapat diramalkan kepastiannya.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka ada beberapa tahap yang harus

ditempuh dalam peningkatan kinerja terkait pengembangan teknologi PG. Rejo

Agung Baru Madiun yaitu teknologi yang diterapkan harus diaudit kembali dan

perbaikan teknologi melalui revitalisasi baik secara finansial dan ekonomis.

Page 146: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

202

Bahkan PG. Rejo Agung Baru Madiun dapat bekerjasama dengan lembaga

penelitian untuk mengaplikasikan teknologi tepat guna yang relevan sehingga

efektif dalam meningkatkan produksi dan produktivitas gula.

Perlunya tahapan untuk melakukan pengembangan teknologi dan

meningkatkan sumber daya manusia untuk menguasai teknologi produksi yang

ada. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa karyawan mampu menjalankan

proses produksi dengan teknologi yang terdapat di PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Jika setiap karyawan mampu menguasai teknologi pada industri, maka dapat

meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.

Teknologi dalam suatu industri merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi dan berhubungan terhadap sistem industri. Pada dasarnya

teknologi membantu industri dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi.

Tanpa adanya teknologi, maka agroindustri tidak bisa memproses dari tebu

menjadi gula yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat maupun gula yang

diproduksi untuk industri makanan.

Kemajuan dan teknik industri dapat meningkatkan kemampuan industri

yang bersangkutan untuk menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup

sehingga akhirnya dapat dijual dengan harga yang lebih bersaing. Bahkan jenis

peralatan yang dibutuhkan bagi setiap industri sangat beraneka ragam, sesuai

dengan bidang industri yang dijalankan. Mesin yang semakin canggih pada

umumnya menunjukkan produktivitas yang semakin tinggi. Sangat disayangkan

mesin membutuhkan keahlian yang semakin khusus untuk mengoperasikan

ataupun perawatan.

Page 147: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

203

Tentunya untuk teknologi yang digunakan PG. Rejo Agung Baru Madiun

berjenis teknologi modern. Temuan di lapangan, teknologi/peralatan yang

digunakan pada PG. Rejo Agung Baru Madiun dibedakan menjadi 2 (dua) macam

yaitu teknologi untuk tenaga kerja biasa dan teknologi untuk tenaga kerja ahli.

Beberapa peralatan yang digunakan sudah diperbarui, mengingat permasalahan

pabrik gula BUMN di Indonesia telah berumur tua dan peralatan mesin perlu

diganti agar proses produksi meningkat sehingga produktivitas gula tinggi. Tidak

semua peralatan di PG. Rejo Agung Baru Madiun diganti, karena masih

mengalami kendala terkait mahalnya harga mesin produksi gula.

d. Proses Pengolahan dan Penjaminan Mutu Produk

Proses pengolahan gula merupakan proses yang dilakukan setelah pasca

panen. Pada tahap ini ada kontribusi yang diakibatkan faktor-faktor yang berasal

dari internal pabrik tehadap penurunan kualitas rendemen hingga 30%. Kondisi

ini disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah pabrik gula yang ada di Jawa

memiliki fasilitas produksi yang terlampau tua sehingga inefisiensi tidak bisa

dihindarkan. Dari jumlah pabrik gula milik negara, hanya 36% yang memiliki

produktivitas gula di atas 7 ton/hektar. Sedangkan sisanya tidak mencapai

persyaratan efisiensi teknis dan ekonomis. Upaya untuk meningkatkan efisiensi

telah dilakukan dengan memperbaiki atau memperbarui peralatan, tetapi

terkendala oleh teknologi sehingga mempengaruhi efisiensi peroses pengolahan

(Krisnamurthi, 2012).

Berbeda dengan perusahaan ditangani dengan manajemen yang

profesional, dan proses produksi gula dikelola dengan orientasi bisnis secara

Page 148: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

204

murni yang merupakan pabrik gula swasta besar yang ada di Indonesia. Pabrik

gula swasta beroperasi memanfaatkan lahan hak guna usaha (HGU) sehingga

perusahaan tidak berurusan dengan petani pemilik lahan. Pengelohan lahan

dilakukan secara maksimal, pabriknya baru dan tidak berumur tua. Sehingga

produktivitas sangat ideal dengan biaya produksi dapat ditekan serendah mungkin

karena pabrik relatif baru berdiri (Krisnamurthi, 2012).

Penerapan pilihan proses untuk meningkatkan produksi gula di setiap

pabrik gula berbeda. Karena telah berkembangnya inovasi teknologi proses

pengolahan gula yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas gula yang

diproduksi. Dari semua inovasi yang ada, terdapat perbedaan biaya, kelebihan,

dan kekurangan sehingga perlu dipilih inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan yang tersedia. Berdasarkan kondisi di lapangan, PG. Rejo Agung

Baru Madiun melakukan inovasi dalam proses produksi, terutama melakukan

perubahan apa saja yang menjadi kebutuhan untuk produksi pabrik gula.

Sesuai dengan bagan di atas, proses pengolahan tebu menjadi gula di PG.

Rejo Agung Baru Madiun melalui beberapa tahapan hingga bisa sampai ke tangan

masyarakat. Selain itu, dibandingkan negara penghasil gula lainnya, Indonesia

termasuk yang terbelakang. Pabrik-pabrik gula yang ada di berbagai negara, selain

Indonesia lebih efisien daripada pabrik gula lokal. Negara Thailand sebagai

produsen gula sangat kompetitif di pasar gula internasional. Dari 45 pabrik gula

yang ada di Thailand, rata-rata kapasitas produksi mencapai 7.200 ton tebu sehari.

Sedangkan sebagian besar pabrik gula di Pulau Jawa hanya berskala produksi

1.000-3.000 ton tebu per sehari (Krisnamurthi, 2012).

Page 149: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

205

Tidak hanya pada proses produksi, mutu produk ditentukan berdasarkan

Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk membuat Gula Kristal Putih yang

berkualitas. Tujuan adanya standar ini adalah untuk meningkatkan perlindungan

dan acuan bagi pelaku usaha, konsumen, dan masyarakat secara luas untuk

menghasilkan produk yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Bahkan gula

diklasifikasikan 2 (dua) kelas mutu, yaitu GKP 1 dan GKP 2. Berikut syarat mutu

gula berdasarkan Badan Standarisasi Nasional.

Tabel 55. Syarat Mutu Gula Kristal Putih (GKP)

No. Parameter Uji Satuan Persyaratan

GKP 1 GKP 2

1. Warna Kristal CT 4.0-7.5 7.6-10.0

2. Warna larutan (ICUMSA) IU 81-200 201-300

3. Besar jenis butir mm 0.8-1.2 0.8-1.2

4. Susut pengeringan (b/b) % Maks 0.1 Maks 0.1

5. Polarisasi (°Z, 20°C) °Z° Min 99.6 Min 99.5

6. Abu konduktiviti (b/b) % Maks 0.10 Maks 0.15

7. Belerang dioksida (SO2) mg/kg Maks 30 Maks 30

8. Cemaran Logam

• Timbal (Pb)

• Tembaga (Cu)

mg/kg

mg/kg

Maks 2

Maks 2

Maks 2

Maks 2

Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2010

Parameter uji yang menentukan kualitas produk ditetapkan oleh Badan

Standarisasi Nasional. Jika dibandingkan dengan standar dari SNI, mutu produk

yang diukur berdasarkan beberapa parameter uji, PG. Rejo Agung Baru Madiun

parameter polarisasi terlalu tinggi dibanding dengan ketentuan yang ada. Untuk

uji parameter lainnya PG. Rejo Agung Baru Madiun telah memenuhi kualifikasi

yang ditetapkan sehingga mutu produk tahun 2015 dan 2016 telah terjamin.

Page 150: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

206

e. Pengembangan Sistem Logistik

Pihak perusahaan selain berusaha dalam meningkatkan pendapatan juga

mempertimbangkan sistem logistik terutama dalam saluran distribusi. Saluran

distribusi yang akan diterapkan pada suatu perusahaan adalah pendistribusian

yang paling efisien yang mampu menghasilkan pendapatan sebanyak-banyaknya

dengan pengeluaran biaya seminimal mungkin. Akan sangat diragukan jika

produk gula pasir menggunakan distribusi langsung. Sangat tepat jika industri

gula pasir menerapkan sistem pendistribusian secara tidak langsung yang

menggunakan beberapa perantara. Oleh karena itu, perusahaan di bidang

agroindustri akan memilih suatu saluran distribusi yang paling efisien dalam

memasarkan produknya.

Berdasarkan penjelasan di atas dan keadaan di lapangan, penerapan

saluran distribusi di PG. Rejo Agung Baru Madiun juga menggunakan saluran

distribusi tidak langsung. Jika ada yang menggunakan saluran distribusi langsung

akan memerlukan biaya yang besar untuk melakukan kebijakan saluran distribusi

tersebut. Berikut tahapan dari saluran distribusi yang terdiri dari beberapa

tingkatan agar suatu produk bisa sampai ke tangan masyarakat.

Page 151: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

207

Gambar 38. Tingkat Saluran Distribusi

Sumber: Kotler, 2002

Menurut Kotler (2002), saluran terbagi dalam beberapa tingkatan yang

memiliki makna tersendiri. Saluran nol tingkat atau saluran langsung terdiri dari

seorang produsen yang langsung menjual ke pelanggan akhir. Selanjutnya saluran

1 tingkat sampai saluran 3 tingkat memiliki tingkatan yang harus dilalui sebelum

produk sampai ke masyarakat yang sebagai konsumen. Pada umumnya, PG. Rejo

Agung Baru Madiun memasarkan produk gula pasir sampai ke tangan masyarakat

(konsumen) menerapkan saluran distribusi tiga tingkat yang terdiri dari produsen,

pedagang besar, prmborong, pengecer, dan konsumen.

Praktik penjualan gula pasir di PG. Rejo Agung Baru Madiun dilakukan

oleh pihak kantor pusat PT. PG. Rajawali I. Dilakukan dengan proses lelang yang

diadakan di kantor pusat PT. PG. Rajawali I dan dihadiri oleh para peserta lelang

dari perusahaan yang akan membeli produk gula pasir. Pemenang lelang

berdasarkan harga penawaran tertinggi dari harga minimal yang telah ditentukan

oleh pihak PT. PG. Rajawali I. Sedangkan pihak PG. Rejo Agung hanya akan

Page 152: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

208

mengeluarkan barang sesuai permintaan pemenang lelang saat menerima surat

perintah penerimaan barang dari PT. PG. Rajawali I.

Berkaitan dengan pemenang lelang yang memiliki peran sebagai pedagang

besar, dari hasil pembelian gula pasir oleh pedagang besar akan dijual kembali

kepada pemborong. Selain itu, alasan utama dari PT. PG. Rajawali I untuk

menjual produk gula pasir kepada pihak pedagang besar dikarenakan oleh faktor

likuiditas dimana PT. PG. Rajawali I memerlukan dana segar dalam waktu yang

cepat untuk mencukupi kebutuhan seluruh jajaran karyawan yang bekerja di PT.

PG. Rajawali I maupun PG. Rejo Agung Baru Madiun. Oleh karena itu, PT. PG.

Rajawali I melakukan suatu kebijakan untuk menjual produk gula pasir dengan

jumlah yang banyak kepada peserta lelang yang disebut sebagai distributor 1 atau

pedagang besar.

Distributor 2 atau dengan nama lainnya pemborong membeli produk gula

pasir dari distributor 1 untuk dijual kepada para pengecer. Pemborong pada

umumnya terdapat di pinggiran kota atau daerah-daerah sehingga lebih mudah

bagi pemborong untuk membeli produk gula pasir tanpa harus membeli ke kantor

pusat PT. PG. Rajawali I mengingat biaya yang dikeluarkan untuk transportasi

dan jarak lokasi yang belum diperhitungkan. Akan lebih mudah bagi pemborong

jika langsung membeli gula pada pedagang besar.

Pengecer akan menjual kembali produk gula pasir yang dibeli dari

pemborong yang akan dipasarkan secara langsung pada konsumen akhir setiap

kilogramnya. Pada umumnya pengecer melakukan pembelian produk gula dengan

Page 153: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

209

jumlah yang tidak terlalu banyak, oleh karena itu pengecekan lebih mudah

melakukan pembelian gula pasir di pemborong terdekat.

Sistem logistik melalui saluran distribusi tidak langsung yang dilakukan

oleh PG. Rejo Agung Baru Madiun dirasa paling efisien. Karena pabrik gula tidak

lagi memikirkan proses pelelangan dan keluarnya barang yang nantinya untuk

pemenang lelang. Dengan sistem logistik yang efisien inilah akan membuat pabrik

gula lebih bisa fokus kepada apa yang ingin dicapai, yaitu memproduksi gula

dengan tingkat produktivitas yang tinggi.

f. Pengembangan Sarana dan Prasarana

Selain melihat aspek pengembangan sarana dan prasarana industri,

keberadaan pabrik gula juga harus ditinjau kembali sebelum mengembangkan

sarana dan prasarana. Berdirinya pabrik gula Rejo Agung Baru merupakan salah

satu industri dengan jenis atau klasifikasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI).

Kawasan Peruntukan Industri (KPI) merupakan bentangan lahan yang

diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan RTRW yang ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berikut beberapa ketentuan

bagi Kawasan Peruntukan Industri (KPI).

Tabel 56. Kriteria Penetapan Kawasan Peruntukan Industri

No. Ketentuan Umum Ketentuan Teknis

1. Jenis industri yang dikembangkan

harus memiliki hubungan

keterkaitan yang kuat dengan

karakteristik lokasi setempat.

Harus memperhatikan kelestarian

lingkungan

2. Harus memiliki kajian Amdal yang

diijinkan beroperasi di kawasan

tersebut

Harus dilengkapai dengan unit

pengolahan limbah

Page 154: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

210

No. Ketentuan Umum Ketentuan Teknis

3. Dalam kawasan peruntukan industri

dapat dibentuk suatu perusahaan

kawasan industri yang mengelola

kawasan industri

Harus memperhatikan suplai air

bersih

4. Lahan area cukup luas Jenis industri yang dikembangkan

adalah industri ramah lingkungan

dan memenuhi kriteria ambang

limbah yang ditetapkan KLH

5. Geologi dapat menunjang

konstruksi bangunan

Pengelolaan limbah untuk industri

yang berkumpul di lokasi berdekatan

sebaiknya dikelola secara terpadu

6. Tidak berada di daerah rawan

bencana longsor

Pembatasan pembangunan

perumahan baru di kawasa

peruntukan industri

7. Berada pada tanah marginal untuk

pertanian

Harus memenuhi syarat AMDAL

sesuai dengan ketentuan peraturan

dan perundang-undangan yang

berlaku

8. Hidrologi bebas genangan dan

drainase baik sampai sedang

Memperhatikan penataan kawasan

perumahan di sekitar kawasan

industri

9. Karakteristik tanah bertekstur

sedang sampai kasar

Pembangunan kawasan industri

minimal berjarak 2 km dari

permukiman dan berjarak 10 km dari

pusat kota

10. Karakteristik lokasi dan kesesuaian

lahan kawasan peruntukan industri

yang berorientasi bahan baku

Kawasan industri minimal berjarak

±5 km dari sungai tipe C dan D

11. Dapat dikembangkan kegiatan

industri dengan perbaikan kontur

Penggunaan lahan pada kawasan

industri terdiri dari penggunaan

kaveling industri, jalan, saluran,

RTH, dan fasilitas penunjang

12. Peruntukan lahan bukan untuk

pertanian, permukiman dan

konservasi

Harus menyediakan fasilitas fisik

dan pelayanan umum

Sumber: Modul Terapan Pedoman Kriteria Teknis Kawasan, 2008

Kriteria penetapan kawasan peruntukan industri sebagai arahan dalam

pengembangan sarana dan prasarana industri yang dimuat oleh Direktorat

Jenderal Penataan Ruang. Dari penetapan tersebut, jika dilihat dengan keadaan

yang sesungguhnya maka ada beberapa kriteria yang tidak sesuai. Misalnya saja

Page 155: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

211

pada pembangunan kawasan peruntukan industri minimal harus 2 km dari

permukiman. Sedangkan lokasi PG. Rejo Agung Baru Madiun dengan

permukiman penduduk kurang dari 1 km dan lokasi pabrik dengan pusat kota

yang seharusnya minimal 10 km, namun lokasinya berjarak ≤10 km dari pusat

kota. Selebihnya, kriteria peruntukan kawasan industri sesuai dengan keberadaan

dari PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Setelah ketentuan yang diberikan dalam penetapan kawasan peruntukan

industri, pengembangan sarana dan prasarana baru bisa dilakukan pembangunan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang

Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri, sarana adalah segala sesuatu yang

dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan

prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses. Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri

nasional yang berdaya saing, perlu didukung melalui penyediaan sarana dan

prasarana industri yang memadai baik bersifat fisik maupun non fisik. Upaya

untuk menyelenggarakan standarisasi industri melalui perencanaan, penerapan,

pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan sebagimana yang diamanatkan oleh

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang berguna untuk

meningkatkan daya saing industri nasional dan menjamin mutu hasil industri

sehingga mampu menciptakan persaingan usaha yang sehat dan adil dan didukung

oleh penyediaan maupun pembangunan sarana prasarana industri.

Dalam konteks persaingan global, dimana pembangunan industri dalam

negeri harus dipercepat, peran pengembangan sarana dan prasarana industri

Page 156: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

212

menjadi semakin krusial. Untuk mendukung peran pengembangan sarana dan

prasarana industri tersebut, dibutuhkan campur tangan Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah yang salah satu bentuknya adalah pemberian akses

kemudahan usaha industri. Dalam praktiknya, kemudahan-kemudahan tersebut

seringkali teridentifikasi sebagai Fasilitas Nonfiskal. Sebagai contoh dari fasilitas

nonfiskal adalah keamanan, lokasi, pelayanan dan infrastruktur.

Setelah mengetahui kondisi di lapangan, dapat disampaikan bahwa PG.

Rejo Agung Baru Madiun kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah meliputi

fasilitas energi atau kelistrikan, telekomunikasi, jaringan sumber daya air, jaringan

transportasi dan jalan. Dari beberapa fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah

merupakan pemberian bagi PG. Rejo Agung Baru untuk lebih mudah dalam

melakukan usaha industri dan mendukung agar industri tersebut mampu berdaya

saing secara adil dengan pabrik gula lainnya. Karena kebijakan dalam

pembangunan industri diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi

dunia serta mampu mengantisipasi perubahan lingkungan yang cepat sehingga

fokus dari strategi sebuah industri ditujukan untuk membangun daya saing

industri yang berkelanjutan dalam negeri maupun luar negeri.

Pengembangan sarana dan prasarana merupakan suatu kebutuhan dan

bagian dari pengembangan organisasi bagi PG. Rejo Agung Baru Madiun. Karena

menurut Pareek (1984), pengembangan organisasi adalah suatu usaha yang

direncanakan, yaitu dimulai oleh para ahli proses untuk membantu sebuah

organisasi mengembangkan ketrampilan diagnostiknya, kemampuan

penguasaannya, strategi hubungannya dalam bentuk sistem-sistem sementara atau

Page 157: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

213

setengah tetap, dan persamaan budaya. Selanjutnya, dapat membantu organisasi

dalam mengembangkan ketrampilan dan kemampuan strategi dari usaha

pengembangan yang merupakan salah satu faktor dengan peran yang penting

memiliki maksud untuk meningkatkan produktivitas industri.

g. Peningkatan Investasi dan Kerjasama Industri

Peranan dan kontribusi investasi sangat diharapkan untuk mempercepat

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan, meningkatkan pendapatan

pemerintah dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu, investasi juga diharapkan

dapat memperluas peranannya di dalam kerangka kerja kebijakan pembangunan

negara dengan mempertimbangkan stabilitas makro ekonomi, keseimbangan

ekonomi antar daerah, antar sektor dan antar kelompok-kelompok sosial, selagi

melengkapi peranan proyek-proyek domestik dan memenuhi persyaratan

pelaksanaannya dengan baik. Faktor penting bagi perbaikan iklim investasi dalam

negeri adalah kenyataan bahwa “negara ini telah gagal dalam mengembangkan

infrastruktur institusional untuk menarik investasi asing karena memiliki

kepercayaan yang terlalu besar pada potensi pasar dan sumber daya alamnya yang

berlimpah” sebagaimana yang dikritik oleh berbagai pihak. Berdasarkan Peraturan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64/M-IND/PER/7/2016 tentang

Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Investasi untuk Klasifikasi Usaha Industri,

besaran jumlah tenaga kerja dan nilai investasi untuk klasifikasi usaha industri

adalah sebagai berikut.

Page 158: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

214

Tabel 57. Klasifikasi Usaha Industri (dalam 000 rupiah)

Nilai Investasi

Tenaga Kerja

< Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 – Rp

15.000.000 > Rp 15.000.000

1-19 orang

Industri Kecil

(tidak termasuk

tanah dan

bangunan tempat

usaha)

Industri Menengah Industri

Menengah

≥ 20 orang Industri

Menengah Industri Menengah Industri Besar

Sumber: Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 64/M-IND

/PER/7/2016

Sesuai klasifikasi di atas, PG. Rejo Agung Baru salah satu industri besar

yang bergerak di bidang agropolitan. Sesuai data yang tersaji pada bagian

penyajian data, pada tahun 2013 investasi mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya bahkan bisa dikatakan nilai investasi di tahun 2013 paling sedikit

diantara tahun 2012 sampai 2015. Penurunan investasi pada tahun 2013

merupakan penurunan paling signifikan karena nilai investasi jauh dibawah rata-

rata tahun 2012-2015.

Investasi juga bisa dalam bentuk peralatan pabrik yang merupakan alat

paling diprioritaskan. Investasi peralatan pabrik ditujukan pada peralatan yang

berkaitan dan berpengaruh besar terhadap ekstraksi gilingan, efisiensi proses dan

peningkatan kualitas gula. Selain itu, peralatan yang berkaitan dan berpengaruh

besar terhadap pencapaian penilaian proper lingkungan hidup perlu ditingkatkan

melaui investasi peralatan. Sebenarnya investasi pengembangan diprioritaskan

untuk mendukung peningkatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah

dengan mempertimbangkan kemampuan pendanaan.

Page 159: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

215

Perkembangan dan pembangunan industri merupakan bagian yang penting

dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tidak luput dari perhatian, bahwa

sektor industri memiliki kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik

Regional Bruto. Investasi pun dibedakan berdasarkan sumber modalnya yaitu

PMDN dan PMA. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

suatu daerah baik langsung maupun tidak langsung melalui multiplier effect.

Teori ekonomi mengartikan investasi sebagai pengeluaran untuk membeli

barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk

mengganti dan terutama menambah barang modal dalam perekonomian yang akan

digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Bahkan

pengertian investasi lebih spesifik disampaikan oleh Boediono (1982) adalah

pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk

menambah stok yang digunakan untuk perluasan pabrik. Sama halnya dengan

pabrik gula Rejo Agung Baru Madiun, hasil investasi digunakan untuk membeli

peralatan mesin maupun barang-barang yang mampu memberikan dampak bagi

pabrik gula dalam rangka pengembangan industri.

Beralih dari investasi, pengembangan industri bisa dilakukan melalui

kerjasama antar industri lain maupun antar stakeholder lainnya. Pada dasarnya

manusia tidak dapat hidup dapat bantuan orang lain. Dalam menjalani

kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu dilema sosial. Pihak yang

bekerjasama memberikan kontribusi kepada pihak yang lain dan demikian juga

sebaliknya, lebih bersifat komplementer. Kontribusi ini menjadi suatu syarat agar

Page 160: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

216

terjadi sebuah kerjasama, karena terjadi proses pertukaran nilai antara masing-

masing pihak.

Berdasarkan kondisi di lapangan, PG. Rejo Agung Baru Madiun menjalin

kerjasama dengan berbagai stakeholder, misalnya dengan lembaga pendidikan

dan pelatihan yaitu Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta dan Pusat

Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Kerjasama dengan industri lain

diantaranya adalah dengan PT. INKA yang berderak di bidang kereta api untuk

membuat dan menyempurnakan lori dari pos timbangan sebelum produksi

pengolahan. Sedangkan untuk kerjasama dengan instansi pemerintah pusat adalah

dengan Kementrian BUMN, Kementrian Pertanian, dan dalam lingkup regional

terdapat Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, tentunya kerjasama

yang paling sering dilakukan dengan para petani tebu yang termasuk dalam

kelompok APTRI. Kepercayaan diri masing-masing pihak yang melakukan

kerjasama merupakan suatu hal yang sangat penting karena akan diketahui sejauh

mana masing-masing pihak dapat memberikan nilai yang diharapkan dari

hubungan kerjasama tersebut.

2. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pengembangan

PG. Rejo Agung Baru dalam Meningkatkan Produktivitas Gula

Nasional Melalui Perspektif Good Corporate Governance

Industri pergulaan nasional saat ini menghadapi permasalahan yang

kompleks. Indonesia pernah menjadi negara pengekspor gula terbesar kedua dunia

pada tahun 1930 hingga terjadi penurunan secara terus-menerus dan berubah

Page 161: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

217

menjadi negara importir terbesar pertama di Asia dan terbesar kedua dunia setelah

Rusia (Nainggolan, 2007). Masalah pokok dalam pergulaan nasional adalah

rendahnya produksi akibat rendahnya produktivitas dan efisiensi industri gula

nasional secara keseluruhan dimulai dari on farm maupun off farm. Semakin

menurunnya luas areal dan produktivitas tebu yang dihasilkan petani serta

rendahnya produktivitas pabrik gula serta manajemen pabrik gula yang tidak

efisien, adalah pemicu rendahnya produksi gula nasional. Menurunnya produksi

gula nasional bukan hanya disebabkan masalah on farm dan off farm, tetapi juga

sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global yang tidak adil, yang mengakibatkan

tidak adanya insentif untuk berproduktif.

Rendahnya harga dunia akibat dari surplus pasokan serta distorsi

kebijakan dari negara-negara eksportir, telah menarik pelaku usaha di dalam

negeri untuk lebih memilih gula impor dibanding dengan gula produksi domestik.

Harga gula dunia yang murah memang menciptakan permasalah yang kompleks,

karena dengan membanjirnya gula impor yang murah menyebabkan industri gula

domestik menjadi semakin tidak berdaya menghadapi gula impor. Ketergantungan

pada impor semakin menurunkan pertumbuhan industri gula di dalam negeri, juga

merupakaan salah satu ancaman terhadap kemandirian pangan Indonesia.

Kemandirian pangan mensyaratkan agar pemenuhan kebutuhan pangan pokok

semaksimal mungkin dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

Untuk itu, dibutuhkan sebuah perencanaan yang mampu mengelola

kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi di masa yang akan datang.

Sehingga, dengan adanya strategi mampu digunakan sebagai petunjuk oleh

Page 162: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

218

organisasi dalam jangka beberapa tahun kedepan. Bahkan perencanaan strategis

merupakan langkah awal dalam proses pengembangan kesepakatan awal tentang

seluruh upaya perencanaan strategis dan langkah utama dari sebuah perencanaan

(Bryson, 2005).

Kondisi-kondisi yang telah diuraikan di atas dapat dianggap sebagai isu

strategis yang dapat dijadikan bahan tinjauan oleh beberapa pihak. Isu strategis

merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam

perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas

(daerah/masyarakat) di masa yang akan datang. Isu strategis juga diartikan

sebagai suatu kondisi yang apabila tidak diantisipasi dapat menimbulkan kerugian

yang besar atau dapat menghilangkan peluang yang ada apabila tidak

dimanfaatkan sebaik-baiknya. Menurut Bryson (2005), mengidentifikasi isu

strategis merupakan salah satu langkah yang paling diperhatikan bagi peserta

dalam perencanaan strategis. Hampir setiap isu strategis melibatkan konflik: apa

yang akan dilakukan, mengapa hal itu akan dilakukan, siapa yang akan

melakukannya, dan siapa yang akan diuntungkan atau dirugikan olehnya.

Beberapa permasalahan yang menjadi isu strategis, kemudian dijadikan

sebagai formula untuk menilai lingkungan internal dan eksternal. Faktor

lingkungan internal adalah semua faktor yang dalam waktu singkat bisa diadakan

perubahan atau dikelola (manageable, controllable) di PG. Rejo Agung Baru

Madiun yang termasuk di dalam lingkungan internal mencakup kekuatan dan

kelemahan. Sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor-faktor yang dalam

Page 163: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

219

waktu singkat tidak dapat dikelola dan dikendalikan, yang meliputi peluang dan

ancaman.

a. Faktor Internal

Lingkungan internal adalah faktor yang berasal dari dalam organisasi yang

terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Kekuatan adalah potensi dan sumber daya

yang dimiliki oleh suatu organisasi termasuk didalamnya ketrampilan dan

keunggulan relatif terhadap pesaing dan klien yang ingin dilayani organisasi.

Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan sumber daya, potensi, dan kapabilitas

organissi yang dapat menghambat perkembangan organisasi. Menurut Bryson

(2005), dalam mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi maka harus

dapat memantau sumberdaya (inputs), strategi sekarang (process) dan kinerja

(outputs).

Berdasarkan hasil temuan penulis di lapangan, yang menjadi kekuatan

dalam pengembangan PG. Rejo Agung Baru Madiun yaitu: (1) Budaya organisasi

yang disiplin dan kondusif di PG. Rejo Agung; (2) Penggunaan sistem distribusi

produk gula yang tidak langsung ke masyarakat; dan (3) Kapasitas mesin yang

dimiliki PG. Rejo Agung Baru dengan jumlah kapasitas 6.000 TCD. Sedangkan

kelemahan yang dimiliki PG. Rejo Agung Baru Madiun adalah: (1) Masih

rendahnya kualitas SDM di PG. Rejo Agung Baru dilihat berdasarkan tingkat

pendidikannya; (2) Akses dan persaingan dalam mendapatkan bahan baku; dan (3)

Varietas tanaman tebu yang dikembangkan kurang variatif untuk diterapkan

dalam topologi maupun di berbagai kondisi.

Page 164: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

220

Perencanaan strategis merupakan pengambilan keputusan terhadap

alternatif yang dirasa paling efektif untuk memformulasikan rencana di masa yang

akan datang dengan melihat kondisi sekarang. Oleh karena itu, dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan berdasarkan lingkungan internal, dapat

dijadikan acuan sebagai bahan pertimbangan strategi untuk pengembangan

industri gula terutama untuk PG. Rejo Agung Baru Madiun. Perlunya menentukan

langkah-langkah strategis apa yang akan digunakan untuk mengoptimalkan

kekuatan dan meminimalisir kelemahan organisasi dalam mewujudkan strategi

yang tepat untuk pengembangan pabrik gula yang ada di Kota Madiun. Hal ini

sejalan dengan pendapat Bryson yang mngatakan bahwa dalam mengenali

kekuatan dan kelemahan internal suatu organisasi, maka organisasi harus dapat

memantau sumberdaya (inputs), strategis sekarang (process) dan kinerja (outputs).

Didukung dengan pendapat Sjafrizal (2014) mengatakan bahwa perencanaan

pembangunan adalah cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara

tepat, terarah, dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah yang

bersangkutan.

b. Faktor Eksternal

Menurut Bryson (2005) Tim perencanaan harus mengeksplorasi

lingkungan yang ada di luar organisasi untuk mengidentifikasi apa saja peluang

dan ancaman yang dihadapi organisasi. Pada dasarnya, faktor eksternal

merupakan faktor yang tidak berada di bawah kendali organisasi. Faktor eksternal

biasanya berupa peluang dan ancaman yang tujuan utama penggunaan

perencanaan strategis adalah untuk menyiagakan suatu organisasi terhadap

Page 165: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

221

berbagai ancaman dan peluang eksternal yang mungkin membutuhkan tanggapan

di masa mendatang yang tidak dapat diduga (Bryson, 2005). Peluang dan

ancaman mengacu pada ekonomi, sosial, budaya, demografi lingkungan,

pemerintahan, hukum serta tren kompetisi dan kejadian yang secara signifikan

dapat membahayakan organisasi di masa depan.

Berdasarkan hasil temuan penulis di lapangan, yang menjadi peluang

dalam pengembangan PG. Rejo Agung Baru Madiun yaitu: (1) Sektor industri

mendominasi di Provinsi Jawa Timur; (2) Kota Madiun sebagai salah satu

kawasan agropolitan berdasarkan RTRW Provinsi; (3) Kebijakan wilayah terkait

pengaturan RTRW dan regulasi untuk mempertahankan lahan pertanian; (4)

Dukungan dari masyarakat setempat; (5) Ketersediaan sarana dan prasarana; (6)

Hubungan baik yang terjalin antara PG. Rejo Agung Baru dengan para petani; (7)

Pendidikan dan pelatihan yang ditujukan untuk karyawan; dan (8) Pemanfaatan

energi untuk efisiensi produktivitas. Adapun ancaman yang dihadapi PG. Rejo

Agung Baru Madiun adalah: (1) Teknologi dan peralatan mesin yang dipakai oleh

PG. Rejo Agung Baru Madiun telah berumur tua; (2) Kondisi iklim cuaca yang

tidak dapat diprediksi; (3) Persaingan yang ketat antar pabrik gula di Jawa Timur

terutama di wilayah Karesidenan Madiun; (4) Minimnya peran dari stakeholder

terutama Pemerintah Daerah; dan (5) Kebijakan pemerintah mengenai impor gula

di negeri sendiri.

Menurut Bryson (2005), strategi didefinisikan sebagai pola tujuan,

kebijakan, program, dan alokasi sumber daya yang menegaskan bagaimana

organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, mengapa organisasi harus

Page 166: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

222

mengerjakan hal tersebut. Strategi dapat dibedakan karena tingkat, fungsi dan

kerangka waktu. Pada tahapan merumuskan strategi atau mengelola isu dapat

diketahui dengan matrik analisis SWOT yaitu berupa perumusan strategi

pengembangan PG. Rejo Agung Baru Madiun untuk meningkatkan produktivitas

gula nasional. Analisis SWOT merupakan suatu metode yang efektif yang dapat

digunakan dalam suatu organisasi dalam mengidentifikasi lingkungan internal dan

eksternal untuk menciptakan visi mencapai strategi pembangunan.

Tujuan dari analaisis SWOT adalah untuk mengevaluasi kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman yang terlibat dalam sebuah proyek atau dalam

situasi lain dari sebuah organisasi yang memerlukan keputusan dalam mencapai

tujuan. Berdasarkan pernyataan Rangkuti (2002) mengatakan bahwa analisis

SWOT adalah identifikasi faktor-faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi perusahaan yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan, peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan

ancaman. Analisis SWOT yang merupakan hasil olahan dari penulis diharapkan

nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan dan

merumuskan strategi sehingga pembangunan PG. Rejo Agung Baru melalui

pengembangan industri dapat dilakukan secara optimal. Adapun matrik analisis

SWOT yang telah diolah penulis agar menghasilkan strategi, dapat dilihat di

bawah ini.

Page 167: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

223

Tabel 58. Matriks Analisis SWOT

INT.

Strenght (S) Weakness (W)

• Budaya organisasi yang disiplin dan

kondusif di PG. Rejo Agung

• Penggunaan sistem distribusi produk

gula yang tidak langsung ke

masyarakat

• Kapasitas mesin yang dimiliki PG.

Rejo Agung Baru dengan jumlah

kapasitas 6.000 TCD

• Masih rendahnya kualitas SDM di

PG. Rejo Agung Baru

• Akses dan persaingan dalam

mendapatkan bahan baku

• Varietas tanaman tebu yang

dikembangkan kurang variatif

EKS. Opportunity (O) SO WO

• Sektor industri mendominasi di

Provinsi Jawa Timur

• Kota Madiun sebagai salah satu

kawasan agropolitan

• Kebijakan wilayah yang sudah

ditentukan melalui RTRW

• Dukungan dari masyarakat setempat

• Ketersediaan sarana dan prasarana

yang menunjang

• Hubungan baik yang terjalin antara

PG. Rejo Agung Baru dengan para

petani

• Adanya pendidikan dan pelatihan bagi

pegawai

• Agar budaya organisasi semakin kuat,

akan lebih mudah dalam melakukan

pengembangan SDM dengan cara

pelaksanaan program pendidikan dan

pelatihan

• Untuk meningkatkan produktivitas

dilihat dari sisi off farm/ besarnya

kapasitas mesin dapat mendukung

peran provinsi dalam mendominasi

sektor industri di Jatim

• Adanya sistem distribusi tidak

langsung membuat PG. Rejo Agung

Baru lebih fokus dan mampu

mendukung dan mempertahankan

• Agar produktivitas kinerja karyawan

semakin meningkat, maka dapat

dikembangkan dan diberi fasilitas

yang mampu membuat nyaman para

karyawan melalui penyediaan sarana

dan prasarana yang baik

• Agar dapat meningkatkan kualitas

SDM yang masih rendah, maka

dapat dioptimalkan diklat yang

dilaksanakan oleh pihak eksternal

yaitu lembaga pendidikan di

Indonesia maupun dari pihak

internal

• Sebagai salah satu kota yang dapat

Page 168: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

224

Opportunity (O) SO WO

• Pemanfaatan dan penggunaan energi

terbarukan

Kota Madiun sebagai kawasan

agropolitan

• Adanya pabrik gula Rejo Agung Baru

akan mempengaruhi pandangan

masyarakat sekitar untuk tidak

memandang buruk keberadaan suatu

industri. Hal tersebut disebabkan

karena perekonomian masyarakat

sekitar turut meningkat

• Dengan perkembangan zaman yang

semakin maju dapat dikembangkan

teknologi di bidang energi yang

mampu menghemat energi agar biaya

produksi tidak terlalu besar, sehingga

produktivitas pabrik mampu mengolah

gula secara efektif

dijadikan sebagai kawasan

agropolitan dengan memanfaatkan

SDM yang tersedia, sehingga

varietas yang dikembangkan harus

lebih bervariasi

• Agar hubungan dengan petani

semakin erat, maka pabrik gula Rejo

Agung harus memberikan

sumbangsih atau peran dalam hal

penelitian dan pengembangan

varietas tebu supaya para petani tebu

mampu memberikan kualitas yang

terbaik sehingga mampu

meningkatkan produktivitas gula

Threats (T) ST WT

• Teknologi dan peralatan mesin yang

dipaki terlalu berumur tua

• Tidak menentunya kondisi iklim yang

mampu berpengaruh pada bahan baku

• Banyaknya pabrik gula di wilayah

Madiun

• Kurang sinergitas antar stakeholder

• Kebijakan Pemerintah dinilai tidak

menguntungkan bagi industri gula

• Kapasitas mesin yang besar yang

dimiliki PG. Rejo Agung akan

meningkatkan produktivitas gula

sehingga mengurangi ketidakefektivan

dari penggunaan peralatan mesin yang

sudah tua

• Dengan kapasitas mesin yang besar

6000 TCD agar dapat merubah

kebijakan yang tidak menguntungkan

baik kebijakan impor gula maupun

• Jika varietas yang dikembangkan

bervariasi dan sesuai dengan

keadaan maka akan mampu bertahan

pada kondisi iklim yang tidak

menentu

• Peran antar stakeholder yang

sinergis baik dari intervensi

langsung dan tidak langsung akan

berpengaruh pada pengembangan

industri

Page 169: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

225

kebijakan lain agar produktivitas gula

nasional dapat terwujud sehingga

Indonesia sukses dalam pembangunan

ketahanan pangan dan menuju pada

negara yang mendiri atas komoditas

pangannya sendiri

• Agar dapat bersaing antar pabrik gula

di Prov Jatim maupun di wilayah

madiun, maka dapat dioptimalkan

sistem logistik dengan alur distribusi

tidak langsung

• Dengan kapasitas mesin yang besar,

dapat menghadapi persaingan antar

pabrik gula di Madiun. Karena

besarnya kapasitas menjadi faktor

penentu produktivitas gula di PG. Rejo

Agung Baru Madiun

Sumber: Olahan Penulis

Page 170: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

226

Sebagai yang terlihat pada tabel matriks analisis SWOT, terdapat 4

kelompok strategi berdasarkan analisis SWOT yang masing-masing kelompok

berisikan strategi-strategi. Pertama adalah strategi SO yaitu strategi yang

menggunakan kekuatan untuk meraih peluang. Dalam strategi yang pertama ini

mencakup: (1) Agar budaya organisasi semakin kuat, akan lebih mudah dalam

melakukan pengembangan SDM dengan cara pelaksanaan program pendidikan

dan pelatihan; (2) Untuk meningkatkan produktivitas dilihat dari sisi off farm/

besarnya kapasitas mesin dapat mendukung peran provinsi dalam mendominasi

sektor industri di Jatim; (3) Adanya sistem distribusi tidak langsung membuat PG.

Rejo Agung Baru lebih fokus dan mampu mendukung dan mempertahankan Kota

Madiun sebagai kawasan agropolitan; (4) Adanya pabrik gula Rejo Agung Baru

akan mempengaruhi pandangan masyarakat sekitar untuk tidak memandang buruk

keberadaan suatu industri. Hal tersebut disebabkan karena perekonomian

masyarakat sekitar turut meningkat; dan (5) Dengan perkembangan zaman yang

semakin maju dapat dikembangkan teknologi di bidang energi yang mampu

menghemat energi agar biaya produksi tidak terlalu besar, sehingga produktivitas

pabrik mampu mengolah gula secara efektif.

Kedua adalah strategi WO yaitu strategi yang menekan kelemahan untuk

meraih peluang. Dalam strategi yang kedua ini mencakup: (1) Agar produktivitas

kinerja karyawan semakin meningkat, maka dapat dikembangkan dan diberi

fasilitasi yang mampu membuat nyaman para karyawan melalui penyediaan

sarana dan prasarana yang baik; (2) Agar dapat meningkatkan kualitas SDM yang

masih rendah, maka dapat dioptimalkan diklat yang dilaksanakan oleh pihak

Page 171: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

227

eksternal yaitu lembaga pendidikan di Indonesia maupun dari pihak internal; (3)

Sebagai salah satu kota yang dapat dijadikan sebagai kawasan agropolitan dengan

memanfaatkan SDM yang tersedia, sehingga varietas yang dikembangkan harus

lebih bervariasi; dan (4) Agar hubungan dengan petani semakin erat, maka pabrik

gula Rejo Agung harus memberikan sumbangsih atau peran dalam hal penelitian

dan pengembangan varietas tebu supaya para petani tebu mampu memberikan

kualitas yang terbaik sehingga mampu meningkatkan produktivitas gula.

Ketiga, adalah strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan

untuk menghadapi atau menaklukkan tantangan atau ancaman. Dalam strategi

tersebut mencakup: (1) Kapasitas mesin yang besar yang dimiliki PG. Rejo Agung

akan meningkatkan produktivitas gula sehingga mengurangi ketidakefektivan dari

penggunaan peralatan mesin yang sudah tua; (2) Dengan kapasitas mesin yang

besar 6000 TCD agar dapat merubah kebijakan yang tidak menguntungkan baik

kebijakan impor gula maupun kebijakan lain agar produktivitas gula nasional

dapat terwujud sehingga Indonesia sukses dalam pembangunan ketahanan pangan

dan menuju pada negara yang mendiri atas komoditas pangannya sendiri; (3) Agar

dapat bersaing antar pabrik gula di Prov Jatim maupun di wilayah Madiun, maka

dapat dioptimalkan sistem logistik dengan alur distribusi tidak langsung; dan (4)

Dengan kapasitas mesin yang besar, dapat menghadapi persaingan antar pabrik

gula di madiun. Karena besarnya kapasitas menjadi faktor penentu produktivitas

gula di PG. Rejo Agung Baru Madiun.

Keempat strategi WT yaitu strategi menekan kelemahan untuk mengatasi

tantangan. Dalam strategi ini mencakup: (1) Jika varietas yang dikembangkan

Page 172: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

228

bervariasi dan sesuai dengan keadaan maka akan mampu bertahan pada kondisi

iklim yang tidak menentu; dan (2) Peran antar stakeholder yang sinergis baik dari

intervensi langsung dan tidak langsung akan berpengaruh pada pengembangan

industri.

Bahkan good corporate governanace merupakan praktik terbaik yang

biasa dilakukan oleh suatu perusahaan yang berhasil mengacu pada alat,

mekanisme, dan struktur yang menyediakan kontrol dan akuntabilitas yang dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan dengan praktik GCG yang baik

akan dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham karena visi, misi

dan strategi perusahaan dinyatakan dengan jelas, nilai-nilai perusahaan serta kode

etik yang disusun untuk memastikan adanya kepatuhan seluruh jajaran

perusahaan. Terdapat kebijakan untuk menghindari benturan kepentingan,

pengelolaan perusahaan dengan baik, dan sistem pengendalian dan monitoring

yang baik.

Untuk melihat strategi manakah yang menjadi prioritas dalam

pengembangan pabrik gula Rejo Agung Baru agar produktivitas meningkat

sehingga memiliki kontribusi terhadap gula nasional yang dilihat dari kacamata

Good Corporate Governance, maka berikut skala dari Guttman untuk menentukan

strategi prioritas yang dapat dijadikan sebagai pedoman.

Page 173: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

229

Tabel 59. Kriteria Good Corporate Governance

Strategi Keterbu

kaan

Akunta

bilitas

Responsi

bilitas

Indepen

densi

Keseta

raan Skor

Strategi SO

• Agar budaya organisasi semakin kuat, akan lebih mudah dalam

melakukan pengembangan SDM dengan cara pelaksanaan

program pendidikan dan pelatihan

- √ √ - - 2

• Untuk meningkatkan produktivitas dilihat dari sisi off farm/

besarnya kapasitas mesin dapat mendukung peran provinsi

dalam mendominasi sektor industri di Jatim

- - √ √ √ 3

• Adanya sistem distribusi tidak langsung membuat PG. Rejo

Agung Baru lebih fokus dan mampu mendukung dan memberi

sumbangsih kepada Kota Madiun

- √ √ - √ 3

• Adanya pabrik gula Rejo Agung Baru akan mempengaruhi

pandangan masyarakat sekitar untuk tidak memandang buruk

keberadaan suatu industri. Hal tersebut disebabkan karena

perekonomian masyarakat sekitar turut meningkat

- √ √ - √ 3

• Dengan perkembangan zaman yang semakin maju dapat

dikembangkan teknologi dibidang energi yang mampu

menghemat energi agar biaya produksi tidak terlalu besar,

sehingga produktivitas pabrik mampu mengolah gula secara

efektif

√ √ √ √ √ 5

Strategi WO

• Agar produktivitas kinerja karyawan semakin meningkat, maka

dapat dikembangkan dan diberi fasilitas yang mampu membuat

nyaman para karyawan melalui penyediaan sarana dan

prasarana yang baik

√ - - - √ 2

Page 174: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

230

Strategi Keterbu

kaan

Akunta

bilitas

Responsi

bilitas

Indepen

densi

Keseta

raan Skor

• Agar dapat meningkatkan kualitas SDM yang masih rendah,

maka dapat dioptimalkan diklat yang dilaksanakan oleh pihak

eksternal yaitu lembaga pendidikan di Indonesia maupun dari

pihak internal

√ √ √ √ √ 5

• Sebagai salah satu kota yang dapat dijadikan sebagai kawasan

agropolitan dengan memanfaatkan SDM yang tersedia,

sehingga varietas yang dikembangkan harus lebih bervariasi

- - √ √ √ 3

• Agar hubungan dengan petani semakin erat, maka pabrik gula

Rejo Agung harus memberikan sumbangsih atau peran dalam

hal penelitian dan pengembangan varietas tebu supaya para

petani tebu mampu memberikan kualitas yang terbaik sehingga

mampu meningkatkan produktivitas gula

√ √ √ √ √ 5

Strategi ST

• Kapasitas mesin besar yang dimiliki PG. Rejo Agung akan

meningkatkan produktivitas gula sehingga mengurangi

ketidakefektivan dari penggunaan peralatan mesin yang sudah

tua

- √ - √ √ 3

• Dengan kapasitas mesin yang besar 6000 TCD supaya mampu

merubah kebijakan yang tidak menguntungkan baik dari

kebijakan impor gula maupun kebijakan lain, agar nantinya

produktivitas gula nasional dapat terwujud sehingga Indonesia

sukses dalam pembangunan ketahanan pangan dan menuju pada

negara yang mendiri atas komoditas pangannya sendiri

- √ √ - - 2

• Agar dapat bersaing antar pabrik gula di Prov Jatim maupun di

wilayah madiun, maka dapat dioptimalkan sistem logistik

dengan alur distribusi tidak langsung

- √ - √ √ 3

Page 175: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

231

Strategi Keterbu

kaan

Akunta

bilitas

Responsi

bilitas

Indepen

densi

Keseta

raan Skor

• Dengan kapasitas mesin yang besar, dapat menghadapi

persaingan antar pabrik gula di madiun. Karena besarnya

kapasitas menjadi faktor penentu produktivitas gula di PG. Rejo

Agung Baru Madiun

√ √ √ √ √ 5

Strategi WT

• Jika varietas yang dikembangkan bervariasi dan sesuai dengan

keadaan maka akan mampu bertahan pada kondisi iklim yang

tidak menentu

√ - √ - √ 3

• Peran antar stakeholder yang sinergis baik dari intervensi

langsung dan tidak langsung akan berpengaruh pada

pengembangan industry

- √ √ √ √ 4

Keterangan: (√) skor 1, (-) skor 0

Sumber: Olahan Penulis

Page 176: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

232

Berdasarkan pembobotan kriteria Good Corporate Governance di atas,

maka yang menjadi strategi prioritas adalah sebagai berikut.

1. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju dapat

dikembangkan teknologi di bidang energi yang mampu menghemat

energi agar biaya produksi tidak terlalu besar, sehingga produktivitas

pabrik mampu mengolah gula secara efektif (Skor 5).

2. Agar dapat meningkatkan kualitas SDM yang masih rendah, maka

dapat dioptimalkan diklat yang dilaksanakan oleh pihak eksternal yaitu

lembaga pendidikan di Indonesia maupun dari pihak internal (Skor 5).

3. Agar hubungan dengan petani semakin erat, maka pabrik gula Rejo

Agung harus memberikan sumbangsih atau peran dalam hal penelitian

dan pengembangan varietas tebu supaya para petani tebu mampu

memberikan kualitas yang terbaik sehingga mampu meningkatkan

produktivitas gula (Skor 5).

4. Dengan kapasitas mesin yang besar, dapat menghadapi persaingan

antar pabrik gula di Madiun. Karena besarnya kapasitas menjadi faktor

penentu produktivitas gula di PG. Rejo Agung Baru Madiun (Skor 5).

5. Peran antar stakeholder yang sinergis baik dari intervensi langsung dan

tidak langsung akan berpengaruh pada pengembangan industri (Skor

4).

Adanya strategi prioritas dapat menjadi bahan pertimbangan strategi apa

yang lebih diutamakan oleh PG. Rejo Agung untuk menerapkan good corporate

governance demi meningkatkan produktivitas. Strategi di atas merupakan hasil

Page 177: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

233

pembobotan dengan skala Guttman yang terdiri dari skala 0-1. Berdasarkan

kriteria GCG yang dikomparasikan dengan analisis SWOT, maka ditemukan 5

strategi prioritas untuk PG. Rejo Agung Baru. Kelima strategi tersebut dapat

dikatakan menjadi strategi dengan nilai tertinggi jika dilihat dari perspektif

komponen GCG.

3. Perkembangan Produktivitas Gula Nasional

Tahun 2017 merupakan tahun dimana Indonesia masih melakukan impor

gula. Impor gula dilakukan oleh Kementerian Perdagangan sebanyak 1 juta ton

yang dengan alasan bahwa pabrik gula tidak mampu mencukupi kebutuhan

konsumsi gula di Indonesia. Menurut pemerintah, produksi gula di Indonesia tidak

mampu memenuhi konsumsi masyarakat atas gula, sehingga dilakukan impor gula

untuk menutupi kekurangan konsumsi masyarakat. Berbeda pendapat, Asosiasi

Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyatakan bahwa pemerintah perlu

menghitung kembali kebutuhan impor yang dilakukan Indonesia. Karena adanya

impor merupakan sistem yang tidak menguntungkan bagi para petani di

Indonesia.

Namun, rendahnya produksi gula nasional antara lain juga disebabkan

tidak efisiennya pabrik-pabrik gula yang ada. Pada masa kejayaan industri gula di

tahun 1930, Indonesia memiliki 179 pabrik gula. Bahkan jumlah pabrik gula di

Indonesia semakin menurun 5 tahun terakhir karena alasan ekonomis yang tidak

menguntungkan. Jumlah pabrik gula sampai tahun 2017 terdapat 44 unit PG milik

BUMN. Bahkan sebagian besar pabrik gula memiliki kapasitas giling yang kecil

Page 178: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

234

(<3.000 TCD) karena mesin yang telah berumur lebih dari 75 tahun dan

perawatan tidak memadai sehingga produksi tidak maksimal, justru mengeluarkan

biaya produksi yang tinggi.

Menurut Mitchell dalam Nainggolan (2007), gula adalah komoditas yang

kebijakannya paling terdistorsi. Kebijakan yang rapuh salah satu langkah

penghambat untuk Indonesia terutama industri gula dalam meningkatkan

produktivitas gula. Uni Eropa, Jepang dan Amerika Serikat adalah negara paling

mendistorsi pasar, dimana produsen di negara-negara tersebut mendapat harga 2

(dua) kali lipat dari harga pasar dunia. Bahkan karena menerima jaminan harga,

impor dapat dikendalikan dan penetapan kuota produksi oleh pemerintah. Proteksi

tersebut telah mengubah negara-negara kelompok OECD dari negara net-importer

menjadi net-exporter dalam kurun 30 tahun ini.

Bahkan Brazil memberikan dukungan untuk usahatani tebu berupa

penyediaan infrastruktur pendukung, kredit dengan bunga rendah, teknologi

budidaya modern dan tersedianya varietas tebu unggul yang terjangkau. Begitu

pula dengan kebijakan protektif berupa pemberlakuan harga minimum, peran

pemerintah sebagai badan penyangga dan kebijakan perkreditan. Berbeda dengan

Brazil, di Thailand kebijakan industri gula dijalankan Sugar Board yang terdiri

dari petani, pabrik gula, dan pemerintah. Dalam melaksanakan usaha tani, para

petani tebu mendapatkan bantuan kredit dari bank dengan bunga dibawah harga

pasar. Besarnya kredit sesuai dengan nilai kontrak penyerahan tebu ke pabrik

gula, untuk petani mendapat 70 persen pendapatan dari penjualan gula di pasar

domestik dan internasional, sementara pabrik gula menerima 30 persen.

Page 179: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

235

Sedangkan produktivitas gula yang dihasilkan oleh pabrik gula di

Indonesia mengalami fluktuasi yan kadang meningkat tetapi juga menurun

kembali. Adanya Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tidak membuat

peningkatan yang stabil, namun masih berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Pengembangan yang ditujukan bagi setiap industri gula di Indonesia melalui

RIPIN dinilai belum berhasil karena produktivitas Indonesia yang tidak stabil.

Pada Dasrnya, produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk

menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara

produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dengan menjaga

kualitas yang tinggi.

Indonesia perlu mengadopsi sistem yang diterapkan di Thailand yang

berupa Sugar Board dengan melibatkan petani, pabrik gula, dan pemerintah.

Memiliki ranah-ranah pengaruh tanpa adanya benturan dari ketiga pihak tersebut.

Bahkan dalam prinsip Good Corporate Governance, terdapat prinsip tersebut

yang mengatur bahwa setiap perseroan harus dikelola secara professional, tanpa

benturan dan tekanan dari pihak manapun. Ketika Good Corporate Governance

telah dilaksanakan kelima prinsipnya, maka sebuah perusahaan terutama industri

gula milik BUMN mampu meningkatkan produktivitas gula. Karena dengan

sistem yang pasti dan pelaksanaannya benar-benar diterapkan, maka tujuan dapat

diwujudkan, terutama kaitannya dengan usaha peningkatan produktivitas gula

nasional.

Bahkan, pabrik gula Rejo Agung Baru jika dilihat dari perspektif nasional

posisi keberadaannya masih berfluktuasi yang didominasi oleh penurunan dari

Page 180: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

236

tahun 2013-2017. Tidak dipungkiri bahwa dari peringkat yang menurun, PG. Rejo

Agung Baru memiliki masalah terutama dalam hal produksi gula, sehingga

produktivitas gula di PG. Rejo Agung Baru mengalami peringkat yang bisa

dibilang tidak terlalu baik. Belum konsistennya sebuah sistem serta kesiapan

setiap karyawan dalam menghadapi masalah internal dan eksternal merupakan hal

yang mendasari dari adanya posisi PG. Rejo Agung Baru yang belum stabil dalam

skala nasional, Pulau Jawa, dan Provinsi Jawa Timur. Dibutuhkan penerapan

GCG yang optimal serta adanya strategi yang tepat sasaran dengan analisis

internal dan eksternal yang sesuai, maka sebuah perusahaan mampu mengahadapi

persaingan antar industri gula di Indonesia.

Good Corporate Governance menurut komite Cadbury (dalam Surya,

dkk., 2008) adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perseroan

dengan tujuan, agar mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang

diperlukan oleh perseroan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan

pertanggungjawaban kepada stakeholders. Namun, industri gula di Indonesia

belum sepenuhnya menjalankan dari kelima prinsip GCG. Industri gula jika

menggunakan sistem GCG, maka jauh lebih tertata dan lebih sistematis untuk

mencapai tujuan untuk meningkatkan produktivitas gula nasional. Sehingga

masyarakat bisa mengkonsumsi gula domestik tanpa harus mengimpor dari negara

tetangga.

Untuk itu, industri gula perlu menerapkan GCG dalam penerapan sistem

tersebut. Tata kelola perusahaan yang efektif bertujuan untuk mengendalikan

perusahaan sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam menciptakan

Page 181: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota …repository.ub.ac.id/8559/5/5. BAB IV.pdf · BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kota Madiun 1. Gambaran Wilayah Kota

237

struktur yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika sistem sudah

berjalan dengan sesuai, maka tujuan dari peningkatan produktivitas akan tercapai

yang juga diiringi dengan perumusan strategi yang paling tepat sesuai dengan

kondisi di lapangan. Sehingga dengan adanya strategi-strategi yang telah

dirumuskan, maka setiap industri gula lebih mampu mengenali lingkungan

internal dan eksternal serta menjadikannya sebagai acuan dalam pengambilan

keputusan.