36
44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan sebesar 1.150,41 Km² (105.650 Ha) atau sekitar 2,2% dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur. Jarak antara Ibukota Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Tulungagung) dengan Ibukota Provinsi Jawa Timur (Kota Surabaya) kurang lebih 154 Km ke arah Barat Daya. Sementara jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di Kabupaten Tulungagung berkisar antara 0 36 km, dimana Kecamatan Pucanglaban merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota Kabupaten. Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut : 5 Sebelah Utara : Kabupaten Kediri 6 Sebelah Timur : Kabupaten Blitar 7 Sebelah Selatan : Samudera Hindia/Indonesia 8 Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek Secara geografis Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat 111°43’00” - 112°07’00” BT dan 7 o 51’00” – 8°18’00” LS. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Tulungagung terletak kurang lebih 154 km ke arah barat daya dari Kota Surabaya. Secara administrasi Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi 19 (sembilan belas) kecamatan, 271 desa/kelurahan. Pembagian wilayah di Kabupaten Tulungagung secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tulungagung

Luas wilayah Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan sebesar 1.150,41

Km² (105.650 Ha) atau sekitar 2,2% dari seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur.

Jarak antara Ibukota Kabupaten Tulungagung (Kecamatan Tulungagung) dengan

Ibukota Provinsi Jawa Timur (Kota Surabaya) kurang lebih 154 Km ke arah Barat

Daya. Sementara jarak antara Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten di

Kabupaten Tulungagung berkisar antara 0 – 36 km, dimana Kecamatan

Pucanglaban merupakan daerah yang memiliki jarak terjauh dari Ibukota

Kabupaten. Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Tulungagung adalah

sebagai berikut :

5 Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

6 Sebelah Timur : Kabupaten Blitar

7 Sebelah Selatan : Samudera Hindia/Indonesia

8 Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek

Secara geografis Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat

111°43’00” - 112°07’00” BT dan 7o51’00” – 8°18’00” LS. Kabupaten

Tulungagung merupakan salah satu dari 38 kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Timur. Kabupaten Tulungagung terletak kurang lebih 154 km ke arah barat daya

dari Kota Surabaya. Secara administrasi Kabupaten Tulungagung dibagi menjadi

19 (sembilan belas) kecamatan, 271 desa/kelurahan. Pembagian wilayah di

Kabupaten Tulungagung secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

45

Tabel 2.1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Tulungagung Tahun 2014

No Kecamatan

Desa/

Kelurahan

Dusun/

Lingkungan

RW RT

Luas

Wilayah

(Km2)

1 Besuki 10 21 44 226 82,16

2 Bandung 18 45 95 333 41,96

3 Pakel 19 45 93 316 36,06

4 Campurdarat 9 27 78 330 39,56

5 Tanggunggunung 7 36 73 173 117,73

6 Kalidawir 17 54 134 440 97,81

7 Pucanglaban 9 24 46 164 82,94

8 Rejotangan 16 45 146 478 66,49

9 Ngunut 18 37 149 443 37,7

10 Sumbergempol 17 46 121 372 39,28

11 Boyolangu 17 45 108 463 38,44

12 Tulungagung 14 - 92 323 13,67

13 Kedungwaru 19 45 131 493 29,74

14 Ngantru 13 43 116 361 37,03

15 Karangrejo 13 40 72 264 35,54

16 Kauman 13 34 90 311 30,84

17 Gondang 20 49 104 379 44,02

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

46

No Kecamatan

Desa/

Kelurahan

Dusun/

Lingkungan

RW RT

Luas

Wilayah

(Km2)

18 Pagerwojo 11 37 62 229 88,22

19 Sendang 11 53 97 281 96,46

Jumlah 271 726 1.851 6.379 1.055,65

Sumber: Bagian Pemerintahan Setkab Tulungagung (KDA Kabupaten

Tulungagung 2015)

Hampir semua kecamatan di Kabupaten Tulungagung dialiri sungai, kecuali

Kecamatan Tanggunggunung dan Pucanglaban. Jumlah sungai yang ada di

Kabupaten Tulungagung kurang lebih ada 27 sungai, yang mana ada beberapa

sungai yang melewati lebih dari 1 kecamatan. Misalnya Sungai Parit Agung

(melintasi selatan Kabupaten Tulungagung), Sungai Song (melintas barat

Kabupaten Tulungagung) dan Sungai Brantas (melintasi utara Kabupaten

Tulungagung). Sedangkan bila dilihat dari jarak rata-rata dari kecamatan ke

ibukota kabupaten yang memiliki jarak terjauh adalah Kecamatan Pucanglaban

sejauh 36 Km.

Di wilayah Kota Tulungagung terdapat beberapa sungai yang memiliki aliran

sepanjang tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah pengaliran sungai

yang cukup luas dan membentuk suatu daerah aliran sungai (DAS), Kabupaten

Tulungagung termasuk dalam DAS Brantas yaitu dimana terdapat sungai - sungai

kecil yang bermuara di Kali Brantas. Selain dialiri oleh sungai - sungai tersebut

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

47

diatas keadaan hidrologi Kabupaten Tulungagung juga ditentukan oleh adanya

waduk, dam, mata air, pompa air dan sumur bor.

Potensi air di sini sangat besar peranannya dimanfaatkan secara optimal untuk

memenuhi kebutuhan/keperluan irigasi, penyediaan air baku untuk minum,

industri, perikanan dan lain sebagainya. Disamping pemanfaatan tersebut dalam

rangka penataan air banyak dilaksanakan program/kegiatan pembangunan seperti

pengembangan jaringan irigasi, pekerjaan normalisasi saluran, pembuatan tanggul

sungai, pembuatan pelengsengan dan lain sebagainya

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tulungagung mempunyai tugas pokok

yaitu melaksanakan urusan pemerintahan Daerah di bidang pariwisata dan

kebudayaan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis kepariwisataan,

kebudayaan, kesenian dan perfilman serta pemasaran.Penyelenggaraan pariwisata

dan kebudayaan meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan perfilman

serta pemasaran. Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas

pariwisata dan kebudayaan meliputi kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan

perfilman serta pemasaran.Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD.

Penyelenggaraan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Dalam hal ini melalui Dinas pariwisata kepala dinas memiliki tugas

Menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, mengkoordinasikan dan

mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkoordinasikan

dan membina UPTD.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

48

Fungsi :

1. Penyelenggaraan perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi

pelaksanaan kebijakan teknis kepariwisataan, kebudayaan, kesenian dan

perfilman, pemasaran.

2. .Penyelenggaraan fasilitas dan pengendalian pelaksanaan pariwisata dan

kebudayaan

3. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan

fungsi dinas.

4. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

Berdasarkan data penelitian, berikut adalah tugas tiap bidang pada Dinas

Pariwisata Kota Tulungagung

A. Bidang Kesenian Dan Perfilman

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan

melestarikan, mengembangkan dan memanfaatkan kesenian meliputi seni

tradisi, seni kontemporer dan perfilman, prasarana dan sarana kesenian

Fungsi:

1. Penyelenggarakan pengkajian rencana dan program kesenian tradisional,

seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

2. Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pelestarian

pengembangan dan pemanfaatan seni tradisional, seni kontemporer dan

perfilman, serta prasarana dan sarana.

3. Penyelenggaraan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan seni

tradisional, seni kontemporer dan perfilman, serta prasarana dan sarana.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

49

4. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pelestarian,

pengembangan dan pemanfaatan seni tradisional, seni kontemporer dan

perfilman, serta prasarana dan sarana.

5. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi hak atas kekayaan

intelektual seni tradisional, seni kontemporer dan perfilman.

B. Bidang Pemasaran

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan

menyelenggarakan pemasaran kepariwisataan daerah.

Fungsi :

1. Penyelenggaraan kebijakan teknis pemasaran kepariwisataan daerah.

2. Penyelenggaraan penyiapan bahan kebijakan, penetapan dan pedoman

pelaksanaan pemasaran kepariwisataan skala Provinsi

3. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pemasaran

kepariwisataan Daerah.

4. Penyelenggaraan koordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam

melaksanakan event promosi kepariwisataan Daerah.

C. Bidang Kepariwisataan

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produk kepariwisataan,

meliputi produk pariwisata, usaha pariwisata, obyek dan daya tarik wisata

serta pemberdayaan masyarakat pariwisata.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

50

Fungsi :

1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan

pengembangan kepariwisataan meliputi produk pariwisata, usaha

pariwisata, obyek dan daya tarik wisata, dan pemberdayaan

masyarakat pariwisata.

2. Penyelenggaraan pembinaan usaha pariwisata, obyek dan daya tarik

wisata dan produk pariwisata sesuai dengan standardisasi usaha

pariwisata.

3. Penyelenggaraan pengembangan usaha pariwisata, produk pariwisata,

obyek dan daya tarik wisata dan pemberdayaan masyarakat pariwisata.

4. Penyelenggaraan pola pembinaan dengan kelembagaan pariwisataan.

D. Bidang Kebudayaan

Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan

penyelenggaraan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan

meliputi permuseuman, peninggalan sejarah dan kepurbakalaan, kesejarahan,

nilai tradisional dan kebahasaan daerah

Fungsi :

1. Penyelenggaraan kebijakan teknis kebudayaan.

2. Penyelenggaraan pengkajian rencana dan program kebudayaan.

3. Penyelenggaraan pengkajian bahan pedoman dan petunjuk teknis

pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.

4. Penyelenggaraan pengkajian bahan dan fasilitasi pelestarian,

pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

51

5. Penyelenggaraan pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan

kebudayaan

4.1.1 Potensi Wisata Bahari Tulungagung

Tempat Wisata di Tulungagung Jawa Timur – merupakan salah satu

daerah yang masuk dalam Provinsi Jawa Timur dan pusat pemerintahannya ada di

Kecamatan Tulungagung. Tulungagung terutama terkenal sebagai salah satu

penghasil marmer paling besar di Indonesia. Letaknya ada di seratus lima puluh

empat kilometer di sebelah barat daya dari Kota Surabaya. Wilayah Tulungagung

sendiri terdiri dari dataran rendah hingga pegunungan. Selain memiliki beberapa

pantai yang indah, di Tulungagung kita bisa menemukan banyak air terjun dan

juga pesona pemandangan pegunungan yang tak kalah indahnya. Wisata

Tulungagung terbaru sangat beragam dan cocok untuk seluruh anggota keluarga.

Mulai dari wisata alam sampai dengan wisata sejarah, semuanya tersedia di sini.

Berikut adalah tempat-tempat wisata yang paling direkomendasikan di

Tulungagung.:

1. Pantai Popoh

Pantai ini merupakan salah satu wisata Tulungagung hits. Jaraknya ada di

bagian selatan kota, tepatnya adalah di Kecamatan Besuki. Letaknya ada di

kawasan teluk dengan ombak yang tidak terlalu besar. Kegiatan yang bisa

dilakukan di sini di antaranya adalah berenang hingga menyewa perahu untuk

berkeliling sekitar kawasan teluk.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

52

2. Pantai Coro

Tempat wisata pantai di Tulungagung selanjutnya ada Pantai Coro. Pantai

ini memiliki pasir berwarna putih dan tepatnya ada di Kecamatan Besuki.

Keunggulan dari pantai ini terutama adalah dari letaknya yang tidak jauh dari

pusat kota dan kabupaten. Perjalanan menuju pantai ini dapat dituju dari Pantai

Popoh kemudian ke arah Reco Sewu. Selanjutnya kita harus parkir kendaran di

Reco Sewu dan perjalanan dilanjutkan dengan cara berjalan kaki sejauh beberapa

kilometer

3. Pantai Sine

Tempat wisata di Tulungagung dan trenggalek berikutnya yang sayang

apabila dilewatkan adalah Pantai Sine. Jaraknya sekitar tiga puluh lima kilometer

di sebelah selatan dari Kota Tulungagung. Pantai ini memiliki pasir berwarna

putih kecokelatan dan ombaknya cukup besar. Objek wisata yang satu ini tepatnya

berlokasi di Desa Kalibatur. Pantai ini dikenal pula dengan nama Pantai Matahari

Terbit dan kita bisa menyaksikan aktivitas nelayan di sini.

4. Pantai Molang

Pantai lainnya yang dapat kita kunjungi adalah Pantai Molang. Wisata di

Tulungagung yang satu ini terletak di Kecamatan Pucanglaban. Lokasinya sendiri

cukup strategis karena ada di perbatasan antara Tulungagung dengan Blitar. Akses

jalan ke pantai juga terbilang mudah. Begitu sampai di Pucanglaban, kita akan

menemukan banyak papan petunjuk yang mengarah ke pantai.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

53

5. Pantai Lumbung

Tempat wisata Tulungagung baru berupa pantai berikutnya adalah Pantai

Lumbung. Letaknya berdekatan dengan Pantai Molang, yaitu di Kecamatan

Pucanglabang. Kita bisa mengunjunginya dengan mengikuti jalur menuju Pantai

Molang. Begitu sampai di kawasan tambak, kita bisa bertanya pada penduduk

sekitar mengenai arah menuju Pantai Lumbung.

6. Pantai Pethok Gebang

Masih ada lagi pantai lainnya yang dapat kita kunjungi yaitu Pantai Pathok

Gebang. Pantai ini terutama sangat terkenal di kalangan petualang karena medan

menuju pantai terbilang sulit. Wisatawan harus menaiki bukit serta menyusuri

hutan selama tiga puluh hingga empat puluh menit dengan berjalan kaki. Ciri khas

dari Pantai Pathok Gebang ini adalah karang atau tebing yang berukuran cukup

besar dan deburan air yang lumayan tinggi saat diterjang ombak

7. Pantai Klayak

Wisata pantai Tulungagung berikutnya adalah Pantai Klatak. Pantai ini

terutama cocok untuk wisatawan yang menyukai pantai dengan pasir gelap. Objek

wisata satu ini berada di Desa Keboireng, Kecamatan Besuki. Jika wisatawan

datang dari Kota Tulungagung dengan menggunakan kendaraan bermotor,

diperlukan waktu tempuh sekitar satu setengah jam. Kegiatan faorit yang biasa

dilakukan wisatawan di sini adalah berenang, bersantai hingga memancing ikan.

4.1.2 Pemerintahan Kota Tulungagung

Pemerintah Kota Tulungagung menunjukkan adanya dataran rendah,

perbukitan bergelombang serta daerah lereng Gunung Wilis seperti yang terlihat

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

54

pada Gambar 2.4. Secara garis besar karakteristik Kota Tulungagung dapat

dibedakan sebagai berikut :

a. Bagian utara (barat daya) seluas + 25%, adalah daerah lereng gunung

yang relatif subur yang merupakan bagian tenggara dari Gunung Wilis.

b. Bagian selatan seluas + 40% adalah daerah perbukitan yang relatif

tandus, namun kaya akan potensi hutan dan bahan tambang merupakan

bagian dari pegunungan selatan Jawa Timur.

c. Bagian Tengah seluas + 35% adalah dataran rendah yang subur dimana

dataran ini dilalui oleh Sungai Brantas dan Sungai Ngrowo beserta

cabang-cabangnya.

Sedangkan keadaan topografi Kota Tulungagung menunjukkan ketinggian

yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3 dan bervariasi yaitu :

a. Ketinggian 0 – 100 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah

seluas 38.527,23 Ha atau 33,49% dari luas wilayah Tulungagung.

b. Ketinggian 100 – 500 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah

seluas 64.215,89 Ha atau 55,82% dari luas wilayah Tulungagung.

c. Ketinggian 500-1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi wilayah

seluas 9.479,38 Ha atau 7.67% dari luas wilayah Tulungagung.

d. Ketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut meliputi

wilayah seluas 3.474,24 Ha atau 3,02% dari luas wilayah Tulungagung.

Pola penggunaan lahan merupakan salah satu faktor yang mencerminkan

aktivitas manusia. Dalam aktivitas ini tercermin tindakan manusia yang terbaik

terhadap sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik sebagian maupun

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

55

keseluruhan. Pola penggunaan tanah pada hakekatnya adalah gambaran ruang dari

hasil jenis usaha dan tingkat teknologi, jumlah manusia dan keadaan fisik daerah,

sehingga pola pembangunan tanah di suatu daerah dapat mencerminkan kegiatan

manusia yang berada di daerah tersebut.

Penggunaan tanah bersifat dinamis, artinya penggunaan tanah dapat

berubah tergantung dari dinamika pembangunan yang ada. Sehingga dalam

menyusun rencana pembangunan atau yang sekarang kita kenal dengan Rencana

Umum Tata Ruang perlu diperhatikan fakta wilayah yang ada diantaranya adalah

penggunaan tanah yang saat ini ada. Hal ini dimaksudkan agar alokasi kegiatan

yang direncanakan sesuai dengan potensi dan daya dukung wilayah dengan

penggunaan tanah

4.1.3 Visi dan Misi Kota Tulungagung

Visi Penataan Ruang Wilayah Daerah adalah terwujudnya ruang wilayah

Kabupaten Tulungagung sebagai sentra pertanian yang unggul dan berdaya saing.

Sedangkan Misi Penataan Ruang Kota Tulungagung, adalah :

a. Mewujudkan penyediaan lahan dalam peningkatan kegiatan produk utama dan

yang berdaya saing;

b. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana berbasis pengembangan

prasarana wilayah yang mendukung agribisnis, industri dan pariwisata;

c. Mewujudkan pengembangan dan peluang investasi produktif berbasis potensi

lokal;

d. Mewujudkan daya saing daerah melalui pengembangan agribisnis yang

didukung oleh pariwisata dan industri yang ramah lingkungan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

56

4.2 Peran Pemerintah dalam membangun City Branding Tulungagung

Dalam Sub Bab ini akan dipaparkan pengolahan data berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan dengan lima subjek penelitian dari Dinas Pariwisata

Tulugaggung dan dari Pemerintah Kota Tulungagung. Berdasarkan kriteria

subjek penelitian yang telah dibuat sebelumnya, peneliti mendapatkan 7 orang

sebagai tim city branding communication dalam lingkup Dinas Pariwisata Kota

Tulungagung yang telah memenuhi kriteria subjek penelitian. Berikut data dan

nama-nama subjek penelitian yang telah memenuhi kriteria subjek penelitian.

Tabel 2.2

Data subjek penelitian

No Nama Jabatan Umur

1 Andri Sambudi Pemasaran Dinas Pariwisata Tulungagung 31 Tahun

2 Aris Widodo Pemasaran Dinas Pariwisata Tulungagung 40 Tahun

3 Hari Mudoko Pengembangan Wisata 50 Tahun

4 Miftahul Munir Pengembangan Wisata 51 Tahun

5 Endah Miftahul Wati Pemasaran Dinas Pariwisata Tulungagung 42 Tahun

6 Nanang Budi Utomo Kasubag Humas Pemkot Tulungagung 57 Tahun

7 Edi Suwarno Kasubag Pemberitaan dan Dokumentasi Pemkot

Tulungagung

50 Tahun

Subjek pertama bernama Andri Sambudi, adalah menjabat sebagai

Pemasaran Dinas Pariwisata Tulungagung yang sekaligus mendapat kepercayaan

menangani proyek wisata bahari Tulungagung. Laki-laki yang berusia 31 Tahun

tersebut memiliki kemampuan untuk menangani kepariwisataan., setelah lebih

dari tujuh tahun di Dinas Pariwisata Tulungagung kini posisinya sudah sangat

baik.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

57

Subjek Kedua bernama Aris Widodo, laki-laki berusia 40 Tahun ini

menangani seluruh dinas pariwisata bersama partner Andri Sambudi yang juga

menjadi subjek penelitian pertama tersebut. Sejak pertama masuk, dulunya ia

masuk kedalam staff Dinas Pariwisata secara umum, baru dalam 6 tahun

kemudian dia dipercaya menangani bidang pemasaran di Dinas pariwisata

Tulungagung untuk membranding seluruh proyek di Tulungagung.

Subjek penelitian ketiga adalah Hari Murdoko, dahulunya dia juga

termasuk kedalam jajaran staff umum, sekarang dia menjabat sebagai

Pengembangan Wisata yang juga ikut menemukan dan memplopori branding

“Tulungagung kota wisata bahari”. Pengembangan wisata memliki tugas

menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi

penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan produk kepariwisataan, meliputi

produk pariwisata, usaha pariwisata, obyek dan daya tarik wisata serta

pemberdayaan masyarakat pariwisata

Subjek penelitian keempat adalah Miftahul Munir, laki-laki berumur 50

tahun ini mempunyai jabatan yang cukup penting di Dinas Pariwisata

Tulungagung, yakni pengembangan wisata sama, jabatan tersebut sama dengan

yang dijalankan oleh subjek ketiga yakni Hari Mudoko. Jabatan pengemabangan

wisata sesuai dengan pengamatan peneliti, memang banyak dijalankan oleh orang-

orang yang cukup senior, dengan kisaran umur 45-55 tahun, terbukti dua subjek

yang menjalankan jabatan pengembangan wisata ini berumur 50 tahun dan 51

tahun.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

58

Endah Miftahul Wati adalah subjek penelitian ke lima atau yang terakhir,

seorang wanita berumur 42 tahun ini menjankan tugas dibidang pemasaran di

Dinas Pariwisata Tulungagung. Dalam menjalan tugasnya bidang pemasaran

memeiliki enam fungsi yakni : menyusunan rencana kerja Bidang Pemasaran

Pariwisata, perumusan kebijakan teknis pemasaran pariwisata, penyusunan analisa

pasar kepariwisataan, pengelolaan dokumentasi dan informasi pariwisata,

pengembangan promosi pariwisata, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan

kerja Bidang

Pada penyajian dan pengolahan data ini peneliti memulai dengan peran

dan fungsi dari masing-masing elemen, yakni yang pertama : Peran dan fungsi

Dinas Pariwisata Kota Tulungagung dalam membangun City branding, kemudian

yang kedua adalah Peran dan fungsi pemerintah Kota Tulungagung dalam

membangun City branding, kedua sub bab pembahsan tersebut tentu berdasarkan

implementasi di lapangan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Tulungagung.

4.2.1 Peran dan fungsi Dinas Pariwisata Kota Tulungagung dalam

membangun City branding

4.2.1.1 Pendekatan Komunikasi Formal dan Informal

City branding seperti dikatakan Kavaritzis (2004:67-69) dapat dilihat

sebagai bentuk komunikasi citra (image communication) yang melibatkan tiga

aspek komunikasi yaitu: pertama, komunikasi primer merupakan semua tampilan

kota seperti strategi landscape, infrastruktur, birokrasi serta semua perilaku atau

tindakan menyangkut kota tersebut. Dalam pelaksanaannya branding melibatkan

keterkaitan berbagai pihak untuk sampai pada citra yang hendak dibangun oleh

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

59

sebuah kota; Aspek pertama dalam city branding communication di tulungagung

terwakili dengan upaya perbaikan infratsrukturnya.

Infrastruktur juga mengarah pada fasilitas tempat kebudayaan maupun

tempat pariwisata. Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam city

branding karena berhubungan langsung dengan konsep dan progress yang akan

dijalankan. Bentuk aksesbilitas yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata di

Tulungagung masih dalam proses pengenalan dan mempersiapkan sumber daya

manusia yang ada di sekitaran pesisir pantai, seperti yang disampaikan oleh

subjek ke empat berikut :

“Banyak promosi, pengenalan ke masyarakat tentang banyaknya

wisata bahari di Tulungagung, teruuuss ya mulai membangun

sumber daya manusianya di sekitaran pesisir sana” (Wawancara

dengan Miftahul Munir, 15 September 2017)

Secara lebih jelas Subjek pertama yang mempunyai hubungan langsung dengan

proses pemasaran di Dnas Pariwisata mengatakan bahwa, sudah banyak hal yang

dilakukan antara lain, mempererat kerjasama dari berbagai pihak baik itu

pemerintah langsung ataupun masyarakat sekitaran pantai sebagai stakeholder

nya:

“Upayanya tentu gencar melakukan kordinasi dengan berbagai

pihak, rapat dengan Dinpar, Pemerintah Kota, masyarakat sekitar

pantai, dan turun langsung untuk melihat potensinya, kami juga

melakukan berbagai promosi melalui media-media, yaa banyak

mass” (Wawancara dengan Andri Sambudi, 14 September 2017)

Kedua, komunikasi sekunder merupakan komunikasi formal, intensif yang

biasa dikenal dalam praktek pemasaran seperti periklanan, kehumasan, desain

grafis dan sebagainya; Pada penelitian ini peneliti mendapatkan jawaban bahwa

proses city branding di Tulungagung ini meskipun telah ditangani Dinas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

60

Pariwisata secara khusus namun kerjasama dari berbagai pihak juga terus

dilakukan :

“DPRD, Pemerintah Kota, terus emmm Masyarakat, media-media

lokal, mereka punya peranannya sendiri-sendiri” Ya itu tadi juga

mas, potensi wisata pantai disini banyak sekali, jadi eman gitu

kalau cuman masyarakat lokal saja, kalau sudah banyak yang

datang tentu akan menaikkan tingkat perekonomian disini,

pendapatan dari sisi pariwisata juga akan naik” (Wawancara

dengan Andri Sambudi, 14 September 2017)

Pernyataan hampir sama juga disampaikan oleh subjek kedua, Aris Widodo yang

menjabat sebagai bidang pemasaran di Dinas Pariwisata Tulungagung, hampir

semua elemen masyarakat di Tulungagung akan dilibatkan dalam kesuksesan City

Branding Communication“Tulungagung Wisata Bahari” tersebut :

“yaaa DPRD, Pemerintah Pusat, Kami selaku Dinpar, Masyarakat-

masyarakat baik Tulungagung atau yang disekitaran pantai,

Membangun Tulungagung yang lebih dikenal lagi khususnya untuk

lingkup jawatimur dulu, karna sesuai data ini kami punya banyak

sekali potensi wisata bahari, jadi akan kami kembangkan, yaa

seperti yang dilakukan Malang bagian selatan ini kan sudah mulai

banyak dikenal kan mas ya” (Wawancara dengan Aris Widodo, 14

September 2017)

Selain pemerintah dan masyarakat Tulungagung dan sekitaran pantai, Hari

Mudoko sebagai pengemabangan Wisata mengatakan bahwa kerjasama juga

dilakukan dengan pihak-pihak swasta seperti media-media untuk membantu

proses promosi

“aa ada DPRD, Pemerintah Pusat mulai dari jajaran Bupati hingga

dinas-dinas terkaitnya, semua lapisan masyarakat, media-media

promosi yang kita ajak kerjasama, banyak lah mas. yaa tujuannya

jelas ya mas, untuk memanfaatkan potensi wisata di daerah pesisir

yang nantinya bisa menunjang perekonimian daerah situ juga, jika

nanti sudah terkenal dan banyak yang tahu tentu masyarakat daerah

sana juga perekonomiannya akan kita bantu kelola” (Wawancara

dengan Hari Mudoko, 15 September 2017)

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

61

Subjek keempat secara khusus juga meminta bantuan kepada akademisi seperti

mahasiswa untuk turut serta membantu proses branding kota Tulungagung,

karena Tulungagung juga mempunyai ciri khas lain selain kota marmer.

“Semua lapisan masyarakat Tulungagung harus ikut membantu,

termasuk mas ini sebagai mahasiswa bisa menceritakan ke teman-

temannya tentang Tulungagung. yang jelas pertama pemerintah

Tulungagung iki pengen duwe cirri khas lain selain marmer, yang

dipunya apa ? pantai ne akeh tur apik-apik (pantainya banyak dan

bagus-bagus) yaa ini seng dimaksimalkan, terus piye carane

masyarakat ini bisa membangun ekonomi didaerah pantai juga”

(Wawancara dengan Miftahul Munir, 15 September 2017)

Keseluruhan proses branding dan dua tipe komunikasi yang terkontrol

bertujuan untuk menimbulkan dan memperkuat komunikasi yang positif,

khususnya pada warga kota yang pada saat bersamaan merupakan khalayak

sasaran sekaligus pemasar kota yang paling penting. Branding yang dilakukan

sebuah kota merupakan sebuah strategic communication yang kompleks. Untuk

melahirkan brand yang kuat dan berkarakter diperlukan berbagai kajian dan

analisis yang mendalam sehingga mampu mengkomunikasikan identitas serta

keunggulan-keunggulan komparatif suatu kabupaten/kota.

Keputusan Kota Tulungagung untuk melakukan city branding dapat dilihat

dari bentuk kebijakan komunikasi sekaligus kebijakan publik oleh pemerintah

daerah yang terwakili oleh Dinas Pariwisata diatas. Terdapat banyak pendekatan

dalam membangun rencana komunikasi yang lebih spesifik. Walau tidak ada

pendekatan tunggal, tetapi esensi perencanaan menurut elemen-elemen tertentu

telah mengarah pada program city branding “Tulungagung Kota Wisata Bahari”.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

62

Pemerintah selain melakukan komunikasi internal di dalam organisasi

birokrasinya juga melakukan komunikasi eksternal, yakni komunikasi kepada

lingkungannya. Pemimpin pemerintahan mempunyai tugas untuk

mengkomunikasikan visi, misi dan strategi organisasi untuk memperoleh

kesamaan makna dengan publik sekaligus mengubah persepsi publik agar

mendukungnya. Pemerintah saat ini tidak cukup hanya dengan pola ‘melayani’

tetapi juga dituntut mampu mengkreasikan nilai bagi masyarakat dimana ia

berada. bentuk komunikasi eksternal nya adalah melalukan promosi-promosi

untuk pengenalan city branding “Tulungagung Kota Wisata Bahari” diberbagai

media”. Proses promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dibantu dan

berkerjasama dengan berbagai media :

“loo iyaa, kita manfaatkan semuanya termasuk TV lokal, terus

media-media online sekarang, bukan penting lagi mas, ini masuk

pada kebutuhan, contohne duwe sekolah apik tapi lek uwong gak

ngerti lak gak guna to mas (contohnya kalau ada skolah bagus tapi

banyak orang gak tau kan tidak berguna), ya sama itu, jadi promosi

dan mengenalkan ini benar-benar dibutuhkan, lewat apapun

medianya” (wawancara dengan Miftahul Munir, 15 September

2017)

Hari mudoko menjelaskan bahwa proses publikasi ini menjadi langkah

awal untuk memperkuat branding kota Tulungagung sebagai kota wisata bahari,

yakni dengan membuat akun @TulungagungTourism :

“Karena proses pembentukan potensi wisata di daerah pesisir ini

baru mulai otomatis itu sangat penting, pengenalan-pengenalan

hampir 20 lokasi pantai ini terus akan dilakukan, hingga nantinya

tetap akan kita pilih mana yang menjadi andalan, tapi semoga bisa

semua menjadi tujuan wisata, soalnya memang bagus-bagus mas

pantainya. Yang saya tahu beberapa publikasi atau promosi sudah

dilakukan melalui media sosial, dan juga dibantu ,media-media

lokal sini ya, Kalau tidak salah dulu itu sudah buat

@TulungagungTourism lupa saya itu facebook atau apa,,

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

63

kemudian media lokal seperti JTV” (Wawancara dengan Hari

Mudoko, 15 September 2017)

Gambar 4.1

Liputan JTV tentang pesona Wisata Tulungagung

Sumber : Data dokumentasi peneliti

Hal yang tidak kalah pentingnya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

adalah dengan menumbuhkan komunikasi eksternal yang efektif kepada semua

pihak. Maka dari itu sebuah kota harus bekerja sama dengan target audiens

sehingga menimbulkan komunikasi yang positif dan membangkitkan atau

memperkuat komponen dua jenis komunikasi lainnya, sehingga seluruh proses

city branding berjalan lancar, kerjasama untuk menimbulkan komunikasi positif

dilakukan oleh Dinas Pariwisata Tulungagung dengan memberdayakan

masyarakat sekitaran pantai terlebih dahulu, karena masyarakat tersebut dianggap

elemen penting untuk banyak dan sedikitnya wisatawan yang datang :

“Masyarakat sekitaran pantai ini adalah elemen paling penting

dalam rangka kmenyukseskan proyek ini, banyak tidaknya wisata

yang datang ini karena sikap masyakat d pantai, makane kami juga

memikirkan ini secara serius” (Wawancara dengan Endah Miftahul

Wati, 14 September 2017)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

64

Secara jelas konsep dan prospek untuk menyiapkan masyarakat sekitaran pantai

diutarakan oleh subjek kedua yakni Aris Widodo yang menjabat sebagai bidang

pemasaran di Dinas Pariwisata Tulungagung :

“Bukan mendekati ya, tapi kami mulai memberdayakan mereka

agar bisa ikut serta dalam memajukan wisata di tempat mereka

masing-masing, Dinpar ini mencoba mulai memikirkan beberpa

upaya seperti adat untuk menarik minat wisatawan, agar

masyarakat ke pantai tidak hanya melihat air dan ombak saja,

cuman ini masih kami pikirkan” (Wawancara dengan Aris Widodo,

14 September 2017)

4.2.1.2 Pelaksaaan Peran dan fungsi Dinas Pariwisata Tulungagung

Dinas Pariwisata Tulungagung melaksanakan peran dan fungsi yang cukup

startegis dalam memaksimlakna program city branding ini, hal tersebut

dikarenakan city branding yang akan dibangun berhubungan langsung dengan

objek wisata dalam hal ini adalah objek wisata pantai. Secara langsung peran dan

fungsi tersebut dilaksanakan dalam berbagai cara, salah satunya adalah

melasanakan kordinasi-kordinasi atau dalam bahasa pemerintahan adalah rapat-

rapat secara rutin baik dengan lingkup dinas Pariwisata sendiri secara

keanggoatan atau dengan skala melibatkan pemerintah pusat langsung, tujuannya

tentu untuk menjalan kosep city branding yang telah diputuskan yakni,

Tulungagung Kota Wisata Bahari”. Dalam koteks penelitian ini peran dan fungsi

tersebut yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Tulungagung adalah mencakup

informasi yang disalurkan secara formal dari atasan kepada bawahan (downward

communication) dari bawahan kepada atasan (upward communication), antara

teman kerja (horizontal communication) atau di antara para atasan maupun di

antara bawahan dalam unit yang berbeda dalam suatu organisasi (cross channel

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

65

communication), praktiknya adalah dengan melakukan kordinasi sebagai bahan

evaluasi :

“Kalau kordinasi dalam lingkup Dinpar sendiri sering hampir

setiap bulan, tapi untuk lingkup besdar melibatkan banyak eleme

setahun sekali” (Wawancara dengan Endah Miftahul Wati, 4

September 2017)

Komunikasi yang berjalan pada saat rapat atau kordinasi memiliki tujuan

untuk melakukan tinjuan dan evaluasi secara teratur untuk membangun kota

Tulungagung menjadi kota wisata bahari, meskipun untuk skala rapat besar hanya

setahun sekali namun rapat internal pada jajaran dinas pariwisata sendiri telah

dilakukan beberapa kali, seperti yang dikatakan oleh Aris Widodo:

“Sepertinya evaluasi atau kordinasi sudah beberapa kali berjalan,

cuman untuk yang benar-benar mengumpukan data secara lengkap

biasanya ditahun pertama” (Wawancara dengan Aris Widodo. 14

September 2017)

Rapat-rapat dengan para masyarakat secara meluas dilakukan dengan

memberikan fasilitas untuk bisa turut serta memberikan kritikan yakni dengan

memanfaatkan media-media yang telah disediakan :

“Bisa saja, kami memiliki akun media sosial, punya website resmi,

kami juga punya email, silakan saja, “yaaa kita konsisten saja

membangun branding ini, sambil memfilter beberapa kritik yang

masuk” (Wawancara dengan Aris Widodo, 14 September 2017 )

Dinas Pariwisata cukup siap menangani kritikan dari masyarakat yakni

dengan memberikan fasilitas untuk bisa mengirimkan kritikan langsungnya :

“Bisa, kritik bisa langsung kirim surat ke Dinpar, di media online,

banyak tempatnya, “yaa Dinpar fokus ae pokoke proyek iki iso

behasil dan sukses seperti proyek marmer disini” (Wawancara

dengan Miftahul Munir 15 September 2017)

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

66

Subjek ke lima mengatakan bahwa Dinas Pariwisata kan menjawab segala

kritikan dengan kinerja yang baik, konsisten dan memiliki progress yang jelas.

“Kritik bisa di berikan melalui banyak cara, khsusunya melui

media soial atau website resmi kami di Tulungagung Tourism,

kami akan jawab kritikan itu dengan kinerja yang baik, konsiten

dan progress yang jelas gitu aja to mas” (Wawancara dengan

Endah Miftahul Wati, 15 September 2017

Gambar 4.4

Bentuk dan fasilitas untuk memberikan kritikan ke Dinas Pariwisata

Sumber : Data dokumentasi Peneliti

Kotler & Keller (2007) mengemukakan bahwa Word of Mouth

Communication (WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses

komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun

kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan

informasi secara personal. Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu

saluran komunikasi yang sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi

baik barang maupun jasa karena komunikasi dan mulut ke mulut (word of mouth)

dinilai sangat efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu

memberikan keuntungan kepada perusahaan.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

67

Menurut Kotler & Keller (2007), saluran komunikasi personal yang berupa

ucapan atau perkataan dari mulut ke mulut (word of mouth) dapat menjadi metode

promosi yang efektif karena pada umumnya disampaikan dari konsumen oleh

konsumen dan untuk konsumen, sehingga konsumen atau pelanggan yang puas

dapat menjadi media iklan bagi perusahaan. Selain itu, saluran komunikasi

personal word of mouth tidak membutuhkan biaya yang besar karena dengan

melalui pelanggan yang puas, rujukan atau referensi terhadap produk hasil

produksi perusahaan akan lebih mudah tersebar ke konsumen-konsumen lainnya

(Kotler & Keller, 2007)

Selain dengan mengadakan rapat-rapat dan menyedikan media untuk

kritikan, Dinas Pariwisata juga menjelaskan peran dan fungsi nya melalui sebuah

target dengan memaksimalkan publikasi-publikasi yang maksimal, dikarenakan

proses city branding yang masih satu tahunan dijalankan. Proses atau konsep

Kavaratzis ini mengacu pada target awal yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

Tulungagung, yakni pada akhirnya nanti bisa merambah pada wisatawan luar

Tulungagung hingga mancanegara :

“Karna kami membangun branding ini masih setahun, menargetkan

sepertinya terlalu berat, yaa kita melakukan publikasi saja dulu

semaksimal mungkin, nantinya kita lihat respon dari wisata luar

kalau bisa kami akan dekati agar juga mengenalkan potensi

Tulungagung kesana, baru akan kita lihat minat mereka itu sebasar

apa” (Wawancara dengan Andri Sambudi, 14 September 2017)

Berbeda dengan Hari Mudoko yang mencoba menjawab secara realistis ini

pertanyaan mengenai target kedepan mengenai wisatawan asing ini, Subjek ketiga

ini mengatakan akan mencoba fokus ke arah publikasi terlebih dahulu dan manata

SDM disekitaran pantai :

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

68

“wadduuh mas kalau untuk target ke wisatawan asing sepertinya

kita masih kalah sama daerah yang lebih besar, seperti jogja dan

bali, sejauh ini pemerintah masih fokus pembenahan-pembenahan

infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia disekitaran

pantai saja dulu, serta publikasi-publikasi” (Wawancara dengan

Hari Mudoko, 15 September 2017)

Promosi pada hakikatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan

atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia

menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan, Tjiptono (2001, h.219).

Sementara Sistaningrum (2002, h.98) mengungkapkan arti promosi adalah

suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual”

maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual

adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau

sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. dan konsumen

potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk

yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

Selain proses promosi secara langsung, Dinas Pariwisata Tulungagung

juga menggunakan media-media sosial atau media massa lain dalam rangka

mengembangkan atau menginformasikan setiap lokasi pariwisata bahari di

Tulungagung, seperti dalam pernyataan subjek penelitian kedua berikut :

“Bukan memanfaatkan, ya memang kita harus gunakan itu, karna

media sosial ini sasaranya tepat, banyak yang makek, dan murah”

(Wawancara dengan Aris Widodo, 14 September 2017)

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

69

Gambar 4.2

Media Sosial Instagram membantu promosi branding Tulungagung

Sumber : Data dokumentasi peneliti

Selian media online, atau media sosial yakni bisa melalui instagram,

website resmi dan media lainnya, Dinas Pariwisata juga terbantu dengan berbagai

elemen kuat untuk memaksimalkan city branding Tulungagung, seperti yang

dikatakan oleh Hari Mudoko, berikut :

“ya itu tadi, sudah dibuat milik dinas sendiri, apa namanya yaa

kalau gak salah ya Tulungagung tourism sama juga dibantu satu

lagi ituu.,,, emmmm explore Tulungagung itu, coba cek ya mas

nanti, isinya itu banyak tentang wisata bahari, khsusunya yang

milik dinas kami, Sudah pasti itu, karena memang ada ikatan

kerjasama antara media dengan pemerintah, seperti biasanya

dilakukan press realese oleh humas DPRD Tulungagung jika ada

perkembangan apa tentang Tulungagung, begitu juga dengan

proyeksi branding bahari ini” (Wawancara dengan Hari Mudoko,

15 September 2017)

Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono

(2001, h.221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan

membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang

perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002, h.98) menjelaskan

tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk,

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

70

modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang

produk dan perusahaan yang bersangkutan.

Gambar 4.3

Tulungagung tourism, akun resmi yang dikelola Dinpar Tulungagung

Sumber : Data dokumentasi peneliti.

Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran

promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau

pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan

penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001, h.98-

100). 1) Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan

menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.. 2)

Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal

dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang

ditujukan untuk merangsang pembelian. 3) Publisitas (Publisity), yaitu suatu

bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu

dengan jalan mengulas informasi/beRika tentangnya (pada umumnya bersifat

ilmiah). 4) Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

71

diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian. 5)

Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan

secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

4.2.2 Peran dan Fungsi Pemerintah Kota Tulungagung dalam membangun

City branding

Balmer dalam Kavaratzis (2010, h.68) menjelaskan bahwa struktur

organisasi merupakan salah satu komponen dari identitas perusahaan. Bagian

yang terpenting dalam membangun city branding ini adalah bagaimana dalam

proses perencanaan kota melibatkan partisipasi masyarakat untuk ikut dalam

pengambilan keputusan. Selanjutnya, kepribadian kota yang mengacu pada visi

pemimpin kota dalam menentukan strategi kota dan insentif keuangan yang

diberikan oleh kota kepada stakeholder. Dua elemen yang signifikan adalah jenis

layanan yang disediakan oleh pemerintah kota, bersama dengan keefektifan

dengan jumlah dan jenis event yang diadakan seperti festival budaya, olahraga,

dan event lainnya yang diselenggarakan oleh kota. Terkait hal demikian, harus

terdapat penghubung ke masyarakat melalui publikasi, hal ini adalah tugas

langsung dari Humas Pemerintah Kota, seperti yang disampaikan oleh Nanang

Berikut :

“Yang kami lakukan tentu terkait pengadaan anggaran untuk

sarana dan prasarana, kalau tugas saya sebagai humas, ya

melakukan press realese, pembuatan berita yang berhubungan

dengan publikasi” (Wawancara dengan Nanang Budi Utomo, 24

September 2017)

Berhubungan dengan apa yang dikatakan oleh Kavaritzis diatas, elemen

paling penting adalah keikutertaan pemerintah atau organisasi dalam mesuksekan

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

72

branding kota. Struktur organisasi dalam konteks penelitian ini sesuai dengan

Kavaratzis (2010, h. 68) diatas bisa diartikan Pemerintah Kota Tulungagung yang

menunjuk salah satu Dinas agar bisa fokus untuk menangani branding dalam

sebuah kota. Secara singkat Nanang Budi Utomo juga menyebut pihak-pihak yang

disebutkkan oleh Dinpar terkait kerjasama dalam city branding ini :

“yaa banyak ,, selain kami dari Pemkot, Dinpar, terus media-

media, masyarakat, banyak lah mas,Kalau dari pihak Humas

Pemkot, kita sudah banyak terhubung dengan media baik secara

lokal, maupun nasional, jadi kami biasanya langsung berkerjasama

dengan Dinpar mintak ini yang mau diberitakan apa ? ngono iku

mas” (Wawancara dengan bapak Nanang Budi Utomo, 24

September 2017)

Pernyataan sama disampaikan oleh pihak DPRD lainnya yakni Bapak Edi

Suwarno berikut :

“Pemkot, Dinpar, DPRD, Masyarakat, media media, Lek dari

bagian saya sudah jelas kita kerjasama dengan media-media masa,

lokal maupun nasional, karna memang Pemkot harus punya

hubungan dengan perss” (Wawancara dengan Edi Suwarno, 24

September 2017)

Struktur organisasi dalam konteks penelitian ini sesuai dengan Kavaratzis

(2010, h. 68) diatas bisa diartikan pemerintah Kota Tulungagung yang menunjuk

salah satu dinas agar bisa fokus untuk menangani branding dalam sebuah kota

Kota dan segala dimensinya menciptakan struktur sosial yang berfungsi untuk

memberikan motivasi dalam memunculkan kegiatan kewirausahaan dan

pengembangan bagi sebuah kota, persaingan antar kota bertujuan untuk menarik

investasi yang masuk sehingga kota perlu berpromosi secara lebih aktif. Semua

dimensi dalam suatu kota dapat dijadikan sebagai produk jual, dimensi tersebut

antara lain yaitu pariwisata, budaya lokal, makanan khas, keunggulan kompetitif

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

73

dalam pengelolaan lingkungan berkelanjutan, keadaan demografi, infrastruktur,

serta teknologi informasi dan komunikasi.

Kota membutuhkan suatu brand agar memiliki nilai jual, menarik

wisatawan, pembangunan ekonomi, dan kemajuan kota. Hal ini berarti bahwa kota

dapat diasosiasikan sebagai sebuah produk karena memiliki daya saing dan

keunggulan kompetitif yang berbeda satu sama lain.Dengan demikian Pemerintah

Kota dalam hal ini Pemkot Tulungagung perlu melakukan pengenalan produk atau

lebih sering disebut dengan publikasi untuk mendukung City Branding

Tulungagung.

Apa yang menjadi tugas dari Dinas Pariwisata ternyata sedikit berbeda

dengan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota melalui Bagian Humasnya, hal yang

membedakan adalah Dinpar lebih fokus terhadap konten yang akan dipublikasikan

sedangkan Pemkot lebih mudah karna tinggal melakukan eksekusi ke media

massa atau press realase namnya, seperti yang diungkapn oleh Nanang berikut :

“Kalau dari pihak Humas Pemkot, kita sudah banyak terhubung

dengan media baik secara lokal, maupun nasional, jadi kami

biasanya langsung berkerjasama dengan Dinpar mintak ini yang

mau diberitakan apa ? ngono iku mas” (Wawancara dengan

Nanang Budi Utomo, 24 September 2017)

Pada bagian pemberitaan dan Dokumentasinya juga mengatakan hal yang sama\,

bahwa memang press telah memiliki hubungan dengan pemerintah Kota, jadi

mereka akan menunggu pemberitaan dari bagian mana saja yang kemudian bisa

dimuat dimedia-media lokal maupun nasional :

“Lek dari bagian saya sudah jelas kita kerjasama dengan media-

media masa, lokal maupun nasional, karna memang Pemkot harus

punya hubungan dengan perss (Wawancara dengan Edi Suwarno,

24 September 2017)

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

74

Salah satu dimensi yang dapat dijadikan produk jual daerah dalam city

branding adalah sektor pariwisata. Sesuai dengan acuan dari Kementrian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang mencanangkan program dalam upaya

penguatan citra kota atau city branding adalah fakta bahwa tidak bisa

diandalkannya pemasukan pendapatan devisa suatu negara dari sektor

perdagangan dan ekspor-impor, sumber daya alam, dan produktivitas dari para

penduduknya. Berangkat dari hal ini mengarahkan suatu negara melalui daerah-

daerahnya untuk mencari alternatif peningkatan pendapatannya melalui sektor

pariwisata sebagai satu-satunya sektor global yang tidak habis dimakan waktu

(Kavaratzis, 2010, h.29).

Dalam menciptakan persepsi dipikiran konsumen mengenai suatu

produk/jasa/brand, dibutuhkan pemikiran yang matang akan media promosi

apakah yang cocok dan efektif, agar persepsi dan image yang ingin disampaikan

dapat melekat kuat dibandingkan produk/jasa/ brand lainnya yang sejenis.

Banyak media promosi yang dapat digunakan dari mulai yang umum hingga unik

atau baru, misalnya menggunakan media atau jejaring sosial. Media sosial atau

situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan lainnya hingga kini

dimanfaatkan sebagai media promosi, yang ternyata cukup efektif dalam

memperoleh calon konsumen baru.Terdapat beberapa bidang yang dapat

menggunakan media sosial untuk memperkenalkan produk/jasa/ brand mereka

Pengenalan atau publikasi adalah bagian penting untuk memaksimalkan

sebuah program di sebuah kota, dalam lingkup ini tentu “Tulungagung Kota

Wisata Bahari” Seperti yang dijelaskan oleh Edi Suwarno berikut :

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

75

“Untuk branding baru iki yowes mesti penting mas, beda sama

marmernya kit awes gak seberapa melakukan publikasi masyarakat

wes tau kalau di Tulungagung marmernya bagus, karna ini masih

baru, ya kita kenalkan dulu kemasyarakat lewat media-media tadi

(Wawancara dengan Edi Suwarno, 24 September 2017)

Begitupula yang disampaikan oleh Nanang, yang juga memberikan gambaran

dalam sebuah filosofi menarik berikut :

“Kalau punya seng apik terus sek anyar tapi gak ono seng ngerti

kan eman (Percuma). ya contohnya kayak gitu mas, jadi publikasi

ini dirasa penting sebagai media penghubung ke masyarakat luas

tentang perkembangan kinerja di Tulungagung secara umum,

secara khusunya ya perkembangan city branding ini, itu kalau dari

Humas Pemkot sini” (Wawancara dengan Nanang Budi Utomo, 24

September 2017)

Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama

menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau

menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak

kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru,

diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk

tersebut. Pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk

tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya

serangan yang datang dari para pesaing.

Berkaitan dengan komunikasi yang ada pada suatu organisasi, menurut

Hoskins (2007) dilihat dari sifatnya salah satunya adalah komunikasi word of

mouth communication atau komunikasi mulut ke mulut. Menurutnya, komunikasi

ini dibutuhkan untuk kepentingan internal dan eksternal organisasi Komunikasi

untuk kepentingan internal adalah sebagai alat koordinasi, mengontrol,setiap

kegiatan atau aktivitas dalam organisasi baik individu maupun secara komunal

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

76

(bersama) di tingkat manajemen dan di level staf atau karyawan. Menurut Hoskins

(2007) organisasi berfungsi sebagai wadah interaksi secara langsung yang

mensyaratkan komunikasi word of mouth yakni adanya bentuk kerjasama antara

dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai bersama.

Berhubungan dengan komunikasi ini, Pemerintah Kota menjeaskan bahwa

yang teerjadi biasanya adalah komunikasi secara internal dan eksternal, agar satu

sama lain bisa saling mendukung, seperti berikut :

“Komunikasinya mengalir saja, kan sebenere itu wes ada

sistemnya, ya bisa internal dengan missal Pemkot dengan Dinpar,

Atau Eksternal dengan masyarakat sekitaran. emmmm tujuanne

yaa cek podo ketok kerjoe mas, saling mendukung satu sama lain”

(Wawancara dengan Nanang Budi utomo, 24 September 2017)

Hal ini memperlihatkan bahwa setiap aktivitas yang terjadi dalam

organisasi merupakan interaksi antar anggota organisasi secara langsung yang

salah satunya melalui komunikasi word of mouth. Dengan komunikasi tersebut,

suatu organisasi menjadi hidup dan berkembang secara dinamis. Organisasi tanpa

suatu komunikasi, akan mengakibatkan segala aktivitas akan terhenti.

Sementara itu komunikasi word of mouth untuk kepentingan eksternal

menurut Hoskins (2007) bertujuan untuk menjalin relasi dengan organisasi lain

atau pihak-pihak yang berkepentingan. Suatu organisasi penting menjalin

hubungan dengan organisasi di luar dirinya. Dalarn usaha menjalin kerjasama

tersebut, komunikasi melalui word of mouth akan menjadi lebih efektif untuk

menjalin ikatan yang baik dengan pihak organisasi Iain karena akan dapat

membangun ikatan emosional yang kuat.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

77

4.2.3 Peralihan konsep branding dari kota marmer ke “Kota Wisata Bahari”

Tulungagung pada dasarnya sudah memiliki branding awal yang sudah

dianggap sukses yakni dari bidang marmer, karena wilayah Tulungagung yang

cukup banyak lokasi pantainya kemudian dicoba memperkenalkan potensi wisata

bahari, Hari Murdoko, yang bertindak atau menjabat sebagai pengembangan

wisata mengatakan bahwa, Branding di Tulungagung tidak hanya pada sektor

wisata bahari ini saja, karna pada awalnya Tulungagung sudah lebih dahulu

sukses dengan image kota marmer :

“Bukan, kita sudah sukses dengan image marmer atau penghasil

marmer terbaik dan terbesar di Indonesia, nah karna kita juga

punya potensi wisata pantai yang baik, kita mulai membuat

branding seperti ini.” (Wawancara dengan Hari Murdoko, 15

September 2017)

Pernyataan Hari Murdoko, ini diperjelas dengan pernyataan dari Miftahul Munir

yang juga menjabat sebagai pengembangan wisata Dinas Pariwisata Tulungagung,

jika Hari Murdoko menyebut image, berbeda dengan Miftahul Munir bahwa yang

mengatakan bahwa Marmer di Tulungagung ini sudah menjadi sebuah ciri khas :

“yoo nggak, Tulungagung wes ada marmer sebelum ini yang

menjadi ciri khas, saiki mulai membuat ciri baru yaa di wilayah

pesisir, biar bisa berkembang dan mempunyai manfaat bagi

masyarakat sekitaran sana.” (Wawancara dengan Miftahul Munir,

15 September 2017)

Dua pernyataan dari Dinas Pariwisata di atas dibenarkan oleh Kasubag Humas

Pemerintah Kota Tulungagung, Anang Budi Utomo, Bahwa memang Marmer

telah mendahului kesuksesan dari potensi wisata lainnya di Tulungagung :

“Ya tidak noo… Tulungagung kan duwe opo iku jenenge, emm

punya marmer yang wes luweh disik buat Tulunagung terkenal di

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

78

masyarakat luas” (Wawancara dengan Anang Budi Utomo, 24

September 2017)

Pegawai Pemerintah kota lainnya dari Kasubag Pemberitaan dan Dokumentasi

juga mengatakan hal yang tidak jauh berbeda yakni sebagai berikut :

“Tulungagung ada marmer seng marai terkenal, lek yang baru ini

kita mulai karna yaa masak marmer bisa sukses dipotensi lain kok

tidak”

Selain kepribadian kota Tulungagung yang sedikit akan digeser ke City

branding baru yakni “Tulungagung Kota Wisata Bahari” hal yang kalah penting

lainnya adalah menyiapkan akses infrastruktur untuk mendukung terciptanya city

branding tersebut, akses infrastruktur di sini dimaksudkan bagaimana sebuah kota

menyediakan kemudahan baik bagi masyarakat maupun pengunjung, misalnya

menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat dan pengunjung.

Struktur organisasi dalam hal ini mengacu pada efektivitas dan perbaikan

struktur pemerintahan kota, dimana hal ini adalah Dinas Pariwisata tulungagung

yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Kota Tulungagung agar bisa berpengaruh

dalam melaksanakan perencanaan kota yang berkaitan dengan city branding yang

akan dibentuk. Terkait hal ini peneliti juga menanyakan kepada subjek penelitian

yang kemudian mendapatkan jawaban yang cukup jelas bahwa pemerintah

Tulungagung memang telah menunjuk Dinas Pariwisata untuk menangani

branding wisata bahari ini, seperti pernyataan dari subyek pertama yakni Andri

Sambudi berikut :

“Branding di Tulungagung sebenarnya ada dibeberapa bagian,

salah satu yang sudah berhasil adalah di bidang marmer. namun

untuk branding wisata ini lebih kami prioritaskan dulu karna yang

lain sebenarnya sudah punya segmentasi pasar masing-masing,

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagungrepository.ub.ac.id/6606/5/BAB 4.pdf · 44 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tulungagung Luas wilayah Kabupaten Tulungagung

79

sedangkan untuk wisata di bagian pantai kita masih kalah dengan

daerah lain, kayak bali dan malang selatan” (Wawancara dengan

Andri Sambudi, 14 September 2017)

Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan city

branding. Pertama, daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan

persepsi yang baik. Kedua, kota tersebut dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan

khusus (specific purposes). Ketiga, kota tersebut dianggap tepat untuk tempat

investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, danpenyelenggaraan kegiatan-

kegiatan (events). Meskipun awalnya, city branding difokuskan untuk menarik

orang luar atau pengunjung, baru-baru ini perhatian city branding lebih diarahkan

untuk penduduk lokal yang tinggal di sebuah kota beserta potensi yang

dimilikinya potensi. Hal ini menjadi sangat penting, karena untuk

mempertahankan penduduk lokal, dan meningkatkan persaingan bisnis di kota,

sehingga akan tercipta sebuah lingkungan yang kompetitif