22
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SD Purworejo 3 Bonang Demak SD Negeri Purworejo 3 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak berdiri pada tahun 1983, beralamatkan di jalan Kongsi Desa Purworejo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Berbagai kegiatan atau program sekolah perlu adanya Visi dan Misi sekolah sehingga tujuan dari sekolah dapat terwujud. Adapun Visi sekolah adalah ”iman dan taqwa, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sebagai manusia indonesia seutuhnya. Misi sekolah 1. Menjadikan peserta didik manusia yang berkualitas, mulia, jujur, dan mandiri. 2. Memberdayakan peserta didik berdisiplin untuk meraih prestasi yang berhasil guna. 3. Menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 4. Mendorong Peserta didik untuk memiliki jiwa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila. Untuk mewujudkan Visi dan Misi sekolah, SD Negeri Purworejo 3 dipimpin oleh Mukodi, S.Pd.SD. di bawah ini merupakan data peserta didik, sarana prasarana, data guru, proses pembelajaran evaluasi dan prestasi yangada di SD Negeri Purworejo 3 Bonang Demak.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10657/4/T2_942014050_BAB IV...Kls IV-V KS PNS 2. Susyanto, S.Pd.SD 19670617 199310 1 002 IV/a Guru Madya

Embed Size (px)

Citation preview

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SD Purworejo 3 Bonang DemakSD Negeri Purworejo 3 Kecamatan Bonang

Kabupaten Demak berdiri pada tahun 1983,

beralamatkan di jalan Kongsi Desa Purworejo

Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Berbagai

kegiatan atau program sekolah perlu adanya Visi dan

Misi sekolah sehingga tujuan dari sekolah dapat

terwujud. Adapun Visi sekolah adalah ”iman dan

taqwa, cerdas, terampil, dan bertanggung jawab sebagai

manusia indonesia seutuhnya.

Misi sekolah

1. Menjadikan peserta didik manusia yang berkualitas,

mulia, jujur, dan mandiri.

2. Memberdayakan peserta didik berdisiplin untuk

meraih prestasi yang berhasil guna.

3. Menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

4. Mendorong Peserta didik untuk memiliki jiwa

kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia

berdasarkan Pancasila.

Untuk mewujudkan Visi dan Misi sekolah, SD

Negeri Purworejo 3 dipimpin oleh Mukodi, S.Pd.SD. di

bawah ini merupakan data peserta didik, sarana

prasarana, data guru, proses pembelajaran evaluasi

dan prestasi yangada di SD Negeri Purworejo 3 Bonang

Demak.

54

Tabel 4.1 Data peserta didik

No. KelasJumlah Peserta

didik Jumlah Seluruhnya

L P

1. I 17 11 28

2. II 19 11 30

3. III 14 11 25

4. IV 15 25 40

5. V 28 20 48

6. VI 18 18 36

Jumlah 111 96 207

Data sarana dan prasarana

Saran dan prasarana pendidikan merupakan

merupakan alat penunjang proses pendidikan. Adapun

sarana dan prasarana di SD Negeri Purworejo 3 seperti

terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Data sarana prasarana

No. Nama Ruang Jumlah

1. Ruang kelas 6

2. Ruang kepala sekolah 1

3. Ruang guru 1

4. Ruang UKS 1

5. Toile guru 1

6. Toilet peserta didik 4

Tabel 4.3 Data guru dan karyawan

No. Nama Ruang Jumlah

1. Guru 8

2. Tata usaha 1

3. Penjaga 1

55

Tabel 4.4 Pembagian tugas guru PEMBAGIAN TUGAS GURU

DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

No NAMA / NIPGOL.

RUANGJABATAN GURU

JENIS GURU

TUGAS MENGAJAR

KET.

1.Mukodi, S.Pd.SD19651227 199201 1 001

IV/aGuru

MadyaGuru kelas

Matematika Kls IV-V

KSPNS

2.Susyanto, S.Pd.SD19670617 199310 1 002

IV/aGuru

MadyaGuru kelas Kelas VI PNS

3.Nurningsih, S.Pd19621005199903 2 001

III/dGuru Muda

Guru kelas Kelas III PNS

4.Sunarti, A.Ma.Pd.SD19671220 201406 2 002

II/b - Guru kelas Kelas I CPNS

5.Nailal Munawaroh19851112 201406 2 003

II/a - Guru kelas Kelas V CPNS

6.A. Agus Triyono, S.Pd

- - PJOK Kelas I-VI WB

7.Penny Anisyah, S.Pd

- -Guru kelasB.Inggris

Kelas IVWB

8.Fahimatul Hikmah, S.Pd

- - Guru kelas Kelas IIWB

9.Saidatul Wafiyah

- -TU

Guru PAI-

Kelas I-VIWB

10.Slamet Saefudin

- - Karyawan Penjaga WB

Ditetapkan Di : PurworejoPada Tanggal : 4 Januari 2016

Kepala Sekolah

MUKODI, S.Pd.SDNIP 19651227 199201 1 001

Sumber: Profil SD Negeri Purworejo 3

56

Proses pembelajaran

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan

selama satu tahun pelajaran sebagai berikut:

a. Penerimaan peserta didik baru, meliputi: (1)

pembentukan panitia penerimaan peserta didik

baru (PPDB), (2) pendaftaran peserta didik baru,

(30) masa orientasi peserta didik.

b. Kegiatan belajar mengajar

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi

hari pukul 07.00 sampai dengan 12.10 WIB.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan dalam

satu tahun pelajaran sebagai berikut:

(1) pembuatan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), (2) penyusunan jadwal pelajaran

dan pembagian tugas mengajar, (3) pembuatan

silabus, (4) pembuatan program tahunan, (5)

pembuatan program semester, (6) pembuatan

rencana pembelajaran, (7) penyusunan hari belajar

efektif, (8) penyusunan kalender pendidikan, (10)

absensi peserta didik dan kehadiran guru, (11)

evaluasi hasil belajar: ulangan harian, ulangan

tengah semester, ulangan semester, ulangan

kenaikan kelas, (12) remidi dan pengayaan, (13)

pembagian raport.

c. Evaluasi dan prestasi yang telah dicapai.

Setelah tahun pelajaran dan menjelang tahun

pelajaran baru, dilaksankan evaluasi secara

menyeluruh terhadap segala aktivitas dan kegiatan

yang telah dilaksanakan seperti yang dinyatakan

kepala sekolah dengan perolehan sebagai berikut:

57

(a) secara umum proses belajar mengajar berjalan

lancar, tetapi ada beberapa kelemahan dalam

proses pengelolaan pembelajaran, (b) prestasi

akdemik, (c) prestasi non akademik.

Tabel 4.5 Tabel prestasi akademik

No. Uraian Keterangan

1. Lomba MIPA Juara 28 kecamatan

2. Lomba LCC Juara 25 kecamatan

3. Lomba synopsis Juara 20 kecamatan

Tabel 4.6 Tabel prestasi nonakademik

No. Uraian Keterangan

1. Lomba pantomime Juara 2 kecamatan

2. Lomba MTQ (putri) Juara 3 kecamatan

4.2 Deskripsi Kondisi AwalKompetensi menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP)

Kompetensi menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) guru SD Negeri Purworejo 3 masih

rendah, hal ini dapat dilihat dari kemauan guru untuk

membuat RPP sendiri masih kurang, sehingga RPP

yang digunakan guru dalam pembelajaran masih

buatan orang lain/penerbit tertentu, download dari

internet, atau copy paste buatan teman hanya diedit

nama sekolah dan guru serta kepala sekolah, sehingga

bila diterapkan di sekolah tempat guru mengajar ada

beberapa hal yang tidak sesuai, misalnya media yang

digunakan, pendekatan pembelajaran yang diterapkan,

buku sumber yang digunakan, dan sebagainya. Dari

58

hasil pengamatan kompetensi menyusun RPP yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah, hasilnya juga belum

menggembirakan. Di SD Negeri Purworejo 3 ada 6

Guru Kelas dan 2 Guru Mata Pelajaran, ketika

dilakukan pengamatan kompetensi menyusun RPP

pada kondisi awal, ternyata nilai rata-ratanya baru

59,58.

Keadaan guru yang demikian tidak terlepas dari

kondisi awal kepala sekolah yang belum memberikan

pembinaan lewat supervisi akademik. Kepala sekolah

belum memberikan pembinaan bagaimana memotivasi

agar kompetensi menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran yang tinggi dan baik, peneliti baru

mengamati dan memberi tugas kepada guru untuk

menyusun RPP menurut pemahaman guru masing-

masing, sehingga hasilnya masih rendah. Mestinya

peneliti sebagai kepala sekolah senantiasa

menumbuhkan kompetensi guru agar mau menyusun

sendiri RPP yang digunakan di kelas masing-masing,

juga memberikan pembinaan bagaimana menyusun

RPP yang baik dan benar.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala

sekolah diharapkan kompetensi guru dalam menyusun

RPP akan meningkat. Dengan meningkatnya

Kompetensi guru dalam menyusun RPP dan disusun

sendiri oleh guru maka akan sesuai dengan keadaan

sekolah, sehingga pembelajaran yang dilakukan oleh

guru benar-benar dapat diserap oleh peserta didik,

pada akhir kegiatan nilai sebagai hasil belajar peserta

didik juga meningkat.

59

Melihat kenyataan dan harapan yang ada pada

guru, maka supervisi akademik merupakan hal yang

harus dilakukan oleh Kepala Sekolah. Dengan

melakukan kegiatan supervisi akademik diharapkan

Kepala Sekolah tahu benar permasalahan apa yang

dialami oleh guru, bantuan apa yang paling tepat

diberikan oleh Kepala Sekolah kepada guru-gurunya.

Sehingga permasalahan guru dapat teratasi, bantuan

Kepala Sekolah kepada guru tepat dan bermanfaat,

sekolah dapat maju, karena hasil pembelajaran guru

dan hasil belajar peserta didik akan meningkat pula.

Kondisi awal kompetensi menyusun rencana pelajaran

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7. Kondisi Kompetensi menyusun RPP pada

prasiklus

No NamaPerolehan

SkorNilai Keterangan

1. Syt 23 76,67 Guru kalas 6

2. Nn 18 60,00 Guru kalas 3

3. Sn 23 76,67 Guru kalas 1

4. NM 16 53,33 Guru kalas 5

5. AAT 15 50,00 Guru Penjasorkes

6. PA 18 60,00 Guru kalas 4

7. FH 15 50,00 Guru kalas 2

8. SW 15 50,00 Guru kalas PAI

Rata-rata 17,88 59,58

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 19 Maret 2016

60

Tabel 4.8. Kompetensi menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Prasiklus

No KompetensiNilai KompetensiMenyusun RPP

1. Terendah 50,00

2. Tertinggi 76,67

3. Rerata 59,58

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 19 Maret 2016

Untuk mengatasi permasalahan guru yaitu

rendahnya kompetensi guru dalam menyusun RPP,

maka Kepala Sekolah dapat mengadakan supervisi

akademik yang terencana dengan baik, dijadwal waktu

pelaksanaannya, dilaksanakan dengan baik, dan

ditindaklanjuti dengan baik pula. Melihat

permasalahan yang dihadapi guru, maka Kepala

Sekolah harus melakukan pembinaan lewat supervisi

akademik untuk meningkatkan kompetensi menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran agar sesuai dengan

standar proses.

4.3 Deskripsi Hasil Siklus 1Kepala sekolah menyatakan bahwa dalam

menjalankan tgasnya berpedoman pada program

sekolah yang dikenal sebagai program kerja tahunan

(RKT). Dalam program kerja tahunan tercantum

kegiatan supervisi, salah satunya adalah supervisi

akademik disusun oleh kapala sekolah bersama dengan

dewan guru. Program supervisi akademik ditujukan

kepada guru memerlukan bimbingan dalam masalah

61

pengelolaan pembelajaran di kelas. Supervisi akademik

dilakukan oleh kepala sekolah dalam satu semester.

Setiap guru berhak mendapatkan jadwal supervisi

akademik sebanyak dua kali dalam satu semesternya.

Pernyataan tersebut di atas diperkuat oleh:Sunarti, A.Ma.Pd.SD guru kelas I menyatakan selalu mendapat jadwal supervisi akademik dua kali setiap satu semesternya. Saya mendapat giliran supervisi akademik sesuai dengan jadwal yang telahditentukan oleh kepala sekolah bersama saya. (wawancara tanggal 16 Pebruari 2016)

Berdasarkan dokumentasi untuk meningkatkan

kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran, maka

kepala sekolah melakukan supervisi akademik

terhadap guru kelas dan guru mata pelajaran di SD

Negeri Purworejo 3. Adapun pelaksanaan supervisi

akademik berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus

terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.

Berikut pelaksanaan supervisi akademik siklus I:

Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan pendampingan supervisi

akademik kepala sekolah membantu guru yang

mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan

pelaksanaan pembelajaran. Pada saat pra observasi

ditemukan kesulitan yang ditemukan oleh guru kelas 1

sampai kelas 6.

Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Sunarti guru kelas

I:Kesulitan yang saya alami adalah kesulitan dalam membuat alat peraga pada pelajaran bahasa

62

Indonesia tentang membaca lancar dan indah.Pernyataan di atas juga dikuatkan oleh Fahimatul

Hikmah guru kelas 2:Mengalami kesulitan dalam menampilkan alat peraga yang berhubungan dengan alam sekitar khususnya mata pelajaran IPS dan IPA.

Guru kelas 3, Nurningsih mendukung pernyataan di

atas sebagai berikut:Mengalami kesulitan dalam membuat alat peragapembagian pada mata pelajaran matematika yang berhubungan dengan alam sekitar.

Juga guru kelas 4, Penny Anisyah menyatakan bahwa:

Dalam pembelajaran IPA pembuatan alat peraga kongkrit yang berhubungan dengan alam sekitar peserta didik.

Senada juga dikatakan guru kelas 5 Nailal Munawaroh,

mengeluh peserta didik-peserta didik tidak

memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru:Kesulitan dalam menyusun alat peraga perkalian dan pembagian pada pelajaraan matematika, peserta didik tidak tertarik pelajaran matematika.

Demikian juga yang dinyatakan guru kelas 6 bahwa:

Pada mata pelajaran bahasa Indonesia kesulitan dalam menyusun materi yang akan diajarkan oleh peserta didik.

Siklus 1 dalam penelitian ini dilaksnakan dalam

dua kali pertemuan, yaitu tanggal 2 April 2016 dan 9

April 2016. Pada siklus ini meliputi empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi,

dengan perincian sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

a. Menyiapkan daftar hadir

b. Menyiapkan kisi-kisi penyusunan RPP

c. Membuat soal

63

d. Membuat kunci jawaban

e. Menyiapkan lembar pengamatan

f. Membuat rekapitulasi hasil pengamatan

g. Membuat daftar nilai

h. Menyiapkan rencana supervisi akademik

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus 1

adalah :

a. Mempersiapkan ruangan untuk pertemuan

klasikal, guru dibuat dalam dua kelompok, agar

ada kerjasama antar guru dalam mengerjakan

tugas-tugas, diharapkan ada kerjasama antar

guru, sehingga guru yang kurang mampu bisa

belajar pada teman guru yang mampu.

b. Melakukan pembinaan tentang kompetensi

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

secara klasikal.

c. Kepala Sekolah/Peneliti memberikan soal tes

tertulis kepada guru untuk menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan

kaidah penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

3. Pengamatan

Hasil Pengamatan Kompetensi menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah

a. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi guru dalam menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran secara individual,

peneliti bersama teman sejawat/kolaborator

64

melakukan pengamatan sesuai lembar

pengamatan yang telah dibuat.

b. Tanggapan guru terhadap supervisi kepala

sekolah merespon dengan sangat baik, dengan

adanya supervisi kepala sekolah dapat

membantu dalam menyusun RPP dengan baik

dan benar.

c. Kondisi lingkungan tempat penelitian

berlangsung pada awal pelaksanaan supervisi

kurang mendukung karena di lingkungan

tempat penelitian sebagian besar guru tidak

membuat RPP. Setelah diadakan supervisi

sebagian besar guru sudah membuat RPP

dengan baik dan benar.

Setelah supervisi dan pengamatan dilakukan

pada saat proses pelaksanaan tindakan, hasil

pengamatan berupa data hasil pengamatan

kompetensi menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran meningkat lebih baik, berikut ini

adalah hasil pengamatan kompetensi menyusun

RPP pada siklus 1.

Hasil observasi kompetensi menyusun RPP pada siklus

1 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Kondisi Kompetensi menyusun RPP pada

siklus 1

No NamaPerolehan

SkorNilai Keterangan

1. Syt 24 80,00 Guru kalas 6

2. Nn 22 73,33 Guru kalas 3

3. Sn 24 80,00 Guru kalas 1

4. NM 22 73,33 Guru kalas 5

65

Sambungan tabel 4.9. Kondisi Kompetensi menyusun RPP pada siklus 1

5. AAT 18 60,00 Guru Penjasorkes

6. PA 22 73,33 Guru kalas 4

7. FH 23 76,67 Guru kalas 2

8. SW 19 63,33 Guru kalas PAI

Rata-rata21,75 72,50

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 9 April 2016

Tabel 4.10. Kompetensi menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

No KompetensiNilai Kompetensi

Menyusun RPP

1. Terendah 60,00

2. Tertinggi 80,00

3. Rerata 72,50

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 9 April 2016

4. Refleksi

Refleksi adalah merenungkan hasil pelaksanaan

tindakan, untuk mengetahui kekurangan pada

pelaksanaan siklus 1, kemudian diperbaiki pada siklus

selanjutnya.

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan adanya

peningkatan kompetensi dari kondisi awal rata-rata

59,58 menjadi 72,50 dan tingkat ketuntasannya

mencapai 37,5%, meningkat 12,5% dari 25% pada

kondisi awal. Kekurangan kompetensi menyusun RPP

pada siklus 1 antara lain (1) Aspek tujuan pebelajaran,

belum menggambarkan proses dan hasil belajar yang

66

diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar. (2) Aspek materi , hanya ditulis

materi pokok saja, belum ditulis dalam bentuk butir-

butir sesuai dengan rumusan indikator sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi, dan pada

lampiran belum ada penjabaran dari materi pokok (3)

Aspek metode pembelajaran, belum bervariasi,

cenderung metode konvensional. (4) Aspek Kegiatan

Pembelajaran, belum dilakukan secara sisematis,

sistemika melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. (5) Aspek penilaian hasil belajar, pada

lampiran belum disertai kunci jawaban dan pedoman

penilaian, serta lembar kerja dan lembar pengamatan

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu

pembinaan supervisi akademik untuk meningkatkan

kompetensi tersebut pada siklus berikutnya.

4.4 Deskripsi Hasil Siklus 2Siklus 2 dalam penelitian ini dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan yaitu tanggal 16 April 2016 dan 23

April 2016. Pada siklus 2 ini meliputi empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi,

dengan perincian sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

a. Aspek tujuan pembelajaran.

b. Aspek materi.

c. Aspek metode pembelajaran.

d. Aspek kegiatan pembelajaran.

e. Aspek penilaian hasil belajar.

2. Pelaksanaan Tindakan

67

Peneliti melakukan pembinaan secara kelompok

tentang,

a. Aspek tujuan pembelajaran yang

menggambarkan hasil belajar yang diharapkan

oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi

dasar.

b. Aspek materi ditulis sesuai dengan rumusan

indikator, indikator pencapaian kompetensi.

c. Aspek metode pembelajaran harus bervariasi.

d. Aspek kegiatan pembelajaran dilakukan secara

sistematis, melalui proses eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi.

e. Aspek penilaian hasil belajar disertai kunci

jawaban, pedoman penilaian, lembar kerja, dan

lembar pengamatan.

3. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Kompetensi menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah

d. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap

kompetensi guru dalam menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran secara individual,

peneliti bersama teman sejawat/kolaborator

melakukan pengamatan sesuai lembar

pengamatan yang telah dibuat.

e. Tanggapan guru terhadap supervisi kepala

sekolah merespon dengan sangat baik, dengan

adanya supervisi kepala sekolah dapat

membantu dalam menyusun RPP dengan baik

dan benar.

68

f. Kondisi lingkungan tempat penelitian

berlangsung pada awal pelaksanaan supervisi

kurang mendukung karena di lingkungan

tempat penelitian sebagian besar guru tidak

membuat RPP. Setelah diadakan supervisi

sebagian besar guru sudah membuat RPP

dengan baik dan benar.

Setelah supervisi dan pengamatan dilakukan

pada saat proses pelaksanaan tindakan, hasil

pengamatan berupa data hasil pengamatan

kompetensi menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran meningkat lebih baik, berikut ini

adalah hasil pengamatan kompetensi menyusun

RPP pada siklus 2:

Tabel 4.11. Kondisi Kompetensi menyusun RPP pada

siklus 2

No NamaPerolehan

SkorNilai Keterangan

1. Syt 26 86,67 Guru kalas 6

2. Nn 24 80,00 Guru kalas 3

3. Sn 25 83,33 Guru kalas 1

4. NM 23 76,67 Guru kalas 5

5. AAT 22 73,33 Guru Penjas

6. PA 25 83,33 Guru kalas 4

7. FH 24 80,00 Guru kalas 2

8. SW 23 76,67 Guru kalas PAI

Rata-rata24 80,00

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 23 April 2016

69

Tabel 4.12. Kompetensi menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2

No KompetensiNilai KompetensiMenyusun RPP

1. Terendah 73,33

2. Tertinggi 86, 67

3. Rerata 80,00

Sumber: Hasil supervisi kepala sekolah tanggal 23 April 2016

4. Refleksi

Refleksi siklus 2 yaitu membandingkan hasil

kompetensi menyusun rencana pelaksanaan siklus 1

dengan siklus 2, untuk melihat hasil tindakan pada

silus 2 ini. Melalui supervisi akademik dapat

meningkatkan kompetensi menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran bagi guru SD Negeri

Purworejo 3 Kecamatan Bonang Kabupaten Demak

Tahun pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan tabel di atas, melalui supervisi

akademik menunjukkan adanya peningkatan dari

siklus 1 rata-rata 72,50 menjadi 80,00 dan tingkat

ketuntasannya mencapai 87,5%, meningkat 50% dari

37,5% pada siklus 1. Pada indikator kompetensi

mencari dan membaca referensi serta kemauan

meningkatkan kompetensi sudah mengalami

peningkatan, dan sudah memenuhi indikator kinerja

rata-rata 75. Ini terbukti melalui pembinaan supervisi

akademik untuk meningkatkan kompetensi menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran.

70

4.5 PembahasanSetelah dilaksanakan siklus 1 dan siklus 2 dari

rangkaian penelitian ini maka dapat memberikan hasil

pelaksanaan keseluruhan siklus. Sebelum siklus 1

dilaksanakan peneliti kondisi awal rendahnya

kompetensi guru dalam menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran. hal ini dapat dilihat dari

RPP yang disusun oleh guru masih mencontoh RPP

yang ada yang dibuat oleh penerbit tertentu, terkadang

hanya copy paste, guru enggan membuat sendiri RPP,

dan RPP yang dibuat belum sesuai dengan standar

proses. Berdasarkan kondisi awal ini peneliti

berinisiatif untuk meningkatkan kompetensi

menyusun RPP melalui supervisi akademik.

Pada siklus 1 peneliti sudah melaksanakan

Supervisi Akademik secara klasikal, kemudian guru

diberikan tes untuk menyusun RPP. Setelah diadakan

pengamatan dan penilaian menunjukkan adanya

peningkatan kompetensi menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran meningkat dari kondisi awal

rendah ke siklus 1 menjadi agak tinggi. Hal ini

diunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal rata-

rata 59.58 menjadi 72,50 dan tingkat ketuntasannya

mencapai 37,5%, meningkat 12,5% dari 25% pada

kondisi awal. Pada indikator kompetensi mencari dan

membaca referensi serta kemauan meningkatkan

kompetensi masih kurang, oleh karena itu perlu

pembinaan supervisi akademik untuk meningkatkan

kompetensi tersebut pada siklus berikutnya.

71

Pada siklus 2 peneliti sudah melaksanakan

Supervisi Akademik secara individual, kekurangan

pada kompetensi menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dapat diperbaiki pada siklus 2, sehingga

hasil pada siklus 2 meningkat dari siklus 1 agak tinggi

ke siklus 2 menjadi cukup tinggi. Ini ditunjukkan dari

rata-rata 72,50 menjadi 80,00 dan tingkat

ketuntasannya mencapai 87,5%, meningkat 50% dari

37,5% pada Siklus 1. Peningkatan ini menunjukkan

keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan

kompetensi menyusun rencana pelaksanaan dan sudah

mencapai indikator kinerja 75.

Strategi Meningkatkan Keterampilan Supervisi

Akademik KS Melalui Pendampingan PS Oleh: Drs.

Wiyono, M.Pd (Widyaiswara LPPKS). Supervisi

akademik dapat menemukan akar permasalahan dalam

kegiatan belajar mengajar. Supervisi akademik

membantu guru mengatasi kesulitan dalam mengelola

kegiatan belajar mengajar.

Manajemen peningkatan kompetensi pedagogik

guru melalui pendampingan pendekatan kolaboratif

Ridwan Ridwan, Alben Ambarita, Irawan Suntoro.

Suharto (2005: 93) pendampingan adalah

merupakan satu strategi yang sangat menentukan

keberhasilan program pemberdayaan masyarakat,

selanjutnya dikatakannya pula dalam kutipan Payne

(1986) bahwa pendampingan merupakan strategi yang

lebih mengutamakan (making the best of the client

sresources) membuat sumber daya klien yang terbaik.

72

Kompetensi menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran dari kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2

ditujukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13. Kompetensi menyusun RPP kondisi awal,

siklus 1 dan siklus 2

No. UraianKondisi

AwalSiklus 1 Siklus 2

1 Nilai terendah 50,00 60,00 73,33

2 Nilai tertinggi 76,67 80,00 86,67

3 Nilai rata-rata 59,58 72,50 80,00

4 Ketuntasan 25% 37,5% 87,5%

Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam grafik

berikut:

73

Gambar 4.1. Kompetensi menyusun RPP kondisi

prasiklus, siklus 1 dan siklus 2.

50,00

60,00

73,3376,67

80,00

86,67

59,58

72,50

80,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata

Gambar 4.2. Ketuntasan

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

1Ketuntasan 25,0%

Axis

Titl

e

Ketuntasan

Prasiklus

74

Ketuntasan menyusun RPP

2 337,5% 87,5%

Ketuntasan

Siklus 1 Siklus 2