28
80 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di RSU. Sundari medan yang terletak di jalan T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baring No.31), dengan batasan wilayahnya sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pasar V Jalan Gatot Subroto 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang 4.1.2. Demografi RSU. Sundari Medan merupakan badan usaha berbentuk yayasan yang didirikan oleh Bapak H. Usman selaku pembina yayasan pada tahun 1987, dan pengawas yayasan yaitu Ibu Hj. Sundari AM.Keb. Ketua Yayasan RSU. Sundari Medan adalah Bapak dr. H. Ali Akbar Hsb, dan direktur RSU.Sundari adalah Bapak dr. Zulkarnain Hutasuhut. Luas keseluruhan rumah sakit ± 4.500 m 2 dan luas bangunan sekitar ± 2.600 m 2 . 4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU. Sundari Medan a. Visi Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik,bermutu, terjangkau dan profesional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Lokasi penelitian dilakukan di RSU. Sundari medan yang terletak di jalan

T.B. Simatupang (Jalan Pinang Baring No.31), dengan batasan wilayahnya

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan pasar V Jalan Gatot Subroto

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Gatot Subroto

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan T.B. Simatupang

4.1.2. Demografi

RSU. Sundari Medan merupakan badan usaha berbentuk yayasan yang

didirikan oleh Bapak H. Usman selaku pembina yayasan pada tahun 1987, dan

pengawas yayasan yaitu Ibu Hj. Sundari AM.Keb. Ketua Yayasan RSU. Sundari

Medan adalah Bapak dr. H. Ali Akbar Hsb, dan direktur RSU.Sundari adalah

Bapak dr. Zulkarnain Hutasuhut. Luas keseluruhan rumah sakit ± 4.500 m2 dan

luas bangunan sekitar ± 2.600 m2.

4.1.3. Visi, Misi, Tujuan dan Motto RSU. Sundari Medan

a. Visi

Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik,bermutu, terjangkau dan

profesional.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

81

b. Misi

1. Memberikan pelayanan dengan mutu yang terbaik

2. Mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh

seluruh lapisan masyarakat umumnya

3. Membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf

kesehatan masyarakat sehingga tercapai keluarga sehat sejahtera

c. Tujuan

1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segenap

lapisan masyarakat tanpa membedakan suku,ras dan agama/kepercayaan.

2. Berperan serta secara aktif mensukseskan Program Pemerintah dalam

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,khususnya masyarakat

ekonomi menengah ke bawah.

3. Mengembangkan kerjasama pelayanan kesehatan dengan berbagai

instansi dan perusahaan, yaitu bagi pekerja dan pegawai beserta

keluarganya.

4. Secara terus menerus dan konsekuensi meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sesuai standar kesehatan,

sehingga mampu memberikan keuntungan bagi pengguna jasa Rumah

Sakit Umum Sundari Medan.

5. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di

Rumah Sakit Umum Sundari, sehingga mampu melayani setiap pengguna

jasa Rumah sakit dengan komitmen dan manusiawi.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

82

d. Motto

Memberikan pelayanan yaitu hari ini lebih baik dari hari kemarin.

4.1.4. Sarana dan Prasarana

RSU.Sundari memiliki luas tanah 4.500 m2. Dalam gedung ini terdapat

semua fasilitas Rumah Sakit meliputi :

1. Kamar pasien yang nyaman

2. Unit Gawat Darurat (UGD) dengan dokter jaga 24 jam

3. Laboratorium

4. Radiologi (Rontgen)

5. Instalasi Farmasi (Apotik)

6. Ambulans yang siaga selama 24 jam.

7. Pelayanan Rawat Inap

8. USG 2 dimensi

9. EKG

10. Pap Smear

11. Audiometri

12. Spirometri

13. Laparoscopy Cholecystectomy Appendictomy (Pengangkatan batu empedu

dan usus buntu dengan Laparoskopi)

14. ICU

15. Ruang Bersalin

16. Kamar Bedah (OK)

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

83

Pelayanan Khusus Klinik Pelayanan Rehabilitasi Rumah sakit di dukung

oleh dokter, baik Dokter Umum, dan Spesialis. Bangunan depan terdiri dari

bangunan induk 3 lantai, di lantai 1 (satu) gedung terdapat Poliklinik IGD dan

Apotik serta Laboratorium dan ruang perawatan Jamkesmas pada lantai 2 (dua)

dan 3 (tiga).

4.1.5. Struktural RSU. Sundari Medan

Jumlah Struktural : 23 orang

Jumlah Dokter Spesialis

1. Dokter Spesialis Anak : 2 orang

2. Dokter Spesialis Kebidanan : 2 orang

3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 2 orang

4. Dokter Spesialis THT : 2 orang

5. Dokter Spesialis Bedah : 2 orang

6. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin : 1 orang

7. Dokter Spesialis Paru - Paru : 1 orang

8. Dokter Spesialis Saraf : 1 orang

9. Dokter Spesialis Patologi Klinik : 1 orang

10. Dokter Spesialis Radiologi : 2 orang

11. Dokter Spesialis Anastesi : 3 orang

12. Dokter Gigi : 2 orang

13. Dokter Spesialis Patologi Anatomi : 1 orang

14. Jumlah dokter Umum / IGD : 5 orang

15. Jumlah Perawat : 184 orang

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

84

16. Jumlah Bidan : 38 orang

17. Jumlah Non Keperawatan : 15 orang

18. Apoteker : 1 orang

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

1) Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi frekuensi responden berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit

Umum Sundari Medan tahun 2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di

Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)

Umur

20-25 tahun 0 0,0

26-30 tahun 11 28,9

31-35 tahun 14 36,8

36-40 tahun 6 15,8

>40 tahun 7 18,4

Total 38 100,0

Pendidikan

D3 30 78,9

D4 7 18,4

S1 1 2,6

Total 38 100,0

Lama Bekerja

≤5 tahun 10 26,3

5-10 tahun 10 26,3

11-15 tahun 10 26,3

16-20 tahun 4 10,5

>20 tahun 4 10,5

Total 38 100,0

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

85

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 4.1 responden dalam penelitian ini

adalah seluruh bidan yang bekerja di Rumah Sakit Sundari Medan. Berdasarkan

hasil pengumpulan data tentang karakteristik bahwa responden yang berumur

responden yang berumur 26-30 tahun sebanyak 11 orang (28,9), responden yang

berumur 31-35 tahun sebanyak 14 orang (36,8%), responden yang berumur 36-40

tahun sebanyak 6 orang (15,8%) dan responden yang berumur > 40 tahun

sebanyak 7 orang (18,4%). Berdasarkan hasil penelitian pada tingkat pendidikan

responden yang berpendidikan D3 sebanyak 30 orang (78,9%), D4 sebanyak 7

orang (18,4%), dan sarjana sebanyak 1 orang (2,6%). Sedangkan berdasarkan

hasil penelitian pada kategori lama bekerja responden diketahui responden yang

telah bekerja ≤5 tahun 10 orang (26,2%), yang bekerja selama 5-10 tahun

sebanyak 10 orang (26,3%), yang telah bekerja 11-15 tahun sebanyak 10 orang

(26,3%), yang telah bekerja 16-20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%) dan yang telah

bekerja > 20 tahun sebanyak 4 orang (10,5%).

2) Pengetahuan

Pengetahuan terdiri atas dua kategori yaitu benar dan salah. Untuk

mendapatkan kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi

penilaian untuk dua kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi

berdasarkan jawaban pengetahuan:

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

86

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan

Pengetahuan di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No Pertanyaan Pengetahuan

Jawaban Total

Benar Salah

f % f % f %

1 Bagaimana metode IMD itu dikerjakan? 18 47,4 20 52,6 38 100,0

2 Apakah cairan ketuban pada tangan bayi

dibersihkan terlebih dahulu?? 26 68,4 12 31,6 38 100,0

3 Bagaimana tata laksana inisiasi menyusu dini

yang benar? 24 63,2 14 36,8 38 100,0

4 Apakah bayi yang baru lahir akan merasa kedinginan bila tidak segera

dibungkus/diselimuti saat ditengkurapkan di

dada ibu?

21 55,3 17 44,7 38 100,0

5 Bagaimana tata laksana IMD pada operasi caesar?

22 57,9 16 42,1 38 100,0

6. Apa saja keuntungan pelaksanaan kegiatan

IMD bagi ibu, yang anda ketahui? 17 44,7 21 55,3 38 100,0

7. Inisiasi menyusu dini sebaiknya dilakukan

selama

27 71,1 11 28,9 38 100,0

8. Dengan melaksanakan IMD berapa besar

persentase yang dapat menyelematkan bayi dari kematian?

18 47,4 20 52,6 38 100,0

9. Peraturan Pemerintah nomor berapa yang

mengatur tentang pelaksanaan IMD? 16 42,1 22 57,9 38 100,0

10. Pada anjuran IMD, mengapa vernik (zat lemak

putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya

tidak dibersihkan?

20 52,6 18 47,4 38 100,0

11. Apa kontra indikasi inisisasi menyusui dini bagi ibu?

31 81,6 7 18,4 38 100,0

12. Bagaimana cara memberikan ASI pertama kali

kepada bayi? 19 50,0 19 50,0 38 100,0

13. Apa manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu? 16 42,1 22 57,9 38 100,0

14. Bagian bayi apa saja yang perlu dikeringkan

pada anjuran IMD? 25 65,8 13 34,2 38 100,0

15. Apa kontra indikasi inisiasi menyusu dini bagi bayi?

20 52,6 18 47,4 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden, pada pertanyaan 1 yang menjawab

benar sebanyak 18 responden (47,4%) dan menjawab salah sebanyak 20

responden (52,6%), untuk pertanyaan 2 yang menjawab benar sebanyak 26

responden (68,4%) dan menjawab salah 12 responden (31,6%), untuk pertanyaan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

87

3 yang menjawab benar sebanyak 24 responden (63,2%) dan menjawab salah 14

responden (36,8%), untuk pertanyaan 4 yang menjawab benar sebanyak 21

responden (55,3%) dan menjawab salah 17 responden (44,7%), untuk pertanyaan

5 yang menjawab benar sebanyak 22 responden (57,9%) dan menjawab salah 16

responden (42,1%), untuk pertanyaan 6 yang menjawab benar sebanyak 17

responden (44,7%) dan menjawab salah 21 responden (55,3%), untuk pertanyaan

7 yang menjawab benar sebanyak 27 responden (71,1%) dan menjawab salah 11

responden (28,9%), untuk pertanyaan 8 yang menjawab benar sebanyak 18

responden (47,4%) dan menjawab salah 20 responden (52,6%), untuk pertanyaan

9 yang menjawab benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22

esponden (57,9%) dan untuk pertanyaan 10 yang menjawab benar sebanyak 20

responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).

Distribusi frekuensi responden untuk pertanyaan 11 yang menjawab benar

sebanyak 31 responden (81,6%) dan menjawab salah 7 responden (18,4%), untuk

pertanyaan 12 yang menjawab benar sebanyak 19 responden (50,0%) dan

menjawab salah 19 responden (50,0%), untuk pertanyaan 13 yang menjawab

benar sebanyak 16 responden (42,1%) dan menjawab salah 22 responden (57,9%),

untuk pertanyaan 14 yang menjawab benar sebanyak 25 responden (65,8%) dan

menjawab salah 13 responden (34,2%) dan untuk pertanyaan 15 yang menjawab

benar sebanyak 20 responden (52,6%) dan menjawab salah 18 responden (47,4%).

Hasil penelitian berdasarkan pengetahuan dapat dilihat dalam tabel 4.3

berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

88

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berdasarkan Pengetahuan di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Pengetahuan Jumlah

f %

1. Baik 18 47,4

2. Kurang 20 52,6

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 jumlah responden sebanyak 38

orang diketahui responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang

(47,4%), sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 20 orang

(52,6%)

3) Sikap

Sikap terdiri atas empat kategori yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak

setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk mendapatkan kategori tersebut

maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian empat kategori

tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban sikap.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No Pertanyaan Sikap

Jawaban Total

SS S TS STS

f % f % f % f % f %

1 Inisiasi menyusu dini

merupakan program

pemerintah yang harus

dilaksanakan

19 50,0 8 21,1 4 10,5 7 18,4 38 100,0

2 IMD harus dilakukan untuk

mensukseskan program ASI

ekslusif

3 7,9 32 84,2 1 2,6 2 5,3 38 100,0

3 Petugas mempunyai peran

yang sangat penting dalam

pelaksanaa IMD

1 2,6 25 65,8 4 10,5 8 21,1 38 100,0

4 Saya akan tetap melakukan

IMD walaupun belum ada

sosialisasi dari atasan saya.

1 2,6 3 7,9 33 86,8 1 2,6 38 100,0

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

89

Tabel 4.4. Lanjutan

No Pertanyaan Sikap

Jawaban Total

SS S TS STS

f % f % f % f % f %

5. Bayi yang baru lahir

sebaiknya diberi kolostrum. 7 18,4 14 36,8 11 28,9 6 15,8 38 100,0

6. Saya harus memberi

informasi kepada ibu

hamil/keluarga bahwa

sebaiknya dilakukan IMD

pada bayi segera setelah

lahir

11 28,9 6 15,8 4 10,5 17 44,7 38 100,0

7. Saya memberikan informasi

tentang IMD dan

manfaatnya kepada bayi dan

ibu bersalin

3 7,9 25 65,8 8 21,1 2 5,3 38 100,0

8. Pelaksanaan IMD harus

dilaksanakan petugas dalam

suasana tenang, nyaman,

dan penuh kesabaran

4 10,5 25 65,8 1 2,6 8 21,1 38 100,0

9. Perlu pengawasan pada ibu

dan bayi pada saat IMD

agar pelaksanaan IMD

berhasil

11 28,9 2 5,3 17 44,7 8 21,1 38 100,0

10. Saya harus melibatkan

suami pasien atau keluarga

lain dalam pelaksanaan

IMD

9 23,7 1 2,6 19 50,0 9 23,7 38 100,0

11. Saya bertanggung jawab

kepada ibu dalam

membantu menumbuhkan

percaya diri ibu dalam

pelaksanaan IMD

2 5,3 2 5,3 33 86,8 1 2,6 38 100,0

12. Dalam pelaksanaan IMD,

bayi dibiarkan sendiri

mencari dan menemukan

puting susu

8 21,1 14 36,8 9 23,7 7 18,4 38 100,0

13. Kunci utama keberhasilan

IMD adalah bidan 13 34,2 7 18,4 3 7,9 15 39,5 38 100,0

14. IMD tetap dilakukan

walaupun ASI belum keluar 2 5,3 25 65,8 8 21,1 3 7,9 38 100,0

15. Saya akan membujuk dan

memberi pengertian kepada

ibu apabila ibu tidak

bersedia melakukan IMD.

2 5,3 25 65,8 0 0,0 11 28,9 38 100,0

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

90

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab sangat setuju sebanyak 19

responden (50,0%), setuju sebanyak 8 responden (21,1%), tidak setuju sebanyak 4

responden (10,5%) dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk

pertanyaan 2 menjawab sangat setuju sebanyak 3 responden (7,9%), setuju

sebanyak 32 responden (84,2%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan

sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk pertanyaan 3 menjawab

sangat setuju sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 25 responden

(65,8%), tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju

sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 4 menjawab sangat setuju

sebanyak 1 responden (2,6%), setuju sebanyak 3 responden (7,9%), tidak setuju

sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1 responden

(2,6%). Untuk pertanyaan 5 menjawab sangat setuju sebanyak 7 responden

(18,4%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak 11

responden (28,9%), dan sangat tidak setuju sebanyak 6 responden (15,8%).

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 6 menjawab sangat

setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 6 responden (15,8%),

tidak setuju sebanyak 4 responden (10,5%), dan sangat tidak setuju sebanyak 17

responden (44,7%). Untuk pertanyaan 7 menjawab sangat setuju sebanyak 3

responden (7,9%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8

responden (21,1%), dan sangat tidak setuju sebanyak 2 responden (5,3%). Untuk

pertanyaan 8 menjawab sangat setuju sebanyak 4 responden (10,5%), setuju

sebanyak 25 responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 1 responden (2,6%), dan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

91

sangat tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 9 menjawab

sangat setuju sebanyak 11 responden (28,9%), setuju sebanyak 2 responden

(5,3%), tidak setuju sebanyak 17 responden (44,7%), dan sangat tidak setuju

sebanyak 8 responden (21,1%). Untuk pertanyaan 10 menjawab sangat setuju

sebanyak 9 responden (23,7%), setuju sebanyak 1 responden (2,6%), tidak setuju

sebanyak 19 responden (50,0%), dan sangat tidak setuju sebanyak 9 responden

(23,7%).

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pertanyaan 11 menjawab

sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 2 responden (5,3%),

tidak setuju sebanyak 33 responden (86,8%), dan sangat tidak setuju sebanyak 1

responden (2,6%). Untuk pertanyaan 12 menjawab sangat setuju sebanyak 8

responden (21,1%), setuju sebanyak 14 responden (36,8%), tidak setuju sebanyak

9 responden (23,7%), dan sangat tidak setuju sebanyak 7 responden (18,4%).

Untuk pertanyaan 13 menjawab sangat setuju sebanyak 13 responden (34,2%),

setuju sebanyak 7 responden (18,4%), tidak setuju sebanyak 3 responden (7,9%),

dan sangat tidak setuju sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 14

menjawab sangat setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25

responden (65,8%), tidak setuju sebanyak 8 responden (21,1%), dan sangat tidak

setuju sebanyak 3 responden (7,9%). Untuk pertanyaan 15 menjawab sangat

setuju sebanyak 2 responden (5,3%), setuju sebanyak 25 responden (65,8%), dan

sangat tidak setuju sebanyak 11 responden (28,9%).

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

92

Hasil penelitian berdasarkan sikap dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Rumah

Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Sikap Jumlah

f %

1. Positif 15 39,5

2. Negatif 23 60,5

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 hasil penelitian jumlah responden sebanyak 38

orang diketahui responden yang memiliki sikap positif sebanyak 15 orang

(39,5%) dan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 23 orang (60,5%).

4) Motivasi

Motivasi terdiri atas dua kategori yaitu ya dan tidak. Untuk mendapatkan

kategori tersebut maka diperlukan kuesioner sehingga dapat diberi penilaian dua

kategori tersebut. Berikut adalah distribusi frekuensi berdasarkan jawaban

motivasi.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No Pertanyaan Motivasi

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

1 Kalau saya tidak melaksanakan IMD, maka

saya gagal sebagai seorang bidan 31 81,6 7 18,4 38 100,0

2 Saya berusaha agar setiap ibu bersalin

berhasil melakukan IMD 31 81,6 7 18,4 38 100,0

3 Saya senang menjelaskan tentang proses

IMD kepada ibu bersalin 26 68,4 12 31,6 38 100,0

4 Saya merasa menjelaskan kepada ibu

tentang IMD menjadi tanggung jawab saya 21 55,3 17 44,7 38 100,0

5 Saya senang membantu ibu bersalin untuk

pelaksanaan proses IMD segera setelah bayi

lahir

23 60,5 15 39,5 38 100,0

6. Atasan mendukung sosialisasi IMD 15 39,5 23 60,5 38 100,0

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

93

Tabel 4.6. (Lanjutan)

No Pertanyaan Motivasi

Jawaban Total

Ya Tidak

f % f % f %

7. Saya dan teman sejawat saya saling

mendukung dalam melaksanakan proses

IMD

12 31,6 26 68,4 38 100,0

8. Saya mendapat bimbingan teknis bila target

cakupan pelaksanaan IMD tidak tercapai 31 81,6 7 18,4 38 100,0

9. Sarana dan prasarana untuk mendukung

sosialisasi program IMD sangat memadai 17 44,7 21 55,3 38 100,0

10. Saya mendapat teguran dari atasan apabila

tidak melaksanakan IMD 11 28,9 27 71,1 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat distribusi frekuensi responden

berdasarkan pertanyaan 1 dari 38 responden menjawab ya sebanyak 31

responden (84,2%) dan menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk

pertanyaan 2 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan

menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 3 responden

menjawab ya sebanyak 26 responden (68,4%) dan menjawab tidak sebanyak 12

responden (31,6%). Untuk pertanyaan 4 responden menjawab ya sebanyak 21

responden (55,3%) dan menjawab tidak sebanyak 17 responden (44,7%). Untuk

pertanyaan 5 responden menjawab ya sebanyak 23 responden (60,5%) dan

menjawab tidak sebanyak 15 responden (39,5%). Untuk pertanyaan 6 responden

menjawab ya sebanyak 15 responden (39,5%) dan menjawab tidak sebanyak 23

responden (60,5%). Untuk pertanyaan 7 responden menjawab ya sebanyak 12

responden (31,6%) dan menjawab tidak sebanyak 26 responden (68,4%). Untuk

pertanyaan 8 responden menjawab ya sebanyak 31 responden (84,2%) dan

menjawab tidak sebanyak 7 responden (18,4%). Untuk pertanyaan 9 responden

menjawab ya sebanyak 17 responden (44,7%) dan menjawab tidak sebanyak 21

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

94

responden (55,3%). Untuk pertanyaan 10 responden menjawab ya sebanyak 11

responden (28,9%) dan menjawab tidak sebanyak 27 responden (71,1%).

Hasil penelitian berdasarkan motivasi dapat dilihat dalam tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No

. Motivasi

Jumlah

f %

1. Baik 15 39,5

2. Kurang 23 60,5

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

sebanyak 38 orang diketahui responden yang memiliki motivasi baik sebanyak 15

orang (39,5%) dan memiliki motivasi kurang sebanyak 23 orang (60,5%).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelatihan di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Pelatihan Jumlah

f %

1. Pernah 13 34,2

2. Tidak Pernah 25 65,8

Jumlah 38 100,0

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

sebanyak 38 orang diketahui responden yang pernah medapatkan pelatihan

sebanyak 13 orang (34,2%) dan responden yang tidak pernah mendapatkan

pelatihan sebanyak 25 orang (65,8%).

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan IMD

di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Pelaksanaan IMD Jumlah

f %

1. Dilaksanakan 16 42,1

2. Tidak Dilaksanakan 22 57,9

Jumlah 38 100,0

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

95

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat hasil penelitian jumlah responden

sebanyak 38 orang diketahui responden yang pelaksanaan IMDnya dilaksanakan

sebanyak 16 orang (42,1%) dan responden yang pelaksanaan IMDnya tidak

dilaksanakan sebanyak 22 orang (57,9%).

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masing-

masing variabel bebas atau variabel independen yaitu pengetahuan, sikap,

motivasi, dan pelatihan dengan variabel terikat atau variabel dependen yaitu

pelaksanaan IMD melalui crosstabs atau tabulasi silang. Uji statistik yang

dilakukan pada analisis bivariat ini adalah menggunakan uji chi- square dengan

derajat kepercayaan 95% (α= 0,05). Dikatakan ada hubungan yang bermakna

secara statistik jika diperoleh nilai p<0,05.

1) Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit

Sundari Medan Tahun 2018

Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan pengetahuan dapat

dilihat dalam tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan

IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Pengetahua

n

Pelaksanaan IMD

Total p value Dilaksanakan

Tidak

Dilaksanakan

f % f % f %

1. Baik 15 63,3 3 16,7 18 47,4 0,000

2. Kurang 1 5,0 19 95,0 20 52,6

Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 orang responden, yang

berpengetahuan baik dan melaksanakan IMD sebanyak 15 orang (63,3%)

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

96

sedangkan yang berpengetahuan baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 3

orang (16,7%). 38 responden yang berpengetahuan kurang dan melaksanakan

IMD sebanyak 1 orang (5,0%) sedangkan yang berpengetahuan kurang dan tidak

melaksanakan IMD sebanyak 19 orang (95,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai

p= 0,000 yang artinya ada hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

2) Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018

Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan sikap dapat dilihat

dalam tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Sikap

Pelaksanaan IMD

Total p value Dilaksanakan

Tidak

Dilaksanakan

f % f % f %

1. Positif 11 73,3 4 26,7 15 39,5 0,002

2. Negatif 5 21,7 18 78,3 23 60,5

Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahu dari 38 orang responden yang memiliki

sikap positif dan melaksanakan IMD sebanyak 11 orang (73,3%), sedangkan yang

memiliki sikap positif dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 4 orang (26,7%).

38 responden yang memiliki sikap negatif dan melaksanakan IMD sebanyak 5

orang (21,7%), sedangkan yang memiliki sikap negatif dan tidak melaksanakan

IMD sebanyak 18 orang (78,3%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang

artinya ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

97

3) Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018

Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan motivasi dapat dilihat

dalam tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Motivasi

Pelaksanaan IMD

Total p value Dilaksanakan

Tidak

Dilaksanakan

f % f % f %

1. Baik 13 86,7 2 13,3 15 39,5 0,000

2. Kurang 3 13,0 20 87,0 23 60,5

Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 orang responden yang

memiliki motivasi baik dan melaksanakan IMD sebanyak 13 orang (86,7%),

sedangkan yang memiliki motivasi baik dan tidak melaksanakan IMD sebanyak 2

orang (13,3%). 38 responden yang memiliki motivasi kurang dan melaksanakan

IMD sebanyak 3 orang (13,0%), sedangkan yang memiliki motivasi kurang dan

tidak melaksanakan IMD sebanyak 20 orang (87,0%). Hasil uji statistik diperoleh

nilai p= 0,000 yang artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

4) Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018

Hasil penelitian dengan tabulasi silang berdasarkan pelatihan dapat dilihat

dalam tabel 4.13 berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

98

Tabel 4.13 Tabulasi Silang Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018

No. Pelatihan

Pelaksanaan IMD

Total p value Dilaksanakan

Tidak

Dilaksanakan

f % f % f %

1. Pernah 10 76,9 3 23,1 13 34,2 0,002

2. Tidak Pernah 6 24,0 19 76,0 25 65,8

Total 16 42,1 22 57,9 38 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui dari 38 responden yang pernah

mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 10 orang (76,9%),

sedangkan responden yang pernah mendapatkan pelatihan dan tidak

melaksanakan IMD sebanyak 3 orang (23,1%). 38 responden yang tidak pernah

mendapat pelatihan dan melaksanakan IMD sebanyak 6 orang (24,0%), sedangkan

responden yang tidak pernah mendapat pelatihan dan tidak melaksanakan IMD

sebanyak 19 orang (76,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,002 yang

artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018.

4.2. Pembahasan

4.3.1. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

Sundari Medan Tahun 2018

Hasil penelitian analisis univariat tentang pengetahuan mayoritas dalam

kategori kurang (52,6%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang

artinya ada pengetahuan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan

Tahun 2018.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Wardani (2015)

menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan bidan dengan pelaksanaan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

99

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu bersalin (p value = 0,010). Pengetahuan

bidan tentang IMD sudah cukup baik, namun pengetahuan bidan perlu

ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yaitu melalui

pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi.(39)

Menurut Notoatmodjo (2012), pengalaman bidan selama bekerja sangat

berpengaruh terhadap pengetahuan bidan tentang pelaksanaan IMD. Karena

semakin lama seseorang bekerja semakin banyak kasus yang ditanganinya

sehingga pengetahuan dan pengalamannya semakin meningkat. Pengetahuan yang

dimiliki bidan diperoleh dari pengalaman baik itu pengalaman dari dirinya sendiri

maupun orang lain karena semakin lama bidan tersebut bekerja maka pengalaman

yang diperoleh akan semakin banyak. (11)

Menurut Soeprapto (dalam Sobur, 2011), ilmu merupakan terjemahan dari

kata Inggris yaitu science. Kata science berarti mempelajari atau mengetahui.

Aspek-aspek tentang pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge), penelitian

(research) dan sistematis (systematic).(40)

Proses seseorang menghadapi pengetahuan, bahwa sebelum orang

menghadapi perilaku baru, di dalam seseorang terjadi proses awarness

(kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus

tersebut bagi dirinya. Trial yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan pengeahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. (11)

Menurut asumsi peneliti bahwa kurangnya tatalaksana inisiasi menyusu

dini dikarenakan pengetahuan bidan yang kurang karena kurangnya informasi

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

100

yang diterima bidan tentang IMD, khususnya bidan-bidan yang baru tamat dan

belum mendapat pelatihan tentang IMD. Pengetahuan bidan yang kurang juga

dikarenakan masih sedikitnya masa kerja dan kurangnya pengalaman dalam

penatalaksanaan inisiasi menyusu dini. Semakin banyak bidan mendapatkan

pelatihan maka semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal

yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuan dalam pelaksanaan IMD.

4.3.2. Hubungan Sikap dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018

Hasil penelitian analisis univariat tentang sikap dalam kategori negatif

(60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang artinya ada hubungan

sikap dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Armi (2012)

tentang hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Batipuh I, II dan III tahunn

2012, yang menyimpulkan dari hasil penelitian didapatkan 68,4 % responden

memiliki tingkat pendididkan Diploma I Kebidanan 65,8% memiliki pengetahuan

rendah tentang pelaksanaan IMD 55,3% memiliki sikap negative tentang

pelaksanaan IMD dan 71,1% tidak melaksanakan IMD terhadap bayi baru lahir.

Hasil analisa bivariat terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan

(p =0,017 dan OR -7,700), pengetahuan bidan (p =0,024 dan OR =6,125) dan

sikap (p = 0,001 dan OR = 28,571) dengan pelaksanaan IMD. Dapat disimpulkan

bahwa rendahnya pelaksanaan IMD dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan

dan sikap bidan.(41)

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

101

Hal yang sama juga disebutkan oleh Mohamad (2015) dalam

penelitiannya yang berjudul Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan

Inisiasi Menyusu Dini oleh Bidan di Rumah Sakit Prof. Dr. Aloei Saboe Kota

Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap

dengan pelaksanaan inisiasi menyusu dini di Rumah Sakit Prof Dr Aloei Saboe

Kota Gorontalo dengan nilai p = 0.012 < 0,05 dan nilai OR (Odds Rasio) sebesar

3,467 artinya bidan mempunyai peluang 3,467 kali untuk melaksanakan tindakan

IMD dibandingkan dengan bidan yang sikap kurang.(42)

Perilaku bidan akan dipengaruhi oleh sikap yang telah dimilikinya.

Hubungan sikap dengan perilaku tergantung sangat ditentukan oleh faktor-faktor

situasional tertentu. Norma-norma, peranan, keanggotaan kelompok, kebudayaan

merupakan kondisi ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dengan

perilaku. Oleh karena itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada

sikap akan berbeda dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi lainya.(43)

Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Azwar (2013), bahwa

pembentukan sikap terhadap berbagai objek dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan media

massa. Sikap yang didasari pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas. Seseorang yang dianggap penting akan banyak mempengaruhi sikap

dan umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau

sarah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Selain itu media massa

seperti majalah, surat kabar dan buku-buku mempunyai pengaruh besar dalam

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

102

pembentukan opini dan kepercayaan orang, sehingga memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap. (44)

Sikap dapat bersifat positif dan negatif. Sikap positif memiliki

kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyayangi, dan mengahrgai objek

tertentu. Hal ini berbanding terbalik dengan sikap negatif yang cenderung untuk

menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai objek tertentu. Sikap

bukan merupakan bawaan lahir tetapi dibentuk oleh keadaan dan situasi yang

dihadapi oleh seseorang. Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain: 1)

pengalaman pribadi, 2) pengaruh orang lain yang dianggap penting, 3)pengaruh

kebudayaan, 4) media massa, 5) lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan 6)

faktor emosional. (36)

Menurut asumsi peneliti bahwa perilaku responden bisa dipengaruhi oleh

sikap. Namun sikap itu sendiri sangat tergantung pada situasional tertentu.

Misalnya karena sikap tersebut dinilai/ mendapat penilaian maka sebagian besar

responden bersikap sangat setuju.

4.3.3. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

Sundari Medan Tahun 2018

Hasil penelitian analisis univariat tentang motivasi mayoritas dalam

kategori kurang (60,5%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,000 yang

artinya ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018.

Hasil penelitian ini sesuai yang dikatakan Mardiah dengan hasil uji chi

square didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan

kinerja bidan dalam mendukung program IMD di Kota Pekan Baru.(45)

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

103

Penelitian yang dilakukan Wiendarto (2014) dengan judul Hubungan

Antara Pengetahuan Ibu, Motivasi Ibu, dan Dukungan Bidan dengan Kesediaan

Ibu Melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota

Surakarta, menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,000),

motivasi ibu (p=0,001), dan dukungan bidan (p=0,009) dengan kesediaan ibu

melakukan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Gajahan Kota

Surakarta.(46)

Menurut Rahardjo (2011) motivasi merupakan salah satu mekanisme

bagaimana terbentuknya proses alami perubahan. Motivasi berarti dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang yang secara sadar atau tidak sadar sehingga

berperilaku untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kebutuhan.(47)

Sutrisno (2013:109) mengemukakan motivasi adalah “faktor yang

mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, motivasi sering

kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang”. Mangkunegara

(2012:61) juga mengemukakan motivasi adalah kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan.(48)

Menurut asumsi peneliti bahwa berhasil atau tidaknya praktek IMD

tergantung pada petugas kesehatan baik perawat, bidan atau dokter karena mereka

yang pertama membantu ibu bersalin melakukan IMD. Dengan dukungan dan

motivasi dari instansi terkait. Maka seorang bidan akan lebih termotivasi,

sehingga mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

104

4.3.4. Hubungan Pelatihan dengan Pelaksanaan IMD di Rumah Sakit

Sundari Medan Tahun 2018

Hasil penelitian analisis univariat tentang pelatihan mayoritas tidak pernah

mengikuti pelatihan (65,8%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,002 yang

artinya ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari

Medan Tahun 2018.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Faroza Y

(2016) dengan ada perbedaan perilaku bidan tentang IMD (p-value = 0.000)

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pelatihan IMD

mempengaruhi perilaku bidan dalam pelaksanaan IMD di RSUD Solok dan RSIA

Permata Bunda. Disarankan agar direktur rumah sakit untuk melakukan pelatihan

IMD kepada seluruh bidan. (49)

Penelitian oleh Ketut Dara PuspaDewi dengan judul Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD oleh Bidan di 5

Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Tahun 2016

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanan IMD

oleh bidan di 5 Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang

Tahun 2016 adalah usia (P-value=0,018), pelatihan (P-value=0,006), dukungan

atasan (P-value=0,043). Dari hasil penelitian disarankan adanya pelatihan bagi

Bidan terkait IMD. (50)

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mohammad

(2015) dengan hasil penelitian Hasil analisis uji statistik menunujukkan nilai p =

0.034 < 0.05 dengan artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan

dengan pelaksanaan IMD. Nilai OR (Odds Rasio) sebesar 2,959 artinya bidan

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

105

yang pernah mengikuti pelatihan mempunyai kemungkinan 2,959 kali untuk

melaksanakan IMD dibandingkan dengan yang tidak pernah mengikuti

pelatihan.(44)

Menurut Munandar dalam Notoatmodjo (2012), pelatihan adalah suatu

proses jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir,

yang mana karyawan non manajerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan

teknis untuk tujuan-tujuan tertentu. Menurut Gibson, keterampilan adalah

kecakapan yang berhubungan dengan tugas yana gdimiliki dan dipergunakan oleh

seseorang dala waktu yang tepat. Pendapat Muchlas, bahwa sejumlah pekerja

ternyata kurang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan perusahaan,

sehingga perusahaan harus melakukan pelatihan terhadap karyawan secara

intensif. Beberapa hal yan gperlu diperhatikan dalam pelatihan adalah sistem

pelatihan, metode pelatihan, peserta pelatihan dan alat bantu belajar. (11)

Menurut Widodo (2015:82), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas

individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis

sehingga mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan

adalah proses pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan

pekerjaan yang sekarang sesuai dengan standar. (51)

Menurut asumsi peneliti, Hubungan antara pelatihan dengan pelaksanaan

IMD, kemungkinan karena bidan yang mengikuti pelatihan IMD dapat

meningkatkan kualitas, pengetahuan serta keahlian (kemampuan) mengenai IMD

dan akan meningkatkan rasa percaya diri dalam tugasnya untuk menumbuhkan

sikap yang positif terhadap IMD.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

106

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka

kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mayoritas responden

berpengetahuan kurang (52,6%) dan ada hubungan pengetahuan dengan

pelaksanaan IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p=

0,000< 0,05.

2) Distribusi frekuensi berdasarkan sikap mayoritas responden memiliki sikap

negatif (60,5%) dan ada hubungan sikap dengan pelaksanaan IMD di

Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.

3) Distribusi frekuensi berdasarkan motivasi mayoritas responden memiliki

motivasi kurang (60,5%) dan ada hubungan motivasi dengan pelaksanaan

IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,000< 0,05

4) Distribusi frekuensi berdasarkan pelatihan mayoritas responden tidak pernah

ikut pelatihan (65,8%) dan ada hubungan pelatihan dengan pelaksanaan

IMD di Rumah Sakit Sundari Medan Tahun 2018 nilai p= 0,002< 0,05.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1. Letak

107

5.2 Saran

Adapun saran dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran

kepada beberapa pihak, yaitu:

1) Bagi Rumah Sakit Sundari Medan

(1) Disarankan agar lebih meningkatkan pengetahuan bidan dalam

melaksanakan IMD dengan mengadakan pelatihan-platihan bagi bidan

tentang pelaksanaan Inisisi Menyusu Dini (IMD) agar dapat

memberikana pelayanan yang terbaik bagi ibu dan bayi.

(2) Meningkatkan kesejahteraan bidan agar lebih termotivasi dalam

melaksanakan tugasnya.

2) Bagi Bidan

Disarankan kepada bidan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

pelatihan tentang Inisisi Menyusu Dini (IMD).

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan

tentang hubungan perilaku dan motivasi dengan pelaksanaan IMD dengan

variabel yang berbeda seperti, persepsi dan lainya.