Upload
dangkhanh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian
yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat sub bab yaitu
kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan antar siklus 1 dan siklus 2. Sub
bab kondisi awal membahas tentang kondisi awal siswa termasuk di dalamnya.
Hasil belajar pada mata pelajaran matematika sebelum dilakukannya tindakan
penelitian.
Selanjutnya pada sub bab siklus 1 dan siklus 2 membahas tentang rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Pada sub bab
pembahasan antar siklus 1 dan siklus 2, akan dibahas tentang perbandingan
pelaksanaan dan hasil dari siklus 1 dan siklus 2.
4.3 Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Kumpulrejo 03. Pada semester II
tahun ajaran 2015/2016 pada siswa kelas IV dengan jumlah 7 siswa laki-laki dan
10 siswa perempuan. Total frekuensi subjek siswa adalah 17 siswa. Sebelum
dilaksanakannya penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi
saat pembelajaran matematika berlangsung, wawancara dengan guru kelas IV
terkait dengan pembelajaran matematika.
Dokumentasi awal untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan permasalahan yaitu hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang masih rendah.
Hal yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yaitu model yang
digunakan guru belum tepat dan tidak ada variasi model pembelajaran sehingga
siswa pasif saat pembelajaran. Selain itu, guru juga belum mengoptimalkan
37
penggunaan media pembelajaran sehingga siswa kurang memahami materi
pelajaran Matematika.
Hasil belajar siswa yang masih rendah ditunjukkan pada perolehan hasil
belajar siswa yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu ≥ 62.
Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang diperoleh
dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) pada semester I tahun ajaran
2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Tabulasi Data Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas 4 SD Kumulrejo 03
Semester I/2015-2016
PRA SIKLUS
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
1 Siswa 1 50 Tidak tuntas
2 Siswa 2 50 Tidak tuntas
3 Siswa 3 60 Tidak tuntas
4 Siswa 4 60 Tidak tuntas
5 Siswa 5 55 Tidak tuntas
6 Siswa 6 60 Tidak Tuntas
7 Siswa 7 60 Tidak tuntas
8 Siswa 8 80 Tuntas
9 Siswa 9 85 Tuntas
10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas
11 Siswa 11 73 Tuntas
12 Siswa 12 80 Tuntas
13 Siswa 13 50 Tidak tuntas
14 Siswa 14 55 Tidak tuntas
15 Siswa 15 36 Tidak tuntas
16 Siswa 16 73 Tuntas
38
17 Siswa 17 55 Tidak Tuntas
Dari tabulasi data hasil belajar matematika pada Tabel 4.1. Diperoleh
data bahwa hanya ada 5 siswa yang sudah mencapai KKM dan dikatakan tuntas
dan ada 12 siswa yang masih belum mencapai KKM dari jumlah siswa
sebanyak 17 siswa.
Dari tabulasi data hasil belajar siswa peneliti membuat distribusi
frekwensi hasil hasil matematika.Adapun distribusi frekwensi hasil belajar
matematika dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas 4 SD Kumpulrejo 03
Semester I/2015-2016
PRA SIKLUS
PRA SIKLUS
RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASI
88-100 0 0,00%
75-87 3 17,65%
62-74 2 11,77%
49-61 12 70,59%
Jumlah 17 100%
Dari tabel distribusi tersebut, jumlah siswa yang mendapat skor antara 88
sampai 100 siswa belum mencapai dengan presentase 0.00%, siswa yang
mendapat skor antara 75 sampai 87 sebanyak 3 siswa dengan presentase 17,65%,
siswa yang mendapat skor 62 sampai 74 sebanyak 2 siswa dengan presentase
11,77%. Kemudian siswa yang mendapat skor antara 49 sampai 61 sebanyak 12
siswa dengan presentase 70,59%.
39
Dari analisis distribusi tersebut, peneliti kemudian membuat data berupa
tabel analisis ketuntasan hasil belajar matematika siswa. Tabel ketuntasan siswa
disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas 4 SD Kumpulrejo 03
Pra Siklus
No Ketuntasan Frekuensi Presentase
1 Tuntas 5 29,41%
2 Tidak Tuntas 12 70,59%
Rata-rata 62
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 49
Setelah melihat Tabel 4.3 dapat dilihat hasilnya secara jelas
pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus. Dari jumlah 17 siswa ada 5 siswa atau
sekitar 29,41% siswa yang sudah tuntas (mencapai KKM) dan ada 12 siswa
atau sekitar 70,59% siswa yang tidak tuntas (belum mencapai KKM).
Nilai rata-rata pada pelaksanaan pra siklus KKM 62 sedangkan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 49. Berdasarkan analisis ketuntasan hasil
belajar pra siklus pada tabel 4.3 maka peneliti membuat histogramnya dalam
bentuk diagram.
Histogram ini akan memberi gambaran yang lebih jelas berkaitan dengan
tingkat keberhasilan (presentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas). Histogram
tersebut dapat dilihat pada Grafik 4.1.
40
Grafik 4.1
Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus
Dari Grafik 4.1 ketuntasan hasil belajar matematika Siswa Kelas 4 SD
Kumpulrejo 03 Semester I Tahun 2015/2016. Pra siklus memudahkan kita
sekilas melihat prosentase siswa yang tuntas. Jumlah siswa yang tuntas 29,41%
dan jumlah siswa yang tidak tuntas 70,59%.
Berdasarkan grafik tentang ketuntasan siswa pra siklus dapat dilihat bahwa
hasil belajar matematika kurang memuaskan. Hal tersebut dikarenakan guru
dalam melaksnakan pembelajaran tidak menggunakan model pembelajaran yang
dapat membuat siswa aktif dan senang dalam mengikuti pelajaran.
Hasil refleksi di atas sebagai dasar peneliti untuk menyusun rencana
perbaikan pembelajaran yang dapat mengatasi masalah dengan tindakan-
tindakan yang tepat. Beberapa tindakan tersebut meliputi peningkatan hasil
belajar Matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI).
4.3.1 Deskripsi Tindakan Siklus I
Pada sub bab siklus 1, akan diuraikan tentang rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus 1 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung selama dua kali 35 menit.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
TIDAK TUNTAS TUNTAS
TIDAK TUNTAS
TUNTAS
41
4.3.1.1 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 11
April 2016, melalui kegiatan sebagai berikut:
a). Pertemuan Pertama Siklus 1
1) Kegiatan Awal
Pertemuan pertama Pada siklus 1, guru mengawali pembelajaran dengan
memberi salam dan berdoa bersama. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi
dengan tanya jawab kepada siswa “anak-anak coba kalian amati ruangan kelas
yang kalian tempati sekarang berbentuk apakah ruangan kelas ini”? kemudian
guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu materi
Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar,
kompetensi dasar yaitu (1) Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana,
indikator, yaitu (1) Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok, (2) Menyebutkan
sifat-sifat bangun ruang kubus. Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah
model pembelajaran yang group investigation.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti yang dilakukan antara lain: Tahap melaksanakan model
pembelajaran, guru sudah menjelaskan model pembelajaran Group Investigation.
Bahwa pembelajaran Group Investigation memiliki 6 tahap yaitu : 1). Seleksi
topik, 2). Merencanakan kerjasama, 3). Implementasi, 4) Analisis dan sintesis, 5).
Penyajian hasil akhir, dan 6). Evaluasi. Setelah itu guru menyiapkan subtopik
(menentukan unsur-unsur dan sifat-sifat bangun ruang pada balok dan kubus)
diskusi yang akan dibahasa bersama kelompok dan memberi contoh benda apa
saja yang berbentuk bangun ruang balok dan kubus menggunakan media yang
telah di sediakan guru. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang heterogen
4-5 siswa. Dalam kegiatan ini guru telah melaksanakan seleksi topik. Setelah
pembagian kelompok guru meminta untuk masing-masing kelompok menentukan
ketua kelompoknya. Siswa diberi waktu untuk setiap kelompok memilih topik
yang sudah disiapkan yaitu (unsur dan sifat bangun ruang pada balok dan kubus).
Selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok untuk mengambil LKS sebagai
42
panduan untuk melaksanakan diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Paga
kegiatan ini guru telah melaksanaka kegiatan merencanakan kerjasama, semua
anggota kelompok melaksanakan diskusi dan mencatat hasil temuannya. Pada
kegiatan ini guru telh melakukan kegiatan implementasi. Buku LKS sebagai
panduan untuk semua kelompok mendapatkan tugas masing-masing dua
kelompok melaksanakan tugas mengenai unsur dan sifat pada balok dan
kelompok berikutnya melaksanakan tugas mengenai unsur dan sifat pada kubus,
kemudian di minta untuk mengamati dan bertukar ide mengenai sub topik yang
telah mereka kerjakan. Semua anggota kelompok mencatat hasil pembahasan
untuk dipresentasikan. Dalam kegiatan ini guru telah melaksanakan analisis dan
sintesis. Ketua kelompok mengkoordinir anggota kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil pembahasannya, guru membimbing siswa yang
presentasi. Kelompok yang belum presentasi, dapat memberikan tanggapan
terhadap kelompok yang presentasi. Siswa bersama-sama dengan guru
meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi), memberikan penguatan dan
membuat kesimpulan. Pada kegiatan ini guru telah melaksanakan persentasi hasil
final
3) Kegiatan Akhir
Siswa bersama-sama dengan guru menarik kesimpulan dari kegiatan
pembelajaran dan melakukan refleksi. Kegatan ini guru telah melaksanakan fase
evaluasi
b). Pertemuan kedua siklus I
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis 16 April 2016. uraian
kegiatannya adalah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Pertemuan ke 2 tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama,
hanya saja guru melakukan modifikasi terhadap model pembelajaran
group investigation ini. Guru menyiapkan tambahan alat peranga dengan
membawa kardus Pada pertemuan kedua ini guru sudah mempersiapkan
alat-alat dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
43
pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran.
Guru melakukan tanya jawab tentang sifat – sifat bangun ruang pada
balok dan kubus, siswa bersama-sama menjawab pertanyaan dari guru.
Selain itu guru menunjuk salah satu siswa dengan satu pertanyaan “apa
sifat-sifat bangun ruang balok”.Guna untuk mengingat kembali pada
pelajaran pertama, selanjutnya guru melakukan praktik dengan
menggunakan media yang telah disiapkan guru. Guru menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran model group investigation.
2) Kegiatan Inti
Guru telah menjelasakan langkah model pembelajaran group
investigation. Bahwa pembelajaran Group Investigation memiliki 6 tahap
yaitu : 1). Seleksi topik, 2). Merencanakan kerjasama, 3). Implementasi, 4)
Analisis dan sintesis, 5). Penyajian hasil akhir, dan 6). Evaluasi. Setelah itu
guru sudah menyiapka topik pembelajaran tentang (sifat-sifat balok dan
kubus) yang akan dikerjakan siswa bersama kelompok. Guru membagi
kelas menjadi 4 kelompok secara heterogen 4-5 siswa. Pada kegitan ni
guru telah melaksanakan kegiatan seleksi topik. Setelah pembagian
kelompok guru meminta untuk masing-masing kelompok menentukan
ketua kelompoknya. Setelah menentukan ketua, ketuanya berkumpul
didepan kelas dan guru memberikan alat-alat media yang telah disiapkan
untuk siswa melaksanakan penelitian. ketua membagikan media kepada
anggotanya. kemudian guru memberi waktu untuk setiap kelompok yang
beranggotakan 4-5 siswa memilih topik yang sudah disiapkan yaitu
tentang (sifat-sifat balok dan kubus). Pada kegiatan ini guru telah
melaksanakan kegiatan merncanakan kerjasama. Selanjutnya guru
meminta ketua-ketua kelompok untuk mengambil LKS sebagai panduan
dalam berdiskusi bersama anggota kelompok. Sebelum mengerjakan LKS,
guru menjelasakan prosedur mengenai LKS supaya siswa lebih
memahami maksud kegiatan yang akan diajarkan. LKS yang digunakan
untuk siswa mengamati bangun ruang yang dipilih kemudian menyebutkan
44
sifat-sifat bangun ruang tersebut. Dalam kegiatan ini guru telah melakukan
kegiatan implementasi. Guru memantau kegiatan diskusi kelompok. Siswa
bersama-sama kelompok membahas LKS dan mencatat hasil pembahasan
untuk di presentasikan. Pada kegiatan ini guru telah melaksanakan analisis
dan sintesis. Ketua kelompok mengkoordinir anggotanya untuk
mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok yang belum presentasi, dapat
memberikan tanggapan. Presentasi dilakukan secara bergantian, Siswa
bersama-sama dengan guru meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi
singkat), memberikan penguatan dan membuat kesimpulan. guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini guru
telah melaksanakan kegiatan persentasi hasil final`
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab menyimpulkan materi yang telah di
pelajari. Setelah selesai, siswa diberikan soal evaluasi atau tes akhir
pertemuan siklus I, selanjutnya guru membagikan lembar soal evaluasi
berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 15 soal Siswa diingatkan agar
mereka mengerjakan soal secara individu. Dalam kegiatan ini guru telah
melaksanakan kegiatan evaluasi.
4.3.1.2 Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus 1, pelaksanaan
pembelajaran guru sudah cukup optimal meskipun masih ada beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki, misalnya pada saat mengkondisikan kelas, guru
perlu bersikap tegas dengan siswa yang tidak mau bekerja sama dengan teman
kelompok saat diskusi. Kinerja siswa yang masih belum optiml seperti pada saat
pembagian kelompok ada beberapa siswa yang mau bergabung dengan teman
bermain kesehariannya, ada beberapa siswa yang masih individual tidak mau
bekerja sama dalam kelompok, saat guru menjelasakan materi masih ada beberapa
siswa yang tidak menyimak dengan baik, hal demikian dapat diketahui pada sesi
tanya jawab siswa yang bersangkutan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru
45
ketika ditanya mengenai contoh sifat bangun ruang pada balok dan kubus, pada
saat presentasi, siswa terlihat kaku dan malu guru meminta perwakilan kelompok
untuk maju mempresentasikan hasil diskusi saling tunjuk menunjuk temannya
untuk presentasi, sehingga perlu diperbaiki lagi pada pertemuan selanjutnya.
4.3.1.3 Hasil Refleksi
Berdasarkan aktivitas tindakan guru yang dilakukan pada siklus I dari
pertemuan I dan II maka selanjutnya diadakan refleksi. mengetahui hal-hal yang
perlu untuk diperbaiki pada siklus II memberikan penjelasan secara rinci model
mengenai pembelajaran group investigation memberikan teguran pada siswa
yang tidak mau kerja sama dalam kelompok, Pemanggilan kelompok untuk
presentasi akan ditujukan oleh guru agar tidak ada yang saling tunjukan
menunjuk, dan semua anggota harus maju didepan kelas saat presentasi tidak
hanya satu orang, memanfaatkan media dengan sebaik mungkin agar siswa lebih
semangat dalam belajar. Memotivasi siswa agar percaya diri dan berani
mengungkapkan kesulitan dan menekankan siswa agar lebih giat belajar dan
menyimak dengan baik.
4.3.1.4 Hasil Tindakan Siklus I
Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan pada siklus I dan tes
formatif yang telah dilakukan diambil data secara kuantitatif. Nilai hasil tes pada
siklus I secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Matematika
Siswa Kelas IV SD Kumpulrejo 03
Tahun Pelajaran 2015/2016
Siklus 1
SIKLUS I
RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASI
88-100 2 11,77%
75-87 2 11,77%
46
62-74 8 47,06%
49-61 5 29,41%
Jumlah 17 100%
Dari tabel 4.4 frekuensi data nilai siklus I di atas, jumlah siswa sebanyak
17 siswa. Siswa yang mendapat skor antara 88 sampai 100 ada 2 siswa dengan
persentase 11,77%, siswa yang mendapat skor antara 75 sampai 87 ada 2 siswa
dengan persentase 11,77%, dan siswa yang mendapat skor antara 62 sampai 74
sebanyak 8 siswa dengan persentase 47,06% dan siswa yang mendapatkan skor 49
sampai 61 ada 5 siswa dengan persentase 29,41%
Dari Tabel 4.4 di atas terlihat siswa yang belum mencapai KKM sebanyak
5 siswa dengan persentase 29,41% dan siswa yang sudah mencapai KKM
sebanyak 12 Siswa dengan persentase 27,59%. Untuk memperjelas distribusi
ketuntasan hasil belajar matematika pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Grafik 4.2
Persentase Ketuntasan Nilai Hasil Belajar Siswa
Siklus 1
Dari grafik 4.2 persentase ketuntasan nilai hasil belajar siswa pada siklus I
meningkat menjadi 12(70,59%) anak sudah memenuhi ketuntasan KKM.
Sedangkan 5 (29,41%) siswa masih belum memenuhi KKM.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
TIDAK TUNTAS TUNTAS
TIDAK TUNTAS
TUNTAS
47
4.3.2 Perencanaan Penelitian Siklus II
Pada sub bab siklus II, akan diuraikan tentang rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus \II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan
berlangsung selama dua kali 35 menit.
4.3.2.1 Perencanaan Tindakan
Perencanaan disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I, Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran model group investigation dengan(1) Memahami sifat bangun ruang
sederhana dan hubungan antar bangun datar, kompetensi dasar yaitu (1)
Menentukan jaring-jaring balok dan kubus, indikator, yaitu (1) Menentukan
jaring-jaring balok, (2) Menentukan jaring-jaring kubus. Menyiapkan media
pembelajaran dan lembar kerja siswa. Menyiapkan instrument pengumpulan data
soal evaluasi, lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa. menyusun Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan.
4.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pada tahap Pelaksanaan Tindakan merupakan penerapan rancangan
tindakan yang telah disusun, berupa pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran group investigation.
a. Pertemuan 1 Siklus II
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal pada siklus 2 pertemuan I ini untuk mengawali
pembelajaran guru menyiapkan segala perlengkapan yang akan digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar. Guru mengajak siswa berdo’a bersama
dan melihat kesiapan siswa dalam belajar, Setelah itu peneliti melakukan
apersepsi dengan melalui tanya jawab mengajak siswa untuk mengingat
pelajaran pada pertemuan sebelumnya “sebutkan sifat-sifat pada balok dan
kubus”. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelasakan langkah-langkah pembelajaran yang akan digunakan yaitu
model pembelajaran group investigation.
48
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti peneliti menjelasakan sekilas materi tentang jaring-
jaring bangun ruang sederhana, tahap melaksanaka model pembelajaran
group investigation. Bahwa pembelajaran Group Investigation memiliki 6
tahap yaitu : 1). Seleksi topik, 2). Merencanakan kerjasama, 3).
Implementasi, 4) Analisis dan sintesis, 5). Penyajian hasil akhir, dan 6).
Evaluasi. Setelah itu guru menentukan topik (jaring-jaring bangun
sederhana) yang akan dibahasa siswa bersama kelompok. Guru membagi
kelas menjadi 4 kelompok yang heterogen 4-5 siswa, setelah pembagian
kelompok guru meminta untuk masing-masing kelompok menentukan
ketua kelompoknya. Setiap ketua kelompok mengambil media yang telah
disediakan guru. ketua kelompok membagikan media yang telah
didapatkan.pada kegiatan ini guru telah melakukan kegiatan seleksi topik.
Kemudian guru memberi waktu untuk setiap kelompok memilih topik
yang sudah disiapkan yaitu tentang (jaring-jaring bangun ruang sederhana
pada balok dan kubus). Selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok
untuk mengambil LKS yang akan digunakan sebagai panduan untuk bahan
diskusi bersama kelompok guru meminta untuk semua anggota kelompok
menyimak prosedur mengenai LKS yang akan di kerjakan. Semua
kelompok mendapatkan bangun ruang jaring – jaring balok, kubus.
Kemudian siswa di minta untuk membongkar media yang telah disiapkan
sebelumnya bangun ruang balok dan kubus tersebut untuk mengetahui
jaring-jaringnya dan menggambar jaring berdasarkan bangun ruang yang
dibongkar. Pada kegiatan ini guru telah melaksanakan implementasi
Semua kelompok berdiskusi, bertukar ide dengan anggota kelompoknya.
Guru memantau dalam kegiatan diskusi, ketua kelompok membimbing
anggotanya dalam membahas LKS dan anggota kelompok mencatat hasil
pembahasan untuk di presentasikan, guru mengkoordinir semua kelompok
untuk presentasi. Pada kegiatan ini guru telah melakukan analisis dan
sintesis. Kelompok yang belum mendapatkan giliran presentasi, dapat
memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Guru
49
meluruskan kesalahan pemahaman (klarifikasi singkat), memberikan
penguatan dan membuat kesimpulan. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas, dari materi
yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini guru telah melakukan persentasi
hasil akhir.
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan
materi yang telah di pelajari dan memberikan motivasi kepada siswa untuk
lebih giat belajar. Pada kegiatan ini guru telah melaksanakan evaluasi
b. Pertemuan II Siklus II
1) Kegiatan Awal
Mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a dan
melihat kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran. Peneliti melakukan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang jaring-jaring bangun
ruang sederhana (balok dan kubus) siswa bersama-sama menjawab
pertanyaan dari guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran group investigation.
2) Kegiatan Inti
Guru menjelasakan sekilas materi pembelajaran tentang perbedaan
jaring-jaring bangun ruang sederhana. Tahap melaksanakan model
pembelajaran group investigation. Bahwa pembelajaran Group
Investigation memiliki 6 tahap yaitu : 1). Seleksi topik, 2). Merencanakan
kerjasama, 3). Implementasi, 4) Analisis dan sintesis, 5). Penyajian hasil
akhir, dan 6). Evaluasi. Setelah itu guru menyiapkan subtopik diskusi
kelompok. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang heterogen 4-5
siswa, setelah pembagian kelompok guru meminta untuk masing-masing
kelompok menentukan ketua kelompoknya. Setelah itu semua ketua
kelompok berkumpul didepan kelas dan guru memberikan media untuk
dikerjakan bersama-sama temam kelompoknya. Pada kegiatan ini guru
telah melakukan seleksi topik. Ketua kelompok membagikan media puzzel
50
kepada anggotanya. Kemudian guru memberi waktu untuk setiap
kelompok memilih topik diskusi yang sudah ditentukan yaitu tentang
(jaring-jaring bangun ruang sederhana (jaring-jaring kubus dan balok),
selanjutnya guru meminta ketua-ketua kelompok untuk mengambil LKS
yang akan dipakai sebagai panduan bersama kelompok. Pada kegiatan ini
guru telah melakukan perencanaan kerjasama. Guru meminta untuk semua
anggota kelompok menyimak prosedur mengenai LKS yang akan di
kerjakan pada lembar kerja. Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan yaitu
menentukan jaring-jaring bangun ruang ada balok dan kubus, siswa
bekerjasama dalam mnentukan jaring-jaring bangun ruang. Guru
memantau dalam kegiatan diskusi. Pada kegiatan ini guru telah
melaksanakan implementasi ketua kelompok membimbing anggotanya,
dan anggota kelompok mencatat hasil pembahasan untuk di presentasikan.
Pada kegiatan ini guru telah melaksanakan analisis dan sintesis. Ketua
kelompok mengkoordinir anggota kelompoknya untuk mempresentasikan
hasil pembahasanya. Kelompok yang belum presentasi, dapat memberikan
tanggapan. Presentasi dilakukan secara bergantian dan dikoordinir oleh
guru. Setelah presentasi selesai guru meluruskan kesalahan pemahaman
(klarifikasi singkat), memberikan penguatan dan membuat kesimpulan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-
hal yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan ini
guru telah melakukan persentasi akhir.
3) Kegiatan Akhir
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru untuk menyimpulkan
materi yang telah di pelajari. Setelah selesai, siswa diberikan soal evaluasi
atau tes akhir dari siklus II. Selanjutnya guru membagikan lembar soal
evaluasi berbentuk pilihan ganda dengan jumlah 15 soal. Siswa diingatkan
agar mereka mengerjakan soal secara individu. Pada kegiatan ini guru
telah melakukan evluasi.
51
4.3.2.3 Hasil Observasi
Pada pertemuan I dan II siklus II, berdasarkan proses pengumpulan data
dengan observasi terhadap tindakan guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh
observer untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan.
Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran siklus 2, dalam kinerja guru
sudah cukup terlaksana secara optimal. Pengelolaan kelas sudah sangat terlihar
optimal hal ini terlihat dari siswa tenang pada saat diskusi kelompok. Siswa
sudah bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Siswa tampaknya semangat,
terutama pada saat pembagian kelompok dan presentasi kelompok. Penggunaan
media sudah baik dan siswa senang dengan media pembelajarannya siswa sudah
aktif bertanya pada saat pembelajaran
4.3.2.4 Refleksi
Pada akhir kegiatan siklus II diadakan refleksi proses pembelajaran yang
telah dilakukan peneliti dan observer. Hasil refleksi pada siklus II ini
menunjukkan bahwa guru dan siswa selama mengikuti pembelajaran group
investigation sudah optimal sehingga hasil belajar matematika siswa kelas IV SD
Negeri Kumulrejo 03 meningkat. Penelitian tidak perlu melanjutkan ke siklus
selanjutnya, karena hasil belajar siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan.
Data yang diperoleh dalam penelitian siklus II, dengan menggunakan model
group investigation Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
52
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Ketuntasan
Belajar Siswa Kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016 Siklus II
SIKLUS II
RENTANG
NILAI
JUMLAH
SISWA PERSENTASI
88-100 8 47,06%
75-87 7 41,18%
62-74 2 11,77%
49-61 0 0,00%
Jumlah 17 100%
Sumber: Olahan Data Primer
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar dari 17 atau (100%) siswa
yang mencapai ketuntasan hasil belajar, meskipun nilai yang dihaslkan siswa
tidak menhasilkan nilai sempurna, tapi siswa sudah memenuhi nilai lebih dari
KKM yang telah ditentukan Secara lebih rinci, ketuntasan hasil belajar
matematika siswa siklus II seperti yang terdapat pada gambar diagram 4.3 berikut
ini:
Sumber: Olahan Data Primer
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
TIDAK TUNTAS TUNTAS
TIDAK TUNTAS
TUNTAS
53
Grafik 4.3
Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan grafik 4.3 nampak bahwa, pada diagram yaang berwarna
merah atau ketuntasan menunjukan hasil yang telah siswa dapatkan 100% yang
lebih besar menunjukkan siswa yang telah tuntas belajar matematika pada siklus
II sedangkan diagram yang berwarna kuning kecil menunjukkan besarnya siswa
yang tidak tuntas yaitu 0% dalam belajar matematika dengan KKM≤62 .
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil
dengan menggunakan model pembelajaran group investigation pada mata
pelajaran matematika khususnya materi “bangun ruang” di kelas 5 SD Negeri
Salatiga 12 Tahun Pelajaran 2015/ 2016. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.6 perbandingan berikut ini.
Tabel 4.6
Perbandingan Skor Hasil Belajar Matematika Berdasarkan
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Pra siklus, Siklus I,
dan Siklus II
KKM Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
≥ 62 Tuntas 5 29,41% 12 70,59% 17 100%
< 62 Tidak Tuntas 12 70,59% 5 29,41% 0 0%
Jumlah 17 100 17 100 38 100
Sumber: Olahan Data Primer
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa, besarnya perbandingan
ketuntasan siswa pada hasil belajar pra siklus 29,41%, meningkat menjadi 70,59%
siklus I dan naik kesiklus II menjadi 100%. Secara rinci, meningkatnya hasil
belajar siswa dapat digambarkan melalui gambar grafik batang berikut ini:
54
Sumber: Olahan Data Primer
Grafik 4.4 Perbandingan Skor Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas IV SDN Kumpulrejo 03 Pra
siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada Grafik 4.4 nampak perbandingan ketuntasan hasil belajar yang
signifikan dari ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II yaitu adanya
peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar matematika pada tiap siklus.
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas
Tidak Tuntas
55
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil belajar matematika pra siklus kelas IV SD Negeri
Kumpulrejo 03 dengan jumlah sebanyak 17 siswa yang teridiri dari 7 siswa laki-
laki dan 10 siswa perempuan. Data yang diperoleh sebelum melakukan tindakan
menunjukkan hasil belajar yang masih rendah dari 17 Siswa yang nilainya
memenuhi KKM ≤ 62 persentase sebanyak (29,41%) dan terdapat 12 (70,59%)
yang masih dibawah KKM ≤ 62. Selanjutnya dilakukan tindakan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation pada materi “sifat-sifat bangun ruang untuk
siklus I dan menentukan Jaring-jaring bangun ruang untuk siklus II”. setiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan, hasil belajar pada siklus I, dari 17 siswa terdapat 12
(70,59%) yang mencapai KKM ≤ 62 sedangkan 5 (29,41%) siswa yang belum
mencapai KKM ≤ 62. Berdasarkan hasil belajar matematika siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan maka dilakukan tindakan siklus I, II dengan hasil
belajar dari 17 siswa terdapat 17 (100%) siswa yang mencapai KKM ≤ 62.
Berdasarkan hasil tindakan siklus II maka, indikator keberhasilan telah mencapai
indikator 100%. Hipotesis tindakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03.