43
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian (Prasiklus) Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah sebanyak 23 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada kondisi awal sebelum diberi tindakan menggunakan metode probing prompting, nampak pembelajaran tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu. Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran, banyak siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara sendiri dengan siswa lainnya. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%) 1 <50 6 26,1% 2 50 - 59 7 30,42% 3 60 - 69 9 39,13% 4 70 - 79 1 4,35% 5 80 - 89 0 0% 6 90 - 100 0 0% Jumlah 23 100% Dilihat dari tabel 4.1. pembelajaran belum efektif, dibuktikan dengan banyaknya siswa yang belum tuntas dalam kegiatan pembelajaran (KKM> 70). Diketahui untuk nilai <50 sebanyak 6 siswa dengan persentase 26,1%, 50 - 59 sebanyak 7 siswa dengan persentase 30,42%, untuk nilai 60 - 69 sebanyak 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1.1 ......probing prompting melalui siklus I. 4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2015 di kelas

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian (Prasiklus)

    Penelitian dilakukan di kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan

    Suruh Kabupaten Semarang dengan jumlah sebanyak 23 siswa yang terdiri

    dari 17 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada

    mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pada kondisi awal sebelum diberi

    tindakan menggunakan metode probing prompting, nampak pembelajaran

    tidak dirancang dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu.

    Pembelajaran berlangsung secara konvensional. Keterlibatan siswa dalam

    pembelajaran sangat terbatas, siswa cenderung pasif dan lebih banyak

    mendengarkan penjelasan dari guru. Saat guru menjelaskan materi pelajaran,

    banyak siswa yang kurang memperhatikan bahkan ada juga yang berbicara

    sendiri dengan siswa lainnya. Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui

    observasi Prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1.

    Tabel 4. 1

    Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus

    No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

    1 70).

    Diketahui untuk nilai

  • 38

    siswa dengan persentase 39,13%, nilai 70 - 79 sebanyak 1 siswa dengan

    persentase 4,35%, sedangkan siswa tidak ada yang mendapatkan nilai 80 - 100

    sehingga persentase 0%. Ketuntasan siswa dalam tes prasiklus ini hanya

    mendapatkan persentase 4,35%. Pesentase ini sangat rendah dibandingkan

    persentase ketidaktuntasan yaitu 95,65%. Adapun skor terendahnya mencapai

    skor

  • 39

    tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa,

    khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Suruh Kabupaten

    Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ”Energi”

    dengan menggunakan metode probing prompting melalui siklus I.

    4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

    Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23-24 Maret 2015 di kelas IV SD

    Negeri Purworejo.

    Pertemuan 1

    Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 menerapkan metode probing

    prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi

    panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai

    berikut:

    a. Tahap perencanaan

    Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) membuat

    silabus; 2) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang

    menggunakan metode probing prompting dengan media realia; 3)

    menyusun kisi-kisi soal; 4) menyiapkan LKS; 5) menyiapkan lembar

    observasi guru dan siswa; 6) mempersiapkan alat dan bahan yaitu:biji

    salak, batu kali, ranting pohon, lilin, korek api, penggaris besi, dan kain;

    7) memberikan evaluasi.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret

    2015 dengan mata pelajaran IPA materi ”energi”. Kegiatan pembelajaran

    terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,

    dan kegiatan penutup.

    Guru kelas IV mengimplementasikan RPP yang sudah disediakan

    dan dipelajari. Pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah

    pembelajaran yang telah dirancang. Pada saat pembelajaran siklus I

    pertemuan 1 berlangsung, dilakukan pengamatan oleh observer yang

    mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan

  • 40

    cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Lembar observasi

    tersebut meliputi item untuk mengamati aktivitas guru dalam pengelolaan

    pembelajaran dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil

    observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

    selama pembelajaran berlangsung. Setelah melaksanakan kegiatan

    pembelajaran pada siklus I pertemuan 1, maka dilakukan refleksi dengan

    menganalisis hasil pengamatan dari lembar observasi dan catatan yang

    dilakukan oleh teman sejawat.

    Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.3 sebagai berikut.

    Tabel 4.3

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 1

    Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

    No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

    1 Kegiatan Awal

    a Memeriksa kesiapan siswa √

    b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

    dicapai √

    2 Kegiatan Inti

    a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

    belajar √

    b Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

    metode probing prompting dengan media realia √

    c Menguasai kelas √

    d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

    probing prompting dengan media realia √

    e

    Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    penggunaan metode probing prompting dengan

    media realia (diskusi)

    f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

    dalam mengikuti pembelajaran √

    g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

    3 Kegiatan Penutup

    a

    Membimbing siswa dalam menyimpulkan

    materi "energi" √

    b Memberikan evaluasi √

    c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

    melibatkan siswa √

    d Memberi tindak lanjut √

    Jumlah skor 39/52

  • 41

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

    terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah

    skor 39 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang

    poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%

    dalam praktik pembelajaran.

    Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

    pada guru siklus I pertemuan 1, nampak ada kekurangan guru dalam

    pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat kegiatan pembelajaran,

    guru kurang optimal dalam menguasai kelas, hal itu dibuktikan dengan

    masih adanya siswa yang ramai dan berbicara sendiri saat guru

    menjelaskan materi sehingga dalam hal ini siswa kurang terlibat dalam

    penggunaan metode probing prompting. Dalam metode probing prompting

    dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan prompting

    question. Pertanyaan menggali (probing question) digunakan untuk

    mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang berkaitan

    erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan mengarahkan

    atau menuntun (prompting question) digunakan untuk mengarahkan

    pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau

    pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru. Kelebihan guru

    adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa

    kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan

    pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan

    metode kurang efektif, hal ini dibuktikan dengan saat guru mengajukan

    pertanyaan kepada siswa, masih banyak siswa yang belum mampu

  • 42

    menjawab pertanyaan dari guru, siswa akan menjawab pertanyaan ketika

    guru menunjuk siswa tersebut, sedangkan siswa yang tidak ditunjuk oleh

    guru tetap diam, mereka tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, hal

    ini disebabkan siswa kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan

    takut jika jawaban mereka salah. Selain penggunaan metode yang kurang

    efektif, guru dalam membimbing siswa juga masih secara umum atau

    klasikal dan belum mengelola waktu dengan baik.

    Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.4 sebagai berikut.

    Tabel 4.4

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

    Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 1

    No Aspek yang diamati 1 2 3 4

    1.

    Kegiatan Awal

    a. Kesiapan menerima pelajaran √

    b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

    c. Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan

    kompetensi yang hendak dicapai √

    2.

    Kegiatan Inti

    a. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan

    materi pelajaran √

    b. Aktif bertanya saat proses pelajaran materi √

    c. Adanya interaksi positif antar siswa √

    d. Adanya interaksi positif antara siswa – guru,

    siswa – materi pelajaran √

    e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar √

    f. Siswa memberikan pendapatnya ketika diberi

    kesempatan √

    g. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang

    diberikan √

    h. Siswa termotivasi dalam mengikuti proses

    pembelajaran √

    i. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

    dengan tenang dan tidak merasa tertekan √

    j. Adanya interaksi positif antara siswa dengan

    metode pembelajaran yang digunakan guru √

    k. Siswa tertarik pada materi yang disajikan

    dengan metode probing prompting √

  • 43

    l. Siswa dapat bersosialisasi dan bekerjasama

    dalam kegiatan belajar kelompok √

    m. Siswa melakukan diskusi pada kegiatan belajar

    kelompok √

    n. Siswa merasa senang pada saat belajar

    kelompok √

    o. Siswa tampak tekun mempelajari sumber

    belajar yang ditentukan guru √

    p. Siswa mampu berinteraksi dengan kelompok

    belajarnya √

    q. Siswa merasa terbimbing √

    r. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru

    dengan metode probing prompting

    s. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya

    dengan lugas √

    3. Kegiatan Penutup

    a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

    b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik

    Jumlah Skor 36/96

    Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 36 dari total poin 96. Jumlah

    skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari

    seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

    jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (cukup)

    jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah

    siswa yang ada (baik)

    jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (sangat baik)

    Berdasarkan tabel 4.4 nampak sebagian besar kegiatan yang diamati

    oleh guru hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yang melakukan kegiatan

    tersebut, 8 aspek yang diamati dilakukan 11%-40% dari jumlah siswa yang

    ada serta hanya 1 aspek yang dilakukan dengan jumlah 41%-70% dari jumlah

    siswa yang ada yaitu pada aspek siswa merasa terbimbing. Ada 17 kegiatan

  • 44

    yang dilakukan hanya 10% dari jumlah siswa yang ada yaitu aspek kesiapan

    menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi yang

    akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif

    dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat, termotivasi

    dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak

    tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat

    dengan lugas, aktif membuat rangkuman yang merupakan kekurangan-

    kekurangan pada pertemuan ini. Di samping itu, catatan pengamat yang

    menunjukkan kelebihan yang muncul dalam pelaksanaan tindakan adalah

    adanya interaksi antara siswa dengan guru saat proses pembelajaran walaupun

    hanya sebagian siswa yang mampu berinteraksi dengan guru, siswa tertarik

    pada materi yang disampaikan guru melalui percobaan-percobaan yang

    mereka lakukan, siswa sudah dapat bekerja sama dalam kelompok saat

    melakukan percobaan, siswa senang saat berkelompok karena siswa dapat

    bertukar pendapatnya dalam melakukan percobaan, siswa tekun mempelajari

    sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan

    kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa merasa

    terbimbing dalam kegiatan pembelajaran yang dibuktikan dengan guru tidak

    hanya diam di depan kelas namun guru berkeliling baik saat menjelaskan

    materi maupun saat siswa melakukan percobaan atau berkelompok sehingga

    jika ada siswa yang kurang paham apa yang telah dijelaskan oleh guru, siswa

    dapat bertanya langsung.

    c. Tahap Refleksi

    Refleksi siklus I pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan

    menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam

    pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

    1) Motivasi belajar siswa lebih meningkat bila dibandingkan pada saat

    belum ada tindakan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum ada

    tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan

    dengan energi panas, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan

    metode probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias

    dalam mengikuti pembelajaran yang terbukti bahwa melalui

  • 45

    percobaan siswa lebih suka dan tertarik daripada hanya melihat

    gambar di buku.

    2) Refleksi aktivitas guru

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan

    dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1.

    Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 1 yang perlu

    diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah: a) guru

    perlu menguasai kelas; b) guru melibatkan siswa dalam penggunaan

    metode probing prompting dengan media realia yaitu dengan

    melakukan tanya jawab kepada siswa baik pertanyaan yang sifatnya

    menggali atau pertanyaan yang sifatnya menuntun berdasarkan apa

    yang sedang dijelaskan atau yang telah dijelaskan; c) guru

    membimbing siswa dalam menyimpulkan materi ”energi panas”

    melalui pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menyimpulkan

    apa yang telah mereka pelajari; d) guru melaksanakan refleksi

    pembelajaran dengan melibatkan siswa yaitu dengan mengajukan

    pertanyaan tentang bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini tadi,

    apakah ada materi yang kurang jelas dan perlu ada yang ditanyakan;

    dan e) guru perlu memberikan tindak lanjut baik berupa pekerjaan

    rumah atau siswa disuruh membaca materi selanjutnya supaya di

    pembelajaran berikutnya siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan

    baik.

    3) Refleksi aktivitas siswa

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan

    kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I

    pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 1 yang

    perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan

    menerima pelajaran, menjawab apersepsi, mendengarkan kompetensi

    yang akan dicapai, memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya,

    aktif dalam kegiatan belajar, mengungkapkan pendapat, aktif mencatat,

    termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang

  • 46

    dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan

    pendapat dengan lugas, aktif dalam membuat rangkuman.

    Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I pertemuan

    1 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya, diantaranya:

    adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa tertarik pada materi

    yang disampaikan guru, siswa sudah dapat bekerja sama dalam

    kelompok, siswa senang saat berkelompok, siswa tekun mempelajari

    sumber belajar yang ditentukan guru, siswa mampu berinteraksi dengan

    kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi dengan baik, serta siswa

    merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran.

    Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam

    siklus I pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus I pertemuan 2.

    Pertemuan 2

    Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 menerapkan metode probing

    prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi

    panas, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai

    berikut:

    a. Tahap perencanaan

    Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun

    rencana pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing

    prompting dengan media realia; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan

    LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan

    alat dan bahan yaitu: lilin, serbuk gergaji, batu bata 4 buah, air, gelas

    bening, seng, korek api; 6) memberikan evaluasi.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pelaksanaan pembelajaran siklus I pada pertemuan ke 2

    dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015 dengan materi energi panas

    selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai

    dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang

    materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan

    penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran

  • 47

    dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

    dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon

    siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing

    prompting dengan media realia.

    Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan 2 berlangsung sama

    persis dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati

    proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara

    mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

    Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus

    I pertemuan 2 ini sudah berjalan dengan baik. Hasil observasi terhadap

    aktivitas guru secara rinci disajikan melalui tabel 4.5 sebagai berikut.

    Tabel 4.5

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus I Pertemuan 2

    Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

    No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

    1 Kegiatan Awal

    a Memeriksa kesiapan siswa √

    b Menyampaikan kompetensi (tujuan)

    yang akan dicapai √

    2 Kegiatan Inti

    a Menyampaikan materi sesuai dengan

    hierarki belajar √

    b

    Melaksanakan pembelajaran sesuai

    dengan metode probing prompting

    dengan media realia

    c Menguasai kelas √

    d

    Melibatkan siswa dalam penggunaan

    metode probing prompting dengan

    media realia

    e

    Menumbuhkan partisipasi aktif siswa

    dalam penggunaan metode probing

    prompting dengan media realia (diskusi)

    f

    Menumbuhkan keceriaan dan

    antusiasme siswa dalam mengikuti

    pembelajaran

    g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

    3 Kegiatan Penutup

    a

    Membimbing siswa dalam

    menyimpulkan materi "energi" √

  • 48

    b Memberikan evaluasi √

    c Melaksanakan refleksi pembelajaran

    dengan melibatkan siswa √

    d Memberi tindak lanjut √

    Jumlah skor 46/52

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

    terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah

    skor 46 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang

    poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%

    dalam praktik pembelajaran.

    Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

    dengan media realia pada guru siklus I pertemuan 2, nampak ada

    kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat

    kegiatan pembelajaran, guru masih kurang optimal dalam melaksanakan

    refleksi pembelajaran yang dibuktikan dengan guru lupa dalam

    mempertanyakan bagaimana kegiatan pembelajaran hari ini, apakah

    menyenangkan, menegangkan, atau menakutkan, namun dalam hal

    menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab,

    membimbing siswa dalam menyimpulkan materi serta memberi tindak

    lanjut sudah ada peningkatan dari sebelumnya. Kelebihan guru adalah

    telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan hanya beberapa

    kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal. Sedangkan dari catatan

    pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru dalam menggunakan

    metode sudah mulai efektif, hal ini dibuktikan dengan siswa sudah mulai

    aktif dalam keterampilan bertanya, sebagian siswa sudah ada kemajuan

  • 49

    dalam menjawab pertanyaan, mereka tidak perlu ditunjuk dalam menjawab

    pertanyaan namun mereka tunjuk jari dan menjawab pertanyaan dari guru

    walaupun jawaban mereka masih kurang tepat, serta guru belum mampu

    mengelola waktu dengan baik terbukti pada saat pergantian jam pelajaran

    guru belum selesai dalam kegiatan pembelajaran.

    Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat dilakukan

    tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung dan percakapan

    itu dilakukan secara berurutan.

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ”Setelah mengamati perpindahan panas secara konveksi, apa

    yang terjadi pada kertas sebelum air mendidih dan setelah air

    mendidih?” (probing)

    ”Sebelum air mendidih kertas berada di bawah sedangkan

    setelah air mendidih kertas akan naik ke atas dan berputar

    kembali ke bawah dan begitu seterusnya.”

    ”Apakah setiap hari kalian merasakan panasnya cahaya

    matahari?” (probing)

    ”Iya.”

    ”Apakah panas yang terpancar dari matahari sampai ke bumi

    itu melalui zat perantara?” (probing)

    ”Tidak.”

    ”Setelah kalian melakukan percobaan (radiasi), apa yang

    kalian rasakan ketika dekat dengan api? Apakah ada zat

    perantaranya supaya kalian bisa merasakan hangat?”

    (prompting, probing)

    ”Hangat atau panas, tidak.”

    Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.6 sebagai berikut.

  • 50

    Tabel 4.6

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

    Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus I Pertemuan 2

    No Aspek yang diamati 1 2 3 4

    1.

    Kegiatan Awal

    a. Kesiapan menerima pelajaran √

    b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

    c. Mendengarkan secara seksama saat

    dijelaskan kompetensi yang hendak

    dicapai

    2.

    Kegiatan Inti

    a. Memperhatikan dengan serius ketika

    dijelaskan materi pelajaran √

    b. Aktif bertanya saat proses pelajaran

    materi √

    c. Adanya interaksi positif antar siswa √

    d. Adanya interaksi positif antara siswa –

    guru, siswa – materi pelajaran

    e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan

    belajar √

    f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

    diberi kesempatan √

    g. Aktif mencatat berbagai penjelasan

    yang diberikan √

    h. Siswa termotivasi dalam mengikuti

    proses pembelajaran √

    i. Siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran dengan tenang dan tidak

    merasa tertekan

    j. Adanya interaksi positif antara siswa

    dengan metode pembelajaran yang

    digunakan guru

    k. Siswa tertarik pada materi yang

    disajikan dengan metode probing

    prompting

    l. Siswa dapat bersosialisasi dan

    bekerjasama dalam kegiatan belajar

    kelompok

    m. Siswa melakukan diskusi pada

    kegiatan belajar kelompok √

  • 51

    n. Siswa merasa senang pada saat belajar

    kelompok √

    o. Siswa tampak tekun mempelajari

    sumber belajar yang ditentukan guru √

    p. Siswa mampu berinteraksi dengan

    kelompok belajarnya √

    q. Siswa merasa terbimbing √

    r. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan

    guru dengan metode probing prompting

    s. Siswa mampu mengemukakan

    pendapatnya dengan lugas √

    3. Kegiatan Penutup

    a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

    b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik

    Jumlah Skor 56/96

    Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 56 dari total poin 96. Jumlah

    skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari

    seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

    jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (cukup)

    jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah

    siswa yang ada (baik)

    jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (sangat baik)

    Berdasarkan tabel 4.6 nampak sebagian besar siswa sudah aktif

    dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab

    yang diberikan oleh guru, hal ini nampak pada saat guru memberi

    pertanyaan, sebagian besar siswa sudah berani menjawab, walaupun masih

    ada siswa yang malu dan takut dalam menjawab, guru memberikan

    pengertian kepada siswa bahwa tak ada jawaban yang salah tapi yang ada

    hanya jawaban yang kurang tepat. Nampak pula interaksi dalam diskusi.

    Saat guru menjelaskan tentang masalah energi panas, nampak siswa sudah

  • 52

    mulai menyimak dengan serius. Di dalam diskusi kelompok, nampak

    siswa memberi pertanyaan dan tanggapan. Tetapi masih ada siswa yang

    belum bertanya dalam diskusi. Untuk itu, guru mendorong kepada setiap

    anggota kelompok untuk menjawab. Kegiatan pembelajaran pertemuan ke

    2 ini dari keseluruhan aspek siswa sudah melaksanakannya dengan lebih

    baik dibandingkan dengan pertemuan 1.

    c. Tahap Refleksi

    Refleksi siklus I pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan

    menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam

    pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

    1) Keaktifan siswa meningkat yang dibuktikan dengan saat guru

    memberikan pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun

    jawaban mereka masih kurang sempurna, namun hal itu sudah cukup

    membuktikan bahwa siswa sudah mulai berani dalam mengungkapkan

    pendapat mereka. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru

    berguna untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian

    siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat

    mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya.

    2) Refleksi aktivitas guru

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan

    dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 2.

    Adapun kelemahan tindakan pada siklus I pertemuan 2 yang perlu

    diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru masih

    kurang optimal dalam melaksanakan refleksi pembelajaran yaitu guru

    masih belum melakukan refleksi karena guru kurang mengatur waktu

    dalam kegiatan pembelajaran sehingga pada saat jam pelajaran

    berganti pembelajaran yang dilakukan belum selesai, namun dalam

    hal menguasai kelas, melibatkan siswa dalam kegiatan tanya jawab,

    membimbing siswa dalam menyimpulkan materi melalui pertanyaan-

    pertanyaan yang sifatnya menuntun sehingga siswa akan

  • 53

    menyimpulkan sendiri apa yang telah mereka pelajari serta memberi

    tindak lanjut yang berupa pekerjaan rumah.

    3) Refleksi aktivitas siswa

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan

    kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus I

    pertemuan 2. Ada pun kelemahan tindakan siklus I pertemuan 2 yang

    perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah siswa yang

    malu dan takut dalam menjawab pertanyaan serta dalam mengajukan

    pertanyaan. Adapun keunggulan dari hasil refleksi pada siklus I

    pertemuan 2 perlu dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya,

    diantaranya: adanya interaksi antara siswa dengan guru, siswa sudah

    dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok,

    siswa tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, siswa

    mampu berinteraksi dengan kelompoknya, siswa mengerjakan evaluasi

    dengan baik, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan

    pembelajaran.

    Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus I pertemuan 1

    dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut ini.

    Tabel 4.7

    Peningkatan hasil observasi guru dan siswa

    siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2

    Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa

    Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

    39/52 46/52 36/96 56/96

    Berdasarkan tabel 4.7 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil

    observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru

    dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 7 poin

    yaitu dari 39 menjadi 46 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula

    dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 20 poin

    yaitu dari 36 poin menjadi 56 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa

    dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab,

    contohnya:

  • 54

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ”Kalau tadi kita berada di lapangan terbuka di siang hari yang

    cerah merasakan panas, kalau begitu berarti panas itu

    merupakan salah satu bentuk apa?” (probing)

    ”Energi.”

    ”Energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan

    ….” (prompting)

    ”Energi panas.”

    ”Kalau tadi berada di lapangan terbuka di siang hari

    merasakan panas dan ternyata panas tersebut berasal dari

    matahari, berarti matahari itu dalam kehidupan sehari-hari

    merupakan salah satu sumber apa?” (prompting)

    ”Sumber energi panas.”

    ”Panas dari matahari bisa kita gunakan untuk apa saja?”

    (probing)

    ”Mengeringkan baju saat di jemur, menjemur hasil panen bagi

    petani.”

    ”Selain manusia, panas matahari juga dimanfaatkan oleh ….

    (prompting)

    ”Hewan dan tumbuhan.”

    ”Kalau hewan panas matahari digunakan untuk apa?”

    (prompting)

    ”Menghangatkan badan saat kedinginan.”

    ”Kalau tumbuhan panas matahari digunakan untuk apa?”

    (prompting)

    ”Untuk fotosintesis”

    Percakapan di atas terjadi pada saat guru akan menjelaskan materi

    pembelajarannya dan percakapan itu dilakukan secara berurutan. Sedangkan

    jenis pertanyaannya adalah probing dan prompting. Jika pertanyaan itu hanya

    menggali pengetahuan apa yang telah diketahui oleh siswa maka pertanyaan

    itu termasuk dalam probing question, contohnya ”kalau tadi kita berada di

    lapangan terbuka di siang hari yang cerah merasakan panas, kalau begitu

  • 55

    berarti panas itu merupakan salah satu bentuk apa?” Namun jika pertanyaan

    itu menuntun berarti pertanyaan itu termasuk dalam prompting question,

    misalnya ”energi yang dihasilkan oleh panas berarti bisa disebut dengan

    …..” Dari percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam kegiatan

    pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media realia supaya

    bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan memberikan

    pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun sampai siswa

    tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan. Pertanyaan yang

    sifatnya menggali digunakan untuk mencari tahu pengalaman atau

    pengamatan peserta didik yang berkaitan erat dengan materi belajar mereka.

    Sedangkan pertanyaan yang menuntun digunakan untuk mengarahkan

    pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari pengalaman atau

    pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.

    Kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan

    media realia ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan

    keberhasilan siklus I. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode probing prompting dapat

    berjalan dengan lancar sesuai yang telah direncanakan. Siswa nampak senang

    dan mulai antusias dalam memecahkan masalah yaitu melalui kegiatan tanya

    jawab yang sifatnya menuntun atau menggali serta interaksi siswa dalam

    diskusi mulai nampak.

    Hasil Belajar Siklus I

    Dari tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja siswa yang

    meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok, menjawab pertanyaan,

    mengumpulkan informasi, diskusi, dan membuat kesimpulan secara rinci

    disajikan melalui tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I Siswa

    Kelas IV SD Negeri Purworejo Semester II Tahun 2014/2015 berikut ini.

  • 56

    Tabel 4.8

    Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus I

    No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

    1 70).

    Diketahui untuk nilai

  • 57

    dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil

    Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus I berikut ini.

    TuntasTidak TuntasSlice 3Slice 4

    Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai siklus I

    Melalui data yang diperoleh ini yaitu ketuntasan belajar siswa

    mencapai 42,83% dari jumlah seluruh siswa (23 siswa) dan 57,17% dari 23

    siswa tidak tuntas dalam pembelajaran ini, sehingga peneliti perlu

    mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil

    belajar siswa, khususnya siswa kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan

    Suruh Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

    materi ”Energi” dengan menggunakan metode probing prompting. Kegiatan

    pembelajaran ini akan dilanjutkan ke siklus II sebagai pemantapan

    keberhasilan siklus I.

    4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

    Siklus II dilaksanakan pada tanggal 30-31 Maret 2015 di kelas IV SD

    Negeri Purworejo.

    Pertemuan 1

    Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 menerapkan metode probing

    prompting dengan media realia tentang energi bunyi. Berdasarkan rancangan

    penelitian tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1 terdiri dari tahap-tahap

    berikut ini:

    42,83%

    57,17%

  • 58

    a. Tahap Perencanaan

    Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana

    pelaksanaan pembelajaran; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan

    LKS; 4) menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan

    alat dan bahan yang berupa kaleng bekas, benang, paku; dan 6) menyusun

    alat evaluasi.

    Perencanaan PTK dalam Siklus II berdasarkan pada hasil refleksi

    siklus I yakni mengacu kelemahan dan kelebihan yang terjadi. Adapun

    perencanaan yang disiapkan sama persis yang dilakukan dalam siklus I.

    Perbedaan yang muncul terletak pada materi pembelajaran yang diberikan.

    Pada siklus II menggunakan materi ”energi bunyi”. Dengan demikian LKS

    dan soal tes formatif menyesuaikan dengan materi yang diberikan.

    b. Tahap Pelaksanaan tindakan dan observasi

    Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 30

    Maret 2015 selama 2x35 menit, yang terdiri dari tiga kegiatan

    pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup.

    Kegiatan awal guru memulai pembelajaran dengan memberikan

    motivasi dengan mengajak siswa tanya jawab tentang energi bunyi.

    Kemudian guru memberi penjelasan indikator dan tujuan pembelajaran

    yang akan dicapai. Pembelajaran dengan metode probing prompting

    dengan media realia dimulai dengan langkah-langkah yang sama persis

    dengan siklus I dengan lebih mengoptimalkan setiap aktivitas yaitu

    kegiatan tanya jawab. Pada saat pembelajaran siklus II baik dalam

    pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berlangsung dilakukan observasi.

    Setelah pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus II selesai,

    maka dilakukan refleksi.

    Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.10 sebagai berikut.

  • 59

    Tabel 4.10

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 1

    Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

    No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

    1 Kegiatan Awal

    a Memeriksa kesiapan siswa √

    b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

    dicapai √

    2 Kegiatan Inti

    a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

    belajar √

    b

    Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

    metode probing prompting dengan media

    realia

    c Menguasai kelas √

    d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

    probing prompting dengan media realia √

    e

    Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    penggunaan metode probing prompting

    dengan media realia (diskusi)

    f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme

    siswa dalam mengikuti pembelajaran √

    g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

    3 Kegiatan Penutup

    a

    Membimbing siswa dalam menyimpulkan

    materi "energi" √

    b Memberikan evaluasi √

    c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

    melibatkan siswa √

    d Memberi tindak lanjut √

    Jumlah skor 49/52

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

    terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah

    skor 49 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang

    poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    =

    =

    jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

  • 60

    3

    4

    =

    =

    jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%

    dalam praktik pembelajaran.

    Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

    dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 1, nampak ada

    kekurangan guru dalam pengelolaan pembelajaran antara lain pada saat

    kegiatan pembelajaran, guru kurang optimal dalam menguasai kelas,

    melaksanakan refleksi pembelajaran, serta memberi tindak lanjut.

    Kelebihan guru adalah telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, dan

    hanya beberapa kegiatan saja yang pelaksanaannya kurang optimal.

    Sedangkan dari catatan pengamat yang diberikan kepada guru adalah guru

    dalam menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan

    seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun siswa

    saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa sudah

    menyeluruh, baik secara individu maupun dalam kelompok/diskusi; guru

    juga sudah menggunakan media realianya dalam proses pembelajaran, hal

    ini dibuktikan dengan siswa membuat sendiri media/alat peraga yang

    digunakan untuk membuktikan bahwa bunyi itu merambat melalui zat

    padat yaitu berupa telepon-teleponan dari kaleng bekas yang akan mereka

    gunakan untuk bertelepon dengan teman-temannya dan membuktikan

    bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat padat yang berupa benang.

    Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan

    melalui tabel 4.11 berikut.

    Tabel 4.11

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

    Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 1

    No Aspek yang diamati 1 2 3 4

    1.

    Kegiatan Awal

    a. Kesiapan menerima pelajaran √

    b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

  • 61

    c. Mendengarkan secara seksama saat

    dijelaskan kompetensi yang hendak

    dicapai

    2.

    Kegiatan Inti

    a. Memperhatikan dengan serius ketika

    dijelaskan materi pelajaran √

    b. Aktif bertanya saat proses pelajaran

    materi √

    c. Adanya interaksi positif antar siswa √

    d. Adanya interaksi positif antara siswa –

    guru, siswa – materi pelajaran

    e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan

    belajar √

    f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

    diberi kesempatan √

    g. Aktif mencatat berbagai penjelasan

    yang diberikan √

    h. Siswa termotivasi dalam mengikuti

    proses pembelajaran √

    i. Siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran dengan tenang dan tidak

    merasa tertekan

    j. Adanya interaksi positif antara siswa

    dengan metode pembelajaran yang

    digunakan guru

    k. Siswa tertarik pada materi yang

    disajikan dengan metode probing

    prompting

    l. Siswa dapat bersosialisasi dan

    bekerjasama dalam kegiatan belajar

    kelompok

    m. Siswa melakukan diskusi pada

    kegiatan belajar kelompok √

    n. Siswa merasa senang pada saat belajar

    kelompok √

    o. Siswa tampak tekun mempelajari

    sumber belajar yang ditentukan guru √

    p. Siswa mampu berinteraksi dengan

    kelompok belajarnya √

    q. Siswa merasa terbimbing √

  • 62

    r. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan

    guru dengan metode probing prompting

    s. Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lugas

    3. Kegiatan Penutup

    a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

    b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik

    Jumlah Skor 70/96

    Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 70 dari total poin 96. Jumlah

    skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari

    seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

    jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (cukup)

    jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah

    siswa yang ada (baik)

    jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (sangat baik)

    Berdasarkan tabel 4.11 nampak sebagian besar kegiatan sudah

    dilakukan oleh siswa. Hal ini dibuktkan dengan 16 aspek telah memenuhi

    kriteria baik yaitu dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah siswa yang ada atau

    bisa dikatakan 16 siswa telah memenuhi kriteria baik yakni pada aspek

    kesiapan menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai,

    memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam kegiatan

    belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa

    dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam pembelajaran, mengikuti

    pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan, menjawab pertanyaan dengan

    benar, mengemukakan pendapat dengan lugas, aktif membuat rangkuman. Di

    samping itu, catatan pengamat yang menunjukkan kelebihan yang muncul

    dalam pelaksanaan tindakan adalah adanya interaksi antara siswa dengan guru

    maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa sudah dapat

  • 63

    bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat berkelompok, serta siswa

    merasa terbimbing dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun

    secara kelompok atau dalam berdiskusi.

    c. Tahap Refleksi

    Refleksi siklus II pertemuan 1 merumuskan pembelajaran dengan

    menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam

    pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

    1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan

    media realia dapat meningkatkan keterampilan bertanya seperti tanya

    jawab yang sifatnya menuntun atau menggali guna mengetahui

    tingakat pengetahuan siswa, siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan

    pembelajaran sehingga siswa berani untuk berpendapat atau

    menjawab pertanyaan serta dapat mengajukan pertanyaan kepada guru

    ataupun teman lainnya, serta mampu membuat alat peraga/media

    realianya sendiri dengan kelompoknya sehingga interaksi dengan

    anggota kelompoknya dapat berjalan dengan baik.

    2) Refleksi aktivitas guru

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru ditemukan kelemahan

    dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan 1.

    Adapun kelemahan tindakan pada siklus II pertemuan 1 yang perlu

    diperbaiki oleh guru pada pembelajaran berikutnya adalah guru

    kurang optimal dalam menguasai kelas, melaksanakan refleksi

    pembelajaran, serta memberi tindak lanjut. Kelebihan guru adalah

    telah melakukan seluruh aktivitas sesuai RPP, guru dalam

    menggunakan metode sudah efektif, hal ini dibuktikan dengan

    seringnya kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh guru maupun

    siswa saat pembelajaran berlangsung; guru dalam membimbing siswa

    sudah menyeluruh, baik secara individu maupun dalam

    kelompok/diskusi; guru juga sudah menggunakan media realianya

    dalam proses pembelajaran, hal ini dibuktikan dengan siswa membuat

    sendiri media/alat peraga yang digunakan untuk membuktikan bahwa

  • 64

    bunyi itu merambat melalui zat padat yaitu berupa telepon-teleponan

    dari kaleng bekas yang akan mereka gunakan untuk bertelepon dengan

    teman-temannya dan membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat

    melalui zat padat yang berupa benang.

    Berikut contoh percakapan antara guru dan siswa saat

    dilakukan tanya jawab pada proses pembelajaran sedang berlangsung

    dan percakapan dilakukan secara berturut-turut.

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ”Coba kalian ingat-ingat, di pagi hari kalian biasanya

    mendengar suara apa saja?” (probing)

    ”Ayam berkokok, alarm, bel saat di sekolah.”

    ”Misalnya ada bel yang letaknya berada 10 meter dari

    kita, apakah kita akan mendengar bunyi bel tersebut?”

    (probing)

    ”Iya, bisa.”

    ”Jika kita mendengar bunyi bel tersebut berarti bunyi itu

    bisa kita dengar dengan cara apa? Apakah dengan cara

    merambat?” (prompting)

    ”Merambat.”

    ”Berarti kalau begitu bel itu termasuk sumber bunyi atau

    tidak?” (prompting)

    ”Iya, termasuk sumber bunyi.”

    ”Bagaimana cara alat musik gitar, drum, dan terompet

    bisa berbunyi?” (probing)

    ”Gitar = dipetik

    Drum = dipukul

    Terompet = ditiup”

    ”Mengapa gitar bisa menghasilkan bunyi yang

    diinginkan?” (prompting)

    ”Karena jika senarnya diseteli kemudian kita petik

    senarnya maka akan mengeluarkan bunyi.”

  • 65

    3) Refleksi aktivitas siswa

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa ditemukan

    kelemahan dan keunggulan dalam pelaksanaan tindakan siklus II

    pertemuan 1. Ada pun kelemahan tindakan siklus II pertemuan 1 yang

    perlu diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya adalah aspek kesiapan

    menerima pelajaran, mendengarkan kompetensi yang akan dicapai,

    memperhatikan saat dijelaskan materi, aktif bertanya, aktif dalam

    kegiatan belajar yaitu dengan adanya interaksi antara guru dengan siswa

    maupun siswa dengan siswa, aktif mencatat, termotivasi dalam

    pembelajaran, mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak tertekan,

    menjawab pertanyaan dengan benar, mengemukakan pendapat dengan

    lugas, aktif membuat rangkuman. Adapun keunggulan dari hasil

    refleksi pada siklus II pertemuan 1 perlu dipertahankan pada

    pembelajaran selanjutnya, diantaranya adanya interaksi antara siswa

    dengan guru maupun siswa dengan siswa yang dibuktikan dengan siswa

    sudah dapat bekerja sama dalam kelompok, siswa senang saat

    berkelompok, serta siswa merasa terbimbing dalam kegiatan

    pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok atau dalam

    berdiskusi.

    Dengan demikian, semua kekurangan-kekurangan yang muncul dalam

    siklus II pertemuan 1 akan diperbaiki pada siklus II pertemuan 2.

    Pertemuan 2

    Pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 menerapkan metode probing

    prompting dengan media realia dalam pembelajaran IPA tentang energi

    bunyi, yang berdasarkan pada rancangan PTK dengan tahap-tahap sebagai

    berikut:

    a. Tahap perencanaan

    Tahap perencanaan yang dilakukan adalah: 1) menyusun rencana

    pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode probing prompting

    dengan media realia; 2) menyusun kisi-kisi soal; 3) menyiapkan LKS; 4)

    menyiapkan lembar observasi guru dan siswa; 5) mempersiapkan alat dan

  • 66

    bahan yaitu: air, ember, dua buah batu, kaleng bekas, kain, isolasi, lem; 6)

    memberikan evaluasi.

    b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Pelaksanaan pembelajaran siklus II pada pertemuan ke 2

    dilaksanakan pada hari Selasa, 31 Maret 2015 dengan materi energi bunyi

    selama 2x35 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini dimulai

    dengan memberikan motivasi dan apersepsi melalui tanya jawab tentang

    materi pada pertemuan pertama kemudian dilanjutkan dengan

    penyampaian materi yang sudah disiapkan. Kegiatan pembelajaran

    dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

    dari materi pertemuan 1 sampai pertemuan 2, dan pengamatan respon

    siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode probing

    prompting dengan media realia.

    Pembelajaran siklus II pertemuan 2 berlangsung sama persis

    dengan pertemuan 1 yakni menggunakan observer untuk mengamati

    proses pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara

    mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil observasi

    menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini

    sudah berjalan sangat baik. Hasil observasi terhadap aktivitas guru secara

    rinci disajikan melalui tabel 4.12 sebagai berikut.

    Tabel 4.12

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan Siklus II Pertemuan 2

    Metode Probing Prompting dengan Media Realia pada Guru

    No Aspek Yang Diamati 1 2 3 4

    1 Kegiatan Awal

    a Memeriksa kesiapan siswa √

    b Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan

    dicapai √

    2 Kegiatan Inti

    a Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki

    belajar √

    b Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

    metode probing prompting dengan media realia √

    c Menguasai kelas

  • 67

    d Melibatkan siswa dalam penggunaan metode

    probing prompting dengan media realia √

    e

    Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

    penggunaan metode probing prompting dengan

    media realia (diskusi)

    f Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa

    dalam mengikuti pembelajaran √

    g Memantau siswa dalam kegiatan belajar √

    3 Kegiatan Penutup

    a

    Membimbing siswa dalam menyimpulkan

    materi "energi" √

    b Memberikan evaluasi √

    c Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

    melibatkan siswa

    d Memberi tindak lanjut √

    Jumlah skor 52/52

    Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh pengamat

    terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh jumlah

    skor 52 dari total poin 52. Jumlah skor dapat diperoleh dari jumlah rentang

    poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut 25% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 50% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut 75% dilaksanakan dalam praktik

    pembelajaran.

    jika pernyatan tersebut dilaksanakan hampir mencapai 100%

    dalam praktik pembelajaran.

    Hasil observasi implementasi tindakan metode probing prompting

    dengan media realia pada guru siklus II pertemuan 2, sudah memenuhi

    kriteria sangat baik karena semua aspek sudah di kerjakan dengan baik.

    Hasil observasi terhadap aktivitas siswa secara rinci disajikan melalui

    tabel 4.13 sebagai berikut.

  • 68

    Tabel 4.13

    Hasil Pengamatan Implementasi Tindakan

    Metode Probing Prompting pada Siswa Siklus II Pertemuan 2

    No Aspek yang diamati 1 2 3 4

    1.

    Kegiatan Awal

    a. Kesiapan menerima pelajaran √

    b. Siswa mampu menjawab apersepsi √

    c. Mendengarkan secara seksama saat

    dijelaskan kompetensi yang hendak

    dicapai

    2.

    Kegiatan Inti

    a. Memperhatikan dengan serius ketika

    dijelaskan materi pelajaran √

    b. Aktif bertanya saat proses pelajaran

    materi √

    c. Adanya interaksi positif antar siswa √

    d. Adanya interaksi positif antara siswa –

    guru, siswa – materi pelajaran

    e. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan

    belajar √

    f. Siswa memberikan pendapatnya ketika

    diberi kesempatan √

    g. Aktif mencatat berbagai penjelasan

    yang diberikan √

    h. Siswa termotivasi dalam mengikuti

    proses pembelajaran √

    i. Siswa dalam mengikuti proses

    pembelajaran dengan tenang dan tidak

    merasa tertekan

    j. Adanya interaksi positif antara siswa

    dengan metode pembelajaran yang

    digunakan guru

    k. Siswa tertarik pada materi yang

    disajikan dengan metode probing

    prompting

    l. Siswa dapat bersosialisasi dan

    bekerjasama dalam kegiatan belajar

    kelompok

    m. Siswa melakukan diskusi pada

    kegiatan belajar kelompok √

  • 69

    n. Siswa merasa senang pada saat belajar

    kelompok √

    o. Siswa tampak tekun mempelajari

    sumber belajar yang ditentukan guru √

    p. Siswa mampu berinteraksi dengan

    kelompok belajarnya √

    q. Siswa merasa terbimbing √

    r. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan

    guru dengan metode probing prompting

    s. Siswa mampu mengemukakan

    pendapatnya dengan lugas √

    3. Kegiatan Penutup

    a. Siswa secara aktif membuat rangkuman √

    b. Siswa mengrjakan evaluasi dengan baik

    Jumlah Skor 88/96

    Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh siswa diperoleh jumlah skor 88 dari total poin 96. Jumlah

    skor dapat diperoleh dari jumlah rentang poin dari 1 sampai 4.

    1

    2

    3

    4

    =

    =

    =

    =

    jika pernyatan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% dari

    seluruh jumlah siswa yang ada (kurang)

    jika pernyataan tersebut dilakukan antara 11% - 40% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (cukup)

    jika pernyataan tersebut dilakukan oleh 41% - 70% dari jumlah

    siswa yang ada (baik)

    jika pernyataan tersebut dilakukan lebih dari 71% dari seluruh

    jumlah siswa yang ada (sangat baik)

    Berdasarkan tabel 4.13 proses pembelajaran sudah memenuhi

    kriteria sangat baik, nampak sebagian besar siswa sudah aktif dalam

    melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

    probing prompting dengan media realia, hal ini dibuktikan pada saat guru

    memberi pertanyaan, siswa sudah berani menjawab walaupun ada jawaban

    yang salah. Meski masih ada 1 atau 2 siswa yang tidak berani bertanya di

    kelompoknya ketika berdiskusi. Untuk mengatasinya guru memberi

    kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk bertanya dan ataupun

  • 70

    menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Kegiatan pembelajaran

    baik dalam pertemuan 1 maupun pertemuan 2, nampak siswa lebih aktif

    bertanya dan menjawab, lebih semangat belajar, serta nampak keseriusan

    mereka dalam diskusi.

    Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sesuai harapan dan

    berjalan sangat baik. Di akhir kegitan pembelajaran diadakan evaluasi dengan

    menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi untuk mengetahui

    respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode probing prompting

    dengan media realia.

    c. Tahap Refleksi

    Refleksi siklus II pertemuan 2 merumuskan pembelajaran dengan

    menggunakan metode probing promting dengan media realia dalam

    pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:

    1) Pembelajaran dengan menggunakan metode probing promting dengan

    media realia dapat meningkatkan keaktifan siswa serta keterampilan

    bertanya guna mengetahui tingkat pengetahuan siswa serta keberanian

    siswa untuk berpendapat dalam menjawab pertanyaan serta dapat

    mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun teman lainnya, dan

    mampu membuat sendiri alat peraga/media yang digunakan untuk

    membuktikan bahwa bunyi itu dapat merambat melalui zat cair dan

    bunyi dapat dipantulkan dengan alat dan bahan yang telah disediakan.

    2) Refleksi aktivitas guru

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas guru pada siklus II

    pertemuan 2 ini nampak dalam pengelolaan pembelajaran guru telah

    menguasai semua aspek yang diamati dalam penggunaan metode

    probing prompting dengan media realia serta guru telah melakukan

    seluruh aktivitas sesuai dengan RPP dan pelaksanaannya sudah

    optimal.

    3) Refleksi aktivitas siswa

    Berdasarkan hasil refleksi aktivitas siswa nampak sebagian

    besar siswa sudah aktif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

  • 71

    dengan menggunakan metode probing prompting dengan media realia,

    hal ini dibuktikan pada saat guru memberi pertanyaan, siswa sudah

    berani menjawab walaupun ada jawaban yang salah. Meski masih ada 1

    atau 2 siswa yang tidak berani bertanya di kelompoknya ketika berdiskusi.

    Kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 2 ini sesuai harapan

    dan berjalan dengan sangat baik. Di akhir kegiatan pembelajaran diadakan

    evaluasi dengan menggunakan tes tertulis dan diakhiri dengan refleksi

    untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan metode

    probing prompting dengan media realia.

    Peningkatan hasil observasi guru dan siswa dari siklus II pertemuan 1

    dan pertemuan 2 dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut ini.

    Tabel 4.14

    Peningkatan hasil observasi guru dan siswa

    siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2

    Hasil Observasi Guru Hasil Observasi Siswa

    Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

    49/52 52/52 70/96 88/96

    Berdasarkan tabel 4.14 diatas maka dapat disimpulkan dari hasil

    observasi guru maupun siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi guru

    dari pertemuan 1 dan pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 3 poin

    yaitu dari 49 menjadi 52 poin dari total seluruhnya 52 poin. Begitu pula

    dengan hasil observasi siswa juga mengalami peningkatan sebesar 18 poin

    yaitu dari 70 poin menjadi 88 poin dari total seluruhnya 96 poin. Hal itu bisa

    dibuktikan dengan contoh percakapan saat dilakukan tanya jawab,

    contohnya:

    Guru

    Siswa

    :

    :

    ”Misalkan ada dua kelereng yang kalian benturkan di udara dan

    kalian benturkan di air, kira-kira suaranya lebih keras yang

    mana? Mengapa?” (prompting)

    ”Suaranya lebih keras yang dibenturkan di udara sedangkan yang

    dibenturkan di air suaranya lebih pelan karena tekanan di air

    lebih besar daripada tekanan di udara.”

  • 72

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    Guru

    Siswa

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    ”Kalian pernah di suatu ruangan kosong yang dikelilingi oleh

    tembok?” (probing)

    ”Pernah.”

    ”Jika kalian berteriak apa yang akan terjadi? Mengapa bisa

    terjadi seperti itu?” (prompting)

    ”Suaranya memantul.

    Karena suara kita mengenai dinding yang permukaannya keras

    sehingga suara kita akan memantul.”

    ”Kalian pernah masuk ke dalam ruangan pertunjukan film atau

    bioskop? Atau pergi ke goa? Apakah suara di dalam bioskop atau

    goa bisa terdengar sampai di luar? Mengapa?” (prompting)

    ”Pernah/belum pernah.

    Tidak, karena dalam ruangan bioskop tersebut ada peredam bunyi

    sehingga suaranya tidak sampai di luar.

    Di dalam goa ada rongga-rongga kecil sehingga suara kita jika di

    dalam goa akan diserap.”

    Berdasarkan percakapan di atas maka dapat terlihat cara guru dalam

    kegiatan pembelajaran melalui metode probing prompting dengan media

    realia supaya bisa membimbing siswa sampai mengerti adalah dengan

    memberikan pertanyaan terus menerus yang sifatnya menggali dan menuntun

    sampai siswa tersebut bisa menjawab sampai apa yang diinginkan.

    Hasil Belajar Siklus II

    Berdasarkan tes formatif dan hasil pengamatan terhadap unjuk kerja

    siswa yang meliputi menyimak, menanya, membentuk kelompok,

    mengumpulkan informasi, diskusi, membuat kesimpulan secara rinci disajikan

    melalui tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II berikut ini.

  • 73

    Tabel 4.15

    Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II

    No. Skor Hasil Belajar Frekuensi Persentase (%)

    1 70). Hal ini

    dibuktikan dengan nilai

  • 74

    dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya yang mencapai skor rata-rata 67,

    skor minimal 55 dan skor maksimal 85.

    Berdasarkan hasil belajar dari tabel 4.15 dan 4.16, maka ketuntasan

    belajar dapat diketahui dan ditunjukkan melalui gambar 4.3 Diagram Lingkaran

    Hasil Belajar Berdasarkan Ketuntasan Siklus II berikut ini.

    TuntasTidak TuntasSlice 3Slice 4

    Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Hasil Belajar Siklus II

    Gambar 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar IPA berdasarkan

    ketuntasan belajar siswa kelas IV pada siklus II mencapai 100% dari jumlah

    seluruh siswa (23 siswa). Akhir siklus II yang telah mencapai ketuntasan 100%

    maka hipotesis tindakan yang diajukan dalam bab II skripsi ini terbukti.

    4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

    Hasil penelitian dari tindakan pembelajaran dengan metode probing

    prompting yang diberikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Purworejo semester

    II tahun 2014/2015 nampak ada peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II.

    Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil belajar ditunjukkan melalui tabel 4.17

    Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I dan Siklus II berikut ini.

    100%

  • 75

    Tabel 4.17

    Perbandingan Hasil Belajar IPA Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    No Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II

    Frekuensi Persen Frekuensi Persen Frekuensi Persen

    1 Tidak Tuntas 22 95,65% 12 57,17% 0 0%

    2 Tuntas 1 4,35% 11 42,83% 23 100%

    Jumlah 23 100% 23 100% 23 100%

    Berdasarkan tabel perbandingan hasil belajar pada tabel 4.17 dapat

    dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Alam terbukti untuk klasifikasi Tuntas, pada tindakan

    siklus I ada 11 siswa yang tuntas, sedangkan siklus II jumlah siswa yang

    tuntas ada 23 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan

    metode probing prompting dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada

    klasifikasi tidak tuntas, pada siklus I terdapat 12 siswa yang belum tuntas

    pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, setelah diadakan siklus II

    keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar, dalam arti tidak ada siswa

    yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.4 dan grafik 4.5

    sebagai berikut.

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Prasiklus siklus I siklus II

    22

    12

    01

    11

    23

    jum

    lah

    sis

    wa

    tidak tuntas

    tuntas

    Gambar 4.4

    Diagram Batang Perbandingan Hasil Belajar

    Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

  • 76

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    Prasiklus siklus I siklus II

    jum

    lah

    sis

    wa

    tuntas

    tidak tuntas

    Gambar 4.5

    Grafik Perbandingan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    Analisis dari distribusi hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II ini

    ditunjukkan melalui tabel 4.18 skor minimum, skor maksimum, dan rata-rata

    hasil belajar prasiklus, siklus I, dan Siklus II sebagai berikut.

    Tabel 4.18

    Skor Minimum, Skor Maksimum, dan Rata-Rata Hasil Belajar

    Prasiklus, Siklus I, Dan Siklus II

    Uraian Prasiklus Siklus I Siklus II

    Skor minimum 35 55 70

    Skor maksimum 75 85 100

    Rata-rata 55 67 82

    Pembelajaran dengan menggunakan metode probing prompting untuk

    mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung siswa mengikuti dengan antusias, senang, dan aktif,

    yang ditunjukkan hasil analisis data dalam proses pembelajaran dengan metode

    probing prompting. Setiap siklus mengalami peningkatan, hal ini berdampak

    positif terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan

    melalui gambar 4.6 berikut.

  • 77

    0 20 40 60 80 100 120

    Skor Minimal

    Skor

    Maksimal

    Skor Rata-

    Rata Siklus II

    Siklus I

    Pra siklus

    Gambar 4.6

    Diagram Batang Hasil Belajar Berdasarkan

    Skor Minimal, Skor Maksimal, dan Skor Rata-Rata

    Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar

    nampak juga melalui skor minimal, skor maksimal dan rata-rata. Nampak dari

    gambar ditunjukkan panjang batang yang semakin naik dari mulai prasiklus

    sampai dengan siklus II. Hal ini menunjukkan pembelajaran dengan

    menerapkan metode probing prompting dengan media realia dapat

    meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar. Dalam metode

    probing prompting dibedakan menjadi dua jenis yaitu probing question dan

    prompting question. Pertanyaan menggali (probing question) digunakan

    untuk mencari tahu pengalaman atau pengamatan peserta didik yang

    berkaitan erat dengan materi belajar mereka. Sedangkan pertanyaan

    mengarahkan atau menuntun (prompting question) digunakan untuk

    mengarahkan pemahaman peserta didik dari hal-hal yang digali dari

    pengalaman atau pengamatan mereka ke suatu pembentukan konsep baru.

    Pembelajaran yang menerapkan metode probing prompting dengan

    media realia dapat meningkatkan jumlah ketuntasan siswa dalam belajar. Hal

    ini dibuktikan dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru yang sifatnya

    Nilai

  • 78

    menuntun atau menggali supaya siswa lebih terarah dalam menjawab

    pertanyaan dari guru sehingga jawaban yang diharapkan oleh guru akan

    tercapai. Selain itu pemahaman materi antara siswa satu dengan yang lainnya

    yang berbeda menyebabkan nilai yang diperoleh siswa juga berbeda, hal ini

    tergantung dari cara belajar mereka, ada yang menulis sambil mendengarkan

    penjelasan guru, ada juga yang hanya mendengarkan penjelasan guru baru

    mengerti apa yang dijelaskan. Namun tidak cukup hanya dengan pemahaman

    materi dan cara belajar saja melainkan karena dituntun dengan pertanyaan

    yang sifatnya menggali dan menuntun sehingga nilai yang diperoleh siswa

    dapat meningkat. Dalam hal ini guru harus membimbing siswa dengan

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menggali dan menuntun

    sehingga jawaban siswa akan sependapat dengan apa yang diharapkan oleh

    guru. Selain itu penggunaan media realia juga meningkatkan hasil belajar

    siswa karena dengan media yang nyata siswa dapat mempraktikkan langsung

    apa yang telah dijelaskan oleh guru sehingga siswa lebih tertarik pada

    pembelajaran dibandingkan pada saat kegiatan prasiklus yang hanya

    menggunakan gambar saja.

    Penggunaan metode probing prompting dengan media realia bagi

    siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, terbukti pada saat sebelum

    ada tindakan, siswa hanya diperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan

    dengan energi, sedangkan setelah diberi tindakan yaitu dengan metode

    probing prompting dengan media realia siswa lebih antusias dalam mengikuti

    pembelajaran yang terbukti bahwa melalui percobaan siswa lebih suka dan

    tertarik daripada hanya melihat gambar di buku karena pada saat siswa

    melakukan percobaan siswa akan mempraktikkan langsung apa yang telah

    dijelaskan oleh guru sehingga siswa merasa lebih senang dan antusias dalam

    mengikuti pembelajaran. Selain meningkatkan motivasi, metode probing

    prompting dengan media realia dapat meningkatkan keaktifan, keberanian,

    serta rasa percaya diri siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

    guru. Pertanyaan-pertanyaan yang telah dijawab oleh siswa akan ditampung

    oleh guru kemudian ditulis di papan tulis sehingga siswa mengetahui apa

  • 79

    yang telah mereka sampaikan dan tidak akan ada yang menjawab yang sama

    karena jawaban siswa telah ditulis di papan tulis. Guru tidak hanya

    menampung jawaban dari satu siswa saja melainkan dari beberapa siswa

    supaya siswa terlatih untuk aktif menjawab pertanyaan dari guru. Dalam hal

    ini, guru tidak hanya menampung jawaban dari siswa tetapi guru juga harus

    mengetahui jawaban siswa itu benar atau salah. Jika jawaban siswa benar

    maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut

    untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam kegiatan yang sedang

    berlangsung. Namun, jika siswa tersebut mengalami kemacetan jawab dalam

    hal ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka

    guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan

    petunjuk jalan penyelesaian pertanyaan tersebut.

    Penggunaan metode probing prompting dengan media realia pada

    materi ”energy”, dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan

    dengan adanya ketuntasan belajar siswa yang mencapai 100% dari 23 siswa

    yang ada mendapat skor melebihi KKM > 70. Hal ini disebabkan sebelumnya

    siswa telah mempelajari materi energi dengan guru kelasnya, walaupun

    materi tersebut hanya dari buku paket dan LKS yang mereka pegang. Dalam

    penelitian ini, posisi peneliti adalah mengulang materi yang telah diajarkan

    oleh guru kelas IV. Walaupun peneliti bertindak sebagai pengulang, tetapi

    peneliti bisa mengembangkan materi yang akan diajarkan. Tidak hanya dari

    LKS yang sudah dipegang oleh siswa, tetapi peneliti harus menggunakan

    buku paket dari beberapa sumber serta materi pendukung lain dari internet

    supaya pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.