Upload
vohanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar
dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa guru
menggunakan metode ceramah, sehingga guru aktif menjelaskan materi yang
disampaikan dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru mengajukan
pertanyaan, hanya 5 siswa yang berani menjawab atau mengemukakan
pendapatnya. Diharapkan dengan tanya jawab tersebut siswa semakin memahami
isi pelajaran. Namun setelah dilaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran hasil
evaluasi tersebut masih jauh dari harapan. Maka perlu diadakan perbaikan melalui
penggunaan model pembelajaran TAI. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yang dimiliki siswa skornya sama atau di atas 90.
Jika siswa belum mencapai skor 90 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Proses
pelaksanaan tindakan per siklus terbagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-
masing pertemuan berlangsung selama 2 x 35 menit.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa
dari 25 siswa terdapat 3 siswa yang mengalami ketuntasan dan 22 siswa yang
belum mengalami ketuntasan dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal ini
dapat terlihat dalam tabel 4.1
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Pra Siklus
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%)
< 90 Tidak Tuntas 22 88%
≥ 90 Tuntas 3 12%
Jumlah 25 100%
Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas
dalam belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90). Dari
tabel diatas diketahui terdapat 22 siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran
40
sesuai dengan KKM yang diterapkan (88%) dan terdapat 3 siswa yang tuntas
(12%) dalam pembelajaran IPA dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55 dan
standar deviasi 10,01. Rata-rata yang diperoleh mencapai 69,12. Skor rata-rata
69,12 jika mengacu pada sekolah sudah baik, akan tetapi dalam penelitian ini
menggunakan skor rata-rata mencapai 90. Sehingga wajar perlu diadakan tindakan
pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Bantir Candiroto Temanggung pada mata pelajaran
Matematika. Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada
Pra Siklus
Berdasarkan pengamatan peneliti sebelum diadakannya penelitian,
rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran terhadap materi yang
disajikan dikarenakan beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu
sendiri. Faktor dari guru dikarenakan, guru kurang memiliki keterampilan
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif atau selalu menggunakan
pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari siswa dikarenakan
keterampilan bertanya siswa masih kurang, siswa kurang dilibatkan secara
langsung dalam pembelajaran sehingga materi yang belum dipahami kurang
mendapatkan tindak lanjut dari guru. Kedua faktor tersebut menimbulkan
perbedaan pendapat antara kedua belah pihak sehingga terjadi hambatan dalam
12%
88%
tuntas
tidak tunta
41
transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan pembelajaran berjalan kurang
efektif.
Berdasarkan data hasil belajar yang rendah dari siswa kelas V di SD Negeri
Bantir Candiroto Temanggung Semester 2 Tahun 2011/2012 di atas, peneliti akan
melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan
penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini
peneliti akan memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dalam
setiap pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa yang akan dilakukan
dalam dua siklus.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan siklus I
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan Sifat-
sifat bangun datar. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan
dengan rinciannya sebagai berikut :
4.2.1 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-
sifat bangun datar, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain
materi pembelajaran, LKS, berbagai bentuk gambar bangun datar, penggaris,
busur derajad, dan alat tulis serta gambar bentuk bangun datar, perangkat evaluasi
yang meliputi rubrik penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi
pelaksanaan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini
dibuat untuk tiga kali pertemuan.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan 1
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun datar persegi,
persegi panjang, segitiga, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis, menyiapkan
kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama
42
proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku
pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan d2si oleh
observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar persegi, persegi panjang dan
segitiga. Awal pembelajaran sebagian siswa kurang memperhatikan selama
proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Pada saat guru
menyampaikan materi tentang bangun datar proses pembelajaran belum dapat
berjalan sesuai yang d2nginkan siswa masih bergurau sendiri.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok
heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan
kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
LKS tentang sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar persegi.
Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 ini siswa masih mengerjakan
LKS yang diberikan oleh guru secara bersama-sama, padahal yang d2nginkan
dengan model pembelajaran TAI seharusnya siswa bekerja secara individu
terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok.
Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa
menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing
kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil
diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil
diskusi pada pembahasan dikelas.
b. Pertemuan 2
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun datar
trapesium, jajar genjang dan belah ketupat, penggaris, dan alat-alat tulis,
43
menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan didisi
oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan
ssiwa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar trapesium, jajar genjang, dan
belah ketupat. Kemudian dilanjutkan dengan kerja siswa melalui LKS yang telah
disiapkan. Awal pembelajaran sebagian siswa antusias dalam memperhatikan
penjelasan guru selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi lebih
kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun datar proses
pembelajaran sudah berjalan sesuai yang d2nginkan dan siswa lebih tertarik dalam
melaksanakan pembelajaran.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen
berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja
kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok
sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang
sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar trapesium. Pada
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 ini siswa mengerjakan LKS secara
individu dengan pengetahuan dan kecepatan masing-masing dan siswa yang telah
selesai telah mampu mengklarifikasi hasil jawabannya pada temannya yang belum
selesai sehingga siswa lain yang mengalami kesulitan dapat terbantu oleh
temannya. Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yaitu
siswa saling mengklarifikasi hasil jawaban yang telah mereka kerjakan kemudian
siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-
masing kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang
terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Tiap-tiap kelompok
melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.
44
c. Pertemuan 3
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun
datar layang-layang dan lingkaran, penggaris, dan alat-alat tulis, menyiapkan
kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama
proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku
pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan didisi oleh
observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam, menyiapkan
siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dan dilanjutkan dengan pemberian
apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran
dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi
yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun datar layang-layang dan lingkaran.
Kemudian dilanjutkan dengan kerja siswa melalui LKS yang telah disiapkan.
Awal pembelajaran sebagian siswa sangat antusias dalam memperhatikan
penjelasan guru selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi lebih
kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun datar proses
pembelajaran sudah berjalan sesuai yang d2nginkan dan siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok heterogen
berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan kerja
kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing kelompok
sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS tentang
sifat-sifat bangun datar yang pertama yaitu bangun datar layang-layang dan
dilanjutkan dengan bangun datar yang kedua yaitu lingkaran. Pada pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan 3 ini siswa mengerjakan LKS secara individu
dengan pengetahuan dan kecepatan masing-masing dan siswa yang telah selesai
telah mampu mengklarifikasi hasil jawabannya pada temannya yang belum selesai
sehingga siswa lain yang mengalami kesulitan dapat terbantu oleh temannya.
Selesai klarifikasi dan dilanjutkan dengan diskusi kelompok yaitu siswa saling
mengklarifikasi hasil jawaban yang telah mereka kerjakan kemudian siswa
menyimpulkan hasil kerja kelompok dan membuat laporan pada masing-masing
45
kelompok. Guru mengamati proses diskusi dan mencatat hal-hal yang terjadi pada
saat berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi kemudian melaporkan kesimpulan yang
telah dibuat dan dilanjutkan dengan membagikan soal evaluasi s2klus I. Pada
pertemuan 3 ini proses belajar mengajar berjalan dengan sangat efektif.
Hasil Observasi
Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan
aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus I ini melalui lembar pengamatan yang
telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP
sejumlah 22 item terdiri dari perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran,
manajemen kelas dan penilaian.Item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas
siswa sejumlah 22 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran,
kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi
RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Pertemuan pertama
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi yaitu C3 dan
C4, kegiatan menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi
pembelajaran belum menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa
membangun pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapat, memberikan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas
diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola dengan
baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau dengan
baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan
terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran,
siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius
46
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam
kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan
penutup siswa memberikan kesimpulan dengan bimbingan guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya guru belum
menyampaian tujuan pembelajaran, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa,
penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna,
penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah guru harus menyampaikan tujuan
pembelajaran terlebih dahulu, penyampaian materi jangan terlalu cepat, berikan
kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi,
pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang
menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok
perlu ditingkatkan.
Pertemuan kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan
menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran
telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,
memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib
kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola
dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau
dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan
terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
47
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran,
siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan
penutup siswa memberikan kesimpulan bersama guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan
pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan
tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna,
penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan
terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk
harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap
siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam
kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada
pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa
melakukan refleksi.
Pertemuan Ketiga
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan
menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran
telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,
memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib
kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola
dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau
48
dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan
terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran,
siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan
penutup siswa memberikan kesimpulan bersama guru.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan belum
dilakukan bersama oleh semua siswa, penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi,
pengelolaan waktu belum sempurna, penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah berikan kesimpulan bersama-sama siswa,
penataan tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan
penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah.
Keaktifan siswa dalam kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk
mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam
pembelajaran, ajak semua siswa melakukan refleksi.
4.2.3 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk
diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan
oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi
bagaimana pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TAI bagi guru
kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model pembelajaran TAI kegiatan pembelajaran menggambarkan
pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan
49
pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,
mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian
keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun
masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika
memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian
pada siswa.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus I kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu nilai
tertinggi yang dicapai sebelum tindakan sebesar 90 dan nilai terendah 55. Siswa
yang telah mencapai KKM 90 ada 3 siswa (12%), sedangkan yang belum
mencapai KKM 90 sebanyak 22 siswa (88%). Pada Siklus I siswa yang telah
mencapai KKM sebanyak 15 siswa (60%) sedangkan yang belum mencapai KKM
sebanyak 10 siswa (40%), skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu
96,1, sedangkan skor terendah 68,6 dengan skor rata- rata 87,8 dan standar deviasi
6,46. Berikut ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar Matematika pada siklus I
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%)
< 90 Tidak Tuntas 10 40%
≥ 90 Tuntas 15 60%
Jumlah 25 100%
Adapun hasil belajar Matematika dengan model pembelajaran TAI telah
mencapai 60% siswa tuntas atau sebanyak 15 siswa dan 40% siswa belum tuntas
atau sebanyak 10 siswa karena nilai hasil belajar masih dibawah KKM yaitu 90
dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 68,6, skor rata-rata 87,8 dan standar
deviasi 6,46. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.2
50
Gambar 4.2
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Siklus I
Kelas V SDN Bantir
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian
KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan patokan 90% dari jumlah
keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai ≥90
berdasarkan hasil evaluasi siswa. Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus 1,
indikator kinerja yang ditetapkan belum tercapai maka peneliti perlu mengadakan
revisi-revisi mengenai langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian terutama
menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model yang dipakai, sehingga
ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti
menemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan yaitu keja sama siswa
dalam klarifikasi perlu ditingkatkan. Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus
I akan dilanjutkan pada siklus 2 dengan penerapan model pembelajaran TAI pada
setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I maka secara keseluruhan hasil
refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TAI
40%
60%
belum tuntas
tuntas
51
3. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, antusias
siswa lebih meningkat, karena mereka belajar tanpa tekanan.
4. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat
atau dalam menjawab pertanyaan.
7. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu
oleh teman dalam kelompoknya.
B. Kekurangan
a. Hambatan
1. Penerapan model pembelajaran TAI belum terbiasa
dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga
keterampilan kerjasama siswa masih sedikit peningkatan.
2. Guru terkadang masih kurang memberikan bimbingan pada
siswa dan kelompok siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar.
3. Penyampaian materi pembelajaran terlalu cepat.
4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses kegiatan belajar
mengajar
5. Keaktifan siswa dalam pembelajaran belum maksimal
b. Penyelesaian
1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang
maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.
2. Dalam proses pembelajaran guru hendaknya berkeliling
membimbing siswa dalam kelompok pada saat diskusi
berlangsung
3. Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan.
52
4. Perlu dilakukan peningkatan aktifitas siswa dalam
pembelajaran.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 dengan pokok bahasan Sifat-sifat bangun ruang.
Dalam siklus 2 ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya
sebagai berikut :
4.3.1 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sifat-
sifat bangun ruang, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain
materi pembelajaran, LKS, berbagai bentuk bangun ruang, penggaris, dan alat
tulis serta berbagai bentuk bangun ruang, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik
penilaian dan butir-butir soal, serta lembar observasi pelaksanaan RPP. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk tiga kali
pertemuan.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
a. Pertemuan Pertama
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang kubus,
balok, dan prisma segitiga, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis,
menyiapkan kamera yang akan digunakan untuk mengambil foto atau
dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan d2si
oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru memberikan salam dan
menyiapkan ssiwa untuk mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan
pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru
menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun ruang yaitu
balok, kubus, dan prisma segitiga. Awal pembelajaran sebagian siswa kurang
53
memperhatikan selama proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kurang
kondusif. Pada saat guru menyampaikan materi tentang bangun ruang proses
pembelajaran belum dapat berjalan sesuai yang d2nginkan siswa masih bergurau
sendiri.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok
heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan
kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang pertama yaitu kubus, balok, dan pisma
segitiga. Pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 ini siswa mengerjakan
LKS yang diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai
mengerjakan LKS terlebih dahulu mengklarifikasi atau membantu pada temannya
yang belum selesai, sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
terutama dalam penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya.
Setelah semua anggota kelompok selesai mengejakan LKS dilanjutkan
dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok
dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil
laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan
mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.Tiap-
tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru membimbing
siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.
b. Pertemuan 2
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang limas
dan kerucut, penggaris, busur derajad, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera
yang akan digunakan untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses
belajar mengajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran,
lembar observasi untuk guru dan siswa yang akan disi oleh observer. Pada saat
54
awal pembelajaran guru memberikan salam dan menyiapkan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran dengan
model pembelajaran TAI. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun ruang yaitu limas dan kerucut. Awal
pembelajaran sebagian siswa sangat antusias memperhatikan selama proses
pembelajaran, sehingga situasi sangat kondusif. Pada saat guru menyampaikan
materi tentang bangun ruang proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang
d2nginkan.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok
heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan
kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang kedua yaitu limas dan kerucut. Pada
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 ini siswa mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan LKS
terlebih dahulu mengklaifikasi atau membantu pada temannya yang belum selesai,
sehingga siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam
penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya.
Setelah semua anggota kelompok selesai mengerjakan LKS dilanjutkan
dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok
dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil
laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan
mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.
55
c. Pertemuan 3
Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya gambar bangun ruang tabung
dan bola, penggaris, dan alat-alat tulis, menyiapkan kamera yang akan digunakan
untuk mengambil foto atau dokumentasi selama proses belajar mengajar, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan buku pembelajaran, lembar observasi untuk guru
dan siswa yang akan d2si oleh observer. Pada saat awal pembelajaran guru
memberikan salam dan menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran TAI. Pada kegiatan
inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu Sifat-sifat bangun
ruang yaitu tabung dan balok. Awal pembelajaran semangat dalam mengikuti
proses pembelajaran, sehingga situasi menjadi kondusif. Pada saat guru
menyampaikan materi tentang bangun ruang proses pembelajaran berjalan sesuai
yang d2nginkan.
Setelah pemberian materi selesai, guru membagi siswa dalam kelompok
heterogen berdasarkan nilai ulangan harian siswa kemudian memberikan panduan
kerja kelompok. Selesai membagi kelompok diskusi oleh masing-masing
kelompok sesuai dengan lembar kerja. Guru meminta siswa untuk mengerjakan
LKS tentang sifat-sifat bangun ruang yang ketiga yaitu tabung dan bola. Pada
pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3 ini siswa mengerjakan LKS yang
diberikan oleh guru secara individu terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
klarifikasi kedalam kelompok. Setiap siswa yang telah selesai mengerjakan LKS
terlebih dahulu mengklarifikasi atau membantu pada temannya yang belum
selesai, sehingga swiswa yang mengalami kesulitan dalam belajar terutama dalam
penyelesaian LKS dapat terbantu oleh temannya.
Setelah semua anggota kelompok selesai mengejakan LKS dilanjutkan
dengan klarifikasi tehadap sesama teman sekelompoknya. Selesai klarifikasi dan
dilanjutkan dengan diskusi kelompok siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok
dan membuat laporan pada masing-masing kelompok dan memaparkan hasil
laporannya dalam pembahasan dikelas. Guru mengamati proses diskusi dan
56
mencatat hal-hal yang terjadi pada saat berlangsungnya proses pembelajaran.
Tiap-tiap kelompok melaporkan hasil diskusi. Pada kegiatan akhir guru
membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi pada pembahasan dikelas.
Kemudian membagikan soal tes evaluasi pada siklus 2.
Pada pertemuan 3 ini proses belajar mengajar berjalan dengan sangat efektif.
Hasil Observasi
Hasil observasi/pengamatan terhadap implementasi RPP (lampiran 5) dan
aktifitas siswa (lampiran 6) pada siklus 2 ini melalui lembar pengamatan yang
telah disediakan. Item pernyataan pada lembar pengamatan implementasi RPP
sejumlah 22 item terdiri dari; perencanaan pembelajaran, strategi pembelajaran,
manajemen kelas dan penilaian.Item pertanyaan pada lembar pengamatan aktifitas
siswa sejumlah 22 item terdiri dari pra pembelajaran, kegiatan awal pembelajaran,
kegiatan inti pembelajaran dan penutup. Adapun hasil pengamatan implementasi
RPP dan aktifitas siswa dapat dilihat pada penjelasan berikut:
Pertemuan Pertama
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran tersedia RPP, Indikator pembelajaran mengarah pada
pengembangan berpikir tingkat tinggi yaitu C3 dan C4, kegiatan belajar
menggambarkan pembelajaran aktif,, membantu siswa membangun pemahaman
sendiri, memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapat, ada
kesimpulan dan penguatan. Pada manajemen kelas tata tertib kelas ada dan
diterapkan dengan baik, kelas ditata dengan baik sehingga memudahkan
mobilitas, interaksi, dan komunikasi dalam kelas, waktu untuk setiap langkah
kegiatan dikelola dengan baik. Pada penilaian perkembangan belajar siswa
dipantau dengan baik, umpan balik diberikan terhadap hasil belajar, penghargaan
terhadap siswa berupa pujian.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya belum menyampaikan
tujuan pembelajaran, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan
57
tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna,
penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran harus
dilakukan, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk harus
lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa
yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam kelompok
perlu ditingkatkan.
Pertemuan kedua
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan
menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran
telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,
memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib
kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola
dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau
dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan
terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran,
siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam
kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan
penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri.
58
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penyampaian tujuan
pembelajaran terlalu cepat, kesimpulan belum dilakukan bersama siswa, penataan
tempat duduk harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu belum sempurna,
penghargaan terhadap siswa masih kurang .
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penyampaian tujuan pembelajaran jangan
terlalu cepat, berikan kesimpulan bersama-sama siswa, penataan tempat duduk
harus lebih rapi lagi, pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap
siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam
kelompok perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada
pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran, ajak semua siswa
melakukan refleksi.
Pertemuan Ketiga
Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP (lampiran 5) yaitu pada
perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, indikator
pembelajaran mengarah pada pengembangan berpikir tingkat tinggi, kegiatan
menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada strategi pembelajaran
telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun
pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,
memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib
kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik, waktu dikelola
dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan aktifitas siswa dipantau
dengan baik, adanya umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan
terhadap siswa. Hasil dari lembar pengamatan aktifitas siswa (lampiran 6) pada
pra pembelajaran siswa telah menempati tempat duduknya, siap menerima
pelajaran. Pada kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran,
siswa menjawab pertanyaan apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius
59
memperhatikan materi yang dijelaskan, siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam
kegiatan kelompok, siswa berani mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan
penutup siswa memberikan kesimpulan sendiri.
Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya penataan tempat duduk
harus lebih rapi lagi, penghargaan terhadap siswa masih kurang, pengelolaan
waktu yang belum sempurna.
Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan ketiga, maka pada
pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi
dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,
hasil diskusi tersebut diantaranya adalah penataan tempat duduk harus lebih rapi
lagi, penghargaan terhadap siswa yang menjawab pertanyaan benar maupun salah.
Pengelolaan waktu perlu ditingkatkan, keaktifan siswa dalam kelompok perlu
ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada pembelajaran,
siswa perlu lebih aktif dalam pembelajaran.
4.3.2 Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 dari pertemuan
pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk
diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan
oleh guru kelas, guru observer, dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi
bagaimana pembelajaran Matematika melalui model pembelajaran TAI bagi guru
kelas, observer, dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa guru kelas dengan
menerapkan model pembelajaran TAI kegiatan pembelajaran menggambarkan
pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,
mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian
keaktifan pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan pujian. Namun
masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya mobilitas guru ketika
60
memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian
pada siswa.
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus 2 kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor
tertinggi yang dicapai pada siklus 2 sebesar 96,1 dan nilai terendah 70,3 dengan
skor rata-rata 90,3 dan standar deviasi 5,96. Siswa yang telah mencapai KKM 90
ada 23 siswa (92%), sedangkan yang belum mencapai KKM 90 sebanyak 2 siswa
(8%). Berikut ini tabel distribusi hasil belajar Matematika pada siklus 2.
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Nilai Matematika pada Siklus 2
Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase
(%)
< 90 Tidak Tuntas 3 8%
≥ 90 Tuntas 22 92%
Jumlah 25 100%
Dari tabel diatas hasil belajar Matematika dengan model pembelajaran TAI
telah mencapai 92% siswa tuntas atau sebanyak 23 siswa dan 8% siswa belum
tuntas atau sebanyak 2 siswa karena nilai hasil belajar masih dibawah KKM yaitu
90 dengan skor maksimal 96,1, skor minimal 70,3, skor rata-rata 90,3 dan standar
deviasi 5,96. Kondisi tersebut dapat digambarkan pada gambar 4.3
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Matematika
pada Siklus 2
92%
8%
tuntas
tidak tuntas
61
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian
KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan patokan 90% dari jumlah
keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai nilai ≥90.
Berdasarkan hasil evaluasi siswa pada siklus 2, indikator kinerja yang ditetapkan
sudah tercapai. Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus 2 maka secara
keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2
adalah sebagai berikut:
A. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran TAI
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
4. Siswa telah siap dengan pembelajaran, siswa telah menempati
tempat duduknya.
5. Siswa terlibat aktif didalam proses pembelajaran.
6. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat
7. Siswa melakukan refleksi bersama guru
B. Kekurangan
1. Hambatan
- Pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh
guru.
2. Penyelesaian
- Guru harus membatas waktu untuk diskusi kelompok, agar
waktu untuk evaluasi tidak terlalu sedikit, supaya ssiwa dapat
berkonsentrasi dengan tenang dan dapat mengerjakan dengan
benar.
62
4.4 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui telah terjadi keberhasilan dalam
menggunakan model pembelajaran TAI pada mata pelajaran matematika
khususnya materi Sifat-sifat bangun datar dan sifat-sifat bangun ruang di kelas V
SD Negeri Bantir Candiroto Temanggung Tahun 2011/2012. Keberhasilan
tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini
Tabel 4.4
Distribusi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus 2
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus 2
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tidak Tuntas 22 88% 10 40% 2 8%
Tuntas 3 12% 15 60% 23 92%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran Matematika terbukti untuk
klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 3 siswa yang tuntas dan 22 siswa yang
tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, skor rata-rata 69,12 dan standar
deviasi 10,01. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas, dan 10 siswa yang
tidak tuntas dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 68,6, skor rata-rata 87,8 dan
standar deviasi 6,46. Pada siklus 2 terdapat 23 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang
tidak tuntas dengan skor tertinggi 96,1, skor terendah 70,3, skor rata-rata 90,3 dan
standar deviasi 5,96. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan
model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat
pada diagram 4.4
63
Gambar 4.4
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2
Untuk perbandingan nilai skor maksimal dari prasiklus, siklus I dan siklus 2,
mengalami peningkatan yang signifikan dari pada prasiklus 90, naik menjadi 96,1
pada siklus I dan siklus 2. Gambar 4.5 menyajikan perbandingan skor maksimal
dari prasiklus, siklus I dan siklus 2.
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus 2
Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga d2kuti oleh kenaikan
skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2. Berarti dalam penelitian ini
90
96.1 96.1
86
88
90
92
94
96
98
Pra Siklus Siklus I Siklus II
64
penggunaan model pembelajaran TAI sangat berpengaruh terhadap kenaikan nilai
siswa. Gambar 4.6 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus 2.
Gambar 4.6
Grafik Peningkatan Skor Minimal pada Pra Siklus,
Siklus I, dan Siklus 2
Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus 2 pada penelitian ini maka juga meningkatkan perolehan skor rata-rata
pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2. Gambar 4.7 menyajikan tentang
perbandingan nilai rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2.
Gambar 4.7
Grafik Peningkatan Skor Rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus 2
Pada standar deviasi di setiap siklus yang terus mengalami penurunan dari
pra siklus sebesar 10,01 menurun menjadi 6,46 pada siklus I dan pada siklus 2
turun menjadi 5,96. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan skor pada setiap
siklus semakin menurun. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini.
69.12
87.8 90.3
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
65
Gambar 4.8
Grafik Perbandingan Standar Deviasi pada Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus 2
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1 Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas V Sekolah
Dasar Negeri Bantir Candiroto Temanggung terlihat bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan pembelajaran TAI, dengan
skor rata-rata 69,12 sebelum diadakan penelitian dan setelah diadakan penelitian
pada siklus I skor rata-rata menjadi 87,8 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor
terendah 68,6. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan indikator
keberhasilannya ≥90 dengan tingkat keberhasilan 60% dari jumlah siswa
sebanyak 25 siswa, dan pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah meningkat,
tetapi masih ada yang belum tuntas dengan persentase 40%. Walaupun persentase
ini sudah cukup besar namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai
sebesar 90% dari seluruh siswa sehingga perlu dilakukan tindakan siklus 2.
Perolehan hasil belajar pada siklus I ini masih belum optimal, beberapa
kekurangan dalam penelitian tindakan siklus I ini antara lain dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran guru terlalu cepat, sehingga siswa kurang
mengerti apa yang harus dia pahami ketika pembelajaran, selain itu pemberian
kesimpulan pada ahir pembelajaran perlu dilakukan bersama-sama siswa, perlu
dilakukan penataan tempat duduk agar ketika pembelajaran siswa dapat terlayani
10.01
6.46 5.96
0
2
4
6
8
10
12
Pra Siklus Siklus I Siklus II
66
semua, dalam manajemen waktu pembelajaran perlu ditingkatkan sehingga
pembelajaran belangsung efektif dan efisien. Semua siswa harus beraktifitas
positif dalam pembelajaran sehingga siswa memperoleh manfaat pembelajaran
melalui model pembelajaran TAI.
4.5.2 Pembahasan Siklus 2
Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan baik peran guru, persentase pembelajaran maupun prosentase
ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari
kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa dalam menyampaikan tujuan pembelajaran
guru terlalu cepat, selain itu pemberian kesimpulan pada ahir pembelajaran belum
dilakukan bersama-sama dengan siswa. penataan tempat duduk yang kurang
optimal, kemudian kurang tepatnya manajemen waktu pembelajaran. Belum
semua siswa beraktifitas positif dalam pembelajaran.
Selanjutnya pada siklus 2 penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada
kekurangan di siklus I. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih
beraktifitas positif. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 60%
dan skor rata-rata 87,8 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor terendah 68,6. Pada
siklus 2 ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 92% dan skor rata-rata
meningkat menjadi 90,3 dengan skor tertinggi 96,1 dan skor terendah 70,3.
Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa
telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi standar ketuntasan
belajar 90%. dengan demikian model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Slavin
(2010) “Dengan membuat siswa bekerja dalam tim-tim dan mengemban tanggung
jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain
dalam menghadapai masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka
guru dapat membebaskan diri mereka dari pengajaran langsung kepada
sekolompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari tim-tim siswa yang
heterogen sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa”.
67
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa
dalam pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses
pembelajaran dan lebih aktif menjawab pertanyaan dari guru dan lebih berani
mengemukakan pendapat. Dengan penggunaan model pembelajaran TAI ternyata
sudah memberikan antusias besar kepada siswa di dalam menyampaikan materi
pada pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dalam nilai siswa yang meningkat.
Setelah dilakukan siklus I dan siklus 2 dengan siklus I sebanyak 3 kali
pertemuan dan siklus 2 sebanyak 3 kali pertemuan, dapat membuat siswa lebih
paham dalam pembelajaran Matematika dengan materi pokok “Sifat-sifat bangun
datar dan Sifat-sifat bangun ruang.
4.5.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus 2
Pada kondisi awal atau pra siklus hanya sebanyak 12% siswa telah
mengalami ketuntasan dengan skor rata-rata 69,12 dan skor terendah 55, skor
tertinggi 90. Pada kondisi pra siklus ini standar deviasi sebesar 10.01. Setelah
diadakan tindakan penelitian melalui model pembelajaran TAI terjadi peningkatan
hasil belajar siswa yaitu sebanyak 60% siswa mengalami ketuntasan dengan skor
rata-rata 87,8 dan skor terendah 68,6, skor tertinggi 96,1. Untuk Standar deviasi
pada siklus I telah mengalami penurunan yaitu sebesar 6,46. Walaupun sudah
terjadi peningkatan namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai yaitu
sebesar 90% dari keseluruhan siswa tuntas hasil belajarnya, sehingga dilakukan
tindakan siklus 2. Pada tindakan siklus 2 telah terjadi peningkatan yang signifikan
yaitu sebesar 92% siswa mengalami ketuntasan belajar sedangkan yang belum
tuntas sebesar 8%, dengan skor rata-rata 90,3, skor tertinggi sebesar 96,1 dan skor
terendah 70,3 sehingga standar deviasinya menurun menjadi 5,96. Dengan
demikian perbandingan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus
2 mengalami peningkatan yang signifikan.
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa apabila pembelajaran
menerapkan model pembelajaran TAI maka hasil belajar matematika siswa kelas
V SD N Bantir Candiroto Temanggung Semester 2 Tahun 2011/2012 akan
meningkat.