50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Profil Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah pertama berada di Jl. PG. Gorontalo No.31 Desa Sukamakmur Kecamatan Tolangohula. SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ini berdiri sejak 16 Juli tahun 1984 di atas tanah seluas 3.750 M 2 dengan luas bangunan 440 M 2 di mana status bangunan adalah milik yayasan. Kepemilikan Tanah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula berstatus hak pakai. SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah sekolah swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Majlis Dikdasmen PDM Kabupaten Gorontalo. Saat ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula telah terakreditasi dengan akreditas C dan NSS/NSM/NDS adalah 202290215095/Q01022002. Pada awal berdiri sekolah ini diberi nama SMP Muhammadiyah Lakeya, lalu berubah nama menjadi SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula pada tahun 2000. Hingga saat ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula terus mengalami perubahan dan peningkatan baik dari segi sarana dan prasarana pembelajaran, ketenagaan, kesiswaan maupun kegiatan pembelajaran. 4.1.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berdasarkan hasil observasi mengenai keadaan sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ternyata masih kurang dan belum sepenuhnya dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Secara umum, data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah

SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula merupakan salah satu lembaga

pendidikan menengah pertama berada di Jl. PG. Gorontalo No.31 Desa

Sukamakmur Kecamatan Tolangohula. SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ini

berdiri sejak 16 Juli tahun 1984 di atas tanah seluas 3.750 M2

dengan luas

bangunan 440 M2

di mana status bangunan adalah milik yayasan. Kepemilikan

Tanah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula berstatus hak pakai. SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah sekolah swasta yang berada dibawah

naungan Yayasan Majlis Dikdasmen PDM Kabupaten Gorontalo. Saat ini SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula telah terakreditasi dengan akreditas C dan

NSS/NSM/NDS adalah 202290215095/Q01022002.

Pada awal berdiri sekolah ini diberi nama SMP Muhammadiyah Lakeya,

lalu berubah nama menjadi SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula pada tahun

2000. Hingga saat ini SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula terus mengalami

perubahan dan peningkatan baik dari segi sarana dan prasarana pembelajaran,

ketenagaan, kesiswaan maupun kegiatan pembelajaran.

4.1.2 Keadaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi mengenai keadaan sarana dan prasarana di

SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula ternyata masih kurang dan belum

sepenuhnya dapat menunjang kegiatan belajar siswa. Secara umum, data

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

mengenai keadaan sarana dan prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Keadaan sarana dan Prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

Meja

Kursi

Lemari

Ruang Kelas

Ruang Dewan Guru

Perpustakaan

Musholah

80

120

5

4

1

1

1

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Kondisi baik

Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur

Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP Muhammadiyah 2

Tolangohula maka dapat dijabarkan informasi diatas bahwa keadaan sarana dan

prasarana di sekolah tersebut sudah cukup lengkap dengan kondisi yang baik.

Namun dari data di atas terlihat bahwa jumlah kursi yang tersedia tidak

mencukupi atau berbeda dengan jumlah siswa sehingga kedepannya perlu ada

penambahan meubelier. Namun selain kursi, menurut peneliti keadaan sarana dan

prasarana di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sudah baik dan dapat

menunjang proses belajar mengajar dan kinerja kepala sekolah.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.1.3 Keadaan Guru / Tenaga Pengajar serta TU

Adapun data mengenai Guru serta tenaga administrasi di SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2. Data Guru dan Tenaga Administrasi

No Guru / Staf Jumlah Keterangan

1 Guru Tetap Yayasan 2 Orang

2 Guru tidak tetap 10 Orang

3 Guru PNS Dipekerjakan 3 Orang

4 Staf Tata Usaha 2 Orang

Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur

Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013

Guru tetap yayasan adalah guru yang diangkat dan menjadi tanggung

jawab yayasan sepenuhnya dari segi pemberian honor. Salah satu guru tetap yang

diangkat oleh yayasan adalah kepala sekolah. Jumlah guru tidak tetap yang

bersatatus honorer adalah 10 orang, tenaga pengajar berstatus PNS sebanyak 3

orang sedangkan tenaga administratif berjumlah 2 orang sehingga total guru dan

pegawai di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah 17 orang. Dengan jumlah

ini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan guru kelas dan

guru bidang studi. Sesuai analisis kebutuhan sekolah masih kekurangan guru dan

apabila hal ini tidak dipenuhi maka akan berimplikasi pada kinerja kepala sekolah.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.1.4 Keadaan Siswa di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

Data mengenai keadaan siswa di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Data Siswa SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Seluruh siswa

2011 56 Org 24 Org 26 Org 106 Org

2012 56 Org 56 Org 25 Org 133 Org

2013 36 Org 46 Org 45 Org 127 Org

Sumber Data : Profil SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula Desa Sukamakmur

Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo tahun 2013

Bila melihat data mengenai keadaan siswa di SMP Muhammadiyah 2

Tolamgohula pada 3 tahun terakhir terlihat bahwa pada tahun 2012 jumlah siswa

mengalami peningkatan yang paling signifikan lalu menurun kembali pada tahun

pelajaran 2013/2014. Namun dengan jumlah siswa sebanyak ini SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula mengalami kekurangan tenaga pendidik sehingga

hal tersebut cukup mempengaruhi kinerja kepala sekolah dalam memaksimalkan

prestasi belajar siswa.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Kepala Sekolah sebagai edukator bertugas mengarahkan dan

mentransformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didiknya, guna

mengarahkannya mencapai sesuatu yang bermakna. Hasil wawancara dengan

seorang guru mengenai peran kepala sekolah sebagai edukator sebagai berikut :

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

“Sepanjang pengamatan saya bahwa kepala sekolah mempunyai

tanggungjawab yang cukup baik untuk mengetahui sejauh mana anak

didiknya bersikap dan ber-afiliasi dengan teman - temannya yang lain baik

itu didalam kelas atau ruang belajar maupun saat berada diluar lingkungan

kelas. Hal ini nampak dari perhatian – perhatian yang diberikan kepala

sekolah terhadap kegiatan kurikuler ataupun ekstra kurikuler yang

dilaksanakan siswa. Hal ini pula selalu ditekankan kepala sekolah terhadap

bawahannya baik melalui rapat resmi, rapat MGMP, maupun pertemuan

nonformal lainnya (WW.F.A,Sabtu 22 Juni 2013).”

Hasil wawancara selanjutnya memperoleh informasi yang diberikan oleh

informan sebagai berikut :

“Kepala sekolah selalu mengingatkan kepada guru-guru agar sebisa

mungkin mengarahkan siswa / peserta didik untuk mengembangkan

potensi yang dimilikinya. Hal ini penting dilakukan oleh kepala sekolah

serta guru-guru yang berfungsi edukator dikarenakan setiap peserta didik

memiliki potensi alamiah yang berbeda-beda sehingga jika dipaksakan

terhadap sesuatu hal akan mengganggu kejiwaannya (WW.M.D, Sabtu 14

September 2013).”

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru

merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala

Sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan

kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat

memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan

senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara

terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar

dapat berjalan efektif dan efisien.

Kaitan antara fungsi kepala sekolah sebagai edukator dengan kinerja yang

telah dinampakkannya dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih siswa selama

ini. Prestasi yang pernah dicapai oleh sekolah selama lima tahun terakhir cukup

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

membuktikan bahwa kinerja kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2

Tolangohula sudah cukup baik. Dalam bidang akademik, pada tahun 2009 tingkat

kelulusan mencapai 100%, lalu pada tahun 2010 SMP ini berhasil menyabet juara

I se-provinsi Gorontalo untuk tingkat kelulusan setara sekolah menengah pertama.

Tentunya prestasi ini adalah sesuatu hal yang membanggakan.

Tahun 2011 sekolah ini dinyatakan masuk pada kategori 10 besar sekolah

yang berprestasi se provinsi Gorontalo. Prestasi bidang non akademik hampir

setiap tahun diraih siswa SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula dalam bidang

lomba gerak jalan, serta beberapa bidang olahraga seperti lomba volley ball. Pada

tahun 2011 regu putra berhasil memboyong piala dalam kejuaraan tingkat

kecamatan sebagai juara I loma volley ball. Sedangkan dibidang baris berbaris tim

putri berhasil memperoleh juara I tingkat kecamatan. Prestasi – prestasi yang

dicapai siswa ini membuktikan bahwa kinerja kepala sekolah di SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula selama ini sudah cukup baik.

4.2.2 Kepala Sekolah Sebagai Manager

Tugas manajer pendidikan adalah merencanakan sesuatu atau mencari

strategi yang terbaik, mengorganisasi dan mengkoordinasi sumber-sumber

pendidikan yang masih berserakan agar menyatu dalam pelaksanaan pendidikan,

dan mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dalam hal

ini Kepala sekolah memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan.

Hasil wawancara terhadap seorang informan menghasilkan informasi

sebagai berikut :

“Kemampuan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah menurut

saya sangat baik. Kepala sekolah selalu menyusum beberapa program

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

kerja pada awal tahun ajaran baru. Program yang dibuat bersama staf

dewan guru dan TU tersebut adalah program jangka panjang, program

jangka menengah, program jangka pendek dan RAPBS. Setelah menyusun

program, maka kepala sekolah menyusun mekanisme monitor dan evaluasi

pelaksanaan program secara sistematis dan periodik (WW.M, Rabu 19

September 2013).”

Sedangkan menurut FA, kinerja kepala sekolah sebagai manajer akan

dijelaskan sebagai berikut :

“ Selama ini ada tiga hal yang dilakukan kepala sekolah sesuai perannya

sebagai manajer, Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui

persaingan sehat yang membuahkan kerjasama. Kepala sekolah lebih

mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang

terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Kedua, memberikan

kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya.

Hal yang dilakukan diantaranya memberikan kesempatan yang sama

kepada semua tenaga kependidikan untuk meningkatkan pendidikan

mereka melalui seminar maupun diklat. Ketiga, mendorong keterlibatan

seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah (partisipatif)

(WW.FA, Sabtu 22 Juni 2013).”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka disimpulkan bahwa dalam

rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus

memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui

kerjasama yang kooparatif, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan

untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga

kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

4.2.3 Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat

dengan berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,

penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah secara spesifik. Kepala

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, administrasi

peserta didik, administrasi personalia, administrasi kearsipan dan administrasi

keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan dengan cara efektif dan efisien agar

dapat menunjang produktifitas sekolah.

Hasil wawancara kepada salah seorang informan memperoleh informasi

sebagai berikut :

” Sebagai seorang bawahan yang bekerja di bagian ketata usahaan,

seringkali saya mencari panutan dalam menghadapi berbagai

permasalahan terkait dengan tanggung jawab saya sebagai tenaga TU.

Ketika saya menghadapi kesulitan nyatanya kepala sekolah mampu

memecahkan masalah admisnistrasi tersebut. Selama ini kemampuan

kurikulum kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula telah

diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan

konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan data

administrasi kegiatan belajar mengajar (WW, M, Rabu 18 September

2013)”.

Informasi lainnya yang berhasil diperoleh oleh peneliti dituangkan dalam

hasil wawancara berikut ini :

” Selama ini dalam mengelola administrasi keuangan, kepala sekolah

dibantu oleh bendahara mewujudkan dalam pengembangan administrasi

keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber

dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah diantaranya

dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Selain itu kepala sekolah juga

meminta agar bendahara dibantu oleh guru-guru lainnya dan secara

langsung dipantau oleh kepala sekolah melakukan pengembangan

proposal untuk mencari bantuan keuangan dan pengembangan proposal

untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan

keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat, karena status sekolah

adalah swasta (WW. FA. Senin 24 Juni 2013).”

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai administrator, kepala sekolah tidak

memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawatnya. Sikap

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dan perilaku ini nyatanya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai dan

dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan

menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada

administrator. Komunikasi antar guru dan administrator selama ini menjadi

lancar. Situasi ini jelas mempermudah administrator memberi dorongan kepada

guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka.

4.2.4 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Supervisi merupakan kegiatan membina dengan tujuan agar setiap orang

mengalami peningkatan pribadi dan profesinya utamanya dalam usaha

memperbaiki pengajaran dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk

mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.

Terkait dengan proses supervise di sekolah, peneliti telah melakukan

wawancara dengan beberapa orang guru di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

sebagai berikut :

“ Biasanya setiap akhir bulan kepala sekolah melakukan supervisi kepada

seluruh guru untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran. Secara berkala kepala sekolah melaksanakan kegiatan

supervisi, yang dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk

mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam

pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (WW. M.D, Sabtu 14

September 2013).”

Hal lain yang dikemukakan oleh informan sebagai berikut :

“Beberapa program supervisi yang selalu dilaksanakan kepala sekolah

yaitu supervisi kelas, supervisi kegiatan ekstrakurikuler, supervisi ujian,

kegiatan perpustakaan dan supervise dadakan (WW.M, Rabu 18 september

2013).”

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Dari wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan

melaksanakan supervise, kepala sekalah dapat mengetahui kelemahan sekaligus

keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya diupayakan

solusi, pembinaan dan tingkat lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki

kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam

melaksanakan pembelajaran.

4.2.5 Kepala Sekolah Sebagai Leader

Sebagai pemimpin kepala Sekolah memiliki tanggung jawab

menggerakkan seluruh sumberdaya yang ada di sekolah sehingga melahirkan etos

kerja dan produktivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan. Kecakapan kepala

sekolah sebagai pemimpin dipengaruhi beberapa hal, diantaranya (1) Kepribadian

(2) Pengetahuan yang luas; (3) Keterampilan professional yang terkait dengan

tugasnya sebagai kepala Sekolah.

Mengenai kinerja kepala sekolah sebagai leader, peneliti telah melakukan

wawancara terhadap beberapa informan dan merumuskan hasil penelitian sebagai

berikut :

“ Selama menjadi komite sekolah, saya melihat bahwa dalam menjalin

koordinasasi kepala sekolah mampu menjalin hubungan yang harmonis

dengan masyarakat khusunya komite sekolah sehingga dapat melibatkan

mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan

pendidikan. (WW.AD, Jumat 3 Mei 2013).”

Wawancara berikutnya memperoleh informasi yang akan dijelaskan

sebagai berikut :

“Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah berupaya terus-menerus

membangun dan mengembangkan berbagai inovasi untuk memajukan

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

sekolah ini. Dalam membangun kerjasama kepala sekolah juga berupaya

membangun motivasi kerja yang baik bagi seluruh guru, karyawan, dan

berbagai pihak yang terlibat di sekolah. Menurut beliau bahwa Dengan

motivasi yang tinggi, didukung dengan kemampuan guru dan keryawan

yang memadai, akan memacu kenerja lembaga secara keseluruhan

(WW.FA, Sabtu 22 Juni 2013).”

Kemampuan kepala sekolah sebagai leader tentu sangat mempengaruhi

kinerjanya dalam pelaksanaan tugas setiap hari. Sebagai leader kepala sekolah

juga harus memiliki visi yang jelas. Visi kepala sekolah akan sangat menentukan

kearah mana lembaga pendidikan itu dibawa. Kepala sekolah yang tidak

mempunyai visi jauh ke depan hanya akan bertugas sesuai dengan rutinitas dan

tugas sehari-harinya tanpa tahu kemajuan apa yang harus ia capai dalam kurun

waktu tertentu. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kinerja kepala sekolah dalam fungsinya sebagai leader sudah cukup baik,

hal ini nampak dari apa yang dicerminkan oleh bawahannya (guru) maupun mitra

kerjanya (komite sekolah).

4.2.6 Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang

harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap

kegiatan, memberikan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan

mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

Untuk mengetahui keadaan ini peneliti melakukan wawancara terhadap

beberapa informan dan mendapatkan informasi sebagai berikut :

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

“Sebagai seorang ketua OSIS di sekolah ini saya termasuk salah satu siswa

yang sering bekerja sama langsung dengan kepala sekolah. Kepala sekolah

sebagai inovator selalu berupaya mencari, menemukan, dan melaksanakan

berbagai pembaharuan di sekolah utamanya yang berkaitan dengan

kegiatan siswa. Salah satu inovasi yang pernah dilakukan dan termasuk

gagasan baru tersebut adalah moving class (mengubah strategi

pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi pola kelas bidang studi,

sehingga setiap bidang studi memiliki kelas sendiri, yang dilengkapi

dengan alat peraga dan alat-alat lainnya). Moving class ini dipadukan

dengan pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang

studi dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas

memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam belajar. Namun ide

ini tidak berlangsung lama karena kekurangan tenaga pendidik serta ruang

belajar yang belum seluruhnya memiliki alat belajar yang lengkap

(WW.A.P, Sabtu 14 September 2013).”

Informasi diatas cukup menarik karena ternyata selama ini ada gagasan

kepala sekolah yang cukup menarik dan telah sempat dilaksanakan, namun kurang

dapat berjalan efektif karena terhambat oleh ketersediaan tenaga pengajar yang

belum memadai. Selanjutnya hasil wawancara dengan seorang informan tertuang

dalam kalimat berikut ini :

“ Salah satu bentuk inovasi kepala sekolah yang dimaksudkan dalam hal

ini adalah upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan di sekolah. Sebagai wakil kepala sekolah saya

melihat bahwa setiap saat kepala sekolah berusaha mencari gagasan dan

cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para

tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh

kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat mecapai tujuan sesuai

dengan misi dan visi sekolah. Salah satu bentuk inovasi yang pernah

dilakukan disekolah ini adalah mengundang tenaga khusus yang

menguasai bidang teknologi untuk kemudian mengajak seluruh guru

mengikuti training IT selama satu hari tersebut. (WW. M.H Jumat 13

September 2013).”

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.2.7 Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Sebagai Motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan yang tumbuh

melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan,

penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan Pusat Sumber Belajar.

Sedangkan bagi siswa, Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan

motivasi belajar bagi seluruh peserta didik. Motivasi belajar adalah kondisi

psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang, dan belajar secara

sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar yang

sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.

Hasil wawancara yang menunjukkan kinerja kepala sekolah sebagai

motivator dapat dilihat berikut ini :

“Dalam kegiatan belajar, kepala sekolah memberikan target kepada guru

agar harus terlebih dahulu merencanakan untuk apa ia memotivasi siswa,

untuk apa siswa mempelajari materi-materi pelajaran yang akan diajarkan.

Guru juga diharuskan untuk mampu menemukan cara untuk menimbulkan

motivasi siswa dalam belajar, baik dengan cara yang sama untuk semua

siswa atau berlainan dalam memotivasi antara satu siswa dengan siswa

lainnya (WW.M.D, Kamis 12 September 2013).”

Selain informasi diatas, wawancara selanjutnya mendapatkan hasil sebagai

berikut :

“Banyak cara yang dilakukan kepala sekolah agar potensi yang dimiliki

oleh siswa termotivasi pada waktu belajar. Cara yang banyak diterapkan

disekolah antara lain: (1) menciptakan situasi yang kondusif untuk

belajar. Dengan terciptanya perasaan yang nyaman dan rasa senang, akan

timbul kegairahan dan rasa berani dalam diri siswa pada waktu belajar dan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

tidak timbul rasa takut dalam menyelesaikan tugas belajar. Sebab

kreatifitas dan produktifitas siswa merupakan salah satu faktor

meningkatkan motivasi belajar. (2) mengusahakan agar bersikap simpati,

dan siswa merasa bahwa guru mereka merupakan pelindung dan sekaligus

menjadi orang tua selama berada di sekolah. (3) menciptakan persaingan

yang sehat sesama siswa waktu belajar, dengan persaingan yang sehat

siswa akan bergairah belajar (WW. F.A, Rabu 18 September 2013).”

Satu hal yang patut diketahui bahwa lingkungan fisik yang kondusif akan

menumbuhkan motivasi kependidikan dalam melaksanakan tugasnya. Oleh

karena itu kepala sekolah harus mampu membangkitkan motivasi tenaga

kependidikan agar dapat melaksanakan tugas secara optimal. Sebagai seorang

motivator, kepala sekolah harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa

aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur

pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai pernah memperoleh

kepuasan dan penghargaan.

Penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme

tenaga kependidikan, dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif.

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif.

4.3. Kinerja Dan Fungsi Kepala Sekolah

4.3.1 Fungsi Dalam Perencanaan

Salah satu fungi kepala sekolah adalah perencanaan. Program kegiatan

apapun termasuk pendidikan perlu direncanakan dengan baik, sehingga semua

kegiatan terarah bagi tercapainya tujuan. Perencanaan harus dibuat dengan sebaik-

baiknya. Perencanaan merupakan pedoman kerja bagi para pelaksana pendidikan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

terkait, baik manajer dalam hal ini adalah Kepala Sekolah selaku pengelola utama

maupun staf dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi

dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,

sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Hasil wawancara dengan salah seorang Guru yang menjelaskan tentang

perencanaan dalam sekolah sebagai berikut :

“Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan, Kepala Sekolah selalu

membuat perencanaan. Hal ini disampaikan beliau untuk mengurangi

ketidakpastian dan perubahan pada waktu mendatang. Meskipun Tidak

berarti rencana yang telah disusun harus dilakukan, tetapi dalam kondisi

tertentu mungkin perlu ada penyesuaian-penyesuaian. (WW.M.D, Sabtu

14 September 2013).”

Dalam kegiatan Sekolah, perencanaan merupakan salah satu syarat

mutlak bagi setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi. Tanpa

perencanaan, pelaksanaan manajemen sekolah akan mengalami kesulitan dan

bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana

yang diungkapkan oleh salah seorang Guru SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

sebagai berikut :

“Agar proses manajemen sekolah dapat berjalan dengan lancar dan

tersusun sesuai prosedur yang telah direncanakan, maka seluruh sumber

daya manusia yang ada di sekolah ini diberdayakan oleh Kepala Sekolah

untuk bersama – sama merumuskan perencanaan Sekolah. Karena tanpa

perencanaan , maka proses manajemen sekolah yang dilaksanakan

menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan (WW. FA, Sabtu 22

Juni 2013).”

Sebelum menyusun perencanaan dalam manajemen sekolah, data-data

serta informasi yang terkait dengan hal – hal yang akan dirumuskan tentunya

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

penting untuk diketahui dan dikuasai oleh kepala sekolah. Hasil wawancara kami

dengan salah seorang tokoh masyarakat dalam hal ini adalah komite sekolah yang

menjelaskan hal tersebut :

“ Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam

pengumpulan informasi maupun data yang berhubungan dengan

manajemen sekolah yang akan dirumuskan perencanaannya. Upaya yang

dilakukan tersebut berupa mengadakan rapat dengan staf dewan guru,

mengadakan rapat dengan komite sekolah ( orang tua siswa serta tokoh

masyarakat ) serta melibatkan siswa dalam hal ini organisasi OSIS. Upaya

ini kami nilai efektif karena dengan demikian selalu terjalin komunikasi

yang harmonis antara sekolah dengan pihak luar. (WW. H.AD, Jumat 3

Mei 2013).”

Dalam menyusun perencanaan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh

Kepala Sekolah bersama – sama dengan para Guru dan Staf serta tenaga

administrasi yang ada di sekolah. Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah

dalam hal ini menjelaskan hal berikut :

“ Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh Kepala Sekolah ketika

membuat perencanaan manajemen sekolah, diantaranya adalah

menentukan misi dan tujuan sekolah, Mengembangkan profil sekolah yang

mencerminkan kondisi internal dan kemampuan sekolah serta

melaksanakan analisa lingkungan eksternal. Langkah – langkah ini

meskipun tidak selalu dilakukan, namun pada implementasinya tidak

mengabaikan langkah – langkah penyusunan perencanaan tersebut.

(WW.M, Rabu 18 September 2013).”

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa selama ini Kepala Sekolah

terlebih dahulu mengkaji kebijakan yang relevan dengan sekolah bersama dengan

seluruh stafnya. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh kepala Sekolah adalah

menganalisa kondisi internal serta keadaan eksternal sekolah. Hal ini dilakukan

dengan maksud untuk mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-

perubahan lingkungan dapat mempengaruhi organisasi sekolah.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Pengambilan langkah – langkah penyusunan perencanaan oleh kepala

Sekolah secara lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan umum tentang

misi, falsafah dan tujuan. Perumusan misi dan tujuan ini merupakan

tanggung jawab kunci Kepala Sekolah. Perumusan ini dipengaruhi oleh

nilai-nilai yang dibawakan pimpinan. Nilai-nilai ini dapat mencakup

masalah-masalah sosial dan etika, atau masalah-masalah umum lainnya.

2) Pengembangan profil sekolah, yang mencerminkan kondisi internal dan

kemampuan sekolah dan merupakan hasil analisis internal untuk

mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas

dan kualitas sumber daya - sumber daya sekolah yang tersedia. Profil

sekolah menunjukkan kesuksesan sekolah di masa lalu dan

kemampuannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan sebagai

implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di masa yang akan datang.

3) Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasi

cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat

mempengaruhi organisasi. Disamping itu, sekolah perlu mengidentifikasi

lingkungan lebih khusus, seperti para stake holder, di mana kekuatan-

kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi sekolah dalam

kegiatan managemen sekolah.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.3.2 Fungsi Kepala Sekolah Dalam Pengorganisasian

Pengorganisasian merujuk pada proses bagaimana proses manajemen itu

diatur dan koordinasikan diantara seluruh tenaga yang ada di lembaga sekolah

tersebut sehingga tujuan sekolah itu dapat tercapai bersama-sama.

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap salah seorang guru di SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula adalah sebagai berikut :

” Agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, biasanya

Kepala Sekolah tidak sendirian dalam menyusun job descripsion. Kepala

sekolah selalu menjalin komunikasi dengan seluruh ketenagaan sekolah

seperti wakasek, wali kelas, TU dan tenaga administratif lainnya

(WW.F.A, Sabtu 22 Juni 2013).”

Guru, Tenaga administratif serta siswa adalah elemen-elemen yang berada

dilingkungan sekolah dan selayaknya semua elemen tersebut diberdayakan

dengan sebaik-baiknya. Pengorganisasian seluruh elemen sekolah menjadi bagian

penting yang harus dilakukan dalam kegiatan pengelolaan. Berikut hasil

wawancara dengan salah seorang guru SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula :

“ Sepanjang pengamatan dan pengalaman saya selama bekerja disekolah

ini saya melihat bahwa Kepala Sekolah lebih banyak mengorganisasikan

suatu kegiatan kesiswaan dengan siswa yang diwakilkan oleh OSIS

terlebih dahulu sebelum mengambil kebijakan baru. Namun terkadang

ketika ada kegiatan yang mendadak dan sangat tidak mungkin untuk

mengorganisasikan hal tersebut bersama OSIS, maka Kepala Sekolah

mengambil kebijakan sendiri “ (WW.F.A, Sabtu 22 Juni 2013).”

Hasil wawancara selanjutnya dengan salah satu anggota OSIS dapat dilihat

berikut ini :

“Ketika ada kegiatan kesiswaan seperti peringatan hari besar nasional atau

hari besar keagamaan, biasanya kami selaku pengurus OSIS diajak oleh

Kepala Sekolah untuk membentuk panitia kecil agar kegiatan yang

dilaksanakan terorganisir dengan baik dan kegiatan yang kami laksanakan

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dapat berhasil dengan hasil yang memuaskan. (WW.A.P, Sabtu 22 Juni

2013).”

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka akan terlihat bahwa dalam

manajemen lembaga pendidikan tidak akan pernah terlepas dari unsur-unsur yang

membentuk budaya lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah

yang terdiri atas lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar,

peran penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan

murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah, perpustakaan

sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara keseluruhan terlibat

langsung dalam suasana interaktif yang membentuk kultur lembaga pendidikan.

Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang bersifat eksternal adalah

yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya lingkungan masyarakat, hubungan

struktural sekolah dengan pemerintah dan interaksi pihak lembaga dengan

keluarga seluruh anak didik. Oleh karena itu, proses pengorganisasian dalam

manajemen / pengelolaan sekolah menjadi bagian penting yang tidak boleh

diabaikan oleh pembuat kebijakan sekolah.

4.3.3 Fungsi Kepala Sekolah dalam Penggerakan / Pelaksanaan

Penggerakkan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota

kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut

oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dalam

hal ini kinerja kepala sekolah salah satunya dapat diukur melalui prose

penggerakkan tersebut. Anggota kelompok yang dimaksud disini adalah semua

SDM maupun SDA yang berada atau masuk ke dalam lingkungan sekolah.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Hasil wawancara dengan salah seorang guru SMP Muhammadiyah 2 yang

menjelaskan tentang proses penggerakkan di sekolah tersebut adalah sebagai

berikut :

“ Dalam proses penggerakkan staf serta dewan guru selama ini yang saya

lihat adalah kepala sekolah melalui wakilnya mengundang guru yang

bersangkutan lalu memberi penjelasan terhadap guru tersebut mengenai

tugas yang dibebankan padanya. (WW. M.D, Sabtu 14 September 2013).”

Beberapa wawancara yang lain dapat diuraikan sebagai berikut :

“ Menurut saya, SDM di sekolah ini belum seluruhnya optimal dalam

kegiatan pelaksanaan Tupoksi mereka, hal ini dipengaruhi oleh sikap

disiplin yang kurang dimiliki oleh SDM tersebut. Upaya yang dilakukan

oleh kepala sekolah dalam proses ini sepertinya belum begitu Nampak

sehingga yang terjadi adalah penurunan kinerja kerja para staf dewan guru

maupun tata usaha yang ada di sekolah ini. (WW. FA, Sabtu 22 Juni

2013)”.

Dari hasil wawancara tersebut maka nampak bahwa proses penggerakan

yang selama ini dilaksanakan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya

diimplementasikan oleh pihak yang terkait. Penggerakkan berarti menggerakkan

seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program

kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan

benar. Minimnya mutu SDM di sekolah ini pun seyogyanya dapat mempengaruhi

pengelolaan sekolah terutama pada proses penggerakan.

Sehingga dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penggerakan

merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan

pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi

sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar.

Berikut hasil wawancara dengan salah seorang anggota komite sekolah :

“ Berkaitan dengan proses penggerakkan, selama ini yang saya pantau dan

perhatikan bahwa kepala sekolah berupaya sebisa mungkin untuk merawat

sarana dan prasaran sekolah seperti gedung, meubelier maupun perangkat-

perangkat pembelajaran. Selain itu kepala sekolah membuat daftar urutan

pemanfaatan sarana prasarana untuk menunjang keberhasilan pengelolaan

sekolah maupun kegiatan pembelajaran didalamnya. (WW.A.D, Jumat 3

Mei 2013)”.

Wakil kepala sekolah dalam wawancaranya menjelaskan sebagai berikut :

“Penggerakan yang dilakukan oleh kepala sekolah selama ini sebatas

menanamkan motivasi pada setiap SDM. Hal tersebut dimaknai agar setiap

SDM tidak merasa terbebani dengan tugas dan tanggung jawab yang

diembannya. (WW.M, Rabu 19 September 2013).

Kesimpulan yang ditarik penulis berdasarkan wawancara tersebut bahwa

hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah

bahwa seorang guru serta seluruh SDM akan termotivasi untuk mengerjakan

sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa

pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani

oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas

tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar

teman dalam organisasi tersebut harmonis. Dengan demikian nampaklah bahwa

perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti

dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada

pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan

untuk mencapai visi, misi dan program kerja sekolah. Setiap SDM harus bekerja

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing

SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja sekolah yang telah ditetapkan.

4.3.4 Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengawasan

Seorang kepala sekolah hendaknya melakukan pengawasan terhadap

kegiatan manajemen, apakah sudah dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan

sebelumnya pada saat membuat perencanaan. Jika ada kekeliruan atau ada

program yang tidak dapat diselesaikan segera dilakukan perbaikan dalam

perencanaannya. Sehingga, tujuan yang sebelumnya ditentukan tetap secara

maksimal dapat dipenuhi. Kaitan dengan kinerja kepala sekolah inilah, proses

pengawasan mutlak dilakukan terhadap kegiatan pengelolaan sekolah. Hal

tersebut dipertegas oleh salah seorang guru sebagaimana informasi yang diperoleh

dari wawancara sebagai berikut:

“Supervisi atau pengawasan dilakukan kepala sekolah dalam rangka

mengontrol proses manajemen disekolah. Salah satu yang menjadi

perhatian pokok dalam kegiatan pengawasan adalah pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Biasanya kepala sekolah berjalan mengelilingi

sekolah dan mengawasi langsung KBM yang sedang dilaksanakan. (WW.

FA, Sabtu 22 Juni 2013).

Pengawasan sebagai proses kegiatan monitoring berfungsi untuk

meyakinkan bahwa semua kegiatan pengelolaan sekolah terlaksana seperti yang

direncanakan dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan

memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu

pencapaian tujuan maupun visi sekolah. Mengingat begitu pentingnya peranan

dan fungsi pengawasan dalam proses pengelolaan, maka konsekuensi logis yang

harus ditanggung, maka kepala sekolah serta seluruh SDM yang terlibat di

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dalamnya harus dapat memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar

pelaksanaan pengawasan pengelolaan. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang

dihimpun dari seorang guru selaku informan dalam penelitian ini menyatakan

bahwa:

“Menurut saya, kadangkala supervisi yang dilakukan masih kurang tepat

sasaran. Mungkin karena keterlibatan kami sebagai guru tenaga abdi yang

masih belum sepenuhnya di sekolah ini sehingga proses supervise kadang

diterapkan namun kadang-kadang pula tidak diterapkan oleh kepala

sekolah. Namun selama ini proses supervise sudah cukup baik. (WW.M.D,

Sabtu 14 September 2013).”

Pengawasan di sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah , tapi

karena tidak mungkin kepala sekolah melakukan semuanya maka pengawasan

dilimpahkan kepada unit pengawasan yakni pada masing – masing wakil kepala

sekolah setiap bidangnya. Disamping itu pengawasan harus bisa mengukur objek

apa yang telah dicapai , menilai pelaksanaan serta mengadakan / menyarankan

tindakan perbaikan atau penyesuaian yang dipandang perlu, disamping itu

pengawasan harus bisa mengevaluasi diri tentang apa yang telah dicapainya

(inspeksi diri).

4.3.5 Kinerja Kepala Sekolah Dalam Evaluasi

Pengelolan sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa

komponen yang saling berkaitan dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan

sekolah. Salah satu komponen tersebut adalah evaluasi. Evaluasi dalam

pengelolaan sekolah menduduki peranan yang sangat penting, karena dengan

evaluasi dapat diketahui sejauhmana keberhasilan sekolah dalam mengelola SDM

serta SDA-nya dalam ukuran waktu tertentu dengan langkah-langkah tertentu dan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dengan biaya tertentu pula. Dengan demikian, evaluasi berfungsi sebagai feedback

(umpan balik) dalam rangka memperbaiki proses manajemen yang telah

dilaksanakan oleh pihak sekolah. Terkait dengan hal tersebut, informasi yang

dihimpun dari Guru selaku informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa:

“Kegiatan evaluasi selama ini tidak dilakukan sendiri oleh kepala sekolah

tetapi di koordinasikan pada staf - stafnya. Misalnya untuk evaluasi

pembelajaran diserahkan pada guru mata pelajaran masing-masing, lalu

evaluasi kegiatan siswa diserahkan pada wali kelas masing – masing.

Sehingganya kepala sekolah mendapatkan laporan hasil evaluasi ditingkat

bawah melalui guru – guru yang ada di sekolah tersebut (WW. FA.,

Sabtu 22 Juni 2013)”.

Proses evaluasi tidak selalu berjalan dengan mulus. Ada saja kendala yang

dihadapi oleh kepala sekolah maupun guru-guru dalam proses evaluasi tersebut.

Berikut hasil wawancara yang dihimpun oleh peneliti :

“ Dalam melaksanakan evaluasi oleh kepala sekolah selama ini sudah

cukup baik, namun kendala yang dihadapi biasanya karena keberadaan

SDM yang kurang memiliki nilai-nilai kedisiplinan sehingga pelaksanaan

proses evaluasi terganggu oleh hal tersebut. Seperti halnya tenaga pengajar

yang mengajar bukan pada mata pelajaran yang diampuhnya sehingga

pada saat proses evaluasi dilaksanakan terjadilah kendala-kendala teknis

seperti itu. Selain itu kegiatan evaluasi membutuhkan dana yang cukup

besar sedangkan keuangan sekolah hanya bergantung pada bantuan

operasional dari pemerintah. (WW,M.D, Sabtu 14 September 2013).”

Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses sistematis yang meliputi

pengumpulan informasi (angka, deskripsi verbal), analisis, interpretasi informasi

untuk membuat keputusan. Senada dengan informasi di atas, informan lainnya

mengungkapkan, bahwa:

“Selama ini, kami sebagai guru selalu berupaya membantu kepala sekolah

dalam melaksanakan kegiatan evaluasi untuk setiap kegiatan-kegiatan

yang telah dilaksanakan. Evaluasi biasanya dilaksanakan setiap bulan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

untuk melihat perkembangan sekolah selama satu bulan berjalan. Evaluasi

kami laksanakan mulai dari perkembangan siswa hingga pada event-event

yang sudah kami ikuti apakah layak diikuti kembali atau tidak. (WW. M,

Rabu 18 September 2013).”

Berdasarkan informasi di atas, dapat dipahami bahwa evaluasi berfungsi

untuk menilai keberhasilan sekolah dalam pencapaian kompetensi dan sebagai

umpan balik untuk perbaikan proses pengelolaan itu sendiri. Evaluasi yang

dilaksanakan secara berkesinambungan akan membuka peluang bagi kepala

sekolah untuk membuat perkiraan (estimasi), apakah tujuan yang telah

dirumuskan akan dapat dicapai pada waktu yang telah ditentukan, ataukah tidak,

Apabila berdasar data hasil evaluasi itu diperkirakan bahwa tujuan tidak akan

dapat dicapai sesuai dengan rencana, maka kepala sekolah harus berusaha untuk

mencari dan menemukan faktor-faktor penyebabnya, serta mencari dan

menemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya. kemudian berdasar data

hasil evaluasi itu kepala sekolah perlu mengadakan perubahan-perubahan,

penyempurnaan-penyempurnaan atau perbaikan-perbaikan, baik perbaikan yang

menyangkut organisasi sekolah, tata kerja, dan bahkan mungkin juga perbaikan

terhadap tujuan sekolah itu sendiri. Jadi kegiatan evaluasi pada dasarnya juga

dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan pada pengelolaan

sekolah.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.4 Hasil Penelitian Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala

Sekolah

4.4.1 Antar Hubungan dan Komunikasi

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi, oleh

karena itu para pemimpin organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu

memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka.

Hasil wawancara dengan salah seorang informan memperoleh informasi

sebagai berikut :

“ Saya melihat bahwa pentingnya komunikasi bagi organisasi, karena

adanya komunikasi yang baik maka suatu organisasi dapat berjalan dengan

lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya. Komunikasi yang saya

maksud misalnya Kepala Sekolah tidak menginformasikan kepada guru-

guru mengenai kapan sekolah dimulai sesudah libur maka besar

kemungkinan guru tidak akan datang mengajar. Oleh karena itu betapa

pentingnya menjalin komunikasi dan hubungan antara kepala sekolah

dengan warga sekolah. (WW. MH, Rabu 18 September 2013).”

Pernyataan hampir sama dikemukakan oleh informan sebagai berikut :

“Seorang kepala sekolah dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu

memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara Kepala Sekolah

dengan guru, Kepala Sekolah dengan siswa, dan Kepala Sekolah dengan

personalia lainnya di sekolah. Hubungan dan komunikasi yang baik

membawa konsekwensi terjalinnya interaksi seluruh komponen yang ada

dalam sistem sekolah. (WW. MD, Sabtu 12 Oktober 2013)”.

Ada bermacam-macam interaksi di sekolah. Kalau ditinjau dari maksud

interaksi yang terjadi maka ada dua macam interaksi yaitu (1) interaksi dalam

konteks menjalankan tugas yang secara langsung mengarah pada tujuan organisasi

dan (2). Interaksi diluar konteks pelaksanaan tugas, meskipun interaksi terjadi di

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

lingkungan kerja. Hubungan yang sehat dan harmonis dalam konteks pelaksanaan

tugas menjadi prasyarat agar produktivitas lebih meningkat lagi.

4.4.2 Kepribadian dan Dedikasi

Kepribadian bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses

sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk

melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap,

dan berkehendak maupun perbuatan.

Peneliti telah mewawancarai salah seorang informan dan berhasil

memperoleh informasi sebagai berikut :

“Saya melihat bahwa setiap kepala sekolah memiliki pribadi masing-

masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang

membedakan seorang kepala sekolah dari guru lainnya. Kepribadian

menurut saya hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara

berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan baik yang ringan

maupun yang berat (WW. FA, Senin 16 September 2013).

Informasi lain dari salah seorang informan sebagai berikut :

“Menurut saya, kepribadian kepala sekolah serta guru yang akan

menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak

didiknya ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan

anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang

sedang mengalami kegoncangan jiwa. Kepribadian adalah suatu cerminan

dari citra seorang kepala sekolah maupun guru dan akan mempengaruhi

interaksi antara kepala sekolah, guru dan anak didik. Oleh karena itu

kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya

martabat kepala sekolah. (WW.H.AD, Selasa 17 September 2013).

Kepribadian kepala sekolah akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya

dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian kepala

sekolah, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi dari kepala

sekolah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.

4.4.3 Iklim Kerja

Interaksi yang terjadi dalam sekolah merupakan indikasi adanya

keterkaitan satu dengan lainnya guna memenuhi kebutuhan juga sebagai tuntutan

tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Untuk terjalinnya interaksi-interaksi

yang melahirkan hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang

kondusif untuk bekerja diperlukan iklim kerja yang baik. Salah seorang informan

dalam wawancaranya menyampaikan bahwa :

” Iklim orgaisasi yang kondusif sangat dibutuhkan bagi kepala sekolah dan

guru untuk menumbuhkan dorongan dalam diri mereka untuk bekerja

lebih bersemangat. Ini berarti bahwa iklim organisasi sekolah berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya kinerja para guru dan kepala sekolah. (WW.

MH, Selasa 17 September 2013).”

Hal senada juga disampaikan oleh seorang informan yang tercatat dalam

hasil penelitian sebagai berikut :

“Suasana kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seseorang. Hal ini

sudah sering saya rasakan sendiri, ketika suasana / iklim kerja di sekolah

menyenangkan, saya merasa sangat bersemangat untuk bekerja dan

tentunya akan meningkatkan kinerja saya. Demikian pula sebaliknya

ketika iklim / suasana di sekolah tidak nyaman, keadaan tersebut sangat

mempengaruhi saya dalam menuntaskan pekerjaan saya. (WW. MD, Senin

16 September 2013)”

Merujuk hasil penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa setiap

manusia lahir, tumbuh dan berkembang di dalam suatu lingkungan masyarakat

tertentu, sehingga masyarakat tersebut akan memberikan hubungan terhadap

kepercayaan, pengetahuan, nilai dan norma yang merupakan bagian dari budaya

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

atau kebudayaan. Hal ini menyebabkan individu-individu tersebut akan

menggunakan budayanya untuk beradaptasi dengan lingkungan serta dapat

meneruskan generasinya. Di dalam lingkungan tersebut manusia juga akan

memperoleh informasi. Iklim Kerja dapat mempengaruhi kinerja seseorang

termasuk juga kepala sekolah. Apabila lingkungan masyarakat yang mereka

tempati itu mendukung, maka akan meningkatkan dan menambah motivasi

mereka untuk bekerja atau melakukan berbagai kegiatan.

4.4.4 Kesejahteraan

Kesejahteraan memiliki pengertian suatu keadaan yang baik, makmur, dan

merasa tercukupi kebutuhannya. Guru termasuk pula kepala sekolah merupakan

salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan. Keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru

dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar-mengajar.

Namun demikian, posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan

sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional mengajar dan tingkat

kesejahteraannya.

Hasil wawancara dengan seorang informan memperoleh informasi sebagai

berikut :

“Sebagai seorang guru, saya merasakan bahwa tingkat kesejahteraan guru

di Indonesia sangat memprihatinkan, hanya setara dengan kondisi guru di

negara miskin di Afrika. Rendahnya tingkat kesejahteraan tersebut akan

semakin tampak bila dibandingkan dengan kondisi guru di negara lain. Di

negara maju, gaji guru umumnya lebih tinggi dari pegawai yang lain,

sementara di Indonesia justru sebaliknya. Padahal jika harus jujur, kinerja

seseorang sangat dipengaruhi oleh seberapa layak reward (insentif) yang

diberikan padanya dengan pekerjaan yang telah dilaksanakannya. (WW,

FA, Sabtu 12 Oktober 2013).”

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Lebih lanjut dikatakan oleh seorang informan bahwa :

”Profesionalitas guru maupun kepala sekolah tidak saja dilihat dari

kemampuan guru dalam mengembangkan dan memberikan pembelajaran

yang baik kepada peserta didik, tetapi juga harus dilihat oleh pemerintah

dengan cara memberikan gaji yang pantas serta berkelayakan. Bila

kebutuhan dan kesejahteraan para guru telah layak diberikan oleh

pemerintah, maka tidak akan ada lagi guru yang membolos karena mencari

tambahan diluar. (WW.H.AD, Rabu 18 September 2013).”

Guru memang pilar bangsa dalam pembangunan manusia atau yang

dikenal dengan sebutan Indeks Pengembangan Manusia (IPM). Tanpa keterlibatan

guru maka IPM suatu bangsa tidak akan pernah mencapai titik yang diinginkan.

Hasil Penelitian di atas menunjukkan bahwa bahwa tingkat kesejahteraan seorang

guru termasuk kepala sekolah pada sebagian besarnya masih berada dalam posisi

ekonomi yang belum mengenakkan. Masih banyak kaum guru yang hidup di

bawah garis kemiskinan. Jika sudah memperoleh tunjangan profesional memang

tingkat kesejahteraannya relatif meningkat. Dan tentunya hal ini sangat

berpengaruh terhadap kinerja seorang kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas-

tugasnya.

4.4.5 Hubungan Dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk hubungan

komunikasi ekstern yang dilaksanakan atas dasar kesamaan tanggung jawab dan

tujuan. Masyarakat merupakan kelompok individu–individu yang berusaha

menyelenggarakan pendidikan atau membantu usaha-usaha pendidikan. Dalam

masyarakat terdapat lembaga-lembaga penyelenggaran pendidikan, lembaga

keagamaan, kepramukaan, politik, sosial, olah raga, kesenian yang bergerak

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dalam usaha pendidikan. Dalam masyarakat juga terdapat individu-individu atau

pribadi-pribadi yang bersimpati terhadap pendidikan di sekolah.

Hasil wawancara dengan seorang informan memperoleh informasi sebagai

berikut :

“Saya pernah membaca suatu literature, dimana disana dijelaskan bahwa

sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan berfungsi

sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian

nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai

masyarakat berlangsung dengan baik. Mata yang kedua adalah sebagai

lembaga yang mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan

kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. (WW.H.AD, Selasa

17 September 2013).

Lebih lanjut lagi dijelaskan oleh seorang guru yang dirangkum dalam hasil

wawancara sebagai berikut :

“Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi

antara sekolah dengan masyarakat guna meningkatkan pengertian

masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong

minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan

pengembangan sekolah. Menurut saya, bahwasanya hubungan sekolah

dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan

mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling

pengertian antara sekolah, personalia sekolah dengan masyarakat. (WW.

MD, Senin 16 September 2013).

Penjelasan di atas menunjukkan betapa penting peran kepala sekolah

dalam hubungan sekolah dengan masyarakat. Terjalinnya hubungan yang

harmonis antara sekolah dengan masyarakat membuka peluang adanya saling

koordinasi dan pengawasan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan

keterlibatan bersama memajukan peserta didik. Kepala sekolah diharapkan selalu

berbuat yang terbaik sesuai harapan masyarakat yaitu terbinanya dan tercapainya

mutu pendidikan anak-anak mereka. Penciptaan suasana menantang harus

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dilengkapi dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang tua murid dan

masyarakat sekitarnya. Ini dimaksudkan untuk membina peran serta dan rasa

tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

4.5 Pembahasan

4.4.1 Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Edukator atau pendidik menurut Undang-Undang sistem Pendidikan

Nasional adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Hamid Darmadi,

2009:37).

Kepala sekolah sebagai Edukator bertugas mengarahkan dan

mentransformasi pengetahuan yang dimilikinya kepada peserta didiknya, guna

mengarahkannya mencapai sesuatu yang bermakna. Kegiatan belajar mengajar

merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan

pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala Sekolah yang menunjukkan

komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan

belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat

kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha

memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus

meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan

efektif dan efisien.

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Merujuk pada teori tentang fungsi kepala sekolah sebagai edukator lalu

dikaitkan dengan hasil penelitian diatas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

sebagai seorang edukator kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

bersama guru - guru senantiasa berupaya untuk mengarahkan peserta didik untuk

lebih mengeksplorasi aspek afektifnya. Pembinaan mental dan sikap siswa sebagai

peserta didik benar – benar disadari oleh kepala sekolah dan merupakan peran

utama seorang edukator yang harus benar-benar berfungsi dengan baik. Salah satu

hal yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait dengan perannya sebagai edukator

adalah dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkreatifitas dan

menunjukan kemampuan terbaiknya. Kepala sekolah menyadari Jika hal ini dapat

diterapkan secara berkelanjutan maka dampak positif akan nampak pada

kreatifitas siswa yang makin berkembang. Salah satu hal yang menunjukkan peran

kepala sekolah sebagai edukator dapat dilihat dari prestasi yang diraih siswa di

sekolah. Prestasi yang pernah dicapai oleh sekolah selama lima tahun terakhir

cukup membuktikan bahwa kinerja kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2

Tolangohula sudah cukup baik. Dalam bidang akademik, pada tahun 2009 tingkat

kelulusan mencapai 100%, lalu pada tahun 2010 SMP ini berhasil menyabet juara

I se-provinsi Gorontalo untuk tingkat kelulusan setara sekolah menengah pertama.

Tentunya prestasi ini adalah sesuatu hal yang membanggakan.

Tahun 2011 sekolah ini dinyatakan masuk pada kategori 10 besar sekolah

yang berprestasi se provinsi Gorontalo. Prestasi bidang non akademik hampir

setiap tahun diraih siswa SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula dalam bidang

lomba gerak jalan, serta beberapa bidang olahraga seperti lomba volley ball. Pada

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

tahun 2011 regu putra berhasil memboyong piala dalam kejuaraan tingkat

kecamatan sebagai juara I lomba volley ball. Sedangkan dibidang baris berbaris

tim putri berhasil memperoleh juara I tingkat kecamatan. Prestasi – prestasi yang

dicapai siswa ini membuktikan dan membuat peneliti mengambil kesimpulan

bahwa kinerja kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sebagai

seorang edukator selama ini sudah baik.

4.4.2 Kepala Sekolah Sebagai Manager

Manajemen pada hakekatnya adalah suatu proses merencanakan,

melembagakan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota

lembaga serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya lembaga dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi tersebut,

maka kepala sekolah sebagai manajer pada hakekatnya adalah seorang perencana,

organisator, pemimpin, dan pengendali semua aktivitas sekolah (Wahyudi

2012:68). Keberadaan manajer pada suatu organisasi (sekolah) sangat diperlukan,

sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi.

Merujuk pada teori fungsi kepala sekolah sebagai manager, maka seorang

kepala sekolah harus mampu melaksanakan tiga hal sesuai perannya sebagai

manajer. Pertama, memberdayakan tenaga kependidikan melalui persaingan sehat

yang membuahkan kerjasama. Kepala sekolah lebih mementingkan kerjasama

dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan

setiap kegiatan. Kedua, memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan

untuk meningkatkan profesinya. Hal yang dilakukan diantaranya memberikan

kesempatan yang sama kepada semua tenaga kependidikan untuk meningkatkan

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

pendidikan mereka melalui seminar maupun diklat. Ketiga, mendorong

keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah

(partisipatif).

Dengan demikian apabila teori yang dikemukakan dihubungkan dengan

hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula sebagai manager sudah cukup baik, karena

berdasarkan hasil wawancara diperoleh beberapa hal yang dilakukan kepala

sekolah dalam memberdayakan tenaga kependidikan di sekolah yang diwujudkan

dalam pemberian arahan secara dinamis, pengkoordinasian tenaga kependidikan

dalam pelaksanaan tugas, pemberian hadiah bagi mereka yang berprestasi dan

pemberian hukuman bagi yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugas,

pendayagunaan serta perawatan sarana dan prasarana sekolah, pencatatan berbagai

kinerja tenaga kependidikan serta pengembangan program peningkatan

profesionalisme. Semua hal ini dilaksanakan kepala sekolah secara bertahap dan

berkesinambungan.

4.4.3 Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala Sekolah sebagai administrator dalam lembaga pendidikan

mempunyai tugas-tugas antara lain : melakukan perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan terhadap bidang-bidang seperti ;

kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, dan

perpustakaan (Abdul Rahmat, 2009 : 48). Berbagai tugas yang harus dilakukan

kepala sekolah berdasarkan kajian teori diatas adalah sebagai berikut :

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

1. Membuat perencanaan. Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah,

diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program

pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-fasilitas

yang diperlukan (sarana dan prasarana)

2. Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah. Selain

menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk mendelegasikan

tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi sekolah sesuai

dengan struktur organisasi yang ada.

3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah. Pengoordinasian

organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala sekolah.

4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah. Berbagai

tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang

kepala sekolah

Hasil wawancara dengan para informan di SMP Muhammadiyah 2

Tolangohula menjelaskan bahwa kegiatan administrasi selama ini terutama dalam

proses perencanaan Kepala Sekolah terlebih dahulu mengkaji kebijakan yang

relevan dengan sekolah bersama dengan seluruh stafnya. Langkah selanjutnya

yang dilakukan oleh kepala Sekolah adalah menganalisa kondisi internal serta

keadaan eksternal sekolah. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk

mengidentifikasi cara-cara dan dalam apa perubahan-perubahan lingkungan dapat

mempengaruhi organisasi sekolah. Pada proses koordinasi yang selama ini

dilaksanakan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya diimplementasikan oleh

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

pihak yang terkait. Minimnya kesadaran SDM di sekolah ini pun seyogyanya

dapat mempengaruhi proses administrasi sekolah.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai administrator, meskipun secara

struktural kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah, namun pada

pendelegasian wewenang kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula

tidak memandang guru sebagai bawahan, melainkan sebagai teman sejawatnya.

Sikap dan perilaku ini nyatanya bisa membuat guru-guru lebih merasa dihargai

dan dihormati kemampuan profesionalnya. Sehingga guru-guru tidak segan

menanyakan dan mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan tugasnya kepada

administrator. Komunikasi antar guru dan administrator selama ini menjadi

lancar. Situasi ini jelas mempermudah administrator memberi dorongan kepada

guru-guru untuk meningkatkan prestasi kerja mereka serta mempermudah kepala

sekolah dalam proses pendelgasian wewenang.

4.4.4 Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka

secara efektif (M.Ngalim Purwanto, 1987:76). Dengan demikian hakekat

supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala sekolah

kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung menangani belajar para

siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para siswa dapat belajar

secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Disamping itu

juga memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara efektif, disiplin, bertanggung

jawab dan memenuhi akuntabilitas..

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Berdasarkan hasil penelitian dan dihubungkan dengan teori mengenai

supervisi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses pengawasan selama ini

telah dilakukan oleh kepala SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula untuk menjamin

agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan. Supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dengan maksud

untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan

tugas atau kegiatan terutama kegiatan belajar mengajar para guru, apakah sesuai

dengan yang semestinya atau tidak. Pengawasan di sekolah adalah tanggung

jawab kepala sekolah, akan tetapi karena tidak mungkin kepala sekolah

melakukan semuanya sendirian maka pengawasan dilimpahkan kepada unit

pengawasan yakni pada masing – masing wakil kepala sekolah setiap bidangnya.

Sehingga dengan demikian peneliti mengambil kesimpulan bahwa kinerja kepala

sekolah SMP Muhammdiyah 2 Tolangohula sebagai supervisor selama ini telah

terlaksana cukup baik.

4.4.5 Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepala sekolah sebagai leader berfungsi menggerakkan semua potensi

sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi pencapaian tujuan

sekolah (Moh. Salim Aldjufri, 2007:91). Dalam upaya menggerakkan potensi

tersebut, kepala sekolah dituntut menerapkan prinsip-prinsip dan metode-metode

kepemimpinan yang sesuai dengan mengedepankan keteladanan, pemotivasian,

dan pemberdayaan staf. Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua

gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan

kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

kompetensi guru, seorang kepala Sekolah dapat menerapkan kedua gaya

kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan yang ada.

Merujuk pada teori yang telah dikemukakan tersebut lalu dihubungkan

dengan hasil penelitian maka akan terlihat bahwa dalam proses kepemimpinan

yang selama ini dilaksanakan oleh kepala sekolah belum sepenuhnya menerapkan

prinsip – prinsip kepemimpinan. Namun demikian dalam proses penggerakkan

kepala sekolah selalu menggerakkan seluruh sumber daya manusia di sekolah

untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang

masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Kesimpulan yang ditarik

penulis berdasarkan wawancara tersebut bahwa menurut kepala sekolah SMP

Muhammadiyah 2 Tolangohula, hal yang penting untuk selalu diperhatikan oleh

seorang kepala sekolah sebagai pemimpin adalah bahwa seorang guru serta

seluruh SDM di sekolah akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1)

merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut

memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi

atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan

kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam

organisasi tersebut harmonis. Sehingga secara keseluruhan bahwa kinerja kepala

sekolah sebagai pemimpin di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula selama ini

sudah cukup baik.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.4.6 Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Ibrahim (1988) dalam Tubagus Rangga (2012 :1) mengemukakan bahwa

inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk

memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide,

barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil

seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse

(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator kepala

sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang

harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap

kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan

mengembangkan model-model pembelajaran yang innovatif.

Berdasarkan hasil wawancara dan dihubungkan dengan teori yang

dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Kepala sekolah di

SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula sebagai inovator selama ini dapat dikatakan

sudah cukup baik dimana hal ini terukur dari kemampuan kepala sekolah dalam

mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Salah

satu gagasan baru yang sudah diterapkan disekolah misalnya penggunaan

teknologi informasi dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi informasi dalam

pembelajaran maksudnya menggunakan manfaat internet sebagai media

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.4.7 Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap

seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah

ditetapkan (Sadili Samsudin, 2006:281). Sebagai Motivator kepala sekolah harus

memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga

kependidikan serta bagi para siswa. Bagi siswa, motivasi dapat dibedakan

kedalam dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik

dalam belajar adalah seluruh dorongan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri

yang dapat mendorongnya dalam belajar. Motivasi ekstrinsik adalah seluruh

dorongan yang berasal dari luar siswa yang dapat mendorongnya dalam

mempelajari mata pelajaran di sekolah. Sebagai seorang motivator, maka tugas

kepala sekolah untuk berupaya agar motivasi belajar siswa dapat terus stabil atau

bahkan ditingkatkan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwa dari

kedua macam motivasi di atas, motivasi intrinsiklah yang mempunyai peranan

besar dalam meningkatkan hasil belajar seorang siswa. Dari hasil wawancara

nampak bahwa kepala sekolah selama ini sudah melakukan upaya-upaya untuk

bisa membangkitkan gairah para siswa dalam belajar. Proses pemanfaatan seluruh

sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan

sistematik untuk meningkatkan motivasi khususnya terhadap siswa merupakan

bagian dari kinerja kepala sekolah sebagai motivator. Sehingga berdasarkan hasil

penelitian tersebut peneliti berkesimpulan bahwa kinerja kepala sekolah dilihat

dari peran kepala sekolah sebagai motivator sudah cukup baik.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

4.4.8 Pembahasan Indikator Antar Hubungan dan Komunikasi

Pada Indikator Antar Hubungan dan Komunikasi, Komunikasi digunakan

untuk memahami dan menukarkan pesan verbal maupun non verbal antara

pengirim informasi dengan penerima informasi untuk mengubah tingkah laku.

Hubungan dan komunikasi yang dikembangkan kepala sekolah terutama dalam

proses pembelajaran dan pada situasi interaksi lain di sekolah memberi peluang

terciptanya situasi yang kondusif untuk dapat memperlancar pelaksanaan tugas,

segala persoalan yang dihadapi kepala sekolah baik dalam pelaksanaan tugas

utama maupun tugas tambahan dapat diselesaikan melalui penyelesaian secara

bersama dengan guru yang lain. Tanpa hubungan dan komunikasi yang baik di

dalam lingkungan sekolah apapun bentuk pekerjaan yang kita lakukan tetap akan

mengalami hambatan dan kurang lancar.

Berdasarkan hasil wawancara, maka peneliti berasumsi bahwa terbinanya

hubungan dan komunikasi di dalam lingkungan sekolah memungkinkan kepala

sekolah dapat mengembangkan kreativitasnya sebab ada jalan untuk terjadinya

interaksi dan ada respon balik dari komponen lain di sekolah atas kreativitas dan

inovasi tersebut, hal ini menjadi motor penggerak bagi kepala sekolah untuk terus

meningkatkan daya inovasi dan kreativitasnya yang bukan saja inovasi dalam

tugas utamanya tetapi bisa saja muncul inovasi dalam tugas yang lain yang

diamanatkan sekolah. Ini berarti bahwa pembinaan hubungan dan komunikasi

yang baik di antara komponen dalam sekolah menjadi suatu keharusan dalam

menunjang peningkatan kinerja. Untuk itu semakin baik pembinaan hubungan dan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

komunikasi dibina maka respon yang muncul semakin baik pula yang pada

gilirannya mendorong peningkatan kinerja.

4.4.9 Pembahasan Indikator Kepribadian dan Dedikasi

Pada Indikator kepribadian dan dedikasi, Menurut Freud (1950) dalam

Mukhlisin (2008:32), kepribadian terdiri tiga aspek yaitu :

(1). Das Es (the id) yaitu aspek biologis, aspek ini merupakan sistem yang

original dalam kepribadian sehingga aspek ini merupakan dunia bathin subyektif

manusia dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan dunia obyektif. (2).

Das Ich (the ego) yaitu aspek psikologis, aspek ini timbul karena kebutuhan

individu untuk berhubungan dengan dunia nyata, (3). Das Ueber Ich (the super

ego) yaitu aspek sosiologis kepribadian merupakan wakil dari nilai-nilai

tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada

anak-anaknya, yang dimasukkan dengan berbagai perintah dan larangan.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa aspek-aspek

tersebut di atas merupakan potensi kepribadian sebagai syarat mutlak yang harus

dimiliki oleh seorang kepala sekolah dalam melaksanakan profesinya. Karena

tanpa aspek tersebut sangat tidak mungkin kepala sekolah dapat melaksanakan

tugas sesuai dengan harapan. Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat

meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja yang

memuaskan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi. Kepala sekolah

yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat

memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan

mendidik sehingga dapat dikatakan kepala sekolah tersebut memiliki akuntabilitas

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

yang baik dengan kata lain prilaku akuntabilitas meminta agar pekerjaan itu

berakhir dengan hasil baik yang dapat memuaskan atasan yang memberi tugas itu

dan pihak-pihak lain yang berkepentingan atau segala pekerjaan yang

dilaksanakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

4.4.10 Pembahasan Indikator Iklim Kerja

Pada indikator Iklim Kerja, Litwin dan Stringer (dalam Muhlisin, 2008:57)

mengemukakan bahwa Iklim mempengaruhi kinerja guru. Iklim sebagai pengaruh

subyektif yang dapat dirasakan dari sistem formal, gaya informal pemimpin dan

faktor-faktor lingkungan penting lainnya, yang menyangkut sikap/keyakinan dan

kemampuan memotivasi orang-orang yang bekerja pada organisasi tersebut.

Sedangkan menurut Henry A Marray dan Kurt Lewin (dalam Muhlisin, 2008:57)

mengatakan bahwa Iklim kerja adalah seperangkat karakteristik yang

membedakan antara individu satu dengan individu lainnya yang dapat

mempangaruhi perilaku individu itu sendiri, perilaku merupakan hasil dari

hubungan antara individu dengan lingkungannya.

Jadi Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi,

sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam

lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang

harmonis dan kondusif antara Kepala Sekolah dengan guru, antara guru dengan

guru yang lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen

itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan

dan pengajaran tercapai.

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan dan bila dihubungkan dengan

hasil penelitian maka akan diambil suatu kesimpulan bahwa Iklim negatif

menampakkan diri dalam bentuk-bentuk pergaulan yang kompetitif, kontradiktif,

iri hati, beroposisi, masa bodoh, individualistis, egois. Iklim negatif dapat

menurunkan produktivitas kerja guru. Iklim positif menunjukkan hubungan yang

akrab satu dengan lain dalam banyak hal terjadi kegotong royongan di antara

mereka, segala persoalan yang ditimbul diselesaikan secara bersama-sama melalui

musyawarah. Iklim positif menampakkan aktivitas-aktivitas berjalan dengan

harmonis dan dalam suasana yang damai, teduh yang memberikan rasa tenteram,

nyaman kepada personalia pada umumnya dan guru khususnya. Sehingga,

Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor

penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat

guru berpikir dengan tenang dan terkosentrasi hanya pada tugas yang sedang

dilaksanakan.

4.4.11 Pembahasan Indikator Kesejahteraan

Pada indikator kesejahteraan, terdapat penjelasan yang membahas tentang

peningkatan kesejahteraan berkaitan erat dengan insentif yang diberikan pada

guru. Insentif dibatasi sebagai imbalan organisasi pada motivasi individu, pekerja

menerima insentif dari organisasi sebagai pengganti karena dia anggota yang

produktif dengan kata lain insentif adalah upah atau hukuman yang diberikan

sebagai pengganti kontribusi individu pada organisasi. Menurut Chester l. Barnard

(dalam Muhlisin, 2008:56) menyatakan bahwa insentif yang tidak memadai

berarti mengubah tujuan organisasi.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa untuk memaksimalkan kinerja

kepala sekolah langkah strategis yang dilakukan pemerintah yaitu memberikan

kesejahteraan yang layak sesuai volume kerja mereka, selain itu memberikan

insentif pendukung sebagai jaminan bagi pemenuhan kebutuhan hidup kepala

sekolah, guru, dan keluarganya. Program peningkatan mutu pendidikan apapun

yang akan diterapkan pemerintah, jika kesejahteraan guru masih rendah maka

besar kemungkinan program tersebut tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

Jadi tidak heran kalau guru di negara maju memiliki kualitas tinggi dan

profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi. Adanya

Jaminan kehidupan yang layak bagi guru dapat memotivasi untuk selalu bekerja

dan meningkatkan kreativitas sehingga kinerja mereka selalu meningkat tiap

waktu.

4.4.12 Pembahasan Indkator Hubungan Dengan Masyarakat

Pada indikator hubungan antar masyarakat, Mulyasa (2003) dalam

Muhlisin (2008:46) menerangkan bahwa Tujuan hubungan sekolah dengan

masyarakat dapat ditinjau dari dua dimensi yaitu kepentingan sekolah dan

kebutuhan masyarakat. Tujuan hubungan masyarakat berdasarkan dimensi

kepentingan sekolah antara lain : (1). Memelihara kelangsungan hidup sekolah,

(2). Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, (3). Memperlancar kegiatan

belajar mengajar, (4). Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat dalam

rangka pengembangan dan pelaksanaan program-program sekolah.

Tujuan hubungan berdasarkan kebutuhan masyarakat antara lain : (1).

Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, (2). Memperoleh

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

kemajuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi

masyarakat, (3). Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat, dan (4). Memperoleh kembali anggota-anggota

masyarakat yang terampil dan makin meningkatkan kemampuannya (Mulyasa,

2003).

Berdasarkan penjelasan di atas dan dihubungkan dengan hasil penelitian,

maka peneliti menyimpulkan bahwa agar hubungan dengan masyarakat terjamin

baik dan berlangsung kontinue, maka diperlukan peningkatan profesi kepala

sekolah dalam hal berhubungan dengan masyarakat. Kepala Sekolah disamping

mampu melakukan tugasnya masing-masing di sekolah, mereka juga diharapkan

dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka

bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadat,

mengerti aspirasinya, mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat, bisa

berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka. Untuk

mencapai hal itu diperlukan kompetensi dan perilaku dari kepala sekolah yang

cocok dengan struktur sosial masyarakat setempat, sebab ketika kompetensi dan

perilaku kepala sekolah tidak cocok dengan struktur sosial dalam masyarakat

maka akan terjadi benturan pemahaman dan salah pengertian terhadap program

yang dilaksanakan sekolah dan berakibat tidak adanya dukungan masyarakat

terhadap sekolah, padahal sekolah dan masyarakat memiliki kepentingan yang

sama dan peran yang strategis dalam mendidik dan menghasilkan peserta didik

yang berkualitas.

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Untuk gambaran penelitian yang lebih jelas maka divisualisasikan melalui

matrik analisis masalah sebagai berikut :

Matrik Rumusan Masalah, Fokus penelitian, Temuan Dan Teori

NO Rumusan

Masalah Fokus Penelitian Temuan Teori

1.

2.

Bagaimana

Kinerja Kepala

Sekolah SMP

Muhammadiyah

2 Tolangohula ?

Faktor – Faktor

yang

mempengaruhi

kinerja kepala

Sekolah

Soekarno (2008:4)

mengemukakan untuk

melihat kinerja kepala

Sekolah, maka dapat

dilihat berdasarkan

indikator EMASLIM

yakni kepala Sekolah

sebagai :

1. Edukator

2. Manager

3. Administrasi

4. Supervisor

5. Leader

6. Inovator

7. Motivator

Beberapa faktor yang

mempengaruhi kinerja

kepala sekolah dalam

Muhlisin (2008:30)

berikut ini :

1. Kepribadian dan

dedikasi

2. Hubungan dan

Komunikasi

3. Hubungan dengan

Masyarakat

Dari semua indikator

kinerja kepala sekolah

yang diteliti, peneliti

mendapatkan temuan

bahwa kinerja kepala

sekolah sudah berada

pada taraf yang cukup

baik, namun

kedepannya perlu

dilaksanakan

pengawasan secara

terus-menerus.

Faktor kesejahteraan

adalah satu faktor

yang cukup signifikan

dalam mempengaruhi

kinerja seorang kepala

sekolah. Temuan

dilapangan

memperoleh

kenyataan bahwa

semakin tinggi tingkat

kesejahteraan,

Kinerja merujuk

pengertian perilaku.

Terkait dengan kinerja

sebagai perilaku, Murphy,

1990 dalam Sudarmanto

(2009:8) menyatakan

bahwa kinerja merupakan

seperangkat perilaku yang

relevan dengan tujuan

organisasi atau unit

organisasi tempat orang

bekerja.

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti secara

keseluruhan maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kinerja kepala sekolah

di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula yang dilihat / diteliti dari fungsi kepala

sekolah sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader, inovator dan

motivator selama ini sudah menunjukkan performance yang cukup memuaskan.

Dari hasil penelitian yang disimpulkan oleh peneliti hal ini ternyata dipengaruhi

oleh berbagai hal, bukan hanya dari internal kepala sekolah seperti kepribadian

dan dedikasi, kesejahteraan, sikap serta perilaku kepala sekolah, ternyata faktor

eksternal seperti komunikasi, Hubungan antara sekolah dan masyarakat, Iklim

kerja serta permasalahan kompleks lainnya yang ada disekolah juga turut

mempengaruhi kinerja kepala sekolah tersebut.

Peneliti berasumsi bahwa perlu adanya kesadaran yang tinggi dari semua

sumber daya baik manusia maupun non manusia yang ada dilingkungan sekolah

tersebut agar kedepannya kinerja kepala sekolah yang dimaksud pada tujuh (7)

indikator sekolah dapat meningkat lebih baik lagi. Karena semua aktifitas yang

diselenggarakan sekolah merupakan proses pemanfaatan seluruh sumber daya

sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik untuk

mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien, oleh karenanya kerjasama dan

4. Kesejahteraan

5. Iklim Kerja

semakin baik kinerja

seseorang, namun

semakin rendah

kesejahteraan, maka

rendah pula

kinerjanya.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi ...eprints.ung.ac.id/481/9/2013-2-87205-221410226-bab4-09012014051805.pdfini maka SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula masih kekurangan

dukungan dari semua guru, siswa serta komite sekolah dan masyarakat akan

sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan sekolah dan tentunya peran kepala

sekolah menjadi kunci utama dalam proses ini.