Upload
tranminh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Sebagai daerah terluas di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki
beragam obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Beragam objek wisata
itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Gorontalo
termasuk jenis wisata sejarah dan budaya, seperti Benteng Otanaha, Rumah adat,
Makam Juu Panggola, Desa wisata religi, dan objek wisata yang menjadi tempat
penelitian yaitu Museum Soekarno. Di Provinsi Gorontalo terdapat 3 museum
diantaranya, Museum Nani wartabone di Kabupaten Bone Bolango, Museum pusat
fosil kayu dan Museum Soekarno di Kabupaten Gorontalo.
4.1.1 Gambaran Objek Wisata
Museum soekarno berada di kawasan Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta
Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Desa Iluta merupakan pintu masuk ke
wilayah Kabupaten Gorontalo dari Kota Gorontalo, tidak jauh dari tapal batas
wilayah Desa Iluta terdapat cagar budaya atau situs rumah pendaratan Soekarno
tersebut yang berdekatan dengan dermaga pendaratan pesawat amfibi dan catalina.
Lokasi cagar budaya ini sangat strategis yakni terletak di tepi jalan arah Kota
Gorontalo dan Batudaa, jaraknya sekitar ± 10 Km dari pusat Kota Gorontalo.
Bangunan situs sejarah ini telah ada sekitar tahun 1936 yang merupakan
peninggalan tentara Belanda, lalu dijadikan rumah persinggahan Presiden Soekarno
2
sekitar tahun 1950 dan 1956 untuk mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia.
Selama 30 tahun lebih kondisi dermaga pendaratan pesawat amphibi dan rumah
persinggahan Presiden Soekarno tersebut terbengkalai dan tidak terurus, hingga
Pemerintah Provinsi Gorontalo memperbaiki dan menambahkan fasilitas ditempat
yang sangat bersejarah ini, seperti area parkir, taman, toilet, dan gazebo yang
dibangun di sekitar dermaga pendaratan. Bangunan tersebut telah diperbaiki dengan
ukuran 5x15 Meter untuk dilestarikan, demikian pula dermaganya yang telah
diperbaiki. Pada 29 Juni 2002 rumah pendaratan pesawat amphibi itu diresmikan
Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, ketika itu Presiden Megawati
berkesempatan mengunjungi Gorontalo dalam rangka pelaksanaan hari keluarga
nasional.
Bangunan museum ini tidak banyak mengambarkan bagaimana kondisi
kedatangan Presiden Soekarno saat itu. Sekitar 3 buah foto besar tampak Soekarno
sementara berpidato di rumah Dinas Walikota (sekarang rumah Dinas Gubernur)
tanpa banyak keterangan yang dituliskan dan dijelaskan di foto tersebut. Selain tahun
kedatangan seperti yang tertera diketerangan gambar tahun 1950 dan kedatangan
kedua kali tahun 1956 tidak ada data lagi layaknya museum seutuhnya. Bahkan
gambar yang diabadikan hanyalah ketika Soekarno bersama sang isteri dan Gubernur
Sulawesi utara saat itu. Terdapat pula beberapa jenis mata uang kertas di era awal
kemerdekaan Republik Indonesia, buku-buku yang menceritakan tentang Presiden
Soekarno, dan beberapa barang-barang milik warga yang disumbangkan di museum
3
ini, barang-barang tersebut merupakan barang-barang kuno yang telah ada sekitar
tahun 1950 yang ikut dipajang didalam museum.
Pemerintah Provinsi Gorontalo menjadikan rumah pendaratan Presiden
Soekarno ini sebagai museum, dengan melihat tempat ini adalah situs sejarah dari
peninggalan Bangsa Belanda hingga sebagai tempat persinggahan Presiden Soekarno.
Pembangunan museum tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengenang semangat
juang Presiden Soekarno dalam mempertahankan negara Republik Indonesia.
Pemerintah Gorontalo memandang bahwa perlu mewariskan nilai-nilai perjuangan
berupa tempat bersejarah di masa lalu agar tetap diketahui oleh generasi yang akan
datang.
4.2 Hasil Penelitian
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti Museum soekarno yang
telah diperbaiki dan diresmikan oleh pemerintah sebagai museum sejak tahun 2002
ini tetap mempertahankan jenis bangunannya yang merupakan ciri khas bangsa
Belanda. Hal ini merupakan bukti bahwa Museum Soekarno adalah objek wisata
yang bersejarah, museum ini juga sering dilakukan pemeliharaan dan perawatan
bangunan oleh petugas yang ada di museum.
4
Gambar 4.1
Bangunan Museum Soekarno
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas menunjukan kondisi bangunan Museum Soekarno pada saat ini yang
telah diperbaiki oleh pemerintah untuk dijadikan museum.
Gambar 4.2
Kondisi dermaga pendaratan di lokasi Museum Soekarno.
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas menunjukkan kondisi dermaga pendaratan pesawat Amphibi dan
Catalina yang digunakan oleh Presiden Sekarno, dermaga ini juga telah
diperbaiki oleh pemerintah.
5
Gambar 4.3
Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas merupakan koleksi berupa foto-foto terbaru yang ada di Museum
Soekarno, foto-foto tersebut merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”.
Gambar 4.4
Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar di atas merupakan buku-buku dokumenter tentang Presiden Soekarno dan
sebuah radio kuno yang merupakan sumbangan dari Bapak Lukman Monoarfa salah
satu warga Gorontalo.
6
Gambar 4.5
Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013.
Gambar diatas merupakan beberapa mata uang Republik Indonesia di era
pemerintahan Presiden Soekarno.
Gambar 4.6
Koleksi museum
Sumber : Data Pribadi, 2013
Gambar diatas merupakan benda kuno yaitu alat penumbuk padi, namun benda
tersebut tidak ada hubungannya dengan momen sejarah saat kedatangan Soekarno di
Gorontalo.
7
Saat ini di Museum Soekarno telah ditambahkan beberapa foto-foto Soekarno
tetapi bukan merupakan foto-foto saat kedatangan Soekarno di Gorontalo, foto-foto
itu merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”. Komunitas kelapa batu
merupakan komunitas pecinta sejarah yang ada di Gorontalo, komunitas ini diketuai
oleh Rollins helingo (berdasarkan wawancara pada tanggal 17 Desember 2013)
mereka ikut melestarikan objek wisata Museum Soekarno karena berdasarkan hasil
pengamatan museum ini kurang banyak diketahui oleh masyarakat Gorontalo, koleksi
museum yang masih sedikit, dan kurangnya data yang lengkap mengenai Museum
Soekarno. Hal-hal yang telah dilaksanakan oleh komunitas ini diantaranya:
pengadaan foto-foto Soekarno di museum, kegiatan pameran temporer yang telah
dilaksanakan 2 kali, kegiatan jalan sehat yang ikut melibatkan masyarakat,
penanaman pohon disekitar museum, dan pengenalan Museum Soekarno kepada
masyarakat.
Benda-benda yang dipamerkan dalam pameran temporer yaitu foto-foto
tentang Soekarno, kartu pos, stiker, dan buku-buku sejarah tentang Soekarno. Benda-
benda tersebut didapatkan oleh komunitas ini melalui teman-teman sesama pecinta
sejarah yang berada di luar daerah seperti, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan
lain-lain yang memiliki koleksi foto-foto atau benda-benda yang berkaitan dengan
Presiden Soekarno, foto-foto tentang Soekarno juga didapatkan dari seorang
wartawan Gorontalo pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dulu, serta dari
kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Gorontalo. Selain itu pada pameran temporer
diadakan pemutaran film dokumenter dan nasionalis tentang Presiden Soekarno dan
8
pahlawan Gorontalo Nani Wartabone, pemutaran lagu-lagu kebangsaan, pemutaran
video-video tentang museum dan objek-objek wisata di Gorontalo. hal itu bertujuan
agar masyarakat lebih mencintai sejarah dan peduli terhadap Museum Soekarno.
Tabel 4.1
Daftar keterangan benda-benda koleksi yang ada di Museum Soekarno.
No Benda/Koleksi Keterangan Asal benda
1. 4 buah foto
berukuran besar
Keempat foto itu mengambarkan
kedatangan Presiden Soekarno di
Gorontalo.
Foto tersebut berasal
dari bapak Lukman
monoarfa.
2. 8 foto yang
berukuran kecil.
Foto-foto saat Presiden Soekarno
bersama keluarganya dan presiden
soekarno dalam berbagai kegiatan.
Foto-foto itu berasal dari
pemerintah dan bapak
Lukman Monoarfa.
3.
8 foto berukuran
besar dan 3 yang
berukuran kecil.
Merupakan foto-foto yang baru
ditambahkan di museum soekarno,
tetapi foto-foto itu bukan
mengambarkan kedatangan Presiden
Soekarno di Gorontalo.
dari komunitas kelapa
batu.
4.
1 buah buku
berukuran tebal.
Buku seri dokumenter “Bung karno
di Bawah Bendera Revolusi”.
merupakan karya Presiden Soekarno
Dari bapak Lukman
monoarfa (Masyarakat
Gorontalo).
9
sendiri.
5.
3 buah buku
berukuran kecil.
Buku yang mengisahkan tentang
perjuangan Presiden Soekarno.
berasal dari Bapak
lukman monoarfa.
6. 3 buah buku
berukuran kecil.
Buku yang membahas tentang cagar
budaya Gorontalo.
Dari bapak lukman
monoarfa.
7. 1 buah Radio
kuno
Benda yang dinilai kuno dan ikut
dipajang didalam museum.
Dari bapak Lukman
monoarfa.
8. Lesung padi
Lesung padi merupakan alat
tradisional untuk menumbuk padi
yang dipajang di museum.
Dari bapak Lukman
monoarfa.
9.
Beberapa mata
uang Indonesia.
Mata uang tersebut merupakan uang
yang berlaku pada masa
pemerintahan presiden soekarno.
Dari bapak lukman
monoarfa.
Sumber: Hasil Observasi, 2013
Tabel diatas menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki di Museum Soekarno
masih sedikit. Koleksinya di dominasi dengan foto-foto dan barang-barang kuno yang
tidak mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan sejarah di Museum
Soekarno. Hanya terdapat 4 buah foto sebagai bukti saat kedatangan Presiden
Soekarno di Gorontalo.
Tabel 4.2
Data kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir
10
di objek wisata museum soekarno.
No. Tahun Jumlah Kunjungan
1. 2011 1.563
2. 2012 1.827
3. 2013 2.006
Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Provinsi Gorontalo, 2013.
Tabel diatas menunjukkan angka kunjungan wisatawan di Objek wisata
Museum Soekarno dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan buku
data kunjungan di Museum Soekarno para pengunjung lebih didominasi oleh
wisatawan dari luar daerah yang memiliki agenda-agenda kegiatan di Gorontalo dan
tertarik untuk mengunjungi Museum Soekarno karena ingin mengetahui tentang
sejarah dari museum.
Para wisatawan yang datang ke museum soekarno dengan tujuan untuk wisata
sejarah, edukasi, melukis, fotography, prawedding, dan lain sebagainya. Pada buku
data wisatawan juga kebanyakan para pengunjung menyarankan perlunya
penambahan koleksi museum khususnya foto-foto kedatangan soekarno di Gorontalo
yang dinilai masih kurang, serta informasi tentang museum ini. Di Museum soekarno
belum tersedia media informasi tentang museum, ini merupakan salah satu hal yang
sangat penting agar wisatawan yang datang ke Museum Soekarno bisa mendapatkan
keterangan yang jelas tentang museum ini.
11
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salihun Ishak (pengelola
Museum Soekarno dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo,
wawancara pada tanggal 16 Desember 2013), Museum Soekarno dikelola oleh 2
pihak yaitu Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo. Museum soekarno ini dilindungi oleh
Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya. Pemerintah
menjadikan rumah pendaratan Soekarno ini menjadi museum karena pernah
terjadinya momen bersejarah di tempat ini yaitu kedatangan Presiden Soekarno
dengan pesawat amphibi dan catalina, bangunan museum ini adalah bangunan tua
yang telah ada sejak masa penjajahan di Indonesia yang merupakan kantor
peninggalan tentara Belanda pada tahun 1936. Museum Soekarno kondisinya sudah
cukup baik dibandingkan selama lebih dari 30 tahun setelah kedatangan Presiden
Soekarno, yang kemudian diperbaiki oleh pemerintah pada tahun 2002.
Dari segi pemeliharaan pemerintah telah mengupayakan pelestarian museum
sejak tahun 2002, seperti perbaikan bangunan, kebersihan, perbaikan dermaga tempat
pendaratan Presiden Soekarno, penambahan fasilitas seperti: fasilitas penerangan,
toilet, tempat parkir, selain itu adanya agenda-agenda kegiatan yang dilaksanakan
oleh pemerintah dan komunitas kelapa batu di Museum Soekarno seperti pameran
temporer (pameran di waktu tertentu), dan pemutaran film sejarah, event tahunan
tumbilotohe di sekitaran museum dan Danau Limboto, dan penambahan foto-foto
Soekarno. Tetapi menurut pemerintah Museum Soekarno masih memiliki banyak
kekurangan diantaranya isi koleksi yang kurang seperti foto-foto kedatangan
12
soekarno, tempat parkir yang kurang luas, penerangan di museum, tidak adanya
panggung pementasan, ruang untuk pameran temporer, tempat/media informasi, dan
fasilitas-fasilitas pendukung yang seharusnya ada di museum.
Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi
Gorontalo, Museum Soekarno tidak termasuk sebagai salah satu museum yang akan
direvitalisasi sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah Nasional sejak tahun 2013
untuk museum-museum di seluruh Indonesia yang perlu direvitalisasi. Hal ini karena
Museum Soekarno bukan merupakan museum yang distandarkan sesuai penilaian
pemerintah nasional dengan beberapa alasan diantaranya, tempat atau lahan
berdirinya museum ini masih kurang standar sebagai tempat berdirinya museum,
bangunan ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan
Presiden Soekarno, koleksi museum yang masih sedikit, dan pada saat museum ini
diresmikan oleh Pemerintah Gorontalo sebagai museum tempat ini masih menjadi
wilayah kerja atau masih tergabung dengan Sulawesi utara dan Sulawesi tengah.
Bangunan ini dijadikan sebagai museum hanya karena inisiatif dari pemerintah
Gorontalo untuk melestarikan tempat ini sebagai tempat bersejarah.
Untuk itu pihak pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi
Gorontalo menghimbau kepada masyarakat Gorontalo yang mempunyai koleksi
benda-benda atau foto-foto yang berkaitan dengan kejadian saat kedatangan Presiden
Soekarno di Gorontalo dapat menyumbangkan benda-benda tersebut di Museum
Soekarno, agar museum ini koleksinya semakin bertambah dan menjadi museum
13
yang memenuhi standar sebagai museum sesuai dengan persyaratan yang diberikan
oleh pemerintah pusat.
4.3 Pembahasan
Museum Soekarno sebenarnya merupakan salah satu objek wisata yang
memiliki latar belakang sejarah yang bermanfaat dalam hal pengembangan dan
peningkatan pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo khususnya Kabupaten
Gorontalo. Tetapi keberadaan situs sejarah yang dijadikan sebagai museum ini belum
dapat mengambarkan dan menjelaskan secara jelas sejarah mengenai Museum
Soekarno melalui benda-benda yang ada di dalam museum, para pengunjung atau
wisatawan yang datang ke museum ini mendapatkan informasi mengenai sejarah
Museum Soekarno melalui petugas yang ada di museum dibandingkan benda-benda
yang dipamerkan didalam museum. Padahal sebuah museum menurut Dirjen
Pembinaan Permuseuman adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengkaji, mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat. Melalui
koleksi itulah para pengunjung dapat mengenal dan mengetahui sejarah, budaya, seni,
ataupun ilmu pengetahuan di museum.
Koleksi merupakan salah satu komponen penting dari sebuah museum,
koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema yang ingin disampaikan oleh
museum, seperti museum sejarah, seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan lain
sebagainya. Sama halnya dengan Museum Soekarno yang merupakan museum
sejarah, maka sangatlah penting di dalam Museum Soekarno sebagai lembaga yang
14
berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai
sejarah dan mengambarkan sejarah melalui koleksi benda tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian isi koleksi di Museum Soekarno terdapat
beberapa koleksi seperti buku-buku dokumenter tentang Soekarno, beberapa mata
uang di era pemerintahan Presiden Soekarno, alat penumbuk padi, dan 4 buah foto
Soekarno saat kedatangannya di Gorontalo, yang lainnya merupakan foto-foto saat
Soekarno berada dalam beberapa kegiatan dan saat bersama keluarganya. Koleksi
benda tersebut masih sangat minim untuk mengambarkan bukti nyata sejarah saat
kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo, begitu pula dengan foto-foto yang baru
ditambahkan di Museum Soekarno oleh komunitas “Kelapa Batu”, bukan merupakan
foto-foto pada saat kegiatan Presiden Soekarno di Gorontalo.
Penamaan situs rumah pendaratan presiden soekarno sebagai museum oleh
pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai
Pelestarian peninggalan Purbakala Provinsi Gorontalo tujuannya yaitu :
1) Karena pemerintah ingin melestarikan situs ini sebagai tempat yang memiliki
nilai sejarah yang sangat penting pada masa lampau.
2) Untuk mengenang semangat juang presiden soekarno untuk menyatukan negara
kesatuan Republik Indonesia pada masa penjajahan dulu.
15
3) Dapat menyampaikan sejarah tentang museum soekarno kepada generasi yang
akan datang.
4) Serta sebagai objek wisata sejarah di Gorontalo.
Untuk itu pemerintah meresmikan rumah pendaratan presiden soekarno menjadi
museum pada tanggal 29 juni 2002, oleh presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarno
Putri.
1
6
No. Indikator Teoritis Realita
1. Lokasi Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat
(tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumur atau tanah rawa).
Lokasi museum menurut pemerintah belum
memenuhi standar untuk pengembangan
museum yakni untuk menambah bangunan dan
fasilitas penunjang seperti tempat parkir.
2. Bangunan Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau
memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip
konservasi agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan
museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan
pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor,
perpustakaan, laboratorium konservasi, dan ruang penyimpanan
koleksi). Dan bangunan penunjang (pos keamanan, kios
cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir.
Untuk bangunan pokok, museum soekarno
hanya memiliki ruang untuk pameran tetap tetapi
belum memiliki ruang untuk pameran temporer,
auditorium, kantor, perpustakaan, dan
laboratorium konservasi. Dan belum memiliki
fasilitas penunjang berupa pos keamanan, kios
cenderamata, dan kantin.
3. Koleksi
Museum
mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika,
harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan
fungsinya.
harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut
bangunan,
dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi,
makna, asal secara historis geografis, genus (untuk biologi),
atau periode (untuk geologi),
harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti
bagi penelitian ilmiah,
harus merupakan benda asli, bukan tiruan,
harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan
(masterpiece), dan
harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.
Koleksi di museum soekarno yang memiliki nilai
sejarah hanya sedikit, dan asal-usul koleksi tidak
semuanya dicantumkan keterangan dan
fungsinya, serta yang lainnya bukan merupakan
benda asli (foto) saat kedatangan presiden
soekarno di Gorontalo.
1
7
4. Peralatan
museum
Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana yang
berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana
perawatan koleksi (AC dehumidifier), pengamanan, (CCTV,
alarm), lampu label, dan lain-lain.
Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan
pelestarian, sarana perawatan, dan pengamanan
koleksi museum.
5. Organisasi
dan
ketenagaan
Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas
kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi
(kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian
(preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi,
dan pengelola perpustakaan.
Di museum soekarno hanya memiliki 1 orang
petugas jaga yang keseluruhannya berperan
untuk menjaga dan merawat museum. Museum
soekarno tidak memiliki organisasi dan
ketenagaan untuk bagian administrasi, pengelola
koleksi, bagian konservasi, bagian penyajian,
bagian pelayanan masyarakat, bimbingan
edukasi, dan pengelola perpustakaan.
6. Sumber
dana
Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan
museum.
Sumber dana untuk museum soekarno menurut
pemerintah tidak tetap, karena salah satu
hambatan dalam pengelolaan dan
pengembangan objek wisata adalah dana.
Sumber : Hasil olahan pribadi yang didapatkan dari acuan pendirian Direktorat Museum dan Dinas Perhubungan dan Pariwisata
Provinsi Gorontalo, 2013.
Tabel diatas merupakan teori yang diangkat dari Pedoman atau persyaratan pendirian sebuah museum yang telah ditentukan
oleh Direktorat Museum dan perbandingannya dengan realita keadaan Museum Soekarno pada saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa
Museum Soekarno masih belum memenuhi persyaratan sebagai museum sesuai yang ditentukan oleh Direktorat Museum.
18
Jika sebuah museum belum memiliki hal-hal yang disyaratkan dalam
pendirian sebuah museum, maka museum tersebut akan sulit menjalankan dan
mengembangkan fungsinya sebagai museum, begitupun dengan Museum Soekarno
yang belum memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan sebagai museum.
1.3.1 Contoh Museum lain di Indonesia
1) Museum Persada Soekarno
Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal
3 Juli tahun 2004, terdapat 3 objek yang dapat dikunjungi di kompleks museum ini,
yaitu museum dokumentasi Soekarno, Perpustakaan, dan Makam Soekarno. Di
museum ini dipamerkan segala sesuatu tentang Presiden Soekarno, koleksi ini
merupakan gabungan dari bantuan masyarakat, Badan Perpustakaan Jatim, dan
Perpustakaan umum Mastrip. Perpustakaan dan Museum Soekarno merupakan
perpustakaan yang berisi segala bentuk memorabilia Soekarno, juga dikembangkan
sebagai pusat studi terpadu. Museum ini setiap akhir pekan dikunjungi sekitar 700
wisatawan baik domestik maupun maupun mancanegara.
2) Museum Jogja Kembali
Museum ini lokasinya berada di Sleman, Yogyakarta. Tempat ini dijadikan
sebagai monumen untuk memperingati bahwa Kota Yogyakarta pernah kembali
menjadi ibukota Negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 1966. Monumen ini
terdiri dari 3 lantai, lantai pertama berisi Museum, perpustakaan, auditorium, dan
kafeteria. Lantai 2 terdapat 10 diorama mengambarkan garis besar perjuangan
19
Yogyakarta pada masa penjajahan, dan lantai ketiga yaitu ruang Garba graha (ruang
untuk berdoa atau meditasi). Dalam 4 ruang museum dilantai 1 terdapat benda-benda
koleksi: realia, replika peristiwa-peristiwa sejarah, foto, dokumen, heraldika, berbagai
jenis senjata, bentuk evokatif, dan berbagai jenis benda-benda yang berhubungan
pada masa sejarah di Yogyakarta. Monument Jogja kembali didalamnya terdapat
struktur organisasi untuk menjalankan fungsi dan jabatannya masing-masing
diantaranya petugas kebersihan, petugas keamanan, penjaga loket, dan lain-lain untuk
menjalankan kegiatan di museum. Museum Jogja kembali memiliki beberapa fungsi
diantaranya: Rekreasi, karena di monumen ini menyediakan sarana permainan yang
dapat menjadi sarana rekreasi. Sebagai tempat untuk pengenalan sejarah dan budaya,
monumen ini menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan informasi
mengenai sejarah dan kebudayaan mengenai Indonesia khususnya di Yogyakarta,
karena hal yang paling pokok pada Monumen Jogja kembali adalah pengenalan
sejarah Indonesia saat berada di Yogyakarta. Fungsi terakhir yaitu penanaman
karakter, penanaman karakter ini dilakukan melalui media-media sejarah yang
disediakan oleh pengelola Monumen Jogja kembali, yaitu para pengunjung
diharapkan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah dan dapat meniru apa
yang dilakukan oleh para pejuang.
Kegiatan-kegiatan pendukung yang dilaksanakan di monument ini
diantaranya, pertunjukan tari klasik, gamelan, musik electone dengan lagu
perjuangan. Fasilitas yang ada di museum ini yaitu, auditorium, cafeteria, arena
bermain anak-anak, tempat parkir, telepon umum, dan toilet.
20
3) Museum Joang 45
Museum Joang 45 lokasinya berada di Jakarta Pusat, meskipun tergolong
museum yang tidak begitu besar Museum Joang 45 memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan museum-museum lainnya yang berada di Jakarta, salah satunya
yaitu dengan perawatan yang cukup ekstra oleh pengelola karena koleksi yang ada di
museum ini sangat langka. Di Museum Joang 45 terdapat diorama-diorama yang
menceritakan kejadian penting sebelum tanggal 17 Agustus 1945, beberapa koleksi
yang ada di museum ini diantaranya properti asli seragam tentara Jepang, mata
uangnya, dan foto-foto asli tentang bagaimana tentara Jepang mengajarkan dan
membentuk tentara PETA. Pengelola museum juga menyediakan video dokumentasi
lewat layar komputer bagi pengunjung yang ingin melihatnya.
Contoh ketiga museum diatas dapat menjadi perbandingan dengan museum
soekarno di Gorontalo, museum Soekarno di Gorontalo masih jauh untuk
dikategorikan sebagai museum. Museum Soekarno hanya memiliki sedikit koleksi
benda dan tidak semuanya mengambarkan sejarah tentang museum ini secara
lengkap. Begitu pula dengan indikator-indikator pendukung seperti bangunan pokok
dan penunjang, struktur organisasi dan ketenagaan di museum, sarana dan prasarana
perawatan untuk museum, dan lain-lain.
Museum Soekarno dapat dikategorikan sebagai galeri, karena dilihat dari
koleksi yang ada di Museum Soekarno selain foto kedatangan Soekarno di Gorontalo,
lebih banyak foto-foto Soekarno yang bukan pada saat kegiatannya di Gorontalo. Ada
pula koleksi buku-buku, mata uang Indonesia, dan alat penumbuk padi yang tidak ada
21
hubungannya dengan agenda kegiatan Presiden Soekarno pada saat kedatangannya.
Museum dan Galeri memiliki persamaan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai dan arti. Namun
sebuah penamaan suatu tempat ataupun lembaga diciptakan karena memiliki arti dan
fungsinya masing-masing serta bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman
kepada masyarakat tentang maksud dari sebuah penamaan dan fungsi bangunan
tersebut.
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), galeri adalah
selasar atau tempat, atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat
untuk memamerkan benda atau karya seni. galeri merupakan sebuah bangunan baik
permanen ataupun non permanen, yang dibangun pemerintah ataupun bangunan milik
pribadi untuk memamerkan benda-benda seni mewakili pemiliknya yang memiliki
kemampuan seni dengan memamerkan karyannya di galeri. Sedangkan Museum
menurut International Council of Museums (ICOM, 1974) adalah sebuah lembaga
yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan
perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan,
dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk
tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.
Dengan melihat perbandingan antara museum dan galeri yang memiliki arti
dan fungsi masing-masing, pemerintah ataupun swasta dalam pemilihan sebuah nama
perlu melihat apa saja syarat-syarat dan tujuan dari didirikannya sebuah lembaga.
Begitupun dengan penamaan situs pendaratan Presiden Soekarno ini yang dinamakan
22
menjadi sebuah museum hanya karena inisitiaf Pemerintah Gorontalo untuk
mengenang peristiwa sejarah dan semangat juang Presiden Soekarno sehingga tempat
ini dilestarikan keberadaanya. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan
Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno oleh pemerintah pusat yaitu
Direktorat Permuseuman belum memenuhi standar untuk dijadikan sebagai museum,
hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya:
1. Lahan yang minim
Lokasi Museum Soekarno berada sangat dekat dengan Danau Limboto,
lahannya masih minim untuk dilakukan pelebaran bangunan sebagai
bangunan pokok untuk kegiatan permuseuman yaitu ruang pameran temporer,
auditorium untuk kegiatan pertunjukan, ruang informasi dan lain-lain. Juga
untuk penambahan fasilitas penunjang seperti penambahan lahan untuk
tempat parkir.
2. Masih tergabung dengan wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah.
Pada saat museum soekarno diresmikan oleh pemerintah sebagai museum,
saat itu wilayah Gorontalo masih tergabung dalam wilayah kerja Sulawesi
utara dan Sulawesi tengah.
3. Tempat ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan
Presiden Soekarno dan hanya merupakan inisitif dari Pemerintah Gorontalo
untuk dijadikan sebagai museum.
4. Koleksi yang ada di Museum Soekarno masih kurang dan isi dari koleksi
tersebut sangat sedikit yang mengambarkan sejarah tentang museum.
23
Hal-hal tersebut yang oleh pemerintah pusat belum dapat mengkategorikan
tempat ini sebagai museum yang distandarkan oleh pemerintah tingkat nasional,
menurut pemerintah pusat, Provinsi Gorontalo belum memiliki museum yang layak.
Dengan penamaan galeri pihak pemerintah ataupun komunitas-komunitas yang ikut
melestarikan Museum Soekarno dapat mengumpulkan dan memamerkan benda-
benda koleksi untuk Museum Soekarno, baik itu benda-benda bersejarah dimasa
lampau ataupun koleksi yang tidak ada hubungannya dengan sejarah tentang Museum
Soekarno, misalnya seperti benda-benda kuno yaitu radio dan alat penumbuk padi
ataupun foto-foto Soekarno, hal ini akan menjadi kreatifitas seni namun tetap dapat
melestarikan obyek ini sebagai tempat bersejarah.
4.3.2 Upaya Peningkatan Museum Soekarno sebagai Objek wisata sejarah
Museum Soekarno dapat dijadikan sebagai objek wisata karena adanya objek
untuk dikunjungi, akses menuju ke lokasi ini cukup mudah untuk dapat dilalui oleh
beberapa jenis kenderaan. Jenis bangunan tetap mempertahankan bentuk bangunan
asli sejak masa peninggalan bangsa Belanda, nilai-nilai sejarah dari museum ini
sangat bermanfaat bagi masyarakat dan daerah, serta sebagai tempat edukasi. Oleh
karena itu diperlukan beberapa upaya dalam hal peningkatan Museum Soekarno
menjadi daya tarik atau objek wisata sejarah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan
menambahkan atraksi dan event-event pendukung di dalam museum seperti
penambahan koleksi benda-benda yang ada hubunganya dengan sejarah museum,
lomba-lomba bertema sejarah, dan penambahan theater audio visual yang menyajikan
kisah-kisah patriotisme. Selain itu upaya lain juga dapat dilakukan dengan
24
meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang ada seperti penambahan sarana informasi
di museum mengingat pentingnya elemen informasi di objek wisata untuk menambah
pengetahuan tentang museum, dan mengubah tata pamer koleksi yang terdapat di
dalam museum lewat model pengelompokkan koleksi tematis sehingga terbentuk alur
cerita dari benda yang dipamerkan. Pengelolaan benda-benda yang ada di museum
yang diatur sedemikian rupa dapat menarik minat wisatawan, dan informasi yang
lengkap serta penataan yang baik di museum akan dapat menjadi daya tarik
wisatawan.
Hal ini didukung pula oleh pihak pemerintah yang memperbaiki rumah
persinggahan Presiden Soekarno ini sejak tahun 2002 meresmikannya sebagai
museum dengan tujuan tempat ini dapat dilestarikan karena memiliki nilai sejarah dan
dapat menyampaikan sejarah museum kepada generasi yang akan datang, serta
sebagai salah satu objek wisata sejarah di Gorontalo. Selain itu adanya usaha
pelestarian museum oleh komunitas ”Kelapa Batu” seperti melakukan kegiatan
pameran temporer, meriset daerah Gorontalo untuk mengumpulkan benda-benda
yang ada hubungannya dengan sejarah Museum Soekarno, dan memperkenalkan
museum kepada masyarakat beserta sejarahnya melalui kegiatan-kegiatan di dalam
museum, agar masyarakat bisa mengetahui sejarah dan terciptanya rasa peduli pada
Museum Soekarno.