Upload
lamnhi
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah tepatnya di jalan raya Muncul Salatiga
Desa Kalibeji. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi
penulis untuk mengadakan penelitian. Selain itu penulis juga mengenal sedikit-
banyak kondisi sekolah, sehingga hal ini memudahkan peneliti dalam melakukan
penelitian, selain itu alasan lain peneliti memilih subjek penelitian SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah karena di sekolah
ini belum pernah diadakan penelitian yang serupa, sehingga penelitian ini diharapkan
dapat menjadi pengalaman baru.
Penelitian ini dimulai pada bulan maret 2012 hingga selesai dan terdiri dari tiga
kali pertemuan, pertemuan pertama pada hari Jumat, 9 Maret 2012 yaitu
pembelajaran dengan metode konvensional atau ceramah, pertemuan kedua pada hari
Jumat, 16 Maret 2012 dengan menerapkan treatment pertama yaitu pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode Brain Gym, selanjutnya pada pertemuan ketiga pada
hari Senin, 26 Maret 2012 adalah lanjutan pembelajaran IPA dengan menggunakan
metode Brain Gym yang peneliti gunakan juga sebagai pemantapan treatment metode
Brain Gym.
Penelitian ini mengunakan penelitian eksperimen semu/kuasi (Quasi
Eksperimental Research) yang dilakukan pada mata pelajaran IPA (Cahaya dan
Sifat-sifatnya) di kelas V SD Negeri Kalibeji yang berjumlah 24 siswa yang terdiri
dari 10 siswa putra dan14 siswa putri.
56
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Analisis Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas ini dengan menggunakan teknik
Kolmogorov Smirnov. Data hasil uji normalitas pengukuran awal dan pengukuran
akhir variabel minat belajar IPA dengan penggunaan metode Brain Gym dapat dilihat
pada pada tabel 4.1:
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirov Test pada tabel 4.1, menunjukkan mean sebesar 121,12, standar deviasi
sebesar 2.028, Kolmogorov-Smirmov sebesar 0,737 dan signifikansi sebesar 0.650 (>
0.05) dengan taraf kepercayaan 5 %. Jika dirumuskan hipotesis adalah distribusi
normal, dan Ho adalah distribusi tidak normal. Maka diterima apabila
Probabilitas > 0.05 dan ditolak apabila Probabilitas < 0,05. Pada tabel 4.1
menunjukkan bahwa Signifikansi = Probabilitas = 0,650. Artinya berdasarkan
perhitungan peluang kesalahan 5 % maka Probabilitas > 0,05 atau 0,650 lebih besar
0,05 (0,650 > 0,05). Jadi diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar IPA dengan
Penggunaan Metode Brain Gym
AWAL AKHIR
N 48
Normal Parametersa Mean 121.12
Std. Deviation 2.028
Most Extreme Differences Absolute .106
Positive .106
Negative -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .737
Asymp. Sig. (2-tailed) .650
57
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data variabel minat belajar IPA berdistribusi
normal juga dapat dilihat pada kurva berikut:
Gambar 4.1
Kurva Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar IPA
4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Metode Brain Gym terhadap
Pembelajaran IPA.
Langkah-langkah pembelajaran IPA dengan penggunaan metode Brain Gym
pada pertemuan pertama Jumat, 16 Maret 2012 terdiri dari kegiatan orientasi di mana
peneliti memperkenalkan metode Brain Gym dan memberi siswa pemahaman tentang
metode Brain Gym, selanjutnya meminta siswa untuk mengikuti gerakan yang
dilakukan oleh peneliti dengan gerakan pertama yaitu gerakan gajah dan angka 8.
Gerakan gajah dilakukan dengan cara berdiri dengan kedua lutut agak menekuk,
lekatkan satu telinga pada bahu, dan lengan yang sama menunjuk ke seberang
ruangan, berfokus pada suatu daerah arbitrasi yang akan membantu sebagai titik
tengah gambar imajiner 8 yang akan digambar secara horizontal dan angka 8 cara
58
melakukannya adalah dengan mengerakkan kepala, bahu, pinggul, dan kaki dengan
membentuk angka 8 sambil membayangkan angka 8 di dalam pikiran, gerakan gajah
dan angka 8 ini peneliti munculkan pada awal pembelajaran IPA sesuai dengan yang
diungkapkan oleh (Heru Subrata, 2008: 3) yaitu penerapan Brain Gym sangat baik
dilakukan pada awal proses pembelajaran terlebih lagi bila diiringi dengan lagu atau
musik yang bersifat riang dan gembira.
Materi pokok/pembelajaran saat dilakukan penelitian adalah cahaya dan sifat-
sifatnya. Pada kegiatan inti pembelajaran peneliti meyampaikan materi pelajaran IPA
kemudian siswa mendemonstrasikan materi tentang sifat-sifat cahaya yaitu cahaya
menembus benda bening dengan menggunakan alat peraga yang telah disediakan oleh
peneliti, setelah kegiatan demonstrasi selesai peneliti melakukan gerakan Brain Gym
yang kedua yaitu gerakan titik positif di mana siswa diminta untuk mengusap kepala
menggunakan jari tangan dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa yang telah
terlihat lelah atau bosan dalam mengikuti pembelajaran agar minat belajarnya dapat
tumbuh kembali dan juga berfungsi sebagai penawar rasa jenuh belajar (Ice Breaking)
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Team Power Brain dari Universitas Galuh
Ciamis (2009). Pada kegiatan akhir peneliti memberikan soal evaluasi dan meminta
beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya di depan kelas, selanjutnya peneliti
menganalisis jawaban siswa.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti kembali mengajak siswa
melakukan gerakan Brain Gym yaitu gerakan silang, homolateral dan putaran leher
(neck rolls), gerakan silang di mana siswa diminta untuk menggerakkan secara
bergantian pasangan kaki dan tangan yang berlawanan, seperti pada gerak jalan di
tempat, gerakan homolateral yang meliputi mengangkat lengan pada sisi yang sama
pada tubuh, dan tidak pada sisi yang berlawanan seperti dalam gerakan silang dan
putaran leher (neck rolls), dengan cara memutar kepala di posisi depan setengah
lingkaran dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Pada pertemuan kedua pembelajaran IPA
dengan penggunaan metode Brain Gym yaitu pada hari Senin, 26 Maret 2012 tidak
jauh berbeda dengan kegiatan pada pertemuan pertama yaitu peneliti melaksanakan
59
kegiatan Brain Gym pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung
atau setelah siswa melakukan kegiatan demonstrasi pembelajaran dan pada akhir
pembelajaran, tetapi pada pertemuan kedua, gerakan Brain Gym lebih berpusat
kepada siswa artinya gerakan-gerakan Brain Gym dilakukan oleh siswa sendiri tanpa
bantuan penuh peneliti.
Proses pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaat bagi guru yaitu guru
mendapatkan sebuah metode pembelajaran baru yang menarik dan menyenangkan
yaitu Brain Gym yang dapat diaplikasikan ke dalam kegiatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan minat belajar IPA siswa sehingga siswa merasa senang dan
dapat berkonsentrasi dalam belajar dan pada akhirnya dapat menumbuhkan minat
belajarnya. Sedangkan manfaat bagi siswa adalah agar siswa tidak merasa bosan
dalam menerima pelajaran IPA, karena guru tidak menerapkan metode yang monoton
melainkan menerapkan metode baru yaitu metode Brain Gym yang dapat
menumbuhkan minat belajar siswa terutama dalam pelajaran IPA, dan meningkatkan
semangat kerjasama dan kebersamaan antar siswa. Dalam penerapan treatment
metode Brain Gym peneliti menggunakan teknik observasi dengan indikator nilai
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Kriteria Penilaian Lembar Observasi Penggunaan Metode Brain Gym
Interval Kriteria
38 < x ≤ 66,5 Kurang Baik
66,5 < x ≤ 95 Cukup Baik
95 < x ≤ 123,5 Baik
123,5 < x ≤ 152 Sangat Baik
Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan
oleh peneliti maupun siswa dalam proses pembelajaran IPA terlaksana dengan baik
atau tidak. Observasi pembelajaran metode Brain Gym dilakukan oleh guru kelas V
SD Negeri Kalibeji selama proses pembelajaran IPA berlangsung, data hasil
60
observasi terlampir. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa hasil observasi
tentang langkah-langkah pembelajaran dengan metode Brain Gym pada pertemuan
pertama Jumat, 16 Maret 2012 mendapatkan total skor nilai sebesar 137 dan pada
pertemuan kedua Senin, 26 Maret 2012 mendapatkan total skor nilai 143, sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan bahwa penggunaan metode Brain Gym berada
pada kriteria sangat baik, artinya berdasarkan hasil observasi pembelajaran dengan
penggunaan metode Brain Gym dalam pembelajaran IPA lebih efektif. Dengan
penggunaan metode Brain Gym dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru dan siswa, bagi guru diharapkan guru dapat mengaplikasikan
metode Brain Gym ke dalam pembelajaran IPA untuk menumbuhkan minat belajar dan
manfaat bagi siswa yaitu siswa tidak merasa bosan dalam menerima pelajaran, karena
guru tidak menerapkan metode yang monoton melainkan menerapkan metode baru
yaitu metode Brain Gym yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama
dalam pelajaran IPA, menumbuhkan semangat kerjasama antar siswa dan rasa
percaya diri serta meningkatkan daya tarik siswa terhadap pembelajaran terutama
dalam pelajaran IPA di kelas V SD.
4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Minat Belajar IPA
Dalam penelitian ini data untuk mengukur minat belajar IPA diperoleh melalui
angket. Dalam pembelajaran IPA pertama peneliti melaksanakan pembelajaran secara
konvensional, pada hari Jumat, 7 Maret 2012 pembelajaran secara konvensional ini
yang mengajar adalah peneliti sendiri, kemudian peneliti melakukan pengukuran
pertama dengan meminta siswa mengisi angket pengukuran awal, pembelajaran
konvensional ini digunakan sebagai pembanding treatment yang digunakan yaitu
Brain Gym. Selanjutnya peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
treatment yaitu dengan penggunaan metode Brain Gym, pembelajaran ini
dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 16 Maret 2012 dan
dilanjutkan pada hari Senin 26 Maret 2012. Setelah pembelajaran dengan metode
Brain Gym selesai, peneliti melakukan pengukuran akhir dengan meminta siswa
61
mengisi angket kembali yaitu angket pengukuran akhir. Pengukuran akhir digunakan
untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode Brain Gym terhadap minat belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
semester II tahun pelajaran 2011/2012. Berikut total dan rata-rata nilai angket
pengukuran awal dan pengukuran akhir yang diperoleh dalam penelitian pada tabel
4.3 :
Tabel 4.3
Total dan Rata-rata Nilai Angket
Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Minat Belajar IPA
NO Pengukuran Awal NO Pengukuran Akhir Keterangan
1 120 1 121 Naik 1
2 122 2 124 Naik 2
3 121 3 121 Normal
4 123 4 124 Naik 1
5 122 5 123 Naik 1
6 120 6 120 Normal
7 121 7 123 Naik 2
8 119 8 122 Naik 3
9 122 9 120 Turun 2
10 119 10 123 Naik 4
11 118 11 121 Naik 3
12 118 12 120 Naik 2
13 124 13 124 Normal
14 116 14 119 Naik 3
15 118 15 122 Naik 4
16 121 16 120 Turun 1
17 119 17 122 Naik 3
18 120 18 123 Naik 3
19 119 19 120 Naik 1
20 122 20 123 Naik 1
21 119 21 121 Naik 2
22 121 22 119 Turun 2
23 122 23 124 Naik 2
24 123 24 126 Naik 3
TOTAL 2889 TOTAL 2925 Naik
RATA-
RATA
120.38 RATA-
RATA
121.88 Naik
62
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat jumlah responden yaitu 24 siswa dan adanya
perbedaan total serta rata-rata nilai angket minat belajar IPA sebelum diberikan
treatment (pengukuran awal) dan setelah diberikan treatment (pengukuran akhir).
Pada pembelajaran konvensional peneliti mengajar dengan pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru dengan hanya berceramah, kemudian peneliti memberikan
angket untuk mengetahui kondisi awal, total nilai 2889 dengan rata-rata nilainya
120,38. Pembelajaran selanjutnya diberi treatment penggunaan metode Brain Gym
total nilai 2925 dengan rata-rata nilainya 121,88. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dengan penggunaan metode Brain Gym lebih efektif terhadap minat belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II
tahun pelajaran 2011/2012.
Kriteria untuk menentukan tinggi rendahnya minat belajar IPA siswa kelas V
SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun
pelajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengukuran Awal dan
Pengukuran Akhir Angket Minat Belajar IPA
No
Interval
Kriteria
Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Frek
uensi
Persen
tase
Frek
uensi
Persen
Tase
1 30 < x ≤ 54 Sangat Rendah 0 0% 0 0%
2 54 < x ≤ 78 Rendah 0 0% 0 0%
3 78 < x ≤ 102 Sedang 0 0% 0 0%
4 102 < x ≤
126
Tinggi 24 100% 24 100%
5 126 < x ≤
150
Sangat Tinggi 0 0% 0 0%
Jumlah 24 100% 24 100%
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran awal minat belajar
IPA dengan menggunakan metode konvensional yang mendapatkan skor interval 102
63
< x ≤ 126 sebanyak 24 siswa dengan persentase 100% dan masuk pada kriteria
tinggi, pada pengukuran akhir setelah diterapkan metode Brain Gym yang
mendapatkan skor interval 102 < x ≤ 126 dengan persentase 100% berjumlah 24
siswa dan juga masuk pada kriteria tinggi.
Perolehan angket minat belajar IPA dari pengukuran awal ke pengukuran akhir
juga dapat dilihat pada tabel 4.3. Perbedaan total serta rata-rata nilai angket minat
belajar IPA sebelum diberikan treatment (pengukuran awal) mengalami peningkatan
sebesar 36 dengan rata-rata 1,5. Hal ini menunjukkan bahwa dari 24 siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode Brain Gym, ada 18 siswa yang mengalami
kenaikan perolehan angket minat belajar IPA dari pengukuran awal ke pengukuran
akhir dan ada 3 siswa yang mengalami penurunan serta ada 3 siswa yang tidak
mengalami kenaikan atau penurunan perolehan angket minat belajar IPA (normal).
4.5 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil pembelajaran yang dilakukan sebelum dan setelah
penggunaan treatment metode Brain Gym, nilai rata-rata angket kemudian dilakukan
analisis menggunakan T-Test. Pengujian hipotesis ini menggunakan Uji Dua Sampel
Berpasangan (Paired Samples T-Test). Paired Samples T-test ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang
berpasangan (berhubungan) maksudnya di sini adalah sebuah sampel tetapi
mengalami dua perlakuan yang berbeda (Duwi Priyatno dalam Sugiono, 2007).
Dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya keefektifan sebelum dan
sesudah diterapkan treatment penggunaan metode Brain Gym terhadap minat belajar
IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Hasil uji hipotesis Paired Samples T-Test dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 4.5
Hasil Rata-rata Variabel Minat Belajar IPA
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat nilai rata-rata (mean) angket minat belajar
IPA pengukuran awal sebesar 120.38, sedangkan pada pengukuran akhir sebesar
121.88. Hal ini menunjukkan bahwa skor yang diperoleh mengalami kenaikan dari
120.38 menjadi 121.88. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan metode Brain
Gym lebih efektif terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012 dan
hasil uji hipotesis variabel minat belajar dengan Paired Samples T-Test dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Hipotesis Variabel Minat Belajar IPA
Berdasarkan rumusan hipotesis :
Ho : Pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym tidak efektif terhadap
minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Ha : Pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym lebih efektif terhadap
minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012.
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 AWAL 120.38 24 1.952 .398
AKHIR 121.88 24 1.849 .377
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 AWAL -
AKHIR -1.500 1.694 .346 -2.215 -.785 -4.338 23 .000
65
Dengan kriteria pengujian :
Jika t hitung > t tabel maka Ho diterima, dan Ha ditolak
Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak, dan Ha diterima
Berdasarkan signifikansi :
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0,05.
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5 % atau
0,05. Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji hipotesis angket minat belajar IPA nilai t hitung
adalah sebesar -4.338 dengan sig 0.000. tabel distribusi t dicari pada α = 5% : 2 = 2,5
% dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 24-1 = 23. Dengan pengujian 2 sisi = 0,025
hasil untuk t tabel sebesar 2.069. Nilai t hitung < t tabel (-4.338 < 2.069) dan
signifikansi 0.000 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya Pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym lebih efektif
terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini
akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan
interpretasi data dianalisis berdasarkan pada teori dan tahap-tahap penggunaan
metode Brain Gym terhadap minat belajar IPA. Sesuai dengan manfaat metode Brain
Gym menurut (Paul E. Dennison, 2006: 32) pada poin ke lima yaitu menumbuhkan
minat belajar anak, pada penelitian ini peneliti telah menumbuhkan minat belajar
anak dengan menggunakan metode Brain Gym dalam pembelajaran IPA. Hal ini
terbukti dari hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa minat belajar IPA
setelah diterapkan pembelajaran dengan penggunaan metode Brain Gym hasilnya
lebih meningkat. Hal ini terbukti dari hasil statistik yang telah dianalisis
66
menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu
0,000. Nilai t hitung negatif (-4.338) berarti rata-rata nilai angket minat belajar IPA
sebelum diterapkan treatment lebih rendah dari pada setelah diterapkan treatment.
Nilai t hitung < t tabel (-4.338 < 2.069) maka Ho ditolak dan Ha diterima dan dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya pembelajaran dengan penggunaan metode Brain
Gym lebih efektif terhadap peningkatan minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukkan
hasil yang sangat signifikan, hal ini disebabkan bahwa dengan penggunaan metode
Brain Gym pada saat dilakukan pembelajaran dapat menumbuhkan minat siswa
dalam belajar sehingga lebih efektif terhadap minat belajar IPA yang ditunjukan
dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,000.
Pada penelitian ini peneliti telah menerapkan metode Brain Gym sesuai dengan
langkah-langkah yang disampaikan oleh (Heru Subrata, 2008: 3), hal ini terbukti dari
perolehan hasil observasi dengan penggunaan metode Brain Gym yang mendapatkan
total skor sebesar 137 pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua dengan
metode Brain Gym mendapatkan total skor nilai 143 dengan kriteria sangat baik,
karena menurut Paul E. Dennison, 2005: 3 Brain Gym atau senam otak adalah latihan
gerak sederhana yang dilakukan untuk memudahkan kegiatan belajar, membangun
harga diri, dan rasa kebersamaan, rangkaian gerakan yang dilakukan, bisa
memperbaiki konsentrasi belajar siswa, meningkatkan rasa percaya diri,
menumbuhkan minat belajar, serta membuatnya lebih mampu mengendalikan stres
dan kesulitan-kesulitan belajarnya.
Hal ini juga terbukti dari rata-rata kenaikan nilai angket siswa pada tabel 4.3,
bahwa rata-rata nilai siswa pada pengukuran akhir setelah diterapkan treatment
nilainya lebih tinggi dari pada nilai angket siswa pada pengukuran awal sebelum
diterapkan treatment. Rata-rata nilai angket siswa setelah diterapkan treatment
sebesar 121.88 sedangkan rata-rata nilai angket sebelum diterapkan treatment sebesar
120.38.
67
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan yang telah dikaji oleh peneliti
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode Brain Gym lebih efektif
terhadap minat belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kalibeji Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2011/2012, karena metode Brain
Gym adalah metode yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan
minat belajar siswa terutama dalam pelajaran IPA, membantu siswa yang tidak dapat
berkonsentrasi dalam belajar, cepat merasa bosan, tidak percaya diri. Metode Brain
Gym ini diharapkan dapat diaplikasikan oleh guru ke dalam pembelajaran IPA
dengan gerakan-gerakan yang lebih menarik dan bervariasi yang bermakna bagi
siswa, agar proses pembelajaran IPA dapat menjadi menyenangkan dan menarik
perhatian siswa yang pada akhirnya dapat menumbuhkan minat belajar siswa
terutama dalam pelajaran IPA, jika minat belajar siswa telah tumbuh dalam dirinya
hal ini akan membantu memudahkan siswa saat menerima pelajaran yang
disampaikan oleh guru.