58
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 47 siswa yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang berada di Wilayah Kelurahan Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang berada di pusat kota. Suasana Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang masih asri dengan suasana perkotaan, Letak yang strategis ini membuat Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang mudah dijangkau. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang merupakan salah satu sekolah yang ada di Kelurahan Panggang dengan kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 277 siswa. Ruangan Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang terdapat dua belas ruangan. Dengan rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1 ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 ruang uks, 1 ruang mushola, dan 1 ruang aula. Ruang kelas juga sudah cukup baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa dengan berbagai macam karya-karya siswa sehingga kelas terkesan menarik, tidak membosankan bagi siswa dan dapat memacu kreatifitas siswa dalam berkarya. Selain itu juga terdapat tempat untuk menyimpan hasil nilai yang diperoleh siswa, masing-masing siswa dipisahkan dan mempunyai tempat dokumentasi yang berisi hasil nilai prestasi belajarnya sehingga siswa dapat melihat hasil nilai prestasi belajar yang diperolehnya. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. Selain ruangan dan wc 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

  • Upload
    vunga

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang

Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012 dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas V sebanyak 47 siswa

yang terdiri dari 25 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki.

Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang berada di Wilayah

Kelurahan Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Sekolah Dasar

Negeri 2 Panggang berada di pusat kota. Suasana Sekolah Dasar Negeri 2

Panggang masih asri dengan suasana perkotaan, Letak yang strategis ini

membuat Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang mudah dijangkau.

Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang merupakan salah satu sekolah

yang ada di Kelurahan Panggang dengan kelas yang terdiri dari kelas 1

sampai kelas 6 dengan jumlah keseluruhan siswa 277 siswa. Ruangan

Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang terdapat dua belas ruangan. Dengan

rincian enam ruang kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, 1

ruang kantor, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 ruang uks, 1 ruang

mushola, dan 1 ruang aula. Ruang kelas juga sudah cukup baik, dengan

penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap ruang kelas juga tersedia

tempat hasil karya siswa dengan berbagai macam karya-karya siswa

sehingga kelas terkesan menarik, tidak membosankan bagi siswa dan dapat

memacu kreatifitas siswa dalam berkarya. Selain itu juga terdapat tempat

untuk menyimpan hasil nilai yang diperoleh siswa, masing-masing siswa

dipisahkan dan mempunyai tempat dokumentasi yang berisi hasil nilai

prestasi belajarnya sehingga siswa dapat melihat hasil nilai prestasi belajar

yang diperolehnya. Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang juga menyediakan

dua wc yang terdiri dari wc guru dan siswa. Selain ruangan dan wc

52

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

53

Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang juga mempunyai halaman yang cukup

luas yang digunakan sebagai satu lapangan upacara dan satu lapangan olah

raga.

4.2 Kondisi Awal Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang

Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 47 siswa pada

pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilakukan di mana sebagian besar

peserta didik memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=65).

Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdapat dalam tabel 4.1.

Tabel 4. 1

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

<65 27 57,45 Tidak Tuntas

65-69 19 40,42 Tuntas

70-74 1 2,13 Tuntas

75-79 0 0 -

80-84 0 0 -

85-89 0 0 -

90-94 0 0 -

95-100 0 0 -

Jumlah 47 100

Nilai Rata-rata 60,60

Nilai Tertinggi 74

Nilai Terendah 55

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

54

Dilihat dari tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia pembelajaran belum efektif dengan banyaknya siswa

yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM=65). Diketahui pada skor nilai

<65 frekuensinya ada 27 dengan persentase 57,45% dari jumlah

keseluruhan siswa tidak tuntas, skor nilai antara 65 s/d 69 frekuensinya ada

19 dengan persentase 40,42% dari jumlah keseluruhan siswa tuntas, skor

nilai antara 70 s/d 74 frekuensinya ada 1 dengan persentase 2,13% dari

jumlah keseluruhan siswa tuntas, skor nilai antara 75 s/d 79 frekuensinya

ada 0 dengan persentase 0% dari keseluruhan siswa, dan skor nilai antara

80 s/d 84 frekuensinya ada 0 dengan persentase 0% dari jumlah

keseluruhan siswa atau mencapai KKM yang ditentukan dapat dilihat pada

daftar nilai siswa (terlampir). Sehingga peneliti merasa perlu mengadakan

tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa,

khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan

Jepara Kabupaten Jepara Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia. Berdasarkan tabel 4.1. dapat digambarkan dalam

gambar 4.1.

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

55

Rendahnya hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh belajar

siswa yang belum maksimal (belajar pada waktu ada PR atau ulangan),

kemampuan belajar heterogen, minat terhadap pelajaran Bahasa Indonesia

rendah, akibatnya pelajaran Bahasa Indonesia tidak disukai oleh sebagian

besar siswa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil

pembelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya pembelajaran yang lainnya.

Selain itu proses pembelajaran Bahasa Indonesia kurang menekankan pada

aspek suatu pembelajaran yang melibatkan pada pengalaman siswa pada

keempat keterampilan berbahasa terutama keterampilan dalam

mendegarkan, mengungkapkan gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan

diskusi, mengingat dengan menuliskan kembali apa yang telah diamati.

Faktor dari pembelajaran kurangnya memiliki keterampilan menciptakan

metode pembelajaran yang kondusif yang dapat meningkatkan

pemahaman dan mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa dan

selalu menggunakan pembelajaran yang monoton, sedangkan faktor dari

peserta didik dikarenakan keterampilan Berbahasa Indonesia pada peserta

didik masih kurang sehingga materi yang belum dipahami kurang

mendapatkan tindak lanjut dari guru, kedua faktor tersebut menimbulkan

miskonsepsi atau beda persepsi antara kedua belah pihak sehingga terjadi

hambatan dalam transformasi ilmu pengetahuan yang menimbulkan

pembelajaran berjalan kurang efektif.

4.3 Rencana tindakan

SIKLUS I

Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3

pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan

diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

56

disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum

mengajar pada pertemuan I, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu

yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I,

lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar observasi, cerita anak,

lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta

ruang/lokasi yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung yang

akan dilaksanakan di kelas V dan tidak kalah pentingnya adalah persiapan

fisik dan mental.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan I dengan pokok bahasan “Cerita Pendek Anak”, kemudian

menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur cerita

(tokoh dan sifatnya) melalui metode bermain peran, mengungkapkan

gagasan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali

cerita yang telah diperankan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran

kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan

metode pembelajaran yang meliputi kegiatan, yaitu siswa mengidentifikasi

unsur cerita dengan menemukan tokoh dan sifat dalam cerita yang

diperankan melalui bermain peran, tanya jawab dengan guru mengenai

tokoh dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk kelompok

mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru,

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan

guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis

dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang

Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan

diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan

pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

57

menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut

kepada siswa.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai

tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I

maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I tapi

yang membedakan adalah cerita yang diperankan. Pada pertemuan I

mengidentifikasi unsur cerita mengenai tokoh dan sifat pada cerita tentang

“Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu” yang diperankan melalui

bermain peran, pada pertemuan II siswa akan mengidentifikasi unsur cerita

mengenai tokoh, sifat, latar dan tema pada cerita pendek anak tentang

“Raja yang Bodoh”. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan

menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,

diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II,

lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar

cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta

ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas

V.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan II dengan pokok bahasan “Cerita Pendek Anak”, kemudian

menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur

(tokoh, sifat, latar dan tema) cerita melalui kegiatan bermain peran,

mengungkapkan gagasan melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi,

menceritakan kembali cerita yang telah diperankan. Setelah menentukan

tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya waktu proses

pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi kegiatan yaitu siswa

mengidentifikasi unsur cerita dengan menemukan tokoh, sifat, latar dan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

58

tema dalam cerita yang dibaca, tanya jawab dengan guru mengenai tokoh

dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk kelompok

mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama guru,

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan

guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis

dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang

Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan

diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan

pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah

menarik kesimpulan guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut

kepada siswa.

c. Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai

penyempurnaan dan tindak lanjut dari pertemuan I dan II dari kekurangan

yang terjadi pada pertemuan I dan II akan diperbaiki pada pertemuan III

ini. Pada pertemuan III ini masih sama dengan dengan pertemuan I dan II

tapi yang membedakan adalah cerita yang diperankan siswa. Siswa

mengidentifikasi unsur cerita mulai dari tokoh, sifat, latar, tema dan

amanat melalui bermain peran cerita anak-anak. Sebelum mengajar pada

pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan III, lembar

kerja siswa, lembar diskusi kelompok, cerita anak, lembar observasi,

lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta

ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I dan II yaitu di

ruang kelas V.

Praktikan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan III dengan pokok bahasan “Cerita Pendek Anak”, kemudian

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

59

menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi unsur cerita

(tokoh, sifat, latar, tema, amanat) melalui bermain peran yang dilakukan

dengan memperagakan cerita anak-anak, mengungkapkan gagasan melalui

kegiatan tanya jawab dan diskusi, menceritakan kembali cerita yang telah

diperankan. Setelah menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru

menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran yang meliputi kegiatan

yaitu siswa mengidentifikasi unsur cerita dengan menemukan tokoh, sifat,

latar, tema dan amanat dalam cerita yang dibaca, tanya jawab dengan guru

mengenai tokoh dan sifat yang ditemukan, mendikusikan dalam bentuk

kelompok mengenai jalan cerita, hasil diskusi dibahas kembali bersama

guru, menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan

arahan guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara

tertulis dengan runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa Yang

Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik kesimpulan hasil

pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah dipelajari. Kemudian akan

diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman dan keberhasilan

pembelajaran dalam penguasaan materi yang telah diberikan. Setelah

evaluasi guru akan memberikan pemantapan dan tindak lanjut kepada

siswa.

4.4 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan I

Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan

yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar

observasi, cerita anak, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran,

dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

60

berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian

apersepsi berupa pertanyaan yaitu mengenai cerita apa saja yang pernah

didengar oleh siswa. Siswa disuruh menyebutkan nama-nama tokoh dalam

cerita yang pernah ia dengar pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju

materi pembelajaran yaitu “Cerita Pendek Anak”, dilanjutkan dengan

penyampaian tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan

kegiatan inti yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang unsur dalam

cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat. Kemudian guru

menjelaskan mengenai unsur-unsur dalam cerita. Setelah penjelasan

selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan.

Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita

yang berjudul “Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu”. Kemudian

siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita pendek

anak tersebut. Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah

itu siswa memerankan cerita yang berjudul “Anak Katak yang Sombong

dan Anak Lembu”. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang

tokoh dan latar cerita (waktu, tempat, suasana) yang telah siswa temukan

dalam cerita “Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu”. Siswa secara

klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi

menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok

mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan

berbagai peristiwa yang terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat,

suasana, waktu) dan tema yang ada dalam cerita “Anak Katak yang

Sombong dan Anak Lembu”. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja

kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi

kelompok untuk menemukan jalan cerita “Anak Katak yang Sombong dan

Anak Lembu”. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap

perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

61

diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai

hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil

yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru

untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di

tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi

cerita “Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu” secara tertulis pada

lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan memperhatikan

penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan

kembali isi cerita “Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu” secara

tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak

lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang

berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan

II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran,

seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa,

lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi, lembar evaluasi

yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diajarkan, buku pelajaran, serta ruang/lokasi. Pada awal

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

62

pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi

dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan menunjukan sebuah

buku cerita atau majalah anak-anak dengan disertai pertanyaan yaitu

tentang pengalaman siswa dalam membaca suatu cerita, cerita apa saja

yang pernah didengar serta apa saja unsur-unsur ceritanya. Pertanyaan itu

dimaksudkan untuk menuju cerita yang akan diperankan dalam kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran

kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang unsur

dalam cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat dari cerita

anak berjudul “Anak Katak yang Sombong dan Anak Lembu” yang

dipelajari siswa pada pertemuan pertama. Kemudian guru menjelaskan

mengenai unsur-unsur dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa

diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa

siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran dalam cerita yang

berjudul “Raja yang Bodoh”. Kemudian siswa mempersiapkan untuk

memperagakan/memerankan cerita pendek anak tersebut. Siswa

mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan

cerita yang berjudul “Raja yang Bodoh”. Siswa melakukan tanya jawab

dengan guru tentang tokoh dan latar cerita (waktu, tempat, suasana) yang

telah siswa temukan dalam cerita “Raja yang Bodoh”. Siswa secara

klasikal dan individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi

menjadi enam kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok

mendapat lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan

berbagai peristiwa yang terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat,

suasana, waktu) dan tema yang ada dalam cerita “Raja yang Bodoh”.

Kemudian mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan.

Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

63

cerita “Raja yang Bodoh”. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya.

Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai

hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil

yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru

untuk menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di

tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi

cerita “Raja yang Bodoh” secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang

telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang

Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita “Raja yang

Bodoh” secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang

Disempurnakan.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai tindak

lanjut, penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran dan

pemahaman siswa yang berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka

pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar evaluasi, lembar observasi, cerita anak, buku

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

64

pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa

untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian

apersepsi berupa pertanyaan mengenai pengalaman siswa dalam membaca

cerita dongeng, cerita apa saja yang pernah siswa dengar dan bagaimana

unsur ceritanya. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju materi cerita

yang akan diperankan siswa dalam kegiatan pembelajaran, kemudian

dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I dan II yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang

unsur dalam cerita yaitu berupa tokoh, sifat, latar, tema dan amanat dari

cerita anak berjudul “Raja yang Bodoh” yang dipelajari siswa pada

pertemuan kedua. Kemudian guru menjelaskan mengenai unsur-unsur

dalam cerita. Setelah penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru

tentang cerita yang akan diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas

untuk membagi peran dalam cerita yang berjudul “Bawang Merah dan

Bawang Putih”. Kemudian siswa mempersiapkan untuk

memperagakan/memerankan cerita pendek anak tersebut. Siswa

mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa memerankan

cerita yang berjudul “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Siswa

melakukan tanya jawab dengan guru tentang tokoh dan latar cerita (waktu,

tempat, suasana) yang telah siswa temukan dalam cerita “Bawang Merah

dan Bawang Putih”. Siswa secara klasikal dan individual menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk

berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja

kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan berbagai peristiwa yang

terjadi, nama tokoh, watak, latar ( tempat, suasana, waktu) dan tema yang

ada dalam cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”. Kemudian

mencatatnya pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa

dibimbing oleh guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

65

“Bawang Merah dan Bawang Putih”. Siswa aktif berdiskusi dengan

kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk

membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama

membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu melakukan

pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam kelompok

diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam cerita yang

perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama

membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru

menceritakan kembali isi cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”

secara tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif

menceritakan kembali isi cerita “Bawang Merah dan Bawang Putih”

secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang

Disempurnakan.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

4.5 Hasil tindakan

a. Pertemuan I

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan

pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur

keberhasilan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

66

linguistik dalam kegiatan pembelajaran, menggunakan lembar observasi

yang diambil dari indikator dalam metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dengan menyesuaikan standar kompetensi dan

kompetensi dasarnya. Aspek yang diukur meliputi empat aspek

keterampilan yaitu mengembangkan keterampilan mendengarkan melalui

cerita, mengembangkan keterampilan berbicara dengan mengungkapkan

gagasan dalam kegiatan tanya jawab dan diskusi, mengembangkan

keterampilan membaca melalui kegiatan membaca menentukan tema, dan

mengembangkan keterampilan menulis dengan menceritakan kembali isi

cerita. Berdasarkan hasil observasi penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru pada siklus I

pertemuan I pada kegiatan pembelajaran penerapan indikator pembelajaran

masih kurang baik dalam penerapannya. Hal ini dapat dilihat pada lembar

hasil observasi pada siklus I pertemuan I (terlampir), pada lembar

observasi tersebut dapat dilihat pada penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan keseluruhan indikator

masih memperoleh skor 2 dengan pernyataan 50% indikator metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik baru diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik belum terbiasa dalam

kegiatan pembelajaran, sehingga guru masih mengalami kesulitan dalam

mengarahkan siswa ke dalam penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh

hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK)

terhadap aktivitas guru secara keseluruhan dalam menerapkan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik. Dapat dilihat pada tabel 4.2.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

67

Tabel 4.2

Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I

.

Dari tabel 4.2 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa penerapan metode bermain peran Berbasis

Kecerdasan Linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran,

hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada metode

pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran. Dari

keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil

observasi memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor rata-rata 2,39. Berdasarkan indikator yang

ditentukan bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan

bahwa 75% indikator penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh

karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I

pertemuan I penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik belum mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

2,5

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 2,5

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

2,5

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 2

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 2

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 3

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 2

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

2

Jumlah 21,5

Rata-rata hasil observasi 2,39

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

68

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam

kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I kurang dari skor 3 dengan

pernyataan masih kurang dari 75% baru diterapkan.

b. Pertemuan II

Hasil tindakan pada siklus I pertemuan II yang diperoleh

berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan

pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I pertemuan

I dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I. Dalam penerapan

pembelajaran pada siklus I petemuan II berdasarkan hasil observasi,

penerapan pembelajaran pada indikator penerapan pembelajaran berbasis

kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus I pertemuan I.

Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus I pertemuan II dapat

dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan memperoleh skor 3 dengan

pernyataan 75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran. Akan tetapi masih ada beberapa kegiatan pembelajaran

yang masih mendapat skor 2 yaitu pada item mengambil pengalaman dan

mengambil kesimpulan. Penerapan kegiatan pembelajaran guru masih

kesulitan dalam mengarahkan siswa untuk mengambil pengalaman dan

mengambil kesimpulan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masih perlu

diperbaiki. Untuk indikator lainnya sudah mengalami peningkatan dan

mencapai indikator yang ditentukan dalam penerapannya karena telah

berbekal pada siklus I pertemuan I.

Analisis penelitian setelah pembelajaran diperoleh hasil observasi/

pengamatan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik yang dilakukan oleh observer (guru SBK) secara keseluruhan

terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode bermain peran berbasis

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

69

kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar

observasi yang terlampir dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II

Dari tabel 4.3 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK)

dapat dilihat bahwa penerapan Metode Bermain Peran Berbasis

Kecerdasan Linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran,

hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran masih ada skor 2, terutama pada teknik

pembelajaran yang meliputi indikator dalam penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran

mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan. Dari keseluruhan

kegiatan pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi

memperoleh skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran

memperoleh skor rata-rata 3,11. Berdasarkan indikator yang ditentukan

bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75%

indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

3,5

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

3,5

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

2

Jumlah 28

Rata-rata hasil observasi 3,11

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

70

berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan II

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah

mencapai indikator yang ditentukan penulis. Dalam penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus I pertemuan II kurang dari skor 3 dengan pernyataan 75%

sudah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi pada indikator

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik masih ada

yang mendapat skor 2, dan akan diperbaiki pada siklus I pertemuan III.

c. Pertemuan III

Hasil tindakan pada siklus I pertemuan III berdasarkan lembar hasil

observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan

pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I pertemuan

I dan pertemuan II dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan II. Dalam

penerapan pembelajaran pada siklus I pertemuan III berdasarkan hasil

observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada

siklus I pertemuan I dan pertemuan II. Pada lembar hasil observasi

(terlampir) pada siklus I pertemuan III dapat dilihat kegiatan pembelajaran

yang diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 3 dengan pernyataan

75% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran. Pada kegiatan mengambil pengalaman dan mengambil

kesimpulan mengalami peningkatan memperoleh skor 3 dengan

pernyataan hampir 75% penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh

hasil observasi/pengamatan penerapan metode bermain peran berbasis

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

71

kecerdasan linguistik yang dilakukan oleh observer (guru SBK) secara

kseluruhan terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan lingusitik dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Siklus I Pertemuan III

Dari tabel 4.4 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat

dilihat pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran memperoleh skor 3 dan 4. Dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 3,28. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan

pada Siklus I pertemuan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa

skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

3,5

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

4

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 3

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

3

Jumlah 29,5

Rata-rata hasil observasi 3,28

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

72

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan

hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan II penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator

yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I pertemuan II. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I

pertemuan II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang

ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Dan selanjutnya sebagai pemantapan pada siklus I

akan dilanjutkan pada siklus II.

4.6 Hasil belajar peserta didik aspek kognitif

Setelah dilaksanakan tindakan dalam metode bermain peran

berbasis kecerdasan lingusitik, penulis memberikan evaluasi secara tertulis

kepada siswa setiap akhir pertemuan I, pertemuan II, dan pertemuan III

siklus I. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan, dari

hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap

nilai ulangan harian siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil

ulangan harian siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I (terlampir).

Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari

jumlah 47 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 20 siswa,

sedangkan 27 siswa masih dibawah ketuntasan. Dengan rincian hasil

belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.5.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

73

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

<65 27 57,45 Tidak Tuntas

65-69 19 40,42 Tuntas

70-74 1 2,13 Tuntas

75-79 0 0 -

80-84 0 0 -

85-89 0 0 -

90-94 0 0 -

95-100 0 0 -

Jumlah 47 100

Nilai Rata-rata 60,60

Nilai Tertinggi 74

Nilai Terendah 55

Oleh karena itu, perlu adanya suatu perbaikan dalam proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh nilai

hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dengan rata-

rata nilai pertemuan I, pertemuan II, dan III mengalami peningkatan, dari

jumlah 47 siswa mencapai ketuntasan 100% dari (KKM=65) atau dapat

dikatakan seluruhnya jumlah siswa mencapai dan mendapat nilai di atas

ketuntasan (KKM=65). Dengan rincian hasil belajar nilai siswa, dapat

dilihat pada tabel 4.6.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

74

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I

Skor

Frekuensi

Persentase

(%) Keterangan

Pertemuan Rata-rata

Pertemuan

I, II, III I II III

<65 24 0 0 0 0 -

65-69 21 2 0 0 0 -

70-74 2 6 0 12 25,53 Tuntas

75-79 0 17 2 15 31,92 Tuntas

80-84 0 14 5 16 34,04 Tuntas

85-89 0 7 17 4 8,51 Tuntas

90-94 0 1 3 0 0 -

95-100 0 0 20 0 0 -

Jumlah 47 47 47 100

Nilai Rata-rata 78,23

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 71

Dengan demikian dalam metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik nilai hasil belajar siswa dalam aspek kognitif

meningkat dibandingkan nilai hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan.

Namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar

siswa di atas KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa dengan

metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat digunakan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

75

4.7 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari

pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala

kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil

observasi yang dilaksanakan pada setiap pertemuan I, II, dan II pada siklus

I dan hasil nilai rata-rata siswa pada pertemuan I, II, dan III. Refleksi ini

digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil

tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator

kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan

observasi pada siklus I disetiap pertemuan maka diperoleh antara lain

sebagai berikut:

a. Pertemuan I

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi ada

siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan.

Pada lembar hasil observasi siklus I pertemuan I (terlampir) dapat dilihat

dalam kegiatan mengidentifikasi unsur cerita melalui kegiatan pemeranan,

mengungkapkan gagasan pada keterampilan berbicara pada kegiatan tanya

jawab dan diskusi, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan

dalam kegiatan menulis secara keseluruhan masih mendapat skor 2 dengan

pernyataan 50% metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan indikator kinerja

yang ditentukan penulis yaitu minimal skor 3 dengan penyataan 75%

metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan lembar hasil

observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

pada siklus I pertemuan I belum mencapai indikator kinerja yang

ditentukan. Belum tercapainya indikator kinerja pada siklus I pertemuan I

ini akan diperbaiki pada siklus I pertemuan II dengan mencari kekurangan

serta kelemahan yang ditemukan. Diantaranya penulis masih kesulitan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

76

dalam penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik ke

dalam kegiatan pembelajaran, dikarenakan siswa juga belum terbiasa

dalam kegiatan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang

diterapkan penulis dalam kegiatan pembelajaran. Dari keseluruhan

kegiatan yang diterapkan dalam pembelajaran mencapai skor rata-rata

2,39.

b. Pertemuan II

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan II mengalami peningkatan dibandingkan pada hasil

obervasi pada siklus I pertemuan I. Berdasarkan lembar hasil observasi

(terlampir) indikator penerapan metode bermain peran berbasis

keceradasan linguistik sudah mendapat skor 3 dengan pernyataan 75%

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi masih ada beberapa

indikator yaitu pada kegiatan mengambil pengalaman dan mengambil

kesimpulan belum terjadi peningkatan karena masih mendapat skor 2

dengan penyataan 25% penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal

ini disebabkan karena dalam mengambil pengalaman dan mengambil

kesimpulan pengarahan penulis terhadap siswa masih kurang mencapai

indikator kinerja yang ditentukan. Keseluruhan kegiatan pembelajaran

mendapat skor rata-rata 3,11, berdasarkan indikator kinerja yang

ditentukan penulis dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan

pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

pada siklus I pertemuan II sudah mencapai indikator yang ditentukan, akan

tetapi masih ada yang perlu diperbaiki terutama dalam kegiatan

mengambil pengalaman dan mengambil kesimpulan yang telah

diperankan.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

77

c. Pertemuan III

Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi pada

siklus I pertemuan III mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus

I pertemuan III. Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah

mendapat skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Keseluruhan kegiatan pembelajaran mendapat skor rata-rata

3,28 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan penulis dalam

penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan

metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pada siklus I pertemuan III

sudah mencapai indikator yang ditentukan.

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I pertemuan I, II, dan III

maka dilaksanakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam

penguasaan materi. Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan

belajar dengan nilai 65 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang

berjumlah 47 siswa dalam belajarnya sebanyak 47 siswa tuntas dengan

mendapat nilai ≥71 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 78,23.

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

KKM pada hasil belajar siswa penulis menetapkan patokan 75% dari

jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai

nilai ≥65 berdasarkan hasil evaluasi siswa dan 75% dari jumlah

keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh

nilai ≥65 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,

indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang

telah ditentukan yaitu 100% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai

≥65 dengan maksimal 100 dan minimal 65. Selanjutnya, sebagai

pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

78

meningkatkan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik pada setiap kegiatan pembelajaran dan meningkatkan nilai hasil

belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus I maka secara

keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus

I adalah sebagai berikut:

a. Hambatan

1. Penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

belum terbiasa dilaksanakan siswa dalam kegiatan pembelajaran

sehingga keterampilan berbahasa siswa masih sulit dikembangkan.

2. Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam

setiap kegiatan.

b. Penyelesaian

1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang

maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

2. Buatlah keaktifan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran

sehingga keterampilan belajar siswa lebih berkembang.

4.8 Rencana Tindakan

SIKLUS II

a. Pertemuan I

Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang

terdiri dari pertemuan I, II, III perencanaan pembelajaran pada siklus II ini

sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi

pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan

pembelajaran pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang

membedakan adalah materi pokok mengenai “cerita anak”. Sebelum

mengajar pada siklus II ini, guru akan menyiapkan segala sesuatu yang

menunjang proses pembelajaran, diantaranya (RPP) pertemuan I, lembar

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

79

observasi, lembar cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan, buku

pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan siklus

I yaitu diruang kelas V.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan I dengan pokok bahasan “menyimpulkan isi cerita anak”,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan Metode Bermain

Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik mempelajari tentang identifikasi isi

cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi

kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah

menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menentukan cerita anak

yang akan diperankan serta menentukan lamanya waktu dalam kegiatan

pembelajaran dan menetapkan tehnik pembelajaran yaitu: siswa

mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan bermain peran,

melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi cerita dan

mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok,

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan

guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis

dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa

Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik

kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah

dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman

dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

b. Pertemuan II

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai

tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I

maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan pertemuan I tapi

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

80

yang membedakan adalah cerita yang diperankan. Pada pertemuan I

mengidentifikasi isi cerita melalui metode bermain peran tentang cerita

“Timun Emas”, melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok,

menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan

penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada pertemuan II siswa akan

mengidentifikasi isi melalui metode bermain peran tentang cerita “Istana

Bunga”. Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka praktikan

menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran,

diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan II,

lembar kerja siswa, lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar

cerita, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, buku pembelajaran, serta

ruang/lokasi yang akan digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas

V.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan II dengan pokok bahasan “menyimpulkan isi cerita anak”,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi isi

cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi

kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah

menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya

waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi

kegiatan yaitu: siswa mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan

bermain peran, melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi

cerita dan mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok,

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan

guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis

dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

81

Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik

kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah

dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman

dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

c. Pertemuan III

Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III sebagai

tindak lanjut dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I

dan II maka pada perencanaan pertemuan III masih sama dengan

pertemuan I dan II tapi yang membedakan adalah cerita yang diperankan.

Pada pertemuan I mengidentifikasi isi cerita melalui metode bermain peran

tentang cerita “Timun Emas”, dan Pertemuan II cerita “Istana Bunga”,

melakukan tanya jawab dan diskusi kelompok, menceritakan kembali isi

cerita bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang

Disempurnakan. Pada pertemuan III siswa akan mengidentifikasi isi

melalui metode bermain peran tentang cerita “Rajawali yang Cerdik”.

Sebelum mengajar pada pertemuan III, maka praktikan menyiapkan segala

sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan III, lembar kerja siswa,

lembar diskusi kelompok, lembar observasi, lembar cerita, lembar evaluasi

yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diajarkan, buku pembelajaran, serta ruang/lokasi yang akan

digunakan sama dengan pertemuan I di ruang kelas V.

Penulis merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan III dengan pokok bahasan “menyimpulkan isi cerita anak”,

kemudian menentukan tujuan pembelajaran dengan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik dengan mempelajari tentang identifikasi isi

cerita melalui metode bermain peran, melakukan tanya jawab dan diskusi

kelompok, menceritakan kembali isi cerita bahasa yang runtut dan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

82

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Setelah

menentukan tujuan pembelajaran kemudian guru menetapkan lamanya

waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi

kegiatan yaitu: siswa mengidentifikasi isi cerita anak melalui kegiatan

bermain peran, melakukan tanya tanya jawab dengan guru mengenai isi

cerita dan mendikusikan mengenai kesimpulan isi cerita dalam kelompok,

menemukan pesan moral yang disampaikan dalam cerita dengan arahan

guru, menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan secara tertulis

dengan bahasa yang runtut dan memperhatikan penggunaan Ejaan Bahasa

Yang Disempurnakan. Setelah selesai pembahasan akan ditarik

kesimpulan hasil pembelajaran mengenai unsur cerita yang telah

dipelajari. Kemudian akan diadakan evaluasi untuk mengukur pemahaman

dan keberhasilan pembelajaran. Setelah evaluasi guru akan memberikan

pemantapan dan tindak lanjut kepada siswa.

4.9 Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan I

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut,

penyempurnaan dan pemantapan pada siklus I, di dalam pelaksanaan

siklus II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

pertemuan I, lembar evaluasi, lembar observasi, lembar cerita, buku

pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa

untuk berdoa, salam kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian

apersepsi yaitu guru bertanya kepada siswa mengenai kesukaan anak

dalam membaca cerpen dan cerpen apa saja yang pernah dibaca anak.

Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju materi pembelajaran yaitu

tentang “Cerita Anak”, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan

pembelajaran.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

83

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan siklus I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang

mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari

cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru

menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah

penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan

diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita yang berjudul “Timun Emas”. Kemudian siswa

mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut.

Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa

memerankan cerita yang berjudul “Timun Emas”. Siswa melakukan tanya

jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa temukan dalam

cerita “Timun Emas”. Siswa secara klasikal dan individual menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk

berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja

kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan ringkasan

dalam cerita “Timun Emas”. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja

kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi

kelompok untuk menemukan jalan cerita “Timun Emas”. Siswa aktif

berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke

depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan

guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu

melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam

kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam

cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru

bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok

diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita “Timun Emas” secara

tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

84

menceritakan kembali isi cerita “Timun Emas” secara tertulis dengan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak

lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang

berupa hasil belajar pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan

II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran,

seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa,

lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi, lembar evaluasi

yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang

telah diajarkan, buku pelajaran, dan ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran

guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian absensi dan

dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa pertanyaan yaitu siapa

yang pernah mendengar cerita anak, cerita apa saja yang pernah didengar.

Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju cerita yang akan diperankan

dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian tujuan

pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

85

mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari

cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru

menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah

penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan

diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita yang berjudul “Istana Bunga”. Kemudian siswa

mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut.

Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa

memerankan cerita yang berjudul “Istana Bunga”. Siswa melakukan tanya

jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa temukan dalam

cerita “Istana Bunga”. Siswa secara klasikal dan individual menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk

berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat lembar kerja

kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan ringkasan

dalam cerita “Istana Bunga”. Kemudian mencatatnya pada lembar kerja

kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh guru berdiskusi

kelompok untuk menemukan jalan cerita “Istana Bunga”. Siswa aktif

berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan kelompok maju ke

depan kelas untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya. Siswa dan

guru bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setelah itu

melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang didiskusikan. Siswa dalam

kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam

cerita yang perlu di contoh dan perlu di tingglakan. Siswa dan guru

bersama-sama membahas mengenai hasil diskusi siswa. Setiap kelompok

diarahkan guru menceritakan kembali isi cerita “Istana Bunga” secara

tertulis pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan dengan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan. Siswa aktif

menceritakan kembali isi cerita “Istana Bunga” secara tertulis dengan

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

86

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pertemuan III

Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai tindak

lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa yang

berupa hasil belajar pada pertemuan I dan II, maka pada pelaksanaan

pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

kerja siswa, lembar kerja kelompok, lembar cerita, lembar observasi,

lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, buku pelajaran, dan ruang/lokasi.

Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam

kemudian absensi dan dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa

pertanyaan yaitu siapa yang pernah membaca cerita, cerita apa saja yang

pernah kalian baca. Pertanyaan itu dimaksudkan untuk menuju cerita yang

akan diperankan dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

dalam proses pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian

tujuan pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama

dengan pertemuan I dan II, yaitu dengan memberikan pertanyaan tentang

mengidentifikasi isi, menjelaskan isi cerita, dan menyimpulkan cerita dari

cerita yang pernah dibaca dan didengar siswa. Kemudian guru

menjelaskan mengenai teknik menyimpulkan isi dalam cerita. Setelah

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

87

penjelasan selesai, siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan

diperankan. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita yang berjudul “Rajawali yang Cerdik”. Kemudian siswa

mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan cerita anak tersebut.

Siswa mengamati dan menghayati jalannya cerita. Setelah itu siswa

memerankan cerita yang berjudul “Rajawali yang Cerdik”. Siswa

melakukan tanya jawab dengan guru tentang isi cerita yang telah siswa

temukan dalam cerita “Rajawali yang Cerdik”. Siswa secara klasikal dan

individual menjawab pertanyaan dari guru. Siswa dibagi menjadi enam

kelompok untuk berdiskusi kelas. Masing-masing kelompok mendapat

lembar kerja kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan kesimpulan dan

ringkasan dalam cerita “Rajawali yang Cerdik”. Kemudian mencatatnya

pada lembar kerja kelompok yang telah dibagikan. Siswa dibimbing oleh

guru berdiskusi kelompok untuk menemukan jalan cerita “Rajawali yang

Cerdik”. Siswa aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Setiap perwakilan

kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil diskusi

kelompoknya. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa. Setelah itu melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang

didiskusikan. Siswa dalam kelompok diskusi dibimbing oleh guru untuk

menemukan sikap dalam cerita yang perlu di contoh dan perlu di

tingglakan. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa. Setiap kelompok diarahkan guru menceritakan kembali isi

cerita “Rajawali yang Cerdik” secara tertulis pada lembar kerja kelompok

yang telah dibagikan dengan memperhatikan penggunaan Ejaan Yang

Disempurnakan. Siswa aktif menceritakan kembali isi cerita “Rajawali

yang Cerdik” secara tertulis dengan memperhatikan penggunaan Ejaan

Yang Disempurnakan.

Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

88

siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama

proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa

mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, siswa mengerjakan tes

evaluasi, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa

penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

4.10 Hasil Tindakan

a. Pertemuan I

Hasil tindakan pada siklus II yang terdiri 3 pertemuan yang

merupakan pemantapan dan tidak lanjut dari siklus I. Berdasarkan lembar

hasil observasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik pada kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru dalam

kegiatan pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus I

yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I pertemuan I, II

dan III. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II pertemuan I

dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara keseluruhan

memperoleh skor 3 dan 4 dengan pernyataan 75% indikator yang

ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan

pembelajaran pada siklus II pertemuan I berdasarkan hasil observasi,

penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita melalui

kegiatan bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang telah

diperankan memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai 75%

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran.

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

89

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh

hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK)

terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

4.7.

Tabel 4.7

Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I

Dari tabel 4.7 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat

pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran

memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan I

yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh skor dengan rata-

rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh skor rata-rata

3,56. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan pada Siklus I.

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

4

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 3

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

4

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 4

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 3

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

3

Jumlah 32

Rata-rata hasil observasi 3,56

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

90

Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa skor yang ditargetkan

minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan hasil skor rata-rata

observasi pada siklus II pertemuan I penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator yang ditentukan

penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Dalam

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam

kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan I telah mencapai batas

minimal pencapaian indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan

pernyataan 75% penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian

berdasarkan lembar hasil obervasi penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguitik telah dilaksanakan dengan baik dalam

pembelajaran sesuai dengan indikator kinerja yang ditentukan.

b. Pertemuan II

Hasil tindakan pada siklus II pertemuan II yang diperoleh

berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan

pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus II pertemuan

I dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan I. Dalam penerapan

pembelajaran pada siklus II petemuan II berdasarkan hasil observasi,

penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada siklus II

pertemuan I. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada siklus II

pertemuan II dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang diterapkan secara

keseluruhan memperoleh skor 4 dengan pernyataan 75% indikator yang

ditentukan dalam metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

91

telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penerapan

pembelajaran pada siklus II pertemuan II berdasarkan hasil observasi,

penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus II pertemuan I terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita

melalui kegiatan bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang

telah diperankan memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai

75% penerapan metode bermain peran berbasis keceradasan linguistik

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh

hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK)

terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

4.8.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

4

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 4

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

4

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 4

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3,67

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 4

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

3

Jumlah 34,67

Rata-rata hasil observasi 3,85

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

92

Dari tabel 4.8 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat

pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran

memperoleh skor 3 dan 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus II pertemuan I. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II

pertemuan II yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 3,85. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan

pada Siklus II pertemuan I. Berdasarkan indikator yang ditentukan bahwa

skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75% indikator

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, berdasarkan

hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan II penerapan metode

bermian peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mencapai indikator

yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan dibandingkan pada

siklus II pertemuan I. Dalam penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II

pertemuan II telah mencapai batas minimal pencapaian indikator yang

ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil

obervasi penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik

telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan

indikator kinerja yang ditentukan.

c. Pertemuan III

Hasil tindakan pada siklus II pertemuan III yang diperoleh

berdasarkan lembar hasil observasi dalam penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik yang diterapkan guru dalam kegiatan

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

93

pembelajaran indikator yang di ukur sama dengan pada siklus II pertemuan

I dan II dan merupakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II pertemuan I dan II. Dalam

penerapan pembelajaran pada siklus II petemuan III berdasarkan hasil

observasi, penerapan pembelajaran pada indikator penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguitik sudah baik dibandingkan pada

siklus II pertemuan I dan II. Pada lembar hasil observasi (terlampir) pada

siklus II pertemuan III dapat dilihat kegiatan pembelajaran yang

diterapkan secara keseluruhan memperoleh skor 4 dengan pernyataan

hampir 100% indikator yang ditentukan dalam metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam penerapan pembelajaran pada siklus II pertemuan III

berdasarkan hasil observasi, penerapan pembelajaran pada indikator

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II

terutama dalam kegiatan mengidentifikasi isi cerita melalui kegiatan

bermain peran dan menceritakan kembali isi cerita yang telah diperankan

memperoleh skor 4 dengan penyataan hampir mencapai 100% penerapan

metode bermain peran berbasis keceradasan linguistik diterapkan dalam

kegiatan pembelajaran.

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan diperoleh

hasil observasi/pengamatan yang dilakukan oleh observer (guru SBK)

terhadap aktivitas guru terhadap penerapan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguitik pada kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel

4.9.

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

94

Tabel 4.9

Hasil Observasi Siklus II Pertemuan III

Dari tabel 4.9 hasil observasi yang dilakukan observer (guru SBK),

dapat dilihat bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat

pada hasil penilaian observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran

memperoleh skor 4 dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus

II pertemuan I dan II. Dari keseluruhan kegiatan pembelajaran siklus II

pertemuan III yang diterapkan berdasarkan hasil observasi memperoleh

skor dengan rata-rata dari keseluruhan kegiatan pembelajaran memperoleh

skor rata-rata 3,89. Rata rata skor mengalami peningkatan dibandingkan

pada Siklus II pertemuan I dan II. Berdasarkan indikator yang ditentukan

bahwa skor yang ditargetkan minimal 3 dengan pernyataan bahwa 75%

indikator penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus II pertemuan III

penerapan metode bermian peran berbasis kecerdasan linguistik sudah

No. Indikator Skor

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

4

2. Memilih partisipan (membaca dan berbicara) 4

3. Menyusun tahap-tahap peran (berbicara dan

mendengarkan)

4

4. Menyiapkan pengamatan (mendengarkan dan menulis) 4

5. Pemeranan (berbicara dan membaca) 3,67

6. Diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis) 3,67

7. Pemeranan ulang (berbicara dan membaca) 4

8. Diskusi dan evalusi tahap dua(berbicara dan menulis) 4

9. Mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendengarkan)

3,67

Jumlah 35,01

Rata-rata hasil observasi 3,89

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

95

mencapai indikator yang ditentukan penulis dan mengalami peningkatan

dibandingkan pada siklus II pertemuan I dan II. Dalam penerapan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus II pertemuan III telah mencapai batas minimal pencapaian

indikator yang ditentukan yaitu skor 3 dengan pernyataan 75% dan hampir

mencapai skor 4 dengan pernyataan 100 % penerapan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik telah diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian berdasarkan lembar hasil obervasi

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik telah

dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran sesuai dengan indikator

kinerja yang ditentukan.

4.11 Hasil belajar peserta didik aspek kognitif

Setelah hasil belajar yang diperoleh pada siklus I kemudian sebagai

penguat dan hasil belajar bisa lebih meningkat lagi maka dilaksanakan

tindakan dalam pembelajaran metode bermain peran berbasis kecerdasan

lingusitik pada siklus II, dalam siklus II seperti yang dilaksanakan dalam

siklus I setelah proses pembelajaran selesai peneliti memberikan evaluasi

secara tertulis kepada siswa pada akhir siklus II pertemuan I, II, danIII

yang terdiri 3 pertemuan. Hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami

peningkatan dibandingkan dengan hasil perolehan nilai sebelum tindakan

dan setelah siklus I, dari hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan

dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dan lebih meningkat lagi

pada siklus II. Hal ini dapat terlihat pada hasil rekap nilai ulangan harian

siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan hasil ulangan harian siswa

setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II (terlampir). Hasil nilai

yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 47 siswa

yang mencapai ketuntasan (KKM=65) terdapat 20 siswa, sedangkan 27

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

96

siswa masih dibawah ketuntasan. Dengan rincian hasil belajar nilai siswa,

dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4.10

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Pra Siklus

Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

<65 27 57,45 Tidak Tuntas

65-69 19 40,42 Tuntas

70-74 1 2,13 Tuntas

75-79 0 0 -

80-84 0 0 -

85-89 0 0 -

90-94 0 0 -

95-100 0 0 -

Jumlah 47 100

Nilai Rata-rata 60,60

Nilai Tertinggi 74

Nilai Terendah 55

Oleh karena itu perlu adanya suatu perbaikan dalam proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I, maka diperoleh nilai

hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh siswa pada siklus I mengalami

peningkatan, dari jumlah 47 siswa terdapat 47 siswa mencapai ketuntasan

(KKM=65) atau dapat dikatakan seluruh jumlah siswa mencapai dan

mendapat nilai diatas ketuntasan (KKM=65). Dengan rincian hasil belajar

nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.11.

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

97

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I

Skor

Frekuensi

Persentase

(%) Keterangan

Pertemuan Rata-rata

Pertemuan

I, II, III I II III

<65 24 0 0 0 0 -

65-69 21 2 0 0 0 -

70-74 2 6 0 12 25,53 Tuntas

75-79 0 17 2 15 31,92 Tuntas

80-84 0 14 5 16 34,04 Tuntas

85-89 0 7 17 4 8,51 Tuntas

90-94 0 1 3 0 0 -

95-100 0 0 20 0 0 -

Jumlah 47 47 47 100

Nilai Rata-rata 78,23

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 71

Setelah dilaksanakan penguat dalam tindakan siklus II maka

diperoleh hasil belajar pada siklus II. Dari hasil evaluasi siklus II diperoleh

hasil nilai siswa dari jumlah 47 siswa secara keseluruhan mendapat dan

mencapai nilai di atas ketuntasan (KKM=65) akan tetapi nilai yang

diperoleh siswa lebih meningkat jika dibandingkan dalam siklus I. Dengan

rincian hasil belajar nilai siswa, dapat dilihat pada tabel 4.12.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

98

Tabel 4.12

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus II

Skor

Frekuensi

Persentase

(%) Keterangan

Pertemuan Rata-rata

Pertemuan

I, II, III I II III

<65 0 0 0 0 0 -

65-69 0 0 0 0 0 -

70-74 0 0 0 0 0 -

75-79 0 0 0 0 0 -

80-84 9 0 0 0 0 -

85-89 9 3 0 6 12,76 Tuntas

90-94 12 17 7 19 40,43 Tuntas

95-100 17 27 40 22 46,81 Tuntas

Jumlah 47 47 47 100

Nilai Rata-rata 94,38

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 86

Dengan demikian metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik siklus II lebih meningkat dibandingkan pada siklus I dan dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif.

4.12 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II yang

terdiri dari 3 pertemuan sebagai pemantapan dari siklus II maka

selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses

pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

99

dilaksanakan pada siklus II pertemuan I, II, dan III dan hasil nilai siswa

pada siklus II pertemuan I, II, dan III. Refleksi ini digunakan sebagai

bahan pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam

proses pembelajaran indikator kinerja siklus I mengalami perbaikan pada

siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi

pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan lembar hasil observasi (terlampir) indikator penerapan

metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik sudah mendapat skor

3 dengan pernyataan 75% dan skor 4 hampir mencapai pernyataan 100%

dari penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keseluruhan kegiatan

pembelajaran siklus II pertemuan I mendapat skor rata-rata 3,56, siklus II

pertemuan II mendapat skor rata-rata 3,85, dan siklus II pertemuan III

mendapat skor rata-rata 3,89 berdasarkan indikator kinerja yang ditentukan

penulis dalam penelitian ini yaitu minimal skor 3 dengan pernyataan 75%

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik telah

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan siklus I.

Setelah selesai pembelajaran pada pada siklus II maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar dengan

nilai 65 maka diperoleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 47

siswa dalam belajarnya sebanyak 47 siswa tuntas dengan mendapat nilai

diatas 65 dan rata-rata dari jumlah keseluruhan 94,38. Dengan demikian

penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik yang

dilakukan pada siklus II berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu ketercapaian

KKM pada hasil belajar siswa penulis menetapkan patokan 75% dari

jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya meningkat dengan mencapai

Page 49: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

100

nilai ≥65 berdasarkan hasil evaluasi siswa dan 75% dari jumlah

keseluruhan siswa mencapai ketuntasan belajar siswa dengan memperoleh

nilai ≥65 sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa,

indikator kinerja yang ditentukan telah tercapai melebihi indikator yang

telah ditentukan yaitu 75% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai

≥65 dengan maksimal 100 dan minimal 86. Dengan demikian berdasarkan

hasil evaluasi tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja

dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Berdasarkan pengamatan dari observer maka secara keseluruhan

hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II adalah

sebagai berikut:

a. Hambatan

Penulis masih kesulitan dalam mengarahkan pembelajaran dalam setiap

kegiatan.

b. Penyelesaian

Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal

dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa.

4.13 Hasil Analisis Data

SIKLUS I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Metode

Bermain Peran Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Linguistik yang terdiri

dari 3 pertemuan pada siklus I dan diperoleh hasil belajar nilai rata-rata

pada akhir siklus I pada pertemuan ke I, II dan III seperti pada tabel 4.13.

Page 50: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

101

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I

Skor

Frekuensi

Persentase

(%) Keterangan

Pertemuan Rata-rata

Pertemuan

I, II, III I II III

<65 24 0 0 0 0 -

65-69 21 2 0 0 0 -

70-74 2 6 0 12 25,53 Tuntas

75-79 0 17 2 15 31,92 Tuntas

80-84 0 14 5 16 34,04 Tuntas

85-89 0 7 17 4 8,51 Tuntas

90-94 0 1 3 0 0 -

95-100 0 0 20 0 0 -

Jumlah 47 47 47 100

Nilai Rata-rata 78,23

Nilai Tertinggi 88

Nilai Terendah 71

Dari tabel 4.13. dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode

bermain peran pembelajaran berbasis kecerdasan linguistik adanya

peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra

siklus, ada skor nilai <65 dan nilai antara 65-69 frekuensinya ada 0 dengan

persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, skor nilai antara 70 s/d 74

frekuensinya ada 12 dengan persentase 25,53% dari jumlah keseluruhan

siswa mengalami ketuntasan, skor nilai antara 75 s/d 79 frekuensinya ada

15 dengan persentase 31,92% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami

ketuntasan, skor nilai antara 80 s/d 84 frekuensinya ada 16 dengan

Page 51: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

102

persentase 34,04% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan,

skor nilai antara 85 s/d 89 frekuensinya ada 4 dengan persentase 8,51%

dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan, dan skor nilai

antara 90 s/d 44 dan antara 95 s/d 100 frekuensinya ada 0 dengan

persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa mengalami ketuntasan. Jadi

dengan ketuntasan belajar dengan nilai KKM 65 maka jumlah siswa yang

tuntas dalam belajarnya sebanyak 47 siswa dengan persentase 100%. Dari

keterangan pada tabel 4.13 dapat dilihat dalam gambar 4.2.

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus I

Berdasarkan pada gambar diagram 4.2, metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik pada siklus I ada peningkatan dengan KKM

65 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 47 siswa dengan persentase

100%, namun untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai

Page 52: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

103

belajar siswa di atas KKM diperlukan siklus II sebagai penguat bahwa

dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

SIKLUS II

Analisis penelitian setelah pembelajaran melalui Metode Bermain

Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik diperoleh hasil belajar pada siklus

II yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan dan diperoleh hasil belajar nilai

rata-rata pada akhir siklus II pada pertemuan ke I, II dan III seperti pada

tabel 4.14.

Tabel 4.14

Distribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus II

Skor

Frekuensi

Persentase

(%) Keterangan

Pertemuan Rata-rata

Pertemuan

I, II, III I II III

<65 0 0 0 0 0 -

65-69 0 0 0 0 0 -

70-74 0 0 0 0 0 -

75-79 0 0 0 0 0 -

80-84 9 0 0 0 0 -

85-89 9 3 0 6 12,76 Tuntas

90-94 12 17 7 19 40,43 Tuntas

95-100 17 27 40 22 46,81 Tuntas

Jumlah 47 47 47 100

Nilai Rata-rata 94,38

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 86

Page 53: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

104

Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa pada siklus II ini dengan

menggunakan Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik

hasil belajar siswa lebih meningkat dibandingkan dengan hasil perolehan

nilai pada siklus I. Pada skor nilai <65, antara 65 s/d 69, antara 70 s/d 74,

antara 75 s/d 79, dan antara 80 s/d 84 frekuensinya ada 0 dengan

persentase 0% dari jumlah keseluruhan siswa, pada skor nilai antara 85 s/d

89 frekuensinya ada 6 dengan persentase 12,76% dari jumlah keseluruhan

siswa mengalami ketuntasan, pada skor nilai antara 90 s/d 94 frekuensinya

ada 19 dengan persentase 40,43% dari jumlah keseluruhan siswa

mengalami ketuntasan dan pada skor nilai antara 95 s/d 100 frekuensinya

ada 22 dengan persentase 46,81% dari jumlah keseluruhan siswa

mengalami ketuntasan. Dengan nilai rata-rata kelas 94,38, sedangkan nilai

100 adalah tertinggi yang berhasil didapat siswa, sedangkan nilai

terendahnya adalah 86. Dari keterangan pada tabel 4.14 dapat dilihat

dalam gambar diagram lingkaran 4.3.

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Hasil Perolehan Nilai

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V SDN 2 Panggang Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012

Siklus II

Page 54: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

105

Pembelajaran dengan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik pada siklus II pembelajaran sudah tuntas karena seluruh siswa

atau 100% dari jumlah siswa mendapatkan nilai ≥65. Berarti indikator

kinerja pada penelitian pada siklus II telah berhasil tercapai.

4.14 Rekapitulasi Nilai Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II

Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan, siklus I dan

siklus II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15

Distribusi Frekuensi Nilai

Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

No Nilai

Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

Jml

Siswa

Persen

(%)

Jml

Siswa

Persen

(%)

Jml

Siswa

Persen

(%)

1. Tuntas 20 42,55 47 100 47 100

2. Tidak

Tuntas

27 57,45 0 0 0 0

Jumlah 47 100 47 100 47 100

Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:

Klasifikasi A nilai ≥65 artinya tuntas

Klasifikasi B nilai ˂65 artinya tidak tuntas

Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.15 dapat

dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia terbukti untuk klasifikasi Tuntas, sebelum diadakan

tindakan yang tuntas hanya 20 orang. Sedangkan setelah siklus I dan siklus II

jumlah siswa yang tuntas ada 47 siswa. Ini membuktikan bahwa metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan hasil

Page 55: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

106

belajar siswa. Pada klasifikasi Tidak Tuntas, sebelum diadakan tindakan

terdapat 27 siswa yang belum tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

setelah siklus I dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan

belajar, dalam arti tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hal ini dapat dilihat pada

gambar 4.4.

Gambar 4.4

Diagram Batang Pengelompokkan Nilai

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Pada Tabel 4.15 dan diagram batang 4.4 menunjukkan metode

bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dapat meningkatkan jumlah

siswa yang tuntas dalam belajar.

4.15 Pembahasan

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD

Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara ditemukan bahwa

tingkat hasil belajar siswa masih rendah, hal ini disebabkan pemahaman

Page 56: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

107

siswa tentang materi “Cerita Pendek Anak” belum menekankan pada aspek

keterampilan berbahasa sehingga materi sulit dipahami oleh siswa. Proses

pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, siswa

lebih cenderung mendengarkan ceramah guru sehingga siswa terkesan bosan

pada proses pembelajaran. Siswa masih bekerja secara individual, tidak

tampak kreatif siswa dan tidak dibiasakan mengembangkan keterampilan

berbahasanya dalam proses pembelajaran. Siswa terlihat jenuh karena

pembelajaran selalu monoton sehingga nilai rata-rata pelajaran Bahasa

Indonesia rendah, khususnya pada materi “Cerita Pendek Anak”. Nilai rata-

rata yang didapatkan siswa sebelum tindakan adalah 60,60. Siswa yang

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=65) hanya 20 siswa atau

42,55% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

sebanyak 27 siswa atau 57,45%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan

oleh siswa sebelum tindakan adalah 74 sedangkan nilai terendahnya adalah

55. Adanya perbandingan yang signifikan antara jumlah siswa yang tuntas

dan tidak tuntas karena siswa yang sudah mencapai ketuntasan sudah dapat

menangkap materi yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah

saja, karena ke-20 siswa ini memang mempunyai daya tangkap yang lebih

dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan

mendengarkan saja selain itu keterampilan berbahasa ke-20 siswa juga lebih

baik, sedangkan 27 siswa yang lain belum bisa menangkap materi yang

disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka

rendah jika hanya mendengarkan saja, sehingga diperlukan tindakan sesuai

yaitu bagaimana menekankan aspek keterampilan berbahasa siswa dikelas

agar lebih berkembang dengan usia anak sekolah dasar yang masih dalam

tahapan operasional konkrit (7- 11 tahun). Siswa akan lebih paham bila siswa

dapat melihat sesuatu yang konkrit atau nyata dan dapat terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran.

Page 57: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

108

Menurut Gardner dalam Campbell, ddk (2002: 14) kecerdasan

linguistik sangat berakar dalam perasaan mengenai kompetensi dan

kepercayaan diri. Makin banyak anak-anak berlatih kecerdasan ini ditempat

yang kondusif, makin mudah mereka mengembangkan keterampilan-

keterampilan linguistik, yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hayat.

Guru dapat memberikan metode-metode yang kuat sehingga keterampilan

linguistik anak dapat berkembang. Berdasarkan teori yang dikemukakan

Gardner dapat disimpulkan bahwa bagaimana mengembangkan aspek

keterampilan siswa melalui suatu metode pembelajaran yang menekankan

aspek keterampilan berbahasa siswa dalam proses pembelajaran supaya lebih

berkembang sehingga dapat pemahaman siswa mengenai materi pelajaran

lebih mudah diserap dan hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Untuk

mengatasi rendahnya hasil belajar siswa maka diperlukan pembelajaran yang

lebih menekankan pada aspek keterampilan berbahasa salah satunya dengan

menggunakan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguitik, yaitu

suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak

dan mengekspresikan perasaan dengan memperagakannya, baik secara lisan

maupun tertulis.

Teori dari Garndner tersebut selaras dengan metode pembelajaran

yang diterapkan penulis. Karena saat penulis menggunakan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik, keterampilan berbahasa dan hasil

belajar siswa akan meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari

hasil perolehan nilai rata-rata siklus I dan II.

1. Siklus I

Siklus I dengan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65)

sebanyak 47 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah

Page 58: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/5/T1_292008016_BAB IV.pdf52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Gambaran

109

78,23 sedangkan nilai tertinggi adalah 88 dan nilai terendahnya adalah

71.

2. Siklus II

Siklus II dengan penerapan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65)

sebanyak 47 siswa atau 100% dan tidak ada siswa yang mendapatkan

nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Nilai rata-ratanya adalah

94,38 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendahnya adalah

86.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Rahardjo (2002) dengan judul “Hubungan Antara

Kecerdasan Majemuk Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMU

Khatolik Yos Sudarso, Batu, Malang”. Peneltian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara kecerdasan majemuk dengan

prestasi belajar siswa. Salah satu hasil dari penelitian ada hubungan antara

kecerdasan bahasa dengan prestasi belajar bahasa Indonesia. Oleh karena

itu, berdasarkan penelitian yang diteliti maka dengan adanya hubungan yang

signifikan antara kecerdasan majemuk dengan prestasi belajar siswa dapat

dijadikan sebagai alat untuk mengetahui prestasi belajar siswa ataupun

sebaliknya

Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan

siklus II didapatkan bahwa metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik dengan lebih menekankan pada aspek keterampilan berbahasa

siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan berbahasa siswa

lebih berkembang dan materi “Cerita Pendek Anak” lebih mudah dipahami

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas V SD Negeri 2

Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012.