Upload
hadat
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru
maka diperoleh gambaran rill tentang Inovasi Kepala sekolah Dalam
Pengembangan Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1
Kota Gorontalo yang akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Program Kewirausahaan
Di antara usaha kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolahnya adalah dengan mengembangkan program-program kewirausahaan
sekolah. Di antara program-program kewirausahaan yang diterapkan di
sekolahnya adalah bisnis center dan memberikan modal usaha kepada siswa. Hal
ini sesuai dengan pernyataan bapak kepala sekolah yakni:
“Di sekolah bukan hanya kepala sekolah yang menerapkan program
kewirausahaan tapi semua elemen warga yang ada di sekolah. Program kepala
sekolah meliputi: mengembangkan program bisnis center yang merupakan
tempat praktek siswa dan wajib jual bagi setiap warga sekolah,
mempromosikan sekolah sebagai layanan publik dalam melayani masyarakat,
menciptakan usaha-usaha kecil di sekolah memberikan sosialisasi kepada
seluruh warga sekolah, orang tua dan pemerintah ikut terlibat dalam hal ini
dinas pendidikan Kota Gorontalo memberikan petunjuk regulasi untuk
pelaksanaan kegiatan kewirausahaan,dan implementasinya saya melihat
langsung pelaksanaan kegiatan tersebut. Setiap kegiatan usaha di atur
tanggung jawabnya dan memberikan modal kepada siswa”. (1.1/W/RU/KS.
30-04- 2012).
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan
yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan
kewirausahaan mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah menghimbau kepada Siswa maupun guru untuk
mengembangkan program kewirausahaan. Program kewirausahaan meliputi
Siswa di beri kesempatan untuk praktek di bisnis center untuk pengembangan
program kewirausahaan, penjualan barang retail dari door to door. Pada
intinya Siswa tidak hanya di berikan materi atau teori tentang kewirausahaan
tetapi siswa praktek langsung kewirausahaan dan guru harus memiliki
ketrampilan kewirausahaan dalam mendidik siswa”. (1.1/W/RB/WKSBK. 01-
05-2012)
Hal ini diperkuat oleh pernyataan wakil kepala sekolah di bidang
pengembangan yakni: “Program kewirausahaan meliputi Kepala sekolah
menyediakan bisnis center, melaksanakan praktek pemasaran kepada semua siswa
setiap mata pelajaran kewirausahaan, melaksanakan program door to door”.
(1.1/W/RD/WKSBP.28-05-2012)
Demikian juga dinyatakan oleh Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan yakni:
“Melaksanakan praktek kewirausahaan di bisnis center pada semua siswa
sekolah, setiap jurusan diberi tanggung jawab kepada ketua program harus
membuat suatu produk dan Memberikan izin kepada guru untuk memproduksi
suatu produk menjadi suatu usaha, misalnya pembuatan keripik jagung dan
produk tersebut di praktekkan kepada siswa”. (1.1/W/AS/GMPK. 05-05-
2012)
Pernyataan dari Guru mata Pelajaran kewirausahaan yang mengelolah bisnis
center bahwa: “Program kepala sekolah meliputi menyediakan gedung bisnis
center sebagai tempat untuk melayani segala kebutuhan siswa dalam
melaksanakan praktek kewirausahaan”. (1.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Pernyataan dari siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa :
“Program kewirausahaan telah dilaksanakan pada saat siswa masuk sekolah
SMK Negeri 1 Kota Gorontalo dengan membuat kelompok wirausaha
diberikan modal, kemudian modal tersebut dikelolah agar mendapat untung
dan di modal tersebut dikembalikan lagi pada sekolah. Melaksanakan praktek
pembuatan produk keripik jagung “.
(1.1/W/NH/SJP. 05-05- 2012)
Pada saat di lapangan peneliti juga melihat secara langsung bahwa program
kewirausahaan dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah baik guru maupun siswa
ikut berpartisipasi dalam program kewirausahaan. Namun masih ada siswa yang
takut ataupun malu dalam melaksanakan praktek menjual (1.1/O/30-04-2012).
Dari pemaparan data di atas dapat dipahami bahwa program yang
dikembangkan oleh kepala sekolah dalam menciptakan inovasi kewirausahaan
sekolah adalah mengembangkan program bisnis center yang merupakan tempat
praktek siswa dan wajib jual bagi setiap warga sekolah, mempromosikan sekolah
sebagai layanan public dalam melayani masyarakat, menciptakan usaha-usaha
kecil di sekolah, penjualan produk siswa door to door. Disamping itu sekolah pun
memberikan modal usaha kepada siswa untuk memproduksi suatu produk, karena
salah satu cara untuk mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan pada
bawahan untuk berkreasi dalam pengembangan kewirausahaan.
b. Pelaksanaan Program Kewirausahaan
Inovasi diharapkan tidak hanya menjadi rencana belaka, tatapi dapat
diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Untuk mewujudkan inovasi ini kepala
sekolah sebagai pimpinan disekolahnya diharapkan mampu mempercepat
terwujudnya inovasi tersebut. Di antara program khusus yang ditempuh oleh
kepala sekolah utnuk mempercepat inovasi dari segi pembelajaran adalah dengan
mendatangkan pakar kewirausahaan dari luar negeri untuk memberikan
bimbingan kepada pihak sekolah bagaimana menjadi wirausahawan yang
tangguh. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah pada wawancara
bersama beliau yakni:
“Mendatangkan pakar kewirausahaan dari universitas luar negeri,
mendatangkan praktisi dari luar, melaksanakan sosialisasi secara terus
menerus,memberikan kebebasan siswa-siswa keleluasaan untuk berkreasi
membaca peluang dengan prinsip bisnis sehat dan jiwa kewirausahaan siswa
akan muncul pada saat diberikan tantangan”.
(1.2/ W/RU/KS. 30-04- 2012)
Demikian juga wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan yang sebelumnya
pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan kewirausahaan
mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah mengikut sertakan bagi guru dan siswa mengikuti diklat
berupa workshop tentang kewirausahaan, mendapat bantuan adape invest
tentang non fisik mengenai kewirausahaan. Maka di adakan pelatihan bagi
guru maupun siswa dalam pengembangan kewirausahaan kemudian diberikan
modal agar hasil yang di dapatkan dari diklat dapat dikembangkan”.
(1.2/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)
Penjelasan Wakil kepala sekolah di bidang pengembangan mengatakan
bahwa: “Seluruh siswa di ikut sertakan dalam praktek kewirausahaan karena
semua siswa menerima materi kewirausahaan”. (1.2/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)
Pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan mengatakan bahwa:
Dari segi guru maupun siswa di berikan pelatihan dan khusus mata pelajaran
kewirausahaan. Siswa melaksanakan praktek langsung membuat suatu
produk. Dan praktek menjual barang dengan minimal harga barang yang
dibeli di bisnis center ditentukan oleh guru kewirausahaan.
(1.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)
Pernyataan tersebut diperkuat juga oleh Guru mata Pelajaran kewirausahaan
yang mengelolah bisnis center yakni:
“Mengikuti workshop untuk guru maupun siswa dalam peningkatan
pemahaman kewirausahaan, ketepatan siswa dalam menjual dan di upayakan
harus terjual barang tersebut sesuai dengan waktu yang di tentukan”.
(1.2/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Pernyataan siswa jurusan pemasaran bahwa:
“Melaksanakan praktek dalam pembuatan produk misalnya membuat keripik
jagung. Dan melaksanakan praktek menjual. Ilmu menjual antara lain
bagaimana cara membuka usaha dan mengelolah modal yang ada, mengetahui
cara melayani pelayanan prima. (1.2/W/NH/SJP. 05-05- 2012)
Program kewirausahaan di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo mengadakan
pelatihan maupun workshop untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi guru
maupun siswa hal ini terlihat dalam kegiatan pembukaan workshop industry dan
jobfair yang di lakukan pada tanggal 17-19 Mei 2012. Diikuti oleh sekitar 85
orang yang terdiri dari perwakilan kompetensi keahlian SMK Negeri 1 Kota
Gorontalo dan sekolah aliansi juga dihadiri oleh perwakilan dunia usaha dan
dunia industri sebagai pemakai lulusan diharapkan dari acara ini terbangun kerja
sama yang baik antara pencari kerja, penyalur tenaga kerja dan pengguna tenaga
kerja dalam rangka pembentukan kompetensi yang dibutuhkan sebagai
penyempurnaan atas proses belajar yang dilalui selama berada dilingkungan
pendidikan formal atau non formal. di lihat pada lampiran 10, (1.2/O/19-05-
2012).
Dari pemaparan data di atas dapat dipahami bahwa, untuk mempercepat
terwujudnya ide inovatif, kepala sekolah melaksanakan memberikan pelatihan
kewirausahaan dengan mendatangkan pakar dari luar negeri. Hal ini diharapkan
dapat meningkatkan pemahaman warga sekolah mengenai kewirausahaan secara
teori, dan dilanjutkan dengan memberi keleluasaan kepada warga sekolah untuk
mempraktekkan teori yang di dapat dari pelatihan-pelatihan tersebut dalam bentuk
pemberian modal usaha kepada warga sekolah dan diharapkan dari pemberian
modal usaha secara financial dan keleluasaan tersebut warga sekolah dapat
menciptakan produk dan bernilai komersil
Gambar 4.1: Program inovasi kewirausahaan di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
Pelaksanaan
program
kewirausahaan
Bisnis center
Menciptakan usaha-
usaha kecil di
sekolah
Melaksanakan
penjualan door to
door
Program
kewirausahaan
2. Strategi Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.
a. Metode atau teknik dalam mengembangkan kewirausahaan
Usaha mengembangkan kewirausahaan sekolah yang dilakukan oleh kepala
sekolah adalah dengan menerapkan metode dan teknik yang efektif dan efisien.
Diantaranya adalah dengan menggunakan metode regulasi menyesuaikan dengan
aturan-aturan yang berlaku, berkonsultasi dengan dinas pendidikan Kota
Gorontalo. Di samping itu juga kepala sekolah bertindak sebagai motivator dalam
pengmbangan kewirausahaan disekolahnya, karena kewirausahaan sekolah akan
berhasil apabila kepala sekolah mampu merangkul dan melibatkan Guru dan
siswa dalam segala kegiatan usaha sekolah, untuk memotivasi bawahan dalam
berwirausaha kepala sekolah harus mengguanakan berbagai cara misalnya
memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada guru
dan siswa yang terlibat dalam kewirausahaan sekolah. Demikian hal itu dijelaskan
dalam wawancara bersama kepala SMK Negeri 1 Kota Gorontalo diruang
kerjanya, yakni:
“Beliau menuturkan bahwa Tidak secara langsung melakukan perubahan.
Metodenya menggunakan pendekatan regulasi, merupakan pendekatan yang
berkonsultasi dengan pemerintah melalui dinas pendidikan kota. Strategi
Kepala sekolah harus sebagai pelaku dan motivator dalam pengembangan
kewirausahaan sekolah. Di antara usaha yang dilakukan adalah dengan
memberi arahan dan memberikan modal materi bagi para guru dan siswa yang
terlibat dalam kewirausahaan sekolah”. (2.1/W/RU/KS. 30-04- 2012)
Kalimat senada juga di tuturkan oleh bapak wakil kepala sekolah di bidang
kesiswaan yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah
lingkungan dan kewirausahaan mengatakan bahwa:
“Metode yang diterapkan kepala sekolah adalah dengan memberi motivasi
dan melibatkan semua warga sekolah. Karena ketika semua pihak sekolah
termotivasi dan ikut bersama-sama dalam pengembangan kewirausahaan,
program tersebut akan berjalan dengan baik karena disamping dapat
menguntungkan secara financial juga merupakan salah satu penunjang proses
belajar mengajar.” (2.1/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)
Dengan demikian pandangan informan di atas menunjukan adanya upaya
kepala sekolah dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah. Hal tersebut
nampak dalam usaha kepala sekolah dalam memotivasi dan melibatkan warga
sekolah dalam kewirausahaan disekolah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang
dijelaskan oleh ibu wakil kepala sekolah di bidang pengembangan bahwa:
“Metode yang diterapkan oleh kepala sekolah adalah dengan menerapkan
metode langsung, guru maupun siswa langsung menyentuh kewirausahaan.
Pemberian tugas praktek kepada siswa tidak hanya dilaksanakan pada jam
praktek tetapi bisa juga di laksanakan di luar jam pembelajaran, pada sore hari
maupun hari-hari libur”. (2.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)
Kalimat senada juga di sampaikan oleh Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan
yakni:
“Beliau menuturkan bahawa kegiatan kewirausahaan sekolah harus
menjemput bola bukan menunggu bola. Maksudnya produk dan konsumen
sudah ada di sekolah, hanya bagaimana cara siswa dalam menjalankan
kegiatan tersebut”. (2.1/W/AS/GMPK. 05-05-2012)
Pernyataan juga di sampaikan oleh guru mata pelajaran kewirausahaan yang
mengelolah bisnis center yakni: “Siswa melakukan praktek menjual barang dan
di kontrol tiap bulan berapa keuntungan yang diperoleh”.
(2.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Penjelasan siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa: “Bagi siswa maupun
guru di ikut sertakan dalam pelatihan. Siswa di latih bagaimana menjadi
wirausaha yang jujur, baik dan dapat membuka peluang usaha”. (2.1/W/NH/SJP.
05-05-2012)
Pemaparan data di atas menunjukan usaha kepala sekolah dalam menerapkan
inovasi untuk mengembangkan program kewirausahaan disekolahnya dengan
memotivasi semua pihak sekolah untuk terlibat langsung dalam kewirausahaan
sekolah. Di sisi lain, melibatkan siswa dalam kewirausahaan sekolah dapat
mengembangkan kekreatifan siswa yang harus mereka miliki setelah mereka lulus
nanti. Sesuai pengamatan peneliti program kewirausahaan siswa langsung
melaksanakan praktek menjual dan membuat produk keripik jagung dan guru
turut serta dalam pembuatan produk tersebut untuk mengawasi siswa. (2.1/O/05-
05-2012)
Strategi pengembangan
kewirausahaan
Memberi motivasi pada
guru maupun siswa
Mengikuti pelatihan
maupun workshop
Praktek langsung
Implementasi
pengembangan
kewirausahaan
Pemberian modal baik
materi maupun
pengetahuan
Gambar 4.2 : Strategi pengembangan kewirausahaan SMK Negeri 1 Gorontalo
3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Kerja sama
Di antara jalan menuju wirausaha sukses adalah dengan bekerja sama, bekerja
sama dengan semua pihak secara tidak langsung akan memudahkan kita dalam
memperkenalkan produk-produk dan membangun kepercayaan pada semua pihak.
Kepala sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk
memperluas jaringan usaha sekolah. Di antara langkah yang ditempuh kepala
sekolah adalah dengan mendatangkan supplier dari luar untuk memasarkan
produknya di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yakni:
“Kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo melayani penjualan produk
dan jasa. Jadi berkerja sama dengan para supplier, dunia usaha dan industri.
Mempuyai jaringan dengan sekolah - sekolah lain yang sudah maju untuk
bermitra dalam mengembangkan kewirausahaan. SMK Negeri 1 Kota
Gorontalo berusaha untuk menjadikan sesuatu yang pertama disekolah”.
(3.1/W/RU/KS. 30-04-2012)
Pernyataan tersebut diperkuat oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan
yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan
kewirausahaan mengatakan yakni: “Diantara kerja sama yang dilakukan sekolah
adalah Banyak Melakukan mitra dengan perusahaan yang ada di Gorontalo,
meliputi UD Liana, PT Awet Sarana Sukses dan toko-toko yang menjual barang
retail”. (3.1/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)
Demikian juga dijelaskan oleh wakil kepala sekolah di bidang pengembangan
bahwa :
“Bentuk kerja sama sekolah dengan dunia luar adalah Kerja sama dengan
dunia usaha dan pemerintah karena program kewirausahaan di bisnis center
merupakan bantuan pemerintah untuk mengembangkan kewirausahaan pada
siswa”. (3.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)
Pernyataan juga di perkuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan
mengatakan bahwa: “Bisnis center menjual segala kebutuhan bahan pokok maka
barang-barang tersebut di ambil dari penyalur barang langsung
(Agen/Distributor)”. (3.1/W/AS/GMPK.05-05-2012)
Pernyataan tersebut di tambahkan juga oleh Guru mata pelajaran
Kewirausahaan yang mengelolah bisnis center yakni : “Di antara bentuk
kerjasama dengan dunia luar adalah Kerja sama dengan perindustrian dalam
membuat suatu produk”. (3.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Penjelasan Siswa jurusan pemasaran bahwa: “Kerja sama dalam
pengembangan kewirausahaan terutama dengan kepala jurusan, menghubungi
guru-guru produktif sesuai jurusan, wali kelas kemudian siswa”. (3.1/W/NH/SJP.
05 -05-2012)
Sesuai pengamatan peneliti, pihak sekolah melaksanakan kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan luar maupun agen distributor barang untuk melengkapi
barang-barang yang ada di bisnis center. Selain kegiatan menjual di bisnis center
siswa juga di ajarkan bagaimana cara mempengaruhi hati pelanggan,
berkomunikasi yang baik dengan pelanggan serta mengetahui cara mengatur
barang dan mempaking barang sehingga menarik hati pembeli untuk membeli
barang di bisnis center.(3.1/O/ 05-05-2012)
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kepala sekolah
melakukan kerjasama dengan dunia luar dalam bentuk mendatangkan supplier
dari luar dan bersama-sama membuat suatu produk. Karena dalam dunia bisnis
sekarang ini pada umumnya cara untuk memasuki suatu usaha adalah dengan
bekerja sama.
b. Hasil Program Kewirausahaan
Kualitas proses program kewirausahaan yang dikembangkan oleh sekolah
pada lahirnya dapat dilihat dari produktivitas atau hasil yang diperoleh. Hasil
yang diperoleh oleh sekolah dari program kewirausahaan meliputi penjualan di
bisnis center, pembuatan produk keripik jagung dan usaha-usaha kecil lainnya
sudah bisa mendanai masing-masing unit usaha. Hal ini sesuai dengan pemaparan
bapak kepala sekolah yakni:
“Produktivitas sudah meningkat, karena produktifitas adalah hasil dari suatu
produk. Produktivitas ini dengan pengembangkan kewirausahaan minimal
bisa membiayai biaya unit-unit tertentu misalnya membayar lampu. Hasilnya
sudah mendekati apa yang diharapkan,di bandingkan dengan keadaan sekolah
yang sebelumnya”. (3.2/W/RU/KS. 30-04-2012)
Demikian juga dinyatakan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan
yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan
kewirausahaan mengatakan yakni:
“Program pengembangan kewirausahaan dapat melatih siswa agar hidup
mandiri dalam membuka peluang kerja. Hasilnya juga dapat ketika ada
keuntungan bisa di kembangkan kembali sebagai proses pembelajaran. Bagi
guru hasil tersebut bisa dinikmati dan mempermudah kebutuhan guru”.
(3.2/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)
Pernyataan dari wakil kepala sekolah di bidang pengmbangan mengatakan
bahwa:
“Belum maksimal hasil yang di peroleh, karena kendalanya masih guru-guru
yang mengelolah. Sedangkan guru-guru masih mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam mengajar. Kurangnya kesadaran siswa dalam
melaksanakan praktek kewirausahaan”. (3.2/W/RD/WKSBP. 28-05-2012).
Penjelasan di atas diperkuat lagi oleh Guru mata pelajaran kewirausahaan
yang mengelolah bisnis center juga menjelaskan bahwa: “Kewirausahaan sekolah
dapat melatih siswa dalam membuat suatu produk. Hasilnya pembuatan produk
keripik jagung. Program sekolah belum maksimal Karena sekolah masih menuju
kemandirian”. (3.2/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Demikian pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan menjelaskan
bahwa: “Banyak hasil yang di peroleh dari program kewirausahaan. Dari
kegiatan tersebut, Siswa disiapkan 2 minggu praktek. Dalam pembuatan produk
keripik jagung di lakukan setiap hari”. (3.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kewirausahaan sekolah sudah
dapat membiayai unitnya sendiri dan keuntungan secara financial dapat menutupi
kebutuhan guru-guru disekolah. Disamping keuntungan secara financial,
kewirausahaan sekolah juga dapat melatih jiwa kewirausahaan siswa dan tentunya
akan sangat bermanfaat ketika mereka lulus nanti dapat membuka peluang dunia
usaha.
Produktivitas program kewirausahaan yang ada di SMK Negeri 1. Siswa di
ajarkan untuk membuat suatu produk misalnya pembuatan keripik jagung dari
proses pengolahan bahan adonan sampai keripik jagung di bungkus dalam plastik
yang berlabel keripik jagung No 1 di SMK Negeri 1 dan telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan akan produk tersebut. Siswa menjual produk tersebut
dengan harga Rp 1000 setiap bungkusnya di lingkungan sekolah sehingga produk
tersebut cepat habis . sehingga dengan penjualan produk unggulan ini dapat
membantu pihak sekolah minimal membantu mengurangi biaya operasional
sekolah. (3.2/O/05-05-2012).
Produktivitas
pengembangan
kewirausahaan
Kerja sama
Hasil program
kewirausahaan
Membuat produk
keripik jagung dan
membuka usaha-usaha
kecil
Perusahaan luar,
supplier,
agen/distributor barang
Gambar 4. 3: Produktivitas pengembangan kewirausahaan di SMK Negeri 1
4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Kendala-kendala dalam inovasi program kewirausahaan
Setiap perubahan kearah perbaikan yang dilakukan oleh organisasi apapun
termasuk organisasi sekolah pasti akan menemui kendala-kendala, dan kendala-
kendala ini seharusnya dapat diprediksikan oleh kepala sekolah sebelum
menerapkan inovasi disekolah agar dapat kendala-kendala tersebut tidak menjadi
penghambat dalam pengembangan inovasi disekolah.
Kendala-kendala yang ditemui di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo adalah
kurangnya dukungan dari para orang tua siswa terhadap pengembangan
kewirausahaan disekolah yang di akibatkan oleh kurangnya sosialisasi pada orang
Melatih siswa untuk
hidup mandiri dalam
membuka usaha dan
membantu mengurangi
biaya opersional sekolah
tua mengenai kewirausahaan sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan kepala
sekolah yakni:
“Kendala yang ditemukan dalam inovasi kewirausahaan sekolah adalah
Kurangnya dukungan orang tua terhadap pengembangan kewirausahaan. Hal
ini Disebabkan sosialisasi awal bahwa siswa SMK di arahkan membaca
peluang kerja, belum tercapai. Tantangan bagi seorang wirausaha adalah
membangun peluang untuk memperoleh bagaimana kiranya menciptakan
tantangan atau hambatan menjadi suatu peluang”. (4.1/W/RU/KS. 30-04-
2012)
Kendala lain juga dijelaskan oleh bapak wakil kepala sekolah di bidang
kesiswaan yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah
lingkungan dan kewirausahaan mengatakan bahwa:
“Kendala dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah adalah siswa
cenderung kurang mampu atau malu dalam mengembangkan praktek
kewirausahaan, karena siswa belum terbentuk jiwa kewirausahaan. Sementara
guru terbentur dengan tugas-tugas tambahan lainnya, Karena yang bertugas
mengelolah bisnis center adalah guru-guru kewirausahaan”.
(4.1/W/RB/WKSBK. 01-05-2012)
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang
pengembangan bahwa:
“Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan kewirausahaan sekolah
adalah orang tua beranggapan tidak penting akan praktek kewirausahaan,
orang tua maupun siswa tidak mengetahui bahwa siswa SMK sasarannya siap
pakai disamping mereka mempunyai ketrampilan mereka juga harus
mengetahui bagaimana menjual ketrampilan yang mereka miliki, siswa masih
kurang aktif dalam praktek kewirausahaan. Bagi guru terkendala pada
pembagian waktu mmengajar”. (4.1/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)
Hal senada juga disampaikan oleh Guru mata pelajaran kewirausahaan bahwa:
“Yang menjadi kendala dalam pengembangan kewirausahaan sekolah adalah
Kurangnya bakat siswa, siswa tidak mempunyai kreatifitas, inovasi, dan
malas. Padahal pihak sekolah sudah memberikan keterampilan di sekolah,
tetapi tidak di praktekan lagi di rumah ”. (4.1/W/AS/GMPK. 05-05-2012)
Kendala lain juga di jelaskan oleh Guru mata pelajaran Kewirausahaan yang
mengelolah bisnis center yakni:
“Yang menjadi kendala dalam pengembangan kewirausahaan sekolah adalah
Segi guru, masih ada guru tidak mempunyai jiwa kewirausahaan dan minat
berwirausaha”. Jika guru mempunyai sifat seperi itu apalagi siswa”.
(4.1/W/SU/GMPKMBC. 05-05-2012)
Siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa : “Kendalanya siswa masih takut
atau malu dalam mempromosikan suatu produk”. (4.1/W/NH/SJP. 05-05- 2012).
Kendala dalam mengelolah kewirausahaan siswa masih takut, malu, dan tidak
mempunyai jiwa kewirausahaan dalam melakukan praktek menjual maupun
mempromosikan suatu barang. Sebagian siswa hanya membeli barang di bisnis
center, tidak melaksanakan praktek menjual di sekolah dan barang tersebut hanya
di jual kembali di rumah kepada orang tua siswa( 4.1/O/12-05-2012)
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa yang menjadi kendala dalam
pengembangan kewirausahaan sekolah adalah kurangnya dukungan dari komite
sekolah dalam mngembangkan kewirausahaan sekolah, disamping itu yang
menjadi kendala adalah kurangnya kreatifitas dan kemauan siswa dalam
berwirausaha, kurangnya dukungan orang tua terhadap program kewirausahan,
Kendala berikutnya adalah dari guru sendiri yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan dan pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajarannya
masing-masing.
b. Solusi-solusi dalam inovasi program kewirausahaan
Selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala merupakan bagian
dari dimensi kewirausahaan sebagaimana tertuang dalam PERMENDIKNAS
Nomor 13 tahun 2007. Solusi terbaik dalam menghadapi kendala sangat penting
bagi kelangsungan program kewirausahaan. Kepala sekolah sebagai pengambil
kebijakan disekolah diharapkan dapat memberikan solusi-solusi terbaik dalam
menghadapi kendala inovasi pengembangan kewirausahaan. Kepala sekolah
sebagai pemimpin disekolah selalu memberi solusi pada setiap kendala yang
dihadapi yakni: “Diantara solusi yang di berikannya adalah dengan Memberikan
sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui rapat
komite maupun rapat penyerahan raport”. (4.2/W/RU/KS. 30-04-2012)
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan
yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan
kewirausahaan mengatakan yakni:
“Memberikan pemahaman yang lebih luas pada siswa, tentang pentingnya
kewirausahaan. Sehingga siswa tetap berusaha mengembangkan program
kewirausahaan seperti menjual dan mempromosikan barang. Melaksanakan
praktek dengan efektif dan efisien”. (4.2/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)
Hal ini sesuai dengan pernyataan wakil kepala sekolah di bidang
pengembangan sebagai berikut:
“Solusi yang ditempuh oleh kepala sekolah adalah dengan memberikan
sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui
rapat komite maupun rapat penyerahan raport. Memberikan insentif pada
guru-guru yang mengelolah bisnis center”. (4.2/W/RD/WKSBP. 28-05- 2012)
Pernyataan dari guru mata pelajaran kewirausahaan menjelaskan bahwa:
“Solusinya dengan melaksanakan praktek langsung kepada siswa dapat
mengembangkan jiwa kewirausahaan. (4.2/W/AS/GMPK. 05-05-2012)
Pernyataan juga di perkuat oleh Guru mata pelajaran Kewirausahaan yang
mengelolah bisnis center juga menjelaskan bahwa :
“Solusi yang diberikan kepala sekolah adalah dengan memberikan pelatihan-
pelatihan kewirausahaan kepada para guru, jika guru sudah mengetahui akan
pentingnya kewirausahaan, maka guru tersebut dapat mengajarkan dan
memberi contoh pada siswa tentng kewirausahaan ”. (4.2/W/SU/GMPKPBC.
05 Mei 2012)
Mencermati hasil wawancara di atas, jelas menunjukan bahwa kepala sekolah
selalu memberi solusi pada setiap kendala yang dihadapi dalam inovasi
pengembangan kewirausahaan seekolah. Di antara solusi yang ditempuh kepala
sekolah adalah dengan memberikan sosialisasi kepada orang tua tentang
pengembangan kewirausahaan melalui rapat komite maupun rapat penyerahan
raport. Memberikan insentif pada guru-guru yang mengelolah bisnis center,
Memberikan pemahaman yang lebih luas pada siswa, tentang pentingnya
kewirausahaan, juga memberikan pelatihan-pelatihan kewirausahaan kepada para
guru maupun siswa agar tertanam jiwa kewirausahaan.
Berpikir kreatif dan inovatif harus dilakukan kepala sekolah sebagai pimpinan
disekolahnya, sekolah harus mampu menerapkan ide-ide kreatif dan inovatif
untuk dapat meningkatkan kemandirian sekolah. Hal ini sesuai dengna pernyataan
bapak kepala sekolah yakni:
“Inovasi Pengembangan program kewirausahaan sangat berperan dalam
peningkatan kemandirian sekolah. Dengan alasan jika unit produksi, bisnis
center di sekolah berjalan dengan baik suatu saat sekolah akan mandiri dan
tidak akan bergantung pada pemerintah terutama pada biaya operasional
sekolah”. (4.3/W/RU/KS.30 April 2012)
Hal senada juga disampaikan oleh wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan
yang sebelumnya pernah menjabat menjadi wakil kepala sekolah lingkungan dan
kewirausahaan mengatakan yakni: “Bila program kewirausahaan dikelolah
dengan baik, akan menambah penghasilan bagi sekolah dan menghasilkan siswa
yang berkualitas dan mandiri dalam menciptakan dunia usaha”.
(4.3/W/RB/WKSBK. 01-05- 2012)
Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh wakil kepala sekolah di bidang
pengembangan yakni:
“Inovasi program kewirausahaan sangat berperan dalam meningkatkan
kemandirian sekolah, dengan alasan Pengembangan kewirausaahaan melatih
siswa mandiri menciptakan produk, menjalankan dunia usaha dapat
membantu program sekolah berjalan dengan efektif dan efisien”.
(4.3/W/RD/WKSBP. 28-05-2012)
Demikian juga dinyatakan oleh Guru mata Pelajaran kewirausahaan yakni:
“Inovasi pengembangan kewirausahaan sangat berperan pada peningkatan
kemandirian sekolah. Dengan alasan sekolah telah menciptakan dunia usaha
kecil bagi siswa. Sekolah telah mengajarkan, praktek, pelatihan
pengembangan kewirausahaan. Hanya bagaimana siswa menerapkan ilmu
tersebut di luar sekolah”. (4.3/W/AS/GMPK. O5-05- 2012)
Pernyataan juga di perkuat oleh guru mata pelajaran kewirausahaan yang
mengelolah bisnis center mengatakan bahwa: “Dalam program kewirausahaan
kemandirian siswa yang lebih utama. Jika siswa mandiri dan menjalankan
program kewirausahaan dengan efektif maka sekolah juga akan mandiri”.
(4.3/W/SU/GMPKMBC.05-05-2012)
Siswa jurusan pemasaran mengatakan bahwa: “Dengan inovasi
kewirausahaan, siswa lebih mengetahui cara bagaimana mengelolah modal yang
ada untuk membuka peluang usaha. Siswa dapat belajar hidup mandiri tanpa
membebankan orang tua”. (4.3/W/NH/SJP. 05-05-2012)
Mencermati data di atas, jelas menunjukan bahwa inovasi sangat berperan
dalam meningkatkan kemandirian sekolah karena jika semua unit produksi
berjalan dengan baik maka secara ototmatis akan mendatangkan pendapatan
secara vinancial bagi sekolah. Dengan demikian sekolah akan mampu mandiri
dan mampu menjalankan operasional sekolahnya tanpa bergantung pada anggaran
yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini terlihat dengan keadaan sekolah dengan
menjalankan program kewirausahaan sudah menuju kemandirian baik siswa
maupun guru. Bagi siswa dapat melatih diri untuk membuka peluang usaha, bagi
guru dapat membantu kebutuhan hidup dan sekolah dapat mengurangi minimal
biaya operasional sekolah. ( 4.3/O/12-05-2012)
.
Kendala-kendala
dalam pengembangan
kewirausahaan
Gambar 4.4: kendala-kendala dalam mengembangkan kewirausahaan di SMK
Negeri 1 Kota Gorontalo
B. Temuan Penelitian
Dari hasil analisis data (data yang diperoleh melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi), maka dapat diperoleh temuan-temuan dalam penelitian ini,
a. Kendala-kendala
Kurangnya dukungan
orang tua
Siswa masih takut, malu
dalam melakukan
praktek menjual
Guru maupun siswa
tidak memililki jiwa
kewirausahaan
Pembagian waktu guru
yang sibuk dengan mata
pelajaran masing-masing
b. solusi-solusi atas
kendala-kendala
yang di hadapi:
Memberikan sosialisasai
akan pentingnya
kewirausahaan pada
orang tua, siswa, maupun
guru
Memberikan insentif jam
pada guru
Mengikuti pelatihan
Menciptakan sekolah
yang mandiri dengan
program pengembangan
kewirausahaan
yang kemudian dijabarkan dan diklasifikasikan sesuai dengan fokus penelitian.
Adapun temuan-temuan penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Program Kewirausahaan
1. SMK Negeri 1 Kota gorontalo sudah menerapkan program kewirausahaan
pada guru, siswa maupun staf tata usaha.
2. Program kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo meliputi menciptakan
usaha-usaha kecil di setiap jurusan, penjualan barang retail door to door
maupun di lingkungan sekolah
3. Terdapat gedung bisnis center sebagai tempat praktek siswa dalam
pengembangan kewirausahaan. Yang dananya berasal dari pemerintah
kemudian di kelolah oleh sekolah. Gedung bisnis center di dirikan pada tahun
2008 dan pengelolahnya adalah guru-guru mata pelajaran kewirausahaan
b. Pelaksanaan Program Kewirausahaan
1. Melaksanakan sosialisasi secara terus menerus
2. Mendatangkan pakar kewirausahaan dari universitas luar negeri dan
mendatangkan praktisi dari luar
3. Mengikut sertakan guru maupun siswa dalam workshop maupun pelatihan
kewirausahaan
2. Strategi inovasi Kepala Sekolah dalam pengembangan kewirausahaan di
SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.
a. Metode atau teknik dalam mengembangkan kewirausahaan
1. Pemberian modal kepada siswa baik materi maupun pengetahuan tentang
bagaimana cara untuk membuka suatu usaha, serta memberikan motivasi
kepada guru maupun siswa untuk mengembangkan program kewirausahaan
2. Kepala sekolah Memberikan Motivasi kepada guru maupun siswa tentang
kewirausahaan
3. Mengikuti pelatihan maupun workshop kepada guru maupun siswa sehingga
dapat mengetahui bagaimana cara untuk mengembangkan program
kewirausahaan
4. SMK Negeri 1 Gorontalo melakukan workshop antara sekolah dan pihak
Industri agar pembelajaran di sekolah relevan dengan tuntutan dunia kerja
yang akan dihadapi siswa kelak pada kegiatan Prakerin maupun dunia kerja
nanti. Diharapkan dari acara ini terbangun kerja sama yang baik antara
pencari kerja, penyalur tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja dalam rangka
pembentukan kompetensi yang dibutuhkan sebagai penyempurnaan atas
proses belajar yang dilalui selama berada di lingkungan pendidikan formal
atau non formal. Pada acara ini, masing - masing kompetensi keahlian dari
SMK Negeri 1 Kota Gorontalo dan sekolah aliansi memamerkan produknya.
5. Siswa selain di ajarkan guru tentang teori kewirausahaan, siswa juga
melaksanakan praktek langsung dalam pembuatan produk maupun menjual
barang
6. Guru maupun siswa di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo di berikan kebebasan
untuk menjual barang maupun makanan agar dapat mengembangkan jiwa
kewirausahaan.
7. Meskipun Kepala Sekolah telah memberi kebebasan pada siswa maupun guru
untuk menjual namun masih ada guru maupun siswa tidak melaksanakan
kegiatan kewirausahaan.
3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Kerja Sama
1. Dalam melaksanakan program kewirausahaan SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
menjalankan kerja sama baik pemerintah, maupun dengan dunia usaha antara
lain UD Liana, PT Awet Sarana Sukses, dan toko-toko yang menjual barang
retail
b. Hasil program kewirausahaan
1. Pembuatan keripik jagung yang di olah oleh siswa dan merupakan produk
unggulan dari SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
2. Setiap jurusan yang ada di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo harus menciptakan
suatu produk. Dengan alasan setelah lulus nanti siswa bisa menerapkan ilmu
yang mereka miliki dalam membuka suatu usaha kecil
3. Dengan adanya usaha kecil maupun pembuatan produk yang di laksanakan
oleh sekolah dapat membantu mengurangi maupun meminimalisir biaya
operasional sekolah.
4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
a. Kendala-kendala dalam inovasi program kewirausahaan
1. Kurangnya dukungan dari orang tua terhadap program kewirausahaan. Karena
orang tua beranggapan bahwa kewirausahaan tidak penting dalam suatu
pembelajaran
2. Siswa masih takut, malu, dalam melaksanakan praktek menjual maupun
mempromosikan suatu barang
3. Guru maupun siswa tidak memiliki jiwa kewirausahaan, masih ada guru yang
melarang siswa untuk praktek menjual
4. Pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajaran masing-masing
sehingga guru sulit untuk mengembangkan program kewirausahaan
b. Solusi – solusi dalam inovasi program kewirausahaan
1. Sekolah melaksanakan sosialisasi kepada orang tua, siswa, maupun guru
tentang pengembangan kewirausahaan
2. Guru mengajarkan siswa untuk melakukan praktek menjual dengan modal dan
waktu yang di tetapkan oleh guru. Sehingga bagi siswa yang dapat
melaksanakan dengan baik praktek tersebut siswa akan di berikan nilai yang
baik juga pada mata pelajaran kewirausahaan
3. Memberikan insentif jam pada guru agar dapat mengembangkan
kewirausahaan
4. Mengikuti pelatihan maupun workshop pada guru maupun siswa agar dapat
mengembangkan kewirausahaan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang
telah dilakukan dari semua sumber informan tentang Inovasi Kepala sekolah
Dalam Pengembangan Kewirausahaan, temuan yang dikemukakan pada bagian
ini berdasarkan pada paparan data yang diperoleh dilapangan dan dirumuskan
berdasarkan interpretasi data.
Penyajian temuan tersebut bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian
sebagaimana telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar fokus
penelitian dan paparan data yang telah disajikan sebelumnya, akhirnya ditemukan
temuan-temuan sebagai berikut :
1. Program Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan
di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
Untuk meningkatkan kemandiriannya, sekolah harus mampu mengembangkan
program-program kewirausahaan. Adapun program kewirausahaan yang
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Gororntalo adalah mengembangkan
program bisnis center yang merupakan tempat praktek siswa dan wajib jual bagi
setiap warga sekolah, mempromosikan sekolah sebagai layanan public dalam
melayani masyarakat, menciptakan usaha-usaha kecil di sekolah, penjualan
produk siswa door to door. Disamping itu sekolah pun memberikan modal usaha
kepada siswa untuk memproduksi suatu produk, karena salah satu cara untuk
mendorong kreativitas adalah memberi kewenangan pada bawahan untuk
berkreasi.
Inovasi diharapkan tidak hanya menjadi rencana belaka, tatapi dapat
diwujudkan dalam tindakan yang nyata. Untuk mewujudkan inovasi ini kepala
sekolah sebagai pimpinan disekolahnya diharapkan mampu mempercepat
terwujudnya inovasi tersebut. Di antara program khusus yang ditempuh oleh
kepala sekolah utnuk mempercepat inovasi dari segi pembelajaran adalah dengan
mendatangkan pekar kewirausahaan dari luar negeri untuk memberikan
bimbingan kepada pihak sekolah bagaiman menjadi wirausahawan yang tangguh.
Secara bahasa wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti berani
atau berjiwa kepahlawanan, sedangkan usaha berarti cara-cara yang dilakukan.
Jadi wirausaha artinya berusaha keras menunjukkan sifat-sifat keberanian,
kautamaan dan keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada
kemampuan sendiri. Perlu diingat bahwa wirausaha berbeda dengan wiraswasta.
Jika wirausaha memiliki visi pengenbangan usaha, kreativitas dan daya inovasi,
maka wiraswasta tidak memilikinya.
kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terus menerus
yang dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan
sekolahnya lebih bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca
dengan cermat peluang-peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya
sesuatu yang baru atau inovatif, menggali sumber daya secara realistik dan dapat
dimanfaatkan, mengendalikan resiko, mewujudkan kesejahteraan (benefits) dan
mendatangkan keuntungan finansial (profits)
Raymond (1995) dikutip Lupiodai dan Wacik (1998) berpendapat bahwa
enterpreneuship atau kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang
baru atau inovasi guna memperoleh kesejahteraan atau kekayaan individu dan
mendapat nilai tambah bagi masyarakat. Tujuan dari kewirausahaan itu, dilakukan
melalui pengungkapan gagasan baru, penggalian sumber daya, dan merealisasikan
gagasan itu menjadi suatu kenyataan yang menguntungkan
Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan ini digambarkan
oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah berikut ini
Trigering Event (Pemicu)
Gambar 4.5: Model proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan
a. Proses Inovasi
Faktor personal yang mendorong inovasi adalah: keinginan berprestasi,
adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan
faktor pengalaman. Adanya inovasi yang berasal dari diri seseorang akan
mendorong dia mencari pemicu ke arah memulai usaha.
Sedangkan faktor-faktor environtmen mendorong inovasi adalah peluang,
pengalaman dan kreativitas.
b. Proses Pemicu
Faktor personal yang mendorong Triggering Event artinya memicu atau
memaksa seseorang untuk terjun ke dunia bisnis adalah: (1) Adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang, (2) Adanya pemutusan
hubungan kerja (PHK Dorongan karena faktor usia), (3) Keberanian
menanggung resiko, (4) Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis. Dalam
dunia usaha seorang wirausaha banyak mengalami resiko maupun tantangan
Implementation (Pelaksanaan)
Growth (Pertumbuhan)
dalam membuka usaha namun bagaimana seorang wirausaha menciptakan suatu
tantangan menjadi peluang.
Faktor environment yang mendorong menjadi pemicu bisnis adalah: (1)
Adanya persaingan dalam dunia kehidupan, (2) Adanya sumber-sumber yang bisa
dimanfaatkan, misalnya memiliki modal, tabungan, warisan dsb, (3) Mengikuti
latihan-latihan atau incobator bisnis, (4) Kebijaksanaan pemerintah berupa
kemudahan-kemudahan lokasi ataupun fasilitas kredit. Dalam dunia wirausaha
sekolah faktor environment juga sangat mempengaruhi hal ini dapat dilihat
dengan kepala sekolah membuka suatu program kepala sekolah harus
bersosialisasi dengan pemerintah, pihak sekolah baik guru, siswa, dan orang tua
maupun stakeholder. Kemudian kepala sekolah memberi modal untuk
melaksanakan program tersebut baik modal materi maupun modal bagaimana
siswa dapat melaksanakan program tersebut dengan persaingan yang sehat.
Faktor sosiological yang menjadi pemicu serta pelaksanaan bisnis adalah : (1)
Adanya hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain, (2) Adanya tim yang dapat
diajak kerjasama, (3) Adanya dorongan dari orang tua, (4) Adanya pengalaman-
pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya, (5) Adanya bantuan family dalam
berbagai kemudahan. Proses program kewirausahaan sekolah dapat berjalan
dengan baik apabila ada dorongan dari orang tua maupun bantuan dari pihak luar
seperti supplier, agen/distribusi barang dan perusahaan-perusahaan luar
c. Proses Pelaksanaan
Faktor personal yang mendorong pelaksanaan adalah: (1) Adanya seorang
wirausaha yang sudah siap mental secara total, (2) Adanya manajer pelaksana
sebagai tangan kanan, (3) Adanya komitmen tinggi terhadap bisnis, (4) Adanya
visi dan pandangan ke depan. Program pelaksanaan kewirausahaan, kepala
sekolah harus memberi contoh kepada seluruh warga sekolah tentang
kewirausahaan, kepala sekolah harus turun langsung dalam melaksanakan dan
mengawasi program tersebut
d. Proses Pertumbuhan
Faktor organisasi yang mendorong antara lain: (1) Adanya tim yang kompak,
(2) Adanya strategi yang mantap, (3) Adanya produk yang dibanggakan. Agar
program kewirausahaan berlangsung dengan baik maka ada strategi dan tim yang
baik yang mendukung program tersebut kemudian adanya produk yang dihasilkan
oleh pihak sekolah seperti pembuatan keripik jagung, hanya di SMK Negeri 1
Kota Gorontalo yang menghasilkan produk tersebut.
2. Strategi Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan Kewirausahaan
Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.
Usaha mengembangkan kewirausahaan sekolah yang dilakukan oleh kepala
sekolah adalah dengan menerapkan metode dan teknik yang efektif dan efisien.
Di antaranya adalah dengan menggunakan metode regulasi menyesuaikan dengan
aturan-aturan yang berlaku, berkonsultasi dengan dinas pendidikan Kota
Gorontalo. Di samping itu juga kepala sekolah bertindak sebagai motivator dalam
pengmbangan kewirausahaan disekolahnya, karena kewirausahaan sekolah akan
berhasil apabila kepala sekolah mampu merangkul dan melibatkan Guru dan
siswa dalam segala kegiatan usaha sekolah, untuk memotivasi bawahan dalam
berwirausaha kepala sekolah harus menggunakan berbagai cara misalnya
memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada guru
dan siswa yang terlibat dalam kewirausahaan sekolah
Strategi kewirausahaan merupakan langkah-langkah pokok yang perlu
ditempuh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya sebagai organisasi yang
bersifat kewirausahaan (entrepreneurial organization). Menurut Lupiyoadi dan
Wacik (1998) seperti yang dikuti oleh Johar Pernama dan Darma Kesuma (2009)
mengemukakan strategi kewirausahaan mencakup:
a. Pengembangan visi/misi
Visi/misi merupakan gambaran cita-cita atau kehendak sekolah yang ingin
diwujudkan dimasa yang akan datang (dalam kurun waktu tertentu). Visi sekolah
harus dirumuskan dengan jelas, singkat dan mengandung dukungan nyata untuk
mewujudkan perubahan atau inovasi yang bersifat inetrepreneurial tersebut. Visi
yang telah dirumuskan, selanjutnya disosialisasikan atau disebarluaskan kepada
semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan pendidikan di sekolah.
b. Dorongan inovasi
Strategi ini berarti menumbuh/suburkan dan mengembangkan gagasan-
gagasan orisinal dan inivatif. Karena itu, setiap kepala sekolah dalam
mewirausahakan sekolahnya dituntut memiliki agenda inovasi. Agenda inovasi
ini menjadi alat spesifik dan utama dalam strategi mewirausahakan suatu sekolah.
Agenda inovasi yang dimiliki sewajarnya merujuk pada kerangkat mutu (kriteria
mutu) yang merefleksikan kebutuhan dan harapan-harapan tentang pendidikan di
sekolah dari semua pihak yang berkepentingan (pemilik, pendiri, pemakai, aparat
atau pemerintah, keluarga, dan masyarakat sekitar atau masyarakat dalam
lingkungan yang lebih jauh lagi)
c. Penstrukturan iklim kewirausahaan (Intrapreneurial)
Penstrukturan iklim Intrapreneurial merupakan langkah strategis dalam proses
pembentukan suasana yang kondusif atas terselenggaranya agenda inovasi.
Langkah ini menekankan pada proses internal organisasi, yaitu usaha-usaha yang
dilakukan pihak sekolah dalam memantapkan sistem manajemennya.
Untuk
pembentukan penstrukturan iklim kewirausahaan maka pengelolaan sekolah harus
berorientasi pada produk, proses dan teknologi. Ketiganya harus
diinstitusionalisasikan untuk kemakmuran jangka panjang.
Menyangkut pengembangan produk, proses organisasional atau pengelolaan
sekolah itu haruslah berorientasi pada perolehan hasil (kinerja) yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan (customer) sebagai pihak yang terlayani. Dalam
pengembangan proses, berarti pengelolaan sekolah itu sendiri harus berlangsung
dalam penciptaan suasana-suasana yang menggairahkan, dinamis dan
menyenangkan. Dalam pengembangan teknologi, berarti proses pengelolaan
sekolah itu menawarkan usaha-usaha yang lebih praktis, efektif, dan efisien
dengan penggunaan sarana dan peralatan (teknologi) yang canggih.
3. Produktivitas Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo
Di antara jalan menuju wirausaha sukses adalah dengan bekerja sama, bekerja
sama dengan semua pihak secara tidak langsung akan memudahkan kita dalam
memperkenalkan produk-produk dan membangun kepercayaan pada semua pihak.
Kepala sekolah diharapkan dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk
memperluas jaringan usaha sekolah. Di antara langkah yang ditempuh kepala
sekolah adalah dengan mendatangkan supplier dari luar untuk memasarkan
produknya di sekolah. dan bersama-sama mebuat suatu produk. Karena dalam
dunia bisnis sekarang ini pada umumnya cara untuk memasuki suatu usaha adalah
dengan bekerja sama.
Hasil Penelitian menunjukkan kualitas proses program kewirausahaan yang
dikembangkan oleh sekolah pada lahirnya dapat dilihat dari produktifitas atau
hasil yang diperoleh. Di antara hasil yang diperoleh oleh sekolah dari program
kewirausahaan adalah kewirausahaan sekolah sudah dapat membiayai unitnya
sendiri dan keuntungan secara financial dapat menutupi kebutuhan guru-guru
disekolah. Disamping keuntungan secara financial, kewirausahaan sekolah juga
dapat melatih jiwa kewirausahaan siswa dan tentunya akan sangat bermanfaat
ketika mereka lulus nanti.
Kata produktivitas merupakan suatu kata yang sering dibicarakan disetiap
permasalahan baik dibidang perindustriaan, perbankkan, pendidikan, hiburan
ataupun pertanian. Pertama kali secara formal kata “ produktivitas “ ditemukan
artikel milik Quesnay pada tahun 1766. Lalu pada tahun 1883, Littre
mendefinisikan produktivitas sebagai kemampuan untuk berproduksi. pada tahun
1950, Organization For European Cooperation (OEEC) mengusulkan definisi
formal untuk produktivitas, yaitu: hasil bagi yang diperoleh dengan membagi
keluaran dengan salah satu dari faktor-faktor produksi.
Productivity Improvement Handbook (George J.Washnis, john wiley & Sons,
1981). Suatu pendapat menyatakan produktivitas mencakup dua konsep dasar,
yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektifitas). Efisiensi mengambarkan
tingkat sumber-sumber manusia, dana dan alam yang digunakan untuk hasil
tertentu dan efektivitas mengabarkan akibat dan kualitas dari hasil yang
digunakan.
Menurut "Small Business Development Center", bahwa untuk mencapai
keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung pada:
(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual,
(2) Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukan, (3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan
tujuan perusahaan, (4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan
dalam mencari peluang-peluang, (5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk
beradaptasi dengan perubahan.
4. Kendala-Kendala Inovasi Kepala Sekolah Dalam Pengembangan
Kewirausahaan Di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo.
Setiap perubahan kearah perbaikan yang dilakukan oleh organisasi apapun
termasuk organisasi sekolah pasti akan menemui kendala-kendala, dan kendala-
kendala ini seharusnya dapat diprediksikan oleh kepala sekolah sebelum
menerapkan inovasi disekolah agar dapat kendala-kendala tersebut tidak menjadi
penghambat dalam pengembangan inovasi disekolah.
Kendala-kendala yang ditemui di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo adalah
kurangnya dukungan dari para orang tua siswa terhadap pengembangan
kewirausahaan disekolah yang di akibatkan oleh kurangnya sosialisasi pada orang
tua mengenai kewirausahaan disamping itu yang menjadi kendala adalah
kurangnya kreatifitas dan kemauan siswa dalam berwirausaha. Kendala
berikutnya adalah dari guru sendiri yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan dan
pembagian waktu guru yang sibuk dengan mata pelajaranya masing-masing.
Selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala merupakan bagian
dari dimensi kewirausahaan sebagaimana tertuang dalam PERMENDIKNAS
Nomor 13 Tahun 2007. Solusi terbaik dalam menghadapi kendala sangat penting
bagi kelangsungan program kewirausahaan. Kepala sekolah sebagai pengambil
kebijakan disekolah diharapkan dapat memberikan solusi-solusi terbaik dalam
menghadapi kendala inovasi pengembangan kewirausahaan. Kepala sekolah
sebagai pemimpin disekolah selalu memberi solusi pada setiap kendala yang
dihadapi. Di antara solusi yang di berikannya adalah dengan Memberikan
sosialisasi kepada orang tua tentang pengembangan kewirausahaan melalui rapat
komite maupun rapat penyerahan raport. Memberikan insentif pada guru-guru
yang mengelolah bisnis center, Memberikan pemahaman yang lebih luas pada
siswa, tentang pentingnya kewirausahaan, juga memberikan pelatihan-pelatihan
kewirausahaan kepada para guru maupun siswa agar tertanam jiwa kewirausahaan
Berpikir kreatif dan inovatif harus dilakukan kepala sekolah sebagai pimpinan
disekolahnya, sekolah harus mampu menerapkan ide-ide kreatif dan inovatif
untuk dapat meningkatkan kemandirian sekolah. Di SMK Negeri 1 Kota
Gorontalo inovasi sangat berperan dalam meningkatkan kemandirian sekolah
karena jika semua unit produksi berjalan dengan baik maka secara ototmatis akan
mendatangkan pendapatan secara vinancial bagi sekolah. Dengan demikian
sekolah akan mampu mandiri dan mampu menjalankan operasional sekolahnya
tanpa bergantung pada anggaran yang disediakan oleh pemerintah.
Pada saat ini usaha kecil di Indonesia didominasi olah kegiatan yang bergerak
pada sektor pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan (53,5%), sementara
usaha menengah banyak bergerak di sektor perdagangan, hotel dan restoran
(53,7%) dan usaha besar diindustri pengolahan (35,4%). Hal tersebut
menunjukkan bahwa dunia kewirausahaan diIndonesia memang tertinggal
dibandingkan negara lain yang sudah memasuki abad informasi dan pengetahuan.
Namun, memulai sebuah usaha atau bisnis tidaklah mudah. Tak jarang,
seorang anak muda yang mencoba merintis sebuah usaha, akan dianggap seorang
pengangguran yang tak mempunyai pekerjaan yang jelas. Anggapan-anggapan
serupa ini, menjadi kendala dan mematahkan semangat seseorang untuk
berwirausaha. Tidak hanya kendala tersebut yang menyebabkan wirausaha di
indonesia menjadi sulit berkembang. Namun masih terdapat terdapat kendala - kendala
lain yaitu iklim birokrasi suatu negara, perundang-undangan, lingkungan, dan lain
sebagainya.
Berikut adalah kendala-kendala tersebut antara lain: (1) Paradigma
masyarakat terhadap wirausahawan yang buruk Wirausaha belum dihargai
sebagai layaknya suatu profesi yang penting dan membanggakan. (2) Lingkungan
yang tidak mendukung untuk menjadi wirausahawan. Masih banyak orang tua
yang bangga melihat anaknya menjadi pegawai perusahaan atau negeri ketimbang menjadi
seorang enterpreneur. Resiko menjadi seorang wirausahawan dinilai terlalu tinggi.
(3) Kurangnya pendidikan mengenai wirausaha di dunia nyata. Maka dari itu, tak
heran bila kita temui banyak orang Indonesia yang berkarir atau bekerja yang tak
sesuai dengan disiplin ilmu yang ia tuntut. (4) Sistem birokrasi Indonesia yang Sulitnya
mendapat izin untuk mendirikan sebuah perusahaan. (5) Kurangnya mental para
wirausahawan untuk bersaing dalam bisnis, moral, karakter, fisik, secara sehat
Untuk mengatasi kendala tersebut, yang dapat dilakukan adalah dengan
membuka usaha itu sendiri. Setelah melakukan wirausaha tersebut, selanjutnya
adalah menanamkan sifat dan sikap yang dibutuhkan dalam suksesnya usaha
tersebut. Berikut ini adalah upaya yang dapat dilakukan apabila menghadapi
masalah/kendala-kendala tersebut: (1) Mengatasi rasa takut akan adanya
kegagalan. Segala tantangan dan hambatan dalam menjalankan usaha dapat
diselesaikan jika kita fokus dalam menjalankan usaha. Kesuksesan usaha kita
tergantung dari niat, tekad dan usaha kita sendiri. (2) Mengatasi masalah krisis
skill maupun percaya diri untuk meningkatkan rasa percaya diri kita untuk membuka
usaha sesuai skill. (3) Mengatasi masalah jaringan untuk pemasaran. Mulailah
dari orang-orang yang sering berinteraksi dengan kita. Tawarkan kelebihan dan
prospek usaha kita, agar mereka bersedia menjalin kerjasama dengan bisnis kita.
Disamping itu kita juga bisa membuka jaringan pemasaran dengan berbagai
perusahaan besar untuk membantu memasarkan usaha kita.
Dengan program kewirausahaan yang di jalankan oleh sekolah dapat
menjadikan semua warga sekolah menjadi mandiri dan dapat membantu sekolah
minimal mengurangi biaya operasional sekolah.
Gambar 4.6: Program Kewirausahaan secara holistik
Program
Kewirausahaan
Bisnis Center
Menciptakan
usaha-usaha kecil
Penjualan door to
door
Pelaksanaan
Program
Kewirausahaan
Strategi Pengembangan
Kewirausahaan Motivasi guru maupun
siswa
Pelatihan maupun
workshop
Hasil program
Kewirausahaan
(Pembuatan produk
keripik jagung)
Praktek langsung
Kerja sama
(Perusahaan luar,
supplier, dll)
Produktivitas
pengembangan
Kewirausahaan
Melatih siswa
hidup mandiri
dalam membuka
usaha kecil dan
mengurangi
biaya
operasional
sekolah
sehingga
menjadikan
sekolah mandiri
dengan program
kewirausahaan
Implementasi
Pengembangan
Kewirausahaan
Inov
asi
Kep
ala
Sek
ola
h D
alam
Pen
gem
ban
gan
Kew
irau
sah
aan
Di
SM
K N
eger
i 1 K
ota
Go
ron
talo